bubar demi efisiensi perusahaan pilih industri dana...

1

Upload: hoangnhi

Post on 22-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

21Rabu, 16 Maret 2016 A S U R A N S I & P E M B I A Y A A N

ASURANSI NELAYAN

Pembentukan Konsorsium DiusulkanJAKARTA — Pem ben tukan kon -

sor sium per usa haan asuransi bagi implementasi asuransi ne layan di -nilai perlu segera direalisasikan gu na memaksimalkan la yan an program strategis tersebut.

Deputi Komisioner Penga was In -dustri Ke uangan Non Bank (IKNB) I Otoritas Jasa Ke uangan (OJK) Edy Se tiadi menjelaskan pi hak nya telah mengusul kan pembentukan kon sor -sium untuk menja lan kan program strategis yang me rupakan kolaborasi an tara pemerintah de ngan OJK itu.

Menurut dia, ke ter li batan lebih banyak pe laku akan mendukung ke -sinambungan im ple mentasi pro duk asu ransi nelayan. Apalagi, asuransi nelayan menjadi program baru yang akan diterapkan se cara nasional.

“Kami minta asu ransi menyiapkan itu [pro duk asuransi ke uangan] dengan baik. Ja ngan sampai pu tus di tengah jalan. Usulannya kon sor -sium,” ung kap nya, Selasa (15/3).

Edy menjelaskan pro duk tersebut akan menjadi proyek percontohan ber sama dengan dua program asuransi lain yang diarahkan untuk

men dukung ketahanan pangan na -sional. Dua produk asuransi lain nya ada lah asuransi ternak sapi yang ba ru akan direalisasikan tahun ini dan asuransi usaha tani padi yang su -dah dimulai se jak paruh ke dua 2015.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum In do nesia (AAUI) Yasril Y. Rasyid menjelaskan per wakilan se jumlah asosiasi terus mengikuti pem bahasan pro duk tersebut ber-sama OJK dan Kementerian Ke -lautan dan Perikanan.

Menurut dia, pelak sa naan program asuransi ne layan memang cen de-rung diserahkan kepada BUMN. Pa -salnya, sumber pembiayaan premi bagi nelayan masih me man faatkan subsidi pe me rintah.

“Selain itu, lingkup ja minan sa -ngat terbatas ha nya jaminan per -sonal accident dan jiwa. Ma ka ke -cenderungan nya meng gunakan per -usa haan asuransi BUMN,” ung kap-nya kepada Bisnis.

Meskipun begitu, Yasril me nga-takan AAUI tetap mendorong adanya kon sorsium agar salah satu program strategis OJK pada 2016 tersebut

bisa dikelola bersama, tidak hanya meng andalkan satu per usa haan.

Dia menambahkan im plementasi sejumlah produk dalam program strategis pemerintah dan otoritas di -dorong untuk meningkatkan pe -netrasi asuransi.

“Ini tentu sangat bermanfaat bagi nelayan. Jika terjadi kecelakaan pa da saat bekerja, [nelayan] men da-pat kan santunan pengganti, begitu pula jika meninggal. Dengan de mi -kian para nelayan terlindungi.”

Yasril dalam kesempatan lain me -ngatakan pihaknya siap untuk men -jalankan program strategis OJK dan pe merintah di sektor perasuransian. Pa ra pelaku asuransi sebenarnya me -nunggu berbagai realisasi pogram pe merintah dan sejumlah inisiatif OJK. Pasalnya, implementasi ke -bi jakan tersebut akan berdampak sig nifikan pada perolehan premi in -dus tri.

“Kami melihat outlook 2016 akan lebih baik dan inisiatif itu bisa menghadirkan lini bisnis baru. Ini bisa memberikan kontribusi ke -naikan premi.” (Oktaviano D.B. Hana)

INDUSTRI DANA PENSIUN

Perusahaan Pilih Bubar Demi Efisiensi

Anggara [email protected]

Dari tujuh dana pensiun yang mengajukan proses pembubaran baik secara sukarela maupun akibat sanksi otoritas, se banyak empat perusahaan merupakan dana pensiun pemberi kerja (DPPK) Program Pensiun Man -faat Pasti (PPMP).

Pada awal 2015, otoritas mencatat jum lah DPPK tipe PPMP mencapai 194 dana pensiun. Namun di akhir tahun, jumlah tersebut menyusut menjadi 190 dana pen siun.

Di sisi lain, sebanyak tiga DPPK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) mengajukan li kuidasi. Sampai de -ngan April 2015 tercatat sebanyak 48 DPPK PPIP. Namun pada akhir tahun menjadi hanya 45 dana pensiun.

Asep Suwondo, Plt. Direktur Penga -wasan Dana Pen siun dan BPJS Ke -tenagakerjaan OJK, mengatakan ter -dapat beberapa alas an pendiri dana pen siun me la kukan pem bu baran.

Alasan yang diajukan meliputi efisiensi pe nye leng garaan dengan mengalihkan DPPK ke DPLK. Selain itu terdapat sejumlah pen diri yang mengalami kesulitan ke uangan. Dengan membubarkan dana pen-siun, pendiri dapat mengurangi salah satu pos pengeluaran.

Alasan lainnya, kata Asep, ja -min an pensiun bersifat wajib yang diselenggarakan oleh BPJS Ke -tenagakerjaan dinilai telah cukup oleh perusahaan. Untuk itu pendiri me milih melakukan pembubaran.

Meski terjadi sejumlah pembubaran DPPK sepanjang 2015, Asep me nga -takan ke hadiran dana pensiun tetap relevan bagi perusahaan. Dana pen-siun akan mem buat karyawan lebih

nyaman dalam be kerja karena adanya kepastian sumber peng hasilan setelah memasuki masa pensiun.

“Sehingga produktifitas karyawan tetap meningkat,” kata Asep di Ja -karta, Senin (14/3).

Heru Juwanto, Direktur Produk dan Ke lembagaan OJK yang membawahi per izinan, mengatakan proses pem -bu baran da na pensiun sebagian besar merupakan per mohonan para pen diri. Pendiri meng ajukan alasan efisiensi untuk me ngem balikan izin.

“Kecuali [dana pensiun] Merpati dan Kertas Leces yang bubar karena kesulitan keuangan,” katanya.

Pilihan para pengelola dana pensiun un tuk membubarkan lembaganya ini, kata Heru, karena pendiri DPPK wa jib me menuhi kekurangan uang un tuk mem bayar manfaat. Pendiri ha rus menanggung kekurangan jika lembaga kurang cakap da lam me nge-lola investasi.

“Sebagian besar mengalihkan pe -ngelolaan ke DPLK,” katanya.

Suheri, Wakil Ketua Asosiasi Dana Pen siun Indonesia, mengatakan ba -nyak nya kewajiban yang saat ini di -bebankan kepada perusahaan mem -buat pengusaha harus berfikir ulang

untuk mempertahankan keberadaan dana pensiun pemberi kerja (DPPK). Be ban usaha yang tinggi serta kebutuhan akan efisiensi menjadi pertimbangan.

“Pendiri yang punya DPPK kecil tidak mau pusing dengan adanya DPPK,” katanya.

Suheri mengatakan saat ini ba-nyak kewajiban yang diamanatkan undang-undang harus ditanggung oleh pengusaha seperti iuran. Con-tohnya iuran wajib untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), baik BPJS Kesehatan ataupun BPJS Ketenagakerjaan. Belum lagi beban lainnya.

Dia mengakui penempatan pada dana pensiun memberi keuntungan bagi perusahaan karena dapat me -ngurangi pembayaran manfaat pesangon serta hasil investasi bebas pajak. Dia mengatakan walau DPPK dibubarkan maka hak peserta akan dialihkan ke dana pensiun lembaga ke uangan (DPLK).

ASET INDUSTRIOJK mencatat hingga akhir 2015,

aset bersih industri dana pensiun tum buh menjadi Rp205,05 triliun. Angka tersebut tumbuh 10,08% di -bandingkan posisi pada akhir tahun se belumnya Rp186,27 triliun.

Dari keseluruhan aset industri, DPPK PPMP mencatatkan jumlah ter besar yakni mencapai Rp135,32 triliun atau 65,99%. Jumlah ini tumbuh dari realisasi tahun se be-lumnya sebesar Rp130,77 triliun.

DPPK PPIP mencatat aset bersih Rp21,86 triliun atau 10,66% dari total aset industri. Jumlah ini naik dari capaian Desember 2014 sebesar Rp19,96 triliun.

Sedangkan DPLK mencatatkan pe-rtumbuhan aset paling besar. Pada Desember 2015 total aset 25 per-usahaan yang bergerak dalam DPLK mencapai Rp47,86 triliun 23,34% dari total aset industri. Pada akhir 2014, aset industri DPLK mencapai Rp35,54 triliun.

JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan mencatat sepanjang 2015 sebanyak tujuh dana pensiun

pemberi kerja memilih membubarkan diri.

PENGHARGAAN MANAJER INVESTASI TERBAIK

Beberapa alasan pendiri membubarkan dana pensiun yakni efi siensi penyelenggaraan dan kesulitan keuangan.

Banyaknya beban kewajiban membuat pengusaha berfi kir ulang untuk mempertahankan keberadaan dana pensiun pemberi kerja.

Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro (kiri), menerima peng hargaan dari Publisher and Founder Asia Asset Ma -nagement Tan Lee Hock pada malam penghargaan Best of

The Best Awards 2015 di Hong Kong, Selasa (15/3). MAMI berhasil meraih penghargaan Best Fund House atau per -usahaan Manajer Investasi Terbaik di Indonesia dan CEO of the Year.

Bisnis/Dwi Prasetya

pusdok
Typewritten Text
Bisnis Indonesia, 16 Maret 2016