bab ii mcdonalisasi dan pendidikan islam a....

28
23 BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. McDonaldisasi I. Pengertian McDonaldisasi Istilah McDonaldisasi pertama kali dikemukakan oleh George Ritzer, seorang sosiolog Amerika dalam tulisannya yang terkenal di Journal of American Culture tahun 1983. 1 Pengertian ini kemudian merebak dengan terbitnya buku Ritzer yang berjudul The McDonalization of Society (1993) serta publikasi lainnya yang berkenaan dengan itu. McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip dan sistem franchising makanan cepat saji (fast food) dari McDonald’s. Seperti kita ketahui dewasa ini outlet-outlet McDonald’s terdapat hampir di seluruh dunia. Bermula restoran kecil drive in yang menjual hamburger di SAN Berbadino, California, tahun 1954 oleh McDonald bersaudara, seorang inovator yang bernama Ray Crock pada tahun 1995 memodernisasi serta merasionalisasi restoran kecil tersebut menjadi restoran raksasa makanan cepat saji yang mendunia. 2 Roy Crock si jenius yang mengilhami lahirnya restoran waralaba McDonald, memang sosok beride besar dengan ambisi luar biasa. Sayang, bahkan Crock sendiri tak mampu mengantisipasi dampak dahsyat dari kreasinya itu. McDonald bisa menjelma sebagai tonggak perkembangan penting yang berpengaruh pada kehidupan Amerika di abad 20. Dampak ini sampai pada tataran luas yang begitu mendalam pada berbagai porsi, bahkan sudah menyangkut pola hidup yang mengglobal. Terus meluas pada tingkatan akselerasi. 3 1 Konsep McDonaldisasi diambil dari George Ritzer, The Mcdonaldization of Society: An Investigation into the Changing Character of Contemporary Social Life, (London: Pine Forge Press, 1993), hlm. 1. 2 H.A.R TILAAR, Multikulturalisme, (Jakarta : Grasindo, 2004), hlm 269. 3 Untuk pandangan yang sama namun lebih dangkal dengan yang diekspresikan disini, Lihat Benjamin R. Barber, Jihad Vs McWorld, (The Atlantic Monthly, 1992), hlm. 53-63

Upload: vankhuong

Post on 06-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

23

BAB II

MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM

A. McDonaldisasi

I. Pengertian McDonaldisasi

Istilah McDonaldisasi pertama kali dikemukakan oleh George Ritzer,

seorang sosiolog Amerika dalam tulisannya yang terkenal di Journal of

American Culture tahun 1983.1 Pengertian ini kemudian merebak dengan

terbitnya buku Ritzer yang berjudul The McDonalization of Society (1993)

serta publikasi lainnya yang berkenaan dengan itu.

McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip dan sistem

franchising makanan cepat saji (fast food) dari McDonald’s. Seperti kita

ketahui dewasa ini outlet-outlet McDonald’s terdapat hampir di seluruh

dunia. Bermula restoran kecil drive in yang menjual hamburger di SAN

Berbadino, California, tahun 1954 oleh McDonald bersaudara, seorang

inovator yang bernama Ray Crock pada tahun 1995 memodernisasi serta

merasionalisasi restoran kecil tersebut menjadi restoran raksasa makanan

cepat saji yang mendunia.2

Roy Crock si jenius yang mengilhami lahirnya restoran waralaba

McDonald, memang sosok beride besar dengan ambisi luar biasa. Sayang,

bahkan Crock sendiri tak mampu mengantisipasi dampak dahsyat dari

kreasinya itu. McDonald bisa menjelma sebagai tonggak perkembangan

penting yang berpengaruh pada kehidupan Amerika di abad 20. Dampak ini

sampai pada tataran luas yang begitu mendalam pada berbagai porsi, bahkan

sudah menyangkut pola hidup yang mengglobal. Terus meluas pada

tingkatan akselerasi.3

1 Konsep McDonaldisasi diambil dari George Ritzer, The Mcdonaldization of Society: An

Investigation into the Changing Character of Contemporary Social Life, (London: Pine Forge Press, 1993), hlm. 1.

2 H.A.R TILAAR, Multikulturalisme, (Jakarta : Grasindo, 2004), hlm 269. 3 Untuk pandangan yang sama namun lebih dangkal dengan yang diekspresikan disini, Lihat

Benjamin R. Barber, Jihad Vs McWorld, (The Atlantic Monthly, 1992), hlm. 53-63

Page 2: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

24

Berilham institusi bisnis Amerika ini, beberapa negara

mengembangkan variasinya sendiri. Bisnis kudapan ini menjamur di Paris,

kota yang sebelumnya dikenal kebal atas serbuan fast food, terciptalah

sebuah trend. India memiliki jaringan restoran Nirula’s yang

menghidangkan burger daging kambing cincang (seperti kita ketahui bahwa

80 persen rakyat India merupakan pemeluk hindu yang mengharamkan

makan daging sapi) serat menu khas lokal.4

McDonald dan kepanjangan jaringannya menjelma di mana-mana

dan kemudian menjadi simbol yang bisa diterima diseluruh penjuru Amerika

dan belahan lain dunia. Kehadiran McDonald benar-benar telah menempati

posisi sentral dalam masyarakat. Saat sebuah McDonald baru dibuka di kota

kecil, ia mampu menciptakannya sebagai even besar. Dalam even seperti itu,

seorang siswa di SMA di Maryland pernah berkata, “Belum pernah ada yang

semeriah ini di Dele Citry”.5

Selama bertahun-tahun McDonald terus berusaha menyapa

masyarakat dengan beragam cara. Restoran mereka diklaim sebagai yang

terapi dan terbersih, menunya di sebut sebagi yang paling lezat dan bergizi,

karyawan yang ditampilkan muda-muda dan cekatan, manajer tampak tegas

dan pandai mengelola, serba suasana santap yang menyenangkan.

Berkunjung ke sana, orang bahkan percaya bahwa secara tidak langsung

mereka telah menyumbang ke institusi amal seperti Ronald McDonald

House yang membantu ank-anak sakit.

Proyek kecil, kolat atau outlet pelosok yang dibuka di wilayah yang

belum menyokong penuh operasi-operasi restoran fast food, terus

berkembang pesat. Di Indonesia bisnis ini sudah mulai nampak di pajangan

toko-toko kecil di perkotaan dan di beberapa tempat belanja non tradisional

seperti toko serba ada, beberapa pusat layanan, bahkan sekolah. Umumnya

4 Valerie Reitman, India Anticipates the Arrival of the Beefless Big Mac, (Wall Street

Journal, 20 Oktober 1993), hlm. B1-B2. 5 John F Harris., McMilestone Restaurant Open door in Dele City (Washington 7 April

1999), hlm. D1

Page 3: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

25

mereka menyajikan menu terbatas dan bergabung pada stok outlet yang

lebih besar.

Dominasi restoran fast food juga telah menyerbu berbagai kampus.

Restoran fast food pertama di buka di Universitas Cincinnati pada tahun

1973. Saat ini, hampir semua kafetaria kampus tampak sebagai ajang belanja

makanan. Di universitas Gadjah Mada, belakangan telah dibuka outlet

McDonald di kampus, tidak ketinggalan POM bensin dan pusat

perbelanjaan.6 Hal ini di lakukan demi menggali sumber-sumber

finansialnya sendiri. Sebagai konsekuensi di terapkannya UGM sebagai

badan hukum milik negara (BHMN).

McDonald menjadi model ampuh bagi bisnis lain yang kemudian

memulai mereknya dengan “Mc”. Sebut saja “McDentist” dan “McDoctors”

bagi klinik drive in bagi penyembuhan cepat dan efisien atas gangguan pada

gigi dan masalah kesehatan lainnya. Pusat perawatan “McChild” bagi pusat

perawatan anak, “McStables” untuk pelatihan kuda pacuan di segenap

pelosok negeri, serta “McPaper’ bagi perusahaan Koran di Jakarta.7

2. Dimensi McDonaldisasi

Mengapa bisnis model McDonald terbukti tidak bisa di tangkal? Ada

empat pemikat yang bersarang pada inti sukses model yang lazim disebut

McDonaldisasi ini. Keberhasilan McDonald meraih sukses karena ia

melayani konsumen, pekerja, serta efisiensi pengelola, daya hitung, daya

prediksi dan kontrol.

Pertama, McDonald menawarkan efisiensi atau metoda optimal bagi

perolehan dari satu ke lain poin. Prinsip ini dikenal secara luas di dalam

bisnis. Berdasarkan prinsip Fordism (assembly line), scientific management

dan management birokrasi, dan prinsip birokrasi maka restoran McDonald

dikelola secara sangat efisien. Pada prinsipnya restoran tersebut telah

melaksanakan prinsip uniformitas, menu standar, porsi yang sama dengan

6 Heru Nugroho (ed), McDonaldisasi Pendidikan Tinggi, (Yogyakarta: Kanisius 2002), hlm.

19 7 Kompas, 15 Februari 2004. hlm. 17.

Page 4: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

26

harga yang sama serta kualitas yang sama di setiap restoran McDonalds.8

Bagi konsumen, itu berarti McDonald menawarkan pilihan terbaik atas

pemenuhan rasa lapar.

Dalam masyarakat di mana orang selalu sibuk lalu lalang, biasanya

bermobil dari satu tempat ke tempat yang lain, efisiensi makanan fast food

tanpa harus memutar balik kemudi atau meninggalkan landasan pacu,

membuktikan sebagai tawaran yang tidak mungkin di tolak.

Efisiensi berarti mencari cara yang terbaik untuk mencari tujuan,

dalam restoran cepat saji, mengulurkan sajian melalui jendela adalah contoh

yang baik dari usaha mempertnggi efisiensi dalam mendapatkan pesanan

makanan.

Laiknya pelanggan, pekerja disistem yang telah di

McDonaldisasikan akan berfungsi secara efisien. Pengelola melatihnya

demikian, dan mengawasinya agar mereka yakin atas apa yang di kerjakan.

Hukum dan aturan organisasinya juga berperan mendorong terciptanya kerja

yang sangat efisien itu.9

Kedua, McDonald menawarkan daya hitung (kalkutabilitas), atau

penekanan pada aspek kuantitatif atas produk yang di jual ukuran porsi,

ongkos-ongkos serta layanan yang di tawarkan. Bisnis yang diadakan

haruslah dapat dihitung untung dan ruginya. Apabila tidak memungkinkan

maka dicari jalan pemecahan agar bisnis tetap memberi keuntungan.

Demikian pula keseragaman (uniformitas) tidak menghalangi adanya

inovasi-inovasi, oleh sebab itu McDonalds Indonesia mempunyai rasa yang

cocok dengan lidah Indonesia karena menyertakan nasi di samping French

Fries atau kentang goreng.

Restoran cepat saji adalah contoh yang baik dari penekanan pada

kuantitas ketimbang kualitas dari pada kualitas manusia seorang koki.

Restoran cepat saji tergantung pada teknologi non manusia seperti koki yang

8 H.A.R Tilaar, Op.Cit, hlm. 269 9 Max Weber, Ekonomi kemasyarakatan, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 145

Page 5: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

27

tidak terampil yang mengikuti petunjuk rinci dan metode garis perakitan

yang di terapkan dalam memasak.10

Beberapa institusi yang di McDonaldisasi menggabungkan

penekanan pada waktu dan uang. Domino menjanjikan pengantaran pizza

dalam tempo setengah jam dan bebas biaya. Pizza Hut mampu menyajikan

pesanan pizza berporsi cukup dalam lima menit, juga kadang di gratiskan.

Pekerja di sistem yang di McDonaldisasikan juga cenderung aspek

kuantitatif dalam pekerjaanya. Karena kualitas kerja hanya diterjemahkan

dalam ranah kerja yang sempit, mereka memfokuskan dengan menekankan

pada seberapa cepat tugas-tugas bisa terselesaikan. Analog ini ditentukan

dengan situasi pembeli, pekerja, juga diharapkan mampu mengerjakan

beragam pekerjaan secara cepat dengan sedikit pengorbanan.

Ketiga, McDonald menawarkan daya prediksi (prediktabilitas), rasa

yakin bahwa produk dan layanannya akan tetap sepanjang waktu dan

diseluruh lokasi. Menilik maksud dan tujuannya, EGG McMuffin di New

York akan identik dengan yang ada di Indonesia. Juga apa yang akan

disanpat pekan atau tahun depan akan identik dengan yang disantap hari ini.

Dengan adanya kalkulabilitas maka dengan sendirinya dapat

diprediksikan keuntungan yang diperoleh outlet McDonald, setiap outlet

telah memprediksikan tempat-tempat yang strategis di mana orang akan

mencari makanan secara cepat, misalnya di lingkunagn-lingkungan

perkantoran dimana orang-orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja

kembali.

Pekerja disistem yang di McDonadisasi juga berperilaku dalam cara-

cara yang bisa diprediksikan. Mereka mematuhi aturan perusahaan dan juga

penugasan pengelola tidak hanya pada apa yang harus dikerjakan tetapi apa

pula yang harus di katakan.11 Semuanya bisa di prediksi.

10 Paul Kurtz, Sidney Hook; Sosok Filsuf Humanis Demokrat dalam Tradisi Pragmatisme,

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), hlm. 238. 11 Robin Leidner telah mengembangkan suatu pemikiran skrip dalam bukunya, Fast food

Fast Talk: Service Work ang the Routinization of Everyday Life, (Berkeley: University of California Press, 1993), hlm. 18

Page 6: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

28

Keempat, kontrol dari kontrol manusia menuju kontrol robot yang

mekanistik. Orang bersantap direstoran fast food akan terkontrol, meskipun

biasanya tidak kentara. Lajur, menu terbatas, sedikit pilihan dan tempat

duduk yang tidak nyaman semuanya menggiring penyantap melakukan apa

yang di inginkan pengelola cepat saji makanan dan pergi.12

Pekerja diorganisasi yang di McDonaldsasi juga berada pada tingkat

kontrol tertinggi, biasanya lebih mencolok dan langsung mengena. Mereka

dilatih mengerjakan sejumlah pekerjaan sesuai jatah waktu yang diberikan.

Teknologi yang dipakai dan cara-cara yang diterapkan perusahaan akan

memperkokoh kontrol ini.

McDonald juga berusahaa mengontrol pekerjan dengan macam

pemakaian teknologi non manusia untuk menggantikan pekerjaan manusia.

Tidak pandang seberapa besar mereka merasa terprogram dan terkontrol,

pekerja dipaksa tunduk pada operasi sistem.

3. Keuntungan McDonaldsiasi

Pembahasan empat karakteristik mendasar McDonaldisasi

menjelaskan adanya berbagai alasan menarik dan kuat atas suksek

fenomenal McDonald, serta mengapa proses McDonaldisasi bisa bergerak

sedramatis itu. Kita juga memaknai bahwa masih ada mereka yang

“menolak makanan itu dan menilai McDonald tidak lebih sekedar kemasan

atas segala makanan itu dan menilai McDonald tidak lebih atas segala

kevulgaran yang dikandung kultur massa Amerika.

Tidak diragukan lagi, McDonaldisasi juga menghasilkan berbagai

perubahan positif.13 Berikut ini beberapa contoh spesifikasinya:

1. Orang bisa memperoleh apa yang di inginkan atau

diperlukan secepatnya.

12 Penulis beberapa kali melakukan wawancara dengan konsumen penggemar makanan fast

food tentang persepsi mereka terhadap bisnis ini. Jawaban yang diperoleh cenderung sama, yaitu pengetahuan tentang makan dengan cepat dan dinikmati.

13 Saya ingin mengucapkan terima kasih pada rekan saya, M Rikza Chamami, atas sarannya agar saya menyebutkan macam-macam keuntungan McDonaldisasi untuk dicantumkan dalam penelitian ini.

Page 7: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

29

2. Tersedianya barang jasa yang cepat dan efisien bagi

populasi dengan jam kerja lebih panjang dan sedikit

meluangkan waktu.

3. Karena kuantifikasi, pembeli bisa lebih mudah

membandingkan produk yang bersaing.

4. Orang cenderung ingin diperlakuakan seragam, tanpa

memandang arus, jenis kelamin mapun kelas sosial.

5. Inovasi organisasi dan teknologi berlangsung cepat dan

mudah melalui jaringan dengan operator.

4. Sebuah Kritik McDomnaldisasi: Irrasionalitas Atas Rasionalitas

Meskipun McDonaldisasi memberikan berbagai keuntungan yang

begitu berpengaruh, namun ia memiliki pula kelemahan, efisiensi,

kalkutabilitas, prediktabilitas dan kontrol melalui teknologi non manusia

bisa dipandang sebagai komponen dasar sistem rasional.14 Sistem rasional

formal seperti ini menimbulkan berbagai macam ketakrasionalan, dan yang

paling menonjol adalah demistifikasi dan dehumanisasi pengalaman makan.

Contohnya, McDonaldisasi telah menghasilkan berbagai dampak

yang merugikan lingkungan, kebutuhan keseragaman tanaman kentang

untuk memenuhi standar kualitas kentang goreng yang selalu disajikan pada

restoran fast food telah berdampak merugikan pada ekologi di daerah Tugu,

Malang Jawa timur. Sejumlah luas area pertanian terpacu menghidupkan

kentang jenis itu dengan pemanfaatan zat kimia secara ekstensif.15

Efek lain yang tidak rasional dari restoran fast food adalah

dehumanisasi yang berlangsung ditempat makan dan kerja. Pembeli dipaksa

antri hanya untuk mendapatkan burger, sementara pekerja kerap merasa

14 Perlu ditunjukkan bahwa kata-kata rasional, rasionalitas, dan rasionalisasi di gunakan secara berbeda didalam penelitian ini ketimbang yang biasa digunakan. Satu hal, orang biasanya berpikir bahwa istilah-istilah tersebut sangat positif, sesuatu yang rasional biasanya dianggap baik. Meski demikian, kaat-kata tersebut di sini di pakai secara umum negatif, hal positif dalam analisa ini adalah alasan manusiawi murni (misalnya, kemampuan beraksi dan bekerja secar kreatif), yang nampaknya diingkari oleh sistem-sistem yang tidak manusiawi, rasional semacam restoran fast food. Hal lain, istilah rasionalisasi biasanya dikaitkan dengan teori Freud sebagai cara menjelaskan beberapa perilaku, tapi di sini istilah tersebut menggambarkan peningkatan perembesan rasionalitas kesegenap masyarakat.

15 Jawa Post, 28 Januari 2005. hlm. 13.

Page 8: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

30

tidak ubahnya bagian alur perakitan. Situasi saat makan hampir tidak bisa di

terima, sementara alur perakitan merupakan tempat kerja yang tidak

manusiawi.

McDonaldisasi bukan proses menyeluruh tanpa makna. Ada

beberapa tingkatan McDonaldisasi. Restoran Fast Food, misalnya telah

mantap ter-McDonaldisasi, secara moderat Universitas di Indonesia telah

ter-McDonaldisasi dengan munculnya peraturan pemerintah mengenai

otonomi perguruan tinggi (PP 61/1999) yang di mulai dengan empat

universitas yaitu universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB),

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM)

sebagai badan hukum milik negara (BHMN).

Pemerintah membuat kurikulum untuk kesetaraan dan keadilan bagi

siswa didik. Diskriminasi dihindarkan dengan membuat kebijakan seragam.

Tapi konformitas membuat ulah dengan dalih pengujian kompetensi. Siswa

dididik dengan metode McDonaldisasi yang bermodalkan kalkulasi. Daya

hitung, daya prediksi, efisiensi, dan kontrol menjadi indikator baru bagi

stabilitas.

B. Pendidikan Islam

Pendidikan sebagai usaha membina dan membangun pribadi manusia

dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara

bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan yang bertitik akhir pada

optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana

berlangsung suatu proses demi proses ke arah tujan akhir perkembangan

atau pertumbuhan.16

1. Pengertian Pendidikan Islam

Istilah pendidikan Islam pada umumnya mengacu kepada term al-

tarbiyah, al-ta’lim dan al-ta’dib. Dari ketiga istilah tersebut term al-tarbiyah

yang terpopuler digunakan dalam praktek pendidikan Islam. Sedangkan term

16 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 11.

Page 9: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

31

al-ta’lim dan al-ta’dib jarang digunakan. Pada kedua istilah tersebut telah

digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.17

Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata

ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan

tumbuh, berkembang, memelihara, mengatur dan menjaga kelestarian atau

eksistensinya.

Penggunaan term al-tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan

Islam dapat dipahami dengan firman Allah SWT. dalam surat al-Isra’ ayat

24:

☺ ☺

☺ ⌧ ☺⌧

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Isra’: 24)18

Abdurrahman al-Nahlawi salah seorang pengguna istilah al-

Tarbiyah, berpendapat bahwa pendidikan berarti:

1. Memelihara fitrah

2. Menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya

3. Mengarahkan fitrah dan seluruh bakatnya agar menjadi baik dan

sempurna dalam proses.19

Menurut beberapa ulama tidak sepakat dengan pendapat al-Nahlawi,

seperti Abdul Fatah Jalal, ahli pendidikan dari Universitas al-Azhar,

mengatakan bahwa pendidikan yang berlangsung pada fase pertama

17 Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 25. 18 Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 428. 19 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1991), hlm. 5.

Page 10: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

32

pertumbuhan manusia, yaitu fase bayi dan kanak-kanak. Masa anak sangat

tergantung pada kasih sayang keluarga.20

Syaikh Musthafa al-Ghulayani mengatakan bahwa pendidikan

adalah: ةيبرتلا يه سرغ قالخالا ةلضافلا ىف سوفن نيئشانلا اهيقسو ءامب داشرإلا

ةحيصنلاو ىتح حبصت ةكلم نم تاكلم سفنلا مث نوكت اهترمث ةليضافلا ريخلاو

بحو لمعلا عفنل نطولا 21

Artinya: “Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air”.

Namun, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa pendidikan adalah

proses memanusiakan manusia, sejak masa kejadiannya sampai akhir

hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam

bentuk pengajaran secara bertahap, di mana proses pengajaran itu menjadi

tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada

Allah sehingga menjadi manusia yang sempurna (insan kamil).22

2. Format Pendidikan Islam dalam Perspektif Global

Dewasa ini, umat manusia tengah memasuki suatu zaman baru yang

ditandai dengan menguatnya paham pasar bebas yang di kenal dengan

zaman globalisasi. Tradisi umat manusia untuk mempertahankan eksistensi

mereka melalui pendidikan mendapat tantangan, karena pendidikan ternyata

bagi sebagian manusia dapat digunakan untuk mengakumulasi kapital dan

mendapatkan keuntungan. Visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi

20 Abdul Fatah Jalal, “Azaz Pendidikan”, terj. Hery Noer Aly, Minal Ushul al-Tarbiyah fi

al-Islam, (Bandung: Diponegoro, 1988), hlm. 28-29. 21 Musthafa al-Ghulayani, Idhah al-Nasihin, (Pekalongan: Rajamurah, 1953), hlm. 189. 22 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1998), hlm. 56.

Page 11: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

33

manusia yang telah di reproduksi berabat-abat selama ini diganti oleh suatu

visi yang meletakkan pendidikan sebagai komoditi.23

Sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia pada paruh tahun

1997 dan berlanjut dengan krisis multidimensi membawa dampak kepada

bangunan sistem kehidupan masyarakat, disatu pihak pemerintah harus

mampu memenuhi kebutuhan hidup rakyat dan pada pihak lain resesi

ekonomi bangsa memang menuntut pemerintah tidak mampu berbuat

banyak bahkan “takluk” kepada kepentingan global.24

Pendidikan sebagai bagian dari sistem sosial juga mengalami

dampak yang sama. Pendidikan yang semula sebagai aktivitas sosial budaya

berubah menjadi komunitas budaya yang siap diperjual belikan. Biaya

pendidikan menjadi mahal sehingga tidak terjangkau oleh rakyat miskin dan

hanya terjangkau oleh orang kaya, gelar dalam atau luar negeri pun siap

diperdagangkan kepada yang mampu membelinya. Inilah babak baru

kapitalisme pendidikan global yang melucuti makna pendidikan. Pendidikan

yang semula dipahami sebagai proses pendewasaan sosial manusia menuju

tataran ideal, yang menyangkut tujuan memelihara dan mengembangkan

fitrah serta potensi atau sumber daya insani menuju terbentuknya manusia

seutuhnya (insan kamil)25, yang dilakukan melalui aktivitas sosial budaya,

telah hilang makna prennial-nya. Pendidikan kini telah menjadi ajang

mencari laba dan aktivitas mencari keuntungan. Secara sederhana dapat

dibedakan pendidikan sebagai aktivitas sosial budaya dengan pendidikan

sebagai aktivitas bisnis dan berorientasi keuntungan.26

23 Pendidikan di perlakukan sebagai komoditi di perkuat sejak ditandatanganinya

kesepakatan GATT, dimana dunia secara global telah memihak pada kepentingan pasar. Lihat: Francis X. Wahono., Kapitalisme Pendidikan Antara Kompetisi dan Keadilan, (Yogyakarta: Insist Press, 2001), hlm. XI-XII.

24 Imam Machali (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi: Buah Pikiran Seputar; Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004), hlm. 125.

25 Moh. Hanif Dhakiri, Paulo Freire, Islam dan Pembebasan, (Yogyakarta: Penerbit Jembatan, 2000), hlm. 3.

26 Tabel diolah dari Margiono dari Menghadapi Globalisasi Pendidikan dan Muh. Hanif Dhakiri, Mengurai Hegemoni Negara, makalah lokakarya nasional “Menggagas Pendidikan Kritis di Indonesia” 17 Oktober 2001.

Page 12: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

34

NO

Pendidikan sebagai aktivitas sosial- budaya

Pendidikan sebagai aktivitas bisnis

1 Tujuan sekolah Proses pendewasaan manusia menuju tataran ideal, yang menyangkut tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi atau sumber daya insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)

Proses pembentukan manusia siap pakai untuk mengisi ruang-ruang usaha publik

2 Peserta didik Peserta didik dilihat sebagai sasaran pendidikan yang harus dikembangkan potensi sumber daya manusia untuk membangun peradaban/masyarakat

Peserta didik dilihat sebagai konsumen pembeli produk pendidikan sebagai syarat memasuki dunia kerja

3 Fungsi guru/pendidik

Sebagai pendidik dan bersama-sama siswa/mahasiswa mengembangkan ilmu pengetahuan

Sebagai pekerja

4 Pengelola pendidikan/pejabat lembaga pendidikan

Mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Menjadi manager bisnis pendidikan

5 Yayasan pendidikan, sekolah/PT

Mengabdi kepada masyarakat (public servant) menayalurkan idelisme dan gagasan

Investor, menanamkan modal usaha dalam pendidikan

6 SPP Sebagai sumberdana untuk mengembangkan pendidikan

Income dan sumber penghasilan

7 Kurikulum Berangkat dari kebutuhan riil masyarakat

Peasanan dari pemilik modal

8 Ijazah atau gelas Sebagai tanda bukti kelulusan dan penghargaan

Komoditas, “jimat”, untuk meningkatkan status sosial

9 Negara Membiayai atau mensubsidi pendidikan sebagai investasi jangka panjang sumber daya

Negara memfasilitasi, mendukung dan menyediakan

Page 13: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

35

manusia bangsa kondisi yang kondusif untuk bisnis pendidikan

Dengan harus bersikap kritis terhadap dampak yang diakibatkan

globalisasi, perlu dipersiapkan suatau konsep paradigma pendidikan sebagai

respon dan counter terhadap globalisasi. Arus globalisasi memang tidak

dapat dibendung karena keharusan sejarah dalam evolusi peradaban

manusia, namun mengatur stategi dan mensiasati agar tidak menghancurkan

sendi-sendi kemanusiaan manusia adalah keharusan. Kemajuan teknologi

dan canggihnya sistem sosial, ekonomi-politik adalah untuk manusia yang

harus digunakan secara manusiawi bukan sebaliknya kehidupan manusia

diwakafkan untuk kepentingan teknologi, sistem sosial, ekonomi dan politik.

Jika terjadi pengagungan terhadap teknologi akan merebut peran akal sehat

(rasio), nurani dan kemanusiaan, di sinilah menjadi usaha rasional manusia

modern mrnjadi mitos karena apa yang dilakukan itu menjadi irasional.27

Dalam pendidikan reparadigmatisasi adalah pergeseran paradigma

(shifting paradigm)28 secara mendasar terhadap pokok persoalan pendidikan

nasional dan bidang sosial dan politik sebagai amanat reformasi.

Dalam era globalisasi ini pendidikan Islam berada dalam kondisi

delematis. Namun demikian pendidikan Islam secara konseptual dan secara

realitas selalu aktif dan mendapatkan posisi yang stategis dalam percaturan

masyarakat global beserta segala persoalan yang melingkupinya. Sebab

perkembangan pendidikan Islam sesungguhnya memiliki potensi

fleksibilitas dan relevansi sesuai dengan tuntutan zaman. Memang perlu

diakui globalisasi yang telah membawa kemakmuran ekonomi dan

27 Jabaran tentang dilema usaha manusia rasional diulas dengan sangat apik oleh

Sindhunata. Lihat Sindhunata, Dilema Usaha Manusia Rasional, Kritik Masyarakat Modern oleh Max Hoekheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt (Jakarta: Gramedia, 1982)

28 Istilah ini mula-mula dikenalkan oleh Thomas Kuhn untuk menjelaskan perbedaan perkembangan ilmu sosial dan alam. Baginya ilmu sosial dikuasai oleh suatu paradigma, kemudian paradigma itu merosot dan digantikan oleh paradigma baru yang tidak ada kaitannya dengan paradigma lama yang digantikannya. Itulah sebabnya perkembangan ilmu sosial terjadi secara revolusi. Lihat, Thomas Kuhn, The Structure of Scientific Revolution, (Chicago: The University of Chicago Press, 1970).

Page 14: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

36

kemajuan iptek, telah pula membawa dampak krisis spiritual dan

kepribadian, sehingga lebih memunculkan kesenjangan dan kekerasan

sosial, ketidakadilan, dan demokrasi.29

Dari sini tampak bahwa pendidikan Islam memiliki ruang dalam

aspek spiritualitas, karena kondisi masyarakat global yang memiliki

kecenderungan melalaikan aspek spiritual-keagamaan, mereka lebih bersifat

sekular, sehingga secara manusiawi akan asing dalam dunianya sendiri.

Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan Islam secara tegas memiliki

tujuan tidak hanya mengurusi persoalan profan atau keduniawian, akan

tetapi pendidikan Islam juga memperhatikan nuansa agamis (religiusitas)

yang sejak dini ditanamkan pada peserta didik.

Untuk menciptakan format pendidikan Islam dalam konteks global

perlu diadakan berbagai hal, antara lain:

1.Rekonstruksi paradigma pendidikan Islam berbasis kontekstual-kritis

Perlunya melakukan rekonstruksi paradigma pendidikan menuju

paradigma pendidikan yang berbasis kontekstual-kritis adalah karena

melihat realitas pendidikan Islam yang sarat dengan problem. Posisi

pendidikan Islam dalam kondisi dipersimpangan jalan antara

mempertahankan tradisi lama dan mengadopsi perkembangan baru. Upaya

mempertahankan sepenuhnya tradisi lama berarti status quo. Yang menjadi

terbelakang meskipun memuaskan secara emosional dan romantisme dengan

identitas pendidikan Islam masa lalu. Sementara itu, mengadopsi

perkembangan baru begitu saja berarti mengesampingkan akar sejati dan

autentik dari sejarah pendidikan Islam, walaupun berhasil memenuhi

keperluan pragmatis untuk menjawab tantangan sesaat dari lingkungan

sekitarnya.

Situasi ini tercermin dalam kebingungan maju-mundur, dan

ketidakjelasan arah dan tujuan modernisasi pendidikan Islam selama ini.30

Sedangkan dalan konteks globalisasi sekarang ini pendidikan Islam harus

29 Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 129.

30 Ibid, hlm. 17

Page 15: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

37

meletakkan sebuah paradigma yang jelas dalam rangka menjawab

pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang belum sempat terjawab.

Paradigma kontekstual-kritis bukanlah satu-satunya pilihan untuk

menyelesaikan persoalan diatas, akan tetapi, dengan melihat sekian

rangkaian dan agenda masyarakat global pendidikan Islam sangat penting

meletakkan pola pikirnya yang lebih konteks dengan realitas disekitarnya.

Masyarakat global memang mengalami masalah yang cukup banyak. Baik

tentang spiritualitas, kemanusiaan, kesenjangan social dan lain sebagainya,

merupakan kondisi empirik sosial yang harus dicarikan solusi. Sehingga

pendidikan Islam memiliki orientasi yang jelas. Dengan segala perangkat

yang bersifat lunak dan tetap berpegang pada visi utama pendidikan Islam

yakni kesemuanya itu bermuara untuk menciptakan kesempurnaan insani

baik didunia maupun diakhirat.

Paradigma kontekstual-kritis tersebut sangat berbeda dengan apa

yang selama ini menjadi isu hangat dalam strategi pembelajaran yaitu

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). CTL

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.31 Sedangkan paradigma ini lebih menekankan pada penekanan

pola pikir atau cara pandang yang lebih konteks, realis dan solutif, tentunya

dengan kesadaran kritis.

Dalam perspektif kritis, urusan pendidikan adalah mealakukan

refleksi kritis terhadap the dominant ideology kearah transformasi social.

Tugas utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis

terhadap struktur dan sistem ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi

dan advokasi menuju sistem social yang lebih adil. Pendidikan tidak

mungkin dan tidak bisa dersikap netral, bersikap obyektif atau berjarak

31 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual: Contextual Teaching and Learning/CTL (Malang:

Universitas Negeri Malang, 2003) hlm. 2

Page 16: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

38

dengan masyarakat (detachment) seperti anjuran positivisme. Visi

Pendidikan adalah melakukan kritik terhadap sistem dominan sebagai

pemihakan terhadap rakyat kecil yang tertindas untuk menciptakan sistem

sosial baru dan lebih adil.32

Dalam perspektif kritis, pendidikan Islam harus bisa menganalisis

secara kritis dan bebas serta mengidentifikasi persoalan-persoalan yang

melingkupi masyarakat global untuk transformasi sosial. Atau dengan

bahasa lain dsapat diakatan bahwa upaya memanusiakan kembali manusia

harus menjadi landasan utama dalam setiap pelaksanaan pendidikan Islam.

Karena melihat kondisi masyarakat yang secara manusiawi realitas

kemanusiaannya telah hanyut dalam percaturan global tersebut.

2. Reorientasi tujuan dan kurikulum pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam kalua dicermati secara kritis lebih berupaya

menciptakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, melayani kebutuhan umat

Islam, menjaga keutuhan umat Islam dan menanamkan akhlak dan lain

sebagainya. Hal ini tampak jelas bahwa rumusan tujuan pendidikan Islam

masih bersifat umum dan tidak konteks dengan masyarakat dan

perkembangan zaman. Dalam era globalisasi sekarang tujuan pendidikan

harus diadakan sebuah re-orientasi. Merperjelas orientasi ini bukan berarti

menghilangkan semangat tujuan pendidikan Islam yang semula telah di

idealkan.

Untuk hal tersebut tujuan pendidikan dan kurikulum harus diarahkan

menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan yang akan di

idealkan. Maka disini rumusan tujuan pendidikan Islam diharapkan lebih

bersifat konstruktif, strategis dan solutif, yang menyentuh persoalan yang

dihadapi masyarakat. pendidikan Islam harus diupayakan untuk membangun

kesempurnaan insani yang secara utuh dalam setiap aspek kehidupan yang

memiliki budaya Islami dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari,

berkemampuan inovatif dalam mengakses perkembangan zaman serta

32 Toto Rahardjo, Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis (Yogyakarta: Read &

Pustaka Pelajar, 2001) hlm. 22

Page 17: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

39

mampu berfikir cooperatif dalam era global dan tetap berpijak pada

karakter yang dimiliki yang kesemuanya itu untuk menyeimbangkan

komunikasi vertikal dan horizontal manusia sebagai khalifatullah dan tetap

dalam upaya memberikan solusi atas problem yang dihadapi masyarakat

sekarang.33

Rumusan tujuan di atas memang cukup global dan sangat bernuansa

idealis. Akan tetapi, penulis tetap bersifat optimistik terhadap tujuan di atas,

asalkan ada kerjasama yang sinergis atas segala komponen dan perangkat

pendidikan. Sehingga untuk mendukung terciptanya tujuan tersebut

dibutuhkan sebuah kurikulum yang realistis dan solutif yang berbasis

kerakyatan. Maksudnya di sini adalah kurikulum yang memang benar-benar

menjadi tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekarang ini.

Karena tidak adanya kurikulum yang realistis dan memberikan solusi

atas problem masyarakat, sehingga pendidikan akhirnya menjadi sebuah

aspek kehidupan manusia yang pheriferal karena dunia pendidikan yang

menggodok manusia untuk lebih cerdas dan memiliki kualitas SDM yang

baik, ternyata tidak mampu melaksanakan amanat tersebut. Terlebih

berkaitan dengan pengelolaan pendidikan, yang dikelola secara komersil

akan menciptakan kesenjangan yang luar biasa dalam struktur sosial

kemasyarakatan.

Pendidikan Islam harus benar-benar meciptakan kurikulum yang

mengkonstruksi peserta didik akhirnya berkarakter dan memiliki moral yang

baik. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam

pendidikan, khususnya pendidikan formal. Bahkan, kurikulum dijadikan

tolak ukur dan arah dari sebuah lembaga pendidikan.

Karena itu, pembahasan tentang kurikulum penting dilakukan

khususnya kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam. Sebenarnya,

kurikulum yang dimaksud di sini tidak sekadar dalam pengertian

sekumpulan mata pelajaran/kuliah yang sarat dengan silabi dan berorientasi

kognitif saja, namun kurikulum dalam arti sejumlah pengetahuan dan

33 Imam Machali (ed), Op. Cit,. hlm. 155.

Page 18: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

40

pengalaman yang harus diberikan kepada dan dimiliki oleh peserta didik

sehingga dapat menjadikan outcome yang diharapkan.34 Maka di sini

diperlukan kontekstualisasi kurikulum pendidikan Islam dalam setiap

jenjang pendidikan dari pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi

Islam.

3. Reorientasi manajemen dan pengembangan SDM yang Islami

Manajemen adalah salah satu persoalan penting dalam pendidikan

Islam. Karena kemunduran pendidikan Islam atau pun terpuruknya output

pendidikan Islam tidak terlepas dari proses manajemen yang kurang tepat.

Sikap etos kerja tinggi, jujur dan penuh tanggung jawab memang sangat

susah ditemukan, hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang selama

ini diajarkan oleh pendidikan Islam. Maka sebagai upaya perbaikan kedepan

manajemen lembaga pendidikan Islam/madrasah dan sejenisnya harus

diadakan perubahan-perubahan yang berarti.

Untuk kepentingan ini, paradigma manajemen perguruan tinggi

harus mengalami pergeseran dari paradigma lama ke paradigma baru:

1. Dari posisi subordinatif ke posisi otonom

2. Dari strategi sentralistik ke strategi desentralistik

3. Dari pengambilan otoritatif menuju pengambilan keputusan

partisipatif

4. Dari pendekatan birokratik ke pendekatan profesional

5. Dari model penyeragaman ke model keragaman

6. Dari langkah praktis kaku ke langkah praktis lunak

7. Dari kebiasaan diatur ke kebiasaan berinisiatif

8. Dari serba regulasi ke deregulasi

9. Dari kemampuan mengontrol ke kemampuan memengaruhi

10. Dari kesukaan mengawasi ke kesukaan menfasilitasi

11. Dari ketakutan dengan risiko ke keberanian dengan risiko

12. Dari pendelegasian ke pemberdayaan

34 Muqowim, Mencari Format Lembaga Pendidikan Islam Alternative, Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol.4. No.2, Juli 2003 Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm. 185

Page 19: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

41

13. Dari organisasi hierarkis ke organisasi egaliter.35

Dalam pengelolaan dan implementasi visi manajemen pendidikan di

atas memang di butuhkan sumber daya yang berkualitas, sehingga usaha

untuk perbaikan tidak sia-sia. Dan dibutuhkan sebuah team kerja yang solid

yang memiliki komitmen terhadap perkembangan pendidikan Islam yang

kemudian di transformasikan ke segala sendi, jalur dan komponen

pendidikan Islam.

Gambar I Fungsi Lembaga-Lembaga dalam Pelaksanaan Otonomi di Bidang

Pendidikan.36

Akuntabilitas vertikal Hubungan Konsultatif

PEMDA PROPINSI

DINAS DIKNAS PROVINSI

Hubungan Konsultatif Hubungan Koordinatif

Sekolah Madrasah PLS

Sebagai bentuk komitmen pendidikan Islam dalam mengawal sikap

kemanusiaan, populis (kerakyatan), kebersamaan dan keadilan, pendidikan

Islam jangan sampai dikelola secara komersial.

35 Husni Rahim, Op.Cit, hlm.21-22 36 Melihat kepada fungsi perguruan tinggi di daerah sebagai pusat yang mempunyai

kemampuan dan kedudukan yang otonom maka lembaga perguruan tinggi di daerah dapat dijadikan pusat jaringan kerja sama untuk masing-masing profinsi. Perguruan tinggi di daerah tersebut berfungsi bukan hanya sebagai clearing house dari hasil uji-coba dan pusat informasi, tetapi juga dapat dijadikan sebagai mitra penarik dari gerbong reformasi pendidikan di daerah. Lihat, HAR. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 107-108.ss

PEMDA KABUPATEN

DINAS DIKNAS KABUPATEN

PERGURUAN TINGGI DI DAERAH

PEMERINTAH PUSAT

Page 20: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

42

Dalam pendidikan Islam pun harus dikelola secara adil dan merata

sehingga seluruh masyarakat dari segala lapisan dan penjuru dapat

mengenyamnya dengan baik. Meskipun selama ini bermunculan berbagai

lembaga pendidikan Islam atau lembaga pendidikan milik orang Islam yang

mengklaim berkualitas, terpadu, unggulan, favorit yang sesungguhnya hal

tersebut akan menciptakan kesenjangan yang membahayakan. Karena untuk

menuju ke sana pun harus mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak semua

orang Islam dapat mengenyam pendidikan ke sana.

4.Demokratisai pendidikan Islam dan penciptaan lembaga-lembaga

pendidikan Islam alternative

Proses demokratisasi dalam pendidikan Islam menjadi sangat

penting, karena mengingat pendidikan Islam, merupakan sebagai subsistem

pendidikan nasional digaharapkan dapat ikut serta melakukan demokratisasi

pendidikan. Sebab dengan demokratisasi pendidikan, proses pendidikan

Islam dapat menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan

mengeluarkan pendapat dan turut bertanggung jawab (melu angrungkebi)

terbiasa terdengar dengan baik dan menghargai pendapat dan pandangan

orang lain, menumbuhkan keberanian moral yang tinggi, terbiasa bergaul

dengan rakyat, ikut merasa memiliki (melu handarbeni), sama-sama

merasakan suka dan duka dengan masyarakat (padhasarana), dan

mempelajari kehidupan masyarakat.37

Dalam proses pembelajaran pun harus dikelola secara demokratis,

sehingga peserta didik merasa senang ketika proses belajar sedang

berlangsung. Faktor keberhasilan pendidikan termasuk salah satunya

ditentukan oleh suasana kelas yang demokratis, yang ditentukan oleh

berbagai faktor, termasuk kualitas perjumpaan siswa dan guru. Semakin baik

kualitas perjumpaan tersebut maka semakin tinggi kemungkinan untuk

mencapai keberhasilan. Jika suasana kelas menyenangkan, maka kelas akan

terkesan hidup. Kelas yang hidup umumnya ditandai keaktifan antara guru

37 Suwadi, Demokratisasi Pendidikan dalam Pengajaran Pragmatic Sastra Sebagai

Wahana Penciptaan Masyarakat Madani, Cakrawala Pendidikan edisi khusus, Mei 1999, hlm. 57.

Page 21: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

43

dan murid dalam proses pembelajaran, serta meningkatnya keharmonisan

hubungan di antara kedua belah pihak.

Kelas yang ideal adalah kelas yang demokratis. Dalam hal ini, siswa

adalah guru dan guru adalah siswa. Suasana kelas tidak menonjolkan pada

senioritas, tetapi memberikan kesempatan yang sama kepada siswa maupun

guru untuk menuntut ilmu. Suasana kelas yang egaliter akan mendukung

terciptanya kelas yang demokratis. Dalam upaya pembentukan pendidikan

Islam yang demokratis tentunya harus didukung berbagai komponen seperti

guru itu sendiri, siswa dilingkungan sekolah dan bahkan kondisi lembaga

pendidikan Islam.

Apabila lembaga pendidikan hanya mengedepankan aspek

pembentukan keterampilan intelektual, dan pembentukan nalar spiritual

semata tanpa ada penekanan karakter, keimanan yang tangguh serta akhlak

mulia maka generasi masa depan akan gamang dalam menghadapi tantangan

globalisasi. Lembaga pendidikan Islam memiliki peran yang cukup

signifikan dalam membangun manusia-manusia yang memang benar-benar

memiliki kemampuan intelektual yang mumpuni, kritis dalam merespon

problem masyarakat dan siap menghadapi tantangan dalam era globalisasi.

C. Posisi McDonaldisasi dalam Pendidikan Tinggi Islam

Diakui atau tidak globalisasi telah membawa dampak perubahan bagi

suatu negara, tidak terkecuali pada pendidikan. Globalisasi bukan saja

merupakan gejala kontemporer tetapi bersifat longue duree dan berlangsung

sejalan dengan evolusi peradaban manusia. Bedanya, globalisasi saat ini

memiliki intensitas, cakupan waktu, dan kecepatan yang luar biasa yang

tidak pernah terbayangkan sebelumnya.38

Pendidikan sebagai bagian dari sistem sosial telah mengalami

perubahan. Barawal dari dikeluarkannya PP No.61/1999 di era pemerintahan

B.J. Habibi yang mengatur tentang perubahan Perguruan Tinggi Negeri

38 Ronald Robertson, Globalization: Social Theory and Global Culture, (London: Sage,

1992), hlm. 8-31.

Page 22: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

44

(PTN) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Mulik Negara (PT

BHMN), dan sebagai implikasinya adalah otonomi kampus, hal ini menjadi

legitimasi pemerintah untuk menyerahkan pendidikan kepada mekanisme

pasar (privatisasi). Pendewasaan terhadap mekanisme pasar adalah ruh dari

gagasan neoliberalisme dan anak kandung globalisasi dengan liberalisme

ekonominya.39

Implikasi lebih jauh adalah privatisasi lembaga-lembaga pendidikan

terutama yang sekarang digalakkan adalah perguruan tinggi negeri (PTN)

dengan perubahannya BUMN menjadi BHMN adalah contoh riil arah

privatisasi ini. Penyelenggaraan pendidikan yang pada mulanya merupakan

tanggung jawab utama pemerintah diserahkan kepada pihak swasta. Karena

motif utama swasta adalah mencari keuntungan, didaklah mengherankan

jika privatisasi kemudian merosot menjadi komersialisasi pendidikan.40

Dunia pendidikan disulap menjadi lahan bisnis dan investasi ekonomi

semata. Akibatnya, pendidikan menjadi ‘barang’ mewah yang sulit

dijuangkau masyarakat bawah. Biaya pendidikan mulai dari tingkat dasar

sampai perguruan tinggi (PT) semakin mahal dan cenderung tidak

terkendali.

Keberadaan privatisasi lembaga pendidikan tinggi telah

mengakibatkan terjadinya McDonaldisasi pendidikan tinggi, baik negeri

atau swasta. Dengan adanya peran swasta dalam mengelola sektor

pendidikan justru semakin menyengsarakan rakyat. Efek secara langsung

adalah pembengkakan biaya pendidikan, yang disebabkan subsidi dari

pemerintah berkurang dan mengingat biaya operasional pendidikan semakin

bertambah. Sehingga muncullah fenomena McDonaldisasi pendidikan,41

39 Imam Machali (ed), Op.Cit., hlm. 125. 40 Ibid, hlm. 126. 41 Yang lebih parah lagi adalah stereotype yang kemudian muncul adalah “untuk

memperoleh pendidikan yang berkualitas memang dibutuhkan biaya yang mahal”. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana nasib mereka yang berada pada garis perekonomian menengah kebawah, masyarakat pinggiran, petani, nelayan dan buruh, karena tidak mampu membiayai pendidikan? dalam UU RI no 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal lima poin (1) dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dalam konteks ini pemerintah memang harus responsif dan mencarikan solusi terbaik

Page 23: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

45

yang menjadikan pendidikan bisnis paling empuk untuk mengeruk

keuntungan dengan menaikkan biaya pendidikan yang ditanggung oleh

peserta didik.

Penetapan PTN sebagai BHMN kini diganti dengan undang-undang

No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) dan

lembaran negara tahun 2003 No.76, tambahan lembaran negara No.4301

sebagai undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP).42

Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum

jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan

perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung

jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang

sosoknya tidak jelas. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya

pendidikan di beberapa perguruan tinggi favorit.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor

pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk

memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40

persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi

pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti

pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8

persen.43

Dari APBN 2005 hanya 5,82 persen yang dialokasikan untuk

pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang

menguras 25 persen belanja dalam APBN.44 Rencana Pemerintah

memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS), RUU

Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Rancangan Peraturan Pemerintah

(RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib

agar supaya seluruh rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang bermutu secara bersama-sama. (Lihat, UU RI No. 20 tahun 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional.

42 Jurnal Nuansa Universitas Negeri Semarang edisi 114, 2005. hlm. 6. 43 Kompas, 10 Mei 2005. 44 Lihat http://www.kau.or.id

Page 24: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

46

Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam

Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan

pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat

berbentuk badan hukum pendidikan. Seperti halnya perusahaan, sekolah

dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional

pendidikan.45

Alasan yang mendasari pemerintah melakukan privatisasi pendidikan

adalah: Pertama, privatisasi didorong oleh motivasi untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, khususnya agar dunia pendidikan lebih efisien dan

kompetitif. Pemerintah seringkali dianggap kurang mampu mengelola

pendidikan sebagai sektor publik dengan baik. Akibatnya lembaga

pendidikan menjadi tidak efisien, tidak kompetitif, dan tidak berkembang

(mandek).46

Kedua, privatisasi adalah anak kandung liberalisme yang semakin

mengglobal dan menyentuh berbagai bidang kehidupan,Privatisasi pendidika

adalah konsekuensi logis dari ‘McDonaldisasi masyarakat’

(McDonaldization of Society) yang menjunjung prinsip teknologisasi,

kuantifikasi, terprediksi dan efisiensi dalam setiap sendi kehidupan. Dalam

masyarakat seperti ini, pendidikan dipandang sebagai public goods,

melainkan private goods. Sebagaimana barang konsumsi lainnya,

pendidikan tidak lagi harus disediakan oleh pemerintah secara massal untuk

menjamin harga murah.

Ketiga, pemerintah merasa tidak memiliki dana yang cukup untuk

membiayai sektor pendidikan Keadaan ini bisa real, dalam arti memang

benar pemerintah kekurangan dana, misalnya akibat krisis ekonomi. Namun,

bisa juga palsu. Artinya, pemerintah bukan tidak mampu melainkan tidak

mau atau tidak memiliki visi untuk berinvestasi di bidang pendidikan

Bahaya sosial Secara teoretis, privatisasi pendidikan sesungguhnya tidak

45 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. 46 Media Indonesia, 18 Februari 2004.

Page 25: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

47

selalu bersifat negatif. Privatisasi pendidikan dapat meringankan beban

pemerintah dalam membiayai pendidikan sehingga anggaran yang tersedia

bisa digunakan untuk membiayai aspek lain yang lebih mendesak. Misalnya,

untuk membiayai ' pendidikan alternatif', seperti pendidikan nonformal

untuk kalangan miskin, anak jalanan atau suku terasing.

Privatisasi pendidikan juga dapat memberi peluang lebih besar

kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi mencerdaskan bangsa. Tingkat

partisipasi dan semangat kompetisi yang dilahirkan privatisasi dapat

mendorong lembaga pendidikan berorientasi pada kepuasan pelanggan

(customer satisfaction oriented) yang senantiasa menjaga kualitas

kurikulum, fasilitas penunjang dan kemampuan para pendidik (dosen/guru).

Kondisi ini pada gilirannya dapat menjadi faktor pendorong bagi proses

belajar mengajar dan pencerdasan anak didik. Namun demikian, tanpa

agenda jelas dan perangkat kebijakan strategis, privatisasi pendidikan hanya

akan menjadi gerakan komersialisasi pendidikan yang mendistorsi tujuan

mulia pendidikan.

Tanpa regulasi yang jelas dan etika sosial yang benar, privatisasi

pendidikan dapat menimbulkan bahaya sosial yang serius. Pertama, biaya

pendidikan jelas menjadi mahal. Pendidikan menjadi 'barang mewah' yang

sulit dijangkau oleh masyarakat luas, khususnya kelas bawah. Kondisi ini

terutama terjadi pada lembaga pendidikan yang tidak memiliki kreativitas

dan inovasi dalam melakukan fund raising, sehingga hanya mengandalkan

siswa dan orang tuanya sebagai target sumber dana.

Kedua, memperlebar gap dalam kualitas pendidikan. Privatisasi

dapat meningkatkan kompetisi. Sisi lain dari kompetisi adalah menciptakan

polarisasi lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang menang dalam

persaingan dan perburuan dana akan menjadi sekolah unggulan. Lembaga

yang kalah akan semakin terpuruk menjadi sekolah 'kurang gizi'.

Ketiga, melahirkan diskriminasi sosial. Kesempatan memperoleh

pendidikan semakin sempit dan diskriminatif. Orang kaya dapat

memperoleh pendidikan relatif lebih mudah ketimbang orang miskin. Orang

Page 26: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

48

kaya dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas. Orang miskin hanya

memperoleh pendidikan alakadarnya.

Keempat, menimbulkan stigmatisasi. Segregasi kelas sosial antara

orang kaya dan miskin menimbulkan pelabelan sosial. Sekolah bagus dan

ternama diidentikkan dengan sekolahan orang kaya. Sebaliknya, sekolah

sederhana adalah sekolahan kaum miskin.

Kelima, menggeser budaya akademik menjadi budaya ekonomis.

Para guru akan memiliki mentalitas 'pedagang' ketimbang mentalitas

pendidik. Mereka lebih tertarik mencari pendapatan daripada

mengembangkan pengetahuan. Mereka lebih terdorong untuk

mengumpulkan 'kredit koin' daripada 'kredit poin'. Di PT, fenomena ini

melahirkan dua kategori dosen yaitu 'dosen luar biasa' dan 'dosen biasa di

luar'.

Keenam, memacu konsumerisme dan gaya hidup 'besar pasak

daripada tiang'. Banyak anak-anak sekolah gedongan yang membawa mobil

mahal (milik orang tuanya) ke sekolah. Guru dan dosen dapat terobsesi oleh

gaya hidup mewah. Ini dapat melahirkan mental 'diktator' pada pengajar

yaitu 'menjual diktat untuk beli sepeda motor'.

Ketujuh, memperburuk kualitas SDM dan kepemimpinan masa

depan. Didorong oleh misi untuk meningkatkan akumulasi kapital sebesar-

besarnya, lembaga pendidikan akan lebih banyak menerima pelajar-pelajar

gedongan meski memiliki IQ pas-pasan. Pelajar yang berprestasi tetapi

miskin, tidak dapat sekolah atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mobilitas sosial vertikal hanya akan menjadi milik orang kaya yang mampu

sekolah tinggi, meskipun secara intelektual diragukan.

Kedelapan, mereduksi fungsi pendidikan sebagai pemutus rantai

kemiskinan. Pendidikan sebagai alat pemberdayaan yang dapat memutus

rantai kemiskinan (vicious circle of poverty) semakin kehilangan fungsinya.

Page 27: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

49

Dalam konteks ini, privatisasi pendidikan dapat mengarah pada

pelanggengan poverty trap (jebakan kemiskinan).47

Kalau upaya-upaya memasyarakatkan Pendidikan Tinggi Agama

Islam (PTAI) dianggap sama dengan memasyarakatkan pendidikan tinggi

umum dengan tujuan semata-mata mencari profit, maka sama artinya

pendidikan tinggi agama Islam menjadi sekadar komoditi yang mirip

McDonald. Menjual pendidikan tinggi agama Islam sama artinya juga

dengan menjual McDonald, sehingga gejala ini dapat dinamakan sebagai

“komoditisasi pendidikan tinggi Islam”.

Memasyarakatkan sebuah hasil pendidikan tanpa mengerti pririt

pendidikan tersebut sama artinya membeli teknologi tanpa mengerti filsafat

teknologinya. Maka sangat dimungkinkan terjadi penonjolan salah satu

bentuk pendidikan yang dapat di-McDonaldisasikan tanpa orang mengerti

seluk beluk dan arah yang akan dicapai dalam pendidikan tersebut.

Namun demikian di negeri Muslim, privatisasi pendidikan yang

bersifat kapitalistik sejatinya merupakan pelanggaran terhadap hukum

syariat, sebab dalam pandangan Islam belajar merupakan kewajiban bagi

setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah SAW bersabda: : لاق لوسر هللا :م ص نع سانأ نبإ كلام يضر هللاأ هنع لاق

( هاور ىنربطلأ بطاخلاو نم نيسحلا نبإ ىلع ) بالط ملعلا ةضيرف ىلع لك ملسم ةملسمو Artinya: Dari Anas Ibn Malik r.a berkata: bersabda Rasulullah SAW:

"Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim" (H.R Ath-Thabrani dan al-Khatib dari al-Husain bin 'Ali)

Islam adalah sistem kehidupan yang mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia termasuk pendidikan yang merupakan kebutuhan pokok

-hajat asasiyah- yang harus terpenuhi. Sesungguhnya terdapat pembeda yang

jelas antara sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Kapitalis.

Aspek pendidikan adalah hak rakyat yang harus dipenuhi oleh

pemerintah. Sebagai bentuk pelayanan yang wajib diberikan kepada rakyat,

47 Ibid.

Page 28: BAB II MCDONALISASI DAN PENDIDIKAN ISLAM A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip ... balik kemudi

50

pemerintah tentu tidak selayaknya membebankan biaya pendidikan tersebut

kepada rakyat.Rasulullah SAW bersabda:

مكلك عأر مكلكو لؤسم نع هتيعر یذلاريمألاف ىلع سانلا عأر وهو لؤسم مهنع ( هأور قفتملا هيلع )

Artinya: "Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya" (HR al-Bukhari dan Muslim).

Otonomi kampus tidak boleh diartikan sebagai cuci tangan

pemerintah dari pembiayaan pendidikan dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Kalau ini terjadi, berarti telah menghianati amanat konstitusi.

Otonomi harus diartikan sebagai pembebasan PTAI dari belenggu kehendak

pemerintah yang berniat mendikte bagaimana PTAI harus mengembangkan

ilmu pengetahuan dan mendidik anak muridnya.48

48 Heru Nugroho (ed), Op.Cit., hlm. 28.