bab iv ketel uap

Upload: mitsoe-donie

Post on 16-Jul-2015

1.661 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB IV UNIT PEMBANGKIT UAP

4.1 Stasiun Ketel Uap Ketel uap adalah suatu pesawat untuk mengubah air menjadi uap melalui proses pembakaran dengan temperatur dan tekanan yang telah ditentukan dengan bantuan proses pembakaran. Adapun ketel uap yang digunakan untuk PG.Gondang Baru merupakan ketel uap pipa api datar, yaitu gas hasil reaksi pembakaran berada pada bagian dalam pipa, sedangkan air berada pada tabung yang dilewati pipa api. Ada dua macam pipa dalam ketel, yaitu: a. Pipa-pipa api biasa, yaitu pipa yang khusus digunakan untuk mengalirkan gasgas hasil pembakaran. b. Pipa-pipa penguat, yaitu pipa api yang digunakan sebagai penguat dari kedudukan pipa-pipa api biasa dan front ketel serta mengalirkan gas panas dari pembakaran. Pada PG. Gondang Baru menggunakan 9 buah ketel uap dengan setiap ketelnya mempunyai luas pemanas pada bagian sisi (Vo) antara dan luas permukaan pembakaran (Ro) dengan tekanan rata-rata ,

serta kapasitas uapnya 5 ton uap/jam dengan suhu merupakan jenis ketel tekanan dengan kapasitas rendah.

. Jenis ketel ini

Uap air atau steam adalah produk dari ketel uap atau steam boiler. Uap berasal dari air yang diuapkan didalam ketel, sesungguhnya air sudah menerima panas atau kalor dari pembakaran bahan bakar pada dapur ketel. Uap yang kita kenal ada beberapa macam, yaitu: a. Uap jenuh (saturated steam), yaitu uap panas yang berasal dari penguapan ketel dan masih mengandung air. b. Uap panas lanjut (superheated steam), yaitu uap panas yang sudah tidak mengandung air.

103

c. Uap bekas (ofvalas), yaitu uap panas yang telah dipakai pada mesin-mesin penggerak. Adapun uap yang dihasilkan oleh ketel uap yang ada pada PG.Gondang Baru ini dipergunakan untuk keperluan: a. Menggerakan pesawat tenaga pada stasiun penggilingan. b. Menggerakan turbin uap pada stasiun pembangkit listrik . c. Menggerakan pompa-pompa mesin uap. d. Sebagai supply pemanas pada heater, evaporator, dan stasiun masakan. Hampir semua peralatan yang ada pada PG.Gondang Baru digerakan oleh uap, sehingga peralatan ketel uap ini sangat penting. Ketel uap harus dijaga agar pada waktu penggunaan tidak mengalami kerusakan yang cukup berat, sehingga mengganggu proses produksi. Dan uap yang dihasilkan harus memenuhi kebutuhan pabrik. Air yang dipompakan masuk kedalam ketel uap harus terbebas dari segala macam kotoran dan minyak supaya tidak menimbulkan kerak dan penyumbatan pada ketel atau terjadinya over heating pada dinding ketel. Setelah uap tersebut diproduksi maka uap disalurkan keseluruh pabrik dengan menggunakan pipa yang terisolasi. Tujuan dari isolasi ini adalah untuk menjaga temperatur uap sehingga pada tujuan tidak terlalu banyak panas yang terbuang. Ketel uap pipa api terdiri dari silinder (tangki) dengan diameter besar dibagian atas dan dua buah silinder dibagian bawah yang disebut dengan boiler yang satu sama lain berhubungan. Ketel dikelilingi oleh batu tahan api yang berfungsi untuk menumpu dan menahan panas hasil pembakaran gas asap pembakaran.Dengan demikian suhu air didalam tabung akan meningkat dan mengubah air menjadi uap.

104

105

Gambar 4.1 Distribusi uap Stasiun Ketel105

4.2

Banyaknya Pemakaian Uap Pemakaian uap pada suatu perusahaan harus disesuaikan dengan kapasitas

penguapan dari ketel uap atau harus disesuaikan dengan kemampuan dari ketel bajerij. Ketel Bajerij adalah beberapa ketel uap yang merupakan satu deretan. Banyaknya uap yang dipakai tergantung dari banyaknya mesin yang digunakan. Satuan pemakaian uap dalam industri selalu diperhitungkan dengan membandingkan pemakaian uap dan bahan produksi yang diolah. Kontrol data perlu dilakukan secara kontinyu sebagai penilaian perusahaan. Pada ketel uap harus dilengkapi dengan water flow meter, untuk mengetahui berapa banyak aliran/jam yang dimasukan kedalam ketel uap. Demikian juga pipa uap keluar, harus dipasang alat steam flow meter, untuk mencatat pemakaian uap atau uap yang diproduksi ketel tiap jamnya. Angka yang ditunjukan flow meter dalam satuan ton/jam. Gas asap yang dihasilkan dari proses pembakaran terlebih dahulu memanasi boiler sebagian api langsung masuk kepipa-pipa api yang tersusun dalam tangki lewat bagian belakang, lalu keluar lewat depan pintu keluar dan masuk cerobong. 4.3 Dapur Ketel dan Bahan Bakar Dapur ketel merupakan tempat pembakaran bahan bakar dengan oksigen. Dapur ketel ini terletak dibagian bawah ketel sehingga gas asap bisa masuk ke pipa-pipa api. Dengan demikian konstruksi ketel harus ditembok untuk menghindari gas hasil pembakaran yang tidak sempurna. Bahan bakar yang dipergunakan di PG.Gondang Baru berupa ampas tebu hasil penggilingan yang sudah tersedia, jika ampas tidak cukup maka menggunakan kayu. Pada pemanasan awal digunakan kayu untuk bahan bakarnya. Konstruksi ketel harus dilengkapi dengan rangka bakar yang memungkinkan mudahnya abu turun dari ruang bakar. Bahan bakar ampas tebu ini tergolong ekonomis karena diproduksi oleh PG. Gondang Baru sendiri. Susunan pipa-pipa api ini adalah susunan bujur sangkar (segi empat), susunan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

106

Gambar 4.2 Ketel Uap Pipa Api Keterangan : 1. Dom uap, digunakan untuk menampung uap dari dalam tangki ketel 2. Ruang uap, tempat pembentukan uap yang dihasilkan sebelum keluar 3. Pipa api Untuk mengalirkan gas hasil pembakaran 4. Celah untuk mengalirkan gas asap ke cerobong 5. Boulleur 6. Pintu kecil yang diberi kaca untuk melihat api yang berada dalam dapur 7. Celah depan untuk pembersihan yang dipakai untuk mendorong abu yang berada dibagian atas jembatan api supaya jalan api tidak terganggu 8. Dapur pembakaran bahan bakar 9. Plate cap 10. Manometer

107

11. Gelas penduga 12. Katub pengaman 13. Pluit bahaya 14. Garis api 15. Afsluiter uap induk 16. Pipa penguap 4.4 Bagian-bagian Ketel Uap Pipa Api 1. Tangki Ketel Tangki ketel ini terbuat dari bahan baja lelah tahan panas dengan penampang bulat yang disambung paku keling. Tebal plat front dibuat lebih tebal dari pada tangki karena pada front ini dipasang beberapa buah pipa api, sehingga kedudukannya dapat langsung diril atau dilas dengan front tersebut. Pada waktu ketel bekerja, didalam boiler dan tangki ketel diisi air panas dengan batas ketinggian yang telah ditentukan yaitu tepat ditengah-tengah gelas penduga dan diatas garis api. Pada bagian atas tangki terdapat ruang uap dan tekanan kerja tertentu akan dialihkan keluar melalui absuiler (katup) uap masuk. Tebal plat badan Tebal plat muka Diameter ketel 2. Pipa Api Pipa api ini dipasang pada tangki ketel yang ujungnya dirol, dilas pada muka tangki ketel. Gas asap dari ruang pembakaran akan memberikan pemanasan pada badan ketel dan boiler masuk lewat ujung belakang, lewat pipa api selanjutnya kedepan baru keluar dan kesamping kanan kiri. Badan ketel akan meneruskan panas yang ada disekelilingnya sehingga air tersebut akan naik suhunya dan berubah menjadi uap. : 19 mm. : 26 mm. : 2400 mm.

108

Sebagian dari pipa-pipa api ada yang langsung dipasang mur dari luar dengan tujuan untuk memperkuat kedudukan muka ketel dan mengurangi getaran. 3. Cerobong. Cerobong mempunyai peranan penting dalam suatu instalasi ketel uap, yaitu: a. Untuk menarik atau menaikan gas asap dari ruang bakar agar dapat mengalir pada bagian-bagian ketel kemudian keluar dari ketel. b. Untuk membuang gas asap bekas yang keluar dari ketel uap, gas asap ini harus dibuang dengan ketinggian sesuai dengan ketentuan agar tidak terjadi pencemaran udara. Gas asap ini mengandung debu dari ruang bakar dan gas-gas yang kurang baik bagi lingkungan, maka cara mengatasinya cerobong asap harus dibuat tinggi. Debu yang ikut gas asap dapat diatasi dengan sistem penangkap tabir air. Cerobong dibuat dari beton bertulang dengan tinggi cerobong ini ditentukan oleh besarnya tarikan yang diinginkan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku pada daerah cerobong yang akan didirikan. Cerobong ketel uap di PG. Gondang baru memakai system tarikan alam, yaitu ketel uap yang aliran udara masuk ruang bakar dan aliran gas di dalam ketel sampai keluar lewat cerobong terjadi tanpa bantuan alat lain seperti fan atau blower. Tarikan ini terjadi karena sejumlah tahanan aliran-aliran gas asap di dalam ketel uap lebih kecil dibanding tarikan cerobong, sehingga aliran dapat terjadi dengan sendirinya akibat adanya perbedaan tekanan. 4. Damper Damper berfungsi sebagai pengatur keluarnya gas bekas yang akan menuju kecerobong. Jika gas asap keluar melalui cerobong itu kurang, maka akan mempengaruhi api pada ruang pembakaran. Jika udara kurang, maka api akan kecil dan mengakibatkan gas asap yang akan dihasilkan akan berkurang. Hasil pembakaran yang baik, yaitu apabila

109

gas asap yang dihasilkan tidak berwarna dan lidah api kelihatan kekuning-kuningan. Damper ini dihubungkan dengan bandul melalui kawat baja yang terletak pada dua buah roda yang dapat mengatur buka pintu asap. Berat bandul dengan berat damper diperkirakan sama, maka untuk

menentukannya dibuat skala ukuran nomor dari 1-10. Jadi, kita dapat mengatur pada nomor berdasarkan letak yang terbaik. Pengaturannya cukup ditarik dengan tangan pada tali bajanya karena tali baja ini ditumpu oleh dua buah roda. Untuk mencegah agar gesekan roda-roda tidak terlalu besar maka roda harus diberi pelumas. 5. Boulleur Boulleur ketel uap PG. Gondang Baru berjumlah dua buah untuk setiap ketelnya. Fungsi boulleur adalah untuk menampung air pada pengisian pertama kali dan jika sudah penuh terisi air, maka air akan langsung naik ke atas melalui leher-leher boiler dan mengisi ketel sampai pada batas yang telah ditentukan (tengah-tengah gelas penduga). 6. Rangka Bakar. Rangka bakar adalah tempat untuk membakar bahan bakar (tempat terjadinya proses pembakaran antara bahan bakar dan oksigen). Rangka bakar ini terbuat dari beberapa balok besi cor yang disusun sejajar dan dibuat miring . Susunan roaster ini dibuat agak longgar agar abu

hasil pembakaran dapat mudah turun, sehingga tidak mengganggu reaksi pembakaran. 4.5 Perlengkapan Ketel 1. Katup Pengaman Katup pengaman ini untuk membuang uap keluar, apabila uap didalam ketel melebihi tekanan yang diijinkan. Hal ini untuk menjaga agar ketel tidak meledak karena kekuatan plat tangki ketel tidak kuat menahan tekanan yang terjadi. Untuk satu ketel uap diperlukan dua buah

110

katup pengaman yang besarnya pipa harus diperhitungkan sesuai dengan diameter ketel dan tekanan maksimumnya. Katup ketel yang dipergunakan PG. Gondang Baru adalah katub pengaman dengan beban tidak langsung, yaitu beban yang bekerja dengan perantara batang dan tuas. Penggunaan beban katup keamanan harus diperhitungkan, agar dapat terbuka pada waktu diperlukan. Agar katup dapat bekerja, maka gaya uap yang diijinkan harus sama dengan beban yang diberikan tuas. Gaya uap yang diperhitungkan dengan: G= .. .P

Dimana: P= tekanan uap yang diijinkan. W= ( ).G Dimana: A= jarak tuas dengan tumpuan. L= jarak tuas dengan beban (lengan). Penyebab kemacetan dan kerusakan dari sebuah katup pengaman adalah: a. Adanya kotoran yang melekat antara katub pengaman dengan dudukan tanah. b. Batang pengungkit terjepit dengan bahan penghantar, maka dengan pertimbangan tersebut diatas dipasang dua buah katup, dengan tujuan bila salah satu katup tidak berfungsi masih ada yang dapat difungsikan. 2. Manometer Manometer berguna untuk mengetahui tekanan kerja didalam ketel uap. Manometer dipasang pada daerah yang mudah dilihat dan harus mendapat penerangan yang cukup. Manometer yang dipasang

mempunyai skala penunjukan pada

. Pada sebuah ketel harus

mempunyai minimal satu manometer sebagai alat penunjuk tekanan.

111

Gambar 4.3 manometer 3. Gelas Penduga Gelas penduga ini berfungsi untuk mengetahui tinggi rendahnya permuakaan air didalam ketel uap. Air tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah. Sebagai akibat posisi terlalu tinggi, maka air akan ikut uap, sehingga terjadi uap basah. Sedangkan posisi terlalu rendah, maka dapat merusak ketel.

Gambar 4.4 gelas penduga 4. Pluit Bahaya Alat ini digunakan untuk memberitahu kepada penjaga ketel, apabila air dalam ketel telah berkurang melampaui batas minimum yang diijinkan. Pluit bahaya akan berbunyi nyaring apabila air dalam ketel uap tersebut telah berkurang melampaui batas minimum, sehingga yang masuk dalam

112

pluit bahaya adalah uap panas yang akan melelehkan timah lebur. Untuk satu ketel harus mempunyai satu set pluit bahaya, titik leleh pada proph timah yang diperkenankan kira-kira 5. Kran Pengisi Air Ketel Fungsi kran pengisi air ketel adalah untuk mengatur air yang harus dialirkan ke tangki ketel. Kran pengisi air ketel dipasang diatas ketel yang menghubungkan antara pipa air pengisi ketel dengan pipa pompa pengisi air ketel. 6. Kran Uap Alat ini untuk mengatur aliran uap, sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Kran uap ini dipasang sedekat mungkin dengan ketel, yaitu pada saluran pipa keluar dari ketel. 7. Kran Pembuang Air Ketel Fungsi dari pembuang air ketel adalah untuk membuang endapan lumpur secara periodik apabila ketel tersebut dioperasikan. Penempatan kran pembuangan diletakan pada ketel bagian bawah dengan tujuan agar memudahkan dalam pembuangan air ketelnya. 4.6 Air Pengisi Ketel Air pengisi ketel adalah air yang diisikan kedalam ketel untuk diubah menjadi uap. Air pengisi ketel dapat diperoleh dari air sumur atau air kondesat. Untuk pengisian dengan air sumur, maka sedapat mungkin bersih dari unsur garam karena larutan ini dapat menyebabkan korosi pada dinding ketel dan pipa-pipa api serta menimbulkan endapan-endapan menjadi kerak yang dapat menyebabkan besi atau pipa-pipa akan keropos dan menimbulkan kebocoran ketel. Air pengisi ketel ini dimasukkan kedalam ketel dengan menggunakan pompa. Tapi sebelum masuk ke dalam ketel air ditampung dulu dalam dom air pengisi ketel dengan tujuan agar laju aliran air kedalam ketel stabil tidak terjadi hunting. Jika dialirkan langsung kemungkinan ketel bergetar akibat .

113

tekanan air yang dipompa. Pada waktu air masuk kedalam ketel akan menjadi uap dan jumlah air akan berkurang setelah proses pembakaran. Peranan air dalam proses pembuatan uap ini sangat penting sekali, maka perlu diperhatikan kondisi atau kandungan airnya. Untuk pengisian awal air ketel di PG.Gondang Baru berasal dari sumur, sehingga perlu diadakan proses penyaringan yang disebut proses pelunakan. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan larutan yang mengakibatkan endapan-endapan ketel. Pada waktu ketel bekerja, air yang digunakan untuk pengisian adalah air kondesat, air ini lebih menguntungkan karena: a. Air kondesat mempunyai suhu yang tinggi ( ) dengan

demikian dapat menghemat bahan bakar pada pembakaran atau pada waktu pendidihan air tidak membutuhkan waktu yang lama. b. Air kondesat telah dibersihkan dari unsur-unsur pembentuk kerak, sehingga tidak perlu dibersihkan atau penyaringan lagi, tetapi perlu diperhatikan bahwa sering kali air ini bercampur minyak. Mengingat peranan air dalam ketel tersebut sangat penting, maka ketinggian air ketel harus diatas garis api atau sekurang-kurangnya tepat pada garis api tersebut. Jika tinggi air ketel berada dibawah garis api tersebut maka akan mengakibatkan: a) Pipa-pipa api yang disusun dibagian atas tangki akan menerima panas yang berlebihan karena pipa api ini tidak terendam air. b) Bila pipa-pipa api tersebut mendapat panas yang berlebihan secara terus menerus dan tidak mendapat pendinginan dari air, maka pipapipa api tersebut akan memuai dengan cepat. Maka untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan penjagaan ketel uap yang selalu menjaga dan mengawasi tinggi rendahnya air ketel dengan bantuan gelas penduga. Jika air dalam ketel uap terlalu sedikit maka akan menyebabkan produksi uap akan berkurang dan juga ketel akan meledak.

114

4.7 Perawatan dan Pemeliharaan Jika ketel uap tersebut tidak beroperasi maka harus dirawat dengan baik supaya umur ketel tahan lama. Untuk perawatan perlu pengontrolan dan reparasi. Beberapa bagian yang perlu dilakukan pembersihan dan pemeliharaan adalah: a. Membersihkan rangka bakar dari kotoran dan sisa abu pembakaran pada waktu ketel beroperasi. b. Mengeluarkan abu dan membersihkan badan rangka bakar dan abu yang ikut terbawa gas asap ke pipa-pipa api. c. Membersihkan pipa-pipa api dari kerak dengan menggunakan sikat yang terbuat dari kawat baja yang diberi tangki besi agar mudah masuk kedalam pipa. d. Mengurangi air yang berada didalam ketel dengan jalan ketel dikeringkan agar mudah membersihkan kerak. Bila keadaan ketel rusak berat (misal sudah terlalu lama operasi atau sudah tidak mendapat izin dari Depnaker yang menyatakan ketel tersebut sudah tidak layak pakai), maka ketel tersebut harus diganti. Tugas dari Depnaker ini adalah mengawasi dan menjaga keselamatan dari kecelakaan kerja yang membahayakan. Perawatan ketel ini meliputi perawatan dan pengecekan bagian-bagian ketel dan peralatannya. Masa perawatan ada tiga, yaitu: 1. Perawatan pada masa giling Perawatan dan pemeliharaan ketel uap selama masa giling dimaksudkan untuk mencegah kerusakan yang terjadi akibat dari pengoperasian ketel yang kurang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dengan dilakukan perawatan tersebut maka diharapkan ketel dapat berjalan secara lancar selama beroperasi pada beban penuh. Jenis perawatan yang dilakukan adalah:

115

a. Setiap hari dilakukan pengecekan dan pengontrolan pada seluruh ketel. b. Pengontrolan pengisi air dijaga dengan kapasitas yang telah ditentukan. c. Katup pengaman dijaga dan distel pada tekanan d. Pembersihan abu pada rangka bakar. e. Pembersihan pada blow down secara periodik. f. Suhu air masuk dijaga agar stabil antara , hal ini juga .

untuk menjaga air agar tidak mengalami penguapan secara tiba-tiba. Perawatan ketel secara khusus ini dimaksud untuk menghindari kemacetan dan kerusakan saat beroperasi. 2. Perawatan setelah masa giling: a. Pada saat akan dihentikannya penggilingan maka air isian ketel dicampur soda api agar kerak yang ada dalam ketel menjadi lunak dan mudah dibersihkan. b. Afsluiter uap induk dom uap ditutup agar uap yang dihasilkan mengandung butiran-butiran air tidak akan masuk kedalam pipa-pipa penyaluran uap. c. Ketel dikosongkan kemudian dibersihkan dari lumpur dan kotoran yang ada didalam ketel uap. d. Ketel dibiarkan dingin kemudian ketel dibersihkan dengan melakukan penggosokan dengan sikat kawat. e. Pembersihan abu dari dapur ruang bakar dengan cara menarik dari bawah pintu bahan bakar. f. Dicek oleh petugas Depnaker agar mendapat pengesahan. 3. Perawatan pada masa tidak giling Perawatan ketel saat pabrik tidak giling dapat dilakukan dengan: 1) Pembersihan Bagian-bagian yang perlu dibersihkan:

116

a. Ruang bakar, yang termasuk bagian ini adalah pintu bahan bakar, saringan api, ruang bakar, tempat abu, rangka bakar. b. Pipa-pipa api, lorong api, boiler dan dinding saluran gas asap hasil pembakaran. c. Katup dan kran uap, kran pengisi air ketel, kran pembuangan. d. Peralatan bantu dan peralatan tambahan ketel. e. Pembersihan cerobong dan salurannya. 2) Tahapan pemeriksaan dan perbaikan. Setelah dilakukan pembersihan pada saluran bagian ketel uap dan peralatan bantuannya, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dari Depnaker. Pemeriksaan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Pemeriksaan kering Dilakukan setelah ketel selesai dibersihkan bagian luar dari ketel. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan badan ketel, pipa-pipa api dan peralatannya. Bila terjadi kerusakan maka akan segera tercatat. Setelah diperoleh data-data kerusakan maka akan segera dilakukan penggantian peralatan-peralatan yang rusak. Sedangkan perbaikan yang lain adalah: a) Mengadakan perbaikan pada alat-alat pengaman atau alat ukur yang mengalami kerusakan. b) Mengganti sarangan plat yang telah rusak. c) Mengadakan perbaikan alat-alat bantu seperti gelas penduga, drop timah, dan peralatan bantu lainnya. b. Pemeriksaan basah Dilakukan dengan memberikan tekanan menggunakan air dingin. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan air dingin sampai penuh kemudian diberi tekanan kerja sampai kira-kira selama kurang lebih 15 menit. Pada tekanan tersebut maka akan diketahui apakah ada saluran ketel yang bocor.

117

3) Tahap percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ketel masih dapat digunakan dengan baik dan untuk mencegah gangguan pada waktu ketel beroperasi pada beban penuh. Sebelum dilakukan percobaan, ketel terlebih dahulu dilakukan pemanasan awal kira-kira selama 15-20 hari agar pemuaian dinding ketel sedikit demi sedikit bisa menyesuaikan dengan panas pembakaran. 4.8 Cara Kerja Ketel Uap Pipa Api 1. Mula-mula air masuk ke tangki pemanas (ketel pipa api) setelah lewat daerator yang dialirkan dengan pompa dari bak air. Air dalam tangki perlahan-lahan mendidih dan dengan waktu tertentu akan berubah menjadi uap basah. Pemanasan dihasilkan dari api yang berada di dalam pipa-pipa api. 2. Uap basah yang dihasilkan kemudian dipanasi lanjut pada pemanas lanjut menjadi uap kering (super heated). Disini uap basah dinaikan tekanannya dan temperatur sedangkan kapasitasnya tetap selanjutnya uap siap digunakan untuk menggerakan mesin-mesin uap, misalnya turbin. 3. Dalam penggunaan uap pada waktu menggerakan mesin-mesin secara teori tidak terjadi pengurangan jumlah (kapasitas) uap, namun secara aktual akan terjadi pengurangan jumlah uap akibat rugi-rugi mekanik, kalor dan rugi-rugi lainnya. 4. Uap bekas penggunaan mesin-mesin uap yang telah turun tekanannya, entalpi dan temperaturnya kemudian masuk kedalam kondensat untuk diubah menjadi face cair kembali (pendinginan). Akhirnya air yang dihasilkan masuk ke pemanas lagi dan perlu ditambahkan lagi air isian sebanding jumlah uap sebanyak jumlah air pada face kering yang hilang pada waktu penggunaan. Proses ini berlangsung selama ketel uap beroperasi. 4.9 Data-data Teknik Ketel Uap Pipa Api 1. Ketel Uap No. I

118

Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 2. Ketel Uap No. II Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1929/4308. : Boilleur. : 300 m2. : 9 mm2. : 4500 kg/jam. : 9 kg/cm2. : 6462 mm. : 2424 mm. : 24 mm. : 31 mm. : 7172 mm. : 900 mm. : 18 mm. : 300/400 x 6550. : 90 batang. : 106/114 x 6550. : 22 batang. : 87,5/102 x 6550.

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1929/ 4907 : Boilleur : 350 m2. : 10 m2. : 4500 kg/jam. : 10 kg/cm2. : 6462 mm. : 2424 mm. : 24 mm.

119

Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 3. Ketel Uap No. III Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 4. Ketel Uap No. IV

: 31 mm. : 7172 mm. : 900 mm. : 18 mm. : 300/400 x 6550. : 90 batang. : 106/114 x 6550. : 22 batang. : 87,5/102 x 6550.

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1923/3770. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 5250 kg/jam. : 8 kg/cm2. : 6462 mm. : 2424 mm. : 24 mm. : 31 mm. : 7000 mm. : 900 mm. : 15 mm. : 400/351 x 6550. : 100 batang. : 106/114 x 6550. : 12 batang. : 70/83 x 6550.

120

Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 5. Ketel Uap No. V Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1921/3686. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8 kg/cm2 : 6400 mm : 2400 mm : 17 mm : 30 mm : 7000 mm : 900 mm :15mm : 400/351x6550 : 100 batang : 106/114x6550 : 12 batang : 70/83 x 6550

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1929/4306. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8 kg/cm2 : 6400 mm : 2400 mm : 17 mm

121

Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 6. Ketel Uap No. VI Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 7. Ketel Uap No. VII

: 30 mm : 7000 mm : 900 mm :15mm : 400/351x6550 : 100 batang : 106/114x6550 : 12 batang : 70/83 x 6550

: TEN Horn. By Nederland. : 1979/3736. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8 kg/cm2 : 6400 mm : 2400 mm : 17 mm : 30 mm : 7000 mm : 900 mm :15mm : 400/351 x 6550 : 100 batang : 106/114 x 6550 : 12 batang : 70/83 x 6550

122

Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 8. Ketel Uap No. VIII Pabrik pembuat Tahun/No Type VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1920/3556. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8 kg/cm2 : 6400 mm : 2400 mm : 17 mm : 30 mm : 7000 mm : 900 mm :15mm : 400/351x6550 : 100 batang : 106/114x6550 : 12 batang : 70/83 x 6550

: Stork & Co Hangelo Holland. : 1920/3556. : Boilleur. : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8 kg/cm2 : 6400 mm : 2400 mm : 17 mm

123

Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat 9. Ketel Uap No. IV Pabrik pembuat Tahun/No Type Boilleur VO RO Kapasitas produksi Tekanan kerja Panjang badan Diameter badan Tebal plat badan Tebal plat muka Panjang boilleur Diameter boilleur Tebal plat boilleur Ukuran leher Jumlah pipa api Ukuran pipa api Jumlah pipa penguat Ukuran pipa penguat

: 26 mm : 7000 mm : 900 mm : 15mm : 400/351x6550 : 100 batang : 106/114x6550 : 12 batang : 70/83 x 6550

: Hanomag. : 1922/1569. : ketel pipa pipa api dengan : 300 m2. : 9 m2. : 4500 kg/jam. : 8,26kg/cm2 : 5910 mm : 2560 mm : 20 mm : 26 mm : 8298 mm : 1000 mm :12mm : 400/351x6550 : 101 batang : 106/114x6550 : 17 batang : 96/105 x 5858

124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN 1. Pabrik Gula Gondang Baru memiliki kapasitas giling 1500 ton per hari, dengan menghasilkan produk utama kualitas SHS dan hasil sampingnya berupa ampas, tetes dan blotong. 2. Kapasitas peralatan yang ada sudah mencukupi untuk menunjang kapasitas giling. 3. Untuk alat yang berperan penting dalam proses masakan sebaiknya ada cadangannya, sehingga tidak menggangu proses selanjutnya 4. Ditinjau dari umur, peralatan yang ada di pabrik gula Gondang Baru sebagian besar sudah tua, sehingga harus dilakukan perawatan yang intensif dalam masa giling maupun diluar giling. 5. Untuk perawatan alat di PG. Gondang Baru menerapkan sistem Preventive Maintanance dengan pelaksanaan harian atau sebelum mesin dioperasikan (sebelum masa giling), dan pada saat mesin mengolah jenis perlakuan yang dilaksanakan antara lain : inspeksi rutin oleh mandor, pembersihan, pelumasan, perbaikan, dan penggantian suku cadang. Dengan waktu pelaksanaan adalah perjam, perhari, bulanan, dan pada saat berhenti giling.

5.2

SARAN 1. Berikan perhatian serta bimbingan yang lebih baik kepada setiap karyawan khususnya operator. 2. Utamakan standar keselamatan dari para pekerja lebih diperhatikan seperti menyediakan alat-alat keselamatan seperti helm, masker, sarung tangan, kaca mata las dan lain-lain.

125

3. Hendaklah dilakukan perbaikan terutama dibagian perpipaan yang digunakan untuk mengalirkan uap berupa pengisolasian ulang agar suhu uap yang dialirkan tetap terjaga. 4. Hendaklah para pekerja di beri seragam sesuai pengoperasiannya sehingga dapat membedakan antara karyawan pabrik dengan orang lain. 5. Berikan kelengkapan alat keselamatan kerja, bagi karyawan terutama yang bekerja dibagian yang rawan kecelakaan seperti stasiun ketel. 6. Tingkatkan kerja sama antar rekan pekerja dilapangan terutama antara karyawan pengolahan dan karyawan teknik. 7. Kondisi peralatan harus dijaga sebaik mungkin 8. Pada unigrator lebih ditingkatkan untuk pencacahan tebu, agar proses penggilingan berjalan dengan baik.

126