bab ii uap arday

36
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Keluarga Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga yaitu : Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut dan mempengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas global. Menurut departemen kesehatan (1988), Keluarga 8

Post on 22-Jun-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Uap Arday

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan

perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan

pengertian keluarga yaitu :

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan

dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap

keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan

yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi

anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah

keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut dan

mempengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas global. Menurut

departemen kesehatan (1988), Keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang

berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga sebagai

dua atau lebih individu yang bergabing karena hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga,

melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta

menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Menurut friedman

(1998), definisi keluatga adalah dua atau lebih individu yang tergabung

8

Page 2: Bab II Uap Arday

9

karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga.

Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih

yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu

memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materill yang layak, bertaqwa

kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara

anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

(Sudiharto.2007:22).

Menurut WHO (1969) keluarga adalah anggota rumah tangga

yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

(Wahit Iqbal Mubarak.2009:68).

2. Struktur Keluarga

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara, sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur

ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan di susun melalui jalur

garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ibu.

Page 3: Bab II Uap Arday

10

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga Kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pemberian

keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan suami atau istri. ( Efendi ferry,

2009:181 ).

3. Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1986,dalam Ali. 2009:6-7) membagi tipe

keluarga seperti berikut ini:

a. Nuclear family (keluarga inti).

Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi

tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak

keluarga lainnya.

b. Extended family (keluarga besar).

Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang

tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.

c. Single parent family.

Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup

bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyad.

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal

dalam satu rumah yang sama.

Page 4: Bab II Uap Arday

11

e. Blended family.

Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang

masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil

perkawinan terdahulu.

f. Three generation family.

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,

bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

g. The single adult living alone.

Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang

hidup dalam rumahnya.

h. Middle age atau elderly couple.

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.

4. Peran keluarga

a. Peran keluarga

Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing

masing yaitu:

1) Ayah, sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,

pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota

keluarga.

2) Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-

anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga.

Page 5: Bab II Uap Arday

12

3) Anak, berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.(H.Zaidin

Ali,2009:10-11)

b. Peran Perawat Keluarga

Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga

dalam menyelesaikan masalah atau melakukan perawatan

kesehatan keluarga, diantaranya sebagai berikut:

1) Pendidik

2) Koordinator

3) Pelaksna

4) Pengawas kesehatan

5) Konsultan

6) Kolaborasi

7) Fasilitator

8) Penemu kasus

9) Modifikasi lingkungan (Sri Setyowati, 2008:43-45).

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedmann (1986) (dalam Arita

Murwani, 2009:170-172) dibagi menjadi 5 fungsi dasar yaitu:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak

pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi

Page 6: Bab II Uap Arday

13

afektif, anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang

positif.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses mengembangkan dan

perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi

social dan berperan dalam lingkungan sosial (Friedman,1966).

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan

makan, minum, pakaian/sandang dan tempat perlindungan.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga adalah untuk

mencegah terjadinyagangguan kesehatan dan merawat anggota

keluarga yang sakit.

Tugas kesehatan keluarga adalah:

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan/menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas

kesehatan masyarakat.

Page 7: Bab II Uap Arday

14

6. Perkembangan Keluarga

Menurut Mubarak (2009:86-91), daur atau siklus kehidupan

keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai

tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap perkembangannya.

1) Tahap 1 : pasangan baru nikah (keluarga baru)

Tugas perkembangan keluarga pada hubungan harmonis

dengan saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga

(termasuk merencanakan jumlah anak yang diinginkan).

2) Tahap 2 : menanti kelahiran (child bearing family), anak tertua

adalah bayi berusia kurang dari 1 bulan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

menyiapkan anggota keluarga baru (bayi dalam keluarga),

membagi waktu untuk individu, pasangan dan keluarga.

3) Tahap 3 : keluarga dengan anak prasekolah, anak tertua 2,5 tahun

sampai dengan 6 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

menyatukan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara

lain ruang atau kamar pribadi dan keamanan, mensosialisasikan

anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda, dan

memepertahankan hubungan yang “sehat” dalam keluarga.

4) Tahap 4 : keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7

tahun sampai 12 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak

Page 8: Bab II Uap Arday

15

mencapai prestasi yang baik di sekolah, membantu anak-anak

membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan

hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan

kesehatan masing-masing anggota keluarga.

5) Tahap 5 : keluarga dengan remaja atau anak dengan anak tertua

berusia 13 sampai 20 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang

sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan kembali hubungan

perkawinan, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara

orang tua dengan anak-anak remaja.

6) Tahap 6 : keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga

yang baru melalaui pernikahan anak-anak yang telah dewasa,

menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya

proses penuaaan, termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.

7) Tahap 7 : keluarga usia pertengahan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mempertahankan kontak dengan anak dan cucu, memperkuat

hubungan perkawinan dan meningkatkan usaha promosi

kesehatan.

8) Tahap 8 : keluarga usia lanjut.

Page 9: Bab II Uap Arday

16

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan

kehidupan dengan penghasilan yang berkurang, mempertahankan

hubungan perkawinan, menerima kehidupan pasangan,

mempertahankan kontak dengan masyarakat, dan menemukan arti

kehidupan.

B. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian

Artritis Gout atau artritis gout adalah suatu peradangan sendi

sebagai manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosodium urat,

yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar

asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Tidak semua orang dengan

hiperurisemia adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita

artritis pirai. Akan tetapi, risiko terjadi arthritis pirai lebih besar

dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.(Zairin Noor Helmi

.2012:296).

Pada orang yang normal, jumlah kadar asam urat sekitar

1000 mg dengan kecepatan metabolisme (turn over) sekitar 600

mg/hari. Kandungan normal natrium urat didalam serum <7 mg/dl.

Berdasarkan hasil penelitian laboratorium klinis, kadar asam urat

normal pada wanita 2,4-5.7 mg/dl dan untuk pria lebih tinggi yaitu

3,4-7.0 mg/dl. Pada anak-anak kadar asam urat berkisar antara 3,0-4.0

mg/dl dan setelah pubertas pada pria mencapai 5.2 mg/dl. Apabila

Page 10: Bab II Uap Arday

17

kadar asam urat melebihi kadar normal tersebut, maka dinamakan

Hiperurisemia. (Ip. Suiraoka 2012:116).

2. Anatomi Fisiologi

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan

tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan

licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk

dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi

membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk

“meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen

berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di

tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.

Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai

fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan

memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai

penahan beban dan peredan benturan. Agar rawan berfungsi baik,

maka diperlukan matriks rawan yang baik.

Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu:

a. Proteoglikan: yang meliputi 10% berat kering rawan sendi

mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan

terhadap tekanan dan kemungkinan rawan sendi elastis.

b. Kolagen: Komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi,

sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi

makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan

Page 11: Bab II Uap Arday

18

tahan terhadap tarikan. Disamping itu matriks itu juga

mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.

¶5,http://www.scribd.com/doc/90087808/Gout/27-mei-

2014/16.00-wita

Gambar:2.1 Anatomi Tulang kakihttpdyah-purnamasari.blog.unsoed.ac.idfiles201103DIIT-PADA-ASAM-URAT-

pdf.pdf

Page 12: Bab II Uap Arday

19

3. Etiologi

Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar

asam urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan Kristal

monosodium urat, yang terkumpul didalam sendi. Keterkaitan antara

Gout dengan Hiperurisemia yaitu adanya produksi asam urat yang

berlebih, menurunnya eskresi asam urat melalui ginjal, atau mungkin

keduanya.

4. Tanda dan Gejala

Manifestasi klinis dibagi atas dua jenis yaitu Artritis Gout

Tipikal dan Artritis Gout Atipikal

a. Artritis Gout Tipikal

1) Beratnya serangan artritis menyebabkan penderita tidak bisa

berjalan, tidak dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur.

Rasa nyeri digambarkan sebagai excruciating pain dan

mencapai puncak dalam 24 jam. Tanpa pengobatan, pada

serangan permulaan dapat sembuh dalam 3-4 hari.

2) Serangan biasanya bersifat monoartikuler.

3) Remisi sempurna antara serangan akut

4) Hiperurisemia. Biasanya berhungan dengan serangan Artritis

Gout akut, tetapi diagnosis Artritis tidak harus disertai

Page 13: Bab II Uap Arday

20

Hiperurikemia. Fluktuasi asam urat serum dapat

menpresipitasi serangan gout.

5) Faktor pencetus. Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol,

obat-obatan dan tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor

ini sudah diketahui penderita.

b. Artritis Gout Atipikal

Gambaran klinik yang khas seperti artritis berat,

monoartikuler dan remisi sempurna tidak ditemukan. Akan tetapi,

yang biasanya timbul beberapa tahun sesudah serangan pertama

ternyata ditemukan bersama dengan serangan akut. Jenis atipikal

ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi kasus gout yang atipikal,

diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk hal ini diagnosis

dapat dipastikan dengan melakukan punksi cairan sendi dan

selanjutnya secara mikroskopis dilihat kristal urat.

5. Patofisiologi

Kelainan Pada sendi metatarsofalangeal terjadi akibat

ditemukan penimbunan Kristal pada membrane sinovia dan tulang

rawan artikular. Pada fase lanjut , akan terjadi erosi tulang rawan ,

proliferasi sinovia, dan pembentukan panus, erosi kistik tulang serta

perubahan gout sekunder. Selanjutnya, terjadi tofus dan fibrosis serta

ankilosis pada tulang kaki

Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respom lokal,

sistemik, dan psikologis. Respons inflamasi lokal menyebabkan

kompresi saraf sehingga menimbulkan respon nyeri. Degenerasi

Page 14: Bab II Uap Arday

21

kartilago sendi dan respons nyeri menyebabkan hambatan mobilitas

fisik. Peningkatan metabolisme menyebabkan pemakaian energy

berlebuh sehingga klien cenderung mengalami malaise, anoreksia,

dan status nutrisi klien tidak seimbang. Pembentukan panus pada

pergelangan kaki menyebabkan masalah citra tubuh, dan prognosis

penyakit menimbulkan respons ansietas.(Arif Muttaqin.2008:396).

6. Pohon Masalah

Artritis gout pada kaki

Respons lokal

Penimbunan Kristal pada sinovia dan tulang

Erosi tulang rawan, proliferasi sinovia, pembentukan panus

Degenerasi kartilago

Multifaktor yang menyebabkan terjadinya penimbunan Kristal urat monohidrat

Respons sistemik

Peningkatan metabolism umum

Malaise, mual,

Respons psikologis

Respons inflamasi lokal

Kompresi saraf

Ansietas

Ketidakseimbangan nutrisi

Page 15: Bab II Uap Arday

22

Gambar: 2.2 Pohon masalah

7. Komplikasi

Komplikasi akibat tingginya kadar asam urat (Hiperurisemia)

a. Kencing batu

Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di

ginjal dan saluran perkencingan, berupa kristal dan batu.

b. Merusak ginjal

Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga

merusak ginjal.

c. Penyakit jantung

Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang

endotel lapisan bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika

endotel mengalami disfungsi atau rusak, akan menyebabkan

penyakit jantung koroner.

Pembentuka tofus pada

kaki

Perubahan

Nyeri

Hambatana mobilitas

Gangguan Konsep diri, citra diri

Page 16: Bab II Uap Arday

23

d. Stroke

Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan

aliran darah tidak lancar dan meningkatkan resiko penyakit stroke.

e. Merusak saraf

JIka tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka

bisa mengganggu fungsi saraf.

f. Peradangan tulang

Jika asam urat menumpuk dipersendian, lama-lam akan

membentuk tofus yang menyebabkan arthritis gout akut, sakit

rematik atau peradangan sendi bahkan bisa sampai terjadi

kepincangan.

(Vitahealth,2005 dan Kertia,2009),¶8,jtptunimus-gdl-rohmatulum-

5722-3-babii-27-05-2014-20.30

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

1) Pemeriksaan cairan sinovia didapatkan adanya Kristal

monosodium urat intraseluler

2) Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7mg/dl

3) Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam urat.

4) Urinalisis untuk mendeteksi risiko batu asam urat

5) Pemeriksaan kimia darah untuk mendeteksi fungsi ginjal, hati,

hipertrigliseridemia, tingginya LDL, dan adanya diabetes

mellitus.

b. Radiodiagnostik

Page 17: Bab II Uap Arday

24

1) Radiografi untuk mendeteksi adanya kalsifikasi sendi.

2) Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan

kapsul sendi. (Zairin Noor Helmi.2012:299)

9. Penatalaksanaan

Sasaran terapi gout arthritis yaitu mempertahankan kadar

asam urat dalam serum dibawah 6mg/dl dan nyeri yang diakibatkan

oleh penumpukan asam urat. Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu

mengurangi peradangan dan nyeri sendi yang ditimbulkan oleh

penumpukan Kristal monosodium urat monohidrat. Kristal tersebut

ditemukan pada jaringan kartilago, subkutan dan jaringan particular,

tendon, tulang, ginjal, serta beberapa tempat lainnya. Selain itu, terapi

gout juga bertujuan untuk mencegah tingkat keparahan penyakit lebih

lanjut karena penumpukan kristal dalam medulla ginjal akan

menyebabkan Chronic Urate Nephropathy serta meningkatkan risiko

terjadinya gagal ginjal. Terapi obat dilakukan dengan mengobati nyeri

yang timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

pengontrolan dan penurunan kadar asam urat dalam serum darah.

(Zairin Noor Helmi.2012:300)

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2009:95-105), pengkajian

adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus

menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar

data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:

Page 18: Bab II Uap Arday

25

a. Struktur dan karakteristik keluarga

b. Sosial, ekonomi, dan budaya

c. Faktor lingkungan

d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

e. Psikososial keluarga

Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:

a. Data umum

1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan,

komposisi keluarga, status imunisasi dan genogram 3 generasi.

2) Tipe keluarga

3) Suku bangsa

4) Agama

5) Status sosial ekonomi keluarga

6) Aktifitas rekreasi keluarga dan waktu luang

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak

tertua dari keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,

menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum

terpenuhi dan kendalanya.

3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan keluarga

inti Meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayatkesehatan

masing-masing anggota keluarga dan sumber pelayanan yang

digunakan.

Page 19: Bab II Uap Arday

26

4) Riwayat keluarga sebelumnya, orang tua, dan hubungan masa

silam dengan kedua orang tua.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Meliputi: gambaran tipe tempat tinggal, denah rumah, sanitasi,

pengcahayaan, kerapian.

2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal,

meliputi: tipe, keadaan, sanitasi, perusahaan, sarana sosial,

kejahatan

3) Mobilitas geografi keluarga

Menjelaskan lama keluarga tinggal di daerah ini.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelas-kan perkumpulan yang diikuti.

5) Sistem pendukung keluarga, meliputi: jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas kesehatan, jaminan kesehatan yang

dimiliki.

d. Struktur keluarga

1) Pola-pola komunikasi Keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antara anggota keluarga,

termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,

komunikasi secara langsung atau tidak.

2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan siapa pembuat keputusan dalam keluarga.

3) Struktur peran

Page 20: Bab II Uap Arday

27

Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga baik

formal maupun informal.

4) Struktur nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga

dengan kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai

norma yang dianut, bagaimana latar belakang budaya.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

2) Fungsi sosialisasi

3) Fungsi perawatan kesehatan

4) Fungsi reproduksi

5) Fungsi fungsi ekonomi

f. Stress dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek, stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.

2) Stresor jangka panjang, stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor,

mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau

stresor.

4) Strategi koping yang digunakan, bila keluarga menghadapi

permasalahan.

Page 21: Bab II Uap Arday

28

5) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

Metode yang dilakukan tidak beda pada pemeriksaan fisik di

klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

a. Analisa Data

Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2009:102), diagnosa

keperawatan adalah keputusan klinik mengenai individu, keluarga,

atau masyarakat, yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan

dasar untuk menetapkan tindakan dimana perawat bertanggung

jawab untuk melaksanakannya. Diagnosa keperawatan keluarga

dirumuskan berdasar data yang didapatkan pada pengkajian.

Komponen diagnosa keperawatan meliputi Problem atau masalah,

Etiologi atau penyebab, dan Sign atau tanda yang dikenal dengan

PES.

1) Problem atau masalah (P)

2) Etiology atau penyebab (E)

Page 22: Bab II Uap Arday

29

3) Sign atau tanda (S)

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Suprajitno (2003:43-46) Tipologi diagnosis

keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat

dengan cepat.

2) Diagnosis resiko tinggi adalah msalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan

aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera

mendapat bantuan perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari

keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan

yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan dignosa

keperawatan lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala

yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978) dalam kutipan

Suprajitno (2009: 45).

Tabel 2.1 Penentuan prioritas masalah dan skoring

No Kriteria Skor Bobot1

Sifat masalah 1

Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Krisis/keadaan sejahtera

321

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Page 23: Bab II Uap Arday

30

Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat

210

3 Potensial masalah untuk di cegah 1

Tinggi Cukup Rendah

321

4 Menonjolnya masalah 1

Masalah berat harus segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu Segera ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

2) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan

dengan bobot.

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama

dengan jumlah bobot, yaitu 5).

1. Intervensi Keperawatan

2. Implementasi Keperawatan

Skor X Bobot Angka tertinggi

Page 24: Bab II Uap Arday

31

3. Evaluasi

4. Dokumentasi Keperawatan