bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal
8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad
Darwis, kemudian dikenal dengan KH A Dahlan. Beliau adalah pegawai
kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan
penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan
Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan
dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan
kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.
Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam
waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke
luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka
didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada
diseluruh pelosok tanah air.
84
KH A. Dahlan sendiri memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912
hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan
rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh
KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.
Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada
tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan
seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November
1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah
kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan
perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri
berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh
seorang Kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan
atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.
Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember
1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar
Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh
Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten
Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal
Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah.
Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya,
85
mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di
Yogyakarta”. Sedangkan maksud pendirian ini, ialah:
a. menyebarkan pengajaran agama Islam Kanjeng Nabi Muhammad SAW.,
kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan
b. memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya.”
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama tersebut bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, agar dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang sesuai ajaran agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.”
Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah
karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:
1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam;
2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; 3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan 4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (H.A. Mukti Ali,
dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).
87
4.1.2 Program Muhammadiyah Perbidang Persyarikatan
Program Muhammadiyah adalah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu sesuai dengan visi yang ditetapkan dan ingin dicapai oleh organisasi.
Program Muhammadiyah merupakan perwujudan dari usaha persyarikatan untuk
mencapai tujuan Muhammadiyah. Program merupakan serangkaian langkah
berencana dan berkesinambungan dalam rangka merealisasikan misi
Muhammadiyah, baik sebagai gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan
tajdid, sebagai bagian dari umat Islam dan komponen bangsa Indonesia.
Program Muhammadiyah jangka panjang yang disusun sejak Muktamar
ke-45 tahun 2005 sampai tahun 2025 adalah suatu tahapan pencapaian tujuan
persyarikatan yaitu menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Secara specifik rumusan
tujuan program jangka panjang sebagai visi Muhammadiyah 2025 adalah
“Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama serta terciptanya
kondisi dan faktor-faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.”
Dalam mengimplementasikan program-programnya Pimpinan
Muhammadiyah membagi program tersebut ke dalam program perbidangnya,
salah satu program perbidang yang berkaitan dengan penelitian penulis adalah
program bidang ekonomi, dengan visi pengembangan yaitu dengan
berkembangnya kapasitas dan bangkitnya kembali etos ekonomi Muhammadiyah
88
untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat,
diantaranya:
– Mengembangkan lembaga keuangan mikro, koperasi, dan BTM/BMT sebagai
wadah kerjasama dan pemberdayaan antar pelaku usaha ekonomi di
lingkungan Persyarikatan menuju pada kekuatan dan kemandirian
Muhammadiyah sebagai gerakan ekonomi.
– Mengembangkan jaringan dan kerjasama dengan pemerintah, swasta dan
lembaga-lembaga lain dalam program-program pemberdayaan ekonomi
khususnya ekonomi mikro, kecil dan menengah yang berdampak langsung
dalam membangun kekuatan masyarakat kecil yang dhuafa dan musatdh’afin
melalui model-model kegiatan ekonomi alternatif
– Mengembangkan jaringan lembaga keuangan mikro syariah di lingkungan
persyarikatan untuk memperkuat kemampuan BTM/BMT melalui wadah
kerjasama yang mampu berperan meningkatkan akses kepada sumberdaya
ekonomi khususnya pendanaan.
4.1.3 Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Transaksi Perbankan. Sesuai dengan visi dan misi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
islam di tanah air, salah satunya dalam program pengembangan ekonomi, dalam
pelaksanaanya PP Muhammadiyah telah mengeluarkan keputusan dalam
pelaksanaan sistem pengelolaan dana terpadu layanan manajemen kas pada setiap
jenjang, unsur dan amal usaha Muhammadiyah untuk menggunakan bank syariah
89
sebagai media dalam transaksi dan penyimpanan dana organisasi dengan Surat
Keputusan Pimpinan Muhammadiyah:
SK Pimpinan Muhammadiyah No.37/KEP/I.0/C/2012 tentang Penetapan Bank Syariah Mitra Muhammadiyah dalam Sistem Pengelolaan Dana Terpadu Layanan Manajemen Kas. Menetapkan bank-bank syariah mitra Muhammadiyah diantaranya:
1. Bank Syariah Bukopin 2. Bank Syariah Mandiri 3. Bank Muamalat Indonesia 4. Bank BRI Syariah 5. Bank BNI Syariah 6. Bank BTN Syariah 7. Bank Danamon Syariah 8. Bank Syariah lain yang ditetapkan oleh PP Muhammadiyah dikemudian
hari.
Bahwa setiap jenjang, unsur dan amal usaha Muhammadiyah untuk menempatkan
dananya di bank-bank syariah, selain itu diperbolehkan juga menempatkan
dananya di BPD Syariah, BPR Syariah, BMT (baitul Maal Wa Tamwil) dan
Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM).
Dengan surat keputusan PP Muhammadiyah tersebut telah menunjukkan
bahwa ormas Muhammadiyah telah menunjukan dukungan dan menggunakan
perbankan syariah dalam transaksi perbankan. Namun dalam SK PP
Muhammadiyah tersebut tidak memuat kewajiban bagi anggotan dan simpatisan
untuk menggunakan perbankan syariah, sehingga masih ada ruang anggota dan
simpatisan Muhammadiyah untuk tidak menggunakan bank syariah.
90
4.1.4 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Ormas terbesar di Indonesia dalam hal ini
warga Muhammadiyah Kota Bandung, yang didirikan tgl.17 Nopember 1936.
Lokasi pelaksanaan penelitian di PD Muhammadiyah Kota Bandung di Jl.
Kadipaten Raya No.4-6, Antapani Bandung, dengan waktu pelaksanaan penelitian
bulan Juli sd September 2012. Pemilihan objek ini dilatar belakangi karena
Ormas Muhammadiyah sebagai Ormas Islam terbesar dan modern telah melarang
praktek riba dalam kegiatan perbankan, selain itu Muhammadiyah sendiri saat ini
telah memiliki Bank Syariah yakni Bank Syariah Bukopin.
Dalam struktur organsiasi Muhammadiyah kota Bandung dipimpin oleh
seorang Ketua Pimpinan Daerah dengan dibantu oleh beberapa wakil ketua,
sekretaris dan bendahara. Dalam menjalankan roda organisasi, sekretariat yang di
gunakan di gedung Muhammadiyah Kota Bandung yang beralamat di Jl
Kadipaten Raya No-4-6 Antapani Bandung.
Jumlah anggota aktif Muhammadiyah kota Bandung sekitar 1.000 orang
diluar simpatisan, diperkirakan jumlah simpatisan dan anggota aktif sekitar
160.000 orang dewasa, dengan berbagai profesi mulai dari pedagang kecil,
pengusaha, profesional, dosen, guru besar, dan pejabat pemerintah. Sedangkan
jumlah warga Muhammadiyah se Jawa Barat sekitar 2,3 juta anggota. Sifat
keanggotaan Muhammadiyah sukarela, sebagai anggota tidak diberikan tanda
pengenal khusus anggota atau id tertentu. Bagi simpatisan aktif diberikan
informasi perihal kegiatan program kerja Muhammadiyah kota Bandung, dan
informasi lainya yang berhubungan dengan kegiatan muamalah dan kegiatan
91
dakwah Muhammadiyah. Bidang kegiatan yang paling aktif di Muhammadiyah
adalah penyelenggaraan pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga
pendidikan tinggi, dalam waktu dekat Muhammadiyah akan membangun
Universitas Muhammadiyah di Kota Bandung. Selain bidang tersebut adalah
bidang kesehatan, dimana saat ini Muhammadiyah kota Bandung telah memiliki
rumah sakit Muhammadiyah di Jl Banteng, Bandung.
Untuk menjalankan aktivitas persyarikatan DPP Muhammadiyah
mengeluarkan Surat Keputusan No.38/KEP/I.0/C/2012 tentang iuran anggota,
infaq tetap, infaq siswa dan mahasiswa serta alokasi dana persyarikatan,
diantaranya mengatur iuran anggota Muhammadiyah: anggota yang menjabat
Pimpinan Persyarikatan disemua tingkatan dan Pimpinan Amal Usaha
Muhammadiyah sebesar Rp.5.000,-/bulan, anggota Muhammadiyah yang
menjabat sebagai karyawan di jenjang, unsur dan Amal Usaha Muhammadiyah
sebesar Rp. 2.500,-/bulan, anggota Muhammadiyah di luar Amal Usaha
Muhammadiyah sebesar Rp. 2.500,-. Iuran tersebut dibayarkan secara bulanan, 3
bulanan, 6 bulanan, atau tahunan ke rekening PP Muhammadiyah, untuk itu setiap
anggota persyarikatan Muhammadiyah wajib memiliki rekening tabungan di bank
syariah mitra Muhammadiyah.
Sementara untuk aktifitas kewanitaan Muhammadiyah memiliki kegiatan
yang dikoordinir oleh organisasi Aisiyah, organisasi ini lebih bergerak dalam
bidang pembinaan kewanitaan baik mental spiritual maupun masalah-masalah
lainya yang berhubungan dengan fiqih kewanitaan.
92
Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Bandung No.01/KEP/III.0/D/2011 tentang Susunan dan Personalia Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kota Bandung Periode 2010-2015, dengan susunan dan
personalia Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Bandung sebagai berikut :
- Ketua Rifqi Ali Mubarok, S.Ag., M.Si - Wakil Ketua Bidang Tarjih Tajdid &
Pustaka Informasi Drs. Ahmad Qonit, MA
- Wakil Ketua Bidang Hukum Ham, Hikmah Kebijakan Publik & LHM
Drs. H. Ugas Rahmansyah, S.Ip., M.Si
- Wakil Ketua Bidang Tabligh & Badan Ta’mirul Masjid Al Irfani
Drs. H. Suryanto
- Wakil Ketua Bidang Wakaf Kehartabendaan & Zakat Infaq Shadaqah
Drs. H. Yuyun M. Yunus
- Wakil Ketua Bidang Dikdasmen & Pendidikan KPemilik usaha kuliner baso solor
Andri Yana, S.Ag., M.Pd Didin Nursaepudin
- Wakil Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Umum & Pelayanan Sosial
Drs. H. Abdul Adhiem, M.Si
- Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kewirausahaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Cabang Ranting
Suhada
- Wakil Ketua Bidang Majelis Lingkungan Hidup & Lembaga Seni Budaya Olahraga
Drs. Musa Muhammad
- Sekretaris H. Moh. Iqbal Abdul Karim - Wakil Sekretaris Hasan Arif - Bendahara Drs. H. M. Sidik Hasan - Wakil Bendahara Harun Nur Rasyid
Penelitian ini difokuskan pada isu utama yaitu bauran pemasaran produk
perbankan syariah pada warga Muhammadiyah Kota Bandung, sehingga dapat
diketahui lebih mendalam mengenai analisa bauran pemasaran produk perbankan
syariah pada warga Muhammadiyah Kota Bandung.
93
4.1.5 Bauran Pemasaran Produk Perbankan Syariah Pada Warga
Muhammadiyah Kota Bandung
Persepsi masyarakat terhadap bank syariah adalah hal urgent yang harus
diperhatikan dalam rangka mengukur, merencanakan, dan menerapkan strategi
pengembangan bank syariah di bidang apapun. Beberapa penelitian mengenai
persepsi masyarakat terhadap bank syariah telah dilakukan oleh berbagai
akPemilik usaha kuliner baso solomisi dan institusi lainnya, dari hasil penelitian
tersebut terlihat bahwa masyarakat kurang mengetahui tentang bank syariah
terkait dengan produk mapun fasilitas yang ditawarkan karena kurangnya promosi
maupun edukasi pasar.
Dalam hal ini, televisi, koran dan majalah merupakan media yang efektif
digunakan untuk menginformasikan produk maupun fasilitas bank syariah kepada
masyarakat, jika strategi komunikasi publik bisa diterapkan secara optimal.
Pendekatan komunikasi lain yang dapat ditempuh adalah melalui jalur seminar-
seminar di perguruan tinggi, jalur organisasi kemasyarakatan, organisasi
kemahasiswaan ataupun pengenalan melalui sekolah-sekolah Islam serta pondok
pesantren perlu dilakukan.
Dari segi segmen pasar, jika bank syariah berniat fokus untuk kalangan
muslim sebagai target pasarnya, mereka dapat memanfaatkan figur-figur panutan
yang dipandang oleh masyarakat setempat. Sedangkan jika bank-bank syariah
ingin memperluas pasar ke target market non muslim, mereka dapat
94
memanfaatkan figur tokoh muslim maupun non muslim yang lebih universal.
Salah satu bank syariah sudah melakukan hal ini. Namun, sepertinya juga terkesan
setengah-setengah karena sebentar timbul, kemudian tenggelam lagi.
Dalam menyampaikan informasi produk maupun fasilitas ke masyarakat
perlu ditekankan differensiasi utama produk dan jasa bank syariah dengan yang
ditawarkan oleh bank konvensional, baik terkait dengan rational benefit, maupun
emotional benefitnya. Rational benefit di sini terkait dengan hitungan logika
berupa keuntungan finansial yang diperoleh nasabah. Pesan utama yang harus
disampaikan kepada nasabah adalah bahwa bank syariah memiliki keuntungan
finansial yang lebih baik, lebih adil, manusiawi dan memudahkan.
Selanjutnya, emotional benefit di sini lebih kepada keuntungan finansial
sekaligus kepentingan spiritual. Penekanan pada emotional benefit sangat penting
bagi nasabah muslim yang sangat mengharamkan riba. Jika emotional benefit ini
mengena di benak nasabah efeknya akan lama dan melekat kuat sehingga muncul
loyalitas nasabah. Di samping itu, perlu ditekankan adanya perasaan tenang dan
nyaman bagi nasabah terkait dengan dana yang dipercayakan ke bank syariah,
sehingga bank syariah harus benar-benar kredibel dan dapat dipercaya.
Harapannya tentu nasabah akan bergerak dari rational benefit kemudian
emotional benefit yang selanjutnya nasabah akan lebih mementingkan spiritual
benefit dalam berbank dan berbisnis. Spiritual yang lebih universal, sehingga
ajaran agama apapun bisa benar-benar mengakui bahwa sistem perbankan syariah
95
merupakan sistem yang adil, manusiawi, menenteramkan hati, memiliki nilai
luhur meskipun berasal dari agama tertentu (Islam). Target konkretnya tentu
sampai nasabah dari berbagai agama dan kalangan bersedia menggunakan bank
syariah.
Inilah hal yang tidak mudah diwujudkan oleh bank syariah yang memang
mengaku merupakan sebuah sistem yang universal. Sampai saat ini citra yang
dibentuk oleh bank syariah merupakan bank yang sangat identik dengan agama
tertentu. Akan terasa beda ketika citra dan realitas yang ditonjolkan adalah
sebuah sistem perbankan yang adil, manusiawi, memiliki nilai spiritual, handal,
berteknologi canggih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, diketahui bahwa
DPP Muhammadiyah telah memiliki kebijakan dalam transaksi perbankan,
dimana DPP Muhammadiyah telah mengeluarkan SK penggunaan Bank Syariah
untuk pengelolaan dana yang berlaku untuk seluruh organisasi di bawah
Organisasi Muhammadiyah. Hal ini merupakan salah satu komitmen
Muhammadiyah dalam menjalankan amanah dan perjuangan organisasi, sebagai
bentuk keseriusan tersebut terhadap perbankan syariah, DPP Muhammadiyah
mendirikan bank syariah melalui akuisisi bank persyarikatan yang kemudian di
konversi menjadi bank syariah yang saat ini dikenal dengan Bank Syariah
Bukopin. Namun demikian DPP Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada
anggotanya untuk menggunakan bank syariah lain diluar bank syariah bukopin.
Menurut Dosen STIE Muhammadiyah, saat ini bank syariah tidak lagi sebagai
96
alternatif tetapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat muslim khususnya dan
hadirnya bank syariah telah memberikan perubahan dalam pengembangan dunia
usaha dan transaksi perbankan. Masih menurut ybs, bahwa sistem perbankan
syariah di Indonesia belum sepenuhnya menggunakan sistem syariah, hal ini
terbukti dari produk perbankan konvesional yang di adop menjadi produk syariah.
Sementara menurut Ketua DPD Muhammadiyah Kota Bandung,
memandang bahwa hadirnya bank syariah di kota Bandung memang telah
memberikan kontribusi ekonomi dan sikap masyarakat dalam transaksi syariah,
namun warga Muhammadiyah kota Bandung sendiri masih banyak yang belum
mengetahui tentang adanya bank syariah, hal ini menurutnya disebabkan oleh
masih rendahnya sosialisasi yang dilakukan oleh perbankan syariah, bank syariah
lebih menjual produk banknya dibanding sosialisasi dan merubah mind set warga
Muhammadiyah. Dalam produk penghimpunan dana masyarakat perbankan
syariah belum memberikan benefit yang berbeda dengan bank konvensional,
sehingga kurang memikat warga Muhammadiyah untuk menyimpan dananya di
bank syariah. Produk-produk yang ditawarkan belum sebanyak dan se inovatif
bank konvensional. Untuk produk pembiayaan sendiri bank syariah masih
menerapkan hal yang sama dengan produk kredit di bank konvensional adanya
pembiayaan dengan agunan dan biaya atau pengenaan margin pembiayaan yang
masih relatif mahal. Hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi bank syariah untuk
bisa bersaing dengan bank konvensional. Pertimbangan rasional akan lebih dapat
memenangkan persaingan tersebut dibanding mengandalkan pertimbangan
emotional.
97
Adapun landasan teori yang digunakan untuk menganalisa bauran
pemasaran produk perbankan syariah pada warga Muhammadiyah adalah teori
dari Philip Kotler (2009) yang terdiri dari :
1) Product
Menurut Philip Kotler (2009: 23) dalam bukunya manajemen pemasaran,
bahwa produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen harus dapat
memuaskan kebutuhan konsumen baik berupa barang maupun jasa, produk
harus dapat memberikan manfaat total yang dapat diperoleh oleh pelanggan.
Bagaimana dengan produk perbankan syariah dikalangan warga
Muhammadiyah, apakah produk tersebut telah memuaskan kebutuhan warga
Muhammadiyah Kota Bandung dalam melakukan transaksi perbankan.
Wawancara dengan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung
menyatakan bahwa saat ini produk perbankan syariah belum memuaskan
kebutuhan warga Muhammadiyah, masih banyak produk perbankan syariah
yang copy paste dari produk bank konvensional, produk yang ditawarkan
belum memiliki karakteristik sebagai produk perbankan syariah. Produk
perbankan syariah dengan produk bank konvensional dibedakan oleh
penggunaan akad dalam setiap penjualan produk tersebut. Menurutnya
seharusnya produk perbankan syariah benar-benar berbeda dengan bank
konvensional baik dari fitur produk maupun benefit yang diterima oleh
nasabahnya, selain itu produk perbankan syariah menggunakan nama produk
98
yang berasal dari bahasa arab sehingga sulit di pahami masyarakat pada
umumnya dan terasa asing untuk menyebut nama produk tersebut.
Sedangkan untuk produk pembiayaan produk, perbankan syariah saat ini
dikenal lebih mahal dibanding bank konvensional sehingga dengan image
tersebut belum menarik minat warga Muhammadiyah kota Bandung memilih
produk pembiayaan syariah. Warga Muhammadiyah kota Bandung tentu akan
memilih margin atau bunga yang lebih murah. Akses ke produk pembiayaan
di perbankan syariah sendiri sebagian warga Muhammadiyah kota Bandung
masih menganggap lebih sulit dan kurang fleksibel, prosedur yang masih
berbelit dan proses yang lama. Hingga saat ini warga Muhammadiyah kota
Bandung masih kesulitan dalam menyebut nama produk bank syariah yang
menggunakan bahasa arab. Sebagian warga Muhammadiyah kota Bandung
masih beranggapan bahwa antara produk murabahah bank syariah dan kredit
investasi di bank konvensional tidak ada bedanya. Disini bank syariah
memiliki tantangan untuk menjelaskan dan mensosialisasikan bahwa produk
tersebut jelas berbeda karena ada prinsip dasar yang diterapkan pada produk
murabahah. Anggapan beberapa warga Muhammadiyah kota Bandung
tersebut muncul karena belum mengetahui secara jelas mengenai karakteristik
dari model pembiayaan murabahah itu sendiri.
Masih dengan hasil wawancara bersama Ketua PDM kota Bandung bahwa
perkembangan ekonomi kapitalis, perumus konsep bunga yang mengakar dan
serta telah merasuk ke dalam sendi-sendi sistem berekonomi masyarakat
dunia, telah memasung alam pikir seseorang, sehingga menganggap praktek
99
pembungaan pada setiap pinjaman atau transaksi hutang piutang adalah suatu
hal yang wajar dan selayaknya untuk dilakukan. Rasionalisasi pola pikir yang
dibangun oleh mereka telah mengenyampingkan nilai keadilan yang
seharusnya sebagai prinsip dasar di dalam melakukan kegiatan ekonomi,
sehingga tidak menimbulkan salah satunya teraniaya.
Wawancara dengan salah satu Dosen STIE Muhammadiyah, menyatakan
bahwa saat ini produk perbankan syariah belum sebanyak produk bank
konvensional sehingga belum banyak alternatif pilihan bagi warga
Muhammadiyah dalam bertransaksi perbankan, berbeda dengan konvensional
seperti bank BCA, produk bank tersebut memang di butuhkan oleh
masyarakat. Produk simpanan di bank syariah belum memiliki variasi produk
sesuai kebutuhan, inovasi produk di bank syariah masih sangat kurang.
Produk-produk yang berbasis investasi dibank syariah belum sevariatif di
bank konvensional, contohnya saat ini hanya beberapa perbankan syariah saja
yang memiliki produk pengelolaan dana haji/umrah. Bila dikelola dengan
baik seharusnya dana kelolaan haji/umrah bisa dikelola oleh seluruh bank
syariah. Penamaan produk di bank syariah masih menggunakan istilah bahasa
arab sehingga warga Muhammadiyah memerlukan adaptasi dalam penyebutan
produk tersebut, dan umumnya kesulitan untuk mengingat produk tersebut
karena memang masih asing ditelinga mereka.
Produk pembiayaan sendiri menurut ybs di bank syariah masih relatif kaku
dan tidak efisien dan terkesan masih berbiaya cukup mahal. Seharusnya
produk pembiayaan bank syariah lebih bisa berkompetitif dengan produk
100
pembiayaan bank konvensional sehingga masyarakat dapat merasakan baik
dari benefit rasional maupun dari benefit emosional.
Rumitnya persoalan bunga yang tentunya tidak mudah terpahami oleh orang
awam, maka sangat berdasar ketika bunga tersebut harus diberikan legalitas
fatwa oleh MUI.
Sedangkan menurut wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah,
menyatakan bahwa saat ini hampir seluruh bidang pendidikan di
Muhammadiyah telah menggunakan produk perbankan syariah kecuali daerah
terpencil yang tidak ada jaringan perbankan syariah boleh menggunakan selain
bank syariah. Produk perbankan syariah sendiri untuk saat ini bisa memenuhi
standar kebutuhan perbankan bagi warga muhammadiyah seperti rekening
tabungan dan rekening giro dan produk pembiayaan, karena hampir seluruh
unit pendidikan memerlukan produk pembiayaan perbankan syariah
khususnya untuk penambahan RKB (ruang kelas baru). Nama produk
menurutnya memang masih asing ditelinga dan susah untuk mengingatnya
karena masih menggunakan istilah bahasa arab.
Menurut Pemilik usaha susu segar simpatisan Muhammadiyah yang
berdomisili dikawasan Antapani, produk syariah saat ini sudah cukup, yang
bersangkutan saat ini memiliki tabunganku syariah yang bebas biaya.
Sementara untuk produk pembiayaan yang bersangkutan tidak memiliki
produk tersebut karena produk yang saat ini ada di bank syariah belum bisa
memenuhi kebutuhannya, minimal plafond di bank syariah masih cukup besar
sementara usaha ybs masih relatif kecil dan masih kategori usaha kecil dan
101
menengah. Untuk menyebut nama produk syariah Pemilik usaha kuliner baso
solo masih kesulitan mengingatnya karena menggunakan istilah bahasa arab.
Sementara simpatisan Muhammadiyah lainnya Pemilik Usaha kuliner baso
solo di kawasan Antapani, mengatakan bahwa dirinya memiliki tabungan
syariah karena tidak menginginkan sistem bunga. Informasi tersebut ybs
peroleh saat mengikuti pengajian yang diselenggarakan Muhammadiyah, ybs
sendiri memilih produk bank syariah dibank yang mudah diakses dengan
rumah ybs. Untuk produk bank syariah hanya mengetahui tabungan dengan
sistem bagi hasil. Hal yang sama ybs kesulitan untuk mengingat nama produk
yang digunakannya karena masih menggunakan istilah bahasa arab masih
asing untuk di ucapkan.
2) Price
Biaya pelanggan total (total customer cost) adalah sekumpulan biaya yang
harus dikeluarkan pelanggan untuk mengevaluasi, mendapatkan,
menggunakan dan membuang tawaran pasar tertentu, termasuk biaya moneter,
waktu, energi dan psikis (Kotler, 2009: 174).
Strategi penentuan menurut Huriyati (2010: 51) penentuan harga dalam
perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium pada saat
permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun, selain itu
tarif specifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe pelanggan yang
menjadi tujuan pasar tersebut.
102
Strategi tersebut berlaku juga pada industri perbankan dimana bank akan
mengenakan bunga tinggi di saat kondisi DPK sangat rendah dan sebaliknya
akan memberikan suku bunga rendah saat DPK berlebih.
Menurut salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi sebagai dosen
STIE Muhammadiyah saat ini biaya yang dikenakan bank syariah masih
mahal khususnya dalam pembiayaan, seharusnya perbankan syariah tidak
perlu mengacu pada suku bunga BI dalam menetapkan margin pada
nasabahnya. Bank Syariah seharusnya menetapkan cost of fund berdasarkan
perhitungan bagi hasil yang diperoleh dari aktiva produktif yang dimiliki,
sehingga perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional.
Untuk pembiayaan bank syariah masih mengacu pada rata-rata suku bunga
yang berlaku di bank konvensional, padahal bila bank syariah menghitung
sendiri biaya operasional yang dikeluarkan dan bagi hasil yang diterima dari
pembiayaan maka seharusnya margin atau nisbah bagi hasil bank syariah
setiap bulannya akan naik turun sesuai porsi pendapatan yang diterima bank
syariah, tidak seharusnya tetap seperti yang berlaku di bank konvensional.
Hingga saat ini belum ada bank syariah yang berani melakukan perhitungan
bagi hasil seperti itu, untuk itu menurutnya diperlukan adanya bankir-bankir
syariah yang dapat merubah sistem tersebut. Sebetulnya masih menurut
Dosen Muhammadiyah, warga Muhammadiyah tidak mempermasalahkan
biaya yang dikenakan asalkan nasabah mendapatkan benefit yang sesuai dan
pelayanan yang maksimal. Namun saat ini benefit dan pelayanan dari bank
syariah belum maksimal dan belum kompetitif dengan bank lainnya.
103
Sedangkan hasil wawancara dengan Ketua PD Muhammadiyah Kota
Bandung, memandang bank syariah belum bisa berkompetisi dengan
perbankan konvensional saat ini, hal ini disebabkan belum efisiennya bank
syariah, bank syariah masih melakukan ekpansi jaringan kantor dan investasi
infrastrukturnya. Beberapa pihak masih memiliki komentar yang sama perihal
bank syariah, beberapa warga Muhammadiyah kota Bandung masih
memandang praktek pembiayaan di bank syariah tidak ada bedanya dengan
kredit di bank konvensional, baik dilihat dari segi margin atau bagi hasil yang
dikenakan oleh bank syariah. Bahkan bank syariah kadang-kadang
mengenakan margin atau bagi hasil lebih tinggi dari bunga kredit di bank
konvensional. Sehingga dengan penerapan biaya tinggi oleh perbankan
syariah belum menarik minat warga Muhammadiyah kota Bandung. Pada
umumnya masyarakat akan berhitung dalam setiap pemilihan produk di Bank
Syariah, untuk setiap biaya yang dibebankan, manfaat/benefit apa yang
diperoleh nasabah. Pertimbangan tersebut merupakan hal yang wajar,
pertimbangan tersebut berlaku baik bagi nasabah rasional market maupun
emosional market. Bagi nasabah penyimpan dana di bank tentu akan
mengharapkan mendapatkan bagi hasil maupun bonus yang lebih besar
dibanding bank lainya maupun apabila dana tersebut dialokasi untuk usaha,
mengharapkan adanya hadiah-hadiah seperti ulang tahun, hari-hari besar
keagamaan dan lain-lain. Begitu pula pada produk pembiayaan warga
Muhammadiyah menghendaki pengenaan margin yang murah, juga bagi hasil
104
pembiayaan yang kompetitif bila perlu lebih murah dari bunga kredit bank
konvensional.
Wawancara dengan Wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah kota Bandung, untuk biaya-biaya yang dikenakan oleh bank
syariah terhadap produk yang ditawarkan kepada warga Muhammadiyah tidak
jauh berbeda dengan bank konvensional. Hal ini disebabkan bahwa industri
perbankan memiliki ongkos produksi yang hampir sama dengan industri
sejenis, walaupun ada bank syariah yang memiliki biaya yang lebih mahal
tentu ada kebijakan tertentu untuk produk lainnya yang bisa dinikmati oleh
nasabahnya. Nasabah tetap menghendaki pengenaan biaya yang lebih murah
untuk biaya administrasi yang di kenakan pada produk tabungan dan margin
yang rendah untuk setiap pengajuan pembiayaan.
Hasil wawancara dengan simpatisan Muhammadiyah Pemilik usaha kuliner
baso solo bahwa biaya yang dikenakan oleh bank syariah dinilainya wajar,
karena rata-rata bank konvensionalpun mengenakan biaya yang hampir sama.
Untuk margin pembiayaan sendiri ybs tidak mengetahuinya murah atau lebih
mahal dengan bank konvensional karena hingga saat ini ybs belum memiliki
pembiayaan dari bank syariah. Ybs saat ini menyiasati pembukaan rekening
dengan membuka produk tabunganku meskipun produk tersebut tidak
memberikan nisbah bagi hasil yang kompetitif, namun tersebut cukup
membantu dalam transaksi perbankan. Produk tsb hasil kerjasama perbankan
Nasional dengan BI, dimana produk tabungan tersebut tidak mengenakan
biaya administrasi bulanan.
105
Menurut simpatisan Muhammadiyah Pemilik Usaha kuliner baso solo biaya
yang dikenakan bank syariah terhadap produk tabungan menurut ukuran ybs
cukup mahal, karena bagi hasil yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan
masih lebih besar biaya yang dikeluarkan karena ybs masih memiliki tabungan
dengan jumlah nominal yang relatif kecil berbeda hal dengan yang memiliki
tabungan yang lebih besar.
3) Place
Terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan
dalam pemilihan lokasi diantaranya pelanggan mendatangi penyedia jasa,
penyedia jasa mendatangi pelanggan atau penyedia jasa dan pelanggan
melakukan interaksi melalui perantara (Huriyati, 2010: 55). Jasa perbankan
syariah menggunakan tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia
jasa, untuk itu idealnya perbankan berada pada lokasi yang mudah di jangkau
oleh warga masyarakat dan akses menuju lokasi mudah di akses oleh
kendaraan umum.
Menurut salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi dosen STIE
Muhammadiyah, agar jaringan kantor syariah mudah di akses, idealnya bank
syariah ada di tiap tiap kota kabupaten atau jika memungkinkan ada di setiap
kecamatan, sehingga kehadiran perbankan syariah bisa dirasakan oleh seluruh
masyarakat termasuk warga Muhammadiyah, selain itu umumnya umat
muslim berada di daerah pedesaan, bank syariah harus berani mendekati
market pedesaan, jangan hanya mengejar pertumbuhan bisnis diperkotaan
106
besar yang umumnya tingkat persaingannya ketat dengan bank-bank lainnya.
Seharusnya bank syariah menjadi pelopor bagi bank-bank konvensional dan
bisa merebut market syariah lebih besar lagi.
Menurut Ketua PD Muhammadiyah kota Bandung, saat ini perbankan syariah
rata-rata masih berada di beberapa ibu kota propinsi, sementara sektor micro
dan warga Muhammadiyah sendiri banyak yang tinggal di kabupaten,
kecamatan dan pedesaan. Saat ini beberapa warga Muhammadiyah masih ada
yang mempertanyakan perihal keabsahan praktek office channeling yang
dijalankan oleh beberapa bank konvensional. Mereka masih ragu apakah
office channeling tidak bertentangan dengan syariah islam, karena keberadaan
office channeling merupakan bagian dari bank konvensional itu sendiri, yang
operasionalnya dianggap tidak sesuai dengan syariat islam karena
menggunakan bunga sebagai instrumen operasionalnya.
Wawancara dengan wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah
perbankan syariah hanya memiliki jaringan kantor cabang di kota-kota besar
dan ibu kota propinsi. Perbankan syariah belum berani membuka jaringan
kantornya hingga di kecamatan-kecamatan, dimana lokasi tersebut
memerlukan peran intermediasi dari perbankan untuk meningkatkan tarap
hidup dan perputaran roda ekonomi masyarakat kecil dan menengah. Bila
perbankan syariah berani terjun ke sektor usaha kecil dan menengah di
pedesaan dan kecamatan tentu akan membantu meningkatkan roda ekonomi di
daerah dan membantu menghilangkan warga pedesaan dari jeratan rentenir.
107
Menurut Pemilik usaha susu segar ybs memilih bank syariah yang terdekat
dengan tempat tinggalnya, memang saat ini lokasi bank syariah masih relatif
jauh karena belum banyaknya jaringan kantor bank syariah, tidak seperti bank
konvensional.
Wawancara dengan Pemilik Usaha kuliner baso solo, dirinya memilih lokasi
bank syariah yang searah dengan tempat usaha ybs ke arah antapani, dengan
maksud memudahkan kalau ada kelebihan uang untuk disetorkan ke
rekeningnya. Dia mengharapkan bank syariah bisa memiliki kantor yang
sama banyaknya dengan bank konvensional.
4) Promotion
Promosi menurut Huriyati (2010: 57) merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun bekualitasnya suatu
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa
produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang
perusahaan dan bauran pemasaranya. Perusahaan jasa harus tepat dalam
melakukan pemilihan media promosi sehingga message yang ingin
disampaikan tepat sasaran dan menghasilkan feedback dengan membeli
produk yang ditawarkan.
Wawancara dengan Ketua PD Muhammadiyah kota Bandung, promosi atau
sosialisasi yang disampaikan tidak menginformasikan dampak negatif dan
108
kerugian bila menggunakan sistem riba, sehingga hal tersebut belum banyak
merubah mind set warga Muhammadiyah dalam menggunakan perbankan
syariah. Selain media cetak dan elektronik sebagai media sosialisasi
perbankan syariah, menurutnya perbankan syariah dapat menjalin kerjasama
dengan Majelis Ulama Indonesia, atau dengan para ustad disekitar kantor
cabang bank syariah beroperasi. Kerjasama tersebut bisa dalam bentuk
pelatihan bank syariah bagi para ulama/ustad, sehingga mereka memiliki
pemahaman yang sama tentang bank syariah, selanjutnya mereka dapat
menyampaikan mengenai dampak riba terhadap kehidupan masyarakat dan
keunggulan sistem bagi hasil yang bersumber dari ajaran Islam yang
mengutamakan prinsip keadilan dan transparan.
Wawancara dengan salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi
sebagai dosen STIE Muhammadiyah, berpendapat bahwa saat ini warga
Muhammadiyah mendapatkan informasi perihal bank syariah dari media
elektronik, media cetak dan radio. Sedangkan pesan yang disampaikan masih
belum jelas dan nilai-nilai syariahnya tidak di utamakan, sosialisasi yang
disampaikan lebih pada produknya. Seharusnya sosialisasi dilakukan untuk
pemahaman masyarakat akan hadirnya bank syariah dan bedanya bank syariah
dengan bank konvensional, sehingga masyarakat bisa membedakan bank
syariah dan bank konvensional, merasakan hadirnya bank syariah.
Sedangkan menurut wakil ketua bidang pendidikan dan menengah
Muhammadiyah kota Bandung, menyatakan bahwa saat ini perbankan syariah
belum memanfaatkan secara maksimal kerjasama dengan para ulama dalam
109
mensosialisasikan perbankan syariah, para ulama bisa menjadi duta bank
syariah dalam sosialisasi langsung kepada warga Muhammadiyah.
Seharusnya perbankan syariah mengajak para ulama dan diberikan
pemahaman mengenai perbankan syariah, sehingga para ulama memiliki
persepsi dan bekal yang sama mengenai perbankan syariah untuk disampaikan
kepada warga muhammadiyah khususnya dan masyarakat muslim umumnya.
Warga masyarakat akan lebih mudah mencerna dan memahami apabila
informasi tersebut di peroleh dari para alim ulama. Dampak lainya dari
sosialisasi melalui alim ulama akan menghasilkan promosi dari mulut ke
mulut sehingga akan lebih efektif dalam memasarkan perbankan syariah.
Menurut Pemilik usaha susu segar, ybs mengetahui adanya perbankan syariah
dari pengajian yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Dari informasi
tersebut ybs membuka produk perbankan syariah di salah satu bank syariah di
Bandung. Informasi selajutnya ybs peroleh dari salah satu acara di televisi
terutama saat bulan ramadhan. Ybs mengharapkan sosialisasi lebih sering
dilakukan agar masyarakat tetap mengingat bank syariah dan melakukan
transaksi di bank syariah.
Sama halnya dengan Pemilik usaha kuliner baso solo, Pemilik Usaha kuliner
baso solo mengetahui bank syariah dari pengajian, dimana saat ini kondisi
menggunakan bank syariah tidak darurat lagi karena bank-bank syariah sudah
banyak membuka jaringan kantor cabang/kcp/kas. Dia mengharapkan
informasi bank syariah lebih banyak lagi di peroleh di tempat-tempat umum
agar semua orang bisa mengakses dan mengetahui adanya bank syariah.
110
5) People
Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan dalam mengembangkan
perusahaan sesuai tujuannya untuk mencapai keuntungan secara financial
maupun secara goodwill. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara
berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh
terhadap persepsi konsumen dan keberhasilan penyampaian produk dan jasa
yang ditawarkan. Untuk itu people merupakan bagian terpenting dalam
membentuk image perusahaan dimata konsumen. Menurut Huriyati (2010:
62) orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-
elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain
dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara
berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh
terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa.
Hasil wawancara dengan Ketua PD Muhammadiyah Kota Bandung
menyatakan bahwa dari pengalaman berhubungan dengan bank syariah, masih
banyak bank syariah melayani customernya dengan sentuhan agama dan
dengan penampilan sesuai agama, padahal perbankan syariah sebuah institusi
bisnis dimana pelanggan/konsumennya adalah seluruh lapisan masyarakat.
Seperti untuk karyawan laki-laki menggunakan kopiah, hal tersebut jelas
sekali karyawan bank syariah menggunakan atribut agama, dengan begitu
untuk nasabah non muslim merasa segan untuk memasuki bank tersebut
111
karena mereka beranggapan bahwa bank syariah tersebut diperuntukan hanya
untuk warga muslim saja.
Sedangkan menurut Salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi
sebagai dosen STIE Muhammadiyah menyatakan bahwa, sumber daya
manusia yang memberikan pelayanan masih perlu ditingkatkan skill teknis
dan peningkatan kualitas syariahnya, dengan skill teknis dan kualitas syariah
yang memadai yang dikuasi oleh sumber daya manusia perbankan syariah
maka bank syariah dapat bersaing dalam pelayanan dengan bank-bank
konvensional. Kebutuhan teknis untuk karyawan syariah diantaranya
penguasaan product knowledge, perhitungan bagi hasil, mengetahui perbedaan
bank syariah dan bank konvensional, memiliki atitude yang baik, integritas
yang tinggi, etos kerja yang tinggi dan memiliki nilai lebih berupa rajin
beribadah dan menguasai ilmu agama yang memadai.
Wawancara dengan wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah kota Bandung, memandang perihal atribut agama yang
dikenakan oleh karyawan bank tidak masalah, yang penting adalah manfaat
dari produk yang digunakan oleh nasabah, casing apapun yang digunakan
yang terpenting adalah manfaat yang, bisa dinikmati oleh pengguna produk
tersebut.
Menurut simpatisan Muhammadiyah lainnya selaku Pemilik usaha susu segar
dan Pemilik Usaha kuliner baso solo saat ini pelayanan yang diberikan oleh
bank syariah sudah cukup baik, begitu masuk bank syariah mereka disambut
dengan salam dan dilayani dengan ramah oleh pegawai bank syariah.
112
6) Physical Evidence
Unsur-unsur yang terdapat dalam physical evidence atau saran fisik antara
lain; bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang
lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan service yang diberikan. Begitu
pula halnya dengan bangunan fisik sebuah kantor cabang bank, dimana bentuk
bangunan fisik turut mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputasan
dalam memilih bank. Menurut Huriyati (2010: 64) sarana fisik ini merupakan
suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang
termasuk di dalam sarana fisik antara lain bangunan fisik, peralatan,
perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan
service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
Hasil wawancara dengan Ketua PD Muhammadiyah kota Bandung, bahwa
saat ini warga Muhammadiyah sangat mudah menemukan kantor cabang
syariah di kota Bandung, karena saat ini bangunan fisik kantor cabang syariah
sangat jelas dan mudah ditemukan dengan identitas bangunan yang mendekati
ornamen agama Islam dan pencantuman sign syariah dan logo IB untuk
seluruh kantor yang bisa melayani transaksi syariah. Menurut Ketua PD
Muhammadiyah Kota Bandung hal tersebut tidak akan menjadi jaminan
banyaknya warga Muhammadiyah menjadikan bentuk fisik kantor bank
syariah sebagai patokan dalam memilih bank. Seharusnya bank syariah lebih
mengedepankan unsur benefit dari produknya, karena bank syariah memiliki
landasan hukum dari al-qu’an dan al hadist dimana bank syariah seharusnya
113
dapat menunjukkan manfaat bagi seluruh umat, tidak hanya terfokus pada
umat Islam saja. Bangunan gedung kantor yang enak dipandang, lokasi parkir
yang luas, lokasi kantor yang mudah di jangkau, area banking hall yang
nyaman, sarana e banking yang lengkap, sarana ATM yang bersih dan nyaman
merupakan nilai jual yang tinggi bagi bank syariah.
Sedangkan menurut Salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi
sebagai dosen STIE Muhammadiyah, bank syariah yang saat ini ada sudah
memadai baik dari tampilan maupun dari atributnya. Kantor bank syariah
tidak perlu menggunakan ornamen timur tengah sebagai identitas bank
syariah, tetapi kesan yang diberikan harus nuansa syariah, karena syariah tidak
identik dengan ornamenya. Hal lainya masih menurut Salah satu simpatisan
adalah kenyamanan di kantor cabang syariah masih perlu di tingkatkan, seperti
area banking hall, sarana mesin ATM, counter teller, counter customer
service, area parkir yang luas, hal tersebut akan memberikan nilai tambah bagi
bank syariah dengan kesan modern dan up to date.
Hasil wawancara dengan wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah kota Bandung, saat ini memang warga Muhammadiyah tidak
kesulitan dalam menemukan kantor cabang syariah, kantor cabang syariah
bisa ditemukan dengan pencantuman syariah dan logo iB untuk seluruh
jaringan kantor yang dapat melayani transaksi syariah.
Dari hasil wawancara tersebut jelas bahwa bank syariah masih mengandalkan
menjual physic bangunan dalam menggaet minat warga Muhammadiyah kota
Bandung, bank syariah belum bisa menjual konsep dan produk yang memang
114
dibutuhkan masyarakat sesuai syariah. Warga Muhammadiyah tidak
menjadikan physical evidence sebagai dasar dalam memilih bank untuk
bertransaksi melainkan manfaat dan akses yang mudah serta jaringan yang
luas yang dibutuhkan.
Menurut Pemilik usaha susu segar, saat ini ybs dalam menemukan kantor
cabang syariah melihat dari warna, logo dan identitas syariah. Memang
bagunan gedung bank syariah saat ini belum sebesar bank-bank konvensional,
yang terpenting bagi dirinya adalah warga dapat menikmati dan dilayani
dengan baik, baik melalui mesin ATM maupun melalui counter teller atau
counter customer service.
Menurut Pemilik Usaha kuliner baso solo, bangunan fisik dan atribut bank
syariah sudah cukup untuk membedakan bank syariah dengan bank
konvensional, beberapa bank syariah sudah bisa mengikuti memiliki gedunga
refresentatif seperti bank konvensional meskipun bangunan bank syariah
belum sebanyak dan sebesar bank konvensional.
7) Process
Proses menurut Huriyati (2010: 64) adalah semua prosedur aktual,
mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Hal penting lainnya dalam bauran pemasaran adalah proses, dimana proses
meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang
diberlakukan oleh bank terhadap produk dan jasa bank yang ditawarkan
115
kepada nasabahnya. Proses yang cepat dan akurat akan meningkatkan daya
saing suatu bank dalam merebut minat masyarakat.
Hasil wawancara dengan Ketua PD Muhammadiyah Kota Bandung, untuk
bisa bersaing dengan bank konvensional, bank syariah harus berani investasi
di bidang teknologi perbankan, sehingga proses transaksi yang ada di bank
bisa sesuai dengan harapan warga Muhammadiyah. Umumnya nasabah
menginginkan transaksi yang cepat dan akurat. Sebagai contoh nasabah bank
syariah dapat menggunakan ATM bank syariah di mesin ATM Bank
konvensional, adanya fasilitas ini sesungguhnya memberikan nilai lebih bagi
pelayanan terhadap nasabah bank syariah. Dengan dukungan teknologi
informasi nasabah bank syariah dapat bertransaksi secara on line di seluruh
jaringan kantor bank syariah maupun jaringan bank induknya (bank
konvensional) serta dapat menggunakan ribuan ATM yang tersebar di seluruh
propinsi dan kota kabupaten. Realita tersebut tidak sepenuh hati diterima oleh
warga Muhammadiyah di kota Bandung. Karena dibenak sebagian warga
Muhammadiyah kota Bandung masih menyisakan keraguan dengan keabsahan
praktek ATM Bank Syariah dan Bank Konvensional, mereka masih ragu
terjadinya percampuran uang di ATM tersebut. Percampuran tersebut bagi
mereka merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan.
Menurut salah satu simpatisan Muhammadiyah yang berprofesi sebagai dosen
STIE Muhammadiyah, penggunaan teknologi perbankan di perbankan syariah
saat ini sudah memadai, namun informasi tersebut tidak tersosialisasikan
dengan baik sehingga persepsi masyarakat masih menganggap bank syariah
116
masih ketinggalan dalam penggunaan teknologi perbankan. Diperlukan
sosialisasi baik berupa panduan penggunaan teknologi perbankan seperti
brosur penggunaan ATM maupun pemberian informasi yang terus menerus di
setiap kantor cabang syariah baik berupa standing banner, brosur dan lain-
lainya.
Wawancara dengan wakil ketua bidang pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah kota Bandung, dalam penggunaan teknologi informasi
perbankan di perbankan syariah sudah cukup baik dan sudah memiliki
jaringan on line dengan bank konvensional melalui jaringan ATM on line dan
sistem kliring nasional secara real time.
Wawancara dengan Pemilik usaha susu segar, dengan sistem teknologi
informasi saat ini sudah sangat membantu dalam menarik uang tunai
khususnya di mesin ATM.
Wawacara dengan Pemilik Usaha kuliner baso solo, saat ini dengan ATM
orang bisa melakukan transaksi perbankan dengan bank manapun secara real
time.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pandangan Warga Muhammadiyah Terhadap Perbankan Syariah
Berdasarkan hasil rekomendasi Muktamar Muhammadiyah tahun 2010,
PP Muhammadiyah mengeluarkan Surat Keputusan No. SK Pimpinan
Muhammadiyah No.37/KEP/I.0/C/2012 tentang Penetapan Bank Syariah Mitra
Muhammadiyah dalam Sistem Pengelolaan Dana Terpadu Layanan Manajemen
117
Kas. Menetapkan bank-bank syariah mitra Muhammadiyah diantaranya: Bank
Syariah Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI
Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BTN Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank
Syariah lain yang ditetapkan oleh PP Muhammadiyah dikemudian hari. Selain itu
hasil Muktamar juga merekomendasikan bahwa warga Muhammadiyah dan
simpatisan Muhammadiyah dihimbau untuk menggunakan jasa perbankan
syariah.
Dari kerjasama dengan perbankan syariah diharapkan pengelolaan dana
Muhammadiyah dapat lebih fokus. Saat ini Muhammadiyah mengelola sekitar
170 lembaga keuangan, dengan total dana kelolaan sekitar Rp.10 trilyun. Melalui
kerjasama ini diharapkan pengelolaan dana lebih fokus dan lebih efisien dan
membantu meningkatkan ekonomi umat melalui mediasi perbankan syariah.
Kerjasama dengan perbankan syariah telah menunjukkan bahwa
Muhammadiyah memiliki komitmen terhadap garis perjuangan organisasi dalam
berdakwah dan bermuamalah dengan memilih perbankan syariah dalam
melakukan aktifitas ekonominya. Dengan kerjasama ini pula ke 7 bank syariah
tersebut dapat dengan leluasa memberikan layanan perbankan kepada warga
Muhammadiyah. Lebih dari Rp 10 triliun dana yang beredar di Muhammadiyah
dapat dimanfaatkan perbankan syariah untuk meningkatkan market share dan
meningkatkan fungsi intermediasinya.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, ternyata himbauan hasil
Muktamar tersebut tidak serta merta membuat warga Muhammadiyah khususnya
118
warga Muhammadiyah kota Bandung mengalihkan aktifitas perbankannya di
perbankan syariah, warga Muhammadiyah kota Bandung masih menggunakan
pertimbangan rasionalitas dalam menggunakan produk perbankan syariah. Hal
tersebut lebih dipengaruhi oleh untung ruginya jika menggunakan bank syariah
dibanding bank konvensional, benefit apa yang diperoleh bank syariah, apakah
lebih baik dari bank konvensional. Pertimbangan emosional lebih digunakan oleh
warga Muhammadiyah kota Bandung bagi yang telah memahami dengan benar
perihal riba dan mengenai dampak dari penggunaan sistem bunga bagi nasabah
bank. Dimana dengan sistem bunga, bunga berlaku sistem fluktuatif sesuai
mekanisme pasar, sehingga nasabah tidak memiliki kepastian hutangnya karena
dengan sistem bunga, bunga bisa naik sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada nasabahnya.
Dengan pertimbangan rasionalitas beberapa warga Muhammadiyah kota
Bandung, membuat rekomendasi dan himbauan hasil muktamar DPP
Muhammadiyah tidak berdampak secara signifikan terhadap mobilitas seluruh
warga dan simpatisan beralih menggunakan jasa perbankan syariah.
4.2.2 Bauran Pemasaran Produk Perbankan Syariah pada Warga Muhammadiyah Kota Bandung
Bauran pemasaran/marketing mix merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam perusahaan dalam mencapai tujuannya, tanpa terkecuali pada
sektor perbankan. Bauran pemasaran produk perbankan meliputi 7 P seperti yang
119
yang dikemukan Kotler (2009: 23) dalam manajemen pemasaran; product, price,
promotion, place, people, physical evidence dan process.
1) Product
Produk yang dihasilkan perusahaan merupakan tujuan utama dalam
memberikan kepuasan kepada pelanggan baik berupa barang maupun jasa.
Produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen harus dapat
memberikan manfaat total yang dapat dirasakan konsumen, sehingga
konsumen akan melakukan pembelian, sehingga perusahaan dalam
pembentukan lini produk dan disain produk harus bisa memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Pada produk jasa element kualitas pelayanan menjadi elemen
utama dalam menjual produk bank.
Pandangan warga Muhammadiyah kota Bandung terhadap produk perbankan
syariah saat ini bahwa produk perbankan syariah belum memiliki nilai tambah
dan benefit bagi penggunanya. Produk yang saat ini ditawarkan hampir sama
bahkan sama dengan produk konvensional hanya kemasan dan namanya saja
yang berbeda sehingga warga Muhammadiyah kota Bandung belum
sepenuhnya menggunakan produk perbankan syariah. Penggunaan produk
perbankan syariah dilakukan apabila produk tersebut dapat memberikan
benefit yang lebih dibandingkan produk perbankan konvensional. Untuk
produk penghimpunan dana di bank syariah benefit yang diterima warga
Muhammadiyah kota Bandung masih kalah apabila dibandingkan dengan
produk bank konvensional, bahkan produk bank konvensional lebih variatif
dan kompetitif sehingga warga Muhammadiyah kota Bandung memiliki
120
alternatif dalam pemilihan produk tersebut. Warga Muhammadiyah kota
Bandung cenderung beragam dalam menanggapi produk tersebut, umumnya
warga Muhammadiyah kota Bandung menghendaki benefit yang lebih besar
seperti pengenaan biaya administrasi semininal mungkin dan bagi hasil atas
investasi yang meraka investasikan di bank mendapatkan imbalan yang
kompetitif dibanding bank konvensional. Adanya program hadiah, pemberian
souvenir dan lain-lain, walaupun hadiah tersebut kecil harganya tapi hal
tersebut merupakan salah satu daya tarik bagi nasabah. Penerapan akad untuk
produk penghimpunan dana masyarakat juga harus konsisten dengan syariah
compliance.
Begitu pula dengan produk pembiayaan di bank syariah saat ini masih
terkesan mahal dan sulitnya akses mendapatkan pembiayaan dari bank
syariah. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran kewajiban atau gagal
bayar, bank syariah masih menerapkan cara-cara konvensional dalam
menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan jasa debt collector dan
menyita jaminan, seharusnya bank syariah menggunakan pendekatan yang
lebih bijak dengan mencari solusi penyelesaian yang menguntungkan kedua
belah pihak, seperti mencari penyebab usaha nasabah tersebut menurun
sehingga sulit memenuhi kewajiban ke bank syariah, mencari solusi dengan
melakukan pembinaan sehingga usaha nasabah tersebut kembali bangkit
sehingga kewajiban kepada bank kembali lancar. Jika hal tersebut di terapkan
bank syariah maka hal tersebut sudah dapat membedakan bank syariah dan
bank konvensional. Hal tersebut pula yang menjadi pertimbangan warga
121
Muhammadiyah kota Bandung dalam memilih produk perbankan syariah.
Sebagai contoh beberapa warga Muhammadiyah kota Bandung masih melihat
keraguan dalam praktek pembiayaan murabahah dan kredit investasi. Bila
dilihat lebih dalam bahwa prinsip dasar yang dipakai dalam praktek
murabahah adalah jual beli, jual beli yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran yang nilai marginnya sudah tercakup di dalam harga jualnya.
Sedangkan kredit yang dipraktekan oleh industri keuangan konvensional
didasarkan pada prinsip pinjam meminjam yang menggunakan instrumen
bunga sebagai basis operasionalnya. Dari sisi tersebut sudah terlihat
perbedaan mendasar antara praktek murabahah di industri keuangan syariah
dan praktek kredit investasi di industri keuangan konvensional. Prinsip
murabahah tidak membenarkan adanya pilihan harga yang biasa berlaku di
bank konvensional. Jika sudah disepakati 1 harga, maka tidak ada pengaruh
terhadap waktu pembayaran. Jika mau dibayar 1 tahun, 3 tahun nilainya
harganya tetap sama.
Dari pandangan warga Muhammadiyah terhadap produk perbankan syariah
dapat digambarkan dalam tabel 4.1. berikut ini :
122
Tabel 4.1
Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap Produk Perbankan Syariah
No Unit Analisa Produk Hasil Analisa
1 Penghimpunan dana - Kurang variatif - Menyerupai produk konvensional - Belum banyak alternatif pilihan produk
Pembiayaan - Akses yang masih sulit - Bagi hasil/margin yang masih tinggi - Syarat agunan seperti bank konvensional - Menggunakan debt collector bila
pembiayaan macet 2 Fitur - Banyak menggunakan istilah arab
- Sulit dipahami dengan istilah arab - Kurang fleksibel
3 Benefit - Masih kurang/belum kompetitif - Belum bisa mengungguli benefit bank non
syariah 4 Biaya-biaya - Relatif lebih mahal
Sumber : Hasil Penelitian, diolah 2012
Dari hasil penelitian tersebut, perbankan syariah terlihat belum bisa diterima
secara keseluruhan oleh warga Muhammadiyah kota Bandung, dengan belum
efisiennya perbankan syariah membuat produk yang ditawarkan masih relatif
mahal dan produk yang dihasilkan tidak kompetitif dan belum bisa memenuhi
secara utuh kebutuhan warga Muhammadiyah, hal tersebut terjadi karena bank
syariah masih mengejar tingkat pertumbuhan dan profit yang dihasilkan
sehingga membuat produk yang dijual masih relatif mahal, dan belum
memiliki daya tarik bagi warga Muhammadiyah kota Bandung pada
khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya. Perbankan syariah harus
segera menyikapi sikap masyarakat tersebut dengan mengeluarkan produk
123
yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan warga Muhammadiyah dan
masyarakat lainnya.
Praktek sekarang yang dilakukan oleh sebagian industri keuangan syariah,
misalnya pada produk pembiayaan murabahah sebagai produk yang
ditawarkannya ada yang masih belum sesuai dengan konsep dasar awal dari
murabahah itu sendiri. Hal ini bisa jadi dikarenakan faktor SDM yang belum
memahami bentuk teori dan konsep dari murabahah. Sehingga praktek
dilapangan mengindikasikan kemiripan antara produk murabahah dengan
produk kredit investasi bank konvensional. Kondisi seperti ini memang perlu
diluruskan sehingga tidak ada kesan bahwa praktek pembiayaan murabahah
sama dengan produk kredit investasi pada bank konvensional.
2) Price
Merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli
sebuah produk. Perusahaan harus memperhatikan tingkat harga yang akan
dikenakan atas suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen seperti
ongkos produksi, pemotongan harga, waktu pembayaran, perbedaan harga
pada kelompok-kelompok konsumen yang berbeda. Penetapan harga dapat
dilakukan dengan metode penetrasi pricing, penetapan harga serendah-
renadahnya dengan maksud menaikan jumlah pembeli dan mendapatkan
market share yang lebih luas.
Sudah sewajarnya dalam setiap transaksi pembelian produk, faktor harga
menjadi prioritas utama begitu pula dengan warga Muhammadiyah kota
124
Bandung akan mempertimbangkan biaya sebelum membeli produk perbankan
syariah. Warga Muhammadiyah kota Bandung akan mempertimbangkan
kontra prestasi jasa dari produk bank syariah yang digunakannya, sehingga
ongkos yang dikeluarkan sebanding dengan benefit yang diperoleh dari
produk tersebut,
Tabel 4.2
Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap Harga yang dibebankan oleh Perbankan Syariah
No Unit Analisa Harga Hasil Analisa 1 Biaya Adm DPK
Bagi hasil DPK - Cukup kompetitif - Cukup bersaing, rata-rata perbankan
syariah memberikan bagi hasil yang tinggi 2 Biaya Adm Pembiayaan
Margin/Bagi Hasil - Cukup kompetitif - Relatif mahal, perbankan syariah menjual
produk pembiayaan masih tinggi. Sumber: hasil penelitian, diolah 2012
Dari hasil penelitian mengenai harga, warga Muhammadiyah kota Bandung
masih memiliki image mahal terhadap pricing perbankan syariah khususnya
produk pembiayaan, hal tersebut masih menjadi salah satu bahan
pertimbangan warga Muhammadiyah kota Bandung dalam memilih
perbankan. Dari hasil wawancara diperoleh fakta bahwa image mahalnya
produk pembiayaan di bank syariah umumnya diperoleh dari informasi teman
atau relasi kantor, bisnis dan lain-lain, sehingga informasi yang tidak akurat
tersebut membuat warga Muhammadiyah kota Bandung berpikir dua kali
untuk memilih menggunakan jasa perbankan syariah.
Umumnya perbankan saat ini menerapkan teori Huriyati perihal harga, dimana
bank akan mengenakan harga premium saat permintaan nasabah pada sangat
125
tinggi, misalnya saat indeks dipasar bursa saham sedang anjlok, harga obligasi
turun sehingga nasabah akan melirik sektor perbankan sebagai instrumen
investasinya. Sebaliknya bank akan menerapkan harga discount saat
permintaan nasabah menurun, biasanya hal ini terjadi saat pasar modal dan
harga obligasi sangat menarik investor untuk menginvestasikan dana di pasar
modal atau membeli obligasi.
3) Promotion
Kegiatan promosi pada produk dan jasa biasanya dilakukan melalui iklan di
media masa, atau televisi. Konsep kegiatan promosi tersebut diantaranya
meliputi advertising, sales promotion, public relation, sales training, marketing
research dan development.
Warga Muhammadiyah kota Bandung memandang bahwa kegiatan promosi
yang dilakukan perbankan syariah masih sebatas menjual produk, dimana
sebagaimana diketahui produk perbankan syariah dan produk konvensional
memiliki kesamaan. Kegiatan promosi umumnya dilakukan dengan
menggunakan brosur, media elektronik seperti televisi, radio dan lain-lain,
kegiatan promosi atau sosialisasi secara langsung dengan warga
Muhammadiyah khususnya jarang dilakukan oleh perbankan syariah, padahal
perbankan syariah dapat bekerjasama dengan Pimpinan Daerah
Muhammadiyah dalam mensosialisasikan bank syariah baik dari perspektif
bunga sebagai riba maupun perspektif bank syariah sebagai bank yang
mengusung prinsip keadilan dan transparan.
126
Pemilihan media promosi yang kurang tepat akan kurang efektif untuk
mempengaruhi warga Muhammadiyah kota Bandung membeli produk
perbankan syariah. Kegiatan promosi seharusnya mensosialisasikan dampak
penggunaan sistem bunga terhadap kehindupan ekonomi dan masyarakat,
sehingga dapat merubah mind set masyarakat mengenai perbankan syariah.
Mensosialisasikan jaringan kantor cabang, dukungan teknologi informasi atau
jaringan online, bahwa bank syariah memiliki dukungan jaringan kantor
cabang dan dukungan teknologi yang memadai sama halnya dengan
perbankan konvensional.
Media promosi tidak hanya menggunakan media cetak dan elektronik namun
perbankan syariah seharusnya dapat menjalin kerjasama dengan para alim
ulama untuk mensosialisasikan perbankan syariah, pemilihan alim ulama
sebagai duta bank syariah dengan pertimbangan bahwa para alim ulama
memiliki kharisma di masyarakat sehingga apa yang disampaikan para alim
ulama akan lebih efektif cepat dicerna dan dilaksanakan. Dengan cara seperti
ini akan lebih efektif dalam memasarkan produk perbankan syariah kepada
masyarakat muslim khususnya yang memiliki potensi market syariah yang
sangat potensial. Pemilihan materi promosi/sosialisasi juga penting untuk
diperhatikan, pemilihan penggunaan istilah seharusnya menggunakan istilah
yang mudah dipahami dan dimengerti oleh warga Muhammadiyah kota
Bandung.
127
Tabel 4.3
Peran Promosi pada Perbankan Syariah
No Unit Analisa Promosi Hasil Analisa 1 Materi Promosi
- Menjual Produk - Menggunakan bahasa/istilah arab sehingga
sulit di pahami masyarakat awam. - Tidak mensosialiasikan manfaat bagi hasil
bagi kehidupan ekonomi, sehingga akan bisa merubah mind set masyarakat bila mengetahui dengan benar dampak penggunaan sistem bunga dibandingkan sistem bagi hasil.
2 Media Promosi - Mengandalkan media cetak dan elektronik - Belum menggunakan jasa ulama/ustad
sebagai duta perbankan syariah khusus untuk sosialisasi dikalangan masyarakat muslim.
- Belum memanfaatkan promosi dari mulut ke mulut. Promosi ini akan lebih efektif dalam membuat image positif dan menarik minat masyarakat menggunakan jasa perbankan syariah
3 Volume Promosi - Masih kurang intensif - Masih terbatas di perkotaan.
Sumber : hasil penelitian, diolah 2012
Dari hasil penelitian, media yang paling efektif mensosialisasikan perbankan
syariah kepada masyarakat muslim khususnya selain melalui media cetak dan
elektronik sebaiknya perbankan syariah menggunakan jasa para ulama/ustad,
mengajak partisipasi aktif para ulama/ustad yang ada di perkotaan maupun di
pedesaan dimana kantor cabang syariah berada. Perbankan syariah perlu
bersinergi untuk mensosialisasi manfaat, dan perbedaan bank syariah dengan
bank konvensional kepada para ulama/ustad, sehingga para ulama mendapat
persepsi yang sama mengenai perbankan syariah yang dapat di informasikan
kepada masyarakat pada saat para ulama tersebut terjun berdakwah. Selain itu
128
media promosi dari mulut ke mulut akan lebih efektif dalam membentuk opini
masyarakat dalam mensosialisasikan perbankan syariah.
4) Place
Place disebut juga saluran distribusi, dalam bisnis bank place adalah jaringan
kantor cabang untuk mendistribusikan produk dan jasa yang ditawarkan. Saat
ini jaringan distribusi tidak hanya meliputi jaringan kantor cabang tetapi sudah
melalui jaringan teknologi informasi seperti internet, m banking, phone
banking dan lain-lain.
Untuk jaringan kantor cabang syariah, saat ini menurut warga Muhammadiyah
kota Bandung sudah tidak menjadi masalah, karena saat ini hampir seluruh
Bank Syariah memiliki jaringan kantor cabang yang tersebar secara merata ke
seluruh kota di Indonesia walaupun masih terpaku pada beberapa kota besar
dan ibu kota propinsi dan lokasinya masih berada di jalan-jalan utama.
Khusus jaringan kantor cabang perbankan syariah di kota Bandung sendiri
cukup banyak dengan jaringan office channeling khusus bagi bank syariah
yang masih menginduk ke bank konvensional, berbeda dengan Bank Umum
Syariah masih memiliki keterbatasan jaringan kantor cabang syariah dan
layanan office channeling.
Selain itu menurut penulis perbankan syariah harus memperhatikan hal-hal
lainya dalam menentukan lokasi kantor cabang seperti lokasi, lahan parkir,
area banking hall, dan sarana pendukung lainnya seperti mesin ATM. Saat ini
industri perbankan sudah memberikan kemudahan-kemudahan dalam
melakukan transaksinya. Bank Syariah telah sama-sama berlomba dengan
129
bank konvensional dalam memberikan kemudahan bagi nasabahnya, dalam
rangka meningkatkan pelayanan yang memuaskan (service satisfaction).
Saat ini perbankan syariah belum berani terjun membuka jaringan kantor
cabang/kas di seluruh kabupaten ataupun kecamatan, padahal potensi
masyarakat muslim khususnya mayoritas ada dipedesaan, seharusnya
perbankan syariah berani menjadi pioneer bagi roda ekonomi di pedesaan
sesuai dengan misi perbankan syariah untuk membangkitkan ekonomi umat.
Untuk jaringan ATM, perbankan syariah menggunakan kerjasama dengan
vendor-vendor penyedia jasa jaringan ATM seperti ATM Bersama, ALTO,
Mastercard, Visa dan lain-lain. Dengan keterbatasan jaringan ATM tersebut
menimbulkan beban biaya yang dikenakan kepada nasabah, sehingga point
tersebut menjadi tidak kompetitif dalam menjaring nasabah.
Tabel 4.4
Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap Lokasi Jaringan Kantor Cabang Syariah
No Unit Analisa Lokasi
Kantor Cabang Hasil Analisa
1 Lokasi Kantor Cabang
- Cukup banyak namun masih berada di lokasi jalan-jalan utama
- Jaringan kantor cabang pembantu belum sebanyak perbankan konvensional.
- Unit usaha syariah memiliki office channeling dengan memanfaatkan dan kerjasama dengan bank induknya.
2 Lokasi ATM - On banking/berada di Kantor Cabang - Menggunakan jasa vendor penyedia jasa
mesin ATM. Sumber : Hasil penelitian, diolah 2012
130
5) People
Salah satu ciri utama bisnis bank adalah dominannya unsur personal approach,
dimulai dari front office, back office sampai tingkat manajerial. Faktor people
turut membentuk image bank syariah itu sendiri, semakin profesional faktor
people dalam bank tersebut maka akan semakin kuat image bank tersebut di
masyarakat.
Pandangan warga Muhammadiyah kota Bandung terhadap karyawan di
perbankan syariah menempatkan faktor people tersebut sebagai faktor yang
memiliki pengaruh cukup besar dalam memberikan pelayanan kepada
customer, mendiliver product knowledge dengan baik sehingga customer
memiliki persepsi yang sama dengan bank syariah atas produk yang
ditawarkan. Warga Muhammadiyah kota Bandung masih melihat beberapa
bank syariah masih menggunakan atribut agama pada karyawannya sepeti
penggunaan kopiah, baju koko, sehingga masyarakat akan menganggap bahwa
bank tersebut hanya diperuntukan untuk masyarakat tertentu saja. Dengan
demikian hal tersebut setidaknya menghalangi prospek customer lain di luar
islam untuk membeli produk bank syariah. Sebenarnya penggunaan atribut
tersebut mungkin saja bisa digunakan sebagai ciri khas suatu kantor cabang
syariah, namun harus di imbangi dengan manfaat atau benefit yang bisa
dinikmati oleh nasabah. Selain itu skill dan kompetensi dari karyawan
tersebut harus benar-benar dapat memberikan corporate image yang
profesional. Standar pelayanan dari karyawan bank syariah harus memiliki
standar yang sama atau bahkan lebih baik dari standar pelayanan dari
131
karyawan bank konvensional. Hal ini sangat penting karena karyawan dapat
menyampaikan informasi produk perbankan syariah dengan tepat agar
masyarakat tidak memiliki persepsi yang keliru perihal produk perbankan
syariah. Bank syariah sebagai unit bisnis tentu dalam bemuamalah seharusnya
lebih mengedepankan sisi rasionalitas untuk menarik seluruh lapisan
masyarakat menggunakan jasa perbankan syariah, sehingga masyarakat
manapun tidak akan ragu untuk datang dan menggunakan produk jasa
perbankan syariah, karena secara perhitungan bisnis akan menguntungkan
pada para pengguna jasa perbankan syariah, bank syariah bisa memberikan
solusi yang adil dan transparan. Hal ini tentu harus bisa di sampaikan oleh
karyawan bank syariah secara detail kepada calon nasabah. Pemberian
pelatihan bagi karyawan bank syariah akan semakin meningkatkan skill
karyawan bank syariah semakin profesional.
Tabel 4.5
Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap Profesionalisme Karyawan Bank Syariah
No Unit Analisa People Hasil Analisa 1 Penampilan - Beberapa masih menggunakan atribut agama
yang menonjol seperti pakaian muslim pria menggunakan kopiah.
- Cukup menarik 2 Product Knowledge - Masih perlu peningkatan khususnya mengenai
produk pembiayaan bagi hasil - Cukup menguasai produk funding/ tabungan/
deposito/ rekening giro dan lain-lain. - Peningkatan skill melalui training secara rutin
3 Pelayanan - Ramah - Helpfull - Beberapa bank syariah masih memerlukan
peningkatan pelayanan Sumber : Hasil Penelitian, diolah 2012
132
6) Physical Evidence
Physical evidence dalam bisnis bank meliputi sarana physic berupa gedung
kantor, area banking hall, mesin ATM, lahan parkir yang luas dan aman, akses
kantor yang mudah di jangkau baik kendaraan umum maupun kendaraan
pribadi. Dengan gedung kantor yang nyaman, aman akan menarik minat
masyarakat memilih bank tersebut, sementara faktor lainnya akan diabaikan
oleh customer.
Umumya warga Muhammadiyah kota Bandung akan memilih bank syariah
karena faktor lokasi yang dekat dengan tempat usaha/pekerjaan, dekat dengan
rumah, faktor keamanan dan kenyamanan setelah itu produknya.
Tabel 4.6
Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap Physical Evidence Bank Syariah
No Unit Analisa
Physical Evidence Hasil Analisa
1 Bangunan fisik Kantor Cabang Syariah
- Kesan bangunan kantor bank syariah masih kental khusus untuk masyarakat muslim.
- Umumnya beberapa kantor cabang syariah masih mengandalkan ornamen/asesoris islam dalam mendesain kantor cabangya.
- Kesan universal belum terlihat - Area banking hall cukup nyaman
2 Mesin ATM - Cukup nyaman dan aman - Lokasi off banking cukup banyak melalui
jaringan ATM bersama, Alto dll. 3 Sarana fisik lainnya - Lahan parkir cukup nyaman dan aman
- Lokasi kantor yang mudah di akses oleh kendaraan umum atau pribadi
- Rest room cukup bersih Sumber : hasil penelitian, diolah 2012
133
7) Process
Meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang
diberlakukan oleh bank terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Sistem
dan prosedur akan merefleksikan penilaian, apakah memberikan pelayanan
yang cepat atau lambat.
Pemberian pelayanan dengan cepat melalui pelayanan e banking merupkan
salah satu pelayanan yang membuat proses transaksi lebih mudah, dari segi
transaksi nasabah tidak perlu report mendatangi kantor cabang tersebut,
dengan transaksi tersebut menghemat waktu bagi pengguna/nasabah tersebut
dan bagi bank lebih efisien karena bank tidak mengelurakan bukti fisik kertas
sebagai bukti transaksi dan mengurangi antrian di banking hall maupun atm.
Proses transaksi yang cepat, akurat dan aman merupakan syarat yang harus
dipenuhi bank, warga Muhammadiyah kota Bandung menginginkan pelayanan
cepat sehingga nasabah masih memiliki waktu untuk hal-hal produktif lainnya.
Investasi di bidang informasi teknologi perbankan bagi bank syariah mutlak
diperlukan guna memberikan layanan terbaik bagi nasabahnya, meningkatkan
daya kompitisi dengan bank bank lainya, sehingga bank syariah tetap
diperhitungkan sebagai top mind di masyarakat. Dengan dukungan kebijakan
BI melalui Direktorat Perbankan Syariah mengenai kebijakan office
channeling, maka nasabah unit usaha syariah bank konvensional dapat
memperoleh layanan jasa perbankan syariah di seluruh jaringan bank
konvensional sehingga akan memudahkan nasabah khususnya warga
Muhammadiyah kota Bandung dalam memperoleh pelayanan perbankan
134
syariah. Meskipun demikian sistem dan prosedur dalam pengelolaan
operasional layanan perbankan syariah sepenuhnya terpisah dari bank
induknya/bank konvensional. Dengan dukungan teknologi informasi
perbankan nasabah bank syariah dapat bertransaksi secara on line di seluruh
jaringan kantor cabang bank syariah maupun jaringan bank konvensional
induknya serta dapat menggunakan ribuan ATM yang tersebar di seluruh
provinsi. Secara rinci layanan jasa perbankan syariah yang menggunakan
teknologi informasi dapat diinformasikan sebagai berikut :
- On Line Real Time, informasi perubahan atau mutasi dana pada rekening
baik pengurangan maupun penambahan saldo yang dilakukan di kantor
cabang/ATM manapun akan menghasilkan informasi yang sama dan
akurat. Begitu juga dengan nadabah pembiayaan dapat melakukan
angsuran pinjaman melalui setoran tunai atau autodebet rekening melalui
kantor cabang syariah, kantor cabang konvensional atau melalui ATM
dimanapun berada tidak hanya di kota dimana nasabah membuka rekening
tabungan tersebut
- ATM (automatic teller machine), berfungsi sebagai teller atau kasir bank
selama 24 jam sehari dimana nasabah bank syariah dapat melakukan
transaksi perbankan tanpa perlu ke kantor bank. Fasilitas ATM
menyediakan berbagai fitur layanan seperti tarik tunai, informasi saldo,
penggantian pin, transfer antar rekening tabungan pada bank yang sama,
transfer antar bank, pembayaran tagihan kartu kredit, telepon, listrik,
PAM, PBB, tagihan internet, TV langganan, pembayaran angsuran
135
perusahaan leasing, pembayaran asuransi, pembelian isi pulsa isi ulang,
pembayaran zakat dan lain-lain.
- Phone Banking, fasilitas layanan perbankan melalui telepon 24 jam,
dimana nasabah tidak perlu harus datang ke kantor bank.
- E-Banking, layanan perbankan dengan menggunakan fasilitas mobile
banking melalui SMS dan internet banking. Fasilitas yang disediakan
diantaranya informasi saldo, info kurs mata uang asing, bill payment, dan
lain-lain.
- Link Internasional, jaringan perbankan internasional yang dimiliki bank
syariah untuk memberikan layanan internasional melalui jaringan cirrus,
maestro, MEPS, sehingga nasabah dapat melakukan informasi saldo dan
penarikan tunai saat nasabah berada di luar negeri maupun saat jaringan
lokal tidak berfungsi atau tidak ada jaringan lokal.
- Autodebit Payment Point, layanan perbankan syariah untuk melalukan
proses autodebit rekening nasabah untuk pembayaran tagihan PLN,
Telkom, PAM dan lain-lain.
- Schedule Transfer, fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah untuk
mendebit rekening nasabah secara rutin dengan jumlah nominal tertentu ke
rekening yang di instruksikan nasabah.
- Merchant debit dan Merchant Credit, berfungsi sebagai kartu belanja,
nasabah dapat membayar pembelian barang atau jasa tidak membayar
tunai tapi dengan menggesek kartu nasabah pada mesin merchant, nasabah
136
akan menerima tagihan setiap bulannya untuk pembayaran tagihan belanja
yang telah dilakukannya.
- Dan lain-lain
Dalam hal proses pengajuan pembiayaan di bank syariah, warga
Muhammadiyah kota Bandung, umumnya masih memandang proses di bank
syariah relatif lama dan skim pembiayaan yang rumit, seperti pembiayaan
musyarakah, murabahah. Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi praktisi
perbankan untuk bisa menyederhanakan prosedur dan proses pembiayaan
sesimpel mungkin untuk meningkatkan daya saing dengan tetap menjunjung
prinsip kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan. Proses dan prosedur
tersebut bisa diatasi dengan sistem pembiayaan berbasis web atau
menggunakan score card dalam menganalisa kelayakan pembiayaan nasabah.
Tabel 4.7 Pandangan Warga Muhammadiyah Kota Bandung terhadap
Proses di Bank Syariah No Unit Analisa Proses Hasil Analisa 1 Penggunaan Teknologi
Informasi - Umumnya perbankan syariah telah
menggunakan teknologi informasi perbankan dengan baik, sehingga pelayanan operasional kepada nasabah berjalan dengan baik.
- Jaringan on line keseluruh kantor cabang cukup baik.
- Bank syariah telah menggunakan fasilitas e banking, ATM, Mbanking, Phone Banking, link internasional, internet banking, dll., sangat membantu dan memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
2 Sistem dan Prosedur Operasional
- Prosedur dan pelayanan masih lambat memerlukan penyederhanaan process
- Proses pengajuan pembiayaan relatif lama dan birokrasi yang panjang.
Sumber : hasil penelitian, diolah 2012