bab iii metode penelitian a. 1. -...

27
26 Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPIT As-Syifa Boarding School yang berlokasi di Jalan Raya Subang Bandung KM. 12 Tambakmekar, Jalancagak, Subang, Jawa Barat. SMPIT As-Syifa Boarding School ini adalah sekolah berasrama yang terdiri atas sekolah menengah pertama dan asrama untuk tempat tinggal murid dan guru. Sekolah asrama ini berada di tengah kawasan pedesaan dan menyatu dengan kehidupan warga sekitarnya. Santri yang bermukim di sekolah asrama ini berasal dari berbagai daerah, yaitu ada yang berasal dari Subang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dan kota-kota lainnya, bahkan terdapat santri mukim yang berasal dari Malaysia. As-Syifa Boarding School ini memiliki visi membangun peradaban, di mana dalam mencapai visi ini, As-Syifa Boarding School mempunyai misi menjadikan sekolah sebagai sarana tarbiyah islamiyah, melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan menyenangkan, efisien dan islami, membangun lembaga yang profesional, unggul dan murah, memberdayakan guru-guru menjadi kreatif, prigelm dan karya, menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah/lembaga, dan menempatkan diri sebagai mitra keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sehingga dengan visi, misi serta fasilitas yang disediakan oleh As-Syifa Boarding School diharapkan akan membantu siswa untuk belajar dengan nyaman serta terkondisi, mengeksplorasi dan mengembangkan bakat. Kondisi sekolah yang kondusif jauh dari hiruk pikuk metropolitan, diharapkan sangat membantu siswa dalam belajar. 2. Subjek Penelitian Subjek adalah individu yang berpartisipasi di dalam satu eksperimen psikologis (Chaplin, 2006, hlm. 491). Populasi merupakan wilayah generalisasi

Upload: hanhi

Post on 17-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

26

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPIT As-Syifa Boarding School yang

berlokasi di Jalan Raya Subang – Bandung KM. 12 Tambakmekar, Jalancagak,

Subang, Jawa Barat. SMPIT As-Syifa Boarding School ini adalah sekolah

berasrama yang terdiri atas sekolah menengah pertama dan asrama untuk tempat

tinggal murid dan guru. Sekolah asrama ini berada di tengah kawasan pedesaan

dan menyatu dengan kehidupan warga sekitarnya. Santri yang bermukim di

sekolah asrama ini berasal dari berbagai daerah, yaitu ada yang berasal dari

Subang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dan kota-kota lainnya, bahkan terdapat

santri mukim yang berasal dari Malaysia.

As-Syifa Boarding School ini memiliki visi membangun peradaban, di mana

dalam mencapai visi ini, As-Syifa Boarding School mempunyai misi menjadikan

sekolah sebagai sarana tarbiyah islamiyah, melaksanakan pembelajaran dan

bimbingan dengan menyenangkan, efisien dan islami, membangun lembaga yang

profesional, unggul dan murah, memberdayakan guru-guru menjadi kreatif,

prigelm dan karya, menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah/lembaga, dan menempatkan diri sebagai mitra keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Sehingga dengan visi, misi serta fasilitas yang

disediakan oleh As-Syifa Boarding School diharapkan akan membantu siswa

untuk belajar dengan nyaman serta terkondisi, mengeksplorasi dan

mengembangkan bakat. Kondisi sekolah yang kondusif jauh dari hiruk pikuk

metropolitan, diharapkan sangat membantu siswa dalam belajar.

2. Subjek Penelitian

Subjek adalah individu yang berpartisipasi di dalam satu eksperimen

psikologis (Chaplin, 2006, hlm. 491). Populasi merupakan wilayah generalisasi

27

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 61). Populasi dalam penelitian ini adalah

murid kelas VIII SMPIT As-Syifa Boading School di Subang, yang berjumlah

sekitar 200 murid.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011, hlm. 62). Sampel yang diambil dari populasi harus

representatif. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik

sampling non-probabilitas. Teknik sampel non-probabilitas adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm.

66). Teknik sampel non-probabilitas yang digunakan adalah teknik sampling

kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk mengumpulkan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan

(Sugiyono, 2012, hlm. 67).

Karakteristik sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Santriwan dan santriwati yang yang masih aktif dalam kegiatan pembelajaran

b. Santriwan dan santriwati yang menjadi sampel adalah subjek yang berada

dalam fase remaja awal. Menurut Santrok (2003), masa remaja awal (early

adolescence) berada pada masa sekitar sekolah menengah pertama, yaitu pada

usia 12 sampai 15 tahun.

c. Santriwan dan santriwati yang berada pada tahun kedua bermukim di SMPIT

As-Syifa Boarding School Subang.

Dipilihnya subjek dengan kriteria ini karena untuk mendapatkan sampel

remaja awal yang sedang menjalani proses penyesuaian sosial dan masih berada

dalam situasi kurang menyenangkan (adversity) setelah melewati tahun pertama

bermukim di sekolah asrama.

B. Desain Penelitian

28

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian kuantitatif, yaitu strategi penelitian yang menekankan pada

pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan deduktif untuk hubungan

antara teori dan penelitian dengan menempatkan pengujian teori (Silalahi, 2010,

hlm. 76).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan yang digunakan untuk membuktikan hipotesis

adalah metode deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan

secara sistematis fakta atau karakteristik bidang atau populasi tertentu secara

cermat dan aktual (Sihite, 2012), sedangkan korelasional digunakan untuk

menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang

berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat) (Annisa, 2010).

Penelitian ini menggunakan uji korelasional non parametric spearman, dimana

variabel yang dikorelasikan adalah resiliensi sebagai variabel pertama dan

penyesuaian sosial sebagai variabel kedua. Metode ini digunakan untuk melihat

hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan statistik Spearman Rank

Correlation pada variabel pertama, resiliensi dengan variabel kedua, penyesuaian

sosial terhadap remaja awal di boarding school.

Untuk mengukur variabel resiliensi pada remaja awal kelas VIII As-syifa

Boarding School digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori resiliensi

Reivich & Shatte (2002), sedangkan untuk mengukur penyesuaian sosial

digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah

oleh Schneiders (1964). Kemudian hasil dari kedua penilaian kuesioner tersebut

akan dikorelasikan, dianalisis hubungan antara variabel resiliensi dan variabel

kemampuan penyesuaian sosial, kemudian hasil penelitian hubungan kedua

variabel dibuat kesimpulannya.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

29

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (1981) variable secara teoritis dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi”

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (dalam

Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah resiliensi

sebagai variabel pertama (V1) dan penyesuaian sosial sebagai variabel kedua (V2).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Resiliensi

Resiliensi pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari pengukuran

berdasarkan faktor-faktor dasar penyusun resiliensi menurut Reivich (2002) yaitu:

1) Regulasi emosi, yaitu dapat mengendalikan dirinya dan bersikap tenang saat

berada dalam tekanan.

2) Kontrol impuls, yaitu kemampuan untuk dapat menahan keinginan impulsif.

3) Optimis, yaitu dapat melihat ke depan dengan positif.

4) Analisa sebab-akibat, yaitu dapat menganalisa keadaan.

5) Empati, yaitu mengetahui isyarat emosi dan psikologis lawannya.

6) Efikasi diri yaitu kemampuan bersikap efektif dan efisien.

7) Reaching out yaitu kesediaan mengambil resiko dalam pengembangan diri.

b. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari

tuntutan lingkungan atau tingkah laku yang sering dihadapi oleh individu di

lingkungan sekolah yang disusun oleh Schneiders (1964) yaitu:

1) Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah.

2) Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah.

3) Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan

unsur-unsur lainnya.

4) Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab.

5) Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

30

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk

mengungkap data. Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen yang

digunakan.

1. Instrumen Resiliensi

Dalam mengukur variabel resiliensi, digunakan instrumen faktor-faktor

dasar penyusun resiliensi dari Reivich (2002). Instrumen ini terdiri tujuh dimensi,

yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, optimis, analisa sebab-akibat, empati, efikasi

diri, dan reaching out. Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen resiliensi

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi

No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item + -

1 Regulasi

Emosi

a. Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal

dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah. 15, 29 1 3

b. Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya. 37, 52 8, 22 5

2 Kontrol

Impuls

a. Mampu menunda atau menahan keinginan-

keinginan impulsif

2, 30,

16 3

b. Memiliki pertimbangan yang matang dalam

menghadapi situasi sulit.

9, 23,

31 3

3 Optimis

a. Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi

lebih baik

32, 46,

17 3 4

b. Memiliki kendali terhadap arah hidupnya 39, 47 10, 24 4

4

Analisa

sebab-

akibat

a. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 18,

33

11, 25,

40 6

5 Empati a. Dapat merasakan dan memprediksi apa yang

disukai atau tidak disukai lawannya

34, 41,

49, 12

5, 19,

26 7

6 Efikasi

Diri

a. Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada

dan perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses 6, 20 50 3

b. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 45 27,35,

42, 48 6

7 Reaching

Out

a. Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam

rangka pengembangan diri atau pencapaian cita 21, 36 2

b. Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28,

43, 51 38, 7 6

Jumlah Item 51

31

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk

menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori

jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot

dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable

(-).

2. Instrumen Penyesuaian Sosial

Dalam mengukur variabel penyesuaian sosial, digunakan instrumen yang

dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah dari Schneider (1964).

Instrumen ini terdiri lima dimensi, yaitu menghargai dan menerima otoritas atau

peraturan sekolah, tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah,

mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan unsur-

unsur lainnya, menerima batasan-batasan dan tanggung jawab, dan membantu

sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen penyesuaian sosial di sekolah

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial di Sekolah

No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item + -

1

Menghargai dan

menerima otoritas atau

peraturan sekolah

a. Menerima dan memenuhi peraturan

yang berlaku

1, 11,

21, 31, 41 5

b. Menghormati dan menghargai petugas

yang berwenang 6, 16 26, 36 4

2 Tertarik dan

berpartisipasi dalam

a. Memiliki ketertarikan dan minat

terhadap kegiatan sekolah 12, 22 2, 32 4

32

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas-aktivitas

sekolah

b. Berperan serta dan berpartisipasi

dalam kegiatan sekolah 17, 37 7, 27 4

3

Mempunyai hubungan

yang sehat, bersahabat

dengan teman , guru,

dan unsur-unsur lainnya

a. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan teman.

3, 18,

33, 50 44, 48 6

b. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan guru

8, 38,

46, 49,

51, 52

23 7

c. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan unsur-unsur yang

di dalam sekolah.

28, 47 13, 43 4

4

Menerima batasan-

batasan dan tanggung

jawab

a. Mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan guru. 19, 34 4 3

b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama

dan sekolah. 9

24, 39,

45 4

c. Menggunakan dan menjaga fasilitas

sekolah. 14, 29 42 3

5

Membantu sekolah

mencapai tujuan

intrinsik dan ekstrinsik.

a. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan

yang berlaku di sekolah 5, 15 2

b. Menjaga nama baik sekolah di luar

sekolah

10, 20,

25, 30,

35, 40

6

Jumlah Item 52

Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk

menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori

jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot

dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable

(-).

3. Sistem Penyekoran Instrumen

33

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen resiliensi dan penyesuaian sosial disusun menggunakan Skala

Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang

diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban setiap

pernyataan yang menggunakan skala Likert diberi bobot dalam rentang 1 - 5, dan

terdapat pernyataan bernilai favorable (+). Berikut sistem penyekoran pada

instrumen.

Tabel 3.3

Penyekoran Instrumen

Item Nilai Item

SS S RR TS STS

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen untuk mengukur resiliensi merupakan pengembangan dari faktor-

faktor dasar penyusun resiliensi, dan instrument penyesuaian sosial dibuat dengan

menurunkan indikator berdasarkan teori penyesuaian sosial di lingkungan sekolah.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kedua instrumen tersebut, peneliti

melakukan uji coba instrumen terhadap remaja awal yang bersekolah di sekolah

berasrama yang berlokasi di Bandung. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah

menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 15.

1. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan validitas

konstruk, sedangkan reliabilitas instrument diuji menggunakan Alpha Cronbach.

Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes

mengukur trait atau konstruk teoretik yang hendak diukurnya (Azwar, 2010, hlm.

175). Validitas konstruk diuji menggunakan analisis faktor yang perhitungannya

menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 15. Dalam analisis faktor

34

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat rangkaian langkah, yaitu pengestimasian, atau ekstraksi faktor-faktor,

yang menentukan berapa banyak faktor yang dipertahankan dan merotasi faktor-

faktor ke sebuah tujuan.

Prosedur awal dalam analisis faktor adalah menentukan layak tidaknya

variabel untuk dianalisis. Untuk menguji kelayakan variabel, dilakukan tes KMO

MSA (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of

sphericity, dan matriks anti-image. Menurut Gebotys (Ihsan, 2009, hlm. 108)

terdapat kategorisasi nilai KMO untuk menentukan suatu variabel layak dianalisis

atau tidak, yaitu:

Tabel 3.4

Kategorisasi Nilai KMO

Nilai KMO Derajat Varian Umum

0.90 sampai 1.00 Bagus sekali

0.80 sampai 0.89 Bagus

0.70 sampai 0.79 Cukup sekali

0.60 sampai 0.69 Cukup

0.50 sampai 0.59 Jelek

0.00 sampai 0.49 Jangan difaktor

Selain KMO MSA, layak atau tidaknya suatu variabel untuk dianalisis dapat

dilihat dari matriks korelasi anti-image. Apabila variabel tersebut indeks korelasi

anti-image-nya ≥ 0.5, maka variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor. Jika

indeks korelasi anti-image-nya < 0.5, maka tidak layak dianalisis faktor dan harus

dihapus dari rangkaian variabel, dan dilakukan uji ulang KMO dan korelasi anti-

image hingga mendapatkan variabel yang layak (Ihsan, 2009, hlm. 108 - 109).

Setelah didapatkan variabel atau item yang layak, tahap selanjutnya adalah

melakukan ekstraksi faktor dan rotasi faktor. Ekstraksi faktor yang digunakan

adalah principal component analysis jenis varimax, untuk tujuan reduksi data.

Hasil dari ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jumlah faktor. Kaiser

(1960) menyebutkan bahwa kriteria psikometris atau matematis pada jumlah

faktor yang sering digunakan dalam principal component analysis, menggunakan

kriteria eigenvalue > 1.00 (Ihsan, 2009, hlm. 110).

35

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil dari rotasi faktor adalah pengelompokkan muatan variabel pada

faktor-faktor yang baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan penamaan faktor yang

baru untuk menandai bahwa faktor itu adalah variabel tersembunyi yang

memengaruhi sebuah konstruksi tes. Faktor diberi nama bergantung pada muatan

faktor tertinggi yang dimiliki variabel (Ihsan, 2009, hlm. 112).

36

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Validitas Instrumen Resiliensi

1) Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan

nilai korelasi anti image ≥ 0.5. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item

yang tidak layak pada dimensi Regulasi Emosi yaitu pada item nomor 8, pada

dimensi Optimis yaitu pada item nomor 3 dan 24, Pada dimensi Empati yaitu pada

item nomor 26, pada dimensi Efikasi-Diri yaitu pada item 35, 42, dan 50, dan

pada dimensi Reaching-Out item tidak layak pada nomor item 7 dan 36.

Tabel 3.5

Item-item Instrumen Resiliensi Dimensi Nomor Item Valid Nomor Item Tidak Valid

Regulasi Emosi 1, 15, 22, 29, 37, 44 8

Kontrol Impuls 2, 9, 16, 23, 30, 31

Optimis 10, 17, 32, 39, 46, 67 3, 24

Analisis Sebab-Akibat 4, 11, 18, 25, 33, 40

Empati 5, 12, 19, 34, 41, 49 26

Efikasi-Diri 6, 13, 20, 27, 45, 48 35, 42, 50

Reaching-Out 14, 21, 28, 38, 43, 51 7, 36

Setelah dilakukan analisis faktor, maka didapatkan nilai KMO MSA dari

setiap dimensi, sebagai berikut:

Tabel 3.6

Nilai KMO MSA Instrumen Resiliensi

Dimensi Nilai KMO

Dimensi Regulasi Emosi 0.681

Dimensi Kontrol Impuls 0.593

Dimensi Optimis 0.622

Dimensi Sebab-Akibat 0.537

Dimensi Empati 0.740

Dimensi Efikasi-Diri 0.639

Dimensi Reaching-Out 0.678

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai KMO ≥ 0.5, sehingga dimensi-

dimensi tersebut layak untuk dilakukan analisis faktor.

37

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor.

Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut

merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator

yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau

penambahan faktor, namun susunan item tersebut berubah dari yang sebelumnya.

Tabel 3. 7

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Resiliensi

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Jumlah Indikator

Setelah Ekstraksi

Regulasi Emosi 7 6

Kontrol Impuls 6 6

Optimis 8 6

Analisis Sebab-Akibat 6 6

Empati 7 6

Efikasi-Diri 9 6

Reaching-Out 8 6

3) Penamaan Faktor

Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada

faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang

terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrument resiliensi setelah

dilakukan analisis faktor:

Tabel 3.8

Penamaan Faktor Instrumen Resiliensi

No Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

Valid

1 Regulasi

Emosi

a. Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal

dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah.

1, 15, 29 3

b. Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya 22, 37, 44 3

2 Kontrol

Impuls

a. Mampu menunda atau menahan keinginan-

keinginan impulsif

2, 16, 30 3

b. Memiliki pertimbangan yang matang dalam

menghadapi situasi sulit.

9, 23, 31 3

3 Optimis a. Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi

lebih baik

17, 32, 46 3

38

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memiliki kendali terhadap arah hidupnya 10, 39, 47 3

4 Analisis

Sebab-

Akibat

a. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 11, 18,

25, 33, 40

6

5 Empati a. Dapat merasakan dan memprediksi apa yang

disukai atau tidak disukai lawannya

5, 12, 19,

34, 41, 49

6

6 Efiksi-Diri a. Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada dan

perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses

6, 20 2

b. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 27, 45,

48

4

7 Reaching-

Out

a. Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam

rangka pengembangan diri atau pencapaian cita

21 1

b. Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28, 38,

43, 51

5

Jumlah item 42

b. Uji Validitas Instrumen Penyesuaian Sosial

1) Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan

nilai korelasi anti image ≥ 0.25. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item

yang tidak layak pada dimensi

Tabel 3.9

Item-item Instrumen Penyesuaian Sosial

Dimensi Nomor Item Valid Nomor

Item Valid

Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan

sekolah

1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41 9

Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas

sekolah

2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37 8

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat

dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya

3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 43, 44,

46, 47, 48, 49, 50, 51, 52

17

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 42, 45 10

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan

ekstrinsik

5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 8

Setelah dilakukan analisis faktor ulang, maka didapatkan nilai KMO MSA

dari setiap dimensi, sebagai berikut:

Tabel 3.10

Nilai KMO MSA Instrumen Penyesuaian Sosial

Dimensi Nilai KMO

39

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah 0.667

Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah 0.618

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru,

dan unsur-unsur lainnya

0.664

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 0.742

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik 0.674

2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor.

Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut

merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator

yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau

penambahan faktor, dan susunan item tersebut tidak berubah dari yang

sebelumnya.

Tabel 3.11

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Penyesuaian Sosial

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Jumlah Indikator

Setelah Ekstraksi

Menghargai dan menerima otoritas atau

peraturan sekolah

9 9

Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-

aktivitas sekolah

8 8

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat

dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya

17 17

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 10 10

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik

dan ekstrinsik

8 8

3) Penamaan Faktor

Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada

faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang

terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrument Penyesuaian Sosial

setelah dilakukan analisis faktor:

40

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 12

Penamaan Faktor Instrumen Penyesuaian Sosial

No Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

Valid

1

Menghargai dan menerima

otoritas atau peraturan

sekolah

c. Menerima dan memenuhi peraturan

yang berlaku

1, 11, 21,

31, 41 5

d. Menghormati dan menghargai petugas

yang berwenang

6, 16, 26,

36 4

2

Tertarik dan berpartisipasi

dalam aktivitas-aktivitas

sekolah

c. Memiliki ketertarikan dan minat

terhadap kegiatan sekolah

2, 12, 22,

32 4

d. Berperan serta dan berpartisipasi

dalam kegiatan sekolah

7, 17, 27,

37 4

3

Mempunyai hubungan yang

sehat, bersahabat dengan

teman , guru, dan unsur-

unsur lainnya

d. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan teman.

3, 18, 33,

44, 48, 50 6

e. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan guru

8, 23, 38,

46, 49, 51,

52

7

f. Mempunyai hubungan yang sehat,

bersahabat dengan unsur-unsur yang di

dalam sekolah.

13, 28, 43,

47

4

4 Menerima batasan-batasan

dan tanggung jawab

a. Mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan guru. 4, 19, 34 3

b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama

dan sekolah.

9, 24, 39,

45 4

c. Menggunakan dan menjaga fasilitas

sekolah. 14, 29, 42 3

5

Membantu sekolah

mencapai tujuan intrinsik

dan ekstrinsik.

c. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan

yang berlaku di sekolah 5, 15 2

d. Menjaga nama baik sekolah di luar

sekolah

10, 20, 25,

30, 35, 40 6

Jumlah Item 52

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap

subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Tinggi rendahnya reliabilitas,

ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas (Azwar, 2010, hlm. 180). Semakin tinggi

koefisien reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan suatu alat ukur.

41

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategorisasi koefisien reliabilitas menurut Guildford (Noor, 2009), sebagai

berikut:

Tabel 3. 13

Kategorisasi Reliabilitas

r Interpretasi

0.8 < r ≤ 1.0 Reliabilitas sangat tinggi

0.6 < r ≤ 0.8 Reliabilitas tinggi

0.4 < r ≤ 0.6 Reliabilitas sedang

0.2 < r ≤ 0.4 Reliabilitas rendah

-1.0 < r ≤ 0.2 Tidak reliabel

a. Uji Reliabilitas Instrumen Resiliensi

Berdasarkan hasil uji coba instrument resiliensi, didapatkan nilai reliabilitas,

sebagai berikut

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrument Resiliensi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.853 51

Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument resiliensi pada dimensi

regulasi emosi memiliki reliabilitas sebesar 0.853. Nilai berada dalam kategori

reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu, instrument resiliensi ini dapat

digunakan.

42

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Reliabilitas instrument Penyesuaian Sosial

Berdasarkan hasil uji coba instrument penyesuaian sosial didapatkan nilai

reliabilitas, sebagai berikut:

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.865 52

Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument penyesuaian sosial pada

dimensi menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah memiliki

reliabilitas sebesar 0.865. Nilai ini berada dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

Oleh karena itu instrument penyesuaian sosial ini dapat digunakan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk dijawab oleh responden tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan secara

langsung pada siswa pada dua kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School di

Subang.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2008, hlm. 206).

43

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Asumsi

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik

inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2008,

hlm. 207). Untuk mengetahui jenis statistik yang digunakan, dilakukan uji asumsi.

Jika uji asumsi menunjukkan bahwa distribusi normal dan linier, maka statistik

yang digunakan adalah statistik parametrik. Jika data tidak berdistribusi normal

dan tidak linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik

(Sari, 2013).

a. Uji Normalitas Data

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan bantuan IBM SPSS

Statistic 15 dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan

terdistribusi normal jika nilai Asymp Sig 2-tailed > 0.05

Tabel 3.16

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

resiliensi Penyesuaian

sosial

N 61 61

Normal Parametersa,b Mean 199.72 149.8689

Std. Deviation 21.974 14.03980

Most Extreme Differences

Absolute .048 .088

Positive .043 .088

Negative -.048 -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .373 .689

Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .729

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, nilai signifikansi (Asymp Sig 2-

tailed) dari variabel resiliensi adalah 0.999 dan dari variabel penyesuaian sosial

adalah 0.729. Maka, kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka data tersebut

terdistribusi normal.

b. Uji Linieritas Data

44

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel

yang diteliti, apakah hubungan kedua variabel tersebut linier atau tidak. Suatu

hubungan dikatakan linier apabila terdapat kesamaan variabel, jika terjadi

penurunan maupun kenaikan pada kedua variabel tersebut.

Pada penelitian ini, perhitungan uji linier dilakukan dengan software IBM SPSS

Statistic 15. Data dikatakan linier jika nilai signifikansi < 0.05. Hasil uji linieritas

pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.17

Hasil Uji Linieritas Data

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3585.229 1 3585.229 25.666 .000b

Residual 8241.722 59 139.690

Total 11826.951 60

Berdasarkan table di atas, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai

tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara

resiliensi dan penyesuaian sosial adalah linier.

c. Kategorisasi Hasil Data

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dengan melihat

kategorisasi data pada masing-masing variabel. Pada kedua variabel resiliensi dan

penyesuaian sosial, data dibagi ke dalam tiga kategori yang terdiri dari tinggi,

sedang dan rendah. Pengkategorisasian dilakukan dengan mencari terlebih dahulu

rata-rata dan deviasi standar masing-masing data. Nilai data dari setiap responden

diperoleh dari total skor jawaban responden tersebut pada masing-masing

instrumen. Berikut ini adalah deskripsi umum pada masing-masing instrumen

yang diperoleh melalui pengolahan menggunakan bantuan software IBM SPSS

15.0. Pada penghitungan rentang, digunakan rumus:

- Tinggi : T > µ + 1σ

- Sedang : µ - 1σ ≤ T ≤ µ + 1σ

45

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Rendah : T < µ - 1σ

46

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Kategorisasi Resiliensi

Kategori data variabel resiliensi diolah berdasarkan nilai rata-rata dan

standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari variabel

resiliensi.

Tabel 3.18

Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Resiliensi 61 118.00 183.00 149.8689 14.03980

Valid N (listwise) 61

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata variabel resiliensi

adalah 149.87 dan standar deviasi senilai 14.04. Kemudian data dibagi menjadi

kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor-skor subjek kemudian dikategorisasi

sesuai dengan kategorinya dan ditentukan jumlahnya dan dihitung persentasenya.

Tabel 3.19

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi

Kategori Rentang

Tinggi T 163.9

Sedang 135.9 T 163.9

Rendah T 135.9

Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai resiliensi dideskripsikan

dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah berdasarkan nilai

rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic

dari variabel resiliensi berdasarkan dimensi-dimensi.

Tabel 3.20

Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Regulasi Emosi 61 11.00 30.00 21.2623 3.83798

Kontrol Impuls 61 7.00 26.00 16.1639 4.10358

Optimis 61 17.00 30.00 23.9672 2.62658

Analisis Sebab-Akibat 61 15.00 26.00 20.8525 2.74370

47

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Empati 61 14.00 29.00 21.5902 3.57946

Efikasi-Diri 61 17.00 30.00 22.2131 3.06657

Reaching-Out 61 18.00 29.00 23.8197 2.81962

Valid N (listwise)

Tabel 3.21

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

Dimensi Rentang

Tinggi Sedang Rendah

Regulasi Emosi T 25.1 17.5 T 25.1 T 17.5

Kontrol Impuls T 20.3 12.1 T 20.3 T 12.1

Optimis T 26.6 21.4 T 26.6 T 21.4

Analisis Sebab-Akibat T 23.5 18.1 T 23.5 T 18.1

Empati T 25.2 18.0 T 25.2 T 18.0

Efikasi-Diri T 25.2 19.2 T 25.2 T 19.2

Reaching-Out T 26.6 21.0 T 26.6 T 21.0

2) Kategorisasi Penyesuaian Sosial

Kategori data variabel penyesuaian sosial diolah berdasarkan nilai rata-rata

dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari

variabel penyesuaian sosial.

Tabel 3.22

Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyesuaian Sosial 61 152.00 254.00 199.7213 21.97433

Valid N (listwise) 61

Berdasarkan table di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata variabel penyesuaian

sosial adalah 199.72 dan standar deviasi senilai 21.97. Kemudian data dibagi

menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor-skor subjek kemudian

dikategorisasi sesuai dengan kategorinya dan ditentukan jumlahnya dan dihitung

persentasenya.

48

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.23

Norma Kategorisasi Variabel Penyesuaian Sosial

Kategori Rentang

Tinggi T 221.7

Sedang 177.7 T 221.7

Rendah T 177.7

Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai penyesuaian sosial

dideskripsikan dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah

berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut

descriptive statistic dari variabel penyesuaian sosial berdasarkan dimensi-dimensi.

Tabel 3.24

Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial Berdasarkan Dimensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

a. Menghargai dan Menerima

Otoritas atau Peraturan Sekolah 61 21.00 44.00 34.8361 4.87572

b. Tertarik dan Berpartisipasi dalam

Aktivitas-Aktivitas Sekolah 61

20.00 40.00 29.8852 4.53908

c. Mempunyai Hubungan yang

Sehat, Bersahabat dengan Teman ,

Guru, dan Unsur-Unsur Lainnya

61

46.00 84.00 66.6721 7.50049

d. Menerima Batasan-Batasan dan

Tanggung Jawab 61

18.00 47.00 36.8033 5.64748

e. Membantu Sekolah Mencapai

Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik 61

25.00 40.00 31.5246 3.79300

Valid N (listwise) 61

Tabel 3. 25

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

Dimensi Rentang

Tinggi Sedang Rendah

Menghargai dan Menerima

Otoritas atau Peraturan Sekolah

T 39,7 29,9 T 39,7 T 29,9

Tertarik dan Berpartisipasi dalam T 34,4 25,4 T 34,4 T 25,4

49

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aktivitas-Aktivitas Sekolah

Mempunyai Hubungan yang Sehat,

Bersahabat dengan Teman , Guru,

dan Unsur-Unsur Lainnya

T 74,2 59,2 T 74,2 T 59,2

Menerima Batasan-Batasan dan

Tanggung Jawab

T 42,4 31,2 T 42,4 T 31,2

Membantu Sekolah Mencapai

Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik

T 35,3 27,7 T 35,3 T 27,7

2. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi Data

Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Hasil uji normalitas dan uji linieritas

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan linier, maka teknik korelasi

yang digunakan adalah product moment. Perhitungan korelasi product moment

akan dibantu software IBM SPSS Statistic 15. Rumus untuk uji korelasi product

moment adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan y

n = Jumlah sampel

x = skor mean dari x

y = skor mean dari y

Untuk dapat menginterpretasi koefisien korelasi yang didapatkan setelah

dilakukan perhitungan diperlukan pedoman sebagai berikut:

50

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.26

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2012, hlm. 231)

I. Prosedur Penelitian

Secara umum, prosedur penelitian ini terbagi menjadi enam tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Mencari fenomena yang akan diteliti.

b. Melakukan observasi atau studi pendahuluan terhadap fenomena yang akan

diteliti untuk latar belakang penelitian.

c. Menentukan variabel yang akan digunakan untuk meneliti fenomena.

d. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan gambaran dan teori yang tepat

mengenai variabel yang akan diteliti.

e. Menentukan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian.

f. Menentukan populasi dan sampel penelitian serta menentukan teknik

pengambilan sampel.

g. Menentukan judul dan menyusun proposal penelitian.

h. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi untuk

mendapatkan pengesahan.

i. Membuat perizinan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.

52

Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pengambilan Data Kuantitatif

a. Pembukaan dan penyampaian maksud kedatangan peneliti

b. Pembagian angket kepada remaja awal kelas VIII SMPIT As-syifa Boarding

School

c. Memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian angket

d. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh sampel penelitian

e. Penutupan

3. Tahap Pengolahan Data Kuantitatif

a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket yang

terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang

diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan software IBM

SPSS Statistic 15.

c. Analisis Korelasi

Teknik analisis data dimulai dengan pengujian normalitas, kemudian

linieritas dan dilanjutkan dengan uji korelasi, perhitungan dilakukan dengan

bantuan software SPPS 15.0.

4. Tahap Penyelesaian

a. Menampilkan hasil analisis penelitian

b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang digunakan