bab ii kajian teori dan hipotesis tindakan 2.1 kajian...

26
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu tindakan ataupun cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi oleh peserta didik, hasil belajar juga merupakan proses evaluasi baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Gagne (dalam Suprijono 2012 : 5) “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Hasil belajar berupa : a) Informasi verbal adalah kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulisan. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorikan, kemampuan analitis-sisitesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

Upload: nguyenliem

Post on 02-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

1

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu tindakan ataupun cara yang dapat

dilakukan oleh guru untuk dapat mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaan materi oleh peserta didik, hasil belajar juga merupakan

proses evaluasi baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Gagne (dalam

Suprijono 2012 : 5) “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Hasil

belajar berupa :

a) Informasi verbal adalah kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulisan. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan.

b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorikan, kemampuan analitis-sisitesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

2

c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitfnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d) Keterampilan monotorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

e) .Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom (dalam Suprijono 2012:6) “Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik”. Domain kognitif adalah

knowledge (pengertian, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analisis

(menguaraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).

Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-

routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara

menurut Lidgren (dalam Suprijono 2012:7) “ Hasil belajar meliputi

kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap ”. Yang harus di ingat, hasil

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

3

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja. Slameto (dalam Syarifudin

2010:33) “Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang

mempunyai cita-cita : a) perubahan dalam belajar terjadi secara sadar, b)

perubahan dalam belajar mempunyai tujuan, c) perubahan belajar secara

positif, d) perubahan dalam belajar bersifat kontinu, e) perubahan dalam

belajar bersifat permanen”. S. Nasution (dalam Syarifudin 2010:33) “Hasil

belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,

bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan

untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan,

dan penghargaan dalam diri individu yang belajar”.

Benyamin Bloom (dalam Syarifudin 2010:34) “Mengemukakan tipe-

tipe hasil belajar mengenai tujuan belajar meliputi : kognitif, afektif dan

psikomotor”.

A. Berikut tipe hasil belajar kognitif sebagaimana diringkaskan oleh

Benyamin Bloom dapat di uraikan sebagai berikut:

a) Hasil belajar pengetahuan akan terlihat dari kemampuan: (mengetahui

tentang hal-hal khusus, peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip,

kaidah-kaidah)

b) Hasil belajar pemahaman akan terlihat dari kemampuan: (mampu

menerjemahkan, menafsirkan, menentukan, memperkiraan,

mengartikan)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

4

c) Hasil belajar penerapan akan terlihat dari kemampuan: (mampu

memecahkan masalah, membuat bagan/grafik, menggunakan istilah

atau konsep-konsep)

d) Hasil belajar analisis akan nampak pada peserta didik dalam bentuk

kemampuan: (mampu mengenali kesalahan, membedakan,

menganalisis unsur-unsur,hubungan-hubungan, dan prinsip-prinsip

organisasi)

e) Hasil belajar sistesis akan terlihat pada diri peserta didik berupa

kemampuan-kemampuan: (mampu menghasilkan, menyusun kembali,

merumuskan)

f) Hasil belajar evaluasi dapat dilihat pada diri peserta didik sejumlah

kemampuan: (mampu menilai berdasarkan norma tertentu,

mempertimbangkan, memilih alternatif).

B. Berikut tipe hasil belajar afektif sebagaimana diringkaskan oleh

Benyamin Bloom dapat di uraikan sebagai berikut:

a) Hasil belajar penerimaan akan terlihat dari sikap dan perilaku: (mampu

menunjukan, mengakui, mendengarkan dengan sungguh-sungguh)

b) Hasil belajar dalam bentuk partisipasi akan terlihat dalam sikap dan

peilaku: (mematuhi, ikut serta aktif)

c) Hasil belajar penilaian/penentuan sikap akan terlihat dari sikap:

(mampu menerima suatu nilai, menyukai, menyepakati, menghargai)

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

5

d) Hasil belajar mengorganisasikan akan terlihat dalam bentuk: (mampu

membentuk system nilai, menangkap relasi/hubungan antar nilai,

bertanggung jawab, menyatukan nilai)

e) Hasil belajar membentuk pola hidup akan terlihat dalam bentuk sikap

dan perilaku: (mampu menunjukan, mempertimbangkan, melibatkan

diri)

C. Berikut tipe hasil belajar psikomotor sebagaimana diringkaskan oleh

Benyamin Bloom dapat di uraikan sebagai berikut:

a) Hasil belajar persepsi akan terlihat dari perbuatan: (mampu

menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan,

mendiskriminasikan)

b) Hasil belajar kesiapan akan terbentuk dalam bentuk perbuatan:

(mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri/fisik dan mental)

c) Hasil belajar gerakan terbimbing akan terlihat dari kemampuan:

(mampu meniru contoh)

d) Hasil gerakan terbiasa akan terlihat dari penguasaan: (mampu

berketerampilan, berpegang pada pola)

e) Hasil belajar gerakan kompleks akan terlihat dari kemampuan peserta

didik yang meliputi: (berketerampilan secara lancer, luwes, gesit,

lincah)

f) Hasil belajar penyesuaian pola gerakan akan terlihat dalam bentuk

perbuatan meliputi: (Mampu Menyesuaikan diri/beradaptasi)

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

6

g) Hasil belajar kreatif akan terlihat dari aktivitas-aktivitas: (mampu

menciptakan yang baru/ide baru).

2.1.2 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi

pada diri persta didik karena adanya interaksi antara individu yang satu

dengan individu yang lainnya yaitu antar peserta didik dengan guru dan

antara sesama peserta didik. Dalam pengertian lain belajar diartikan

dengan proses perubahan yang terjadi dalam kepribadian peserta didik

yang membentuk pola baru sebagai reaksi dari pengajaran yang dilakukan

guru berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, suatu pengertian.

Menurut Komalasari (2010:1) Perubahan seseorang yang asalnya tidak

tahu merupakan hasil dari proses belajar. Misalnya orang yang tadinya

tidak dapat berbahasa inggris , sekarang mahir berbahasa inggris. Akan

tetapi tidak semua perubahan terjadi dalam diri seseorang merupakan

hasil proses belajar. Kita lihat perubahan yang terjadi pada bayi, misalnya

bayi yang tadinya tidak dapat tengkurep lalu dapt tengkurep, perubahan

ini terjadi karena kematangan. Lalu ada kategori lain mengenai perubahan

yakni perubahan yang berjalan singkat, misalnya ada orang secara

kebetulan dapat memperbaiki barang elektronik, tetapi ketika harus

mengerjakan hal yang sama dalam waktu yang berbeda menemui

kesulitan. Kejadian tersebut dapat dikatakan sebenarnya dia belum belajar

hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan memperbaiki barang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

7

elektronik. Yang harus digaris bawahi bahwa perubahan hasil belajar

diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk belajar.

Dari uraian diatas dapat didefinisikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu :

a) Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri

seseorang, baik secara actual maupun potensial. b) Perubahan yang

didapat sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan ditempuh

dalam jangka waktu yang lama. c) Perubahan terjadi karena ada usaha

dari dalam diri setiap individu.

Menurut Syarifudin (2010:55) Mengajar adalah membimbing

kegiatan peserta didik untuk memperoleh informasi dan pengetahuan

serta mengarahkan perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang

meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dan proses belajar

mengajar adalah peraturan dan pengorganisasian komponen yang terdiri

dari: tujuan, bahan, peserta didik, metode, situasi, lingkungan dan

evaluasi yang dilakukan oleh guru dengan tujuan agar peserta didik

melakukan kegiatan dan pengalaman belajar. Dalam proses belajar

mengajar terjadi interaksi belajar antara guru dan peserta didik dan

sesame peserta didik.

Gagne (dalam Komalasari 2010:2) mendefinisikan “Belajar sebagai

suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan

kecendrungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan

kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan

berbagai jenis kinerja”. Menurut Sunaryo (dalam Slameto 2010:2) “Belajar

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

8

merupakan suatu kegiatan di mana sesorang membuat atau

menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dlam

pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.

Jika dikaitkan dengan pendapat diatas, maka perubahan yang

terjadi melalui belajar tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga

keterampilan untuk hidup (life skills) bermasyarakat meliputi keterampilan

berpikir (memecahkan masalah) dan keterampilan social, juga yang tidak

kalah pentingnya adalah nilai dan sikap. Jadi jika disimpulkan, belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan

dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi disebabkan oleh adanya

kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal.

Menurut Komalasari (2010:3) Pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek

didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan

dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran dapat

dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai

suatu system, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang

terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga,

pengorganisasian kelas, evaluasi belajar dan tindak lanjut pembelajaran

(remedial dan pengayaan). Kedua, pembelajaran dipandang sebagai

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

9

suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau

kegiatan guru dalam rangka membuat peserta didik belajar, proses

tersebut meliputi :

a) Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,

semester, dan penyusunan persiapan mengajar, berikut penyiapan

perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-

alat evaluasi. Persiapan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan

guru untuk membaca buku-buku atau media cetak lainnya yang akan

disajikannya kepada para peserta didik dan mengecek jumlah dan

keberfungsian alat peraga yang akan digunakan.

b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada

persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap

pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang

diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau

strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan

dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru,

persepsi, dan sikapnya terhadap peserta ddik.

c) Menindak lanujuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan dan dapat pula

berupa pemberian layanan remedial bagi peserta didik yang kesulitan

belajar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

10

2.1.3 Prinsip-prinsip belajar

Belajar sebagai kegiatan sistematis dan kontinu memiliki prinsip-

prinsip dasar sebagai berikut.

a) Belajar berlangsung seumur hidup

Belajar merupakan proses perubahan perilaku peserta didik

sepanjang hayat (long life education) dari mulai buaian hidup ibu

sampai menjelang masuk ke liang lahat yang berlangsung tanpa henti

(never ending), serasi dan selaras dengan periodesisasi tugas

perkembangannya (development task) peserta didik.

b) Proses belajar adalah kompleks, tetapi terorganisir

Proses belajar banyak aspek yang mempengaruhinya, antara lain

kualitas dan kuantitas peserta didik dengan segala latar belakangnya,

instrumental input, dan environmental input yang kesemuannya

diorganisasikan secara terpadu (integratif) dan sistematis dalam

rangka mencapai tujuan belajar.

c) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks

Proses pembelajaran disesuaikan dengan tugas perkembangan

dan tingkat kematangan peserta didik, baik secara fisik maupun

kewajiban dari mulai bahan ajar yang sederhana menuju bahan ajar

yang kompleks.

d) Belajar dari mulai faktual menuju konseptual

Proses pembelajaran merupakan proses yang sistematis dan

integrative di mana penyajian bahan ajar disesuaikan dengan tingkat

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

11

kemampuan peserta didik yang dimulai dengan bahan ajar yang

bersifat factual yang mudah diamati oleh panca indra menuju bahan

ajar yang membutuhkan imajinasi berpikir tingkat tinggi.

e) Belajar mulai dari yang kongkret menuju abstrak

Proses pembelajaran berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dari mulai bahan ajar yang mudah diamati

secara nyata (kongkret) menuju proses pembelajaran yang

memerlukan daya nalar yang imajinatif, proyektif, dan prospektif.

f) Belajar merupakan bagian dari perkembangan

Proses pembelajaran merupakan mata rantai perjalanan kehidupan

peserta didik. Episode perkembangan peserta didik harus di isi dengan

berbagai pengalaman yang bermakna paling mendasar dan mendesak

harus didahulukan, serasi, selaras, dan seimbang dengan tingkat

perkembangan mental, dan umur kalender peserta didik.

g) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan,

kematangan, serta usaha keras peserta didik itu sendiri.

h) Belajar mencakup semua asfek kehidupan yang penuh makna, dalam

rangka membangun manusia seutuhnya dan bulat, baik dari sisi

agama, ideology, politik, ekonomi, social, budaya dan ketahanan.

i) Kegiatan belajar berlangsung pada tempat dan waktu, baik dalam

lingkungan keluarga, sebagai pendidikan awal bagi lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah

j) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

12

Proses pembelajaran di abad modern ini guru bukanlah satu-

satunya sumber belajar, tetapi masih banyak sumber belajar

lainnya.misalnya, teman sebaya, perpustakaan manual, perpustakaan

dunia maya(internet) dan lingkungan sekitar secara kontestual.

k) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

l) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal

seperti hambatan fsikis dan fisik, dan eksternal, seperti lingkungan

yang kurang mendukung baik sosial, budaya,ekonomi,keamanan, dan

sebagainya.

m) Kegiatan belajar tertentu di perlukan adanya bimbingan dari orang lain,

mengingat tidak semua bahan ajar dapat dipelajari sendiri.dengan

bimbingan peserta didik akan mampu berepleksi untuk berkaca diri,

memahammi diri, mengenali kekuatan,kelemahan, peluang dan

ancaman, menerimah diri, atau menolak diri, mengarahkan diri,

mengembangkan diri, dan menyesuaikan diri.

2.1.4 Tujuan belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara

berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara

konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

13

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan ahlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Menurut Suprijono (2012:5) tujuan belajar sebenarnya sangat

banyak bervariasi. Tujuan belajar yang jelas diusahakan untuk di capai

dengan tindakan pengajaran yang biasa berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Sementara itu, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai

tujuan belajar pengajaran berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya.

Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi”

suatu system kingkungan belajar tertentu.

2.1.5 Karakteristik Pembelajaran Stenografi

Stenografi merupakan mata pelajaran yang sudah lama diajarkan

dan merupakan mata pelajaran khusus dan sangat istimewa yang hanya

terdapat pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya pada

jurusan perkantoran. Bahkan stenografi ini sering dijuluki sebagai identitas

dari jurusan perkantoran, karena mata pelajaran stenografi hanya dapat

ditemui atau diajarkan pada satu jurusan yang ada di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yaitu jurusan perkantoran. Dalam penelitian di kelas X

Administrasi perkantoran 3 SMK Negeri 1 Limboto yang standar

kompotensi dan kompotensi dasarnya Mencatat Dikte untuk

Mempersiapkan naskah. Metode pembelajaran yang cocok diterapkan

adalah metode pembelajaran aktif tipe The Learning Cell (Sel Belajar).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

14

Dilihat dari perkembangannya menurut Sumaryati (1994:9)

stenografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari (dua) kata yaitu

kata “Stenos” dan “Graphein”. Stenos berarti singkatan atau pendek, dan

Graphein berarti tulisan. Jadi stenografi berarti tulisan singkat atau tulisan

pendek. Karena singkatannya itulah yang mengakibatkan cepat. dengan

demikian, kalau ada orang mengatakan, bahwa stenografi itu tulisan

cepat, istilah itu salah. Stenografi tersebut menggunakan tanda-tanda

khusus yang lebih singkat daripada tulisan panjangnya (Latinnya),

kemudian disempurnakan dengan singkatan-singkatan, sehingga waktu

yang digunakan untuk menulis stenogramnya paling tidak hampir sama

dengan waktu mengucapkan kata yang dimaksud.

Stenografi pada hakikatnya berkembang mulai beberapa abad

sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan

dibeberapa tempat di dunia. Misalnya didapatkannya Hieroglyphys, yaitu

tulisan mesir kuno pada tahun 3100 sebelum masehi dan yang dianggap

sebagai steno tertua dalam sejarah. Tachigraphy ciptaan Marcus Tulius

Tiro dari Roma pada tahun 63 sebelum masehi yang dipergunakan di

Romawi dan Yunani. Mulai abad ke 16 tumbuh beberapa system

stenografi di negara-negara yang sudah relative maju, dan hal ini

disebabkan karena adanya tuntunan dari perkembangan masyarakat.

Perkembangan stenografi tersebut dapat terlihat di Negara-negara

tertentu, misalnya :”

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

15

a) stenografi yang dikarang oleh Timothy Bright pada tahun 1588 John

Willis pada tahun 1602 dan J. Pitman yang semuanya dari Inggris

(London).

b) Stenografi yang dikarang oleh Greeg dan John Comstock Evans.

c) Di jerman terdapat pengarang F. I. Gabelsbelger pada tahun 1824.

d) Stenografi oleh Able Duploge tahun 1862 dan Prevost Delanncy tahun

1878 dari Perancis.

e) Di Belanda terdapat pengarang A. W. Groote pada tahun 1899 dan

disusul oleh Gerard Schaap.

f) Di Indonesia terdapat pengarang J. Paat / Sabirin dan Karundeng pada

tahun 1925.

Berdasarkan Surat Keputusan No. 51/19 No. 51/1968 tanggal 1

Januari 1968 telah ditetapkan Sistem Karundeng sebagai system

stenografi standar mata pelajaran pada Lembaga-Lembaga Pendidikan

dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena

itu stenografi system Karundeng merupakan sistem Nasional. Di Indonesia

sendiri stenografi yang sering dipakai terdiri dari (dua) jenis, yaitu

Stenografi Bahasa Indonesia dan Stenografi Bahasa ingris. Menurut

Sumaryati (1996:11) salah satu perbedaan Stenografi Indonesia dan

Stenografi Inggris (dengan Sistem Karundeng) adalah adanya tuntunan

bahwa peserta didik harus mengetahui/mengenal tanda-tanda atau

simbol-simbol fonetik yang biasanya tercantum dalam setiap kamus

bahasa. Tanda-tanda fonetik ini akan membimbing para peserta didik

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

16

(disamping bimbingan secara lisan tentunya) untuk dapat

melafalkan/mengucapkan setiap kata dalam bahasa inggris dengan tepat.

Dengan prasyarat pengetahuan mengenai hal ini, para peserta didik

diharapkan akan lebih mudah untuk mengenal, mengerti dan memahami

teknik dasar Stenografi Bahasa ingris system karundeng.

Tanda-tanda fonetik secara umum dapat dipahami sebagai symbol

untuk menyuarakan, membunyikan, atau melafalkan suatu huruf, baik

berupa huruf hidup (vokal), huruf mati (konsonan) atau huruf kombinasi

keduanya (diftong), baik yang berdiri sendiri sebagai satu satuan suku

kata atau yang membangun sebuah kata/kalimat. Tanda-tanda/symbol

fonetik merupakan, lambang bunyi yang digunakan secara internasional

sebagai tuntunan/pedoman dalam pelafalan (pronounciation) huruf, kata

atau kalimat dalam sebuah bahasa.

Dalam bahasa Indonesia, huruf „e‟ seperti dalam kata pena

dilambangkan dengan abjad fonetik „e‟, untuk membedakan dengan bunyi

huruf „e‟ dengan lambang abjad fonetik „e‟ dalam kata enau atau endapan.

Mata pelajaran stenografi adalah salah satu mata pelajaran

produktif yang ada di SMK Negeri 1 Limboto khususnya pada jurusan

perkantoran yang merupakan mata pelajaran yang sudah lama diajarkan

di sekolah tersebut, namun seiring perkembangan zaman yang semakin

modern ini, Mereka menganggap bahwa mata pelajaran ini sudah tidak

terlalu bermanfaat untuk dipakai di zaman sekarang ini serta hanyalah

mata pelajaran yang disyaratkan sekedar mengikuti dan harus lulus dalam

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

17

mata pelajaran tersebut agar bisa naik kelas, tanpa memahami dan

mengkaji manfaatnya.

Padahal jika dilihat dari pengertian dan manfaat umum mata

pelajaran stenografi, Mata pelajaran stenografi merupakan pelajaran skill

atau keterampilan yang kegiatannya berkisar pada kegiatan membaca

dan menulis yang bersifat rahasia. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan

menulis dan membaca tersebut harus sering dilakukan Karena tidaklah

mungkin, apabila belajar stenografi itu hanya sekedar dilihat dan dihafal

saja. Siapa yang rajin membaca dan menulis maka akan terampil

mempraktekan pelajaran stenografi.

Adapun manfaat dari stenografi ini menurut Tedjasutina (1999:9) adalah

sebagai berikut:

a) Untuk membuat hasil persidangan atau risalah lengkap.

b) Untuk menyusun dan mencatat hasil sidang notulis, atau panitra siding

pengadilan.

c) Untuk dapat mencatat berita atau pesan melalui pesawat telepon atau

berupa sandi-sandi, baik bagi operator, sekretaris maupun bagi

petugas airport.

d) Untuk mencatat dikte atau perintah dari direktur.

e) Membantu peserta didik/mahapeserta didik yang pekerjaanya setiap

hari menulis.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

18

f) Bagi wartawawan yang pekerjaan mencari berita, menulis berita, dan

mewawancarai orang, apabila disaat yang bersamaan peralatan

peliputan beritanya ketinggalan di kantor atau rusak

g) Untuk menterjemahkan rekaman hasil sidang atau rapat karena steno

dapat di terjemahkan.

h) Untuk mencatat dan membuat informasi yang bersifat rahasia.

i) Untuk membantu dosen dalam proses belajar mengajar, dalam hal ini

bagi yang lulusan SMK khususnya dari jurusan perkantoran yang

menguasai stenografi.

2.2 Pengertian Metode Pembelajaran Aktif

Menurut Suprijono (2012:111) Metode pembelajaran aktif

diperuntukan untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi

yang dipelajarinya. Sedangkan menurut Zaini (2008:xiv) pembelajaran

aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang

mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif

menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi kuliah,

memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang mereka baru

pelajari kedalam satu persoalan yang ada pada kehidupan nyata. Dengan

belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses

pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik. Dengan

cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih

menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

19

Menurut Hartono (2012:11) Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari

peserta didik dalam membangun pengetahuan, bukan proses pasif yang

hanya menerima penjelasan guru tentang pengetahuan. Apabila

pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat

belajar. Peran aktif peserta didik sangatlah penting dalam rangka

pembentukan generasi yang kreatif, yang menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan orang lain.

Di samping itu, kondisi aktif dan menyenangkan belumlah cukup

apabila roses pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajarn hendaknya

menghasilkan apa yang harus dikuasai peserta didik setelah menjalani

proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran memiliki sejumlah

tujuan yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan

menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut adalah

sama persis dengan bermain secara umum.

Adapun syarat kelas yang efektif adalah adanya keterlibatan,

tanggung jawab, umpan balik dari peserta didik. Keterlibatan peserta didik

merupakan syarat pertama dan utama dalam kegiatan pembelajaran.

Peserta didik perlu menyadari tentang tanggung jawab mereka dalam

proses pembelajaran, karena merekalah yang melakukan aktivitas-

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

20

aktivitas pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Lebih lanjut umpan dari peserta didik akan berguna bagi guru untuk

mengetahui tingkat perubahan yang alami peserta didik.

Secara garis besar, aktif dapat digambarkan secara berikut:

a) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat.

b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan

sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,

menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.

c) Guru mengatur kelas memanjang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.

d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok.

e) Guru mendorong peserta didik untuk menemukan cara-caranya sendiri

dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan

gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan

lingkungan sekolahnya.

Menurut Jauhar (2011:1) Dalam aktif digunakan prinsip-prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajran berbasis kompetensi

adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian

kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

21

adalah meningkatkan kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam

pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannnya. Dalam Permendiknas

Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses juga diamanatkan bahwa

dalam kegiatan inti pembelajaran harus dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran

ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Jadi secara yudiris pembelajaran berbasis aktif

sudah jadi keharusan dilaksanakan dalam pembelajaran disekolah.

2.2.1 Metode Pembelajaran Aktif tipe The Learning Cell (Sel Belajar)

Menurut Zaini (2008:86) salah satu dari beberapa metode

pembelajaran terbaik yang dapat digunakan dalam metode pembelajaran

aktif untuk membantu pasangan peserta didik belajar dengan lebih efektif

adalah “The Learning Cell (Sel Belajar)”, yang di kembangkan oleh

Goldschmid dari Swiss Federal institute of technology di Lausanne,

Goldscmid (dalam Zaini 2008:86). The Learning Cell atau peserta didik

berpasangan, menunjukan pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam

bentuk berpasangan, dimana peserta didik bertanya dan menjawab

pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.

Adapun langkah-langkah pembelajaran The Learning Cell (Sel Belajar )

sebagai berikut:

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

22

Langkah Awal Langkah Modifikasi

a)

b)

c)

Sebagai persiapan, peserta

didik diberi tugas membaca

sebuah bacaan kemudian

menulis pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah

pokok yang muncul dari

bacaan atau materi terkait

lainnya.

Pada awal setiap pertemuan

kelas, peserta didik ditunjukan

untuk berpasangan secara

acak dan seorang partner.

Peserta didik A mulai dengan

pertanyaan pertama dan

dijawab oleh peserta didik B.

Setelah mendapatkan jawaban

dan mungkin telah dilakukan

Sebagai persiapan, peserta didik

diberi tugas mencari masing-

masing 1 kalimat berdasarkan

pengalaman yang berhubungan

dengan Agama, Pendidikan,

kesenian, Perkantoran dan Cinta.

kemudian menulis 5 kalimat yang

berhubungan dengan masalah

pokok yang muncul berdasarkan

apa yang menjadi pengalaman

setiap peserta didik.

Selanjutnya peserta didik ditunjuk

untuk berpasangan secara acak

dan seorang partner. Peserta

didik A mulai dengan 5 kalimat

dengan tulisan latin pertama dan

dijawab(diartikan dalam tulisan

stenografi) oleh peserta didik B.

Setelah diartikan dalam tulisan

stenografi dan mungkin telah

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

23

d)

e)

koreksi atau diberi tambahan

informasi, giliran peserta didik

B mengajukan pertanyaan

yang harus dijawab oleh

peserta didik A.

Jika peserta didik A selesai

mengajukan satu pertanyaan

kemudian dijawab oleh peserta

didik B, ganti B yang bertanya,

dan begitu seterusnya.

Selama berlangsung Tanya

jawab, guru bergerak dari satu

pasangan kepasangan yang

lain sambil memberi masukan

atau penjelasan dengan

bertanya dan menjawab

pertanyaan.

dilakukan koreksi atau diberi

tambahan informasi, giliran

peserta didik B menulis 5 kalimat

dengan tulisan latin yang harus

diartikan dalam tulisan stenografi

oleh peserta didik A.

Jika peserta didik A selesai

menjawab/mengartikan 5 kalimat

dalam tulisan stenografi oleh

peserta didik B, maka peserta

didik B memeriksa dan

mengoreksi apa yang telah ditulis

oleh peserta didik A.

Selama berlangsung proses

pembelajaran, guru bergerak dari

satu pasangan kepasangan yang

lain sambil memberi masukan

atau penjelasan dengan bertanya

dan menjawab.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

24

Dengan metode pembelajaran aktif diharapkan dapat

mengembalikan rasa humanis di antara kita, harapan ini bukanlah hal

yang berlebihan karena dengan metode pembelajaran ini kita terlatih dan

terbiasa untuk tidak sekedar bekerja bersama-sama namun benar-benar

bekerjasama dan masing-masing dari kita memberikan kontribusi demi

keberhasilan bersama. Selain itu kita juga dibiasakan untuk saling

menghargai dan tidak merasa benar sendiri.

Jika metode pembelajaran seperti ini dilakukan disemua sekolah

mulai dari jenjang pendidikan paling dasar sampai dengan jenjang

pendidikan tertinggi. Maka akan memberikan suatu dampak positif bagi

pendidikan di Indonesia. Penempatan metode pembelajaran yang tepat

juga dapat membantu memberikan pemahaman cepat kepada peserta

didik.

2.3 Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nadhifah (2009) pada

peserta didik XI/IPASMA Islam Duduk sampeyan Gresik. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa pengaruh penerapan learning cell terhadap

motivasi belajar berdasarkan analisis adalah cukup. Hal ini berdasarkan

tabel interpretasi nilai r, dimana r hitung 0, 472 berada antara 0,400

sampai dengan 0,700 yang berartikorelasinya cukup. Dan untuk hasil

belajar menggunakan learning cell memberikan hasil yang cukup bagus.

Peneliti sebelumnya juga dilakukan oleh Tiara DwiYulianti (2009),

menyimpulkan bahwa strategi the learning cell ternyata memberikan

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

25

pengaruh yang positif terhadap kemampuan membaca kritis peserta didik

kelas VII SMP di SMP N 47 Jakarta Pusat, dengan diperolehnya terhitung

= 5,73 > t tabel = 1,67. Hal ini menyatakan bahwahipotesis di terima.

Rentangan skor kelas eksperimenadalah 52-91 dengan skor rata-rata

72,27, sedangkanrentangan skor posttest kelas kontrol adalah 29-

78dengan skor rata-rata 51,89.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPS materi sejarah dengan

mengimplementasikan metode pembelajaran The Learning Cell (Sel

Belajar) yang prosesnya meliputi 2 siklus. Siklus I dengan

mengimplementasikan metode Pembelajaran The Learning Cell (Sel

Belajar) dan berlangsung melalui empat tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi memperoleh nilai rata-rata 78,18.

Siklus II dengan tahapan yang sama memperoleh nilai rata-rata 80,91.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan

metode pembelajaran The Learning Cell (Sel Belajar) dapat meningkatkan

prestasi belajar IPS materi sejarah di SMK Kristen “Penabur” Purworejo.

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran The Learning Cell

(Sel Belajar) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Jika digunakan metode pembelajaran aktif tipe The Learning Cell (Sel

Belajar) pada mata pelajaran stenografi di kelas X Administrasi

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian ...eprints.ung.ac.id/4291/5/2013-1-87203-911409129-bab2...KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... .Sikap adalah kemampuan menerima

26

Perkantoran 3 SMK Negeri I Limboto maka akan meningkatkan hasil

belajar peserta didik.