bab v

5
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V.1. Gambaran Umum RS Labuang Baji dan RS Ibnu Sina Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, didirikan pada tahun 1938 oleh Zending gereja Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebegai rumah sakit Zending. RSUD Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja Makassar untuk menampung penderita korban perang. Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan dari pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang. Kapasitas tempat tidur yang ada pada saat diresmikan adalah 25 tempat tidur. Pada tahun 1949- 1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur. Pada tahun 1952-1955, oleh pemerintah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 tempat tidur. Sejak saat itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat I Sulawesi 23

Upload: alvin-supra

Post on 26-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB VGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANV.1. Gambaran Umum RS Labuang Baji dan RS Ibnu Sina Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, didirikan pada tahun 1938 oleh Zending gereja Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebegai rumah sakit Zending. RSUD Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja Makassar untuk menampung penderita korban perang. Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan dari pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang.Kapasitas tempat tidur yang ada pada saat diresmikan adalah 25 tempat tidur. Pada tahun 1949-1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur. Pada tahun 1952-1955, oleh pemerintah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 tempat tidur. Sejak saat itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan.Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996, melalui peraturan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2 tahun 1996, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B.

Rumah Sakit Ibnu Sina merupakan Rumah Sakit Swasta, sebelumnya rumah sakit ini bernama Rumah Sakit 45 yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No.6783/DK-I/SK/TV.1/X/88, tanggal 05 Oktober 1988 dan pada hari senin tanggal 16 Juni 2003 telah dilakukan penyerahan kepemilikan dari Yayasan Andi Sose dan Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak Almarhum Prof. Dr. H. Abdurrahman A. Basalamah, SE, Msi. Berdasarkan atas hak kepemilikan baru tersebut, maka nama Rumah Sakit 45 oleh Yayasan Wakaf UMI dirumah menjadi Rumah Sakit Ibnu Sina UMI.rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI dibangun diatas tanah seluas 18.008 m2 dengan luas bangunan 12.025 m2 beralamat di jalan Letnan Jendral Urip Sumiharjo Km.5 no. 264 Makassar, berdasarkan surat permohonan dari Yayasan Wakaf UMI, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, menerbitkan surat ijin uji coba penyelenggaraan operasional Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan bapak H.M Amin Syam, serta Rumah Sakit Ibnu Sina memperoleh surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit dari departemen kesehatan Indonesia, berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Repubklik Indonesia No. YM.02.04.3.5.4187, tanggal 26 September 2005.

Sebagaimana diketahui bahwa Universitas Muslim Indonesia (UMI) sejak tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah menghasilkan dokter umum, maka keberadaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI akan lebih menambah dan melengkapi sarana/ fasilitas pendidikan kedokteran, terutama pendidikan klinik bagi calon dokter umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian diharapkan bahwa luaran dokter fakultas kedokteran UMI pada masa mendatang akan lebih meningkatkan kualitas, keterampilan dan ahlak mulia serta memiliki integritas pengabdian yang tinggi bagi umas Islam dan masyarakat pada umumnya.Kini telah ditetapkan tipe Rumah Sakit Ibnu Sina berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor. 993/MENKES/SK/XI/2009 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar, ditetapkan sebagai rumah sakit umum swasta dengan klasifikasi kelas B (Tipe B).

5.2. Visi dan Misi Rumah Sakit 5.2.1. Visi dan Misi Rumah Sakit Labuang Baji MakassarA. Visi

Menjadi Rumah Sakit Unggulan di Sulawesi SelatanB. Misi

1. Mewujudkan profesionalisme SDM2. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit3. Memberikan pelayanan prima4. Efisiensi biaya rumah sakit5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan5.2.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Ibnu Sina MakassarA. Visi

Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dengan pelayanan kesehatan yang islami, unggul, dan terkemuka di Indonesia

B. Misi

6. Melaksanakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan unggul yang menjunjung tinggi moral dan etika (Misi Pelayanan Kesehatan)

7. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan kedokteran dan profesional kesehatan lainnya serta pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Misi Pendidikan)

8. Melangsungkan pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual kepada pasien, keluarga pasien dan karyawan rumah sakit (Misi Dakwah)

9. Mengupayakan perolehan financial dari berbagai kegiatan Rumah Sakit (Misi Financial)5.3. Pelayanan di RS Labuang Baji dan RS Ibnu Sina Fasilitas pelayanan di RS Labuang Baji dan RS Ibnu Sina meliputi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan pelayanan non medis.A. Pelayanan medis

1. Instalasi rawat jalan

2. Instalasi rawat darurat

3. Instalasi rawat inap

4. Instalasi rawat inap intensif

5. Instalasi bedah sentral

B. Instalasi penunjang medis

1. Instalasi radiologi

2. Instalasi patologi klinik

3. Instalasi patologi anatomi

4. Instalasi rawat intensif

5. Instalasi farmasi

C. Pepelayanan penunjang non medis

1. Instalasi gizi

2. Instalasi pemeliharaan sarana

3. Instalasi RS26