bab iii solusi bisnis - perpustakaan digital · pdf file3.1.3 sistem manajemen kinerja...
TRANSCRIPT
BAB III
SOLUSI BISNIS
3.1 Alternatif Solusi Bisnis
Dari hasil analisis yang dilakukan pada Bab 2 sebelumnya dapat diketahui bahwa
Cabang PT Indomarco Adi Prima belum mampu memenuhi kepuasan pelanggan yang
selanjutnya juga akan mempengaruhi kepuasan dari shareholder, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Dalam menjalankan operasional Cabang PT Indomarco Adi Prima
dianggap belum sepenuhnya mampu sejalan dan memenuhi visi dan misi yang
ditetapkan perusahaan. Meski Cabang diberi kebebasan dalam mengambil kebijakan
namun harus tetap sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Seringkali manajemen Cabang hanya menyelesaikan masalah secara insidental dan
tidak menyentuh akar masalah yang sesungguhnya sehingga besar kemungkinan
masalah tersebut dapat terjadi kembali berulang kali kedepannya. Manajemen Cabang
tidak mengetahui secara pasti pencapaian yang dari operasional yang dijalankannya
karena tidak adanya sistem manajemen kinerja yang jelas. Penekanan pada operasional
cenderung hanya pada bagian sales saja yang dianggap mempunyai andil terbesar,
sedangkan bagian office & bagian logistik terabaikan.
Ketidakmampuan Cabang PT Indomarco Adi Prima dikarenakan belum dapat secara
optimal meminimumkan permasalahan & dampak yang berasal dari faktor lingkungan
internal & eksternal. Kinerja yang sudah dilakukan Cabang dalam mengoptimalkan
kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan & tantangan tidak dapat diketahui
baik oleh Cabang sendiri, manajemen Kantor Pusat maupun shareholder karena tidak
adanya sistem manajemen kinerja. Demikian juga, Cabang tidak mengetahui tingkat
kepuasan dari pelanggannya, karena tidak pernah dilakukan pengukuran kepuasan
pelanggannya.
Dari beberapa alternatif kerangka sistem manajemen kinerja yang sudah populer seperti
Malcolm Balridge National Quality Award (Department of Commerce, USA, 1987),
The Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 1996), Prism (Neely & Adams, 2002), dan
47
Integrated Performance Measurement System (Dermawan Wibisono Ph.D, 2006), maka
untuk projek akhir ini alternatif kerangka sistem manajemen kinerja yang akan
digunakan yaitu menggunakan sistem manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard
(BSC) yang telah dikemukakan oleh Kaplan & Norton (1996).
3.1.1 Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan masalah tidak melebar & memperoleh pemecahan masalah
yang tepat, maka ditetapkan pembatasan masalah terhadap projek akhir ini
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perancangan sistem manajemen kinerja saja.
2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer: data perusahaan dan diskusi dengan pihak manajemen.
b. Data sekunder: hasil penelitian yang dianggap relevan dan internet.
3. Memberikan usulan mengenai strategi yang digunakan dalam mencapai visi dan
misi perusahaan melalui sistem manajemen kinerja yang dirancang.
4. Usulan perancangan sistem manajemen kinerja hanya ditujukan untuk level Cabang
PT Indomarco Adi Prima.
3.1.2 Metodologi Pemecahan Masalah
Proses perancangan sistem manajemen kinerja Balanced Scorecard menggunakan
metodologi perancangan sistem manajemen kinerja yang diutarakan oleh Kaplan &
Norton dalam bukunya “The Balanced Scorecard; Translating Strategy into Action”
(Tahun 2006: 9) yang sebelumnya dimuat di Harvard Business Review “Using The
Balanced Scorecard As a Strategic Management System” edisi Januari-Februari 1996.
Dalam melakukan pemecahan masalah dan mendapatkan rancangan sistem manajemen
kinerja berbasis Balanced Scorecard maka tahapan-tahapan yang dilakukan
digambarkan pada gambar 3.1 berikut.
48
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Proyek Akhir
49
3.1.3 Sistem Manajemen Kinerja Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan konsep kerangka sistem manajemen kinerja yang terdiri
dari sekelompok tolok ukur kinerja yang berasal dari strategik perusahaan yang
merupakan turunan dari visi dan misi perusahaan. Melalui pemanfaatan Balanced
Scorecard dalam pengelolaan, perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan akan
mampu memberikan peningkatan yang signifikan dalam menciptakan kekayaan
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu kata scorecard yang berarti kartu skor
dan kata balanced yang berarti berimbang. Kartu skor digunakan untuk
membandingkan antara skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa mendatang
terhadap hasil kinerja yang diraih saat ini. Kata balanced menunjukkan bahwa kinerja
diukur secara berimbang berdasar dua perspektif yaitu keuangan dan non-keuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal. ( Kaplan dan Norton, 1996 )
Ada tiga keunggulan dari pemanfaatan Balanced Scorecard yaitu: (Mulyadi, 2007)
1. Dihasilkannya sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, terukur, dan
berimbang
a. Komprehensif
Dengan Balanced Scorecard kinerja keuangan diperoleh melalui usaha-usaha
nyata yang menjadi penyebab utama diwujudkannya kinerja keuangan. Balanced
Scorecard tidak hanya mencakup perspektif keuangan saja tapi diperluas untuk
mencapai sasaran strategik non keuangan yang mencakup perspektif pelanggan,
proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Ketiga perspektif non
keuangan tersebut yang menjadi penyebab sesungguhnya tercapainya sasaran
keuangan.
b. Koheren
Balanced Scorecard menuntut personel dalam suatu perusahaan untuk berpikir
keras dan bertindak dalam menciptakan masa depan perusahaan yang lebih baik
melalui pembangunan hubungan sebab akibat dalam tujuh aspek berikut ini:
i. Kekoherenan antara hasil trendwatching dan pemilihan strategi dengan
sasaran dan inisiatif strategik.
50
ii. Kekoherenan antar sasaran strategik yang terkait
iii. Kekoherenan antara sasaran strategik dengan inisiatif strategik
iv. Kekoherenan antara ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja
v. Kekoherenan antara sasaran dan inisiatif strategik korporat dengan sasaran
dan inisiatif strategik unit organisasi dibawahnya
vi. Kekoherenan antara inisiatif strategik dengan program
vii. Kekoherenan antara program dengan anggaran
c. Terukur
Sasaran strategik yang dihasilkan dengan kerangka sistem manajemen kinerja
Balanced Scorecard ditentukan ukuran pencapaiannya melalui dua macam
ukuran yaitu ukuran hasil (outcome measure) dan ukuran pemacu kinerja
(performance driver measure). Dalam Balanced Scorecard harus terbangun
hubungan sebab akibat yang jelas antara ukuran hasil dan ukuran pemacu
kinerja.
d. Berimbang
Sasaran strategik harus diarahkan keempat perspektif secara berimbang yaitu
seimbang antara fokus ke proses dan pembelajaran dan pertumbuhan serta
seimbang antara fokus ke internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Terdapat tiga pihak utama yang berkepentingan terhadap perusahaan yaitu
personil perusahaan, pelanggan, dan shareholder. Perspektif dalam Balanced
Scorecard berimbang dalam memfasilitasi kepentingan tiga pihak utama
tersebut.
2. Dihasilkannya company scorecard sebagai awal langkah sistem terpadu pengelolaan
kinerja berbasis Balanced Scorecard.
Company scorecard merupakan sasaran-sasaran strategik yang hendak diwujudkan
oleh perusahaan secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran
strategik yang termuat dalam company scorecard tersebutlah yang dianggap sebagai
hasil pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3. Dimungkinkannya pengimplementasian open book management.
Open book management yaitu metode untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang
melibatkan seluruh personil perusahaan dengan menunjukkan apa yang harus
mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan alasan mengapa
51
mereka perlu mewujudkan kinerja tersebut. Open book management menggunakan
prinsip-prinsip berikut:
a. Perusahaan dijadikan sebagai organisasi transparan
b. Perusahaan dijadikan sebagai organisasi orang bisnis
c. Perusahaan menuntut seluruh karyawannya berpikir dan bertindak sebagai
pemilik.
3.2 Analisis Solusi Bisnis
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang menjabarkan
visi, misi dan strategik perusahaan kedalam sasaran-sasaran strategik. Tolok ukur
keberhasilan kinerja dilihat melalui empat perspektif, yaitu:
1. Perspektif Keuangan
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Pelanggan
Untuk mewujudkan visikita, apa yang harus kitaperlihatkan kepada parapelanggan ?
Tujua
nUku
ran
Inisia
tif
Sasar
an
FinansialUntuk Berhasil SecaraFinansial, apa yang harusPerusahaan perlihatkankepada para pemegangsaham ?
Tujua
nUku
ran
Inisia
tif
Sasar
an
Proses Bisnis InternalUntuk Menyenangkan parapemegang saham danpelenggan proses bisnisapa yang harus perusahaankuasai dengan baik
Tujua
nUk
uran
Inisia
tif
Sasar
an
PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN
Untuk Mewjudkan Visikita, Bagaimana Prusahaanmemeliharakemampuannya untukberubah dan meningkatkandiri?
Tujua
nUku
ran
Inisia
tif
Sasar
an
VISI dan STRATEGI
Gambar 3.2 Balanced Scorecard memberi kerangka kerja strategik
ke dalam kerangka operasional. ( Sumber: Kaplan dan Norton, ”The Balanced Scorecard:
Translating Strategy Into Action”, 1996 )
52
Proses penyusunan Balanced Scorecard oleh organisasi akan menghasilkan sekumpulan
sasaran strategis, ukuran, target, dan inisiatif. Sasaran strategis merupakan pernyataan
mengenai apa yang harus dicapai strategi dan faktor kritikal apa untuk keberhasilannya.
Sasaran strategis juga merupakan penjabaran strategi ke sasaran-sasaran masa depan
yang dituju organisasi dalam mencapai visi organisasi.
Ukuran menunjukan bagaimana keberhasilan dalam mencapai strategi akan diukur dan
ditelusuri. Ukuran dikategorikan dalam dua macam untuk mengelola sasaran strategis,
sehingga sasaran tersebut dapat diwujudkan. Target menunjukan tingkat kinerja yang
dibutuhkan dalam mencapai strategi yang ditetapkan. Penetapan target ini dilakukan
karena pencapaian sasaran strategis memerlukan waktu, sehingga memerlukan tonggak-
tonggak pencapaian di sepanjang perjalanan organisasi mewujudkan sasaran strategis,
tonggak inilah yang berupa target.
Inisiatif strategis merupakan key action programme yang diperlukan guna mencapai
sasaran strategis. Inisiatif inilah yang dalam proses perencanaan strategis menjadi dasar
pembuatan program pada tahap penyusunan program. Program akhirnya menjadi dasar
pembuatan anggaran pada tahap budgeting. Sasaran strategis Balanced Scorecard dapat
dimonitor dan dikelola organisasi secara berkelanjutan. Hal ini mungkin dilaksanakan
karena kinerja terhadap sasaran strategis selalu diukur dan dilaporkan.
3.2.1 Analisis SWOT
Berdasar analisis faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh Cabang
PT Indomarco Adi Prima, kemudian dilakukan analisis SWOT yang memberikan bobot
pada masing-masing faktor berdasar besarnya pengaruh / dampak terhadap Cabang dan
perbandingan masing-masing variabel relatif terhadap kompetitor.
Tabel 3.1 Analisis SWOT
Kekuatan Bobot Rating Nilai
1 Pengalaman lebih dari 25 tahun dalam bidang distributor consumer goods 3% 4 0.12
2 Sebagian besar produk yang dipasarkan merupakan super brand. 5% 4 0.20
3 Produk yang dipasarkan beragam lebih dari 650 produk. 3% 3 0.09
53
Tabel 3.1 Analisis SWOT (lanjutan) Kekuatan Bobot Rating Nilai
4 Total kendaraan delivery yang dimiliki mencapai 1.767 kendaraan 2% 3 0.06
5 Jaringan distribusi tersebar luas dengan 1.030 Depo & Stock Point. 10% 4 0.40
6 Posisi kebanyakan Depo & Stock Point dekat pasar & pada area strategis. 3% 4 0.12
7 Jumlah sales force mencapai 2.087 orang. 5% 4 0.20
8 Cabang sudah menggunakan SAP yang terintegrasi dengan prinsipal 5% 3 0.15
9 Kepercayaan dari prinsipal grup indofood maupun non grup cukup tinggi 3% 4 0.12
10 Sudah dikenal luas di semua segmen dengan outlet ditangani mencapai 221.711 3% 4 0.12
11 80% karyawan berada pada usia produktif. 3% 2 0.06
12 Kenyamanan karyawan karena 97% sudah menjadi karyawan tetap 2% 2 0.04
13 Term Of Payment yang ditawarkan menarik (14 hari) 3% 4 0.12 50% Nilai S: 1.80
Kelemahan Bobot Rating Nilai
1 Kompetensi SDM yang dimiliki kurang memadai (80% hanya lulusan SMA) 3% 2 0.06
2 Jumlah outlet yang ditangani Depo/Stock Point masih rendah hanya 215 outlet/stock point 3% 3 0.09
3 Pengetahuan produk yang dimiliki sales force & operasional logistik tidak menyeluruh 5% 3 0.15
4 Training hanya diberikan pada sales force saja & dengan frekuensi minim. 3% 3 0.09
5 Sistem teknologi informasi antara Depo & Stock Point terhadap Cabang belum online 3% 3 0.09
6 PDA yang digunakan salesman tidak praktis & tidak online terhadap sistem 2% 2 0.04
7 Peralatan material handling yang digunakan masih manual 2% 2 0.04 8 Tingkat ketersediaan stok hanya mencapai 82% 5% 3 0.15
9 Terdapat inefisiensi biaya terutama untuk perawatan kendaraan milik sendiri. 3% 3 0.09
10 Ketepatan delivery hanya tercapai 96% 5% 4 0.20 11 Target calls/salesman/hari hanya tercapai 75% dari target 3% 3 0.09
12 Effective calls hanya tercapai 73% dengan rata-rata penjualan 9 produk 10% 4 0.40
13 Nilai barang rusak tinggi mencapai lebih dari 3% 3% 3 0.09 50% Nilai W: 1.58 S-W 0.22
Peluang Bobot Rating Nilai 1 Pangsa pasar yang masih luas lebih dari 2.000.000 outlet. 20% 4 0.80 2 Jumlah outlet terutama pada modern market tumbuh pesat. 10% 4 0.40 3 Kecenderungan masyarakat yang semakin konsumtif 5% 3 0.15
54
Tabel 3.1 Analisis SWOT (lanjutan) Peluang Bobot Rating Nilai
4 Banyak prinsipal yang tertarik untuk menyalurkan produk melalui PT IAP 5% 4 0.20
5 Gencarnya promosi marketing yang dilakukan oleh prinsipal PT IAP 10% 3 0.30 50% Nilai O: 1.85
Tantangan Bobot Rating Nilai 1 Perluasan jaringan distribusi yang dilakukan kompetitor 10% 3 0.30
2 Agresifitas kompetitor dalam bentuk harga yang bersaing & promosi yang menarik 10% 4 0.40
3 Kenaikan biaya transportasi mencapai 30% 7% 3 0.21
4 UU perlindungan konsumen & semakin ketatnya pengawasan BPOM & YLKI 7% 3 0.21
5 Kenaikan harga BBM 5% 3 0.15 6 Tingkat inflasi yang tinggi mencapai lebih dari 7% 5% 3 0.15 7 Daya beli masyarakat yang cenderung menurun 3% 2 0.06 8 Masyarakat yang semakin selektif memilih produk. 3% 2 0.06 50% Nilai T: 1.54 O-T 0.31
Hasil analisis SWOT tersebut kemudian dimuat dalam matriks SWOT (Grand Strategy)
untuk mengetahui posisi relatif Cabang PT Indomarco Adi Prima terhadap faktor-faktor
internal dan eksternal yang ada. Dengan mengetahui posisi Cabang saat ini kemudian
dapat ditentukan strategi yang tepat untuk diterapkan. Pada gambar 3.3 berikut ini
menunjukkan kondisi Cabang saat ini yang dihasilkan dari analisis SWOT.
55
Matriks SWOT (Grand Strategy)
-4.00
-3.00
-2.00
-1.00
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
-4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00
Stable
Gambar 3.3 Matriks SWOT (Grand Strategy)
Dari matriks grand strategy diatas dapat diketahui bahwa posisi Cabang PT Indomarco
Adi Prima saat ini pada posisi Stable yang artinya bahwa Cabang dianggap telah
mampu mengatasi kelemahan & tantangan yang dihadapi.
Perlu diperhatikan bahwa Cabang belum secara optimal memanfaatkan kekuatan &
peluang. Kedepannya Cabang PT Indomarco Adi Prima diharapkan mampu mencapai
posisi yang lebih tinggi yaitu Rapid dengan berusaha untuk terus lebih mengoptimalkan
kekuatan & peluang yang ada. Meski dianggap sudah mampu mengatasi kelemahan &
tantangan yang dihadapi, namun Cabang harus berhati-hati terhadap kemungkinan
menurunnya kemampuan untuk mengatasi kelemahan & tantangan akibat akibat
lemahnya pengawasan dan konsistensi.
3.2.2 Analisis Matriks TOWS & Strategi Fungsional
Dari hasil analisis SWOT diatas kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
menggunakan matriks TOWS untuk didapat strategi yang tepat berdasarkan
kemampuan yang dimiliki dan kondisi yang dihadapi. Strategi yang dihasilkan tersebut
56
kemudian dikelompokkan menjadi strategi fungsional yang dibagi menjadi beberapa
kelompok strategi yaitu:
1. Strategi Pemasaran
2. Strategi Operasional
3. Strategi Penelitian & Pengembangan
4. Strategi Keuangan
5. Strategi SDM dan Organisasi
Dengan pengelompokkan strategi fungsional tersebut maka akan memudahkan proses
selanjutnya yaitu pengelompokkan strategi fungsional kedalam perspektif-perspektif
yang terdapat dalam Balanced Scorecard. Strategi yang ditetapkan harus tetap sejalan
dengan visi dan misi perusahaan dan mampu mengoptimalkan potensi sumber daya
yang dimiliki perusahaan serta mampu mengakomodir tantangan dan peluang yang
dihadapi.
57
Tabel 3.2 Analisis TOWS Cabang PT Indomarco Adi Prima
Strength Weakness
S1 Pengalaman lebih dari 25 tahun dalam bidang distributor Consumer Goods W1 Kompetensi SDM yang dimiliki kurang memadai (80% hanya lulusan
SMA)
S2 Sebagian besar produk yang dipasarkan merupakan Super Brand. W2 Jumlah outlet yang ditangani Depo/Stock Point masih rendah hanya 215 outlet/stock point
S3 Produk yang dipasarkan beragam lebih dari 650 produk. W3 Pengetahuan produk yang dimiliki sales force & operasional logistik tidak menyeluruh
S4 Total kendaraan delivery yang dimiliki mencapai 1.767 kendaraan W4 Training hanya diberikan pada sales force saja & dengan frekuensi minim.
S5 Jaringan distribusi tersebar luas dengan 1.030 Depo & Stock Point. W5 Sistem teknologi informasi antara Depo & Stock Point terhadap Cabang belum online
S6 Posisi kebanyakan Depo & Stock Point dekat pasar & pada area strategis. W6 PDA yang digunakan salesman tidak praktis & tidak online terhadap
sistem S7 Jumlah sales force mencapai 2.087 orang. W7 Peralatan material handling yang digunakan masih manual S8 Cabang sudah menggunakan SAP yang terintegrasi dengan prinsipal W8 Tingkat ketersediaan stok hanya mencapai 82%
S9 Kepercayaan dari prinsipal grup indofood maupun non grup cukup tinggi W9 Terdapat inefisiensi biaya terutama untuk perawatan kendaraan milik
sendiri.
S10 Sudah dikenal luas di semua segmen dengan outlet ditangani mencapai 221.711 W10 Ketepatan Delivery hanya tercapai 96%
S11 80% karyawan berada pada usia produktif. W11 Target calls/salesman/hari hanya tercapai 75% dari target S12 Kenyamanan karyawan karena 97% sudah menjadi karyawan tetap W12 Effective calls hanya tercapai 73% dengan rata-rata penjualan 9 produk
Matriks TOWS
S13 Term Of Payment yang menarik (14 hari) W13 Nilai barang rusak tinggi mencapai lebih dari 3% Opportunities Strategi SO Strategi WO
O1 Pangsa pasar yang masih luas lebih dari 2.000.000 outlet.
O2 Jumlah outlet terutama pada modern market tumbuh pesat.
O3 Kecenderungan masyarakat yang semakin konsumtif
O4 Banyak prinsipal yang tertarik untuk menyalurkan produk melalui PT IAP
O5 Gencarnya promosi marketing yang dilakukan oleh prinsipal PT IAP
1. Meningkatkan keuntungan 2. Perluasan area coverage 3. Menambah jumlah pelanggan baru 4. Meningkatkan pendapatan
1. Meningkatkan effective calls & target item 2. Meningkatkan otomatisasi operasional 3. Meningkatkan inovasi layanan 4. Meningkatkan efektifitas manajerial
Treaths Strategi ST Strategi WT T1 Perluasan jaringan distribusi yang dilakukan kompetitor
T2 Agresifitas kompetitor dalam bentuk harga yang bersaing & promosi yang menarik
T3 Kenaikan biaya transportasi mencapai 30%
T4 UU Perlindungan konsumen & semakin ketatnya pengawasan BPOM & YLKI
T5 Kenaikan harga BBM T6 Tingkat inflasi yang tinggi mencapai lebih dari 7% T7 Daya beli masyarakat yang cenderung menurun T8 Masyarakat yang semakin selektif memilih produk.
1. Penambahan Stock Point baru 2. Meningkatkan produktifitas operasional 3. Meningkatkan kepuasan layanan 4. Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan 5. Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapangan 6. Meningkatkan information sharing dengan prinsipal 7. Meningkatkan information sharing dengan outlet 8. Meningkatkan budaya perbaikan berkelanjutan 9. Meningkatkan budaya costumer focused
1. Meningkatkan akurasi order 2. Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam 3. Meningkatkan kapabilitas karyawan 4. Menurunkan level Bad Stock 5. Mengoptimalkan Working Capital 6. Meningkatkan Cost Control 7. Menurunkan inefisiensi proses operasional 8. Memperbaiki manajemen persediaan 9. Meningkatkan audit internal 10. Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT
58
Strategi Fungsional
1. Strategi Pemasaran
a. Meningkatkan kepuasan layanan
b. Menambah jumlah pelanggan baru
c. Menambah keuntungan dari existing pelanggan
2. Strategi Operasional
a. Meningkatkan produktifitas operasional.
b. Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam
c. Penambahan Stock Point baru
d. Perluasan area coverage
e. Menurunkan inefisiensi proses operasional
f. Menurunkan level Bad Stock
g. Meningkatkan effective calls & target item
h. Meningkatkan otomatisasi operasional
i. Meningkatkan akurasi order
j. Memperbaiki manajemen persediaan
3. Strategi Penelitian & Pengembangan
a. Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT
b. Meningkatkan information sharing dengan prinsipal
c. Meningkatkan information sharing dengan outlet
d. Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapangan
e. Meningkatkan audit internal
f. Meningkatkan inovasi layanan
4. Strategi Keuangan
a. Meningkatkan keuntungan
b. Meningkatkan pendapatan
c. Meningkatkan cost control
d. Mengoptimalkan working capital
59
5. Strategi SDM dan Organisasi
a. Meningkatkan budaya costumer focused
b. Meningkatkan budaya perbaikan berkelanjutan
c. Meningkatkan kapabilitas karyawan
d. Meningkatkan efektifitas manajerial
3.2.3 Peta Strategi
Berdasarkan strategi fungsional tersebut diterjemahkan kedalam 4 ( empat ) perspektif
Balanced Scorecard, yaitu:
1. Perspektif Keuangan
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Keuangan.
2. Perspektif Pelanggan
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Pemasaran.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Operasional dan
Penelitian & Pengembangan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Penelitian &
Pengembangan dan SDM & Organisasi.
Setelah dilakukan pengelompokkan masing-masing strategi fungsional ke dalam tiap
perspektif dalam Balanced Scorecard kemudian dipetakan menjadi suatu peta strategi
(strategy map) yang terstruktur dan saling terkait. Peta strategi yang menjelaskan strategi
yang digunakan Cabang PT Indomarco Adi Prima dapat dijelaskan pada gambar 3.4
berikut.
60
Customers
Internal Business Process
Learning and Growth
Financial
L1 Meningkatkan kapabilitas karyawanL2 Meningkatkan efektifitas manajerial
Human Capital
L3 Meningkatkan information sharing dengan prinsipalL4 Meningkatkan information sharing dengan outlet
Information Capital
L5 Meningkatkan budaya costumer focusedL6 Meningkatkan budaya perbaikan berkelanjutan
Organization Capital
Visi “Menjadi perusahaan distribusi nasional untuk barang konsumsi yang memiliki jaringan terluas dan terdalam”
Misi“Memberikan kustomer pelayanan paling responsif dan dapat diandalkan dengan biaya yang kompetitif”.
F1 Meningkatkankeuntungan
F2 Meningkatkan Pendapatan
C2 Meningkatkan keuntungan dari
existing pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
P1 Menambah Stock Point baruP2 Memperluas area coverage P3 Meningkatkan produktifitas operasional.P4 Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jamP5 Menurunkan inefisiensi proses operasionalP6 Meningkatkan effective calls & target item
P10 Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapanganP11 Meningkatkan akurasi orderP12 Memperbaiki manajemen persediaanP13 Menurunkan level Bad StockP14 Meningkatkan audit internal
P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem ITP8 Meningkatkan inovasi layananP9 Meningkatkan otomatisasi operasional
Achieve Operations Excellence Improve Innovation Manage Risk
F3 Mengoptimalkan working capital
F4 Meningkatkan Cost Control
C3 Menambah jumlah pelanggan
baru
Gambar 3.4 Peta Strategi
61
3.2.4 Analisis Keterkaitan Antar Variabel
Susunan kartu skor (scorecard) dalam kerangka sistem manajemen kinerja berbasis BSC
sebaiknya mampu menceritakan strategi perusahaan melalui urutan hubungan sebab akibat.
Sistem pengukuran seharusnya membuat hubungan antara tujuan dan ukuran dalam
berbagai perspektif yang jelas sehingga dapat dikendalikan. Dengan adanya keterkaitan
antar variabel yang jelas diharapkan masing-masing personil Cabang dapat mengetahui
dampak dari kinerja yang dihasilkannya terhadap kinerja Cabang secara keseluruhan.
Setiap ukuran yang dipilih dalam Balanced Scorecard, hendaknya menjadi suatu elemen
dari rangkaian hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi
perusahaan. Pada tabel 3.3 berikut ini dijelaskan mengenai hubungan sebab akibat yang
terdapat dalam peta strategi yang telah ditentukan sebelumnya
Tabel 3.3 Analisis Cause-Effect Terhadap Peta Strategi STRATEGI (CAUSE) KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT) STRATEGI (EFFECT)
F2 Meningkatkan Pendapatan Peningkatan pendapatan akan meningkatkan margin keuntungan yang didapat Cabang
F1 Meningkatkan keuntungan
F3 Mengoptimalkan working capital
Manajemen working capital yang semakin baik akan meningkatkan margin keuntungan yang didapat Cabang
F1 Meningkatkan keuntungan
F4 Meningkatkan Cost Control efisiensi biaya yang semakin baik akan meningkatkan margin keuntungan yang didapat Cabang
F1 Meningkatkan keuntungan
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
- Semakin tinggi kepuasan karyawan menyebabkan makin tinggi repetitive order & peningkatan nilai order ditambah meningkatnya good will untuk membayar tepat waktu - Semakin tinggi kepuasan prinsipal menyebabkan meningkatnya kepercayaan untuk terus mendistribusikan produknya melalui PT IAP
F2 Meningkatkan Pendapatan F3 Mengoptimalkan working capital F4 Meningkatkan Cost Control
C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
Tingkat pembelian yang semakin besar dari existing outlet akan berpengaruh terhadap pendapatan & meningkatkan cashflow Cabang
F2 Meningkatkan Pendapatan F3 Mengoptimalkan working capital
C3 Menambah jumlah pelanggan baru
- Bertambahnya pelanggan baru akan menambah sumber pendapatan baru bagi Cabang - Semakin banyak prinsipal yang ditangani berarti jumlah produk yang dijual bertambah banyak demikian juga akan terjadi peningkatan pendapatan
F2 Meningkatkan Pendapatan F3 Mengoptimalkan working capital
62
Tabel 3.3 Analisis Cause-Effect Terhadap Peta Strategi (lanjutan)
STRATEGI (CAUSE) KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT) STRATEGI (EFFECT) P1 Menambah Stock Point baru
Semakin luas distribusi & semakin dekat dengan pelanggan akan meningkatkan kepuasan dan potensi mendapatkan pelanggan baru yang berarti bertambahnya pendapatan
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan C3 Menambah jumlah pelanggan baru
P2 Memperluas area coverage Semakin dalam jaringan distribusi akan menarik bagi outlet untuk bergabung dengan PT IAP yang berarti bertambahnya pendapatan
C3 Menambah jumlah pelanggan baru
P3 Meningkatkan produktifitas operasional.
Kemampuan produktifitas yang semakin tinggi & cepat mengakibatkan layanan baik pada outlet maupun prinsipal akan cepat tertangani
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P4 Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam
Ketepatan pengiriman akan memuaskan outlet karena ketersediaan barang terjaga demikian juga potensi pembelian lebih besar akan meningkat
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional
Meniadakan proses yang tidak efisien secara tidak langsung akan menghilangkan biaya yang tidak perlu & juga mempermudah birokrasi bagi outlet & prinsipal
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P6 Meningkatkan effective calls & target item
Semakin sering kunjungan akan memudahkan outlet dalam melakukan order & mengetahui info terbaru mengenai produk. Sedangkan untuk prinsipal meningkatkan potensi penjualan dengan varian produk yang beragam
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT
Sistem IT yang terintegrasi baik internal maupun eksternal terhadap outlet & prinsipal berarti selain operasional menjadi lebih mudah dan efektif juga tersedianya informasi real time.
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P8 Meningkatkan inovasi layanan
Inovasi layanan berarti adanya value added pada layanan yang diberikan pada outlet & prinsipal. Untuk internal Cabang hal tersebut berarti monitoring yang semakin mudah.
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P9 Meningkatkan otomatisasi operasional
otomatisasi layanan akan menghilangkan banyak proses manual yang berdampak pada semakin efisiennya operasional.
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P10 Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapangan
Meminimumkan terjadinya penyalahgunaan produk yang akan mengakibatkan kerugian pada outlet dan nama baik prinsipal
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
63
Tabel 3.3 Analisis Cause-Effect Terhadap Peta Strategi (lanjutan)
STRATEGI (CAUSE) KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT) STRATEGI (EFFECT) P11 Meningkatkan akurasi order
Semakin akurat peramalan order akan membantu prinsipal dalam estimasi produksi secara tepat dan dapat mengakomodir kebutuhan penjualan Cabang
C1 Meningkatkan kepuasan layanan C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
P12 Memperbaiki manajemen persediaan
Semakin baik penanganan persediaan terutama terhadap ketersediaan barang akan meningkatkan kemampuan penjualan outlet karena ketersediaan barang menjadi lebih baik
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
P13 Menurunkan level bad stock
Semakin rendah level bad stock akan membantu pelanggan dalam memastikan produknya aman dikonsumsi
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
P14 Meningkatkan audit internal
Semakin sering & baik metode audit yang digunakan akan meminimumkan terjadinya freud yang dapat merugikan pelanggan maupun Cabang itu sendiri
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
L1 Meningkatkan kapabilitas karyawan
Meningkatnya kompetensi karyawan memperbaiki proses kerjanya yang berarti meningkatkan produktifitas & perbaikan layanan terhadap outlet & prinsipal
P3 Meningkatkan produktifitas operasional. P4 Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional P6 Meningkatkan effective calls & target item P14 Meningkatkan audit internal
L2 Meningkatkan efektifitas manajerial
Meningkatnya skill & knowledge yang dimiliki manajer akan membuat semakin efektif dalam kepemimpinan yang akan menghasilkan perbaikan menyeluruh
P3 Meningkatkan produktifitas operasional. P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT P8 Meningkatkan inovasi layanan P11 Meningkatkan akurasi order P14 Meningkatkan audit internal
L3 Meningkatkan information sharing dengan prinsipal
Tersedianya informasi yang up to date & adanya saling tukar informasi dengan prinsipal akan memudahkan Cabang untuk mengembangkan jaringan distribusi di area-area yang mempunyai potensi penjualan yang menjanjikan
P1 Menambah Stock Point baru P2 Memperluas area coverage P11 Meningkatkan akurasi order P12 Memperbaiki manajemen persediaan
64
Tabel 3.3 Analisis Cause-Effect Terhadap Peta Strategi (lanjutan)
STRATEGI (CAUSE) KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT) STRATEGI (EFFECT) L4 Meningkatkan information sharing dengan outlet
Dengan saling berbagi informasi dengan outlet Cabang akan mengetahui kekurangan layanan yang diberikan dan mengetahui aktivitas kompetitor
P4 Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional P6 Meningkatkan effective calls & target item P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT P8 Meningkatkan inovasi layanan
L5 Meningkatkan budaya costumer focused
Dengan iklim yang kondusif & selalu mengutamakan pelayanan terhadap kustomer akan membawa dampak perbaikan & pengembangan yang selalu mengacu pada kepuasan kustomer (outlet & prinsipal)
P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT P8 Meningkatkan inovasi layanan P9 Meningkatkan otomatisasi operasional P10 Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapangan
L6 Meningkatkan budaya perbaikan berkelanjutan
Motivasi seluruh personil & manajemen Cabang untuk terus melakukan perbaikan akan membawa banyak perubahan pada segala aspek seperti peningkatan produktivitas, efektif & efisiennya operasional, & perilaku untuk peduli terhadap tiap variabel biaya
P3 Meningkatkan produktifitas operasional. P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional P8 Meningkatkan inovasi layanan P9 Meningkatkan otomatisasi operasional P12 Memperbaiki manajemen persediaan P13 Menurunkan level bad stock P14 Meningkatkan audit internal
3.2.5 Variabel Kinerja Perspektif Finansial (Financial)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai shareholder memberi tekanan agar Cabang dari
PT Indomarco Adi Prima dapat terus melakukan pertumbuhan keuntungan yang nantinya
akan mempengaruhi total pertumbuhan keuntungan dari grup. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa PT Indomarco Adi Prima memberikan kontribusi 14%
terhadap penjualan bersih konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur. Sebagai perusahaan
65
profit oriented, pertumbuhan keuntungan sangat penting untuk mencapai kemandirian
dalam keuangan.
Untuk menentukan estimasi penjualan dalam AOP (Annual Operating Plan), didapat dari
historical penjualan di masa lalu dan melalui kerjasama antara Cabang dengan perwakilan
masing-masing prinsipal melakukan market survei potensi pasar. Terkadang koordinasi
tersebut tidak dapat berjalan lancar karena belum terdapat kesamaan visi untuk saling
mendukung kemujuan bersama dan juga karena kesibukan masing-masing pihak akibat
beban kerja yang terus meningkat.
Dari hasil estimasi di level Cabang kemudian didiskusikan dengan Manajemen Kantor
Pusat untuk disepakati bersama agar sesuai dengan target yang diharapkan oleh
shareholder. Penekanan yang diberikan oleh Manajemen Kantor Pusat saat ini yaitu
pencapaian Cabang terhadap AOP yang telah disepakati bersama.
Untuk dapat meningkatkan keuntungan Cabang diperoleh melalui pertumbuhan
pendapatan, mengoptimalkan working capital, dan meningkatkan cost control. Kondisi
working capital akan mempengaruhi cashflow Cabang dalam menunjang kelancaran
jalannya operasional. Peningkatan cost control sangat penting agar mampu mengimbangi
dampak inflasi terhadap biaya operasional Cabang. Kontrol terhadap biaya harus dilakukan
dengan hati-hati agar tetap tidak menghambat jalannya operasional. Pada tabel 3.4 berikut
diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target yang telah disepakati oleh manajemen
kantor pusat dan Cabang terhadap kinerja keuangan Cabang.
Tabel 3.4 Variabel Kinerja Perspektif Finansial
PERSPEKTIF STRATEGI TUJUAN TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
Net Profit vs AOP (%) 100%
Actual Net Profit Net Profit on AOP
FINANCIAL
F1 Meningkatkan Keuntungan
Peningkatan Keuntungan Peningkatan
Net Profit (%) Min.
15%/Tahun
Actual Net Profit - Last Year Net Profit Last Year Net Profit
66
Tabel 3.4 Variabel Kinerja Perspektif Finansial (lanjutan)
PERSPEKTIF STRATEGI TUJUAN TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
Revenue vs AOP (%) 100%
Actual Revenue Revenue on AOP
Peningkatan Revenue (%)
Min. 25%/Tahun
Actual Revenue - Last Year
Revenue Last Year Revenue
F2 Meningkatkan Pendapatan
Peningkatan Pendapatan
Gross Margin vs AOP (%) 100%
Actual Gross Margin Gross Margin
on AOP
Collection Days 18
Account Receivable
(Sales / 365 days)
% Collection 90% Collected A/R
Total A/R F3 Mengoptimalkan working capital
Working Capital yang optimal
Inventory Days of Supply 15
Average Inventory Value Average Daily
Sales
Freight in Cabang vs AOP (%)
100%
Actual Freight in CabangFreight in Cabang
on AOP
Freight out Cabang vs AOP (%)
100%
Actual Freight out Cabang Freight out
Cabang on AOP
FINANCIAL
F4 Meningkatkan Cost Control
Peningkatan Cost Control
Biaya Periodik vs AOP (%) 100%
Aktual Biaya Periodik
Biaya Periodik di AOP
3.2.6 Variabel Kinerja Perspektif Pelanggan (Customers)
Pada variabel kinerja pelanggan tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan kepuasan
layanan, meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan, dan menambah jumlah
pelanggan baru. Masing-masing tipe outlet dan prinsipal mempunyai karakter & kebutuhan
yang berbeda sehingga akan berbeda pula perlakuan yang diberikan.
67
Dalam mengukur indeks kepuasan pelanggan outlet harus dapat mengakomodir faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dari hasil penelitian AC Nielsen yaitu.
1. Permintaan Produk
2. Bonus & Hadiah
3. Kualitas Layanan
4. Sistem Pembayaran
5. Margin Keuntungan
6. Salesman Yang Bersahabat
7. Pengiriman Produk
8. Jumlah Kunjungan
9. Harga
Cabang belum memberi perhatian yang cukup terhadap penolakan faktur yang biasanya
disebabkan karena ketidaktersediaan produk atau keterlambatan pengiriman produk, hal
tersebut berarti adanya potensi lost sales opportunity yang jika dibiarkan berlarut akan
mengurangi kepuasan dan bahkan loyalitas outlet. Untuk itu perlu juga diukur seberapa
besar order yang tidak dipenuhi untuk diambil langkah perbaikan dan pencegahan.
Sedangkan faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam mengukur kepuasan prinsipal terhadap
Cabang yaitu:
1. Ketersediaan produk di Outlet, Depo dan Stock Point
2. Pertumbuhan penjualan per produk
3. Ketepatan estimasi order produk oleh distributor sebagai dasar penentuan
rencana produksi prinsipal.
Untuk meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan yaitu dengan memacu
pertumbuhan dari masing-masing perlanggan. Untuk pelanggan outlet, maka tingkat
pertumbuhan dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah dan jenis produk yang dibeli. Pada
prinsipal pertumbuhan dapat diketahui melalui seberapa besar pertumbuhan penjualan di
tiap produk dan di sisi lain yaitu semakin banyaknya jenis produk yang disalurkan melalui
Cabang.
68
Pelanggan yang sudah ada saat ini baik outlet maupun prinsipal masing-masing mempunyai
batasan kapasitas seperti pada outlet maka batasannya yaitu kemampuan daya beli,
sedangkan pada prinsipal batasannya yaitu kapasitas maksimum produksi. Agar bisnis
Cabang dapat terus berkembang maka perlu dilakukan terobosan dengan melakukan
akuisisi pelanggan baik outlet maupun prinsipal.
Untuk pelanggan outlet yaitu dengan mendapatkan outlet yang sudah ada sebelumnya
namun belum menjadi pelanggan maupun outlet yang baru buka. Pada prinsipal, penekanan
awal yaitu pada penambahan jumlah produk yang didistribusikan Cabang, kemudian
langkah berikutnya yaitu mendapatkan prinsipal-prinsipal lain untuk didistribusikan
produknya melalui Cabang. Prinsipal di masing-masing Cabang dapat berbeda tergantung
pada karakteristik end customer yang berada di sekitar wilayah masing-masing Cabang.
Pada tabel 3.5 berikut diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target Cabang terhadap
kinerja pada perspektif pelanggan.
Tabel 3.5 Variabel Kinerja Perspektif Pelanggan
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
Indeks Kepuasan Pelanggan
Tools belum tersedia
Survei kepuasan pelanggan terhadap outlet di tiap segmen
Jumlah back order 0%
Jumlah faktur ditolak
Total jumlah faktur
Peningkatan kepuasan layanan terhadap Outlet
Zero Complaint 0 komplain
Tidak terdapat komplain dari outlet mengenai layanan
Indeks Kepuasan Pelanggan
Tools belum tersedia
Survei kepuasan pelanggan terhadap principal
CUSTOMERS
C1 Meningkatkan kepuasan layanan
Peningkatan kepuasan layanan terhadap Prinsipal Zero
Complaint 0 komplain
Tidak terdapat komplain dari prinsipal mengenai layanan
69
Tabel 3.5 Variabel Kinerja Perspektif Pelanggan (lanjutan)
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan
Peningkatan pertumbuhan pembelian outlet
% Peningkatan jumlah transaksi per tipe outlet
20%
Actual Facturs - Last Year FactursLast Year Facturs
Peningkatan pertumbuhan pembelian outlet
% Peningkatan jumlah item per tipe outlet
10%
Actual items sold - Last year items sold
Last year items sold
% Peningkatan penjualan per prinsipal
20%
Actual cartons sold- Last year
cartons sold Last year cartons
sold
C2 Meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan Peningkatan
petumbuhan produk prinsipal Jumlah
produk baru per prinsipal
20 Produk Per-tahun
Numbers of NPL (New Product Launch)
Jumlah register outlet baru vs AOP
100%
Jumlah outlet baru yang ditangani
Rencana penambahan
outlet di AOP Penambahan outlet register baru di tiap segmen Jumlah
register outlet baru / bulan
50 Outlet/Bulan
/Cabang -
CUSTOMERS
C3 Menambah jumlah pelanggan baru
Penambahan jumlah prinsipal baru
Jumlah prinsipal baru yang ditangani
Belum didefinisikan
Penambahan jumlah produk dijual karena penambahan principal
3.2.7 Variabel Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)
Untuk memperoleh kepuasan pelanggan Outlet dan Prinsipal, Cabang harus mempunyai
kemampuan operasional yang baik dan konsisten. Proses kritikal dalam operasional terkait
outlet yaitu mulai dari proses penyediaan produk di Depo & Stock Point, proses penjualan
& pengiriman produk, hingga proses penanganan return dan keluhan. Sedangkan proses
kritikal dalam operasional terkait prinsipal yaitu mulai dari proses pemesanan barang,
70
proses pengiriman produk ke Depo & Stock Point, pengelolaan persediaan di Depo & Stock
Point, hingga proses penyelamatan produk.
Produktifitas bukan hanya dilihat dari kemampuan throughput saja, tetapi dipengaruhi juga
oleh ketepatan delivery, kemampuan ritase, dan utilisasi kendaraan yang akan
mempengaruhi terhadap pendapatan dan beban biaya Cabang itu sendiri. Untuk
meningkatkan potensi penjualan terutama dari existing outlet, maka target calls per-
salesman per-hari perlu direalisasikan agar ketersediaan produk di outlet tetap termonitor.
Banyaknya jumlah item terjual akan mempengaruhi kepuasan prinsipal karena distributor
dianggap mempunyai daya jual yang baik.
Dalam menentukan tolok ukur keberhasilan pada perspektif proses bisnis internal harus
mengakomodir 3 karakteristik operation excellence yang diharapkan oleh manajemen
kantor pusat yaitu:
1. Responsive
2. Reliability
3. Relationship
Dalam variabel kinerja yang ditentukan untuk Cabang pada tabel 3.6 di bawah mampu
mengakomodir tuntutan manajemen agar dapat tercapainya operation excellence di Cabang
PT Indomarco Adi prima.
Kemampuan yang baik dalam mengelola proses bisnis internal diharapkan Cabang dapat
memenuhi faktor-faktor keberhasilan kritikal yang ditetapkan pada perspektif pelanggan.
Dengan adanya variabel kinerja perspektif proses bisnis internal, maka diharapkan tiap
personil dapat menemukan akar masalah dari tiap kendala operasional yang muncul dan
terus berusaha memperbaiki pencapaian kinerjanya.
Pada tabel 3.6 berikut diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target Cabang terhadap
kinerja pada perspektif proses bisnis internal.
71
Tabel 3.6 Variabel Kinerja Proses Bisnis Internal
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
P1 Menambah stock point baru
Penambahan stock point baru
Jumlah stock point baru vs AOP (%)
100%
Jumlah pembukaan
stock point baru rencana
penambahan stock point baru
di AOP
P2 Memperluas area coverage
Perluasan area coverage
Jumlah area coverage (kecamatan) baru vs AOP
100%
Jumlah penambahan kecamatan
yang di-cover Rencana
penambahan coverage
kecamatan di AOP
Throughput / Manhours
200 karton /jam/orang
Total karton bongkar muat
(jumlah orang x jam kerja)
Ritase kendaraan 100%
Realisasi ritase kirim
Rencana ritase
P3 Meningkatkan produktifitas operasional.
Peningkatan produktifitas operasional.
Pemenuhan box kendaraan 100%
Total Muatan Kapasitas kendaraan
P4 Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam
Ketepatan delivery 1 x 24 jam
On time delivery (%) 100%
Jumlah faktur dikirim
dlm 1x24 jam Total Jumlah
faktur
P5 Menurunkan inefisiensi proses operasional
Berkurangnya inefisiensi proses operasional
Jumlah pengembangan & perbaikan SOP
Seluruh Proses Sudah
terdapat SOP
Seluruh SOP dilaksanakan
Target Calls / Salesman / Hari
30
Jumlah Kunjungan per salesman sesuai RPS
Effective Calls (%) 100%
Jumlah effective calls Total Calls
INTERNAL BUSINESS PROCESS
P6 Meningkatkan effective calls & target item
Tercapainya target effective calls & target item
Jumlah item /effective calls 15 Jumlah item per
faktur
72
Tabel 3.6 Variabel Kinerja Proses Bisnis Internal (lanjutan)
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
P7 Meningkatkan kemampuan integrasi sistem IT
Peningkatan integrasi sistem IT
Pemanfaatan penggunaan teknologi informasi
Sistem pembayaran & pengaduan secara online
Penggunaan web, phone banking, & sms banking
P8 Meningkatkan inovasi layanan
Bertambahnya inovasi layanan
Jumlah layanan baru yang diterapkan
Tools belum tersedia
Jumlah layanan baru / tahun
P9 Meningkatkan otomatisasi operasional
Otomatisasi operasional
Jumlah aktifitas operasional yang diotomatisasi
Tools belum tersedia
Jumlah aktivitas manual yang diotomatisasi
P10 Meningkatkan pengawasan terhadap produk di lapangan
Peningkatan pengawasan terhadap produk di lapangan
Rating hasil audit lapangan
Survei ketersediaan & kondisi produk di lapangan
Sesuai juklak yang ditentukan kantor pusat
P11 Meningkatkan akurasi order
Peningkatan akurasi order
% akurasi order vs realisasi sales
100%
Total karton order ke prinsipal
Total karton realisasi penjualan
Tingkat ketersediaan stok (%)
100%
Jumlah produk tersedia di gudang
Total jumlah produk (sesuai
ketentuan) P12 Memperbaiki manajemen persediaan
Manajemen persediaan terlaksana Tingkat
akurasi stok (%)
100%
Jumlah produk dengan
selisih lebih Total Jumlah
produk di gudang P13 Menurunkan level Bad Stock
Penurunan level Bad Stock
% Nilai Bad Stock 1.5%
Nilai barang Bad Stock
Rata-rata nilai inventory
Ketepatan pelaporan audit
Tepat Waktu
Pelaporan
Pelaporan sesuai ketentuan jadwal yg ditetapkan Kantor Pusat
INTERNAL BUSINESS PROCESS
P14 Meningkatkan audit internal
Peningkatan audit internal
Rating hasil intenal audit
Tools belum tersedia
Sesuai juklak yang ditentukan kantor pusat
73
3.2.8 Variabel Kinerja Perspektif Pembelajaran & Pengembangan (Learning &
Growth)
Dengan semakin luasnya cakupan dan banyaknya pembukaan Stock Point maka semakin
besar pula organisasi di Cabang. Dalam iklim yang hiper kompetitif di industri consumer
goods maka kompetensi dari sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan
tolok ukur yang dapat menjadi penentu bagi kemampuan pencapaian dan perbaikan kinerja
perusahaan secara menyeluruh. Masing-masing Cabang mempunyai kebebasan merekrut
dan mempromosikan karyawan sepanjang terdapat alasan yang jelas terkait sesuai
kebutuhan pada bidang kerjanya.
Usaha peningkatan kapabilitas seharusnya diterapkan pada semua bagian, karena sebagai
organisasi maka semua bagian mempunyai andil yang sama dalam memajukan perusahaan.
Keberhasilan Cabang dalam mencapai pertumbuhan keuntungan dalam jangka panjang
sangat dipengaruhi bagaimana kompetensi sumber daya manusia yang terdapat dalam
Cabang tersebut. Pelatihan merupakan salah satu proses yang harus dijalankan Cabang
untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Jika Cabang hanya berfokus pada hasil
dalam jangka pendek, maka akan sulit diperoleh konsistensi terhadap hasil yang pernah
diraih sebelumnya.
Kaplan dan Norton (1996; 129) dalam gambar 3.6 berikut menerangkan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian ukuran inti. Kompetensi karyawan,
infrastruktur teknologi, dan iklim untuk bertindak menjadi basis dalam proses untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Kepuasan kerja karyawan akan menghasilkan peningkatan
produktifitas dan dedikasi pekerja terhadap Cabang, yang kemudian dapat menjadi pemicu
keberhasilan tercapainya operation excellence seperti yang diharapkan pada perpektif
proses bisnis internal
74
HASIL
RETENSI KERJA PRODUKTIFITASKERJA
KEPUASANPEKERJA
KOMPETENSI INFRASTRUKTURTEKNOLOGI
IKLIM UNTUKBERTINDAK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UKURAN INTI
Gambar 3.5 Kerangka Kinerja Ukuran Pembelajaran dan pertumbuhan (Sumber: Kaplan dan Norton,” The Blanced Scorcard:
Translating Startegy Into Action”,1996)
Peranan manajemen Cabang sangat penting untuk memastikan laju Cabang sesuai dengan
visi dan misi perusahaan. Manajemen Cabang harus dapat memiliki kemampuan
kepemimpinan yang efektif agar Cabang yang dipimpinya mempunyai daya saing baik
antar Cabang dalam PT Indomarco Adi Prima maupun terhadap kompetitor. Pada tabel 3.7
berikut diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target Cabang terhadap kinerja pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Tabel 3.7 Variabel Pembelajaran & Pertumbuhan
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
Employee Performance Ratings
100% Karyawan
sesuai kompetensi
yang ditentukan
Jumlah karyawan sesuai kompetensi
Total Jumlah karyawan
Indeks Kepuasan Karyawan
Tools belum tersedia
Survei kepuasan karyawan
LEARNING AND
GROWTH
L1 Meningkatkan kapabilitas karyawan
Peningkatan kapabilitas karyawan
Jumlah training yang diadakan
24 Training /Tahun/Cabang
Materi training menyeluruh untuk semua bagian
75
Tabel 3.7 Variabel Pembelajaran & Pertumbuhan (lanjutan)
PERSPEKTIF STRATEGI
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
TOLOK UKUR TARGET FORMULASI
% karyawan yang mengikuti training 100%
Jumlah karyawan yg telah
mengikuti trainingTotal Jumlah
karyawan
L1 Meningkatkan kapabilitas karyawan
Peningkatan kapabilitas karyawan
Zero work accident
0 Kecelakaan kerja
Jumlah kecelakaan kerja / tahun
L2 Meningkatkan efektifitas manajerial
Peningkatan efektifitas manajerial
Indeks efektifitas kepemimpinan
Tools belum tersedia
Survei efektifitas kepemimpinan
Jumlah data yang di-share bersama
Tools belum tersedia
Jumlah data yang di-share masing-masing pihak
L3 Meningkatkan information sharing dengan prinsipal
Peningkatan information sharing dengan prinsipal Jumlah sharing
activity 2x perbulan
Rakor internal maupun survei bersama ke lapangan
L4 Meningkatkan information sharing dengan outlet
Peningkatan information sharing dengan outlet
Jumlah sharing activity 2x perbulan
Interview lapangan maupun group discussion
L5 Meningkatkan budaya costumer focused
Terciptanya budaya costumer focused
Employee culture survey
Tools belum tersedia
Untuk mengetahui tingkat kepedulian karyawan terhadap seluruh pelanggan
% Jumlah karyawan memahami visi & misi perusahaan
90%
Jumlah karyawan yg
memahami visi & misi perusahaan
Total Jumlah karyawan
LEARNING AND
GROWTH
L6 Meningkatkan budaya perbaikan berkelanjutan
Terciptanya budaya perbaikan berkelanjutan
% Jumlah ide perbaikan yang diimplementasikan
100%
Jumlah Ide yang diimplementasikan
Total Ide yang masuk
76
3.3 Rekomendasi Program Strategis
Untuk mencapai faktor keberhasilan kritikal yang telah ditentukan, maka tahap berikutnya
yaitu menetapkan rekomendasi program strategis di tiap perspektif. Dengan program
strategis tersebut diharapkan Cabang dapat menyusun perencanaan yang matang agar dalam
prakteknya tetap sesuai dengan faktor keberhasilan kritikal yang diharapkan.
Program strategis akan mempermudah dan memberi fokus bagi Cabang dalam menjalankan
aktifitas operasionalnya. Program strategis saling terkait satu sama lain dan harus
mempunyai batasan yang jelas mengenai penanggung jawab dari masing-masing program.
Diperlukan kerjasama oleh seluruh pihak baik internal maupun eksternal perusahaan agar
semua pihak mengetahui tujuan yang hendak dicapai melalui program strategis tersebut.
Tabel 3.8 di bawah menguraikan program strategis untuk tiap perspektif. Penomoran pada
kolom program strategis menunjukkan skala prioritas, sedangkan cetak tebal menunjukkan
tingkat urgensi dari program strategis yang artinya bahwa program tersebut harus segera
mulai dijalankan.
Tabel 3.8 Rekomendasi Program Strategis
PERSPEKTIF FAKTOR KEBERHASILAN KRITIKAL / OBJECTIVE PROGRAM STRATEGIS
FINANCIAL • Peningkatan Keuntungan • Peningkatan Pendapatan • Working Capital yang optimal • Peningkatan Cost Control
1. Estimasi AOP berdasar historical, market survey, dan forecasting bersama dengan prinsipal
2. Realisasi jadwal penagihan 3. Efisiensi biaya operasional 4. Memperbanyak alternatif & memperluas
jaringan untuk fasilitas pembayaran 5. Memangkas pos-pos biaya yang tidak
mempunyai nilai tambah CUSTOMERS • Peningkatan kepuasan layanan
terhadap Outlet • Peningkatan kepuasan layanan
terhadap Prinsipal • Peningkatan pertumbuhan
pembelian outlet • Peningkatan petumbuhan produk
prinsipal • Penambahan outlet register baru
di tiap segmen • Penambahan jumlah prinsipal
baru
1. Melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap semua tipe outlet secara reguler
2. Melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap prinsipal secara reguler
3. Melakukan joint call ke outlet bersama prinsipal
4. Melakukan promosi ke prinsipal-prinsipal dengan modal pencapaian dan sumber daya yang dimiliki
77
Tabel 3.8 Rekomendasi Program Strategis (lanjutan)
PERSPEKTIF FAKTOR KEBERHASILAN KRITIKAL / OBJECTIVE PROGRAM STRATEGIS
INTERNAL BUSINESS PROCESS
• Penambahan Stock Point baru • Perluasan area coverage • Peningkatan produktifitas
operasional. • Ketepatan delivery 1 x 24 jam • Berkurangnya inefisiensi proses
operasional • Tercapainya target effective calls
& target item • Peningkatan integrasi sistem IT • Bertambahnya inovasi layanan • Otomatisasi operasional • Peningkatan pengawasan
terhadap produk di lapangan • Peningkatan akurasi order • Manajemen persediaan terlaksana • Penurunan level bad stock • Peningkatan audit internal
1. Melakukan survei pembukaan outlet 2. Menjalankan replenishment system untuk
pengiriman Prinsipal - Depo & Depo - Stock Point
3. Mengidentifikasi & memperbaiki proses operasional yang tidak efisien
4. Melakukan market survey bekerja sama dengan prinsipal & lembaga berpengalaman
5. Monitoring realisasi implementasi SOP 6. Membuat perencanaan kebutuhan kendaraan
serta jadwal & rute kirim 7. Bersama prinsipal meningkatkan program
penyelamatan produk 8. Membuat jadwal & menjalankan audit internal
sesuai juklak dari Kantor Pusat 9. Mengatur ulang rute calls ke outlet sesuai
kemudahan jangkauan 10. Penambahan peralatan electric material
handling untuk menunjang operasional gudang 11. Survei alternatif lokasi yg strategis untuk Depo
/ Stock Point 12. Stock opname barang di depo & stock point
secara berkala 13. Membantu Outlet untuk stock opname barang
dengan penekanan pada used by product
LEARNING AND
GROWTH
• Peningkatan kapabilitas karyawan • Peningkatan efektifitas manajerial • Peningkatan information sharing
dengan prinsipal • Peningkatan information sharing
dengan outlet • Terciptanya budaya costumer
focused • Terciptanya budaya perbaikan
berkelanjutan
1. Evaluasi kemungkinan restrukturisasi penempatan sesuai kompetensi
2. Membuat struktur kompensasi yang lebih menarik sesuai kontribusi yang diberikan per posisi kerja
3. Menyusun kebutuhan & jadwal training utk semua bagian
4. Menjalankan survei efektifitas kepemimpinan (contoh: kuesioner 7th habbit)
5. Bekerjasama dengan HRD kantor pusat untuk penyelenggaraan training
6. Menjalankan internal training dengan trainer dari manajer atau supervisor
7. Mengadakan kegiatan seperti perayaan atau family gathering untuk meningkatkan kekompakan & menyampaikan visi, misi, & harapan perusahaan.
78