contoh perencanaan struktur gedung

142

Click here to load reader

Upload: ana-abdul-aziz

Post on 26-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


77 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana

Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Katolik Soegijapranata

Disusun Oleh :

THEERESIA PETRA SALIM

03.12.0011

DAVID BUDI SETIAWAN

03.12.0025

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2008

Page 2: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul …………………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………… ii

Kata Pengantar ………………………………………………………………….... iii

Lembar Asistensi ………………………………………………………………… iv

Daftar Isi …………………………………………………………………………. vi

Daftar Notasi …………………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Nama Proyek ……………………………………………………………….. 1

1.2. Lokasi Proyek ………………………………………………………………. 1

1.3. Tujuan Penulisan Tugas Akhir ……………………………………………… 3

1.4. Pembatasan Masalah ……………………………………………………….. 3

1.5. Sistematika Penyusunan .…………………………………………………… 4

BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

2.1. Uraian Umum ………………………………………………………………. 6

2.2. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………… 7

2.2.1. Peraturan-peraturan ………………………………………………… 7

2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur …………………………………. 8

2.3. Landasan Teori ……………………………………………………………… 9

2.3.1 Pembebanan ………………………………………………………... 9

2.3.2 Pembebanan Gempa menggunakan Analisa Statik Ekivalen ………. 11

2.3.3 Perhitungan Pondasi Tiang Pancang ………………………………... 12

2.4 Asumsi – asumsi ……………………………………………………………. 13

Page 3: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

ix

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

3.1. Perhitungan Struktur Atas ………………………………………………… 18

3.1.1. Perhitungan Kuda-kuda .................................................................... 18

3.1.2. Perhitungan Profil dan Sambungan .................................................. 32

3.2. Perhitungan Pelat Lantai ………………………………………………….. 39

3.2.1. Pembebanan Pelat Lantai …………………………………………. 39

3.2.2. Penulangan Pelat Lantai Dua Arah ……………………………….. 40

3.3. Perhitungan Penulangan Balok …………………………………………… 43

3.3.1. Penulangan Lentur Balok ........……………………………………. 43

3.3.2. Perhitungan Geser Balok .........……………………………………. 45

3.3.3. Penulangan Torsi Balok ........……………………………………... 48

3.4. Perhitungan Kolom ……………………………………………………….. 50

3.4.1. Kolom Persegi 100 cm × 100 cm ……………………………….… 51

A. Lentur Kolom Arah M 2-2 ………………………………….… 51

B. Lentur Kolom Arah M 3-3 ………………………………….… 53

C. Penulangan Geser Kolom ………………………………….….. 54

3.5. Perhitungan Gempa …………………………………………………….…. 55

3.5.1. Perhitungan Gaya Geser Dasar Horisontal Total Akibat Gempa .… 55

3.5.2. Perhitungan Waktu Getar …………………………………………. 63

3.6. Perhitungan Tangga ……………………………………………………….. 67

3.6.1. Perencanaan Tangga ……...…………………………………….…. 67

3.6.2. Pembebanan Tangga ……...……………………………………..… 68

3.6.3. Perhitungan Reaksi Tangga …………………………………….…. 68

3.6.4. Penulangan Tangga dan Bordes ……..…………………………..… 69

3.6.5. Perhitungan Pondasi Tangga ……..………………………………... 70

3.7. Perhitungan Pondasi …………………………………………………….….. 72

3.7.1. Pemilihan Tipe Pondasi ………………………………………….… 72

3.7.2. Menentukan Daya Dukung Tiang Pancang …………………….….. 73

3.7.3. Menentukan Jarak Antar Tiang Pancang ……………………….….. 73

3.7.4. Menentukan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang ……………….…. 74

3.7.5. Cek Kekuatan Tiang Pancang dalam Kelompok Tiang ………….… 75

3.7.6. Penulangan Tiang Pancang ................................................................ 78

Page 4: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

x

3.7.7. Penulangan Pile Cap ......................................................................... 82

3.7.8. Penulangan Tie Beam ....................................................................... 90

BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR 92

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan …………………………….. 117

5.2. Rencana Anggaran Biaya …………………………………………………. 120

5.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya……………………………………. 126

5.4. Prosentase Bobot Pekerjaan……………………………………………….. 127

5.5. Time Schedule ……………………………………………………………. 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xi

DAFTAR NOTASI Perhitungan Kuda-kuda

Ag adalah luas penampang baja profil (cm2)

Fu adalah tegangan leleh baja (kg)

fy adalah tegangan tarik pada baja (kg/cm2)

fr adalah tegangan tekan residual pada pelat sayap yang dirol (MPa)

h adalah tinggi profil (cm)

Ix adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu x (cm4)

Iy adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu y (cm4)

ix adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu x (cm)

iy adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu y (cm)

Kt adalah gaya terbesar yang dipikul oleh baut (kg)

s1 adalah jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang

disambung (cm)

S adalah jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berturutan (cm)

Sx adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu x ( cm3 )

Sy adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu y ( cm3 )

t adalah tebal screew ( mm )

Vd adalah baut dalam geser ( N )

Vu adalah kuat geser terfaktor (N)

Vn adalah kuat geser nominal (N)

W adalah berat baja profil per meter (kg/m)

Zx adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu x ( cm3 )

Zy adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu y ( cm3 )

σtr adalah tegangan tarik (kg/cm2)

τ adalah tegangan geser (kg/cm2)

Perhitungan Pelat Lantai

a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)

Cc adalah gaya tekan beton (N)

ts adalah selimut beton (mm)

Page 6: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xii

d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)

lx adalah bentang pendek pelat lantai (cm)

ly adalah bentang panjang pelat lantai (cm)

Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)

Ts adalah gaya tarik Baja (N)

z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

Perhitungan Tangga

a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)

Cc adalah gaya tekan beton (N)

ts adalah selimut beton (mm)

d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)

Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)

Ts adalah gaya tarik Baja (N)

z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

Perhitungan Gempa

C adalah nilai faktor respon gempa

di adalah simpangan horizontal lantai ke i

Fi adalah beban gempa nominal static ekuivalen pada lantai ke i

g adalah percepatan gravitasi

I adalah momen inersia

Ni adalah nilai Nspt pada lapisan ke i

R adalah faktor reduksi gempa

ti adalah tebal lapisan ke i

Wt adalah berat total gedung

Wi adalah berat lantai ke i

Perhitungan Balok

Acp adalah luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm2)

Page 7: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xiii

Al adalah luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir (mm2)

Ao adalah luas bruto yang dibatsi oelh lintasan aliran geser (mm2)

Aoh adalah luas daerah yang dibatasi oleh garis pusat tulangan sengkang torsi terluar

As adalah luas tulangan tarik (mm2)

As’ adalah luas tulangan tekan (mm2)

At adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir (mm2)

Av adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan geser (mm2)

a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)

Cc adalah gaya tekan beton (N)

Cs adalah gaya tekan baja (N)

ts adalah selimut beton (mm)

d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)

d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)

Es adalah modulus elastisitas baja (MPa)

fyl adalah kuat leleh tulangan torsi longitudinal (MPa)

fyv adalah kuat leleh tulangan sengkang torsi (MPa)

Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)

Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

ph adalah keliling dari garis pusat tulangan sengkang torsi terluar (mm)

pcp adalah keliling luar penampang beton (mm)

Tn adalah momen puntir nominal (Nmm)

Ts adalah gaya tarik baja (N)

Tu adalah momen puntir terfaktor pada penampang (Nmm)

Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N)

Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N)

Vu adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N)

x adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm)

z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

β1 adalah faktor reduksi

εs′ adalah regangan tulangan tekan

εy adalah regangan tulangan luluh

ρ adalah rasio tulangan tarik

Page 8: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xiv

ρ’ adalah rasio tulangan tarik

Perhitungan Kolom

Ag adalah luas bruto penampang (mm2)

As adalah luas tulangan tarik (mm2)

As’ adalah luas tulangan tekan (mm2)

a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)

ab adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen dalam kondisi balance (mm)

Cc adalah gaya tekan beton (N)\

d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)

d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)

e adalah eksentrisitas (mm)

eb adalah eksentrisitas dalam kondisi balance (mm)

Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)

Mnb adalah momen nominal penampang dalam kondisi balance ( Nmm)

Pn adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N)

Pnb adalah kuat beban aksial nominal pada penampang dalam kondisi balance (N)

Pu adalah kuat beban aksial terfaktor (N)

Ts adalah gaya tarik Baja (N)

Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N)

Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N)

Vu adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N)

xb adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral dalam kondisi balance (mm)

z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

β1 adalah faktor reduksi

fs’ adalah kuat tekan tulangan (MPa)

Page 9: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xv

Perhitungan Pondasi

Ag adalah luas bruto penampang (mm2)

Ap adalah luas ujung pondasi (mm2)

As adalah luas selimut pondasi (mm2)

Ast adalah luas total tulangan longitudinal (mm2)

a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)

Cc adalah gaya tekan beton (N)

ts adalah selimut beton (mm)

D adalah diameter tiang pancang

d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)

fs adalah tahanan selimut (kN/m2)

Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)

Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

Mx adalah momen arah x

My adalah momen arah y

m adalah banyak baris

N 60 adalah rata-rata nilai SPT disekitar ujung pondasi atau nilai rata-rata SPT dari

permukaan tanah ke ujung pondasi

n adalah banyak tiang pancang tiap baris

nx adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x

ny adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y

Pn adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N)

Pu adalah kuat beban aksial terfaktor (N)

Qp adalah daya dukung ujung (kN)

Qs adalah daya dukung selimut (kN)

Qu adalah daya dukung ijin (kN)

qp adalah tahanan ujung (kN/m2)

S adalah jarak antar tiang pancang

Ts adalah gaya tarik Baja (N)

xmax adalah absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang

ymax adalah ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang

z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

Page 10: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

xvi

η adalah efisiensi kelompok tiang

θ adalah arc tg ( D/S )

∑v adalah jumlah beban normal

∑x² adalah ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang

∑y adalah ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang

Page 11: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 1 Pendahuluan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Nama Proyek

Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan

pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah

“Perencanaan Struktur Gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota

Semarang”.

1.2. Lokasi Proyek

Letak gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota Semarang ini berada di Jl.

Gajahmada no. 172 Semarang. Gedung ini berada di atas tanah seluas 5860

m2 dengan tinggi total bangunan 40,5 m dan luas total bangunan 7929 m2

dengan perincian sebagai berikut:

a. Lantai 1 (+ 0,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi sebagai ruang lobby dan hall.

b. Lantai 2 ( + 4,00 m )

Luas = 1026 m2

Berfungsi ruang lobby, karyawan, pantry, toilet, arsip, koperasi, HRD

dan kepala HRD.

c. Lantai 3 (+ 8,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi untuk ruang lobby, arsip, pimpinan I, perpustakaan, toilet,

rapat dan staff.

d. Lantai 4 (+ 12,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi untuk ruang lobby, pimpinan II, wakil pimpinan II, staff,

toilet, server, kerja, arsip dan audit.

Page 12: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 1 Pendahuluan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

2

e. Lantai 5 (+ 16,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi untuk ruang lobby, pimpinan III, wakil pimpinan III, arsip,

toilet, rapat dan kerja.

f. Lantai 6 (+ 20,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi untuk ruang lobby, staff, perputakaan, pimpinan IV, wakil

pimpinan IV, kerja dan sekretariat.

g. Lantai 7 (+ 24,00 m)

Luas = 1026 m2

Berfungsi untuk ruang lobby pertemuan dan toilet.

h. Lantai 8 (+ 28,00 m)

Luas = 675 m2

Berfungsi untuk ruang teknis dan tandon.

Gambar 1.1 Denah situasi

Page 13: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 1 Pendahuluan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

3

1.3. Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan tugas akhir ini yaitu

a. Untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan dalam

perencanaan struktur gedung dengan menerapkan disiplin ilmu yang telah

diterima selama mengikuti pendidikan di Jurusan Teknik Sipil.

b. Dapat melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang

tepat dalam menyelesaikan perhitungan struktur sehingga dapat mendukung

tercapainya keamanan dan keekonomisan gedung.

c. Dapat menggunakan program AutoCAD 2006 untuk gambar rekayasa,

sedangkan ETABS v9.0.0 dan SAP 2000 v11.0.0 untuk perhitungan

mekanika struktur.

d. Dapat menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam

perhitungan struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja.

e. Perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum menerapkan

ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja dalam hal membuat perhitungan dan

gambar bagian-bagian dari struktur gedung yang terkait dengan bidang

teknik sipil yaitu atap, pelat, balok, kolom dan pondasi, menyusun Rencana

Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Network

Planning (NWP) dan Time Schedule pekerjaan struktur.

1.4. Pembatasan Masalah

Perencanaan struktur yang merupakan salah satu pekerjaan yang sangat

rumit karena di dalamnya terdapat banyak unsur yang saling berhubungan.

Untuk mempermudah perhitungan maka ada beberapa batasan-batasan yang

diambil dalam perencanaan struktur ini antara lain :

a. perhitungan pembebanan dan penulangan tangga dilakukan terpisah dari

perhitungan portal utama.

Page 14: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 1 Pendahuluan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

4

b. balok anak langsung dimasukkan dalam portal dengan menggunakan

rigid frame, sehingga beban pelat langsung didistribusikan ke balok

induk dan balok anak.

c. dalam perencanaan ini mix design dari beton tidak dihitung karena

dianggap beton dapat dipesan sesuai dengan mutu yang diinginkan.

d. perhitungan pembebanan pada struktur akibat gempa menggunakan

statik ekivalen.

1.5. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan ini dibuat untuk memudahkan para pembaca

dalam memahami isi Tugas Akhir ini. Sistematika penyusunan tersebut

adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek,

maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan

perencanaan struktur gedung, pembatasan masalah, dan

sistematika penyusunan Tugas Akhir.

BAB II : Perencanaan Struktur

Dalam bab ini penulis membahas tentang uraian umum

perencanan gedung, tinjauan pustaka meliputi peraturan-

peraturan dan pembebanan yang digunakan pada struktur gedung,

serta landasan teori yang mencakup rumus-rumus yang

digunakan serta asumsi-asumsi yang dipakai.

BAB III : Perhitungan Struktur

Perhitungan struktur meliputi perhitungan kuda–kuda,

perhitungan pelat, perhitungan tangga dan bordes, perhitungan

portal utama (balok dan kolom), serta perhitungan pondasi.

BAB IV : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Page 15: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 1 Pendahuluan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

5

Pada bagian ini penulis menguraikan tentang rencana kerja

beserta aturan-aturan dan syarat-syarat teknis yang harus

dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan.

BAB V : Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Rencana Anggaran

Biaya (RAB) yang meliputi perhitungan volume, analisa harga

satuan, rencana anggaran biaya sampai dengan time schedule

(kurva S) dari pekerjaan Struktur Gedung Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah di Semarang.

Page 16: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

6

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

2.1. Uraian Umum

Gedung yang direncanakan akan dibangun 8 lantai ini merupakan gedung

bertingkat tinggi oleh karena itu dalam perencanaan struktur harus memenuhi

empat kriteria utama yaitu:

a. Ketetapan

Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian

plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada.

b. Persyaratan struktur

Struktur yang digunakan harus:

1) Kuat: struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan

aman.

2) Nyaman: struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar,

retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan.

3) Awet: struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam

waktu yang relatif lama.

c. Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan

secara sederhana.

d. Ekonomi

Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya

biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.

Konstruksi Gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota Semarang ini direncanakan

terdiri dari 8 lantai yang dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.

Page 17: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

7

2.2. Tinjauan Pustaka

2.2.1. Peraturan-peraturan

Perhitungan konstruksi gedung ini memperhatikan ketentuan – ketentuan

yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman antara lain :

a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-

2002, diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan

Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir

ini adalah:

1) modulus elastisitas beton ( Ec)

2) kuat perlu ( U )

3) faktor reduksi kekuatan (φ )

4) faktor β1

5) tebal selimut beton

b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI-1729-

2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

Untuk Bangunan Gedung SNI-1729-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir ini

adalah:

1) modulus elastisitas baja (Es),

2) mutu baja,

3) tegangan-tegangan baja (tegangan ijin, tegangan geser, tegangan leleh),

4) ketentuan-ketentuan mengenai sambungan.

c. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung

SNI-1726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Beberapa ketentuan yang diambil dari Standar Perencanaan Ketahanan Gempa

Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002, dalam perencanaan Tugas

Akhir ini adalah:

Page 18: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

8

1) cara-cara analisis gempa

2) faktor respons gempa ( C )

3) faktor keutamaan ( I )

4) faktor reduksi gempa ( R )

5) wilayah / zone gempa

d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk

Gedung 1983 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:

1) berat sendiri bahan bangunan

2) beban hidup lantai gedung

3) beban angin

2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur

Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983,

struktur gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-

pembebanan sebagai berikut :

a. Beban Mati

Adalah semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala

unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap

yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983 -

pasal 1.0. ayat 1).

Beban mati yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari Tabel 2.1.

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

b. Beban Hidup

Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu

gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

beban-beban yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama

masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam

Page 19: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

9

pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap kedalam beban hidup

dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan

maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal

1.0. ayat 2). Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil

dari Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

c. Beban Angin

Semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan

oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 – pasal 1.0 ayat 3). Beban

angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif

(isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya

tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin

(PPIUG 1983 – pasal 4.1).

d. Beban Gempa

Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian

gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG

1983 – pasal 1.0 ayat 4).

2.3. Landasan teori

2.3.1. Pembebanan

Struktur gedung direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-

pembebanan sebagai berikut :

A. Kombinasi beban pada struktur beton (SNI 03-2847-2002):

U = 1,2 D + 1,6 L ............................................................................................. (2.1)

U = 0,75 ( 1,2 D+1,6 L+1,6 W ) ....................................................................... (2.2)

U = 0,9 ( D + 1,0 E ) .......................................................................................... (2.3)

U = 0,9 ( D - 1,0 E ) ........................................................................................... (2.4)

dengan :

U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen

dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

Page 20: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

10

D adalah beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan

beban mati.

L adalah beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan

dengannya.

W adalah beban angin, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya

beban angin (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983),

direncanakan :

tekanan tiup : 35 kg/m2

koefisien angin : di pihak angin α < 65° (0,02α − 0,4)

di belakang angin untuk semua α (−0,4)

E adalah beban gempa (SNI-1726-2002)

B. Kombinasi beban pada struktur baja (SNI-1729-2002): U = 1,4 D ............................................................................................................ (2.5)

U = 1,2 D + 0,5 L ............................................................................................... (2.6)

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W .................................................................................. (2.7)

U = 1,2 D + 0,5 L + 1,3 W .................................................................................. (2.8)

U = 0,9 D - 1,3 W ............................................................................................... (2.9)

Dengan :

U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen

dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk

dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.

L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaaan gedung termasuk

beban kejut , tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan

La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,

peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda

bergerak

Page 21: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

11

W adalah beban angin

E adalah beban gempa (SNI-1726-2002)

γL = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γL = 1 bila L ≥ 5 kPa

2.3.2. Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen

Pada Tugas Akhir ini pengaruh gempa diperhitungkan atas dasar analisa

statik ekivalen mengingat tinggi struktur utamanya 37,84 m. Gaya gempa yang

bekerja pada sistem struktur diasumsikan sebagai gaya frontal (lateral horisontal)

yang bekerja pada setiap lantai gedung.

VHW

HWF

ii

iii. ×

×∑×

= ......................................................................................... (2.10)

Fi = beban gempa pada lantai tingkat ke-i (ton)

Zi = ketinggian lantai tingkat ke-i (meter)

Wi = berat lantai tingkat ke-i (ton)

V = beban geser dasar normal (ton)

Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang bekerja

dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan:

tWR

ICV ⋅⋅

= 1 ................................................................................................. (2.11)

V = beban geser dasar nominal (ton)

C1 = faktor respons gempa

I = faktor keutamaan gedung

R = faktor reduksi gempa

Wt = berat total gedung (ton)

Untuk bangunan gedung perkantoran yang menggunakan struktur rangka beton

bertulang dengan dengan kategori gedung umum maka I = 1,0 dan R = 3,36 (SNI-

1726-2002). Koefisien beban gempa dasar dapat diketahui jika kita sudah

menghitung waktu getar alami gedung (T), dimana T didapat dari perhitungan

vibrasi 3 dimensi menggunakan ETABS.

Page 22: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

12

Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-1726-

2002 yaitu dengan menggunakan persamaan (2.10) dan (2.11).

2.3.3. Perhitungan pondasi tiang pancang

Rumus-rumus lain yang digunakan dalam perhitungan ini antara lain :

a. Perhitungan daya dukung pondasi dengan rumus Briaud

End bearing (Qp) :

ppp AqQ ×= ........................................................................................... (2.12)

36,060rp )N(7,19q ×σ×=

221

60NNN +

=

di mana:

Qp = daya dukung ujung tiang (ton)

qp = tahanan ujung tiang (kN/m2)

N60 = nilai NSPT rata-rata pada kedalaman penanaman

N1 = nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman

N2 = nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman

σr = tegangan referensi = 100 kPa

Ap = luas penampang ujung tiang (m2)

D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (m)

Skin friction :

sss AfQ ×= ..............................................................................................(2.13)

29,060rs )N(224,0f ××= σ

di mana:

Qs = daya dukung selimut tiang (ton)

fs = tahanan selimut tiang (kN/m2)

N60 = nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang

σr = tegangan referensi = 100 kPa

Page 23: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

13

As = luas selimut tiang (m2)

b. Menentukan jarak antar tiang pancang

Jarak antar tiang pancang diambil berdasarkan perhitungan daya dukung tiang

pancang oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, sebagai

berikut :

S ≥ 2,5 × D

S < 3 × D

dengan : S = jarak antar tiang (cm)

D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (cm)

Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang

Menurut rumus dari Converse – Labbarre adalah sebagai berikut :

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

⋅⋅+⋅

×= nm

n) (m- m )(n-θ- Eff 1190

1 ……………………………..…..(2.14)

dengan : θ = arc tan (D / S)

D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (cm)

S = jarak antar tiang pancang (cm)

n = banyaknya tiang pancang tiap baris

m = banyaknya baris

2.4 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah :

a. Struktur utama dibuat dari konstruksi beton bertulang sedangkan atap

menggunakan rangka kuda-kuda baja.

b. Beban mati yang digunakan:

1) beton bertulang = 2400 kg/m3

2) pasir = 1800 kg/m3

3) spesi dengan tebal 1 cm = 21 kg/m2

Page 24: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

14

4) pasangan bata merah tebal setengah batu = 250 kg/m2

5) plafon dan penggantung = 18 kg/m2

6) keramik = 24 kg/m2

7) talang AC = 10 kg/m2

8) penutup atap genting beton = 50 kg/m2

c. Beban hidup yang digunakan :

1) beban hidup lantai kantor = 250 kg/m2

2) beban hidup tangga dan bordes kantor = 300 kg/m2

3) beban hidup lantai ruang olah raga = 400 kg/m2

4) beban hidup lantai leufel = 100 kg/m2

5) beban hidup atap = 100 kg

koefisien reduksi beban hidup untuk gempa sebesar 0,5 sedang untuk portal

dan balok induk sebesar 0,9.

d. Kuda-kuda dan rangka atap perhitungan dimensi dan profilnya mengacu pada

Load and Resistance Factor Design (LRFD)

1) analisa terhadap tegangan

2) analisa terhadap lendutan

e. Profil kuda-kuda yang digunakan ⎦ ⎣ 100.100.10 dan ⎦ ⎣ 90.90.9

f. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah 28 MPa,

dengan modulus elastisitas Ec = 4700 √f’c = 4700 √28 = 24870,06232 MPa.

g. Mutu baja yang digunakan ada 3 macam :

i. baja profil untuk struktur baja : BJ – 37

ii. baja tulangan dengan ∅ <12 mm : U-24 (fy = 240 MPa)

iii. baja tulangan dengan D ≥ 13 mm : U-39 (fy = 390 MPa)

dengan modulus elastisitas Es = 2 ×105 MPa

h. Faktor-faktor reduksi kekuatan beton

1) lentur : 0,80

2) geser dan torsi : 0,65

3) aksial tarik dengan lentur : 0,80

Page 25: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

15

4) aksial tekan dengan lentur : 0,70

i. Pelat lantai beton

Tebal pelat lantai ada dua macam yaitu:

tebal 12 cm untuk pelat utama, tebal 10 cm untuk dag.

j. Balok

Tipe balok yang direncanakan ada 7 buah yaitu:

B1 (35/75), B2 (30/70), B3 (25/50), B4 (25/60), B5 (20/40), B6 (15/20),dan B7

(15/35).

k. Kolom

Tipe kolom yang direncanakan kolom persegi berdimensi 80/80, 100/100,

110/110 dan 120/120.

l. Beban merata (q) yang berasal dari beban pelat ekivalen maupun berat

sendiri balok dan pelat akan diterima oleh balok anak dan atau balok induk.

Sistem pembebanan didasarkan pada anggapan bahwa balok anak dan balok

induk merupakan konstruksi yang menerima beban secara bersamaan. Beban-

beban tersebut akan didistribusikan ke kolom oleh balok yang kemudian

diteruskan ke pondasi.

m. Tebal dinding direncanakan pasangan batu bata setengah batu dengan tebal

15 cm termasuk plesteran dan acian

n. Perhitungan mekanika menggunakan aplikasi software komputer yaitu

ETABS versi 9.0.0 untuk portal utama, sedangkan untuk perhitungan rangka

atap dengan SAP 2000 versi 8.0.8.

o. Pondasi adalah struktur bagian bawah yang paling penting, karena pondasi

berfungsi sebagai media atau perantara untuk meneruskan seluruh beban dari

atas kepada tanah pendukung. Untuk gedung ini direncanakan menggunakan

pondasi tiang pancang dengan diameter 30 cm dengan pertimbangan

kemampuan untuk mendukung beban diatasnya. Rumus yang digunakan

untuk tiang pancang menggunakan Metode Briaud (Couduto, 1994)

p. Data mekanika tanah

Page 26: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

16

Data tanah yang digunakan adalah data dari Penyelidikan Tanah HSO Jl.

Gajah Mada No. 88 – Semarang. Data-data tanah sebagai berikut :

a. Data Sondir

• Kedalaman 0 s/d –3,00 m, nilai qc 10 kg/cm2 s/d 25 kg/cm2

• Kedalaman –3,00 m s/d –9,00 m, nilai qc >100 kg/cm2 (merupakan lensa

pasir)

• Kedalaman –9,00 m s/d –18,00 m, nilai qc ± 7 kg/cm2

• Kedalaman –18,00 m s/d –20,00 m, nilai qc 20 kg/cm2.

b. Data SPT dan Borelog

• Kedalaman –1,50 m merupakan lapisan tanah urug

• Kedalaman –1,50 m s/d –3,00 m nilai SPT berkisar 7 – 12 pukulan,

merupakan lapisan lempung kepasiran

• Kedalaman –3,00 m s/d –9,00 m nilai SPT berkisar 33 pukulan,

merupakan lapisan pasir bercampur kulit kerang

• Kedalaman –9,00 m s/d –19,00 m nilai SPT berkisar 3 – 4 pukulan,

merupakan lapisan lanau warna abu-abu

• Kedalaman –20,00 m s/d –30,00 m nilai SPT berkisar 35 – 38 pukulan,

merupakan lapisan lempung padat

q. Lift

Lift yang digunakan pada gedung ini adalah Standard Dimension merk

Hyundai, dengan data – data sebagai berikut:

1). Speed : 60 m/min

2). Clear Opening ( OP) : 900 mm

3). Car

a). Internal ( CA × CB ) : 1600 mm × 1500 mm

b). External ( A × B) : 1660 mm × 1655 mm

4). Hoistway ( X × Y ) : 2050 mm × 2150 mm

5). M/C Room ( MX × MY ) : 2300 mm × 3850 mm

Page 27: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG

17

6). M/C Room Reaction

a). R1 : 5450 kg

b). R2 : 4300 kg

7). Overhead ( OH ) : 4600 mm

8). Pit ( PP ) : 1500 mm

9). M/C Room Height ( MH ) : 2200 mm

10). Kapasitas : 1000 kg (15 orang)

Page 28: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

18

BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

3.1. Perhitungan Struktur Atas

3.1.1 Perhitungan Kuda-Kuda

3.1.1.1 Perencanaan Gording kuda-kuda

a. Ukuran profil (Bj 37)

Dicoba light lip channel C 200×75×20×3,2

Data-data profil:

Ix = 721 cm4 ix = 7,77 cm

Iy = 87,5 cm4 iy = 2,71 cm

Zx = Wx = 72,1 cm3 w = 9,27 kg/m

Zy = Wy = 16,8 cm3 Ag = 11,81 cm2

Jarak gording = 3,125 m

b. Pembebanan

1). Beban mati

Berat Penutup Atap ( genting ) = 50 × 3,125 = 156,271 kg/m

Berat Gording = 9,27 kg/m + q = 165,541 kg/m

2). Beban hidup = 100 kg

3). Beban angin

Diambil beban angin = 25 kg/m2

Koefisien angin (α = 45o ) → angin kiri = -0,4

→ angin kanan = (0,02α – 0,4) = 0,5

q akibat angin kiri = -0,4 × 3,125 × 25 = -31,254 kg/m (hisap)

q akibat angin kanan = 0,5 × 3,125 × 25 = 39,068 kg/m (tekan)

c. Perhitungan Momen

1). Akibat beban mati

qx = q × cosα = 165,541 × cos 45o = 117,055 kg/m

qy = q × sinα = 165,541 × sin 45o = 117,055 kg/m

Page 29: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

19

Mx = ⅛ × qx × lx2

Mx = ⅛ × 117,055 × 32

= 131,687 kgm

Dipasang trekstang untuk jarak 1,5 m, jadi gording dengan bentang 3 m

dibagi menjadi dua bagian.

My = ⅛ × qy × ly2

= ⅛ × 117,055 × 1,52 = 32,922 kgm

2). Akibat beban hidup

Px = P × cosα

= 100 × cos 45o = 70,711 kg

Py = P × sinα

= 100 × sin 45o = 70,711 kg

Mx = ¼ × Px × lx

= ¼ × 70,711 × 3 = 53,033 kgm

My = ¼ × Py × ly

= ¼ × 70,711 × 1,5 = 26,517 kgm

3). Akibat beban angin

Mx angin kiri = ⅛ × qx angin kiri × lx2

= ⅛ × (-31,254) × 32 = -35,161 kgm

Mx angin kanan = ⅛ × qx angin kanan × lx2

= ⅛ × (39,068) × 1,52 = 43,951 kgm

4). Momen total

Mx total = 131,687 + 53,033 + 43,951 = 228,671 kgm

My total = 32,922 + 26,517 = 59,438 kgm

d. Kontrol Tegangan Lentur

σ = y

y

x

x

WM

WM

+ = 16,8

5943,872,1

22867,1+

= 670,957 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2 → Ok!

qy qx

q

Py Px

P

Page 30: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

20

e. Kontrol Lendutan

δx = y

3yy

y

4yy

IElP

481

IElq

3845

×

××+

×

××

= 5,78102,1

150711,07481

5,78102,1150 0,78428

3845

6

3

6

4

×××

×+×××

×

= 0,069 cm

δy = x

3xx

x

4xx

IElP

481

IElq

3845

××

×+××

×

= 217102,1

300711,07481

217102,1300 0,78428

3845

6

3

6

4

×××

×+××

××

= 0,108 cm

δ = 22yx δδ +

δ = 22 108,0069,0 + = 0,128 cm < δijin = 180L =

180300 = 1,667 cm → Ok!

3.1.1.2. Perhitungan Trekstang

Dipakai satu trekstang pada gording

δx = y

3yy

y

4yy

IElP

481

IElq

3845

×

××+

×

××

= 5,78102,1

300711,07481

5,78102,1300 0,78428

3845

6

3

6

4

×××

×+×××

×

= 0,888 cm

δy = x

3xx

x

4xx

IElP

481

IElq

3845

××

×+××

×

P

1,50 m

3,00 m

Page 31: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

21

= 217102,1

300711,07481

217102,1300 0,78428

3845

6

3

6

4

×××

×+××

××

= 0,108 cm

δ = 22yx δδ +

δ = 22 108,0888,0 + = 0,895 cm

δ = IE48

lP 3

×××

0,895 = 217102,148

030P6

3

×××× → P = 2408,698 kg

σijin = AP

1600 = A

2408,698 → A = 1,50544 cm2 = 150,544 mm2

A = ¼ × π × Ø2

150,544 = ¼ × 3,14 × Ø2 → Ø = 13,848 mm

Diambil trekstang dengan Ø = 16 mm

3.1.1.3. Perencanaan Kuda-kuda

1. Perhitungan Jurai (⎦ ⎣ 60.60.6)

A. Pembebanan Jurai

Beban MerataBerat penutup atap (genteng) = 50 x 2,21 = 110,50 kg/mBerat sendiri = 19,09 kg/m +

129,59 kg/mBeban TerpusatBerat gording = 9,27 x 3,125 = 28,97 kg Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RJ menumpu pada kuda-kuda

Besar reaksi RJ = 258,78 kg

Page 32: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

22

2. Pembebanan pada kuda-kuda Berat penutup atap = 50 x 2,21 x 3,125 = 345,31 kgBerat gording = 9,27 x 3 = 27,81 kgBerat plafond & penggantung = 18 x 3 x 3,125 = 168,75 kgBerat talang AC = 10 x 3 x 3,125 = 93,75 kg +

635,62 kgBeban hidup (LL) = 100,00 kgP adalah DL dan LLBeban angin tekan (WT) = 25,413 x 3 = 76,24 kgBeban angin hisap (WH) = -20,33 x 3 = -60,99 kg

3. Perhitungan Kuda-kuda KBJ D

1

2

5

6

4

3

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RA menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RA = 1125,65 kg

RB menumpu pada kuda-kuda KBJ 4, besar reaksi RB = 1156,07 kg

B. Rekap gaya batang maksimal 1/8 KBJ 4

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -846,85 2 -65,86 3 498,52

Page 33: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

23

4 55,73 5 -732,88 6 -562,41

4. Perhitungan Kuda-kuda 1/4 KBJ 3

1

2

6

7

5

12

3

4

10

11

8

9

13

14

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RC menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RC = 2355,78 kg

RD menumpu pada kuda-kuda KBJ 3, besar reaksi RD = 2362,40 kg

B. Rekap gaya batang maksimal 1/4 KBJ 3

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang

(Kg)

1 -2199,22 8 -349,1 2 -1502,39 9 538,78 3 -1104,44 10 -1045,93 4 -52,44 11 -487,27 5 17,6 12 1449,23 6 -674,3 13 1388,43 7 -473,1 14 1045,93

Page 34: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

24

5. Perhitungan Kuda-kuda 3/8 KBJ 2

1

2

8

9

7

18

3

4

12

13

10

11

19

20

5

6

16

17

14

15

21

22

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RE menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RE = 3622,46 kg

RF menumpu pada kuda-kuda KBJ 2, besar reaksi RF = 3545,17 kg

B. Rekap gaya batang maksimal 3/8 KBJ 2

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -3665,33 12 -351,07 2 -2968,5 13 541,57 3 -3227,63 14 -1047,91 4 -2827,05 15 1527,04 5 -1766,77 16 -1744,74 6 -52,44 17 -487,27 7 17,6 18 2431,92 8 -674,3 19 2778,16 9 -1455,78 20 3130,52 10 358,96 21 2786,05 11 -470,31 22 1744,74

Page 35: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

25

6. Perhitungan Kuda-kuda 1/2 KBJ 1

1

2

1011

9

24

3

4

14

15

1213

26

5

6

1819

16

17

7

8

2021

2223

25

27

28

29

30

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RG menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RG = 4895,03 kg

RH menumpu pada kuda-kuda KBJ 1, besar reaksi RH = 4722,06 kg

B. Rekap gaya batang maksimal 1/2 KBJ 1

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -5134,08 11 -2439,86 21 2513,91 2 -4437,24 12 1054,81 22 -2442,56 3 -5354,76 13 -1454,39 23 -487,27 4 -5612,57 14 357,98 24 3415,99 5 -5210,68 15 -468,91 25 4169,85 6 -4149,08 16 -352,06 26 5218,06 7 -2427,79 17 542,96 27 5569,43 8 -52,44 18 -1048,89 28 5223,98 9 17,6 19 1528,43 29 4181,68 10 -674,3 20 -1745,73 30 2442,56

Page 36: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

26

7. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 4

1

5

2

3

6 10 14 18 22 26 30 5450464238344

7

8

9

11

12

13

15

16

17

19

20

21

23

24

25

27

28

29

43

45

39

41

35

37

31

33

51

52

53

47

48

49

44403632

59

56

57

5855

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RI menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RI = 4852,76 kg

RJ menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RJ = 5031,21 kg

B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 4

No. Batang

Gaya Batang

(Kg)

No. Batang

Gaya Batang

(Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -6209,16 21 -4794,700 41 -4858,030 2 4169,400 22 -268,820 42 -315,260 3 17,600 23 4660,380 43 4426,050 4 -687,260 24 237,100 44 411,760 5 -5512,320 25 -4892,870 45 -4736,640 6 2374,310 26 -159,040 46 -425,040 7 3718,860 27 4758,550 47 4194,890 8 728,030 28 114,370 48 534,490 9 -4170,890 29 -4936,140 49 -5512,320 10 -598,140 30 -52,810 50 -534,810 11 4036,570 31 4790,210 51 3908,840 12 605,290 32 91,760 52 657,220 13 -4433,720 33 -4936,140 53 -4936,140 14 -488,360 34 -124,630 54 2483,670 15 4299,400 35 4723,710 55 -4936,140 16 482,560 36 183,810 56 -5679,210 17 -4641,650 37 -4924,530 57 4468,740 18 -378,590 38 -206,960 58 17,600 19 4507,330 39 4602,320 59 -6376,040 20 359,830 40 289,030

Page 37: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

27

8. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 3

1

5

2

3

6

10

14 18 22 26 30

54

50

46423834

47

8

9

11

12

13

15

16

17

19

20

21

23

24

25

27

28

29

43

45

39

41

35

37

31

33

51

52

53

47

48

49

44403632

59

56

57

5855

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RK menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RK = 8960,36 kg

RL menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RL = 9185,75 kg

B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 3

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -12009,980 21 -13889,990 41 -14115,380 2 8023,630 22 -390,830 42 -430,260 3 34,000 23 13621,350 43 13580,930 4 -707,580 24 355,190 44 525,520 5 -11276,970 25 -14040,960 45 -14014,010 6 -7040,360 26 -264,660 46 12513,480 7 10698,900 27 13772,330 47 15730,670 8 4314,210 28 214,130 48 3501,470 9 -15498,190 29 -14128,850 49 -19003,750 10 -6028,240 30 -69,200 50 -6132,74 11 14996,110 31 13885,020 51 11359,56 12 3598,540 32 208,130 52 4388,1 13 -19003,750 33 -14128,850 53 -19555,75 14 11958,220 34 -241,010 54 -7386,63 15 13130,160 35 13846,740 55 -19555,75 16 637,310 36 313,930 56 -11510,23 17 -13675,940 37 -14153,660 57 8611,68 18 -517,000 38 -335,640 58 34 19 13407,300 39 13745,370 59 -12243,24 20 496,250 40 419,720

Page 38: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

28

9. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 2

1

5

2

3

6

10

14

18

22 26 30

54

50

46

42

3834

47

8

9

11

12

13

15

16

17

19

20

21

23

24

25

27

28

29

43

45

39

41

35

37

31

33

51

52

53

47

48

4944

40

3632

59

56

57

5855

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RM menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RM = 13254,61 kg

RN menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RN = 13435,95 kg

B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 2

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -18048,92 21 -40775,48 41 -41459,33 2 12044,34 22 27378,14 42 -7622,89 3 34 23 28383,09 43 30968,47 4 -723,88 24 577,9 44 5458,19 5 -17294,17 25 -29036,62 45 -36847,93 6 -11002,34 26 447,47 46 -8930,7 7 16371,5 27 28633,66 47 24602,52 8 7094,02 28 407,11 48 6382,96 9 -24295,2 29 29210,81 49 -31311,76 10 -9936,3 30 -79,4 50 -10238,52 11 23448,52 31 28905,67 51 17311,79 12 6340,21 32 381,36 52 7307,72 13 -30542,43 33 -29210,81 53 -24850,83 14 -8870,26 34 403,6 54 -11546,34 15 29771,73 35 28927,09 55 -866,73

Page 39: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

29

16 5586,41 36 509,45 56 -17465,13 17 -36035,86 37 -29308,62 57 12830,12 18 -7804,22 38 28345,25 58 34 19 35341,14 39 36409,66 59 -18219,88 20 4832,61 40 4533,42

10. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 1

1

5

2

3

6

10

14

18

22

26

30

55

51

47

43

39

35

47

8

9

11

12

13

15

16

17

19

20

21

23

24

25 28

44

46

40

42

36

38

32

34

27

29

52

53

54

48

49

5045

41

37

33

60

57

58

5956

31

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RO menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RO = 13438,97 kg

RP menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RP = 13437,92 kg

B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 1

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -18288,77 21 -40494,76 41 4413,89 2 11967,61 22 11954,59 42 -41088,68 3 34 23 13665,97 43 -7472,04 4 -733,54 24 -9137,77 44 30812,48 5 -17521,14 25 -31298 45 5361,73 6 -10889,99 26 13053,26 46 -36596,81 7 16255,21 27 4718,94 47 -8812,49 8 7001,7 28 -9914,65 48 24519,91 9 -24429,86 29 -21324,36 49 6309,57 10 -9791,32 30 18290,59 50 -31157,11

Page 40: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

30

11 23239,92 31 29040,19 51 -10152,94 12 6224,83 32 5141,34 52 17279,51 13 -30561,71 33 -10510,8 53 7257,41 14 -8692,65 34 -21238,88 54 -24769,56 15 29447,74 35 13654,56 55 -11493,39 16 5447,95 36 14687,3 56 -879,6 17 -35916,67 37 -9562,96 57 -17434,18 18 -7593,98 38 -31637,7 58 12812,78 19 34878,7 39 12314,11 59 34 20 4671,07 40 36157,21 60 -18201,81

11. Perhitungan Kuda-kuda Konsol

5

4

7

3

6

21

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RQ menumpu pada kolom atau balok, besar reaksi RQ = 443,49 kg

RR menumpu pada kolom atau balok, besar reaksi RR = 1372,70 kg

B. Rekap gaya batang maksimal Konsol

No. Batang

Gaya Batang (Kg)

1 -459,01 2 -459,01 3 -6,38 4 1311,69 5 635,25 6 12,77 7 -656,05

Page 41: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

31

12. Perhitungan Kuda-kuda Konsol Jurai

5

4

73

6

21

A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :

RS menumpu pada kolom, besar reaksi RS = 514,94 kg

RT menumpu pada kolom, besar reaksi RT = 1462,60 kg

B. Rekap gaya batang maksimal Konsol Jurai

No. Batang

Gaya Batang

(Kg)

1 -473,46 2 -473,46 3 -24,23 4 1402,06 5 673,47 6 48,46 7 -700,6

Page 42: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

32

3.1.2. Perhitungan Profil dan Sambungan

3.1.2.1. Cek penampang batang tekan (LRFD)

A. Cek penampang profil ⎦ ⎣ 50.50.5

50 5 50

50

sb. y

sb. x

5 55

5e

ee

Data profil siku 50.50.5 :

Ag = 480 mm2 Ix = Iy = 110000 mm4 i ξ = 19 mm

e = 14 mm ix = iy = 15,1 mm iη = 9,8 mm

BJ 37 → fy = 240 MPa

fu = 370 MPa

Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6376,04 kg

dengan panjang bentang 3,0 m.

a) cek tekuk lokal

λf = 105

50==

tb λr =

240200200

=yf

= 12,91

λf < λr (Ok!)

b) estimasi jarak kopel minimum

x

k

iLk

,i

Lk ⋅=

⋅ 750min

1

1,15

300075,0891 =,

L

L1 = 989,57 mm

ambil 5 daerah L1 = 3000 / 5 = 600 mm

c) cek kestabilan elemen-elemen batang

Page 43: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

33

λ1 = 8,9

407

min

1 =⋅

iLk = 41,53 < 50 → stabil (Ok!)

d) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

λx = 1,15

3000=

x

x

iLk

= 134,64

e) cek elemen-elemen barang harus lebih stabil dari batang majemuk

53,4164,134

1

=λλx = 3,24 > 1,2 (Ok!)

f) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

Iy = 2 ( Iy + A1 (ex + 0,5·3·t)2 )

= 2 (110000 + 480 (14 + 0,5 · 3 · 5)2 )

= 663800 mm4

Ag = 2 · Ag1 = 2 · 480 = 960 mm2

Iy total = 960

663800=

g

y

AI

= 26,29 mm

λy = 29,26

3000=

toty

ky

iLk

= 77,32

g) kelangsingan ideal

λiy = 2221

2 53,412232,77

2+=+ λλ m

y = 87,76

h) cek elemen-elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk

53,4176,87

1

=λλiy = 2,11 > 1,2 (Ok!)

i) kestabilan batang majemuk

λiy = 87,76 < λx = 134,64 (jadi tekuk terjadi pada sumbu bahan)

λcx = Ef

πλ yx

= 5102240

14,364,134

⋅= 1,49

Page 44: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

34

ω = 1,25 λcx2 = 1,25 · 1,49 2 = 2,36

fcr = 2,36240

yf= 101,51 MPa

j) daya dukung nominal komponen struktur tekan

φ Nn = 0,85. Ag . fcr

= 0,85 · 960 · 101,51 = 8283,24 kg

Nu = 6376,04 kg < φ Nn = 8283,24 kg (Ok!)

77,004,637624,8283

==n

u

NNφ

< 1

k) perhitungan dimensi pelat kopel

syarat kekuatan pelat kopel

a = 2e + t = 2 · 14 + 5 = 33 mm

1

110LI

aIp

⋅≥ dimana I1 = Ix = Iy = 110000 mm4

2 · 1

13

121

10LI

aht

⋅≥⋅⋅

2 · 57,989

11000010335 3

121

⋅≥⋅⋅ h

0,025 h3 ≥ 1111,59

h ≥ 35,33

maka diambil h = 40 mm dan t = 5 mm

l) cek kekuatan pelat kopel

Du = 0,02 · Nu = 0,02 · 6376,04 kg = 127,52 kg

Untuk 5 daerah ada 6 pelat kopel maka masing-masing kopel memikul

21,25 kg.

Kekuatan geser pelat kopel :

λw = 540

=th = 8

λpv = 1,1 y

v

fEK ⋅

dimana Kv = 5 + 40

3322

555+=

ha

= 5,18

Page 45: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

35

= 1,1 240

10218,5 5⋅⋅ = 72,30

λw < λpv

maka :

φ Vn = 2 . 0,65 · 0,6 · fy · Aw

= 2 . 0,65 · 0,6 · 240 · 40 · 5 = 3744 kg

Vu = 21,25 kg < φ Vn = 3744 kg (Ok!)

3744

25,21=

n

u

VVφ

< 1

3.1.2.2. Cek penampang batang tarik (LRFD)

A. Cek penampang profil ⎦ ⎣ 80.80.8

80 8 80

80

sb. y

sb. x

8 88

8e

ee

Data profil ⎦ ⎣ 80.80.8 :

Ag = 1230 mm2 Dbaut = ½”

e = 22,6 mm w = 45 mm

BJ 37 → fy = 240 MPa

fu = 370 MPa

Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 36157,21 kg

1) luas bersih (untuk tarik murni) :

An = Ag – n × d b× t

= 1230–1×(12,7+2)×8 = 1112,4 mm2

2) luas efektif (untuk tarik murni) :

Page 46: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

36

Ae = U × An = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

Lx1 ×An = ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ −

1606,221 ×1112,4 = 955,27 mm2

3) luas bidang geser (untuk kasus geser murni) :

3 5 .0 m m

2 0 .0 m m4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m

1 8 0 .0 m m

As = ((40 × 8) +(20 × 2)) × 8 = 2880 mm2

4) luas kombinasi geser + tarik pada blok ujung :

3 5 .0 m m

2 0 .0 m m4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m

1 8 0 .0 m m

tnA = ((80-45)-( 0,5 × (12,7+2))) × 8 = 221,2 mm2

tgA = (80-45) × 8 = 280 mm2

snA = (180 – 4½ db) × t

= (180 – (4½ × (12,7+2))) × 8 = 910,8 mm2

sgA = (20 + 160) × 8 = 1440 mm2

5) pemeriksaan kekuatan :

1) tarik murni :

- leleh : φ t × Nn = φ t × fy × 2Ag

= 0,9 × 240 × 2460 = 531360 N

-fraktur : φ t × Nn = φ t × fu × 2Ae

= 0,75 × 370 × 955,27 = 530200 N

Page 47: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

37

2) geser murni :

φ t × Nn = φ t × (0,6 × fu) × 2As = 0,75×(0,6×370)×2880 = 1279000 N

3) kombinasi geser dan tarik (geser blok):

- fraktur geser : Nn = 0,6 × fu × 2snA

= 0,6 × 370 × (2 × 910,8) = 404000 N

- fraktur tarik : Nn = fu × 2tnA

= 370 × (2 × 221,2) = 163688 N

karena fraktur geser > dari fraktur tarik maka kombinasi yang terjadi

fraktur geser + leleh tarik

φ t . Nn = φ t . (0,6 × fu × 2snA + fy × 2

tgA )

= 0,75 (0,6 × 370 × (2 × 910,8) + 240 × (2 × 280))

= 404100 N

Dari perhitungan di atas didapatkan :

531360 N (leleh tarik)

φt . Nn 530200 N (fraktur tarik)

1279000 N (geser murni, geser blok)

404100 N (kombinasi geser blok)

φ t . Nn diambil terkecil = 404100 N = 40410,0 kg

φ t . Nn = 40410,0 kg ≥ Nu = 36157,21 kg (Ok!)

89,0404100

36157,21==

n

u

NNφ

< 1

Page 48: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

38

3.1.2.3. Perhitungan sambungan baut

Diambil contoh pada batang no 1 kuda-kuda KBJ D

Dari tabel gaya batang didapatkan gaya batang maksimum Ru = -846,85 kg

Diketahui :

tebal pelat = 8 mm

diameter baut = 3/8 “ = 9,52mm

1) Tahanan geser baut

r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser

φf = 0,75

m = jumlah bidang geser =2

fub = tegangan tarik putus baut = 825 Mpa

mdfrR ufn ××××××= 2b1 π0,25φ

252,914,30,258255,075,0R 2n ××××××= = 44020,885 N = 4402,089 kg

2) Tahanan tumpu baut

φf = 0,75

db = diameter baut

tp = tebal pelat

fu = tegangan tarik putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa

un ftdR ××××= pbf2,4 φ

kg26,5072N56,50722370852,975,02,4R n ==××××=

3) Menentukan jumlah baut

Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan

tahanan tumpu baut Rn = 4402,089 kg

Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -846,85/ 4402,089 = -0,192 ~ 2 baut

Page 49: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

39

3.2. Perhitungan Pelat Lantai

3.2.1. Pembebanan Pelat Lantai

a. Beban mati lantai dengan tebal 12 cm

a) berat sendiri pelat lantai = 0,12 m × 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

b) urugan pasir = 0,05 m × 1800 kg/m3 = 90 kg/m2

c) spesi = 3 × 21 kg/m2 = 63 kg/m2

d) ubin keramik = 1 × 24 kg/m2 = 24 kg/m2

e) plafond penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2

f) talang AC = 10 kg/m2 +

qDL = 493 kg/m2

b. Beban mati lantai atap dag beton

a) berat sendiri pelat lantai = 0,10 m × 2400 kg/m3 = 240 kg/m2

b) talang AC = 10 kg/m2 +

qDL = 250 kg/m2

c. Beban mati lantai balkon

a) berat sendiri pelat lantai = 0,12 m × 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

b) urugan pasir = 0,05 m × 1800 kg/m3 = 90 kg/m2

c) spesi = 3 × 21 kg/m2 = 63 kg/m2

d) ubin keramik = 1 × 24 kg/m2 = 24 kg/m2 +

qDL = 465 kg/m2

d. Beban hidup lantai kantor qLL = 250 kg/m2

e. Beban hidup lantai balkon qLL = 100 kg/m2

f. Tipe-tipe plat Tipe Plat Dimensi ( m ) Jenis

Plat A 4,50 x 4,50 x 0,12 Two Way SlabPlat B 4,50 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat C 4,50 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat D 3,00 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat E 3,50 x 2,00 x 0,12 Two Way SlabPlat F 4,50 x 3,50 x 0,12 Two Way SlabPlat G 4,50 x 2,00 x 0,12 Two Way SlabPlat H 4,50 x 4,50 x 0,10 Two Way Slab

Page 50: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

40

3.2.2. Penulangan pelat lantai tipe Plat A (two way slab)

l y

x

Gambar 2.1. Pelat Lantai

Data-data perencanaan

c/

y

DL

LL

= 28 MPa

= 240 MPa

= 493 kg/m2

= 250 kg/m2

tul

v

= 10 mm

= 20 mm

= 0,8

= 12 cm

qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 × 493 + 1,6 × 250 = 991,6 kg/m2

Penulangan arah x

dx = h – Cv – 2∅ = 120 – 20 –

210 = 95 mm

M1x = - Mtx = 0,001 × qu × lx2 × kx

= 0,001 × 991,6 × 4,52 × 36

= 722,876 kgm = 722,876 · 104 Nmm

Mn = φ

uM =

0,8Nmm10221,826 4⋅ = 9,04· 106 Nmm

ly = 4,5 m, lx = 4,5 m

00,1lxly

= , dengan asumsi jepit

elastis

Dari PBI’71 tabel 13.3.2 didapatkan

36k x = dan 36k y =

Page 51: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

41

Mn = Cc × z

9,04 · 106 = 0,85 × fc/ × a × b × (dx –

2a )

9,04 · 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (95 – 2a )

a = 4,084 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × fc/ × a × b

As = 240

1000851,32885,0 ××× = 405,02 mm2

minAsfyTs

As min = 17,554240

9510004,1fy

db4,1=

⋅⋅=

⋅⋅ mm2

As min = 64,5232404

28951000fy4

'fcdb=

⋅⋅⋅

=⋅⋅⋅ mm2

Digunakan As pakai = As = 554,17 mm2

Jarak (S) = 17,554

100010241 ××π

= 141,64 mm

Jarak pakai = 125 mm

Dengan As pasang = 628 mm2

Jadi diambil Tulangan Ø10-125

Digunakan ∅10 – 125 mm untuk tulangan arah x

Penulangan arah y

dy = h – Cv – 1,5∅ = 120 – 20 – 15 = 85 mm

M1y = - Mty = 0,001 × qu × ly2 × ky

Page 52: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

42

= 0,001 × 991,6 × 4,52 × 36

= 722,876 kgm = 722,876 · 104 Nmm

Mn = φ

uM =

0,8Nmm10590,994 4⋅ = 9,04 · 106 Nmm

Mn = Cc × z

9,04 · 106 = 0,85 × fc/ × a × b × (dy –

2a )

9,04 · 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (85 – 2a )

a = 4,591 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × fc/ × a × b

As = 340

10002,2532585,0 ××× = 455,23mm2

minAsfyTs

As min = 83,495240

8510004,1fy

db4,1=

⋅⋅=

⋅⋅ mm2

As min = 52,4682404

28851000fy4

'fcdb=

⋅⋅⋅

=⋅⋅⋅ mm2

Digunakan As pakai = As = 495,83 mm2

Jarak (S) = 128,305

100010241 ××π

= 158,32 mm

Jarak pakai = 125 mm

Dengan As pasang = 628 mm2

Jadi diambil Tulangan Ø10-125

Digunakan ∅10 – 150 mm untuk tulangan arah y

Page 53: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

43

3.3. Perhitungan Penulangan Balok

3.3.1. Penulangan lentur balok

A. Penulangan lentur bagian tumpuan

Diambil contoh balok B1 pada lantai 2

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa φ lentur = 0,8

fy = 390 MPa Ø sengkang = 10 mm

β1 = 0,85 ( untuk fc′ ≤ 30 MPa ) Dtul = 16 mm

b = 450 mm

h = 800 mm

ds = d’ = 43 mm

Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :

Mn tumpuan = 1.270.000 Nmm

M1 = ( )2850 ad-baf', c ××××

1.270.000 = ( )2a-4074502885,0 ×××× a

a = 8,2 mm

Ts = Cc

Ts = baf', c ×××850

Ts = 4508,228850 ×××,

Ts = 156.000 N

As = FyTs

As = 400 mm2

ρ = % 0,123 407450

400 =×

=× dbAs

ρb = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

+×××

y1

y

'c

f600600β

ff85,0 = ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

+×××

39060060085,0

3902885,0 = 3,144 %

ρmaks = 0,75 × ρb = ×75,0 3,144 % = 2,358 %

ρ = 0,123 % < ρmaks = 2,358 % penampang OK

Page 54: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

44

Jadi dipasang tulangan 2 D 16 (402,123 mm2)

B. Penulangan lentur bagian lapangan

Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :

Mn lapangan = 5.920.000 Nmm

M1 = ( )2ad-baf'85,0 c ××××

5.920.000 = ( )2a-4074502885,0 ×××× a

a = 38,2 mm

Ts = Cc

Ts = baf', c ×××850

Ts = 4502,3828850 ×××,

Ts = 7.276.000 N

As = FyTs

As = 1866 mm2

ρ = % 0,573 407450

1866 =×

=× dbAs

ρb = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

+×××

y1

y

'c

f600600β

ff85,0 = ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

+×××

39060060085,0

3902885,0 = 3,144 %

ρmaks = 0,75 × ρb = ×75,0 3,144 % = 2,358 %

ρ = 1,61 % < ρmaks = 2,358 % penampang OK

Jadi dipasang tulangan 2 D 16 (402,123 mm2)

Page 55: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

45

3.3.2. Penulangan geser balok

A. Penulangan geser bagian tumpuan

Diambil contoh balok B1 pada lantai 2

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm

fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm

b = 450 mm φ geser = 0,6

h = 800 mm d = 407 mm

Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:

Vu tumpuan = 413.481,30 N

Vc = db'fc ×××61

= 4074502861 ×××

= 251.667 N

Vs = cu tump V

V−

φ

= 251.6676,0

413.481,30−

= 437.468,83 N

Cek ukuran penampang :

Vs maks = dbf ××× '32

c

= 4074502832 ××× = 1.006.666,67 N

Vs (= 437.468,83 N) < Vs maks (= 1.006.666,67 N) → tampang memenuhi

Vs min = 3

dbw × = 3

407450× = 100.666,67 N

Vs min < Vs < Vs maks → OK!

Cek penulangan geser :

Vu < 0,5 . φ Vc → tidak perlu tulangan geser

0,5 . φ Vc < Vu < φ Vc → cukup tulangan geser praktis

φ Vc < Vu < ( φ Vc + φVs min ) → cukup tulangan geser praktis

Page 56: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

46

Vu > ( φ Vc + φVs min ) → tulangan geser dihitung

Dari perhitungan didapat Vu (= 413.481,30 N) > (φ Vc + φVs min (= 215.666,67 N)

Jadi perlu tulangan geser

Perhitungan tulangan geser :

Dipasang sengkang tegak 1 Ø 10 → Av = 1 × 2 × (0,25 × π × 102) = 157,079 mm2

Jarak sengkang (S) = 54,3383,468.437

407240079,157=

××=

××

s

yv

VdfA

mm

Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini (SK SNI 3.14.9-

3.3b) :

- d/ 4 = 407/ 4 = 101,75 mm

- 10 diameter tulangan longitudinal = 10 × 16 = 160 mm

- 24 diameter tulangan geser = 24 × 10 = 240 mm

- 300 mm

Jadi dipakai pada daerah tumpuan dipakai sengkang 1 Ø 10 – 30

B. Penulangan geser bagian lapangan

Diambil contoh balok B1 pada lantai 2

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm

fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm

b = 200 mm φ geser = 0,6

h = 400 mm d = 354 mm

Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:

Vu lapangan = 342.972,90 N

Vc = db'fc ×××61

= 4074502861 ×××

= 251.667 N

Vs = cu lap V

V−

φ

Page 57: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

47

= 251.6676,0

342.972,90−

= 319.954,83 N

Cek ukuran penampang :

Vs maks = dbf ××× '32

c

= 4074502832 ××× = 1.006.666,67 N

Vs (= 319.954,83 N) < Vs maks (= 1.006.666,67 N) → tampang memenuhi

Vs min = 3

dbw × = 3

407450× = 100.666,67 N

Vs min < Vs < Vs maks → OK!

Cek penulangan geser :

Vu < 0,5 . φ Vc → tidak perlu tulangan geser

0,5 . φ Vc < Vu < φ Vc → cukup tulangan geser praktis

φ Vc < Vu < ( φ Vc + φVs min ) → cukup tulangan geser praktis

Vu > ( φ Vc + φVs min ) → tulangan geser dihitung

Dari perhitungan didapat Vu (= 342.972,90 N) > (φ Vc + φVs min (= 251.666,67 N)

Jadi perlu tulangan geser

Perhitungan tulangan geser :

Dipasang sengkang tegak Ø 10 → Av = 2 × (0,25 × π × 102) = 157,08 mm2

Jarak sengkang (S) = 44319.954,83

40724008,157=

××=

××

s

yv

VdfA

mm

Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini (SK SNI 3.14.9-

3.3b) :

- d/ 4 = 407/ 4 = 101,75 mm

- 10 diameter tulangan longitudinal = 10 × 16 = 160 mm

- 24 diameter tulangan geser = 24 × 10 = 240 mm

- 300 mm

Jadi dipakai pada daerah tumpuan dipakai sengkang Ø 10 – 30

Page 58: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

48

3.3.3. Penulangan torsi balok

Diambil contoh balok B1 pada lantai 1

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm

fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm

b = 450 mm φ torsi = 0,6

h = 800 mm Cv = 40 mm

d = 407 mm

b1 = b - 2Cv – 2 · (1/2 · Ø sengkang) = 450 – 80 – 2 · 5 = 360 mm

h1 = h - 2Cv – 2 · (1/2 · Ø sengkang) = 800 – 80 – 2 · 5 = 710 mm

Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:

Momen Tu = 71.400.000 Nmm

Tc = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

15cf'

· b2 · h = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

1528 · 4502 · 800 = 101.600.000 Nmm

φ Tc = 0,6 · 101.600.000 = 60.960.000 Nmm

Tu = 71.400.000 Nmm > φ Tc = 60.960.000 Nmm → perlu tulangan torsi

φ Ts = ( Tu - φ Tc ) = 10.440.000 Nmm

Cek penampang :

φ Ts = 10.440.000 Nmm

4 Tc = 4 × 101.600.000 = 406.400.000 Nmm

φ Ts < 4 Tc → penampang memenuhi

Perhitungan tulangan longitudinal torsi :

31,13

bh2

α 1

1

t =+

= ≤ 1,5

At = 2406031,1

10.440.00027103607103602

11

11

××⋅

××+

=⋅−⋅

×⋅+

,fα)T(T

hbhb

yt

cu

φφ = 726,7 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada 2 sisi, untuk satu sisinya dipasang :

726,2 / 2 = 363,1 mm2 → dipasang 1 Ø 22 = 380,13 mm2

Perhitungan tulangan sengkang torsi :

Page 59: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

49

Dipasang sengkang Ø 10 → At = 78,5 mm2

Jarak sengkang (S) = 10.440.000

4020,610760331,178,511 ×××××=

−⋅⋅⋅⋅)T(T

fhbαA

cu

ytt

φφ

= 230 mm

dipakai sengkang Ø 10 – 230 mm

Page 60: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

50

3.4. Perhitungan penulangan kolom

3.4.1 Kolom persegi 1000 mm × 1000 mm dengan tinggi kolom (lu) = 4,73 m

Lantai 5 C25

A. Lentur kolom arah M 2-2

Data-data perencanaan :

2

3 h

b

Dipakai analisa kolom pendek beban uniaksial karena 22rlk u ≤⋅ dimana k = 1

dan r = 0,3 · h = 300 mm.

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08

diperoleh :

Pu = 855508,3 N

Mu = 465.717.840 Nmm

38,544855508,3

0465.717.84===

u

u

PMe mm

Syarat dalam penentuan luas tulangan adalah rasio tulangan (ρ) tidak boleh

kurang dari 1 % dan tidak boleh lebih dari 8 % (SNI 03-2847-2002,12.9-1).

Dicoba pakai 10D19 → As = As’ = 10 × ¼ × π × 19² = 2835 mm²

%2059,1%1005,9401000

2835%100 =××

=××

=db

Asρ → 1 sisi

fc′ = 28 MPa

fy = 390 MPa

b = 1000 mm

h = 1000 mm

Cv = 40 mm

Dtulangan = 22 mm (asumsi)

d = h − Cv – Øsengkang − ½ × Dtul

= 1000 − 40 – 10 − ½ × 22

= 1139 mm

d’ = Cv + Øsengkang + ½ × Dtul

= 40 + 10 + ½ × 25

= 62,5 mm

Page 61: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

51

Sehingga 4 sisi 1,2059 % × 4 = 4,8236 % (Ok!)

xb = df y

×+600

600

= 5,940390600

600×

+ = 570 mm

ab = β1 × xb

= 0,85 × 570 = 484,5 mm

fs′ = 600×−

b

b

xd'x

= 600570

5,62570×

− = 534,21 MPa

fs′ = 534,21 MPa > fy = 390 MPa → fs′ = fy = 390 MPa

Pnb = 0,85 × fc′ × b × ab + As′ × fs′ – As× fy

= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 + 2835 × 390 − 2835 × 390

= 11.531.100 N

Mnb = 0,85 × fc′ × b × ab × ( h/2 – ab /2) + As′ × fs′× ( h/2 – d′ ) + As× fy × (d – h/2 )

= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 × (1000/2 – 484,5/2) + 2853 × 390 ×

(1000/2 – 62,5) + 2853 × 390 × (940,5 – 1000/2)

= 3.940.297.539 Nmm

11.531.1005393.940.297.

==nb

nbb P

Me = 341,71 mm

eb = 341,71 mm < e = 544,38mm → keruntuhan ”TARIK”

Perhitungan keruntuhan desak (rumus Whitney) :

Pn = 181350 2 ,

deh

'fhb

,d-d'

efA cys

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ××

××+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

×

Pn = 181

5,94038,54410003

2810001000

5,05625,940

38,5443902853

2 ,,

+⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛ ××××

++⎟

⎞⎜⎝

⎛−

× = 134.908.094 N

Pr = 0,65 × Pn = 87.690.261,11 N > Pu (= 855508,3 N) → Ok!

Syarat :

Page 62: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

52

Pr > 0,1 × b × h × fc′

87.690.261,11 N > 0,1 × 1000 × 1000 × 28

87.690.261,11 N > 2.800.000 N → Ok!

B. Lentur kolom arah M 3-3

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08

diperoleh :

Pu = 855508,3 N

Mu = 465.717.840 Nmm

38,544855508,3

0465.717.84===

u

u

PMe mm

Syarat dalam penentuan luas tulangan adalah rasio tulangan (ρ) tidak boleh

kurang dari 1 % dan tidak boleh lebih dari 8 % (SNI 03-2847-2002,12.9-1).

Dicoba pakai 10D19 → As = As’ = 10 × ¼ × π × 19² = 2835 mm²

%2059,1%1005,9401000

2835%100 =××

=××

=db

Asρ → 1 sisi

Sehingga 4 sisi 1,2059 % × 4 = 4,8236 % (Ok!)

xb = df y

×+600

600

= 5,940390600

600×

+ = 570 mm

ab = β1 × xb

= 0,85 × 570 = 484,5 mm

fs′ = 600×−

b

b

xd'x

= 600570

5,62570×

− = 534,21 MPa

fs′ = 534,21 MPa > fy = 390 MPa → fs′ = fy = 390 MPa

Pnb = 0,85 × fc′ × b × ab + As′ × fs′ – As× fy

= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 + 2835 × 390 − 2835 × 390

Page 63: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

53

= 11.531.100 N

Mnb = 0,85 × fc′ × b × ab × ( h/2 – ab /2) + As′ × fs′× ( h/2 – d′ ) + As× fy × (d – h/2 )

= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 × (1000/2 – 484,5/2) + 2853 × 390 ×

(1000/2 – 62,5) + 2853 × 390 × (940,5 – 1000/2)

= 3.940.297.539 Nmm

11.531.1005393.940.297.

==nb

nbb P

Me = 341,71 mm

eb = 341,71 mm < e = 544,38mm → keruntuhan ”TARIK”

Perhitungan keruntuhan desak (rumus Whitney) :

Pn = 181350 2 ,

deh

'fhb

,d-d'

efA cys

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ××

××+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

×

Pn = 181

5,94038,54410003

2810001000

5,05625,940

38,5443902853

2 ,,

+⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛ ××××

++⎟

⎞⎜⎝

⎛−

× = 134.908.094 N

Pr = 0,65 × Pn = 87.690.261,11 N > Pu (= 855508,3 N) → Ok!

Syarat :

Pr > 0,1 × b × h × fc′

87.690.261,11 N > 0,1 × 1000 × 1000 × 28

87.690.261,11 N > 2.800.000 N → Ok!

C. Penulangan geser kolom

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08

diperoleh :

Vu = 465.717,840 N

Pu = 855.508,3 N

Vc = db6A14

P1 c

g

u ××′

×⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

×+

f

= 5,9401000628

1000100014855.5081 ×××⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

××+

Page 64: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

54

= 877.321 N

Vs = cVVu −φ

= 877.3216,0

0465.717,84− = 775.319,079 N

φ Vc = 0,6 · 877.321 = 526.392,6 N

Vu (= 465.717,840 N) < φ Vc (=526.392,6 N ) → pakai geser minimum

Perhitungan tulangan geser minimum :

Dipasang sengkang tegak Ø 10 → Av = 2 × (0,25 × π × 102) = 157 mm2

Jarak sengkang (S) = mm04,1131000

2401573b

fA3 yv =××

=××

Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini :

- ½ dimensi terkecil = ½ · 1000 = 500 mm

- 10 diameter tulangan = 10 · 22 = 220 mm

- 200 mm

Jadi dipakai sengkang Ø 10 – 110 mm

Page 65: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

55

3.5. Perhitungan gaya gempa (static analysis)

3.5.1 Perhitungan gaya geser dasar horisontal total akibat gempa

A. Berat total struktur (Wt)

Koefisien reduksi beban hidup akibat gempa untuk gedung Disperindag

Wt = Wm + Wh

di mana :

Wt = berat total struktur (kg)

Wm = beban mati (kg)

Wh = beban hidup (kg)

qDL pelat A,BC,D,E,F = 493 kg/m2

qDL pelat G = 465 kg/m2

qDL pelat H = 250 kg/m2

qLL pelat A,B,C,D,E,F = 250 kg/m2

qLL pelat G,H = 100 kg/m2

1) Berat lantai 2

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 404260 kg

pelat tipe G = 465 kg/m2 · 36 m2 = 16740 kg

balok →

2B1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 207 × 2400 = 109544.4 kg2B2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kg2B3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg2B4 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg2B5 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg2B6 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg2B7 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 12 × 2400 = 1036.8 kgBB = 0.20 × ( 0.40 - 0.12 ) × 8 × 2400 = 1075.2 kg +

Total = 211501.2 kg kolom → 2K1 = (1,0·1,0) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 230400 kg

2K2 = (0,4·0,4) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 2 buah = 3072 kg

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 269 m = 218562,5 kg

Jumlah beban mati (DL) = 1084535,5 kg

Page 66: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

56

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 205000 kg

pelat tipe G = 100 kg/m2 · 36 m2 = 3600 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 208600 kg

Beban total untuk lantai 2 = DL + LL

= 1084535,5 kg + 208600 kg

= 1293135,5 kg

2) Berat lantai 3

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 404260 kg

balok →

3B1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 207 × 2400 = 109544.4 kg3B2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kg3B3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg3B4 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg3B5 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg3B6 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg3B7 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 12 × 2400 = 1036.8 kg +

Total = 210426 kg kolom → 3K1 = (0,8·0,8) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 73728 kg

2K1 = (1,0·1,0) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 115200 kg

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 268 m = 217750 kg

Jumlah beban mati (DL) = 1021364 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 205000 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg

Beban total untuk lantai 3 = DL + LL

Page 67: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

57

= 1021364 kg + 205000 kg

= 1226364 kg

3) Berat lantai 4

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,BC,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 404260 kg

balok →

4B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg4B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg4B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg4B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg4B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg4B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg4B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +

Total = 210426 kg kolom = (0,8·0,8) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 147456 kg

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 267 m = 216937,5 kg

Jumlah beban mati (DL) = 979079,5 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 205000 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg

Beban total untuk lantai 4 = DL + LL

= 979079,5 kg + 205000 kg

= 1184079,5 kg

4) Berat lantai 5

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 404260 kg

balok →

Page 68: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

58

5B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg5B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg5B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg5B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg5B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg5B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg5B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +

Total = 210426 kg kolom → 5K1 = (0,6·0,6) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 41472 kg

4K1 = (0,8·0,8) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 73728 kg

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 263 m = 213687,5 kg

Jumlah beban mati (DL) = 943573,5 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 205000 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg

Beban total untuk lantai 5 = DL + LL

= 943573,5 kg + 205000 kg

= 1148573,5 kg

5) Berat lantai 6

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+270+81+162+56+63)m2

= 404260 kg

balok →

6B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg6B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg6B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg6B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg6B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg6B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg6B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +

Total = 210426 kg kolom = (0,6·0,6) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 82944 kg

Page 69: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

59

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 272 m = 221000 kg

Jumlah beban mati (DL) = 918630 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2

= 205000 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg

Beban total untuk lantai 6 = DL + LL

= 918630 kg + 205000 kg

= 1123630 kg

6) Berat lantai 7

- beban mati:

pelat → pelat tipe A,B,E,F = 493 kg/m2 · (243+486+56+63)m2

= 418064 kg

balok →

7B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 198 × 2400 = 104782 kg7B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg7B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg7B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 144 × 2400 = 45792 kg7B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 21 × 2400 = 4788 kg7B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 54 × 2400 = 10692 kg7B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 8 × 2400 = 691,2 kg +

Total = 192838 kg kolom → 7K1 = (0,4·0,4) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 18432 kg

6K1 = (0,6·0,6) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 41472 kg

dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 175 m = 142187,5 kg

Jumlah beban mati (DL) = 812993,5 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe A,B,E,F = 250 kg/m2 · (243+486+56+63)m2 = 212000 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 212000 kg

Beban total untuk lantai 7 = DL + LL

Page 70: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

60

= 812993,5 kg + 212000 kg

= 1024993,5 kg

7) Berat lantai 8

- beban mati:

pelat → pelat tipe B = 493 kg/m2 · 486 m2 = 239598 kg

pelat tipe I = 421 kg/m2 · 243 m2 = 102303 kg

pelat tipe = 421 kg/m2 · (8·27) m2 = 90936 kg

balok →

BI1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 198 × 2400 = 104781.6 kgBI2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kgBI3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kgBA1 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 144 × 2400 = 45792 kgBA2 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 21 × 2400 = 4788 kgBA3 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 54 × 2400 = 10692 kgBA4 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 8 × 2400 = 691.2 kg +

Total = 192837.6 kg kolom → K3 = (0,4·0,4) · 4,73 m · 2400 kg/m2 · 21 buah = 59598 kg

dinding = 250 kg/m2 · 4,00 m · 116 m = 116000 kg

Jumlah beban mati (DL) = 418906 kg

- beban hidup :

pelat →

pelat tipe D = 250 kg/m2 · 48 m2 = 12000 kg

pelat tipe B = 250 kg/m2 · 45 m2 = 11250 kg

pelat tipe G = 100 kg/m2 · (8·27) m2 = 21600 kg

Jumlah beban hidup (LL) = 44850 kg

Beban total = DL + LL

= 418906 kg + 44850 kg

= 463756 kg

3) Beban atap dan ring balk

- berat kuda-kuda = 224109,84 kg

ring balk (20/50) = 0,2 · 0,5 · 2400 kg/m3 · 2·(34+27) m = 29280 kg

kolom = (0,4·0,4) · (0,5·4,73) m · 2400 kg/m3 · 14 buah = 12714,24 kg

Page 71: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

61

Jumlah beban mati = kg

Beban total struktur :

Atap = 222942 kg

Lantai 8 = 463756,00 kg

Lantai 7 = 1062452,48 kg

Lantai 6 = 1202649,28 kg

Lantai 5 = 1231792,00 kg

Lantai 4 = 1273934,72 kg

Lantai 3 = 1323975,36 kg

Lantai 2 = 1420420,00 kg +

Wt = 8201922,00 kg

B. Waktu getar struktur (T)

Dari hasil analisis vibrasi bebas 3 dimensi dengan reduksi momen inersia

penampang sebesar 0,75 (SNI-1726-2002-5.5 ) menggunakan program ETABS

v9.0.0,

diperoleh periode struktur Tx= 1,05 & Ty= 1,05

C. Koefisien gempa dasar (C)

Koefisien gempa dasar didapat dari grafik berdasarkan zone gempa dan jenis

tanah· Jenis tanah didapat dari nilai _N SPT sebagai berikut :

=

== m

iii

m

ii_

/Nt

tN

1

1

di mana :

ti = tebal lapisan tanah ke- i

Ni = nilai NSPT lapisan tanah ke- i _N = nilai NSPT rata-rata

Page 72: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

62

Tabel 3.1 Perhitungan Σti / Ni

Lapis ti Ni ti/Ni

1 4 10 0.402 4 11 0.363 4 2 2.004 4 7 0.575 4 12 0.336 4 14 0.297 4 17 0.24

Jumlah 28 4.19

15) hal. 4 tabel2002-1726-03 (SNIlunak tanah 68,619,4

28

1

1 →===

=

=m

iii

m

ii_

/Nt

tN

Lokasi bangunan berada di Semarang terletak pada wilayah 2, kondisi tanah

lunak, dari grafik harga koefisien gempa dasar diperoleh C = 0,37 (SNI -1726 -

2002 –Gambar 2).

D. Faktor keutamaan (I) dan faktor reduksi gempa (R)

Gedung Kantor Pajak termasuk kategori gedung umum mempunyai faktor

keutamaan gedung ( I ) = 1,0 (SNI - 1726 - 2002 –tabel 1) , menggunakan

struktur rangka beton bertulang diperoleh faktor reduksi gempa R = 3,5 (SNI -

1726 - 2002 –tabel 3).

E. Gaya geser horisontal total akibat gempa

Gaya geser horisontal total akibat gempa dihitung dengan persamaan:

tWR

ICV ××

=

di mana :

Page 73: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

63

Vx,y = gaya geser horisontal total akibat gempa (kg)

C = koefisien gempa dasar

I = faktor keutamaan struktur

R = faktor reduksi gempa

Wt = berat total bangunan (kg)

Gaya geser arah x dan y

kg 867928,254kg 8201922,005,3

137,0=×

×=×

×= tx W

RICV

3.5.2. Perhitungan Waktu Getar

A. Menentukan gaya geser horisontal tiap lantai ( Fi )

Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung

menjadi beban-beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap pada

pusat masa lantai ke-i (SNI -1726 - 2002 – 6.1.3 ).

Arah x : H / A = 40,5 / 27 = 1,5 < 3

Arah y : H / B = 40,5 / 38 = 1,066 < 3

karena H/A dan H/B <3, maka digunakan persamaan :

x,yii

iii.x,y V

HWHW

F ××∑×

=

di mana :

Fi = gaya geser horisontal akibat gempa pada lantai ke-i (kg)

Wi = berat total lantai ke-i (kg)

Hi = tinggi lantai ke-i terhadap lantai dasar (m)

Vx,y = gaya geser horisontal total akibat gempa (kg)

Tabel 3.2 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah x

Page 74: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

64

Untuk tiap kolomFix (kg)

9 (atap) 40.50 222942.000 9029151.000 63797.949 3987.3728 28.00 463756.000 12985168.000 91750.275 5734.3927 24.00 1062452.480 25498859.520 180169.204 7507.0506 20.00 1202649.280 24052985.600 169952.984 7081.3745 16.00 1231792.000 19708672.000 139257.041 5802.3774 12.00 1273934.720 15287216.640 108016.033 4500.6683 8.00 1323975.360 10591802.880 74839.296 3118.3042 4.00 1420420.000 5681680.000 40145.472 1544.057

122835535.640 867928.254

Wi . Hi (kg.m) Fix total (kg)

Jumlah

LANTAI H (m) Wi (kg)

Tabel 3.3 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah y

Untuk tiap kolomFiy (kg)

9 (atap) 40.50 222942.000 9029151.000 63797.949 3987.3728 28.00 463756.000 12985168.000 91750.275 5734.3927 24.00 1062452.480 25498859.520 180169.204 7507.0506 20.00 1202649.280 24052985.600 169952.984 7081.3745 16.00 1231792.000 19708672.000 139257.041 5802.3774 12.00 1273934.720 15287216.640 108016.033 4500.6683 8.00 1323975.360 10591802.880 74839.296 3118.3042 4.00 1420420.000 5681680.000 40145.472 1544.057

122835535.640 867928.254

Wi . Hi (kg.m) Fiy total (kg)

Jumlah

LANTAI H (m) Wi (kg)

B. Kontrol waktu getar struktur

Waktu getar struktur dikontrol dengan cara T. Rayleigh di mana selisih waktu

getar (T) yang diperoleh dengan rumus T. Rayleigh dengan waktu getar hasil

analisis vibrasi 3 dimensi tidak boleh melebihi 20 % .

i.x,yi.x,y

i.x,yix,y dFg

dW,T

×∑×

×∑=

2

36

di mana:

T = waktu getar alami (detik)

Wi = berat lantai ke-i (kg)

Fi·x,y = gaya gempa lantai ke-i (kg)

di·x,y = deformasi lateral total akibat Fi pada lantai ke-i (m)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/det²)

Page 75: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

65

Tabel 3.4 Waktu getar struktur dalam arah x

Tingkat Wi (kg) dix (cm) dix2 Fix (kg) Wi · dix

2 Fix · dix

9 (atap) 222942.000 8.11 65.7721 3987.372 14663363.518 32337.5878 463756.000 7.55 57.0025 5734.392 26435251.390 43294.6607 62452.480 6.88 47.3344 7507.05 2956150.669 51648.5046 1202649.280 6 36 7081.374 43295374.080 42488.2445 1231792.000 4.88 23.8144 5802.377 29334387.405 28315.6004 1273934.720 3.6 12.96 4500.668 16510193.971 16202.4053 1323975.360 2.24 5.0176 3118.304 6643178.766 6985.0012 1420420.000 1 1 1544.057 1420420.000 1544.057

Σ 39275.594 141258319.800 222816.057

Waktu getar struktur arah x :

ixix

ixix dFg

dW,T

×∑××∑

=2

36 057.2281629818141258319,3,6

×= = 0,933 detik

Tabel 3.5 Waktu getar struktur dalam arah y

Tingkat Wi (kg) diy (cm) diy2 Fiy (kg) Wi · diy

2 Fiy · diy

9 (atap) 222942.000 7.96 63.3616 3987.372 14125961.827 31739.4818 (lift) 463756.000 7.46 55.6516 5734.392 25808763.410 42778.564

7 62452.480 6.76 45.6976 7507.05 2853928.450 50747.6586 1202649.280 5.89 34.6921 7081.374 41722429.087 41709.2935 1231792.000 4.75 22.5625 5802.377 27792307.000 27561.2914 1273934.720 3.45 11.9025 4500.668 15163008.005 15527.3053 1323975.360 2.11 4.4521 3118.304 5894470.700 6579.6212 1420420.000 0.9 0.81 1544.057 1150540.200 1389.651

Σ 39275.594 134511408.679 218032.864

Waktu getar struktur arah y :

iyiy

iyiy dFg

dW,T

×∑×

×∑=

2

36 06215672.74981

743537738572,3,6×

= = 1,871 detik

Kesimpulan :

Dengan cara T. Rayleigh diperoleh:

Tx = 0,933 detik

Ty = 0,930 detik

Selisih Tx = ((1,05 – 0,933) / 1,35) × 100% = 11,14 % < 20%

Page 76: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

66

Selisih Ty = ((1,05 – 0,930) / 1,35) × 100% = 11,42 % < 20%

Karena selisih waktu getar (T) yang diperoleh dengan rumus T. Rayleigh dengan

waktu getar hasil analisis vibrasi 3 dimensi tidak melebihi 20 %, maka

perhitungan tidak perlu diulang.

Page 77: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

67

3.6. Perhitungan Tangga

3.6.1. Perencanaan Tangga

tinggi lantai = 4,00 m

lebar tangga = 2,05 m

optrede / tanjakan = 0,18 m

antrede/ injakan = 0,30 m

tebal pelat tangga = 0,20 m

jumlah anak tangga = ( beda tinggi / optrede ) - 1

= ( 1,26 m / 0,18 m ) – 1

= 6 buah

panjang bordes = 2,5 m

lebar bordes = 2,05 m

tebal pelat bordes = 0,20 m

jumlah anak tangga = ( beda tinggi / optrede ) - 1

= ( 1,44 m / 0,18 m ) – 1

= 7,2 ≈ 7 buah

panjang bordes = 2,5 m

lebar bordes = 2,05 m

tebal pelat bordes = 0,20 m

O1- 17,351,2

48,1 tg ==θ

O1- 99,348,126,1 tg ==θ

Page 78: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

68

3.6.2. Pembebanan Tangga

1. Pelat tangga

A. Beban mati

– Berat sendiri pelat = (0,20 + 0,10/2) m × 2400 kg/m3 = 600 kg/m2 – Berat spesi = 2 cm × 21 kg/m2/cm = 42 kg/m2

– Berat keramik = 0,5 cm × 24 kg/m2/cm = 12 kg/m2

= 654 kg/m2

B. Beban hidup : qLL = 300 kg/m2

2. Pelat bordes

A. Beban mati

2 Berat sendiri bordes = 0,20 m × 2400 kg/m3 = 480 kg/m2 2 Berat spesi = 2 cm × 21 kg/m2/cm = 42 kg/m2

2 Berat keramik = 0,5 cm × 24 kg/m2/cm = 12 kg/m2

= 534 kg/m2

B. Beban hidup : qLL = 300 kg/m2

q u = 1,2 DL + 1,6 LL

3.6.3. Perhitungan Reaksi Tangga

Dari perhitungan mekanika dengan ETABS v9.0.0., diperoleh:

R1 akibat qu = 1029,23 kg

R2 akibat qu = 2805,49 kg

R3 akibat qu = 2206,24 kg

R4 akibat qu = 2756,28 kg

R5 akibat qu = 2757,84 kg

R6 akibat qu = 2152,79 kg

R7 akibat qu = 3019,63 kg

R8 akibat qu = 1150,02 kg

+

+

Page 79: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

69

3.6.4. Penulangan Tangga dan Bordes

f’c = 28 MPa

fy = 240 MPa

b = 1000 mm

∅ tulangan = 8 mm

tebal pelat tangga (h) = 200 mm

tebal selimut beton (Cv) = 20 mm

Dari perhitungan mekanika dengan ETABS v9.0.0., didapat :

Mu maksimun = 639,357 kgm = 639,357×104 Nmm = 6393570 Nmm

Mn = Mu/θ = 6393570 / 0,8 = 7991962,5 Nmm

d = 200 – 20 – 8/2 = 176 mm

Mn = Cc . Z

7,9919625 × 106 = 0,85 × f’c × a × b × (d – a/2)

7,9919625 × 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (176 – a/2)

a = 1,918 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × f’c × a × b

2mm 111,883240

10001,918280,85As =×××

=

Pembatasan luas tulangan :

As min = 0,25 % × b × h = 0,0025 × 1000 × 200 = 500 mm2

Digunakan As pakai = 500 mm2

Jarak (S) = 500

100010241 ××π

= 157,08 mm ≈ 150 mm

Digunakan tulangan utama ∅10 – 150 mm

Tulangan bagi = 20% × tulangan utama = 20% × 500 mm2

= 100 mm2

Page 80: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

70

t

Pu tangga

As'

As

As bagi

b= 1.00 m

Jarak (S) = 100

10006241 ××π

= 282,74 mm ≈ 250 mm

Digunakan tulangan bagi ∅ 6 – 250 mm

3.6.5. Perhitungan Pondasi Tangga

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Cv = 75 mm

fy = 240 MPa Dtulangan = 12 mm (asumsi)

b = 1,0 m drat = 300 – 75 – 12 = 213 mm

tebal pondasi (t) = 0,3 m

Pu = 3019,63 kg = 30196,3 N / 1,5 m = 20130,9 N

Pnetto = 20130,9 / A = 20130,9 N / (1m×1m) = 20130,9 N/m2

x = 22

kolompoer bb− =

20,25

21− = 0,375 m

q = 20130,9 N /m

= 20,131 kN /m

Mu = ½ × q × x2

= ½ × 20,131 × 0,3752

= 1,416 kNm

x

q

Page 81: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

71

Mn = φ

uM =

8,01,416 = 1,77 kNm = 1,77 × 106 Nmm

Mn = Cc × z

1,77 ×106 = 0,85 × f’c × a × b × (d – )2a

1,77 ×106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (213 - )2a

11.900 a2 – 5.069.400 a + 1770000 = 0

a = 0,35 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × f’c × a × b

As = 240

100035,02885,0 ××× = 34,71 mm2

As min = 0,25 % × b × h

= 0,25 % × 1000 × 300 = 750 mm²

As pakai = As min = 750 mm2

Jarak tulangan (S) = mm 8,150750

10001241

41 22

=×××

=××× π

A

bDπ

s

tul

Digunakan tulangan D12−150 mm

Tulangan tekan :

As’ = 20% × As pakai

= 20% × 750 mm2 = 150 mm2

Digunakan tulangan tekan ∅8-300 mm (S = 335,103 mm)

Page 82: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

72

3.7 Perhitungan pondasi

3.7.1 Pemilihan tipe pondasi

Pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan didasarkan pada kondisi tanah

keras berada pada kedalaman 32 meter sehingga perencanaan struktur gedung

Disperindag tahap 2 ini menggunakan pondasi tiang pancang. Tiang pancang yang

digunakan dalam perencanaan ini yaitu tiang lingkaran dengan diameter 65 cm.

Pondasi tiang pancang digunakan pada pembangunan gedung ini dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Tanah keras berada pada kedalaman 28 meter.

b. pemancangan pondasi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga

pekerjaan struktur bagian atas dapat segera dilakukan.

3.7.2 Menentukan daya dukung tiang pancang

Perhitungan daya dukung tiang pancang untuk perencanaan struktur gedung

Disperindag tahap 2 ini menggunakan metode Briaud yang didasarkan pada data

tanah yang diperoleh dari uji SPT (Standard Penetration Test) yang telah

dilakukan.

A. Daya dukung ujung tiang pancang diameter 65 cm panjang 32 m (End

bearing)

Diketahui :

N1 (nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman) = 10

N2 (nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman) = 17

σr ( tegangan referensi) = 100 kPa

D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 65 cm = 0,65 m

5.132

17102

NNN 2160 =

+=

+=

36,060rp )N(7,19q ×σ×= = 36,05,131007,19 ×× = 5027,9 kPa

ppp AqQ ×= 841,16641,1668))65,0(25,0(9,5027 2 ==×××= kNkPa π ton

Page 83: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

73

B. Daya dukung selimut tiang pancang diameter 65 cm panjang 32 m (Skin

friction)

Diketahui :

σr ( tegangan referensi) = 100 kPa

D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 65 cm = 0,65 m

5,814

17101491277521117107N60 =+++++++++++++

=

29,060rs )N(224,0f ××= σ = kPa666,41)5,8(100224,0 29,0 =××

AsfQ ss ×=

6,2726,2722)3265,0(666,41 ==×××= kNmkPaQs π ton

Jadi daya dukung 1 tiang pancang diameter 65 cm panjang 28 m adalah:

SFQQ

Q spa

+=

6,1255,3

6,272841,166=

+=aQ ton

3.7.3 Menentukan jarak antar tiang pancang

Jarak antar tiang yang digunakan berdasarkan jarak tiang pancang yang

telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan

Umum, yaitu:

S ≥ 2,5D = 2,5 × 65 = 162,5 cm

S < 3,0D = 3,0 × 65 = 195 cm

Direncanakan jarak antar tiang (S) = 170 cm

Page 84: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

74

4 tiang1 tiang

6 tiang

90 90

90

90

Ø65

90 170 90

90

170

90

90 170 90

90

170

170

90

Ø65

Ø65

3.7.4 Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang (group piles)

Menurut rumus dari Uniform Building Code dan AASHTO

η = 1 − 90θ × ( ) ( )

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

××−+×−

nmnmmn 11

dengan:

η = effisiensi kelompok tiang

θ = arc tg ( D/ S ) = arc tg ( 65/170 ) = 22,11 °

m = jumlah tiang pada deretan baris

n = jumlah tiang pada deretan kolom

D = diameter tiang pancang = 65 cm

S = jarak antar tiang pancang = 170 cm

Page 85: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

75

Untuk kelompok tiang dengan 1 tiang pancang

η = 1 − 90

11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

××−+×−

12211112 = 87,72 %

Untuk kelompok tiang dengan 4 tiang pancang

η = 1 − 90

11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

××−+×−

22212212 = 75,43 %

Untuk kelompok tiang dengan 6 tiang pancang

η = 1 − 90

11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

××−+×−

23213312 = 71,34 %

3.7.5 Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang (group piles)

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang diperhitungkan terhadap

kelompok tiang dengan persamaan :

P maksimum = 2max

2max

ynyM

xnxM

nv

x

x

y

y

∑××

+∑×

×+

A. Kelompok tiang dengan 2 tiang pancang

∑v = jumlah beban normal

= Pu dari ETABS + berat pile cap

= 535,931 + ( 3,5 × 1,8 × 0,8 × 24 ) = 656,891 kN

n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 2 tiang

Mx = momen arah x = -345.381 kNm

My = momen arah y = 321.7 kNm

ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 1

nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2

xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m

ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m

∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 2,89

∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 0

Page 86: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

76

P maks = 2,891

0,85321.692891,656

××

+

= 423,06 kN

syarat :

Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang

423,06 kN < 1256 × 0,88

353,302 kN < 1105,28 kN → Ok!

B. Kelompok tiang dengan 4 tiang pancang

∑v = jumlah beban normal

= Pu dari ETABS + berat pile cap

= 1844,265 + ( 3,5 × 3,5 × 0,8 × 24 ) = 2079,465 kN

n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 4 tiang

Mx = momen arah x = -295.6011 kNm

My = momen arah y = 275.505 kNm

ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 2

nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2

xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m

ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m

∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 2,89

∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 2,89

P maks = 89,22

85,06,29589,22

85,051,2754

465,2079×

×−+

××

+

= 516,91 kN

syarat :

Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang

516,91 kN < 1256 × 0,7543

516,91 kN < 947,4 kN → Ok!

Page 87: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

77

C. Kelompok tiang dengan 6 tiang pancang

∑v = jumlah beban normal

= Pu dari ETABS + berat pile cap

= 3604,65 + ( 3,5 × 5,2 × 0,8 × 24 ) = 3954,09 kN

n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 6 tiang

Mx = momen arah x = -295,6 kNm

My = momen arah y = 278.54 kNm

ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3

nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2

xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m

ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1,7 m

∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 4,34

∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 17,3

P maks = 3,172

7,16,29534,43

85,054,2786

09,3954×

×−+

××

+

= 662,730 kN

syarat :

Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang

662,73 kN < 1256 × 0,7134

662,73 kN < 896,03 kN → Ok!

Page 88: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

78

3.7.6 Penulangan tiang pancang

Dimensi tiang pancang yang digunakan adalah 65 × 65 cm dengan panjang 10 m.

Penulangan tiang pancang ini didasarkan pada kebutuhan pada waktu

pengangkatan yang diperoleh dari dua macam kondisi yaitu:

1) Kondisi I ( pengangkatan di 2 titik)

M1 = 21 × q × a²

M2 = 81 × q × ( L – 2a )² -

21 × q × a²

Disyaratkan agar ekonomis maka M1 = M2

21 × q × a² =

81 × q × ( L – 2a )² −

21 × q × a²

8 × q × a² = q × ( L – 2a )²

8 × a² = L² − 4 × L × a + 4 × a²

4a² + 4La −L² = 0 → L = 10 m

4a² + 40a – 100 = 0

a² + 10a – 25 = 0

a = 2,071 m

Mmaks = 21 × q × a²

10 m

M1

M2

L – 2a a a

diangkat

Page 89: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

79

= 21 × ( 0,25 × π × (0,65 m)2 × 25 kN/m3 ) × 2,0712

= 17,790 kNm

2) Kondisi II ( pengangkatan di 1 titik)

M1 = 21 × q × a²

R1 = ( ))(2

2

aLaLq−×−× − ( )aL

aq−×

×2

2

qR1 = ( )⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL2

22

Mx = R1 × x - 21 × q × x² , syarat ekstrim =

dxdMx

R1 – q × x = 0 → x = qR1 = ( )⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL2

22

Mmaks = M2 = R1 × ( )⎥⎦⎤

⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL2

22

− 21 × q × ( )

22

22

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL

= q × ( )

22

22

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL − 21 × q × ( )

22

22

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL

diangkat

L-a

a

10 m

xM1

M2

Page 90: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

80

= 21 × q × ( )

22

22

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL

M1 = M2

21 × q × a² =

21 × q × ( )

22

22

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−×

−aL

aLL

didapat: a = ( )aLaLL−×

−2

22

2aL – 2a² = L² – 2aL

L² + 2a² – 4aL = 0 → L = 10 m

a² – 20a + 50 = 0

didapat a = 2,929 m

Mmaks = 21 × (0,25 × π × (0,65 m)2 × 25 kN/m3 ) × 2,929 ² = 35,585 kNm

3) Perhitungan penulangan tiang pancang

Kondisi yang menentukan adalah kondisi ke II dengan Mmaks = 35,585 kNm.

Dipertimbangkan faktor kejut karena tarikan oleh kabel dari crane pada waktu

pengangkatan yaitu sebesar 1,3

Mu = 35,585 × 1,3 = 46,260 kNm = 46,260 × 106 Nmm

Data perencanaan :

fc’ = 28 MPa Cv = 50 mm

fy = 390 MPa Dtul = 13 mm

h○ = 650 mm h□ = 0,8 × h○ = 0,8 × 650 = 520 mm

b□ = h8,0

Ag = 520

65025,0 2××π = 638,136 mm

d = 520 – 50 – 10 – ½ × 13 = 453,5 mm

Mu = 46,26 × 106 Nmm

Mn = 578250008,0

1026,64M 6u =

×=

φNmm

Mn = Cc × z

57825000 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – ½ a)

Page 91: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

81

57825000 = 0,85 × 28 × a × 638,136 × (453,5 – ½ a)

7593,818 a² – 6887593,289 a + 57825000 = 0

a = 8,475 mm

Ts = Cc

As perlu × fy = 0,85 × fc’ × a × b

As perlu = 039,330390

136,638475,82885,0=

××× mm²

Dipasang tulangan 3D13 ( As = 3 × ¼ × π × Dtul² = 398,197 mm2 )

Dipakai sengkang Ø10 – 100 untuk daerah tumpuan

Dipakai sengkang Ø10 – 150 untuk daerah lapangan

6D13

sengkang ∅10-100 (tumpuan)∅10-150 (lapangan)

65 cm

Page 92: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

82

3.7.7 Penulangan pile cap

A. Pile Cap ukuran (3,5 × 1,8 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 2 buah

h poer

b poer

pot 1-1

2 tiang

90 90

90

90

Ø65

170

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Cv = 75 mm

fy = 390 MPa Dtulangan = 19 mm

b = 3,5m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm

h = 1,8 m

tebal pile cap (t) = 0,8 m

Pu kolom = 535,93 kN

Pmax = 423,06 kN

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :

Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL

AP

+−×

= ( )( )20,7031,28,15,38,15,3

595,93+−××

× = 227,86 kN

Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb'f

×+×++×× 223

= ( ) ( ){ } 7037031200270312002328

×+×++××

= 9438693,11 N = 9438,7 kN

φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN

Syarat :

Page 93: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

83

Vu2 < φ × Vc2

227,86 kN < 5663,22 kN → Ok!

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :

Vu1 = efektifu L

AP

×

= 8,1703,022,1

25,3

8,15,3535,93

×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −−×

×= 68,45 kN

Vc1 = kNf'c 98,111570318006

=××

φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 669,6 kN

Syarat :

Vu1 < φ × Vc1

68,45 kN < 669,6 kN → Ok!

Penulangan arah panjang dan pendek

q x = 22klmpoer bb

− = 2

1,22

3,5− = 1,15 m

2Pmax q = tpoer × hpoer × 24

y 0,6 = 0,8 × 1,8 × 24 = 34,56 kN/m

x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2

= 2 × 423,06 × 0,15 – ½ × 34,56 × 1,152

= 104,07 kNm

Mn = φ

uM =

8,0104,07 = 130,1 kNm = 130,1 ×106 Nmm

Mn = Cc × z

130,1 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a

130,1 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a

a = 2,23 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × f ‘c × a × b

1,0

Page 94: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

84

As = 390

350023,22885,0 ××× = 476,31 mm2

As min = 0,18 % × b × h

= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²

As pakai = 5040 mm2

Jarak tulangan (S) = mm 89,1965040

35001941

41 22

=×××

=××× π

A

bDπ

s

tul

digunakan tulangan tarik 22D19−150 (As = 6237,632 mm²)

Tulangan tekan

As’ = 20% × As pakai

= 20% × 6120 = 1224 mm2

digunakan tulangan tekan 10D13-360 (As’ = 1327,323 mm2)

B. Pile cap ukuran (3,5 × 3,5 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 4 buah

h poer

b poer

t poer

kolom 120/120

kolom

pot 1-1

pot 1-1

4 tiang

90 170 90

90

170

90 Ø65

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Cv = 75 mm

fy = 390 MPa Dtulangan = 19 mm

b = 3,5 m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm

h = 3,5 m

Page 95: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

85

tebal pile cap (t) = 0,8 m

Pu kolom = 3418.19 kN

Pmax = 916,53 kN

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :

Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL

AP

+−×

= ( )( )20,7031,25,35,35,35,3

3418,19+−××

× = 2407,7 kN

Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb'f

×+×++×× 223

= ( ) ( ){ } 7030371200270312002328

×+×++××

= 9438693,109 N = 9438,69 kN

φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN

Syarat :

Vu2 < φ × Vc2

2407,7 kN < 5663,22 kN → Ok!

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :

Vu1 = efektifu L

AP

×

= 5,3703,022,1

25,3

5,35,33418,19

×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −−×

×= 436,55 kN

Vc1 = kNf'c 96,216970335006

=××

φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1301,97 kN

Syarat :

Vu1 < φ × Vc1

436,55 kN < 1301,97 kN → Ok!

Page 96: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

86

Penulangan arah panjang dan pendek

q x = 22klmpoer bb

− = 2

1,22

3,5− = 1,15 m

2Pmax q = tpoer × hpoer × 24

y 0,6 = 0,8 × 3,5 × 24 = 67,2 kN/m

x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2

= 2 × 916,53 × 0,15 – ½ × 67,2 × 1,152

= 230,523 kNm

Mn = φ

uM =

8,0230,523 = 288,154 kNm = 288,154 ×106 Nmm

Mn = Cc × z

288,154 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a

288,154 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a

a = 4,94 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × f ‘c × a × b

As = 390

350094,42885,0 ××× = 1055,13 mm2

As min = 0,18 % × b × h

= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²

As pakai = 5040 mm2

Jarak tulangan (S) = mm 89,1965040

35001941

41 22

=×××

=××× π

A

bDπ

s

tul

digunakan tulangan tarik 22D19−150 (As = 6237,632 mm²)

Tulangan tekan

As’ = 20% × As pakai

= 20% × 6120 = 1224 mm2

digunakan tulangan tekan 10D13-360 (As’ = 1327,323 mm2)

1,0

Page 97: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

87

C. Pile cap ukuran (3,5 × 5,2 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 6 buah

h poer

b poer

kolom

pot 1-1t poer

kolom 120/120

pot 1-1

6 tiang

90 170 90

90

170

170

90

Ø65

Data-data perencanaan:

f’c = 28 MPa Cv = 75 mm

fy = 390 MPa Dtulangan = 22 mm (ansumsi)

b = 3,4 m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm

h = 5,2 m

tebal pile cap (t) = 0,8 m

Pu kolom = 4986,12 kN

Pmax = 894,7 kN

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :

Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL

AP

+−×

= ( )( )2703,02,12,55,32,54,3 4986,12

+−×××

= 3748,55 kN

Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb

f×+×++×× 22

3'

= ( ) ( ){ } 7037030001270320012328

×+×++××

Page 98: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

88

= 9438,7 kN

φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN

Syarat :

Vu2 < φ × Vc2

3748,55 kN < 5663,22 kN → Ok!

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :

Vu1 = efektifu L

AP

×

= 2,5703,022,1

25,3

2,54,34986,12

×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −−×

×= 655,53 kN

Vc1 = =×× 70352006

cf' 3223,94 kN

φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1934,36 kN

Syarat :

Vu1 < φ × Vc1

655,53 kN < 1934,36 kN → Ok!

Penulangan arah panjang

q x = 22klmpoer hh

− = 2

1,22

5,2− = 2,00 m

Pmax q = tpoer × bpoer × 24

y 0,6 = 0,8 × 3,5 × 24 = 67,2 kN/m2

x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2

= 2 × 1012,561×1,00 – ½ ×67,2×1,002

= 1991,522 kNm

Mn = φ

uM =

8,01991,52 = 2489,4025 kNm = 2489,4025 ×106 Nmm

Mn = Cc × z

2489,4025 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a

2390,064 ×106 = 0,85 × 28 × a × 5200 × (703 - )2a

1,0

Page 99: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

89

a = 28,03 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × fc’ × a × b

As = 390

520003,282885,0 ⋅⋅⋅ = 8894,8533 mm2

As min = 0,18 % × b × h

= 0,18 % × 5200 × 800 = 7488 mm²

As pakai = 8894,85 mm2

Jarak tulangan (S) = mm 75,1658894,85

52001941

41 22

=×××

=××× π

A

bDπ

s

tul

digunakan tulangan 41D19−120 (As = 11624,678 mm²)

Tulangan tekan

As’ = 20 % × As pakai

= 20 % ×8894,85 = 1778,97 mm2

digunakan tulangan tekan 18D13-290 (As’ = 2389,181 mm2)

Penulangan arah pendek

q x = 22klmpoer hb

− = 2

1,22

3,5− = 1,15 m

q = tpoer × hpoer × 24

= 0,8 × 5,2 × 24 = 99,84 kN/m2

x Mu = ½ × q × x2

= ½ × 99,84 × 1,152 = 66,02 kNm

Mn = φ

uM =

8,066,02 = 82,53 kNm = 85,23 ×106 Nmm

Mn = Cc × z

85,23 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a

85,23 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a

a = 1,5 mm

Ts = Cc

As × fy = 0,85 × fc’ × a × b

Page 100: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

90

As = 390

35005,12885,0 ⋅⋅⋅ = 320,38 mm2

As min = 0,18 % × b × h

= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²

As pakai = As min = 5040 mm2

Jarak tulangan (S) = mm 9,1965040

35001941

41 22

=×××

=××× π

A

bDπ

s

tul

digunakan tulangan 27D19−110 (As = 7655,276 mm²)

Tulangan tekan

As’ = 20%× As pakai

= 20% × 5040 = 1008 mm2

digunakan tulangan tekan 12D13-290 (As’ = 1592,787 mm2)

3.7.8 Penulangan tie beam

Diambil contoh tie beam B9 yang menghubungkan kolom C4 dan C5

Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20% dari beban vertikal

kolom di mana tie beam tersebut bertemu.

Data-data perencanaan :

fc’ = 28 MPa Dtul = 16 mm

fy = 390 MPa Ø sengkang = 10 mm

b = 200 mm φ aksial = 0,65

h = 400 mm

Cv = 40 mm

Dari reaksi kolom yang dihubungkan tie beam didapatkan :

P1 = 7008,89 kN

P2 = 7099,02 kN

d = h – (Cv + Ø sengkang + ½ Dtul )

= 400 – (40 + 10 + ½ × 16) = 342 mm

gaya aksial yang ditanggung :

Pu = 20% × 2

21 PP +

Page 101: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

91

= 20% × 2

7099,027008,89 + = 1410,791 kN = 1.410.791,36 N

rasio tulangan (ρ) diambil 2 % dibagi kedua sisi

Ast = 0,02 × b × d

= 0,02 × 200 × 342 = 1368 mm2

Dicoba tulangan 8D16 (3 D16 + 3 D16) → As = 1206,86 mm2

Ag = b × h

= 200 × 400 = 80000 mm2

Pn = 0,8 × φaksial × (0,85 × fc’ × (Ag – Ast) + fy × Ast)

= 0,8 × 0,65 × (0,85 × 28 × (80000– 1206,86) + 390 × 1206,86)

= 2.345.952 N Cek syarat :

Pu / φ aksial < Pn

246,448.170.265,0

361.410.791,= < 2.345.952 N → Ok!

Tulangan geser digunakan tulangan minimum dimana jarak sengkang tidak boleh

melebihi syarat dibawah ini (SK SNI – 3.14.9-6.2)

a. ½ dimensi terkecil = ½ × 300 = 150 mm

b. 10 Dtul = 10 × 22 = 220 mm

c. 200 mm

Dipakai sengkang Ø 10-100 mm untuk daerah tumpuan

Ø 10-150 mm untuk daerah lapangan

Page 102: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 92

BAB IV

RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1

Pekerjaan Pendahuluan

a. Pengukuran Tapak Kembali

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran

kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan

mengenai ketinggian tanah, letak pohon, dan letak batas – batas tanah.

2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan

lapangan segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan

keputusannya.

3. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat

– alat waterpass / theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung

jawabkan.

4. Kontraktor harus menyediakan theodolit / waterpass beserta petugas yang

melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama

pelaksanaan proyek.

5. Pengukuran sudut siku dengan prisma / benang secara asas segi tiga

phytagoras hanya diperkenankan hanya untuk bagian – bagian kecil yang

disetujui oleh Direksi Pengawas.

6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.

b. Tugu / Patokan Dasar

1. Letak dan jarak tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas.

2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang –

kurangnya 20 × 20 cm tertancap kuat ke dalam tanah sedalam secukupnya

untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang – kurangnya

setinggi 40 cm diatas tanah.

Page 103: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 93

3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah diberi tanda yang

jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi

Pengawas untuk membongkarnya.

4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk

tanggungan kontraktor.

c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti

ukuran kaso ( 5/7 cm) yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa

digerak – gerakkan / dirubah – rubah berjarak max 1,5 m satu sama lain.

2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya kecuali

dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.

3. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian

tanah pondasi.

4. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan kontraktor harus

melaporkan kepada Direksi Pengawas.

5. Semua pekerjaan pembuatan pemasangan papan dasar pelaksanaan

termasuk tanggungan kontraktor.

Pasal 2

Pekerjaan Tanah

a. Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat

dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua

“Pekerjaan tanah”, seperti yang disyaratkan dalam gambar dan spesaifikasi

ini.

2. Meliputi pembersihan dan penebasan / pembabatan, galian tanah, urugan

dan pemadatan tanah untuk bangunan seperti yang ditentukan dalam

gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

Page 104: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 94

b. Syarat – Syarat Pelaksanaan

1. Pada umumnya, tempat – tempat untuk bangunan dibersihkan, penebasan /

pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar / semak, sampah

yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam

daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun, dan kemudian

dibuang dengan cara – cara yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

2. Semua sisa – sisa tanaman seperti akar – akar, rumput dsb, harus

dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m dibawah tanah dasar / permukaan.

3. Batu atau lain material sejenis, jika ada harus pula dihilangkan sampai

kedalaman 0,5 m dibawah tanah dasar / permukaan pada daerah taman,

kecuali jika tidak dapat dilakukan penghilangan batu – batu tersebut dan

0,5 m dibawah tanah dasar sudah merupakan lapisan yang keras.

4. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada

maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa –

sisa tumbuhan atau bahan – bahan yang dapat menimbulkan pelapukan

dikemudian hari.

5. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.

6. Kontraktor harus menyediakan alat – alat ukur sepanjang masa

pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila

dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

c. Pekerjaan Galian Tanah

1. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat – syarat seperti yang ditentukan

dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar

elevasi seperti pada gambar rencana atau yang ditentukan oleh Direksi

Pengawas tidak terganggu, jika terganggu kontraktor harus menggalinya

dan mengurug kembali lalu dipadatkan seperti yang telah ditentukan oleh

Direksi Pengawas.

2. Semua galian harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat – syarat yang

ditentukan menurut keperluan.

Page 105: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 95

3. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap

galian masih terdapat akar – akar tanaman atau bagian – bagian gembur,

maka ini harus digali keluar sedang lubang – lubang tadi diisi kembali

dengan pasir.

4. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian baik pada waktu

penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan

pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus,

untuk menghindari terkumpulnya air.

5. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian

agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau

penunjang sementara atau lereng yang cukup.

6. Juga kepada kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah

pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan

lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada lubang

galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan

tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami

kerusakan.

7. Semua tanah kelebihan berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai

jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada

setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Pegawai.

8. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang

bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai

tanah urug.

9. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah kecuali ditunjukkan untuk

dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di

lapangan harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita

kerusakan harus direnovasi / diganti oleh kontraktor atas tanggungannya

sendiri.

10. Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang ditemui di lapangan dan

hal tersebut tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat

diketahui oleh kontraktor dan ternyata memerlukan perlindungan /

Page 106: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 96

pemindahan, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap

langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang

berlangsung tersebut tidak terganggu.

11. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan

kontraktor, kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang

dapat perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.

Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah

tanah dan terletak didalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar

lapangan ke tempat yang sudah disetujui oleh direksi pengawas atas

tanggungan kontraktor.

d. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan

alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan

baik.

2. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan atau

ditunjukkan oleh gambar atau sesuai petunjuk direksi pengawas.

3. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan

penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah

harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk itu adalah

tanggung jawab kontraktor.

4. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka lapisan tanah urug

dilakukan lapis demi lapis. Setiap lapis maximum tebal 10 cm, disiram

atau dibasahi diratakan dan dipadatkan hingga mencapai pengurugan yang

disyaratkan.

5. Bahan yang digunakan untuk tanah urug dari jenis tanah serta bahan

yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta

bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah

tersebut tidak boleh besar dari 15 cm.

6. Konsultan mengharuskan agar semua urugan menggunakan bahan yang

terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.

Page 107: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 97

7. Semua bagian atau daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis-

lapis seperti yang telah disyarakatkan. Tiap lapis harus dipadatkan

sebelum lapisan berikutnya diurugkan.

8. Daerah urugan / daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat

pemadat kompactor “vibrator type” yang disetujui oleh direksi pengawas.

Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak

kurang dari 95% kepadatan maksimum hasil laboratorium (standard

proctor).

9. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor.

Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap

air optimum minimum satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai

dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan kering

maksimum dan kadar air optimumnya. Selanjutnya penelitian harus

mengikuti prosedur umum yang dipakai yaitu : ASTMD-1557-70.

10. Pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah

yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.

11. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-

batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi

dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.

12. Kelebihan material galian harus dibuang oleh kontraktor ke tempat

pembuangan yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.

13. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari

tempat lain, tanpa tambahan biaya.

e. Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Direksi Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat

dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatip yang sebenarnya di

lapangan.

2. Jika kepadatan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum, maka

kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai

Page 108: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 98

memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan

maksimum di laboratorium.

3. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-

1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi Pengawas. Semua

biaya untuk pemeriksaan di laboratorium menjadi beban kontraktor.

Pasal 3

Pekerjaan Urugan Pasir Padat

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di bawah lantai dan bawah pondasi

serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan

keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten

terhadap NI-3 (PUBB tahun 1970) pasal 14 ayat 3.

2. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung

minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya serta memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang

perlu, Direksi Pengawas dapat minta kepada kontraktor, supaya air yang

dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan

yang resmi dan sah atas biaya kontraktor sepenuhnya.

3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan Direksi Pengawas.

Page 109: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 99

c. Syarat – Syarat Pelaksanaan

1. Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi

Pengawas.

2. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain dibawahnya /

didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.

3. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga

mencapai tebal 10 cm atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.

4. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan

alat pemadat yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan

hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil

laboratorium.

5. Di tempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat,

dapat dikerjakan dengan tenaga manusia dengan persetujuan Direksi

Pengawas. Hasil pemadatan harus memenuhi persyaratan / ketentuan.

6. Lapisan pekerjaan diatasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan

pasir padat telah sempurna, memenuhi persyaratan yang ditentukan dan

sudah dapat persetujuan Direksi Pengawas.

Pasal 4

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

a. Toleransi

1. Posisi pondasi tidak boleh menyimpang dari posisi rencana lebih dari 40

mm.

2. Toleransi kemiringan untuk pondasi yang seharusnya vertikal adalah tidak

lebih miring dari 1:100

3. Untuk penyimpangan dari ketentuan diatas, pemborong bertanggung

jawab atas segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh

konsultan.

Page 110: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 100

b. Material

1. Mutu beton yang harus digunakan dalam pembuatan pondasi tiang

pancang ini adalah fc’ = 28 MPa.

2. Segala sesuatu mengenai pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-

syarat dalam spesifikasi khusus mengenai beton.

3. Pengecoran beton untuk satu pondasi harus berlangsung secara kontinu

sampai selesai sehingga tidak terdapat pemutusan kesatuan fisik dan

pondasi.

4. Mutu baja yang digunakan adalah besi beton dari jenis BJTD 39 untuk

tulangan utama serta BJTP 24 untuk tulangan sengkang.

c. Penyambungan Tiang Pancang

1. Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikasi baik.

2. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan

persetujuannya oleh pengawas.

3. Pengelasannya tidak diperkenankan bila permukaan bajanya basah.

4. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh kurang dari yang dinyatakan

dalam gambar detail, serta penyimpangan yang ada harus dengan

persetujuan pengawas.

5. Bagian yang digabungkan dengan las harus diletakkan pada posisi yang

serapat mungkin dari posisi yang dikehendaki.

6. Setelah selesai pengelasan di bagian luarnya diberi pelapis (epoxi), sebagai

pelindung terhadap bahaya karat.

Pasal 5

Pekerjaan Acuan / Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan,

pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton

Page 111: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 101

sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-

ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan.

b. Bahan – Bahan

Bahan acuan / bekisting yang dipergunakan dapat berupa beton, baja,

pasangan bata diplester atau kayu.

Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan

dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas terlebih dahulu.

acuan / bekisting yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis

Meranti. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari perencanaan struktur

acuan / bekisting dengan tebal multiplek minimum 12 mm.

c. Perencanaan

1. Acuan / bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada

perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung beban-beban

sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.

2. Semua acuan / bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga

kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat

dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian

cairan dari adukan beton (mortar leakage).

3. Susunan acuan / begisting dengan penunjang-penunjang harus diatur

sedemikian rupa sehingga kemungkinan dilakukannya inspeksi dengan

mudah oleh Direksi Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa

hingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada

bagian beton yang bersangkutan.

4. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi ruang

tepat pada acuan / bekisting adalah merupakan tanggung jawab

Pemborong.

5. Acuan atau Bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang

ukuran, kerataan/ kelurusan elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar –

gambar konstruksi.

Page 112: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 102

6. Pada bagian terendah ( dari setiap phase pengecoran ) dari acuan /

bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk

inspeksi dan pembersihan.

7. Kayu acuan / bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum

pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya

air pada sisi bawah.

8. Setelah pekerjaan diatas selesai. Pemborong harus meminta persetujuan

dari Direksi Pengawas dan minimum 2 ( dua ) hari sebelum pengecoran,

Pemborong harus mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi

Pengawas

9. Untuk penyetelan acuan / bekisting untuk pekerjaan beton diatas pekerjaan

beton yang baru dicor dibutuhkan waktu minimum 1 ( satu ) minggu dan

penyetelan acuan tersebut dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan

tertulis dari Direksi Pengawas, dengan mempertahankan acuan dan

penunjang dibawah beton yang akan dibebani.

d. Pembebanan

Pada prinsipnya pembongkaran bekisting boleh dilakukan dengan

ketentuan :

Bekisting samping : minimum 4 hari setelah pengecoran

Bekiting bawah : minimum 21 hari setelah pengecoran (kecuali adanya

tambahan bahan yang dapat mempercepat pengerasan

beton )

Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan / bekisting dibuka, tidak

bergelombang, berlubang atau retak – retak dan tidak menunjukkan gejala

remuk.

Page 113: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 103

Pasal 6

Pekerjaan Beton Bertulang

a. Pekerjaan

Melingkupi semua tenaga, alat – alat dan bahan untuk menyelesaikan semua

pekerjaan beton sesuai dengan gambar – gambar konstruksi.

b. Pedoman pelaksanaan.

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan - persyaratan, selanjutnya, maka

sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3

2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03-2847-2002.

3. Petunjuk – petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis

yang diberikan oleh direksi pengawas.

4. Peraturan – peraturan yang diperlukan supaya disediakan Pemborong di

”site”.

c. Keahlian dan pertukangan.

1. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton

sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan termasuk kekuatan , toleransi

dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang

terletak langsung diatas tanah harus dibuatkan lantai kerja dari beton

ringan dengan campuran semen : pasir : kerikil (= 1:2:3 setebal minimum

5 cm ).

2. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh ahli – ahli atau tukang – tukang

yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua

pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu sebanding dengan

standart umum yang berlaku.

Page 114: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 104

3. Apabila Direksi Pengawas perlu, Pemborong dapat meminta nasehat –

nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi Pengawas atas beban

Pemborong.

d. Bahan – bahan.

1. Portland Cement.

Digunakan Portland cement jenis III menurut NI – 8 atau Type I menurut

ASTM dan memenuhi S400 menurut standart portland cement yang

digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia ( Semen Gresik atau setara )

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, kecuali

dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas dapat dilakukan.dalam

keadaan :

a). Tidak adanya persediaan dipasaran dari merk tersebut diatas.

b). Pemborong memberikan jaminan dengan data – data teknis bahwa

mutu semen penggantinya adalah kualitas yang setaraf dengan mutu

semen tersebut diatas

Dalam hal ini direkomendasikan memakai semen Nusantara atau tiga

Roda.

2. Agregat

a). Kualitas dan gradasi agregat harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971

b). Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan

gradasi yang baik, cukup syarat kekasarannya dan padat (tidak

porous).

c). Pemborong harus melakukan percobaan di Laboratorium yang

ditunjuk oleh Direksi Pengawas untuk menetukan susunan gradasi

agregat kasar tersebut.

d). Untuk menguji kekasaran dari agregat kasar tersebtu digunakan mesin

pengaus Los Angeles dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih

dari 50%

e). Kadar lumpur dari agregat kasar tidak boleh lebih dari 1% ditentukan

terhadap berat kering.

Page 115: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 105

f). Ukuran dari aggregat kasar ditentukan ( 1 × 2 ) cm.

g). Pasir harus terdiri dari butir – butir yang bersih , tajam dan bebas dari

bahan – bahan organis, lumpur, tanah lempung, dsb. Dalam hal ini

direkomendasikan memakai pasir muntilan.

h). Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, ditentukan

terhadap berat kering, apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka

pasir tersebut harus dicuci sampai memenuhi syarat yang ditentukan.

i). Aggregat yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus mendapat

persetujuan tertulis dari direksi Pengawas.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung

minyak, asam alkali, dan bahan – bahan organis, atau bahan – bahan lain

yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.

4. Besi Beton.

a). Besi beton harus terbebas dari karat, sisik dan lain – lain lapisan yang

dapat mengurangi lekatnya pada beton kecuali ditentukan lain dalam

gambar, digunakan besi beton dari jenis BJTD 39 untuk tulangan

utama balok dan kolom serta BJTP 24 untuk tulangan sengkang dan

tulangan praktis lainnya.

b). Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan dipelukan untuk

mengatur jarak tulangan / besi beton dan mengikat tulangan pada

tempatnya.

c). Untuk mendapatakn jaminan akan kualitas besi beton yang diminta ,

maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada /

dimintakan sertifikat dari laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi

Pengawas untuk melakukan percobaan, baik pada saat pemesanan

maupun secara periodik minimum masing – masing 2 ( dua ) contoh

percobaan ( stress – strain ) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton

besi. Pengelasan besi beton pada Laboratorium yang disetujui /

ditunjuk Direksi Pengawas dilakukan atas biaya pemborong.

Page 116: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 106

5. Admixture

Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pemborong

harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi

Pengawas mengenai hal tersebut.

e. Penyimpanan

1. Pengiriman dan penyimpanan bahan – bahan, pada umumnya harus sesuai

dengan waktu dan urutan pelaksanaan.

2. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah / utuh, tidak

terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak. Segera

setelah diturunkan semen harus disimpan dalam gudang yang kering,

terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang

bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan baik ( belum mulai

mengeras ) dan tidak boleh ada bagian yang mulai mengeras. Jika

dijumpai semen yang tidak sesuai dengan persyaratan diatas maka Direksi

Pengawas wajib menolak semen yang tidak memenuhi syarat tersebut dan

semen tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan

bantalan – bantalan kayu dan dari lumpur atau zat – zat asing lainnya yang

dapat merusak besi – beton ( minyak dan lain – lain ).

4. Agregat harus ditempatkan dalam bak – bak yang cukup terpisah menurut

jenis dan gradasinya derta harus beralaskan lantai beton untuk

menghindari tercampurnya dengan tanah.

f. Kualitas beton

1. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K – 350

( tegangan tekan hancur =karakteristik untuk silinder beton pada usia 28

hari, untuk semua beton umumnya kecuali dijelaskan lain pada gambar ).

2. Penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan – ketentuan yang terdapat

dalam PBI 1971. Mutu beton K-175 digunakan untuk kolom – kolom

Page 117: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 107

praktis dan bagian – bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali

ditentukan lain.

3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-

ketentuan yang disebut dalam pasal 4 dari PBI 1971. Mengingat bahwa

W/C factor adalah sekitar 0.52 – 0.55, maka pemasukkan adukan ke dalam

cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9. ayat 3 PBI 1971 tanpa

menggunakan penggetar. Pada masa – masa pembetonan pendahulan harus

dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat

diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 benda uji

untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 benda uji tiap hari.

4. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data – data kualitas beton

yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik

beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas. Laporan tertulis

tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat

rangkap 5 ( lima ). Penunjukkan Laboratorium harus dengan persetujuan

Direksi Pengawas dan Perencana Struktur. Selama pelaksanaan harus ada

pengujian slump adalah sebagai berikut :

a). Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan

beton ( bekisting ). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas

kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih

sepertiganya.

b). Kemudian adukan tersebut ditusuk – tusuk 25 kali dengan besi

diamater 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat ( seperti

peluru ). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan

beriktnya. Setiap lapisan ditusuk – tusuk 25 kali dan setiap tusukan

harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya

firatakn segera cetakan diangkat perlahan – lahan dan diukur

penurunnya ( nilai slump ).

5. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang

disetujui oleh Direksi Pengawas atas biaya Pemborong. Perawatan kubus

Page 118: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 108

atap silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak

tergenang air, selama 7 ( tujuh ) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

6. Jika dianggap perlu, Maka digunakan juga pembuatan kubus atau silinder

percobaan untuk umur 3,7,14,21,28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya

tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI 1971.

7. Jika hasil kuat tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang

diminta, maka harus dilakukan pengujian beton beton setempat dengan

cara - cara seperti ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah

beban biaya bagi Pemberi Tugas.

8. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung

setelah komponen adukan masuk kedalam mixer.

9. Penyampaian beton ( adukan ) dari mixer ketempat pengecoran harus

dilakukan dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan

komponen – komponen beton.

10. Pada penggunaan adukan beton ready mix, Pemborong harus mendapat

ijin lebih dahulu dari Direksi Lapangan dengan terlebih dahulu

mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi.

Dalam hal ini Pemborong tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan

yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini

serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu pada setiap

pengiriman. Segala tes kubus yang dilakukan di lapangan harus tetap

dijalankan dan Direksi Lapangan akan menolak supply beton ready mix

bilamana diragukan kualitasnya, semua resiko dan biaya sebagai akibat

dari hal tesebut diatas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

11. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Minimum 2 ( dua ) hari

sebelum pengecoran dilakukan, Pemborong haurs memberitahukan kepada

Direksi Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat

izin tertulis dari Direksi Pengawas wajib memeriksa pembesian yang

terpasang pada daerah yang akan dicor.

Page 119: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 109

12. Untuk daerah basah yang pengecoran dan bila terpaksa dihentikan,

Pemborong harus memasang bahan additive yang menjamin tidak bocor.

g. Siar – siar konstruksi, pengecoran, dan pembongkaran acuan

1. Penempatan siar – siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam

gambar, harus mengikuti pasal 6 dari PBI 1971. Siar – siar tersebut

permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan

air semen dari bonding agent tepat sebelum pengecoran dimulai. Letak

siar-siar tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi

Pengawas.

2. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya

untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali

24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat – syarat tersebut diatas.

3. Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar harus

mengikuti pasal 5.8 PBI 1971

4. Pembongkaran acuan baru dapat dilakukan apabila bagian konstruksi

dengan sistem acuan yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup

untuk memikul berat sendiri dan lebar – lebar pelaksanaan yang bekerja

padanya.

5. Kekuatan ini harus dapat ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji

laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui

oleh Direksi Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilakukan apabila telah

mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.

6. Pada bagian – bagian konstruksi dimana akan bekerja beban rencana atau

terjadi keadaan yang lebih membahayakan daripada yang diperhitungkan,

maka acuan dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama

keadaan tersebut terus berlangsung.

7. Acuan – acuan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom – kolom

penunjang telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatannya ternyata

baik hasil pengecorannya.

Page 120: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 110

h. Penggantian besi.

1. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai

dengan apa yang tertera pada gambar.

2. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya

terdapat kekeliruan / kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian

yang ada, maka :

Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi

pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan

pada perencana konstruksi untuk sekedar informasi.

3. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sehingga

pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan dengan

persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.

4. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga

keharusan dari pemborong.

5. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi dengan yang

ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi

dengan diameter yang terdekat, dengan catatan :

a). Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.

b). Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak

boleh kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini

dimaksudkan adalah jumlah luas )

c). Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kekuatan pembesian

ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat

mengakibatkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

i. Perawatan beton

1. Beton harus dilindungi dari pengarauh panas, hingga tidak terjadi

penguapan cepat.

2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya huan harus

diperhatikan.

Page 121: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 111

3. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah

pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus

menerus ini dilakukan antara lain menutupinya dengan karung – karung

basah. Pada pelat – pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan

dengan merendam ( menggenanginya ) dengan air.

4. Pada hari – hari pertama sesudah selesai pengecoran proses pengerasan

tidak boleh diganggu .

5. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup

mengeras sebagai tempat penimbunan bahan – bahan atau sebagai jalan

untuk mengangkut bahan - bahan yang berat.

6. Minimum 1 ( satu ) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat

dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat acuan lantai yang

dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut

harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.

j. Tanggung jawab Pemborong.

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi seusai

dengan ketentuan – ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar – gambar

konstruksi yang diberikan. Kehadiran Direksi Pengawas selaku wakil Pemberi

Tugas atau perencana sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau

memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

k. Perbaikan permukaan beton.

1. Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan merupakan hasil akhir

yang tidak akan mengalami finishing plesteran adalah pelat lantai didalam

kamar serta beberapa penampang beton sisi luar dengan ornamen. Apabila

terjadi ketidaksempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan

lain – lain maka harus dilakukan hal – hal seperti langkah berikut.

2. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran

adukan semen ( cement mortar ) setelah permukaan acuan, hanya boleh

dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.

Page 122: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 112

3. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan

permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Pengawas, maka

harus dibongkar dan diganti pemborong.

4. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,

pecah / retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain

– lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.

l. Contoh yang harus disediakan.

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh

material : split, pasir, besi, semen untuk mendapat persetujuan Direksi

Pengawas.

2. Contoh – contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas dipakai

standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim

oleh pemborong ke lapangan.

3. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh –

contoh yang telah disetujui Direksi Pengawas.

Pasal 7

Pekerjaan Struktur Baja

a. Lingkup Pekerjaan.

1. Pemborong harus dapat menyediakan segala pekerja, material, peralatan,

dan lain-lain. Alat yang sewaktu-waktu diperlukan untuk mengadakan,

membuat, melakukan pemasangan (erection) dari seluruh pekerjaan

konstruksi baja sesuai gambar rencana dan hal-hal yang dijelaskan pada

proses tender.

2. Perubahan ukuran/dimensi profil baja dari rencananya harus disetujui

perencana.

Page 123: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 113

b. Standar

Semua material dan mutu pelaksanaan pekerjaan harus dari kualitas nomor

satu dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam peraturan ataupun

standar yang berlaku di Indonesia dalam hal ini mengikuti peraturan-peraturan

di bawah ini sesuai edisi yang terakhir.

1. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan

Gedung.

2. AISC Spesification for Design, Fabrication, and Erection of Structural

Steel for Buildings.

c. Pendetailan

1. Pemborong harus menyerahkan secara lengkap detail gambar kerja dan

time schedule dari semua pekerjaan konstruksi baja dan lainnya yang

tercakup dalam kontrak ini.

2. Pemborong harus menyerahkan sertifikat pabrik dalam rangkap 3 (tiga)

yang menjelaskan untuk setiap tipe material mengenai hasil tes kimiawi

dan fisik yang ditentukan dalam spesifikasi produsen yang tentunya harus

memenuhi spesifikasi teknis ini.

3. Bila ternyata ada hal-hal yang diragukan, maka pengawas berhak untuk

meminta tes-tes tambahan. Dalam hal ini kontraktor harus mengambil

contoh benda uji di lapangan dan menyelenggarakan tes pada laboratorium

yang disetujui pengawas. Segala biaya yang timbul karena hal ini

sepenuhnya menjadi tanggungan pihak pemborong.

Pasal 7.1

Pabrifikasi dan Pemasangan Struktur Baja

a. Kecuali dinyatakan lain, maka semua konstruksi baja harus dipabrifikasi dan

dipasang sesuai ketentuan-ketentuan dalam AISC Spesification for the Design,

Fabrification, and Erection of Structural Steel for Buildings.

Page 124: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 114

b. Persiapan

1. Semua bahan baja pada saat dipabrifikasi harus diletakkan sedemikian

sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung.

2. Sebelum diberi tanda untuk proses pabrifikasi, material yang mempunyai

deformasi agar dibetulkan terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak

memperlemah material itu. Perbaikkan ini harus dilakukan dengan cara

mekanis atau dipanaskan dengan tidak melebihi 650 oC.

3. Semua material baja harus bersih dari sisa-sisa produksi, benda-benda

asing lainnya, dan harus terjaga agar tetap bersih.

c. Marking dan Pemotongan

1. Penandaan-penandaan yang diperlukan baik untuk lubang bor, garis, tanda

potong, overlapping, dan lain-lain, harus dibuat dengan teliti pada bahan

baja dengan menggunakan template dan penggaris.

2. Perapian ujung-ujung profil harus dilakukan dengan cutter atau alat

mekanis lain yang dapat menghasilkan hasil yang setaraf.

3. Hasil pemotongan yang kurang baik harus dikoreksi sehingga halus dan

baik.

d. Pembengkokan

Pembengkokkan dari material baja dapat dilakukan pada temperatur normal

dengan dipanaskan tidak melebihi 650 oC

e. Lubang-lubang Baut

1. Lubang baut harus dibor atau di-punch. Ketidakrapian sekitar lubang harus

segera dihaluskan.

2. Posisi lubang harus teliti dan harus tepat bertemu dengan lubang

pasangannya pada batang lain.

3. Toleransi dari lubang baut mengikuti standar SNI 03-1729-2002

f. Pemasangan

Page 125: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 115

1. Pelaksanaan pemasangan (erection) dialkukan oleh crew yang khusus ahli

untuk pekerjaan tersebut dan dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk

dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang cepat.

2. Dalam erection harus dilakukan langkah-langkah yang baik agar tidak

terjadi tegangan-tegangan yang berlebihan pada profil-profil baja.

3. Dalam pelaksanaan erection, bilamana perlu harus dilakukan pembautan

atau kabel-kabel pengaku harus diadakan untuk menjamin keselamatan

pekerja dan konstruksi, maka keseluruhan hal tersebut harus menjadi

tanggungan pemborong.

4. Baut atau las permanen tidak boleh dipasang sebelum batang-batang yang

diikatnya sudah benar pada posisi yang seharusnya.

5. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kestabilan konstruksi.

Pasal 7.2

Pengelasan Struktur Baja

a. Umum

1. Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikasi baik.

2. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan

persetujuannya oleh pengawas.

3. Pengelasannya tidak diperkenankan bila permukaan bajanya basah.

4. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh kurang dari yang dinyatakan

dalam gambar detail, serta penyimpangan yang ada harus dengan

persetujuan pengawas.

b. Penggabungan

1. Bagian yang digabungkan dengan las harus diletakkan pada posisi yang

serapat mungkin dan posisi yang dikehendaki.

2. Bagian yang digabungkan dengan las harus dipegang pada posisi yang

benar dengan bantuan baik baut, clamp, kabel atau alat bantu lain.

Page 126: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 116

Pasal 7.3

Pengecatan Struktur Baja

a. Semua pekerjaan baja diberi cat dasar tipe Zink Cromate dan cat finish tipe

Synthetic Enamel yang setaraf produk.

b. Masing-masing pengecatan dilakukan 2 (dua) kali.

c. Prosedur dan ketentuan lain dari pengecatan mengikuti ketentuan pabrik.

Page 127: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

117

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan NO. Uraian Pekerjaan Harga

Satuan Upah kerja

Harga Bahan Jumlah

1 Membersihkan lahan per 1 m2

0,005 mandor 40.000,00 200,00 200,00 0,05 kep tk kayu 45.000,00 2.250,00 2.250,00 0,05 tk kayu 35.000,00 1.750,00 1.750,00 0,05 pekerja 25.000,00 1.250,00 1.250,00 5.450,00 0,00 5.450,00

2 Pemasangan bouwplank 0,004 m3 kayu 400.000,00 1.600,00 1.600,00 0,02 kg paku 8.000,00 160,00 160,00 0,005 mandor 40.000,00 200,00 200,00 0,05 kep tk kayu 45.000,00 2.250,00 2.250,00 0,05 tk kayu 35.000,00 1.750,00 1.750,00 0,05 pekerja 25.000,00 1.250,00 1.250,00 5.450,00 1.760,00 7.210,00

3 Galian tanah biasa sedalam 1 m, per m3 0,04 mandor 40.000,00 1.600,00 1.600,00 0,4 pekerja 25.000,00 10.000,00 10.000,00 11.600,00 0,00 11.600,00

4 Mengurug tanah kembali per m3 0,019 mandor 40.000,00 760,00 760,00 0,1920 pekerja 25.000,00 4.800,00 4.800,00 5.560,00 0,00 5.560,00

5 Urugan pasir per m3 1,3 pasir urug 50.000,00 65.000,00 65.000,00 0,06 mandor 40.000,00 2.400,00 2.400,00 0,3 kep tk batu 40.000,00 12.000,00 12.000,00 0,3 tk batu 30.000,00 9.000,00 9.000,00 0,6 pekerja 25.000,00 15.000,00 15.000,00 38.400,00 65.000,00 103.400,00

6 Perataan dan pemadatan tanah per m2 0,0063 mandor 40.000,00 252,00 252,00 0,25 pekerja 25.000,00 6.250,00 6.250,00 6.502,00 0,00 6.502,00

Page 128: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

118

NO. Uraian Pekerjaan Harga Satuan

Upah kerja

Harga Bahan Jumlah

7 Pekerjaan beton 1 pc : 2 ps : 3 kr per m3 6,8 zak pc 27.500,00 187.000,00 142.800,00 0,82 m3 kerikil 125.000,00 102.500,00 94.300,00 0,54 m3 pasir beton 160.000,00 86.400,00 41.850,00 1 mandor 40.000,00 40.000,00 40.000,00 0,035 kep tk batu 40.000,00 1.400,00 1.400,00 0,35 tukang batu 30.000,00 10.500,00 10.500,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 101.900,00 375.900,00 380.850,00

8 Pekerjaan tulangan besi 105 kg besi 7.000,00 735.000,00 735.000,00 1,5 kg kawat besi 6.000,00 9.000,00 9.000,00 0,03 mandor 40.000,00 1.200,00 1.200,00 0,07 kep tk besi 40.000,00 2.800,00 2.800,00 0,7 tukang besi 35.000,00 24.500,00 24.500,00 0,7 pekerja 25.000,00 17.500,00 17.500,00 46.000,00 744.000,00 790.000,00 Tulangan 100 kg 43.809,52 708.571,43 752.380,95

9 Pekerjaan 10m2 cetakan beton 0,09 m3 kayu cetakan 400.000,00 36.000,00 36.000,00 10 m2 multipleks 50.000,00 500.000,00 420.000,00 4 kg paku 8.000,00 32.000,00 32.000,00 0,1 mandor 40.000,00 80.000,00 4.000,00 0,5 kep tk kayu 45.000,00 90.000,00 22.500,00 5 tukang kayu 35.000,00 70.000,00 175.000,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 568.000,00 290.000,00 739.500,00 Bongkar begesting per 10 m2 1/5 * 1/3 * 1/10 * 218.050,00 4.361,00 0,00 4.361,00 572.361,00 290.000,00 743.861,00

10 Pekerjaan tiang pancang per m1 1 m1 350.000,00 0,00 350.000,00 350.000,00 0,00 350.000,00 350.000,00

11 Tiang perancah per m3 beton 7,5 paku 8.000,00 60.000,00 60.000,00 0,7 kayu perancah 750.000,00 525.000,00 525.000,00 0,175 mandor 40.000,00 7.000,00 7.000,00 1,05 kepala tukang 45.000,00 47.250,00 47.250,00 10,5 tk kayu 35.000,00 367.500,00 367.500,00 3,5 pekerja 25.000,00 87.500,00 87.500,00 509.250,00 585.000,00 1.094.250,00

Page 129: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

119

NO. Uraian Pekerjaan Harga Satuan

Upah kerja

Harga Bahan Jumlah

12 Pekerjaan beton balok dan pelat readymix per m3

1 m3 beton readymix K-350 430.000,00 430.000,00 430.000,00 upah kerja 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 430.000,00 450.000,00

13 Pekerjaan beton kolom readymix per m3 1 m3 beton readymix K-350 430.000,00 430.000,00 430.000,00 upah kerja 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 430.000,00 480.000,00

14 Pekerjaan profil baja atap per 100 kg baja 100 kg baja profil 7.500,00 750.000,00 750.000,00 0,2 mandor 40.000,00 8.000,00 8.000,00 2 kep tukang besi 40.000,00 80.000,00 80.000,00 6 tukang besi 35.000,00 210.000,00 210.000,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 348.000,00 750.000,00 1.098.000,00

Page 130: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

120

5.2. Rencana Anggaran Biaya

No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)

JUMLAH (Rupiah)

1 2 3 4 5 6

I Pekerjaan persiapan a. Pembersihan lahan 2000,00 m2 5.450,00 10.900.000,00 b. Pemasangan bouwplank 180,00 m 7.210,00 1.297.800,00 c. Direksi keet 1,00 Ls 2.000.000,00 2.000.000,00 d. Pagar 180,00 m' 100.000,00 18.000.000,00 JUMLAH 32.197.800,00 II Pekerjaan tanah a. Galian pondasi 653,84 m3 11.600,00 7.584.590,40 b. Urugan Tanah kembali 435,90 m3 5.560,00 2.423.581,76 c. Urugan Pasir urug 48,55 m3 103.400,00 5.020.276,80 d. Pemadatan tanah 813,00 m2 6.502,00 5.286.126,00 JUMLAH 20.314.574,96 III Pekerjaan pondasi

1 Pemancangan 4704,00 m 350.000,00 1.646.400.000,00 2 Cutting Pile 168,00 bh 20.000,00 3.360.000,00 3 Pile cap

a. Pekerjaan beton 592,74 m3 450.000,00 266.732.550,00 b. Pekerjaan tulangan 93068,15 100 kg 752.380,95 700.227.062,24 c. Bekisting 532,78 10 m2 743.861,00 39.631.426,36

4 Tie Beam a. Pekerjaan beton 61,11 m3 450.000,00 27.497.250,00 b. Tulangan 10613,79 100 kg 752.380,95 79.856.134,29 c. Bekisting 420,20 10 m2 743.861,00 31.257.039,22

5 Lantai Kerja a. Pekerjaan beton 24,28 m3 380.850,00 9.245.514,60

6 Pondasi tangga m3 a. Pekerjaan beton 0,85 m3 450.000,00 382.500,00 b. Tulangan 28,64 100 kg 752.380,95 215.497,99 c. Bekisting 3,20 10 m2 743.861,00 238.035,52 JUMLAH 2.805.043.010,21 IV Pekerjaan Lantai 1

1 Kolom Struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 m2 743.861,00 33.777.240,29

2 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46

Page 131: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

121

No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)

JUMLAH (Rupiah)

1 2 3 4 5 6

d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 458.924.131,04 V Pekerjaan Lantai 2

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 10 m2 743.861,00 33.777.240,29

2 Balok a. Pekerjaan beton 66,01 m3 450.000,00 29.703.600,00 b. Tulangan 16689,36 100 kg 752.380,95 125.567.552,31 c. Bekisting 634,57 10 m2 743.861,00 47.203.187,48 d. Perancah 66,01 m3 1.094.250,00 72.229.254,00

3 Plat lantai a. Pekerjaan beton 98,91 m3 450.000,00 44.509.500,00 b. Tulangan 7708,97 kg 752.380,95 58.000.857,64 c. Bekisting 813,00 m2 743.861,00 60.475.899,30 d. Perancah 98,91 m3 1.094.250,00 108.232.267,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 1.006.946.255,27 VI Pekerjaan Lantai 3

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 10 m2 743.861,00 33.777.240,29

2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

Page 132: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

122

No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)

JUMLAH (Rupiah)

1 2 3 4 5 6 4 Tangga

a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 994.214.211,38 VII Pekerjaan Lantai 4

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20

2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 725.141.307,96 VIII Pekerjaan Lantai 5

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20

2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14

Page 133: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

123

No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)

JUMLAH (Rupiah)

1 2 3 4 5 6

c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 725.141.301,96 IX Pekerjaan Lantai 6

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20

2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 720.400.949,52 X Pekerjaan Lantai 7

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 28,38 m3 480.000,00 13.622.400,00 b. Tulangan 8918,98 100 kg 752.380,95 67.104.726,23 c. Bekisting 227,04 10 m2 743.861,00 16.888.620,14

2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37

Page 134: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

124

No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)

JUMLAH (Rupiah)

1 2 3 4 5 6

d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25 3 Plat Lantai

a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00

4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 644.353.078,84 XI Pekerjaan Lantai 8

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 24,83 m3 480.000,00 11.919.600,00 b. Tulangan 7804,11 100 kg 752.380,95 58.716.635,45 c. Bekisting 198,66 10 m2 743.861,00 14.777.542,63

2 Balok a. Pekerjaan beton 43,26 m3 450.000,00 19.466.775,00 b. Tulangan 9811,74 100 kg 752.380,95 73.821.688,88 c. Bekisting 429,15 10 m2 743.861,00 31.922.794,82 d. Perancah 43,26 m3 1.094.250,00 47.336.707,88

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 34,11 m3 450.000,00 15.349.500,00 b. Tulangan 2595,54 100 kg 752.380,95 19.528.346,31 c. Bekisting 309,00 10 m2 743.861,00 22.985.304,90 d. Perancah 34,11 m3 1.094.250,00 37.324.867,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00 JUMLAH 355.249.763,36 XII Pekerjaan Lantai 9

1 Ring balk dan Talang a. Pekerjaan beton 25,58 m3 450.000,00 11.510.100,00 b. Tulangan 4917,25 100 kg 752.380,95 36.996.479,91 c. Bekisting 214,60 10 m2 743.861,00 15.963.257,06 d. Perancah 25,58 m3 1.094.250,00 27.988.726,50 e. Sewa Concrete Pump 1,00 hr 1.050.000,00 1.050.000,00 JUMLAH 93.508.563,47 XIII Pekerjaan Atap

1 Plat 9211,83 100 kg 1.098.000,00 101.145.926,00 2 Baut 172,83 100 kg 1.098.000,00 1.897.693,64

Page 135: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

125

3 Double Siku 100.100.10 1960,93 100 kg 1.098.000,00 21.530.983,82 4 Double Siku 90.90.9 1327,47 100 kg 1.098.000,00 14.575.667,27 5 Double Siku 80.80.8 1386,53 100 kg 1.098.000,00 15.224.097,20 6 Double Siku 70.70.7 6154,71 100 kg 1.098.000,00 67.578.670,08 7 Double Siku 60.60.6 880,94 100 kg 1.098.000,00 9.672.716,37 8 Double Siku 50.50.5 7848,94 100 kg 1.098.000,00 86.181.360,50 9 Double Siku 30.30.3 1580,69 100 kg 1.098.000,00 17.355.994,87

10 Gording 3504,38 100 kg 1.098.000,00 38.478.106,67 11 Jarum gording 436,17 100 kg 1.098.000,00 4.789.144,11 12 Ikatan Angin 75,72 100 kg 1.098.000,00 831.424,57

JUMLAH 379.261.785,10

Page 136: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

126

5.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

NO URAIAN PEKERJAAN HARGA TOTAL (Rp)

I. Pekerjaan Persiapan 32.197.800,00

II. Pekerjaan Tanah 20.314.574,96

III. Pekerjaan Pondasi 2.805.043.010,21

IV. Pekerjaan Lantai 1 458.924.131,04

V. Pekerjaan Lantai 2 1.006.946.255,27

VI. Pekerjaan Lantai 3 994.214.211,38

VII Pekerjaan Lantai 4 725.141.307,96

VIII Pekerjaan Lantai 5 725.141.301,96

IX Pekerjaan Lantai 6 720.400.949,52

X Pekerjaan Lantai 7 644.353.078,84

XI Pekerjaan Lantai 8 355.249.763,36

XII Pekerjaan Lantai 9 93.508.563,47

XIII Pekerjaan Atap 379.261.785,10

TOTAL ( A ) 8.960.696.733

Jasa Pemborong ( 10% ) 896.069.673

TOTAL ( B ) 9.856.766.406

PPN 10% x ( B ) 985.676.641

Jumlah Biaya 10.842.443.047

Dibulatkan 10.842.000.000

Terbilang: SEPULUH MILYAR DELAPAN RATUS EMPAT PULUH DUA JUTA RUPIAH

Page 137: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

127

5.4. Prosentase Bobot Pekerjaan

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rupiah)

BOBOT ( % )

BOBOT ( % )

1 2 3 4 5 I Pekerjaan persiapan a. Pembersihan lahan 10.900.000,00 0,14 b. Pemasangan bouwplank 1.297.800,00 0,02 c. Direksi keet 2.000.000,00 0,03 0,18 II Pekerjaan tanah a. Galian 7.584.590,40 0,10 b. Urugan Tanah 2.423.581,76 0,03 c. Urugan Pasir urug 5.020.276,80 0,06 d. Pemadatan tanah 5.286.126,00 0,07 0,26 III Pekerjaan pondasi

1 Pemancangan 1.646.400.000,00 21,24 21,24 2 Cutting Pile 3.360.000,00 0,04 0,04 3 Pile cap

a. Pekerjaan beton 266.732.550,00 3,44 b. Pekerjaan tulangan 700.227.062,24 9,03 c. Bekisting 39.631.426,36 0,51 12,99

4 Tie Beam a. Pekerjaan beton 27.497.250,00 0,35 b. Tulangan 79.856.134,29 1,03 c. Bekisting 31.257.039,22 0,40 1,79

5 Lantai Kerja a. Pekerjaan beton 9.245.514,60 0,12 0,12

6 Pondasi tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 972.000,00 0,01 b. Tulangan 2.159.990,88 0,03 c. Bekisting 905.774,03 0,01 0,05 IV Pekerjaan Lantai 1

1 Kolom Struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77

2 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 V Pekerjaan Lantai 2

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.703.600,00 0,38

Page 138: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

128

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rupiah)

BOBOT ( % )

BOBOT ( % )

1 2 3 4 5 b. Tulangan 125.567.552,31 1,62 c. Bekisting 47.203.187,48 0,61 2,61

3 Plat lantai a. Pekerjaan beton 44.509.500,00 0,57 b. Tulangan 58.000.857,64 0,75 c. Bekisting 60.475.899,30 0,78 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,13

4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VI Pekerjaan Lantai 3

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03

4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VII Pekerjaan Lantai 4

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03

4 Tangga tipe 1

Page 139: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

129

a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VIII Pekerjaan Lantai 5

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03

4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 IX Pekerjaan Lantai 6

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03

4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 X Pekerjaan Lantai 7

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 13.622.400,00 0,18 b. Tulangan 67.104.726,23 0,87 c. Bekisting 16.888.620,14 0,22 1,26

2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57

Page 140: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

130

c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62 3 Plat Lantai

a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03

4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 XI Pekerjaan Lantai 8

1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 11.919.600,00 0,15 b. Tulangan 58.716.635,45 0,76 c. Bekisting 14.777.542,63 0,19 1,10

2 Balok a. Pekerjaan beton 19.466.775,00 0,25 b. Tulangan 73.821.688,88 0,95 c. Bekisting 31.922.794,82 0,41 1,62

3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 15.349.500,00 0,20 b. Tulangan 19.528.346,31 0,25 c. Bekisting 22.985.304,90 0,30 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 0,77 XII Pekerjaan Lantai 9

1 Ring balk dan Talang a. Pekerjaan beton 11.510.100,00 0,15 b. Tulangan 36.996.479,91 0,48 c. Bekisting 15.963.257,06 0,21 d. Sewa Concrete Pump 1.050.000,00 0,01 0,85 XIII Pekerjaan Atap

1 Plat 101.145.926,00 1,30 2 Baut 1.897.693,64 0,02 3 Double Siku 100.100.10 21.530.983,82 0,28 4 Double Siku 90.90.9 14.575.667,27 0,19 5 Double Siku 80.80.8 15.224.097,20 0,20 6 Double Siku 70.70.7 67.578.670,08 0,87 7 Double Siku 60.60.6 9.672.716,37 0,12 8 Double Siku 50.50.5 86.181.360,50 1,11 9 Double Siku 30.30.3 17.355.994,87 0,22

10 Gording 38.478.106,67 0,50 11 Jarum gording 4.789.144,11 0,06 12 Ikatan Angin 831.424,57 0,01 4,89

7.751.335.450,69 100,00 100,00

Page 141: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

Pembebanan Jurai (DS 60.60.6) Beban MerataBerat penutup atap (genteng) = 50 x 2,21 = 110,50 kg/mBerat sendiri = 19,09 kg/m +

129,59 kg/mBeban TerpusatBerat gording = 9,27 x 3,125 = 28,97 kg Besar gaya pada titik buhul kuda-kuda baja Beban matiBerat penutup atap = 50 x 2,21 x 3,125 = 345,31 kgBerat gording = 9,27 x 3 = 27,81 kgBerat plafond & penggantung = 18 x 3 x 3,125 = 168,75 kgBerat talang AC = 10 x 3 x 3,125 = 93,75 kg +

635,62 kgBeban hidup = 100,00 kgBeban angin tekan = 25,413 x 3 = 76,24 kgBeban angin hisap = -20,33 x 3 = -60,99 kg Reaksi RJr = 258,78 kgRAv = 1112,65 kg RIv = 6328,42 kgRAh = -134,32 kg RIh = 241,78 kgRBv = 1156,07 kg RJv = 6489,25 kgRBh = 0,00 kg RJh = 0,00 kgRCv = 2355,78 kg RKv = 10101,16 kgRCh = -268,64 kg RKh = 483,56 kgRDv = 2362,40 kg RLv = 10342,94 kgRDh = 0,00 kg RLh = 0,00 kgREv = 3622,46 kg RMv = 14037,75 kgREh = 402,96 kg RMh = 725,33 kgRFv = 3545,17 kg RNv = 14219,08 kgRFh = 0,00 kg RNh = 0,00 kgRGv = 4895,03 kg ROv = 13282,24 kgRGh = -537,28 kg ROh = 967,11 kgRHv = 4722,06 kg RPv = 13282,24 kgRHh = 0,00 kg RPh = 0,00 kg

Page 142: Contoh Perencanaan Struktur Gedung

Kombinasi Pembebanan COMB1 U = 1,4 DCOMB2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 LaCOMB3 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 LWCOMB4 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 RWCOMB5 U = 1,2 D + 1,3 LW + 0,5 LaCOMB6 U = 1,2 D + 1,3 RW + 0,5 LaCOMB7 U = 0,9 D - 1,3 LWCOMB8 U = 0,9 D - 1,3 RW