bab ii kajian teorietis dan hipotesis...

24
BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teorietis 2.1.1 Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Daerah Gorontalo a. Pengertian Bahasa Daerah Gorontalo Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Setiap orang memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi dalam berbagai lingkungan di tempat mereka berada: antara anggota keluarga dalam komunikasi keluarga, antar anggota masyarakat dalam komunikasi social, antar lembaga dalam komunikasi kerja, antar pengusaha di lingkungan bisnis dalam komunikasi bisnis, ansstarilmuwan dalam komunikasi ilmiah, dan sebagainya. Mengingat arti penting bahasa dalam kehidupan sehari-hari, maka belajar suatu bahasa akan menjadikan suatu komunikasi yang jelas dan tidak salah paham antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya. Keberhasilan dalam memepelajari suatu bahasa terutama bahasa daerah itu sendiri dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Dalam hal ini yang termasuk faktor internal adalah motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan. Adapun yang termasuk faktor eksternal dalam belajar suatu bahasa adalah guru, orang tua, teman, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Teori belajar yang digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori belajar behaviorisme. Teori ini berpandangan bahwa proses belajar berbahasa itu dimulai sejak manusia masih bayi sampai seumur hidupnya. Kapasitas manusia untuk belajar merupakan yang membedakan manusia dengan mahluk hidup yang lain. Teori ini merupakan teori belajar yang paling awal dikenal dan masih terus berkembang sampai sekarang. Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha meningkatkan keterlibatan anak (siswa) melalui media kartu bergambar sebagai sumber belajar

Upload: nguyennhan

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teorietis

2.1.1 Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Daerah Gorontalo

a. Pengertian Bahasa Daerah Gorontalo

Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Setiap orang memerlukan kerja sama dengan

orang lain. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

dalam berbagai lingkungan di tempat mereka berada: antara anggota keluarga dalam komunikasi

keluarga, antar anggota masyarakat dalam komunikasi social, antar lembaga dalam komunikasi

kerja, antar pengusaha di lingkungan bisnis dalam komunikasi bisnis, ansstarilmuwan dalam

komunikasi ilmiah, dan sebagainya. Mengingat arti penting bahasa dalam kehidupan sehari-hari,

maka belajar suatu bahasa akan menjadikan suatu komunikasi yang jelas dan tidak salah paham

antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya.

Keberhasilan dalam memepelajari suatu bahasa terutama bahasa daerah itu sendiri

dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Dalam hal ini yang termasuk faktor internal

adalah motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan. Adapun yang termasuk faktor eksternal dalam

belajar suatu bahasa adalah guru, orang tua, teman, keluarga, masyarakat dan lingkungan.

Teori belajar yang digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori

belajar behaviorisme. Teori ini berpandangan bahwa proses belajar berbahasa itu dimulai sejak

manusia masih bayi sampai seumur hidupnya. Kapasitas manusia untuk belajar merupakan yang

membedakan manusia dengan mahluk hidup yang lain. Teori ini merupakan teori belajar yang

paling awal dikenal dan masih terus berkembang sampai sekarang.

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha

meningkatkan keterlibatan anak (siswa) melalui media kartu bergambar sebagai sumber belajar

Page 2: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

dalam meningkatkan bahasa daerah Gorontalo. Dan kegiatan pembelajaran ini berasumsi bahwa

kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian anak jika apa yang dipelajari diangkat dari

lingkungan sekitar agar apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan bermanfaat bagi

lingkungan atau tingkat pembelajaran budaya itu sendiri.

Bahasa merupakan alat komunikassi dan interaksi yang sangat penting bagi

manusia.Melalui Bahasa, kita dapat memperoleh informasi yang penting di sekitar kita. Bahasa

sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat. Dan perasaan. Secara umum

Bahasa dapat diartikan suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan

dalam bentuk bunyi ujaran. Dengan demikian, bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi

antara manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia.

Bahasa juga memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional anak dan merupakan penunjang keberhasilan.

Menurut Wibowo (Pembelajaran apa Bahasa daerah itu. 2010 :6) Bahasa adalah sistem

symbol symbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat

arbitrer dan konvesional, yang dipakai sebagai alat berkomunikassi oleh sekolompok manusia

untuk melahirkan perasaan dan fikiran.

Kesalahan dalam berbahasa tidak hanya ditemukan dalam penyampaian informasi baru,

tetapi sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan dalam pemilihan kata,

penyusunan struktur kalimat dalam berbahasa disebabkan banyak factor. Jika mencari kesalahan

tanpa memperhatikan pembetulannya, maka kita akan sering menyalahkan orang tetapi tidak

pernah mengetahui hal yang benar, yang akhirnya kesalahan tetap berjalan. Salah satu cara

memperbaiki kesalahan- kesalahan berbahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah

Page 3: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

dengan memberi penekanan pada kegiatan berbahasa didunia pendidikan pada umumnya dan

kegiatan berbahasa daerah pada khususnya.

Menurut Mansoer Pateda (Pembelajaran Bahasa daerah Gorontalo. 1999 :1) Bahasa Gorontalo adalah bahasa komunikasi atau bahasa nusantara yang dikembangkan karena adanya budaya bahasa yang ada di daerah itu sendiri. Yang berdasarkan penjelasan UUD 1945, Bab XV, Pasal 26 diamanatkan, “Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Gorontalo dan sebagainya) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh Negara. Bahasa-bahasa itupun merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup. Pembinaan dan pengembangan budaya bahasa daerah gorontalo ditujukan untuk

mengakarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan bangsa. Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah di Indonesia saling menopang dalam memperkuat jati diri bangsa Indonesia

sebagai warga dunia yang jika tidak ada kehati-hatian bangsa ini, maka era globalisasi akan

memusnahkan dan melenyapkan identitas sebagai satu bangsa.

Adat dan budaya bahasa gorontalo adalah sesuatu yang kompleks karena norma-norma

oleh individu yang menganutnya dijunjung tinggi dalam kehidupan.seperi : adat istiadat, seni dan

bahasa daerah gorontalo. Walaupun dianggap bersifat tetap namun akan berubah didalam satu

jangka waktu yang lama.

Bahkan dalam kehidupan manusia sekarang ini sering menghindari dan melanggar apa

yang menjadi warisan budaya gorontalo itu sendiri sehingga turun temurun pula warisan budaya

yang ditinggalkan tidak dapat dikembangkan dengan baik. Sehingga apa yang menjadi harapan

bangsa kedepan untuk anak cucu kita dalam meningkatkan budaya bahasa daerah gorontalo tidak

terwujud terutama dalam pembelajaran sekarang ini.

Menurut M Liputo (Buku Poesaka Gorontalo. 1943 : 22) Bahasa adalah keseluruhan

system gagasan, tindakan dan hasil karyamanusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat dan

dijadikan milik manusia melalui proses belajar.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Maka dari belajar anak-anak akan dapat mengembangkan budaya bahasa daerah

gorontalo, Menurut Yennie pulubuhu (Satuan Pelajaran Muatan Lokal. 1999 : 11) Proseses

pembelajaran bahasa Gorontalo sekurang-kurangnya dibagi menjadi lima tahap yaitu :

1. Tahap bujukan, dorongan, dan himbauan

2. Tahap pembelajaran

3. Tahap penggunaan bahasa

4. Tahap pembinaan dan

5. Tahap penilaian.

Berdasarkan tahapan-tahapan diatas guru dapat merespon bahasa gorontalo pada anak

untuk menunutun ketrampilan anak dalam bahasa gorontalo yang masih dalam tahap

pembelajaran.

b. Beberapa ciri atau sifat hakikat dari bahasa Daerah Gorontalo

Ada beberapa cirri atau sifat yang hakiki dari bahasa Daerah Gorontalo itu sendiri yaitu :

a) Bahasa sebagi Sistem

Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari dengan makna ‘cara’ atau

‘aturan’, tapi dalam kaitan dengan keilmuan, sistem bararti susunan teratur berpola yang

membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu

sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut

pola, tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya bahasa itu

bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub- subsistem atau sistem bawahan.

b) Bahasa sebagai Lambang

Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama.

Lambang dikaji orang dengan kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu Semiotika

Page 5: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

atau Semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia

termasuk bahasa. Dalam semiotika atau semiologi dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu

antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat

(gesture), kode, indeks, dan ikon. Dengan begitu, bahasa adalah suatu sistem lambang dalam

wujud bunyi- bahasa, bukan dalam wujud lain.

c) Bahasa adalah Bunyi

Sistem bahasa itu bisa berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi. Kata bunyi, sering

sukar dibedakan dengan kata suara. Secara teknik, menurut Kridalaksana (1983: 27) bunyi

adalah kesan dari pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena

perubahan- perubahan dalam tekanan udara. Lalu yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau

yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi

tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa, seperti teriak,

bersin, batuk- batuk, dan sebagainya.

d) Bahasa itu Bermakna

Bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, maka tentu ada yang

dilambangkan. Yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau pikiran yang

ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang- lambang itu mengacu pada suatu

konsep, ide atau suatu pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.

Lambang- lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan- satuan

bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Karena bahasa itu

bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.

e) Bahasa itu Arbiter

Page 6: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Kata arbitrer bisa diartikan “ sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka”.

Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang

bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang

tersebut.

f) Bahasa itu Konvensional

Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat arbitrer,

tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya,

semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan

untuk mewakili konsep yang diwakilinya.

g) Bahasa itu Produktif

Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah “

banyak hasilnya “ atau lebih tepat “ terus-menerus menghasilkan “. Lalu, kalau bahasa itu

dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan

unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak

terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yamg berlaku dalam bahasa itu.

h) Bahasa itu Unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain.

Bahasa dikatakan unik yang artinya setiap bahasa memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh

bahasa lain. Salah satu keunikan bahasa Gorontalo adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat

morfemis, melainkan sintaksis, artinya jika kita memberi tekanan pada kata dalam kalimat maka

makna kata itu tetap.

i) Bahasa itu Universal

Page 7: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Bahasa bersifat universal artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa

yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling

umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.

j) Bahasa itu Dinamis

Bahasa adalah satu- satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan

dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan

bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam

kehidupannya di dalam masyarakat, kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka

bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap dan tidak statis. Karena itulah bahasa

itu disebut dinamis.

k) Bahasa itu Bervariasi

Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai

status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Anggota masyarakat bahasa itu

ada yang berpndidikan baik ada juga yang tidak, ada yang tinggal di kota ada yang tinggal di

desa, ada orang dewasa dan kanak-kanak. Oleh karena latar belakang dan lingkungannya tidak

sama maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam.

l) Bahasa itu Manusiawi

Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya

milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Alat komunikasi binatang bersifat

terbatas. Dalam arti hanya untuk keperluan hidup “ kebinatangannya” itu saja. Kalaupun ada

binatang yang dapat mengerti dan memahami serta melakukan perintah manusia dalam bahasa

manusia adalah berkat latihan yang diberikan kepadanya.

c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa daerah gorontalo

Page 8: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa daerah Gorontalo

sehingga budaya bahasa Gorontalo tetap bertahan dan terjaga dalam situasi seperti sekarang ini

dan digunakan masyarakat banyak pada umumnya, baik dari kalangan orang tua, remaja dan

anak- anak yang sampai sekarang diajarkan pada lembaga pendidikan sampai saat ini, yaitu

sebagai berikut :

1) Masyarakat yang memang masih dalam lingkungan menggunakan daerahah Gorontalo baik

dari lingkungan keluarga, bermasyarakat, tokoh dan Agama sehingga budaya ataupun tradisi

tersebut sudah tertanam sejak usia dini

2) Mau Menggunakan bahasa Gorontalo baik dikalangan luar maupun didalam masyarakat

luas, sehinnga budaya bahasa Gorontalo akan tetap terjaga kekhasannya dan akan

terpublikasikan kepada masyarakat luar

3) Mencintai budaya- budaya leluhur Gororntalo baik seni, budaya, adat istiadat dan bahasa

gorontalo.

Menururt Alim S. Niode (Perubahan nilai-nilai budaya dan pranata sosoial.2007 : 50) Bahwa nilai-nilai budaya yang terletak di tengah sebagai inti lingkaran terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dari alam pikiran sebagaian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap mulia.

Selain faktor yang mempengaruhi mengapa bertahannya budaya bahasa daerah gorntalo

sampai dengan sekarang. Ada juga beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi makin

berkurangnya masyarakat yang menggunakan bahasa daerah gorontalo yaitu sebagai berikut:

a) Karena masyarakat yang sudah tidak mau menggunakan bahasa daerah gorontalo sehingga

bahasa daerah gorontalo semakin tidak berkembang

b) Adanya suku lain yang tinggal didaerah Gorontalo

c) Adanya perkawinan antara suku yang berbeda misalnya suku Gorontalo menikah dengan suku

yang lain

Page 9: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

d) Dan adanya perkembangan bahasa gaul yang sering kali diminati remaja masa kini.

d. Metode belajar yang menunujang penigkatan budaya bahasa daerah Gororntalo

Menurut Mansoer Pateda (Kaidah Bahasa Gorontalo.1999 :12) Metode belajar yang

menunjang perkembangan budaya bahasa gorontalo yaitu sebagai berikut :

1) Berani mencoba

Orangtua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan bahasa daerah secara

sederhana walaupun banyak bahasa yang belum anak kuasai, gagasan, menyampaikan sesuatu

atau mengambil keputusan sendiri menggunakan bahasa sederhana (asalkan tidak

membahayakan atau merugikan oranglain atau diri sendiri). Jangan mengancam atau

menghukum anak jika bahasa yang digunakan salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka

umumnya belum tahu, dalam tahap belajar bahasa daerah gorontalo. Oleh karena itu tanyakan

mengapa mereka berpendapat atau mengungkapkan bahasa yang demikian, beri kesempatan

untuk mengemukan alasan-alasan. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berpikir, jangan didikte

atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Dengan demikian

tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat atau

membahasakan bahasa daerah gorontalo sederhana.

2) Mendorong kemandirian

Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan bahasa derah

gorontalo, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil

bahasa yang sudah lebihh baik dan sesuatu yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-

cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan bahasa Daerah Gorontalo.

3) Merangsang anak

Page 10: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Keluarga harus merangsang anak untuk tertarik dengan percakapan bahasa gorontalo atau

tentang berbagai kejadian disekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka

pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua harus menjawab dengan cara menyediakan

sarana yang semakin merangsang anak berpikir lebih dalam, sehingga mendorong anak untuk

berbahasa gorontalo. Misalnya dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan

menolak, melarang atau menghentikan rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan

dirinya atau orang lain.

4) Memberikan kesempatan pada anak

Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan bahasa daerahnya sendiri

dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mengungkapkan bahasa

daerah yang mereka ketahui namun orang tua atau guru hanya memberikan arahan kepada anak

tentang kalimat bahasa yang salah dan bahasa yang benar.

5) Memberikan pelatihan atau Evaluasi

Perkembangan dalam berbahasa daerah gorontalo perlu diadakan latihan atau evaluasi agar

anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa daerah gorontalo walaupun hanya secara

sederhana.Sehingga apa yang diberikan dapat menjadi acuan mereka.

Menururt Alim s. Niode (Perubahan nilai-nilai budaya dan pranata sosoial.2007 : 98) Bahwa

Ada beberapa metode belajar yang dapat meningkatkan budaya bahasa daerah Gorontalo kepada

anak yaitu sebagai berikut:

a) Metode Bermain

Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila

bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam mengembangkan budaya

bahasa daerah Gorontalo pada anak usia dini.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

b) Metode Bermain membaca kartu bergambar

Metode bermain dengan membaca gambar sangat umum digunakan dalam pembelajaran

dan pengenalan bahasa daerah sederhana kepada anak, khususnya dalam menyampaikan pesan-

pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada anak.

c) Bernyanyi

Metode bernyanyi dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar bahasa daerah

gorontalo,apalagi dalam mengajarkan lagu yang berbaur dengan bahasa daerah gorontalo, anak-

anak biasanya sangat senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat

disukai anak.

d) Praktik langsung

Pembelajaran praktik langsung lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat

mempelajari bahasa daerah gorontalo dan guru dapat mengamati anak yang belum mahir dalam

berbahasa daerah gorontalo secara langsung.

2.1.2 Kosa Kata Bahasa Gorontalo

Kosa kata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau

merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosa kata dalam bahasa Inggris disebut

vocabulary, kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang

dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh

orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum

dianggap merupakan gambaran dari intelejensi atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak

ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik

dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam

Page 12: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian

dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan

kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

Contoh kosakata bahasa daerah Gorontalo

Tangan = Ulu’u

Mata = Mato

Telinga = Bulonga

Mulut = Ngango

Hidung = Wulingo

Kaki = Uato

Lidah = Dila

2.1.3 Hakikat Media Kartu Bergambar

a. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara

harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantar atau pengantar sumber pesan dengan

penerima pesan.

Gerlach & Ely ( Arsyad Azhar: 2004:3 ) mengatakan bahwa media apabila di pahami

secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini,

guru, gambar teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis,

Page 13: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.

Menurut AECT ( dalam Azhar, 2004:3 ) “Media adalah segala bentuk yang di pergunakan

untuk proses penyaluran informasi”. Sedangakan pengertian media menurut Djamarah (

1995:136 ) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan

guna mencapai tujuan pembelajaran”.

Menurut AECT ( dalam Azhar, 2004:3 ) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

b. Pengertian Media Kartu Bergambar

Flash Card atau Education card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata,

yang diperkenalkan oleh Doman, seorang Dokter ahli bedah otak dari Philadelphia,

Pennsylvania. Gambar–gambar pada flashcard dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-

buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya. Kartu ini dimainkan dengan cara

diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat, hanya dalam waktu 1 detik untuk masing-

masing kartu. Tujuan dari metode ini adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat

gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan dalam berbahasa

gorontalo anak bisa dilatih dan ditingkatkan.

Media kartu atau flash cards biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat

digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata pada umumnya dan pada bahasa daerah

gorontalo pada khususnya”. Sedangkan pada tahapan kelompok B Taman Kanak-kanak media

kartu bergambar atau flash card ini dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa gorontalo pada

anak-anak.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi pembelajaran

dengan menggunakan kartu bergambar (Flash card). Kartu-kartu berseri tersebut dapat berupa

kartu bergambar, kartu huruf, kartu kata, dan kartu kalimat.

c. Pengertian Membaca

Pembelajaran Bahasa Gorontalo di Taman Kanak-kanak bertujuan meningkatkan

kemampuan anak berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Ketrampilan

membaca sebagai salah satu ketrampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki

anak Taman Kanak-kanak agar mampu berkomunikasi secara tertulis sederhana. Oleh karena itu,

peranan pengajaran Bahasa Daerah Gorontalo khususnya pengajaran membaca gambar di Taman

Kanak-kanak menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan

tuntutan pemilikan kemahirwacanaan dalam abad informasi ( Joni, 1990 ). Pengajaran Bahasa

Daerah Gorontalo ( Mulok ) di Taman Kanak-Kanak bertumpu pada kemampuan dasar

membaca sederhana dan menulis juga perlu diarahakan pada tercapainya kemampuan anak.

Membaca sederhana merupakan salah satu keterampilan belajar berbahasa Gorontalo

yang diajarkan dalam mata pelajaran Mulok. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu :

1. Keterampilan yang bersifat menerima ( reseptif ) yang meliputi keterampilan membaca dan

menulis.

2. Keterampilan yang bersifat mengungkap ( produktif ) yang meliputi keterampilan menulis

sederhana dan berbicara ( Muchlisoh, 1992:119).

Keterampilan membaca gambar dan menulis sederhana, khususnya keterampilan

membaca gambar harus di kuasai oleh anak karena keterampilan ini secara langsung berkaitan

dengan seluruh proses belajar anak. Keberhasilan belajar anak dalam mengikuti prorses kegiatan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

belajar mengajar disekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca gambar.

Anak yang tidak mampu membaca gambar dengan baik akan mengalami kesulitan dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa daerah Gorontalo.

Anak akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang

disajikan dalam berbagai pembelajaran.. Akibatnya, kemajuan belajar bahasa daerah Gorontalo

lamban jika dibandingkan dengan teman-teman yang dapat meningkatkan bahasa daerah

Gorontalo itu sendiri.

Hakikat membaca kartu bergambar yang sesungguhnya adalah berbicara. Si

pembaca berbicara dengan penulis, atau berbicara dengan pelaku dalam bacaan. Dalam kegiatan

membaca terjadi kontak timbal balik antara si pembaca dengan si penulis atau si pelaku dalam

bacaan. Maka boleh dikatakan, anak yang belum pernah melakukan percakapan sehari-hari

dengan orang lain disekelilingnya, mustahil akan dapat memahami bacaan dalam arti yang

sesungguhnya.

Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku.

Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula

dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami

dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.

Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :

1. Anak belajar melalui bermain.

2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.

3. Anak Belajar secara interaksi

4. Anak belajar secara alamiah.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

5. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek

pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.

Kartu bergambar adalah kartu-kartu yang bergambar yang dilengkapi kata-kata sehingga

memudahkan anak dalam belajar dan lebih tertarik akan pelajaran yang diberikan guru.

Fakta ini disahkan oleh kajian pakar-pakar komunikasi yang mendapati bahawa manusia

suka kepada manusia-manusia lain yang mau mendengarkan dan merespon. Para ahli

berpendapat bahawa anak perempuan lebih cepat bercakap-cakap dibandingkan dengan anak

laki-laki. anak- perempuan juga lebih cakap dalam membaca kartu bergambar dibandingkan

dengan anak laki-laki. Kajian para ahli komunikasi berpendapat wujudnya kaitan yang kuat

antara kesuksesan seseorang dengan mendengar dan merespon sesuatu.

Menurut Glenn Doman (2000 :10) bahwa, kartu bergambar kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata. Gambar-gambar pada kartu bergambar dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya. Kartu bergambar tersebut dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat, hanya dalam waktu 1 detik untuk masing-masing kartu.

Tujuan dari metode kartu bergambar itu adalah melatih kemampuan otak kanan anak untuk

mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak

bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini dan permainan ini merupakan terobosan baru di

bidang metode membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk mengingat.

Namun, sebagaimana umumnya metode-metode kartu belajar baru, metode kartu anak ini juga

mendatangkan kritik dan tanda tanya dari masyarakat maupun profesional di bidang pendidikan

dan perkembangan anak, bahkan ada yang menganggapnya mustahil. Penyebabnya, dasar dari

metode kartu bergambar adalah melatih anak menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata,

sehingga ketika ia melihat kata-kata itu lagi di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat

mengucapkannya. Inilah yang disebut ”membaca”. Namun bila anak melihat kata-kata baru, ia

tak dapat mengucapkannya karena belum pernah diperkenalkan.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

Permainan kartu bergambar dapat diberikan kepada anak sebagai sebuah permainan

mengenal huruf dan kata-kata. Gambar-gambar yang menarik dengan warna-warni menyolok

yang disukai anak-anak, sehingga guru bisa mengajak mereka bergembira, bermain dan belajar

dalam cara yang sederhana. Permainan kartu bergambar ini selain dapat meningkatkan daya

ingat anak-anak, juga dapat membelajarkan anak tentang bahasa daerah gorontalo sederhana.

Sehingga guru tak perlu menargetkan hasil yang muluk-muluk atau memaksa anak untuk

menghafal sekian kata dalam sehari. Apalagi sampai membanding-bandingkan dengan anak-anak

lain seusianya yang sudah lebih maju kemampuan belajar dengan menggunakan kartu bergambar

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa gorontalo. Biarkan saja anak berkembang

dan belajar kartu anak dalam temponya sendiri dan mengikuti kematangan fungsi-fungsi otaknya

masing-masing, sebab setiap anak berbeda.

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi anak terhadap pelajaran bahasa

gorontalo, salah satunya adalah dengan menggunakan media. Banyak media yang dapat

digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa gorontalo di antaranya media kartu bergambar.

Media ini cocok diterapkan dalam pembelajaran bahasa Gorontalo untuk anak usia dini,

kelompok A. Karena pada usia tersebut, anak berfikir berdasarkan rangsangan-rangsangan

kongkret dan tentang hal-hal yang kongkret, bukan abstrak. Oleh karena itu, dalam pengajaran

kosa kata bahasa Gorontalo untuk anak ini, penggunaan media kartu bergambar perlu

dimanfaatkan.

Adapun penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan prestasi anak dalam

pembelajaran bahasa Gorontalo di PAUD Rahmat Jaya Kecamatan Limboto Kabupaten

Gorontalo dengan menggunakan media kartu bergambar, dengan rancangan penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research). Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk

Page 18: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

memperoleh informasi tentang: (1) prestasi siswa dalam pembelajaran bahasa Gorontalo sebelum

digunakan kartu bergambar, (2) pelaksanaan pembelajaran bahasa Gorontalo dengan kartu

bergambar, dan (3) prestasi anak dalam pembelajaran bahasa Gorontalo sesudah digunakan kartu

bergambar.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Depdikbud Balai Pustaka (1991: 448), kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. Sedangkan media pendidikan kartu bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang oleh peneliti untuk membantu mempermudah dalam belajar bahasa gorontalo. Media bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 × 22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan.

Berdasarkan penelitian Asti Ariyani (2008), bahwa penggunaan media kartu bergambar

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Gororntalo. Hal ini berarti perbedaan

persepsi antara guru dengan anak yang menyebabkan prestasi belajar bahasa Gorontalo anak

menjadi rendah, maka guru dapat membantu meningkatkan prestasi belajar bahasa Gororntalo

anak dengan cara menggunakan media kartu bergambar. Penggunaan media kartu

bergambar mempunyai fungsi untuk meningkatkan budaya bahasa daerah Gorontalo. Demikian

pula menurut Taufiq Pariyono (2007), bahwa pembelajaran dengan media kartu bergambar

berpengaruh positif terhadap penguasaan kosakata bahasa Gorontalo pada anak.

Pemanfaatan media kartu bergambar dalam meningkatkan hasil

belajar dan aktifitas anak di PAUD Rahmat Jaya Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo,

terutama yang berkaitan dengan,(1) Proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Gorontalo ketika

memanfaatkan media kartu bergambar. (2) Aktifitas atau partisipasi yang dilakukan siswa terhadap

pembelajaran Bahasa Gorontalo ketika memanfaatkan media kartu bergambar. (3) Hasil belajar

siswa setelah memanfaatkan Media Kartu Bergambar dalam pembelajaran Bahasa Gorontalo .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena

Page 19: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

penelitian dimaksudkan untuk mengkaji problem atau masalah pembelajaran yang dirasakan oleh

guru dan siswa pada umumnya.

2.1.4 Jenis – Jenis Permainan Kartu Bergambar

Ada beberapa jenis media kartu bergambar yang biasa digunakan dalam proses

pembelajarann yaitu sebagai berikut :

1. Media grafis sering juga disebut dengan media dua dimensi. Contoh seperti gambar, foto, grafik,

bagan atau diagram, poster, kartuns, komik, dan lain lain

2. Media Dua dimensi yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar sedangkan media

tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model

susun, model kerja, dan lain-lain.

3. Media Proyeksi seperti slide, film strips, penggunaan OHP, dan lain-lain.

4. Penggunaan lingkunagan sebagai media pembelajaran nyata. Penggunaan media di atas tidak

dilihat dari kecanggihan media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dari media pembelajaran

yang digunakan.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dn efisien dalam mewujutkan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai, diperlukan dukungan dari media pembelajaran. Namun dalam

memilih media pembelajaran, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Memilih media yang

terbaik untuk mewujutkan tujuan-tujuan pembelajaran bukan merupakan pekerjaan mudah.

2.1.5 Manfaat Media Kartu Bergambar

Penggunaan media kartu bergambar adalah sebagai salah satu usaha guru untuk membuat

pengajaran lebih konkret, memperjelas, membuat konsep yang kompleks menjadi sederhana, dan

membuat anak lebih termotivasi dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sehingga secar tidak

langsung, penggunaan media kartu bergambar dapat membantu meningkatkan pembelajaran

Page 20: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

bahasa daerah gorontalo pada anak yang dipelajari. Diantaranya manfaat-manfaat dari penggunaan

media kartu bergambar antara lain adalah :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh anak dan

memungkinkan anak menguasai tujuan pembelajaran lebih baik

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru, sehingga anak tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

dalam mengajar

d. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,

tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatn, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

2.1.6 Tujuan Penggunaan Media Kartu Bergambar

Encyclopedia Of Education Research merinci tujuan penggunaan media kartu bergambar

sebagi berikut :

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme

2. Memperbesar perhatian anak

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar anak, oleh karena itu

membuat pembelajaran lebih mantap

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan

anak-anak murid

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambaran hidup

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa

daerah anak

Page 21: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi

dan keragaman budaya yang lebih banyak dalam belajar.

2.1.7 Langkah – langkah Penggunaan Media Kartu Bergambar

a. Mempersiapkan diri. Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, memiliki

ketrampilan untuk menggunakan media tersebut. Kalau perlu untuk memperlancar lakukanlah

dengan latihan berulang-ulang meski tidak langsung dihadapan anak. Siapkan pula bahan dan

alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Periksa juga urutan gambar kalau-kalau ada yang

terlewat atau susunannya tidak tepat

b. Mempersiapkan kartu bergambar : sebelum dimulai pembelajaran pastikan bahwa jumlahnya

cukup, cek juga urutannya apakah sudah benar, dan perlu atau tidaknya medi lain untuk

membantu

c. Mempersiapkan tempat : hal ini berkaitan dengan posisi guru sebagai penyaji pesan

pembelajaran apakah sudah tepat berada ditengah-tengah anak, apakah ruangannya sudah

tertata baik, perhatikan juga penerangannya lampu atau intensitas cahaya di ruangan tersebut

apakah sudah baik, yang terpenting adalah anak bisa dapat melihat isi kartu bergambar dengan

jelas dari semua arah

d. Mempersiapkan anak : Sebaiknya anak ditata dengan baik, diantaranya dengan cara duduk

melingkar dihadapan guru, perhatikan anak untuk memperoleh pandangan secara memadai.

Cara duduk secara melingkar dipastikan semua anak dapat melihat sajian dengan baik,

berbeda dengan berjejer kebelakang, mungkin saja ada siswa yang tidak dapat melihat

kedepan karena terhalang teman yang lainnya, atau terlalu jauh sehingga tidak jelas.

2.1.8 Keunggulan dan Kelemahan Media Kartu Bergambar

a) Kelebihan media kartu bergambar

Page 22: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

1. Mudah dibawa-bawa: dengan ukuran yang kecil sehingga membuat media kartu bergambar

dapat disimpan ditas bahkan disaku, shingga tidak membutuhkan ruangan yang luas, dapat

digunakan dimana saj, di kelas ataupun di luar kelas

2. Praktis : dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media kartu bergambar sangat

praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media

ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan menggunakan kita tinggal menyusun

urutan gambar sesuai keinginan kita, pastikan posisis gambarnya tetap tidak terbalik, dan

jiak sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak

khusus supaya tidak tercecer. Selain itu biaya pembuatan media kartu bergambar ini pun

sangatlah murah, karena dapat menggunakan barang-barang bekas seperti kertas kardus

sebagai kartunya

3. Gampang diingat: karakteristik media kartu bergambar adalh menyajikan kata-kata pada

setiap kartu yang disajikan. Kata- kata dalam kartu ini akan memudahkan anak untuk

mengingat dan menghafal gambar dan kata yang ada dalam kartu bergambar

4. Menyenangkan: media kartu bergambar dalam penggunaannya bisa melalui permainan.

Misalnya anak secara berlomba-lombamencari satu kartu yang bertuliskan kata tertentu

yang disimpan secara acak, dengan cara berlari anak berlomba untuk mencari sesuai

perintah. Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).

b) Kelemahan media kartu bergambar

1) Mudah rusak dengan ukuran kecil media kartu bergambar mudah rusak karena dengan

ukurannya yang terlalu kecil

2) Gampang hilang,jika anak menggunakan kartu bergambar tidak teliti kartu ini bisa saja

tercecer ataupun hilang mengingat ukurannya terlalu kecil.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

3) Anak susah dalam mengatur kartu bergambar.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relefan

Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Irkham K.R (2010 : 88/92) tentang

penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran aksara jawa sebagai upaya peningkatan

motivasi belajar siswa kelas II SDN 02 Torongrejo kota batu tahun 2010-2011. Berdasarkan

uraian penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan media kartu bergambar

dalam pembelajaran aksara jawa kelas II di SDN 02 Terongrejo kota batu,dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa hal ini dapat diketahui dari hasil observasi, wawancara peneliti pada

proses kegiatan pembelajaran berkenaan dengan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Adanya peningkatan motivasi belajar pada siswa dapat terlihat dari partisipasi serta

keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terbukti sebagaimana

uraian terbukti sebagai berikut :

1. Penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran aksara jawa kelas II di SDN

Terongrejo 02, berjalan dengan baik, dan hasil yang diperoleh sangat baik dan mempunyai

pengaruh positif bagi siswa

2. Penggunaan kartu bergambar dalam aksara jawa sangat baik dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa.

3. Hasil dari penggunaan media kartu bergambar ini adalah tingkat motivasi siswa untuk

mempelajari aksara jawa meningkat pada akhirnya nilai ulangan hariannya tentang aksara

jawa dapat melebihi standar yang ditetapkan KKM, yaitu 6,50.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritis, yang telah dipaparkan sebelumnya maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakan metode belajar dengan permainan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORIETIS DAN HIPOTESIS TINDAKANeprints.ung.ac.id/6763/3/2012-1-86207-153408109-bab2... · Kebutuhan manusia sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka perlu berkomunikasi

kartu bergambar apakah meningkatkan kemampuan mengenal kosa kata bahasa daerah

Gorontalo anak di Paud Rahmat Jaya Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dapat

ditingkatkan.

2.4 Indikator Kinerja

Kriteria yang harus dipenuhi sebagai indikator kinerja keberhasilan dalam penelitian ini

adalah: jika dari 20 anak mengalami peningkatan bahasa daerah Gorontalo pada anak dari 40%

menjadi 75%.