bab iii kualitatif (infoconsent).docx

26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research descriptive. Menurut Patton (2010), penelitian deskriptif dilakukan saat karakteristik atau fenomena yang ingin diteliti dalam suatu situasi telah diketahui ada, dan hendak mendeskripsikannya lebih baik dengan menawarkan suatu profil dari faktor-faktor yang ada. Maka tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh wawasan dan pengertian mendalam mengenai self-regulation pada mahasiswi yang berperan ganda sebagai ibu bekerja. Menurut cara pengambilan datanya penelitian ini menggunakan cross- sectional research, dimana data diambil hanya satu kali dalam suatu periode waktu (Patton, 2010). Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Observasi dilakukan untuk mendeskripsikan setting, aktivitas dan perilaku dari partisipan pada saat wawancara berlangsung, agar diperoleh gambaran lebih dalam mengenai hal-hal yang tidak terungkap pada saat wawancara. Sedangkan wawancara digunakan untuk menggali informasi dari subyek yang terkait dengan penelitian 24

Upload: lamria-ines-sinaga

Post on 18-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research descriptive. Menurut Patton (2010), penelitian deskriptif dilakukan saat karakteristik atau fenomena yang ingin diteliti dalam suatu situasi telah diketahui ada, dan hendak mendeskripsikannya lebih baik dengan menawarkan suatu profil dari faktor-faktor yang ada. Maka tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh wawasan dan pengertian mendalam mengenai self-regulation pada mahasiswi yang berperan ganda sebagai ibu bekerja. Menurut cara pengambilan datanya penelitian ini menggunakan cross-sectional research, dimana data diambil hanya satu kali dalam suatu periode waktu (Patton, 2010). Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Observasi dilakukan untuk mendeskripsikan setting, aktivitas dan perilaku dari partisipan pada saat wawancara berlangsung, agar diperoleh gambaran lebih dalam mengenai hal-hal yang tidak terungkap pada saat wawancara. Sedangkan wawancara digunakan untuk menggali informasi dari subyek yang terkait dengan penelitian ini dengan menggunakan in-depth interview. Tujuannya agar diperoleh gambaran self-regulation pada masing-masing subyek.Wawancara dalam penelitian ini menggunakan konsep wawancara dengan pedoman standar yang terbuka dimana pedoman wawancara dituliskan secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat (Patton, 2010).

3.2. Partisipan Penelitian3.2.1 Karakteristik Subyek Subyek penelitian memiliki karakteristik yaitu wanita dalam kategori dewasa muda awal yang berusia antara 18-25 tahun (Santrock, 2010); merupakan mahasiswi strata satu; sudah menikah dan memiliki anak; dan juga bekerja di luar rumah. Dalam penelitian ini subyek dipilih tiga orang responden yang berasal dari wilayah Jakarta. 3.2.2 Teknik Pengambilan sampelPenelitian dilakukan dengan memilih universitas swasta di Jakarta yang memiliki subyek sebagaimana dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini tidak dibatasi jumlah universitas swasta yang akan menjadi tempat penelitian. Lokasi yang dipilih adalah di Jakarta dengan tujuan kemudahan menjangkau lokasi dan kesepakatan dengan subyek, sehingga penelitian dapat dilakukan lebih efisien secara waktu dan dana. Waktu pengambilan data ditentukan sesuai dengan kesepakatan antara subyek dengan peneliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah criterion sampling, yaitu sample dipilih sesuai dengan kriteria penelitian. Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini tetap mengacu pada beberapa teori yang terkait. Hal ini dilakukan agar sample sungguh-sungguh mewakili (bersifat representative terhadap) fenomena yang dipelajari.

3.3. Setting dan Instrumen PenelitianLokasi penelitian adalah dua universitas swasta yang berdomisili di Jakarta yakni Universitas Ukrida yang berlokasi di jalan S.Parman, Jakarta Barat dan Universitas Bina Nusantara yang berada di jalan Kemanggisan Ilir III No. 45 Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Kedua universitas swasta ini dikenal memiliki standar kualitas yang baik di Jakarta, sehingga penelitian dapat mencapai tujuan dengan lebih baik.Wawancara pada subyek pertama yang merupakan mahasiswi Universitas Ukrida akan dilaksanakan dalam dua kali proses wawancara bertempat di ruang akademis. Secara umum wawancara akan dilaksanakan pada sore hari saat mahasiswi telah menyelesaikan aktivitas perkuliahannya. Hal ini ditempuh agar mahasiswi dapat fokus mengikuti proses wawancara ini dengan baik, tanpa terganggung oleh aktivitas kuliahnya.Wawancara pada subyek kedua dilakukan di ruang laboratorium psikologi Universitas Bina Nusantara. Wawancara pada subyek kedua yang merupakan mahasiswi Universitas Bina Nusantara akan dilakukan dalam dua kali proses wawancara. Secara umum wawancara akan dilaksanakan pada sore hari saat mahasiswi telah menyelesaikan aktivitas perkuliahannya dan diharapkan subyek hanya sendiri tanpa didampingi oleh temannya. Hal ini ditempuh agar mahasiswi dapat fokus mengikuti proses wawancara ini dengan baik, tanpa terganggung oleh aktivitas kuliahnya.Wawancara pada subyek ketiga dilakukan di ruang perpustakaan Universitas Bina Nusantara. Wawancara pada subyek ketiga yang merupakan mahasiswi Universitas Bina Nusantara akan dilakukan dalam dua kali proses wawancara. Secara umum wawancara akan dilaksanakan pada sore hari saat mahasiswi telah menyelesaikan aktivitas perkuliahannya dan diharapkan subyek hanya sendiri tanpa didampingi oleh temannya. Hal ini ditempuh agar mahasiswi dapat fokus mengikuti proses wawancara ini dengan baik, tanpa terganggung oleh aktivitas kuliahnya.Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini informasi yang diperoleh berupa kata-kata yang diungkapkan subjek secara langsung. Subyek menggambarkan perasaan, pikiran dan pendapatnya yang menjadi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan tetap menggunakan pedoman wawancara.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah catatan anekdoktal dengan alat tulis, alat perekam menggunakan handphone, pedoman wawancara, informed-consent, kuesioner, komputer dan printer. Informed-consent dan alat tulis digunakan sebagai bentuk kesepakatan yang sah bahwa subyek menyetujui untuk diwawancara tanpa ada paksaan dari pihak lain serta subyek menyatakan data yang diberikan adalah benar adanya. Handphone digunakan untuk merekam hasil wawancara antara peneliti dan subyek penelitian. Merekam proses wawancara ini merupakan persetujuan dari subyek penelitian. Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan peneliti dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara sehingga arah dari proses wawancara tepat berfokus pada tujuannya. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kuesioner sebagai alat bantu dalam memperoleh gambaran awal mengenai subyek. Komputer dan printer digunakan untuk merangkum dan melaporkan hasil observasi dan wawancara secara naratif deskriptif.

3.4Prosedur Penelitian3.4.1Persiapan PenelitianPada tahap persiapan, penelitian ini dimulai dari proses diskusi untuk merumuskan topik bahasan yang akan diteliti. Adapun fenomena yang menjadi landasan pada penelitian ini yaitu mahasiswi yang berperan ganda sebagai Ibu bekerja. Merujuk dari fenomena tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah melihat sejauh mana kemampuan self-regulation mahasiswi yang berperan ganda, artinya tidak hanya berperan sebagai mahasiswi namun juga sebagai ibu bekerja. Bandura (1991) dalam social cognitive theory memperkenalkan self-regulation sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan dan mengontrol perilakunya. Sehingga self-regulation yang menjadi salah satu aspek penggerak utama kepribadian manusia (Boeree dalam Alfiana, 2013) sangat penting untuk dikaji pada kondisis subyek penelitian, karena diharapkan melalui kemampuan self-regulation yang baik, mahasiswi akan mampu menjalani peran ganda dalam kehidupannya dengan optimal dan terhindar dari dampak negatif yang akan menyertainya. Hal ini didukung juga oleh Crevone dan Pervin (dalam Alfiana, 2013) yang mengartikan self-regulation sebagai motivasi internal dari seseorang yang berdampak pada timbulnya keinginan seseorang untuk menetapkan tujuan dalam hidupnya, merencanakan strategi yang hendak digunakan serta mengevaluasi dan memodifikasi perilaku yang dilakukannya.Setelah merumuskan topik bahasan dan tujuan penelitian, maka kami mencari landasan teori yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah. Beberapa landasan teori yang gunakan pada penelitian ini yaitu self-regulation, ibu bekerja, mahasiswi dan teori perkembangan pada fase mahasiswi sebagai dewasa muda awal. Proses persiapan penelitian dilanjutkan dengan menyusun pedoman wawancara. Pedoman wawancara disusun untuk memperoleh data self regulation pada subyek dengan melihat dari tujuh tahap self regulation yang dirumuskan oleh Miler dan Brown (dalam Neal & Carey, 2005) yaitu diawali dengan proses receiving (penerimaan informasi), evaluating (mengevaluasi informasi), triggering (dorongan untuk berubah), searching (mencari solusi), formulating (merancang suatu rencana), implementating (penerapan informasi) dan assessing (mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat). Setelah proses menyusun pedoman wawancara selesai, tahap selanjutnya membuat surat pengantar untuk memberikan informasi kepada subyek terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan serta melampirkan informed-concent sebagai penerapan etika dalam penelitian dalam hal ini untuk mendapatkan konfirmasi secara resmi bahwa individu tersebut berkenan menjadi subyek dalam penelitian ini. Sebelum melaksanakan proses wawancara, kami juga menyiapkan alat- alat yang mendukung proses wawancara, seperti: handphone dan kuesioner self-regulation. Penggunaan kuesioner ini digunakan untuk memperoleh gambaran perihal self-regulation level subyek yang nantinya dapat dielaborasi dengan hasil wawancara untuk mendapat hasil yang menyuluruh terkait self-regulation masing-masing subyek.Tahap akhir dalam mempersiapkan penelitian ini yaitu menentukan jumlah individu yang akan dijadikan subyek. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, kami menetukan tiga subyek yang akan diminta kesediaan dalam penelitian ini. Ketiga subyek tersebut terdiri dari satu orang mahasiswi dari Universitas Krida Satya Wacana dan dua subyek lainnya adalah mahasiswi Universitas Bina Nusantara.

3.4.2Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan penelitian dimulai dengan menyerahkan surat pengantar kepada institusi terkait serta menyerahkan informed-concent kepada calon subyek. Setelah mendapat izin serta subyek menyatakan berkenan membantu dalam penelitian ini, maka proses dilanjutkan dengan melaksanakan wawancara kepada subjek pertama yaitu seorang mahasiswi di Universitas Krida Satya Wacana (UKRIDA) berinisial AN. Proses wawancara berlangsung dalam dua kali pertemuan. Sebagai informasi tambahan yaitu saat meminta kesediaan tiga subyek yang hendak diwawancarai, ketiga subyek tersebut menyatakan diri bersedia membantu dan tidak ada penolakan dari ketiga calon subyek.Wawancara pertama pada subyek pertama dilaksanakan di ruang akademis Universitas Krida Satya Wacana (UKRIDA) dengan durasi wawancara selama sembilan puluh menit. Pada pelaksanaan wawancara pertama, pewawancara mampu menanyakan seluruh pertanyaan yang terdapat di pedoman wawancara terkait dengan tahapan self-regulation. Maka pewawancara mampu mendapatkan data perihal tahapan self regulation subyek pertama secara lengkap dari tahap pertama (receiving) sampai dengan tahap ketujuh (Assessing). Adapun kendala yang dihadapi pewawancara saat pelaksanaan wawancara yang pertama yaitu lokasi wawancara yang rentan dengan gangguan kebisingan dan subyek nampak kurang fokus dalam menyimak setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.

Wawancara kedua pada subyek pertama berinisial AN dilaksanakan di ruang akademis dengan durasi wawancara selama tiga puluh menit. Wawancara kedua ini dilakukan karena pewawancara masih menemukan data dan informasi yang masih diperlukan untuk digalih kembali, sehingga pewawancara kembali mengatur jadwal dengan subyek untuk dilaksanakan wawancara kedua. Pada tahapan wawancara kedua, nampak subyek mulai merasa nyaman untuk mengutarakan pendapatannya, sehingga pada tahap wawancara kedua ini pewawancara telah mendapatkan seluruh informasi yang butuhkan sesuai pedoman wawancara yang terkait dengan self-regulation subyek. Pelaksanaan wawancara kepada subjek kedua yaitu seorang mahasiswi Universitas Bina Nusantara (BINUS). Proses wawancara pada subyek kedua yaitu seorang wanita berinisial DK berlangsung dalam dua kali wawancara. Wawancara pertama dilaksanakan di ruang laboratorium psikologi dengan durasi wawancara selama empat puluh lima menit. Pada pelaksanaan wawancara pertama, pewawancara hanya mampu mendapatkan informasi self-regulation sampai dengan tahap ketiga yaitu triggering (dorongan untuk merubah perilaku). Adapun kendala yang dihadapi subyek pada wawancara pertama yaitu subyek nampak kurang fokus dalam menyimak setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara karena sepanjang proses wawancara, subyek mendapat telepon penting yang tentunya berdampak pada kurang optimalnya proses wawancara.Wawancara kedua pada subyek kedua dilaksanakan di ruang laboratorium psikologi Universitas Bina Nusantara dengan durasi selama enam puluh menit. Pada tahapan wawancara ini, nampak subyek mulai nampak nyaman untuk mengutarakan pendapatannya, sehingga pada tahap kedua informasi mengenai self regulation dapat tergalih secara lengkap sampai dengan tahap ke tujuh yaitu assessing sesuai dengan kebutuhan pewawancara. Sehingga pada pertemuan wawancara kedua ini pewawancara telah memperoleh seluruh informasi yang dibutuhkan terkait dengan gambaran self regulation subyek dan diakhir pertemuan setelah selesai melakukan wawancara, pewawancara memberikan kuesioner self regulation yang harus diisi secara lengkap oleh subyek.Pelaksanaan wawancara kepada subjek ketiga yaitu seorang mahasiswi Universitas Bina Nusantara. Proses wawancara pada subyek ketiga yaitu seorang wanita berinisial IS. Adapun proses wawancara dilaksanakan dalam dua kali. Wawancara pertama dilaksanakan di ruang perpustakaan dengan durasi wawancara selama tiga puluh menit. Pada pelaksanaan wawancara pertama, pewawancara hanya mampu mendapatkan informasi self regulation sampai dengan tahap ketiga yaitu triggering (dorongan untuk merubah perilaku). Adapun kendala yang dihadapi subyek pada wawancara pertama yaitu subyek belum dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara secara lengkap dan spesifik.Wawancara tahap kedua pada subyek ketiga dilaksanakan di ruang perpustakaan Universitas Bina Nusantara dengan durasi selama enam puluh menit. Pada tahapan wawancara ini, nampak subyek mulai nampak nyaman untuk mengutarakan pendapatannya, sehingga pada tahap kedua informasi mengenai self regulation dapat tergalih sampai dengan tahapan ketujuh yaitu assessing. Nampak pada wawancara ketiga, subyek sangat bersemangat dalam menjawab. Pada sesi akhir sebelum menutup wawancara, pewawancara memberikan kuesioner self regulation yang harus diisi secara lengkap oleh subyek.Setelah mendapatkan data secara lengkap dan komprehensif terkait self regulation dari tiga subyek tersebut, maka proses penelitian dilanjutkan pada teknis analisa data. Penelitian ini menggunakan analisis data yang terdiri dari analisis intra kasus (within-case) dan analisis antar kasus (cross-case). Kedua analisa ini digunakan pada penelitian ini agar peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lengkap dan menyeluruh terhadap gambaran self regulation pada ketiga subyek.Menurut Patton (2010) menyatakan bahwa pada analisis intra kasus, peneliti terlebih dahulu membuat laporan dari hasil wawancara untuk setiap subyek secara tertulis. Analisis melalui jenis ini menjadi rujukkan dan disarankan untuk digunakan apabila fokus penelitiannya adalah variasi antara individu-individu. Sedangkan pada analisis antar kasus, peneliti dapat mengelompokkan jawaban-jawaban melalui proses koding data yang berbeda yang dihasilkan oleh setiap individu terhadap pertanyaan yang sama.

DAFTAR PUSTAKAAlfiana, A, D. (2013). Regulasi diri pada mahasiswa ditinjau dari keikutsertaannya dalam organisasi kemahasiswaan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 01(02), 245 259.Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of self-regulation. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 248-287.Neal, D. J., & Carey, K. B. (2005). A follow-up psychometric analysis of the self-regulation questionnaire. Psychology of Addictive Behaviors, 19(4), 414-422.Patton.,M.,Q., (2010). Qualitatif evaluation and methods. (9th ed). N.P., California: SAGE Publication. Inc.Santrock, J. W. (2010). Life span development (10th ed.) NY: McGraw-Hill.

LAMPIRAN 1(Surat Pengantar)Jakarta, 24 September 2014Kepada Yth,Bapak Raymond Godwin, S.Psi., M.Si.Ketua Jurusan Psikologi BINUS University.

Hal: Permohonan izin melaksanakan penelitian kualitatif

Salam hormat,Perkenalkan nama saya Budi Sulaeman, mahasiswa magister program studi Psikologi di Univerisitas Tarumanegara. Melalui surat pengantar ini saya mewakili kelompok hendak memohon izin kepada Bapak untuk saya melakukan penelitian kepada dua orang mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Pada penelitian ini, kami juga akan menggunakan beberapa fasilitas kampus, seperti: ruang lab psikologi dan ruang perpustakaan sebagai lokasi dilaksanakannya wawancara dengan subyek.Adapun seluruh data yang didapat terkait dengan kedua subyek tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian semata dan bersifat rahasia. Kemudian melalui surat ini, kami sebagai tim peneliti menyatakan bersedia untuk membagi data dan hasil penelitian kepada Jurusan Psikologi BINUS. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, saya hanturkan terimakasih.

Tim Peneliti(Budi Sulaeman, Lamria Sinaga dan Vera Sintyadewi)

LAMPIRAN 2INFORMED CONSENTDengan ini, saya,

Nama: ____________________________________

Alamat: ____________________________________

Tempat & tanggal lahir : ____________________________________

Nomor Handphone: ____________________________________

Menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi sebagai subyek dalam penelitian ini, dengan sungguh-sungguh dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya sebagai subyek berkenan dan memberikan izin apabila data dan hasil penelitian ini akan digunakan demi kepentingan penelitian. Saya menyatakan bahwa seluruh data yang telah saya isi adalah benar adanya dan sesuai dengan kenyataan.Jika suatu saat dianggap perlu, atas pertimbangan apapun, saya dapat menarik seluruh informasi/data yang telah saya berikan sebelumnya. Jakarta, ______________________

(Tanda tangan)

LAMPIRAN 3PEDOMAN WAWANCARA1. Perkenalan Penelitia. Identitas diri penelitib. Tujuan bertemu dengan subyek: untuk wawancara terkait dengan penelitian tugas kuliah metode kualitatifc. Menjelaskan topik penelitian: melihat gambaran self-regulation pada mahasiswi strata satu yang berperan ganda sebagai ibu bekerjad. Menjelaskan manfaat wawancara dan penelitian ini: kondisi peran ganda sebagai mahasiswi strata satu dan ibu bekerja merupakan tantangan yang tidak ringan, dan tidak banyak orang yang mengalaminya. Mengetahui, menyadari dan mengembangkan self-regulation akan membantu subyek, maupun masyarakat lainnya untuk terhindar dari efek negatif akan peran ganda tersebut. Wawancara dapat menjadi sarana untuk menceritakan pengetahuan, pengalaman, maupun keluhan-keluhan yang dimiliki subyek.e. Meminta ijin untuk merekam proses wawancara untuk kepentingan kenyamanan ketika wawancara berlangsung dan juga untuk kemudahan analisis.f. Menginformasikan durasi wawancara: sesuai dengan kesediaan dan kesepakatan subyek. g. Meminta kesediaan subyek untuk diwawancarai lagi jika ada informasi yang kurang lengkap atau waktu yang terpotong.

2. Informasi demografik subyeka. Usia b. Domisili c. Suku bangsad. Agamae. Tempat menempuh strata satuf. Semester yang ditempuh sampai saat inig. Usia perkawinanh. Keluarga yang tinggal bersamai. Lokasi tempat kerjaj. Jabatank. Lama bekerja3. Menanyakan peran yang diteliti : Satu peran awal yang ditempuh: Mahasiswi / Individu yang bekerja / Ibu Semua peran yang ditempuh bersamaan4. Peran pertama yang ditempuh: ________________Tahap I : Receivinga. Apa gambaran peran awal Anda ini?b. Apa tujuan Anda dengan menjalani peran awal ini? c. Apa saja yang Anda lakukan untuk mempersiapkan peran awal ini?d. Dapatkah Anda ceritakan, kendala apa saja yang Anda hadapi pada saat mempersiapkan diri untuk menjalani peran ini?e. Apa yang membuat Anda merasa perlu untuk mempersiapkan diri saat hendak menjalani peran awal ini?Tahap II : evaluatinga. Dapatkah Anda ceritakan, kendala apa saja yang sekiranya membuat Anda sulit untuk menjalankan peran awal ini?b. Menurut Anda, apa yang menjadi penyebab utama dari kendala yang sedang Anda hadapi saat mulai menjalani peran awal ini?c. Apa yang terlintas dipikiran Anda saat Anda mengalami kendala dalam menjalani peran ini? Tahap III : Triggeringa. Apa yang membuat Anda ingin mengatasi kendala tersebut? b. Upaya apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?c. Adakah keterlibatan secara nyata dari orang-orang disekitar Anda yang memberikan dukungan kepada Anda untuk menyelesaikan kendala tersebut? Jika ya, dapat Anda ceritakan bentuk dukungan apa yang diberikan?Tahap IV : Searchinga. Ceritakan bagaimana Anda berupaya mencari solusi untuk dapat mengatasi kendala tersebut ?Tahap V : Formulatinga. Aspek-aspek apa saja yang akan Anda gunakan untuk mencapai tujuan Anda?b. Standar seperti apa yang Anda buat untuk peran awal ini?Tahap VI : Implementinga. Tindakan apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasi kendala dan mencapai tujuan Anda?b. Apa perasaan Anda ketika menjalani peran awal ini?

Tahap VII : Assesinga. Apakah tindakan yang sudah Anda lakukan sesuai dengan rencana Anda?b. Apakah hasil dari tindakan Anda sejalan dengan tujuan yang Anda harapkan?c. Perbaikan apa saja yang Anda ingin lakukan untuk mencapai hasil atau tujuan yang lebih baik?5. Ketiga peran ditempuh bersamaanTahap I : Receivinga. Apa tujuan Anda dengan menjalani semua peran ini? b. Hal apa saja yang Anda lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menjalani semua peran ini?c. Kendala apa saja yang mungkin akan Anda hadapi pada saat mempersiapkan diri untuk semua peran ini?d. Apa yang membuat Anda merasa perlu mempersiapkan diri untuk semua peran ini?e. Dapatkah Anda ceritakan bagaimana upaya yang Anda lakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan peran yang akan Anda jalani nanti? Tahap II : evaluatinga. Apakah dari peran ganda yang Anda jalankan saat ini memicu terjadinya konflik dalam kehidupan Anda? Jika ya, ceritkan lebih jauh konflik apa saja yang anda rasakan terjadi dalam kehidupan Anda saat ini?b. Sejauh ini, apakah Anda merasa mampu untuk menjalankan beberapa peran ini dengan optimal?c. Menurut Anda, perilaku apa yang membedakan Anda dengan teman-teman Anda saat menjalani semua peran ini secara bersamaan?d. Menurut Anda, apa yang orang lain pikirkan tentang semua peran yang Anda jalani ini?e. Dapatkah Anda ceritakan bagaimana perasaan Anda terhadap pandangan orang-orang disekitar Anda ketika mereka melihat anda menjalani peran ini?Tahap III : Triggeringa. Apa yang membuat Anda ingin mengatasi kendala dan konflik yang Anda alami? b. Upaya apa yang akan Anda lakukan untuk dapat mengatasi kendala dan konflik yang Anda rasakan?c. Standar seperti apa yang Anda buat terhadap kondisi peran ganda yang Anda jalani?d. Apa yang Anda sukai dari peran-peran yang Anda jalani selama ini?e. Menurut Anda, adakah sosok/figure yang senantiasa memberikan motivasi kepada Anda untuk dapat menjalani peran ganda ini dengan optimal?Tahap IV : Searchinga. Ceritakan bagaimana Anda berupaya mencari solusi untuk mengatasi kendala dan konflik tersebut?b. Ketika solusi yang anda persiapkan tidak dapat mengatasi kendala dan konflik tersebut, Maka langkah apa yang akan Anda lakukan?c. Apakah Anda melibatkan orang-orang disekitar Anda dalam upaya untuk menyelesaikan kendala atau maasalah yang sedang Anda hadapi?d. Apakah Anda pernah datang ke psikolog sebagai upaya yang Anda lakukan untuk mencari solusi untuk menyelesaikan konflik dan kendala tersebut?

Tahap V : Formulatinga. Aspek-aspek apa saja yang akan Anda gunakan untuk mencapai tujuan Anda?b. Apa yang Anda lakukan ketika terjadi konflik dalam semua peran yang Anda lakukan secara bersamaan tersebut?c. Apa perasaan Anda ketika konflik itu terjadi dan disaat yang sama Anda harus membuat keputusan?d. Sejauh mana keterlibatan orang-orang disekitar Anda dalam membantu menyelesaikan konflik dan kendala yang Anda hadapi?Tahap VI : Implementinga. Tindakan nyata apa saja yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala/konflik dan bagaimana cara Anda untuk mencapai tujuan Anda?b. Bagaimana Anda mengendalikan diri dan situasi untuk mencapai standar yang sudah Anda tentukan sendiri?c. Bagaimana perasaan Anda terhadap situasi yang Anda jalani saat ini?d. Dapatkah Anda ceritakan bentuk dukungan nyata seperti apa yang orang disekitar Anda berikan dalam menyelesaikan konflik dan kendala Anda?Tahap VII : Assesinga. Apakah tindakan yang telah Anda lakukan sesuai dengan rencana Anda?b. Apakah Anda meminta pendapatan dan pandangan dari orang-orang disekitar Anda saat melakukan evaluasi terhadap proses pencapaian tujuan Anda?c. Sejauh mana keberhasilan Anda dalam menjalani semua peran ini dengan standar yang sudah Anda tentukan?d. Perbaikan apa saja yang Anda ingin lakukan untuk mencapai hasil atau tujuan yang lebih baik?e. Pada akhirnya, apakah Anda merasa bahagia dalam menjalani semua peran ini? Jika ya, mengapa? Sumber landasan teori untuk menyusun pedoman wawancara: Short Self-Regulation Questionnaire (SSRQ) dari Miler dan Brown (dalam Neal & Carey, 2005).42