bengkel smt 5

35
MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG Disusun Oleh Lu’luil Maknunah Wisudasawi (3.31.12.1.13/LT3B) PRODI LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2014

Upload: luluil-mw

Post on 23-Dec-2015

254 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan bengkel

TRANSCRIPT

MAKALAH

PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG

Disusun Oleh

Lu’luil Maknunah Wisudasawi (3.31.12.1.13/LT3B)

PRODI LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instalasi listrik yaitu sebuah rangkaian dari peralatan listrik yang saling

berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup sistem ketenaga

listrikan. Instalasi listrik yang baik yaitu yang dapat memberikan keamanan dan

kenyamanan bagi para penggunaannya serta ramah dengan lingkungan sekitar.

Listrik menjadi sebuah komponen vital dalam kelengkapan sebuah gedung, bisa

kita bayangkan sebuah gedung yang megah sekalipun tidak akan berarti bila tidak

didukung oleh sarana dan prasarana kelistrikan yang memadai, mengingat segala

kebutuhan dan aktivitas manusia saat ini tidak bisa lepas dari peran listrik. Oleh sebab

itu faktor kenyamanan dan keamanan menjadi hal yang harus diperhatikan ketika kita

melakukan pemasangan instalasi listrik di sebuah bangunan atau gedung, sehingga dalam

penggunaanya tidak menimbulkan masalah.

Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik di sebuah

bangunan atau gedung yang kurang tepat, seperti kurang daya, konsleting, alat-alat

elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan hingga dapat mengakibatkan hal-

hal yang fatal seperti kebakaran.

Untuk menghindahari hal-hal tersebut ada beberapa hal yang harus

diperhitungkan dalam pemasangan instalasi listrik pada sebuah bangunan atau gedung,

seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen atau peralatan listrik yang

dipakai, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-

masing, dan sebagainya.

Untuk menjamin kualitas listrik yang baik pada suatu gedung maka dibutuhkan

adanya perawatan dan perbaikan instalasi listrik pada gedung tersebut. Perbaikan dan

perawatan instalasi sebaiknya dilaksanakan secara berkala. Seperti yang dicantumkan

dalam PUIL 2000 bahwa secara umum instalasi listrik hanya bertahan 10-15 tahun saja,

setelah lebih dari kurun waktu tersebut kita wajib memperbaiki maupun memperbarui

instalasi listrik yang ada. Di dalam PUIL juga telah dijelaskan bagaimana cara

memasang, merawat, dan memperbaiki instalasi listrik gedung. Kita Sebagai orang listrik

yang bergerak dibidang instalasi wajib mematuhi segala hal yang sudah tercantum dalam

PUIL 2000.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah perbaikan dan perawatan instalasi listrik gedung yang baik dan benar

sesuai dengan PUIL 2000 ?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai yaitu diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami

cara perawatan dan perbaikan instalasi listrik gedung sesuai dengan ketentuan yang berlaku

( PUIL 2000).

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Peraturan Instalasi Listrik

PUIL 2000 mempunyai maksud dan tujuan utama agar pengoperasian instalasi

listrik dapat terselenggara dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik.

Instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dioperasikan dan

dikelola/dipelihara secara berkala dengan baik sesuai ketentuan PUIL 2000. Para ahli

dan teknisi yang mengerjakan tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki

kompetensi sesuai dengan bidangnya. Peralatan dan material instalasi yang digunakan

harus memenuhi persyaratan standar SNI atau standar lain yang diberlakukan dan

harus pula memenuhi persyaratan PUIL antara lain sesuai penggunaan dan

kemampuannya.

2.1.2 Instalasi Listrik

Pada dasarnya rangkaian listrik itu seperti dijelaskan di atas, tetapi penerapan di

lapangan disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan, maka instalasi listrik dibedakan

menjadi:

1. Instalasi Listrik Penerangan

2. Instalasi Listrik Tenaga/Industri

3. Instalasi Listrik pada mesin.

Sistim instalasi listrik ada dua macam, yaitu sebagai berikut: :

1. Sistim fasa satu 220 Volt hanya menggunakan dua kawat yaitu 1 nol dan 1 fasa,

biasanya digunakan pada instalasi listrik penerangan dan alat rumah tangga.

2. Sistim fasa tiga 380 Volt Sistem delta Ñ menggunakan 3 kawat fasa dan Ground

(pertanahan), sistim bintang Y menggunakan 3 kawat fasa, 1 nol. Biasanya

digunakan padainstalasi listrik tenaga/industri untuk mensuplai kebutuhan motor

listrik sebagai penggerak mesin (tenaga). Pada suatu unit proses ketiga bagian ini

digunakan, karena unit proses memerlukan ruangan yang terang, tenaga, dan mesin.

Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi,

seorang ahli listrik harus juga mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan

yang akan dilengkapai dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala

1:100 atau 1:50. pada denah ini gambar instalasi yang akan dipasang, dengan

menggunakan lambang-lambang yang berlaku.

Gambar di bawah ini memperlihatkan lambang-lambang yang penting untuk

instalasi listrik arus kuat. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam beberapa gambar

tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar instalasi.

Gambar 2.1

2.1.3 Gambar dan Diagram dalam Instalasi Listrik

Dalam Instalasi Listrik terdapat beberapa jenis dan aturan gambar serta

diagram, antara lain:

2.1.3.1 Diagram Dasar

Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara

elementer. Gambar 2.2 mempelihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung

bagi (PHB), digambar dengan cara disederhanakan, dan gambar 2.3.

memperlihatkan diagram yang sama digambar secara terperinci.

Gambar 2.2 Gambar 2.3

2.1.3.2 Diagram Lingkaran Arus

Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan rangkaian secara

terperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-rangkaian yang

rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi padanya. Tanpa

diagram ini sering kali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang cara kerja suatu rangkaian. Gambar 2.4. memperlihatkan diagram

lingkaran arus suatu rangkaian kutub satu. Dalam diagram arus, saklar-saklar

selalu digambar demikian sehingga selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari

bawah ke atas. (gambar 2.5 dan gambar 2.6)

Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6

2.1.3.3 Diagram Pengawatan

Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan dalam suatu alat

listrik. Gambar dibawah menunjukkan diagram pengawatan suatu kotak bagi.

Gambar 2.7

2.1.3.4 Diagram Saluran Instalasi

Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian suatu instalasi.

Gambar 2.8 memperlihatkan suatu diagram saluran topografis. Dalam topografis,

saluran-salurannya sedapat mungkin digambar sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Gambar 2.9 memperlihatkan diagram saluran yang sama dalam bentuk yang lebih

sederhana.

Gambar 2.8 Gambar 2.9

2.1.3.5 Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi

Dari keterangan-keteranga yang tercantum dari gambar instalasi harus dapat

diambil kesimpulan, apakah instalasi itu dapat membahayakan orang atau tidak.

Dan apakah dia dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau gangguan bagi

konsumen lain atau tidak. Gambar 2.10 memperlihatkan gambar instalasi untuk

suatu ruangan. Saluransalurannya tidak sigambar. Dalam praktek gfambar ini juga

dipergunakan sebagai gambar pelaksanaan. Mereka yang bertugas memasang

instalasinya, menentukan sendiri letak saluran-salurannya ditempat pekerjaan.

Gambar 2.10 Gambar 2.11

Dalam praktek tidak selalu mungkin memberi nama yang tepat bagi suatu gambar.

Beberapa gambar sering digabungkan dalam satu gambar. Gambar instalasi sering

dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 2.11 menunjukkan suatu diagram instalasi

sederhana. Dari keteranganketerangan yang tercantum pada diagram instalasi, dapat

ditentukan apakah instalasinya sesuai dengan peraturan atau tidak.

2.1.3.6 Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal

Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar dengan garis

tesendiri. Gambar 2.10. memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah saklar

kutub datu dengan satu titik lampu. Gambar 2.11 memperlihatkan rangkaian yang

sama dalam bentuk diagram garis tunggal. Dalam diagram garis tunggal hantaran-

hantaran yang sejenis digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang

kecil. Jumlah garis lintang menyatakan jumlah hantaran sejenis yang ada.

Gambar 2.12 Gambar 2.13

Gambar 2.14 Gambar 2.15

2.1.4 Perencanaan Instalasi Listrik Penerangan

Gambar 2.16 memperlihatkan perencanaan pemasangan satu saklar tunggal satu

kutub yang mengendalikan satu lampu pijar. gambar 2.17 memperlihatkan cara kerja

saklar tunggal satu kutub.

Gambar 2.16 Gambar 2.17

Gambar 2.18 memperlihatkan gambar perencanaan pemasangan sebuah saklar tunggal

satu kutub yang mengendalikan dau lampu dan pemasangan daua buah kotak kontak pada

tempat yang berbeda. Gambar 2.19 memperlihatkan perncanaan pemasangan satu buah

saklar seri yang masing-masing mengendalikan satu buah lampu pijar L1 dan L2.

Gambar 2.18 Gambar 2.19

Gambar 2.20 menunjukan instalasi saklar tukar menggunakan diagram garis ganda,

biasanya saklar tukar digunakan pada ruang garasi, kamar, tangga, dll. Saklar tukar ini

juga disebut saklar hotel. Gambar 2.21 memperlihatkan cara kerja saklar tukar dengan

mengguanakan gambar diagram lingkaran arus.

Gambar 2.20 Gambar 2.21

Gambar 2.22 memperlihatkan cara lain dari insatalasi saklar tukar.

Gambar 2.22

2.2 Komponen Pokok Instalasi Listrik

Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu

rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik banyak

macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan

sebagai berikut:

a) Bahan penghantar listrik;

b) Bahan Isolasi (Isolator Rol);

c) Pipa Instalasi;

d) Kotak Sambung;

e) Sakelar;

f) Fitting;

g) Perlengkapan Bantu.

a) Penghantar Listrik

Adalah bahan penghantar listrik biasanya digunakan kawat tembaga. Ada 5 jenis kabel

yang digunakan :

a. Kabel NGA

Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari karet yang

dilasisi oleh kain. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang

terlindung.

b. Kabel NYA

Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC.

Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. NYA

merupakan penggati dari NGA.

c. Kabel NYM

Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang

digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA. Yang

dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC. Digunakan pada tempat

yang terlindung, dapat ditanam dalam tembok atau beton.

d. Kabel NYY

Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang

digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA. Yang

dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC dan lapisan paling luar

yang terdiri dari campuran beberapa bahan yang tahan terhadap oksigen.

Digunakan pada tempat yang terlindung, dapat ditanam dalam tembok atau

beton, dibentangkan diudara, dan ditanam dalam tanah.

e. Kabel Snur

Kabel serabut yaitu terdiri dari beberapa kabel yang tipis dan halus yang

dibungkus oleh bahan PVC yang lentur. Digunakan untuk menghubungkan

antara alat-alat listrik yang portable dengan sumber listrik.

b) Bahan Isolasi (Isolator Rol)

Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat. Misalnya

PVC, dengan diameter yang besar ¾”. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak

ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung,

bahan ini sering disebut dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.

Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran

yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik

tumpunya tidak lebih dari 1 meter.

Gambar 6a. Rol isolator. Gambar 6b. Pemasangan rol isolator

c) Pipa instalasi

berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa instalasi dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa union); pipa

PVC; pipa fleksibel. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat meter

dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan

terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain

itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang

berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna,

kecuali pipa tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM.

Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan

kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi

selubung masuk (tule).

d) Kotak SambungPenyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan.Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.

a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat

sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak,

b) Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang

fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan,

c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang

pada sudut-sudut ruang,

d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,

e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,

f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,

g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,

h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,

i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,

j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.

Gambar 7. Macam-macam kotak sambung

e) Saklar

Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan hubungan listrik. Macamnya :

a. Saklar tunggal

b. Saklar ganda/ seri

c. Saklar komplek

d. Saklar putar

e. Saklar tekan

f. Saklar tarik

g. Saklar 1 fasa / saklar 3 fasa.

f) Fitting

Tempat memasang / menempatkan bola lampu. Sistim fitting ada dua yaitu

a. sistim bayonet. contoh fitting lampu pada mobil / sepeda motor

b. sistim ulir. Contoh fitting lampu pada penerangan di rumah.

Macamnya fitting gantung, fitting plafon, fitting dinding, fitting kedap air, dll

g)Perlengkapan Bantu

a) Klem (sengkang)

untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit

Gambar 11. Bentuk Klem dan Pelana

f) Lengungan siku (elbow)Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pemasangan instalasi, pabik pipa juga menyediakan penyambung siku untuk jalan pipa yang berbelok siku-siku.

Gambar 12. Lengkungan

g) Sambungan pipa (sock)

Gambar 13. Sambungan Pipa (Sock)

h) Selubung masuk (tule)

Gambar 14. Tule

2.3 Pemeliharaan dan Perawatan Instalasi Listrik Gedung

2.3.1 Pemeliharaan Instalasi Listrik Gedung

Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan,

perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah ditentukan,

agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman bila digunakan. Selain itu

agar gangguan serta kerusakan mudah diketahui, dicegah atau diperkecil. Hal tersebut

bertujuan agar pengoperasian instalasi listrik dapat berjalan lancar.

Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja,

tetapi juga pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti

papan pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan

baik. Karena apabila instalasi listrik mengalami aus, penuaan atau kerusakan tentu

akan mengganggu instalasi, maka secara berkala instalasi harus diperiksa dan

diperbaiki, serta bagian yang aus, rusak atau mengalami penuaan harus segera diganti.

Peralatan tertentu seperti relai yang bagiannya lebih cepat terganggu sistem

kerjanya karena mengalami aus, penuaan atau kerusakaan, harus secara berkala

diperiksa dan dicoba, baik segi mekanis maupun listriknya.

2.3.2 Perawatan dan Perbaikan Perlengkapan Instalasi Listrik

Pekerjaan-pekerjaan perawatan dan perbaikan perlengkapan instalasi listrik

meliputi :

a) Membersihkan kotoran dan debu-debu yang menempel pada perlengkapan instalasi

listrik, misalnya lampu, fiting, sakelar, kotak kontak, PHB, dan sebagainya. Sebelum

melakukan pembersihan, sakelar pemutus daya PHB dibuka dan bila perlu pengaman

lebur (sekering) dilepaskan agar lebih aman.

b) Memeriksa dan memperbaiki keadaan perlengkapan instalasi listrik lainnya, apabila

ada yang kendor, maka sekrupnya dikencangkan lagi.

c) Menjauhkan perlengkapan insalasi listrik dari sumber yang membahayakan, misalnya

sumber api, sumber air dan sebagainya.

d) Memeriksa dan memperbaiki keadaan fisik perlengkapan instalasi listrik yang meliputi:

(1) Sekering

Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung

singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai sambungan

sekering yang akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung

singkat. Ukuran sekering harus menurut aturan yang ditetapkan dalam PUIL

(Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu maksimal sebesar 2,5 kali arus

nominalnya. Beberapa bentuk sekering diperlihatkan pada Gambar 24. Sekering

sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga untuk arus listrik

di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat diperlihatkan pada Gambar

25.

(2) Sakelar-sakelar

Sakelar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik,

penempatan sakelar sebaiknya di tempat yang mudah dicapai, seperti di dekat pintu

masuk ruangan. Penyambungan sakelar dengan penghantar fasa jaringan listrik

adalah secara seri.

Gambar 24. Beberapa Bentuk Sekering.

1.Sekering patrun; 2.Sekering sumbat; 3.Sekering tabung; 4.Sekering gagang;

5.Sekering pita; 6.Sekering bebas letupan.

Gambar 25. Bagian-Bagian Sekering Sumbat.

1.Tempat sekering; 2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak; 5.Sambungan

sekering; 6.Kawat penunjuk; 7.Pegas penunjuk; 8. Tutup penunjuk.

Gambar 25. Bentuk-bentuk Sakelar

Cara memeriksa dan merawat sakelar adalah dengan memeriksa tutup

sakelar, bila ada yang pecah maka harus diganti. Kemudian bukalah tutup sakelar

dengan melepaskan sekrup-sekrupnya. Bila kontaknya kotor harus dibersihkan

dengan ampelas halus. Bila kontaknya sudah aus, maka sakelar harus diganti.

Sebelum melakukan perbaikan ini, aliran arus listrik dibuka atau diputuskan

terlebih dahulu. Selanjutnya pemeriksaan pada kontak sakelar, masih berfungsi

dengan baik atau tidak.

(3) Stop Kontak

Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang

siap pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak

biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan

berdasarkan pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak yang

ditanam dalam dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan dinding.

Bagian-bagian dari stop kontak diperlihatkan pada Gambar 26.

Gambar 26. Bagian-bagian Stop Kontak

Cara merawat dan memperbaiki stop kontak yaitu dengan memeriksa hubungan

antara tusuk kontak dengan stop kontaknya. Bila kedudukan tusuk kontak goyah

(kendor) akan terdengar suara gemerisik loncatan loncatan bunga api yang berarti

hubungannya tidak baik, hal ini dapat diperbaiki dengan jalan membuka stop

kontak tersebut dan mengatur lubang stop kontaknya dengan obeng atau tang

kecil agar tepat besarnya bila dimasuki tusuk kontak, apabila sudah tidak bisa lagi

maka harus diganti dengan yang baru.

(4) Fitting

Fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan jaringan listrik

secara aman. Dalam menyambung penghantar dengan kontak fitting, harus

diperhatikan bahwa kontak sebelah dalam fitting dihubungkan dengan penghantar

fasa, sedangkan kontak sebelah luar fitting yang berulir dihubungkan dengan

penghantar nol dari jaringan listrik. Bentuk dan bagian-bagian dari fitting

diperlihatkan oleh Gambar 27 di bawah ini.

Gambar 27. Bentuk dan bagian-bagian fitting

(1) Bagian dalam fitting, (2) Tutup fitting, (3) Terminal kontak

2.4 Perawatan dan Perbaikan Hubungan Kelistrikan Instalasi Listrik

Sebelum melaksanakan perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi listrik,

sakelar pemutus daya dan MCB harus dibuka terlebih dahulu serta sekering dilepaskan.

Pekerjaan-pekerjaan dalam perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi listrik

meliputi :

a) Kotak sekering / PHB

Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

1. Kotak sekering dibuka tutupnya dengan obeng, tetapi sebelumnya sakelar pemutus

daya dilepaskan dahulu. Sambungan kawat pada terminal-terminal dilepaskan

dengan membuka sekerup-sekerup terminal menggunakan obeng. Karena panas dan

lambat pada terminal-terminal tersebut sering terbentuk kotoran atau kerak kerak

yang dapat menghambat aliran arus listrik, maka harus dibersihkan dengan

menggunakan amplas (kertas gosok) yang halus dengan cara menggosoknya sampai

bersih. Setelah bersih pasang kembali ujung-ujung kawat pada terminal-terminalnya,

agar tidak terjadi kesalahan dalam penyambungan, maka sebelum melepaskan

terminal jika perlu diberi tanda.

2. Sakelar-sakelar dibuka tutupnya, sambungan-sambungan kawat pada terminal

dilepaskan dan dibersihkan dari kotoran, setelah itu dipasang kembali dengan kuat.

Jika kontak geser pada sakelar sudah rusak atau aus, sakelar tersebut harus diganti.

3. Tutup kotak kontak–kotak kontak dibuka, sambungan pada terminal dibuka dan

dibersihkan, setelah bersih dipasang kembali dengan kuat, lubang-lubang kontak

pada kotak kontak dibersihkan.

4. Kabel-kabel di atas plafon bila ada yang rusak misalnya digigit tikus, bila

memungkinkan kabel tersebut diganti, bila tidak memungkinkan bagian yang rusak

isolasinya dibungkus dengan isolasi yang baik. Sambungan-sambungan kawat pada

kotak sambung dibersihkan dari kotoran, bila ada yang kendor dikuatkan kembali

dengan dipuntir menggunakan tang. Bila tutup sambungan (las dop) ada yang kendor

atau lepas dan tutup kotak sambungan ada yang lepas, maka dipasang kembali

dengan kuat.

5. Tahanan isolasi antara fase dan nol, fase dan fase, fase dan bumi (ground), nol dan

bumi diukur. Bila hasilnya lebih kecil dari 1000 tiap volt maka diadakan

pemeriksaan bagian instalasi yang mengalami kerusakan isolasi dan harus diganti

kabelnya.

b) Sambungan kawat Instalasi

Merawat dan memperbaiki sambungan-sambungan kawat yang ada di dalam kotak-

kotak sambung yaitu dengan cara menggunakan tangga menuju ke atas plafon, kemudian

tutup kotak-kotak sambung dibuka dan sambungan-sambungan kawatnya dibersihkan dan

dikuatkan lagi menggunakan tang kombinasi. Pada umumnya bentuk sambungan kawat

yang digunakan jenis ekor babi, setiap sambungan harus diisolasi menggunakan benang

lasdop dengan kuat, sehingga logam kabel tidak kelihatan. Pada umumnya kotak sambung

terbuat dari plastik berbentuk lingkaran, ada juga yang berbentuk soket penyambung dari

porselin atau plastik, tetapi jarang digunakan. Sambungan ekor babi diperlihatkan pada

Gambar 28 di bawah ini.

Gambar 28. Sambungan Ekor Babi

Keterangan gambar :

1. Membuat sambungan ekor babi dengan tang kombinasi.

2. Bagian ujung sambungan harus dipotong.

3. Bagian ujung sambungan ditutup dengan lasdop.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pemasangan dan perawatan Instalasi Listrik harus sesuai dengan PUIL 2000

2. Ada bebrapa macam Gambar dan diagram pada Instalasi Listrik. Gambar Instalasi,

Diagram Garis tunggal, Diagran lingkaran, Diagram pengawatan dsb

3. Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan, dan

uji ulang agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman bila digunakan.

4. Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi

juga pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti papan

pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan baik.

5. Perawatan dan perbaikan perlengkapan instalasi listrik gedung meliputi fuse, saklar, stop

kontak, serta fitting.

6. Perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan meliputi kotak sekring/ fuse dan

sambungan kawat instalasi.

7. Pengecekan alat sebelum memriksa dan memperbaiki instalasi sangat diperlukan guna

memperkecil kecelakaan kerja.

3.2 Saran

1. Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan dan perawatan instalasi listrik gedung

pastikan keadaan sekitar aman dan matikan sumber.

2. Perawatan dan perbaikan instalasi listrik gedung harus sesuai SOP (Standar Operating

System) yang berlaku (PUIL 2000).

3. Kesehatan dan keselamatan kerja harus selalu diutamakan dalam melaksanakan kegiatan

praktek perawatan instalasi listrik gedung dan kegiatan praktek lainnya.