bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
1
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon dilakukan dengan 3
siklus yaitu pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 04 September 2012,
pelaksanaan siklus II pada tanggal 18 September 2012, dan pada siklus III
dilaksanakan pada tanggal 25 September 2012. Penelitian dilaksanakan setiap
hari rabu selama 3 jam pelajaran.
Penelitian dilakukan di kelas X jurusan Agribisnis ternak Unggas (ATU)
tahun ajaran 2012-2013 disesuaikan dengan mata pelajaran yang diambil yaitu
pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas.
Penelitiam dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi dengan
tujuan untuk menigkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan 3 siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Berikut ini adalah penjabaran dari ke tiga siklus yang telah
dilaksanakan:
A. Siklus 1
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 04 September 2012 dengan materi ajar
tentang Kriteria Telur Tetas Yang Baik dan Peneropongan Telur Tetas.
Adapun beberapa tahapan kegiatan pelaksanaan yang dilakukan adalah:
2
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Pemberian soal pretest
Soal – soal pretest yang digunakan telah melalui uji validitas terlebih
dahulu yaitu dengan menggunakan judgment dari tim ahli sebanyak 3
orang guru mata pelajaran jurusan ATU. Soal pretes diberikan di awal
pembelajaran jumlah soal yang diberikan sebanyak 5 soal dengan jenis
soal essay. Pada saat pelaksanaannya banyak siswa yang mencontek
dengan temannya, ini disebabkan karena para siswa tersebut baru pertama
kali mendapatkan pretest.
b. Penyampaian Materi Ajar
Penyampaian materi ajar dilakukan dengan mengunakan power point,
spidol, dan papan tulis sebagai penunjang pembelajaran. Pemberian
materi tidak membutuhkan waktu yang panjang karena peneliti juga harus
melakukan demonstrasi alat teropong. Pada saat pembelajaran
berlangsung antusias dari peserta didik cukup baik, ada beberapa orang
yang berani mengacungkan tangan untuk bertanya berkaitan dengan
materi ajar, hal ini membuat suasana belajar menjadi hidup dan sangat
menyenangkan. Penyampaian materi ajar disertai dengan dilakukannya
demonstrasi alat teropong agar pengetahuan siswa mengenai peneroponan
telur tetas tidak hanya sebatas materi saja. Dalam kegiatan demonstrasi
peneliti menjelaskan tahapan-tahapan melakukan peneropongan telur
tetas yang baik dan benar.
3
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pemberian lembar kerja siswa
Peneliti membagikan LKS kepada setiap siswa, pada tahapan
pengerjaan lembar kerja siswa masing–masing siswa dituntut harus
melakukan praktek peneropongan telur tetas, dan harus mengisi LKS
yang diberikan oleh guru dalam hal ini peneliti. Lembar kerja siswa
diberikan bersamaan pada pemberian pretest dan posttest sehingga nilai
dari LKS adalah bagian dari nilai pretest dan posttest. Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam pelaksanaan peneropongan telur tetas
adalah:
Alat
- Alat teropong telur (candler)
- Egg tray
- Alat tulis
- LKS
Bahan
Telur tetas itik sebanyak 16 butir
Pada saat pelaksanaan praktek peneropongan telur tetas, peneliti
melihat antusias dari siswa cukup baik, semua siswa yang mengikuti
praktek sangat bersemangat pada saat melakukan praktek. Siswa pun aktif
bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti, namun suasana
kelas belum dapat teratasi dengan baik karena siswa yang mengobrol
sangatlah banyak.
4
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada saat praktek telah selesai, peneliti mengevaluasi kegiatan praktek
yang telah selesai dilaksanakan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
pada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti
mengenai praktek demonstasi yang dilakukannya. Dari hasil observasi,
hampir semua siswa dapat menjawab pertanyaan dari peneliti. Dan
jawaban yang mereka lontarkan cukup memuaskan bagi peneliti.
c. Pemberian posttest
Soal – soal posttest pada siklus I telah melalui uji validitas dengan
menggunakan judgment dari tim ahli sebanyak 3 orang tim ahli yaitu guru
mata pelajaran di kelas ATU. Posttest diberikan di akhir pembelajaran
atau setelah diberikan materi ajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauh mana siswa dapat menyerap dan memahami pembelajaran yang
telah diberikan oleh guru dalam hal ini peneliti. Pada pelaksanaan posttest
banyak siswa yang mengeluh karna mereka berfikir posttest adalah
ulangan dadakan, akan tetapi setelah peneliti memberikan penjelasan
mengenai cara penyelesaian posttest siswa pun mengerti dengan peraturan
yang harus dipatuhi.
d. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, peneliti berdiskusi dengan guru Mata Pelajaran
yang berperan sebagai observer dalam pelaksanaan penelitian. peneliti
bertanya pada observer seputar kegiatan pembelajaran pada siklus I
terlebih kekurangan yang terdapat pada siklusI. Berdasarkan hasil
5
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diskusi, terdapat kekurangan yang harus diperbaiki yaitu pengkondisian
kelas yang belum maksimal. Kondisi kelas yang ribut terjadi pada saat
pelaksanaan praktek peneropongan, hal ini disebabkan karena pada siklus
I siswa dipanggil satu per satu ke depan. Pada saat siswa sedang
malakukan praktek, siswa lain yang belum mendapatkan giliran untuk
maju, beberapa diantaranya maju kedepan untuk mendapat giliran labih
awal. Hal seperti ini lah yang membuat kondisi kelas menjadi ribut dan
sulit untuk dikendalikan.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti berdiskusi dengan observer untuk
mengatasi keributan yang terjadi di dalam kelas. Tindakan refleksi
tersebut adalah dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dalam pelaksanaan praktek. Tindakan refleksi ini akan di terapkan pada
pembelajaran siklus II.
f. Data Hasil Penilaian Tes Siklus I
- Pretest dan Posttest
Uraian dari hasil penilaian pretest dan posttest pada siklus I yang
diperoleh tiap siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Perolehan Hasil Pretest dan Posttest Siklus I
Responden Pre test Post test
Responden 1 40 65
Responden 2 55 90
6
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Responden 3 15 40
Responden 4 15 65
Responden 5 35 60
Responden 6 15 75
Responden 7 25 60
Responden 8 35 50
Responden 9 20 75
Responden 10 40 70
Responden 11 30 70
Responden 12 25 60
Responden 13 27.5 60
Responden 14 25 65
Responden 15 15 45
Responden 16 40 65
Rata – rata 28,59 64,69
Berdasarkan hasil pretest diatas, data tersebut menunjukkan bahwa
tingkat penguasaan awal peserta didik terhadap kompetensi yang ingin
dicapai secara keseluruhan belum memenuhi Kriteria Kelulusan
Minimun (KKM) yaitu 75. Hal ini disebabkan karena peserta didik
belum mendapatkan materi sama sekali berkaitan dengan materi ajar
siklus I yaitu Kriteria Telur Tetas yang Baik dan Peneropongan Telur
Tetas.
Di lihat dari tabel data post test, dari jumlah siswa sebanyak 16
orang ada 4 orang siswa yang dapat mencapai standar KKM,
sedangkan siswa yang masih belum memenuhi standar KKM ada
sebanyak 12 orang siswa.
7
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g. Analisis Data dengan N-Gain
Setelah seluruh data pre test dan post test diketahui, maka data–data
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis N-Gain untuk
melihat ada atau tidaknya peningkatan pada siklus tersebut, data hasil
analisis N-Gain tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Analisis N-Gain Siklus I
N-Gain SIKLUS I
Responden Pretest Posttest N-Gain
Responden 1 40 65 0.42
Responden 2 55 90 0.78
Responden 3 15 40 0.29
Responden 4 15 65 0.59
Responden 5 35 60 0.38
Responden 6 15 75 0.71
Responden 7 25 60 0.47
Responden 8 35 50 0.23
Responden 9 20 75 0.69
Responden 10 40 70 0.50
Responden 11 30 70 0.57
Responden 12 25 60 0.47
Responden 13 27.5 60 0.45
Responden 14 25 65 0.53
Responden 15 15 45 0.35
8
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Responden 16 40 85 0.75
Rata - rata 28.59 64,69 0.51
h. Analisis Hasil Observasi Siswa
Selama proses pembelajaran, peneliti dan observer melakukan
observasi terhadap aktifitas siswa yang sedang dilakukan. Uraian hasil
dari observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I
Persentase (%) Kualifikasi
66,90 Cukup
Berdasarkan data hasil observasi diatas dapat di deskripsikan ke dalam
berbagai pengertian sebagai berikut:
Kondisi di dalam kelas belum sepenuhnya terkoordinir dengan baik
hanya sebesar 66,90 %, banyak siswa yang kurang memperhatikan
penjelasan dari guru
Aktifitas siswa di dalam kelas belum maksimal seperti, bertanya pada
guru, banyak siswa yang masih merasa malu untuk mengungkapkan
pertanyaaan.
Tingkat kesulitan untuk materi ajar siklus I tergolong mudah, akan
tetapi karena pada siklus I siswa belum beradaptasi dengan
9
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran yang peneliti berikan, maka masih banyak siswa yang
belum mampu mencapai standar Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian dari keseluruhan data pada
siklus I:
Nilai hasil akhir (posttest) diperoleh rata-rata sebesar 64,69
Siswa yang mendapat nilai ≤ 75 berjumlah 4 siswa dari 16 orang siswa
Persentase ketuntasan individual (≤ 75) sebesar 4
16 x 100 % hasilnya
adalah 25 % yang sudah lulus
Nilai peningkatan dilihat dari nilai rata-rata N-gain dari seluruh siswa
yaitu sebesar 0.51.
B. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 September 2012,
tepatnya pada hari rabu sama dengan siklus I. Materi yang diajarkan pada
siklus II adalah materi Grading Telur Tetas Sesuai Dengan Standar dan
Pengukuran Telur Tetas dengan Menggunakan Jangka Sorong. Pada
pembelajaran siklus II ini mulai diterapkan tindakan refleksi dari siklus I.
Adapun tahapan kegiatan pelaksanaan yang dilakukan adalah:
a. Pemberian soal pretest
Soal pretest yang diberikan pada siswa sudah melalui uji validitas
terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan judgment dari tim ahli
sebanyak 3 orang guru mata pelajaran jurusan ATU. Soal pretes pada
siklus II sama halnya dengan siklus I diberikan di awal pembelajaran
10
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan jumlah soal sebanyak 5 soal. Pada pelaksanaannya siswa sudah
mulai beradaptasi dengan pembelajaran yang diberikan oleh peneliti.
Pada siklus I banyak siswa yang berani mencontek dengan teman yang
lain, pada siklus II siswa yang mencontek sudah mulai berkurang
meskipun masih ada saja beberapa siswa yang masih berani untuk
mencontek dengan temannya.
b. Pemberian Materi Ajar
Sama halnya dengan siklus I, penyampaian materi ajar dilakukan
dengan mengunakan power point, spidol, dan papan tulis sebagai
penunjang pembelajaran. Penyampaian materi Grading Telur Tetas Sesuai
dengan Standar dilakukan selama 30 menit. Setelah pemberian materi
Grading selesai, dilanjutkan dengan mendemonstrasikan alat ukur jangka
sorong dan cara-cara pengelompokan telur tetas yang benar selama 45
menit.
Antusiasme peserta didik pada siklus II kurang baik, dikarenakan para
siswa sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Untuk lebih jelasnya
kegiatan pelaksanaan pemberian materi ajar dapat dilihat pada gambar 1.1
pada lampiran.
c. Pemberian lembar kerja siswa
Pada tahapan pemberian lembar kerja siswa, peneliti membagikan
LKS kepada setiap siswa. Disini tahapan refleksi dari siklus I di terapkan,
siswa dibagi menjadi 3 kelompok untuk bersama-sama mengerjakan tugas
11
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
praktek yaitu mengukur telur tetas dengan menggunakan jangka sorong.
siswa dituntut harus melakukan praktek Pengukuran Telur Tetas dengan
Menggunakan Jangka Sorong satu per satu dalam kelompoknya
sementara anggota kelompok yang belum mendapatkan giliran dapat
memperhatikan teman lain yang sedang mendemonstrasikan, siswa pun
harus mengisi LKS yang diberikan oleh guru dalam hal ini peneliti.
Lembar kerja siswa diberikan bersamaan pada pemberian pretest dan
posttest sehingga nilai dari LKS adalah bagian dari nilai pretest dan
posttest.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktek
pada siklus II sbb:
Alat dan bahan
- jangka sorong
- timbangan digital
- Telur tetas
- Egg tray
- Spidol
- Papan tulis
- Laptop
- Penghapus
Berbeda dengan siklus I, pelaksanaan praktek mendemonstrasikan alat
pada siklus II, antusias dari siswa kurang baik dan siswa pun banyak yang
mengobrol. Akan tetapi pada saat kegiatan demonstrasi perhatian siswa
mulai tertuju pada kegiatan tersebut. Sesekali siswa pun bertanya
12
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengenai langkah-langkah yang belum mereka fahami berkaitan dengan
langkah-langkah penggunaan jangka sorong.
Untuk lebih jelasnya kegiatan praktek yang disertai dengan pengisian
LKS dapat dilihat pada gambar 4.5, gambar 4.6, dan gambar 4.7 pada
lampiran.
d. Pemberian posttest
Soal posttest pada siklus II ini telah melalui uji validitas dengan
menggunakan Judgment dari tim ahli sebanyak 3 orang guru mata
pelajaran jurusan ATU. Pemberian posttest pada siklus II berjalan dengan
lancar, hampir seluruhnya siswa sudah mulai beradaptasi dengan
pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Walaupun pada siklus II ini
masih ada siswa yang bermalas-malasan dalam mengisi soal yang
diberikan oleh peneliti.
e. Evaluasi
Setelah keseluruhan tahapan pembelajaran pada siklus II selesai,
peneliti mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada siklus II bersama
dengan obverver. Observer mengatakan bahwa kekurangan yang terdapat
pada siklus I adalah pada saat pelaksanaan praktek pengukuran telur tetas
dengan menggunakan jangka sorong siswa lebih memperhatikan
penjelasan dari temannya, akan tetapi kelemahan yang terdapat pada
tahap tersebut adalah kurangnya alat untuk mengukur yaitu jangka
sorong, setiap kelompok hanya mendapatkan 1 jangka sorong sedangkan
per kelompok beranggotakan sebanyak 5-6 orang siswa sehingga
13
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
beberapa siswa dalam kelompok masih saja mengobrol dengan teman
yang lain dikarenakan terlalu lama menunggu giliran.
f. Refleksi
Setelah di diskusikan lebih lanjut dengan observer, tindakan refleksi
yang harus dilakukan pada siklus III adalah kelengkapan alat pada saat
melakukan praktek untuk mengurangi kebisingan di dalam kelas
dikarenakan para siswa yang masih mengobrol dengan teman yang lain
sambil menunggu giliran melakukan praktek mendemonstrasikan.
g. Data Hasil Siklus II
- Pretest dan Post test
Perbandingan nilai pretest dan posttest pada siklus II sangat
bervariatif, nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Perolehan Hasil Pretest dan Post Test Siklus II
Responden Pre test Post test
Responden 1 50 55
Responden 2 60 100
Responden 3 45 60
Responden 4 40 50
Responden 5 40 50
Responden 6 40 100
Responden 7 45 75
Responden 8 55 65
Responden 9 50 50
14
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Responden 10 55 80
Responden 11 65 80
Responden 12 50 80
Responden 13 40 60
Responden 14 55 75
Responden 15 45 70
Responden 16 75 70
Rata – rata 50.63 70.00
Berbeda dengan siklus I, data hasil pretest diatas, menunjukkan
bahwa tingkat penguasaan awal peserta didik terhadap kompetensi
yang ingin dicapai mulai ada peningkatan. Siswa yang mampu
mencapai standar KKM pada pelaksanaan pre test berjumlah 1
orang. Sementara untuk post test, pada tabel diatas menunjukan
bahwa siswa yang mampu memenuhi standar KKM berjumlah 7
orang siswa. Sementara siswa yang masih belum memenuhi standar
berjumlah 11 orang siswa. Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan
pretest pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3 pada lampiran.
h. Analisis Data dengan N-Gain
Data hasil pre test dan post test di uji dengan N-Gain untuk melihat
peninkatannya, dapat dilihat pada tabel 4.5
15
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.5. Analisis N-Gain Siklus II
N-Gain SIKLUS II
Responden Pretest Posttest N-Gain
Responden 1 50 55 0.10
Responden 2 60 100 1.00
Responden 3 45 60 0.27
Responden 4 40 50 0.17
Responden 5 40 50 0.17
Responden 6 40 100 1.00
Responden 7 45 75 0.55
Responden 8 55 65 0.22
Responden 9 50 50 0.00
Responden 10 55 80 0.56
Responden 11 65 80 0.43
Responden 12 50 80 0.60
Responden 13 40 60 0.33
Responden 14 55 75 0.44
Responden 15 45 70 0.45
Responden 16 75 70 -0.20
Rata -rata 50.63 70.00 0.38
16
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i. Analisis hasil observasi
Sama halnya dengan siklus I, Selama proses pembelajaran, observer
melakukan observasi terhadap aktifitas yang dilakukan oleh siswa di
dalam kelas yang sedang dilakukan pada siklus II. Uraian dari hasil dari
observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Siklus II
Persentase (%) Kualifikasi
89,8 Baik
Berdasarkan data hasil observasi diatas dapat di deskripsikan ke dalam
berbagai artian sebagai berikut:
89,8 % kondisi di dalam kelas dapat terkoordinir dengan baik, siswa
yang memperhatikan penjelasan guru sudah meningkat
Secara keseluruhan siswa pada siklus II menjadi lebih banyak yang
berani mengungkapkan pertanyaan pada guru
Siswa yang mencontek sudah mulai berkurang jika dibandingkan
dengan siklus I
Tingkat kesulitan untuk materi ajar siklus II tergolong sedang, siswa
pada siklus II pun sudah mulai beradaptasi dengan pembelajaran, siswa
sudah lebih mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran dari
17
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peneliti pada pertemuan ke dua atau Siklus II yang diberikan oleh
peneliti sehingga siswa yang mampu mencapai standar KKM pun ikut
meningkat.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian dari keseluruhan data pada
siklus II:
Nilai hasil akhir (posttest) diperoleh rata-rata sebesar 70,00
Siswa yang mendapat nilai ≤ 75 berjumlah 7 siswa dari 16 orang siswa
Persentase ketuntasan individual (≤ 75) sebesar 7
16 x 100 % hasilnya
adalah 47,75 % yang sudah lulus
Nilai peningkatan dilihat dari nilai rata-rata N-gain dari seluruh siswa
yaitu sebesar 0.38.
C. Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada tangal 25 September 2012 sama halnya
dengan siklus I dan II pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari rabu.
Siklus III adalah siklus terakhir pada penelitian yang peneliti lakukan.
Berikut adalah tahapan kegiatan yang peneliti lakukan:
a. Pemberian prestest
Soal – soal pretest pada siklus II telah diuji ke vailiditasannya dengan
menggunakan judgment dari tim ahli sebanyak 3 orang guru mata
pelajaran yang ada di jurusan ATU. Pemberian pretest pada siklus III
sama halnya dengan pemberian Pretest pada siklus I dan siklus II yaitu
diberikan pada awal pembelajaran sebelum diberikannya materi ajar. Soal
18
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang diberikan pada pelaksanaan pretest sebanyak 5 soal dengan bentuk
soal essay.
b. Pemberian Materi Ajar
Setelah selesai dilakukan pelaksanaan pemberian pretes, maka peneliti
mulai memberikan pembelajaran dengan metode demonstrasi untuk
materi ajar Perlakuan terhadap Telur Tetas setelah Grading dan
Pemberian Tanda pada Telur Tetas. Pelaksanaan perlakuan siklus III
menggunakan power point, papan tulis, dan spidol. Pemberian perlakuan
dilakukan selama 30 menit dan diakhiri dengan demonstrasi alat.
Pada pemberian materi peneliti menjelaskan apa saja yang harus
dilakukan setelah dilakukannya penggredingan seperti penghampelasan
untuk telur yang memiliki kulit/ kerabang yang tebal, pencucian telur
tetas dan pemberian tanda pada telur tetas sebelum memasuki mesin tetas.
Sedangkan pada tahap demonstrasi, peneliti mendemonstrasikan tahapan
penghampelasan telur tetas, tahapan pencucian telur tetas dengan
menggunakan air hangat, dan pemberian tanda pada telur tetas.
Antusias dari siswa pada saat pemberian materi pada siklus III sangat
baik, banyak interaksi yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa seperti
siswa yang mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara spontan. Dengan
adanya interaksi ini pembelajaran pada siklus III terasa hidup dan sangat
menyenangkan.
19
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan pemberian materi ajar dapat dilihat
pada gambar 4.9 pada lampiran.
c. Pemberian Lembar Kerja Siswa
Pemberian LKS dan pelaksanaan praktek dilakukan pada saat
pelaksanaan pre test dan post test. Siswa diharuskan melakukan praktek
dan mengisi lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya pada
tiap siswa. Setelah melihat hasil akhir siswa dari nilai pada siklus II,
dimana nilai tersebut mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
peneliti pun mencoba menerapkan kembali metode belajar secara
berkelompok pada siklus III. Siswa masih dibagi menjadi 3 kelompok
dalam pelaksanaan praktek perlakuan setelah grading dan pemberian
tanda pada telur tetas. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada
praktek di siklus III:
Alat dan bahan:
- Hampelas
- Baskom
- air hangat
- Kain Lap
- Egg tray
- Spidol
- Telur tetas
bebek
20
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan praktek berjalan lancar semua siswa dapat melakukan tahapan
demonstrasi yang sudah terlebih dahulu peneliti demonstrasikan. Untuk lebih
jelasnya kegiatan praktek dapat dilihat pada gambar 4.10 pada lampiran.
d. Pemberian Posttest
Pemberian posttest pada siklus III sama seperti pretest berjumlah 5 soal
dengan jenis soal essay. Pada siklus III siswa terlihat sangat bersemangat dalam
mengerjakan soal posttest yang dibagikan oleh peneliti. Setelah soal selesai diisi
oleh siswa, lembar posttest tersebut dikumpulkan kembali pada peneliti yang
kemudian akan diperiksa oleh peneliti, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
e. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi untuk pembelajaran siklus III, observer mengatakan
bahwa ada kemajuan pada pembelejaran siklus III ini dalam hal prilaku siswa di
dalam kelas khususnya dalam hal keributan di dalam kelas karena banyak yang
mengobrol. Pada siklus III siswa sudah terbiasa belajar dengan berkelompok, alat
dan bahan pada pembelajaran Siklus III ini pun telah di perbanyak seperti
baskom, hampelas, tisu, dan spidol untuk pemberian tanda. Dengan peralatan
yang lengkap siswa dapat melakukan praktek sendiri tanpa harus menunggu
giliran pemakaian alat praktek. Pada siklus III ini siswa mendapat alat hampelas
masing-masing sehingga pelaksanaan praktek pun dapat berjalan dengan cepat.
f. Refleksi
Penerapan Metode Demonstrasi pada pembelajaran siklus III sudah berjalan
dengan baik dengan menggunakan metode belajar berkelompok. Pada siklus III
21
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
antusis siswa mengalami peningkatan yang cukup baik, siswa yang awalnya
sering mengobrol dengan temannya, mulai dapat memperhatikan penjelasan baik
dari guru maupun dari teman sekelompoknya. Tindakan refleksi pada siklus III
lebih ditekankan pada persiapan alat untuk pelaksanaan praktek, materi yang akan
diajarkan dan keterampilan guru dalam mendemonstrasikan alat praktek.
g. Data Hasil Siklus III
- Pretest dan Post test
Perbandingan antara Pretest dan Post test pada siklus III dapat dilihat pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7. Pertolehan Hasil Pre Test dan Post Test Siklus III
Responden Pre Test Post Test
Responden 1 45 45
Responden 2 47 80
Responden 3 15 67
Responden 4 30 75
Responden 5 40 45
Responden 6 30 95
Responden 7 30 82.5
Responden 8 40 90
Responden 9 15 72
Responden 10 55 90
Responden 11 70 95
Responden 12 62 95
Responden 13 30 40
Responden 14 35 100
Responden 15 15 86
Responden 16 30 91
Rata – rata 36,81 78,03
Dilihat dari data hasil penilaian pretest dan post test siklus III ada
peningkatanjika dinbandingkan dengan siklus I dan II. Pada siklus III siswa
yang mampu mencapai standar KKM berjumlah 11 orang siswa dn yag belum
mampu mencapai standar KKM sebanyak 5 orang. Untuk lebih jelasnya
pelaksanaan pretest dapat dilihat pada gambar 4.8 pada lampiran.
h. Analisis Data dengan N-Gain
22
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data hasil pre test dan post test pada siklus III dianalisis dengan menggunakan
N-Gain pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Analisis N-Gain Siklus III
N-Gain SIKLUS III
Responden Pretest Posttest N-Gain
Responden 1 45 45 0.00
Responden 2 47 80 0.62
Responden 3 15 67 0.61
Responden 4 30 75 0.64
Responden 5 40 45 0.08
Responden 6 30 95 0.93
Responden 7 30 82.5 0.75
Responden 8 40 90 0.83
Responden 9 15 72 0.67
Responden 10 55 90 0.78
Responden 11 70 95 0.83
Responden 12 62 95 0.87
Responden 13 30 40 0.14
Responden 14 35 100 1.00
Responden 15 15 86 0.84
Responden 16 30 91 0.87
RATA-RATA 36,81 78,03 0.65
i. Analisis Hasil Observasi
23
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sama halnya dengan siklus I dan siklus II, Selama proses pembelajaran,
observer melakukan observasi terhadap aktifitas siswa selama di kelas yang
sedang dilakukan pada siklus III. Berikut adalah uraian hasil observasi yang
dilakukan oleh observer pada siklus III pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III
Siklus III
Persentase (%) Kualifikasi
92.8 Baik sekali
Berdasarkan data hasil observasi diatas dapat di deskripsikan ke dalam
berbagai artian sbb:
92,8 kondisi kelas menjadi semakin terkoordinir, siswa yang berani
mengajukan pertanyaan semakin banyak
Siswa yang mencontek sudah tidak ada lagi, siswa sudah mampu mengerjakan
pekerjaannya sendiri.
Tingkat kesulitan untuk materi ajar pada siklus III tergolong sulit, akan tetapi
siswa pada siklus III sudah benar-benar beradaptasi dengan pembelajaran
dikelas dan sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk mendapatkan ilmu
pada pertemuan ke 3 atau siklus III.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian dari keseluruhan data pada siklus
III:
Nilai hasil akhir (posttest) diperoleh rata-rata sebesar 78,03
Siswa yang mendapat nilai ≤ 75 berjumlah 11 siswa dari 16 orang siswa
Persentase ketuntasan individual (≤ 75) sebesar 11
16 x 100 % hasilnya adalah
68,75 % yang sudah lulus
Nilai peningkatan dilihat dari nilai rata-rata N-gain dari seluruh siswa yaitu
sebesar 0,65
24
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.2. Pembahasan
Berdasarkan data hasil siklus I, siklus II, dan Siklus III terjadi peningkatan pada
setiap siklusnya. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang terus
meningkat pada setiap siklusnya. Deskripsi data hasil belajar siswa pada siklus I, Siklus
II, dan Siklus III dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Rata – rata posttest siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada diagram 4.1.
dibawah ini:
Diagram 4.1. Rata-Rata Posttest Siklus I, II, Dan III
Jika diuraikan kembali, maka rata – rata posttest pada siklus I sebesar 64,69, siklus
II 70, 00 mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 5,31 dan pada Siklus III rata-rata
posttest sebesar 78,03 mengalami peningkatan sebesar 8,03 dari siklus II.
Deskripsi data hasil belajar pencapaian standar KKM dijelaskan pada diagram 4.2.
di bawah ini:
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-Rata Posttest
Posttest
25
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Diagram 4.2. Perbandingan Presentase KKM
Pada diagram diatas, terlihat ada peningkatan yang cukup besar antara siklus I,
Siklus II, dan Siklus III.
Siklus I adalah Siklus dimana hanya ada 4 siswa yang mampu mendapat nilai sesuai
dengan standar KKM yaitu sebesar 25%. Siklus II adalah siklus dimana terdapat 11
orang siswa yang dapat mencapai standar KKM atau sebesar 47,75%. Dan pada siklus
III terdapat 11 orang siswa yang mampu mendapat nilai sesuai dengan standar KKM
yang ada atau sebesar 68,75 %. Hal ini disebabkan karena tingkat kesulitan materi pada
siklus I, siklus II, dan siklus III berbeda. Walaupun peningkatan yang terjadi belum
mencapai kesempurnaan yaitu sebesar 100%, peneliti tetap merasa puas dengan hasil
belajar yang meningkat di setiap siklusnya.
Data hasil analisis N-Gain Siklus I, Siklus II, Siklus III dapat dilihat pada diagram
4.3. di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II Siklus III
Perbandingan Persentase KKM
Persentase
26
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Diagram 4.3. Perbandingan Rata-rata N-Gain
Pada diagram diatas menjelaskan bagaimana perbandingan N-Gain untuk Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III. Rata-rata N-Gain Siklus I sebesar 0,51 (kategori sedang), pada
siklus II 0,38 (kategori sedang), dan pada siklus III sebesar 0,65 (kategori sedang).
Berdasarkan diagram di atas terjadi penurunan hasil N-Gain pada siklus II, hal ini
disebabkan karena peningkatan pada hasil tes setiap siswa tidak sebesar peningkatan
hasil tes siswa pada siklus I dan siklus III.
Keseluruhan penjelasan mengenai data hasil belajar siswa, setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Pada setiap siklus yang dilakukan masih ada beberapa siswa
yang belum memenuhi standar KKM, hal ini disebabkan karena siswa tersebut kurang
aktif dalam belajar seperti bertanya dan kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti.
Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur adalah sesuatu
hal yang baru dilakukan selama ini di SMKN I Cikalongkulon khususnya pada
kompetensi dasar memilih telur tetas. Sehingga dalam pelaksanaannya antusias siswa
pun berturut-turut membaik, hal ini dapat diketahui dari hasil observasi aktifitas siswa
yang dilakukan oleh observer, dimana setiap siklus selalu ada peningkatan kualitas
pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Warsita (2008) dalam Selvana (2012:24)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
Rata-rataN-Gain
N-Gain
27
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang menyatakan bahwa, “perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu,
sedangkan rasa ingin tahu dirangsang atau dipancing melalui sesuatu yang baru, unik,
aneh, dan sebagainya”.
Pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas membuat peneliti sadar bahwa
siswa lebih menyukai sesuatu yang nyata dengan cara belajar yang menggunakan media
pembelajaran yang nyata. dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan, jelas
bahwa dengan menggunakan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Menetaskan
Telur dapat meningkatkan hasil belajar siswa.