bab iii metode penelitian a. kerangka penelitian 1....
TRANSCRIPT
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada
kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk satu studi kasus (Morissan,
2012). Pada tahun 1987, Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007: 5)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Dapat disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
partisipan penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll,
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007: 6).
Strategi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan strategi
fenomenologi, dimana dalam penelitiannya penulis mengidentifikasi
hakekat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Melalui
44
pendekatan fenomenologi psikologis, penulis melakukan observasi dan
deskripsi sistematis atas pengalaman individu yang sadar dalam
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Data fenomenal yang
dieksplorasi dalam penelitian ini mencakup persepsi, perasaan, ingatan,
gambaran, gagasan, dan berbagai hal lain yang hadir dalam kesadaran
individu (Misiak dan Sexton, 2005: 20).
Dengan kata lain, fenomenologi berusaha menemukan makna-makna
psikologis yang terkandung dalam fenomena melalui penyelidikan dan
analisis contoh-contoh hidup (Giorgi dan Giorgi dalam Smith, 2009: 52-
53). Dalam proses ini, penulis mengesampingkan terlebih dahulu
pengalaman-pengalaman pribadinya agar ia dapat memahami pengalaman-
pengalaman partisipan yang ia teliti (Nieswiadomy, dalam Creswell, 2013:
21).
2. Lokasi dan Partisipan Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Majelis Taklim Nurul Habib, Jalan
Dorang, Kelurahan Bendomungal, Kecamatan Bangil, Kabupaten
Pasuruan. Penulis memilih lokasi tersebut dikarenakan mayoritas anggota
Majelis Taklim Nurul Habib adalah ibu-ibu dengan rentang usia 40-60
tahun. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia dewasa madya
yang memenuhi kriteria partisipan dalam penelitian.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, dimana dalam pengambilan sampel, penulis memiliki beberapa
45
kriteria tertentu, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008: 219)
mengenai purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu
tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah penulis menjelajahi
obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti, yang menjadi kepedulian
dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya
pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada
banyak sampel sumber data. Berikut kriteria partisipan dalam penelitian
ini:
a. Bersedia untuk menjadi partisipan dan terbuka dalam memberikan
informasi penelitian.
b. Tergabung dan aktif dalam pengajian di Majelis Taklim Nurul Habib.
c. Berada pada masa dewasa madya, dengan rentang usia antara 40-60
tahun.
Lincoln dan Guba (dalam Sugiyono (2008: 219) mengemukakan
bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan pada
perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan
informasi yang maksimum. Teknik purposive sampling dirasa sesuai
dengan teknik sampling dalam penelitian ini, mengingat partisipan dalam
penelitian ini harus aktif dan tergabung dalam anggota Majelis Taklim
Nurul Habib dan berada dalam masa usia dewasa madya (usia 40-60
tahun). Hal ini sesuai dengan prinsip purposive sampling yaitu kriteria
46
dibuat untuk pemilihan sampel yang dirasa paling tahu dengan fokus
penelitian ini.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Creswell (dalam Herdiansyah, 2012: 68-69) mengemukakan beberapa
prosedur dalam melakukan studi fenomenologi:
a. Pertama, penulis harus memahami perspektif dan filosofi yang ada di
belakang pendekatan yang digunakan, khususnya mengenai konsep
studi, “bagaimana individu mengalami suatu fenomena yang terjadi.”
Konsep epoche merupakan inti ketika penulis mulai menggali dan
mengumpulkan ide-ide mereka sebagai fenomena dan mencoba
memahami fenomena yang terjadi menurut sudut pandang subjek yang
bersangkutan. Sebelum penulis mengajukan surat izin penelitian
kepada pendiri Majelis Taklim Nurul Habib, penulis terlebih dahulu
mengikuti kegiatan taklim dalam majelis tersebut (Sabtu, 30 Agustus,
2014). Saat penulis mengikuti kegiatan taklim tersebut, penulis juga
berusaha untuk membangun rapport dengan ibu-ibu anggota majelis
taklim. Hingga akhirnya penulis menemukan munculnya sikap tertutup
salah satu anggota majelis taklim, ketika penulis membuka topik
tentang kematian. Berawal dari hal tersebut penulis kemudian meminta
izin kepada pendiri majelis taklim untuk melakukan penggalian data
lebih lanjut perihal kematian.
47
b. Kedua, penulis membuat pertanyaan penelitian yang mengeksplorasi
serta menggali arti dari pengalaman subjek dan meminta subjek untuk
menjelaskan pengalamannya tersebut. Setelah penulis mendapatkan
izin dari pendiri dan pemilik Majelis Taklim Nurul Habib untuk
melakukan penelitian, penulis mengikuti kegiatan taklim dalam majelis
tersebut pada tanggal 3 September 2014. Dalam memperoleh
gambaran dan fenomena yang terjadi pada partisipan penelitian,
penulis mengumpulkan data awal dengan menggunakan open-ended
questionnaire. Menurut Morissan (2012) dalam mengajukan
pertanyaan dengan metode survei, penulis dapat menggunakan model
pertanyaan terbuka (open-ended questionnaire) yaitu pertanyaan yang
harus dijawab sendiri oleh partisipan. Pertanyaan terbuka yang
diajukan penulis dalam pengumpulan data awal ini bersifat subjektif
mengenai apa dan bagaimana persiapan serta kesiapan individu untuk
menghadapi kematian. Partisipan penelitian diminta untuk menuliskan
respon mereka di tempat yang sudah disediakan. Pertanyaan terbuka
memberikan partisipan kebebasan dalam menjawab dan juga peluang
untuk memberikan jawaban yang mendalam, serta memungkinkan
munculnya jawaban yang tidak diperkirakan sebelumnya oleh peneliti.
c. Ketiga, penulis mencari, menggali, dan mengumpulkan data dari
subjek yang terlibat secara langsung dengan fenomena yang terjadi.
Hasil open-ended questionnaire pada pengumpulan data awal
penelitian, akan membatu penulis untuk merancang dan menyusun
48
pertanyaan-pertanyaan dalam probing pada pengumpulan data
selanjutnya. Disamping itu, selama proses pengumpulan data
penelitian, penulis melakukan pengamatan (observasi) pada perilaku
dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan
ini, penulis merekam/mencatat—baik dengan cara terstruktur maupun
semi terstruktur—aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Demikian
halnya dengan dokumentasi, selama proses pengumpulan data
penelitian, penulis juga berusaha untuk mengumpulkan dokumentasi
sebanyak-banyaknya pada setiap langkah dalam tahapan penelitian,
baik berupa foto, video, atau rekaman. Hasil dokumentasi ini
selanjutnya akan sangat membantu penulis untuk menguatkan
verifikasi data penelitian.
d. Keempat, setelah data terkumpul, penulis mulai melakukan analisis
data yang terdiri atas tahapan-tahapan analisis. Penulis menyandarkan
langkah-langkah analisis data yang disandarkan pada pendapat
Creswell (2010).
e. Kelima, laporan penelitian fenomenologi diakhiri dengan diperolehnya
pemahaman yang lebih esensial dari suatu pengalaman individu,
mengenali setiap unit terkecil dari arti yang diperoleh berdasarkan
pengalaman individu tersebut.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah segala bentuk informasi relevan
yang diperoleh penulis dari Wawancara, Observasi, maupun Dokumentasi.
49
Data yang digali dalam penelitian ini difokuskan pada data fenomenal, yakni
data yang didapatkan dengan menggunakan strategi fenomenologi-psikologis.
Melalui pendekatan fenomenologi psikologis, penulis melakukan observasi
dan deskripsi sistematis atas pengalaman individu yang sadar dalam
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Data fenomenal yang dieksplorasi
dalam penelitian ini mencakup persepsi, perasaan, ingatan, gambaran,
gagasan, dan berbagai hal lain yang hadir dalam kesadaran individu (Misiak
dan Sexton, 2005: 20).
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitiaan ini, penulis menggunakan 4 teknik pengumpulan data,
yaitu:
1. Open-ended Questionnaire
Menurut Morissan (2012) dalam mengajukan pertanyaan dengan
metode survei, penulis dapat menggunakan model pertanyaan terbuka
(open-ended questionnaire) yaitu pertanyaan yang harus dijawab sendiri
oleh partisipan. Pertanyaan terbuka memberikan partisipan kebebasan
dalam menjawab dan juga peluang untuk memberikan jawaban yang
mendalam, serta memungkinkan munculnya jawaban yang tidak
diperkirakan sebelumnya oleh peneliti.
Open-ended questionnaire dipilih sebagai salah satu alat pengumpul
data awal karena mempunyai banyak keuntungan, antara lain (a) Partisipan
50
mempunyai kebebasan dalam memberikan jawaban pada setiap item yang
ditanyakan berdasarkan nilai-nilai personal dan pengalaman partisipan, (b)
respon-respon terhadap item mencerminkan ekspresi dan opini dari
partisipan penelitian, (c) penulis dapat mengidentifikasi dan
mengeksporasi aspek-aspek yang ditemukan dalam topik penelitian ini
secara lebih luas dan mendalam (Hayes dalam Mujamiasih, 2013: 39).
2. Wawancara
Poerwandari (1998: 72) menyatakan bahwa wawancara kualitatif
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif
yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti. Sejalan
dengan wawancara penelitian ini yang bertujuan untuk mengeksplorasi
pengalaman makna subjektif partisipan penelitian terkait persiapan
menghadapi kematian.
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dengan pedoman umum. Pedoman wawancara umum meliputi
isu-isu yang harus diliput tanpa mencantumkan urutan pertanyaan yang
tidak eksplisit. Sehingga dalam penelitian ini wawancara dengan pedoman
umum dapat mengingatkan penulis mengenai aspek-aspek yang harus
dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek
relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Patton dalam Poerwandari,
1998: 73).
51
3. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Patton (dalam Poerwandari, 1998: 63) menegaskan bahwa
observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian,
apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Patton (dalam
Poerwandari, 1998: 64) juga memaparkan tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
partisipan penelitian, perilaku partisipan selama wawancara, interaksi
partisipan dengan penulis dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga
dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
4. Dokumentasi
Selama proses penelitian, penulis juga mengumpulkan dokumen-
dokumen yang berupa dokumen publik (seperti koran, makalah, laporan
kantor) ataupun dokumen private (seperti buku harian, diary, surat, e-
mail). Data dalam dokumentasi ini bisa berupa materi audio dan visual
52
seperti foto, objek-objek seni, videotape, atau segala jenis suara/bunyi
(Creswell, 2013: 270).
D. Analisis Data
Umumnya, penulis kualitatif menggunakan prosedur yang umum dan
langkah-langkah khusus dalam analisis data. Creswell (2013) mengajak
penulis kualitatif untuk melihat analisis data kualitatif sebagai suatu proses
penerapan langkah-langkah dari yang spesifik hingga umum dengan berbagai
level analisis yang berbeda. Lebih lanjut Creswell (2013: 276-284)
menjabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis data berikut ini:
1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini
melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengetik data
lapangan, atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-
jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general
sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara
keseluruhan.
3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan
proses mengolah materi/informasi menjadi seginmen-segmen tulisan
sebelum memaknainya (Rosman dan Rallis, dalam Creswell, 2013: 276).
Dalam proses coding ini, penulis mengkombinasikan kode-kode yang
telah ditentukan sebelumnya (predetermined code) dan membuat kode-
kode berdasarkan informasi yang muncul dengan sendirinya (emerging
53
code) (Creswell, 2013). Sehingga, proses coding dalam peneltian ini
adalah dengan men-fit-kan kode-kode yang muncul selama proses analisis
data dengan data penelitian.
4. Menerapkan proses koding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang,
kategori-kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Pada langkah ini,
penulis membuat kode-kode untuk mendeskripsikan semua infomasi, lalu
menganalisisnya. Tema-tema inilah yang kemudian dijadikan judul dalam
bagian hasil penelitian.
5. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan
kembali dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan naratif ini bisa
meliputi pembahasan tentang kronologis peristiwa, tema-tema tertentu,
atau tentang keterhubungan antar tema.
6. Langkah terakhir adalah dengan menginterpretasi atau memaknai data.
Langkah ini akan membantu penulis dalam mengungkap esensi dari suatu
gagasan (Lincolin dan Guba dalam Creswell, 2013). Interpretasi juga bisa
berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian
dengan informasi yang berasal dari literartur atau teori.
Berikut penulis sajikan gambar skema alur analisis data yang ada dalam
penelitian ini :
54
Gambar 3.1. Skema Alur Analisis Data
55
E. Verifikasi Data
Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas,
reliabilitas, dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Istilah validitas, reliabilitas,
dan objektivitas dalam penelitian kuantitatif berbeda dalam penelitian
kualitatif. Jika dalam metode penelitian kuantitatif terdapat istilah validitas
internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas, maka dalam metode
peneltian kualitatif keempat istilah tersebut masing-masing dikenal dengan
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas (Usman dan
Purnomo, 2009: 97-98).
1. Kredibilitas
Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep penulis dengan konsep
responden (Usman dan Purnomo, 2009: 98). Agar kredibilitas dalam
penelitian ini terpenuhi, maka penulis melakukan beberapa cara, antara
lain:
a. Mengadakan Triangulasi
Patton (dalam Poerwandari, 1998: 132) menjelaskan konsep triangulasi
dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
1) Triangulasi Data
Triangulasi data yakni digunakannya variasi sumber-sumber data yang
berbeda. Variasi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
56
adalah dokumen, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu partisipan penelitian yang dianggap
memiliki sudut pandang yang berbeda.
2) Triangulasi Peneliti
Triangulasi penulis adalah digunakannya beberapa penulis atau
evaluator yang berbeda. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing juga
bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
3) Triangulasi Teori
Triangulasi teori adalah digunakannya beberapa perspektif yang
berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan
menguji terkumpulnya data penelitian.
4) Triangulasi Metodologis
Triangulasi metodologis adalah dipakainya beberapa metode yang
berbeda untuk meneliti hal yang sama. Dalam penelitian ini, penulis
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode
observasi pada saat wawancara dilakukan.
57
b. Menggunakan Alat Bantu dalam Mengumpulkan Data
Aplikasi perekam suara dalam smartphone menjadi alat bantu penulis saat
melakukan wawancara. Sehingga penulis dapat mendengarkan berulang
kali data penelitian dan menuangkan semua informasi dalam perekam
suara tersebut ke dalam verbatim wawancara tanpa ada informasi yang
terlewat.
c. Menggunakan Member Check
Memeriksa kembali informasi responden dengan mengadakan pertanyaan
ulang kepada masing-masing responden penelitian untuk dimintai
pendapatnya tentang data yang telah terkumpul.
2. Transferabilitas
Transferabilitas ialah apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat
digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Penulis dapat
meningkatkan nilai transferabilitas penelitiannya dengan cara membuat
deskripsi tebal, yang detail dan terinci tentang laporan dan langkah-
langkah yang telah dilakukan untuk mencapai hasil temuan penelitiannya
(Prabowo, 2007: 81). Melalui deskripsi tebal ini, sekiranya pembaca dapat
memahami hasil temuan penelitian dengan lebih baik. Dengan demikian,
pembaca tersebut akan lebih banyak memiliki peluang untuk mentransfer
sendiri hasil temuan penelitian ke dalam kasus atau situasi lain yang mirip
58
dan mampu membuat keputusan sendiri yang berkaitan dengan penelitian
yang telah dibacanya.
Selain itu, untuk meningkatkan standar transferabilitas penelitian,
penulis menggunakan teknik sampling purposif dengan karakteristik
subjek yang jelas. Karena dengan karakteristik subjek yang jelas, maka
pembaca akan lebih mudah mentransfer hasil temuan penelitian pada
kasus-kasus lain yang memiliki karakteristik subjek hampir sama.
3. Dependabilitas
Dependabilitas ialah apabila hasil penelitian kita memberikan hasil
yang sama dengan penelitian yang diulang pihak lain. Kemampuan ini
dapat dicapai dengan meminta seorang auditor independen untuk
memeriksanya, hal ini disebut dengan audit trail. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan bantuan dosen pembimbing untuk memeriksa
konsistensi tentang semua materi, tahap, dan temuan hasil penelitian.
Usman dan Pramono (2012: 99) memaparkan agar dosen pembimbing
mudah melakukan audit trail, maka penulis menyiapkan data mentah,
hasil analisis data, dan hasil sintesis data, yaitu tafsiran, kesimpulan, tema,
pola, hubungan dengan kepustakaan, dan laporan akhir.
4. Konfirmabilitas
Prabowo (2007: 82) menyatakan jika konfirmabilitas digunakan untuk
melihat bahwa hasil penelitian bersifat netral dan tidak penuh dengan bias-
59
bias pribadi peneliti. Konfirmabilitas dapat dicapai dengan melakukan
pengecekan dan penelurusan secara menyeluruh tentang penelitian itu
kembali, antara lain dengan melakukan pengecekan ulang terhadap
informasi penelitian yang masih mentah, proses analisis informasi
penelitian yang sistematis, pembahasan data fenomenal dikofrontasikan
dengan tinjauan pustaka untuk menguji hasil temuan penelitian,
pemeriksaan asumsi dan prasangka penulis. Untuk memenuhi kriteria
tersebut, penulis melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Skema
di bawah ini akan menunjukkan secara ringkas langkah-langkah penulis
dalam memenuhi standar verifikasi informasi :
60
Gambar 3.2. Skema Verifikasi Data Penelitian