bab iv pengamatan dan pengolahan...

23
38 BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Blok Penelitian Penentuan blok penelitian dilakukan dengan menyesuaikan aktivitas mesin bor yang sedang bekerja atau beroperasi memproduksi lubang tembak. Penelitian dilakukan pada 24 blok pengeboran pada elevasi 150 m dpl, 195 m dpl, 210 m dpl, 375 m dpl dan 420 m dpl yang ada di PT. Newmont Nusa Tenggara. Blok pengeboran tempat penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Blok Pengeboran, Jenis batuan dan Luas Blok Pengeboran tempat Penelitian No. Blok Pengeboran Jenis Batuan Luas Blok Pengeboran (m²) No. Blok Pengeboran Jenis Batuan Luas Blok Pengeboran (m²) 1 150254 Diorite 9552 13 210320 Vulkanik 10880 2 150255 Diorite 7307 14 210323 Vulkanik 11231 3 195256 Vulkanik 12776 15 210328 Vulkanik 8093 4 195257 Vulkanik 14221 16 210330 Vulkanik 7915 5 195258 Vulkanik 22369 17 210332 Vulkanik 3223 6 195259 Vulkanik 20607 18 210333 Vulkanik 3076 7 195261 Vulkanik 3188 19 210334 Vulkanik 5305 8 195263 Vulkanik 15305 20 210338 Vulkanik 4453 9 195265 Vulkanik 10505 21 375244 Diorite 6389 10 210312 Vulkanik 11375 22 420167 Diorite 10944 11 210316 Vulkanik 11369 23 420168 Diorite 6088 12 210319 Vulkanik 10690 24 420170 Diorite 3994 Keterangan: Identitas xxxyyy = elevasi toe x (3 digit) – no.blok y ( 3 digit) Misal 150254 = Elevasi toe 150 m dpl blok 254

Upload: lamxuyen

Post on 28-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

38

BAB IV

PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Penentuan Blok Penelitian Penentuan blok penelitian dilakukan dengan menyesuaikan aktivitas mesin

bor yang sedang bekerja atau beroperasi memproduksi lubang tembak. Penelitian

dilakukan pada 24 blok pengeboran pada elevasi 150 m dpl, 195 m dpl, 210 m dpl,

375 m dpl dan 420 m dpl yang ada di PT. Newmont Nusa Tenggara. Blok

pengeboran tempat penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Blok Pengeboran, Jenis batuan dan Luas Blok Pengeboran

tempat Penelitian

No. Blok Pengeboran

Jenis Batuan

Luas Blok Pengeboran

(m²) No. Blok

Pengeboran Jenis

Batuan

Luas Blok Pengeboran

(m²) 1 150254 Diorite 9552 13 210320 Vulkanik 10880 2 150255 Diorite 7307 14 210323 Vulkanik 11231 3 195256 Vulkanik 12776 15 210328 Vulkanik 8093 4 195257 Vulkanik 14221 16 210330 Vulkanik 7915 5 195258 Vulkanik 22369 17 210332 Vulkanik 3223 6 195259 Vulkanik 20607 18 210333 Vulkanik 3076 7 195261 Vulkanik 3188 19 210334 Vulkanik 5305 8 195263 Vulkanik 15305 20 210338 Vulkanik 4453 9 195265 Vulkanik 10505 21 375244 Diorite 6389 10 210312 Vulkanik 11375 22 420167 Diorite 10944 11 210316 Vulkanik 11369 23 420168 Diorite 6088 12 210319 Vulkanik 10690 24 420170 Diorite 3994

Keterangan:

Identitas xxxyyy = elevasi toe x (3 digit) – no.blok y ( 3 digit)

Misal 150254 = Elevasi toe 150 m dpl blok 254

Page 2: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

39

4.2 Karakteristik Massa Batuan Karakteristik massa batuan dan batuan utuh di lokasi penelitian termasuk sifat

fisik batuan dan sifat mekanik batuan berbeda-beda untuk tiap jenis batuan. Hal ini

akan mempengaruhi kemudahan batuan untuk dibor (rock drillability).

4.2.1 Sifat Batuan Utuh

Beberapa sifat batuan yang berpengaruh terhadap pengeboran adalah bobot isi

batuan, kuat tekan batuan utuh (UCS) dan kekerasan batuan (rock hardness).

1. Bobot Isi

Salah satu sifat batuan yang berpengaruh terhadap pemboran adalah bobot isi

batuan. Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan

menjalankan script untuk mencocokkan koordinat dari identitas (ID) tertentu dari

lubang bor pada database RQD yang telah dimodelkan sebelumnya dari data

eksplorasi dalam suatu blok model.

2. Kuat Tekan Batuan (UCS)

Nilai UCS diperoleh dengan mengalikan nilai Point Load Index (PLI) blok

pengeboran dengan faktor konversi, yaitu 23 (Bieniawski, 1975).

UCS (MPa) = 23 x PLI ........................................................................ (4.1)

Besarnya sampel untuk pengujian PLI ini adalah berdiameter 50 mm. Hal ini

didasarkan pada penelitian oleh Greminger (1982), Seshagiri Rao et al. (1987)

dan Hansen (1988), yang telah banyak melakukan uji di Technical University of

Norway.

3. Kekerasan Batuan

Nilai kekerasan batuan diperoleh dari nilai UCS batuan dengan menggunakan

klasifikasi Protodyakonov (lihat Tabel 4.1). Dalam klasifikasi Protodyakonov,

Page 3: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

40

deskripsi kekerasan batuan disesuaikan dengan kuat tekan batuan (UCS) (lihat

Bab 3, Sub-Bab 3.5.1).

Penentuan nilai kekerasan batuan dari UCS batuan bersangkutan dengan

klasifikasi Protodyakonov di atas dapat dilakukan dengan menggunakan cara

interpolasi. Contoh suatu batuan mempunyai nilai UCS 100 MPa. Nilai ini berada

pada selang kekerasan 4,5 – 6, sehingga nilai kekerasan untuk UCS 100 MPa

dapat dihitung sebagai berikut:

Misal : A = batas atas pada selang kekerasan Moh’s = 7

B = batas bawah pada selang kekerasan Moh’s = 6

P = batas atas pada selang UCS = 200 MPa

Q = batas bawah pada selang UCS = 120 MPa

X = nilai UCS batuan = 140

Y = nilai kekerasan Moh’s batuan yang dicari

Maka : (A – Y)/(A – B) = (P – X)/(P – Q)

(7 – Y)/(7 – 6) = (200 – 140)/(200 – 120)

(7 – Y) = 60/80

Y = 7 – 0,75 = 6,25

Untuk penentuan nilai kekerasan batuan > 200 MPa dibuat penyesuaian selang

kekerasan baru yaitu 7 – 8 untuk UCS batuan 200 – 280 MPa dan 8 – 9 untuk

UCS batuan 280 – 360.

Jenis batuan, bobot isi batuan, UCS batuan dan kekerasan batuan pada tiap

blok pengeboran ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Page 4: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

41

Tabel 4.2 Tipe batuan, bobot isi, PLI, UCS dan Kekerasan batuan

tiap Blok Pengeboran

No. Blok Pengeboran Batuan

Bobot Isi

(ton/m³) PLI UCS

(MPa) Kekerasan

(Skala Mohs)

1 150254 Diorite 2,6 3,4 78,2 3,9 2 150255 Diorite 2,5 2,9 66,7 3,5 3 195256 Vulkanik 2,7 3,0 69,0 3,5 4 195257 Vulkanik 2,6 3,5 80,5 4,3 5 195258 Vulkanik 2,7 3,7 85,1 4,5 6 195259 Vulkanik 2,7 3,4 78,2 3,9 7 195261 Vulkanik 2,7 3,9 89,7 4,6 8 195263 Vulkanik 2,7 3,1 71,3 3,7 9 195265 Vulkanik 2,7 4,6 105,8 4,8 10 210312 Vulkanik 2,7 4,3 98,9 4,7 11 210316 Vulkanik 2,8 3,6 82,8 4,4 12 210319 Vulkanik 2,7 4,3 98,9 4,7 13 210320 Vulkanik 2,7 4,9 112,7 5,0 14 210323 Vulkanik 2,7 4,3 98,9 4,7 15 210328 Vulkanik 2,6 3,5 80,5 4,3 16 210330 Vulkanik 2,5 2,9 66,7 3,5 17 210332 Vulkanik 2,7 5,5 126,5 5,2 18 210333 Vulkanik 2,7 4,4 101,2 4,8 19 210334 Vulkanik 2,7 4,1 94,3 4,6 20 210338 Vulkanik 2,6 3,3 75,9 3,8 21 375244 Diorite 2,7 4,3 98,9 4,7 22 420167 Diorite 2,5 0,4 9,2 1,6 23 420168 Diorite 2,5 0 0 0 24 420170 Diorite 2,5 2,7 62,1 3,4

Page 5: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

42

4.2.2 Sifat Massa Batuan

1. Kuat Tekan Uniaksial (UCS)

Data UCS batuan pada blok peledakan di lokasi penelitian diperoleh

dengan pengujian UCS di laboratorium oleh Golder Associates (1997).

Penentuan bobot UCS untuk perhitungan RMR pada tiap blok pengeboran di

lokasi penelitian menggunakan grafik penentuan bobot UCS yang diberikan oleh

Bieniawski (1989), yang ditunjukkan dalam Gambar 4.1. Data UCS tiap blok

pengeboran di lokasi penelitian ditunjukkan dalam Tabel 4.3.

Gambar 4.1. Grafik Penentuan Bobot UCS untuk Penentuan RMR

(Bieniawski, 1989)

Page 6: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

43

Tabel 4.3 Penentuan Bobot UCS untuk tiap Blok Pengeboran

untuk Penentuan RMR

No. Blok Pengeboran

UCS (MPa) Bobot No. Blok

Pengeboran UCS

(MPa) Bobot

1 150254 78,2 7,9 13 210320 115 10,4 2 150255 66,7 6,8 14 210323 98,9 9,2 3 195256 66,7 6,8 15 210328 80,5 8 4 195257 80,5 8 16 210330 66,7 6,8 5 195258 85,1 8,3 17 210332 126,5 11,2 6 195259 78,2 7,9 18 210333 101,2 9,6 7 195261 89,7 8,7 19 210334 94,3 9 8 195263 71,3 7,3 20 210338 75,9 7,6 9 195265 105,8 9,8 21 375244 98,9 9,2 10 210312 98,9 9,2 22 420167 9,2 1,9 11 210316 82,8 8,2 23 420168 0 0 12 210319 98,9 9,2 24 420170 62,1 6,4

2. Rock Quality Designation (RQD)

Rock Quality Designation adalah parameter yang menunjukkan kualitas

massa batuan. Sifat ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pengeboran di

lapangan. Kenaikan nilai RQD akan menyebabkan penurunan laju penembusan

(Penetration Rate), sehingga bisa mengurangi produktivitas.

Nilai RQD diperoleh dengan menjalankan script pada software Minesight

untuk mencocokkan koordinat dari identitas lubang bor pada database RQD

yang telah dimodelkan sebelumnya dari data eksplorasi dalam suatu blok model.

Penentuan bobot RQD untuk perhitungan RMR tiap blok pengeboran di lokasi

penelitian dengan menggunakan grafik penentuan bobot RQD yang diberikan

oleh Bieniawski (1989) ditunjukkan pada Gambar 4.2. Data RQD tiap blok

pengeboran di lokasi penelitian ditunjukkan dalam Tabel 4.4.

Page 7: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

44

Gambar 4.2. Grafik Penentuan Bobot RQD untuk Penentuan RMR

(Bieniawski, 1989)

Tabel 4.4 Penentuan Bobot RQD tiap Blok Pengeboran

untuk Perhitungan RMR

No. Blok Pengeboran

RQD (%) Bobot No. Blok

Pengeboran RQD (%) Bobot

1 150254 63,5 12,7 13 210320 70,9 14,1 2 150255 24 5,8 14 210323 67,3 13,1 3 195256 56,7 11,4 15 210328 51,3 10,1 4 195257 41,1 8,3 16 210330 33,2 7 5 195258 62,8 12,5 17 210332 64,4 12,7 6 195259 63,5 12,7 18 210333 60,9 12,1 7 195261 48,2 9,6 19 210334 62,9 12,5 8 195263 52,5 10,5 20 210338 51,1 10,1 9 195265 53,1 10,5 21 375244 9,4 3,9 10 210312 53,4 10,5 22 420167 0 0 11 210316 57,3 11,4 23 420168 0 0 12 210319 59,4 11,8 24 420170 0 0

Page 8: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

45

3. Jarak antar bidang diskontinuitas (Joint Spacing)

Data mengenai jarak antar bidang diskontinuitas pada massa batuan untuk

blok pengeboran di lokasi penelitian diperoleh dari perhitungan menggunakan

persamaan Priest dan Hudson (1976), (lihat Bab 3 Sub-Bab 3.5.3).

Untuk perhitungan tersebut dibutuhkan data-data RQD dari blok

pengeboran yang diteliti. Kemudian dari data-data tersebut dilakukan

perhitungan dengan menggunakan metode coba-coba (trial and error). Berikut

adalah sebagai contoh perhitungan: Diketahui RQD = 70%. Untuk menentukan

frekuensi diskontinuitas per meter (λ) dilakukan metode coba-coba dengan

memasukkan angka-angka (λ) ke dalam persamaan (3.2) sampai mendapatkan

angka RQD = 70%.

RQD = 100 e-0,1λ

λ = 1 (0,1λ + 1)

100 = 100 e(-0,1x1)

λ = 2 ((0,1x1)+1)

98 = 100 e(-0,1x2)

((0,1x2) + 1)

λ = 11 70 = 100 e(-0,1x11)

((0,1x11) + 1)

Diperoleh λ = 11 diskontinuitas per meter. Maka Joint Spacing-nya = 111 = 0,09

m. Data penentuan bobot untuk Joint Spacing tiap blok pengeboran di lokasi

penelitian dengan menggunakan grafik penentuan bobot Joint Spacing dari

Bieniawski (1989) (Gambar 4.3), ditunjukkan dalam Tabel 4.5.

Page 9: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

46

Gambar 4.3. Grafik Penentuan Bobot Joint Spacing untuk Penentuan RMR

(Bieniawski, 1989)

Tabel 4.5. Penentuan Bobot Joint Spacing tiap blok pengeboran

untuk Perhitungan RMR

No. Blok Pengeboran

λ (kekar/m)

JS (m) Bobot

No. Blok

Pengeboran λ

(kekar/m) JS (m) Bobot

1 150254 13 0,08 6,3 13 210320 11 0,09 6,5 2 150255 27 0,04 5,8 14 210323 12 0,08 6,3 3 195256 15 0,07 6,2 15 210328 16 0,06 6 4 195257 20 0,05 5,9 16 210330 23 0,04 5,8 5 195258 13 0,08 6,3 17 210332 13 0,08 6,3 6 195259 13 0,08 6,3 18 210333 13 0,08 6,3 7 195261 17 0,06 6 19 210334 13 0,08 10 8 195263 16 0,06 6 20 210338 16 0,06 6 9 195265 16 0,06 6 21 375244 40 0,03 5,5 10 210312 16 0,06 6 22 420167 0 0 0 11 210316 15 0,07 6,2 23 420168 0 0 0 12 210319 14 0,07 6,2 24 420170 0 0 0

Page 10: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

47

4. Kondisi bidang diskontinuitas

Kondisi dan orientasi bidang diskontinuitas pada massa batuan tiap blok

pengeboran diperoleh dari data bench mapping yang dilakukan oleh Geotech

Department PT. Newmont Nusa Tenggara.

Pengukuran dan pengamatan diskontinuitas oleh Geotech Department PT.

Newmont Nusa Tenggara tidak dilakukan pada jenjang tempat blok pengeboran

melainkan dilakukan pada jenjang yang telah diledakkan dan diangkut

materialnya. Hal ini dilakukan karena faktor keamanan dan faktor teknis

pengukuran. Muka jenjang tempat blok peledakan berada masih tertimbun

material hasil peledakkan sebelumnya sehingga tidak mungkin diukur, selain itu

di lokasi penelitian berlangsung aktivitas pemuatan dan pengangkutan material

dengan alat berat yang dinyatakan sangat membahayakan. Petunjuk penentuan

bobot nilai untuk kondisi diskontinuitas menggunakan Tabel 4.6 yang diberikan

oleh Bieniawski (1989).

Tabel 4.6 Petunjuk Penentuan Bobot Kondisi Diskontinuitas untuk Penentuan RMR

(Bieniawski, 1989)

Parameter Klasifikasi Kondisi Diskontinuitas

Panjang diskontinuitas < 1 m 1 - 3 m 3 - 10 m 10 - 20 m > 20 m Bobot 6 4 2 1 0

Pemisahan/separasi Tidak ada < 0,1 mm 0,1 - 1 mm 1 - 5 mm > 5 mm Bobot 6 5 4 1 0

Kekasaran Sangat kasar kasar Sedikit kasar halus licin Bobot 6 5 3 1 0

Isian Tidak ada Material keras Material lunak < 5 mm > 5 mm < 5 mm > 5 mm

Bobot 6 4 2 2 0

Pelapukan Tidak lapuk Sedikit lapuk Lapuk sedang Sangat

lapuk terurai

Bobot 6 5 3 1 0

Page 11: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

48

Dengan menggunakan petunjuk tersebut, diperoleh data pembobotan

kondisi diskontinuitas untuk tiap blok pengeboran dan ditunjukkan dalam Tabel

4.7. Misal penentuan kondisi diskontinuitas untuk blok pengeboran 210338,

kedalaman blok pengeboran adalah 15 m. Dari data bench mapping (lihat

Lampiran), panjang diskontinuitas = 65 mm; separasi 1 – 1,5 m; kekerasan =

kasar; isian = kuarsa dan pirit (material keras) dengan ketebalan 10,8 mm;

pelapukan = tidak lapuk. Dari data tersebut, diperoleh bobot kondisi

diskontinuitas sebesar 19.

Tabel 4.7 Penentuan Bobot Kondisi Diskontinuitas untuk tiap Blok Pengeboran

untuk perhitungan RMR

Blok Panjang

Diskontinuitas/ Bobot

Separasi/ Bobot

Kekerasan/ Bobot Isian/ Bobot Pelapukan/

Bobot Total Bobot

150254 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 Clay(>5 mm) / 0 Tidak lapuk / 6 15 150255 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 Clay(>5 mm) / 0 Tidak lapuk / 6 15 195256 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 195257 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 195258 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 195259 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 195261 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 195263 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 21 195265 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 21 210312 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 clay ( > 5mm) / 0 Tidak lapuk / 6 17 210316 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 clay ( > 5mm) / 0 Tidak lapuk / 6 17 210319 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 21 210320 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 pirit (< 5 mm) / 4 Tidak lapuk / 6 21 210323 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 pirit (< 5 mm) / 4 Tidak lapuk / 6 21 210328 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 pirit (< 5 mm) / 4 Tidak lapuk / 6 21 210330 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 pirit (< 5 mm) / 4 Tidak lapuk / 6 21 210332 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 kuarsa, pirit (>5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 17 210333 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 kuarsa, pirit (>5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 17

Page 12: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

49

210334 1 - 3 m / 4 > 5mm / 0 kasar / 5 kuarsa, pirit (>5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 17 210338 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 kuarsa, pirit (>5 mm) / 2 Tidak lapuk / 6 19 375244 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 Tidak ada / 6 Tidak lapuk / 6 23 420167 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 iron stain ( > 5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 19 402168 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 iron stain ( > 5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 19 420170 < 1 m / 6 > 5mm / 0 kasar / 5 iron stain ( > 5mm) / 2 Tidak lapuk / 6 19

5. Kondisi airtanah

Pengamatan kondisiair tanah untuk tiap blok pengeboran dilakukan secara

visual. Kondisi airtanah pada blok pengeboran secara umum adalah lembab.

Dengan menggunakan klasifikasi sistem RMR Bieniawski (1989), kondisi

umum air tanah untuk blok pengeboran diberi bobot nilai 10.

6. Rock Mass Rating (RMR)

Untuk menentukan nilai RMR untuk tiap blok pengeboran di lokasi

penelitian, bobot nilai untuk parameter utama masing-masing blok pengeboran

dijumlahkan (lihat Tabel 4.8). Untuk parameter tambahan, orientasi bidang

diskontinu, tidak dimasukkan dalam perhitungan RMR karena orientasi bidang

diskontinu terhadap muka lereng yang tidak mempengaruhi laju penembusan

yang dilakukan mesin bor.

Tabel 4.8 Penentuan nilai RMR untuk tiap blok Pengeboran

No. Blok Pengeboran

Bobot Nilai Untuk Nilai RMR

RMR UCS RQD JS Kondisi

Diskontinuiti

Kondisi Air

Tanah 1 150254 7,9 12,7 6,3 15 10 52 2 150255 6,8 5,8 5,8 15 10 43 3 195256 6,8 11,4 6,2 23 10 58

Page 13: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

50

4 195257 8 8,3 5,9 23 10 55 5 195258 8,3 12,5 6,3 23 10 60 6 195259 7,9 12,7 6,3 23 10 60 7 195261 8,7 9,6 6 23 10 57 8 195263 7,3 10,5 6 21 10 55 9 195265 9,8 10,5 6 21 10 57 10 210312 9,2 10,5 6 17 10 53 11 210316 8,2 11,4 6,2 17 10 53 12 210319 9,2 11,8 6,2 21 10 58 13 210320 10,4 14,1 6,5 21 10 62 14 210323 9,2 13,3 6,3 21 10 60 15 210328 8 10,1 6 21 10 55 16 210330 6,8 7 5,8 21 10 51 17 210332 11,2 12,7 6,3 17 10 57 18 210333 9,6 12,1 6,3 17 10 55 19 210334 9 12,5 10 17 10 59 20 210338 7,6 10,1 6 19 10 53 22 375244 9,2 3,9 5,5 23 10 52 23 420167 1,9 0 0 19 10 31 24 420168 0 0 0 19 10 29 25 420170 6,4 0 0 19 10 35

Dari penjumlahan bobot yang dilakukan, dapat diklasifikasikan bahwa

massa batuan di lokasi penelitian termasuk dalam kelas batuan sedang. Hal ini

disesuaikan dengan pengklasifikasian massa batuan berdasarkan sistem RMR

yang diberikan oleh Bieniawski (1989) (lihat Tabel 4.9).

Tabel 4.9 Klasifikasi Massa Batuan Menurut Bobot Total (Bieniawski, 1989)

Bobot 100 - 81 80 - 61 60 - 41 40 - 21 < 20 No. Kelas I II III IV V

Deskripsi Batuan sangat baik

Batuan baik

Batuan sedang

Batuan buruk

Batuan sangat buruk

Page 14: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

51

4.3 Pengamatan Lapangan 4.3.1 Siklus Pengeboran

Siklus pengeboran merupakan aktivitas-aktivitas dalam proses pengeboran

untuk menghasilkan lubang tembak oleh mesin bor (lihat Gambar 4.4). Siklus

pengeboran terdiri dari aktivitas moving (jalan), pull down jack, drilling, pull up

batang bor dan pull up jack (lihat Gambar 4.5).

1. Moving

Merupakan aktivitas dimana saat mesin bor bergerak ke lokasi dimana

akan dilakukan pemboran.

2. Pull down Jack

Setelah mesin bor sudah berada pada lokasi yang akan dibor, kemudian

jack diturunkan untuk menstabilkan mesin bor. Hal ini dilakukan supaya

mesin bor dapat melakukan pemboran dengan baik.

3. Drilling (Pemboran)

Mata bor melakukan pemecahan dan penembusan batuan sampai

kedalaman tertentu. Waktu pemboran dihitung setelah mata bor mulai

menyentuh permukaan batuan. Pada penelitian ini, data yang dicatat dari

lapangan adalah waktu pemboran (drilling time).

4. Pull up Batang bor

Setelah melakukan pemboran dengan kedalaman tertentu, kemudian

batang bor ditarik ke atas sampai posisi aman.

Page 15: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

52

5. Pull up Jack

Setelah batang bor ditarik, kemudian jack diangkat supaya mesin bor

dapat berpindah ke lokasi titik bor yang akan dibor.

Gambar 4.4 Mesin bor Tipe DM-HD Gambar 4.5 Siklus Pengeboran

Ingersoll Rand

4.3.2 Laju Penembusan

Laju penembusan batuan yaitu berapa kedalaman yang dihasilkan dalam

mengebor dalam satu satuan waktu. Untuk menentukan laju penembusan, data waktu

pemboran diperoleh dari pengamatan di lapangan. Laju penembusan untuk tiap jenis

batuan berbeda-beda sesuai dengan karakteristik batuan. Perumusan laju penembusan

adalah sebagai berikut,

PR = tH ............................................................................................ (4.2)

Keterangan:

PR = Penetration Rate (Laju Penembusan) (m/jam)

H = Kedalaman lubang tembak (m)

Page 16: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

53

t = Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penembusan (jam)

Data Penetration Rate untuk tiap blok pengeboran ditunjukkan dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10 Laju Penembusan untuk tiap Blok Pengeboran

Blok Pengeboran

Jenis Batuan RMR

Total Kedalaman

(m)

Jumlah Lubang Tembak

Waktu Penembusan

(menit)

PR (m/jam)

150254 Diorite 52 63,6 4 105,4 36 150255 Diorite 43 30,9 2 68,8 27 195256 Vulkanik 58 592,3 37 858,8 41 195257 Vulkanik 55 681,9 42 906,7 45 195258 Vulkanik 60 1182,5 74 2205,6 32 195259 Vulkanik 60 113,9 7 161,7 42 195261 Vulkanik 57 47,1 3 82,1 34 195263 Vulkanik 55 529,6 33 944,6 33 195265 Vulkanik 57 425,9 26 624,2 41 210312 Vulkanik 53 65,9 4 107,8 37 210316 Vulkanik 53 77,7 5 120,6 39 210319 Vulkanik 58 401,3 25 605,3 40 210320 Vulkanik 62 242,8 15 696,7 21 210323 Vulkanik 60 15,6 1 45,8 20 210328 Vulkanik 55 81,8 5 182,5 27 210330 Vulkanik 51 193,9 12 221,5 53 210332 Vulkanik 57 190,4 12 461,6 25 210333 Vulkanik 55 103,9 7 248,1 25 210334 Vulkanik 59 169,6 11 508,8 20 210338 Vulkanik 53 31,7 2 39,1 49 375244 Diorite 45 235,5 14 273,8 52 420167 Diorite 46 410,5 25 417,8 59 420168 Diorite 31 346,9 21 354,3 59 420170 Diorite 29 485,9 28 519,4 56

Page 17: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

54

Dengan uji laboratorium, energi pemboran dapat dihitung dengan persamaan

berikut (Analisis Hubungan antara Laju Penembusan Jack Hammer dengan

Karakteristik Batuan dan Parameter Operasi, Juanda, 2001).

Pme

pv

xRVED

48

2π (kgm/menit) = .............................................................. (4.3)

Keterangan:

Vp

P

= Laju penembusan (cm/menit)

m

R

= Energi pemboran (kgm/menit)

e

D = Diameter lubang tembak (cm)

= Perpindahan energi keluaran (antara 0,6 – 0,8)

Ev = Energi spesifik per unit volume (kg m/cm3

)

Tabel 4.11 menunjukkan besar nilai energi pemboran mesin bor untuk menghasilkan

lubang tembak pada tiap blok pengeboran.

Tabel 4.11 Energi Pemboran tiap Blok Pengeboran

Blok Pengeboran

UCS (MPa)

Ev (MJ/m3

PR (m/jam) )

Pm (MJ/jam)

150254 78,2 78,2 36 25,4 150255 66,7 66,7 27 16,3 195256 66,7 66,7 41 24,7 195257 80,5 80,5 45 32,7 195258 85,1 85,1 32 24,6 195259 78,2 78,2 42 29,7 195261 89,7 89,7 34 27,6 195263 71,3 71,3 33 21,3 195265 105,8 105,8 41 39,2 210312 98,9 98,9 37 33,1 210316 82,8 82,8 39 29,2

Page 18: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

55

210319 98,9 98,9 40 35,8 210320 115 115 21 21,8 210323 98,9 98,9 20 17,9 210328 80,5 80,5 27 19,6 210330 66,7 66,7 53 32,0 210332 126,5 126,5 25 28,6 210333 101,2 101,2 25 22,9 210334 94,3 94,3 20 17,0 210338 75,9 75,9 49 33,6 375244 13,8 13,8 52 6,5 420167 98,9 98,9 59 52,7 420168 9,2 9,2 59 4,9

4.3.3 Laju Penembusan tiap Kekuatan Batuan

Data laju penembusan yang diambil secara manual di lapangan

dikelompokkan sesuai dengan kekuatan batuan berdasarkan RQD dan PLI. Dari

pengelompokan tersebut, kemudian dicari nilai laju penembusan untuk tiap kekuatan

batuan tersebut. Data nilai laju penembusan tiap kekuatan batuan ditunjukkan dalam

Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Laju Penembusan tiap Kekuatan Batuan

RQD (%) PLI PR (m/hr)

0 - 30 0 - 3 61,2 3 - 6 56,1 6 > 52,3

30 - 60 0 - 3 48,5 3 - 6 43,7 6 > 39,1

60 > 0 - 3 37,5 3 - 6 29,7 6 > 22,9

Page 19: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

56

4.4 Data Biaya Pengeboran 4.4.1 Biaya Operasi dan Kepemilikan

Mesin bor yang digunakan adalah mesin bor tipe DMH (Drill Master

Heavy) dengan mata bor Rotary Roller dengan diameter 311 mm produksi Baker

Hughes Mining Tools. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa alat bor yang

digunakan sudah tidak mempunyai nilai jual lagi, sehingga nilai depresiasi dan bunga

sama dengan nol, dengan demikian ownership cost sama dengan nol.

Dalam perhitungan Operating Cost, terdapat beberapa parameter yang

harus diperhitungkan, antara lain penggunaan bahan bakar (fuel cost), biaya pekerja

(labor cost), biaya perawatan (maintenance cost). Data biaya pekerja diperoleh dari

data Critical Performance Indicator (CPI) report. Sedangkan biaya perawatan

(maintenance) dan biaya bahan bakar diperoleh dari mine maintenance.

4.4.2 Biaya Total Pengeboran

Untuk perhitungan biaya total pengeboran, diperlukan data harga mata bor

dan umur mata bor. Data harga mata bor diperoleh dari ellipse, sedangkan data umur

mata bor diperoleh dari data Drill Report. Perhitungan biaya total pengeboran per

meter dilakukan untuk tiap mata bor. Kemudian dengan menggunakan pembagian

batuan berdasarkan kekuatan batuan, yaitu berdasarkan RQD dan PLI, maka dari

perhitungan tersebut diperoleh biaya total pengeboran per meter untuk kekuatan

batuan yang akan digunakan selanjutnya dalam estimasi biaya pengeboran tahun

2009, yang ditunjukkan pada Tabel 4.13. Perhitungan biaya total pengeboran per

meter dilakukan untuk pola pengeboran produksi dan trim. Pengeboran produksi

merupakan pengeboran untuk orientasi pengeboran produksi saja, sedangkan trim

adalah pengeboran produksi tetapi dengan orientasi bukan hanya untuk produksi tapi

juga untuk menjaga kondisi jenjang supaya tetap aman.

Page 20: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

57

Tabel 4.13. Biaya Total Pengeboran per meter (TDC/m) tiap kekuatan batuan untuk

Pola Pengeboran Produksi (a) dan Trim (b)

(a) (b)

4.5 Data Estimasi Biaya Pengeboran Untuk data perhitungan estimasi biaya pengeboran, data diperoleh dari

cutshape rencana penambangan tahun 2009. Dari cutshape tersebut diperoleh data

tonase per cutshape setiap bulannya selama tahun 2009. Dari keseluruhan data

rencana penambangan 2009, dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu untuk

produksi dan trim yang ditunjukkan dalam Tabel 4.14. Data produksi rencana

penambangan tahun 2009 ini merupakan pengeboran untuk semua jenis material.

Hasil perhitungan biaya total pengeboran sebelumnya akan digunakan untuk

perhitungan estimasi biaya pengeboran.

Page 21: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

58

Tabel 4.14 Data Tonase Rencana Penambangan tahun 2009

Bulan Produksi (ton) Trim (ton) Total (ton)

Januari 5,882,899 2,944,124 8,827,023 Februari 5,787,019 2,186,141 7,973,160 Maret 6,619,206 2,218,698 8,837,904 April 7,046,841 2,188,652 9,235,493 Mei 6,739,382 2,822,438 9,561,820 Juni 6,909,243 2,329,431 9,238,674 Juli 7,224,540 2,336,254 9,560,794

Agustus 6,752,690 1,927,694 8,680,384 September 6,084,364 1,294,753 7,379,117 Oktober 5,401,867 2,040,277 7,442,144

November 5,660,269 1,538,973 7,445,995 Desember 5,802,319 1,646,040 7,448,359

Total 101,630,867

Tabel perhitungan estimasi biaya pengeboran tahun 2009 untuk produksi dan

trim untuk bulan Januari ditunjukkan pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16. Perhitungan

estimasi biaya pengeboran dilakukan per cutshape dari data rencana penambangan

tahun 2009 dengan acuan data biaya pengeboran per meter untuk tipe kekuatan

batuan yang diperoleh.

Page 22: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

59

Tabel 4.15 Perhitungan Estimasi Biaya Pengeboran untuk Pengeboran Produksi

untuk Januari 2009

Kekuatan batuan

TONNAGE (ton)

Volume (m3

PRODUKSI

)

Bobot Isi

(ton/m3

Hole Tonnage

(ton) )

Jumlah Lubang

Kedalaman (m)

TDC per

meter ($/m)

Drill Cost Plan ($)

RQD (%) PLI Tipe Burden

(m) Spacing

(m)

19,1 2,1 1 363,623 136,659 10 10 2,66 3991 91 1503,2 5,37 8,072

38,5 2,3 4 239,543 89,176 8 8 2,69 2579 93 1532,7 7,45 11,419

47,8 4,1 5 223,943 86,337 7 7 2,59 1906 117 1938,2 8,75 16,959

18,6 3,7 2 378,868 150,089 10 10 2,52 3786 100 1651 5,89 9,724

33,9 3,3 5 271,468 106,237 7 7 2,56 1878 145 2384,9 8,75 20,868

25,5 4,1 2 50,062 18,750 10 10 2,67 4005 13 206,3 5,89 1,215

47,6 4,2 5 740,397 278,980 7 7 2,65 1951 380 6262,8 8,75 54,800

67,1 4,5 8 402,529 154,059 7 7 2,61 1920 210 3458,5 12,75 44,095

75,6 6,5 9 37,601 14,615 7 7 2,57 1891 20 328,1 13,92 4,567

72,1 4,3 8 80,574 31,167 7 7 2,59 1900 42 699,7 12,75 8,921

55,1 3,2 5 71,884 28,579 7 7 2,52 1849 39 641,6 8,75 5,614

70,2 2,6 7 219,547 87,918 7 7 2,5 1835 120 1973,7 11,15 22,006

66,9 3,5 8 329,132 131,214 7 7 2,51 1844 179 2945,6 12,75 37,557

53,1 2,6 4 106,085 43,158 8 8 2,46 2360 45 741,8 7,45 5,526

68,9 2,6 7 45,351 17,819 7 7 2,55 1871 24 400 11,15 4,460

38,7 2,5 4 66,283 26,672 8 8 2,49 2386 28 458,4 7,45 3,415

45,8 3,6 5 224,011 89,729 7 7 2,5 1835 122 2014,3 8,75 17,625

68,2 4,5 8 492,337 197,365 7 7 2,49 1833 269 4430,6 12,75 56,491

49,5 2,2 4 78,034 29,605 8 8 2,64 2530 31 508,8 7,45 3,791

44,6 4,6 5 187,919 70,877 7 7 2,65 1949 96 1591,1 8,75 13,922

47,2 6,8 6 184,524 70,132 7 7 2,63 1934 95 1574,4 9,19 14,469

62,5 3,7 8 44,108 16,632 7 7 2,65 1949 23 373,4 12,75 4,760

64,4 4,4 8 101,506 38,119 7 7 2,66 1957 52 855,7 12,75 10,911

49,4 2,2 4 300,629 114,454 8 8 2,63 2522 119 1967,2 7,45 14,655

72,3 2,7 7 74,100 28,888 7 7 2,57 1885 39 648,5 11,15 7,231

80,4 4,2 8 132,179 50,962 7 7 2,59 1906 69 1144 12,75 14,587

Page 23: BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-martinpang-34228-5... · Bobot isi batuan diperoleh dari software Minesight, yaitu dengan menjalankan

60

Tabel 4.16 Perhitungan Estimasi Biaya Pengeboran untuk Pengeboran Trim

untuk Januari 2009

TRIM TONNAGE (ton)

Volume (m³) Burden Spacing Bobot Isi

(ton/m³) Hole

Tonnage (ton)

Jumlah Lubang

Depth (m)

TDC per

meter ($/m)

Drill Cost

Plan ($) RQD (%) PLI

18.8 3.4 204,663 80,275 10 12 2.55 4589.14 45 735.85 5.66 4,165 27.0 2.4 741,316 279,165 10 12 2.66 4779.86 155 2559.01 5.66 14,484 32.8 2.3 309,604 118,509 7 8 2.61 2194.49 141 2327.86 8.52 19,833 60.5 3.5 190,776 72,085 7 8 2.65 2223.10 86 1415.96 13.04 18,464 62.5 4.1 564,158 216,234 7 8 2.61 2191.57 257 4247.45 13.04 55,387 62.5 2.6 405,410 161,223 7 8 2.51 2112.26 192 3166.88 13.04 41,296 63.7 4.6 163,381 63,476 7 8 2.57 2162.08 76 1246.85 13.04 16,259 65.0 3.0 364,816 138,349 7 8 2.64 2215.02 165 2717.57 13.04 35,437

Perhitungan dilakukan mulai dari bulan Januari 2009 sampai dengan

Desember 2009. Kemudian diperoleh estimasi biaya pengeboran untuk produksi

tahun 2009, yang ditunjukkan pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Estimasi Biaya Pengeboran Tahun 2009

Month

Drill Cost Plan ($) Total Drill

Cost ($) Produksi Trim

Tonnage (ton) Drill Cost Plan ($) Tonnage (ton) Drill Cost

Plan ($) Januari 5,882,899 438,875 2,944,124 205,325 644,201

Februari 5,787,019 424,628 2,186,141 130,750 555,378 Maret 6,619,206 514,891 2,218,698 155,961 670,852 April 7,046,841 518,148 2,188,652 138,975 657,123 Mei 6,739,382 527,972 2,822,438 213,552 741,524 Juni 6,909,243 566,927 2,329,431 171,114 738,041 Juli 7,224,540 572,454 2,336,254 157,560 730,013

Agustus 6,752,690 528,218 1,927,694 153,567 681,785 September 6,084,364 431,479 1,294,753 78,395 509,874 Oktober 5,401,867 408,363 2,040,277 162,749 571,113

November 5,660,269 399,664 1,538,973 114,020 513,684 Desember 5,802,319 418,960 1,646,040 93,318 512,279

Summary 2009 75,910,639 5,750,579 25,473,475 1,775,286 7,525,866