kajian teoretis dan hipotesis tindakan a. kajian...

33
8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis a. Pengertian Kemampuan Dalam kamus bahasa Indonesia (2010:623) kemampuan berasal dari kata “Mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Adapula pendapat lain menurut Akhmat Sudrajat (2010:1) menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan anak mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. Yang dimaksud dengan kemampuan dalam hal ini yakni bagaimana anak dengan daya kreasinya, potensinya dapat menumbuhkan imajinasi yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sama, ada yang intensitas kemampuannya tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah. Dan juga tidak semua orang memiliki intensitas kemampuan yang tinggi dalam setiap jenis pekerjaan (Suyadi, 2009:17)

Upload: vuthien

Post on 29-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

8

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoretis

a. Pengertian Kemampuan

Dalam kamus bahasa Indonesia (2010:623) kemampuan berasal dari

kata “Mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,

berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila

ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Adapula pendapat lain

menurut Akhmat Sudrajat (2010:1) menghubungkan kemampuan dengan kata

kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam

melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada

dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan anak

mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. Yang dimaksud dengan

kemampuan dalam hal ini yakni bagaimana anak dengan daya kreasinya,

potensinya dapat menumbuhkan imajinasi yang sangat dibutuhkan dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.

Kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sama, ada yang intensitas

kemampuannya tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah. Dan juga tidak

semua orang memiliki intensitas kemampuan yang tinggi dalam setiap jenis

pekerjaan (Suyadi, 2009:17)

Page 2: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

9

Setiap orang membutuhkan kemampuan dalam hidupnya. Kemampuan

sangat di perlukan dalam sebuah pekerjaan, karena semua bidang pekerjaan

memerlukan kemampuan.

Seseorang yang memiliki kemampuan untuk suatu bidang pekerjaan,

dan memiliki bakat terhadap pekerjaan itu, biasanya prestasi yang di capai

dalam bidang tersebut tinggi. Begitu juga halnya dengan seorang guru yang

melakukan kegiatan mengajar, maka kemungkinan segala usaha yang

dilakukan dalam memotivasi belajar anak akan berhasil. Prestasi seseorang

antara lain di tentukan oleh faktor intelegensi dan kemampuan intelektual.

Untuk menjadi guru, disamping pengetahuan, keterampilan dan sikap, sebagai

salah satu persyaratannya diperlukan kemampuan. Demikian halnya dengan

profesi atau bidang pekerjaan lain.

Dalam hubungannya dengan tugas guru, maka kemampuan guru

mengandung arti kecakapan yang dimiliki oleh seorang guru dalam

melaksanakan pekerjaannya, serta merupakan perpaduan antara kemampuan

kognitif guru, emosional, sosial, dan spritual yang dapat membentuk

kompetensi standar profesi guru, mencakup penguasaan materi, pemahaman

terhadap peserta ajar hingga mejadi pribadi dan profesional.

Menurut Kurniati (2010:16), kemampuan kognitif adalah kekuatan

intelektual seseorang untuk mengasah ide, berimajinasi dan menyampaikan

dasar-dasar pemikiran terhadap aktivitas yang akan dilakukan. Dengan kata

Page 3: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

10

lain, kemampuan berimajinasi adalah kecakapan yang bersumber pada akal

pikiran dalam menyelesaikan berbagai persolan hidup

b. Pengertian Imajinasi

Menurut Rachmawati dan Kurniaty (2010: 54) mengemukakan imajinasi

adalah kemampuan berpikir divergen seseorang yang dilakukan tanpa batas,

seluas-luasnya dan multi perspektif dalam merespon suatu stimulasi. Kemampuan

ini sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas anak. Dengan imajinasi

anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya, tanpa dibatasi

kenyataan dan realitas sehari-hari. Ia bebas berpikir sesuai pengalaman dan

khayalannya. Imajinasi akan membantu kemampuan berpikir flexibility,

originality pada anak.

Berimajinasi bagi anak usia dini sangat penting, karena pada usia itu

terjadi masa peka, di mana anak memiliki potensi yang perlu dikembangkan.

Menurut Yulianti (2010:10) menyatakan usia TK menjadikan anak sensitif untuk

menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Pada

masa itu pula terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap

merespons stimulasi yang diberikan oleh lingkungan sehingga dapat digunakan

untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognisi, bahasa, sosial emosional,

konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama.

Seefeldt dan Wasik (2008: 78) mengemukakan anak usia empat tahun aktif

memanipulasi lingkungan mereka dan membangun makna atas dunia mereka.

Yusuf (20011: 165) menyatakan anak usia pra sekolah mampu berimajinasi atau

Page 4: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

11

berfantasi tentang berbagai hal. Dia dapat menggunakan kata-kata, peristiwa atau

benda untuk melambangkan yang lainnya.

Suyadi (2009: 106) menjelaskan anak usia dini dalam hubungannya

berimajinasi berhubungan dengan tahap pra operasional, yakin anak dapat

menggunakan simbol dan pikiran internal dalam memecahkan masalah yang

masih terkait dengan objek konkret. Singer (dalam Mutiah, 2010:107)

mengemukakan bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan

manusia. Selanjutnya dijelaskan pula dengan bermain memberikan suatu cara bagi

anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi), baik dari

dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang konstan memainkan

kembali dan merekam pengalaman. Berimajinasi merupakan hal penting yang

perlu ditumbuh-kembangkan pada anak. Guru yang memfasilitasi kemampuan

berimajinasi anak, adalah proses bantuan dalam memenuhi tugas perkembangan

anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Nuryanti (2008:53) yakni tugas-tugas

perkembangan harus diselesaikan oleh anak, dengan memberi kesempatan-

kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan arahan dan

bimbingan yang tepat, sehingga memiliki tingkat kecerdasan yang memadai serta

kreativitas yang tinggi.

Imajinasi akan nampak pada anak ketika anak mengalami masa peka dan

kritis. Masa peka merupakan periode di mana anak telah mencapai kesiapan untuk

belajar. Betapa pun banyaknya rangsangan yang diterima anak, mereka tidak

dapat belajar sampai perkembangan mereka siap untuk melakukannya. Hal ini

Page 5: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

12

sesuai dengan pendapat Santrock (dalam Mashar, 2011:10) yang menyatakan

bahwa masa kanak-kanak awal sebagai masa kreatif, bebas dan penuh imajinasi.

Di sisi lain Yusuf (2011:56) menjelaskan salah satu upaya memfasilitasi

perkembangan anak pada aspek keterbukaan/kreativitas/daya pikir/daya cipta

yakni mengembangkan kemampuan imajinatif/daya cipta anak (mengarang,

melukis, merupa, dan meneliti).

Dari beberapa pengertian imajinasi yang dikemukakan oleh para ahli,

dapat ditarik kesimpulan bahwa imajinasi bagi anak sangat penting dalam

hubungan pengembangan bidang kognitif, sosial-emosi, bahasa, seni dan moral.

Tanpa imajinasi anak tidak dapat melakukan atau berbuat sesuatu, pengetahuan

mereka terbatas pada yang dicontohkan guru. Imajinasi juga sangat menentukan

pengembangan kreativitas anak.

c. Tujuan Imajinasi

Salah satu latihan yang mendasar agar anak dapat berkreasi adalah dengan

berimajinasi, yaitu kemampuan melihat gambaran dalam pikiran. Kemampuan ini

berfungsi untuk memunculkan kembali ingatan di masa lalu sebagai kemungkinan

terjadi di masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

Rachmawati Kurniati (2010: 54) menjelaskan bahwa yang menjadi tujuan

dalam pengembangan imajinasi, agar anak dapat memperagakan suatu situasi,

memainkan peranannya dengan cara tertentu. Anak menciptakan pengetahuannya

sendiri ketika dia bebas berpartisipasi dalam permainan imajinatif.

Page 6: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

13

Imajinasi bagi anak usia dini sangat penting terutama dalam

mengembangkan bakat dan minat dalam pembelajaran. Mengajar anak-anak usia

4-5 tahun tidak seperti mengajar di tingkat laun manapun. Anak-anak usia 4-5

tahun supaya mengalami kehidupan dengan penuh semangat dan kegembiraan

daripada yang dialami anak-anak usia lain.

Santi (2009:10) menjelaskan imajinasi merupakan unsur pokok dalam

mengembangkan daya kreasi. Berikanlah kebebasan tertentu pada anak agar ia

merasakan bahwa dia sanggup untuk mandiri, percaya diri dalam

mengembangkan daya kreasinya. Itulah bagian perkembangan daya kreasi yang

sedang dialami anak. Imajinasi anak dapat diekspresikan dalam bermacam

ungkapan seperti: bercerita, membuat coretan, melukis, membentuk,

bereksplorasi, bermain, serta bermain peran.

d. Manfaat Imajinasi

Seefeldt dan Wasik (2008: 166) mengemukakan manfaat imajinasi bagi

anak yakni dapat memberikan semangat, bekerja dengan penuh energi yang

berpengaruh pada program pembelajaran usia dini.

Dalam hubungannya dengan kemampuan berimajinasi, usia dini disebut

sebagai usia menjelajah atau usia bertanya. Sebutan ini dikenakan pada mereka,

karena mereka dalam tahap ingin tahu keadaan lingkungannya, bagaimana

mekanismenya, bagaimana peranannya serta bagaimana supaya anak dapat

menjadi bagian dari lingkungannya.

Page 7: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

14

Berimajinasi pada anak usia dini bertujuan agar mereka dapat meng-

ungkapkan tentang benda, peristiwa, maupun keadaan alam sekitar. Sedang

manfaat berimajinasi sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa

dengan berimajinasi, melatih anak menjadi kreatif. Sehubungan dengan hal ini,

Abdurrahman (2009:101) menjelaskan beberapa hal untuk memacu kreativitas

anak, yakni: a) memberikan anak ruang dan kebebasan untuk bermain dan

bereksplorasi; b) membiarkan anak memilih sendiri media permainannya, jangan

terlalu diatur; c) mengenalkan anak pada orang lain, budaya, pengalaman, dan

cara berpikir yang berbeda dari kebiasaannya; d) membiarkan anak merasa

tenang, nyaman, dan menikmati proses kreativitasnya tanpa intervensi; e)

menciptakan lingkungan yang terbuka dan menerima anak apa adanya; f)

mendukung pertumbuhan kreativitas anak dengan memberikan nutrisi yang tepat

yang sesuai dengan perkembangannya. Karena kekurangan atau kelebihan gizi

akan menghambat proses kreativitas anak.

Sehubungan manfaat berimajinasi bagi anak yakni dapat menggali potensi

anak. Hal ini senada dengan pernyataan Hanung (dalam Ambarwati, 2009:71)

bahwa tugas orang tua dan pendidiklah untuk menemukan potensi yang

sesungguhnya yang dimiliki anak. Maka berbanggalah jika anak kita suka

menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

berolahraga, menari atau apa saja asalkan kegiatan itu positif.

Berimajinasi bagi anak usia dini merupakan pula implementasi dari tujuan

pelaksanaan pendidikan di TK, seperti yang dikemukakan oleh Patmonodewo

Page 8: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

15

(2003:69) yaitu TK adalah salah satu bentuk pendidikan sekolah yang bertujuan

untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku,

pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

menyesuaikan diri dengan keluarganya dan untuk pertumbuhan serta

perkembangan selanjutnya.

Dengan berimajinasi, banyak hal yang dapat diperoleh anak. Dapat

diberikan contoh misalnya pada membentuk plastisin. Anak yang memiliki

imajinasi akan membentuk berbagai macam dari plastisin seperti binatang, rumah,

boneka ataupun benda lainnya. Demikian juga pada saat diberikan kertas gambar,

anak akan berimajinasi berbagai jenis gambar. Pada anak yang memiliki

kreativitas yang tinggi akan mudah mengembangkan imajinasinya.

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Imajinasi Anak

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi imajinasi anak, antara lain:

1. Lingkungan Keluarga

Ahmad Anwar (2007: 37) mengemukakan anak-anak belajar melalui

inderanya. Setiap hari merupakan pengalaman belajar, mereka suka

bereksperimen, mencipta dan mengetahui cara kerja tertentu, mereka tertantang

untuk mendapatkan jawaban, dan suka meniru orang dewasa. Anak adalah

pendidikan terbaik bagi dirinya sendiri, sedangkan orang tua adalah guru

pertamanya. Ranah, lingkungan dan seluruh permukaan bumi adalah sumber

belajarnya.

Page 9: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

16

John Lock (dalam Suyadi, 2009: 23) menyatakan faktor keturunan tidak

berpengaruh besar terhadap kecerdasan seseorang, tetapi lingkungan atau

pendidikan merupakan faktor penting untuk membentuk kecerdasan seseorang. Di

sisi lain, Pratisti (2008;105) menjelaskan kualitas waktu kebersamaan antara anak

dan orang tua lebih penting dibandingkan dengan kuantitas peran pengganti orang

tua di butuhkan untuk memberikan pengalaman sosial. Penemuannya yang

berkaitan dengan keterlibatan orang tua antara lain: keterlibatan orang tua

terhadap sekolah akan lebih efektif apabila terencana dengan baik dan berjalan

dalam jangka panjang, meningkatnya potensi anak baru nampak apabila orang tua

melibatkan diri di dalam pendidikan anak di sekolah.

Santi (2009:73) menjelaskan anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu

yang luar biasa dan kemampuan untuk menyerap informasi sangat tinggi,

sayangnya, banyak orang tua tidak mengenali dan memahami kemampuan pada

anak. Orang tua hanya bisa berkata, “saya tahu anak-anak bisa belajar lebih cepat,

tetapi tidak tahu seberapa cepat anak-anak bisa belajar”.

Secara alamiah perkembangan anak berbede-beda, unik dan tidak ada

satu anakpun yang sama persis meskipun berasal dari anak yang kembar. Anak

berbeda baik dalam intelegensinya, maupun dalam imajinasinya. Mutiah (2010:8)

menjelaskan pada usia dini diperlukan intervensi dari orang dewasa, orang tua

maupun pendidik untuk memberikan perhatian khusus dengan cara memberikan

pengalaman yang beragam.

Page 10: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

17

Seberapa banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan

anak-anak pada usia muda. Anak usia muda memiliki berjuta-juta saraf otak yang

sudah berkembang dan memiliki kemampuan yang dahsyat serta daya ingatan

yang kuat. Karena itu, pendidikan yang menanamkan nilai-nilai luhur

kemanusiaan (pengembangan intelegensi, karakter, kreativitas, moral, dan kasih

sayang) sangatlah perlu diberikan pada anak-anak sejak usia muda.

Dalam meningkatkan kemampuan berimajinasi anak, Maya dan Wido

(2006:79) menguraikan seorang anak pastilah memiliki jiwa yang sangat kreatif,

inovatif dan memiliki rasa ingin tahu yang sanat tinggi. Mereka selalu ingin

mencoba sesuatu yang baru dan selalu merasa penasaran terhadap hal-hal baru.

Apa saja yang mereka miliki selalu ingin diotak-atik sesuai dengan imajinasi

mereka. Orang tua dalam hal ini diharapkan jangan membatasi kreativitas anak

dalam mengekspresi sesuatu dengan menerapkan aturan-aturan yang sangat ketat.

Di samping itu, Anwar Ahmad (2007:46) menyatakan orang tua harus

terlibat penuh dalam merangsang kreativitas anak. Antara kreativitas dan

imajinasi tidak dapat dipisahkan. Dengan berimajinasi, anak dapat berkreasi

sesuai karakteristik perkembangannya? Imajinasi bagi anak perlu difasilitasi oleh

lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Pemberian kesempatan kepada anak

untuk menggambar, mewarnai, membentuk pola, memerlukan waktu. Anak yang

selalu diatur dengan waktunya orang tua atau orang dewasa, banyak menghambat

imajinasi anak. Anak menghendaki apa yang dibuat/dirancang sesuai inspirasinya,

Page 11: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

18

peran orang tua dalam hal ini sebatas membimbing, mengarahkan, menuntun,

memberi contoh, tanpa memaksakan kehendak.

2. Bakat

Chaplin dan Reber (Muhibbin Syah, 2005:135) mengemukakan bakat

(aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap

orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai

ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global

bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang

berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior)

disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

Sutikno (2007:15) menjelaskan setiap manusia memiliki berbagai

potensi/kemampuan yang tersembunyi di dalam diri mereka, tugas pendidik

adalah membantu peserta didik tersebut untuk menemukan, mengarahkan dan

mengem-bangkan seoptimal mungkin.

Muhammad (2010:28) menguraikan bakat merupakan potensi yang

sangat mendasar dalam diri seseorang. Bakat merupakan fondasi di mana

seseorang akan berdiri dan melakukan dengan prestasi-prestasi tertentu. Apabila

seseorang memiliki kemampuan saat melakukan aktivitas tertentu dan berhasil,

hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai bakat yang tinggi.

Munandar (dalam Muhammad, 2010:29) menyatakan bakat harus

didukung oleh lingkungan sosial dimana seseorang tinggal dan berada. Kalau

Page 12: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

19

lingkungan seseorang tidak mendukung, seberapa besarpun bakat seseorang

tersebut, tidak akan pernah terwujud. Berimajinasi merupakan proses mental yang

terjadi pada anak ketika ia menerima rangsangan/stimulus. Bakat merupakan

faktor penunjang terjadinya imajinasi pada anak karena berhubungan dengan

potensi yang dimiliki. Pada prinsipnya anak berbakat.

3. Guru

Piaget (dalam Nugraha, 2010: 7) mengemukakan anak-anak dengan aktif

secara terus menerus mengolah berbagai pengalamannya dengan cara

mengembangkan dan mengorganisasikan struktur mentalnya melalui berbagai

proses yang dilakukannya dari waktu ke waktu dan berbagai kesempatan. Sanjaya

(2008: 57) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan

pelayanan untuk memudahkan anak dalam kegiatan proses pembelajaran.

Peran guru dalam membentuk imajinatif bagi anak, memerlukan

persiapan yang sistematis dan kontinu dalam merancang pembelajaran serta

kejelasan tema pembelajaran, serta media yang digunakan. Pada kegiatan

selanjutnya, guru hendaknya memberi penguatan pada anak yang berhasil

menunjukkan imajinasinya.

Semiawan (dalam Mashar, 2011:15) mengemukakan ciri-ciri berpikir

anak usia dini sesuai teori Piaget antara lain; anak usia dini dapat dikatakan

memiliki imajinasi yang amat kaya dan imajinasi ini merupakan awal munculnya

bibit kreativitas. Selanjutnya dijelaskan pula perkembangan aspek kognitif, emosi

dan aspek lain, sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang

Page 13: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

20

berpengaruh positif bagi individu akan memungkinkan berkembangnya potensi

yang optimal.

Lingkungan keluarga merupakan sekolah sangat berperan aktif dalam

menumbuhkan imajinasi. Guru sebagai pendidik di sekolah diharapkan dapat

memberikan stimulasi yang tepat, yang merangsang anak sehingga dapat

berimajinasi. Peran guru dalam membentuk imajinatif bagi anak, juga kejelasan

tema pembelajaran, media yang digunakan. Pada kegiatan selanjutnya, guru

hendaknya memberi penguatan pada anak yang berhasil berimajinasi.

f. Hakikat Metode

a. Pengertian Metode

Guru TK sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih

dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan anak TK dan ruang lingkup

program kegiatan belajar anak TK termasuk metode pembelajaran yang

digunakan.

Sanjaya (2009:147) mendefinisikan metode adalah cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode

digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran

memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi

pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode

Page 14: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

21

pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat

diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran

Isjoni (2009:86) mengemukakan dalam menerapkan metode, khususnya

pada pembelajaran usia dini perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu: a)

berorientasi pada kebutuhan anak, b) belajar sambil bermain, c) kreatif dan

inovatif, d) lingkungan kondusif, e) menggunakan sistem tema, f)

mengembangkan keterampilan hidup, g) menggunakan pembelajaran terpadu, h)

pembelajaran berorientasi pada prisip-prinsip perkembangan anak.

Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan

kegiatan. Namun yang harus diingat TK mempunyai cara yang khas. Oleh karena

itu ada metode-metode yang lebih sesuai bagi anak TK dibandingkan dengan

metode-metode lain.

b. Tujuan Metode

Uno (2007:155) menyatakan yang menjadi tujuan dari metode khususnya

yang metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yaitu berisi

tahapan tertentu. Pada pembelajaran d TK metode perlu di sesuaikan dengan

karakteristik anak, terutama tujuan dari setiap tema pembelajaran.

Selanjutnya terkait dengan metode bercerita, maka menurut Romawati

(2011:1) tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan

yang baik dan buruk sehingga dapat diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik,

Page 15: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

22

seperti menunjukkan perbedaan perbuatan baik dan buruk serta ganjaran dari

setiap perbuatan.

Menurut Asnelli Ilyas (dalam Romawati, 2011:1) bahwa tujuan metode

bercerita dalam pendidikan anak adalah menanamkan akhlak islamiyah dan

perasaan keTuhanan kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat

menggugah anak untuk senantiasa merenung dan berfikir sehingga dapat terwujud

dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian pula menurut Hapidin dan Wanda Guranti (dalam Romawati,

2011:1), tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut:

1. Melatih daya tangkap dan daya berfikir

2. Melatih daya konsentrasi

3. Membantu perkembangan fantasi

4. Menciptakan suasana menyenangkan di kelas

Selanjutnya menurut Abdul Aziz Madjid(dalam Romawati, 2011:1),

bahwa tujuan dari metode bercerita adalah;

1. Menghibur anak dan menyenangkan mereka dengan bercerita yang baik

2. Membantu pengetahuan anak secara umum

3. Mengembangkan imajinasi

4. Mendidik akhlak

5. Mengasah rasa

Sedangkan menurut Moeslichatoen (dalam Romawati, 2011:1) bahwa

tujuan dari metode bercerita adalah salah satu cara yang ditempuh guru untuk

Page 16: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

23

memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang

disampaikan lebih baik. Melalui metode bercerita maka anak akan menyerap

pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang

sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati anak dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat para ahli pendidikan di atas terkait dengan tujuan

metode bercerita, maka peneliti berkesimpulan bahwa metode bercerita adalah

salah satu metode efektif yang perlu diterapkan oleh guru TK, agar kegiatan

belajar anak selalu aktif, anak selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang

kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara

kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara.

c. Manfaat Metode

Manfaat metode, khususnya metode pembelajaran di TK dikemukakan

oleh Isjoni (2009:61) menguraikan bahwa anak usia dini memiliki karakter yang

khas, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu metode pengajaran yang

diterapkan untuk anak usia dini perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki

oleh anak, sebab metode pengajaran yang diterapkan oleh seorang pendidik akan

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pengajaran

Menurut Romawati, (2011:1) manfaat metode bercerita di antaranya; 1)

untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik, 2) untuk membangkitkan

rasa ingin tahu, 3) untuk memudahkan pemahan terhadap konsep yang diajarkan

secara emosional.

Page 17: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

24

Dengan demikian, penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai

dengan karakter anak akan sangat bermanfaat dapat memfasilitasi perkembangan

berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan

perilaku positif bagi anak.

g. Pengertian Bercerita

Wahyudin dan Agustin (2011:5) menjelaskan prinsip pembelajaran anak

usia dini sejatinya bersifat kolaboratif yang tidak hanya menitik-beratkan

pengembangan pada satu aspek, akan tetapi berorientasi pada pengembangan

seluruh aspek perkembangan anak (holistic). Konsekuensinya dalam proses

pembelajaran, guru seyogyanya memberikan kebebasan kepada anak dalam

melakukan aktivitas belajar dan menstimulasi anak untuk mengembangkan salah

satu atau beberapa kecerdasan tertentu (kecerdasan jamak) supaya lebih cakap dan

terampil.

Metode bercerita bagi anak TK merupakan upaya guru agar anak dapat

memberikan respon terhadap tema yang diajarkan. Isjoni (2009:90)

mengemukakan bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu

generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Keterlibatan anak terhadap hal yang

diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi

pengalaman yang unik bagi anak. Melalui metode bercerita pula, guru TK dapat

mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan anak, ada anak memiliki

kecakapan dalam bercerita tentang peristiwa, tentang alam sekitar, maupun benda.

Page 18: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

25

Abdurrahman (2009:100) mengemukakan bercerita adalah sebuah

metode yang sangat menarik bagi anak. Karena melalui cerita guru dapat

memasukkan pesan-pesan. Berimajinasi melalui metode bercerita bagi anak usia

dini merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan, dimana anak dapat dilihat

kemampuan berimajinasinya melalui cerita yang diungkapkan dengan kalimat

yang sederhana. Proses mengungkapkan isi cerita ataupun pesan merupakan

bentuk imajinasi yang perlu dibina, dibimbing sejak anak berusia dini. Pendidikan

usia dini membentuk kemampuan dasar termasuk berimajinasi merupakan

pondasi/dasar yang perlu ditumbuhkembangkan. Dengan berimajinasi, anak dapat

mengembangkan kecerdasan dalam bentuk aktivitas, kreativitas yang sangat

mendukung keberhasilan anak.

Santi (2009:56) mengemukakan dengan meningkatnya sekolah si anak,

maka dia ingin mempunyai teman berbicara. Guru TK biasanya menyadarinya

dan memberikan penyaluran-penyaluran, antara lain dengan cara menyuruh anak

maju ke depan kelas untuk bercerita.

Metode bercerita banyak membantu guru dalam memahami kemampuan

individual anak. Hal ini juga akan berpengaruh pada penciptaan iklim

pembelajaran yang efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat Nugroho, dkk

(2010:30) yang menyatakan kemampuan guru menguasai karakteristik anak akan

dapat sangat memudahkan dalam membuat lingkungan belajar yang harmonis,

penuh rasa simpatik serta akan memudahkan dalam melakukan hal-hal yang

sifatnya persuasi terhadap anak.

Page 19: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

26

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar

bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang

dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas

dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia

kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan

mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap

isi cerita.

Dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus

diusahakan dapat memberikan perasaan, gembira, lucu dan mengasyikkan. Dunia

kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah dan

luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak

TK yang bersifat unik dan menarik, yang menggetarkan perasaan anak, dan

memotivasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas.

Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara

lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku

gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam

suatu cerita.

Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita, anak-anak yang mengikuti

kegiatan bercerita duduk di lantai mengelilingi bu guru duduk di kursi kecil.

Anak-anak itu akan mendengarkan bu guru bercerita. Sedangkan tiga kelompok

yang lain duduk di meja yang lain dengan kegiatan yang berbeda, misalnya

kelompok yang satu melakukan kegiatan menggambar, kelompok yang satu lagi

Page 20: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

27

melakukan kegiatan melipat kertas, sedangkan kelompok yang terakhir

melakukan kegiatan membangun atau membentuk plastisin. Anak-anak yang

mendengarkan cerita pada gilirannya akan mengikuti kegiatan menggambar,

melipat kertas, dan membangun atau membentuk bahan plastisin. Dengan

demikian masing-masing kelompok akan memperoleh kesempatan melakukan

kegiatan yang sama.

h. Manfaat Metode Bercerita

Melalui metode bercerita, pada dasarnya melatih kemampuan anak

mendengarkan. Cassel (dalam Seefeldt dan Wasik, 2008:353) mengemukakan

anak-anak mengembangkan kemampuan mendengarkan agar memahami

lingkungan mereka. Supaya anak-anak belajar, mereka harus menerima masukan

informasi dan mengolahnya. Mendengarkan dan memahami informasi adalah

langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.

Bagi anak usia TK mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan

lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Guru TK yang terampil

bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan anak. Guru

dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian,

kesetiaan, keramahan, ketulusan dan sikap-sikap positif yang lain dalam

kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah.

Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-

nilai moral dan keagamaan. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar

untuk berlatih mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh

Page 21: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

28

bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita

memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun

psikomotor masing-masing anak. Bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan

baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang kreatif dan kritis.

Pendengar yang kreatif mampu melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan

apa yang didengarkannya. Pendengar yang kritis mampu menemukan

ketidaksesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami. Bila

menurut anggapannya yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan adanya

kesalahan tersebut. Keberanian menyatakan pendapat yang berbeda, misalnya

dalam pernyataan: “Saya kalau di rumah tidak begitu bu guru”. Atau dalam

pernyataan “Saya kalau mengerjakan begini bu guru”.

Metode bercerita yang digunakan guru melatih pengamatan pada anak.

Hal ini dapat dijelaskan, pada saat guru menceritakan sesuatu tema melalui media

gambar, maka annak mengamati isi gambar, objek gambar, sehingga melalui

proses pengamatan, anak dapat mengungkapkan kembali isi gambar dan dapat

berimajinasi dengan tema gambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Pentalozzi

(dalam Mutiah, 2010:4) yang menyatakan bahwa anak belajar melalui

pengamatan. Pengamatan seorang anak akan membangun pengertian-pengertian,

70% pengetahuan diperoleh melalui pengamatan.

Page 22: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

29

Karena kegiatan bercerita itu memberikan pengalaman belajar yang unik

dan menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat dan

menimbulkan keasyikan tersendiri, maka kegiatan bercerita memungkinkan

pengembangan dimensi perasaan anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam

kegiatan bercerita akan menjadikan perasaan anak larut dalam kehidupan

imajinatif dalam cerita itu. Ia merasa sedih bila tokoh dalam cerita itu disakiti. Ia

akan senang sekali bila ada tokoh lain yang melindungi, yang baik hati, yang suka

menolong. Demikian juga bila tokoh penjahat dalam cerita itu dihukum. Anak

akan mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam cerita yang punya sikap-sikap yang baik

dan menghindari berbuat seperti tokoh dalam cerita yang tidak baik.

i. Tujuan Kegiatan Metode Bercerita

Sesuai dengan manfaat penggunaan metode bercerita bagi anak TK

yang telah dikemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang

ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh

penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak

menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan

cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai yang dihayati anak dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan kemampuan

untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

menanamkan nilai-nilai sosial, moral, dan keagamaan, pemberian informasi

Page 23: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

30

tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputi

segala sesuatu yang ada di sekitar anak yang non manusia.

Dalam kaitan lingkungan fisik melalui bercerita anak memperoleh

informasi tentang binatang, peristiwa yang terjadi dari lingkungan anak,

bermacam makanan, pakaian, perumahan, tanaman yang terdapat di halaman

rumah, sekolah, kejadian di rumah, dan di jalan. Sedang informasi tentang

lingkungan sosial meliputi: orang yang ada dalam keluarga, di sekolah dan di

masyarakat. Dalam masyarakat tiap orang itu memiliki pekerjaan yang harus

dilakukan setiap hari yang memberikan pelayanan jasa kepada orang lain yang

menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Bermacam nilai sosial, moral dan agama dapat ditanamkan melalui

kegiatan bercerita. Nilai-nilai sosial yang ditanamkan kepada anak TK yakni

bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam hidup bersama dengan orang lain.

Dalam hidup bersama orang lain harus ditanamkan sikap saling menghormati,

saling menghargai hak orang lain, saling membutuhkan, menyadari tanggung

jawab bersama, saling menolong dan sebagainya.

j. Langkah-langkah Penggunaan Metode Bercerita

Dalam memberikan pengalaman belajar melalui penuturan cerita, guru

terlebih dahulu menetapkan rancangan langkah-langkah yang harus dilalui dalam

bercerita. Menurut Ali Priyono (2012:1) langkah-langkah yang dapat digunakan

pada metode bercerita meliputi; langkah persiapan, tahap pelaksanaan, maupun

tahap penutup.

Page 24: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

31

Pada tahap persiapan, langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi;

1) Merumuskan tujuan yang aan dicapai. Proses pembelajaran adalah proses

yang bertujuan, oleh sebab itu meumuskan tujuan yang jelas merupakan

langkah awal yang harus dipersiapkan oleh seorang guru dalam

menggunakan metode cerita ini agar anak dapat memahami tujuan dari

cerita tersebut;

2) Menentukan materi yang akan diceritakan. Dalam metode cerita ini, guru

harus menentukan materi cerita yang akan disampaikan, agar sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai dalam metode cerita,

3) Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu digunakan untuk memperjelas materi

dan dapat lebih menarik dalam penyampaian materi cerita,

Pada tahap pelaksanaan, langkah-langkah yang dapat dilakukan

meliputi;

1) Langkah pembukaan. Meyakinkan anak untuk memahami tujuan yang akan

dicapai. Dengan meyakinkan pada anak tujuan yang hendak dicapai akan

merangsang anak termotivasi mengikuti jalannya materi cerita yang akan

disampaikan;

2) Langkah penyajian. Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi

secara lisan, dimana guru menceritakan kepada anak materi cerita sambil

menjaga perhatian anak agar tetap terarah pada materi yang diceritakan.

Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu;

menjaga kontak mata secara kontinyu dengan anak agar mereka merasa

Page 25: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

32

diperhatikan oleh guru, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah

dipahami oleh anak, guru dalam menyajikan materi cerita hendaknya runtut,

sehingga alur cerita mudah dipahami oleh anak, menanggapi respon anak

dengans egera, agar anak merasa diperhatikan, serta menjaga suasan kelas

tetap kondusif dan menggembirakan.

Pada tahap penutup, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah

menciptakan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak tetap mengingat materi

cerita yang telah disampaikan. Dengan harapan, materi cerita yang disampaikan

tadi bisa menjadi pelajaran bagi anak, mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh

karena itu dalam menutup kegiatan belajar mengajar, guru menyimpulkan dan

sedikit mengulangi lagi materi cerita yang telah disampaikan.

k. Kelebihan dan Kelemahan Metode Bercerita

Pada umumnya semua metode pembelajaran itu memiliki kelebihan juga

kekurangan. Adanya kelebihan menyebabkan guru selalu mengoptimalkan

penggunaannya, dan adanya kekurang menyebabkan munculnya beragam metode

yang ditawarkan oleh para ahli agar guru mampu menguasai semua metode

pembelajaran berdasarkan kondisi belajar anak secara kompleksitas.

Adapun tentang kelebihan metode bercerita, menurut Ali Priyono,

(2012:1)) adalah sebagai berikut;

1. Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengelompokkan anak-anak

seperti pada metode lain

Page 26: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

33

2. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun anak dalam jumlah

yang cukup besar apabila cerita yang disampaikan menarik bagi anak

3. Bila guru bercerita berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan

semangat, kreasi yang konstruktif, dan bisa merangsang para anak untuk

melakukan tugas atau pekerjaan

4. Metode ini lebih bersifat fleksibel dalam arti jika waktu terbatas materi

cerita dapat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, jika

waktu yang tersedia cukup banyak, maka materi cerita yang diberikan

dapat diperluas dan diperdalam

5. Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula pada metode ini. Di samping

manfaat yang dirasakan oleh anak, penggunaan metode bercerita berdasarkan

temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:

1. Guru sulit mengetahui sampai dimana batas kemampuan anak dalam

memahami materi cerita yang disampakan.

2. Anak-anak lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap yang

diceritakan itu benar, sehingga dengan demikian bentuk pelajaran lebih

bersifat verbalsme

3. Guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan segi-segi psikologis dan

didaktis, sehingga pembicaaraan dapat tidak terarah dan dapat

Page 27: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

34

menimbulkan kebosanan pada anak, atau kadang terlalu banayk humor

sehingga tujuan utamanya terabaikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa metode bercerita di

samping memiliki kelebihan yang dapat bermanfaat bagi guru dan anak dalam

keberlangsungan kegiatan pembelajaran, juga memiliki kelemahan yang perlu

dicarikan solusinya oleh guru agar efektivitas kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung secara baik dan kondusif.

l. Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia 4 – 5 Tahun

Menurut Piaget (dalam Yusuf, 2011:55) mengemukakan Anak Usia 4-5

tahun biasanya anak sudah masuk taman kanak-kanak.Perkembangan kognitif

anak usia 4-5 tahun masuk ke dalam tahap prooperasional (preoperational

period).Apa yang sebelumnya telah di peroleh anak dikembangkan kembali

dalam bentuk representasi mental (mental representation). Anak mentransfer

gagasan tentang objek, hubungansebab akibat,ruangan dan waktu kedalam

perantara baru (represantasi mental)dan struktur terorganisasi yang lebih

tinggi.kemampuan untuk meresepresentasikan objek dan kejadian secara

mental memungkinkan anak yang berada pada tahap praoperasional

melakukan “cara pandang”yang lebih luas dibandingkan dengan yang telah

mereka miliki sebelumnya (tahap sensorimotor).

Pada tahap prooperasional ini dalam hubungannya dengan berimajinasi

anak dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah lewat

,memimpikan masa depan ,dan juga merangkai pengalaman-pengalaman yang

Page 28: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

35

telah dilalui untuk menumbuhkan pengertian yang lebih kompleks mengenai

lingkungannya.

Sebuah ciri yang utama dari tahapan ini adalah pemusatan ketika anak

melihat ada sebuah benda yang di atur dalam sebuah ruang, anak cenderung

melihat suatu benda yang berada dipusat dan nyata terlihat. Sebagai contoh

jika sebuah cairan diletakkan dalam botol tinggi tetapi berlingkar kecil dan

pendek tetapi berlingkar lebar, maka anak dengan praoperasional akan

mengatakan bahwa cairan yang lebih banyak ada di tempat yang tinggi. Ketika

bentuk fisik dari sebuah benda mampu untuk menjaga gambaran sesungguhnya

dari bentuk tersebut didalam pikiran. Mereka mengalami keterbalikan

kemampuan ini. Untuk menjaga gambaran yang sesungguhnya dalam pikiran

dan membalikkan perubahan fisik disebut konservasi. Ketidak mampuan untuk

mengkonversi adalah satu ciri diperiode ini.

m. Meningkatkan Kemampuan Anak Berimajinasi dengan Metode

Bercerita di TK

Kemampuan berimajinasi merupakan kemampuan berfantasi, berekspresi

anak terhadap sesuatu objek. Tidak semua anak mengalami hal ini, tergantung

dari kemampuan dasar yang dimiliki. Melalui metode cerita yang digunakan guru,

anak akan terbiasa mengungkapkan kembali objek yang pernah diamati, dilihat

maupun didengar dalam bentuk kalimat yang sederhana.

Adapun ciri imajinatif anak usia TK menurut Riyanto (2009:125) yakni

antara lain: anak dapat mengkaitkan pengalaman yang ada di lingkungan

Page 29: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

36

bermainnya dengan pengalaman pribadinya. Di samping itu anak mampu

memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat

mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat

tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkret.

Kemampuan berimajinasi sebagian besar tergantung kepada sejauhmana

anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk itu

agar anak dapat berimajinatif dengan baik pada saat penyajian pengetahuan di

dalam kelas, maka anak tidak merasa ada tekanan dari guru, melainkan motivasi

itu muncul dari diri anak atau di luar diri anak secara bebas, menyenangkan, dan

tanpa tekanan.

Pada kesimpulannya terdapat pengaruh yang erat antara imajinasi dengan

metode cerita yang digunakan guru. Dengan cerita yang dituturkan guru, anak

mengungkapkan hal-hal yang pernah ditemui, bahkan dirasakan yang

berhubungan dengan tema pembelajaran.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

a. Linda Maku, (2011) dengan judul penelitiannya adalah Peningkatan Daya

Imajinasi Anak Menggunakan Gambar Diam (sketsa) melalui pemberian

tugas di TK Cerdas Desa Lauonu Kecamatan Tilango.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode pemberian tugas

melalui gambar dapat meningkatkan kemampuan imajinasi anak TK

Cerdas Desa Lauwonu Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Bukti

konkrit meningkatkan kemampuan imajinasi anak tersebut terlihat pada

Page 30: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

37

saat pembelajaran berlangsung, dimana anak mampu membuat macam-

macam garis, mampu menghubungkan garis putus-putus, dan mampu

memberi arti pada gambar yang telah selesai dihubungkan yang ditandai

dengan persentase hasil pengamatan sebesar 75%.

b. Patria Kasim (2011) Dengan judul penelitiannya adalah Peningkatan

Kemampuan Imajinasi Anak Melalui Metode Bermain Simbolik

Kelompok B di TK Varigata Desa Kopi Kecamatan Bulango Utara

Kabupaten Bone Bolango

Hasil penelitiannya adalah pembelajaran melalui metode bermain

simbolik dapat meningkatkan kemampuan imajinasi pada anak usia dini.

Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan

imajinasi dari tahap observasi awal sampai dengan siklus II yakni tahap

observasi awal kemampuan imajinasi anak sebesar 25% atau 5 anak,

peningkatan kemampuan imajinasi anak siklus I mencapai 50% atau 10

anak dan peningkatan kemampuan imajinasi anak pada siklus II mencapai

75% atau 15 anak. Dengan demikian, bermain simbolik merupakan

metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan imajinasi pada anak

usia dini. Di samping itu pula, dengan menggunakan simbol berupa benda-

benda kecil merangsang anak untuk berpikir kreatif, perhatian anak

terhadap proses pembelajaran makin panjang, anak mampu

mengorganisasikan kemampuan diri atau melatih kepercayaan diri pada

Page 31: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

38

anak, merangsang imajinasi anak, menambah perbendaharaan kata

sehingga menghasilkan karya yang original.

c. Heni Agustin (2011) dengan judul penelitiannya adalah Meningkatkan

Keterampilan Menceritakan Kembali Melalui Kegiatan Bercerita Dengan

Menggunakan Buku Pada Anak Kelompok A d TK Negeri Pembina

Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterampilan

menceritakan kembali pada anak usia dini dapat ditingkatkan melalui

penerapan kegiatan yang menuntut anak untuk mendengar dan menyimak,

karena dengan anak mendengar dan menyimak berarti anak mencoba

untuk mengerti dan memahami isi dan alur cerita yang nantinya dengan

pemahaman ini dengan mudah anak dapat menceritakannya kembali. Hal

ini dibuktikan dengan hasil yang dicapai pada pelaksanaan kegiatan

pemberian tindakan yang menerapkan kegiatan bercerita dengan

menggunakan buku cerita yang memperoleh hasil sebesar 46,7% yaitu dari

30% pada observasi awal menjadi 76,7% pada pelaksanaan tindakan siklus

II. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa meningkatkan keterampilan

menceritakan kembali melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan

buku cerita pada anak kelompok A TK Negeri Pembina Kecamatan

Wonosari Kabupaten Boalemo dapat diterima.

Dari ketiga kajian di atas, setelah dianalisis belum ada yang meneliti

tentang kemampuan berimajinasi anak melalui metode cerita. Alasan inilah

Page 32: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

39

yang memotivasi peneliti untuk melakukan kajian penelitian secara obyektif

yaitu meningkatkan meningkatkan kemampuan berimajinasi melalui metode

bercerita pada anak kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota

Gorontalo, dengan menjadikan hasil penelitian tersebut di atas sebagai

referensi utama sekaligus sebagai sumber informasi munculnya gagasan untuk

membahas secara spesifik tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah

dalam penelitian ini.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: “Jika menggunakan metode bercerita, maka kemampuan

anak dalam berimajinasi di kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota

Gorontalo, akan meningkat”.

D. Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan kelas ini

adalah 85% atau 17 dari 20 orang anak yang telah memiliki kemampuan

berimajinasi. Yakni terjadi peningkatan dari 35% atau 7 orang anak menjadi 85%

atau 17 orang anak dari jumlah 20 orang anak.

Page 33: KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian …eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2... · menggambar, menulis puisi, bercerita, mendongeng, membuat kriya, suka

40