bengkel smt 5
DESCRIPTION
laporan bengkelTRANSCRIPT
MAKALAH
PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG
Disusun Oleh
Lu’luil Maknunah Wisudasawi (3.31.12.1.13/LT3B)
PRODI LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instalasi listrik yaitu sebuah rangkaian dari peralatan listrik yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup sistem ketenaga
listrikan. Instalasi listrik yang baik yaitu yang dapat memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi para penggunaannya serta ramah dengan lingkungan sekitar.
Listrik menjadi sebuah komponen vital dalam kelengkapan sebuah gedung, bisa
kita bayangkan sebuah gedung yang megah sekalipun tidak akan berarti bila tidak
didukung oleh sarana dan prasarana kelistrikan yang memadai, mengingat segala
kebutuhan dan aktivitas manusia saat ini tidak bisa lepas dari peran listrik. Oleh sebab
itu faktor kenyamanan dan keamanan menjadi hal yang harus diperhatikan ketika kita
melakukan pemasangan instalasi listrik di sebuah bangunan atau gedung, sehingga dalam
penggunaanya tidak menimbulkan masalah.
Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik di sebuah
bangunan atau gedung yang kurang tepat, seperti kurang daya, konsleting, alat-alat
elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan hingga dapat mengakibatkan hal-
hal yang fatal seperti kebakaran.
Untuk menghindahari hal-hal tersebut ada beberapa hal yang harus
diperhitungkan dalam pemasangan instalasi listrik pada sebuah bangunan atau gedung,
seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen atau peralatan listrik yang
dipakai, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-
masing, dan sebagainya.
Untuk menjamin kualitas listrik yang baik pada suatu gedung maka dibutuhkan
adanya perawatan dan perbaikan instalasi listrik pada gedung tersebut. Perbaikan dan
perawatan instalasi sebaiknya dilaksanakan secara berkala. Seperti yang dicantumkan
dalam PUIL 2000 bahwa secara umum instalasi listrik hanya bertahan 10-15 tahun saja,
setelah lebih dari kurun waktu tersebut kita wajib memperbaiki maupun memperbarui
instalasi listrik yang ada. Di dalam PUIL juga telah dijelaskan bagaimana cara
memasang, merawat, dan memperbaiki instalasi listrik gedung. Kita Sebagai orang listrik
yang bergerak dibidang instalasi wajib mematuhi segala hal yang sudah tercantum dalam
PUIL 2000.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah perbaikan dan perawatan instalasi listrik gedung yang baik dan benar
sesuai dengan PUIL 2000 ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami
cara perawatan dan perbaikan instalasi listrik gedung sesuai dengan ketentuan yang berlaku
( PUIL 2000).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Peraturan Instalasi Listrik
PUIL 2000 mempunyai maksud dan tujuan utama agar pengoperasian instalasi
listrik dapat terselenggara dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik.
Instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dioperasikan dan
dikelola/dipelihara secara berkala dengan baik sesuai ketentuan PUIL 2000. Para ahli
dan teknisi yang mengerjakan tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki
kompetensi sesuai dengan bidangnya. Peralatan dan material instalasi yang digunakan
harus memenuhi persyaratan standar SNI atau standar lain yang diberlakukan dan
harus pula memenuhi persyaratan PUIL antara lain sesuai penggunaan dan
kemampuannya.
2.1.2 Instalasi Listrik
Pada dasarnya rangkaian listrik itu seperti dijelaskan di atas, tetapi penerapan di
lapangan disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan, maka instalasi listrik dibedakan
menjadi:
1. Instalasi Listrik Penerangan
2. Instalasi Listrik Tenaga/Industri
3. Instalasi Listrik pada mesin.
Sistim instalasi listrik ada dua macam, yaitu sebagai berikut: :
1. Sistim fasa satu 220 Volt hanya menggunakan dua kawat yaitu 1 nol dan 1 fasa,
biasanya digunakan pada instalasi listrik penerangan dan alat rumah tangga.
2. Sistim fasa tiga 380 Volt Sistem delta Ñ menggunakan 3 kawat fasa dan Ground
(pertanahan), sistim bintang Y menggunakan 3 kawat fasa, 1 nol. Biasanya
digunakan padainstalasi listrik tenaga/industri untuk mensuplai kebutuhan motor
listrik sebagai penggerak mesin (tenaga). Pada suatu unit proses ketiga bagian ini
digunakan, karena unit proses memerlukan ruangan yang terang, tenaga, dan mesin.
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi,
seorang ahli listrik harus juga mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan
yang akan dilengkapai dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala
1:100 atau 1:50. pada denah ini gambar instalasi yang akan dipasang, dengan
menggunakan lambang-lambang yang berlaku.
Gambar di bawah ini memperlihatkan lambang-lambang yang penting untuk
instalasi listrik arus kuat. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam beberapa gambar
tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar instalasi.
2.1.3 Gambar dan Diagram dalam Instalasi Listrik
Dalam Instalasi Listrik terdapat beberapa jenis dan aturan gambar serta
diagram, antara lain:
2.1.3.1 Diagram Dasar
Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara
elementer. Gambar 2.2 mempelihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung
bagi (PHB), digambar dengan cara disederhanakan, dan gambar 2.3.
memperlihatkan diagram yang sama digambar secara terperinci.
Gambar 2.2 Gambar 2.3
2.1.3.2 Diagram Lingkaran Arus
Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan rangkaian secara
terperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-rangkaian yang
rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi padanya. Tanpa
diagram ini sering kali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang cara kerja suatu rangkaian. Gambar 2.4. memperlihatkan diagram
lingkaran arus suatu rangkaian kutub satu. Dalam diagram arus, saklar-saklar
selalu digambar demikian sehingga selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari
bawah ke atas. (gambar 2.5 dan gambar 2.6)
Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6
2.1.3.3 Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan dalam suatu alat
listrik. Gambar dibawah menunjukkan diagram pengawatan suatu kotak bagi.
Gambar 2.7
2.1.3.4 Diagram Saluran Instalasi
Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian suatu instalasi.
Gambar 2.8 memperlihatkan suatu diagram saluran topografis. Dalam topografis,
saluran-salurannya sedapat mungkin digambar sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Gambar 2.9 memperlihatkan diagram saluran yang sama dalam bentuk yang lebih
sederhana.
Gambar 2.8 Gambar 2.9
2.1.3.5 Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi
Dari keterangan-keteranga yang tercantum dari gambar instalasi harus dapat
diambil kesimpulan, apakah instalasi itu dapat membahayakan orang atau tidak.
Dan apakah dia dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau gangguan bagi
konsumen lain atau tidak. Gambar 2.10 memperlihatkan gambar instalasi untuk
suatu ruangan. Saluransalurannya tidak sigambar. Dalam praktek gfambar ini juga
dipergunakan sebagai gambar pelaksanaan. Mereka yang bertugas memasang
instalasinya, menentukan sendiri letak saluran-salurannya ditempat pekerjaan.
Gambar 2.10 Gambar 2.11
Dalam praktek tidak selalu mungkin memberi nama yang tepat bagi suatu gambar.
Beberapa gambar sering digabungkan dalam satu gambar. Gambar instalasi sering
dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 2.11 menunjukkan suatu diagram instalasi
sederhana. Dari keteranganketerangan yang tercantum pada diagram instalasi, dapat
ditentukan apakah instalasinya sesuai dengan peraturan atau tidak.
2.1.3.6 Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal
Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar dengan garis
tesendiri. Gambar 2.10. memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah saklar
kutub datu dengan satu titik lampu. Gambar 2.11 memperlihatkan rangkaian yang
sama dalam bentuk diagram garis tunggal. Dalam diagram garis tunggal hantaran-
hantaran yang sejenis digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang
kecil. Jumlah garis lintang menyatakan jumlah hantaran sejenis yang ada.
Gambar 2.12 Gambar 2.13
Gambar 2.14 Gambar 2.15
2.1.4 Perencanaan Instalasi Listrik Penerangan
Gambar 2.16 memperlihatkan perencanaan pemasangan satu saklar tunggal satu
kutub yang mengendalikan satu lampu pijar. gambar 2.17 memperlihatkan cara kerja
saklar tunggal satu kutub.
Gambar 2.16 Gambar 2.17
Gambar 2.18 memperlihatkan gambar perencanaan pemasangan sebuah saklar tunggal
satu kutub yang mengendalikan dau lampu dan pemasangan daua buah kotak kontak pada
tempat yang berbeda. Gambar 2.19 memperlihatkan perncanaan pemasangan satu buah
saklar seri yang masing-masing mengendalikan satu buah lampu pijar L1 dan L2.
Gambar 2.18 Gambar 2.19
Gambar 2.20 menunjukan instalasi saklar tukar menggunakan diagram garis ganda,
biasanya saklar tukar digunakan pada ruang garasi, kamar, tangga, dll. Saklar tukar ini
juga disebut saklar hotel. Gambar 2.21 memperlihatkan cara kerja saklar tukar dengan
mengguanakan gambar diagram lingkaran arus.
Gambar 2.20 Gambar 2.21
Gambar 2.22 memperlihatkan cara lain dari insatalasi saklar tukar.
Gambar 2.22
2.2 Komponen Pokok Instalasi Listrik
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu
rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik banyak
macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan
sebagai berikut:
a) Bahan penghantar listrik;
b) Bahan Isolasi (Isolator Rol);
c) Pipa Instalasi;
d) Kotak Sambung;
e) Sakelar;
f) Fitting;
g) Perlengkapan Bantu.
a) Penghantar Listrik
Adalah bahan penghantar listrik biasanya digunakan kawat tembaga. Ada 5 jenis kabel
yang digunakan :
a. Kabel NGA
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari karet yang
dilasisi oleh kain. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang
terlindung.
b. Kabel NYA
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC.
Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. NYA
merupakan penggati dari NGA.
c. Kabel NYM
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang
digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA. Yang
dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC. Digunakan pada tempat
yang terlindung, dapat ditanam dalam tembok atau beton.
d. Kabel NYY
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang
digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA. Yang
dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC dan lapisan paling luar
yang terdiri dari campuran beberapa bahan yang tahan terhadap oksigen.
Digunakan pada tempat yang terlindung, dapat ditanam dalam tembok atau
beton, dibentangkan diudara, dan ditanam dalam tanah.
e. Kabel Snur
Kabel serabut yaitu terdiri dari beberapa kabel yang tipis dan halus yang
dibungkus oleh bahan PVC yang lentur. Digunakan untuk menghubungkan
antara alat-alat listrik yang portable dengan sumber listrik.
b) Bahan Isolasi (Isolator Rol)
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat. Misalnya
PVC, dengan diameter yang besar ¾”. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak
ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung,
bahan ini sering disebut dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.
Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran
yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik
tumpunya tidak lebih dari 1 meter.
Gambar 6a. Rol isolator. Gambar 6b. Pemasangan rol isolator
c) Pipa instalasi
berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa instalasi dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa union); pipa
PVC; pipa fleksibel. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat meter
dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan
terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain
itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang
berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna,
kecuali pipa tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM.
Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan
kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi
selubung masuk (tule).
d) Kotak SambungPenyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan.Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.
a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak,
b) Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang
fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang
pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
Gambar 7. Macam-macam kotak sambung
e) Saklar
Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan hubungan listrik. Macamnya :
a. Saklar tunggal
b. Saklar ganda/ seri
c. Saklar komplek
d. Saklar putar
e. Saklar tekan
f. Saklar tarik
g. Saklar 1 fasa / saklar 3 fasa.
f) Fitting
Tempat memasang / menempatkan bola lampu. Sistim fitting ada dua yaitu
a. sistim bayonet. contoh fitting lampu pada mobil / sepeda motor
b. sistim ulir. Contoh fitting lampu pada penerangan di rumah.
Macamnya fitting gantung, fitting plafon, fitting dinding, fitting kedap air, dll
g)Perlengkapan Bantu
a) Klem (sengkang)
untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit
Gambar 11. Bentuk Klem dan Pelana
f) Lengungan siku (elbow)Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pemasangan instalasi, pabik pipa juga menyediakan penyambung siku untuk jalan pipa yang berbelok siku-siku.
Gambar 12. Lengkungan
g) Sambungan pipa (sock)
Gambar 13. Sambungan Pipa (Sock)
h) Selubung masuk (tule)
Gambar 14. Tule
2.3 Pemeliharaan dan Perawatan Instalasi Listrik Gedung
2.3.1 Pemeliharaan Instalasi Listrik Gedung
Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah ditentukan,
agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman bila digunakan. Selain itu
agar gangguan serta kerusakan mudah diketahui, dicegah atau diperkecil. Hal tersebut
bertujuan agar pengoperasian instalasi listrik dapat berjalan lancar.
Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja,
tetapi juga pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti
papan pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan
baik. Karena apabila instalasi listrik mengalami aus, penuaan atau kerusakan tentu
akan mengganggu instalasi, maka secara berkala instalasi harus diperiksa dan
diperbaiki, serta bagian yang aus, rusak atau mengalami penuaan harus segera diganti.
Peralatan tertentu seperti relai yang bagiannya lebih cepat terganggu sistem
kerjanya karena mengalami aus, penuaan atau kerusakaan, harus secara berkala
diperiksa dan dicoba, baik segi mekanis maupun listriknya.
2.3.2 Perawatan dan Perbaikan Perlengkapan Instalasi Listrik
Pekerjaan-pekerjaan perawatan dan perbaikan perlengkapan instalasi listrik
meliputi :
a) Membersihkan kotoran dan debu-debu yang menempel pada perlengkapan instalasi
listrik, misalnya lampu, fiting, sakelar, kotak kontak, PHB, dan sebagainya. Sebelum
melakukan pembersihan, sakelar pemutus daya PHB dibuka dan bila perlu pengaman
lebur (sekering) dilepaskan agar lebih aman.
b) Memeriksa dan memperbaiki keadaan perlengkapan instalasi listrik lainnya, apabila
ada yang kendor, maka sekrupnya dikencangkan lagi.
c) Menjauhkan perlengkapan insalasi listrik dari sumber yang membahayakan, misalnya
sumber api, sumber air dan sebagainya.
d) Memeriksa dan memperbaiki keadaan fisik perlengkapan instalasi listrik yang meliputi:
(1) Sekering
Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung
singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai sambungan
sekering yang akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung
singkat. Ukuran sekering harus menurut aturan yang ditetapkan dalam PUIL
(Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu maksimal sebesar 2,5 kali arus
nominalnya. Beberapa bentuk sekering diperlihatkan pada Gambar 24. Sekering
sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga untuk arus listrik
di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat diperlihatkan pada Gambar
25.
(2) Sakelar-sakelar
Sakelar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik,
penempatan sakelar sebaiknya di tempat yang mudah dicapai, seperti di dekat pintu
masuk ruangan. Penyambungan sakelar dengan penghantar fasa jaringan listrik
adalah secara seri.
Gambar 24. Beberapa Bentuk Sekering.
1.Sekering patrun; 2.Sekering sumbat; 3.Sekering tabung; 4.Sekering gagang;
5.Sekering pita; 6.Sekering bebas letupan.
Gambar 25. Bagian-Bagian Sekering Sumbat.
1.Tempat sekering; 2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak; 5.Sambungan
sekering; 6.Kawat penunjuk; 7.Pegas penunjuk; 8. Tutup penunjuk.
Gambar 25. Bentuk-bentuk Sakelar
Cara memeriksa dan merawat sakelar adalah dengan memeriksa tutup
sakelar, bila ada yang pecah maka harus diganti. Kemudian bukalah tutup sakelar
dengan melepaskan sekrup-sekrupnya. Bila kontaknya kotor harus dibersihkan
dengan ampelas halus. Bila kontaknya sudah aus, maka sakelar harus diganti.
Sebelum melakukan perbaikan ini, aliran arus listrik dibuka atau diputuskan
terlebih dahulu. Selanjutnya pemeriksaan pada kontak sakelar, masih berfungsi
dengan baik atau tidak.
(3) Stop Kontak
Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang
siap pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak
biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan
berdasarkan pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak yang
ditanam dalam dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan dinding.
Bagian-bagian dari stop kontak diperlihatkan pada Gambar 26.
Gambar 26. Bagian-bagian Stop Kontak
Cara merawat dan memperbaiki stop kontak yaitu dengan memeriksa hubungan
antara tusuk kontak dengan stop kontaknya. Bila kedudukan tusuk kontak goyah
(kendor) akan terdengar suara gemerisik loncatan loncatan bunga api yang berarti
hubungannya tidak baik, hal ini dapat diperbaiki dengan jalan membuka stop
kontak tersebut dan mengatur lubang stop kontaknya dengan obeng atau tang
kecil agar tepat besarnya bila dimasuki tusuk kontak, apabila sudah tidak bisa lagi
maka harus diganti dengan yang baru.
(4) Fitting
Fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan jaringan listrik
secara aman. Dalam menyambung penghantar dengan kontak fitting, harus
diperhatikan bahwa kontak sebelah dalam fitting dihubungkan dengan penghantar
fasa, sedangkan kontak sebelah luar fitting yang berulir dihubungkan dengan
penghantar nol dari jaringan listrik. Bentuk dan bagian-bagian dari fitting
diperlihatkan oleh Gambar 27 di bawah ini.
Gambar 27. Bentuk dan bagian-bagian fitting
(1) Bagian dalam fitting, (2) Tutup fitting, (3) Terminal kontak
2.4 Perawatan dan Perbaikan Hubungan Kelistrikan Instalasi Listrik
Sebelum melaksanakan perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi listrik,
sakelar pemutus daya dan MCB harus dibuka terlebih dahulu serta sekering dilepaskan.
Pekerjaan-pekerjaan dalam perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi listrik
meliputi :
a) Kotak sekering / PHB
Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :
1. Kotak sekering dibuka tutupnya dengan obeng, tetapi sebelumnya sakelar pemutus
daya dilepaskan dahulu. Sambungan kawat pada terminal-terminal dilepaskan
dengan membuka sekerup-sekerup terminal menggunakan obeng. Karena panas dan
lambat pada terminal-terminal tersebut sering terbentuk kotoran atau kerak kerak
yang dapat menghambat aliran arus listrik, maka harus dibersihkan dengan
menggunakan amplas (kertas gosok) yang halus dengan cara menggosoknya sampai
bersih. Setelah bersih pasang kembali ujung-ujung kawat pada terminal-terminalnya,
agar tidak terjadi kesalahan dalam penyambungan, maka sebelum melepaskan
terminal jika perlu diberi tanda.
2. Sakelar-sakelar dibuka tutupnya, sambungan-sambungan kawat pada terminal
dilepaskan dan dibersihkan dari kotoran, setelah itu dipasang kembali dengan kuat.
Jika kontak geser pada sakelar sudah rusak atau aus, sakelar tersebut harus diganti.
3. Tutup kotak kontak–kotak kontak dibuka, sambungan pada terminal dibuka dan
dibersihkan, setelah bersih dipasang kembali dengan kuat, lubang-lubang kontak
pada kotak kontak dibersihkan.
4. Kabel-kabel di atas plafon bila ada yang rusak misalnya digigit tikus, bila
memungkinkan kabel tersebut diganti, bila tidak memungkinkan bagian yang rusak
isolasinya dibungkus dengan isolasi yang baik. Sambungan-sambungan kawat pada
kotak sambung dibersihkan dari kotoran, bila ada yang kendor dikuatkan kembali
dengan dipuntir menggunakan tang. Bila tutup sambungan (las dop) ada yang kendor
atau lepas dan tutup kotak sambungan ada yang lepas, maka dipasang kembali
dengan kuat.
5. Tahanan isolasi antara fase dan nol, fase dan fase, fase dan bumi (ground), nol dan
bumi diukur. Bila hasilnya lebih kecil dari 1000 tiap volt maka diadakan
pemeriksaan bagian instalasi yang mengalami kerusakan isolasi dan harus diganti
kabelnya.
b) Sambungan kawat Instalasi
Merawat dan memperbaiki sambungan-sambungan kawat yang ada di dalam kotak-
kotak sambung yaitu dengan cara menggunakan tangga menuju ke atas plafon, kemudian
tutup kotak-kotak sambung dibuka dan sambungan-sambungan kawatnya dibersihkan dan
dikuatkan lagi menggunakan tang kombinasi. Pada umumnya bentuk sambungan kawat
yang digunakan jenis ekor babi, setiap sambungan harus diisolasi menggunakan benang
lasdop dengan kuat, sehingga logam kabel tidak kelihatan. Pada umumnya kotak sambung
terbuat dari plastik berbentuk lingkaran, ada juga yang berbentuk soket penyambung dari
porselin atau plastik, tetapi jarang digunakan. Sambungan ekor babi diperlihatkan pada
Gambar 28 di bawah ini.
Gambar 28. Sambungan Ekor Babi
Keterangan gambar :
1. Membuat sambungan ekor babi dengan tang kombinasi.
2. Bagian ujung sambungan harus dipotong.
3. Bagian ujung sambungan ditutup dengan lasdop.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemasangan dan perawatan Instalasi Listrik harus sesuai dengan PUIL 2000
2. Ada bebrapa macam Gambar dan diagram pada Instalasi Listrik. Gambar Instalasi,
Diagram Garis tunggal, Diagran lingkaran, Diagram pengawatan dsb
3. Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan, dan
uji ulang agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman bila digunakan.
4. Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi
juga pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti papan
pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan baik.
5. Perawatan dan perbaikan perlengkapan instalasi listrik gedung meliputi fuse, saklar, stop
kontak, serta fitting.
6. Perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan meliputi kotak sekring/ fuse dan
sambungan kawat instalasi.
7. Pengecekan alat sebelum memriksa dan memperbaiki instalasi sangat diperlukan guna
memperkecil kecelakaan kerja.
3.2 Saran
1. Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan dan perawatan instalasi listrik gedung
pastikan keadaan sekitar aman dan matikan sumber.
2. Perawatan dan perbaikan instalasi listrik gedung harus sesuai SOP (Standar Operating
System) yang berlaku (PUIL 2000).
3. Kesehatan dan keselamatan kerja harus selalu diutamakan dalam melaksanakan kegiatan
praktek perawatan instalasi listrik gedung dan kegiatan praktek lainnya.