bab iv.pdf
DESCRIPTION
perancangan dynamometer water brakeTRANSCRIPT
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-1
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB IV
PROSES, HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini ada 3 bahasan utama yang akan diangkat yaitu pembahasan
mengenai perhitungan untuk pemilihan komponen, bahasan mengenai
pengoperasian dari dinamometer dan bahasan mengenai perawatan dinamometer.
Pada pembahasan perhitungan akan dimuat tentangperhitungan yang dijadikan
referensi dalam memilih suatu komponen untuk selanjutnya digunakan dalam
pembuatan dynamometer. Pada bahasan tentang pengoperasian akan dibahas
mulai dari persiapan pengujian, proses pengujian dan analisa data yang
didapatkan.
4.1 Perhitungan Perencanaan
4.1.1 Perhitungan Pompa
Diketahui : Q =1,5 m3/menit
H =26,5 meter kolom air
82,0p
. = 1000 kg/m3
P
PP
HQN
81,9
HpN
kWN
p
p
624,10
9257,76082,0
5.265,181.91000
Karena nilai daya pompa sebesar 10,624 HP lebih besar dari daya
maksimal motor yang diuji yaitu 10 HP maka pompa dianggap aman untuk
digunakan pada dinamometer. Sebagai contoh digunakan motor Honda Supra X
DD yang spesifikasinya dibahas pada Bab II. Pada pembahasan tersebut didapat
daya yang dihasilkan adalah 9.1 HP. Mengacu pada data maka motor ini dapat
diuji menggunakan dinamometer yang dibuat.
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-2
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
400 mm 500 mm 400 mm
RH1
60 kg
25 kg
70 kg
25 kg
RH2
4.1.2 Perhitungan Poros
Untuk perancangan poros penyusun menggunakan bahan ST 60 dengan
perhitungan sebagai berikut :
Dik : Pd = 7.5 kW sf1 = 6 sf2 = 2
n = 2900 rpm Cb = 2 Kt = 2,5
fc = 1,5
τB = 60 kg/mm2
Solusi :
Daya rencana :
5.7Pd kW
Momen rencana :
9.25182900
5,71074,91074,9 55
n
PdT kg.mm
Tegangan lentur yang diijinkan :
526
60
21
sfsf
Ba
kg/mm2
Diameter poros :
3
1
22 5.21,5
TMCbds
a
3
1
22 9.25185.26.3184425
1,5
40 mm
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-3
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Kekakuan
23103,8
mmkgG
4584
dG
LT
09.040103,8
13009.2518584
43
Syarat 25.0 ( baik )
Lendutan
Beban terbesar di vertikal
21
2211
FF
LFLFX
63.07060
4.0709.060
X
ld
llT4
221
241023,3
25,2130040
6316691301023,3
4
224
73,13.125.2
L
Syarat )35.03.10(73.1 baik
Putaran kritis
wc
l
ll
dNC
21
2
1 52700
rpmNC 7.37765
1300
400900
4052700
2
1
12 NCNC
rpmNC 1.2687
Syarat)(30212900
30217.37768.0
baik
rpmn
Jadi diameter poros yang digunakan adalah : 40 mm
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-4
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
4.1.3 Perhitungan Kopling
1. Daya yang akan ditransmisikan : N :
2. Putaran poros : n : 2900 rpm
3. Faktor koreksi daya : fc : 1,3
4. Daya renccana : Nd = fc . N
Nd = 10 Hp
5. Torsi yang terjadi :
T = 9,74 . 105 .n
Nd (kg.mm)
mmkgT 9,25182900
5.71074,9 5
6. Bahan poros :
Diameter poros :3
1
....5
Tkk
Lds bt
a
40
4.273.23.29.25183.3
1,5 31
Dds
mmds
7. Pemilihan kopling
No 265 A = 265 mm
3300036 mkg
mmkgTd 13200110002.1
2v
265 A = 265 (mm)
kgmmmkg 1320036
B = 140mm C = 100 mm
F = 14 mm d = 12 mm
L = 71 mm n = 2 x 6
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-5
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Diameter poros sebesar 30 mm dapat dipandang cukup. Tetapi karena D
poros motor adalah 40 maka diameter yang sama juga harus diambil untuk poros
yang digerakkan.
Dengan D naf kopling No. 265 sebesar 100 (mm), diameter lubang poros
maksimukan 56 (mm) jadi D 40 (mm) adalah cukup baik.
Periksa konsentrasi tegangan pada alur pasak untuk D 38 sampai 44 (mm), ukuran
pasak 12 x 8. jari –jari filet r1 x r2 =0.25 sampai 0,40 (mm), ambil 0,4 (mm). Maka
01.0404,0 σ = 3.2
Konentrasi tegangan ternyata lebih besar dari taksiran semu yaitu sebesar 2.5
karena itu pelu diadakan koreksi.
2578.22.3
5.23,3
mmkg
Periksa apakah tegangan geser yang diperoleh dengan mengalihkannya dengan Td
= 13200 (kg.mm) untuk poros tanpa pasak adalah lebih kecil dari 2,578 (kg/mm2 )
atau tidak.
baikmm
kg 23 57.205.140
132001.5 .
Luas penempelan antara ban dengan logam pemasangan .
Bagian piring S1 = 10287 (mm2 )
Bagian silinder S2 = 6180 (mm2)
d1 = 200 (mm) , d 2 = 164 (mm), 204.0mm
kgta
242
121
1
dS
ddS
Td
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-6
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
3101.92
1646180
4
16420010287
13200
009.0
Syarat
0.009< 0.04 baik
Bahan baut S20C, 240mm
kgB
db 1 =10,863 (mm) , B = 140 (mm), n = 6
sf1 = 6 sf2 = 2, fc =1.3
23.326
40mm
kgba
283,0
1406863.10
1100082
b
36.0283.03.1 b
Syarat = bb
0.36 < 3.3 baik
Kesimpulan
Kopling No. 265 Diameter luar 265 (mm)
Diameter poros 40 (mm) bahan poros S20C
Baut M12 Bahan S20C.
4.1.4 Perhitungan Bantalan
Dik : Putaran poros = 2900 rpm
Umur bantalan (Lh) = 25000 jam
Diameter poros = 40 mm
Faktor koreksi beban (fw) = 1,5
Solusi:
Beban yang ditumpu :
Beban radial Wr = 31.8kg
Beban Aksial Wa = Wr kg
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-7
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Beban rencana aksial
Fa = 0
Beban rencana radial
fR = fw x Wr
fR = 1,5 x 31.8 kg = 47.7 kg
Beban Ekivalen Dinamis (Pr)
FayFrvx Pr
= 1 x 1 x 47.7 + 0
= 47.7 kg
Faktor Kecepatan (Fn)
225,02900
3,33 31
Fn
Faktor Umur (Fh)
68,3500
25000
500
31
31
LhFh
Kapasitas Nominal Dinamis Spesifik (C)
kgFn
FhC 16.780
225,0
7.4768,3Pr
Berdasarkan tabel kapasitas nominal spesifik (C) = 2380 kg , sedangkan
hasil perhitungan = 780.16 berarti perhitungan tersebut memenuhi. Jadi, bantalan
yang digunakan adalah bantalan dengan nomor 6208
4.1.5 Lengan pengugkit
Lengan pengungkit adalah bagian dinamometer yang bekerja merubah
gerakkan berputar rumah pompa fluida menjadi berayun. Ayunan tersebut
menimbulkan gaya penekanan terhadap permukaan beban pada komponen pegas.
Timbangan pegas ini yang menerjemahkan perubahan gaya atau beban yang
dilihat dari jarum indikator .
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-8
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Gambar 4.1 : Lengan pengungkit dinamometer
Lengan pengungkit dibuat dari bahan pelat St 37 dengan ketebalan 10 mm yang
dipasangkan pada rumah pompa dengan proses pengelasan..
Gaya yang terjadi pada paruh Lengan Pengungkit
Sebelum menghitung kekuatan lengan pengungkit yang dirancang, terlebih
dahulu penulis amati gaya yang timbul pada paruh lengan pengungkit yang
menekan terhadap permukaan beban newtonmeter. Gaya tersebut berasal dari
momen puntir rumah pompa setelah dikalikan panjang lengan pengungkit dari
titik pusat poros pompa sampai keujung paruh lengan. Momen puntuir itu sendiri
timbul oleh adanya gaya pengereman pada poros pompa akibat terhambatnya
aliran fluida secara bertahap oleh katup penyumbat.
Poros pompa berusaha menahan sampai terhenti putaran mesin yang diuji.
Karena impeler pompa sudah tidak mampu lagi mendesak fluida keluar pompa,
akibatnya mesin yang diuji berusaha memutarkan poros bersama rumah pompa
yang duduk pada flens melalui bantalan. Usaha untuk memutarkan rumah pompa
fluida tersebut terhambat oleh terbatasnya lengan pengunkit yang tertahan diatas
permukaan beban newtonmeter. Momen Puntiryang terbesar adalah momen
punter pada saat mesin yang diuji menjelang berhenti, dengan ditunjukkan oleh
timbangan newtonmeter.
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-9
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Bila pompa fluida diputarkan oleh sepeda motor Honda Supra X 125 R
diuji pada putaran yang menghasilkan daya tertingi yaitu 8.9 Hp pada 7500 rpm,
maka gaya yang timbul atau diterma oleh paruh lengan pengungkit adalah :
Bila panjang lengan dari titik pusat poros keparuh Lengan
Pengungkit maka gaya pada paruh lengan :
4.1.6 Perhitungan Lendutan Pada rangka
Perhitungan lendutan dicari pada titik yang paling kritis atau batang yang
menumpu paling berat.
500N 500N
0.17 0.18 0.17
RA RB
0F
RBRA 5050
0MB
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-10
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
052,050035,050017,0 RA
52,026 RA
52,0
26RA
NRA 500
LRMB
LR 50035,050017,0
L 505026
100
26L
mL 26,0
Untuk daerah 17,00 x
xRAEIy
MxEIy
"
"
1
2
2
1' CxRAEIy
21
3
6
1CxCxRAEIy
Untuk 0x
Jadi0
0
2
1
C
C
Untuk 17,0x
17,0500" EIy
NmEIy 85"
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-11
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
017,05002
1' 2 EIy
2225,7' NmEIy
0017,05006
1 3 EIy
341,0 NmEIy
Untuk daerah 35,017,0 x
17,0500" xxRAEIy
3
22 85500.2
1
2
1' CxxxRAEIy
43
233 852
1500
6
1
6
1CxCxxxRAEIy
Untuk 17,0x
3
22 17,08517,05002
117,050
2
1' CEIy
345,14225,7225,7225,7 C
675,213 C
4
233 17,0675,2117,0852
117,0500
6
117,0500
6
1CEIy
4684,323,141,041,041,0 C
04475,24 C
Untuk 26,0x
2,044750,2621,6750,26852
10,26500
6
10,26500
6
1EIy 233
3716,0 NmEIy 3310716,0 KNmEIy
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-12
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Momen Inersia
12
3bhIiaMomenIners
12
22 3thtb
12
330460 3
433,82021 mm
Lendutan dititik p mx 26,0
mmkNEI mmmm
kNmkNmY 043647,0)33,82021(200
10716,0100716,042
3333
4.2 Pengoperasian Dinamometer
4.2.1Kondisi Awal Sepeda Motor
Untuk mempersiapkan suatu pengujian terhadap mesin sepeda motor,
terlebih dahulu perlu diketahui:
1. Jenis sepeda motor yang akan diuji. Cocok atau tidaknya mesin sepeda motor
tersebut dengan jenis sepeda motor dan daya dynamometer yang direncanakan
atau tidak melebihi kemampuan dinamometer.
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-13
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2. Perkirakan dan analisis gejala yang timbul pada mesin yang bersangkutan
sehingga beralasan mesin tersebut perlu diuji.
3. Menunjuk pada data serta spesifikasi yang tersedia dari pabrik mesin yang
bersangkutan sebagai pembanding.
4. Mengoptimalkan kondisi alat bantu pengujian yang diperkirakan
mempengaruhi kinerja mesin sepeda motor. Misalnya :
a. Kondisi baterai harus baik .
b. Saat percikan tegangan tinggi pada busi harus sesuai dengan derajat poros
engkol ketika akhir langkah kompresi menjelang TMA sesuai dengan
spesifikasi.
c. Tidak boleh ada gangguan pada karburator, karburator harus bisa distel
idling, serta pencampuran bahan bakar dalam keadaan normal.
d. Ignition-coil harus baik, letikan tegangan tinggi cukup kuat.
e. Knalpot (Muffler) tidak boleh mampat.
f. Busi tidak boleh mati atau hubungan singkat antara elektroda dengan
badannya.
g. Ban belakang sepeda motor tidak dalam keadaan aus.
h. Pastikan bahan bakar sepeda motor dapat dipakai untuk menghidupkan
mesin selama pengujian.
4.2.2 Persiapan Pengujian
Setalah ketentuan yang tertera diatas telah terpenuhi, selanjutnya kita
melakukan persiapan pengujian, diantaranya :
1. Isi drum penampungan air hingga penuh.
2. Periksa sistem pemipaan, bila terjadi kebocoran kencangkan sambungan
pipa.
3. Periksa mekanisme pompa dengan digoyangkan.
4. Periksa putaran pompa dengan cara memutar-memutarkannya.
5. Pasang tachometer pada sepeda motor untuk mengetahui putaran mesin.
6. Pasang timbangan pegas newtonmeter pada tempat yang disediakan.
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-14
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
4.2.3 Opersi dan Cara Kerja Dynamometer
Setelah prosedur persiapan pengujian telah dilaksanakan, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk mesin yang telah terpasang pada
dudukan mesin uji, dengan urutan sebagai berikut :
1. Naikan sepeda motor yang akan diuji.
2. Posisikan ban belakang sepeda motor ditengah-tengah atau diantara dua
roller dan tempatkan ban depan pada landasan penahan dan pastikan telah
terkunci dengan posisikan dengan baik.
3. Periksalah putaran pengatur katup penyumbat aliran fluida dari pompa,
agar posisinya dalam keadaan terbuka, dengan cara memutar habis kearah
berlawanan dengan putaran jarum jam.
4. Siapkan lembar data yang akan di isi dengan data hasil pengujian.
5. Hidupkan mesin sepeda motor biarkan bebeapa saat sampai mesin
mencapai temperatur kerja, agar pelumas didalam mesin bersikulasi
dengan baik.
6. Mesin sepeda motor dalam keadaan pembebanan tertinggi atau transmisi
mesin di posisi tertinggi.
7. Aturan putaran mesin pada stang sepeda motor dengan memutar handel
pengatur putaran mesin hingga mencapai putaran yang diinginkan, dengan
cara melihat di Tachometer.
8. Masukkan angka putaran mesin tersebut pada lembaran data yang sudah
disediakan.
9. Setelah putaran mesin stabil pada rpm yang dipilih tadi, kemudian putarlah
katup keluaran penyumbat aliran keluaran pompa sedikit demi sedikit.
10. Akibat putaran tadi putaran mesin berangsur seolah-olah terasa berat
bergetar seperti pincang dan akhirnya berhenti berputar. Mesin tersebut
berhenti berputar diakibatkan oleh katup menutup penuh menghambat
sama sekali sirkulasi fluida yang dihisap dan dikeluarkan oleh pompa
fluida. Matinya mesin seolah-olah direm putarannya akibat aliran fluida
tersumbat, memaksa poros impeller pompa untuk berhenti, maka
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-15
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
menimbulkan gerak putar terhadap rumah pompa. Gerak rumah pompa
tersebut mengakibatkan lengan pengungkit turut berayun menekan
terhadap timbangan newton, maka jarum timbangan akan bergerak
menunjuk ke angka tertentu. Catatlah besar gaya yang dihasilkan dilembar
yang disediakan.
11. Lakukan proses diatas dengan variasi bukaan katup penyumbat fluida,
dengan putaran tetap.
12. Catat data-data dari beberapa hasil pengujian
13. Bila skala alat pengukur hasil pengujian masih dalam bentuk gaya, rubah
data yang dicatat tadi menjadi daya menggunakan persamaan yang telah
disinggung dalam bab sebelumnya.
14. Plot rpm, momen Puntir (Torsi), dan Daya tadi kedalam kertas grafik
hingga tergambar kurva Daya dan Momen Puntir fungsi Rpm.
15. Bandingkan kurva tersebut dengan kurva yang diterbitkan dari pabrik
(kalau ada), atau bila tidak dapat membandingkan kurva cukup dengan
membandingkan daya maksimumnya saja, sesuaikan dengan spesifikasi
yang ada.
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian
a) Berdasarkan hasil pengujian menggunakan sepeda motor Yamaha Vega R yang
memiliki daya maksimum 8,8 HP/8000 rpm didapat data sebagai berikut :
Pada bukaan katup 1/2
1. Gaya yang dihasilkan = 20 N
2. Putaran terukur = 6500 rpm
3. Panjang lengan dinamometer = 0,3 m
HPKwmrpmN
Daya 5,51,49550
3,0650020
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-16
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Pada bukaan katup ¾
1. Gaya yang dihasilkan = 25 N
2. Putaran terukur = 6500 rpm
3. Panjang lengan dinamometer = 0,3 m
HPKwrpmmN
Daya 8,61,59550
65003,025
Berdasarkan hasil pengujian didapat bahwa daya maksimum dari sepeda
motor Yamaha Vega R 110 cc yaitu 6,8 HP. Mengacu pada data tersebut maka
terjadi penyimpangan pada sepeda motor yang pada spesifikasi awal memiliki
daya maksimum sebesar 8,8 HP.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Sepeda motor yang diuji sudah beroperasi cukup lama. Sehingga
performanya tidak sebaik motor baru atau tidak sesuai dengan spesifikasi
awal. Hal ini dikarenakan beberapa komponen yang telah mengalami
kerusakan yang berpengaruh terhadap kinerja mesin secara keseluruhan.
2. Pengujian dilakukan pada putaran 6500 rpm, sehingga daya yang
dikeluarkan tidak maksimum karena sepeda motor tersebut akan
mencapai daya maksimum pada putaran 8000 rpm.
b) Data Hasil Pengujian Sepeda Motor Supra Fit yang memiliki daya maksimum7,2 HP/8000 rpm didapat data sebagai berikut :
Pengujian 1
No Gaya (N) Lengan (m) Putaran(rpm)
Torsi (Nm) Daya(HP)
Tekanan(bar)
1 20 0.2 3550 4 1.99 0,352 30 0.2 4400 6 3.70 0,503 35 0.2 6300 7 6.10 1,10
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-17
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Pengujian 1
012345678
3550 4400 6300
Putaran (rpm)
Tors
i (N
m)
Pengujian 1
01234567
3550 4400 6300
Putaran (rpm)
Day
a (H
P)
Pengujian 2
No Gaya (N) Lengan (m) Putaran(rpm)
Torsi (Nm) Daya(HP)
Tekanan(bar)
1 20 0.2 3500 4 1.96 0,352 30 0.2 4400 6 3.70 0,503 35 0.2 6600 7 6.48 1,25
Pengujian 2
012345678
3500 4400 6600
Putaran (rpm)
Tors
i (N
m)
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-18
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Pengujian 2
012345678
3500 4400 6600
Putaran (rpm)
Day
a (H
P)
Pengujian 3
No Gaya (N) Lengan (m) Putaran(rpm)
Torsi (Nm) Daya(HP)
Tekanan(bar)
1 20 0.2 3000 4 1.68 0,202 30 0.2 4200 6 3.54 0,503 35 0.2 6000 7 5.89 1
Pengujian 3
012345678
3000 4200 6000
Putaran (rpm)
Tors
i (N
m)
Pengujian 3
01234567
3000 4200 6000
Putaran (rpm)
Day
a (H
P)
RANCANG BANGUN WATER BRAKE DINAMOMETER UNTUK SEPEDA MOTOR IV-19
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
4.4 Perawatan Dynamometer
Perawatan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara teratur untuk
mencegah atau meminimalisir timbulnya kerusakan, sehingga dengan adanya
usaha perawatan dapat memperpanjang umur alat serta kesiapan pakai. Metode
perawatan yang digunakan adalah : (1) Perawatan Preventif, (2) Perawatan
Prediktif.
4.4.1 Perawatan Preventif
Metode perawatan ini bersifat untuk mencegah timbulnya kerusakan, antara lain :
1. Mencegah timbulnya korosi, dengan cara melumasi bagian-bagian yang tidak
dicat atau chrom plating.
2. Membersihkan kotoran-kotaran pada alat setelah melakukan pengujian.
3. Menutupi dengan kain penutup bila dynamometer tersebut tidak digunakan,
agar terhindar dari debu atau pengaruh udara lembab.
4. Hindari penggunaan alat yang melebihi kapasitas daya maksimum yang dapat
diterima oleh dynamometer.
5. Periksa level air pada bak penampungan sebelum dipakai untuk menguji, agar
volume air tetap berada pada disekitar batas minimum dan maksimum.
6. Periksa kebocoran diantara saluran dan tekanan pada sistem perpipaannya saat
dioperasikan atau kebocoran pada sambungan pipa dan gasket.
4.4.2 Perawatan Prediktif
Kegiatan pemeriksaan periodik, untuk mengetahui kelainan-kelainan yang timbul
lebih dini sebelum kerusakkan merambat atau bertambah parah.
1. Malakukan pengecetan ulang setiap periode tertentu.
2. Periksa kebersihan dan kondisi mechanical seal pada pompa, ganti mechanical
seal pompa setiap kurun waktu yang telah direncanakan.
3. Apabila dalam jangka waktu lama tidak digunakan, putarkan kopling rahang
tetap, agar terhindar dari kemacetan atau timbul bunyi kelainan akibat
kerusakan pada poros pompa dan bantalan.
4. Periksalah saluran pernapasan pada Nipel-atas dengan membuka selang
penduga serta menutup lubang tersebu dengan udara kompresor, agar tidak
tersumbat.