bab iv pembahasan 4.1 deskripsi hasil penelitian 4.1.1...
TRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian
Wilayah Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu Kabupaten
di Provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Gorontalo pada tahun 2003 berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2003 Tentang
Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di
Provinsi Gorontalo. Kabupaten Bone Bolango memiliki luas wilayah
1984,31 km2. Luas wilayah Kabupaten ini hanya sebesar 16,44 % dari luas
wilayah Provinsi Gorontalo. Kabupaten Bone Bolango terdiri dari 17 (tujuh
belas) kecamatan yaitu: Kecamatan Suwawa, Suwawa Tengah, Suwawa
Timur, Suwawa Selatan, Kabila, Tilongkabila, Botupingge, Kabila Bone,
Bone Pantai, Bone Raya, Bulawa, Bone, Tapa, Bulango Utara, Bulango
Timur, Bulango Selatan, Bulango Ulu, dan 143 (seratus empat puluh tiga)
desa. Dari luas wilayah terbagi atas (sumber: Presentase RTRW Bupati
Bone Bolango 2007–2027)
a. Areal Hutan Lindung sebesar 26.853,88 Ha.
b. Areal Taman Nasional sebesar 107.302,95 Ha.
Permukaan tanah di Bone Bolango terdiri dari daratan dan pantai,
memiliki 1 (satu) gunung yaitu, Gunung Tilongkabila, serta dilalui oleh
Sungai Bone dan Sungai Bulango.
Setelah menjadi Kantor Perwakilan Pertanahan selama ± 5 Tahun kemudian
didefinitifkan pada tahun 2007 berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional R.I. Nomor: 79 Tahun 2007 Tanggal 25 September
2007 tentang Pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten Bone Bolango.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bone Bolango merupakan instansi
vertikal dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Gorontalo, serta melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di Kabupaten. Kantor Pertanahan Kabupaten Bone
Bolango sebagaimana diatur pada peraturan BPN-RI Nomor 4 tahun 2006
menyelenggarakan tugas sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pertanahan.
b. Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi dibidang pertanahan.
c. Pelaksanaan survey, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran dan
pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survey
potensi tanah.
d. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, dan
penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan
wilayah tertentu.
e. Pengusulan dan pelaksanaan pemetaan hak tanah, pendaftaran hak tanah,
pemeliharaan data pertanahan, dan administrasi tanah asset pemerintah.
f. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.
g. Penanganan konflik, sengketa dan perkara pertanahan.
h. Pengkoordinasian dan pemangku kepentingan pengguna tanah.
i. Pengelolaan sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS).
j. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat,
pemerintah dan swasta.
k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan.
l. Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan.
m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan
prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.
4.1.2 Struktur Organisasi
Suatu organisasi maupun suatu instansi dimana saja memiliki garis
struktural yang mengatur sistem serta aturan yang ada dalam instansi tersebut.
Semuanya itu ada dalam suatu struktur yang biasanya dipakai dalam periode
tertentu.
Struktur organisasi yang baik memngkinkan pimpinan mensosialisasikan
segala yang ditempuh yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh seluruh
komponen
organisasi, kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan merupakan keputusan
yang harus dilakukan bawahan secara operasional dilapangan. Dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut mendapatkan pengawasan dari pimpinan
organisasi, sebagai bagian dari upaya yang menciptakan mekanisme kerja
secara efektif dan efisien. Dalam organisasi terdapat tiga faktor atau unsur
penting, yaitu :
a. Adanya sekelompok orang
b. Adanya hubungan dan pembagian kerja diantara mereka
c. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Dalam suatu organisasidengan segala aktifitasnya, terdapat hubungan
diantara orang yang menjalankan aktifitas tersebut. Makin banyak kegiatan
yang dilakukan dalam suatu organisasi makin kompleks juga hubungan
tersebut termasuk hubungan antara masing-masing dengan struktur
organisasi, yang menjadi dasar adalah pembagian kekuasaan dan tanggung
jawab.
4.1.3 Uraian Tugas Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Kontrak Kantor
Badan Pertanahan Nasional kabupaten Bone Bolango
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha terbagi 2:
Kepala Urusan perencanaan Dan Keuangan Bertugas :
a. Menyiapkan penyusunan rncana.
b. Program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja
pemerintah.
c. Keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.
Kepala urusan Umum dan Kepegawaian
a. Melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan,
rumah tangga.
b. Sarana dan prasarana
c. Koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan
informasi.
2. Kepala seksi survey pengukuran dan pemetaan terbagi 2:
Kepala sub seksi pengukuran dan pemetaan bertugas :
a. Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde-4
b. Penetapan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah.
c. Batas kawasan/wilayah
d. Kerjasama teknis surveyor berlisensi pembinaan surveyor berlisensi
dan memelihara peta pendaftaran.
e. Daftar tanah, peta bidang, dan surat ukur
f. Gambar ukur dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.
Kepala sub seksi tematik dan potensi bertugas :
a. Menyiapkan survey
b. Pemetaan
c. Pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik
d. Survey potensi tanah
e. Pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat
penilai tanah.
3. Kepala seksi hak tanah dan pendaftaran tanah terbagi 4 :
Kepala sub seksi penetapan hak tanah
a. Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan
b. Saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik
c. Hak guna bangunan dan hak pakai
d. Perpanjangan jangka waktu
e. Pembaharuan hak
f. Perijinan
g. Peralihan hak atas tanah
h. Penetapan dan atau rekomendasi perpanjangan jangka waktu
pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak tanah
perorangan.
Kepala sub seksi pengaturan tanah pemerintah bertugas :
a. Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan
b. Saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik
c. Hak guna bangunan
d. Hak pakai dan hak pengelolaan bagi instansi pemerintah
e. Badan hokum pemerintah
f. Perpanjangan jangka waktu
g. Pembaharuan hak
h. Perijinan
i. Peralihan hak atas tanah
j. Rekomendasi pelepasan dan tukar menukar tanah pemerintah
Kepala sub seksi pendaftaran hak bertugas :
a. Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah
b. Pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain
c. Hak milik atas satuan rumah susun
d. Tanah hak pengelolaan
e. Tanah wakaf dan yuridis lainnya
f. Data fisik bidang tanah
g. Warkah serta daftar lainnya
Kepala sub seksi peralihan, pembebanan hak dan PPAT bertugas :
a. Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran
b. Peralihan
c. Pembebanan hak atas hak tanah
d. Pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT serta sarana
daftar isian dibidang pendaftaran tanah
4. Kepala seksi pengaturan dan penataan pertanahn terbagi 2 :
Kepala seksi penatagunaan tanah dan kawasan tertentu bertugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan
b. Peruntkan , pemeliharaan dan penggunaan tanah
c. Rencana penataan kawasan
d. Pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan
tanah
Kepala sub seksi landreform dan konsolidasi tanah bertugas :
a. Menyiapkan bahan usulan penetapan tanah menjadi objek
landreform
b. Penguasaan tanah-tanah objek landreform
c. Pemberian ijin retribusi tanah luasan tertentu
d. Usulan penerbitan surat keputusan retribusi tanah dan pengeluaran
tanah dari objek landreform
e. Monitoring dan evaluasi retribusi tanah
5. Kepala seksi pengendalian pertanahan dan pemberdayaan terbagi 2:
Kepala sub seksi pengendalian pertanahn bertugas :
a. Menyiapkan pengelolaan basis data dan melakukan inventarisasi
dan identifikasi
b. Penyusunan saran tindak dan langkah penanganan
c. Serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan
pendayagunaan dalam rangka penegaka hak dan kewajiban
pemegang hak atas tanah.
d. Pemantauan, evaluasi, harmonisasi dan pensigergian kebijakan
dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolan tanah
Negara, penangan tanah terlantar dan tanah kritis.
Kepala sub seksi pembeedayaan masyarakat bertugas :
a. Menyiapkan bahan inventarisasi potensi, sistensi, fasilitas dalam
rangka penguatan penguasaan
b. Melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga
masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan
c. Serta melakukan kerjasama perberdayaan dengan pemerintah
kabupaten/kota,
d. Lembaga keuangan dan dunia usaha
6. Kepala seksi sengketa, konflik dan perkara terbagi 2 :
Kepala sub seksi sengketa dan konflik pertanahn bertugas:
a. Menyiapkan pengkajian hukm, social, budaya, ekonomi dan politik
terhadap sengketa dan konflik pertanahan
b. Usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan
hokum antara orang dan badan hokum dengan tanah
c. Pelaksanaan alternative penyellesaian sengketa melalui mediasi,
fasilitasi, dan koordinasi penanganan sengketa dan konflik.
Kepala sub seksi perkara pertanahan bertugas :
a. menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara,
b. koordinasi penangan perkara
c. usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan
hokum antara orang dan badan hokum dengan tanah sebagai
pelaksanaan keputusan lembaga penelitian.
4.1.4 Keadaan pegawai
Keadaan Pegawai yang ada pada Kantor Badan Pertanahan
nasioanl Kabupaten Bone Bolango diuraikan pada tabel, diagram dan grafik
dibawah ini :
Tabel 4.I: Keadaan pegawai berdasarkan tingkat jenis Kelamin
Tabel 4.2: Keadaan pegawai berdasarkan tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 11
Perempuan 11
Pangkat/Golongan Jumlah
Penata Muda Tkt 1, II/a 2
Penata Muda Tkt 1, II/b 2
Penata Muda Tkt 1, II/c 2
Penata Muda Tkt 1, II/d 4
Penata Muda Tkt 1, III/a 4
Penata Muda Tkt 1,III/b 5
Penata Muda Tkt 1, III/c 1
Penata Muda Tkt 1,III/d 2
Tabel 4.3: Keadaan pegawai berdasarkan tingkat status/jabatan
N A M A
JABATAN
Acmad Ramli, SH
Kepala Seksi Survei pengukuran dan pemetaan
Benny Hermawan, SH
Kepala seksi pengendalian dan pemerdayaan.
Aznuddin Ampo Kepala seksi pengaturan penataan pertanahan.
Yusuf Ano, S.SiT,MH
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bone Bolango
Sarce Baa Kepala sub seksi peralihan, pembenaan hak dan PPAT
Lusye Daliuwa Kepala sub bagian tata usaha
Istiana Prasetia Tri
Utami,S.ST
Kepala sub seksi penatagunaan tanah dan kawasan
tertentu
Sulasri aksara Kepala Urusan perencanaan dan keuangan
Zufran Amuati, SH Kepala seksi sengketa konflik dan perkara
Tajuddin, S.ST Kepala sub seksi pengukuran dan pemetaan
Suci H.Hamim, A.Md Kepala sub seksi penetapan hak
Aisa M. Saba Kepala sub seksi pemberdayaan masyarakat
Ilkham Mooduto, SH Kepala seksi sengketa konflk dan perkara
Lismaryati hamzah, S.ST Kepala sub seksi pendaftaran tanah
Abd. Rahman Dunggio Kepala sub seksi pemetaan tamatik dan optensi tanah
Yakob Hunowu Kepala sub seksi sengketa dan konflik pertanahan
Noor Fatimah -
Zulkarnain yahya -
Sri Dewi Puluhulawa -
Farian aditya , A.Md -
Isnawan tarmiji -
Fatmawatyzakaria A.Md -
4.1.5 Visi dan Misi
Visi kantor Bandan pertanahan Nasional kabupaten Bone Bolango Yaitu
: “Menjadi lembagan ang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan
berkelanjutan sistem kemasyarakata, kebangsaan dan kenegaraan
republik indonesia”.
Misi kantor Bandan pertanahan Nasional kabupaten Bone Bolango
Yaitu :
menggambarkan dan menyelenggarakan politik dan kebudayaan
pertanahan untuk :
1. peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesejangan
pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
2. Peningkatan tatanan kehidupan bersama dan lebih berkeadilan dan
bermatabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh
tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan
pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di
kemudian hari.
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegeraan
indonesia dengan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan
datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat .
5. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip
dan aturan yang tertuap dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
4.2 Pengelolaan kearsipan pada Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bone Bolango
Pengelolaan adalah sebuah istilah yang diangkat dari konsep
manajemen. Manajemen yang baik dapat memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen yang ada dengan tujuan untuk dapat dilaksanakan dengan baik
mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasannya pada kegiatan
yang dilakukan. Substansinya adalah adanya proses kegiatan yang
dilakukan secara berkesinambungan dan sungguh-sungguh dengan
menggunakan cara-cara ilmiah maupun praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditatapkan melalui kerjasama yang teratur antara berbagai orang yang
terlibat didalamnya. Kaitannya dengan hal tersebut, maka seorang
pemimpin diharapkan mampu menggunakan fungsi-fungsi manajemen
dalam organisasi yang dipimpinnya.
Pengelolaan arsip dikatakan baik jika pada waktu yang diperlukan
dapat ditemukan kembali dengan mudah. Kunci utamanya agar arsip
ditemukan kembali dengan mudah terletak pada ketepatan dalam
mengenali arsip sesuai petunjuk. Adapun prosedur pengelolaan arsip yang
ada pada kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bone Bolango
adalah :
1. Penciptaan / Penerimaan Warkat
2. Pengendalian / Pencatatan Warkat / Arsip
3. Pendistribusian Warkat / Arsip
4. Penyimpanan Warkat / Arsip
5. Penyusutan / Pemusnahan Arsip
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengelolaan Arsip Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bone Bolango
Kegiatan kearsipan pada umumnya dilakukan dalam rangka
penyelenggaraan tata kerja kantor yang bertujuan untuk dapat memenuhi
tujuan utama suatu instasi / kantor yakni dapat melayani masyarakat
dengan baik. Untuk itu diperlukan penanganan dan pengelolaan arsip
yang baik pada kantor itu sendiri.
kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bone Bolango adalah
salah satu dari beberapa instansi yang ada di Kabupaten Bone Bolango,
dimana tujuan utamanya adalah Menjadi lembagan ang mampu
mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat, serta keadilan dan berkelanjutan sistem kemasyarakata,
kebangsaan dan kenegaraan republik indonesia. Hal ini sesuai dengan visi
dari kantor itu sendiri.
Sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dan
berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian tata Usaha, Ibu Lusye
Daliuwa bahwa pelaksanaan pengelolaan kearsipan telah dilakukan
sebagaimana mestinya, meskipun masih ada beberapa hal yang menjadi
hambatan dalam penanganan arsip pada kantor tersebut. Hal ini terlihat
pada beberapa masalah yang ditemui pada kantor tersebut diantaranya ;
sering terjadinya keterlambatan dalam penemuan kembali warkat arsip
yang dibutuhkan. Selain itu tidak jarang pula hal yang sering terjadi yaitu,
pada tiap bagian / unit yang ada pada kantor tersebut akan menghubungi
bagian umum untuk mendapatkan warkat yang diperlukan. Hal ini
dikarenakan arsip yang ada disetiap unit yang kantor tersebut juga terdapat
pada bagian umum kantor tersebut (Arsip Induk kantor). Masalah lain yang
ditemukan adalah tidak diterapkan sistem yang seharusnya pada proses
pemusnahan arsip yang sudah lewat masa aktif suatu warkat. Hal Ini
berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan petugas kearsipan pada
Kantor tersebut, Pemusnahan arsip yang sudah lewat masa aktifnya
dilakukan secara masal yaitu setiap 5 tahun sekali. Dan pemusnahan arsip
yang dilakukan bukanlah pemusnahan arsip seutuhnya, melainkan arsip-
arsip tersebut dipindah tempatkan di gudang dengan alasan untuk menjaga
suatu waktu jika ada arsip yang dibutuhkan namun sudah dimusnahkan.
Adapun prosedur pelaksanaan pengelolaan kearsipan yang ada
pada kantor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penciptaan / Penerimaan Warkat
a. Penciptaan Warkat / Arsip
Surat yang dibuat adalah yang akan dikeluarkan oleh kantor tersebut
dan akan disetujui oleh pimpinan untuk proses selanjutnya.
b. Penerimaan warkat / Arsip
Surat yang diterima adalah berasal yang berasal dari instansi lain yang
diterima dari kurir, yang kemudian diterima oleh penerima surat dan
ditanda tangani oleh penerima surat dan selanjutnya akan diproses.
2. Pencatatan arsip
Surat yang telah disetujui piminan ataupun yang telah diterima oleh kantor
tersebut, dalam hal ini surat yang masuk maupun yang akan dikeluarkan,
kemudian dicatat dalam buku agenda. Untuk surat keluar, dicatat dalam
buku agenda surat keluar dan akan diberi nomor surat surat. Dan untuk
surat yang masuk dicatat dalam buku agenda masuk sesuai dengan jenis
surat tersebut dan selanjutnya akan diberi nomor agenda surat masuk,
selanjutnya isi ringkas surat tersebut akan dicatat kembali pada lembar
disposisi, dan selanjutnya akan diberikan pada pimpinan.
3. Pendistribusian Warkat / Arsip
Surat masuk yang diterima dan telah dicatat pada buku agenda tersebut
diteruskan kepada pimpinan untuk mendapatkan disposisi dari piminan.
Tindak lanjut surat tersebut adalah keputusan dari piminan yang dituliskan
pada lembar disposisi yang diisi oleh pimpinan. Apabila pada lembar
disposisi tersebut pimpinan menuliskan difile, maka oleh pengelola arsip
tersebut harus segera difile sesuai disposisi dari pimpinan. Akan tetapi
sebelum difile, syarat tersebut dicatat kembali disposisinya pada buku
agenda.
4. Penyimpanan
Adapun sistem penyimpanan yang dipakai pada kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Bone Bolango adalah menggunakan sistem klasifikasi
subjek / pokok surat yang diterma. Yaitu mengklasifikasikan jenis surat
yang masuk sesuai dengan hal yang tertera pada surat tersebut, misalnya
untuk surat masuk dalm bentuk undangan, masuk pada file penyimpanan
surat masuk khusus untuk undangan. Begitu pula dengan jenis surat
lainnya, misalnya SK, dan lain sebagainya. Demikian penyimpanan arsip
untuk surat keluar.
5. Penyusutan arsip.
Penyusutan arsip adalah pemusnahan arsip yang sudah tidak digunakan
lagi.
Arsip digolongkan menjadi 2 macam yaitu arsip dinamis dan arsip statis.
Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan administrasi kantor. Sedngkan arsip statis adalah arsip yang tidak
digunakan secar langsung dalam kegiatan aktifitas sehari-hari. Penyusutan
atau pemusnahan yang ada pada kantor Badan Pertanahn Nasional adalah
arsip dipisahkan antara arsip yang masih aktif dan yang in-aktif. Arsip yang
in-aktif kemudian dikumpulkan dan dipindahkan ke gudang.
Sedangkan arsip yang dianggap masih aktif dan masih digunakan,
disimpan dalam lemari arsip, misalnya arisp gambar ukur, arsip tata usaha,
dan arsip aktif lainnya yang masih secara langsung digunakan dalam
kegiatan administrasi kantor tersebut.
Arsip yang ada pada lemari arsip adalah arsip penting yang masih
diperlukan. Sedangkan arsip-arsip yang dianggap tidak penting,
dipindahkan ke gudang.
Namun arsip yang ada pada lemari arsip tersebut hanya akan disimpan
selama 5 tahun. Setelah itu akan dipindahkan ke gudang.
4.3.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan pengelolaan
kearsipan pada Kantor badan Pertanahan Nasioanl kabupaten
Bone Bolango
Pada dasarnya pengelolaan arsip yang ada pada Kantor badan
Pertanahan Nasioanl kabupaten Bone Bolango, sudah sesuai dengan lajur
yang seharusnya dilaksanakan dalam kegiatan administrasi kantor. Mulai
dari proses penciptaan / penerimaan surat, pencatatan, pemberian nomor
surat, pendisposisian, penggandaan surat, hingga pada penyimpanan arsip,
dilakukan berdasarkan aturan dan tata kerja kearsipan yang seharusnya.
Namun masih ada beberapa masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan
pengelolaan arsip pada kantor tersebut. Yang Pada proses pengelolaannya
dianggap belum optimal Diantaranya sering terjadinya keterlambatan dalam
penemuan kembali warkat arsip yang dibutuhkan. Selain itu tidak jarang
pula hal yang sering terjadi yaitu, pada tiap bagian / unit yang ada pada
kantor tersebut akan menghubungi bagian umum untuk mendapatkan
warkat yang diperlukan. Hal ini dikarenakan arsip yang ada disetiap unit
yang kantor tersebut juga terdapat pada bagian umum kantor tersebut
(Arsip Induk kantor). Masalah lain yang ditemukan adalah tidak diterapkan
sistem yang seharusnya pada proses pemusnahan arsip yang sudah lewat
masa aktif suatu warkat. Sementara pada fenomena yang ada,
Pemusnahan arsip yang sudah lewat masa aktifnya dilakukan secara
masal yaitu setiap 5 tahun sekali. Dan pemusnahan arsip yang dilakukan
bukanlah pemusnahan arsip seutuhnya, melainkan arsip-arsip tersebut
dipindah tempatkan di gudang dengan alasan untuk menjaga suatu waktu
jika ada arsip yang dibutuhkan namun sudah dimusnahkan. Maka hal inilah
yang dianggap masih belum optimalnya penerapan dalam pengelolaan
kearasipan yang ada pada kantor tersebut.
4.3.3 Upaya yang Dilakukan Untuk Pembenahan Pengelolaan Kearsipan
Pada Kantor Kantor badan Pertanahan Nasioanl kabupaten Bone
Bolango
Pada dasarnya pengelolaan kearsipan yang ada pada kantor badan
Pertanahan Nasioanl kabupaten Bone Bolango sudah mengikuti
perkembangan
teknologi dan pengetahuan pada era seperti saat ini. Namun dibalik itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya sehingga terdapat beberapa
masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dimana pegawai
pengelola arsip menangani semua surat baik yang masuk dan keluar.
Sementara itu banyak bagain dan seksi-seksi yang ada pada kantor
tersebut yang tidak lepas dari kegiatan administrasi dan arsip itu sendiri.
Sehingga apa bila suatu saat ada bagian atau seksi yang membutuhkan
arsip yang segera, hanya akan menghubungi bagian umum, untuk
menemukan kembali warkat yang diperlukan. Selain itu ruangan yang
dipakai hanya seadanya, serta ruang penyimpanan yang sedanya pula.
Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan penliti, ada
beberapa cara yang telah dilakukan pimpinan untuk mengatasi masalah
tersebut, diantaranya dengan memberikan arahan dan petunjuk bagi
pegawainya dalam penanganan administrasi yang baik dan yang
seharusnya. Sehingga akan berdampak positf bagi setiap pegawainya
dalam pelaksnaan kegiatan administrasi dalam aktifitas sehari-hari. Terbukti
sampai saat ini terlihat jelas hubungan yang harmonis dalam kantor
tersebut sehingga pada kegiatan administrsasi sehari-hari khusunya
penanganan arsip, setiap pegawai merasa nyaman dalam melaksankan
tugasnya masing-masing.