bab ii kajian teoretis dan hipotesis tindakan 2.1....
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. KAJIAN TEORETIS
2.1.1 Pengertian dan Hakekat Senam
Senam menurut Kamus Bahasa Indonesia (Marhijanto,1999: 293) adalah gerak badan
dengan gerakan tertentu, sedangkan dalam Mardiana(2010: 3.4) kata senam mulanya diambil
dan diterjemahkan dari kata Yunani yaitu gymnos (telanjang), yang dianggap sebagai satu
sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas fisik melalui berbagai bentuk
latihan tubuh.
Senam adalah suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang
membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur
(http://id.wikipedia.org).Senam merupakan aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai
cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek
tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan
menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik
seperti: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan dan ketepatan. Dengan
koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak
artistik yang menarik.
Menurut Hidayat (1970:2) Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja,
disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis.
Peter H. Werner (dalam Mahendra, 2002: 3), senam dapat diartikan sebagai bentuk
latihan tubuh pada lantai, atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan,
11
kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.Jadi, fokusnya adalah tubuh,
bukan alatnya.Bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan
utamanya adalah untuk peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya.
Secara sistematis pengertian senam mulai menyempit dan lebih mengarah kepada
tujuan normalisasi atau untuk tujuan keselarasan (ausgleich), kesehatan dan akhirnya seorang
dokter yang bernama Hipokraten memberikan pengertian senam menjadi Fisioterafiatau
Heilgymnastik (Mardiana, 2010: 3.4).
Sistem pendidikan jasmani yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah di
Indonesia, pada dasarnya mengacu kepada sistematik senam yang dikembangkan Karl
Gaulhofer (1885-1941) dari Austria.Sistematika senam sebagai dasar pendidikan jasmani
menganut empat kesatuan yang tersusun dalam urutan sebagai berikut: normalisasi,
pembentukan, prestasi dan seni gerak. Berdasarkan keempat sistem tersebut, maka struktur
pengajaran pendidikan jasmani di sekolah mengacu kepada tiga bagian proses pembelajaran
yaitu : pemanasan, kegiatan inti dan penutup (pendinginan). Dalam kegiatannya, senam
merupakan upaya pembentukan keharmonisan fisik serta belajar gerak.Senam atau gimnastik
dibagi ke dalam tiga kategori sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya, yaitu :
a. Dasar Gerakan Senam
Dasar gerakan senam merupakan proses pembelajaran pembentukan dasar gerak yang
lebih bersifat umum seperti berjalan, mengayun, berputar, melompat/ meloncat dan
sebagainya.
b. Senam Khusus
Senam khusus merupakan bentuk kegiatan sebagai prasyarat untuk memperoleh
kemampuan keterampilan yang khusus, seperti persiapan kemampuan fisik serta memiliki
sifat serta memiliki sifat ke arah pembentukan elemen teknik sesuai dengan cabang
olahraga tertentu.
c. Senam Prestasi
Senam prestasi merupakan senam untuk tujuan prestasi artinya senam sebagai cabang
olah raga yang menekankan aspek prestasi tinggi (Mardiana, 2010: 3.9).
Senam dikenal di Indonesia sebagai salah satu cabang olah raga yang masuk dalam
kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dalam kurikulum Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tersebut pada dasarnya merupakan bagian menyeluruh dari
sistem pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan (Munasifah, 2008: 1),
disamping itu olahraga dalam hubungannya dengan kesehatan (dalam Prihutami, 2008: 4)
dapat meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan sehat, sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa senam
merupakan kegiatan dalam proses membuat tubuh menjadi sehat serta dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar, karena adanya perpaduan antara gerak fisik dan otak. Olahraga
apapun pasti memiliki aturan-aturan dan teknik yang harus diikuti didalamnya, demikian juga
dengan senam. Senam bukanlah olahraga sekedar menggerak-gerakan badan, namun
didalamnya mengedepankan keseimbangan tubuh/anggota badan, alat indra dan sifat manusia
(jasmani dan rohani) dengan lingkungan alam sekitar.
2.1.2 Hakekat Senam Bervariasi bagi Anak
Senam menurut Abu Bakar (2002: 3) merupakan cabang olahraga yang dicirikan oleh
keterampilan gerak yang sangat unik.Dilihat dari taksonomi gerak umum, senam bisa secara
lengkap diwakili oleh gerak-gerak dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, dari
mulai pola gerak lokomotor, nonlokomotor, sekaligus manipulatif.Sedangkan bila ditinjau
dari klasifikasi keterampilannya, senam bisadimasukkan menjadi ketrampilan diskrit
sekaligus serial (jika sudah berupa rangkaian).
Senam juga merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi
program pendidikan jasmani.Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran
jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh.Di samping itu,
senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting
bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olah raga (Mahendra, 2002: 1).Pengertian
senam begitu luas cakupannya yang meliputi berbagai karakteristik geraknya
(http://fajarirresshima.wordpress.com).
Senam secara umum berisi keterampilan yang mengandung atau kaya akanpola gerak,
yang dalam pelaksanaannya sangat tergantungpada komponen-komponen fisik yang
disebutkan diatas. Meskipun pola gerak tadi sebenarnya sangat tidak terbatas, tetapi para ahli
sepaham bahwa dalam senam terdapat sedikitnya 7 pola gerak yang sifatnya sangat
dominan, sehingga lazimdisebut sebagai Pola Gerak Dominan (Dominant Movement
Patterns) (dalam Russell, 1986; Schembry, 1983). Ketujuh pola gerak tersebut adalah:
1. Pendaratan (landing)
2. Posisi statis (static position)
3. Lokomotor(locomotor)
4. Ayunan (Swing)
5. Putaran (Rotation)
6. Tolakan (Spring)
7. Ketinggian dan Layangan(Height and flight)
Jika dilihat dari ketujuh pola gerak dominan diatas, dapat disimpulkan bahwa
komponen yang paling penting dalam senam adalah terutama kekuatan, kecepatan dan
power.Ketiga komponen ini, terkandung secara melekat dalamhampir semua pola gerak
dominan yang menjadi ciri khas penampilan senam.Kekuatan, misalnya diperlukan ketika
pesenam melakukan pendaratan, mencapaiposisi statis, melakukan gerak berpindah tempat
secara cepat dalam ayunandandalam tolakan.Sedangkan kecepatan dan power, sumbangannya
juga sangat besaruntuk keberhasilan lokomotor, ayunan, putaran dan tolakan untuk
menghasilkan layangan di ketinggian.
Dapat dikemukakan pula, bahwa secara alamiah terdapat perbedaan mencolok antara
gerakan-gerakan senam bagi anak, utamanya senamuntuk putra dan untuk putri. Untuk anak
putri, terdapat lebih banyak gerakan yang dilandasi oleh kelentukan, walaupun jenis
gerakannya hampir sama dengan gerakan untuk putra. Hal ini didasarkan pada kebutuhan
yang dipandang sebagai kebenaranbahwa gerakan untuk putri harus dilakukan dengan lebih
gemulai dan lebih estetis (Bowers dkk, 1981: 281).Asumsinya, lebih lentuk suatu gerakan,
maka lebih artistik gerakan itu jadinya.Dengan demikian, kebutuhan unsur kelentukan pada
senam artistik putri memiliki derajat yang lebih besar dari pada untuk artistik putra.Oleh
karena itu pula, pesenam putri dituntut untuk memiliki unsur kelentukan yang lebih baik.
Selain itupula, disamping senam dapat mengoptimalkan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anak, kecerdasan anak perlu terus dieksplorasi, terutama saat usia masih 1- 6
tahun, karena pada masa itu menentukan perkembangan potensi fisik dan mental secara
optimal. Menurut Soetjiningsih (1995: 54) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill)dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan, sedangkan menurut Nursalam
(2005: 10) perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya. Pertumbuhan dan perkembangan akanmengakibatkan terjadinya
peningkatan kemampuan individu.
Tumbuh kembang keterampilan motorik kasar anak pada usia dini dapat meningkat
apabila anak memiliki kemampuan dalam mengingat sesuatu dan mampu menganalisa suatu
masalah. Agar mendapatkan tumbuhkembang otak yang baik maka anak perlu mendapatkan
stimulasi.Stimulasi atau rangsangan yakni rangsangan dari luar, yang berupa latihan olahraga
(senam) atau bermain.Anak mendapatkan stimulasi atau rangsangan terarah dan dapat
berkembang cepat dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi dari luar.
Menurut Unestahl (1983: 13), secara psikomotorik, fungsi-fungsi seperti koordinasi,
fleksibilitas, kekuatan, keseimbangan dan timingnya merupakan ciri dominan yang harus
ditumbuhkan bagi para pesenam.Kemudian akan terlihat pula pada mentalnya sertadari
ekspresi wajah dan tindak-tanduknya stabilitas emosional.
Menurut Abu Bakar (2002: 15), untuk dapat sukses dalam memvariasikan senam
diperlukan perhatian terhadap abilities (kecakapan, bakat atau kemampuan) seperti :
a. Control precision: kemampuan yang mendukung tercapainya penghasilan respons gerak
secara cepat dan cermat, yang dilakukan oleh sekumpulan otot atau segmen tubuh yang
relatif besar.
b. Multi-limb coordination: kemampuan yang mendukung tugas yang membutuhkan
koordinasi anggota tubuh dalam keadaan bergerak secara simultan, seperti dua tangan,
dua kaki, atau tangan dan kaki.
c. Response orientation: kemampuan yang mendukung tugas gerak yang membutuhkan
kecepatan orientasi dalam penentuan alternatif pola gerak yang akan dibuat dan berkaitan
dengan kemampuan memilih respons yang benar dalam kondisi yang sangat mendesak.
d. Reaction time: kemampuan yang menyokong tugas yang memerlukan kecepatan
memberikan respons cepat atas stimulus yang muncultanpa terduga, sehingga harus
bereaksi secepat mungkin. Dalam lingkup teori pengolahan informasi, waktu reaksi
inisebenarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung melalui
tahapan tertentu, dari mulai mengenali rangsang yang datang, memilih respons yang
tepat, hingga memprogram respons dalam bentuk gerak sebagai outputnya.
e. Speed of Arm Movement : kemampuan yang mendukung tugas di mana anggota tubuh
harus digerakkan dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan tinggi.
f. Postural discrimination: kemampuan yang mendukung tugas di mana subyek harus
merespons secara cepat terhadap perubahan gerak penting dalam tubuh dalam keadaan
tidak ada unsur penglihatan yang terlibat untuk melakukan penyesuaian badan secara
cermat.
g. Respons integration: kemampuan yang menyokong tugas di mana subyek harus
memanfaatkan dan menerapkan petunjuk penting yang bersifat sensoris dari beberapa
sumber ke dalam satu respons tunggal yang terpadu.
h. Arm-Hand steadiness: Kemampuan yang mendukungtugas dimana seseorang harus
mampu menahan lengannya secara stabil dan seimbang.
i. Visual acquity: kemampuan yang mendukung tugas yang dilaksanakan dengan
memanfaatkan ketajaman pandangan mata dalam mengamati objek atau perubahan yang
terjadi di lingkungan untuk segera direspons dengan tindakan yang tepat.
Istilah senam sebenarnya menunjukkan pada kegiatan yang sangatbervariasi,
sehingga seharusnya pelajaran senam di sekolah-sekolah juga berisi kegiatan yang bervariasi
agar dapat meningkatkan pengalaman gerak dan ciri-ciri fisik serta gerak yang penting
untuk bermacam-macamdisiplin senam dan cabang olahraga yang lain.
Olahraga sering dicirikanoleh pola-pola gerak tertentu. Artinya, setiap cabang
olahraga mempunyai batasan gerak tertentu yang membedakannyadari olahraga lain. Dalam
senam, misalnya anak harus menampilkan gerak tertentu dalamalat-alat yang juga khusus;
dalam lompat tinggi anak harus menolak dengan salah satu kaki; dalam basket anak harus
menggiring bola dengan satu tangan dalam waktu tertentu dan lain sebagainya.Karena
pembatasan-pembatasan tersebut, banyak anak tidak mengalamiserta menjadi sadar tentang
potensi penuh tubuhnya sekaligus keterbatasannya. Padahal banyak alasan bagi anak untuk
menjelajahi keluasan kemungkinan gerak yang tersedia bagi mereka. Oleh karenanya
pendidikan jasmani dalam topik bahasan apapun jangan sampai menjegal
kesempatananakuntuk memperluas pengalamannya (http://file.upi.edu).
Setiap anak bergerak dalam caranya masing-masing yang bersifat unik. Setiap pola
gerak yang ditampilkannya dalam satu cabang olahraga menjadi bagian yang intim dari
kepribadian geraknya. Mempelajari keterampilan- keterampilan gerak, terutama dalam
memvariasikan senam, seharusnya merupakan sebuah pengalaman personal yang berkaitan
dengan struktur tubuh individual, proses pemikirannya, serta penyesuaian-
penyesuaianemosionalnya.
Jadi, hakekat senam bervariasi menurut penulis merupakan senam yang
memvariasikan gerakan-gerakan dengan pertimbangan kemampuan sehingga mampu
menstimulasi serta merangsang anak dalam menggerakkan otot-ototnyadalam satu kegiatan
senam dengan maksud untukmenganalisa suatu masalah tertentu, dalam hal mengaitkan
sebuah pengalaman personal dengan struktur tubuh individual, proses pemikiran serta
penyesuaian-penyesuaianemosional anak, misalnya membuat gerakan terbang seperti burung,
dengan tujuan mengenalkan tingkah laku burung kepada anak didik.Dan alangkah lebih
bagusnya lagi bila senam ini divariasikan dengan iringan musik.Senam bervariasi inipun
haruslah berbeda dengan senam yang diperuntukkan bagi orang dewasa, mulai dari
gerakan,musik maupun durasi waktunya.Sebab, kontur tubuh anak-anak lebih
fleksibel.Misalnya,dilakukan pelan-pelan saat menyilangkan tangan di atas kepala serta
mengayunkan tangan.Jugamemiringkan kedua tangan dan badannya ke samping kanan dan
kiri.Anak juga diajak jalan di tempat,maju dan mundur atau berputar-putar membentuk suatu
lingkaran,seperti terbang dengan iringan musik/ lagu anak-anak. Dengan gerakan ini tentunya
akanmerangsang perkembangan fisik motorik anak.
2.1.3 Hakekat Kemampuan Motorik
Kemampuan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, yakni
menyatakan kesanggupan, kecakapan dalam melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat
Lutan (1988:335) bahwa Kemampuan adalah semacam himpunan perlengkapan milik
seseorang yang akan dipakai olehnya untuk melakukan suatu kemampuan motorik.
Sedangkan motorik menurut YanuarKiram (1991:90) adalah suatu peristiwa laten yang
meliputi keseluruhan pengendalian dan pengaturan fungsi organ-organ tubuh baik secara
fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan suatu gerakan.
Motor ability atau sering disebut kemampuan motorik/kemampuan gerak dasar
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang
berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan. Kemampuan gerak dasar
merupakan kemampuan yang dimiliki anak seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhannya.Waharsono (1999: 53) menyatakan, “Sejalan dengan meningkatnya ukuran
tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan geraknya”
Motor ability diartikan dengan kemampuan gerak. Motor ability merupakan faktor
pendukung dalam pelaksanaan suatu kemampuan gerak. Nurhasan (2000:98) mengatakan
bahwa “Motor ability adalah kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam
gerakan yang memerlukan keberanian dalam olahraga.” Lebih lanjut mengenai motor ability
dikemukakan oleh Schmidt
Kemampuan motorik tidak terlepas dari unsur-unsur kondisi fisik yang ada di
dalamnya.Tampilan gerak yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari atau
aktivitas olahraga tidak terlepas dari unsur-unsur kondisi fisiknya.Kirkendall (1987: 131)
menyatakan, komponen-komponen motor ability yaitu:kecepatan, kekuatan, daya tahan,
power, koordinasi mata-tangan, koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kelentukan.
Kemampuan motorik yang menunjang terhadap pelaksanaan senamsangat banyak,
diantaranyaadalah kelincahan (agility), koordinasi, kecepatan,keseimbangan, orientasi ruang
dan lain-lain. Kesemua atribut motorik tersebut dapat ditingkatkan
melaluikeikutsertaandalam olahraga senam dan sebaliknya kemampuan tersebut harus secara
spesifik ditingkatkan agarmampumemperbaikipenampilan dalam senam(http://file.upi.edu).
Dari kesemua kemampuan motorik tersebut, dua hal yang paling penting adalah
keseimbangan dan orientasi ruang.
a. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan merupakan istilahyang digunakan untuk
menerangkankemampuanatauketidakmampuan seseoranguntukmemeliharaequilibrium,
baik yang bersifat statis seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamisseperti pada
saat melakukan gerakan lokomotor.
Keseimbangan sangatlah penting, karena unsurkeseimbangan merupakansalahsatu
aspek yang paling penting dalamolahraga senam.Banyak keterampilan senam sangat
tergantung pada kualitas keseimbangan dan hakikat beberapa peralatan senam pun
membuat pelaksanaan gerakannya sangat ditentukan olehkemampuan keseimbangan
yang di atas rata-rata.
Secaraumum kurangnya keseimbanganpada seseorang lebihditentukan oleh kurang
banyaknya orang itu terlibat dalam kegiatan-
kegiatanyangbertipekeseimbangan.Jikaketerlibatannyadalamhal keseimbangan
ditingkatkan, maka keterbatasannya dalam keseimbangan akan menurun. Dalam
beberapa keterampilan, keseimbangan juga lebihbanyak ditentukan oleh kekuatan
(misalnya headstand). Tanpa adanya kekuatan pada tangan dan leher, mustahil seorang
anak mampu melakukan headstand.
Umumnya, banyaknya keterlibatan dalamkegiatan-kegiatan keseimbangan, baik
yang statismaupun yang dinamis, akanmenghasilkan peningkatan dalam kemampuan
tersebut. Secara lebih khusus, pelatih atau guru dapat melatih para pesenamnya
dengan kegiatan-kegiatan keseimbangan yang bermacam-macam (terutama yang
statis) dengan mata tertutup. Dengan melakukan itu para pesenam akan dipaksa
untuk memanfaatkan rasa kinestetisnya karenatidak diperkenankanlagi
mempergunakan indra visualnya.
b. Orientasi Ruang (spatial orientation)
Orientasi Ruang adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan dan
berfungsi dalam situasi-situasi seperti:
a) Posisi tubuh terbalik
b) Posisi tubuh berputar
c) Posisi tubuh pada ketinggian
d) Posisi tubuh pada saat melayang
Orientasi ruang sangatlah penting karenakeselamatan dalam senambergantung
pada pengetahuan pesenam tentang dimana dirinya berada. Pelaksanaan dari
keterampilan yangbanyak itu benar-benar ditentukan oleh timingyang benar tentang
aksi beberapa otot selama menampilkan keterampilan itu. Jika pesenamlebih sadar
tentang apa yangdilakukan tubuh, di mana tubuh dalam ruangnya, dimanakah anggota
tubuh dalam hubungannya dengan posisi tubuh, makaakan semakin tepatlah ia dalam
memodifikasi keterampilanyang diinginkan.
Kemampuan orientasi ruang ini ditentukan dalam banyak hal oleh indra
kinestetik yang terdiri dari dua komponen anatomis utama: sistem vestibular
(vestibular system) dan sistem proprioceptive. Yang pertama terdiri dari kanal
semicircular didalam telinga bagian tengah yang berperan memonitor posisi tubuh dalam
ruang, sedangkan sistem yang kedua terdiri dari reseptor sensoris yang banyak dalam
otot-otot, tendon, serta ligamentum yang memonitor posisi bagian tubuh ketika bergerak.
Seperti juga indra-indra lainnya, indra kinestetik merespon pada latihan, dengan
ketentuan bahwa keterlibatan yang tinggi akan meningkatkan kepekaan. Artinya,
orang-orang yang tidak akrab dengan gerakan-gerakan membalik serta berputar akan
mudah kehilangan orientasi, bahkan bisa muntah-muntah ketika badannyadibalik diputar.
Kemampuan dalam hal orientasi ruang dapat dikembangkan melalui kegiatan-
kegiatan yang melibatkan anak dalam situasi yang membuat tubuh merekaterbalik,
berputar,berada di ketinggian atau melayang.Cabang olahraga apa yang bisa
menyediakan pengalaman demikian pada anak? Tidakbisa lain, senam adalah
olahraga yang memberikan kesempatan demikian.
2.1.4 Aspek Perkembangan Motorik
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan spinal cord. Jadi, perkembangan
motorik merupakan perkembangan kemampuan melakukan/ merespon suatu hal,
bertambahnya usia bertambah pula kemampuan motoriknya. Untuk mengembangkan
kemampuan motoriknya, anak melakukan berbagai aktivitas.Aktivitas tersebut dapat
dilakukan secara formal maupun informal, contoh dari aktivitas formal misalnya kegiatan
senam di sekolah dan contoh kegiatan informalnya yaitu berbagai permainan yang dilakukan
anak (http://www.data.tp.ac.id).
Menurut pendapat beberapa ahli mengenai perkembangan motorik antara lain,
menurut Zeller dan Hetser (dalam Haditono, 1991) terlihat bahwa anak sekolah menunjukan
ciri badan atas lebih lamban berkembangnya daripada bagian bawah, anggota-anggota badan
masih relatif pendek, kepala relatif besar, perutnya besar dan ada gigi susu. Pada masa ini,
keseimbangan badan anak sudah baik, anak sudah andai berjalan, dapat naik tangga,
meloncat dari tanah dengan kedua kakinya bersama-sama berkembang koordinasi antara mata
dan tangan (Visio-Motorik) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar dan
menangkap dan sering juga sudah dapat bersepeda.
Sejalan dengan aspek kognitif, maka perkembangan kemampuan gerak (motorik)
pada masausia dini jugaharus mendapat perhatian khusus terutama mengenai motorik
dasar,karena kemampuan ini berfungsi sebagai dasar untukmenguasai kemampuan
selanjutnya yang lebih kompleks. Mengenai pentingnyaperkembangan gerak bagi anak
Gallahue (1989: 226)menyatakan bahwa “The devlopment of fundamental movement abilities
is basic to the motor development of children”. Perkembangan kemampuan motorik
seseorang berbeda-beda, tiap individu memiliki irama perkembangan kemampuan masing-
masing, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Haditono (1989:91) bahwa tiap anak
mempunyai tempo perkembangan sendiri, meskipun ada norma-norma yang dapat dipakai
sebagai ukuran perkembangan yang normal. Salah satu penyebab perkembangan
kemampuan motorik individu berbeda-beda adalah adanya faktor bakat atau turunan dan
faktor lingkungan.Faktor bakat merupakan sesuatu yang diwariskan oleh kedua orang
tuanya.Bakat atau potensi itu bisa jadi kenyataan apabila lingkungan yang memberikan
kondisi yang baik / mendukung untuk propinsises berkembangnya bakat tersebut.Maka sesuai
arti di atas yang intinya adalah perkembangan kemampuan gerak dasarmerupakan hal yang
mendasar bagi perkembangangerak anak.
Penelitian dalam bidang kemampuan motorik telah dilakukan banyak orang.Salah
satunya adalah Fleisman. Menurut Fleisman (dalam Schmidt:1991 dan Singer:1980),
mengungkapkan kemampuan motorik terdiri dari:
1. Kecepatan kontrol (control precision) : kemampuan yang melibatkangerakan- gerakan
yang dikontrol otot besar.
2. Koordinasi anggota badan (multi limb coordination) : kemampuan koordinasi bersamaan
dengan gerakan-gerakan sejumlah anggota badan.
3. Orientasi ruang (respon orientation) : kemampuan pemilihan respon yang benar
(diskriminasi visual) tanpa memperhatikan ketepatan dan koordinasi.
4. Waktu reaksi (reaction time) : kemampuan kecepatan merespon suatu stimulus.
5. Kontrol kecepatan (rate control) : kemampuan penyesuaian gerak secara antisipatif yang
terus menerus pada tanda-tanda keadaan yang berubah.
6. Kecepatan gerak lengan (speed arm movement) : kemampuan kecepatandimana ketepatan
tidak penting.
7. Ketangkasan manual (manual dexterity) : kemampuan manipulasi objek- objek besar
dibawah kondisi kecepatan.
8. Ketangkasan jemari (finger dexterity) : kemampuan manipulasi objek-objek kecil dengan
memperhatikan ketepatan dan kontrol.
9. Kestabilan lengan-lengan (arm-hand steadiness) : kemampuan pengontrolan gerak lengan
tangan baik tanpa berpindah tempat maupun pada saat berpindah tempat.
10. Kecepatan pergelangan jari (wrist-finer speed) : kegiatan menepuk ataumengetuk.
11. Kepekaan kinestatik(kinestatic sensitivity): kemampuan menyangkut kepekaan untuk
menyadari posisi anggota tubuh dalam hubungannya dengan posisi.
Melihat pendapat di atas, sudah sewajarnyasebagai orang tua atau pendidik
memahami arti pentingnya perkembangan gerak bagi anak. Dengan memiliki kemampuan
gerak dasar yang baik maka seorang anak akan lebih mampu untuk menguasai bentuk-
bentuk kemampuan yang berhubungan dengan gerak. Intinya kemampuan gerak utamanya
dalam senam dapat berfungsi sebagaidasar untuk terciptanya kemampuan motorik.
2.1.5 Manfaat dan Tujuan Senam Bervariasi pada Anak Usia Dini dalam
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar
Kemampuan motorik merupakan kapasitas seseorang yang berkaitan dengan
pelaksanaan suatu kemampuan yang telah melekat sejak masa kanak-kanak. Kemampuan
motorik dasar inilah yang kelak berperan dalam pengembangan kemampuan gerak yang
berguna dimasa datang. Jadi orang tua, guru dan kita sebagai orang dewasa harus memiliki
pengetahuan yang baik dalam upaya mengembangkan kemampuan gerak anak.Karena pada
masa ini merupakan dasar perkembangan gerak selanjutnya.
Mengenai pentingnya akan hal ini Munandar (dalam Permana dan Handayani
2004: 47) berpendapat bahwa bila pada masa penting ini seorang anak „salah bina‟
akibatnya bisa fatal. Maka jelaslah bahwa pada masa sekolah dasar perkembangan
kemampuan motorik anak harus benar-benar dibina sebaik mungkin, karena jika
tidak anak tersebut akan mengalami gangguan dalam masalah motorik dimasa yang
akan datang. Perkembangan kemampuan motorik anak sekolah dasar dapat dibantu
melalui kegiatan bermain. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudewi (dalam Permana dan
Handayani, 2004: 138) yang menjelaskan bahwa perkembangan psiko-motorik anak usia dini
dapat dibantu melalui kegiatan bermain.”
Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya(http://www.data.tp.ac.id).
Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usiabatita. Diawali dengan
kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan lempar. Modal dasar untuk perkembangan ini
ada 3 (yang berkaitan dengan sensori utama), yaitu:
a. Keseimbangan,
b. Rasa sendi (propioceptif), dan
c. Raba (taktil).
Adapun tujuan dan manfaat senam (dalam Depdikbud, 1997:2) adalah untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak didik dalam berolah tubuh untuk
pertumbuhan dan kesehatannya. Secara rinci tujuannya adalah:
a. Mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar
b. Menanamkan nilai-nilai sportifitas dan disiplin
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Memperkenalkan sejak dini hidup sehat
e. Memperkenalkan gerakan-gerakan yang indah melalui irama musik
Untuk melatihnya yang jelas lakukan sedini mungkin saat semua perkembangan
sensorinya terpenuhi.Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age
appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar
anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang
sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya : seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk
sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi.
Tahapan motorik kasar anak (dalam http://tfmkupro.blogspot. com) , yakni :
a. Merangkak
b. Berdiri
c. Memanjat
d. Berjalan
e. Berlari
f. Menendang
g. Menangkap
h. Melompat
i. Meluncur
j. Lompat tali
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung motorik kasar anak
misalnya :
a. Berjalan dengan berbagai gerakan
b. Mencari jejak
c. Berjalan seperti binatang
d. Berjalan naik turun tangga
e. Berbaris, melangkah, berjinjit, berjalan seperti gerakan kuda lari
f. Berlari seperti pecutan kuda
g. Berjalan di tempat
h. Lompatan kanguru
i. Melompat dengan trampoline kecil
j. Melompat seperti katak
k. Berjalan dengan papan titian maju, mundur, ke samping, membawa benda.
l. Place two poles between 2 cahirs’ backs and have children to duck
m. Pick up chips/put down chips. (mengambil barang-barang di lantai dan
mengumpulkannya ke dalam basket)
n. Membungkuk/mengumpulkan makanan
o. Bermain terowongan
p. Bermain kursi ditutup selimut
q. Menginjak alas dengan berbagai bahan seperti kartun /plastik bekas telur,
kain perca, potongan gelas aqua, sabut kelapa. Dan sebagainya)
r. Melemparkan barang-barang ke mulut harimau )
s. Kursi bermusik, bermain dengan aturan. Untuk 3 tahun ke atas.
Berdiri di lingkaran dan berputar dengan musik. Kursi diambil 1, jika musik berhenti,
masing - masing harus mendapatkan 1 kursi. Untuk anak toddler, boleh digunakan asal
kursinya tidak diambil. Semua anak dapat kursi.
t. Hula hop, senam dan lagu.
u. Bermain outdoor.
v. Menggulung/ menendang/ melempar / menangkap (http://tfmkupro.blogspot. com)
Pentingnya mengembangkan motorik kasar dapat dilakukan sejak usia dini, hal ini
didasarkan bahwa bergerak merupakan suatu kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya,
seperti halnya makan dan minum. Melalui bergerak manusia dapat bertahan dalam hidupnya
serta dapat mencapai tujuan dalam kelangsungan hidupnya.Manusia di era transportasi
dewasa ini, dalam bergerak semakin berkurang akibat dari kemajuan teknologi.
Berkaitan dengan ini, orang tua harus bijak melihat kesiapan anak. Misalnya anak di
usia 12 bulan yang sudah bisa berjalan bisa distimulasi untuk perkembangan berikutnya yaitu
lari, lompat, dan lempar. Sebaliknya, bila fase berjalan belum dilalui anak dengan baik, tentu
tahapan perkembangan berikutnya pun belum bisa diajarkan. Untuk itulah, penting bagi
orang tua untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan per usia anak. Cara ini juga
memungkinkan untuk dapat mendeteksi gangguan yang bisa saja akan dialami oleh anak.
Olahraga merupakan suatu kegiatan yang dapat mencegah kekurangan gerak, karena
melalui olahraga manusia melakukan gerak secara teratur dan terarah.Aktivitas olahraga
dipelajari dan dibina dengan memperhatikan karakteristik manusia.Misalnya : olahraga untuk
anak usia dini, tidak dapat disamakan dengan olahraga orang dewasa. Saat ini olahraga
menjadi suatu kegiatan yang penting bagi semua, termasuk anak usia dini. Tujuan pemerintah
dalam membina dan mengembangkan olahraga dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan penunjang terhadap kegiatan yang akan kita lakukan selanjutnya,
manusia yang sehat dapat meningkatkan produktivitasnya. Untuk olah raga ini, biasanya
pada anak usia dini dikenalkan dengan senam, yang awalnya dengan menggerak-gerakkan
kepala, tangan dan kaki.
Olahraga khususnya senam terdapat hal positif yang didapat, yakni perkembangan
fisik, otak, sosialisasi dan rekreasi.Dan itu semua tentunya membawa hal positif bagi
perkembangan anak. Misalnya mengajarkan anak untuk menerima keberhasilan maupun
kegagalan dalam semangat yang positif, menumbuhkan rasa percaya diri, mengurangi stres,
membantu mengembangkan koordinasi tangan dan mata, membantu untuk mengembangkan
kemampuan bekerja dalam tim.
Anak-anak yang menemukan gairah dalam olahraga utamanya senam untuk dapat
menjaga semangat sepanjang hidupnya menuju masa depan lebih sehat dan lebih sukses dan
tentu pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kemampuan kerjasama anak, learn work,
dan sportifitas anak sambil membantu meningkatkan keterampilan motorik kasar.
Pada akhirnya, ketika anak sudah fokus dengan kegiatan yang dipilihnya, dan ingin
mencapai prestasi, guru maupun orang tua perlu juga memberikan dorongan untuk berlatih.
Kegiatan latihan merupakan proses belajar bagi anak dalam meningkatkan keterampilan
motorik kasar. Selama proses latihan ini juga merupakan pembentukan mental. Latihan dan
pertandingan akan membentuk keterampilan mental (mental skills). Keterampilan mental ini
dapat dirubah dan dibentuk untuk membentuk kebiasaan berpikir dan akhirnya membentuk
perilaku/tindakan.
Dalam proses latihan, guru dan orang tua berperan sebagai pelatih, trainer, instruktur
dan motivator. Sebagai anak, keterampilan mental yang didapat akan membuat pengetahuan
diri, kepercayaan diri, motivasi, relaksasi, dan visualisasi. Saat mengikuti kompetisi, anak
sudah terbiasa menetapkan tujuan, yakni untuk menang.Untuk mencapai itu.diperlukan fisik,
teknik, taktik dan mental. Penetapan tujuan ini.agar setiap latihan anak akan memiliki tujuan
yang jadi nyata.
Jika anak terbiasa punya tujuan dan untuk mencapai tujuan itu membutuhkan proses
latihan, anak sudah terbiasa menjalani proses dan segala sesuatunya tidak instan. Dalam
berkompetisi juga dilatih punya motivasi.Motivasi sangat penting untuk membantu anak
mengenali dirinya, kelebihan dan kelemahan.Dan fokus pada kelebihan anak, bukan
kekurangannya. Selain itu Juga orang tua akan mengetahui faktor yang sangat mempengaruhi
bagi anak, terbiasa komunikasi, penetapan target, pemahaman dan observasi guru/ pelatih dan
orang tua terhadap anak.
Namun, guru maupun orang tua harus sabar dalam mendampingi anak untuk
berkompetisi.Selain itu juga tidak membebani anak.Apa pun hasilnya harus diterima karena
kompetisi merupakan juga proses latihan bukan mengharapkan hasilnya saja. Semua hasil
membutuhkan waktu atau tidak instan, anak perlu bimbingan untuk mendapatkan mental dan
hasil yang positif.
Anak yang terbiasa memiliki kegiatan di luar sekolah misalnya olahraga umumnya,
juga nantinya akan berprestasi lebih baik di sekolah. Karena aktivitas fisik dapat
meningkatkan daya konsentrasi, ingatan, dan perilaku anak di dalam kelas.
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan
motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik
anak tidak terkoordinasi dengan baik.Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak
kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi
terkoordinasi secara baik. Sehingga dalam meningkatkan dan mengembangkannya perlu
adanya variasi (berganti-ganti/ tidak monoton) dalam gerakan senam. Prinsip utama
perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau
praktek.
2.1.6 Ruang LingkupSenam Bervariasi pada Anak Usia Dini
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ruang lingkup pengembangan senam
bervariasi ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Merayap dengan berbagai variasi
b. Merangkak dengan berbagai variasi
c. Berjalan lurus, berjingkat, angkat tumit,menyamping, dengan rintangan dan sebagainya.
d. Berjalan diatas papan titian.
e. Meloncat dari ketinggian 20-50 cm sambil menghadap ke arah tertentu
f. Melompat dengan dua kaki bersama-sama ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan
g. Melompat dengan menggunakan satu kaki
h. Menendang dan memantulkan bola
i. Melempar dan menangkap bola
j. Menirukan gerakan binatang, tanaman, dan sebagainya.
k. Menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama dan ritmik
l. Bergerak bebas sesuai dengan irama musik
m. Mengikuti berbagai macam permainan
n. Senam dengan berbagai variasi
o. Menari (melakukan gerakan-gerakan menari)
p. Menciptakan gerakan-gerakan untuk menggambarkan sesuatu tanpa bercakap-cakap
(pantomim)
Untuk itu menurut penulis, guru dalam penyajian serta pengembangannya kepada
anak didik, haruslah melaksanakannya secara luwes, karena kegiatan ini banyak mengarah
untuk melatih motorik kasar, tetapi tetap memperhatikan ketentuan teknis pedagogisnya.
2.1.7 Metode/ Teknik Senam Bervariasi pada Anak Usia Dini
Dalam pelaksanaannya senam bervariasi ini menggunakan metode/ teknik sebagai
berikut :
a. Pemberian tugas.
b. Praktek langsung.
c. Bermain sambi bernyanyi.
d. Menari.
e. Senam.
f. Latihan.
Dalam menggunakan metode/ teknik tersebut diatas, guru dapat memilih salah satu
metode yang sesuai dengan kemampuan, fasilitas belajar mengajar, serta sesuai juga dengan
kegiatan dan kebutuhan, minat kemampuan anak serta lingkungannya.
Sesuai SKH pada PAUD Anggrek Kecamatan Botumoito, tahapan kegiatannya
disesuaikan dengan tema dan indikator, yang akan diuraikan di Bab III.
2.2 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dimaksud, maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai
berikut: "Jika senam bervariasi diterapkan secara tepat, maka kemampuan motorik kasar pada
anak Kelompok B PAUD Anggrek Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo dapat
ditingkatkan”.
2.3 Indikator Kinerja
Untuk melihat perubahan/ peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak
kelompok B PAUD Anggrek Kecamatan Botumoito melalui senam bervariasi, indikator yang
digunakan adalah sebagai berikut.
a. Bila hasil capaian di atas 30%, maka dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya jikalau
ada perubahan, kemudian dilanjutkan ke siklus II dengan memperhatikan komponen-
komponen yang memerlukan perbaikan.
b. Bila indikator kinerja senam bervariasi diterapkan pada anak Kelompok B PAUD
Anggrek Kecamatan Botumoito meningkat dari 50% hingga mencapai 85% maka
penelitian ini dinyatakan selesai.