bab v perencanaan struktur

Upload: ozzy

Post on 09-Oct-2015

206 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Tugas akhir tentang struktur sebagai refferensi

TRANSCRIPT

  • 49

    BAB V

    PERENCANAAN STRUKTUR

    Bab ini adalah bab yang berisi inti dari perhitungan desain ulang struktur

    pada tugas akhir. Penjelasan mengenai pembebanan pada struktur, perhitungan

    gaya gempa static ekivalen, perencanaan atap, steeldeck, balok anak, balok induk,

    kolom komposit, sambungan, tangga, dan pondasi.

    5.1 Pembebanan Pada Struktur

    Bangunan ini didesain ulang menggunakan profil baja dan pelat komposit

    sehingga untuk beban pelat dibagi menjadi dua yaitu beban pelat steeldeck dan

    beban pelat beton. Untuk pembebanan lain sama seperti pembebanan biasa.

    Tampak 3D gedung menggunakan software ETABS v9.6 dapat dilihat pada

    Gambar 5.1

    Gambar 5.1 Tampak 3D bangunan pada software ETABS v9.6

  • 50

    1. Beban Mati

    1) Pelat steeldeck : = 0,0806 KN/m2

    2) Pelat beton : 0,12 m x 24 KN/m3 = 2,88 KN/m2

    3) Spesi & keramik : 0,05 m x 22 KN/m3 = 1,10 KN/m2

    4) Penggantung : = 0,07 KN/m2

    5) Plafond : = 0,11 KN/m2

    6) Mechanical : = 0,40 KN/m2

    qD = 4,6406 KN/m2

    2. Beban Hidup

    Beban ruang kuliah ( qL ) = 250 Kg/m2

    = 2,5 KN/m2

    Beban ruang perpustakaan ( qL ) = 400 Kg/m2

    = 4 KN/m2

    3. Beban Ultimit ( qu )

    qU ruang kuliah = 1.2 qD + 1.6 qL

    = 1.2 x 4,6406 + 1.6 x 2,50

    = 9,5687 KN/m2

    qU perpustakaan = 1.2 qD + 1.6 qL

    = 1.2 x 4,6406 + 1.6 x 4,0

    = 11,9687 KN/m2

    Karena analisis strukturnya menggunakan bantuan software computer ETABS v9.6

    secara 3 dimensi, maka berat sendiri steeldeck dan pelat beton sudah dihitung oleh

    program sehingga beban mati yang diinputkan dikurangi beban tersebut.

    Sedangkan pada beban hidup, inputnya masih sama tidak dikurangi.

  • 51

    5.2 Perhitungan Gaya Gempa Statik Ekivalen

    Bangunan ini direncanakan menggunakan gaya gempa statik ekivalen.

    Pada perencanaan ulang gedung Unit V STMIK AMIKOM Yogyakarta ini

    bangunan terletak pada wilayah gempa 3 pada tanah sedang dan direncanakan

    menggunakan daktilitas penuh.

    5.2.1 Berat Total Bangunan

    Sebelum menghitung gaya horizontal akibat gempa, maka terlebih dahulu

    dihitung berat total bangunan. Berat total bangunan adalah akumulasi seluruh

    beban mati seperti berat pelat, balok, kolom, dinding dan lain lain dan

    dijumlahkan dengan beban hidup. Pada perencanaan ini berat sendiri strukur

    dihitung langsung dari program ETABS v9.6 dan pada beban hidup terdapat

    reduksi sebesar 30% seperti yang tercantum pada Peraturan Pembebanan

    Indonesia 1987.

    Berat sendiri struktur dari program ETABS v9.6 ditampilkan pada tabel di bawah

    ini:

    Tabel 5.1 Data berat sendiri per lantai dari program ETABS v9.6

    Nama Lantai Berat sendiri struktur (KN)

    Lantai 1 10710,5

    Lantai 2 9673,26

    Lantai 3 9673,26

    Lantai 4 9514,5

    Lantai 5 2515,92

    5.2.2 Perhitungan Gaya Geser Dasar Akibat Gempa

    Setelah mendapatkan berat total bangunan dan berat per lantai maka kita

    bias mendapatkan gaya geser dasar akibat gempa yang nantinya akan menjadi

    beban gempa pada tiap lantai.

    1. Menentukan Waktu Getar Struktur Tinggi total lantai = 5 + 4 + 4 + 4 + 4 = 21 m

  • 52

    Karena gedung UNIT V STMIK AMIKOM Yogyakarta ini aka di desain ulang

    menggunakan struktur baja, maka rumus yang digunakan adalah :

    Tawal = 0,08 . (H3/4) = 0,08 . (213/4) = 0,785 detik

    Sedangkan T yang didapat dari ETABS (setelah iterasi) adalah = 1,534 detik

    Kontro l pembatasan waktu getar alami fundamental

    T1 < n

    Berdasarkan perhitungan didapatkan :

    0,785 detik < 0,18. 5 lantai = 0,9 detik, maka Aman.

    2. Menentukan Nilai Faktor Respons Spektrum Gempa (C)

    Berdasarkan Tabel 5, Pasal 4.7.2, SNI 03-1726-2002, didapat nilai percepatan

    puncak muka tanah, Ao = 0,23 g.

    Waktu getar alami sudut, Tc = 0,6 detik (Tabel 6, Pasal 4.7.2, SNI 03-1726-2002)

    Berdasarkan persamaan (16) SNI 03-1726-2002, didapat percepatan respons

    maksimum,

    Am = 2,5 Ao = 2,5 x 0,23 = 0,55g

    Ar = Am x Tc = 0,55 x 0,6 = 0,33

    Karena T = 0,785 det > Tc = 0,6 detik, maka:

    T Tc maka C = Am.

    T > Tc , maka TAC r= .

    Maka, faktor respon gempa, 534,133,0

    =C = 0,215

  • 53

    Bangunan gedung berfungsi untuk Perpustakaan dan Ruang Kuliah mempunyai

    nilai I = 1

    3. Menentukan Faktor Reduksi Gempa (R) Berdasarkan tabel, faktor daktilitas untuk gedung dengan daktilitas penuh

    mempunyai nilai = 5.3

    Faktor reduksi gempa

    R = 1.6

    = 1.6 x 5.3

    = 8.5

    4. Menghitung Gaya Geser Nominal (V) Gaya geser nominal

    V = .

    . = 0,215.1

    8,5 . 42087,4 = 1064,56 KN

    Dengan Fi = VHiWi

    Wi.Hi

    .

    5. Gaya-Gaya Gempa Yang Terjadi Di Pusat Massa

    Tabel 5.2 Gaya-gaya gempa pada tiap lantai

    Tingkat Hi Wi Wi.Hi Fi 100%

    30%

    Beban

    hidup

    Fi

    setelah

    reduksi

    5 21 2515,92 52834,4 116,95 116,95 15,36 101,59

    4 17 9514,5 161746 358,02 358,02 15,36 342,66

    3 13 9673,26 125752 278,35 278,35 15,36 262,99

    2 9 9673,26 87059,4 192,70 192,70 15,36 177,34

    1 5 10710,5 53552,4 118,53 118,53 24,58 93,95

    42087,4 480945

  • 54

    5.3 Perencanaan Atap

    Pada perencanaan ulang gedung Unit V STMIK AMIKOM Yogyakarta ini

    atap direncanakan ulang menggunakan profil baja. Jarak antar kuda-kuda sejauh

    3,75 meter dan bentang kuda-kuda adalah 27 meter

    Gambar 5.2 Struktur rangka atap

    Gambar 5.3 Arah pembebanan gording

  • 55

    5.3.1 Perencanaan Gording

    Gording direncanakan menggunakan profil light lip channel, yang

    mempunyai tegangan leleh (fy) 250 MPa dan modulus elastisitas (E) 200000 MPa.

    Jarak antar gording = 2,62 m

    Jarak antar kuda kuda = 3,75 m

    Sudut kemiringan atap = 30,65

    Berat penutup atap genteng = 0,5 KN/m2

    Tekanan tiup angin = 0,25 KN/m2

    Direncanakan menggunakan profil light lip channel 150x75

    Ix = 5730000 mm4

    Iy = 919000 mm4

    Zx = 76400 mm3

    Zy = 17200 mm4

    5.3.1.1 Beban-Beban Yang Bekerja Pada Gording

    1. Beban Mati

    Berat atap = 2,62 . 0,5 KN/m = 1,31 KN/m

    Berat gording (10% berat atap) = 0,131 KN/m

    = 1,441 KN/m

    2. Beban Hidup

    Di tengah-tengah gording (P) = 1 KN

    3. Beban Angin

    Tekanan Angin = 0,25 KN/m

  • 56

    Koefisien angin tekan = 0,02 0,4

    = 0,02 (30,65 ) - 0,4

    = 0,213

    Koefisien angin hisap = -0,4

    tekan = 0,213 . (0,25) 2,62 = 0,1394 KN/m

    hisap = 0,4 . (0,25) 2,62 = 0,262 KN/m

    5.3.1.2 Mencari Momen-Momen Pada Gording

    Pada arah sumbu lemah dipasang trekstang pada tengah bentang sehingga

    Ly = jarak antar kuda-kuda = 1,875 m

    1. Akibat Beban Mati

    q = 1,441 KN/m

    qx = q . cos(30,65)

    = 1,441 . cos 30,65

    = 1,239 KN/m

    qy = q . sin(30,65)

    = 1,441 . sin 30,65

    = 0,735 KN/m

    Mx = 1/8 . 1,239. (3,75)2

    = 2,178 KN.m

    My = 1/8 . 0,735. (1,875)2

    = 0,323 KN.m

  • 57

    2. Akibat Beban Hidup

    P = 1 KN

    Px = 1.cos 30,65

    = 0,86 KN

    Py = 1.sin 30,65

    = 0,5098 KN

    Mx = Px Lx

    = (1.cos 30,65).3,75

    = 0,806 KN.m

    My = Py Lx

    = (1.sin 30,65).1,875

    = 0,239 KN.m

    3. Akibat Beban Angin

    Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya

    ada Mx.

    Angin tekan

    Mx = 1/8 tekan . L2

    = 1/8 . 0,1394. 3,752

    = 0,245 KN.m

    Angin hisap

    Mx = 1/8 hisap . L2

  • 58

    = 1/8 . 0,262 . 3,752

    = 0,46 KN.m

    5.3.1.3 Kombinasi Beban Dan Momen

    Kombinasi yang dicari meliputi kombinasi beban merata, beban terpusat,

    dan momen.

    1. Kombinasi Beban Merata

    Tabel 5.3 Kombinasi beban merata arah x

    1 1,4D = 1,4 . 1,239 = 1,7346 KN/m

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 1,239+ 0,5 . 0 = 1,4868 KN/m

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 1,239+ 1,6 . 0 = 1,4868 KN/m

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 1,239 + 1,6 . 0 + 0,8 . 0,262 = 1,6964 KN/m

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 1,239 + 1,3 . 0,262 + 0,5 . 0 = 1,8274 KN/m dipakai

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 1,239 + 1,3 . 0,262 = 1,4557 KN/m

    0,9D - 1,3W = 0,9. 1,239 - 1,3 . 0,262 = 0,7745 KN/m

    Tabel 5.4 Kombinasi beban merata arah y

    1 1,4D = 1,4 . 0,735 = 1,029 KN.m dipakai

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 0,735 + 0,5 . 0 = 0,882 KN/m

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 0,735+ 1,6 . 0 = 0,882 KN/m

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 0,735 + 1,6 . 0 + 0,8 . 0 = 0,882 KN/m

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 0,735+ 1,3 . 0 + 0,5 . 0 = 0,882 KN/m

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 0,735 + 1,3 . 0 = 0,6615 KN/m

    0,9D - 1,3W = 0,9. 0,735 1,3 . 0 = 0,6615 KN/m

    Jadi dipakai nilai hasil kombinasi beban merata yang terbesar, yaitu :

    qux = 1,8274 KN/m = 1827,4 N/mm

    quy = 1,029 KN/m = 1029 N/mm

  • 59

    2. Kombinasi Beban Terpusat

    Tabel 5.5 Kombinasi beban terpusat arah x

    1 1,4D = 1,4 . 0 = 0 KN

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 0 + 0,5 . 0,86 = 0,43 KN

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 0 + 1,6 . 0,86 = 1,376 KN dipakai

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 0+ 1,6 . 0,86 + 0,8 . 0 = 1,376 KN

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 0+ 1,3 . 0 + 0,5 . 0,86 = 0,43 KN

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 0 + 1,3 . 0 = 0 KN

    0,9D - 1,3W = 0,9. 0 - 1,3 . 0 = 0 KN

    Tabel 5.6 Kombinasi beban terpusat arah y

    1 1,4D = 1,4 . 0 = 0 KN

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 0 + 0,5 . 0,5098 = 0,2549 KN

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 0 + 1,6 . 0,5098 = 0,8157 KN dipakai

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 0 + 1,6 . 0,5098 + 0 = 0,8157 KN

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 0 + 0 + 0,5 . 0,5098 = 0,2549 KN

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 0 + 0 = 0 KN

    0,9D - 1,3W = 0,9. 0 - 0 = 0 KN

    Jadi dipakai nilai hasil kombinasi beban terpusat yang terbesar, yaitu :

    pux = 1,376 KN = 1376 N

    puy = 0,8157 KN = 815,7 N

  • 60

    3. Kombinasi Momen

    Tabel 5.7 Kombinasi momen arah x

    1 1,4D = 1,4 . 1,394 = 1,952 KN.m

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 1,394 + 0,5 . 0,645 = 1,995 KN.m

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 1,394 + 1,6 . 0,645 = 2,705 KN.m

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 1,394 + 1,6 . 0,645 + 0,8 . 0,295 = 2,941 KN.m dipakai

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 1,394 + 1,3 . 0,295 + 0,5 . 0,645 = 2,378 KN.m

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 1,394 + 1,3 . 0,295 = 1,638 KN.m

    0,9D - 1,3W = 0,9. 1,394 - 1,3 . 0,295 = 0,871 KN.m

    Tabel 5.8 Kombinasi momen arah y

    1 1,4D = 1,4 . 0,488 = 0,683 KN.m

    2 1,2D + 0,5L = 1,2. 0,488 + 0,5 . 0,191 = 0,681 KN.m

    3 1,2D + 1,6L = 1,2. 0,488 + 1,6 . 0,191 = 0,891 KN.m dipakai

    1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2. 0,488 + 1,6 . 0,191 + 0,8 . 0 = 0,891 KN.m

    4 1,2D + 1,3W + 0,5L = 1,2 . 0,488 + 1,3 . 0 + 0,5 . 0,191 = 0,681 KN.m

    5 0,9D + 1,3W = 0,9. 0,488 + 1,3 . 0 = 0,439 KN.m

    0,9D - 1,3W = 0,9. 0,488 1,3 . 0 = 0,439 KN.m

    Jadi dipakai nilai hasil kombinasi momen yang terbesar, yaitu :

    Mux = 4,2712 KN.m = 427,12 . 104 N.mm

    Muy = 0,77 KN.m = 77 . 104 N.mm

  • 61

    Asumsikan penampang kompak

    Mnx = Zx . fy = 76400 . 250 = 19100000 N.mm

    Mny = Zy . fy = 17200 . 250 = 4300000 N.mm

    Untuk mengatasi masalah puntir maka Mny dapat direduksi sehingga dibagi 2 ,

    maka :

    . + ./2 1

    427,12 .104 0,9 . 19100000 + 77 .104 0,9 .4300000/2 1 0,2485+ 0,3979 = 0,6464 < 1

    5.3.1.4 Kontrol Lendutan

    1. Lendutan Pada Tengah Bentang

    a. Lendutan arah y

    y = 5384

    L4 . + Puy .L3 48 .

    y = 5384

    1,029 (3,75 .1000)4 200000 . 5730000 + 0,8157 .(3,75 .1000)3 48 . 200000 . 5730000 y = 2,312 + 7,819 . 10-4 = 2,313 mm

    b. Lendutan arah sumbu x

    Karena di tengah bentang gording terdapat sagrod, maka pada tengah

    bentang tidak terjadi lendutan (x = 0). Lihat gambar 5.5

  • 62

    c. Lendutan 2 arah

    = 2 + 2 = 0 + 2,3132 = 2,313 mm < 360 = 2,313 mm < 3750

    360 = 10,416 mm

    2. Lendutan Pada Bentang

    a. Lendutan arah y

    y = ( 5384

    L4 . + Puy .L3 48 . )

    y = ( 5384

    1,029 (3,75 .1000)4 200000 . 5730000 + 0,8157 .(3,75 .1000)3 48 . 200000 . 5730000 ) y = (2,312 + 7,819 . 10-4) = 1,1565 mm

    b. Lendutan arah x

    x = 5384

    L4 . + Pux .L3 48 . =

    x = 5384

    1,827 (1,875 .1000)4 200000 . 5730000 + 1,376 .(1,875 .1000)3 48 . 200000 . 5730000 x = 0,2565 + 1,649 . 10-4 = 0,2566 mm

    c. Lendutan 2 arah

    = 2 + 2 = 0,2566 2 + 1,1565 2 = 1,1846 mm < 360 = 1,1846 mm < 1875

    360 = 5,208 mm

  • 63

    Gambar 5.4 Lendutan pada gording akibat adanya sagrod

    5.3.2 Perencanaan Kuda-Kuda Profil Baja

    Kuda-kuda direncanakan menggunakan profil baja 2L60. Kuda-kuda

    dipasang dengan jarak antar kuda-kuda sejauh 3,75 meter dan dengan bentang

    kuda-kuda 27 meter. Desain kuda-kuda seperti terlihat pada Gambar 5.5

    Gambar 5.5 Kuda-kuda profil baja

  • 64

    5.3.2.1 Pembebanan Kuda-Kuda

    Beban-beban yang terjadi pada rangka atap

    1. Beban Mati

    Penutup atap = 0,5 KN/m

    Berat gording = 0,132 KN/m

    Berat eternity + penggantung = 0,18 KN/m

    2. Beban Hidup

    Beban pekerja di atap = 1 KN

    3. Beban Angin

    Tekanan tiup = 0,25 KN/m

    5.3.2.2 Gaya-Gaya Batang Pada Kuda-Kuda

    Untuk merencanakan batang tarik dan tekan maka kita akan mengambil

    gaya batang tarik dan tekan yang terbesar pada kuda-kuda. Gaya batang

    ditunjukan pada Tabel 5.3.

    Tabel 5.9 Gaya-gaya batang pada kuda-kuda

    Nomor Batang

    Nomor Kombinasi Jenis Beban

    Gaya Batang Gaya Geser Momen KN KN KN-m

    1 COMB3 Combination -77.252 -4.653 -5.9629 2 COMB3 Combination 97.17 -6.388 -7.0997 3 COMB3 Combination -38.978 20.495 12.502 4 COMB3 Combination 58.06 -6.24 -6.9217 5 COMB3 Combination -30.067 14.31 10.3297 6 COMB3 Combination 34.814 -5.877 -6.5673 7 COMB3 Combination -22.066 10.326 8.5968 8 COMB3 Combination 19.574 -5.392 -6.1304 9 COMB3 Combination -38.351 -0.101 -0.0103

    10 COMB3 Combination 32.545 -0.063 -0.1046

  • 65

    11 COMB3 Combination -34.574 -0.00165 0.0804 12 COMB3 Combination 91.001 -5.906 -6.5558 13 COMB3 Combination -36.539 18.839 11.5105 14 COMB3 Combination 56.512 -5.792 -6.4168 15 COMB3 Combination -29.336 13.243 9.5589 16 COMB3 Combination 36.07 -5.467 -6.1019 17 COMB3 Combination -22.84 9.571 7.9678 18 COMB3 Combination 22.776 -5.018 -5.6974 19 COMB3 Combination -30.937 -0.354 -0.3903 20 COMB3 Combination -29.373 -0.187 -0.2452 21 COMB3 Combination -0.117 7.66 7.2266 22 COMB3 Combination -3.431 7.096 6.6946 23 COMB3 Combination 30.569 -8.961 -7.7629 24 COMB3 Combination 28.273 8.163 7.1502 25 COMB3 Combination -42.78 27.291 13.6455 26 COMB3 Combination -46.975 29.759 14.8793 27 COMB3 Combination 62.277 -0.072 -0.1432 28 COMB3 Combination -5.901 -1.099 -1.0988 29 COMB3 Combination -7.398 0.585 0.5846 30 COMB3 Combination -100.177 -4.462 -5.7026 31 COMB3 Combination -97.703 3.869 5.1758 32 COMB3 Combination -73.936 4.041 5.4075 33 COMB3 Combination -31.888 4.137 5.5418 34 COMB3 Combination -109.301 -4.229 -5.4012 35 COMB3 Combination -95.536 30.322 19.8353 36 COMB3 Combination -97.329 -24.271 -15.8212 37 COMB3 Combination -109.477 3.654 4.8966 38 COMB3 Combination 93.3 -15.963 -10.0299 39 COMB3 Combination 83.773 -4.061 -5.2067 40 COMB3 Combination 55.445 -4.27 -5.4686 41 COMB3 Combination 7.496 -4.431 -5.6785 42 COMB3 Combination -73.226 -4.492 -5.7642 43 COMB3 Combination -64.377 5.169 6.3768 44 COMB3 Combination 21.411 5.081 6.2572 45 COMB3 Combination 69.891 4.895 6.0152 46 COMB3 Combination 95.934 4.667 5.7289 47 COMB3 Combination 100.868 17.367 10.8505 48 COMB3 Combination -33.362 -4.783 -6.1373 49 COMB3 Combination -80.764 -0.011 0.1097 50 COMB3 Combination -67.874 1.287 0.8733 51 COMB3 Combination -70.633 -0.073 -0.017 52 COMB3 Combination -83.3 0.068 0.2125 53 COMB3 Combination 110.389 -7.736 -8.8226

  • 66

    54 COMB3 Combination 81.69 -1.23 -0.7194 55 COMB3 Combination 80.272 -0.503 -0.3098 56 COMB3 Combination 103.796 6.322 7.016 57 COMB3 Combination 27.612 0.143 0.2376 58 COMB3 Combination 44.235 -9.216 -8.2499 59 COMB3 Combination 39.388 -8.466 -7.5746 60 COMB3 Combination -42.502 13.124 9.7954 61 COMB3 Combination -36.37 -11.866 -8.9468

    5.3.2.2 Perencanaan Batang Tarik

    Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan software SAP 2000 v.11,

    maka di ambil gaya tarik yang terbesar yaitu pada batang yang di cetak tebal

    sebagai contoh perhitungan yaitu Ru sebesar 110,389 KN dengan panjang profil

    2,25 m.

    Gambar 5.6 Batang tarik yang ditinjau

    1. Estimasi Nilai Ag & Ae Berdasarkan Nilai Ru Maks

    a. Kondisi Leleh

    Ru = 0,9 fy Ag => Ag = 0,9

    = 110,389 1000 0,9 250

    = 490,617 mm2

  • 67

    b. Kondisi Retak

    Ru = 0,75 fu Ae => Ae = 0,75

    = 110,389 1000 0,75 410

    = 358,989 mm2

    2. Dipakai Profil 2L60

    a. Data Profil

    Ag = 1368 mm2

    Ix = 466571,4mm4

    Iy = 1025352 mm4

    rx = 18,47 mm

    ry = 27,38 mm

    r pakai = r minimum

    = 18,47 mm

    b. Cek Kelangsingan Batang Tarik

    Syarat , . < 300

    2250 18,47 < 300

    121,82 < 300

    c. Perhitungan Luas Effektif (Ae)

    Digunakan baut A325, diameter baut = 12.7 mm

    Puntiran = 2 mm

    Diameter Lubang (h) = d baut + puntiran

    = 12.7 + 2

    = 14.7 mm

  • 68

    An = Ag n . d . tf

    = 1368 1 . 14,7 . 6

    = 1279,8 mm2

    Koefisien reduksi ( U )

    l = (jumlah baut 1)x jarak antar baut

    = ( 2 1 ) x 50

    = 50 mm

    U = 1 -

    = 1 18,2150

    = 0,636

    A efektif = U An

    = 0.636 x 1279,8

    = 813,95 mm2

    d. Cek Kapasitas Profil

    i. Kondisi Leleh

    Rn = . Ag .fy

    = 0,9 . 1368 .2501000

    = 307,8 KN > Ru maks = 110,389 KN

    ii. Kondisi Retak

    Rn = . Ae .fu

    = 0,75 . 813,95 .4101000

    = 250,29 KN > Ru maks = 110,389 KN

  • 69

    5.3.2.3 Perencanaan Batang Tekan

    Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan bantuan software SAP

    2000 v.11, maka di ambil gaya tekan yang terbesar yaitu pada batang yang dicetak

    tebal sebagai contoh perhitungan dengan Ru sebesar 109,477 KN dengan panjang

    profil = 2,25 m.

    Gambar 5.7 Batang tekan yang ditinjau

    1. Estimasi Nilai Ag Berdasarkan Nilai Ru Maks (Fcr = Fy )

    Ag fcr > Ru => Ag =

    = 109,477 1000 0,85. 250

    = 515,185 mm2

    2. Dipakai Profil 2l60

    a. Data Profil

    Ag = 1368 mm2

    Ix = 466571,4 mm4

    Iy = 1025352 mm4

    rx = 18,47 mm

    ry = 27,38 mm

    r pakai = r minimum

    = 18,47 mm

  • 70

    b. Cek Kelangsingan Batang Tarik

    Syarat , . < 300

    2250 18,47 < 300

    121,82 < 300

    c. Parameter Kelangsingan Batang Tekan

    c = ..

    = 225018,47 . 250200000

    = 1,37

    Karena nilai c < 1,5

    Maka nilai Fcr = (0,658c2).fy = (0,6581,372). 250 = 113,96 MPa

    d. Gaya Tekan Yang Di Ijinkan

    Rn = Ag fcr = 0.9 x 1368 x 113,96

    = 140307,552 N

    = 140,31 KN > Ru = 109,477 KN

  • 71

    e. Cek Terhadap Tekuk Lokal

    Pada sayap

    < 0,45

    606

    < 0,45 200000250

    10 < 12,73

    Pada badan

    Tidak ada

    5.4 Perencanaan Steeldeck

    Steeldeck direncanakan menggunakan tipe P-3623 composite dari

    Canam Asia. Steeldeck bertumpu pada balok anak dan mempunyai bentang 3

    meter. Steeldeck yang dipakai mempunyai ketebalan 0,91mm.

    Gambar 5.8 Steeldeck P-3623 Composite

    Tabel 5.10 Physical Properties Steeldeck P-3623

  • 72

    5.4.1 Geometri Struktur

    Model struktur yang digunakan dalam analisis ini adalah struktur rangka

    komposit baja beton dengan ketinggian struktur 21 m, panjang 30 m dan lebar 27

    m. Dengan mutu bahan sebagai berikut :

    Pelat Komposit : Mutu beton = 28 MPa

    Mutu baja = 230 MPa

    Balok Komposit : Baja profil = 250 MPa

    Kolom komposit : Mutu beton = 25 MPa

    Mutu profil = 250 MPa

    Bangunan gedung difungsikan sebagi gedung perpustakaan dan ruang kuliah.

    5.4.2 Desain Awal Pelat Komposit

    Pelat komposit direncanakan menerima beban finishing dan beban hidup

    yang kemudian dijumlahkan menjadi beban berguna.

    Tabel 5.11 Service Load P-3623

  • 73

    1. Beban Finishing

    1) Spesi & keramik : 0,05 x 22 KN/m3 = 1,10 KN/m

    2) Penggantung : = 0,07 KN/m

    3) Plafond : = 0,11 KN/m

    4) Mechanical : = 0,40 KN/m

    qD = 1,68 KN/m

    2. Beban Hidup

    Beban ruang kuliah ( qL ) = 250 Kg/m

    = 2,5 KN/m

    3. Beban Berguna

    Beban berguna adalah beban yang dihasilkan oleh beban finishing dan

    beban hidup setelah dikalikan faktor beban.

    Beban berguna (Ws) = 1,2 .qD + 1,6.qL

    = 1,2 . 1,68+ 1,6 . 2,5 = 6,016 KN/m

    4. Beban Desain

    Beban desain adalah beban yang dapat ditahan oleh steeldeck

    (Untuk bentang 3000 mm , tebal slab 120 mm, dan tebal pelat 0,91 mm)

    Beban desain = 6,95 KN/m

    Cek kemampuan beban desain terhadap beban berguna

    Beban desain = 6,95 KN/m > Beban berguna = 6,016 KN/m

    5.4.3 Kontrol Kapasitas Tampang Pelat

    Kapasitas tampang pelat dikontrol apakah aman atau tidak untuk

    digunakan.

    1. Pembebanan (Ditinjau Terhadap 1 M Panjang Pelat)

    a. Beban Mati (WD) : Berat pelat = 1,8 KN/m

  • 74

    Berat beban finishing = 1,68 KN/m

    = 3,48 KN/m

    b. Beban Hidup (WL) : 2,5 KN/m

    c. Beban Terfaktor (WU) : 1,2 WD + 1,6 WL

    : 1,2 . 3,48 + 1,6 . 2,5

    : 8,176 KN/m

    2. Momen Layanan Terfaktor

    a. Momen Tumpuan / Negative (Mu-) : 0,1 . WU . L2

    : 0,1 . 8,176. 32

    : 7,358 KN.m

    b. Momen Lapangan / Positif (Mu+) : 0,08 . WU . L2

    : 0,08 . 8,176. 32

    : 5,887 KN.m

    c. Gaya Geser Terfaktor (Vu) : 0,5 . WU . L

    : 0,5 . 8,176. 3

    : 12,264 KN

    3. Kontrol Lendutan

    Terhadap beban permanen

    Berat beton (WC) : 1,8 KN/m

    Berat beban berguna : 6,016 KN/m

    Wu : 7,816 KN/m

    I comp : 7,9 x 106mm4

  • 75

    = 0,0069 . .4. 480

    = 0,0069 .7,816 .300042,1 .105 . 7,9 .106 3000480

    = 0,0069 .7,816 .300042,1 .105 . 7,9 .106 3000480

    = 2,633 6,25 mm

    5.4.4 Kontrol Kapasitas Momen Pelat

    Kapasitas momen pelat dikontrol apakah momen pada daerah momen

    positif / lapangan dan daerah momen negative/lapangan aman.

    1. Kontrol Kapasitas Momen Pelat

    Beban mati (WD) : 3,48 KN/m

    Beban hidup (WL) : 2,5 KN/m

    Beban terfaktor (WU) : 8,176 KN/m

    Momen tumpuan / negative (Mu-) : 7,358 KN.m

    Momen lapangan / positif (Mu+) : 5,887 KN.m

    2. Kapasitas Momen Pada Daerah Momen Positif / Lapangan

    Data data perhitungan pelat :

    Luas (As) = 1143 mm2

    Lebar pelat (b) = 1000 mm

    Tinggi efektif (d) = 100 mm

    Tegangan leleh (fy) = 230 MPa

  • 76

    Dengan mengasumsi gaya tekan (C) = gaya tarik (T), diperoleh

    kedalaman blok tekan

    a = .0,85 .

    = 1143 .2300,85 . 28 . 1000

    = 11,046 mm

    Maka momen nominal

    Mn = 0,8 . As . fy ( d - 12 a )

    = 0,8 . 1143 . 230 ( 100 - 12 11,046)

    = 19,87 KN.m

    Mn = 19,87 > Mu+ = 5,887 KN.m

    3. Kapasitas Momen Pada Daerah Momen Negatif / Tumpuan

    Pada daerah tumpuan disini penulangan pelat di asumsi sebagai tulangan

    sebelah maka perhitungan kapasitas momennya sama dengan momen positif.

    Luas Wire Mesh, M9 (As) = 424 mm2

    Lebar pelat (d) = 1000 mm

    Tinggi efektif (d) = 90 mm

    Tegangan leleh wire mesh (fy) = 250 MPa

    Dengan mengasumsi gaya tekan (C) = gaya tarik (T), diperoleh kedalaman blok

    tekan

    a = .0,85 .

  • 77

    = 424 .2500,85 . 25 . 1000

    = 4,988 mm

    Maka momen nominal

    Mn = 0,8 . As . fy ( d - 12 a )

    = 0,8 . 424 . 250 ( 100 - 12 4,988 )

    = 8,27 KN.m

    Mn = 8,27 > Mu- = 7,358 KN.m

    5.5 Perencanaan Balok Anak

    Balok anak berfungsi membagi luasan lantai agar tidak terlalu lebar,

    sehingga mempunyai kekakuan yang cukup. Balok anak menumpu di atas dua

    tumpuan sederhana.

    Gambar 5.9 Penampang balok anak

    5.5.1 Data Profil

    Pada perencanaan ini balok anak direncanakan menggunakan profil

    W12x58.

    A = 109,67 cm2 ix = 13,43 cm

  • 78

    W = 86,26 kg/m

    tw = 9,14 mm

    Zx = 1415,84 cm3

    d = 309,88 mm

    tf = 16,25 mm

    X1 = 3070 ksi

    X2 = 1470.10-6 ksi

    Sx = 1276,04 cm3

    bf = 254 mm

    Ix = 19770,99 cm4

    Iy = 4453,68 cm4

    iy = 6,37 cm

    h = d2.tf

    = 309,882. 16,25

    = 277,38 mm

    Baja :

    fy = 2500 kg/cm2

    fu = 4100 kg/cm2

    fr = 700 kg/cm2

    fL = fy fr = 2500 700 = 1800 kg/cm2

    Beton :

    fc = 250 kg/cm2

    Panjang balok anak (L) = 750 cm

    5.5.2 Kondisi Balok Anak Sebelum Komposit

    Balok anak didesain sebagai komposit, namun kita juga perlu

    merencanakan kondisi balok anak saat belum menjadi komposit. Kita akan

    mencari momen, geser, dan lendutan yang terjadi saat balok anak masih belum

    komposit, yaitu pada saat balok anak masih merupakan profil baja.

  • 79

    5.5.2.1 Pembebanan Balok Anak Sebelum Komposit

    Pembebanan pada balok anak sebelum komposit tidak meliputi berat pelat,

    spesi, keramik, rangka, plafond dan mechanical.

    1. Beban Mati

    - berat pelat bondex = 8,22 kg/m2. 3 m = 24,66 kg/m

    - berat sendiri pelat beton = 0,12 m . 2400 kg/m3. 3 m = 864 kg/m

    - berat sendiri profil WF = 86,26 kg/m

    qD = 974,92 kg/m

    2. Kombinasi Beban

    qU = 1,2 qD

    = 1,2. 974,92 = 1169,904 kg/m = 11,69 kg/cm

    Gambar 5.10 Bidang D dan M pada komposit balok sebelum komposit

    5.5.2.2 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Yang Terjadi

    Balok anak sebelum komposit direncanakan juga terhadap momen, gaya

    geser dan lendutan yang terjadi.

  • 80

    1. Momen Yang Terjadi

    Mu = 1/8. qU . L2

    = 1/8 .11,69 .7502

    = 821953,125 kg.cm

    2. Geser Yang Terjadi

    Vu = qU. L

    = .11,69. 750

    = 4383,75 kg

    3. Lendutan Yang Terjadi

    ymaks = 5. .4384..

    = 5. 9,75 .7504384 . 2.106 .19770,993

    = 1,016 cm

    5.5.2.3 Kontrol Lendutan, Kekuatan Penampang, Dan Geser

    Untuk mengetahui apakah profil bisa digunakan atau tidak maka kita perlu

    melakukan kontrol terhadap lendutan, kekuatan penampang, dan geser.

    1. Kontrol Lendutan

    Lendutan ijin :

    f = 360

    = 750360

    = 2,083 cm

    ymaks = 5. .4384..

    = 5. 9,75 .7504384 . 2.106 .19770,993

  • 81

    = 1,016cm < f = 2,083 cm

    2. Kontrol Kekuatan Penampang (Local Buckling)

    Untuk Sayap

    2 170

    254

    2.16,25 170250 7,815 < 10,752

    Untuk Badan

    1680

    277,389,14 1680250

    30,348 < 106,25

    Profil penampang kompak, maka Mn = Mp

    Mn = Mp = Zx .fy

    = 1415,84 . 2500

    = 3539600 kg.cm

    Persyaratan :

    Mu Mn

    821953,125 kg.cm 0,9. 3539600 kg.cm

    821953,125 kg.cm < 3185640 kg.cm

    3. Kontrol Geser

    1100

    277,389,14 1100250

    30,348 < 69,57

    Vn = 0,6. fy. d. tw

  • 82

    = 0,6.2500.(30,988 .0,914) = 42484,548 kg

    Persyaratan :

    Vn Vu

    0,9. 42484,548 kg 4383,75 kg

    38236,09 kg 4383,75 kg

    5.5.3 Kondisi Balok Anak Setelah Komposit

    Setelah kita mendesain balok sebagai baja, maka selanjutnya kita akan

    mendesain sebagai komposit. Selanjutnya kita akan mencari momen, geser, dan

    lendutan yang terjadi saat balok anak komposit, yaitu pada saat balok anak

    menyatu dengan plat lantai.

    5.5.3.1 Pembebanan Balok Anak Setelah Komposit

    Pembebanan pada balok anak setelah komposit meliputi semua beban yang

    membebani balok anak, termasuk berat pelat lantai.

    1. Beban Mati

    Berat pelat steeldeck = 8,22 kg/m2.3m = 24,66 kg/m

    Berat sendiri pelat beton

    = 0,12 m.2400 kg/m3.3 m = 864 kg/m

    Berat sendiri profil WF = 86,26 kg/m

    Berat spesi + keramik = 0,05 .2200 kg/m3.3 m = 330 kg/m

    Berat rangka + plafond

  • 83

    = 18 kg/m2.3m = 54 kg/m

    Berat mechanical = 40 kg/m2.3m = 120 kg/m

    = 1478,92 kg/m

    qD = 1626,812 kg/m

    2. Beban Hidup

    qL = 400 kg/m2 .3 m = 1200 kg/m

    3. Kombinasi Beban

    qU = 1,2 qD + 1,6 qL

    = 1,2. 1626,812 + 1,6.1200

    = 3872,1744 kg/m

    = 38,72 kg/cm

    5.5.3.2 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Yang Terjadi

    Balok anak setelah komposit direncanakan terhadap momen, gaya geser

    dan lendutan yang terjadi.

    1. Momen Yang Terjadi

    Mu = 1/8 .qU . L2

    = 1/8 .38,72 . 7502

    = 2722500 kg.cm

    2. Geser Yang Terjadi

    Vu = qu . L

  • 84

    = . 38,72 . 750

    = 14520 kg

    3. Lendutan Yang Terjadi

    ymaks = 5. (+) .4384..

    = 5. (16,26+12) .7504384. 2.106 .58436,104

    = 0,996 cm

    5.5.3.3 Kontrol Kekuatan Penampang, Lendutan Dan Geser

    Untuk mengetahui apakah profil bisa digunakan atau tidak maka kita perlu

    melakukan kontrol terhadap kekuatan penampang, lendutan, dan geser.

    1. Kontrol Kriteria Penampang

    Untuk Sayap

    2 170

    254

    2.16,25 170250 7,815 < 10,752

    Untuk Badan

    1680

    277,389,14 1680250

    30,348 < 106,25

  • 85

    Profil penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa

    dengan distribusi tegangan plastis.

    2. Menentukan Lebar Efektif Pelat Beton

    Lebar efektif :

    beff .L = .7500 mm = 1875 mm = 187,5 cm

    beff S = 2 m = 3000 mm = 300 cm

    jadi beff = 1875 mm = 187,5 cm

    3. Menentukan Gaya Tekan Yang Terjadi Pada Pelat

    C1 = As.fy = 109,67.2500 = 274175 kg

    C2 = 0,85.fc.tplat.beff

    = 0,85.250.12.187,5 = 478125 kg

    C3 = =1 (C3 tidak menentukan)

    Jadi, C = C1 (terkecil)

    = 274175 kg

    a = 0,85. . = 274175 0,85. 250 . 187,5 = 6,88 cm

    d1 = tb -2 = 6,9 6,88

    2 = 3,46 cm

    d2 = 0 profil baja tidak mengalami tekan

    d3 = 2 = 30,99

    2 = 15,495 cm

  • 86

    4. Menghitung Kekuatan Nominal Penampang Komposit

    Mn = C.(d1 + d2) + Py (d3 - d2)

    C = 274175 kg

    Py = As.fy = 109,67.2500 = 274175 kg

    Mn = 274175 (3,46 + 0) + 274175 (15,495 - 0)

    = 5196987,125 kgcm

    Syarat : Mu Mn

    2722500 kg.cm 0,85. 5196987,125 kg.cm

    2722500 kg.cm 4417439,056 kg.cm

    Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban

    berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi.

    5. Menghitung Luasan Transformasi Beton Ke Baja

    E = 0,041 .wc1,5 .

    = 0,041 . 2400 1,5 . 25 = 2,41 . 104 MPa

    Es = 2,1 .105 MPa

    beff = 187,5 cm

    n =

    = 2,1 .1052,41 .104 = 8,713

    btr =

    = 187,58,713 = 21,519 cm

    Atr = btr. t plat beton = 21,519. 12 = 258,23 cm

  • 87

    6. Menentukan Letak Garis Netral

    Yna = .

    2+( +

    2)(+)

    = 258,23 .12

    2+(109,6712+ 30,99

    2)(258,23+109,67)

    = 12,408 cm

    7. Menentukan Nilai Momen Inersia Penampang Transformasi

    I tr = ()312

    + Atr ( Yna - 2

    )2 + Ix + As ((2 + tpb) Yna)2

    = 21,519 (12)312

    + 258,23( 12,408 - 122

    )2 + 19770,99 + 109,67 ((30,992

    +

    12) 12,408)2

    `= 58436,104 cm4

    8. Kontrol Lendutan

    Lendutan ijin :

    f = 360

    = 750360

    = 2,083 cm

    ymaks = 5. (+) .4384..

    = 5. (16,26+12) .7504384. 2.106 .58436,104

    = 0,996 cm < f

  • 88

    9. Kontrol Geser

    Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi

    bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).

    1,1.

    , dimana :

    kn = 5+ 5(/)2 : untuk balok dengan pengaku vertical pelat badan kn = 5 : untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan

    sehingga :

    1,1 .

    277,389,14 1,15. (2.106)2500

    30,348 < 69,57...............Ok

    Vn = 0,6.fy.Aw

    = 0,6.2500.(30,988 .0,914) = 42484,548 kg

    Syarat :

    Vn Vu

    0,9. 42484,548 kg 14520 kg

    38236,09 kg > 14520 kg

  • 89

    5.5.4 Perencanaan Penghubung Geser

    Untuk menjamin kinerja penampang komposit menjadi lebih efektif, maka

    baut penghubung geser (shear connectors) dipasang diantara profil baja dan

    beton.

    1. Untuk Penghubung Geser Yang Dipakai Adalah Tipe Stud

    ds = 19 mm

    Asc = 283,53 mm2

    fu = 410 MPa = 41 kg/mm2

    Ec = 0,041 .wc1,5 .

    = 0,041 . 2400 1,5 . 25 = 2,41 . 104 MPa

    Qn = 0,5.Asc. . = 0,5.283,53. 25. 2,41. 104 = 110039,23 N

    = 11003,923 kg/stud

    Syarat : Qn Asc.fu 11003,923 kg/stud 283,53 . 41 kg/stud

    11003,923 kg/stud 11624,73 kg/stud

    2. Cek Koefisien Reduksi (Rs) Karena Pengaruh Gelombang Pelat

    Steeldeck Yang Dipasang Tegak Lurus Terhadap Balok

    Hr = 51 mm

    Wr = 140 mm : Pelat steeldeck

  • 90

    Nr = 2 : Setiap gelombang dipasang 2 stud

    Hs = (hr + 49)

    = 51+ 49 = 100 mm

    rs = 0,85

    (

    ) (

    1) 1

    = 0,852

    (14051

    ) (10051

    1) 1

    = 1,585 > 1 diambil rs =1

    Qn = Qn .rs = 11003,923 . 1

    = 11003,923 Kg < 11624,73 Kg

    3. Jumlah Stud Untuk Setengah Bentang

    N =

    = 2741752 .11003,923 = 12,45 = 13 buah

    Jadi, dibutuhkan 26 buah stud untuk seluruh bentang.

    Jarak seragam (P) pada masing-masing lokasi :

    P =

    = 75020

    = 37,5cm

    Jarak maksimum (Pmaks) = 8.t platbeton

    = 8 x 12 cm = 96 cm

    Jarak minimum = 6.(diameter)

    = 6 x 1,9 cm = 11,4cm

    Jadi, shear connector dipasang sejarak 37,5 cm sebanyak 26 buah untuk masing-

    masing bentang.

  • 91

    5.6 Perencanaan Balok Induk

    Balok induk dibagi menjadi 2 yaitu balok induk arah x dan arah y. Untuk

    arah x diberi nama B2 dan arah y diberi nama B1, Pembagian ini dikarenakan

    balok B1 dan B2 mendapatkan beban yang berbeda. Balok B1 mendapat beban

    balok anak, sedangkan balok B2 tidak mendapat beban balok anak.

    Gambar 5.11 Penampang balok induk

    5.6.1 Kode Balok Dan Data Profil

    Gambar 5.12 Kode Balok yang ditinjau

  • 92

    Pada perencanaan ini, ditunjukkan contoh perhitungan balok Induk dengan

    nilai momen dan gaya geser terbesar yaitu pada lantai 1 dengan kode balok B1

    dan B2. Pada perhitungan berikut Balok Induk direncanakan dengan profil W16 x

    89.

    A = 169,03 cm2

    ix = 17,89 cm

    W = 132,37 kg/m

    tw = 13,33 mm

    Zx = 2867,73 cm3

    d = 426,72 mm

    Ix = 54110,08 cm4

    tf = 22,22 mm

    b = 264,16mm

    Zy = 788,22 cm3

    Sx = 2536,09 cm3

    iy = 6,33 cm

    Iy = 6784,57 cm4

    Sy = 513,67 cm3

    h = 382,28 mm

    5.6.2 Perhitungan Balok Induk Kode Balok B1

    Balok induk B1 adalah balok yang ditumpu oleh balok anak, dan berada

    pada arah y. Balok ini mempunyai bentang 9 meter.

    Gambar 5.13 Momen max, gaya geser, dan defleksi

  • 93

    Dari hasil output ETABS v9.6 untuk batang B1, didapatkan :

    Mu (-) = 6079697,638 Kg.cm

    Vu (-) = 38327,24 Kg

    L = 9000 cm

    5.6.2.1 Kontrol Lendutan, Local Buckling, Lateral Buckling dan Geser

    Balok induk B1 direncanakan agar aman terhadap lendutan, local buckling,

    lateral buckling, dan geser. Oleh karena itu dilakukan kontrol terhadap lendutan,

    local buckling, lateral buckling, dan geser. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

    apakah profil yang dipilih aman atau tidak untuk digunakan.

    1. Lendutan Ijin

    f = 360

    = 900360

    = 2,5 cm

    Lendutan yang terjadi (ETABS v9.6.0) :

    f = 1,544 cm

    f = 1,544 cm < f = 2,5 cm

    2. Kontrol Kekuatan Penampang (Local Buckling)

    Untuk Sayap

    2 170

    264,162 . 22,22 170250 5,94 < 10,752

    Untuk Badan

    1680

    382,2813,33 1680250 28,678 < 106,25

    3. Kontrol Lateral Buckling

    Jarak penahan lateral Lb = 300 cm

  • 94

    Lp = 300.

    = 300. 2,4936,259 = 124,05 in = 315,087 cm

    Lr = .1()1 + 1 + 2( )2 = 2,49 .3090(36,2599,953)1 + 1 + 1630(36,259 9,953)2 = 458,63 in = 1164,92 cm

    Jadi, Lb < Lp < Lr

    Untuk komponen struktur yang memenuhi Lb < Lp < Lr , kuat nominal komponen

    struktur adalah :

    Mn = Mp

    My = Sx . fy

    = 2536,09 . 2550

    = 6467029,5 kg.cm

    Mp = fy . Zx

    = 2550 . 2867,73

    = 7312711,5 kg.cm < 1,5 My = 1,5 . 6467029,5 = 9700544,25 kg.cm

    Dipakai Mn = Mp = 7312711,5 kg.cm

    Persyaratan :

    0,9 Mn > Mu

    0,9 . 7312711,5 > 6079697,638

    6581440,35 kg.cm > 6079697,638 kg.cm

    Jadi penampang profil baja mampu menahan beban yang terjadi.

  • 95

    4. Kontrol Geser

    Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat

    badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).

    1,1.

    , dimana :

    kn = 5 + 5(/)2 : untuk balok dengan pengaku vertical pelat badan kn = 5 : untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan

    sehingga :

    1,1 .

    382,2813,33 1,15. (2.106)2550

    28,678 < 68,88

    Vn = 0,6.fy.Aw

    = 0,6.2550.(42,672 . 1,333) = 87029,117 kg

    Syarat :

    Vn Vu

    0,9. 87029,117 kg 38327,24 kg

    78326,2 kg > 38327,24 kg

    5.6.3 Perhitungan Balok Induk Kode Balok B2

    Balok induk B2 adalah balok yang ditumpu oleh balok anak, dan berada

    pada arah x. Balok ini mempunyai bentang 7,5 meter.

  • 96

    Gambar 5.14 Momen max, gaya geser, defleksi, dan momen tengah bentang

    Dari hasil output ETABS v9.6 untuk batang B2, didapatkan :

    Mu (-) = 2553166,053 Kg.cm = 184,671 k.ft

    Mu (bentang tengah) = 20,997 k.ft

    Vu (-) = 10130,5 Kg

    L = 7500 cm

    5.6.3.1 Kontrol Lendutan, Local Buckling, Lateral Buckling dan Geser

    Balok induk B1 direncanakan agar aman terhadap lendutan, local buckling,

    lateral buckling, dan geser. Oleh karena itu dilakukan kontrol terhadap lendutan,

    local buckling, lateral buckling, dan geser. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

    apakah profil yang dipilih aman atau tidak untuk digunakan.

    1. Lendutan Ijin

    f = 360

    = 750360

    = 2,083 cm

    Lendutan yang terjadi (ETABS v9.6.0) :

    f = 0.191 cm

  • 97

    f = 0.191 cm < f = 2,083 cm

    2. Kontrol Kekuatan Penampang (Local Buckling)

    Untuk Sayap

    2 170

    264,162 . 22,22 170250 5,94 < 10,752

    Untuk Badan

    1680

    382,2813,33 1680250 28,678 < 106,25

  • 98

    3. Kontrol Lateral Buckling

    Jarak penahan lateral Lb = 375 cm

    Lp = 300.

    = 300. 2,4936,259 = 124,05 in = 315,087 cm

    Lr = .1()1 + 1 + 2( )2 = 2,49 .3090(36,2599,953)1 + 1 + 1630(36,259 9,953)2 = 458,63 in = 1164,92 cm

    Jadi, Lp < Lb < Lr

    Untuk komponen struktur yang memenuhi Lp < Lb < Lr , kuat nominal komponen

    struktur adalah :

    Mn = Cb [ Mr + (Mp Mr) . ()() ] Mp Cb = 1,75 + 1,05 .( 20,997

    184,671 ) + ( 20,997184,671 )2 = 1,882 My = Sx . fy

    = 2536,09 . 2550

    = 6467029,5 kg.cm

    Mp = fy . Zx

    = 2550 . 2867,73

    = 7312711,5 kg.cm < 1,5 My = 1,5 . 6467029,5 = 9700544,25 kg.cm

    Mr = (fy-fr) . Sx

    = (2550-700) . 2536,09

    = 4691766,5 kg.cm

  • 99

    Mn = Cb [ Mr + (Mp Mr) . ()() ] Mp = 1,882 [4691766,5 + (7312711,5 4691766,5) . (1164,92 375)(1164,92 315,087 )] = 13414774,75 > 7312711,5 kg.cm

    Dipakai Mn = Mp = 7312711,5 kg.cm

    Persyaratan :

    0,9 Mn > Mu

    0,9 . 7312711,5 > 2553166,053 Kg.cm

    6581440,35 kg.cm > 2553166,053 Kg.cm

    Jadi Penampang profil baja mampu menahan beban yang terjadi.

    4. Kontrol Geser

    Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat

    badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).

    1,1.

    , dimana :

    kn = 5 + 5(/)2 : untuk balok dengan pengaku vertical pelat badan kn = 5 : untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan

    sehingga :

    1,1 .

    382,2813,33 1,15. (2.106)2550

    28,678 < 68,88

    Vn = 0,6.fy.Aw

    = 0,6.2550.(42,672 . 1,333) = 87029,117 kg

  • 100

    Syarat :

    Vn Vu

    0,9. 87029,117 kg 10130,5 kg

    78326,2 kg > 10130,5 kg

    5.7 Perencanaan Kolom Komposit

    Kolom pada gedung Unit V STMIK AMIKOM Yogyakarta ini akan

    direncanakan ulang menggunakan kolom komposit. Kolom komposit adalah

    kolom dengan profil baja yang dibungkus beton dan diberi tulangan. Kolom pada

    tepi dan tengah dibedakan karena gaya aksial dan momen yang terjadi berbeda.

    Penampang kolom komposit ditunjukan pada Gambar 5.13.

    Gambar 5.15 Penampang kolom komposit

    5.7.1 Kolom Tengah

    Pada perencanaan ini dipakai profil W14 x 211 yang diselubungi beton

    dengan dimensi 550 x 550 mm.

    As = 39999,92 mm2

    d = 398,78 mm

    bf = 401,32 mm

    tf = 39,624 mm

    tw = 24,892 mm

    Ix = 110717,56 cm4

  • 101

    Iy = 42871,84 cm4

    fy = 250 MPa

    fu = 410 MPa

    Zx = 6390,95 cm3

    Zy = 3244,64 cm3

    ix = 10,35 cm

    iy =16,64 cm

  • 102

    5.7.1.1 Kontrol Luas Minimum Profil Baja

    Agar bisa dihitung sebagai kolom komposit maka harus memenuhi syarat

    luas minimu profil baja

    Luas beton (Ac) = 550 x 550 =302500 mm2

    Luas Profil (As) = 39999,92 mm2

    > 4%

    = 39999,92

    302500 = 13 % > 4

    5.7.1.2 Kontrol Jarak Dan Luas Tulangan

    Pemakaian tulangan dikontrol terlebih dahulu jarak dan luasnya

    1. Periksa Syarat Jarak Sengkang/Pengikat Lateral

    Jarak sengkang = 250 mm < 23 x 550 = 366,67 mm

    2. Periksa Syarat Luas Tulangan Longitudinal

    Jarak antar tulangan longitudinal = 550 2(40) 16

    = 454 mm

    Luas tulangan longitudinal = 14 .. 162

    = 200,96 mm2 > 0,18 (454) = 81,72 mm2

    3. Periksa Syarat Tulangan Lateral

    Luas tulangan sengkang = 14 .. 102

    = 78,54 mm2 > 0,18 (250) = 45mm2

  • 103

    5.7.1.3 Tegangan Leleh Modifikasi

    Karena kolom akan dihitung sebagai komposit maka dihitung terlebih

    dahulu tegangan leleh kolom kompositnya.

    Luas netto tulangan longitudinal, At = 4 (200,96) = 803,84 mm2

    Luas netto beton =

    Ac = At As Atul = 302500 39999,92 803,84 = 261696,24 mm2

    Untuk baja yang diberi selubung beton, Maka :

    c1 = 0.7 c2 = 0,6 c3 = 0,2

    fmy = fy + 0,7.fyr.(

    ) + 0,6.fc

    = 250 + 0,7. 410.( 803,8439999,92) + 0,6 . 25 30250039999,92

    = 369,20 MPa

    5.7.1.4 Modulus Elastisitas Modifikasi

    Modulus elastisitas komposit juga harus dicari terlebih dahulu, karena

    nantinya akan dipakai untuk perhitungan komposit

    Es = 2.105 MPa

    Ec = 0,043.Wc1,5

    = 0,043.24001,525 = 25278,7 MPa

    Em = Es + 0,2.Ec.

    = 2.105 + 0,2 . 25278,7 . 30250039999,92

  • 104

    = 238234,11 MPa

    Jari-Jari Girasi Kolom Komposit

    Jari-jari girasi kolom komposit diambil dari nilai terbesar antara :

    a. 0,3 . b = 0,3 . 550 = 165 mm

    b. ry = 166,4 mm

    maka dipakai rm = 166,4 mm

    5.7.1.5 Menghitung Kuat Tekan Dan Gaya Aksial Kolom

    Kolom adalah struktur yang menahan gaya aksial, maka kita harus

    menghitung kuat tekannya.

    Dipakai rm = 166,4 mm

    c = . . = 5000166,4 . 3,14 369,2238234,11 = 0,377

    1. Karena 0,25 < c < 1,2 ,Maka Termasuk Dalam Kategori Kolom

    Menengah

    = 1,431,6 0,67c

    = 1,431,60,67.0,377

    = 1,06

    fcr =

    = 369,2 1,06

    = 348,302 MPa

    = 3552,68 Kg/cm2

  • 105

    Pn = As.fcr

    = 399,99 . 3552,68

    = 1421036,47 Kg

    Pn = 0,85 Pn

    = 0,85 , 1421036,473 Kg

    = 1207881 Kg

    2. Kuat Tekan Aksial Rencana Profil Baja

    Pns = 0,85. As. fy

    = 0.85 . 399,99 . 2550

    = 866978,325 Kg

    3. Beban Tekan Aksial Rencana Yang Dipikul Oleh Beton

    Semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri dari

    profil baja dan beton). Maka persyaratan luas minimal penampang beton yang

    menahan beban desain kolom diperlukan.

    Pnc = Pn - Pns

    = 1207881 - 866978,325

    = 340902,675 Kg

    Syarat yang harus dipenuhi untuk luas penampang beton

    Pnc 1,7. . 340902,675 1,7. 0,6 . 255. 3025 340902,675 786802,5

  • 106

    5.7.1.6 Kuat Nominal Komposit Dan Aksial Kolom Komposit

    Kuat nominal dan aksial kolom komposit inilah yang akan menentukan

    apakah desain kolom komposit menggunakan profil dan dimensi rencana aman

    atau tidak menahan momen dan gaya aksial kolom pada bangunan.

    Gambar 5.16 Kolom tengah yang ditinjau

    Dari hasil output ETABS v9.6 diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada kolom :

    Pu = 282628,79 kg

    Muy = 2902133,5 kg.cm

    Mux = 572339,88 kg.cm

    Luasan badan profil (Aw) = d . tw

    = 39,88 . 2,49

    = 99,3 cm2

    Crc = Crt = 275- (40 + 10 + (0,5 . 16))

    = 217 mm

  • 107

    Cr = (Crc + Crt)/2

    = 217 mm

    b = h = 550 mm

    PuPn = 282628,79 1207881 = 0,234 > 0,2 Karena nilai Pu

    Pn = 0,234 < 0,3 ,maka diperlukan interpolasi untuk nilai Mnx dan Mny

    Pada kondisi Pu = 0, maka :

    = 0,85 . Zx . fy = 0,85 . 6390,95 . 2550

    = 13852384,13 kg.cm

    = 0,85 . Zy . fy = 0,85 . 3244,64. 2550

    = 7032778,87 kg.cm

    Pada kondisi Pu = 0,3 ,maka :

    Mnx = Zx . fy + 1/3 (h-2Cr). Ar.fyr + (

    2 ,

    1,7 . .). . = 6390,95. 2550 + 1/3 (55-2.21,7). 8.4182 + (55

    2 99,3 ,2550

    1,7 .255.55).99,3 .2550 = 20700473,65 kg.cm

    Mny = Zy . fy + 1/3 (h-2Cr). Ar.fyr + (

    2 ,

    1,7 . .). . = 3244,64. 2550 + 1/3 (55-2.21,7). 8.4182 + (55

    2 99,3 ,2550

    1,7 .255.55).99,3 .2550 = 12677383,15 kg.cm

  • 108

    20700473,65 kg.cm M

    n

    Pu /Pn

    13852384,13 kg.cm

    0,3

    19193893,96kg.cm

    0,234

    12677383,15 kg.cm

    Mn

    Pu /Pn0,21

    7032778,87 kg.cm

    0,3

    11435570,21 kg.cm

    Maka dengan interpolasi didapat nilai Mnx pada kondisi PuPn = 0,234

    Gambar 5.17 Grafik interpolasi Mnx-Pu/Pn kolom tengah

    Gambar 5.18 Grafik interpolasi Mny-Pu/Pn kolom tengah

    Untuk Pu Pn > 0,2 , maka Pu Pn + 8 9 ( Mux Mnx + Muy Mny ) 1

  • 109

    0,234 + 8 9 ( 572339,88 0,85 . 19193893,96 + 2902133,5 0,85 .11435570,21) 1 0,5306 1

    5.7.2 Kolom Tepi

    Pada perencanaan ini dipakai profil W14 x 132 yang diselubungi beton

    dengan dimensi 525 x 525 mm. Adapun data profil adalah sebagai berikut ini.

    As = 25032,21 mm2

    d = 373,38 mm

    bf = 373,38 mm

    tf = 26,16 mm

    tw = 16,38 mm

    Ix = 63683,41 cm4

    Iy = 22809,48 cm4

    fy = 250 MPa

    fu = 410 MPa

    Zx = 3834,57 cm3

    Zy = 1851,74 cm3

    ix = 15,95 cm

    iy = 9,54 cm

  • 110

    5.7.2.1 Kontrol Luas Minimum Profil Baja

    Agar bisa dihitung sebagai kolom komposit maka harus memenuhi syarat

    luas minimu profil baja

    Luas beton (Ac) = 525 x 525 = 275625 mm2

    Luas profil (As) = 25032,21 mm2

    > 4%

    = 25032,21

    275625 = 9,1% > 4

    5.7.2.2 Kontrol Jarak Dan Luas Tulangan

    Pemakaian tulangan dikontrol terlebih dahulu jarak dan luasnya

    1. Periksa Syarat Jarak Sengkang/Pengikat Lateral

    Jarak sengkang = 250 mm < 23 x 525 = 350 mm

    2. Periksa Syarat Luas Tulangan Longitudinal

    Jarak antar tulangan longitudinal = 525 2(40) 16

    = 429 mm

    Luas tulangan longitudinal = 14 .. 162

    = 200,96 mm2 > 0,18 (429) = 77,22 mm2

    3. Periksa Syarat Tulangan Lateral

    Luas tulangan sengkang = 14 .. 102

    = 78,54 mm2 > 0,18 (250) = 45mm2

  • 111

    5.7.2.3 Tegangan Leleh Modifikasi

    Karena kolom akan dihitung sebagai komposit maka dihitung terlebih

    dahulu tegangan leleh kolom kompositnya.

    Luas netto tulangan longitudinal, At = 4 (200,96) = 803,84 mm2

    Luas netto beton =

    Ac = At As Atul = 275625 25032,21 803,84 = 249788,95 mm2

    Untuk baja yang diberi selubung beton, Maka :

    c1 = 0.7 c2 = 0,6 c3 = 0,2

    fmy = fy + 0,7.fyr.(

    ) + 0,6.fc

    = 250 + 0,7. 410.( 803,8425032,21) + 0,6 . 25 27562525032,21

    = 424,38 MPa

    5.7.2.4 Modulus Elastisitas Modifikasi

    Modulus elastisitas komposit juga harus dicari terlebih dahulu, karena

    nantinya akan dipakai untuk perhitungan komposit

    Es = 2.105 MPa

    Ec = 0,043.Wc1,5

    = 0,043.24001,525 = 25278,7 MPa

    Em = Es + 0,2.Ec.

    = 2.105 + 0,2 . 25278,7 . 27562525032,21

  • 112

    = 255667,81 MPa

    Jari-Jari Girasi Kolom Komposit

    Jari-jari girasi kolom komposit diambil dari nilai terbesar antara :

    c. 0,3 . b = 0,3 . 525 = 157,5 mm

    d. ry = 95,4 mm

    maka dipakai rm = 95,4 mm

    5.7.2.5 Menghitung Kuat Tekan Dan Gaya Aksial Kolom

    Kolom adalah struktur yang menahan gaya aksial, maka kita harus

    menghitung kuat tekannya.

    Dipakai rm = 166,4 mm

    c = . . = 500095,4 . 3,14 424,38255667,81 = 0,68

    1. Karena 0,25 < c < 1,2 ,Maka Termasuk Dalam Kategori Kolom

    Menengah

    = 1,431,6 0,67c

    = 1,431,60,67 . 0,68

    = 1,25

    fcr =

    = 424,38 1,25

    = 339,5 MPa

    = 3462,9 Kg/cm2

  • 113

    Pn = As.fcr

    = 250,32 . 3462,9

    = 866833,128 Kg

    Pn = 0,85 Pn

    = 0,85 , 866833,128 Kg

    = 736808,16 Kg

    2. Kuat Tekan Aksial Rencana Profil Baja

    Pns = 0,85. As. fy

    = 0.85 . 250,32 . 2550

    = 542568,6 Kg

    3. Beban Tekan Aksial Rencana Yang Dipikul Oleh Beton

    Semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri dari

    profil baja dan beton). Maka persyaratan luas minimal penampang beton yang

    menahan beban desain kolom diperlukan.

    Pnc = Pn - Pns

    = 736808,16 - 542568,6

    = 194239,56 Kg

    Syarat yang harus dipenuhi untuk luas penampang beton

    Pnc 1,7. . 194239,56 1,7. 0,6 . 255. 2756 194239,56 716835,06

  • 114

    5.7.2.6 Kuat Nominal Komposit Dan Aksial Kolom Komposit

    Kuat nominal dan aksial kolom komposit inilah yang akan menentukan

    apakah desain kolom komposit menggunakan profil dan dimensi rencana aman

    atau tidak menahan momen dan gaya aksial kolom pada bangunan.

    Gambar 5.19 Kolom tepi yang ditinjau

    Dari hasil output ETABS v9.6 diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada kolom :

    Pu = 215943,1 kg

    Muy = 2404088,1 kg.cm

    Mux = 1006955,14 kg.cm

    Luasan badan profil (Aw) = d . tw

    = 37,33 . 1,63

    = 60,85 cm2

    Crc = Crt = 262,5 - (40 + 10 + (0,5 . 16))

    = 204,5 mm

  • 115

    Cr = (Crc + Crt)/2

    = 204,5 mm

    b = h = 525 mm

    PuPn = 215943,1 736808,16 = 0,293 > 0,2 Karena nilai Pu

    Pn = 0,293 < 0,3 ,maka diperlukan interpolasi untuk nilai Mnx dan Mny

    Pada kondisi Pu = 0, maka :

    = 0,85 . Zx . fy = 0,85 . 3834,57. 2550

    = 8311430,47 kg.cm

    = 0,85 . Zy . fy = 0,85 . 1851,74. 2550

    = 4013646,45 kg.cm

    Pada kondisi Pu = 0,3 ,maka :

    Mnx = Zx . fy + 1/3 (h-2Cr). Ar.fyr + (

    2 ,

    1,7 . .). . = 3834,57. 2550+ 1/3 (52,5-2.20,4). 8.4182 + ( 55

    2

    60,85 ,25501,7 .255.52,5).60,85 .2550 = 12987469,51 kg.cm

    Mny = Zy . fy + 1/3 (h-2Cr). Ar.fyr + (

    2 ,

    1,7 . .). . = 1851,74. 2550+ 1/3 (52,5-2.20,4). 8.4182 + ( 55

    2

    60,85 ,25501,7 .255.52,5).60,85 .2550

  • 116

    12987469,51 kg.cm

    Mn

    Pu /Pn

    8311430,47 kg.cm

    12878361,93 kg.cm

    0,30,293

    7931253,014 kg.cm

    Mn

    Pu /Pn

    4013646,45 kg.cm

    7839842,19 kg.cm

    0,30,293

    = 7931253,014 kg.cm

    Maka dengan interpolasi didapat nilai Mnx pada kondisi PuPn = 0,234

    Gambar 5.20 Grafik interpolasi Mnx-Pu/Pn kolom tepi

    Gambar 5.21 Grafik interpolasi Mny-Pu/Pn kolom tepi

    Untuk Pu Pn > 0,2 , maka

  • 117

    Pu Pn + 8 9 ( Mux Mnx + Muy Mny ) 1 0,234 + 8 9 ( 572339,88 0,85 . 19193893,96 + 2902133,5 0,85 .11435570,21) 1 0,5306 1

    5.8 Perencanaan Sambungan

    Desain untuk sambungan kolom ke balok di rencanakan menggunakan

    sambungan baut dengan pertimbangan lebih efisien dan lebih mudah dalam

    pengerjaannya. Perhitungan untuk sambungan baut di bawah ini di hitung pada

    sambungan antara kolom dengan balok. Adapun desainnya adalah sebagai berikut

    ini.

    Gambar 5.22 Sambungan Kolom-Balok dengan profil siku dan profil T

    Di pakai profil baja W14x211 untuk kolom tengah dan profil baja W14x132 untuk

    kolom tepi.

  • 118

    5.8.1 Sambungan Kolom Tengah-Balok

    Sambungan kolom dengan balok direncanakan dengan sambungan baut

    1. Sambungan Geser Pada Badan Balok

    Di pakai profil baja untuk balok adalah W16x89 dengan data profil sebagai berikut

    ini.

    A = 169,03 cm2

    ix = 17,89 cm

    W = 132,37 kg/m

    tw = 13,33 mm

    Zx = 2867,73 cm3

    d = 426,72 mm

    Ix = 54110,08 cm4

    tf = 22,22 mm

    b = 264,16mm

    Zy = 788,22 cm3

    Sx = 2536,09 cm3

    iy = 6,33 cm

    Iy = 6784,57 cm4

    Sy = 513,67 cm3

    h = 382,28 mm

    Sambungan balok utama dengan kolom di rencanakan dengan rigid

    connection. Dimana sambungan memikul beban geser Vu dan momen Mu.

    Penerimaan beban di anggap sebagai berikut :

    a. Beban geser Vu di teruskan oleh sambungan pada badan secara tegak lurus ke

    flens kolom.

    b. Beban momen Mu di teruskan oleh sayap balok dengan baja T ke flens kolom.

    Vu = 369,77 kN

  • 119

    Sambungan kaku yang merupakan bagian dari system rangka pemikul beban

    gempa mempunyai kuat lentur Mu yang besarnya paling tidak sama dengan :

    Mu = MpbalokRy1,1

    = 35,7175,11,1

    = 1183,63 kNm

    Gaya geser terfaktor pada sambungan kaku harus di ambil berdasarkan kombinasi

    pembebanan dari ETABS di tambah gaya geser yang berasal dari Mu di atas

    (LRFD pasal 15.9.2.2) sehingga besarnya adalah :

    Vu tambah = L

    MuMu +

    = 9

    63,118363,1183 +

    = 263,03 kN

    Vu total = Vu + Vu tambah

    = 369,77 + 263,03

    = 632,8 kN

    a. Kuat Geser Baut

    i. Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    ii. Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

    iii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

  • 120

    Vdg = ( ) Abfurf b 21

    = ( ) 0,00050728250005,075,0

    = 313,706 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 41000010

    33,130,02544,275,0 3

    = 249,87 kN

    Vdg > Vdt maka gunakan yang terkecil 249,87 kN

    Jumlah baut :

    n = buahbuahVdtVu 353,2

    87,2498,632

    ===

    maka, di pasang 3 buah baut

    2. Sambungan Geser Pada Sayap Kolom

    a. Kuat Geser Baut

    - Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    - Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

    - Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Vdg = ( ) Abfurf b 1

  • 121

    = ( ) 0,0005078250005,075,0

    = 156,853 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 410000039624,0 0,02544,275,0

    = 742,759 kN

    Vdg < Vdt maka gunakan yang terkecil 156,853 kN

    Jumlah baut :

    n = buahVdgVu 4

    kN 156,8538,632

    ==

    Di pasang 4 buah pada 2 sisi, sehingga pada satu sisi menjadi 2 baut.

    3. Kontrol Siku Penyambung

    Siku di rencanakan menggunakan L 4x 3x 3/8, BJ 41 dengan nilai

    fu = 410000 kN/m2

    lubang = baut + kelonggaran

    = 0,0016 0,0254 +

    = m0,027

    Anv = Lnv x t

    = (L n x lubang) x t

    = ( ) 039624,0027,021000

    401,32

  • 122

    = 0,0137 m

    Siku di tinjau satu sisi sehingga gaya =

    kNVu 4,3168,63221

    21

    ==

    ( )AnvfuPn = 6,0

    ( ) kNPn 65,25270137,04100006,075,0 ==

    Pn = 2527,65 kN > kNVu 4,31621

    =

    4. Sambungan Pada Sayap Profil T Dengan Sayap Kolom

    a. Mutu Profil BJ41 (Fu= 410000 Kn/M2)

    b. Baut Tipe A325 Dengan Nilai Sebagai Berikut Ini.

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    lubang = baut + kelonggaran

    = 0,0016 0,0254 +

    = m0,027

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Akibat gaya Mu, profil T akan mengalami gaya tarik sebesar :

    T = kN89,1386

    100072,4262

    63,1183=

    =

    dbalokMu

    B = Kekuatan rencana baut

  • 123

    = x Rn

    = 0,75 x fub x0,75 x Ab x n

    = 0,75 x 825000 x0,75 x 0,000507 x 4

    = 941 kN

    Syaratnya adalah B < T

    941 kN < 1386,89 kN Tidak Memenuhi!

    Untuk mengatasinya kita dapat memakai potongan profil balok atau profil T yang

    di hubungkan ke bawah balok utama agar lengan kopel menjadi lebih besar.

    Dalam hal ini kita coba memakai porfil WT 12X38 yang merupakan potongan

    dari proil balok Induk B1 dengan nilai d tambahan sebesar 303,784 mm. Maka

    dengan demikian lengan kopel menjadi :

    d baru = 303,784 + 426,72

    = 730,5 mm

    = 0,73 m

    T baru = 73,0263,1183

    = 810,705 kN

    Maka nilai B > T

    941 kN > 810,705 kN memenuhi syarat, Ok!

    e. Perhitungan Sayap Kolom Dengan Profil T

    Perhitungan tebal sayap T yang di perlukan :

    Direncanakan memakai profil ST 12X60,5 dengan section propertisnya adalah :

    tw = 0,8 in = 20,32 mm = 0,02032 m

    tf = 1,09 in = 27,686 mm = 0,027686 m

  • 124

    bf = 8,05 in = 204,47 mm = 0,20447 m

    d = 12,25 in = 311,15 mm = 0,31115 m

    k = 2 in = 50,8 mm = 0,0508 m

    Gambar 5.23 Gaya-gaya yang Bekerja pada Profil T

    a = 50 mm (rencana)

    b = ( )

    232,20

    28,50247,204

    = 41 mm

    Menurut Kulak, Fisher, dan Shrink : a 1,25 b

    41 1,25 x 50

    41 62,5 mm ok!!

    Koreksi untuk a dan b

    a =

    + bauta

    21

    =

    + 0,0254

    2150

    = 0,0627 m

  • 125

    b =

    bautb

    21

    =

    0254,0

    2141

    = 0,0286 m

    =

    ''1

    ba

    TB

    =

    0,02860,06271

    810,705941

    = 0,352 < 1

    = bf

    tfbf 2

    = ( )0,20447

    0,02720,20447

    = 0,74

    =

    11

    =

    352,01

    352,074,01

    = 0,734

    pakai= 1,0

    x = 1 x 0,74

    = 0,74

    Q =

    +

    ''

    1 abT

    =

    +

    0,06270,0286

    74,0174,0705,810

    = 157,269 kN

  • 126

    ( )QT +21

    = ( )157,269705,81021

    + = 483,987 kN

    Syarat :

    Gaya yang terjadi pada baut adalah

    B ( )QT +21

    941 kN 483,987 kN

    Maka tebal perlu sayap profil T adalah :

    tf ( ) +

    1'4

    FybfbT

    ( )74,01410000204,09,00,0286705,8104

    +

    27,686 cm > 0,0266 m = 26,66 cm ok!!

    Sehingga tf di profil ST 12X60,5 dapat di pakai.

    5. Sambungan Pada Badan Profil T Dengan Sayap Balok

    a. Kuat Geser Baut

    i. Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    ii. Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

    iii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Vdg = ( ) Abfurf b 1

  • 127

    = ( ) 0,0005078250005,075,0

    = 156,853 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 4100001000

    22,220,02544,275,0

    = 416,518 kN

    Vdg < Vdt maka gunakan yang terkecil 156,853 kN

    c. Jumlah Baut

    n = buahbuahVdg

    T 6168,5853,156705,810

    ===

    Sehingga di pasang 6 buah baut pada dua sisi, maka pada satu sisi menjadi 3 baut

    Kekuatan badan profil T

    i. Mutu Profil BJ41 (Fu= 410000 Kn/m2)

    ii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = bf x tw

    = 0,204 X 0,0203

    = 0,00415 m2

    An = ( )twdAg '

    = ( )0203,00254,030,00415

    = 0,0026 m2

  • 128

    Terhadap Leleh, syaratnya adalah :

    2T 0,9 x An x Fu

    2 x 810,705 0,9 x 0,0026 x 825000

    1621,41 1937 kN

    5.8.2 Sambungan Kolom Tepi - Balok

    Sambungan kolom dengan balok direncanakan dengan sambungan baut

    1. Sambungan Geser Pada Badan Balok

    Di pakai profil baja untuk balok adalah W16x89 dengan data profil sebagai berikut

    ini.

    A = 169,03 cm2

    ix = 17,89 cm

    W = 132,37 kg/m

    tw = 13,33 mm

    Zx = 2867,73 cm3

    d = 426,72 mm

    Ix = 54110,08 cm4

    tf = 22,22 mm

    b = 264,16mm

    Zy = 788,22 cm3

    Sx = 2536,09 cm3

    iy = 6,33 cm

    Iy = 6784,57 cm4

    Sy = 513,67 cm3

    h = 382,28 mm

    Sambungan balok utama dengan kolom di rencanakan dengan rigid

    connection. Dimana sambungan memikul beban geser Vu dan momen Mu.

    Penerimaan beban di anggap sebagai berikut :

  • 129

    a. Beban geser Vu di teruskan oleh sambungan pada badan secara tegak lurus ke

    flens kolom.

    b. Beban momen Mu di teruskan oleh sayap balok dengan baja T ke flens kolom.

    Vu = 179,38 kN

    Sambungan kaku yang merupakan bagian dari system rangka pemikul beban

    gempa mempunyai kuat lentur Mu yang besarnya paling tidak sama dengan :

    Mu = MpbalokRy1,1

    = 35,7175,11,1

    = 1183,63 kNm

    Gaya geser terfaktor pada sambungan kaku harus di ambil berdasarkan kombinasi

    pembebanan dari ETABS di tambah gaya geser yang berasal dari Mu di atas

    (LRFD pasal 15.9.2.2) sehingga besarnya adalah :

    Vu tambah = L

    MuMu +

    = 9

    63,118363,1183 +

    = 263,03 kN

    Vu total = Vu + Vu tambah

    = 179,38 + 263,03

    = 442,41 kN

    a. Kuat Geser Baut

    i. Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    ii. Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

  • 130

    iii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Vdg = ( ) Abfurf b 21

    = ( ) 0,00050728250005,075,0

    = 313,706 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 41000010

    33,130,02544,275,0 3

    = 249,87 kN

    Vdg > Vdt maka gunakan yang terkecil 249,87 kN

    Jumlah baut :

    n = buahbuahVdtVu 277,1

    87,24941,442

    ===

    maka, di pasang 2 buah baut

    2. Sambungan Geser Pada Sayap Kolom

    a. Kuat Geser Baut

    - Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    - Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

    - Baut tipe A325 dengan nilai

  • 131

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Vdg = ( ) Abfurf b 1

    = ( ) 0,0005078250005,075,0

    = 156,853 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 410000039624,0 0,02544,275,0

    = 742,759 kN

    Vdg < Vdt maka gunakan yang terkecil 156,853 kN

    Jumlah baut :

    n = buahVdgVu 82,2

    kN 156,85341,442

    ==

    Di pasang 4 buah pada 2 sisi, sehingga pada satu sisi menjadi 2 baut.

    3. Kontrol Siku Penyambung

    Siku di rencanakan menggunakan L 4x 3x 3/8, BJ 41 dengan nilai

    fu = 410000 kN/m2

    lubang = baut + kelonggaran

    = 0,0016 0,0254 +

    = m0,027

  • 132

    Anv = Lnv x t

    = (L n x lubang) x t

    = ( ) 039624,0027,021000

    401,32

    = 0,0137 m

    Siku di tinjau satu sisi sehingga gaya =

    kNVu 2,22141,44221

    21

    ==

    ( )AnvfuPn = 6,0

    ( ) kNPn 65,25270137,04100006,075,0 ==

    Pn = 2527,65 kN > kNVu 2,22121

    =

    4. Sambungan Pada Sayap Profil T Dengan Sayap Kolom

    a. Mutu Profil BJ41 (Fu= 410000 Kn/M2)

    b. Baut Tipe A325 Dengan Nilai Sebagai Berikut Ini.

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    lubang = baut + kelonggaran

    = 0,0016 0,0254 +

    = m0,027

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Akibat gaya Mu, profil T akan mengalami gaya tarik sebesar :

  • 133

    T = kN89,1386

    100072,4262

    63,1183=

    =

    dbalokMu

    B = Kekuatan rencana baut

    = x Rn

    = 0,75 x fub x0,75 x Ab x n

    = 0,75 x 825000 x0,75 x 0,000507 x 4

    = 941 kN

    Syaratnya adalah B < T

    941 kN < 1386,89 kN Tidak Memenuhi!

    Untuk mengatasinya kita dapat memakai potongan profil balok atau profil T yang

    di hubungkan ke bawah balok utama agar lengan kopel menjadi lebih besar.

    Dalam hal ini kita coba memakai porfil WT 12X38 yang merupakan potongan

    dari proil balok Induk B1 dengan nilai d tambahan sebesar 303,784 mm. Maka

    dengan demikian lengan kopel menjadi :

    d baru = 303,784 + 426,72

    = 730,5 mm

    = 0,73 m

    T baru = 73,0263,1183

    = 810,705 kN

    Maka nilai B > T

    941 kN > 810,705 kN memenuhi syarat, Ok!

    f. Perhitungan Sayap Kolom Dengan Profil T

    Perhitungan tebal sayap T yang di perlukan :

  • 134

    Direncanakan memakai profil ST 12X60,5 dengan section propertisnya adalah :

    tw = 0,8 in = 20,32 mm = 0,02032 m

    tf = 1,09 in = 27,686 mm = 0,027686 m

    bf = 8,05 in = 204,47 mm = 0,20447 m

    d = 12,25 in = 311,15 mm = 0,31115 m

    k = 2 in = 50,8 mm = 0,0508 m

    a = 50 mm (rencana)

    b = ( )

    232,20

    28,50247,204

    = 41 mm

    Menurut Kulak, Fisher, dan Shrink : a 1,25 b

    41 1,25 x 50

    41 62,5 mm ok!!

    Koreksi untuk a dan b

    a =

    + bauta

    21

    =

    + 0,0254

    2150

    = 0,0627 m

    b =

    bautb

    21

    =

    0254,0

    2141

    = 0,0286 m

    =

    ''1

    ba

    TB

    =

    0,02860,06271

    810,705941

  • 135

    = 0,352 < 1

    = bf

    tfbf 2

    = ( )0,20447

    0,02720,20447

    = 0,74

    =

    11

    =

    352,01

    352,074,01

    = 0,734

    pakai= 1,0

    x = 1 x 0,74

    = 0,74

    Q =

    +

    ''

    1 abT

    =

    +

    0,06270,0286

    74,0174,0705,810

    = 157,269 kN

    ( )QT +21

    = ( )157,269705,81021

    + = 483,987 kN

    Syarat :

    Gaya yang terjadi pada baut adalah

    B ( )QT +21

    941 kN 483,987 kN

  • 136

    Maka tebal perlu sayap profil T adalah :

    tf ( ) +

    1'4

    FybfbT

    ( )74,01410000204,09,00,0286705,8104

    +

    27,686 cm > 0,0266 m = 26,66 cm ok!!

    Sehingga tf di profil ST 12X60,5 dapat di pakai.

    5. Sambungan Pada Badan Profil T Dengan Sayap Balok

    a. Kuat Geser Baut

    i. Pada bidang geser baut tidak ada ulir, maka nilai r1= 0,5

    ii. Mutu profil BJ41 (fu= 410000 kN/m2)

    iii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = 5,07 cm2 = 0,000507 m2

    Vdg = ( ) Abfurf b 1

    = ( ) 0,0005078250005,075,0

    = 156,853 kN

    b. Kuat Tumpu Baut

    Vdt = futpdbf 4,2

    = 4100001000

    22,220,02544,275,0

  • 137

    = 416,518 kN

    Vdg < Vdt maka gunakan yang terkecil 156,853 kN

    c. Jumlah Baut

    n = buahbuahVdg

    T 6168,5853,156705,810

    ===

    Sehingga di pasang 6 buah baut pada dua sisi, maka pada satu sisi menjadi 3 baut

    Kekuatan badan profil T

    i. Mutu Profil BJ41 (Fu= 410000 Kn/m2)

    ii. Baut tipe A325 dengan nilai

    D = 25,4 mm = 0,0254 m

    fub = 825 MPa = 825000 kN/m2

    Ag = bf x tw

    = 0,204 X 0,0203

    = 0,00415 m2

    An = ( )twdAg '

    = ( )0203,00254,030,00415

    = 0,0026 m2

    Terhadap Leleh, sayaratnya adalah :

    2T 0,9 x An x Fu

    2 x 810,705 0,9 x 0,0026 x 825000

    1621,41 1937 kN

  • 138

    POT.A

    BALOK anak W 12 x 58

    PROFIL L 2.5" x 2" x 1/4"

    BALOK induk W 16 x 89

    BALOKinduk W 16 x 89 BALOK anak W 12 x 58

    PROFIL L 2.5" x 2" x 1/4"

    BAUT 16mm

    5.8.3 Sambungan Balok Anak dengan Balok Induk

    Sambungan antara balok anak dengan balok induk direncanakan dengan

    baut yang tidak dapat memikul momen, karena disesuaikan dengan anggapan

    dalam analisa sebagai sendi.

    Vu = 241,58 kN

    a. Sambungan dengan balok Anak b. Sambungan dengan balok Induk

    Gambar 5.24 Detail Sambungan Balok Anak dan Balok Induk

    1. Sambungan Plat Siku Dengan Balok Anak

    a. Direncanakan Profil Siku L 2,5X2X1/4

    Baut M16 mm (Ag = 0,000201143 m2)

    r1 = 0,5

    fu tumpu = 410000 kN/m2

    fu geser = 500000 kN/m2

    m = 2 sisi

    b. Kuat Geser

    Vn = f x r1 x fu x Abaut x m

  • 139

    = 0,75 x 0,5 x 500000 x 0,000201143 x 2

    = 75,43 kN (menentukan)

    c. Kuat Tumpu

    Vn = f x 2,4 x db x tp x fu

    = 0,75 x 2,4 x 0,016 x (16,256/1000) x 410000

    = 191,95 kN

    n = VnVu

    = 43,7558,241

    = 3,2 buah

    Dipasang 4 buah baut M16mm (Jumlah baut untuk 1 sisi)

    2. Sambungan Plat Siku Dengan Balok Induk

    a. Direncanakan Profil Siku L 2,5X2X1/4

    Baut M16 mm (Ag = 0,000201143 m2)

    r1 = 0,5

    fu tumpu = 410000 kN/m2

    fu geser = 500000 kN/m2

    m = 1 sisi

    b. Kuat Geser

    Vn = f x r1 x fu x Abaut x m

    = 0,75 x 0,5 x 500000 x 0,000201143 x 1

  • 140

    = 37,71 kN (menentukan)

    c. Kuat Tumpu

    Vn = f x 2,4 x db x tp x fu

    = 0,75 x 2,4 x 0,016 x (22,22/1000) x 410000

    = 262,373 kN

    n = VnVu

    = 71,3758,241

    = 6,4 buah

    Dipasang 8 buah baut M16mm (Jumlah baut untuk 2 sisi)

    3. Kontrol Plat Siku Pada Gelagar

    a. Direncanakan Profil Siku L 2,5X2X1/4

    Baut M16 mm (Ag = 0,000201143 m2)

    r1 = 0,5

    fu tumpu = 410000 kN/m2

    fu geser = 500000 kN/m2

  • 141

    40 40

    40

    40

    Gambar 5.25 Detail Plat siku pada gelagar

    Luas bidang geser = Anv = Lnv.t

    = (200 4.16) x 6,35

    = 863,6 mm2

    b. Kuat Rencana

    Rnv = x 0,6 x fu x An

    = 0,75 x 0,6 x 500000 x (863,6/1000000)

    = 194,31 kN

    Terdapat 2 buah siku maka menjadi :

    2 x Rnv = 2 x 45

    = 388,62 kN

    Syarat :

    Vu 2 x Rn

    241,58 kN 388,62 kN

    40

  • 142

    5.9 Perencanaan Tangga

    Tangga akan direncanakan menggunakan beton bertulang. Karena denah

    tangga berbentuk simetris dan tinggi tiap lantai adalah sama (tipikal), yaitu 4 m,

    maka hanya didesain 1 tangga untuk digunakan disemua lantai.

    h/2

    h/2

    L bordes L ideal

    Gambar 5.26 Perencanaan Tangga

    Jenis tangga : Tangga dog leg

    Tinggi lantai : 4 m

    Lebar tangga : 3 m

    Lebar ruang : 7,5 m

    Lebar bordes : 150 cm

    Lebar dan tinggi anak tangga (Theodosius et all, 1988)

    Uptrede = 17 cm

    Antrede = 30 cm

    Sebagai patokan :

  • 143

    syarat 2t + L = 60 65 cm

    dipakai Uptrede (t) = 17 cm, Antrede (L) = 30 cm

    2t + L = 2(17) + 30 = 64 cm

    t = uptrede = 17 cm

    L = antrede = 30 cm

    Tebal pelat, min 15 cm

    Gambar 5.27 Dimensi uptrede dan antrede

    Tebal plat = hplat (jepit) = 0,15 m

    (jika tangga melayang, maka hplat = 0,20 m)

    Jumlah anak tangga = 1174001 +=+

    thlantai = 23,529 ~ 24 buah

    Panjang ideal anak tangga

    Diukur terhadap bordes

    L ideal = Jumlah anak tangga pakai . antrede = 224 . 30 = 360 cm = 3,6 m

  • 144

    2000

    2000

    1500 3600

    Gambar 5.28 Panjang tangga rencana

    cos : )6,32(

    6,3)tan(

    tan2222 +

    =+ ggaanakLbordesh

    ggaanakL = 0,8742

  • 145

    Balok

    Tangg

    a (250

    x 400 )

    Naik+0,0

    0

    +0,17

    +0,34

    +0,51

    +0,68

    +0,85

    +1,02

    +1,19

    +1,36

    +1,53

    +1,70

    +1,87

    Borde

    s +2,0

    0

    +2,17

    +2,34

    +2,51

    +2,68

    +2,85

    +3,02

    +3,19

    +3,36

    +3,53

    +3,70

    +3,87

    +4,00

    36001500

    1500

    1500

    12 @ 300

    Gambar 5.29 Elevasi tangga rencana

    5.9.1 Pembebanan Tangga Pembebanan pada tangga dibagi menjadi 2 yaitu pada anak tangga dan

    pada bordes. Selanjutnya hasil pembebanan akan digunakan untuk analisis

    struktur dengan mengambil nilai qu.

    1. Pada Tangga

    a. Beban Mati

    Berat sendiri pelat tangga (15 cm)

    = cos

    platt . 1 m . BJ beton

    = 0,8742

    15,0 . 1 m . 24 kN/m3

    = 4,118 kN/m

  • 146

    Beban anak tangga

    Berat 1 anak tangga = 0,5 (t . L) . BJ beton

    = 0,5 (0,17 . 0,30) . 24 kN/m3

    = 0,612 kN/m

    Maka dalam 1 m ada = 30

    100100=

    L= 3,33 buah anak tangga

    Berat per 1 m = (0,612 . 3,33) = 2,04 kN/m

    Berat komponen lain

    Spesi : 0,025 . 20 . 1 m = 0,5 kN/m

    Keramik : = 0,15 kN/m

    Pasir : 0,05 . 17 . 1 m = 0,85 kN/m

    = 1,5 kN/m

    qD Total = (4,118 + 2,04 + 1,5) = 7,658 kN/m

    b. Beban Hidup

    Pada tangga qL = 3 kN/m

    2. Pada Bordes

    a. Beban Mati

    Berat sendiri pelat bordes (15 cm)

    = tebal plat . 1 m . BJ beton

    = 0,15 . 1 m . 24 kN/m3

    = 3,60 kN/m

    +

  • 147

    Berat komponen lain

    Spesi : 0,025 . 20 . 1 m = 0,5 kN/m

    Keramik : = 0,15 kN/m

    Pasir : 0,05 . 17 . 1 m = 0,85 kN/m

    = 1,5 kN/m

    Total qD = (3,60 + 1,5) = 5,1 kN/m

    b. Beban Hidup

    Pada bordes qL = 3 kN/m

    3. Kombinasi Beban

    a. Pada Tangga

    qu = 1,2 qD + 1,6 qL

    = 1,2 (7,658) + 1,6 (3)

    = 13,99 kN/m

    b. Pada Bordes

    qu = 1,2 qD + 1,6 qL

    = 1,2 (5,1) + 1,6 (3)

    = 10,92 kN/m

    +

  • 148

    5.9.2 Analisis Struktur Pada Tangga Dari hasil pembebanan pada tangga kemudian kita ambil nilai q ultimit untuk

    analisis struktur pada tangga, yang kemudian kita bisa mendapatkan momen

    rencana tangga.

    Reaksi R1 = kN997,341,5

    25,1.5,1.92,105,1

    26,3.6,3.99,13

    =

    +

    +

    Reaksi R2 = kN747,311,5

    25,16,3.5,1.92,10

    26,3.6,3.99,13

    =

    ++

    Kontrol :

    R1 + R2 = P

    R1 + R2 = (34,997 + 31,747 = 66,744 kN)

    P = (13,99 . 3,6) + (10,92 . 1,5) = 50,364 + 16,38 = 66,744 kN ,OKE !

    Menghitung Momen Rencana Tangga

    Momen maksimum terjadi pada titik gaya geser = 0, yang berlokasi pada :

    50,299,13997,34

    tan1 ===

    ggaanakqURx m

    M maks = MU = ( )

    2.tan.

    2

    1xggaanakqUxR

    ( )

    =

    250,2.99,1350,2.997,34

    2

    = 43,774 kNm

  • 149

    5.9.3 Penulangan Tangga Selanjutnya setelah mendapatkan momen rencana dari analisis struktur

    pada tangga maka kita rencanakan penulangannya.

    1. Tulangan Pokok Tangga

    Mu = 43,774 kNm

    fc = 25 MPa

    Pakai tulangan D16, fy = 400 MPa

    d = h plat penutup beton - 21

    = 150 - 20 - 1621

    = 122 mm

    =

    2...'.85,0 adbacfMu

    =

    2

    122.1000..25.85,08,0

    10 43,774 6 aa

    54717500 = )2a (122.0001.a.25.0,85

    54717500 = (0,85 . 25 . 1000 . 122) (2

    1000 . 25 . 0,85 )

    54717500 = 2592500a 10625a2

    10625 a2 2592500a + 54717500= 0

    a = 23,34 mm

    Cc = Ts

    fyAsbacf ...'.85,0 =

  • 150

    400

    1000. 34,23.25.85,0..'.85,0==

    fybacfAs = 1239,94 mm2

    Diameter tulangan rencana: D16, Ad = . . 162 = 200,96 mm2

    Jarak antar tulangan, s = 07,1621239,94

    1000.96,200As

    Ad.1000== mm

    Dipakai D16 160

    Luas tul. pokok pakai, Aspakai = 1001000.96,200

    sAd.1000

    = = 2009,6 mm2

    Aspakai > As = 1239,94 mm2

    2. Tulangan Susut Tangga

    Diameter tulangan rencana: P10, Ad = . . 102 = 78,5 mm2

    fy = 300 MPa, maka Asst = 0,002 . b . h

    Asst = 0,002 . 1000 . 150 = 300 mm

    Jarak antar tulangan, s =300

    1000.5,781000.=

    stAsAd = 261,75 mm

    s < 5.h = 5 . 150 = 750 mm

    s < 450 mm

    Dipakai P10 250

    Luas tul. susut pakai, As st pakai = 2501000.5,78

    s1000 Ad.

    = = 314,1 mm2

    As stpakai > As = 300 mm2

  • 151

    5.9.4 Perencanaan Balok Bordes Perencanaan balok bordes menggunakan perhitungan seperti pada

    perhitungan balok anak dengan beton bertulang.

    Dari hasil desain tangga diperoleh :

    qU bordes = 10,92 kN/m

    Panjang bordes = 1,5 m

    Dicoba dimensi balok bordes = 250 x 400 mm

    Berat sendiri balok bordes = 0,25 . 0,4 . 1 . 24 = 2,4 kN/m

    Tinggi dinding diatas balok bordes = tinggi dinding = . 4 = 2 m

    Beban dinding diatas balok bordes = 0,15 . 2 . 1 . 17 = 5,1 kN/m

    qU bordes total = 10,92 + 2,4 + 5,1 = 18,42 kN/m

    Dianggap pada ujung bordes ada beban titik, P sebesar 1,5 kN

    MU = ( . qU . L2) + (P . L)

    = ( . 18,42 . 1,52) + (1,5 . 1,5)

    = 20,2725 + 2,25

    = 22,97 kNm

    Maka dengan data :

    MU = 22,97 kNm

    fc = 25 MPa

    fy = 400 MPa

    selimut beton = 4 cm

    Dimensi balok : 250 x 400 mm

  • 152

    Tulangan Tumpuan Atas : 3 D16

    Tulangan Tumpuan Bawah : 3 D16

    Tulangan Lapangan Atas : 3 D16

    Tulangan Lapangan Bawah : 3 D16

    Tulangan Susut : 4 P8

    Tulangan Geser Balok Bordes : P8 170

    5.9.5 Perencanaan Pondasi Tangga Khusus untuk tangga lantai 1 (dasar), tangga tersebut ditumpu oleh

    pondasi. Karena pada Analisis Struktur, dukungan tangga yang ada pondasinya

    dimodelkan sebagai sendi, maka pondasi dianggap tidak menahan momen, hanya

    menahan reaksi sebesar :

    Pu = 34,997 kN

    Hasil penyelidikan tanah didapat tanah = 250 kN/m

    Lebar tangga = 3 m

    fc ` = 25 MPa

    fy = 300 MPa

    1. Tulangan Pokok Pondasi Tangga

    L = 3.250

    997,34

    tantan

    = ggaah lebar

    Pu

    = 0,046 m dipakai L = B = 1 m

    q = 3.1997,34

    tan

    = ggalebarL

    Pu = 11,66 kN/m

  • 153

    Mu = Ma = 221 lq

    = 21. 11,66.21

    = 5,83 kNm

    Pu = 0,75 x dbcf '61

    L = B maka Vc = 0,75 x dLcf '61

    d = 75,0.1000.

    625

    1000.997,34

    75,0..6

    '

    =

    L

    cfPu = 55,99 mm

    =

    2...'.85,0 adbacfMu

    8,010 5,83 6 =

    255,99.1000..25.85,0 aa

    7287500 = (0,85 . 25 . 1000 . 55,99) (2

    1000 . 25 . 0,85 )

    7287500 = 1189787,5 a 10625a2

    10625 a2 1189787,5 a + 7287500= 0

    a = 6,5 mm

    Cc = Ts

    fyAsbacf ...'.85,0 =

    As = 300

    1000. 5,6.25.85,0..'.85,0=

    fybacf = 460,42 mm2

    Diameter tulangan rencana: P10, Ad = . . 102 = 78,5 mm2

  • 154

    Jarak antar tulangan, s = 5,170460,42

    1000.5,78As

    Ad.1000== mm

    s < 2.h = 2 . 200 = 400 mm

    Dipakai P10 170

    Luas tul. pokok pakai, Aspakai = 1701000.5,78

    sAd.1000

    = = 461,76 mm2

    Aspakai > As = 460,42 mm2

    2. Tulangan Susut Pondasi Tangga

    Diameter tulangan rencana: P10, Ad = . . 102 = 78,5 mm2

    fy = 300 MPa

    maka koefisien susut = Asst = 0,002 . b . h

    Asst = 0,002 . 1000 . 170 = 340 mm

    Jarak antar tulangan, s =340

    1000.5,781000.=

    stAsAd = 230,88 mm

    s < 5.h = 5 . 170 = 850 mm

    s < 450 mm

    Dipakai P10 230

    Luas tul. susut pakai, As st pakai = 2301000.5,78

    s1000 Ad.

    = = 341,3 mm2

    As stpakai > Asst = 340 mm2

  • 155

    h fondasi

    h siklop

    b siklop

    b fondasi

    MyP

    Mx

    5.10 Perencanaan Fondasi Footplate

    Berdasarkan dari hasil laporan penyelidikan tanah untuk fondasi bangunan

    gedung unit V STMIK AMIKOM Yogyakarta ini didapatkan nilai ijin tanah

    untuk kedalaman 8,55 m sebesar 450 kN/m2 serta tanah sebesar 17,83 kN/m3.

    Untuk perencanaan struktur bawah ini digunakan kedalaman 6 m dari elevasi

    muka tanah. Gambar potongan fondasi dapat dilihat pada Gambar 5.12 dibawah

    ini.

    Gambar 5.30 Fondasi

    Diketahui :

    beton = 24 kN/m3

    siklop = 22 kN/m3

    tanah = 17,83 kN/m3

    fc = 25 MPa

    fy = 400 MPa

    Diameter tulangan pokok rencana = 19 mm

    Diameter tulangan pokok susut s = 12 mm

  • 156

    Penutup beton (pb) = 80 mm

    1 = 0,85

    Digunakan siklop dengan ketinggian 2000 mm, maka :

    Beban akibat berat footplate (qfondasi) = 0,65 x 24 = 15,6 kN/m2

    Beban akibat berat siklop (qsiklop) = 2 x 22 = 44 kN/m2

    Beban akibat berat siklop (qtanah) = 1,4 x 17,8 = 24,96 kN/m2

    Tegangan ijin tanah netto ( n ) = 450 15,6 44 24,96 = 365,44 kN/m2

    Digunakan fondasi dengan dimensi yang berbeda untuk kolom tengah, tepi, dan

    pojok.

    5.10.1 Pondasi Kolom Tengah

    Pondasi direncanakan untuk mendukung kolom-kolom yang di tengah

    yang berdimensi 550 x 550 mm. Adapun data gaya aksial dan momen hasil

    ETABS v9.6 yang diketahui adalah sebagai berikut ini.

    P = 2181,63 kN

    Mx = 205,62 kNm

    My = 82,67 kNm

    Pu = 2771,64 kN

    Mux = 102,36 kNm

    Muy = 293,42 kNm

    Direncanakan dengan eksentrisitas kecil, maka nilai eksentrisitas dapat di cari

    dengan cara :

    ex = P

    Mx

    = 2181,63205,62

    = 0,094

    ey = P

    My

    = 2181,6382,67

  • 157

    = 0,038

    Mencari ukuran pondasi Foot Plate adalah :

    L 6 ex

    6 x 0,094

    0,564 m

    L pakai 2,3 meter

    B ( ) ( )

    2

    6Lcyclope

    ePLP

    +

    ( ) ( )23,210000094,063,218163,263,2181

    +

    0,118 m

    B pakai 2,3 meter

    Mencari ukuran siklop adalah :

    L 6 ex

    6 x 0,094

    0,564 m

    L pakai 3,0 meter

    B ( ) ( )

    2

    6Lnetto

    ePLP

    +

    ( ) ( )2344,365094,063,21816363,2181

    +

    2,36 m

    B pakai 3,0 meter

    Tegangan yang terjadi akibat beban di dasar siklop,

    1maks

    = SyMy

    SxMx

    AP

    ++

    = 5,467,82

    5,4205,62

    0,30,32181,63

    ++

    = 306,46 kN/m2 < n = 365,44 kN/m2 (ok)

  • 158

    1min

    = SyMy

    SxMx

    AP

    = 5,467,82

    5,4205,62

    0,30,32181,63

    = 178,33 kN/m2 > 0 (ok)

    Tegangan yang terjadi di dasar fondasi,

    2maks =

    SyMy

    SxMx

    AP

    ++

    =03,267,82

    03,2205,62

    3,23,22181,63

    ++

    = 554,42 kN/m2 < cyclope = 10000 kN/m2 (ok)

    2min

    = SyMy

    SxMx

    AP

    = 03,267,82

    03,2205,62

    3,23,22181,63

    = 270,39 kN/m2 > 0 (ok)

  • 159

    B = 2300

    L = 2300

    n

    d

    d m

    550

    550

    5.10.1.1 Kontrol Geser

    Untuk fondasi footplate ini geser dikontrol dengan 1 arah dan 2 arah.

    1. Kontrol Geser 1 Arah

    Bidang geser satu arah pada fondasi dapat dilihat pada pada Gambar 5.12

    di bawah ini.

    Gambar 5.31 Bidang geser satu arah pada fondasi tengah (mm)

    Berdasarkan gambar diatas, maka geser satu arah fondasi dikerjakan sebagai

    berikut,

    d = h 100

    = 650 100

    = 550 mm

    22dhL

    m k

    = = 2

    55025502300 = 325 mm = 0,325 m

    22dbB

    n k

    = =

    255025502300 = 325 mm = 0,325 m

  • 160

    maks

    = Sy

    MuySx

    MuxA

    Pu++

    03,242,293

    03,2102,36

    3,23,22771,64

    ++

    =

    = 718,9 kN/m2

    min

    = Sy

    MuySx

    MuxA

    Pu

    03,242,293

    03,2102,36

    3,23,22771,64

    =

    = 328,97 kN/m2

    ( )

    += minmin1 maksu L

    mL

    ( )

    += 97,3289,718

    3,2325,03,297,328

    663,8= kN/m2

    ( )

    += minmin2 maksu L

    nL

    ( )

    += 97,3289,718

    3,2325,03,297,328

    663,8= kN/m2

    a. Kontrol Geser Satu Arah Untuk Arah X

    Gaya geser yang terjadi,

    Vu1 = Bmmaksu +2

    1

    = 3,20,3252

    9,7188,663

    +