bab ii teori turbin uap

Upload: permana072

Post on 10-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    1/34

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II. 1.Sistem PembangkitMenurut hukum thermodinamika energi tidak bisa diciptakan maupun

    dihilangkan. Akan tetapi energi bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

    Karena tidak semua bentuk energi bisa bermanfaat langsung, ataupun

    dapat didistribusikan kedalam kehidupan sehari hari, maka pengkonversian

    bentuk energi sangat krusial. Karena kebutuhan akan energi khususnya energi

    listrik selalu meningkat secara eksponensial bersama dengan peningkatan tingkat

    peradaban suatu manusia.

    Sebagaimana kita ketahui untuk menghasilkan energi listrik telah banyak

    dibangun berbagai jenis pembangkit energi listrik, baik itu merupakan

    Pembangkit energi listrik dengan sumber energi terbarukan ataupun tidak.

    II.1. 1.DefinisiSecara definisi ada dua definisi yang diketahui tentang pembangkit listrik

    yaitu :

    Sebuah Unit Situs yang berfungsi untuk merubah jenis energi tertentu

    menjadi energi listrik (Power Plant) [1]

    Sebuah Situs stasioner yang memiliki beberapa perangkat atau komponen

    untuk mengkonversi bentuk energi skala besar dari salah satu jenis energi seperti

    hidrolik, uap, atau lainya menjadi energy listrik (Generating Station) [1]

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    2/34

    7

    Gambar 2.1 Gambar Situs Pembangkit[p1]

    Sistem Pembangkitan daya atau pembangkit listrik merupakan penerapan

    dari prinsipprinsip siklus dasar thermodinamika. Contohnya untuk pembangkit

    uap maka idealisasinya menggunakan siklus ideal rankine.

    II.1. 2.Klasifikasi Pembangkit ListrikBila dilihat dari jenis energi yang digunakan untuk membangkitkan energy

    listrik maka pembangkit Listrik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    II.1.2.1.Energi ThermalDalam pembangkit listrik tenaga thermal daya dihasilkan dari mesin

    penghasil panas heat engine yang mengubah energi thermal menjadi energi

    putar atau mekanik[2]

    II.1.2.1.1. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Thermalpembangkit listrik tenaga thermal sendiri dapat diklasifiksikan atas dua

    kriteria yaitu :

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    3/34

    8

    a. Sumber bahan bakar:klasfikasi dari pembangkit energi thermal antara lain :

    Bahan Bakar Fossil Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Energi Geothermal Pembangki listrik Bertenaga Biomasa Sisa Panas dari Proses Industri Energi Panas Mataharib. Penggerak Utama :Bila dilihat dari penggerak utamanya maka pembangkit Listrik dibedakan

    menjadi :

    Turbin Uap Turbin Gas Siklus Gabungan Mesin Pembakaran internal dengan Prinsip torak Microturbine, stirling engine

    II.1.2.1.2. Siklus ThermodinamikaSistem Pembangkitan daya atau pembangkit listrik merupakan penerapan

    dari prinsipprinsip siklus dasar thermodinamika. Contohnya untuk pembangkit

    uap maka idealisasinya menggunakan siklus ideal rankine.

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    4/34

    9

    a. Siklus CarnotPertama diusulkan tahun 1824 oleh insyinyur berkebangsaan perancis Sadi

    Carnot. Siklus ini terdari dari empat proses reversible dua isothermal dan dua

    adiabatic yang dapat dilaksanakan baik dalam sistem tertup maupun tunak.[2

    Gambar 2.2. Skema Siklus Carnot[p2]

    b. Siklus BraytonPertama diuslkan oleh George Brayton sekitar taun 1870. Siklus ini

    digunakan untuk pada gas turbin, dibuat dalam siklus terbuka, dimana proses

    kompresi dan ekspansi berlangsung dalam rotating Machienaery.[2]

    Siklus turbin gas dapat dimodelkan sebagai siklus tertup dengan

    menambahkan asumsi standar udara. Proses pembakaran digantikan dengan

    penambahan energi termal adiabatik. Proses pembuangan diganti dengan proses

    penghilangan energi termal adiabatik kedalam udara lingkungan.[2]

    Siklus Ideal Brayton terbagi atas empat proses yaitu :

    1-2 Kompresi Isentropik (Kompresor), 2-3 Penambahan Energi Thermal Isobarik, 3-4 Ekpansi Isentropik (Turbin),

    4-1 Penghilangan Energi Thermal Isobarik.

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    5/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    6/34

    11

    d. Siklus Kombinasi Gas dan UapPencarian terhadap efisiensi termal telah menghasilkan modifikasi inovatif

    terhadappembangkit listrik konvensioanal. Yaitu the binary vapor cycle atau

    biasa disebut siklus kombinasi gasvapor atau bisaisebut juga siklus kombinasi,

    yang mengkombinasikan siklus rankine dan siklus brayton yang memiliki efisensi

    lebih tinggi bila dibandingkan dengan salah satu siklus bila dilaksanakan secara

    terpisah.[2]

    Gambar 2.5 Skema Siklus Kombinasi Gas dan Uap[p2]

    e. Siklus Diesel dan Siklus OttoAdalah siklus yang digunakn sebagai siklus ideal dari motor bakar torak.

    Siklus otto sebagai siklus yang digunakan untuk motor bakar torak berbahan

    bakar bensin dan siklus diesel untuk motor bakar torak berbahan bakar minya

    diesel. Perbedaan dari kedua siklus tersebut adalah pada proses prose yang

    dilakukan pada siklus tersebut.

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    7/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    8/34

    13

    Gambar 2.7. Pembangkit Listrik Tenaga Air[p5]

    b. Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit listrik menghasilkan listrik yang berasal dari energi

    kinetik dari angin. Prinsipnya adalah angin yang bergerak memutarkan

    poros yang dihubungkan ke generator sehingga dapat menghasilkan listrik.

    [en.wikipedie.org]

    Gambar 2.8. Pembangkit Listrik Tenaga Angin[p5]

    c. Pembangkit Listrik Tenaga SuryaTenaga surya adalah konversi sinar matahari menjadi listrik, baik

    secara langsung menggunakan photovoltaic (PV), atau tidak langsung

    menggunakan tenaga surya terkonsentrasi (CSP). Sistem tenaga surya

    terkonsentrasi menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacakan untuk

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Sunlight&usg=ALkJrhg0Z_mronJSQRcfqS0D2ofp-6gimwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electricity&usg=ALkJrhgC6TExrvu8QvBzEj19YzQeFCIoMAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photovoltaics&usg=ALkJrhi55ym6LUYFf0xRnvt6JbQXj9np8whttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Concentrated_solar_power&usg=ALkJrhg4Ag7YFgHVpjeXYws2WRcyKVcJ-whttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Concentrated_solar_power&usg=ALkJrhg4Ag7YFgHVpjeXYws2WRcyKVcJ-whttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photovoltaics&usg=ALkJrhi55ym6LUYFf0xRnvt6JbQXj9np8whttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electricity&usg=ALkJrhgC6TExrvu8QvBzEj19YzQeFCIoMAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Sunlight&usg=ALkJrhg0Z_mronJSQRcfqS0D2ofp-6gimw
  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    9/34

    14

    fokus area besar sinar matahari menjadi sinar kecil. Fotovoltaik mengubah

    cahaya menjadi arus listrik dengan menggunakan efek

    fotolistrik[en.wikipedie.org]

    Gambar 2.9. Pembangkit Listrik Tenaga Air[p5]

    II.2 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap

    Siklus pembangkit Uap adalah pembangkit dimana penggerak utamanya

    adalah Uap. Air pertama dipanaskan hingga berubah menjadi uap dan memutar

    turbin uap. Sehingga memutarkan generator listrik. Setelah uap keluar dari turbin .

    turbin dikondensasikan didalam kondensor dan didaur ulang menjadi air. Dimana

    prinsip kerja ini dikenal dengan siklus Rankine[3]

    II.2.1.Sumber EnergiPembangkit listrik tenaga uap sendiri bias digunakan pada beberapa jenis

    sumber enegi yaitu :

    1. Geothermal2. Biomassa3. Sampah4. Batubara

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photoelectric_effect&usg=ALkJrhjuvyxXkRdjPdXqG8b_0yI90HXAnAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photoelectric_effect&usg=ALkJrhjuvyxXkRdjPdXqG8b_0yI90HXAnAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photoelectric_effect&usg=ALkJrhjuvyxXkRdjPdXqG8b_0yI90HXAnAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?act=url&hl=en&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.com&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Photoelectric_effect&usg=ALkJrhjuvyxXkRdjPdXqG8b_0yI90HXAnA
  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    10/34

    15

    II.2.2.Analisis Energi pada SiklusAnalisis energi dapat dilihat dari setiap komponen (alat-alat) yang terdapat

    pada siklus Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa komponen-komponen

    tersebut bekerja pada aliran tunak (steady). Persamaan energi untuk sistem dengan

    aliran tunak yaitu:

    (2.1)

    Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:

    Pompa (2.2)

    Boiler (2.3)

    Turbin (2.4)

    Condenser (2.5)

    Dari persamaan diatas diperoleh yaitu:

    (2.6)

    Efisiensi termal siklus Rankine dapat ditulis:

    Q

    Q

    QW

    in

    out

    in

    net 1 (2.7)

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    11/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    12/34

    17

    Gambar 2.11 Siklus Rankine sebenarnya (a), Siklus Rankine

    isentropik (s)[p2]

    Efisiensi pompa dan turbin yang mengalami irreversibilitas dapat dihitung

    dengan

    12

    12

    hh

    hh

    W

    W

    a

    s

    a

    s

    P

    (2.8)

    a

    a

    s

    aT

    hh

    hh

    W

    W

    43

    43

    (2.9)

    dimana:

    2a & 4a, menyatakan keadaan yang sebenarnya pada turbin danpompa.

    2s & 4s, menyatakan keadaan isentropic.

    II.2.3.Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    13/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    14/34

    19

    II.2.4.1.BoilerBoiler adalah sebuah bejana tertutup dimana air atau cairan dipanaskan.

    Cairan atau Uap yang telah dipanaskan keluar dari boiler dalam bentuk uap untuk

    digunakan dalam beberapa proses atau aplikasi pemanasan[4][5][6]

    Gambar 2.13. Boiler[p4]

    II.2.4.1.1.Material BoilerBejana tekan dalam boiler biasanya dibuat dari baja (baja paduan), atau

    dalam sejarnya dibuat menggunakan besi mentah. Stainless steel dilarang (oleh

    Kode boiler ASME) untuk digunakan di bagian yang terbasahi dari boiler, tapi

    stainless steel biasa digunakan dalam bagian superheater yang tidak tersentuh

    secara langsung terhadap air dalma boiler. Dalam live steam boiler tembaga dan

    kuningan kadang juga digunakan karena mudah dibentuk dan mudah dibuat untuk

    boiler dengan kapasitas lebih kecil.

    II.2.4.1.2.Bahan Bakar (Fuel)Asal dari panas yang digunakan pada boiler adalah hasil pembakaran dari

    berbagai jenis bahan bakar, contohnya : kayu, batubara, minyak, atau Gas Alam.

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    15/34

    20

    Sedangkan Boiler sistem elektrik menggunakan resistansi atau imersi dari

    pemanas listrik, Ada juga penggunaan Nuklir yang biasa disebut Nuklir Fisi

    sebagai sumber dari panas yang digunaka pada boiler. Tapi ada yang

    menggunakan panas hasil sisa dari proses lainya yang biasa dinamakan Heat

    recovery Steam Generator (HRGRs, contohnya seperti gas turbin.

    II.2.4.1.3.Konfigurasi / Jenis Jenis BoilerAda beberapa jenis konfigurasi dari boiler. Yang bergantung dari

    mekanisme penghasilan uap, seperti:

    "Pot boiler" atau"Haycock boiler": adalah ketel uap primitifdimana api memanaskan ketel tersebut dari bawah. Tipe dari oiler ini

    menghasilkan uap dengan tekanan sangat rendah

    fire Tube boiler. : Jenis ini mengisi tong boiler dengan sedikitjumlah air yang hanya cukup mengakomodasi uap. Tipe jenis ini memiliki tungku

    (firebox) yang kemudian dialirkan kedalam pipa pipa. Yang nantinya akan

    memanaskan air sehingga menjadi uap.

    Gambar 2.14. Fire Tube Boiler[p5]

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    16/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    17/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    18/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    19/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    20/34

    25

    Sudu merupakan sebuah sebuah alat yang mengkonversi energ kinetik yang

    didapat dari nosel dan mengubahnya menjadi putaran pada poros.

    Gambar 2.21 Sudu Turbin Jenis Impulse

    CakramCakram merupakan dudukan dari sudu yang menghubungkan dan menghantarkan

    energi yang didapat sudu menuju poros turbin uap

    Gambar 2.22 Cakram

    Poros (shaft)Merupakan komponen utama pada turbin uap yang berfungsi menghatarkan daya

    torsi yang diperoleh sudu serta sebagai tempat dudukan cakram

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    21/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    22/34

    27

    KoplingFungsi kopling adalah sebagai penghubung mekanisme poros dan generator dan

    juga berfungsi mentransmisikan daya poros rotor menuju poros generator

    Gambar 2.25Kopling Tetap Pada Turbin Uap

    Paking labirinPaking labirin berfungsi mencegah kebocoran uap pada turbin uap

    Gambar 2.26Foto Dan Skema Paking Labirin

    Rumah Turbin (casing)Rumah turbin berfungsi sebagai tumpuan utama berbagai mekanisme turbin uap

    dan berbagai komponen lainnya

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    23/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    24/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    25/34

    30

    1. Berdasarkan arah aliran uap di dalam turbin, maka turbin dapat dibedakanmenjadi:

    1) Turbin aksial, pada turbin ini fluida kerja mengalir dalam arah yang sejajarterhadap sumbu turbin.

    Contohnya turbinParsons dan turbin Curtis.

    2) Turbin radial, pada turbin ini fluida kerja mengalir dalam arah tegak lurusterhadap sumbu turbin.

    Contohnya turbinLjungstrom

    2. Berdasarkan tekanan uap keluar turbin, turbin uap dapat dibedakanmenjadi:

    1) Turbin Kondensasi (Condensing Turbine)Pada turbin ini saluran keluar dihubungkan langsung dengan kondensor, sehingga

    tekanan uap pada saluran keluar mendekati vakum.

    Gambar 2.29 Skema turbin kondensasi

    2) Turbin Tekanan Lawan (Back Pressure Turbine)Adalah turbin yang tekanan uap pada saluran keluarnya masih diatas 1 atmosfer,

    sehingga uap bekas masih dapat dimanfaatkan.

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    26/34

    31

    Gambar 2.30 Skema turbin tekanan lawan

    3.1.1 Segitiga kecepatan pada turbin impulsKarena sudu grak berputar, maka ada kecepatan realtif antara uap dan sudu gerak.

    Hubungan antara kecepatan sudu gerak dan kecepatan absolute uap adalah salah

    satu faktor yang menentukan efisiensi turbin sudu. Dalam pembahasan segitiga

    kecepatan , umumnya dipakai notasi-notasi sebagai berikut

    U = kecepatan keliling sudu gerak W = kecepatan relatif uap terhadap sudu C = Kecepatan absolut uap

    Gambar 2.31 Koefisien kecepatan sebagai fungsi tinggi sudu (ld) [1]

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    27/34

    32

    Hubungan antara kecepatan-kecepatan tersebut adalah sebagai berikut:

    wuc 111 wuc

    222wuc

    Dalam arah tangensial :

    w1u = w1.cos 1 c1u = c1.cos 1

    w2u = w2.cos 2 c2u = c2.cos 2

    Dalam arah aksial :

    w1a = w1.sin 1 c1a = c1.sin 1

    w2a = w2.sin 2 c2a = c2.sin 2

    Dari segitiga kecepatan di atas diperoleh hubungan sebagai berikut :

    c1u = c2u + u

    c2u = w2u - u +

    c1u + c2u = c2u + w2u

    Gambar 2.32 Koefisien kecepatan sebagai fungsi tinggi sudu (ld) [1]

    Uap keluar dari nosel dengan kecepatan absolut c1, kemudian memasuki

    barisan sudu gerak dengan sudut 1 (sudut serang nossel). Karena cakram berputar

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    28/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    29/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    30/34

    35

    Harga koefisien kecepatan untuk sudu gerak maupun sudu tetap (pengarah) dapat

    diperoleh dari gambar.

    Gambar 2.33 Koefisien Kecepatan Sebagai Fungsi Tinggi Sudu (Ld) [1]

    Kecepatan absolut uap yang keluar dari sudu gerak (c2), dapat ditentukan secara

    grafis dari diagram kecepatan atau dengan menggunakan persamaan berikut:

    2

    22

    22cos..2 uuwc [m/s] (4.7)

    Uap keluar dari sudu gerak dengan sudut 2 dan ditentukan dari persamaan :

    2

    21

    22

    .sin.sin

    c

    u (4.8)

    II.2.4.2.3 Ekspansi Uap Pada Nosel

    Pada nosel terjadi perubahan energi entalpi uap menjadi energi kinetik uap,

    proses tersebut dinamakan proses ekspansi atau proses pengembangan,

    karena volume spesifik uap keluar nosel membesar. Pada proses

    pengembangan uap ini terjadi :

    - Tekanan uap turun - Kecepatan uap naik

    - Temperatur turun - Volume spesifik naik

    - Entalpi turun

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    31/34

    36

    Jika tidak terjadi perpindahan panas dengan lingkungan, maka berdasarkan

    hukum kekekalan energi, energi total uap pada sisi masuk sama dengan pada

    sisi keluar nosel, yaitu :

    22

    2

    1

    1

    2

    0

    0

    vh

    vh (4.9)

    Dimana:

    2

    0

    2

    0cv ;

    2

    1

    2

    1cv

    00

    2

    0

    0

    2hvh

    01

    2

    1

    1

    2h

    vh

    Pada nosel terjadi rugi-rugi energi yang akan menyebabkan berkurangnya

    kecepatan uap yang keluar dari nosel. Kerugian tersebut dinyatakan

    sebagai koefisien kecepatan , sehingga kecepatan absolut uap sewaktu

    meninggalkan nosel dapat ditentukan:

    Harga dapat diperoleh dari gambar 4.12. Harga tergantung dari dimensi

    dan bentuk nosel yang besarnya hanya dapat ditentukan melalui eksperimen,

    biasanya antara 0,91 sampai 0,98.

    Gambar 2.34 Koefisien Kecepatan () Sebagai Fungsi Tinggi Nosel (Ln)[1]

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    32/34

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    33/34

    38

    aliran, penebalan lapisan batas, turbulensi pada olakan( kerugian olakan) dan

    kerugian pada dinding dinding di bawah sudu nosel, dll

    Kerugian pada kecepatan uap yang keluar dari nosel telah dicakup oleh koefisien

    kecepatan nosel . Besarnya koefisien kecepatan sangat tergantung dari

    tinggi nosel dimana semakin kecil ukuran nosel maka koefisien kecepatan

    sudu juga akan semakin berkurang. Koefisien kecepatan sudu dapat dambil

    dari data berikut

    Untuk coran kasar nilai = 0,93 - 0,94

    Untuk nosel yang dicor dan di mesin freis = 0,950,96

    Untuk nosel yang difrais halus = 0,970,98

    Kerugian pada sudu gerakKerugian pada sudu gerak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kerugian akibat

    olaka pada ujung belakang sudu kerugian akibat turbrukan, kerugian akibat

    kebocoran ua melingkar, kerugian akibat gesekan, kerugian akibat pembelokan

    semburan uap pada sudu dan kerugian akibat penyelubungan.

    Kerugian total pada sudu telah dicakup oleh koefisien kecepatan sudu . Koefisien

    kecepatan sudu dapat diperoleh dari gambar 2. Untuk berbagai ukuran tinggi sudu

    Kerugian akibat gesekan cakramKergian terajdi diantara cakram turbin yang berputar dan uap yang

    menyelubunginya. Cakram yang berputar itu menarik partikel partikel yang ada di

    dekat permukaannya dan memberi gaya gaya yang searah dengan putarannya.

    Kerja yang digunakan untuk melawan gesekan dan partikel partikel uap ini akan

    dikonversi menjadi kalor. Hal ini menyebabkan bertambahnya kandungan kalor

    uap

  • 7/22/2019 BAB II Teori Turbin Uap

    34/34