bab ii tinjauan pustaka -...

36
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan parameter utama dalam penelitian ilmiah, karena kajian pustaka merupakan dasar pijakan untuk membangun suatu konstruk teoritik, sebagai acuan dasar dalam membangun kerangka berpikir, dan menyusun hipotesis penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab ini akan dibahas tentang teori yang mendasari prestasi belajar dan bagaimana hubungan prestasi belajar dan faktor-faktor yang memengaruhinya yaitu dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri. 1.1 PRESTASI BELAJAR 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan, khususnya dalam mencapai prestasi. Melalui proses belajar dapat diperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan oleh individu guna mencapai cita-cita. Dalam suatu kesempatan, Koster (2001) menyatakan bahwa pretasi belajar siswa adalah pencapaian siswa setelah mengalami proses belajar yang terwujud dalam bentuk pengetahuan (kognitif) maupun konsep diri (afektif) serta keterampilan tertentu (psikomotorik) seperti persepsi, respon siswa, dan adaptasi. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional,

Upload: buithien

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan parameter utama dalam penelitian

ilmiah, karena kajian pustaka merupakan dasar pijakan untuk

membangun suatu konstruk teoritik, sebagai acuan dasar dalam

membangun kerangka berpikir, dan menyusun hipotesis penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab ini akan dibahas tentang

teori yang mendasari prestasi belajar dan bagaimana hubungan prestasi

belajar dan faktor-faktor yang memengaruhinya yaitu dukungan sosial

teman sebaya dan kontrol diri.

1.1 PRESTASI BELAJAR

1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam

mewujudkan tujuan pendidikan, khususnya dalam mencapai prestasi.

Melalui proses belajar dapat diperoleh pengetahuan dan pengalaman

yang diperlukan oleh individu guna mencapai cita-cita. Dalam suatu

kesempatan, Koster (2001) menyatakan bahwa pretasi belajar siswa

adalah pencapaian siswa setelah mengalami proses belajar yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan (kognitif) maupun konsep diri

(afektif) serta keterampilan tertentu (psikomotorik) seperti persepsi,

respon siswa, dan adaptasi.

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil

dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

2

atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu

(Abdullah, 2008). Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai

oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan

berdasarkan atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008). Prestasi belajar

adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan

dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi

karsa (Syah, 2006).

Ada pernyataan menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu

penilaian yang mencerminkan kinerja akademik siswa dan penilaian

tersebut diambil sebagai indikator kompetensi siswa setelah mengikuti

proses pendidikan. Hal ini terlihat jelas dari penjelasan yang

dikemukakan oleh Pellegrino, dkk (dalam Semper, 2008, h. 24) bahwa

the academic performance is assessment reflects a student’s academic

performance and istaken as an indicator of the student’s competence

after an educational phase. Sementara itu, Tirtonegoro (dalam Tarmidi

& Wulandari, 2005) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun nilai yang sudah dicapai dalam periode tertentu.

Sementara itu, Latipah (2010) menyatakan bahwa prestasi belajar

menunjuk pada kinerja belajar seseorang yang umumnya ditunjukkan

dalam bentuk nilai rata-rata yang diperoleh. Prestasi belajar terwujud

karena adanya perubahan selama beberapa waktu yang tidak

disebabkan oleh pertumbuhan, tetapi karena adanya situasi belajar.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

3

Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

pencapaian seseorang setelah mempelajari materi pelajaran dalam satu

kurun waktu tertentu. Pencapaian prestasi tersebut dapat berpengaruh

pada perubahan perilaku. Prestasi biasanya ditunjukkan dengan nilai tes

(ujian) atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

1.1.2 Teori Belajar

Nasution (1994) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan

kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan

berbuat. Menurutnya, prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan

sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu:

1. Aspek Kognitif. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan

dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan

tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik.

Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam

sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat dari metode

penilaian pada sekolah-sekolah dewasa ini sangat mengedepankan

kesempurnaan pada aspek kognitif.

2. Aspek Afektif. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan

nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada

kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain

sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan kecerdasan emosi

(EQ) peserta didik.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

4

3. Aspek Psikomotorik. Aspek psikomotorik menurut kamus besar

Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi

sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau

keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah

pengetahuan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar memiliki tiga aspek utama yakni aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dimana ketiga aspek ini yang kemudian dituangkan

sebagai nilai dalam bentuk angka pada laporan hasil belajar siswa

(Iswanti, 2010). Berdasarkan hal inilah, maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan hasil belajar atau nilai laporan pendidikan

sebagai alat dalam mengukur tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

SMA Kristen YPKPM Ambon.

1.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari

dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)

individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid

dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Menurut Ahmadi

(dalam Pratiwi, 2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

5

belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi prestasi belajar:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya jenis kelamin,

penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun diperoleh

yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan

dan bakat, faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki.

b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

kontrol diri, dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi prestasi belajar

adalah:

1. Faktor sosial yang terdiri atas: Lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan dukungan

sosial baik orang tua, guru, maupun teman sebaya.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

6

2.2. DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA

2.2.1. Pengertian Dukungan Sosial

Salah satu faktor yang dibutuhkan siswa dalam proses belajar

adalah adanya dukungan sosial. Sebagai remaja, mereka dapat

memperoleh dukungan sosial dari berbagai sumber, seperti keluarga,

guru, orang tua, dan teman sebayanya. Kumalasari & Ahyani (2012)

menyatakan bahwa dukungan sosial yang diterima individu dari

lingkungan, baik berupa semangat, perhatian, penghargaan, bantuan

dan kasih sayang membuat remaja menganggap bahwa dirinya dicintai,

diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain. Jika individu diterima dan

dihargai secara positif, maka individu tersebut cenderung

mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan lebih

menerima dan menghargai dirinya sendiri. Sehingga individu mampu

hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat luas secara harmonis.

Dukungan sosial merupakan suatu kumpulan proses sosial,

emosional, kognitif, dan perilaku yang berlangsung dalam sebuah

hubungan pribadi dimana individu memperoleh bantuan untuk

melakukan penyesuaian adaptif atas masalah yang dihadapinya (Syarifa

dkk, 2011). Sementara itu, House (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012)

menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan hubungan

interpersonal yang di dalamnya berisi pemberian bantuan yang

melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari informasi, perhatian,

emosional, penghargaan dan bantuan instrumental yang diperoleh

individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

7

Dukungan sosial adalah komunikasi verbal dan non verbal

antara penerima dan penyedia dalam mengurangi ketidakpastian

tentang situasi, diri, yang lain, atau hubungan, dan fungsi untuk

meningkatkan persepsi kendali pribadi dalam pengalaman hidup

seseorang. Pernyataan ini terlihat jelas dalam pendapat yang

diungkapkan oleh Albrecht & Adelman (dalam Kendall, 2011, h.182),

defined social support as “verbal and nonverbal communication

between recipients and providers that reduces uncertainty about the

situation, the self, the other, or the relationship, and functions to

enhance a perception of personal control in one’s life experience.

Menurut Cobb (dalam Sarafino, 1998) menyatakan bahwa

dukungan sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang

atau kelompok-kelompok lain. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Cohen & Wills (dalam Bishop, 1997) mendefinisikan dukungan sosial

sebagai pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari

interaksinya dengan orang lain.

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

dukungan sosial adalah proses pemberian informasi, perhatian,

emosional, penghargaan, dan bantuan instrumental lainnya yang

diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

8

2.2.2. Pengertian Teman Sebaya

Pada masa remaja ditandai dengan adanya perkembangan yang

pesat pada individu dari segi fisik, psikis dan sosialnya, yang mana

pada masa ini keterikatan terhadap teman sebaya sangat kuat. Keadaan

seperti ini menjadikan remaja kelompok tersendiri, seolah-olah mereka

antar sesamanya saling memahami, mereka mulai menjauh dari orang

tua, karena merasa orang tua kurang memahami dirinya. Mereka lebih

memilih memecahkan masalahnya dengan teman sebayanya dari pada

dengan orang tua atau gurunya, masalah yang sangat seriuspun mereka

biasanya akan membahas dengan teman sebayanya.

Dalam suatu kesempatan Santrock (2009) menyatakan bahwa

dalam konteks perkembangan anak, teman sebaya adalah anak-anak

dengan usia atau tingkat kedewasaan yang kurang lebih sama. Dari

kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teman sebaya

adalah suatu bentuk hubungan pada remaja yang memiliki usia dan

tingkat kedewasaan yang sama, baik di lingkungan sekolah ataupun

lingkungan rumah.

Interaksi teman sebaya yang memiliki usia yang sama

memainkan peran khusus dalam perkembangan sosioemosional anak-

anak. Salah satu fungsi yang paling penting dari kelompok teman

sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan

tentang dunia di luar keluarga. Hubungan baik dengan teman sebaya

merupakan peran yang mungkin penting agar perkembangan anak

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

9

menjadi normal. Pernyataan tersebut dijelaskan oleh Howes & Tonyan

(dalam Santrock, 2009).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia

atau tingkat kedewasaan yang sama. Dengan kata lain, dukungan sosial

teman sebaya adalah proses sosial yang melibatkan aspek-aspek yang

terdiri dari informasi, perhatian, emosional, penghargaan dan bantuan

instrumental yang diperoleh individu dari kelompok yang memiliki

kesamaan tingkat kedewasaan dan usia yang kurang lebih sama.

2.2.3. Teori Dukungan Sosial Teman Sebaya

Pada suatu kesempatan, Kumalasari & Ahyani (2012)

menyatakan bahwa hampir setiap remaja memiliki teman-teman sebaya

dalam bentuk kelompok. Kelompok teman sebaya ini ada yang

menguntungkan pengembangan proses penyesuaian diri tetapi ada pula

yang justru menghambat proses penyesuaian diri remaja. Dukungan

sosial dijelaskan oleh Malecki & Demaray (dalam Hidayati, 2011)

merupakan persepsi seseorang terhadap dukungan yang diberikan orang

lain dalam jaringan sosialnya (misalnya keluarga dan teman) yang

membantu meningkatkan kemampuan diri untuk bertahan dari

pengaruh-pengaruh yang merugikan. Dukungan sosial meliputi

dukungan emosional, informasi, atau materi alat bantu yang diberikan.

Kemudian Mead, dkk (dalam Solomon, 2004) telah jauh meneliti

dukungan teman sebaya dan menyatakan bahwa dukungan teman

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

10

sebaya merupakan sistem memberi dan menerima bantuan yang

dibangun berdasar prinsip-prinsip kunci yang meliputi rasa hormat,

berbagi tanggung jawab, dan persetujuan yang sama mengenai apa itu

menolong.

Dalam suatu kesempatan, House (dalam Glanz dkk., 2008)

menyatakan bahwa dimensi dukungan sosial mencakup:

1. Dukungan emosi, keberadaan seseorang atau lebih yang bisa

mendengarkan dengan simpati ketika seorang individu

mengalami masalah dan bisa menyediakan indikasi kepedulian

dan penerimaan.

2. Dukungan penilaian, meliputi ketersediaan informasi yang

berguna dalam rangka evaluasi diri. Dengan kata lain,

memberikan umpan balik dan penguatan atau penegasan.

3. Dukungan informasi, meliputi ketersediaan pengetahuan yang

berguna dalam menyelesaikan masalah, seperti menyediakan

informasi mengenai sumber-sumber dan layanan komunitas

atau menyediakan nasehat dan tuntunan mengenai suatu aksi

atau hal-hal tertentu untuk menyelesaikan masalah.

4. Dukungan instrumental, melibatkan bantuan nyata atau praktis

yang secara langsung dapat membantu seseorang yang

membutuhkan.

Sementara itu, Tardy (dalam del Valle dkk., 2010) menekankan

kompleksitas konsep dukungan sosial dari sudut pandang pengukuran

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

11

(measurement), mengidentifikasi empat dimensi dukungan sosial,

antara lain :

1. Arahan, dukungan yang diberikan atau diterima. Arahan atau

dukungan yang diberikan berupa nasihat atau penjelasan

sehubungan dengan topik yang dibicarakan.

2. Deskripsi atau penilaian, dukungan sosial yang secara

sederhana digambarkan atau dinilai dalam cara tertentu.

3. Isi, meliputi dukungan emosional, instrumental, informasional,

atau penilaian. Dapat berupa petunjuk informasi atau dapat

berupa dukungan materi atau benda yang diberikan.

4. Jaringan, orang tua, guru, teman sebaya. Jaringan yang

dimaksud adalah adanya orangtua, guru, dan teman sebaya

sebagai sumber dukungan sosial yang diberikan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dimensi dukungan

social teman sebaya yang dikemukakan oleh House (dalam Glanz dkk.,

2008). Penulis memilih empat dimensi ini disebabkan karena lebih

lengkap jika dibandingkan dengan dimensi yang dikemukakan oleh

Tardy (dalam del Valle dkk., 2010).

2.2.4. Fungsi Teman Sebaya

Dalam perkembangan individu yaitu pada masa remaja,

kelompok teman sebaya memiliki peran yang sangat penting bagi

perkembangan remaja baik secara emosional maupun secara sosial.

Buhrmester (dalam Papalia, 2008) menyatakan bahwa kelompok teman

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

12

sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral,

tempat bereksperimen, dan setting untuk mendapatkan otonomi serta

independensi dari orang tua. Salah satu peran dari teman sebaya yaitu

berupa pemberian dukungan sosial. Dukungan sosial dari teman sebaya

yaitu dukungan yang diterima dari teman sebaya yang berupa bantuan

baik secara verbal maupun non verbal. Dari kelompok teman sebaya,

remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan mereka.Anak-

anak sampai remaja menghabiskan semakin banyak waktu dalam

interaksi teman sebaya. Pada hari sekolah, terjadi 299 episode bersama

teman sebaya dalam tiap hari. Bagi remaja, hubungan teman sebaya

merupakan bagian yang paling besar dalam kehidupannya (Barker &

Wright, dalam Santrock, 2003).

Pada penelitian yang lain selama satu minggu, remaja muda

laki-laki dan perempuan menghabiskan waktu 2 kali lebih banyak

dengan teman sebaya daripada waktu dengan orang tuanya seperti yang

dijelaskan oleh Condry, Simon, & Bronffenbrenner (dalam Santrock,

2003). Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa

saling memiliki yang penting dalam situasi sekolah. Di sekolah, remaja

biasanya menghabiskan waktu bersama-sama paling sedikit selama

enam jam setiap harinya. Sistem dukungan sering kali diperlukan untuk

bertahan terhadap stres (Santrock, 2003). Dalam penelitian O’Brien

(1996) ditemukan bahwa teman sebaya adalah sumber utama dukungan

yang menyeluruh bagi remaja. Bagi remaja, teman-teman sebaya adalah

kehidupannya. Hasil penelitian Becker & Luthar (dalam Yettie, 2004),

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

13

menemukan bahwa remaja yang mendapatkan dukungan dari teman

sebayanya dalam bentuk penghargaan, pujian, kekaguman sekaligus

menjadi seseorang yang disukai oleh teman-temannya akan

menunjukkan prestasi yang baik di sekolah.

Sementara itu, Atwater (1983) menjelaskan mengenai beberapa

fungsi teman sebaya sebagai berikut:

1. Teman sebaya membantu individu dalam melakukan suatu

transisi dari orientasi keluarga menuju orientasi teman sebaya.

Dalam proses perkembangan remaja, proses ini dimulai ketika

remaja berinisiatif untuk tidak terlalu bergantung pada keluarga,

tetapi mulai mencari kemandirian dengan cara mendapatkan

perasaan emosional secara aman melalui teman-temannya.

2. Teman sebaya memberikan keuntungan bagaimana caranya

membina suatu hubungan yang baik dengan orang lain dan hal

ini akan berguna di masa yang akan datang.

3. Teman sebaya berfungsi sebagai kelompok referensi dimana

mereka akan berperan dalam menilai perilaku seseorang apakah

baik atau buruk. Teman sebaya membantu individu dalam

menentukan identitas personalnya.

Pada suatu kesempatan yang berbeda, Papalia (2001)

menyatakan bahwa kelompok teman sebaya dapat memengaruhi

pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Ia

mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber

referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

14

berkaitan dengan gaya hidup. Kemudian Greenberg & Baron (dalam

Atwater, 1993), menambahkan bahwa memiliki sahabat pada saat-saat

sulit dapat membuat individu melihat stres yang dialaminya tidak

terlalu mengancam. Sahabat atau teman juga dapat memberikan saran

yang bermanfaat untuk mengatasi stres. Dukungan teman sebaya pada

dasarnya adalah tindakan menolong yang diperoleh melalui hubungan

interpersonal dan peran teman sebaya dalam penyesuaian sosial salah

satunya berupa pemberian dukungan sosial (Yettie, 2004).

2.3. KONTROL DIRI

2.3.1 Pengertian Kontrol diri

Pada suatu kesempatan, Wursanto (dalam Marcal, 2006)

mengartikan kontrol diri sebagai pengendalian diri yang mengarahkan

kepada pencapaian kinerja. Sirikulchayanonta, dkk (2011), menyatakan

bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengambil

tindakan, berpikir, dan berperilaku yang akan menghasilkan perbaikan

diri. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki kontrol diri rendah

maka bertendensi memiliki kontrol diri yang rendah untuk mereduksi

dari berbagai penyimpangan perilaku. Sementara itu, Purnama (2006)

menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kontrol internal yang

mendorong individu untuk menaati suatu peraturan atau norma atas

dasar kemauan serta pertimbangan diri sendiri akan makna dan fungsi

suatu aturan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

15

Kontrol diri secara umum dianggap sebagai kemampuan untuk

berubah dan menyesuaikan diri sehingga memberikan hasil yang baik.

Fokus utama kontrol diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan

kecenderungan perilaku mengganggu serta menaham diri dari perilaku

tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam penjelasan yang diberikan oleh

Tangney & Baumeister (2004, h. 275) menyatakan bahwa self-control

is widely regarded as a capacity to change and adapt the self so as to

produce a better, more optimal fit between self and world. Central to

our concept of self-control is the ability to override or change one’s

inner responses, as well as to interrupt undesired behavioral

tendencies and refrain from acting on them. From this perspective, self-

control should contribute to producing a broad range of positive

outcomes in life. Dari pandangan ini, kontrol diri dapat memberikan

manfaat atau kontribusi positif dalam hidup individu.

Kontrol diri merupakan ketaatan yang didasarkan pada kontrol

dari dalam diri sendiri (internal control). Kontrol diri terbentuk melalui

proses internalisasi terhadap kontrol luar (external control) atau

batasan-batasan norma yang berlaku dalam lingkungannya. Individu

yang telah berhasil menginternalisasi kontrol dari luar atau tata nilai,

berarti mampu menyerap dan menjiwai nilai-nilai tersebut. Individu

tersebut mampu mentaati suatu peraturan tanpa merasa terpaksa atau

karena ikut-ikutan, tetapi didorong oleh niat dari dalam dirinya.

Individu yang memiliki kontrol diri, tidak hanya mampu mentaati

peraturan dari luar, akan tetapi cenderung mampu untuk mengatur

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

16

dirinya, atau mengarahkan diri untuk mencapai tujuan yang diharapkan

(Purnama, 2006).

Kontrol diri yang perlu dikembangkan pada diri individu

mungkin banyak dimensi, salah satunya ialah dalam belajar. Belajar

merupakan unsur pokok dalam proses pendidikan. Sesuai dengan hal

ini, Gunarsa (dalam Purnama, 2006) mengemukakan bahwa adanya

kontrol diri, terutama dalam hal belajar dan bekerja, akan

memudahkan kelancaran belajar dan bekerja, karena dengan adanya

kontrol diri, maka rasa segan, rasa malas, rasa menentang dapat mudah

diatasi. Seolah-olah tidak ada rintangan maupun hambatan lain yang

menghalangi kelancaran bertindak. Dalam proses pendidikan, kualitas

kontrol diri dalam belajar diharapkan berkembang pada diri siswa

dengan tujuan memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Pada suatu kesempatan Yahaya, dkk (2009) menyatakan bahwa

kontrol diri memiliki peranan penting dalam suatu sistem pendidikan,

karena akan mendorong mahasiswa meningkatkan kemampuan untuk

mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan ulasannya Bear & Duquette

(2008) bahwa kontrol diri berfungsi untuk membenahi diri mencapai

tujuan. Tangney, dkk (2004) menambahkan bahwa kesuksesan

seseorang dapat ditentukan dari tingkat kontrol diri orang tersebut. Hal

ini berarti bahwa peningkatan diri secara berkesinambungan terhadap

kontrol diri perlu dilakukan secara sadar, sehingga seseorang tidak

mengalami kesalahan mengelola waktu serta aktivitas-aktivitas yang

perlu dilakukan untuk meningkatkan akumulasi kesuksesan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

17

Kemudian, Rossianti (1994) menyatakan bahwa kontrol diri

merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi

diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan

mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi

untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan

untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik

perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang

lain, menyenangkan orang lain, selalu conform dengan orang lain,

menutup perasaannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri

merupakan cerminan dari seluruh kemampuan yang ada dalam diri

individu untuk mengontrol diri atau mengendalikan perilaku guna

menggapai tujuan yang positif dalam hidup. Sehubungan dengan

penelitian ini, kontrol diri diarahkan kepada bagaimana individu

mengontrol diri dengan baik guna mencapai prestasi belajar yang

maksimal.

2.3.2 Teori Kontrol diri

Perilaku individu dalam proses tumbuh dan berkembang,

memerlukan kontrol agar dapat mengendalikan diri. Menurut Tangney,

dkk (2009), kontrol diri merupakan suatu bentuk dari kontrol diri yang

mengarahkan pada perubahan perilaku positif, maka dalam penelitian

ini akan lebih menekan pada kontrol diri internal sebagai wujud nyata

dari kesadaran diri untuk memiliki kontrol diri yang tinggi. Selain itu,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

18

kontrol diri yang tinggi akanmampu mengantisipasi peluang akan

terpengaruhnya perilaku positif akibat terhubung dengan lingkungan

eksternal. Lebih dalam lagi, dijelaskan bahwa disebabkan substansinya

tersebut maka kontrol diri perlu dilihat secara keseluruhan sehingga

setiap kontrol utamanya dapat dikaitkan dan dielaborasi. Hal ini

mendapatkan kesesuaian dengan Gong, dkk (2009) yang menyatakan

bahwa disiplin diri yang beresensikan kontrol diri merupakan salah satu

penentu pencapaian akademik seseorang.

Pada suatu kesempatan, Marcel (2006) dalam penelitiannya

untuk mengukur kontrol diri siswa, ia menggunakan empat komponen

yaitu:

1. Ketaatan. Seorang siswa akan memperoleh hasil belajar yang

maksimal jika terlebih dahulu taat terhadap peraturan yang

diberlakukan di lingkungan sekolah. Contohnya datang tepat

waktu, menggunakan pakaian seragam dengan baik dan benar.

2. Kesadaran untuk melaksanakan tugas sesuai pedoman. Seorang

siswa yang memiliki kontrol diri yang tinggi memiliki

kesadaran dalam diri untuk menyelesaikan atau mengerjakan

setiap tugas yang diterima di sekolah sesuai dengan pedoman

yang diberikan oleh guru.

3. Tanggungjawab terhadap pekerjaan. Siswa dengan kontrol diri

yang tinggi memiliki tanggung jawab yang tinggi atau loyal

terhadap setiap tugas yang diberikan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

19

4. Kejujuran. Kontrol diri yang tinggi digambarkan melalui

perilaku jujur dan tidak pernah membuat kecurangan.

Contohnya tidak berkata bohong, tidak menyontek saat ujian.

Dalam suatu kesempatan, Gong, dkk (2009) mengukur kontrol

diri menggunakan empat komponen yang dikemukakan oleh Tangney,

dkk (2004), yakni kontrol terhadap pemikiran (kognitif), kontrol

terhadap impulse (dorongan hati), kontrol terhadap emosi, dan kontrol

terhadap unjuk kerja (performance). Berikut ini penjelasan dari

keempat komponen tersebut:

1. Kontrol terhadap pemikiran (kognitif) adalah kemampuan dari

individu untuk mengendalikan pikiran sehingga menghasilkan

sikap yang yang positif atau mengarah kepada perilaku yang

objektif.

2. Kontrol terhadap impuls (dorongan hati) adalah kemampuan

individu untuk mengendalikan diri serta bertindak secara bijak

terhadap setiap dorongan hati negatif yang muncul secara tiba-

tiba.

3. Kontrol terhadap emosi adalah kemampuan individu untuk

memiliki kesadaran diri emosi dalam hubungan dengan diri

sendiri maupun dengan orang lain.

4. Kontrol terhadap unjuk kerja adalah kemampuan individu

untuk memperoleh nilai yang lebih baik dalam jangka waktu

panjang, karena mereka akan lebih baik dalam mengerjakan

tugas tepat waktu, mencegah dari aktivitas-aktivitas untuk

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

20

menunda-nunda waktu saat bekerja, belajar dengan efektif,

memilih mata pelajaran dengan tepat dan mampu menjaga

emosi negatif yang merusak kinerja.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat aspek yang

dikemukakan oleh Gong, dkk (2004) yang dikutip dari Tangney, dkk

(2009), yaitu kontrol terhadap pemikiran (kognitif), kontrol terhadap

impulse (dorongan hati), kontrol terhadap emosi, dan kontrol terhadap

unjuk kerja (performance). Pemilihan ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa keempat aspek yang dikemukakan oleh Gong dkk

(2004) lebih lengkap dalam mengukur keadaan internal siswa

sehubungan dengan kontrol diri.

2.3.3 Manfaat Kontrol diri

a. Perubahan positif perilaku

Tangney, dkk (2004) menyatakan bahwa kontrol diri akan

membawa dampak positif karena seseorang akan mampu membedakan

dan mengelola tiap impuls yang diperoleh dalam interaksinya dengan

lingkungan. Hal ini berarti bahwa kontrol diri merupakan faktor yang

tidak dapat diabaikan, jika seseorang mau melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik. Selain itu juga, kontrol diri terkait dengan

kesadaran diri untuk tetap berusaha ataupun mengontrol dirinya sendiri

tanpa adanya paksaan dari luar.

Ulasan di atas didukung juga oleh Rachman (1999) bahwa

kontrol diri sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

21

individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan

ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan

kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Menurutnya, kontrol diri

sebagai alat dan sarana untuk membentuk, mengendalikan, dan

menciptakan pola perilaku seseorang sebagai pribadi yang berada

dalam suatu lingkungan atau kelompok tertentu. Kontrol diri muncul

karena adanya kesadaran dari dalam diri bahwa tindakan yang

dilakukan bermanfaat baik secara pribadi maupun bagi lingkungan

sosial.

b. Bagi prestasi belajar

Baumeister, dkk (1994) dalam Tangney, dkk (2004)

menyatakan bahwa kontrol diri yang baik akan memampukan individu

untuk mengalokasikan waktu secara tepat dalam mengerjakan hal-hal

yang positif. Tidak jauh berbeda, Rachman (1999) menyatakan bahwa

kontrol diri di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi

kehidupan siswa di masa yang akan datang. Pada mulanya kontrol diri

dirasakan sebagai sesuatu yang mengekang kebebasan siswa. Akan

tetapi jika kontrol diri tersebut dirasakan sebagai sesutau yang

membawa manfaat di kemudian hari, maka ketaatan terhadap peraturan

akan lambat laun menjadi suatu kebiasaan baik yang perlu

ditingkatkan. Dengan demikian akan membawa dampak positif

terhadap prestasi belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontrol diri

memiliki manfaat yang begitu besar dalam kehidupan setiap individu.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

22

Manfaat dapat berupa perubahan perilaku individu ke arah yang positif

yang pada akhirnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi.

2.4 HASIL-HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

2.4.1 Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Prestasi Belajar

Dukungan sosial teman sebaya adalah pemberian bantuan

seorang remaja baik berupa verbal maupun non-verbal sebagi bentuk

kepedulian, perhatian, keakraban, penghargaan kepada kelompok yang

kepadanya remaja tersebut bergantung. Beberapa penelitian terdahulu

telah dilakukan untuk melihat pengaruh dukungan sosial teman sebaya

terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya Ahmed, dkk (2008)

menemukan bahwa dukungan sosial berpengaruh pada prestasi belajar

siswa. Hasil penelitian Agmarina (2008) tentang hubungan dukungan

sosial teman sebaya dengan prestasi belajar siswa kelas VI akselerasi

SD Bina Insani Bogor menunjukkan bahwa korelasi rxy = 0,394 dengan

signifikansi 0,031 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan

positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian sosial

siswa akselerasi.

Penelitian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ristianti (2010) tentang hubungan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial teman

sebaya dengan prestasi belajar siswa di SMA Pusaka 1 Jakarta dengan

koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,565 dengan signifikansi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

23

0,000 (p < 0,01). Hasil penelitian tambahan yang dilakukan oleh Yettie

(2004) menunjukkan bahwa dukungan sosial dari teman sebayalah

yang lebih berhubungan dengan penyesuaian sosial siswa akselerasi

dibandingkan dengan dukungan dari orangtua atau guru. Siswa yang

mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebayanya

cenderung menunjukkan tingkat penyesuaian sosial di bawah rata-rata.

Sebaliknya, subjek yang mendapat dukungan dari teman sebayanya atas

perbedaan yang dimilikinya cenderung menunjukkan tingkat prestasi

yang tinggi.

Maslihah (2010), menjelaskan hasil temuannya sebagai berikut:

penelitian ini merupakan kajian tentang hubungan antara dukungan

sosial teman sebaya dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah

dengan prestasi akademik siswa boarding school. Sampel penelitian

adalah terdiri dari 92 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Islam Terpadu (SMPIT) Assyfa Boarding School Kabupaten Subang

Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif dan teknik studi korelasional (correlation

study) dengan dua independen variabel, yaitu dukungan sosial orang

tua dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah serta satu dependent

variable, yaitu prestasi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orang tua

dengan prestasi akademik, yaitu sebesar 0,820. Artinya, semakin besar

dukungan sosial orang tua yang dipersepsi siswa, semakin baik prestasi

akademik yang dapat dicapai siswa. Kajian lebih dalam tentang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

24

hubungan dukungan sosial orang tua dalam bentuk instrumental

support dengan prestasi akademik menunjukkan nilai korelasi sebesar

0.798 dan hubungan dukungan sosial bentuk emotional support dengan

prestasi akademik adalah sebesar 0.654.

Mackinnon (2011) meneliti tentang persepsi hubungan sosial

teman sebaya dan prestasi belajar. Peserta yang diteliti 10.445 siswa

(56 % perempuan, 12,6 % yang lahir di luar Kanada) sekolah

menengah dari usia 15-19. Hasil penelitian menunjukkan walapun ada

peran dari dukungan sosial teman sebaya dimana kadar ketinggian

perannya dirasakan pada usia 15 tetapi tidak berhubungan terhadap

prestasi akademik dari waktu ke waktu. Singkatnya, dukungan sosial

yang dirasakan tampaknya tidak memiliki hubungan terhadap prestasi

akademik masa remaja.

Rensi & Sugiarti (2010) melakukan penelitian karena melihat

adanya banyak faktor yang dapat berperan pada naik turunnya prestasi

belajar seorang siswa. Hal ini dapat berupa sesuatu yang berasal dari

dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengukur pengaruh dukungan sosial dan konsep diri terhadap

prestasi belajar siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP

Kristen YSKI Semarang yang sedang duduk di kelas VII. Jumlah

subjek 179 orang siswa, dan dari antaranya diambil sampel sebanyak

60 orang siswa. Penelitian ini menggunakan uji statistik simultan (uji

statistik F) untuk menguji hipotesis mayor penelitian dan uji statistik t

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

25

untuk menguji hipotesis minornya. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Penelitian dari Dewi dkk (2011) tentang hubungan antara

dukungan sosial teman sebaya dengan komitmen terhadap tugas (Task

Commitment) pada siswa akselerasi tingkat SMA. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan

sosial teman sebaya dengan komitmen terhadap tugas (task

commitment) pada siswa akselerasi tingkat SMA. Penelitian ini

dilakukan pada siswa akselerasi. Analisa yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dengan bantuan

SPSS yang menunjukkan skor koefisien korelasi rxy= 0,531 dengan (p)

0,000 jadi p<0,01 (signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan komitmen terhadap

tugas (task commitment) pada siswa akselerasi tingkat SMA.

Sumbangan efektif dukungan sosial teman sebaya dengan komitmen

terhadap tugas (task commitment) adalah 28,2%, sehingga masih ada

71,8% variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, antara lain

cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi

lingkungan fisik dan lingkungan keluarga, unsur-unsur dinamis dalam

belajar, pembelajaran, serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Penelitian yang berbeda juga ditemukan oleh Fuligni (1997),

yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan

sosial teman sebaya pada prestasi belajar keluarga imigrant dari negara-

negara Asia. Fuligni menemukan bahwa dukungan sosial teman sebaya

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

26

tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Taylor (1998) menyatakan

bahwa secara tidak langsung dukungan sosial teman sebaya

berpengaruh pada prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena untuk

mencapai sebuah prestasi akademik maka harus melalui persepsi dari

pentingnya kemampuan akademis. Cauce (1992) menyatakan bahwa

dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif dengan

kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi untuk

berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen & Landsheer (2000),

dan menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.

Dalam penelitian Maassen & Landsheer (2000), menemukan bahwa

terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial teman sebaya

dengan prestasi belajar Matematika. Fuligni (1997) melakukan

penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial teman sebaya

pada prestasi belajar dari keluarga immigrant dari negara-negara Asia,

dan menemukan bahwa dukungan sosial teman sebaya tidak

berpengaruh pada prestasi belajar.

2.4.2 Kontrol Diri dan Prestasi Belajar

Selain dukungan sosial teman sebaya dalam peningkatan

prestasi belajar, kontrol diri merupakan suatu faktor penting. Tanpa

adanya kesadaran akan pentingnya melaksanakan aturan yang telah

ditentukan sebelumnya, pembelajaran tidak akan mungkin mencapai

target yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2007)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

27

menemukan bahwa ada pengaruh yang kuat kontrol diri terhadap

prestasi belajar sebesar 0,219 pada taraf signifikansi 0,05. Marcal (2006)

melakukan penelitian terhadap mahasiswa Timor-Leste di Jakarta

dengan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan

kontrol diri terhadap prestasi belajar. Pengaruh positif signifikan

ditunjukkan dengan nilai Fhitung 12.069 > Ftabel 4.00 pada tingkat

signifikansi 0.001 < 0.05.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah (2006)

menyatakan bahwa kontrol diri memiliki pengaruh yang positif

signifikan terhadap prestasi belajar dengan hasil uji diperoleh thitung

sebesar 4,065 dengan p=0,000 < 0,05. Duckworth & Seligman (2005)

menemukan bahwa kontrol diri lebih menentukan daripada kecerdasan

intelektual, karena walaupun mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan

namun tidak diimbangi dengan kemampuan mengontrol diri maka akan

menyebabkan mahasiswa menjadi tidak mampu mengelola waktu dan

kurang memiliki prioritas dalam apa yang sebaiknya dilakukan.

Marpaung (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kontrol

diri berpengaruh secara positif signifikan terhadap prestasi belajar.

Hasil uji secara simultan dengan uji F diperoleh Fhitung= 73,446 dengan

probabiltias 0.000 < 0.05. Hal Senada juga diungkapkan oleh Saputro

(2007) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif signifikan

motivasi berprestasi dan kontrol diri terhadap prestasi belajar dengan R

square sebesar 0.204 pada taraf signifikan 0.05. Hasil penelitian

Widiastuti (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

28

signifikan antara kontrol diri dengan prestasi belajar siswa. Hal senada

juga disimpulkan dalam hasil penelitian dari Muhid (2010) ada

hubungan antara self control, dan self efficacy dengan pretasi akademik

dengan nilai regresi sebesar 0,644 dan alpha (p) sebesar = 0,000.

Muammar (2011) dalam penelitiannya dengan judul intelligence

and self control predict academic performance of giftedand non-gifted

students, meneliti peran intelijen dan pengendalian diri pada prestasi

akademik dari siswa berbakat dan yang tidak berbakat. Kecerdasan

diukur dengan Tes Kemampuan Umum ( GAT ), dan terdiri dari dua

sub-skala, secara eksplisit, subtes verbal dan subtest kuantitatif. Kontrol

diri adalah dinilai dengan melihat tingkat komitmen siswa untuk

menyerahkan tugas dan pekerjaan rumah tepat waktu. Sampel terdiri

dari 74 mahasiswa di sebuah lembaga di bagian Timur Arab Saudi.

Prestasi siswa berbakat yang terpilih sesuai dengan kinerja akademis

yang diukur dengan skor IPK; pemisahan titik adalah 3,50 dari 5,00.

Intelijen dan pengendalian diri yang masuk melalui model simultan

linear regresi berganda sebagai variabel independen, sedangkan IPK

mahasiswa di semester pertama dimasukkan sebagai variabel kriteria.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan dan pengendalian diri

berkorelasi secara signifikan dengan prestasi belajar.

Tangney, dkk (2004) juga melakukan penelitian untuk melihat

pengaruh kontrol diri terhadap keberhasilan dalam belajar. Hasil

penelitian menunjukan bahwa seorang siswa yang memiliki kontrol diri

akan berusaha keras dalam melakukan kegiatan belajar serta memiliki

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

29

rasa optimis yang tinggi dalam mencapai sesuatu sesuai dengan

diharapankan. Sebaliknya, seseorang dengan kontrol diri yang rendah

menilai bahwa dirinya kurang memiliki kemampuan. Sehingga hal ini

memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan

studi.

2.4.3 Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar

Jenis kelamin juga merupakan salah satu variabel demografi

yang menarik untuk diteliti jika dihubungkan dengan prestasi belajar.

Selain jenis kelamin dapat berpengaruh pada prestasi belajar, perbedaan

jenis kelamin juga menarik untuk diteliti sehubungan dengan prestasi

belajar.Beberapa penelitian telah dilakukan, diantaranya adalah Colley

(dalam Santrock, 2007). Colley menemukan bahwa tidak ada

perbedaan jenis kelamin pada kemampuan atau prestasi Matematika di

grade 4, 8, dan 12. Adeyinka, dkk (dalam Santrock, 2007) juga

menemukan bahwa perbedaan jenis kelamin memberikan pengaruh dan

kontribusi pada prestasi belajar siswa. Dimana siswa laki-laki memiliki

usaha yang keras dan kemampuan untuk memberikan yang terbaik

dalam prestasi belajar, bila dibandingkan dengan siswa perempuan.

Rumusan penelitian yang berbeda juga ditemukan oleh Hyness,

dkk (1988) melakukan penelitian pada siswa SMA kulit hitam dalam

kaitannya dengan prestasi belajar. Kemudian mereka menemukan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan

perempuan pada pencapaian prestasi belajar. Senada dengan penelitian

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

30

di atas, Burleson & Samter (1992) juga meneliti perbedaan jenis

kelamin di antara mahasiswa, keduanya menemukan bahwa tidak ada

perbedaan jenis kelamin pada prestasi akademik mahasiswa. Arslan,

Canl, & Sabo (2012) melakukan penelitian terhadap 553 orang siswa

sekolah menengah pertama di Turki untuk mengetahui perbedaan

prestasi belajar matematika ditinjau dari jenis kelamin. Hasil penelitian

menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa

perempuan dan laki-laki. Siswa perempuan memiliki prestasi belajar

Matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki. Hal

ini disebabkan karena pada saat proses belajar berlangsung, siswa

perempuan lebih menunjukkan sikap belajar yang positif seperti duduk

dengan tenang, menyimak pelajaran dengan baik, serta mengemukakan

pertanyaan ketika terdapat bagian pelajaran yang tidak dipahami. Hal

ini menyebabkan prestasi belajar perempuan lebih tinggi dari pada

prestasi belajar Matematika laki-laki.

Dalam kesempatan yang berbeda, Lauzon (2001) melakukan

penelitian untuk melihat perbedaan prestasi belajar Matematika siswa

ditinjau dari jenis kelamin. Hasil penelitian membuktikan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan

perempuan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa siswa laki-laki kurang tekun

dalam belajar, sulit berkonsentrasi, maupun kurang bertanggung

jawab.Sedangkan siswa perempuan lebih mampu mengontrol diri untuk

dapat mengatur waktu belajar dengan baik sehingga menghasilkan

prestasi yang maksimal. Dronen, dkk (2006) juga melakukan penelitian

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

31

terhadap untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa laki-laki

dan perempuan. Hasil penelitian membuktikan bahwa siswa perempuan

lebih tekun dan berkonsentrasi dalam belajar. Siswa perempuan mampu

mengatur waktu bersantai karena lebih terobsesi untuk memperoleh

hasil belajar yang tinggi. Sedangkan siswa laki-laki mudah tergoda

dengan kegiatan lain selain belajar, kurang tekun dalam belajar, sulit

berkonsentrasi, bahkan siswa laki-laki tidak mampu mengatur waktu

antara belajar dan bermain serta nonton TV.

Berdasarkan fenomena dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

telah penulis utarakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri, dan jenis kelamin sebagai

prediktor prestasi belajar siswa. Artinya semakin tinggi dukungan

sosial yang diberikan oleh teman sebaya diikuti dengan kontrol diri

yang tinggi maka akan memberikan peningkatan pada prestasi belajar

siswa.

2.5 LANDASAN TEORI

Belajar adalah proses mental yang terjadi di dalam diri

seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku.

Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan

lingkungan yang disadari. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah

memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan

prestasi belajar yang dicapai dalam waktu tertentu. Hal ini sejalan

dengan pendapat yang diungkapkan oleh Nana (2009) bahwa hasil

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

32

belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh

seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Prestasi belajar

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Dua

faktor yang turut memengaruhi prestasi belajar diantaranya dukungan

sosial teman sebaya dan kontrol diri.

Ketika siswa berada di sekolah, maka ia berada di tengah-

tengah suatu lingkungan yang baru. Di lingkungan yang baru ini,

individu membutuhkan penyesuaian. Schneiders (dalam Maslihah,

2011) menyebutkan bahwa penyesuaian sosial sebagai kemampuan

individu untuk bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap realitas

sosial, situasi, dan hubungan sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam

kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan

memuaskan. Dengan demikian, jika siswa ingin mengembangkan

kemampuan dalam penyesuaian sosial di lingkungan sekolah maka ia

harus menghargai hak orang lain, mampu menciptakan suatu relasi

yang sehat dengan orang lain, mengembangkan persahabatan, berperan

aktif dalam kegiatan sosial, menghargai nilai-nilai dari hukum-hukum

sosial dan budaya yang ada di lingkungan sekolahnya. Apabila prinsip-

prinsip ini dilakukan secara konsisten, maka penyesuaian sosial di

lingkungan sekolah yang baik akan tercapai. Diharapkan bahwa dengan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

33

adanya penyesuaian sosial, siswa saling memberikan dukungan

terhadap satu dengan yang lainnya.

Dukungan yang diberikan dapat berupa nasehat, motivasi, atau

saling memberikan masukan sehubungan dengan pelajaran di sekolah.

Dukungan yang diberikan ini, pada akhirnya akan memberikan dampak

terhadap peningkatan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Hurlock (2001) yang berpendapat bahwa

dukungan sosial juga berperan dalam prestasi belajar. Dukungan sosial

dapat diperoleh bukan saja dari orangtua yang merupakan sosok

penting dalam pencapaian prestasi belajar seorang siswa, tapi juga dari

teman sebaya. Dukungan sosial teman sebaya dapat berupa dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental maupun

dukungan informasi. Dukungan yang diberikan ini dapat meningkatkan

prestasi belajar.

Dukungan sosial akan memberikan kontribusi yang positif jika

diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi dalam hal prestasi belajar.

Muammar (2011) menyatakan bahwa ketika kekuatan dari dalam diri

berupa kontrol diri ditingkatkan maka akan mengimbangi setiap

kekuatan-kekuatan yang berasal dari faktor eksternal untuk

memberikan sumbangan efektif terhadap peningkatan hasil belajar

siswa. Hal ini berarti bahwa kontrol diri memainkan peran penting

dalam peningkatan prestasi belajar siswa dari sisi internal. Marpaung

(2009) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan suatu kekuatan dari

dalam diri siswa untuk mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

34

Pengontrolan diri yang tinggi memberikan manfaat bagi siswa agar

mampu menggunakan waktu dengan efisien, menggunakan fasilitas

belajar dengan maksimal, serta sebagai sumber motivasi dalam diri

siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian, sangat

diharapakan bahwa dengan adanya dukungan sosial teman sebaya

sebagai faktor eksternal diimbangi dengan kontrol diri sebagai faktor

internal akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan

prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, seorang siswa dapat meraih

prestasi belajar yang maksimal jika diikuti dengan dukungan sosial

teman sebaya serta diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

35

2.6 MODEL PENELITIAN

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu di atas, maka

penulis menyusun sebuah model atau kerangka berpikir sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

Dukungan Sosial Teman

Sebaya

Kontrol

Diri

Jenis

Kelamin

Prestasi Belajar

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/3/T2_832012010_BAB II.pdf · prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

36

2.7 HIPOTESIS PENELITIAN

Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini, yakni:

1. Ada hubungan dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri

dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

2. Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis

kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

Ambon.

3. Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan

prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

4. Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya, kontrol

diri, dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

5. Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin pada

siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.