bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. 4.1.1. pra...

17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Per Siklus 4.1.1. Pra Siklus Proses pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah yang diterapkan oleh peneliti pada kondisi awal tidak memicu aktivitas siswa untuk berfikir kritis, kreatif, keterlibatan fisik maupn emosionalnya dalam proses pembelajaran dan konsentrasi sebaliknya proses tersebut justru berakibat rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar. Prosentase aktivitas siswa dalam pembelajaran konvensional hanya mencapai 33,34 % dengan kategori kurang. Sedangkan rata- rata hasil belajar siswa hanya mencapai 49,8 ( dibawah KKM 60 ). Berikut ini dipaparkan deskripsi aktivitas pembelajaran pra silkus pada tabel 1 dan hasil belajar siswa pra siklus pada tabel 2 serta diagram 1. Tabel 1 Aktifitas Belajar Siswa Pra Siklus No Indikator Jumlah Siswa Prosentase 1. Aktif 9 34,62 % 2. Kritis 9 34,62 % 3. Kreatif 8 30,77 % Jumlah 26 Rata-rata 33.34 % Keterangan : Pada tahap ini aktivitas siswa ( berfikir kritis, kreatif, keterlibatan fisik maupn emosional dalam proses pembelajaran ) hanya sebesar 33,34 % atau berada dalam katagori kurang. Adapun hasil belajar siswa pra siklus dapat dilihat pada tabel dan diagram sebagai berikut :

Upload: duongdien

Post on 21-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Per Siklus 4.1.1. Pra Siklus

Proses pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah yang diterapkan oleh peneliti pada kondisi awal tidak memicu aktivitas siswa untuk berfikir kritis, kreatif, keterlibatan fisik maupn emosionalnya dalam proses pembelajaran dan konsentrasi sebaliknya proses tersebut justru berakibat rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar. Prosentase aktivitas siswa dalam pembelajaran konvensional hanya mencapai 33,34 % dengan kategori kurang. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 49,8 ( dibawah KKM 60 ).

Berikut ini dipaparkan deskripsi aktivitas pembelajaran pra silkus pada tabel 1 dan hasil belajar siswa pra siklus pada tabel 2 serta diagram 1.

Tabel 1 Aktifitas Belajar Siswa Pra Siklus

No Indikator Jumlah Siswa Prosentase

1. Aktif 9 34,62 % 2. Kritis 9 34,62 % 3. Kreatif 8 30,77 % Jumlah 26 Rata-rata 33.34 %

Keterangan :

Pada tahap ini aktivitas siswa ( berfikir kritis, kreatif, keterlibatan fisik maupn emosional dalam proses pembelajaran ) hanya sebesar 33,34 % atau berada dalam katagori kurang. Adapun hasil belajar siswa pra siklus dapat dilihat pada tabel dan diagram sebagai berikut :

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Tabel 2 : Daftar Nilai Siswa Pra Siklus Sekolah : SDN 1 Kebonagung Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Smt : IV / 1 Materi Pokok : Hubungan Kesehatan Antar Satuan Berat KKM : 60

No NAMA SISWA NILAI

1. AS 48 2. ASH 50 3. PSTY 40 4. SSS 42 5. SL 60 6. AK 72 7. AP 48 8. AKS 40 9. AM 48

10. BR 52 11. DASW 50 12. DJF 70 13. DS 42 14. FIS 42 15. JD 50 16. KDR 40 17. MSA 50 18. MAA 52 19. MBOS 74 20. MKSQ 40 21. MYEF 42 22. PR 60 23. PYAS 42 24. KP 50 25. ZNS 54 26. SEW 40

Jumlah 1294 Rata Rata 49.8

Dari tabel hasil belajar siswa tersebut diatas dapat dikatakan bahwa hanya

ada 5 siswa yang tuntas dalam belajarnya (memenuhi KKM 60) sedangkan 21 siswa lainnya tidak tuntas. Nilai rata-ratanya hanya mencapai 49,8. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Aktivitas berproses yang rendah sangat berpengaruh pada hasil

26

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

belajar yang rendah pula. Secara rinci nilai hasil belajar siswa Pra Siklus dapat dilihat pada diagram 1 berikut :

Diagram 1. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus.

Nilai tertinggi dicapai oleh satu orang siswa bernomor 19. Di atas atau sama

dengan KKM ( > 60 ) dicapai 5 siswa yaitu nomor 5, 6, 12, 19 dan 22 .Sedangkan yang ada dibawah KKM ( < 60 ) dicapai 20 siswa yakni nomor : 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25 dan 26.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.1.2. Siklus I 4.1.2.1. Rencana

Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2011 dengan menerapkan model pembelajaran problem posing indikator hubungan antar satuan berat pada kelas IV SDN 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Proses pembelajaran akan diamati oleh teman sejawat yang bernama Titik Kusmilah dan hasilnya akan dicatat dalam lembar pengamatan. Proses pembelajaran akan diakhiri dengan tes formatif dan hasilnya akan dianalisa untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan atau belum.

4.1.2.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I mata pelajaran Matematika indikator menentukan hubungan antar satuan berat dengan menerapkan model pembelajaran problem posing pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebonagung Tahun pelajaran 2011/2012 akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2011 dengan menekankan pada penggunaan media anak tangga dan model satuan berat dengan menggunakan metode bervariasi yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan tugas. Selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I ini diamati oleh teman sejawat dan segala hasil temuan dicatat dan ditulis dilembar observasi. Proses pembelajaran diakhiri dengan tes sebagai evaluasi dan dianalisis hasilnya untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas berproses dan hasil yang dicapai. Dari hasil analisa data diketahui bahwa pada Siklus I ini ketuntasannya mencapai 96,2 % dan nilai rata-rata kelas 75,7 sebelum diadakan perbaikan Siklus I standar ketuntasannya hanya mencapai 19,23 % dan nilai rata-rata kelas 49,8 artinya perbaikan Siklus I sudah ada kemajuan yang berarti, tetapi dengan pertimbangan peningkatan prestasi maka masih diperlukan perbaikan pembelajaran Siklus II.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.1.2.3. Pengamatan

Selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung, pengamat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses perbaikan pembelajaran tersebut. Dan dari data pengamatan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa peneliti sudah banyak memberikan contoh-contoh dan latihan soal yang bervariasi, juga sudah memanfaatkan media anak tangga dan model satuan berat tetapi belum maksimal. Serta sudah menggunakan metode bervariasi (ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas). Dari analisa data prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran Siklus I diketahui bahwa nilai terendah adalah 60 ,nilai tertinggi 88 , rata-rata kelas 75,7 serta standar ketuntasannya 96,2 %. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada Siklus I yang memfokuskan pada kegiatan guru dengan memperbanyak contoh dan latihan soal, menggunakan media anak tangga satuan berat serta menggunakan metode bervariasi sudah ada kemajuan yang berarti. Akan tetapi masih ada siswa yang belum tuntas. Oleh karena itu direncanakan perbaikan pembelajaran Siklus II. Data nilai hasil pembelajaran Matematika Siklus I Indikator menentukan hubungan antar satuan berat dalam Pemecahan Masalah Kelas IV SDN 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat melalui tabel 3 dan diagram 2 sebagai berikut :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Tabel 3 : Daftar Nilai Siswa Siklus 1 Sekolah : SDN 1 Kebonagung Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Smt : IV / 1 Materi Pokok : Hubungan Kesehatan Antar Satuan Berat KKM : 60

No NAMA SISWA NILAI

1. AS 88 Tertinggi 2. ASH 80 3. PSTY 70 4. SSS 78 5. SL 80 6. AK 86 7. AP 76 8. AKS 80 9. AM 78

10. BR 80 11. DASW 84 12. DJF 78 13. DS 62 14. FIS 74 15. JD 78 16. KDR 76 17. MSA 60 18. MAA 56 terendah 19. MBOS 76 20. MKSQ 70 21. MYEF 76 22. PR 84 23. PYAS 70 24. KP 72 25. ZNS 84 26. SEW 72

Jumlah 1968 Rata Rata 75,7

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Diagram 2. Hasil Belajar Siswa Siklus 1.

Tabel 4. Rentang nilai pembelajaran matematika Siklus I

Renatang Nilai Banyak Siswa

56 – 60 2

61– 65 1

66 – 70 3

71 – 75 3

76 – 80 12

81 - 85 3

86 – 90 2

Jumlah 26

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.1.2.4. Refleksi Dari refleksi diketahui bahwa selama guru mengajar pada perbaikan Siklus I, suasana kelas belum sepenuhnya kondusif, karena siswa masih sulit menerima penjelasan meskipun peneliti telah memanfaatkan media, memberikan penjelasan maksimal, memberi contoh dan member latihan soal, namun hasilnya masih belum memuaskan. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran matematika pada kondisi awal nilai terendah 40. Sedangkan hasil belajar Siklus I nilai terendah 56 maka deskriptif komparatif nilai terendah meningkat 40 % dari 40 menjadi 56 nilai tertinggi pada kondisi awal 74 sedangkan nilai tertinggi pada siklus I adalah 88 jadi deskriptif komparatifnya meningkat 18,91 % dari 74 menjadi 88. Nilai rerata pada kondisi awal 49,8 pada Siklus I reratanya adalah 75,7 jadi deskriptif komparatif nilai rerata meningkat 52 %.

Tabel 5. Tabel Hasil Refleksi Deskriptif Komparatif Siklus I

No Uraian Kondisi Awal Siklus I

1. Nilai terendah 40 74

2. Nilai tertinggi 74 88

3. Nilai Rerata 49,8 75,7

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Diagram 3. Grafik Hasil Refleksi deskriptif komparatif siklus

I

4.1.3. Siklus II 4.1.3.1. Rencana

Perbaikan pembelajaran pada sikus II dilaksanakan pada hari Kamis, 24 November 2011 indikator yang diajarkan yaitu menentukan hubungan kesetaraan antar satuan berat dalam pemecahan masalah pada kelas IV SDN 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan rencana pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran akan diamati oleh teman sejawat yaituTitik Kusmilah dan dari hasil pengamatannya akan dicatat dalam lembar pengamatan. Proses pembelajaran diakhiri dengan tes formatif kemudian diadakan analisis .Dari hasil analisis dapat dilihat apakah upaya perbaikan pembelajaran telah menunjukkan kemajuan atau belum.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.1.3.2. Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II mata pelajaran

Matematika indikator menentukan hubungan kesetaraan antar satuan berat pada siswa kelas IV SDN 1 Kebonagung Tahun Pelajaran 2011/2012 akan dilaksanakan pada hari Kamis, 24 November 2011 dan menggunakan rencana perbaikan pembelajaran Siklus II yang menekankan pada penggunaan model pembelajaran problem posing dan penggunaan media alat peraga yang berupa anak tangga dan model satuan berat. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II ini diamati oleh teman sejawat dan dari hasil temuan dalam observasi dicatat dan ditulis dalam lembar observasi. Siswa mengerjakan tes formatif diakhir pembelajaran kemudian diadakan analisis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dapat dicapai. Dari analisis data diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 81,07 standar ketuntasan mencapai 100 % yang semula pada Siklus I standar ketuntasannya hanya 96,2 dan rata-rata kelas hanya 75,7 Artinya perbaikan pembelajaran Siklus II ini sudah mengalami kemajuan yang sangat signifikan.Peneliti tidak melakukan kegiatan siklus III.

4.1.3.3. Pengamatan Dari data pengamatan yang dilakukan oleh observer dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II, peneliti memanfaatkan media peraga berupa anak tangga dan model satuan berat, menggunakan metode bervariasi dan model pembelajaran problem posing dalam kegiatan inti. Dengan model ini peneliti meminta siswa untuk membuat soal sendiri dari soal yang ada kemudian melemparkannya ke kelompok lain, kelompok lainpun melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dari analisis data pada perbaikan pembelajaran Siklus II prestasi hasil belajar siswa menunjukkan nilai terendah adalah 70 dan nilai tertinggi 94 dan nilai rata-rata kelas 81,07 serta standar ketuntasan mencapai 100 %. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran Siklus II yang memfokuskan penggunaan model pembelajaran problem

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

posing, memanfaatkan media gambar anak tangga dan model satuan berat sudah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dan dianggap sudah menuntaskan hasil belajar siswa. Untuk itu perbaikan pembelajaran dianggap sudah selesai. Dari hasil nilai perbaikan pembelajaran Matematika dengan indicator menentukan hubungan kesetaraan antar satuan berat pada siswa kelas IV SDN 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 dapat dibuat tabel dan diagram 4 sebagai berikut :

Tabel 6. Tabel Rentang nilai pembelajaran matematika Siklus II

Rentang Nilai Banyak Siswa

60 – 65 -

66 – 70 3

71 – 75 -

76 – 80 15

81 – 85 1

86 - 90 5

91 - 95 2

Jumlah 2108

Rata - rata 81,07

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Tabel 7 : Daftar Nilai Siswa Siklus 2 Sekolah : SDN 1 Kebonagung Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Smt : IV / 1 Materi Pokok : Hubungan Kesehatan Antar Satuan Berat KKM : 60

No NAMA SISWA NILAI

1. AS 94 Tertinggi 2. ASH 94 3. PSTY 80 4. SSS 78 5. SL 80 6. AK 88 7. AP 80 8. AKS 76 9. AM 78

10. BR 90 11. DASW 90 12. DJF 90 13. DS 76 14. FIS 76 15. JD 90 16. KDR 70 terendah 17. MSA 70 18. MAA 80 19. MBOS 76 20. MKSQ 80 21. MYEF 70 22. PR 80 23. PYAS 78 24. KP 80 25. ZNS 84 26. SEW 80

Jumlah 2108 Rata Rata 81,07

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

Gambar 4. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Matematika Siklus II

4.1.3.4. Refleksi Dari hasil refleksi dapat dikemukakan bahwa selama pelaksanaan

perbaikan pembelajaran Siklus II suasana pembelajaran telah membaik dan kondusif. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran problem posing secara maksimal, memanfaatkan media gambar anak tangga dan model satuan berat sehingga siswa lebih aktif, kritis, kreatif dan suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan karena keterlibatan siswa lebih nampak. Dengan diterapkannya model pembelajaran problem posing peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan lebih signifikan dan hasil belajar yang dicapai mengalami kemajuan yang sangat pesat. Yaitu standar ketuntasannya mencapai 100 % dan nilai rata-rata kelas mencapai 81,07 Sedangkan pada Siklus I standar ketuntasannya mencapai

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

96,2 dan nilai rata-rata kelas 75,7 Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dianggap dapat menuntaskan pembelajaran maka perbaikan pembelajaran dianggap selesai. Tabel 7. Tabel dan Diagram Hasil Refleksi Deskriptif Komparatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II sebagai berikut :

No Uraian Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Nilai Terendah 40 56 70

2. Nilai Tertinggi 74 88 94

3. Rerata 49,8 75,7 81,07

Tabel 8 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Kebonagung

Nomor Nama Siswa

Nilai

Urut Induk Kondisi Awal

Perbaikan Siklus I

Perbaikan Siklus II

1. 2265 AS 48 88 94

2. 2266 ASH 50 80 94

3. 2287 PSTY 40 70 80

4. 2293 SSS 42 78 78

5. 2295 SL 60 80 80

6. 2297 AK 72 86 88

7. 2398 AP 48 76 80

8. 2399 AKS 40 80 76

9. 2300 AM 48 78 78

10. 2302 BR 52 80 90

11. 2303 DASW 50 84 90

12. 2305 DJF 70 78 90

13. 2307 DS 42 62 76

14. 2308 FIS 42 74 76

15. 2309 JD 50 78 90

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

16. 2310 KDR 40 76 70

17. 2313 MSA 50 60 70

18. 2314 MAA 52 56 80

19. 2315 MBOS 74 76 76

20. 2316 MKSQ 40 70 80

21. 2317 MYEF 42 76 70

22. 2318 PR 60 84 80

23. 2319 PYAS 42 70 78

24. 2320 KP 50 72 80

25. 2321 ZNS 54 84 84

26. 2322 SEW 40 72 80

Jumlah 1294 1968 2108

Rata-rata Kelas 49.8 75,7 81,07

Diagram 5. Grafik Hasil Refleksi Deskriptif Komparatif Pra Siklus, Siklus 1I dan Siklus II.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.2. Pembahasan Setiap Siklus Problem posing adalah suatu model pembelajaran yang sangat memungkinkan

siswa untuk memproduksi soal melalui belajar soal yang ada secara mandiri. Model pembelajaran problem posing merupakan suatu pendekatan yang efektif karena didalamnya terkandung kegiatan yang memerlukan pola fikir matematis. Akhirnya model pembelajaran problem posing sangat tepat jika diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal pengukuran, karena cara pengerjaan soal pengukuran adalah dengan pola fikir matematis.

4.2.1. Siklus I Dalam banyak hal keberhasilan suatu pembelajaran banyak dipengaruhi oleh

banyak factor. Dari berbagai kajian teori yang paling menentukan adalah eksistensi guru dengan segala kemampuannya, media pembelajaran yang representative, dan factor pendukung lainnnya.

Demikian yang terjadi pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan mendasarkan pada kegagalan-kegagalan yang dialami oleh guru, dengan diskusi bersama teman sejawat dan dosen pembimbing serta mempelajari referensi kajian pustaka maka upaya peningkatan perbaikan pembelajaran Siklus I dilakukan dengan menitikberatkan pada penggunaan alat peraga gambar anak tangga dan model satuan berat dan metode ceramah, janya jawab, tugas dan diskusi kelompok. Dengan menekanan pada hal- hal tersebut diatas ternyata perbaikan pembelajaran Siklus I masih perlu peningkatan meskipun sudah ada kemajuan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis tes formatof Siklus I yang ketuntasan belajarnya mencapai 96,2 % dan rata-rat kelasnya 75,7 sedangkan pada pembelajaran kondisi awal ketuntasan belajarnya hanya 19,23 dan rata-rata kelasnya 49,8.

Dengan demikian perbaikan pembelajaran Siklus I dengan memfokuskan pada penggunaan media anak tangga dan model satuan berat dan metode ceramah, tanya jawab, tugas dan diskusi kelompok masih perlu adanya peningkatan penguasaan siswa dan hasil belajar, maka dari itu direncanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. Pra …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/693/5/T1_262010692_BAB IV.pdf · Kelas / Smt : IV / 1 ; Materi Pokok : Hubungan Kesehatan

4.2.2. Siklus II Pada pembahasan Siklus I telah diuraikan bahwa keberhasilam dalam

proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh beberapa factor. Dari berbagai kajian teori yang paling menentukan adalah eksistesi guru dengan segala kemampuannya, setelah itu baru media dan faktor-faktor pendukung lainnya. Demikian halnya dengan perbaikan pembelajaran siklus II ini peneliti berusaha mengelola proses pembelajaran dengan menitikberatkan pada penggunaan model pembelajaran problem posing serta penggunaan media anak tangga dan model satuan berat.

Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut secara langsung dapat membuat siswa menjadi aktif,berfikir kritis , kreatif dalam mengerjakan dan pembuatan soal dari dan untuk kelompok lain. Sehingga hasil belajar yang dicapai siswamemuaskan. Pencapaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil analisis tes formatif siklus II yang standar ketuntasannya mencapai 100 % dan nilai rata-rata kelasnya 81,07 sedangkan pada siklus I standar ketuntasannya 96,2 % dan nilai rata-rata kelasnya 75,7.

Dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus II yang menitikberatkan pada penggunaan model pembelajaran problem posing, memanfaatkan media gambar anak tangga dan model satuan berat dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran Matematika indicator hubungan kesetaraan antar satuan berat yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa.