bab iii bag b seksi i per 6-19

Upload: erwin-paulian-sihombing

Post on 07-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    1/19

    Bagian B Peraturan 19

    Part B Persyaratan kapal

    SEKSI I - KAPAL PENUMPANG DAN KAPAL BARANG

    Peraturan 6

    Komunikasi

    1 Paragraf 2 berlaku untuk semua kapal penumpang dan semua kapal

    barang dengan tonase kotor 300 atau lebih. Sehubungan dengan kapal-kapal yang dibangun sebelum 1 Februari 1992, paragraf 2 harus diterapkan

    paling lambat 1 Februari 1995. Namun, kapal-kapal selain kapal barangdengan tonase kotor 300 ton atau lebih tetapi kurang dari 500 yang tidakmemenuhi ketentuan paragraf 2 harus memenuhi semua ketentuan-

    ketentuan*

    yang dapat dilaksanakan dalam bab III pada Konvensi

    Internasional tentang Keselamatan Jiwa di laut, 1974, diberlakukansebelum 1 Februari 1992.

    2 Peralatan Radio Keselamatan

    2.1 Peralatan Radio telepon VHF dua arah

    2.1.1 Minimal tiga perlengkapan radio telepon VHF dua arah harusdisediakan untuk setiap kapal penumpang dan setiap kapal barang dengantonase kotor 500 atau lebih. Minimal dua perlengkapan radio telepon VHFdua arah harus disediakan untuk setiap kapal barang dengan tonase kotor300 atau lebih tetapi kurang dari tonase kotor 500. Perlengkapan semacamitu harus memenuhi standar kinerja yang tidak boleh rendah mutunya dari

    yang ditetapkan oleh Organisasi.H

    Apabila peralatan radio telepon VHFdua arah dipasang tetap pada kendaraan pada suatu kendaraan penolong,standar kinerjanya harus tidak boleh lebih rendah dari persyaratan olehorganisasi.2.1.2 Peralatan radio telepon VHF dua arah yang dipasang di kapalsebelum tanggal 1 Februari 1999 dan tidak sepenuhnya memenuhi standarkinerja seperti yang ditetapkan oleh Organisasi boleh diterima oleh BadanPemerintah hingga 1 Februari 1999 dengan catatan Badan Pemerintah

    *Peraturan III/6.2.3 dan 6.2.4 dan sebagai penerapan Peraturan III/6.2.1, 6.2.2, 10.6, 38.3.2,

    41.7.8 dan 42.5 yang diberlakukan pada tanggal 1 Februari 1992 ( amandemen SOLAS tahun1983). Lihat juga resolusi 4 konferensi GMDSS 1988.

    HMerujuk pada rekomendasi mengenai standar kinerja untuk peralatan radiotelepon dengan

    komunikasi dua arah gelombang VHF pada kendaraan penolongt yang ditetapkan olehOrganisasi dengan resolusi A.809(19).

    82

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    2/19

    Bagian B Peraturan 19

    tersebut diyakinkan bahwa peralatan tersebut sama dengan radio teleponVHF dua arah yang disetujui.

    2.2 Radar TranspoderMinimal sebuah transpoder radar harus dipasang pada masing-masing sisisetiap kapal penumpang dan kapal barang dengan tonase kotor 500 ataulebih. Minimal sebuah peralatan transpoder radar harus dipasang padasetiap kapal barang dengan tonase kotor 300 atau lebih tetapi kurang dari500. Transpoder radar semacam itu harus memenuhi standar yang telah

    ditetapkan oleh Organisasi.*

    Transpoder radarH harus dipasang tersimpan

    dilokasi dimana peralatan tersebut dapat digunakan dengan cepat di dalam

    kendaraan penolong selain rakit penolong atau rakit penolong yang sesuaiPeraturan 26.1.4. Sebagai alternatif, sebuah transpoder radar harusditempatkan di masing-masing kendaraan penolong selain dari yangditetapkan dalam Peraturan 26.1.4.

    3 Nyala api marabahayaTidak kurang dari 12 cerawat payung roket yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan 35, harus dipasang dan ditempatkan pada ataudekat dengan anjungan navigasi.

    4 Sistem komunikasi dan alarm di kapal

    4.1 Peralatan darurat yang terdiri dari salah satu peralatan tetap ataujinjing atau keduanya harus disediakan untuk komunikasi dua arah antarastasiun kendali darurat, tempat pengumpulan dan stasiun embarkasi dan

    posisi strategis lainnya.

    4.2 Sistem alarm darurat umum sesuai ketentuan Peraturan 50 harusdisediakan dan dapat digunakan untuk memanggil penumpang dan ABK distasiun pengumpulan dan untuk mengawali tindakan yang ditentukan di

    dalam daftar sijil darurat. Sistem itut harus dilengkapi oleh salah satuSistem Pemberitahuan Umum atau peralatan lain yang sesuai untukkomunikasi.

    Sistem Pemberitahuan Umum hendaknya berupainstalasi pengeras suara yang memungkinkanmenyiarkan pesan-pesan ke ke semua ruangandimana biasanya ABK atau penumpang berada, ataukeduanya. Sebaiknya dimungkinkan untuk

    * Merujuk pada rekomendasi untuk standar performance radar transponder kapal penyelamat

    yang digunakan untuk operasi pencarian dan penyelamatan yang diadopsi oleh Organisasipada resolusi A.802(19).

    HSalah satu dari radar transpoder harus memenuhi radar transpoder yang diminta dalam

    Peraturan IV/7.1.3.

    Klarifikasi

    83

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    3/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    menyiarkan pesan-pesan dari anjungan navigasi dan tempat lain semacam itu dikapal sebagaimana yang dianggap perlu oleh Badan Pemerintah.

    Pemasangannya hendaknya memperhatikan kondisi batas-batas akustik dan tidakmemerlukan adanya tindakan dari orang-orang yang diberi informasi.Penggunaannya harus menghendaki pemakaian oleh pihak yang tidakberkepentingan.

    5 Sistem pemberitahuan umum

    5.1 Sebagai tambahan persyaratan pada kapal penumpang Peraturan II-2/40.5 atau Peraturan II-2/41-2, sebagaimana mestinya, dan paragraf 4.2,semua kapal penumpang harus dilengkapi sistem pemberitahuan umum.Berkenaan degan hal tersebut, pada kapal penumpang yang dibangunsebelum 1 Juli 1997 ketentuan paragraf 5.2, 5.3 dan 5.5, sehubungandengan adanya persyaratan pada paragraf 5.6, pada 1 Juli 1997.

    5.2 Sistem Pemberitahuan Umum harus menjadi suatu sistem yanglengkap meliputi instalasi pengeras suara yang memungkinkan siaran radio

    berurutan menyiarkan pesan-pesan ke semua tempat dimana ABK atausemua penumpang, atau keduanya, biasanya berada dan menuju ke stasiun

    pengumpulan.* Sistem Pemberitahuan Umum harus disediakan untuk

    menyiarkan pesan-pesan dari anjungan navigasi dan tempat-tempat lainsemacam itu sebagaimana yang dianggap perlu oleh Badan Pemerintah.

    5.3 Sistem Pemberitahuan Umum harus dilindungi terhadap penggunaantanpa izin dan dapat didengar dengan jelas dengan tingkat suara yangmemadai disemua tempat seperti, yang dipaparkan oleh paragraf 5.2, danharus dilengkapi dengan sarana untuk mengambil alih pengendalian dananjungan navigasi atau suatu tempat lain di kapal yang dianggap perlu olehBadan Pemerintah, sehingga semua pesan darurat akan disiarkan padasetiap pengeras suara di ruang-ruang yang dalam keadaan dimatikan atau

    dimana sistem pemberitahuan umum sedang digunakan untuk fungsi lain.

    Paragraf ini berlaku sejak 1 Juli 1997

    5.4 Pada kapal-kapal penumpang yang dibangun pada atau setelah 1 Juli1997 :

    .1 Sistem Pemberitahuan Umum harus memiliki minimal dua jaluryang secara memadai dipisahkan penjangnya secara keseluruhan

    dan mempunyai amplifier dua pemisah dan berdiri sendiri; dan

    .2 Sistem Pemberitahuan Umum dan standar kinerjanya harusdisetujui oleh Badan Pemerintah yang mempunyai wewenangdengan memperhatikan rekomendasi yang ditetapkan oleh

    * "Assembly Station" mempunyai arti yang sama dengan "tempat berkumpul" (merujukpada MSC/Circ.777 Assembly Station di kapal penumpang ).

    84

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    4/19

    Bagian B Peraturan 19

    Organisasi.H

    5.5 Kapal-kapal yang dibangun sebelum 1 Juli 1997 yang sudahdilengkapi dengan Sistem Pemberitahuan yang disetujui oleh BadanPemerintah yang pada dasarnya memenuhi sistem yang diwajibkan oleh

    paragraf 5.2, 5.3 dan 5.5 tidak perlu penambahan sistem yang telahterpasang.

    Peraturan 7

    Alat - alat penolong personil

    1 Alat-alat Apung

    1.1 Alat-alat apung yang memenuhi Peraturan 31.1 harus :

    .1 harus didistribusikan sedemikian rupa sehingga tersedia padakedua sisi kapal dan sepanjang dapat memungkinkan di seluruhgeladak yang membentang di sisi kapal; minimal satu alat apungharus ditempatkan di sekitar buritan;

    .2 harus ditempatkan sedemikian rupa hingga dapat dilepas dengancepat, dan tidak diikat secara permanen dengan cara apapun.

    1.2 Minimal sebuah alat-alat apung di masing-masing pada sisi kapalharus dilengkapi tali penolong terapung sesuai dengan ketentuan dalamPeraturan 31.4 dengan panjang yang sama tidak boleh kurang dari dua kalitinggi dimana pelampung disimpan diatas garis air pada saat kondisi

    berlayar tanpa muatan, atau 30 meter, diambil yang lebih besar.

    1.3 Tidak kurang dari setengah jumlah total alat apung harus disediakandengan dilengkapi lampu yang dapat menyala sendiri yang memenuhiketentuan dalam Peraturan 31.2; tidak kurang dari dua alat apung jugaharus disediakan sinyal asap yang dapat aktif sendiri yang memenuhiketentuan dalam Peraturan 31.3 dan mampu dilepas dengan segera darianjungan navigasi; alat apung dengan lampu dan dan alat apung yangdilengkapi dengan sinyal asp harus didistribusikan merata dikedua sisikapal dan harus bukan berupa alat apung yang dilengkapi dengan tali-tali

    penyelamatan yang memenuhi ketentuan dalam paragraf 1.2.

    1.4 Masing-masing alat apung harus ditandai menggunakn huruf tebaljenis roman dengan mencantumkan nama dan pelabuhan pendaftar kapalyang membawa alat apung tersebut.

    HMerujuk pada koda mengenai Alarm dan indikator, 1995, yang ditetapkan oleh

    Organisasi sesuai resolusi A.830(19), dan standar kinerja untuk Sistem PemberitahuanUmum yang dikembangkan oleh Organisasi.

    85

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    5/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    2 Baju Penolong

    2.1 Baju penolong yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan32.1 atau 32.2 harus disediakan untuk setiap personil kapal dan, dengantambahan:

    .1 sejumlah baju penolong yang cocok untuk anak-anak yang samadengan 10% jumlah penumpang di kapal harus disediakan atau

    jumlah yang lebih besar sesuai kebutuhan baju penolong untukmasing-masing anak.

    .2 sejumlah yang memadai untuk baju penolong harus berada diataskapal untuk petugas jaga dan digunakan untuk stasiun kendaraan

    penolong yang berlokasi berjauhan.

    2.2 Baju penolong harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapatdijangkau dengan mudah dan posisi baju penolong harus berada ditempatyang terlihat. Jika, karena penataan ruang-ruang pokok di kapal, baju

    penolong yang disediakan yang memenuhi ketentuan dalam paragraf 2.1mungkin tidak dapat dijangkau, persyaratan lain harus dibuat yang

    memenuhi ketentuan Badan Pemerintah termasuk menambah jumlah bajupenolong yang dibawa.

    3 Baju Benam

    3.1 Baju benam, dengan ukuran yang memadai, yang memenuhipersyaratan dalam Peraturan 33 harus disediakan untuk setiap orang yangditugaskan sebagai awak perahu penyelamat.

    Peraturan 8Daftar sijil dan instruksi keadaan darurat

    1 Peraturan ini berlaku untuk semua kapal.

    2 Instruksi yang jelas untuk diikuti dalam keadaan darurat harus

    disediakan untuk setiap personil di kapal.*

    3 Daftar sijil yang memenuhi persyaratan Peraturan 53 harus dipertunjukkan pada tempat-tempat yang terlihat di seluruh kapal termasukgeladak anjungan, ruang mesin dan ruang akomodasi awak kapal.

    4 Ilustrasi dan perintah dalam bahasa yang umum digunakan harus

    *Merujuk pada resolusi A.691(17) mengenai instruksi keselamatan penumpang.

    86

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    6/19

    Bagian B Peraturan 19

    ditempelkan di ruang penumpang dan ditunjukkan secara jelas di tempat berkumpul dan ruang penumpang lain untuk menginformasikan kepadapenumpang mengenai:

    .1 tempat berkumpul;

    .2 tindakan-tindakan yang perlu mereka ambil dalam keadaandarurat

    ;

    .3 metode pemakaian baju penolong.H

    Peraturan 9

    Instruksi-instruksi Pengoperasian

    1 Peraturan ini berlaku untuk semua kapal.

    2 Poster atau tanda-tanda harus disediakan pada atau di sekitar keadanpenolonng dan peralatan kontrol peluncurannya dan harus :

    .1 memberikan penjelasan tentang tujuan kontrol dan prosedur untukmengoperasikan peralatan-peralatan dan memberikan instruksi-instruksi yang sesuai atau peringatan-peringatan;

    .2 dapat dilihat dengan mudah dengan lampu yang menyala padakeadaan darurat.berdasarkan keadaan lampu darurat;

    .3 menggunakan simbol-simbol yang sesuai dengan rekomendasiOrganisasi.

    Peraturan 10

    Tata cara penggunaan kapal penolong dan pengawasannya

    1 Peraturan ini berlaku untuk semua kapal.

    2 Harus ada sejumlah awak yang memadai yang terlatih untukmengumpulkan dan menolong orang-orang yang tidak terlatih dalam hal

    penggunaan.

    3 Harus ada sejumlah awak yang memadai, boleh perwirapara mualimatau personil yang bersertipikat di kapal untuk mengoperasikan kendaraan

    penolong peralatan peluncurannya yang diperlukan untuk peran penggalansejumlah personil di kapal.

    HMerujuk pada simbol yang berhubungan dengan peralatan dan penataan keselamatan

    jiwa yang ditetapkan dalam oleh resolusi A.760(18).

    87

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    7/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    4 Seorang mualim atau personil yang bersertipikat harus ditempatkanditempat yang ditentukan pada tiap kendaraan penolong yang digunakan.

    Namun, Badan Pemerintah dengan mempertimbangkan sifat pelayarannya.Jumlah personil di kapal dan karakteristik kapal, boleh mengizinkan orangyang menangani operasi rakit penolong ditempatkan sebagai

    penanggungjawab rakit penolong sebagai pengganti personil yang terlatihsebagaimana tersebut di atas. Wakil komandan juga dapat dinominasikandalam hal perahu penolong.

    5 Personil yang ditunjuk untuk mengoperasikan perahu penolong harus

    mempunyai daftar awak kendaraan penolong dan harus memahami bahwaseluruh awak yang berada dibawah perintahnya harus paham tugas-tugasmereka. Dalam sekoci penolong, wakil dari personil yang ditunjuk jugaharus mempunyai daftar awak sekoci penolong.

    6 Setiap kendaraan penolong bermotor harus mempunyai awak yangmampu mengoperasikan mesin, dan melaksanakan penyetelan-peralatanyang kecil-kecil.

    7 Nakhoda kapal harus menjamin pendistribusian yang merata dari

    personil sebagaimana yang disebutkan dalam paragraf 2,3, dan 4 keseluruhkendaraan penolong kapal tersebut.

    Peraturan 11

    Sijil kendaraan penolong dan tata susunan embarkasi

    1 Sekoci penolong dan rakit penolong dengan peralatan peluncuranyang disetujui harus ditempatkan sedekat mungkin dengan ruanganakomodasi dan tempat pelayanan umum.

    2 Tempat berkumpul harus disediakan dekat dengan stasiun embarkasi.Masing-masing tempat berkumpul harus mempunyai ruangan yang cukupuntuk menampung semua orang yang ditetapkan pada tempat berkumpultersebut.

    3 Tempat berkumpul dan stasiun embarkasi harus dengan cepat dapatdimasukik dari ruang akomodasi dan tempat bekerja.

    4 Tempat berkumpul dan stasiun embarkasi harus diterangi dengan penerangan yang memadai yang dialiri energi listrik dari sumber

    pembangkit tenaga listrik darurat yang ditentukan dalam Peraturan II-1/42atau II-1/43, yang sesuai

    5 Gang, tangga tapak dan pintu keluar yang memberikan jalan keluarruangan menuju tempat berkumpul dan embarkasi harus diterangi denganlampu penerangan. Penerangan semacam itu harus dapat dipasok dari

    pasok dari sumber pembangkit tenaga listrik darurat yang ditetapkan

    88

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    8/19

    Bagian B Peraturan 19

    Peraturan II-1/42 atau II-1/43, yang sesuai..

    6 Dewi-dewi peluncur kendaraan penolong dan stasiun embarkasi harusdirancang sedemikian rupa hingga memungkinkan alat tandu dapatditempatkan di kendaraan penolong.

    7 Tangga embarkasi yang memenuhi persyaratan Peraturan 48.7 yangmemanjang dalam satu jalur dari geladak ke garis air kapal muatan kosong

    pada kondisi trim yang buruk dengan kapal miring sampai 15o harusdisediakan pada masing-masing stasiun peluncuran atau setiap dua stasiun

    peluncuran yang berdekatan. Namun, Badan pemerintah boleh

    mengizinkan tangga semacam itu untuk diganti oleh peralatan yangdisetujui untuk menghasilkan jalan keluar menuju kendaraan penolongketika mencapai mencapai air, dengan catatan paling tidak tersedia satutangga embarkasi di satu sisi kapal. Sarana embarkasi lain boleh diizinkanuntuk rakit penolong yang sesuai Peraturan 26.1.4.

    Tangga embarkasi harus disediakan pada tenpat

    penurunan sekoci penolongpada sisi kapal. Namun, tanggaembarkasi tidak perlu

    disediakan di buritan kapal untuk sekoci penolong yangdi jatuhkan bebas.

    8 Jika diperlukan harus disediakan sarana untuk menurunkan dewi-dewipeluncur kendaraan penolong pada sisi lain dari kemiringan kapal sehinggapersonil dapat diembarkasi dengan aman.

    Peraturan 12

    Stasiun peluncuran

    Stasiun peluncuran harus berada di posisi sedemikian rupa sehinggamenjamin keamanan peluncurannya khususnya dengan memperhatikan

    jaraknya terhadap baling-baling dan bagian yang menggantung dengancuram pada lambung kapal sehingga, sejauh memungkinkan, kendaraan

    penolong selain dari yang secara khusus didisain untuk diluncurkan dengan

    jatuh bebas, dapat diluncurkan di sisi sepanjang kapal. Jika berada di posisidepan kapal, stasiun peluncurannya harus berada di belakang sekattubrukan, di posisi yang terlindung dan dalam hal ini Badan Pemerintahharus memberikan pertimbangan khusus terhadap kekuatan peralatan

    peluncur.

    Klarifikasi

    89

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    9/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    Peraturan 13

    Penempatan kendaraan penolong

    1 Setiap kendaraan penolong harus ditempatkan :

    .1 sedemikian rupa sehingga baik kendaraan penolong maupun tatasusunan penempatannya tidak akan mengganggu pengoperasiandari setiap kendaraan penolong dan perahu penyelamat padasetiap stasiun peluncuran di tempat lain.

    .2 semakin dekat dengan permukaan air semakin aman dan

    memungkinkan, dalam hal kendaraan penolong bukan rakit penolong yang diluncurkan dengan cara dilepaskan dari kapal,maka pada posisi embarkasi kendaraan penolong tersebut tidak

    boleh kurang dari dua meter di atas garis air kapal pada kondisimuatan penuh di bawah kondisi trim yang tidak menguntungkandan miring sampai dengan sudut 20o atau pada sudut dimana tepigeladak terbuka kapal menjadi terendam,dipilih mana yang lebih

    kecil*

    .3 senantiasa dalam keadaan siap siaga terus menerus sehingga duaawak kapal dapat melaksanakan persiapan untuk embarkasi danpeluncuran dalam waktu kurang dari 5 menit.

    .4 dilengkapi secara penuh sesuai ketentuan dalam bab ini

    .5 sejauh dapat dilakukan, berada dalam posisi yang aman dandilindungi terhadap bahaya api dan ledakan.

    Dilindungi terhadap kerusakan akibat bahaya kebakarandan ledakan artinya bahwa, pada kondisi

    minimum,kendaraan penolong yang dipasang pada kapaltangki harus tidak boleh ditempatkan pada atau di atas tangk muatan, tangki slop,atau tangki lain yang berisi cairan yang mudah meledak atau berbahaya.Klarifikasi ini tidak berlaku untuk rakit penolong yang disyaratkan menurutPeraturan III/26.1.4.

    2 Sekoci penolong yang diturunkan disisi kapal sedapat mungkin harusdiletakkan didepan baling-baling kapal. Pada kapal barang dengan panjang80 meter dan tidak lebih dari 120 meter, masing-masing sekoci

    penolongnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga penempatansetiap sekoci penolong tersebut bagian belakangnya tidak boleh berada didepan baling-baling dengan jarak yang kurang dari panjang sekoci

    penolong tersebut. Pada kapal barang dengan panjang 120 meter atau lebihdan kapal penumpang dengan panjang 80 meter atau lebih, masing-masingsekoci penolongnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jarak

    *Merujuk pada MSC/Circ.570, rekomendasi untuk tinggi maksimum penempatan

    kendaraan penolong di kapal penumpang.

    Klarifikasi

    90

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    10/19

    Bagian B Peraturan 19

    buritan sekoci penolong tidak boleh kurang dari 1,5 kali panjang sekoci penolong di depan baling-baling. Jika memungkinkan, kapal harusdirencanakan dimana sekoci penolong, dalam posisi terpasang, harusterlindung terhadap bahaya air laut.

    3 Sekoci penolong harus diletakkan menggantung pada peralatanpeluncur.

    4 Sebagai tambahan untuk memenuhi persyaratan dalam Peraturan 23dan 29, rakit penolong harus ditempatkan sedemikian rupa sehinggamemungkinkan pelepasan secara manual dari penempatannya.

    5 Dewi-dewi peluncur harus ditempatkan sedemikian rupa sehinggaberada dalam jangkauan kait alat angkat, kecuali jika tersedia peralatan pemindah yang operasinya tidak terganggu dalam batas trim dankemiringan sebagaimana yang dicantumkan dalam paragraf 1.2 atau akibatgerakan kapal atau kegagalan pasokan tenaga listrik.

    6 Rakit penolong yang cara peluncurannya dengan dijatuhkan harusditempatkan sedmikian rupa sehingga siap dipindahkan ke sisi kapal yanglain untuk peluncuran dan kecuali jika, rakit penolong diluncurkan pada

    sisi kapal yang lain ditempatkan pada setiap sisi kapal.

    Peraturan 14Penempatan perahu penyelamat

    Perahu penyelamat harus ditempatkan:

    .1 ditempat yang dalam keadaan siap siaga terus menerus untukdiluncurkan tidak lebih 5 menit;

    .2 pada posisi yang sesuai untuk peluncuran dan cepat mengapungdengan aman;

    .3 sedemikian rupa sehingga baik perahu penyelamat maupun tatasusunan penyimpanannya tidak akan mengganggu pengoperasiandari kendaraan penolong lainnya dari tiap stasiun peluncuran;

    .4 jika kendaraan penolong adalah juga sebagai sekoci penolong

    maka harus memenuhi ketentuan dalam regilasi 13.

    Peraturan 15

    Peluncuran dan penegakan kembali kendaraan penolong

    91

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    11/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    1 Peralatan peluncur yang memenuhi persyaratan sesuai Peraturan 48harus disediakan untuk semua kendaraan penolong kecuali:

    .1 kendaraan penolong yang ada di kapal pada posisi di geladakyang imana kurang dari 4,5 meter diatas garis air pada kondisikapal tanpa muatan dan salah satu dari:

    .1.1 mempunyai massa tidak lebih dari 185 Kg; atau

    .1.2 ditempatkan untuk peluncuran secara langsung dari posisi penempatannya pada kondisi trim yang tidak

    menguntungkan sampai mencapai 10

    o

    dan dalam keadaankapal miring tidak kurang dari 20o secara bersamaan;

    .2 kendaraan penolong yang mempunyai berat tidak lebih dari 85Kg dan yang harus dibawa oleh kendaraan penolong dimuatisecara berlebihan untuk 200% dari total jumlah personil dikapal.

    Dengan tanpa mengesampingkan Peraturan III/15.1.2 dan38.2.2, Badan Pemerintah boleh mengizinkan

    peluncurankendaraan penolong secara langsung dari posisipenempatannya yang mempunyai berat lebih dari 185 Kg tanpa peralatan yangmemenuhi persyaratan-persyaratan Peraturan 48, dengan catatan bahwa yangdiangkut oleh kendaraan penolong tersebut berlebih mencapai 200% dari jumlahtotal personil di kapal dan harus sesuai dengan jumlah kapasitasnya pada masing-masing sisi kapal paling sedikit 100% jumlah keseluruhan personil kapal. Padakasus semacam itu, perhitungan harus diambil sesuai kemampuan untukmeluncurkan kendaraan penolong pada kemiringan yang terburuk.

    2 Setiap sekoci penolong harus dilengkapi peralatan yang mampumeluncurkan dan menegakkan kembali sekoci tersebut.

    3 Peluncuran dan penegakkan kembali harus sedemikian rupa sehinggaoperator perlengkapan di kapal dapat mengamati kendaraan penolongsetiap waktu selama peluncuran dan untuk sekoci penolong selama

    penegakkan kembali..

    4 Hanya satu jenis mekanisme pelepasan yang boleh digunakan untukkendaraan penolong yang sama yang dibawa di atas kapal.

    5 Persiapan dan penanganan kendaraan penolong pada salah satu

    stasiun peluncuran harus tidak mengganggu persiapan penanganan darikendaraan penolong yang lain atau perahu penyelamat pada stasiun yanglain.

    6 Jika menggunakan cara jatuh bebas maka jalannya harus cukup panjang bagi kendaraan penolong untuk mencapai air saat kapal dalamkeadaan kosong pada kondisi trim yang tidak menguntungkan dan kapal

    Klarifikasi

    92

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    12/19

    Bagian B Peraturan 19

    miring tidak kurang dari 20o.

    7 Selama persiapan dan peluncuran, kendaraan penolong beserta alat peluncurannya dan daerah perairandimana perahu dilucurkan harusditerangi dengan penerangan yang memadai, yang dipasok dari sumberdarurat tenaga listrik sebagaimana ditentukan oleh Peraturan II-1/42 atauII-1/43, sesuai yang disyaratkan.

    8 Harus tersedia sarana untuk mencegah limpahan air yang masuk kedalam kendaraan penolong pada waktu peran peninggalan.

    9 Jika ada bahaya yang dapat merusak kendaraan penolong yangdiakibatkan oleh sayap penyeimbang sisi kapal, harus tersedia sarana yangdigerakkan oleh tenaga listrik darurat untuk menutup sayap pengaturstabilitas ke dalam; indikator yang dioperasikan dan sumber tenaga listrikdarurat harustersedia di anjungan navigasi untuk menunjukkan posisi sayap pengatur

    sayap stabilitas.

    10 Jika sekoci penolong yang memenuhi Peraturan 42 atau 43 yang ada

    di kapal, harus dilengkapi suatu rentang dewi-dewi yang dilengkapi dengantali penyelamat dengan panjang yang cukup untuk mencapai air pada saatkapal muatan kosong dalam keadaan trim yang tidak menggulingkan dandengan kapal miring tidak kurang dari 20o dapat terjadi salah satu.

    Peraturan 16

    Embarkasi perahu penyelamat, Peluncuran dan pengaturanuntuk penegakkan kembali.

    1 Embarkasi perahu penyelamat dan penataan peluncuran harussedemikian rupa sehingga perahu penyelamat dapat dikeluarkan dandiluncurkan dengan waktu yang sesingkat mungkin.

    2 Jika perahu penyelamat adalah salah satu kendaraan penolong dikapal, penataan embarkasi dan stasiun peluncuran harus memenuhi

    persyaratan Peraturan 11 dan 12.

    3 Penataan peluncuran harus memenuhi persyaratan dalam Peraturan

    15. Namun, semua perahu penyelamat harus mampu diluncurkan, jikaperlu menggunakan tali dengan kecepatan gerak maju kapal mencapai 5knot pada kondisi air tenang.

    4 Perahu penyelamat harus memungkinkan tegak kembali dengan cepatharus dimungkinkan pada saat dimuati dengan perlengkapan sekoci

    penolong tersebut dan perahu penyelamat harus disetujui untuk dimuati

    93

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    13/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    sedikitnya dimuati dengan 6orang.

    Peraturan 17

    Alat Pelempar Tali

    Alat Pelempar Tali yang memenuhi persyaratan dalam peraturan 49 harusdisediakan.

    Peraturan 18Pelatihan dan peragaan dalam Keadaan Darurat

    1 Peraturan ini harus berlaku untuk semua kapal.

    2 PedomanSuatu Pedoman latihan yang memenuhi persyaratan dalam peraturan 51harus disediakan pada setiap ruang makan ABK dan ruang rekreasi atau

    dalam masing-masing ruang kabin awak kapal.

    3 Praktek berkumpul dan peragaan-peragaan.*

    3.1 Masing-masing anggota awak kapal harus berpartisipasi minimal satukali latihan keadaan darurat di kapal dan satu kali latihan pemadamankebakaran setiap bulan. Latihan-latihan awak kapal harus dilaksanakandalam waktu 24 jam pada saat kapal meninggalkan pelabuhan jika lebihdari 25% awak belum berpartisipasi dalam latihan tersebut dan latihan

    pemadaman kebakaran di kapal pada bulan sebelumnya. Badan Pemerintah

    boleh menerima rencana lain yang setidak-tidaknya setara untuk jeniskapal tertentu apabila hal tersebut di atas dianggap tidak praktis.

    3.2 Pada kapal yang berlayar di perairan internasional yang bukan pelayaran internasional jarak pendek, pengumpulan untuk penumpangharus dilaksanakan dalam waktu 24 jam setelah mereka naik ke kapal.Penumpang harus diajarkan cara penggunaan baju penolong dan tindakanyang harus dilakukan pada keadaan darurat. Jika penumpang yang naik di

    pelabuhan setelah pelaksanaan kumpul maka hal terebut di atas masihdianggap cukup daripada menjadikannya peran yang lain, untuk menarik

    perhatian penumpang tersebut terhadap instruksi darurat ketentuan 8.2 dan8.4.

    3.3 Pada kapal-kapal yang melakukan pelayaran internasional jarak pendek apabila pngumpulan penumpang tidak dilakukan pada saat

    * Merujuk pada MSC/Circ.544 mengenai Latihan kebakaran dan latihan di kapal.

    94

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    14/19

    Bagian B Peraturan 19

    keberangkatan, perhatian penumpang harus diarahkan pada instruksidarurat sebagaimana disyaratkan peraturan 8.2 dan 8.4.3.4 Setiap latihan peran penanggulangan kapal harus meliputi;

    .1 Memanggil penumpang dan awak ke tempat pengumpulandengan alarm yang dipersyaratkan oleh Peraturan 6.4.2 danmenjamin bahwa mereka memahami perintah untukmeninggalkan kapal yang disebutkan dalam sijil darurat;

    .2 Melaporkan ke stasiun dan mempersiapkan tugas-tugas yangdideskripsikan dalam sijil darurat;

    .3 Pemeriksaan apakah penumpang dan awak sudah mengenakanbaju yang sesuai;

    .4 Pemeriksaan apakah baju penolong telah dikenakan denganbenar;

    .5 Menurunkan sebuah sekoci penolong setelah seleseinyapersiapan peluncuran;

    .6 Menjalankan dan mengoperasikan mesin sekoci penolong;

    .7 Pengoperasian penggunaan dewi-dewi untuk meluncurkan rakitpenolong.

    3.5 Sejauh dapat dilakukan, sekoci penolong yang lain harus diturunkanuntuk memenuhi persyaratan dalam paragraf 3.4.5 pada saat latihan

    bermuatan.

    3.6 Masing-masing sekoci penolong harus diluncurkan dengan disertai

    awak yang ditunjuk dan dilakukan olah gerak kapal di air sedikitnya sekalidalam tiga bulan selama latihan peran peninggalan kapal. BadanPemerintah boleh mengizinkan untuk kapal yang beroperasi di pelayaraninternasional jarak pendek tidak meluncurkan sekoci penolong pada salahsatu sisinya apabila tata susunan penambatan di pelabuhan dan kepentingan

    bisnisnya tidak memungkinkan untuk meluncurkan sekoci penolong padasisi tersebut. Namun, semua sekoci penolong semacam itu harus diturunkanminimal setiap tiga bulan sekali dan diluncurkan minimal setiap tahun.

    3.7 Sejauh layak dan dapat diterapkan, perahu penyelamat yang bukan

    sekoci penolong yang juga merupakan perahu penyelamat harusdiluncurkan setiap bulan beserta awak yang ditunjuk dan dilakukan olahgerak air.Pada semua kasus lain persyaratan ini harus dilaksanakansedikitnya sekali dalam 3 bulan.

    3.8 Bila latihan untuk sekoci penolong dan perahu penyelamat pada saat

    95

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    15/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    kapal bergerak maju, dan karena adanya bahaya, maka latihan semacam ituharus dilaksanakan hanya di perairan yang telah dilindungi dan dibawah

    pengawasan petugas yang berpengalaman dalam latihan semacam itu.

    3.9 Lampu-lampu darurat untuk berkumpul dan peran meninggalkankapal harus diuji pada setiap latihan peran peninggalan kapal ;

    3.10 Setiap latihan kebakaran harus mencakup:

    .1 melaporkan ke stasiun dan persiapan untuk tugas-tugas yang di

    paparkan dalam sijil darurat yang disyaratkan dalam Peraturan8.3;

    .2 menjalankan pompa pemadam kebakaran menggunakan palingtidak dua semprotan air untuk menunjukkan bahwa sistem dapat

    bekerja dengan baik;

    .3 memeriksa perlengkapan baju pemadam kebakaran danperlengkapan personil yang lain.;

    .4 memeriksa perlengkapan komunikasi yang diperlukan;

    .5 memeriksa operasional terhadap pintu kedap air, pintukebakaran, dan peredam kebakaran;

    .6 memeriksa tata susunan yang perlu untuk meninggalkan kapalsecara berurutan.

    3.11 Latihan pemadam kebakaran harus direncanakan sedemikian rupadengan mempertimbangkan praktek yang lazim dalam berbagai keadaandarurat yang mungkin terjadi tergantung pada jenis kapal dan muatan.

    3.12 Perlengkapan yang digunakan selama latihan harus dengan segeradibawa kembali pada kondisi operasional penuh, dan beberapa kegagalandan kerusakan yang ditemukan selama latihan harus diperbaiki secepatmungkin.

    3.13 Latihan peran sejauh mungkin dilakukan, sejauh mungkin seolah-olahseperti dalam keadaan darurat yang sebenarnya.

    4 Latihan dan instruksi di kapal

    4.1 Latihan dan instruksi di kapal dengan menggunakan peralatankeselamatan jiwa di kapal, termasuk perlengkapan kendaraan penolong dandalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran harus diberikansecepat mungkin tetapi tidak boleh lebih dari dua minggu setelah seorangawak kapal berada di atas kapal. Namun, bila awak kapal yang bertugas diatas kapal merupakan rotasi reguler dari penugasan yang terjadual latihan

    96

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    16/19

    Bagian B Peraturan 19

    semacam itu harus diberikan tidak lebih dari dua minggu setelah waktupertama awak tersebut bergabung di kapal.Instruksi kepada masing-masingindividu boleh mencakup bagian yang berbeda dari alat keselamatan jiwadan pencegahan kebakaran di kapal, tetapi semua peralatan keselamatan

    jiwa dan pencegahan kebakaran di kapal harus dicakup dalam setiapperiode dua bulan.

    4.2 Setiap awak kapal harus diberikan instruksi yang mencukupi namuntidak dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

    .1 pengoperasian dan penggunaan rakit penolong yang dapat

    dikembangkan di kapal;

    .2 masalah hypothermia, pertolongan pertama terhadaphypothermia dan prosedur pertolongan pertama yang lain;

    .3 instruksi khusus yang diperlukan untuk penggunaan alat-alatpenolong di kapal dalam keadaan cuaca dan laut yang buruk;

    .4 pengoperasian dan penggunaan peralatan pemadam kebakaran.

    4.3 Pelatihan penggunaan dewi-dewi peluncur rakit penolong di kapalharus dilakukan pada kurun waktu tidak lebih dari empat bulan di setiapkapal yang dilengkapi dengan peralatan tersebut. Pada setiap saat yangmemungkinkan harus mencakup penggembungan dan penurunan rakit

    penolong. Rakit penolong ini boleh menjadi rakit penolong khusus yangbenar-benar hanya bertujuan untuk latihan, yang tidak menjadi bagian dari peralatan penolong dikapal: rakit penolong khusus semacam itu harusdiberi tanda dengan jelas..

    5 Buku Catatan

    Tanggal pada saat latihan peran dilakukan, rincian latihan meninggalkankapal dan latihan kebakaran, latihan peralatan keselamatan jiwa yang laindan latihan di kapal harus di catat didalam log-book seperti yangdisyaratkan oleh Badan Pemerintah, Jika pada waktu yang ditentukan

    berkumpul secara lengkap, latihan peran tidak dilakukan harus dibuatcatatan dalam log book yang menyatakan alasannya dan penundaan

    pengbumpulan, latihan peran atau pelatihan dilaksanakan.

    Peraturan 19

    Kesiapan operasi pemeliharaan dan inspeksi

    1 Peraturan ini berlaku untuk semua kapal. Persyaratan dalam paragraf3 dan 6.2 harus dipenuhi sejauh kondii memungkinkan untuk kapal yang

    97

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    17/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    dibangun sebelum tanggal 1 juli 1986.

    2 Kesiapan operasiSebelum kapal meninggalkan pelabuhan dan setiap saat selama pelayaran,semua peralatan keselamatan jiwa harus berada dalam keadaan baik dansiap untuk digunakan secara mendadak.

    3 Pemeliharaan

    3.1 Instruksi untuk pemeliharaan di kapal untuk peralatan keselamatanjiwa yang memenuhi persyaratan dalam Peraturan 52 harus disediakan dan

    pemeliharaannya harus dilakukan dengan sebaik mungkin.

    3.2 Badan Pemerintah boleh menerima, sebagai pengganti instruksi yangdiminta oleh paragraf 3.1, suatu program pemeliharaan terencana di kapalyang mencakup persyaratan pada Peraturan 52.

    4 Pemeliharaan peralatan peluncur

    Peluncur yang digunakan dalam meluncurkan kapal harus di turunkan padaakhir interval yang tidak lebih dari 30 bulan dan diperbarui kembali pada

    saat diperlukan karena kemunduran kinerja peralatan peluncur atau padainterval tidak lebih dari lima tahun,dipilih mana yang lebih singkat

    5 Suku cadang dan perlengkapan perbaikan.

    Suku cadang dan perlengkapan perbaikan harus disediakan untuk alatkeslamatan jiwa dan komponennya sehubungan dngan pemakaian yang

    berlebihan atau konsumsi kebutuhan untuk penggantian yang reguler.

    6 Inspeksi mingguan

    Pengujian dan inspeksi di bawah ini harus dilaksanakan mingguan :

    .1 semua kendaraan penolong,perahu penyelamat dan peralatanpeluncur harus diperiksa secara visual untuk menjamin bahwaperalatan tersebut siap digunakan;

    .2 semua mesin dalam sekoci penolong dan perahu penyelamatharus dijalankan maju dan mundur untuk waktu tidak kurangdari 3 menit dengan catatan suhu lingkungan berada di atas suhu

    minimum untuk menjalankan mesin.Dalam hal khusus BadanPemerintah boleh membebaskan persyaratan ini untuk kapal-kapal yang dibangun sebelum tanggal 1 Juli 1982;

    Motor yang berada diluar kapal yang di pasang padaperahupenyelamat harus diuji setiap minggu seperti yangdiminta oleh Peraturan III/19.6.2. Namun, jika karakteristik

    khusus motor tidak mengizinkan untuk dijalankan selain untuk baling-baling yang

    Klarifikasi

    98

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    18/19

    Bagian B Peraturan 19

    terbenam selama periode tiga menit, kapal harus dijalankan selama periodetersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam petunjuk dari pabrik.

    .3 sistem alarm darurat umum harus diuji.

    7 Inspeksi bulanan

    Inspeksi untuk peralatan keselamatan jiwa, termasuk perlengkapan sekocipenolong, harus dilaksanakan setiap bulan dengan menggunakan daftar cekyang diminta oleh Peraturan 52.1 untuk menjamin bahwa perlengkapantersebut dalam keadaan lengkap dan baik. Laporan inspeksi harus di catatdalam log-book.

    8 Perawatan untuk rakit penolong yang dapat dikembungkan, baju penolong dapat dikembungkan dan perahu penyelamat yang telahdikembungkan.

    8.1 Setiap rakit penolong yang dapat dikembungkan dan baju penolongyang dapat dikembungkan harus dirawat:

    .1 pada kurun waktu tidak melebihi dari 12 bulan. Namun, dalamhal terdapat alasan tertentu,Badan Pemerintah boleh

    memperpanjang periode ini hingga 17 bulan.

    .2 di tempat perawatan yang disetujui dimana tempat tersebutmampu untuk merawat mempunyai fasilitas perbaikan yang

    baik dan hanya memperkerjakan personil yang terlatih*.

    8.2 Semua perbaikan dan pemeliharaan dari perahu penyelamat yangdikembungkanharus dilaksanakan menurut instruksi dari pabrik pembuat.Perbaikan darurat dapat dilakukan di atas kapal; akan tetapi perbaikan

    permanen harus dilakukan di stasiun perbaikan yang disetujui.

    9 Perbaikan periodik dari unit pelepas hidrostatikUnit pelepas hidrostatik harus dirawat ;

    .1 pada kurun waktu tidak melebihi 12 bulan. Akan tetapi, apabilakelihatan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, BadanPemerintah boleh memperpanjang periode ini sampai 17 bulan;

    .2 perbaikan peralatan tersebut dilaksanakan di stasiun perbaikanyang memiliki kemampuan yang menyediakan fasilitas

    perbaikan yang baik dan mempergunakan personil yang terlatih.

    * Merujuk pada Rekomendasi tentang persyaratan persetujuan

    stasisun perawatan rakit penolong yang dapat dikembungkan yang ditetapkanoleh organisasi dengan Resolusi A 761 (18)

    99

  • 8/4/2019 Bab III Bag B Seksi I Per 6-19

    19/19

    Bab III : Peralatan dan Tata Susunan Keselamatan Jiwa

    100