ii. tinjauan pustaka a. pengertian ketel uap (boiler)
TRANSCRIPT
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ketel Uap (Boiler)
Ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau
steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses.
Jika air didihkan sampai menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar
1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan di
jaga dengan sangat baik ( Djokosetyardjo, 1990).
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai
tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang
akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan
tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi
(high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari
sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik
(power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
6
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur
rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri ( Anonim, 2006).
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai
bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem
steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem (Febrianta, 2008).
Kapasitas adalah tingkat kemampuan berproduksi secara optimum dari
sebuah fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode
waktu tertentu. Pada boiler kapasitas yang di produksi adalah output steam yang
di hasilkan per jam. Untuk mengetahui kapasitas terbenbtuk dapat diketahui
dengan mengetahui berapa banyak air yang di gunakan dibagi waktu yang
digunakan pada proses pengoperasian boiler.
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan
7
untuk melakukan kerja. Dari tinjauan, entalpi tidak bisa diukur, namun yang bisa
dihitung adalah nilai perubahannya. Entalpi dapat diketauhi berdasarkan
temperature dan tekanan, entalpi uap (h) dapat dilihat pada tabel thermodynamics
(Cengel, 1985).
Boiler terdiri dari beberapa bagian, diantaranya :
1. Ruang Bakar
Ruang bakar adalah tempat dimana proses pembakaran berlangsung.
2. Force Dry Fan (FDF)
Force Dry Fan berfungsi untuk menghembuskan udara dari bawah
sehingga bahan bakar akan terbakar dengan sempurna dan nyala api akan
merata keseluruh bagian.
3. Secondary Fan (SDF)
Secondary Fan berfungsi untuk membantu menghembuskan udara dan
menghidupkan api dari samping.
4. Induced Draft Fan (IDF)
Induced Draff Fan berfungsi menghisap debu dari sisa pembakaran dan
membuangnya keluar melalui chimney.
5. Upper Drum
Upper Drum berfungsi untuk menyalurkan uap super heater serta
menyimpan dan mensuplai air keseluruh pipa, dimana normal air didalam
drum adalah 3,38 – 6.67 ton air.
8
6. SuperHeater
Super Heater berfungsi untuk menghilangkan air yang terbawa oleh uap
dan akan menghasilkan uap jenuh (uap kering) kemudian disalurkan ke turbin
dan siap untuk menggerakkan turbin.
7. Gelas Penduga
Gelas penduga berfungsi untuk membaca level air didalam upper drum.
8. Cerobong Asap (Chimney)
Chimney berfungsi sebagai ventilasi pembuangan panas gas buang atau
asap yang dihasilkan oleh boiler dari tungku pembakaran keluar menuju
atmosfer (Anonim, 2011).
B. Perpidahan Kalor
Kalor (panas) dapat berpindah dari tempat yang bersuhu tinggi ke tempat
yang bersuhu rendah. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah melalui tiga cara, yaitu : perpindahan kalor konveksi,
konduksi dan radiasi.
1. Konveksi
Konveksi adalah peristiwa perpindahan kalor (panas) melalui aliran zat
atau disertai aliran zat perantaranya.
Contoh perpindahan kalor (panas) secara konveksi antara lain :
a. Ketika kita merebus kacang hijau ketika airnya telah memdidih
maka ada pergerakan naik turun kacang hijau.
9
b. Ketika kita merebus air maka ada pergerakan air yang panas naik
dan yang dingin turun.
c. Terjadinya angin darat dan angin laut, karena adanya perbedaan
suhu di daratan dan di lautan.
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung
masak air, ketika air mendidih terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci
kemudian ke air. Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya
medium berupa air. Laju perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan :
𝑄
𝑡= 𝐴(𝑇2 − 𝑇1)…………………….………….(1)
Dimana, h adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan
konveksi yang berbeda.Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor
dan memindahkannya maka semakin besar nilai tetapan ini. Adalah luas
penampang melintang dan T2-T1 adalah selisih suhu. Perpindahan panas secara
Konveksi dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Konveksi alami
Konveksi alami adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami.
Contoh pemanfaatan konveksi alamiah adalah pada cerobong asap. Kertas berasap
digunakan untuk memperlihatkan arus konveksi alami udara. Udara panas dekat di
atas nyala lilin massa jenisnya lebih kecil hingga bergerak naik ke atas.
Tempatnya digantikan oleh udara dingin di sekitar nyala lilin. Terjadilah arus
konveksi udara yang membawa asap yang berasal dari kertas menuju ke cerobong
asap.
10
b) Konveksi paksa
Konveksi adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan).
Contoh pemanfaatan konveksi paksa adalah pada sistem pendidngin mobil dimana
air diedarkan melalui pipa-pipa air dengan bantuan sebuah pompa air. Panas
mesin yang tidak dikehendaki dibawa oleh sirkulasi air menuju radiator. Di dalam
sirip-sirip radiator air hangat didinginkan oleh udara dingin di sekitar radiator
yang ditarik oleh kipas angin. Air yang dingin kembali diedarkan menuju pipa-
pipa air yang bersentuhan langsung dengan blok-blok mesin yang hangat untuk
mengulang siklus berikutnya.
2. Konduksi
Konduksi yaitu perpindahan kalor melalui zat perantara, tetapi zat
perantara tersebut tidak ikut berpindah atau bergerak. Contoh perpindahan kalor
secara konduksi adalah pada kegiatan perpindahan panas dengan perantara yang
bersifat konduktor. Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain :
a. Ujung logam yang dibakar ketika kita pegang pada ujung yang lainnya akan
terasa panas juga.
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor
yang mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan
sebagai perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A) dan
selisih suhu kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju
perpindahan kalor nya:
Q
t= kA
(T2−T1)
x……………………………………(2)
11
3. Radiasi
Radiasi yaitu perpindahan kalor tanpa zat perantara. Contoh perpindahan
kalor secara radiasi adalah :
a. Panas matahari sampai ke bumi.
b. Tubuh kita akan terasa hangat jika kita berada dekat api unggun
c. Tangan kita yang dingin jika di dekatkan dengan lampu yang
menyala akan terasa hangat.
Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi dirumuskan sebagai
berikut :
Q
t= σeAT4………………………….……...(3)
Dengan e adalah emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai
nilai e = 1 jka benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna
putih. σ adalah konstanta Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10 -8
C, A adalah luas
permukaan benda dan T adalah suhu dalam Kelvin (Buchori, 2013).
C. Fan
Fan digunakan dalam peningkatan efisiensi pembangkit karena fan dapat
memaksimalkan tenaga dorong pada saluran inlet bahan bakar, menghemat bahan
bakar dan membantu pembakaran agar prosesnya sempurna. Karena tanpa adanya
fan, akan sulit didapatkan efisiensi thermal dalam ketel. Selain itu, setelah proses
pencampuran serbuk bahan bakar dan udara yang dilakukan oleh fan dan dibantu
oleh dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara, akan dapat menimbulkan
turbulensi yaitu gerakan yang dapat menyempurnakan pencampuran bahan bakar
dan udara. Kebutuhan turbulensi untuk melakukan pencampuran bahan bakar
12
secara sempurna atau memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran
sempurna tidak hanya di dapat dari udara primer saja, melainkan juga di dapat
dari udara sekunder. Oleh karena itu dibutuhkan PA Fan, FD Fan, dan ID Fan,
untuk memasok udara primer dan sekunder guna proses pembakaran di dalam
boiler. FD Fan terletak pada bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan
oleh motor listrik. Fan ini bekerja pada tekanan tinggi dan berfungsi menghasilkan
udara sekunder (Secondary Air) yang akan dialirkan ke dalam boiler untuk
mencampur udara dan bahan bakar dan selanjutnya digunakan sebagai udara
pembakaran pada furnace boiler. Udara yang diproduksi oleh Force Draft Fan
(FD Fan) diambil dari udara luar. Dalam perjalananya menuju boiler, udara
tersebut dinaikkan suhunya oleh secondary air heater (pemanas udara sekunder)
agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
Hal yang harus diperhatian pada FD Fan adalah :
1. FD fan akan beroperasi hingga dua tahun non – stop, sehingga konstruksinya
harus dapat diandalkan dan bebas perawatan selama masa pakai.
2. Mempunyai efisiensi yang tinggi, karena boiler selalu bekerja dalam kondisi
yang bervariasi maka kinerja FD fan juga disesuaikan dengan kondisi kerja
boiler.
3. FD fan harus stabil karena keadaan tekanan yang bervariasi dan masa pakai
FD fan tersebut sehingga FD fan harus tetap dapat mengontrol aliran udara ke
boiler selama masa kerjanya.
13
4. FD fan harus mempunyai proteksi terhadap dirinya sendiri, dalam hal ini
berarti FD fan harus dapat memutuskan arus saat kerja lebih dan mengatur
kinerja motor FD fan tersebut.
ID Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler dan
bekerja pada tekanan atmosfir rendah karena digunakan untuk menghisap gas dan
abu sisa pembakaran pada boiler untuk selanjutnya dibuang melalui stack.
Sebelum gas dan abu sisa pembakaran dibuang, terlebih dahulu dilewatkan pada
electrostatic precipitator agar bisa mengurangi presentase polusi udara yang
dihasilkan dari sisa pembakaran tersebut. Perlakuan terhadap ID fan sama dengan
FD fan, tetapi yang membedakan adalah kinerja ID fan di suhu yang tinggi karena
ID fan mensirkulasikan gas hasil pembakaran dan FD fan hanya bekerja di suhu
atmosfer biasa, sehingga ID fan mempunyai sistem pendinginan dengan air dan
radiator untuk mencegah overheating.
PA Fan, FD Fan, dan ID Fan mempunyai bentuk yang hampir sama,
tetapi dapat dilihat perbedaannnya dari letak dan fungsi masing-masing. Fan
sangat penting untuk menjaga kestabilan kinerja suatu sistem. Komponennya
terdiri dari fan itu sendiri, motor listrik, sistem penggerak, saluran atau pemipaan,
peralatan pengendali aliran, dan peralatan penyejuk udara (filter, kumparan
pendingin, penukar panas, dll). Ketiga fan tersebut membantu proses kerja
komponen-komponen lain seperti Furnace Boiler (ruangan yang berisi pipa-pipa
boiler yang digunakan untuk tempat pembakaran) (Naibaho, 1998).
14
D. Pembakaran
Pembakaran merupakan reaksi kimia cepat antara oksigen dan bahan bakar
pada suhu tertentu, yang disertai pelepasan suatu kalor. Berdasarkan kondisinya,
pembakaran dibagi menjadi tiga, yaitu; pembakaran spontan, pembakaran
sempurna dan pembakaran parsial. Sebelum proses pembakaran berlangsung,
terlebih dahulu bahan bakar dinaikkan suhunya hingga titik bakarnya tercapai
(flash point). Penguraian dan oksidasi dimulai pada suhu yang rendah ke suhu
tinggi. Jika bahan bakar mengandung unsur oksigen dan zat penguap (volatile
matter) yang tinggi maka suhu penguraian dan oksidasi akan semakin rendah.
Terdapat bermacam-macam jenis pembakaran diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.Pembakanaran sempurna
Pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen,
menghasilkan sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang terbakar
dengan oksigen, maka hanya akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
Namun kadang kala akan dihasilkan senyawa nitrogen dioksida yang merupakan
hasil teroksidasinya senyawa nitrogen di dalam udara. Salah satu indikasi bahwa
pembakaran dikatakan sempurna adalah apabila dalam reaksi pembakaran tersebut
tidak terbentuk gas carbon monoksida (CO). Pada pembakaran sempurna seluruh
karbon terbakar habis membentuk gas CO2
dan seluruh hidrogen terkonversi
menjadi uap air (H2O). Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai
pada kehidupan nyata.
15
2. Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya
oksigen dalam jumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga
dihasilkannya karbon dioksida dan air. Pembakaran yang tidak sempurna
menghasilkan zat-zat seperti carbon dioksida, carbon monoksida, uap air dan
carbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun tidak
diinginkan, karena carbon monoksida merupakan zat yang sangat berbahaya bagi
manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan perancangan media
pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses.
3. Pembakaran lambat
Smouldering merupakan bentuk pembakaran yang lambat, bertemperatur
rendah, dan tidak berapi, yang dipertahankan oleh panas ketika oksigen
menyerang permukaan dari bahan bakar pada fasa yang terkondensasi.
Pembakaran ini dapat dikategorikan sebagai pembakaran yang tidak sempurna.
Contoh pembakaran ini adalah inisiasi kebakaran yang dikarenakan rokok, dan
sisa kebakaran hutan yang masih menghasilkan hawa panas.
Reaksi pembakaran menghasilkan zat-zat yang tidak diinginkan seperti
CO2, CO, dan jelaga. Rekasi pembakaran sempurna akan menghasilkan CO
2, hal
ini terjadi bila suplai oksigen diberikan berlebih. Sebaliknya bila reaksi oksidasi
bahan bakar kekurangan oksigen maka akan terjadi reaksi pembakaran tidak
sempurna yang menghasilkan CO dan jelaga. CO lebih berbahaya dari CO2
sehingga pembentukannya perlu dihindari. Pembakaran yang tidak efisien juga
akan menghasilkan keluaran energi yang rendah serta boros bahan bakar.
16
Proses pembakaran biomassa, 80% energi yang dilepaskan dalam bentuk
gas yang mudah terbakar dan sisanya dalam bentuk carbon. Oleh karena itu,
selama proses pembakaran sangat penting untuk mempertahankan agar oksigen
dapat selalu dijaga dalam kontak dengan bahan bakar dan gas-gas yang terbentuk
ketika pembakaran berlangsung pada suhu penyalaannya. Kontak yang baik antara
bahan bakar dengan oksigen akan menghasilkan proses pembakaran secara cepat
dan komplit, sehingga diperoleh efisiensi pembakaran yang relatif tinggi.
Biomasa dipanasi, kandungan air di dalam bahan bakar sedikit demi
sedikit mulai menguap pada suhu antara 90 s.d 100 °C. Kandungan air yang
dilepaskan dari bahan bakar biomasa tersebut kemudian mengalir keluar bersama
dengan gas buang melalui cerobong. Pada suhu antara 140 s.d 400 °C terjadi
proses devolatilisasi yang akan melepaskan gass.dgas pembentuk unsur biomassa
(volatile). Gas tersebut kemudian dioksidasi dengan udara sekunder dan akan
melepaskan kalor hingga suhunya mencapai 800 s.d 1.026 °C. Proses pembakaran
tersebut terjadi secara sinambung mengikuti ketiga reaksi di atas. Sebagaimana
diketahui bahwa pembakaran adalah proses oksidasi dimana oksigen diberikan
dengan mengikuti rasio udara berlebih terhadap massa bahan bakar agar diperoleh
reaksi pembakaran yang komplit. Reaksi utama dari proses pembakaran antara
karbon dengan oksigen akan membentuk carbon monoksida (CO) dan carbon
dioksida (CO2). Carbon dioksida merupakan produk pembakaran yang memiliki
temperatur rendah. Oksidasi carbon monoksida ke carbon dioksida hanya dapat
terbentuk jika memiliki sejumlah oksigen yang seimbang. Kandungan CO yang
17
tinggi mengindikasikan proses pembakaran tidak komplit dan ini harus seminimal
mungkin dihindari, karena:
1. CO adalah gas yang dapat dibakar. Kandungan CO yang tinggi akan
menghasilkan efisiensi pembakaran yang rendah.
2. Dapat menyebabkan gangguan bau (odour).
3. Bila konsentrasi gas CO sangat tinggi mempunyai resiko yang tinggi bagi
makhuk hidup dan lingkungan sekitarnya.
Boiler di pabrik kelapa sawit, pada umumnya menggunakan tungku
pembakaran jenis fixeds bed. Pada tungku ini, distribusi bahan bakar ke dalam
ruang pembakaran dilakukan secara overfeed. Udara pembakaran dialirkan
melalui dua buah saluran udara, yaitu saluran udara primer (primary air) yang
terletak di bagian bawah grate dan saluran udara sekunder (secondary air) yang
terletak pada dinding bagian atas grate di sisi kiri dan kanan dinding.
Tungku pembakaran jenis fixeds bed merupakan tungku pembakaran
biomassa menggunakan grate dengan model alas tetap atau tidak bergerak. Di
mana bahan bakar yang akan dibakar ditumpuk di atas alas dasar (bed) tungku
pembakaran, pada tungku pembakaran fixeds bed terdapat susunan logam secara
memanjang yang berfungsi sebagai alas dasar bahan bakar. Material logam yang
mempunyai lubang dengan jarak tertentu tersebut berguna untuk memasukkan
udara dari bagian bawah tungku pembakaran. Jumlah bukaan lubang udara pada
alas dasar (bed) tungku pembakaran antara 20 s.d 40 % dari total luas area grate.
Pabrik kelapa sawit, proses pengumpanan bahan bakar pada umum dilakukan
dengan kombinasi dua cara tersebut di atas, yaitu secara mekanis dan manual.
18
Kebanyakan prosedur pengisian bahan bakar ke dalam ruang pembakaran
dilakukan dengan mengandalkan “feeling” dari seorang operator berdasarkan
indikator tekanan presure gauge boiler. Apabila tekanan kerja boiler turun maka
diberikan umpan bahan bakar secara banyak dan apabila bahan bakar yang
diumpankan berlebih maka operator boiler yang berada di bagian bawah akan
mengeluarkan sebagian bahan bakar yang berada di dalam boiler tersebut. Cara
pengisian bahan bakar yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek
stoikiometri (memenuhi prinsip kesetimbangan campuran antara bahan bakar dan
udara) dapat menurunkan efisiensi pembakaran (karena boros bahan bakar).
Proses pembakaran tidak sempurna yang diindikasikan dengan konsumsi bahan
bakar yang boros akan memberikan dampak lain yang tidak kalah penting, yaitu
penurunan kualitas lingkungan akibat peningkatan emisi pembakaran di udara
(Woodruff, 1981).
E. Bahan Bakar
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang
diinginkan/dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air
tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar di ruang
bakar ketel. Dimana bahan bakar yang digunakan oleh boiler adalah berupa shell
dan fibre kelapa sawit.
Shell adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk
seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa
sawit yang diselubungi oleh fibre.
19
Bakar shell ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon (C),
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang
terkandung pada shell mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya.,
bahan bakar shell ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi
arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang
sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar. Pemakaian shell ini,
bila terlalu banyak dari fibre akan menghambat proses pembakaran akibat
penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika shell digunakan
sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah.karena shell apabila dibakar akan
mengeluarkan panas yang besar. Fibre adalah bahan bakar padat yang bebentuk
seperti rambut, apabila telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda,
fibre ini terdapat dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa
sawit didalam fibre dan daging buah sawit minyak CPO terkandung.
Panas yang dihasilkan fibre jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan
oleh shell, oleh karena itu perbandingan lebih besar fibre dari pada shell,
disamping fibre lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian fibre
yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat
menghambat proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil
pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,
disamping mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu keluar
untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan (Cristian
2013).
20
F. Efisiensi Boiler
Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat.
Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja
boiler yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan atau
diserap oleh fluida kerja didalam boiler dengan masukan energi kimia dari bahan
bakar. Untuk tingkat efisiensi pada boiler atau keteluap tingkat efisiensinya
berkisar antara 70% hingga 90%.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler :
1. Metode Langsung
Metode langsung adalah energi yang didapat dari fluida kerja (air dan
steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
Keuntungan metode langsung :
a. Efisiensi boiler dapat segera dievaluasi
b. Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
c. Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
d. Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark
Kerugian metode langsung :
a. Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi
masing-masing system.
21
b. Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai
tingkat efisiensi.
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan persamaan :
η = 𝑚𝑢×(𝑢−𝑎 )
𝑚𝑏𝑏×𝐿𝐻𝑉× 100………………………(4)
Dimana :
Η = efisiensi boiler (% )
𝑚𝑢 = jumlah steam yang dihasilkan per jam (kg/jam)
𝑚𝑏𝑏 = jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (kg/jam)
𝑢 = entalpi uap(tabel thermodynamics, Cengel) (kJ/kg)
𝑎 = entalpi air (tabel thermodynamics, Cengel) (kJ/kg)
LHV = nilai kalor bahan bakar cangkang (kJ/kg)
Untuk menghitung massa uap,massa bahan bakar, LHV dan HHV dapat diketahui
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung volume air yang diuapkan dengan persamaan:
𝑉𝑎 =𝐴𝑑𝑟𝑢𝑚 . 𝑡𝑎𝑖𝑟 …...............................................( 5 )
Dimana :
𝐴𝑑𝑟𝑢𝑚 = luas penampang drum
𝑡𝑎𝑖𝑟 = tinggi air yang digunakan saat proses penguapan
𝑉𝑎 =𝐴𝑑𝑟𝑢𝑚 . 𝑡𝑎𝑖𝑟
b. Menghitung massa air yang diuapkan dengan persamaann :
𝑚𝑎 = p . V………………………………………………..( 6 )
22
Dimana :
𝑚𝑎 = massa air yang diuapkan (kg)
p = massa jenis air (kg/liter)
V = volume air yang diuapkan (liter)
c. Menghitung laju aliran uap dengan persamaan:
𝑚 𝑢 = 𝑚𝑎
𝑡………………………………………………….( 7 )
Dimana :
𝑚 𝑢 = laju alir uap (kg/jam)
𝑚𝑎 = masa air (kg)
t = waktu (jam)
d. Menghitung laju aliran bahan bakar dengan persamaan :
𝑚 𝑏𝑏 = 𝑚𝑏𝑏
𝑡…………………………………………………( 8 )
Dimana :
𝑚 𝑏𝑏 = lajur alir bahan bakar (kg/jam)
𝑚𝑏𝑏 = masa bahan bakar (kg)
𝑡 = waktu (jam)
e. Menghitung nilai kalor tertinggi highest heating value ( HHV ) pada
cangkang dengan persamaan :
HHV = 33.950 x ( C ) + 144.200 ( H2 - 𝑂2
8 )+ 9.400 ( S )….( 9 )
Dimana :
HHV = Highest Heating Value ( kj/kg )
C = Unsur Carbon cangkang ( % )
H2 = Unsur Hidrogen cangkang (% )
O2 = Unsur Oksigen cangkang ( % )
S = Unsur Sulfurcangkang ( % )
23
f. Nilai kalor terendah Lowest heating value (LHV) pada cangkang dengan
persamaan :
LHV = HHV - 2400 ( H2O + 9 ( H
2 )………………….( 10 )
Dimana :
LHV = Lowest Heating Value (kj/kg)
HHV = Highest Heaving Value (kj/kg)
H2O = Unsur Hidrodioksida ( % )
H2 = Unsur Hidrogen ( % )
2. Metode tak Langsung
Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan danenergi yang masuk
metode ini dapat dievaluasi dengan persamaan :
(n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)……………...( 11 )
Dimana kehilangan yang terjadi dalamboiler adalah kehilangan panas
yang diakibatkan oleh:
a. Gas cerobong yang kering
b. Penguapan air yang terbentuk karena 𝐻2 dalam bahan bakar
c. Penguapan kadar air dalam bahan bakar
d. Adanya kadar air dalam pembakaran
e. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang (fly ash)
f. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah (bottom ash)
g. Radiasi dan kehilangan lain yang tak terhitung
24
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler secara tifak
langsung adalah :
a. Analisis ultimate bahan bakar (H2O
2, S, C, kadar air, kadar abu)
b. Persentase O2 atau CO
2 dalam gas buang
c. Suhu gas buang dalam °C (Tf)
d. Suhu ambient (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering
LHV bahan bakar dalam kkal/kg
e. Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar
padat)
f. GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)
Prosedur perhitungan efisiensi boiler metode tidak langsung adalahsebagai
berikut:
Tahap 1: Menghitung kebutuhan udarateoritis
= [(11,43 x C) + {34,5 x (H2 –O2/8)} + (4,32 x S)]/100 kg/kg bahan bakar
Tahap 2: Menghitung persentasi kelebihan udara yang dipasok (EA) dengan
persamaan :
EA = % 𝑂2×1𝑂𝑂
(21− % 𝑂2)………….………………….……..( 12 )
Dimana :
EA = Kelebihan udara yang dipasok ( % )
𝑂2 = Unsur 𝑂2( % )
25
Tahap 3: Menghitung massa udarasebenarnya yang dipasok/ kg bahanbakar
dengan persamaan :
AAS = {1 + EA/100} x udara teoritis…….……….( 13 )
Dimana :
AAS = Massa udara yang dipasok sebenarnya (kg udara/kg bahan bakar)
EA = Udara berlebih yang dipasok ( % )
Tahap 4: Memperkirakan seluruhkehilangan panas
i. Persentase kehilangan panas yang diakibatkan oeh gas buang yang kering
dengan persamaan :
Qgbk= 𝑚 × 𝐶𝑝× (𝑇𝑓−𝑇𝑎 )×100
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟………………………………( 14 )
Dimana :
Qgbk = kehilangan panas gas buang kering ( % )
m = ( massa hasil pembakaran kering /kg bahan bakar ) + ( massa N2
dalam bahan bakar pada basis 1 kg ) + ( massa N2 dalam massa
udara pasokan yang sebenarnya ).
Cp = Panas jenis steam lewat jenuh / superheated steam ( kj/kg )
Tf = Temperature fluida ( °C )
Ta = Temperature air ( °C )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
26
ii.Persen kehilangan panas karena adanya penguapan air yang terbentuk karena
adanya H2 dalam bahan bakar dengan persamaan :
Qpa = 9 × 𝐻2 584 + 𝐶𝑝 𝑇𝑓−𝑇𝑎 ×100
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟………………………( 15 )
Dimana :
Qpa = Kehilangan panas penguapan air ( % )
𝐻2 = Persen 𝐻2 dalam 1 kg bahan bakar ( % )
Cp = Panas jenis steam lewat jenuh / superheated steam ( kj/kg )
Tf = Temperature fluida ( °C )
Ta = Temperature air ( °C )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
iii.Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan bakar
dengan persamaan :
q kabb= 𝑀 584 + 𝐶𝑝 𝑇𝑓−𝑇𝑎 ×100
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟…………………….. ( 16)
Dimana :
Qkabb = kehilangan panas kadar air bahan bakar ( % )
M = Persen kadar air dalam 1kg bahan bakar ( % )
Cp = Panas jenis steam lewat jenuh / superheated steam ( kj/kg )
Tf = Temperature fluida ( °C )
Ta = Temperature air ( °C )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
27
iv.Persen kehilangan panas karena kadar air dalam udara dengan persamaan :
Q kadu = 𝐴𝑆𝑆 ×𝑘𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏𝑎𝑛 × 𝑇𝑓−𝑇𝑎 ×100
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟……………………….(17 )
Dimana :
Qkadu = Kehilangan panas kadar air dalam udara ( % )
ASS = Massa udara dipasok sebenarnya ( kg udara/kg bahan bakar )
Tf = Temperature fluida ( °C )
Ta = Temperature air ( °C )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
v.Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
terbang ( fly ash ) dengan persamaan :
Qfa = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑎𝑏𝑢 ÷𝑘𝑔𝑏𝑎 𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 ×𝐺𝑉𝐶𝑎𝑏𝑢𝑎𝑡𝑎𝑠 × 100
𝐺𝑉𝐶𝑏𝑎 𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟……….….( 18 )
Dimana :
Qfa = kehilangan panas fly ash ( % )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
vi.Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
bawah ( bottom ash ) dengan persamaan :
Qba = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑎𝑏𝑢 ÷𝑘𝑔𝑏𝑎 𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 ×𝐺𝑉𝐶𝑎𝑏𝑢𝑏𝑎𝑤𝑎 × 100
𝐺𝑉𝐶𝑏𝑎 𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟…………….( 19 )
Dimana :
Qba = kehilangan panas bottom ash ( % )
GCV = Gross Calorific Value ( kj/kg )
28
vii. Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan panas yang tidak
terhitung
Tahap 5 : Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler
Dihitung juga rasio penguapan yaitu kg steam yang dihasilkan per kg
bahan bakar yang digunakan.
Keuntungan metode tidak langsung
a. Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran,
yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk
meningkatkan efisiensi boiler.
Kerugian metode tidak langsung
a. Perlu waktu lama.
b. Memerlukan fasilitas laboratorium lengkap untuk analisis (Agung, 2007)