bab iii pelaksanaan pembayaran klaim asuransi...
TRANSCRIPT
41
BAB III
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
DI PT ASURANSI TAKAFUL UMUM CABANG SEMARANG
A. Perkembangan Asuransi Takaful di Indonesia
1. Sekilas Berdirinya Asuransi Takaful di Indonesia
Keinginan untuk membentuk Asuransi Takaful di Indonesia
sebenarnya telah mengendap cukup lama. Konon, gagasan itu sudah muncul
tiga tahun sebelum perusahaan takaful benar-benar berdiri di Indonesia.
Gagasan ini muncul di kalangan ulama dan praktisi ekonomi syariah yang
jumlahnya masih sedikit ketika itu, untuk membentuk asuransi syariah. Dan
tekad itu semakin kuat saat Bank Muamalat Indonesia resmi beroperasi pada
bulan Juli 1992. Karena operasional bank syariah tidak bisa lepas dari
praktek asuransi, yang sudah barang tentu harus sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah pula1. Asumsinya, Bank Muamalat membutuhkan lembaga
asuransi yang sesuai dengan syariat, baik dalam rangka mendukung
permodalan maupun untuk memberikan kepercayaan kepada nasabah.
Pada tanggal 27 Juli 1993, dibentuklah Tim TEPATI (Tim
Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia) yang dipelopori oleh ICMI
melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia (BMI), Asuransi
Jiwa Tugu Mandiri dan beberapa pejabat dari Departemen Keuangan (yang
1 Tim Takaful, Takaful Asuransi Islam, Jakarta: Koperasi Karyawan Takaful, th. 1997,
hal. 7.
42
pada waktu itu diwakili oleh Firdaus Djaelani dan Karnaen A.
Perwataatmadja)2 serta beberapa Pengusaha Muslim Indonesia.3
Secara lengkap susunan Tim Pembentukan Asuransi Takful
Indonesia (TEPATI) adalah sebagai berikut4:
Ketua Umum : Rachmat Husen
Ketua I : AB. Ghifari
Ketua II : Jimly Asshiddiqie
Sekretaris I : Nanang R.I. Iskandar
Sekretaris II : Arief Thamrin
Bendahara I : Sofyan S. Harahap
Bendahara II : Hanifah Husein
Permodalan, Teknis Operasional dan SDM
Ketua : Aries Mufti
Anggota : Imhar Burhanuddin
Hidayat
Munir Syamsuddin
Mohammad Rasyid
Keekonomian, Hukum/Peraturan dan Perizinan
Ketua : Hotbonar Sinaga
Anggota : M. Syafi’i Antonio
Amirudin Riayat
2 Tim Takaful, ibid. Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and
General): Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, hal. 719. 3 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2004, hal.76. 4 Tim Takaful, Op Cit, hal. 12-13.
43
Kelembagaan, Hubungan Masyarakat dan Internasional
Ketua : Karnaen A. Perwataatmadja
Anggota : MD. Abrory Djabar
Ronny M. Bishry
Haery Utama Alamsjah
Achmad Kalla
Tim Operasional
1.Agus Haryadi 5. Idris
2.Agus Saiwanto 6. Shakti Agustono Rahardjo
3.Amin Musa 7. Teguh Wibowo
4.Basuki Agus
Tiga anggota tim inti TEPATI (Rachmat Husen, Firdaus Djaelani
dan Aries Mufti) kemudian berangkat ke Malaysia untuk mempelajari
operasional asuransi syariah yang sudah berdiri sejak 1984. Kemudian
disusul dengan lima orang tim teknis TEPATI (Agus Haryadi, Amin Musa,
Shakti Agustono, Idris dan Teguh Wibowo) pada tanggal 7-10 September
19935.
Setelah melakukan berbagai persiapan, termasuk melakukan
seminar nasional bulan Oktober 1993 di Hotel Indonesia dengan pembicara
Purwanto Abdulcadir (Ketua Umum DAI), KH. Ahmad Azhar Basyir, MA
(Ulama) dan Mohd. Fadzli Yusof (CEO Syarikat Takaful Malaysia),
akhirnya pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT Syarikat Takaful
5 Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 719.
44
Indonesia (PT STI) sebagai Holding Company dengan Direktur Utama
Rachmat Husen, yang selanjutnya mendirikan dua anak perusahaan yaitu PT
Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum.6
PT Asuransi Takaful Keluarga berdiri tanggal 25 Agustus 1994,
dengan modal setor Rp. 5 miliar. Peresmiannnya dilakukan oleh Menkeu
Mar’ie Muhammad di Puri Agung Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Sedangkan izin
operasionalnya sudah keluar pada tanggal 4 Agustus 1994 melalui SK
Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.7
Sementara itu PT Asuransi Takaful Umum yang beralamat di
Gedung Arthaloka Jl. Jenderal Sudirman kav.2 Jakarta kode pos 10220
berdiri pada tanggal 2 Juni 1995 atau bertepatan pada tanggal 1 Muharram
1416 H. Tanggal pendiriannya berdasarkan Akta Notaris Yudo Paripurno,
S.H.8 No. 46 tertanggal 5 Mei, 1994 dengan persetujuan Departemen
Kehakiman Republik Indonesia No. C2-18.286.HT.01.01 Tahun 1994
tertanggal 14 Desember 1994. Dan mendapat izin operasional dari Menkeu
dengan SK No. 247/KMK.017/1995 tertanggal 1 Juni 1995. Peresmiannya
dilakukan oleh Menristek/Ketua BPPT BJ Habibie di Hotel Shangri La
Jakarta.9
PT Asuransi Takaful Umum, dengan cabang kegiatannya adalah
semua jenis asuransi kerugian, merupakan anak perusahaan dari PT Syarikat
6 Muhammad Syakir Sula, Ibid. Lihat juga Tim Takaful, Op Cit, hal. 9. Lihat juga AM
Hasan Ali, Loc Cit. 7 Muhammad Syakir Sula, Ibid. Tim Takaful, Ibid. AM. Hasan Ali, Ibid. 8 Skripsi Rohmat Hadisaputro, Asuransi Syariah di Indonesia: Suatu Studi Kasus di PT
Asuransi Takaful Umum Semarang, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001, hal. 90. 9 Muhammad Syakir Sula, Loc Cit. Tim Takaful, Loc Cit. AM. Hasan Ali, Loc Cit.
45
Takaful Indonesia (PT STI) sebagai Holding Company dengan komposisi
kepemilikan saham sampai saat ini adalah sebagai berikut:10
a. PT. Syarikat Takaful Malaysia Bhd. : 56,00%
b. PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) : 21,51%
c. PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) : 7,62%
d. PT. Karya Abdi Bangsa : 3,30%
e. Koperasi Karyawn Takaful : 2,22 %
f. Masyarakat/pihak lain : 9,35%
Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum kantor pusat di
Jakarta adalah sebagai berikut:11
1. Dewan Pengawas Syariah
a. Prof. KH. Ali Yafie
b. Prof. Madya Dr. Ahmad Sobri Salamon
c. Dr. KH. Didin Hafiduddin, MS
d. HM. Syafi’i Antonio M.Sc, Ph.D
2. Dewan Komisaris
a. Taib Rasak : President Komisaris
b. Aries Mufti : Member
c. Bachrum M. Nasution : Member
d. Wan Zamri Wan Ismail : Member
10 Muhammad Syakir Sula, Ibid, hal. 716. 11 Dikutip dari laporan keuangan Asuransi Takaful Indonesia untuk PT Asuransi
Takaful Umum tahun laporan 2004, Harian Republika. Edisi 30 April 2005.
46
3. Dewan Direksi
a. H. Shakti A. Rahardjo, SE, Akt. : President Director
b. Ir. M. Syakir Sula, AAIJ, FIIS : Operating Director
c. Nurmansyah Lubis, SE. Ak. MM : Finance Director
Sedangkan komposisi kepemilikan saham dari PT Asuransi
Takaful Umum adalah sebagai berikut:12
a. PT Syarikat Takaful Indonesia : 55,28 %
b. PT Asuransi Takaful Keluarga : 44,52 %
c. Koperasi Karyawan Takaful : 0,20 %
2. Profi PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang
PT Asuransi Takaful Umum membuka kantor perwakilan/kantor
cabang di Semarang dan beroperasi mulai tanggal 10 Juni 2000 untuk
wilayah pemasaran Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pada waktu itu, PT Asuransi Takaful Umum melaksanakan kegiatan
operasional yang pertama kali dan menempati kantor di Gedung Bank
Muamalat Indonesia, Jl. Soegiopranoto No. 102 Semarang. Tetapi, sejak
Juli tahun 2002, PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang pindah ke
Jl. Imam Bonjol No. 46 Semarang dan menguasai wilayah operasional
Jawa Tengah. Sedangkan wilayah operasional DIY dibawah kendali
Kantor Cabang DIY yang beralamat di Jl. Pattimura No. 9 Kotabaru,
Yogyakarta.
12 Ibid.
47
Modal awal yang dimiliki Takaful adalah Rp 2,5 miliar
sebagaimana persyaratan minimal yang terdapat dalam Undang-Undang
Asuransi.13 Seiring dengan perkembangan Takaful dari tahun ke tahun,
modal yang dimiliki sampai saat ini adalah Rp 71,664 miliar (tahun 2004)
meningkat dari jumlah sebelumnya tahun 2003 yang hanya sebesar Rp
50,006 miliar.14
Meningkatnya jumlah modal ini tentunya tak lepas dari
keberhasilan Takaful dalam melakukan investasi (tentunya investasi yang
sesuai syariah) dan bertambahnya jumlah peserta Takaful. Investasi
tersebut dilakukan melalui deposito, pembelian Sertifikat BI, saham,
obligasi, pembiayaan mudharabah dan lain-lain. Tercatat nilai investasi
pada tahun 2004 sebesar Rp 43,501 miliar, meningkat dari nilai investasi
tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,991 miliar.15
Visi yang diemban oleh PT Asuransi Takaful adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai lembaga keuangan yang konsisten menjalankan transaksi
asuransi secara Islami.
b. Operasional perusahaan dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip syariah
yang bertujuan memberikan fasilitas dan layanan terbaik bagi ummat
dan masyarakat Indonesia.
c. Sebagai sebuah perusahaan, Takaful akan berjuang dan berkembang
untuk menjadi perusahaan yang terkemuka.
13 Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 718. 14 Harian Republika, Loc Cit. 15 Ibid.
48
Sementara itu misi atau tujuan didirikannya PT Asuransi Takaful
yaitu memberikan pelayanan yang terbaik, amanah dan professional
kepada umat Islam dan bangsa Indonesia.
3. Produk-produk Asuransi Takaful
Produk-produk asuransi takaful dipahami sebagai suatu model
jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi
syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan
sebagai anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang
secara materi mendapatkan keamanan bersama.
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, maka asuransi syariah terdiri dari tiga jenis,
yaitu:16
a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syariah
yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian
dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful.17
Produk-produk Takaful Keluarga meliputi:18
1). Takaful Dana Investasi
Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang
bermaksud merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang
rupiah atau dolar AS (US$) sebagai dana, baik sebagai bekal hari
16 Pasal 3 huruf a ayat 1, 2 dan 3 tentang Jenis Usaha Perasuransian, UU No. 2 Tahun
1992, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Tahun 1992, Jakarta: CV. Eko Jaya, 1993, hal.19.
17 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, hal. 138
18 Tim Takaful, Op Cit, hal. 30-32.
49
tua maupun untuk ahli waris, bilamana yang bersangkutan
ditakdirkan meninggal dunia lebih awal.
2). Takaful Kecelakaan Siswa
Yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan
kepada sekolah atau perguruan tinggi atau lembaga pendidikan non
formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa atau
mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah kecelakaan
yang mengakibatkan cacat tetap, total maupun sebagian, atau
meninggal dunia.
3). Takaful Dana Haji
Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang
bermaksud merencanakan pengumpulan dana (dalam mata uang
rupiah atau dolar AS) untuk biaya menjalankan ibadah haji.
4). Takaful Dana Siswa
Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang
bermaksud menyediakan dana pendidikan untuk putra-putrinya
sampai mencapai gelar sarjana.
5). Takaful Wisata dan Perjalanan
Yaitu program yang diperuntukkan bagi biro perjalanan
wisata atau travel yang berkeinginan memberikan perlindungan
kepada pesertanya jika terjadi musibah karena kecelakaan yang
mengakibatkan cacat tetap, total maupun sebagian, atau yang
mengakibatkan meninggal dunia selama wisata di seluruh dunia.
50
6). Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan
Yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan
bagi perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang bermaksud
menyediakan santunan kepada karyawan atau anggotanya apabila
mengalami musibah kecelakaan.
7). Takaful Perjalanan Haji dan Umrah
Yaitu suatu program yang disediakan bagi jamaah haji dan
umrah yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli warisnya
bila jamaah tersebut meninggal dunia sewaktu menjalankan ibadah
haji atau umrah.
8). Takaful Majelis Ta’lim
Yaitu suatu program yang diperuntukkan bagi jamaah
majelis ta’lim yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli
waris jamaah apabila mengalami musibah kematian.
9). Takaful Al-Khairat
Yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan yang
diperuntukkan bagi ahli waris apabila yang bersangkutan
ditakdirkan meninggal dunia selama dalam masa perjanjian.
10). Takaful Medicare19
Yaitu program asuransi kesehatan yang memberikan
jaminan penggantian biaya pengobatan dan operasi peserta yang
disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan.
19 Muhammad Syakir Sula, Op Cit, Hal. 656.
51
11). Takaful Hasanah20
Yaitu suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang
menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana sebagai
modal usaha atau diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ia
ditakdirkan meninggal dunia lebih awal.
b. Takaful Umum (Asuransi Kerugian), adalah bentuk asuransi syariah
yang memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi bencana
atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful, seperti rumah,
bangunan, kendaraan bermotor dan sebagainya.21
Produk-produk Takaful Umum meliputi:22
1). Takaful Kebakaran (Fire Insurance)
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
akibat terjadinya kebakaran yang disebabkan percikan api,
sambaran petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan dapat
diperluas dengan tambahan jaminan polis yang lebih luas sesuai
dengan kebutuhan.
2). Takaful Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance)
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
terhadap kendaraan bermotor secara sebagian atau keseluruhan
akibat kecelakaan atau tindak pecurian serta tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga. Jaminan perlindungan asuransi
20 Ibid, hal. 648. 21 Gemala Dewi, Op Cit, hal. 139. 22 Tim Takaful, Op Cit, hal. 39-44. Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal.
659-688.
52
kendaraan bermotor dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan
dengan tambahan jaminan polis.
3). Takaful Rekayasa (Engineering Insurance)
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
pada harta benda atau pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi,
pemasangan konstruksi baja/mesin, dan akibat beroperasinya
mesin produksi serta tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga.
Jenis-jenis asuransi takaful rekayasa adalah sebagai berikut:
a) Takaful Risiko Pembangunan (Construktors All Risks), yaitu
pertanggungan asuransi atas risiko proyek pembangunan yang
sedang berjalan.
b) Takaful Risiko Pemasangan (Erection All Risks), yaitu
pertanggungan asuransi atas risiko kerugian dalam proses
pemasangan atau perbaikan instalasi atau mesin, misalnya
boiler, turbin, operasional lift atau genset.
c) Takaful Peralatan Elektronik (Electronic Equipment Insurance)
yaitu, pertanggungan asuransi atas risiko kerugian atau
kerusakan terhadap pemakaian peralatan elektronik, komputer
beserta jaringannya dan juga dapat diperluas untuk
mengasuransikan data prosessing komputer.
d) Takaful Mesin-mesin (Machinery Insurance), yaitu
pertanggungan asuransi atas risiko kerugian selama mesin
beroperasi/dalam perbaikan serta kerugian atas hilangnya
53
keuntungan perusahaan yang diharapkan karena mesin tidak
beroperasi.
4). Takaful Pengangkutan (Cargo Insurance)
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
terhadap barang atau pengiriman uang sebagai akibat alat
pengangkutnya mengalami musibah kecelakaan selama dalam
perjalanan melalui laut, darat atau udara.
Jenis-jenis Asuransi Pengangkutan adalah sebagai berikut:
a) Takaful Pengangkutan Laut (Marine Cargo Insurance)
b) Takaful Pengangkutan Udara (Air Cargo Insurance)
c) Takaful Pengangkutan Darat (Land Cargo Insurance)
d) Takaful Pengangkutan Uang (Cash in Transit Insurance), yaitu
suatu jaminan kerugian terhadap pengiriman uang dalam
pembungkus/lemari besi dari suatu tempat ke tempat tujuan
lain, baik melalui pengangkutan darat, laut maupun udara (yang
biasa dilakukan di lingkungan Bank dan Money Changer).
5). Takaful Rangka Kapal (Marine Hull Insurance)
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian dan atau
kerusakan pada rangka dan mesin kapal akibat dari kecelakaan dan
berbagai bahaya lain. Jaminan perlindungan asuransi rangka kapal
dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan dengan tambahan
jaminan polis.
6). Takaful Aneka (General Accident Insurance)
54
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian dan atau
kerusakan sebagai akibat risiko-risiko yang tidak dapat ditutup
pada polis-polis takaful yang telah ada.
Jaminan risiko asuransi takaful aneka antara lain untuk
produk-produk polis di bawah ini:
a) Takaful Penyimpanan Uang (Cash in Safe/Box Insurance),
yaitu jaminan kerugian atas hilangnya uang yang disimpan
dalam brankas (safe box) yang diakibatkan pencurian,
perampokan atau tindakan jahat/kekerasan lain, kecuali jika
dilakukan oleh ketidakjujuran pegawai atau karyawan sendiri.
b) Takaful Tanggung Gugat (Liability Insurance), yaitu jaminan
kerugian terhadap tuntutan ganti rugi yang dilakukan/diajukan
oleh pihak ketiga, sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian
tertanggung sendiri, baik untuk industri, perdagangan maupun
kegiatan lain sebagai akibat tanggung gugat berdasarkan
hukum.
c) Takaful Jaminan Ketidakjujuran (Fidelity Guarantee
Insurance), yaitu jaminan kerugian akibat kehilangan,
penggelapan, penyelewengan dan ketidakjujuran dari pegawai
perusahaan.
d) Takaful Energi (Oil and Gas Insurance), yaitu suatu
perlindungan terhadap kerugian akibat kecelakaan dan berbagai
55
bahaya lainnya yang dialami dalam pekerjaan pengeboran
minyak dan gas di darat maupun lepas pantai.
c. Retakaful (Usaha Reasuransi), adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi jiwa dan perusahaan asuransi
kerugian, dimana ada proses suka sama suka (saling menyepakati)
risiko dan persyaratannya yang ditetapkan dalam akad.23
Meskipun demikian, jenis usaha reasuransi syariah di
Indonesia ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan menyusul Fatwa
DSN-MUI tentang reasuransi syariah,24 maka ada beberapa faktor
penyebab yang menghalangi operasionalisasi usaha reasuransi syariah,
antara lain:
1). Jumlah Asuransi/Reasuransi Syariah di dunia masih sedikit.
2). Kapasitas limit dan akseptasi yang terbatas.
3). Tenaga ahli masih terbatas.
4). Sinergi takaful dunia yang belum optimal.
23 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hal. 84.
Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 264. 24 Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah, Pasal 9 bagian Reasuransi. Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syariah.
56
B. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di PT
Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang
1. Prosedur Baku dalam Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia
Untuk mengajukan klaim asuransi pada sebuah perusahaan
asuransi kerugian yang diikuti, nasabah harus melihat terlebih dahulu isi
perjanjian yang tertuang dalam polis asuransi yang telah disepakati
bersama. Pada dasarnya isi perjanjian polis asuransi kerugian, khususnya
polis asuransi kendaraan bermotor, adalah sama. Demikian juga polis
asuransi yang terdapat pada PT Asuransi Takaful Umum. Oleh karenanya,
Dewan Asuransi Indonesia telah menerbitkan Polis Standar Kendaraan
Bermotor Indonesia (PSKBI) agar dijadikan pedoman pembuatan
perjanjian pertanggungan antara nasabah dengan perusahaan asuransi.
Pasal-pasal yang tertuang dalam Polis Standar Kendaraan
Bermotor Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Untuk jenis pertanggungan Gabungan (All Risk) biasa
Untuk jenis pertanggungan Gabungan (All Risk) biasa usia
kendaraan dibatasi sampai dengan 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan
endorsemen tambahan yang disepakati antara lain:
1). Klausula yang sesuai dengan Polis Standar Kendaraan Bermotor
Indonesia
2). Klausula Mudharabah
Berdasarkan klausula yang sudah disetujui oleh Dewan
Pengawas Syariah pada tanggal 26 April 2002, PT Asuransi Takaful
57
Umum menerima akad mudlarabah dari peserta untuk
menginvestasikan premi yang diterima dengan kompensasi peserta
mendapat perlindungan (manfaat takaful). Pada masa akhir
perjanjian, bila ada kelebihan dana dari surplus operasional, maka
akan dibagikan secara kepada seluruh peserta dengan nisbah 90%
untuk Takaful dan 10% untuk peserta dengan ketentuan:25
a) Peserta tidak pernah menerima pembayaran atau sedang
mengajukan klaim atas polis
b) Peserta tidak membatalkan perjanjian polis
3). Klausula Risiko Sendiri (kerugian total karena pencurian)
Di dalam PSKBI disebutkan mengenai klausula risiko
sendiri yaitu kerugian total yang dikarenakan tindakan pencurian
adalah sebagai berikut:
“Menyimpang dari ketentuan dalam polis, dengan ini ditegaskan bahwa apabila obyek yang dipertanggungkan mengenai Kerugian Total karena tindakan pencurian, maka kepada Tertanggung dibebankan risiko sendiri sebesar 10 % (sepuluh persen) dari nilai ganti rugi”.26
4). Klausula untuk pengemudi dan penumpang
Dalam hal ini disepakati pula mengenai pertanggungan
terhadap kecelakaan diri pribadi pengemudi dan penumpang dalam
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. Besarnya nilai
pertanggungan dibatasi sebesar Rp. 20.000.000,00 kecuali ditetapkan
tersendiri dalam perjanjian polis.
25 Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI) PT Asuransi Takaful Umum tentang Klausula Bagi Hasil.
26 Ibid, tentang Klausula Risiko Sendiri Karena Pencurian.
58
5). Klausula risiko sendiri untuk partial loss.
Risiko sendiri untuk partial loss atau kerugian sebagian
ditetapkan sebesar Rp. 100.000,00 untuk setiap peristiwa.
6). Klausula Bank
Yaitu pihak yang berhak untuk mengajukan klaim atas
kerugian yang diderita Tertanggung adalah bank atau lembaga
leasing yang bersangkutan, karena kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan adalah kendaran bermotor hasil dari sewa-beli
(kredit) yang belum lunas pembayarannya atau karena kendaraan
bermotor tersebut dijadikan jaminan pada sebuah bank.
b. Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Hasan
Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Hasan usia
kendaraan dibatasi sampai dengan 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan
endorsemen tambahan yang disepakati pada dasarnya sama dengan jenis
pertanggungan all risk biasa. Tetapi, Takaful Abror Hasan terdapat
perluasan jaminan antara lain:
1). Klausula RSCC (Riots, Strike and Civil Communication)
Yaitu kerusakan akibat pemogokan, huru-hara, demonstrasi
dan lain-lain. Di dalam BAB II- PENGECUALIAN: Pasal 3: butir
6.2 PSKBI disebutkan bahwa:
“Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh: perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak), perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru-hara) yang
59
dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umum, pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan dengan kekerasan pemerintah yang sah de jure maupun de facto”.27
2). Klausula risiko sendiri akibat huru-hara (untuk risiko total loss)
Risiko sendiri akibat huru-hara untuk kerugian total, yaitu
kerugian yang mengakibatkan kendaraan bermotor rusak dengan
tingkat kerusakan sama atau lebih 75% dari harga sebenarnya
kendaraan bermotor tersebut, Tertanggung dikenakan biaya sebesar
5% dari harga pertanggungan.
3). Klausula risiko sendiri akibat huru-hara (untuk risiko partial loss)
Risiko sendiri akibat huru-hara untuk kerugian sebagian,
yaitu kerugian yang selain dari total loss, Tertanggung dikenakan
biaya sebesar 0,5 % dari harga pertanggungan.
4). Klausula batas kerugian total
Batas nilai kerugian total untuk konstruksi ditetapkan
sebesar 70 % dari harga pertanggungan, dengan risiko sendiri
sebesar 10 % dari harga pertanggungan.
5). Klausula biaya derek akibat kecelakaan
Biaya derek akibat kecelakaan di dalam polis ditetapkan
maksimal sebesar 0,5 % dari harga pertanggungan.
27 Ibid, Pasal 3 butir 6.2
60
6). Klausula biaya ambulans
Biaya ambulans akibat kecelakaan ke rumah sakit atau pun
ke rumah korban, PT Asuransi Takaful Umum memberikan jaminan
tidak terbatas.
7). Klausula pertanggungan di bawah harga
Di dalam pasal 12 PSKBI tentang pertanggungan di bawah
harga disebutkan sebagai berikut:
“Jika kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pada saat kerugian atau kerusakan oleh suatu bahaya yang dijamin dalam pertanggungan kendaraan bermotor ini, harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut lebih besar daripada pertanggungan, maka Penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bagian yang dipertanggungkan terhadap bagian yang tidak dipertanggungkan”.28
Sedangkan toleransi nilai kendaraan di bawah harga
pertanggungan sebesar 80 % dari harga pasar pada saat kerugian atau
kerusakan terjadi.
c. Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Mumtaz
Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Mumtaz usia
kendaraan dibatasi sampai dengan 5 tahun, jika usia kendaraan lebih dari
5 tahun maka masuk jenis pertanggungan all risk biasa atau Takaful
Abror Hasan. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan yang
disepakati pada dasarnya sama dengan jenis pertanggungan Takaful
Abror Hasan. Tetapi, Takaful Abror Mumtaz terdapat perluasan jaminan,
28 Ibid, Pasal 12
61
sehinga sering disebut sebagai pertanggungan istimewa. Jenis klausula
dan endorsemen tersebut antara lain:
1). Klausul Manfaat Mobil Baru
Yaitu penggantian mobil baru apabila terjadi kerugian
karena pencurian. Untuk jenis klausul ini dibatasi usia mobil 0-6
bulan.29
2). Klausula Perluasan Jaminan
Perluasan jaminan untuk pertanggungan Takaful Abror
Mumtaz diantaranya meliputi: bencana alam, yang meliputi banjir,
badai, tsunami, gunung berapi dan lain-lain. Jaminan klausula huru-
hara dengan perluasan jaminan untuk terorisme dan sabotase. Risiko
sendiri akibat partial loss maupun total loss dalam Takaful Abror
Mumtaz tidak dikenakan biaya.
3). Klausula Potongan Premi
Potongan premi atau pemberian diskon untuk premi yang
telah dibayarkan akan diberikan sebesar 5 %, apabila selama masa
pertanggungan tidak terjadi klaim disamping klausula mudharabah
yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas syariah.
d. Untuk Jenis Pertanggungan All Risk Sepeda Motor
Untuk jenis pertanggungan all risk sepeda motor, usia motor
dibatasi sampai 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan
yang disepakati adalah sebagai berikut:
29 Wawancara dengan Bp. Eko Yuliono, Claim Manager PT Asuransi Takaful Umum
Cabang Semarang pada tanggal 27 April 2005.
62
1). Klausula PSKBI dan Klausula No. 2 (Klausula khusus sepeda motor)
Khusus untuk obyek pertanggungan sepeda motor, polis
yang diterbitkan sama dengan polis kendaraan bermotor pada
umumnya. Perbedaan yang mendasar hanya ada dua sehingga harus
dibuatkan klausula khusus/klausula tambahan yang biasa disebut
dengan klausula No. 2 (klausula khusus sepeda motor). Isi dari
klausula tersebut adalah sebagai berikut:30
1. Semua perkataan yang terdapat dalam teks tercetak dari polis ini yang menyebut: kendaraan bermotor harus dibaca sepeda motor.
2. a. Sejauh mengenai pertanggungan gabungan, atau pertanggungan kerangka kendaraan (cassco), atau pertangggungan kerugian total; menyimpang dari ketentuan dalam polis, pencurian alat-alat yang lepas atau yang lekat pada sepeda motor itu, tidak ditanggung.
b. Sejauh mengenai pertanggungan gabungan, atau pertanggungan kerangka kendaraan (cassco), atau pertanggungan kerugian total atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga; kerusakan dan/atau kerugian yang terjadi pada atau disebabkan sepeda motor itu, sewaktu dikendarai secara bersama-sama oleh lebih dari jumlah orang yang diizinkan menurut peraturan yang berlaku untuk sepeda motor itu, tidak ditanggung.
2). Klausula Kunci Pengaman Ganda
Mengenai klausula kunci pengaman ganda ini di dalam
PSKBI disebutkan sebagai berikut:
“Dengan ini dicatat dan disepakati bahwa atas pertanggungan sepeda motor diwajiban untuk memiliki kunci pengaman tambahan selain kunci yang sudah ada (standar pabrik)”.31
Demikianlah pasal-pasal yang tertuang dalam Polis Standar
Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI) yang dijadikan acuan oleh para
30 PSKBI, Op Cit, Klausula khusus mengenai sepeda motor. 31 Ibid.
63
Penanggung yang berada di bawah naungan Dewan Asuransi Indonesia
(DAI). Polis ini juga dipakai oleh PT Asuransi Takaful Umum dalam
membuat kontrak perjanjian dengan para nasabahnya.
2. Prosedur Klaim
Teknik dasar dari asuransi adalah menghimpun risiko. Fungsi ini
mengandung kewajiban penting untuk membayar kerugian yang diderita
oleh para peserta dari dana yang terhimpun itu. Pembayaran atas kerugian
yang telah terjadi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan
segera dan layak.
Klaim yang sah tidak boleh kurang dibayarnya (underpaid) oleh
perusahaan asuransi. Kekurangan atas pembayaran klaim yang sah pasti
menimbulkam reputasi jelek di mata publik. Perusahaan asuransi yang
selalu kurang membayar klaim yang sah akan segera kehilangan
nasabahnya.32
Sebaliknya, adalah sama berbahayanya bagi perusahaan asuransi
jika membayar klaim secara berlebihan (overpay). Jika terus-menerus
membayar klaim secara berlebihan kepada para nasabahnya, maka pada
akhirnya ia akan mengalami kesulitan keuangan.33
Klaim asuransi akan diberikan oleh perusahaan jika terjadi
peristiwa/risiko yang dipertanggungkan selama masa pertanggungan. Jika
risiko yang terjadi diluar masa pertanggungan ataupun tidak sesuai dengan
32 A. Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Cet. 3, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, hal. 265. 33 Ibid.
64
polis asuransi yang telah ditandatangani, maka perusahaan asuransi akan
menolak klaim yang diajukan oleh nasabah.
Secara umum prosedur klaim pada asuransi kerugian hampir
sama, baik pada asuransi syariah maupun konvensional. Adapun yang
membedakan dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan
kejujuran dalam menilai suatu klaim. Selanjutnya, untuk mengajukan
klaim di PT Asuransi Takaful Umum, tata cara (prosedur) yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:34
a. Pemberitahuan klaim
Di dalam PSKBI tentang syarat-syarat umum dalam hal
klaim disebutkan bahwa:
“Tertanggung wajib memberitahukan kepada Penanggung tentang terjadinya kerugian/kerusakan (klaim) atas kendaraan yang dipertanggungkan selambat-lambatnya 3x24 jam (hari kerja) setelah kejadian tersebut dengan lisan atau melalui telepon sarana tercepat lainnya”.35
Laporan lisan harus dipertegas dengan laporan tertulis. Pada
tahap awal ini, Tertanggung akan mendapat petunjuk mengenai apa
yang harus dilakukan dan dokumen apa yang harus dilengkapi oleh
Tertanggung dalam mengurus klaim yang akan diajukannya. Kondisi
ini diterapkan untuk memungkinkan pengelola mengambil tindakan
yang diperlukan mengenai klaim yang muncul.
34 Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal 261-262. Lihat juga Herman Darmawi,
Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hal. 47. 35 PSKBI tentang Syarat-syarat Umum dalam Hal Klaim.
65
b. Bukti Klaim Kerugian
Tertanggung yang mendapat musibah diminta menyediakan
fakta-fakta yang utuh dan bukti-bukti kerugian. Di dalam PSKBI
ditegaskan bahwa:
“Dalam hal pengajuan tuntutan klaim, Tertanggung wajiib menyerahkan bukti-bukti dan keterangan-keterangan pendukung klaim, antara lain surat keterangan dan/atau surat keterangan dari instansi/pejabat setempat, keterangan mengenai sebab-sebab kecelakaan, gambar/foto tentang bagian kendaraan yang mengalami kerusakan, fotocopy STNK dan SIM serta pendukung lain-lain yang dianggap perlu”.36
PT Asuransi Takaful Umum akan meminta nasabah untuk
mengisi laporan kerugian kendaraan bermotor, segera setelah laporan
kerugian diterima untuk dilakukan upaya penanganan lebih lanjut
Sedangkan untuk kasus yang melibatkan pihak ketiga (Tanggung
Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga) dan kasus pencurian atau total
loss, harus dilengkapi asli laporan polisi setempat.37
c. Penyelidikan
Setelah laporan yang dilampiri dengan dokumen pendukung
diterima oleh PT Asuransi Takaful Umum, dilakukan analisa
administrasi.38 Hal ini sudah sesuai dengan perjanjian dalam PSKBI,
yang menyatakan bahwa:
“Penanggung harus diberi kesempatan terlebih dahulu untuk memeriksa kerusakan kendaraan sebelum diperbaiki”.39
36 Ibid. 37 Brosur Takaful ABROR (Asuransi Kendaraan Bermotor) PT Asuransi Takaful
Umum tentang Prosedur Umum Klaim Kendaraan Bermotor. 38 Bapak Eko Yuliono menyebutnya dengan istilah Registrasi Klaim, yaitu memproses
laporan klaim melalui sistem komputerisasi. Wawancara dengan Bp. Eko Yuliono, Loc Cit. 39 PSKBI tentang Syarat-syarat Umum dalam Hal Klaim.
66
Jika klaim ditolak, PT Asuransi Takaful Umum akan
menyampaikan surat penolakan atas klaim dengan disertai alasan-
alasan yang jelas kepada Tertanggung. Sebaliknya, jika klaim secara
teknis dijamin dalam polis, PT Asuransi Takaful Umum akan segera
menghubungi Tertanggung mengenai kesepakatan bentuk dan nilai
penggantian yang akan diberikan. Semua bentuk penggantian akan
dilakukan secara tertulis antara Tertanggung dengan PT Asuransi
Takaful Umum.
d. Penyelesaian Klaim
Setelah terjadi kesepakatan mengenai jumlah penggantian,
dalam peraturan perundang-undangan diisyratkan bahwa pembayaran
klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan tersebut.
Seandainya disepakati tentang perbaikan kendaraan bermotor
dilakukan di bengkel, penunjukan bengkel harus diserahkan atau
setidak-tidaknya atas seizin Penanggung. Biasanya Penanggung telah
memiliki Bengkel Rekanan40 sendiri untuk perbaikan kendaraan para
nasabahnya. Penyimpangan terhadap syarat-syarat tersebut di atas,
dapat berakibat tuntutan klaim tidak dapat dipenuhi.
40 Bengkel Rekanan yaitu, bengkel yang menjadi mitra kerja dari perusahaan asuransi
dalam hal perbaikan kendaraan bermotor dari nasabah yang mengalami peristiwa yang dipertanggungkan, Eko Yuliono, Loc Cit.
67
C. Pelaksanaan Pembayaran Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di PT
Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di PT Asuransi
Takaful Umum Cabang Semarang, tercatat ada 138 kasus klaim asuransi dari
sekitar 5.000 lebih polis yang telah diterbitkan selama tahun 2004.41 Dari 138
kasus tersebut dapat dibedakan atas dua jenis kendaraan bermotor, yaitu
kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) dan kendaraan bermotor roda
empat atau lebih (mobil), dengan perincian 132 kasus klaim mobil dan 6 klaim
sepeda motor.
Kasus-kasus klaim tersebut dibedakan menurut jenis-jenis kerugian
yang diderita yaitu:
a. Kerugian seluruhnya (total loss)
b. Kerugian sebagian (partial loss)
c. Kerugian pihak ketiga (Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga)
Kerugian-kerugian yang diderita oleh Tertanggung, tentunya
memerlukan perbaikan agar kendaraan bermotor yang bersangkutan menjadi
seperti keadaan semula sebelum terjadinya peristiwa yang dipertanggungkan.
Oleh karena itu penulis juga akan mengulas sedikit tentang bengkel rekanan
terkait dengan pelaksanaan pembayaran klaim asuransi tersebut.
Pembahasan tentang pelaksanaan pembayaran klaim asuransi
kendaraan bermotor di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang,
penulis uraikan sebagai berikut:
41 Dokumen rekapan klaim asuransi di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang
selama tahun 2004.
68
1. Total Loss (Kerugian Seluruhnya)
Yaitu kerugian yang dialami oleh Tertanggung akibat dari obyek
yang dipertanggungkan secara teknis atau nyata rusak seluruhnya.42
Misalnya, kendaraan yang hilang dicuri atau mengalami kecelakaan yang
parah (kerusakan mencapai 75% atau lebih). Secara teknis dikatakan rusak
seluruhnya, karena biaya perbaikan diperkirakan melebihi harga kendaraan
tersebut. Dalam hal kendaraan dicuri, pernyataan hilangnya kendaraan
hanya dapat dikeluarkan oleh kepala direktorat serse polisi setempat.
Peristriwa total loss ini dialami oleh Bapak Muhammad Husni
pemilik sepeda motor Yamaha Alfa V100K dengan No. polisi H 5953 TG.
Motor ini diasuransikan oleh PT Rukun Rahardjo Sedoyo (Rahardjo
Finance), sebagai lembaga leasing. Karena, Bapak M. Husni membeli
motor ini secara sewa-beli (kredit).43 Sehingga polis yang bernomor
1.601.04.202.000571 ini atas nama Rukun Rahardjo Sedoyo (Rahardjo
Finance). Dan di dalam polis asuransi terdapat klausul bank yang artinya
bahwa jika terjadi risiko atas obyek pertanggungan, maka yang berhak
mengajukan klaim adalah lembaga leasing atau bank yang bersangkutan.
Motor milik Bapak M. Husni ini hilang ketika diparkir di depan
rumahnya di Jl. Gedong Sari No. 63 Rt: 04/III Kel. Rejomulyo Semarang,
pada tanggal 31 Oktober 2004. Atas peristiwa tersebut, Bapak M. Husni
memberitahukan kejadiannya kepada Rahardjo Finance, selaku pihak yang
42 Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 260. 43 Wawancara dengan Bapak Muhammmad Husni pada tangal 15 Mei 2005.
69
memberikan kredit. Oleh Rahardjo Finance hal ini dilaporkan kepada PT
Asuransi Takaful Umum selaku Penanggung.
PT Asuransi Takaful Umum kemudian meminta korban (Bapak
M. Husni) melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang
berwajib/kepolisian sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan klaim
asuransi. Dalam pasal 10 PSKBI tentang Kerugian Total disebutkan
bahwa:
”Klaim akan dibayarkan apabila kendaraan mengalami kerusakan yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga sebenarnya atau hilang dicuri dan tidak ditemukan dalam waktu 60 hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut”.44
Di kantor Polres Semarang Timur, Bapak M. Husni membuat
laporan tentang Berita Acara Kehilangan.45 Laporan kemudian diproses
oleh pihak kepolisian dan diupayakan untuk pencarian sesuai prosedur.
Setelah dua bulan upaya pencarian kendaraan tidak ditemukan, kemudian
oleh kepolisian dilakukan pemblokiran atas surat-surat kendaraan di
Kantor Samsat Ditlantas Polda Jawa Tengah.46 Disamping laporan dari
pihak kepolisian, korban juga diminta untuk mengisi formulir laporan
kerugian kendaraan bermotor yang disertai dengan bukti-bukti yang
diperlukan, seperti: STNK, SIM, foto lokasi kejadian dan lain-lain.
Pembayaran klaim baru dilakukan setelah mendapatkan laporan
resmi dari pihak kepolisian bahwa kendaraan tersebut telah diblokir surat-
suratnya. Sesuai dengan perjanjian polis yang telah disepakati, bahwa
44 Pasal 10 Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia PT Asuransi Takaful Umum. 45 Wawancara dengan Bapak Muhammmad Husni, Loc Cit. 46 Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono, Loc Cit.
70
klausula risiko sendiri untuk peristiwa kehilangan akibat pencurian adalah
10% dari harga pertanggungan. Jadi pengantian yang diperoleh Bapak M.
Husni adalah sejumlah nilai pertanggungan dikurangi klausula risiko
sendiri, yaitu: harga pertanggungan sebesar Rp 5.300.000,00 – 10% (Rp
530.000,00) = Rp 4.770.000,00. Jumlah uang ini telah sesuai dengan nilai
kontrak perjanjian yang disepakati bersama dan dibayarkan kurang dari
satu bulan sejak disepakati mengenai besarnya nilai kerugian.
2. Partial Loss (Kerugian Sebagian)
Yaitu semua kerusakan yang tidak masuk kategori kerusakan
seluruhnya (total loss).47 Untuk menentukan nilai kerugian, maka dihitung
berdasarkan jumlah kerusakan pada obyek pertanggungan. Kasus partial
loss (kerugian sebagian) ini, sebagaimana yang dialami oleh Bapak Drs.
M. Pujo Siswoyo, salah seorang nasabah pemegang polis dengan nomor
1.601.04.208.000038.
Peristiwa ini menimpa Bapak Pujo pada tanggal 21 Desember
2004, di Jl. Raya Ngaliyan Semarang. Pada waktu itu, mobil yang
bersangkutan diselip mobil lain dari samping kanan. Karena jaraknya
terlalu dekat, sehingga menyenggol fender sebelah kanan. Secara reflek
Bapak Pujo banting setir ke kiri sehingga bodi belakang mobil mengenai
ranting pohon dan tergores cukup dalam.48
Atas peristiwa tersebut, beliau segera melaporkannya kepada
bagian klaim PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang dan diterima
47 Ibid. 48 Wawancara dengan Bapak Drs. M. Pujo Siswoyo pada tanggal 7 Mei 2005.
71
oleh Bp. Eko Yuliono, Claim Manager PT Asuransi Takaful Umum
Cabang Semarang. Oleh Bapak Eko, yang bersangkutan diminta untuk
membawa mobilnya ke bengkel rekanan terdekat dan mengisi formulir
laporan kerugian kendaraan bermotor, untuk kemudian diadakan
pemeriksaan atas laporan klaimnya. Laporan tersebut antara lain berisi
tentang identitas kendaraan yang dipertanggungkan, peristiwa kecelakaan,
waktu terjadinya peristiwa dan lain-lain. Laporan juga disertai dengan foto
copy SIM dan STNK serta bukti kerusakan berupa foto49 di tempat/bagian
mobil yang mengalami kerusakan.
Setelah dilakukan pemeriksaan seperlunya dan dinyatakan bahwa
klaim yang bersangkutan patut untuk dibayar, maka Claim Manager
segera melakukan negosiasi dengan pihak bengkel untuk menentukan
besarnya nilai perbaikan. Harga perbaikan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan atau setelah terjadi proses tawar-menawar yang wajar antara
PT Asuransi Takaful Umum dengan bengkel rekanan.
Untuk risiko sendiri (Own Risk) Bapak Pujo dikenakan biaya Rp
200.000,00. Hal ini dikarenakan Bapak Pujo pernah mengajukan klaim
dan memasukkan mobilnya ke bengkel. Sebelum proses perbaikan selesai
dan own risknya dibayar mobil diambil lagi untuk operasional perusahaan
yang sangat padat. Sehingga untuk pengajuan klaim yang kedua, beban
own risknya ditambah dengan own risk yang pertama. Sedangkan klaim
49 Foto biasanya diambil oleh pihak asuransi atau bengkel rekanan sebagai bukti
pelengkap adanya laporan kerugian sekaligus sebagai penyelidikan awal atas peristiwa kerugian yang terjadi, apakah memenuhi syarat untuk pembayaran klaim atau tidak.
72
perbaikan untuk mobil sesuai dengan yang diklaimkan pada klaim yang
pertama dan kedua.
3. Kerugian pihak ketiga (Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak
Ketiga)
Adalah kerugian yang dialami oleh pihak ketiga akibat tindakan
yang dilakukan oleh Tertanggung.50 Mengenai Tanggung Jawab Hukum
Terhadap Pihak Ketiga diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPer) sebagai berikut:51
Pasal 1365: “Setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menimbulkan kerugian itu, mengganti kerugian orang lain itu”.
Pasal 1366: “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau kekurang hati-hatiannya”.
Pasal 1367: “Seseorang tidak saja bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh orang-orang yang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”.
Untuk kasus kerugian pihak ketiga ini penulis mengambil tiga
sampel kejadian, yaitu:
a. Kerugian yang hanya mengakibatkan kerusakan pada kendaraan.
b. Kerugian yang mengakibatkan korban jiwa.
c. Kerugian pada pihak ketiga yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
lain.
50 Muhammmad Syakir Sula, Op Cit, hal. 261. 51 Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, Jakarta: Djambatan,
1997, hal. 112.
73
a) Kerugian yang hanya mengakibatkan kerusakan pada kendaraan
Peristiwa ini menimpa Ibu Betty Eka Kurnianty, salah
seorang Direksi Bank Danamon Jl. Gang Tengah No. 77 Semarang,
pada tanggal 8 Nopember 2004. Pada waktu itu mobil yang
bersangkutan, yang diparkir di depan Bank Danamon, diserempet oleh
mobil milik Ibu Yenny Soviani, nasabah dengan nomor polis
1.601.04.208.000066.
Mengetahui bahwa mobil milik Ibu Yenny Soviani
diasuransikan di PT Asuransi Takaful Umum, maka Ibu Betty
mengajukan klaim kepada PT Asuransi Takaful Umum. Klaim
diajukan dengan membuat surat pernyataan bahwa telah terjadi
kerugian yang disebabkan oleh mobil milik nasabah PT Asuransi
Takaful Umum. Klaim tersebut diajukan bersama dengan klaim yang
diajukan oleh Ibu Yenny selaku nasabah yang menghadapi kerugian.
PT Asuransi Takaful Umum kemudian mengadakan
pemeriksaan, baik pada kendaraan nasabah maupun pihak ketiga. Hal
ini dilakukan untuk memastikan bahwa apakah kerugian tersebut
benar-benar menjadi tanggung jawab nasabah yang bersangkutan.
Proses pemeriksaan ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena
melibatkan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga.
Proses pemeriksaan ini memakan waktu sekitar tiga minggu.
Meskipun begitu diakui oleh Ibu Betty, bahwa beliau tidak melakukan
tindakan apapun atau keluar sejumlah uang untuk biaya pengurusan
74
perbaikan mobilnya.52 Hal ini semua sudah ditangani oleh PT Asuransi
Takaful Umum selaku Penanggung atas risiko yang terjadi, baik pada
nasabah maupun pada pihak ketiga yang bersangkutan. Untuk biaya
atas risiko sendiri (own risk), Tertanggung (Ibu Yenny Soviani)
dikenakan biaya Rp. 100.000,00 sesuai dengan kontrak perjanjian
dalam polis.
b) Kerugian yang mengakibatkan korban jiwa
Klaim yang diajukan oleh Bapak Purwadi, selaku pihak
ketiga yang dirugikan oleh nasabah PT Asuransi Takaful Umum ini,
berawal ketika sepeda motor Karisma dengan No. Pol. H-4444-AN
yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil kijang No. Pol. H-7243-
WH. Peristiwa ini terjadi di Jl. Penawangan Kabupaten Grobogan,
pada tanggal 7 Oktober 2004, yang mengakibatkan korban jiwa.
Disamping itu, kedua kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan juga
rusak parah.
Setelah terjadi kecelakaan, korban segera dilarikan ke Rumah
Sakit Yakkum Purwodadi untuk mendapatkan perawatan. Sementara
kendaraan yang terlibat kecelakaan dibawa ke Kantor Kepolisian
Resort (Polres) Grobogan untuk dilakukan upaya pemeriksaan bersama
dengan sopir dan para saksi yang mengetahui peristiwa tersebut.
Atas peristiwa kecelakaan tersebut, pihak Bapak Purwadi
menuntut pemilik mobil untuk mengganti biaya pengobatan dan biaya
52 Wawancara dengan Ibu Betty Eka Kurnianty, selaku Claimant (pihak yang mengajukan klaim) terkait dengan peristiwa kecelakaan yang menuntut tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, pada tanggal 5 Mei 2005.
75
perbaikan kendaraan bermotor. Karena mobil tersebut diasuransikan di
PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang dengan No. Polis
1.601.04.200.000006, maka pemilik mobil (Koperasi Telkomsel “KI-
SEL”), sebagai tertanggung, meneruskan klaim dari pihak ketiga ini ke
PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang, sebagai penanggung.
Klaim tersebut diajukan karena dalam perjanjian polis disepakati
klausul penutupan kerugian terhadap pihak ketiga yang disebabkan
oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
Bapak Purwadi berada di Rumah Sakit selama dua puluh
hari.53 Beliau mengalami retak kaki kanan, sobek pada lutut sebelah
kanan, sobek pada bahu kiri serta luka-luka ringan yang lain. Tuntutan
yang diajukan oleh Bapak Purwadi adalah pengobatan sampai sembuh
(100 %) dan biaya perbaikan kendaraan bermotor sesuai dengan nilai
yang ada di kwitansi.
Sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada tanggal
13 November 2004 di atas kertas bermeterai, pihak Bapak Purwadi
menuntut pihak Bapak Fauzin (sopir pada waktu kejadian), sebesar Rp.
7.500.000,00.54 Karena nilai pertanggungan dengan PT Asuransi
Takaful Umum hanya sebesar Rp. 5.000.000,00. Maka, kekurangan
uang sejumlah Rp. 2.500.000,00 menjadi tanggung jawab pihak Bapak
Fauzin. Dalam hal ini uang sejumlah itu ditanggung oleh Bapak Fauzin
53 Wawancara dengan Bapak Purwadi, selaku Claimant (pihak yang mengajukan klaim)
terkait dengan peristiwa kecelakaan yang menuntut tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, pada tanggal 16 Mei 2005.
54 Ibid.
76
dan pihak perusahaan (Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’), karena pada
waktu itu Bapak Fauzin bekerja atas nama perusahaan.55
Sementara itu, mobil yang dipertanggungkan masih berada di
Kepolisian selama dua bulan, untuk proses pemeriksaan. Lamanya
proses pemeriksaan membuat pembayaran klaim (perbaikan mobil)
tidak bisa segera dilakukan. Untuk mengambil mobil, pihak koperasi
Telkomsel ‘KI-SEL’ diminta biaya administrasi sebesar Rp.
1.000.000,00 yang dibayarkan dari uang perusahaan.
Setelah dinyatakan dapat diambil, pihak PT Asuransi Takaful
Umum segera mengambil alih proses pertanggungan dengan
membawa mobil ke bengkel rekanan yang ada di Semarang untuk
diperbaiki. Nilai perbaikan yang ditanggung oleh PT Asuransi Takaful
Umum sebesar Rp. 12.300.000,00. Jadi, nilai pertanggungan yang
dibayarkan oleh PT Asuransi Takaful Umum untuk membayar klaim
nasabah dan pihak ketiga adalah sebesar Rp. 12.300.000,00 + Rp.
5.000.000,00 = Rp. 17.300.000,00.
Dalam hal ini klaim yang diajukan oleh Koperasi Telkomsel
‘KI-SEL’ kepada PT Asuransi Takafuk Umum dibayarkan
sepenuhnya. Karena klaim tersebut masih dapat ditutupi oleh klausula
dalam perjanjian polis yang disepakati. Sementara klaim yang diajukan
oleh pihak ketiga hanya ditutup sebesar nilai pertanggungan yang
55 Wawancara dengan Bapak Ariadi. N, Kepala Bagian SDM dan Umum Koperasi
Telkomsel ‘KI-SEL’ Semarang pada tanggal 17 Mei 2005. Dan wawancara dengan Bapak Mas’ud Fauzin, karyawan Koperasi Telkomsel ’KI-SEL’ dan sopir pada waktu kejadian, pada tanggal 14 Mei 2005.
77
disepakati dalam polis,56 yaitu Rp. 5.000.000,00. Sedangkan
kekurangannya dibayarkan oleh perusahaan Koperasi Telkomsel ‘KI-
SEL’ bersama dengan sopir pada waktu kejadian, Bapak Mas’ud
Fauzin. Untuk biaya atas risiko sendiri (own risk), Tertanggung
(Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’) dikenakan biaya Rp. 100.000,00
sesuai dengan kontrak perjanjian dalam polis.
c) Kerugian pada pihak ketiga yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
lain.
Berdasarkan kesepakatan bersama anggota Dewan Asuransi
Indonesia (DAI), bahwa apabila pihak ketiga dijamin oleh Assuradur
(perusahaan asuransi) lain, maka penyelesaiannya dilakukan secara
Knock For Knock Agreement,57 dimana proses klaimnya diselesaikan
masing-masing perusahaan asuransi yang bersangkutan.
Peristiwa ini terjadi pada mobil milik nasabah PT Asuransi
Takaful Umum yang bernama Endah Fitriani pemegang polis No.
1.601.04.208.000147. Mobil Daewoo Nexa D 1385 DU yang sedang
diparkir di komplek perumahan Bukit Mas Banyumanik Semarang,
ditabrak oleh mobil milik Mulyadi Haryono, nasabah PT Asuransi
Bintang Tbk.
Atas peristiwa tersebut, Ibu Endah mengajukan klaim kepada
PT Asuransi Bintang Tbk. Berdasarkan kesepakatan Knock For Knock
Agreement, PT Asuransi Bintang Tbk. Meneruskan klaim Ibu Endah
56 Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono, tanggal 19 Mei 2005. 57 Knock For Knock Agreement yaitu kesepakatan saling memikul risiko di antara
anggota Dewan Asuransi Indoneia (DAI), Lihat Radiks Purba, Op Cit, hal.119.
78
ini kepada PT Asuransi Takaful Umum. Sedangkan biaya untuk risiko
sendiri (own risk) sebesar Rp. 100.000,00 ditanggung oleh PT
Asuransi Bintang Tbk. Sementara klaim dari Bapak Mulyadi Haryono
ditanggung oleh PT Asuransi Bintang Tbk. sebagai assuradurnya.
Jadi dalam hal ini Ibu Endah tidak keluar uang sepeser pun
untuk mengurusi klaimnya, karena biaya own risk telah dibayar oleh
PT Asuransi Bintang Tbk.58
4. Bengkel Rekanan.
Yaitu bengkel yang menjadi mitra kerja dari perusahaan asuransi
dalam hal perbaikan kendaraan bermotor dari nasabah yang mengalami
peristiwa yang dipertanggungkan.
Bengkel rekanan menjadi sesuatu yang sangat penting
keberadaannya bagi sebuah perusahaan asuransi. Sebab, pembayaran
klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada nasabahnya yang
menuntut klaim tidak dilakukan secara langsung dalam bentuk uang tunai.
Pembayaran klaim tersebut dilakukan dalam bentuk perbaikan kendaraan
bermotor yang mengalami musibah terhadap risiko yang
dipertanggungkan, kecuali pembayaran klaim dalam bentuk kerugian total
loss dan santunan pertanggungan.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari adanya
bengkel rekanan adalah sebagai berikut:59
58 Ibid. 59 Ibid, tanggal 27 April 2005.
79
a. Mudah menetapkan lokasi perbaikan terhadap kendaraan bermotor
yang mengalami musibah.
b. Harga perbaikan terhadap kendaraan bermotor lebih murah.
c. Adanya kesepahaman terhadapa apa yang dikehendaki oleh nasabah,
perusahaa asuransi dan bengkel tersebut.
Menurut Bapak Devi Widjaja Hutomo, pemilik bengkel DV Auto
Mobile salah satu bengkel rekanan PT Asuransi Takaful Umum Cabang
Semarang, beliau mengatakan bahwa untuk menjadi rekanan salah satu
perusahaan asuransi maka beliau mengajukan penawaran untuk sebuah
kerja sama dalam hal perbaikan kendaran bermotor milik nasabah yang
mengalami musibah.60
Setelah penawaran diajukan, maka perusahaan asuransi
mengadakan survey lokasi. Survey lokasi dilakukan untuk melihat hal-hal
sebagai berikut:
a. Lokasi bengkel, strategis atau tidak
b. Kualitas hasil kerja
c. Penawaran harga yang bersaing.
Proses penetapan harga perbaikan terhadap kendaraan bermotor
dilakukan/dihitung berdasarkan jumlah kerusakan dan harga spare part
yang sesuai dengan harga pasar. Pihak perusahaan asuransi menawar harga
yang telah ditetapkan tersebut. Dan biasanya kesepakatan harga dicapai
setelah proses tawar-menawar yang wajar.
60 Wawancara dengan Bapak Devi Widjaja Hutomo, pemilik DV Auto Mobile salah satu bengkel rekanan PT Asuransi Takaful Umum Yang terletak di Jl. Madukoro Raya No. 40 Semarang, pada tanggal 28 April 2005.
80
Sedangkan proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:61
a. Setelah harga perbaikan mobil disepakati, PT Asuransi Takaful Umum
segera mengeluarkan WO (Work Order). Selama WO belum keluar
bengkel tidak berani melakukan perbaikan karena tidak ada yang
menjamin terhadap biaya perbaikan mobil.
b. Jika WO sudah keluar, maka bengkel bekerja sesuai dengan instruksi
yang ada di dalamnya yang meliputi perbaikan tehadap jumlah
kerusakan yang diklaimkan.
c. Jika masih ada kerusakan di luar WO yang disepakati, bengkel tidak
akan memperbaikinya karena di luar job WO-nya. Dan pihak bengkel
tidak mau rugi.
d. Kerusakan-kerusakan yang dianggap janggal oleh Claim Manager,
yang menjadikan ditolaknya sebuah klaim, menjadi tanggung jawab
nasabah sepenuhnya.
DV Auto Mobile menjadi rekanan PT Asuransi Takaful Umum
Cabang Semarang sejak Oktober 2004. Disamping hasil kerja yang bagus,
peralatan yang memadai, yang didatangkan dari luar negeri, dan harga
yang bersaing menjadikan bengkel ini sebagai salah satu kepercayaan dari
PT Asuransi Takaful Umum. Sehingga rata-rata PT Asuransi Takaful
Umum memberikan order 1-2 mobil perbulannya. Order yang ditetapkan
oleh PT Asuransi Takaful Umum didasarkan pada sistem rotasi
61 Ibid.
81
(bergiliran), sehingga masing-masing rekanan mendapatkan jatah yang
sama.62
Di dalam setiap polis yang diterbitkan oleh PT Asuransi Takaful
Umum selalu disertai dengan nama-nama dan alamat bengkel rekanan.
Tujuannya adalah untuk mempermudah nasabah apabila ingin mengajukan
klaim terhadap PT Asuransi Takaful Umum. Apabila nasabah menglami
musibah di luar kota, maka bisa menghubungi bengkel rekanan cabang
terdekat yang ada di kota tersebut. Tetapi apabila memungkinkan untuk
dibawa ke bengkel rekanan di kota tempat perusahan asuransi berada,
maka hendaknya mobil tersebut dibawa pulang untuk mempermudah
dalam proses pemeriksaannya.
62 Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono tanggal 27 April 2005.