1 klaim konstruksi - ringkasan

44
KLAIM KONSTRUKSI, TEKNIK & KIAT MEMANFAATKAN PELUANG KLAIM DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin PENGANTAR Di Negara Barat Klaim Konstruksi sudah lama dikenal dan merupakan suatu hal yang biasa terjadi antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Terjadi persaingan ketat antar penyedia jasa dalam efisiensi untuk memenangkan tender; bukan dalam perbedaan harga, karena sama-sama menguasai teknologi. Akhir-akhir ini persaingan dalam efisiensi pun sudah semakin ketat, sehingga harga-harga penawaran / tender hampir sama. Perusahaan tertentu mencari peluang lain untuk memenangkan tender bukan dari efisiensi tapi dari kejelian melihat peluang klaim yang besar pada 1 Copyright NY-SS/KKTKMPK&PSK/VI-11

Upload: dee1985

Post on 24-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Materi Klaim Konstruksi

TRANSCRIPT

KLAIM KONSTRUKSI

KLAIM KONSTRUKSI, TEKNIK & KIAT MEMANFAATKAN PELUANG KLAIMDAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI(RINGKASAN)Oleh :Ir. H. Nazarkhan Yasin

PENGANTAR

Di Negara Barat Klaim Konstruksi sudah lama dikenal dan merupakan suatu hal yang biasa terjadi antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

Terjadi persaingan ketat antar penyedia jasa dalam efisiensi untuk memenangkan tender; bukan dalam perbedaan harga, karena sama-sama menguasai teknologi.

Akhir-akhir ini persaingan dalam efisiensi pun sudah semakin ketat, sehingga harga-harga penawaran / tender hampir sama.

Perusahaan tertentu mencari peluang lain untuk memenangkan tender bukan dari efisiensi tapi dari kejelian melihat peluang klaim yang besar pada waktu tender. Setelah yakin peluang tersebut ada, penawaran direndahkan.

Ada 2 perusahaan Perancis yang kabarnya digelari Claim Artist. Salah satunya memenangkan tender di Indonesia dengan harga sangat rendah dibandingkan dengan Penawar lain. Setelah mendapatkan pekerjaan tersebut, dia mengajukan klaim dan dibayar yang kabarnya bila ditambah nilai kontrak asli ternyata lebih tinggi dari harga Penawar lain.

Bagaimana klaim di Indonesia :

Terlanjur mengartikan klaim sebagai tuntutan (tabu) Pengguna jasa tidak menyenangi klaim Penyedia jasa enggan mengajukan klaim takut masuk daftar hitam. Baru pada tahun sembilan puluhan akhir muncul klaim.

PERKEMBANGAN KLAIM DI INDONESIA

Periode 1945-1950 : Praktis belum ada klaim karena pembangunan belum ada. Sibuk dengan pergolakan fisik.

Periode 1951-1959 : Juga belum ada klaim karena masih belum membangun, Pemerintahan tidak stabil & ada gangguan gerakan separatis (DI, TII, PRRI. Permesta)

Periode 1960-1966 : Mulai membangun proyek-proyek yang dipimpin langsung Presiden. Tidak ada persaingan karena pekerjaan ditunjuk. Sektor swasta belum banyak. Klaim tidak ada.

Periode 1967-1996 :

Industri Jasa Konstruksi tumbuh dan berkembang sampai mencapai puncak.

Persaingan antar penyedia jasa semakin ketat.

Teknologi semakin tinggi

Sektor Swasta ikut meramaikan termasuk pihak asing. Pendanaan mulai dari luar negeri (loan).

Mulai muncul klaim, terutama dari swasta asing

Periode 1997-2002:

Pertengahan 1997 terjadi krisis moneter

Industri jasa konstruksi setelah berkembang pesat mendadak berhenti

Muncul peraturan perundang-undangan mengenai Industri Jasa Konstruksi (UU.No.18/1999, PP. No.28, 29, 30/2000, UU No. 30/1999).

Sebagai dampak dari krisis moneter, mulai tahun 1998 muncul banyak klaim.

PEMBAHASAN KLAIM KONSTRUKSI

Klaim dapat terjadi dari salah satu pihak terhadap pihak lain yang berkontrak (antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau sebaliknya).

Dapat juga terjadi dari pihak lain diluar kontrak (Pihak ketiga : Pemasok Bahan atau sub penyedia jasa atau Masyarakat).

Arti klaim sesungguhnya adalah permintaan mengenai waktu, biaya atau kompensasi lain. Klaim bukanlah suatu tuntutan / gugatan.Klaim dapat menjadi tuntutan, bila tidak dipenuhi/dilayani.

Cara pengajuan klaim bermacam-macam, mulai dari yang paling sederhana secara lisan, sampai yang disusun secara lengkap dan tertulis.

Sesungguhnya Para pihak lebih suka penyelesaian secara damai, karena penyelesaian melalui Pengadilan memakan waktu lama, biaya, terbuka untuk umum dan menderita

Kategori Klaim :

Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa :

Pengurangan nilai kontrak Percepatan waktu penyelesaian Kompensasi atas kelalaian.

Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa :

Tambahan waktu pelaksanaan Tambahan kompensasi Tambahan konsesi atas pengurangan spesifikasi teknis / bahan.

Sebab - Sebab Timbul Klaim :

Dalam Industri Jasa Konstruksi sebetulnya masalah klaim adalah sesuatu yang wajar. Di dunia Barat ini hal biasa.

Di dunia Barat pengguna jasa bahkan biasa menanyakan kepada penyedia jasa apakah ada klaim. Di Indonesia hal ini rasanya hampir tidak pernah terjadi.

Seperti perubahan pekerjaan, klaim dapat berasal dari mana saja. Sebab-sebab klaim hampir semuanya mempunyai dasar antara lain:

Dari pengguna jasa : Pekerjaan cacat/kurang sempurna Pekerjaan terlambat Kontrak putus

Dari penyedia jasa : Kelambatan / cacat informasi (gambar / spesifikasi) Kelambatan / cacat bahan / alat Perubahan ketentuan / gambar / spesifikasi Perubahan / keadaan lapangan yang tidak diketahui Reaksi pekerjaan yang berurutan Larangan metode kerja tertentu Kontrak kurang jelas

Unsur-Unsur Klaim :

Yang paling sering adalah klaim mengenai waktu dan biaya.

Menghitung tambahan biaya untuk pekerjaan yang bertambah tidak sulit.

Sering juga timbul klaim untuk pekerjaan yang tidak berubah ini menghitungnya tidak mudah.

Penjelasan : Suatu pekerjaan yang tidak berubah terpaksa ditunda pelaksanaannya (karena ada pekerjaan lain yang berubah) sampai tiba musim hujan produksi menurun dan perlu tambahan biaya untuk melindungi pekerjaan tersebut, tambahan upah pengamanan, biaya administrasi dokumen, dsb.

Bentuk/Format Klaim :

Walaupun sasaran klaim sama dengan perubahan pekerjaan yaitu minta tambahan waktu/biaya, tapi sifatnya berbeda. Kompensasi atas perubahan diajukan sebelum dikerjakan bila belum/tidak disetujui, tidak/belum dikerjakan.Klaim diajukan pada saat pekerjaan sudah / sedang dikerjakan.

Pengajuan klaim dimulai dengan penyampaian fakta pekerjaan yang di klaim tentang lokasi dan analisa biaya, kemudian diikuti proses administrasi sebagai pendukung. Gilbreath menguraikan cara pengajuan klaim : Struktur Klaim :

Keterangan mengenai lingkup pekerjaan yang ditanyakan sesuai ketentuan/syarat kontrak termasuk struktur pembiayaan.

Keterangan mengenai fakta apa yang terjadi secara kronologis sesuai surat menyurat, perintah-perintah, rapat-rapat.

Dampak kepada pekerjaan lain.

Analisis biaya.

Stokes juga menguraikan hal ini : Prosedur Klaim :

Tak ada format tertentu, tetapi harus ditata secara logis dan berisi fakta dengan rincian yang cukup serta merujuk pada kontrak, laporan, dokumentasi untuk menjadikan klaimnya beralasan.

Banyak penyedia jasa/sub. penyedia jasa prihatin mengenai pemberitahuan klaim mengakibatkan hubungan dengan pengguna jasa kurang baik. Seharusnya bila diberi pengertian hal itu tidak akan terjadi.

Bila terlambat mengajukan klaim tambahan waktu, dapat kena ganti rugi.

Untuk melindungi hal ini penyedia jasa melakukan hal-hal berikut: Buat satu surat kepada pengguna jasa yang menyatakan: dia telah mendapat perintah lisan untuk melakukan kerja tambah tambahan biaya, yang akan diajukan kemudian.

Pekerjaan tambah tersebut akan memperlambat penyelesaian seluruh pekerjaan tambahan waktu

Jadi ada 2 klaim : Biaya dan waktu. Sering hanya minta tambahan biaya, tambahan waktu terlupa.Bila hal itu terjadi, perlu percepatan pekerjaan dengan biaya sendiri untuk menghindari ganti rugi.

Analisis Klaim :

Apa klaim berdasarkan fakta

Apa dasar hukumnya

Analisis biaya tidak mudah, tergantung kecerdikan penyedia jasa.

Tambahan biaya untuk pekerjaan yang tidak berubah.

Klaim semua alat yang idle, overhead, biaya uang karena perpanjangan waktu

Gilbreath : Claim Analyses.

Untuk menentukan tambahan kompensasi, pengguna jasa harus menganalisis 3 tahapan :

analisis faktual (apa yang terjadi) analisis hukum sesuai kontrak analisis biaya

Dua yang pertama mudah tapi yang ketiga dapat bervariasi.

Ada 2 metode menghitung biaya : metode biaya total metode kenaikan biaya

Pengguna jasa menanggapi negatif metode biaya total karena sukar membuktikan penyedia jasa melaksanakan pekerjaan yang dirubah tersebut dengan efisien.

Metode kenaikan biaya lebih dianjurkan karena : mengesahkan kenaikan biaya kemungkinan memperkirakan unsur biaya pekerjaan lain.

Dengan metode kenaikan biaya setiap tambahan biaya diikutkan dengan faktor penyebab : pemadatan tanah yang mengunakan tangan yang seharusnya memakai mesin mengakibatkan tambahan biaya.

Yang terpenting, metode kenaikan biaya memungkinkan pemecahan dengan mudah dan cepat.

Jenis-Jenis Klaim.

Yang paling sering terjadi : Klaim tambahan biaya Klaim tambahan waktu.

Jenis klaim lain : overhead. Klaim kelambatan tidak selalu mudah menetapkannya karena :Tidak seluruhnya kesalahan pengguna jasa.

PERKEMBANGAN KEJADIAN SUATU KLAIM

PROSEDUR PENANGANAN KLAIM

Administrasi Kontrak

Fungsi administrasi kontrak dalam penanganan klaim sangat penting.

Keberhasilan klaim sangat tergantung pada kecermatan mengelola administrasi kontrak.

Kelalaian / kecerobohan mengelola administrasi kontrak, melemahkan perjuangan klaim.

Manager Kontrak / Administrasi Kontrak.

Manager Kontrak/Administrator Kontrak bertugas menangani klaim dengan otoritas dari pengguna/penyedia jasa antara lain :

menyakini bahwa klaim secara manajerial benar menganalisis klaim dengan teliti mencatat dan mengarsipkan klaim dengan cermat menyelesaikan klaim secepat mungkin.

Evaluasi.

mewawancarai orang-orang yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.

mempelajari dokumen kontrak, arsip proyek, laporan.

Bahan Evaluasi.

Dokumen Kontrak

Perubahan Pekerjaan

Ringkasan Pekerjaan Tambah / Kurang

Risalah Rapat

Korespondensi

Jadual Pelaksanaan

Laporan Harian.

Analisis.

Menganalisis berdasarkan bahan-bahan dan bantuan orang-orang proyek.

Perintah Perubahan.

Setelah klaim dianalisis, diterbitkan perintah perubahan kontrak diamandemen.

Penyelesaian Klaim.

Bila klaim tidak disetujui arbitrase / pengadilan.

TEKNIK & KIAT MEMANFAATKAN PELUANG KLAIM

PENGANTAR

Persaingan dalam efisiensi untuk memenangkan tender semakin ketat.

Orang mencari cara lain : Peluang memanfaatkan klaim (didunia Barat)

Cara yang dimaksud : Kejelian / keahlian melihat dan memanfaatkan peluang klaim Kecerdikan / kemahiran menyusun klaim

Tidak semua orang/perusahaan dapat memanfaatkan peluang klaim karena perlu menguasai teknik dan kiat tertentu

Pemanfaatan peluang klaim, bukanlah manipulasi/tipu muslihat

Baik pengguna jasa maupun penyedia jasa sama-sama memiliki peluang klaim

PAKAR KLAIM (CLAIM ARTIST)

Untuk menjadi pakar klaim dapat dipelajari

Cara-Cara untuk menjadi pakar klaim antara lain:

pelajari dengan teliti dokumen tender/kontrak bila perlu sewa Konsultan Hukum Konstruksi profesional pelihara administrasi kontrak sejak tender sampai kontrak berakhir lakukan bussines intelligent

PELUANG KLAIM PENYEDIA JASA

Daya dukung tanah

Sebuah Superblock akan dibangun menggunakan 800 tiang pancang beton dengan panjang @ 15.00 m (sesuai spek).

Setelah beberapa kali dipancang percobaan tenyata tiang pancang tidak mencapai lapisan tanah keras (kalendering tidak tercapai).

Dilakukan penyelidikan tanah ulang hasilnya lapisan tanah keras ternyata lebih dalam direkomendasikan tiang pancang beton dengan panjang 20.00 m.

Untuk ini pengguna jasa telah menyetujui pekerjaan tambah untuk tambahan panjang tiang pancang dan biaya tambahan pekerjaan pemancangan.

Namun demikian penyedia jasa mengajukan klaim berupa:

Biaya tambahan panjang tiang pancang beton Biaya tambahan upah pemancangan Demobilisasi alat pancang lama (kapasitas kurang) Remobilisasi alat pancang baru (kapasitas lebih besar) Ganti rugi peralatan yang idle hingga didapat hasil penyelidikan tanah ulang Ganti rugi sewa alat pancang lama karena pemakaian dihentikan sebelum kontrak berakhir (kapasitas kurang) Tambahan sewa alat pancang baru (kapasitas lebih besar) Tambahan waktu penyelesaian antara lain akibat penangguhan Pekerjaan Pemancangan

Sesungguhnya penyedia jasa telah mengetahui kondisi tersebut pada waktu tender.

Informasi ini sengaja disimpan penyedia jasa tersebut untuk dimanfaatkan sebagai peluang klaim apabila dia menang tender.

Kekerasan batuan setempat:

Suatu proyek bendungan membutuhkan terowongan pengelak sepanjang 1,5 km.

Setelah di bor mata bor berulang kali patah.

Mata bor yang patah serta contoh batuan dikirim ke Lab di Perancis untuk diteliti.

Hasil lab menyatakan kekerasan batuan lebih tinggi dari yang tersebut dalam dokumen tender (jenis batuan lebih keras).

Oleh karena itu pengeboran harus dilakukan dengan mesin bor khusus yang berkapasitas lebih besar dan dengan mata bor berlapis intan karena batuan lebih keras.

Hal ini diajukan ke pengguna jasa disertai bukti-bukti yang otentik dan tak terbantahkan. Oleh karena cukup beralasan, penggantian mesin bor tersebut secara prinsip disetujui pengguna jasa.

Namun penyedia jasa mengajukan klaim yang jauh lebih luas termasuk dampak dari pekerjaan pengeboran terhadap pekerjaan-pekerjaan lain.

Klaim penyedia jasa tersebut yang diajukan dan disetujui antara lain :

Perpanjangan waktu : Demobilisasi mesin bor lama Remobilisasi mesin baru (dari Brasilia) Pekerjaan lain yang tertunda

Tambahan biaya Remobilisasi mesin bor baru Tambahan biaya untuk pengeboran batuan yang lebih keras Ahli mesin bor baru Demobilisasi mesin lama Sewa peralatan lain yang idle Overhead (waktu pelaksanaan bertambah)

Re-optimasi dana

Dana pembangunan kurang, tapi proyek sudah ditender-kan.

Perlu Re-Optimasi jumlah tiang pancang dari 800 dikurangi jadi 500 penyedia jasa kehilangan proyeksi laba.

Kebetulan kontrak mengacu pada AV 41 bila ada pekerjaan kurang, keuntungan penyedia jasa tak boleh dipotong.

Penyedia jasa klaim hal-hal berikut :

Keuntungan dari pekerjaan yang dibatalkan:

300 tiang pancang : biaya pembuatan ditambah upah pemancangan.

Pekerjaan-pekerjaan lain yang ikut dibatalkan.

Ganti rugi pekerjaan lain yang terganggu karena perubahan tiang pancang.

Ganti rugi pembatalan sewa alat pancang karena kontrak sewa diakhiri sebelum waktunya.

Biaya pengeluaran 300 tiang pancang dari lapangan karena mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan lain.

Perubahan akses kelapangan

Sebuah Mega Mall akan dibangun didalam pusat kota disisi jalan raya utama.

Lapangan pekerjaan untuk membangun Mega Mall tersebut diserahkan tepat waktu sesuai kontrak, namun jalan masuk kelapangan kemudian dirubah oleh pengguna jasa.

Semula masuk dari jalan utama dirubah ke jalan lain yang kelasnya lebih rendah karena dilarang oleh polisi lalu lintas. Sebagai dampak dari perubahan jalan masuk tersebut mengkibatkan :

Urutan-urutan pekerjaan harus dirubah, disesuaikan dengan arah masuk kelapangan.

Karena kelas jalan lebih rendah bahan-bahan harus diangkut dengan kendaraan lebih kecil waktu pengadaan material dan mobilisasi peralatan bertambah.

Kesulitan bertambah karena jalan masuk melintasi jalan kereta api yang dipakai untuk langsir.

Penyedia jasa mengajukan klaim antara lain :

Perpanjangan waktu karena perubahan jadual kerja dan bahan akibat perubahan jalan masuk kelapangan.

Kompensasi biaya tambah untuk: kongesti bahan, sewa alat dan lain-lain

Kondisi Lingkungan

Suatu bangunan Superblock dengan basement sebanyak 5 lantai untuk parkir akan dibangun bersebelahan dengan bangunan kantor bertingkat 8 (delapan) dengan basement 2 lantai. Sesuai gambar dan spek ternyata pengamanan terhadap bangunan bersebelahan kurang kuat.

Perlu dilakukan konstruksi penguat yang cukup agar bangunan disebelah tetap aman (tidak terjadi longsor sliding). Penyedia jasa yang memenangkan tender dapat memanfaatkan peluang ini untuk klaim.

Setelah dilakukan penelitian dengan cermat, penyedia jasa mengajukan klaim sebagai berikut :

Biaya konstruksi penguat termasuk biaya desain untuk daerah yang berbatasan dengan bangunan disebelah. Ganti rugi pekerjaan lain yang terganggu akibat pekerjaan ini yang harus didahulukan. Ganti rugi sewa peralatan yang idle akibat perubahan urutan pekerjaan.

Perubahan Spesifikasi Bahan

Yang dimaksud disini adalah merubah bahan yang mutunya setara atau lebih baik dari bahan yang ditentukan dalam spesifikasi.

Kebetulan penyedia jasa memiliki kelebihan bahan (bekas proyek lain) yang mutunya lebih tinggi dari marmer yaitu: granit.

Penyedia jasa (tanpa minta tambahan biaya) mengusulkan perubahan dari marmer ke granit walaupun sesungguhnya granit lebih tinggi harganya dari marmer.

Pengguna jasa mendapatkan nilai tambah, dipihak lain penyedia jasa dapat menghemat biaya karena tidak harus membeli bahan baru usulan diterima.

Kondisi budaya/agama

Pemerintah Saudi Arabia, dimana berlaku Syariat Islam sebagai Undang-Undang Negara, sangat menghormati dan sangat melindungi kesucian Kabah.

Salah satu hal dalam pembangunan yang harus dihindari adalah posisi toilet menghadap kiblat. Apabila gambar rencana posisi toilet menghadap kiblat, maka hal ini dapat menjadi peluang untuk mengajukan klaim.

Apabila penyedia jasa cukup jeli maka pengajuan klaim dilakukan setelah pekerjaan tersebut diselesaikan.

KIAT-KIAT BILA KLAIM TIDAK ADA

Penyedia jasa:

Meningkatkan efisiensi biaya harga penawaran ditekan

Lakukan Business Intelligence : Pesaing tender lainnya Perilaku pengguna jasa

Bila pesaing sama bonafide penawaran ditinggikan agar tidak menang.

Ajukan usulan alternatif (bila diizinkan)

Tujuannya untuk mendapatkan harga penawaran yang lebih rendah tanpa mengorbankan spesifikasi teknis.

Penyedia jasa tentu lebih menguasai usulan alternatif yang diajukan karena kemungkinan dia sendiri yang memiliki hak paten.

Sebagai contoh :

Suatu perusahaan Jepang memenangkan tender proyek Penjernihan Air Minum dari air laut (Deselanition Water Treatment Plant) di Saudi Arabia dengan harga sangat murah karena memakai usulan alternatif.

Ternyata turbinnya harus diganti setiap 3 bulan dan hanya perusahaan tersebut yang dapat membuatnya karena hak paten.PELUANG PENGGUNA JASA

Waktu Tender

Alternatif perubahan spesifikasi Alternatif perubahan bahan

Waktu Pelaksanaan

Perubahan rencana / metode kerja Fasilitas peralatan Value Engineering

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

Tidak semua peserta tender/penyedia jasa mampu memanfaatkan peluang klaim.

Klaim akan tetap tinggal sebagai peluang bila tidak ada yang memanfaatkannya.

Untuk menjadi ahli dalam mengajukan klaim dapat dipelajari.

Kebanyakan peluang klaim terjadi akibat kelalaian dari pengguna jasa dalam memanfaatkan peluang klaim.

Pengguna jasa harus lebih teliti mempersiapkan data proyek yang akan ditenderkan.

Pengguna jasa harus waspada terhadap Peserta Tender yang dikenal sebagai Claim Artist.

Penyedia jasa harus mulai meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan peluang klaim.

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

Pengertian

Sengketa Konstruksi adalah sengketa perdata yang terjadi di dalam/sehubungan dengan kegiatan Industri Jasa Konstruksi

Sengketa konstruksi dapat terjadi karena klaim konstruksi yang tidak dilayani/dipenuhi antara lain klaim tambahan waktu, biaya, atau kompensasi lain

Cara-Cara Penyelesaian Sengketa Konstruksi Ada tiga cara Penyelesaian Sengketa Konstruksi:

Badan Peradilan

Arbitrase (Lembaga / Ad Hoc)

Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Pilihan penyelesaian sengketa harus tegas tercantum dalam kontrak.

Bila pilih Arbitrase Pengadilan tidak boleh ikut campur (UU. No.30/99 Pasal. 3).

Bila pilih arbitrase harus jelas apa institusi / lembaga atau ad hoc termasuk peraturan prosedurnya

Pengertian Arbitrase / Arbiter.

Arbitrase = Perwasitan

Arbiter = Wasit.

Beberapa pengertian arbitrase :

Prof. R. Subekti (Arbitrase Perdagangan : 1992) :Penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang arbiter atau para arbiter berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau mentaati keputusan yang diberikan oleh arbiter atau para arbiter yang mereka pilih atau tunjuk tersebut.

Blacks Law Dictionary (1984) :The reference of a dispute to an impartial (third) person chosen by the parties to the dispute who agree in advance to abide by the arbitrators award issued after hearing at which both parties have an opportunity to be heard. An arrangement for taking and abiding by the judgement of selected persons in some disputed matter, instead of carrying it to establish tribunals of justice, and is intended to avoid the formalities, the dalay, the expense and vexation of ordinary litigation.

U.U. R.I. No.30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Pasal 1 ayat 1 :Cara penyelesaian satu sengketa perdata di luar peradilan umum yang berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Pilihan Arbitrase versus Pengadilan.

Dalam daftar berikut disajikan beberapa kelebihan dan keuntungan pilihan penyelesaian sengketa melalui Lembaga Arbitrase dibandingkan dengan Lembaga Pengadilan.

LEMBAGA ARBITRASE

LEMBAGA PENGADILAN

Bebas dan otonom menentukan rules dan institusi arbitrase;

Mutlak terikat pada hukum acara yang berlaku (HIR, Rv).

Menghindari ketidakpastian (uncertainty) akibat perbedaan sistim hukum dengan negara tempat sengketa diperiksa, maupun kemungkinan adanya keputusan Hakim yang unfair dengan maksud apapun, termasuk melindungi kepentingan domestik yang terlibat sengketa.

Yang berlaku mutlak adalah sistim hukum dari negara tempat sengketa diperiksa.

Keleluasaan memilih arbiter professional, pakar (expert) dalam bidang yang menjadi objek sengketa, dan independen dalam memeriksa sengketa.

Majelis Hakim Pengadilan ditentukan oleh Administrasi Pengadilan.

Waktu, prosedur, dan biaya arbitrase lebih efisien. Putusan bersifat final and binding, dan tertutup untuk upaya hukum banding atau kasasi;

Putusan pengadilan yang in kracht van gewijsde membutuhkan waktu yang relatif lama (> 5 thn jika sampai tingkat MARI).

Persidangan tertutup (non-publicity), dan oleh karena itu memberikan perlindungan untuk informasi atau data usaha yang bersifat rahasia atau tidak boleh diketahui umum.

Terbuka untuk umum (kecuali kasus cerai).

Pertimbangan hukum lebih mengutamakan aspek privat dengan pola win-win solution.

Pola pertimbangan Pengadilan dan putusan Hakim adalah win-loose.

Putusan bersifat non-precedence, dan karena itu untuk jenis dan sifat sengketa yang sama sangat mungkin terjadi putusan yang berbeda.

Yurisprudensi merupakan salah satu sumber hukum yang dapat diterapkan dalam putusan perkara.

Ketentuan-ketentuan mengenai arbiter :

Komposisi Arbiter

Syarat Material Arbiter

Syarat Formal Arbiter

Kelemahan Pilihan Arbitrase :

ARBITRASE

LEMBAGA PENGADILAN

Honorarium arbiter, sekretariat dan administrasi, relatif mahal. Tolok-ukur jumlah umumnya ditentukan oleh nilai klaim (sengketa). Apabila biaya ditolak atau tidak dibayar oleh salah satu pihak, maka pihak yang lain wajib membayarnya agar sengketa diperiksa Arbitrase.

Biaya perkara relatif murah dan telah ditentukan oleh MARI.

Relatif sulit untuk membentuk Majelis Arbitrase apabila Lembaga Arbitrase Ad Hoc

Tidak ada hambatan berarti dalam pembentukan Majelis Hakim yang memeriksa perkara.

Tidak memiliki juru sita sendiri sehingga menghambat penerapan prosedur dan mekanisme Arbitrase secara efektif.

Memiliki juru sita dan atau sarana pelaksanaan prosedur hukum acara.

Putusan Arbitrase tidak memiliki daya paksa yang efektif, dan sangat bergantung kepada Pengadilan jika putusan tidak dijalankan dengan sukarela.

Pelaksanaan Putusan dapat dipaksakan secara efektif terhadap pihak yang kalah dalam perkara.

Eksekusi Putusan Arbitrase cenderung mudah untuk diintervensi pihak yang kalah melalui lembaga peradilan (bantahan, verzen), sehingga waktu realisasi pembayaran ganti rugi menjadi relatif bertambah lama.

Eksekusi Putusan yang telah memiliki kekuatan hukum yang pasti, dapat dilaksanakan meskipun kemudian ada Bantahan atau Verzet.

Proses Penanganan Sengketa melalui Arbitrase.

Secara diagram proses penanganan sengketa melalui arbitrase adalah sebagai berikut :

PROSES PENANGANAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE

KASUSSENGKETA

KUASA HUKUM

NEGOSIASiPENYELESAIAN (SETTLEMENT BERHASIL

PENYELESAIAN (SETTLEMENT)

SOMASII BERHASIL

GAGAL

GAGAL

ARBITRASE

INSTITUSIONAL(BANI)ARBITRASEAD.HOC

PROSES PERSIDANGAN

PN.DOMISILITERMOHON (30 HARI)PUTUSAN

EKSEKUSI SUKARELA

EKSEKUSI PENGADILAN BERHASIL GAGAL

Klausula Arbitrase Dalam Kontrak Konstruksi.

Undang-Undang R.I. No.30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Bab I : KETENTUAN UMUM, Pasal 1 ayat 3 menyebutkan tentang pengertian perjanjian arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pelaku sebelum timbul sengketa atau suatu perjanjian arbitrase sendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa.Jadi ada 2 kemungkinan terjadi perjanjian arbitrase yaitu sebelum sengketa timbul atau sesudahnya.

Berikut di sajikan syarat-syarat/kententuan perjanjian arbitrase sebelum dan sesudah sengketa timbul :

KLAUSULA PERJANJIAN ARBITRASE(SEBELUM TERJADI SENGKETA)

PENGERTIANKONSEKUENSI YURIDIS

Kesepakatan yang tercantum dalam (suatu) perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa.Undang-Undang R.I. No.30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Pasal 1 ayat 1.1. Menentukan kompetensi absolut arbitrase, di mana PN tidak berwenang mengadili sengketa (U.U. No.30/1999) Pasal 3;

2. PN wajib menolak dan tidak akan campuran untuk menyelesaikan sengketa yang terikat perjanjian arbitrase (U.U. No.30/1999 Pasal 1).

KLAUSULA STANDAR

1. Kesepakatan (komitmen) para pihak untuk melaksanakan arbitrase jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan kontrak.

2. Ruang lingkup (objek) arbitrase.

3. Lembaga arbitrase yang digunakan, dan tata-cara penunjukan arbiter.

4. Rules dan prosedur yang digunakan.

5. Tempat dan bahasa yang digunakan.

6. Pilihan terhadap hukum substansi yang berlaku;

KLAUSULA PERJANJIAN ARBITRASE(SETELAH TERJADI SENGKETA)

SYARAT YANG HARUS DIMUATKETERANGAN

a. Masalah sengketa

b. Nama lengkap dan tempat tinggal para pihak

c. Nama lengkap arbiter dan tempat tinggal arbiter atau lembaga arbitrase

d. Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan.

e. Nama lengkap sekretaris.

f. Kurun waktu penyelesaian sengketa;

g. Pernyataan kesediaan dari arbiter;

h. Pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala biaya yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.1. Perjanjian ini harus tertulis dan dalam bentuk Notariil (akta Notaris).

2. Perjanjian arbitrase yang tidak memuat semua syarat akan batal demi hukum (U.U. No.30/1999 Pasal 9).

3. Perjanjian (klausula) Arbitrase tidak batal disebabkan alasan/peristiwa :

a. Meninggalnya salah satu pihak;

b. Bankrutnya salah satu pihak;

c. Novasi (pembaruan hutang);

d. Insolvensi;

e. Pewarisan;

f. Berlakunya syarat hapusnya perikatan pokok;

g. Pengalihan pelaksanaan perjanjian pokok

h. oleh pihak ketiga;

i. Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.

(U.U. No.30/1999 Pasal 10)

CONTOH KLAUSULA ARBITRASE

ARBITRASE AD HOC

Setiap perselisihan, sengketa atau tuntutan yang terjadi dalam pelaksanaan atau yang berkenaan dengan perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada perbuatan wanprestasi, pengakhiran atau sah tidaknya perjanjian, yang tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah (negosiasi) akan diselesaikan melalui arbitrase yang dilaksanakan di (..) sesuai dengan ketentuan dan prosedur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

ARBITRASE AD HOC & PILIHAN RULE

Setiap perselihan, sengketa atau tuntutan apapun yang terjadi dalam pelaksanaan atau yang berkenaan dengan perjanjian ini, akan diselesaikan melalui arbitrase yang dilaksanakan di ( ) dengan ketentuan dan prosedur BANI.

ARBITRASE LEMBAGA & RULE

Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan dalam tingkat pertama dan terakhir.

ARBITRASE LEMBAGA & RULE (VARIATIF)

Any dispute, controversy or claim arising out of or relating to this contract, or the breach, termination or invalidity thereof, shall be settled by arbitration in accordance with the UNCITRAL Arbitration Rules as at the present in force. The appointing authority shall be the ICC in accordance with the rules adopted by the ICC for this purpose.

Jalur Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Cara termurah, termudah, tercepat, tertutup

Jalur alternatif penyelesaian sengketa diatur menurut U.U. RI. No.30/1999 Bab II : Alternatif Penyelesaian Sengketa Pasal 6 dengan cara mediasi, negosiasi, konsiliasi atau penilaian ahli.

Mediasi :

Seorang penengah (mediator) ditunjuk (tidak memutuskan hanya membimbing perundingan untuk mencari penyelesaian)

Tidak ada aturan baku, tak ada pula aturan yang mengatur tata cara, batas waktu, biaya dan sebagainya

Cara ini sangat baik, cepat, mudah, murah, tanpa diketahui pihak lain asal dilandasi itikad baik

Bila mediasi berhasil, para pihak membuat kesepakatan atas bimbingan mediator.

Negosiasi :

Cara ini berpedoman pada pokok pandangan hidup bangsa kita: musyawarah untuk mufakat.

Para pihak masing-masing menunjuk juru runding (negosiator) yang berhadapan satu sama lain.

Hasil kesepakatan di tuangkan secara tertulis.

Cara ini juga murah, mudah dan cepat.

Konsiliasi :

Upaya mempertemukan keinginan kedua pihak dengan menyerahkan kepada pihak ketiga yang disepakati yang disebut Konsiliator.

Konsiliator tak harus berunding dengan salah satu pihak secara bergantian.

Konsiliator dapat memaksakan resolusi yang akan diambil.

Bila para pihak setuju konsiliator membuat perjanjian tertulis yang ditanda tangani para pihak bila gagal proses terhenti.

Pilihan Cara Menyelesaian Sengketa yang efektif

Pengadilan

Proses bertingkat lama.

Yang menangani hanya ahli hukum.

Waktu bisa sampai 5 15 tahun.

Biaya resmi kecil tetapi biaya lain tidak terukur.

Putusan hanya berdasarkan hukum semata (win-lose).

Terbuka untuk umum.

Alternatif Penyelesaian Sengketa

Belum terbiasa.

Tak ada kaidah hukum yang baku.

Mudah diingkari pihak yang kalah.

Terbentur pada masalah formal legal.

Arbitrase

Ditangani para ahli yang professional dibidangnya.

Waktu sangat singkat (6 bulan).

Keputusan final & binding (tak ada banding, kasasi).

Biaya efisien.

Tertutup.

Azas kepatutan dan rasa keadilan juga dipakai sebagai pertimbangan

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka yang paling efektif dan efisien adalah Arbitrase dan yang bersifat lembaga seperti BANI.Cara yang paling murah, cepat, tertutup adalah alternatif penyelesaian sengketa

Daftar Pustaka :1. UU RI No. 30/1999 Tentang Arbitrase & Alternatif Penyelesaian Sengketa2. Buku Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa Konstruksi oleh H. Nazarkhan Yasin, Ir.3. Buku Managing Construction Contract, 1992 oleh Robert. D. Gilbreath4. Buku Construction Law in Contractors Language, 1977 oleh Mc. Neill Stokes

5Copyright NY-SS/KKTKMPK&PSK/VI-11