bab ii kajian teoretis dan hipotesis tindakan 2.1....

30
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Membaca Puisi Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi tidak hanya menyuarakan lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu (Suharianto dalam Ismail, 2009: 21). Membaca puisi pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan, dipikirkan, atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya harus menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang lahir merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Dalam membaca puisi, emosi sangat penting. Pada hakikatnya membaca puisi atau poetry reading juga berupaya untuk menangkap curahan perasaan, buah pikiran, dan pengalaman batin penyair yang tertuang dalam karya sastra berbentuk puisi. Membaca puisi yang baik selalu didahului interpretasi yang tepat seperti yang diinginkan penyairnya. Apapun yang dilakukan pembaca oleh puisi di depan publik sebenarnya merupakan pencerminan perasaan, pikiran, dan pengalaman batin

Upload: phungminh

Post on 07-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1. Kajian Teoretis

2.1.1 Pengertian Membaca Puisi

Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa

yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi tidak hanya

menyuarakan lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu

(Suharianto dalam Ismail, 2009: 21). Membaca puisi pada hakikatnya

menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan, dipikirkan, atau dialami

penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya harus

menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang lahir

merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Dalam membaca puisi,

emosi sangat penting.

Pada hakikatnya membaca puisi atau poetry reading juga berupaya

untuk menangkap curahan perasaan, buah pikiran, dan pengalaman batin

penyair yang tertuang dalam karya sastra berbentuk puisi. Membaca puisi yang

baik selalu didahului interpretasi yang tepat seperti yang diinginkan

penyairnya. Apapun yang dilakukan pembaca oleh puisi di depan publik

sebenarnya merupakan pencerminan perasaan, pikiran, dan pengalaman batin

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

penyairnya.kesedihan, kegembiraan, kebencian, semangat yang menyala-nyala,

kebahagiaan pembaca puisi sebenarnya merupakan manifestasi pengalaman

batin penyairnya.

Semua yang terlahir pada waktu membaca puisi, baik itu teknik vokal

maupun performance atau penampilan adalah sesuatu yang wajar sesuai

dengan tuntunan puisi yang dibacanya. Bila puisi yang dibaca menghendaki

semangat yang menyala-nyala, maka pembaca puisi harus bersemangat.

Pembaca puisi akan bersedih, bila puisi yang dibacanya menuntut untuk

bersedih. Dengan demikian interpretasi puisi yang dilakukan pembaca puisi

sudah tepat, bila sudah mencerminkan apa yang diharapkan penyairnya. Jadi,

membaca puisi ialah membaca suatu karya sastra berupa puisi dengan

memperhatikan ekspresi, teknik vokal, dan kinesik yang tepat sesuai dengan isi

puisi.

2.1.2 Unsur-Unsur Membaca Puisi

Membaca puisi terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut harus

dikuasai agar pembacaan puisi yang dilakukan baik, yaitu sesuai dengan yang

dikehendaki penyairnya. Menurut Husnan (2004: 23) dalam membaca puisi

yang baik dan komunikatif, diperlukan penguasaan dua unsur, yaitu unsur

teknik vokal dan unsur performance atau penampilan. Teknik vokal

merupakan sarana untuk menyampaikan interpretasi puisi secara lisan, sedang

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

performance atau penampilan merupakan perwujudan dari hasil interpretasi

puisi secara fisik.

Teknik vokal dalam membaca puisi meliputi: intonasi yaitu lagu atau penadaan

alur suara, diksi atau tekanan penyuaraan; jeda yaitu pemenggalan penyuaraan,

enjembement yaitu perlompatan penyuaraan, dan lafal atau pengucapan abjad

secara jelas dan tepat.

Performance atau penampilan dalam membaca puisi meliputi:

pemahaman dan penguasaan pentas dan publik, pemilihan timing yang tepat

atau sesuai dengan pusi yang dibawakan, pemindahan pandangan mata adri

teks agar dapat lebih berkomunikasi dengan publik, dan penggunaan mimik,

gesture, dan blocking.

Pendapat tersebut dapat disederhanakan seperti yang dikemukakan

Suharianto (dalam Ismail 2009 :53), bahwa dalam membaca puisi terdapat dua

hal pokok yang harus dikuasai oleh pembaca puisi agar pembacaanya baik.

Kedua hal tersebut adalah (1) penghayatan atas puisi yang dibacanya, dan (2)

teknik vokal atau pelafalan. Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan

unsur utama karena hakikat membaca puisi adalah menyampaikan perasaan

dan pikiran penyair. Dalam praktiknya, penghayatan tersebut akan menemukan

intonasi, irama, jeda, gerak-gerik anggota tubuh, dan mimik. Dengan kata lain,

penghayatan atas puisi yang dibaca akan menentukan penampilan di depan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

hadirin. Atas dasar itu maka sesungguhnya pada waktu seseorang membaca

puisi, akan bergerak atau tidak, ada besar atau kecil, semata-mata bergantung

pada penafsiran terhadap puisi yang dibacanya.

Jadi, puisi itulah sebenarnya yang menciptakan gerak-gerik itu, bukan si

pembaca.Gerak-gerik tersebut diperlukan sejauh dapat mendukung maksud

dan suasana yang ingin digambarkan. Oleh karena itu, gerak-gerik yang

dituntut adalah gerak-gerik yang wajar dan sejati. Selanjutnya karena membaca

puisi berkaitan dengan bahasa, maka faktor ucapan atau pelafalan tidak bisa

dianggap aneh. Semua ucapan atau pelafalan bunyi-bunyi bahasa harus

sempurna, yaitu harus betul dan baik. Membaca puisi merupakan bacaan

tontonan. Karena pembaca puisi merupakan bacaan tontonan maka, membaca

puisi dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan apabila sudah ditonton dan

dinikmati publik, sehingga unsur teknik penampilan menjadi sangat penting.

Dalam penampilan membaca puisi yang baik, dapat dinikmati hasil perpaduan

antara penghayatan atas puisi dan teknik vokal. Kedua unsur tersebut harus

dikuasai dengan baik oleh pembaca puisi yang baik.

Meskipun penghayatan baik, tetapi bila pelafalan kurang baik, maka

pembacaan puisi yang dilakukan belum dapat dikatakan baik. Begitu pula

sebaliknya, meskipun pelafalannya baik, tetapi penghayatannya kurang maka

pembacaan puisi tersebut dikatakan kurang baik. Kedua pendapat tersebut

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

saling melengkapi. Akan tetapi, yang dipakai adalah pendapat Suharianto

karena pendapat tersebut lebih baik dan lebih sederhana. Jadi, unsur-unsur

dalam membaca puisi adalah (1) penghayatan atas puisi, dan (2) teknik vokal

dan pelafalan, dan (3) ekspresi atau penampilan di depan publik.

2.1.3 Langkah-Langkah Membaca Puisi

Doyin (dalam Ismail, 2009: 23) mengemukakan, dari proses awal

sampai akhir pembacaan puisi dapat dirangkum menjadi tiga langkah, yaitu

langkah sebelum membaca puisi (prapembacaan), langkah pada saat membaca

puisi di depan pendengar atau penonton (saat pembacaan), dan langkah setelah

pembaca turun dari panggung (pascapembacaan).

1) Pembacaan

Ada empat aktivitas yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu analisis

situasi dan pendengar, memilih puisi, membedah puisi, dan mengadakan

pelatihan.

a. Analisis

Langkah awal yang harus dilakukan oleh orang yang akan membaca

puisi adalah menganalisis situasi dan pendengar. Langkah ini dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi pada saat pembacaan puisi dan di mana tempatnya,

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

siang atau malam hari, di luar atau di dalam ruangan, dalam suasana sedih,

gembira, atau serius dan sebagainya.

b. Memilih Puisi

Setelah mengetahui situasi dan pendengar, kita harus memilih puisi

yang akan dibaca. Tidak semua puisi baik atau tepat untuk dibacakan di depan

audiens. Atas dasar itu, setiap calon pembaca puisi harus memiliki kemampuan

memilih dan menentukan puisi.

Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih puisi

adalah: (1) tidak bersifat prismatis, (2) bersifat melodius, (3) tidak terlalu

panjang atau pendek, (4) isinya sesuai dengan situasi dan suasana yang tengah

dihadapi, (5) bersifat teatrikal artinya ada unsur enaknya ketika dibaca.

c. Membedah Puisi

Maksud langkah ini adalah calon pembaca mengupas tuntas isi teks

puisi yang akan dibaca. Langkah ini juga dimaksudkan agar calon pembaca

memahami benar maksud atau arti puisi yang akan dibaca, nada dan suasana

yang bersangkutan serta dapat menentukan nada dan algu yang tepat dalam

puisinya.

d. Pelatihan

Pelatihan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Secara langsung berarti pembaca berlatih membaca dengan vokal yang jelas

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

serta ekspresi yang benar, sedangkan secara tidak langsung berarti dapat

ditempuh dengan cara menonton pembacaan puisi orang lain, bertanya atau

berdialog dengan teman, membaca buku bagaimana cara membaca puisi yang

baik dan benar dan sebagainya.

2). Saat Pembacaan

Pada saat membaca puisi hakikatnya si pembaca puisi sedang berdialog

dengan penonton. Dengan demikian, semua yang dilakukannya, baik dengan

suaranya maupun dengan gerak gerik anggota tubuhnya, harus komunikatif.

Sedapat mungkin penonton dibawa masuk ke dalam maksud dan suasana puisi

yang bersangkutan. Untuk mencapai semua hal tersebut pembaca puisi perlu

memperhatikan tiga komponen pembacaan puisi, yaitu penghayatan, pelafalan

atau vokal, dan penampilan.

3). Pasca Pembacaan

Pada langkah ini hal penting yang harus dilakukan adalah evaluasi

tindak lanjut. Evaluasi ini penting dilakukan agar pembaca mengetahui

kekurangannya dalam membaca puisi. Pengetahuan akan kekurangan dan

kelemahan inilah yang kemudian harus kita tindak lanjuti, dalam arti hal-hal

yang sudah baik ditingkatkan dan hal-hal yang amsih kurang diperbaiki.

Membaca puisi adalah penampilan (baca) puisi secara ekspresif. Untuk

penampilan yang ekspresif ini mutlak didukung oleh pelafalan fonem yang

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

tepat dan sempurna. Bacaan gramatikal yang tepat, bacaan puitis yang baik,

penghayatan serta pemahaman yang baik terhadap isi puisi yang dibawakan.

Selanjutnya Ismail (2009:22-28) mengatakan bahwa: ―Membaca puisi

pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan, dipikirkan,

atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi. Ekspresi dan emosi

yang lahir merupakan hasil interprestasi pembaca terhadap puisi. Dalam

membaca puisi, emosi sangat penting.

Membaca bukan ucapan semata, tetapi harus disertai gerak gerik muka,

kalau perlu dengan gerak seluruh anggota badan atau seluruh tubuh, tetapi

yang paling penting sekali ialah gerak gerik muka. Dengan ucapan-ucapan

yang baik dan teratur disertai dengan gerak gerik muka niscaya akan

bertambah menarik, apa lagi kalau ditonton. Dari gerak gerik muka itu

penonton dapat merasakan dan menyaksikan, mengertikan puisi yang

dibacakan itu. Apakah puisi itu mengandung kesedihan, kemarahan,

kegembiraan dan lain-lain. Hanya saja dalam melakukan gerak gerik itu jangan

sampai berlebih-lebihan, membaca secara wajar, tertib dan mengesankan.

Dari beberapa pikiran para ahli di atas tentang membaca puisi dapatlah

disimpulkan bahwa kegiatan membaca puisi merupakan kegiatan

menyampaikan isi puisi dan pikiran pengarang. Sebagaimana dikatakan

membaca puisi bertujuan untuk menafsirkan makna yang terkandung di

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

dalamnya baik tersurat maupun tersirat. Dengan membaca puisi secara tidak

langsung dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama untuk diri

sendiri.

2.1.4. Tujuan Pembelajaran Membaca Puisi

Tujuan pembelajaran membaca puisi pada dasarnya adalah memberi

bekal pengetahuan dan kemampuan kepada siswa untuk menguasai teknik-

teknik memahami dan menafsirkan serta menghayati isi puisi. Secara rinci

tujuan pembelajaran membaca puisi menurut Depdikbud (2003:5-6) adalah: (1)

memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan

melaksanakan cara membaca puisi dengan baik dan benar, (2) melatih dan

mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal dan menulis huruf

(abdjad) sesuai tanda bunyi atau suara, (3) mengenal dan melatih siswa mampu

membaca puisi dengan teknik membaca puisi, (4) mengungkapkan ide pesan

sederhana secara lisan dan tulisan.

2.1.5 Syarat-Syarat Membaca Puisi

Membaca puisi ialah membawakan puisi yang dihafal. Memang ada

juga orang membaca puisi di atas kertas saja. Cara seperti itu kurang enak

kecuali jika untuk siaran pembacaan puisi di radio atau rekaman. Tetapi

membaca puisi selalu saja didengar dan ditonton orang, sebaik mungkin

deklamator harus menghafal puisi yang mau dibacakan. Caranya ulangilah

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

puisi itu berkali-kali tanpa mempergunakan teks sampai terasa lancar sekali

dengan cara mengingatnya sebaris demi sebaris dan kemudian serangkap demi

serangkap disamping berusaha untuk mengerti setiap kata yang dicatatkan

karena hal itu menjadi jelas maksud dan tujuan isi puisi itu.

Menjadi pembaca puisi yang baik ada sejumlah syarat yang perlu

dipenuhi. Syarat-syarat tersebut sifatnya saling menunjang. Salah satu syarat

yang kurang dipenuhi akan berpengaruh secara totalitas terhadap taraf

kemenarikan pembacaan puisi yang ditampilkan. Menurut Ali (dalam Faisal

(2010:9-4) syarat yang harus dipenuhi seorang pembaca puisi adalah sebagai

berikut:

a. Mempunyai kemampuan teknis

Kemampuan teknis yang harus dipenuhi untuk menjadi soerang

pembaca atau deklamator pusi yang baik adalah suara yang jelas, vokal yang

sempurnya, mahir membantuk irama, mampuh mengubah warna suara secara

tepat dan menarik.

b. Pengusaaan mimik

Seorang deklamator harus memiliki kemampuan mengubah-ubah raut

muka yang alamiah dan wajar sesuai makna larik atau bait puisi yang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

dimembacakan, mimik marah, mimik takut, mimik terharu, mimik sedih,

mimik heran dan sebagainya.

c. Penguasaan gestur

Seorang pembaca atau deklamator puisi harus memiliki gerak anggota

tubuh (gestur) secara reflek dan pantas sesuai isi larik puisi yang

dimembacakan. Fungsinya sebagai kompelemnter bagi pelafalan dan intonvasi

larik/bait yang dilanturkan.

d. Penguasaan memahami puisi dengan tepat

Salah memahami isi suatu sajak yang dimembacakan akan berpengaruh

pada pelafalan intonasi, mimik dan gerak tubuh yang ditampilkan. Karena itu,

seorang pembaca/deklamator puisi harus memiliki kemampuan memahami isi,

suasana, sikap pengarang yang tersembunyi dalam puisi yang dimembacakan.

2.1.6 Cara Membaca Puisi yang Baik dan Benar

Agar dapat membaca puisi dengan baik, pembaca perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Interpretasi (penafsiran)

Untuk memahami sebuah puisi, pembaca harus dapat menangkap simbol-

simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

pembaca salah dalam menafsirkan makna/simbol atau lambang, tentu bisa

salah dalam memahami isinya.

2. Teknik vokal (vokalisasi)

Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi,

jeda, ejaan dan lafal yang tepat.

3. Performa (penampilan)

Dalam hal performa, pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas

dan publik.

Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang

meyakinkan, berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak

berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan irama serta mimik.

Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat

menjiwai atau meresapi isi puisi. Harmonisasi antara mimik dengan isi

(maksud) puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi.

Disamping hal tersebut, cara lain dalam membaca puisi tidak boleh

seenaknya saja, tapi harus tunduk kepada aturan-aturannya, dimana harus

ditekankan atau dipercepat, dimana harus dikeraskan, harus berhenti, dimana

harus dilambatkan atau dilunakkan, dimana harus diucapkan biasa, dan

sebagainya. Jadi, bila kita membaca puisi itu supaya menarik, maka harus

dipakai tanda-tanda tersendiri seperti di bawah ini:

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

—— : diucapkan biasa saja

/ : berhenti sebentar untuk bernafas/biasanya pada koma atau di

tengah baris

// : berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih

berhubungan artinya dengan baris berikutnya

/// : berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada

penghabisan puisi

^ : suara perlahan sekali seperti berbisik

^^ : suara perlahan saja

^^^ : suara keras sekali seperti berteriak

V : tekanan kata pendek sekali

VV : tekanan kata agak pendek

VVV : tekanan kata agak panjang

VVVV : tekan kata agak panjang sekali

____/ : tekanan suara meninggi

____ : tekanan suara agak merendah (Aning. 2008)

Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata masing-masing

orang berbeda tergantung kepada kemauannya sendiri-sendiri. Dari sinilah kita

dapat menilai siapa orang yang mahir dan pandai membaca puisi.

Demikianlah, setelah tanda-tanda itu kita letakkan dengan baik dan dalam

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

meletakkannya jangan asal meletakkan saja, tapi harus memakai perasaan dan

pertimbangan, seperti halnya kalau kita membaca berita: ada koma, ada titik,

tanda-tandanya, titik koma dan lain-lain.

Kalau tanda-tanda itu sudah diletakkan dengan baik, barulah kita baca

puisi tersebut berulang-ulang sesuai dengan irama dan aturan tanda itu. Dengan

sendirinya kalau kita sudah lancar benar tekanan-tekanan, irama-irama dan

gayanya takkan terlupa lagi selama kita membaca puisi.

Dalam membaca puisi diperlukan pula latihan-latihan tertentu, seperti

latihan vokal, mimik (ekspresi wajah) dan pantomimik (ekspresi seluruh

tubuh). Menurut Doyin (dalam Ismail 2009:22-28) mengemukakan, dari

proses awal sampai akhir pembacaan puisi dapat dirangkum menjadi tiga

langkah, yaitu langkah sebelum membaca puisi di depan pendengar atau

penonton (saat pembacaan), dan langkah setelah pembaca turun dari panggung

(pascapembacaan).

2.1.2. Hakikat Puisi

2.1.1.1 Pengertian Puisi

Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poiesis yang berarti

penciptaan. Istilah tersebut lama-kelamaan menjadi sempit ruang lingkupnya.

Menurut Sudjiman bahwa ―puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat

oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait‖. Pengertian tersebut

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

relatif sejalan dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo

Emmerson (dalam Faisal 2010:7-13) menyatakan bahwa ―puisi adalah

mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-kata dengan sedikit-

sedikitnya‖. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang melihat dari segi

pendendangnya bahwa ―Puisi adalah satu-satunya cara yang paling indah,

impresif dan paling efektif mendendangkan sesuatu‖,(dalam Faisal 2010:7-13).

Wordsworth (2007:12) ―Puisi adalah ciptaan pengucapan yang

imaginatif dari perasaan yang mendalam, biasanya berirama pengucapan

secara spontan tentang perasaan yang memuncak timbul dari daya ingatan

ketika berada dalam keadaan tenang‖.

Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan

hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan

ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa

hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu

ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui

bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair, Said

(dalam Handayani 2006:2)

Puisi merupakan pengucapan dengan perasaan yang didalamnya

mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan. Puisi adalah karangan

yang terikat berarti puisi terikat oleh aturan-aturan ketat. Akan tetapi, pada

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

waktu sekarang, para penyair berusaha melepaskan diri dari aturan yang ketat

itu. Aturan di luar diri puisi itu ditentukan oleh penyair yang membuat dahulu

ataupun masyarakat Pradopo (dalam Wibowo 2010:2).

Dari pengertian di atas juga diartikan bahwa puisi merupakan karya seni

yang erat hubungannya dengan bahasa dan jiwa. Tersusun dengan kata-kata

yang baik sebagai hasil curahan lewat media tulis yang bersifat imajinatif oleh

pengarangnya untuk menyoroti aspek kehidupan yang dialaminya. Atas dasar

itulah penulis mengemukakan bahwa puisi pada hakikatnya adalah curahan

perasaan si penciptanya sehingga keberadaan suatu puisi tidak terlepas dari

keberadaan pikiran, perasaan, dan lingkungan si penciptannya.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa

puisi merupakan karya sastra yang membentuk untaian bait demi bait yang

relatif memperhatikan irama dan rima sehingga sungguh indah dan efektif

didendangkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan bentuk karya

sastra lainnya.

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat,

dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata –kata kias atau

imajinatif (Waluyo, 2005: 1). Walaupun singkat atau padat, puisi memiliki

kekuatan. Adapun berbagai pendapat sastrawan dunia tentang puisi (Waluyo,

2005: 1) adalah sebagai berikut :

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

a) Puisi adalah peluapan spontan dari perasaan – perasaan yang penuh daya;

dia memperoleh rasanya dari emosi/rasa yang dikumpulkan kembali dalam

kedamaian. (William Wordsworth)

b) Puisi adalah lava imajinasi yang letusannya mencegah timbulnya gempa

bumi. (Byron)

c) Puisi adalah rekaman dari saat – saat yang terbaik dan paling menyenangkan

dari pikiran – pikiran yang terbaik dan paling menyenangkan. (Percy

Bysche).

d) Puisi adalah ekspresi yang konkret dan artistik dari pikiran manusia secara

emosional & berirama. (Watts Dunton)

e) Puisi adalah kata – kata terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih

kata – kata yang setepatnya dan disusun sebaik – baiknya, misalnya

seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat

hubungannya, dan sebagainya. (Samuel Taylor Coleridge)

f) Puisi adalah perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau

diangankan. (Wordsworth)

g) Puisi adalah rekaman detik – detik terindah dalam hidup kita. (Shelley)

Dari berbagai definisi di atas, seperti dikemukakan Shanon Ahmad

(dalam Pradopo, 2005: 7) bila unsur–unsur dari berbagai pendapat itu

dipadukan, akan diperoleh garis – garis besar tentang pengertian puisi. Unsur –

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

unsur tersebut berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan

pancaindera, susunan kata – kata, kata – kata kiasan, kepadatan, dan perasaan

yang bercampur baur. Dengan demikian, dapat disimpulkan ada tiga unsur

yang pokok dalam puisi, yaitu hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi,

bentuk puisi dan kesan dari puisi.

Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias (figurative

language), pencitraan (imagery), dan persajakan. Sedangkan struktur batin

puisi dibangun oleh pokok pikiran, tema, nada (tone), suasana (atmosphere)

dan amanat (message). Menurut Bouton (dalam Djojosuroto, 2006: 16), diksi

merupakan esensi seni penulisan puisi. Ada pula yang menyebut diksi sebagai

dasar bangunan puisi. Kata-kata yang dipilih penyair sesuai perasaan dan nada

puisi. Nada dan perasaan penyair menentukan pemilihan kata. Jika

dihubungkan dengan lambang, sebuah kata mungkin melambangkan sesuatu,

efek yang dihasilkan oleh kata tertentu akan mempunyai makna tertentu pula.

Gaya bahasa dalam puisi digunakan untuk menghasilkan kesenangan

yang bersifat imajinatif, menghasilkan makna tambahan, menambah intensitas,

konkret sikap dan perasaan penyair serta memadatkan makna yang

diungkapkan. Gaya bahasa atau majas dapat dibagi menjadi dua bagian pokok,

yaitu pengiasan dan pelambangan. Dua jenis majas yang kerap digunakan

dalam puisi adalah metafora dan personifikasi. Metafora adalah ungkapan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

kebahasaan yang tak dapat diartikan secara langsung dari lambang yang

dipakai karena makna yang dimaksud terdapat pada predikasi ungkapan

kebahasaan tersebut.

Personifikasi adalah jenis bahasa kias yang mempersamakan benda

dengan manusia, benda – benda mati dapat berbuat, berpikir sebagaimana

seperti manusia. Untuk menggambarkan sesuatu secara lebih jelas, penyair

biasanya menggunakan kata – kata konkret yang lebih sulit ditafsirkan bagi

pembaca dan pengimajian. Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang

dapat memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian,

apa yang digambarkan seolah–olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Puisi

Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam.

Menurut waluyo (dalam Faisal 2010:7-14) mengklasifikasikan puisi

berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak

disampaikan, terbagi atas :

a. Puisi naratif

Puisi naratif adalah yang isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan

gagasan dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang didalamnya tergambar

ada pelaku yang terkisah.

b. Puisi Lirik

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan carata tidak

bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap seseorang.

c. Puisi deskriptif

Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara

melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman

menarik yang pernah dialaminya.

2.1.1.3 Unsur-Unsur Puisi

Penjelmaan kembali suatu peristiwa yang tercurah lewat karya tulis

puisi merupakan proses imajinasi yang matang yang berhasil lahir dengan

energik dan alami. Untuk memberikan batasan pada puisi sangatlah sukar

dilakukan secara pasti. Puisi mempunyai rangkaian unsur-unsur yang apabila

salah satunya hilang atau terlepas, maka akan mengurangi makna universal

yang terkandung dalam sebuah puisi.

Dalam membaca puisi yang baik dan komunikatif, menurut Husnan

(2004:23) ―Diperlukan penguasaan dua unsur, yaitu unsur teknik vokal dan

unsur performance atau penampilan. Teknik vokal merupakan sarana untuk

menyampaikan interprestasi puisi secara lisan, sedang performance atau

penampilan merupakan perwujudan dari hasil interprestasi puisi secara fisik.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

Teknik vokal dalam membaca puisi meliputi : intonasi yaitu lagu atau

penandaan alur suara, diksi atau tekanan penyuaraan ; jeda yaitu pemenggalan

penyuaraan, enjembement yaitu perlompatan penyuaraan, dan lafal atau

pengucapan abjad secara jelas dan tepatn. Perfomance atau penampilan dalam

membaca puisi meliputi: pemahaman dan penguasaan pentas dan publik,

pemilihan timing yang tepat atau sesuai dengan puisi yang dibawakan,

pemindahan pandangan mata dari teks agar tepat lebih bekomunikasi dengan

publik, dan penggunaan mimik, gestur, dan blocking‖.

Menurut Ismail (2009:22-28) ―Membaca puisi terdiri dari beberapa

unsur. Unsur – unsur tersebut harus dikuasai agar pembacaan puisi yang

dilakukan baik, yaitu sesuai dengan yang dikehendaki penyairnya‖.

Adapun unsur-unsur yang dimaksud dalam puisi terebut sebagai berikut

:

1 Tema

Unsur penting dalam puisi adalah tema atau makna utuh, yaitu apa yang

dimaksud dengan keseluruhan puisi adalah mengandung keseluruhan

makna yang bulat. Makna keseluruhan dalam puisi itu timbul sebagai

akibat pengungkapan diksi (imaji, kias, ligas, simbolik), bunyi disamping

bentuk penyajiannya. Tema dalam puisi merupakan sumber dari

pengungkapan gagasan pokok puisi.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

2 Rasa

Yang dimaksud dengan rasa dalam puisi adalah sikap penyair dalam pokok

persoalan yang terdapat dalam puisinya.

3. Nada

Yang dimaksud dengan nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca

atau penikmat karya ciptanya.

4. Amanat

Penyair disamping mengemukakan pendapt, mencurahkan perasaannya

mungkin juga ingin menyampaikan sesuatu amanat kepada pembaca.

Amanat itu ada kalanya dikemukakan secara tersurat, tetapi ada juga yang

dikemukakan secara tersirat.

5. Gaya Bahasa

Yang dimaksud gaya bahasa dalam puisi adalah gaya bahasa yang intensif

dan mampu memberi irama tersendiri dalam penulisan puisi, yang bersifat

konsentrasi dan intensifikasi.

6. Bunyi dan irama

Irama dalam puisi adalah gerakan biasa yang sederhana, seperti yang

terjadi pada ombak-ombak lautan atau hati insan.

Itulah unsur-unsur puisi yang biasa mengantar imajinasi pembaca untuk

melakukan batasan-batasan tertentu dalam memaknai sebuah puisi.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

2.1.1.4 Membaca Puisi dan Unsur Penilaiannya

Menilai dan menentukan suatu pembacaan puisi yang baik perlu

memperhatikan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut menurut Ali (dalam

Faisal 2010:9-5) meliputi aspek interpretasi dan presentasi. Interpretasi

meliputi: visi, arikulasi, dan intonasi, sedang presentasi meliputi: vokal,

gesture atau gerak, tekanan, volume suara, ekspresi mimik. Sedangkan

menurut Aminudin (2004:12) bahwa aspek-aspek yang diperhatikan dalam

menilai suatu pembacaan puisi adalah (1) aspek pemahaman dan penghayatan

tentang makna, suasana penuturan, sikap pengarang, dan intensi pengarang, (2)

aspek pemaparan yang meliputi: kualitas ujaran, tempo, durasi, pelafalan,

ekspresi wajah, kelenturan tubuh, dan konversasi.

Sasaran penilaian membaca puisi di atas adalah untuk orang dewasa.

Yang diperlukan adalah aspek penilaian untuk keperluan membaca puisi siswa

usia Sekolah Dasar. Namun demikian, aspek penilaian di atas tetap dijadikan

acuan, hanya saja mengalami penyederhanaan.

Menurut Faisal (2010:9-5) penilaian membaca puisi untuk keperluan

siswa usia sekolah dasar adalah terdiri atas 5 aspek yaitu sebagai berikut.

a. Pelafalan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

Pelafalan yang dimaksud adalah pelafalan bunyi vokal, konsonan secara

tepat misalnya makan tidak diucapkan makang tetapi makan, kiri tidak

dilafalkan keri tetapi kiri.

b. Intonasi

Intonasi yang dimaksud kaitannya dengan membaca puisi bukan hanya

berkatian dengan aspek panjang pendeknya suara (tempo), tinggi rendahnya

suara (nada) melainkan juga termasuk keras lembutnya suara (tekanan) dan

perhatian suara siswa (jeda) pada saat membaca larik atau bait puisi.

Keseluruhan aspek tersebut tentu nampak secara keseluruhan sebagai suatu

komponen yang saling berhubungan secara utuh.

c. Ekspresi Wajah (mimik)

Mimik adalah perubahan raut wajah sesuai konteks makna dan suasana

puisi atau prosa yang dibaca. Penampakan mimik yang tepat merupakan

cerminan dari tingkat pemahaman dan penghayatan makna dan suasana

penuturan, dan sikap pengarang karya sastra tersebut.

d. Gestur (kelenturan tubuh)

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

Yakni kemampuan pembaca menguasai anggota tubuh dalam

menggerakkannya secara lentur, refleks namun kelihatan wajar dan alamiah

sebagai sarana penunjang.

e. Konversasi

Pembaca puisi dihadapan khalayak penonoton secara langsung menurut

Amiruddin (dalam Faisal 2010:9-7) pada hakikatnya sedang berkomunikasi

dengan penikmat itu sendiri. Olehnya itu, pembaca puisi selayaknya

memperhatikan sikap yang dapat menumbuhkan suasana simpatik dan

keakraban antara dirinya dengan khalayak penonton, misalnya penciptaan

kontak lewat pandangan mata, pengaturan posisi tubuh, pengaturan gerak-gerik

tubuh secara wajar.

2.1.3 Hakikat Syair Lagu

2.1.3.1 Pengertian Syair Lagu

Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang

Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan

Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab Syu’ur yang berarti perasaan. Kata

syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian

umum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:758) syair didefinisikan

sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang

berakhir dengan bunyi yang sama. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya

syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain

sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi.

Pada perkembangannya bahasa puisi diapresiasikan oleh sarana

kesenian salah satunya lirik lagu dalam seni musik. Seni musik yang awalnya

merupakan kegiatan mengolah nada dan irama untuk menghasilkan komposisi

suara yang harmonis (instrumentalia) memerlukan media bahasa untuk

menyampaikan ide dan gagasan. Maka hal inilah yang melatari kehadiran lirik

dalam suatu lagu.

Bahasa lirik lagu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bahasa puisi.

Hal ini sesuai dengan definisi lirik lagu yang terdapat dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008:435), yaitu lirik lagu adalah karya sastra puisi yang

berisi curahan perasaan pribadi yang dinyanyikan. Bentuk ekspresi emotif

tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata.

2.1.3.2 Teknik Dasar Membaca Puisi Melalui Syair Lagu

Berikut ini teknik dasar yang dapat di praktikkan untuk berlatih

membaca puisi melalui syair lagu:

1. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang berisi

perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun jika

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan

dengan suasana syahdu.

2. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi sendiri. Hal ini akan

membantu pembaca merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya

akan menyatu dengan sanubari sendiri.

3. Selanjutnya, membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut. Mulanya,

mungkin bisa membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara

bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang,

janganlah terpengaruh oleh suasana sekeliling. Tanamkanlah dalam diri

pembaca bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu,

pembaca akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di

dalamnya secara penuh.

4. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang. Sebelumnya,

pembaca dapat memberi tanda intonasi, tekanan, atau nada pada puisi yang

akan dibacakan.

Hal ini nantinya akan membantu pembaca dalam membaca isi puisi dengan

pembawaan sepenuh hati. Sebagai langkah awal, lakukanlah latihan di depan

cermin. Dalam hal ini, pembaca sekaligus dapat menilai gestur serta mimik

sendiri. Selanjutnya, pembaca dapat mempraktikkan pembacaan puisi di

hadapan teman atau keluarga.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

2.1.3.3 Langkah – Langkah Membaca Puisi Melalui Syair Lagu

Berikut ini pelaksanaan pembelajaran membaca puisi melalui syair

lagu:

1) Guru memperkenalkan topik pelajaran

2) Guru memberikan penjelasan tentang isi puisi yang akan dibacakan

berdasarkan tekniknya seperti lafal, intonasi dan ekspresi.

3) Guru memberikan contoh / mendemonstrasikan cara membaca puisi di

depan kelas dengan menggunakan lafal, intonasi dan ekspresi yang benar.

4) Guru membimbing siswa satu persatu untuk membaca puisi di depan kelas.

5) Bagi siswa yang belum mampu membaca puisi sesuai tekniknya diberikan

kesempatan untuk latihan kembali membaca puisi dengan bimbingan guru.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca puisi

untuk siswa SD sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu

diantaranya;

Hermawan Wibowo (2010) dalam Skripsinya yang berjudul

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Media Lagu Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Tambakboyo I Mantingan Ngawi. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa; terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi melalui

media lagu mulai dari siklus I ke siklus II, hal ini berdasarkan data siswa yang

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

belum mampu menulis puisi pada siklus I terjadi peningkatan dari 20%

menjadi 80% pada siklus II, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan

menulis puisi siswa melalui media lagu. Untuk itu disarankan kepada guru SD

untuk dapat menerapkan media lagu dalam pembelajaran sastra Indonesia

khususnya menulis puisi, karena lagu dapat digunakan untuk menciptakan

suasana yang nyaman dan memberikan sugesti yang merangsang

berkembangnya imajinasi siswa.

Handayani (2006) dalam penelitiannya yang berjudul: Peningkatan

Keterampilan Membaca Puisi dengan Pendekatan Metode Demonstrasi di

Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa Pendakatan metode demonstrasi yang

didukung penampilan model dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi,

sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran membaca

puisi. Pendekatan metode demontrasi tidak hanya mendukung peningkatan

keterampilan membaca puisi dengan hanya menirukan model, tetapi dapat

meningkatkan kreatifitas sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Penelitian di

atas membahas tentang kemampuan menulis puisi dan keterampilan membaca

puisi melalui lagu, sementara penelitian ini memfokuskan penelitian pada

peningkatan kemampuan siswa membaca puisi melalui syair lagu.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. …eprints.ung.ac.id/1425/5/2012-2-86206-151411414-bab2... · Penghayatan atas puisi yang dibaca merupakan unsur utama karena hakikat

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan dalam

penelitian ini, maka hipotesis tindakan penelitian adalah ―Jika guru

menggunakan syair lagu, maka kemampuan siswa kelas V SDN 6 Limboto

Kecamatan Limboto dalam membaca puisi akan meningkat‖.

2.4 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila kemampuan

siswa kelas V SDN 6 Limboto Kabupaten Gorontalo dalam membaca puisi

melalui syair lagu dapat meningkat menjadi 76% dari jumlah siswa yang

berada di kelas atau 19 siswa dari 25 siswa dengan kategori baik sesuai

dengan aspek yang diamati melalui proses pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya membaca puisi, dengan nilai ketuntasan secara klasikal 70.