analisis pertumbuhan ekonomi
DESCRIPTION
OkTRANSCRIPT
i
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI PENGUKURAN SEKTOR UNGGULAN
DAN INDIKATOR KEMISKINAN DI KOTA PALU
PROPINSI SULAWESI TENGAH
Oleh:
HARI SUTRISNO (P0204214313)
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................. iv
A. PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah ........................................................................................ 1
2. Indikator Potensi (Keunggulan) Ekonomi Wilayah............................................................................ 1
3. Gambaran Umum Kota Palu ............................................................................................................. 2
4. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................................ 3
B. PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................................................................................... 4
1. PDRB Sulawesi Tengah ...................................................................................................................... 4
2. PDRB Kota Palu ................................................................................................................................. 6
C. SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKUNDER, DAN JASA ............................................................................. 8
1. Analisis Location Quotion ................................................................................................................. 9
2. Analisis Shift Share .......................................................................................................................... 10
D. KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN ...................................................................................................... 13
1. Indikator Kemiskinan ...................................................................................................................... 13
2. Indeks Gini ....................................................................................................................................... 14
iii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ......... 5
Grafik 2. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu ................................... 7
Grafik 3. Persentase Konstribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Jasa .......................................................... 9
Grafik 4. Kuadran profil pertumbuhan sektor perekonomian ..................................................................... 12
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha ........................................................ 4
Tabel 2. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ............................. 5
Tabel 3. PDRB Kota Palu Menurut Lapangan Usaha .................................................................................. 6
Tabel 4. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu ....................................................... 6
Tabel 5. Perkembangan sektor ekonomi primer, sekunder dan jasa ........................................................... 8
Tabel 6. Nilai konstribusi sektor ekonomi primer, sekunder, dan jasa ....................................................... 8
Tabel 7. Analisis Location Quotion Kota Palu Tahun 2009-2013 ................................................................ 9
Tabel 8. Analisis shiftshare Kota Palu tahun 2009 sampai 2013 ................................................................ 11
Tabel 9. Pengukuran Indikator Kemiskinan di Kota Palu ........................................................................... 13
Tabel 10. Koofisien Gini (G) Kota Palu ..................................................................................................... 14
1
A. PENDAHULUAN
1. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Perencanaan wilayah adalah suatu rencana rasional yang menggambarkan tujuan
pengembangan wilayah secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk, sedangkan pembangunan wilayah adalah segala upaya yang dilakukan
secara terencana dalam melakukan perubahan dengan tujuan utama tercapainya kesejahteraan yang
optimal dan berkelanjutan.
Tujuan-tujuan pembangunan wilayah terkait dengan lima kata kunci, yaitu :
1. pertumbuhan;
2. penguatan keterkaitan;
3. keberimbangan;
4. kemandirian; dan
5. keberlanjutan.
Pembangunan wilayah, salah satunya meliputi pembangunan ekonomi. Dapat kita lihat
bahwa perkembangan suatu wilayah dapdaat dilihat dari aktivitas ekonominya. Salah satu model
pembangunan ekonomi wilayah dititikberatkan pada PDB maupun PDRB.
2. Indikator Potensi (Keunggulan) Ekonomi Wilayah
Setiap daerah memiliki limpahan sumberdaya yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk
kesejahteraan ekonomi, maka setiap daerah hendaknya berspesialisasi menghasilkan barang atau
komoditi sesuai limpahan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa alat analisa ekonomi berikut
sering digunakan dalam mengidentifikasi unggulan (potensi) ekonomi daerah:
• Tipologi Klassen
• Location Quotient
• Shift Share Analisis
• Analisa I-O, SNSE dan CGE
• RCA, dll.
Dalam tugas ini akan dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, khususnya salah satu
Kota di Sulawesi Tengah yakni Kota Palu.
2
3. Gambaran Umum Kota Palu
Palu adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia merupakan kota yang terletak di
Sulawesi Tengah. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai,
pegunungan, dan teluk. Koordinatnya adalah 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Kota Palu
dilewati oleh garis Khatulistiwa. Penduduk Kota Palu berjumlah 342.754 jiwa (2012). Bentang alam
Kota Palu membentang memanjang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06 Km2. Secara
astronomis, Kota Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS. Secara geografis,
Kota Palu berbatasan dengan daerah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Tawaeli dan Teluk Palu.
- Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Marawola dan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Marawola Kabupaten Sigi dan daerah Kabupaten
Donggala.
Wilayah Administrasi
Kota Palu dibagi kepada 8 kecamatan dan 45 kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah
Palu Barat, Palu Selatan, Palu Timur, Palu Utara, Mantikulore, Ulujadi, Tatanga dan Tawaeli.
Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68
Km2 (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan hanya 18,38
Km2 (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian Utara
khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan
curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun.
Kondisi Ekonomi
Kota Palu saat ini juga menjadi salah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia bagian
timur. Berbagai persiapan untuk ditetapkan Kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus telah
dilakukan, penyiapan lahan seluas 1.520 hektare di Kecamatan Palu Utara, yang meliputi
Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Lahan seluas 1.520 hektare itu akan dibagi menjadi
kawasan industri seluas 700 hektare, kawasan perumahan (500 hektare), kawasan pendidikan
dan penelitian (100 hektare), kawasan komersial (100 hektare), daerah olahraga (50 hektare),
kawasan pergudangan (50 hektare), kawasan perkebunan dan taman (20 hektare).
Kondisi Masyarakat
Masyarakat Kota Palu sangat heterogen. Penduduk yang menetap di kota ini berasal dari
berbagai suku bangsa seperti Bugis, Toraja dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat, Gorontalo, Manado, Jawa, Arab, Tionghoa, dan Kaili yang merupakan suku
3
asli dan terbesar di Sulawesi Tengah. Kota Palu sering diasosiasikan dengan kekerasan dan
konflik. Padahal, masyarakat tidak terpengaruh oleh konflik atau bentrokan antarwarga.
Bentrokan antarwarga di Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka yang sempat diberitakan di
media massa tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat. Warga tetap beraktivitas seperti biasa.
4. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan
meningkatnya pendapatan per kapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu. Menurut
Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output (pendapatan nasional) yang
disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan.
Sedangkan menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah
merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya,
sementara itu untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi.
Apapun istilah dan definisinya, yang pasti adalah bahwa pertumbuhan ekonomi mengkaitkan
dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu periode ke periode berikutnya. Angka
pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentase dan bernilai positif, tapi mungkin saja
bernilai negatif (mislakan saja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 minus sekitar 4 – 6 %).
Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari
pendapatan nasional tahun berikutnya diabndingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk menghitung berapa besarnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka data yang
diperlukan dan dipergunakan adalah pendapatan nasional suatu negara. Untuk negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia umumnya menggunakan PDB, untuk daerah disebut PDRB. Khusus
pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi di Kota Palu sekaligus mengukur
potensi komunitas unggulan dan indikator kemiskinan di Kota Palu. Makalah ini akan berusaha
memberikan gambaran mengenai dinamika ekonomi makro di kabupaten tersebut terutama dari
variabel pertumbuhan ekonomi, sektor unggulan, dan indikator kemiskinan di Kota Palu.
4
B. PERTUMBUHAN EKONOMI
1. PDRB Sulawesi Tengah
PDRB merupakan gambaran mengenai kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber
daya alam dan sumber daya manusia. Oleh karena itu besar kecilnya PDRB yang dihasilkan suatu
daerah sangat tergantung pada faktor produksi yang dimiliki daerah tersebut.
Berikut merupakan gambaran PDRB Provinsi Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan
pada tahun 2009 hingga tahun 2013.
Tabel 1. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 6,652,547.00 7,051,387.00 7,542,543.00 7,970,414.00 8,423,688.00
Pertambangan dan Penggalian 596,315.00 796,178.00 1,075,821.00 1,390,203.00 1,879,989.00
Industri Pengolahan 1,043,659.00 1,108,489.00 1,160,960.00 1,222,380.00 1,283,002.00
Listrik, gas dan air bersih 119,330.00 125,511.00 134,985.00 146,219.00 160,371.00
Bangunan 1,087,770.00 1,188,816.00 1,372,733.00 1,622,572.00 1,841,225.00
Perdagangan, hotel dan restoran 2,079,597.00 2,286,567.00 2,464,863.00 2,701,106.00 2,908,607.00
Pengangkutan dan Komunikasi 1,225,043.00 1,332,953.00 1,440,361.00 1,563,733.00 1,693,904.00
Keuangan, Persewaan dan Jasa 766,519.00 848,133.00 927,019.00 1,001,872.00 1,133,838.00
Jasa-Jasa 2,636,816.00 2,886,140.00 3,111,634.00 3,380,473.00 3,654,777.00
TOTAL 16,207,596.00 17,624,174.00 19,230,919.00 20,998,972.00 22,979,401.00
Bila melihat dari angka PDRB, pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Tengah terus
membaik dari tahun ke tahun. Konstribusi per sektor terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tabel 2.
5
Tabel 2. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2009 hingga Tahun 2013
KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 41.05 40.01 39.22 37.96 36.66
Pertambangan dan Penggalian 3.68 4.52 5.59 6.62 8.18
Industri Pengolahan 6.44 6.29 6.04 5.82 5.58
Listrik, gas dan air bersih 0.74 0.71 0.70 0.70 0.70
Bangunan 6.71 6.75 7.14 7.73 8.01
Perdagangan, hotel dan restoran 12.83 12.97 12.82 12.86 12.66
Pengangkutan dan Komunikasi 7.56 7.56 7.49 7.45 7.37
Keuangan, Persewaan dan Jasa 4.73 4.81 4.82 4.77 4.93
Jasa-Jasa 16.27 16.38 16.18 16.10 15.90
TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Dapat dilihat bahwa sektor yang paling memberikan konstribusi pada perkembangan PDRB
adalah sektor pertanian. Terlihat sektor ini memberikan konstribusi rata-rata 36,66 % dari tahun
2009 hingga tahun 2013. Tabel di atas dapat digambarkan pada grafik berikut untuk melihat
perkembangan konstribusi per sektor lapangan usaha.
Grafik 1. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
6
2. PDRB Kota Palu
Selanjutnya akan dilihat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Palu
dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari perkembangan PDRB
atas dasar harga konstan adalah merupakan suatu gambaran umum mengenai kemajuan ataupun
kemunduran perekonomian suatu daerah. Oleh karena itu, angka pertumbuhan ekonomi merupakan
suatu fenomena menarik untuk diamati perkembangannya dari tahun ke tahun.
Tabel 3. PDRB Kota Palu Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 72,328.00 78,018.00 83,879.00 90,261.00 96,388.00
Pertambangan dan Penggalian 114,659.00 124,925.00 136,139.00 144,147.00 159,946.00
Industri Pengolahan 326,228.00 346,849.00 367,686.00 384,561.00 422,321.00
Listrik, gas dan air bersih 59,433.00 62,952.00 68,173.00 72,598.00 80,719.00
Bangunan 235,420.00 258,268.00 288,886.00 325,086.00 371,323.00
Perdagangan, hotel dan restoran 338,214.00 364,236.00 396,958.00 432,586.00 474,893.00
Pengangkutan dan Komunikasi 332,277.00 360,029.00 391,958.00 425,114.00 464,690.00
Keuangan, Persewaan dan Jasa 318,761.00 347,098.00 370,755.00 403,369.00 442,318.00
Jasa-Jasa 748,982.00 813,556.00 911,703.00 1,028,236.00 1,122,797.00
TOTAL 2,546,302.00 2,755,931.00 3,016,137.00 3,305,958.00 3,635,395.00
Tabel 4. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu
Tahun 2009 hingga Tahun 2013
KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 2.84 2.83 2.78 2.73 2.65
Pertambangan dan Penggalian 4.50 4.53 4.51 4.36 4.40
Industri Pengolahan 12.81 12.59 12.19 11.63 11.62
Listrik, gas dan air bersih 2.33 2.28 2.26 2.20 2.22
Bangunan 9.25 9.37 9.58 9.83 10.21
Perdagangan, hotel dan restoran 13.28 13.22 13.16 13.09 13.06
Pengangkutan dan Komunikasi 13.05 13.06 13.00 12.86 12.78
Keuangan, Persewaan dan Jasa 12.52 12.59 12.29 12.20 12.17
Jasa-Jasa 29.41 29.52 30.23 31.10 30.89
TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari kesembilan sektor yang ada, sektor jasa-jasa di
7
Kota Palu yang paling memberikan konstribusi pada PDRB dimana sektor ini memberikan
konstribusi rata-rata 30,89 % dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena sektor
jasa-jasa merupakan lapangan usaha paling dominan di Kota ini dan merupakan mata pencaharian
penduduk pada umumnya. Fluktuasi tiap sektor pada PDRB Kota Palu dapat dilihat pada grafik 2
Grafik 2. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu
8
C. SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKUNDER, DAN JASA
Sektor yang memberikan konstribusi terbesar adalah sektor pertanian, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran, dan sektor jasa. Jika merujuk pada pertumbuhan beberapa sektor di atas maka
strategi pembangunan lebih diupayakan untuk mengelola potensi daerah yang dimiliki agar dapat
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan pemerintah perlu dibuat untuk
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi agar mampu dinikmati oleh masyarakat. Hal ini dapat
digambarkan pada tabel 5
Tabel 5. Perkembangan sektor ekonomi primer, sekunder dan jasa
pada PDRB Kota Palu dari tahun 2009 hingga 2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
PRIMER 186,987.00 202,943.00 220,018.00 234,408.00 256,334.00
SEKUNDER 621,081.00 668,069.00 724,745.00 782,245.00 874,363.00
JASA 1,738,234.00 1,884,919.00 2,071,374.00 2,289,305.00 2,504,698.00
TOTAL 2,546,302.00 2,755,931.00 3,016,137.00 3,305,958.00 3,635,395.00
Tabel 6. Nilai konstribusi sektor ekonomi primer, sekunder, dan jasa
Pada PDRB Kota Paludari tahun 2009 hingga 2013
KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013
PRIMER 7.34 7.36 7.29 7.09 7.05
SEKUNDER 24.39 24.24 24.03 23.66 24.05
JASA 68.27 68.39 68.68 69.25 68.90
TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Dari tabel terlihat bahwa sektor sekunder dan jasa yang memberikan kosntribusi lebih
dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Palu. Sektor sekunder memberikan kosntribusi rata-rata
pertahun sebesar 24,05 % dan sektor jasa memberikan konstribusi rata-rata pertahun sebesar 68,90
%. Sektor jasa merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar mengingat jasa merupakan
lapangan usaha paling besar di Kota Palu. Fluktuasi konstribusi per sektor dari tahun ke tahun
dapat dilihat pada grafik 3
9
Grafik 3. Persentase Konstribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Jasa
dalam PDRB Kota Palu
1. Analisis Location Quotion Analisis LQ menunjukkan tingkat keunggulan komparatif suatu komoditi di suatu daerah
di bandingkan daerah lainnya secara rata-rata. Apabila hasil analis LQ nilainya lebih dari 1
(LQ>1), maka dapat disebut komoditas unggulan.
Berdasarkan teori ini, kita akan mencoba mengukur komoditas unggulan di Kota Palu
terhadap provinsi Sulawesi Tengah dengan menggunakan analisis LQ ini.
Tabel 7. Analisis Location Quotion Kota Palu Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 RATA2
KET CONS. EKSPOR
Pertanian 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 NON BASIS 1407.95 -1307.95
Pertambangan dan Penggalian 1.22 1.00 0.81 0.66 0.54 0.85 NON BASIS 118.19 -18.19
Industri Pengolahan 1.99 2.00 2.02 2.00 2.08 2.02 BASIS 49.56 50.44
Listrik, gas dan air bersih 3.17 3.21 3.22 3.15 3.18 3.19 BASIS 31.38 68.62
Bangunan 1.38 1.39 1.34 1.27 1.27 1.33 BASIS 75.12 24.88
Perdagangan, hotel dan restoran 1.04 1.02 1.03 1.02 1.03 1.03 BASIS 97.47 2.53
Pengangkutan dan Komunikasi 1.73 1.73 1.74 1.73 1.73 1.73 BASIS 57.81 42.19
Keuangan, Persewaan dan Jasa 2.65 2.62 2.55 2.56 2.47 2.57 BASIS 38.95 61.05
Jasa-Jasa 1.81 1.80 1.87 1.93 1.94 1.87 BASIS 53.46 46.54
TOTAL 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
100.00 0.00
10
Dari tabel hasil analisis location quotion (LQ) Kota Palu di atas, terlihat bahwa sektor jasa
merupakan sektor basis Kota Palu. Hal ini disebabkan di Kota Palu, sektor jasa yang paling
dominan dan merupakan mata pencaharian penduduk pada umumnya. Sehingga sektor ini
merupakan sektor pendukung dalam pembentukan PDRB Kota Palu.
Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor yang menjadi sektor basis
merupakan sektor kuat disebabkan karena nilai LQnya yang lebih besar dari satu (LQ>1). Hal
tersebut menunjukkan bahwa sektor tersebut potensial dalam menunjang perekonomian Kota Palu
dan mempunyai kecenderungan ekspor ke daerah lain. Sedangkan yang menjadi sektor non basis
yaitu sektor-sektor yang nilai LQnya lebih kecil dari satu (LQ<1) sehingga menyebabkan sektor-
sektor ini mempunyai kecenderungan untuk impor dari daerah lain.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan adanya ekspor maka Kota Palu akan
memperoleh pendapatan. Dengan adanya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan
terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di Kota Palu, dan pada gilirannya akan menaikkan
pendapatan dan dapat menciptakan kesempatan kerja baru.
2. Analisis Shift Share
Analisis shiftshare adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengamati struktur
perekonomian daerah dan perubahannya secara deskriptif melalui data statistik regional, yang
dipergunakan untuk mengukur total perubahan performa suatu kegiatan di wilayah tertentu relatif
terhadap suatu wilayah yang lebih luas dalam suatu kurun waktu tertentu.
Analisis shiftshare memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Shift-share menjelaskan pergeseran struktur aktivitas di wilayah tertentu
2. Shift-share menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di suatu sub wilayah dan
membandingkannya dengan kinerjanya di dalam wilayah total.
3. Shift-share menjelaskan kemampuan berkompetisi aktivitas tertentu di wilayah tertentu
4. Analisis shift-share memberikan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan suatu
aktifitas di suatu wilayah.
Adapun rumus perhitungan analisis shift – share:
a b c
XXX
XX
XX
XX
XX
SSA tij
ti
ti
tij
tij
t
t
ti
ti
t
tx
)0(
)0(
)1(
)0(
)1(
)0(
)1(
)0(
)1(
)0(
)1(
..
......
1
11
Keterangan:
a = Komponen Pertumbuhan Nasional (PN)
b = Komponen proportional shift (PS)
c = Komponen differential shift (DS)
X.. = Nilai total aktifitas dalam total wilayah
X.i = Nilai aktifitas tertentu dalam total wilayah
Xij = Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
t1 = titik tahun akhir
t0 = titik tahun awal
Berdasarkan penjelasan ini maka kita akan menganalisis struktur perekonomian dan perubahan
pada Kota Palu, yang dipaparkan pada tabel 8.
Tabel 8. Analisis shiftshare Kota Palu tahun 2009 sampai 2013
LAPANGAN USAHA
∆ PDRB KOTA PALU (2013
/ 2009)
∆ PDRB SULTE
NG (2013
/ 2009)
GROWTH (G) PALU
(2013-2009)
REG. SHARE = R ((F*I)-B
SHIFT = G-R
Sp=(Bx(J1-Jt)
Sd=B*(I-J) Sp
Sd
Kua-dran
Pertanian 1.33 1.27 24,060 30,219.85 (6,159.85) (10,963.60) 4,803.75 - + IV
Pertambangan dan Penggalian
1.39 3.15 45,287 47,906.45 (2,619.45) 198,917.42 (201,536.87) + - I
Industri Pengolahan
1.29 1.23 96,093 136,303.52 (40,210.52
) (61,489.44) 21,278.92
- + IV
Listrik, gas dan air bersih
1.36 1.34 21,286 24,832.10 (3,546.10) (4,391.39) 845.29 - + IV
Bangunan 1.58 1.69 135,903 98,362.42 37,540.58 64,703.65 (27,163.07) + - I
Perdagangan, hotel dan restoran
1.40 1.40 136,679 141,311.47 (4,632.47) (6,485.93) 1,853.46 - + IV
Pengangkutan dan Komunikasi
1.40 1.38 132,413 138,830.89 (6,417.89) (11,658.44) 5,240.54 - + IV
Keuangan, Persewaan dan Jasa
1.39 1.48 123,557 133,183.68 (9,626.68) 19,567.88 (29,194.56) + - I
Jasa-Jasa 1.50 1.39 373,815 312,937.22 60,877.78 (23,787.56) 84,665.33 - + IV
TOTAL 1.43 1.42 1,089,093 1,063,887.61 25,205.39 164,412.58 (139,207.19)
12
Grafik 4. Kuadran profil pertumbuhan sektor perekonomian
Kuadran I = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan cepat dan memiliki
daya saing yang baik
Kuadran II = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan cepat tetapi memiliki
daya saing yang kurang baik
Kuadran III = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan lambat dan memiliki
daya saing kurang baik
Kuadran IV = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan lambat dan memiliki
daya saing yang baik
Dari tabel 8. terlihat bahwa masing-masing sektor memiliki karakteristik utnuk bertumbuh
dsn memiliki daya saing. Terlihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian, bangunan dan
keuangan, persewaan dan jasa berada di kuadran I yang berarti sektor ini memiliki pertumbuhan
yang cepat dan memiliki daya saing yang baik. Kemudian di sektor Pertanian, Industri Pengolahan,
Listrik, gas dan air bersih, Perdagangan, hotel dan restoran, Pengangkutan dan Komunikasi serta
jasa-jasa berada di kuadran IV adalah sektor yang memiliki pertumbuhan lambat namun memiliki
daya saing yang baik di Kota Palu. Terakhir untuk sektor jasa di Kota Palu adalah sektor yang
memiliki pertumbuhan lambat dan memilki daya saing yang paling baik.
13
D. KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN
1. Indikator Kemiskinan
Indikator garis kemiskinan:
α = 0 P0 = (% penduduk miskin)
α = 1 P1 = (Indeks Kedalamam Kemiskinan)
α = 2 P2 = (Indeks Keparahan Kemiskinan)
Z = garis kemiskinan (GK)
Yi = rata-rata pengeluaran per kapita penduduk yg berada dibawah GK
n = jumlah penduduk
q = banyaknya penduduk di bawah GK
Dari teori ini kita akan mengukur indikator kemiskinan di Kota Palu pada tabel 9
Tabel 9. Pengukuran Indikator Kemiskinan di Kota Palu
No. Pengeluaran Perkapita (Y)
Garis Kemiskinan (Z)
Z-Yi (A) A/Z (X) X^0
untuk α = 0
X^1 untuk α
= 1
X^2 untuk α
= 2
1 140,950.00 292,025.00 151,075.00 0.517336 1.00000 0.517336 0.267636
2 163,240.08 292,025.00 128,784.92 0.441006 1.00000 0.441006 0.194487
3 167,019.05 292,025.00 125,005.95 0.428066 1.00000 0.428066 0.183240
4 173,190.48 292,025.00 118,834.52 0.406933 1.00000 0.406933 0.165594
. . . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .
48 280,959.52 292,025.00 11,065.48 0.037892 1.00000 0.037892 0.001436
49 285,116.07 292,025.00 6,908.93 0.023659 1.00000 0.023659 0.000560
50 285,688.49 292,025.00 6,336.51 0.021699 1.00000 0.021699 0.000471
11,863,959.59 Jumlah 50 9.3735 2.5205
Dari tabel ini kemudian didapatkan nilai:
q
i
i
Z
YZ
nP
1
1
14
a. Persentase Kemiskinan : P0 = (1/557) x 50 = 8,98%
b. Indeks Kedalaman Kemiskinan : P1 = (1/577) x 9,3735 = 0,017
c. Indeks Keparahan Kemiskinan : P2 = (1/577) x 2,5205 = 0,050
2. Indeks Gini Indeks Gini adalah suatu peralatan analisis yang dipergunakan untuk menghitung atau
mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah tertentu atau negara pada suatu
periode tertentu.
G = Angka Koefisien Gini (Gini Rasio)
Xi = % kumulatif dari jumlah rumah tangga untuk i = 1, ... N
Yi = % kumulatif pendapatan rumah tangga untuk i = 1, ... n
G < 0.3 berarti Ketimpangan rendah
0.3 ≤ G ≤ 0.4 berarti Ketimpangan sedang
G > 0.4 berarti Ketimpangan tinggi
Tabel 10. Koofisien Gini (G) Kota Palu
No RT
Pendapatan RT Kumulatif
Pendapatan
% Kumulatif
RT (X)
% Kumulatif Pendapatan
(Y)
(Xi-Xi-
11) (Yi+Yi-1) (Xi-Xi-1)* (Yi+Yi-1)
1 140,950.00 140,950.00 0.00028 0.0000017 0.00028 0.0000017 0.00000000046
2 163,240.08 304,190.08 0.00059 0.0000052 0.00032 0.0000069 0.00000000220
3 167,019.05 471,209.13 0.00092 0.0000108 0.00033 0.0000160 0.00000000523
. . . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .
556 9,026,734.13 499,885,576.97 0.97633 0.9939733 0.01763 1.9820626 0.03494407637
557 12,119,726.19 512,005,303.16 1.00000 1.0000000 0.02367 1.9939733 0.04719953208
Total 512,005,303.16 84,956,516,300.90 0.99399520422
Gini
Rasio 0.006
Perhitungan Indeks Gini untuk Kota Palu melalui tabel susenas 2010 didapatkan hasil
keoefisien Gini sebesar 0,006 yang berarti tingkat ketimpangannya rendah atau distribusi
pendapatan relatif merata.
1
1
11
ii
n
i
ii YYXXG