bab ii tinjauan pustaka diskripsi burung puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/bab ii.pdf ·...

14
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuh Puyuh termasuk dalam klasifikasi bangsa burung. Ciri-ciri umumnya adalah tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, dapat diadu, dan bersifat kanibal. Coturnix-coturnix japonica merupakan salah satu jenis puyuh yang lazim diternakkan (Listiyowati dan Rospitasari, 1999). Menurut Nugroho dan Mayun (1986) ciri-ciri karakteristik dari burung puyuh Coturnix-coturnix japonica seperti yang terlihat pada gambar 1. Gambar 1. Coturnix coturnix japonica (kiri : jantan, kanan : betina)

Upload: others

Post on 31-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Diskripsi Burung Puyuh

Puyuh termasuk dalam klasifikasi bangsa burung. Ciri-ciri umumnya

adalah tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, dapat

diadu, dan bersifat kanibal. Coturnix-coturnix japonica merupakan salah satu

jenis puyuh yang lazim diternakkan (Listiyowati dan Rospitasari, 1999).

Menurut Nugroho dan Mayun (1986) ciri-ciri karakteristik dari burung

puyuh Coturnix-coturnix japonica seperti yang terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Coturnix coturnix japonica (kiri : jantan, kanan : betina)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

7

7

Bentuk tubuhnya lebih besar dari burung puyuh yang lain, badannya bulat,

ekornya pendek, paruhnya pendek dan kuat, tiga jari kaki menghadap

kedepan dan satu jari kaki ke arah belakang;

Pertumbuhan bulunya lengkap setelah berumur dua sampai tiga minggu;

Jenis kelamin dapat dibedakan berdasarkan warna bulu, suara dan berat

badannya;

Burung puyuh jantan dewasa bulu dadanya berwarna merah sawo matang

tanpa adanya belang serta bercak-bercak hitam;

Burung puyuh betina dewasa bulu dadanya berwarna merah sawo matang

dengan garis-garis atau belang-belang hitam;

Suara burung puyuh jantan lebih keras;

Burung betina dapat berproduksi sampai 200-300 butir setiap tahun.

Berat telurnya sekitar 10 g/butir atau 7%-8% dari berat badan.

Salah satu hasil utama ternak puyuh adalah telur. Kemampuan seekor

puyuh dalam menghasilkan telur adalah 250 sampai 300 butir dalam satu tahun

(Listiyowati dan Rospitasari, 1999). Bobot telur semakin meningkat secara

gradual seiring pertambahan umur puyuh. Menurut Santos et al. (2011), rataan

bobot telur dipengaruhi oleh jenis atau tipe puyuh. Suhu lingkungan dan konsumsi

pakan juga dapat mempengaruhi bobot telur. Peningkatan suhu lingkungan dapat

menurunkan ukuran telur dan kualitas kerabang telur (North dan Bell, 1990).

Yuwanta (2010) menyatakan bahwa berat telur puyuh adalah antara 8-10 g. Puyuh

yang berumur 8-9 minggu pada lingkungan dengan suhu 22,5-32° C dengan

pemberian pakan mengandung protein 22%, menghasilkan telur dengan bobot 9,2

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

8

8

g. Menurut Eishu (2005), puyuh berumur 20-21 minggu dan 31-32 minggu

dengan pemberian pakan mengandung protein 22% menghasilkan telur dengan

bobot 10,1 g, dan 11,0 g.

Usaha peternakan burung puyuh sangat tergantung pada pemeliharaan,

kebersihan lingkungan dan pengendalian penyakit. Dalam pemeliharaan

peternakan burung puyuh, selain makanan dan tata laksana, faktor bibit

merupakan hal yang penting untuk mendapatkan performa produksi yang

maksimal (Helinna dan Mulyantono, 2002). Puncak produksi dapat mencapai

80% namun peternak mulai gelisah dengan terjadinya inbreeding yang terus-

menerus, apabila tidak ada rotasi pejantan atau memasukkan pejantan baru pada

suatu peternakan. Pada peternakan yang tidak terjadi regenerasi dengan bibit yang

baru dapat menyebabkan penurunan produksi (Setiawan, 2006).

Puyuh yang dipersiapkan sebagai induk petelur bibit sebaiknya yang telah

lolos dari seleksi masa starter sampai masa layer. Puyuh yang terseleksi harus

puyuh yang sehat, tubuhnya tegap, bobot sedang antara 1,5-6 ons, dada berisi, dan

kaki terbuka (Istiamuji, 2011). Menurut Sugiharto (2005), untuk menghasilkan

telur tetas yang baik usia puyuh betina yang tepat digunakan sebagai induk adalah

sekitar 16-40 minggu (4-10 bulan) dan usia pejantan adalah 8-24 minggu (2-6

bulan).

Pemeliharaan puyuh yang dilakukan dengan baik dan intensif akan

menghasilkan puyuh yang mencapai dewasa kelamin rata-rata pada umur enam

minggu dan produktif sampai umur lebih dari 16 bulan. Jika perawatan yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

9

9

dilakukan kurang baik maka produktivitas puyuh betina hanya sampai umur 6-8

bulan saja untuk kemudian diafkir. Tanda-tanda puyuh betina yang dapat diafkir

adalah rontoknya bulu-bulu dipunggung dan kepalanya. Sedangkan puyuh jantan

masih cukup kuat mengawini puyuh-puyuh betina sampai umur dua tahun.

(Istiamuji, 2011). Selain itu menurut Indartono dkk. (2002), perbandingan jantan

dan betina yang optimal diperlukan untuk memperoleh produksi yang maksimal

dan ekonomis.

Woodard et al. (1973) menyatakan bahwa perbandingan jantan dan betina

pada burung puyuh mempengaruhi fertilitas telur. Perbandingan burung puyuh

jantan dengan betina yang makin kecil akan menurunkan ferlititas. Fertilitas yang

tinggi dicapai jika dalam satu kandang terdapat burung puyuh jantan dan burung

puyuh betina dengan perbandingan satu banding dua. Panda dkk. (1980)

menyatakan bahwa daya tetas telur 73,78% pada perbandingan jenis kelamin

jantan dan betina satu banding dua. Junurmawan (1983) mengemukakan fertilitas

tertinggi dihasilkan dari perbandingan burung puyuh jantan dengan betina satu

banding satu. Dilapangan penggunaan pejantan dalam satu kandang koloni adalah

lebih dari satu dan perbandingan jantan yang biasa digunakan satu banding empat.

Indikator Keberhasilan Dalam Pembibitan

Indikator keberhasilan dalam penetasan pada program pembibitan

mencangkup 4 aspek yakni: 1). Berat telur, 2). Fertilitas, 3).Daya tetas dan 4).

Bobot tetas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

10

10

1. Bobot telur

Bobot telur tetas sangat tergantung dari banyak faktor antara lain jenis

unggas, pakan, lingkungan dan lain-lain (Suprijatna dkk., 2010). Menurut Lestari

dkk. (1994) bobot telur ternyata dapat digunakan sebagai indikator bobot tetas,

dimana telur lebih berat akan menghasilkan DOC yang lebih berat.

Wardiny (2002) menyatakan bahwa telur yang mempunyai berat lebih

besar akan menghasilkan bobot tetas yang yang lebih besar dibandingkan dengan

telur yang kecil, tetapi telur yang besar akan menetas lebih lambat. Akan tetapi

tidak selamanya bobot telur berkorelasi positif dengan bobot tetas, jika telur yang

ditetaskan disimpan lebih dari tujuh hari. Hal ini disebabkan adanya penguapan

cairan dari dalam telur, sehingga bobot telur menjadi turun.

2. Fertilitas

Fertilitas diartikan sebagai persentase telur-telur yang memperlihatkan

adanya perkembangan embrio dari sejumlah telur yang ditetaskan tanpa

memperhatikan telur tersebut menetas atau tidak (Sinabutar, 2009).

Marhiyanto (2000) menyatakan bahwa untuk mengetahui fertil tidaknya

telur dapat dilakukan dengan menggunakan alat candling serta cangkang telur

harus bersih dan tidak retak. Pada telur fertil akan terlihat perkembangan embrio

yang ditandai dengan adanya pembuluh darah menyerupai akar serabut tanaman

pada kuning telur sewaktu candling. Telur infertil tidak terdapat perkembangan

embrio didalam kuning telur dan terlihat bening. Untuk mengetahui jumlah

keseluruhan telur fertil dilakukan dengan cara memecahkan telur yang tidak

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

11

11

menetas dan menghitung jumlah telur yang mengalami pembuahan (berwarna

keruh coklat kemerahan), kemudian dijumlahkan dengan telur yang menetas.

North and Bell (1992), persentase fertilitas dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Fertilitas =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑓𝑒𝑟𝑡𝑖𝑙

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑟𝑎𝑚𝑖𝑥100%

3. Daya tetas

Daya tetas dipengaruhi oleh penyiapan telur, faktor genetik, suhu dan

kelembaban, umur induk, kebersihan telur, ukuran telur, nutrisi dan fertilitas telur

(Sutiyono dkk., 2006). Penyimpaan telur yang terlalu lama dapat menurunkan

daya tetas telur. Telur-telur yang disimpan daya tetasnya akan menurun, kira-kira

3% tiap tambahan sehari. Telur yang disimpan dalam kantung plastik PVC

(Polyvinylidene Chloride) dapat tahan lebih lama, kira-kira 13-21 hari

dibandingkan telur yang tidak disimpan dalam kantung plastik PVC (Apriawan,

2017).

Menurut Nugroho dan Manyun (1986), biasanya telur yang disimpan

dalam kantung plastik ini daya tetasnya juga lebih tinggi daripada telur yang

disimpan dalam ruangan terbuka. Menurut Kartasudjana (2006), faktor yang

mempengaruhi daya tetas pada ayam petelur sebagai berikut:

A. Inbreeding

Sistem perkawinan yang sangat dekat hubungan keluarganya tanpa disertai

seleksi ketat, umumnya menyebabkan daya tetas yang rendah.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

12

12

B. Produksi telur

Ayam petelur dengan produksi tinggi akan menghasilkan telur dengan

daya tetas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang produksinya

rendah.

C. Umur induk.

Fertilitas dan daya tetas umumnya sangat baik pada produksi tahun

pertama. Semakin tua induk maka daya tetas semakin menurun.

D. Tatalaksana pemeliharaan.

Kondisi kandang; Ayam petelur yang sering mengalami suhu yang

ekstrim panas/dingin, menghasilkan telur tetas yang rendah.

Ransum; Jika ransum kekurangan Ca (kalsium) maka kulit telur

yang dihasilkan akan lembek dan daya tetasnya rendah.

E. Penyimpanan telur.

Telur tidak boleh disimpan lebih dari satu minggu untuk

mempertahankan daya tetasnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan

untuk mempertahankan daya tetas telur selama penyimpanan sebagai

berikut:

Suhu penyimpanan; Sebaiknya suhu ruang penyimpanan tidak

lebih tinggi dari pada suhu untuk perkembangan embrio. Suhu saat

embrio mulai berkembang disebut sebagai physiological zero, yaitu

75⁰F (24⁰C). Apabila suhu ruangan penyimpanan diatas suhu

physiological zero maka telur tetas yang disimpan jika telah

dibuahi akan berkembang. Ruangan penyimpanan telur berkisar

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

13

13

65⁰F (18,3⁰C). Namun jika suhu tidak mampu menyediakan panas

optimal untuk pertumbuhan embrio maka embrio, mengalami

kegagalan. Suhu optimal untuk penetasan unggas adalah sekitar

99,5⁰F (37,5⁰C);

Kelembapan penyimpanan; Selama penyimpanan dari bagian

dalam telur akan terjadi penguapan yang menyebabkan rongga

udara dalam telur menjadi besar. Kelembapan untuk penyimpanan

telur yang baik yaitu 75-80%;

Lama penyimpanan; Bila telur terlalu lama disimpan maka daya

tetas akan menurun. Lama penyimpanan telur yang baik yaitu

sekitar 1-4 hari. Untuk penetasan baiknya tidak lebih dari 7 hari;

Posisi telur selama penyimpanan; Telur sebaiknya ditempatkan

pada egg tray, dengan bagian tumpul ditempatkan di atas. Hal ini

bertujuan agar ruang udara pada telur tetap pada tempatnya;

Pemutaran telur selama penyimpanan; Telur yang disimpan lebih

dari satu minggu sebaiknya diputar dengan total pemutaran 90⁰.

Sementara telur yang disimpan kurang dari satu minggu, tidak

perlu pemutaran.

North (1978) menyatakan bahwa daya tetas adalah persentase jumlah telur

yang menetas dari sejumlah telur fertil yang ditetaskan. Menurut North and Bell

(1992), persentase daya tetas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Daya Tetas =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑓𝑒𝑟𝑡𝑖𝑙𝑥100%

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

14

14

4. Bobot tetas

Bobot tetas merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha pembibitan.

Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan

baik seperti memilih telur dari induk yang sehat (Wibowo dan Jafendi, 1994).

Menurut Septiwan (2007), berat tetas merupakan DOQ sesaat setelah menetas.

Berat tetas sangat dipengaruhi oleh berat telur. Semakin tua induk puyuh dan

semakin besar telur yang ditetaskan, maka berat tetas yang dihasilkan akan

semakin besar pula.

Berat tetas juga dipengaruhi oleh genetik dan pakan induk. Rahayu (2005)

menyatakan bahwa ayam yang ditetaskan dari telur yang kecil, bobotnya akan

lebih kecil dibandingkan dengan ayam yang berasal dari telur yang besar. Hal ini

terjadi karena telur mengandung nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak,

vitamin, mineral dan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan selama pengeraman.

Nutrisi ini juga berfungsi sebagai cadangan makanan untuk beberapa waktu

setelah anak ayam menetas.

Vitamin E

Vitamin ini ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun 1920. Asal kata

vitamin E atau tokopherol adalah bahasa Griek “Tokos” yang artinya kelahiran

“Pherein” yang artinya mengandung atau membawa, menggunakan akhiran ol

karena vitamin ini membawa suatu senyawa sterol.

Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1922 sebagai suatu faktor dari

minyak sayur-sayuran yang menyembuhkan infertilitas pada tikus jantan dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

15

15

betina yang tumbuh dengan suatu diet susu. Karena keterkaitan dengan

reproduksi, maka vitamin ini diberi nama tokoferol, dari kata Yunani tokos, berarti

hamil muda (Armstrong, 1995). Jadi vitamin E atau tokoferol adalah vitamin yang

penting artinya bagi proses reproduksi atau kelangsungan keturunan.

1) Susunan kimia dan sifat vitamin E

Vitamin E terdiri dari dua grup: tokoferol dan tokotrienol, keduanya

disebut tokokromanol. Tokokromanol terdiri dari struktur cincin kromanol dan

rantai cabang poliprenil yang jenuh (pada tokoferol) dan 3 ikatan ganda tak jenuh

(pada tokotrienol) (Gambar 2).

Gambar 2. Struktur Tokoferol dan Tokotrienol

(Sumber: Vasanthi et al., 2012)

Jumlah dan posisi grup metil pada cincin kromanol α-, β-, γ-, dan δ- tertera pada

tabel 1.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

16

16

Tabel 1. Jumlah dan posisi grup metil pada cincin kromanol α-, β-, γ-, dan δ-.

R1 R2 Tipe Keterangan

CH3 CH3 α Alfa

H CH3 Β Beta

CH3 H Γ Gama

H H Δ Delta

(Sumber: Vasanthi et al., 2012)

Vitamin ini secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokkan dalam 4

tokoferol α-, β-, γ-, dan δ-, dan 4 tokotrienol α-, β-, γ-, dan δ- homolog. tergantung

pada jumlah dan posisi grup metil pada cincin kromanol (Winarsa dan Herry,

2007). Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak yang

memiliki fungsi utama sebagai antioksidan (Stickel et al., 1997). Vitamin E

mempunyai kemampuan untuk melindungi jaringan dari destruksi oksidasi

(Prawirokusumo, 1991).

Vitamin E sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning

muda hingga kecoklatan. Adapun rumus kimia dari vitamin E adalah C29H50O2.

Vitamin ini terdapat dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam tubuh

hanya dapat dicerna oleh empedu, dan hati, karena tidak larut dalam air. Vitamin

E bersifat tidak larut dalam air, sukar larut dalam alkali, etanol (95%), ether,

aseton dan minyak nabati, sangat mudah larut dalam kloroform (Soesilo, 1995).

2) Manfaat vitamin E dalam pembibitan unggas

Terdapat banyak vitamin yang dibutuhkan oleh ternak unggas untuk dapat

berproduksi dengan baik salah satunya adalah vitamin E. Istilah vitamin E biasa

digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara

biologik.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

17

17

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan didalam

tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Nilai

kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E didalam tubuh sebagai senyawa

antioksidan alami. Sebagai suatu antioksidan intraseluler yang larut dalam lemak,

maka fungsi utama vitamin E adalah melindungi membran sel (Tabbu, 2010).

Gammanpila et al. (2007) menyatakan bahwa vitamin E adalah salah satu

mikronutrien penting yang berpengaruh terhadap performa reproduksi.

Menurut Suharyati dan Hartono (2011), vitamin E dapat mempertahankan

asam lemak yang diperlukan dalam pembentukan prostaglandin yang merupakan

mediator hormon gonadotropin. Vitamin E mampu mencegah kerusakan

spermatozoa pada ternak jantan dan menjaga perkembangan zigot pada ternak

betina. Pada proses spermatogenesis, vitamin E berfungsi sebagai antioksidan

yang mampu menetralkan radikal bebas hasil metabolisme aerob (Ogbuewu et al.,

2010). Flohe dan Traber (1999) menyatakan bahwa vitamin E sangat esensial

untuk reproduksi. Apabila digunakan secara rutin sebagai suplemen maka vitamin

E dapat meningkatkan pertumbuhan dan menjaga perkembangan zigot.

Unggas tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus

memperolehnya dari makanan. Lin et al. (2005), menyatakan bahwa penambahan

vitamin E 80 mg/kg dalam pakan burung puyuh dapat meningkatkan produksi

telur, fertilitas, dan daya tetas telur. Hasil penelitian Iriyanti et al. (2005),

menyatakan bahwa penambahan vitamin E sebesar 30 mg/kg dalam ransum ayam

kampung ternyata dapat meningkatkan fertilitas dari 76,6% menjadi 87,07%.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

18

18

Ketersediaan vitamin E dalam pakan yang diberikan kepada ternak unggas

sangat penting diperhatikan. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh penambahan vitamin E terhadap nilai pertambahan

persentase daya tetas telur dan jumlah kebutuhan level dosis penambahan bagi

unggas pembibit. Menurut Widodo (2012), Jumlah kebutuhan Vitamin E pada

burung puyuh fase grower sebesar 12 IU, dan untuk fase breeder sebanyak 25 IU.

Tabbu (2010) menyatakan bahwa defisiensi vitamin E terjadi bila asupan

kurang atau absorbsi terganggu. Malabsorbsi lemak juga dapat menimbulkan

defisiensi vitamin E, karena pembawa vitamin ini adalah lemak. Kekurangan

vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun,

deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi dihati dan otot.

Defisiensi vitamin E akan menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan

perubahan pada permeabilitas kapiler. Defisiensi vitamin E pada ayam bibit dapat

mengakibatkan adanya peningkatan mortalitas embrio pada stadium awal masa

inkubasi (biasanya sekitar hari ke-4). Gejejala Klinik:

Pada ayam dewasa yang mengkonsumsi vitamin E dosis sangat rendah

selama waktu yang panjang tidak ditemukan adanya gejala tertentu.

Meskipun demikian, daya tetas telur ayam bibit yang menderita defisiensi

vitamin E akan menurun secara nyata.

Ayam bibit jantan yang menderita kekurangan vitamin E dalam waktu

yang panjang dapat mengalami degenerasi testikular.

Pencegahan penyakit defisiensi vitamin E dilakukan dengan cara

menggunakan bahan baku pakan yang berkualitas tinggi, menghindari

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Burung Puyuheprints.mercubuana-yogya.ac.id/5162/3/BAB II.pdf · Untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan baik

19

19

penyimpanan pakan yang sudah dicampur lebih dari empat minggu, serta

menggunakan lemak yang stabil dalam pakan (Fadilah, 2010).

Fungsi utama vitamin E sebagai antioksidan dalam tubuh, apabila

dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan ketidak seimbangan antara

jumlah antioksidan dengan radikal bebas. Antioksidan hanya akan berfungsi

ketika ada senyawa pro-oksidan (pemicu proses oksidasi) dalam tubuh. Ketika

dosis antioksidan dan pro-oksidan tidak seimbang maka tubuh akan membentuk

senyawa pro-oksidan untuk menyeimbangkan kadarnya dengan antioksidan, dan

hal ini akan membuat sel-sel radikal bebas tidak bisa diperbaiki lagi (Sayuti dan

Rina, 2015).

Hipotesis

Semakin tinggi penambahan vitamin E dalam ransum burung puyuh, maka

semakin tinggi kualitas telur tetas yang dihasilkan.