fix sekali
TRANSCRIPT
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
I. PENDAHULUAN
Kurkumin merupakan suatu pigmen kuning utama pada Curcuma longa L yang
secar tradisional telah digunakan untuk mengobati luka pada kulit, inflamasi dan tumor.
Kelemahan utama dari kurkumin adalah intensitas warnanya yang tinggi dimana dapat
menodai kulit dan pakaian ketika berkontak dengan area yang diobati (Aziz et al,2004).
Kurkumin memiliki kestrabilan yang rendah, dimana sensitive terhadap cahaya,
panas, pH, dan ion logam. Mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan kestabilan dan efek pewarnaan kurkumin tersebut. Mikroenkapsulasi
merupakan metoda yang dikembangkan dalam bidang farmasi untuk pembuatan sediaan
lepas berkesinambungan. Mikroenkapsulasi diartikan sebagai suatu cara penyalutan yang
relatif tipis pada partikel-partikel kecil zat padat atau tetesan cairan dan disperse (Deasy,
1984; Benita, 1991). Penyalut yang digunakan biasanya berupa polimer alam atau sintetis
ataupun material lainnya.
Mikrokapsul adalah suatu bentuk sediaan yang banyak digunakan, selain untuk
mendapatkan sediaan lepas berkesinambungan juga untuk menutupi rasa dan bau yang
kurang enak dari bahan aktif, perlindungan komponen bahan aktif terhadap lingkungan
seperti kelembapan, oksigen, sinar ultraviolet, mencegah penguapan bahan aktif dan dapat
menghalangi perubahan-perubahan sifat fisika obat. Ukuran mikrokapsul adalah 1-1000
µm, tergantung apada metoda mikroenkapsulasi dan penyalut yang digunakan ( Benita,
1991)
Sediaan krim merupakan sediaan topikal yang bertujuan memberikan efek lokal di
kulit, krim berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III merupkan bentuk sediaan setengah
padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia edisi IV merupakan bentuk
sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
1
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
II. PREFORMULASI
1.1 Tinjauan Kimia Farmasi (Natural Health Product Ingredient Database, 2010)
a. Monografi
Nama Resmi : Kurkumin
Nama Umum : Turmeric
Nama Kimia :[(1E,6E)-1,7-bis(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)hepta-1,6 diene].
Rumus kimia : C21H20O6
BM : 368.38
density : 0.93
Titik leleh : 170 - 175 °C
Kelarutan : tidak larut dalam air dan eter, agak sukar larut air panas, larut dalam
aseton, alkohol, asam glasial, dan alkali hidroksida.
Stabilitas : Stabil, tapi peka terhadap cahaya.
Bentuk : Serbuk dengan rasa pahit warna kuning atau kuning jingga dengan
aroma yang khas dan tidak bersifat toksik.
b. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif
Kualitatif
1. Spektrum serapan inframerah menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Kurkumin BPFI.
2. Analisis kualitatif kandungan kurkumin dilakukan secara KLT (kromatografi
lapis tipis) TLC-scanner Shimadzu CS-930. Analisis kurkumin menggunakan
silika gel GF254 sebagai fase diam. Ekstrak metanol kalus, rimpang dan tunas
temulawak sebanyak 2 µl ditotolkan pada pelat dengan menggunakan
mikropipet. Lempeng fase diam dikembangkan dalam bejana kromatografi yang
jenuh dengan larutan kloroform : etanol 96% : asam asetat glasial (94:5:1)
sebagai fase gerak. Bercak diamati pada sinar tampak dan akan terlihat warna
2
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
kuning. Bercak sampel dianalisis berdasarkan nilai Rf dan warnanya terhadap
bercak baku kurkumin.
3. Reaksi warna : Dalam alkali warnanya akan menjadi merah kecoklatan.
Dalam asam akan berwarna kuning terang
Kuantitatif
1. Analisis kuantitatif kurkuminoid metode spektrofotometri dibuat dengan cara
standar kurkuminoid 100 ppm diencerkan dengan metanol sehingga diperoleh
konsentrasi 0.25, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Setelah itu serapan diukur menggunakan
spektrofotometer UvVis pada panjang gelombang 420 nm sehingga diperoleh
kurva standar kurkuminoid.
Analisis sampel dibuat dengan cara sebanyak 0.1 g ekstrak pekat dilarutkan
dalam 10 ml THF kemudian disimpan selama 24 jam pada suhu kamar dalam
keadaan gelap. Setelah 24 jam penyimpanan supernatan temulawak diambil dan
diencerkan hingga 1250 kali dengan metanol. Selanjutnya larutan dikocok
sempurna dan diukur serapannya pada panjang gelombang 420 nm.
2. Analisis kuantitatif kurkumin dilakukan secara densitometri. Prinsip metode ini
adalah kurkumin dipisahkan dari senyawa lain secara KLT, kemudian luas area
bercak diukur menggunakan KLT/TLC (thine layer chromathography) Scanner.
Pengukuran luas area ini didasarkan pada kemampuan kurkumin menyerap sinar
ultraviolet yang disebabkan oleh adanya gugus kromofor pada kurkumin. Luas
area bercak akan berbanding lurus dengan kadar kurkumin. Semakin tinggi
kadar kurkumin maka semakin luas pula area bercaknya.
3. Metode volumetri
Yaitu dengan cara melarutkan kurkuminoid dengan dimetilformamida (DMF),
kemudian dititrasi dengan larutan tetrabutilamonium hidroksida menggunakan
indicator aziviolet. Pada titrasi ini, 1 ml larutan 0,1 N tetrabutilamonium
hidroksida setara dengan 18,4185 mg kurkuminoid.
4. Analisis HPLC
Ditimbang 25 mg sampel dilarutkan ke dalam 5 ml methanol. Larutan disaring
dengan saringan 0,45µm dan ditempatkan pada vial HPLC. 25 µl dari larutan ini
3
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
diinjeksikan ke HPLC. Senyawa standar kurkuminoid dibuat dengan konsentrasi
0,1 %.
% HPLC = Luas area sampelLuas area standar
xkonsentrasi standar x ml sampel
mg sampelx 100 %
Kadar kurkuminoid = % HPLC x % rendemen x fk
1.2 Tinjauan Farmakologi
a. Farmakokinetik
Kurkumin merupakan molekul lipofilik yang secara luas dimetabolisme dalam
saluran pencernaan dan hati setelah pemberian oral. Metabolisme fase I melalui
reaksi reduksi membentuk tetrahidrokurkumin, heksahidrokurkumin, dan
heksahidrokurkuminol. Metabolisme fase II terdiri dari glukuronidasi dan
sulfatasi oleh O-conjugation membentuk kurkumin glukuronida dan kurkumin
sulfat yang dengan cepat diekskresikan. Kurkumin glukuronida diidentifikasi
dalam mikrosom saluran pencernaan dan hati, sedangkan kurkumin sulfat,
tetrahidrokurkumin, dan heksahidrokurkumin ditemukan sebagai metabolit
dalam sitosol saluran pencernaan dan hati pada manusia dan tikus (Ireson et al.,
2002).
Profil farmakokinetik kurkumin menunjukkan bahwa kurkumin dengan dosis
oral 30 – 180 mg tidak terdeteksi dalam darah (Sharma et al., 2001). Setelah
dosis ditingkatkan sampai 3600 mg menunjukkan bahwa kadar kurkumin
ditemukan hanya sedikit di dalam darah, tetapi ditemukan kadar tertinggi di
dalam feses (Garcea et al., 2005).
b. Farmakodinamik
Pada tanaman rempah kunyit terdapat senyawa antibakteri kurkumin dan
senyawa fenol serta turunannya. Beberapa senyawa fenol diketahui dapat
menurunkan tegangan permukaan sel sehingga dapat merusak permeabilitas
dinding sel bakteri. Aktvitas senyawa fenol ini dapat meningkat karena
beberapa factor antara lain karena subtitusi alkil dan halogen, semakin panjang
rantai alifatik dan kondisi media yang asam atau pH rendah sehingga
meningkatkan aktivitas antimicrobial.
4
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Dinding sel bakteri gram positif akan bermuatan negative sebagai akibat dari
ionisasi gugus fosfat dari asam teikoat pada struktur dinding selnya, sedangkan
fenol merupakan suatu alcohol yang bersifat asam lemah sehingga disebut asam
karbolat. Sebagai asam lemah, senyawa fenolik dapat terionisasi melepaskan
ion H dan melepaskan gugus sisanya yang bermuatan negative. Kondisi yang
bermuatan negative ini akan ditolak oleh dinding sel gram positif yang secara
alami bermuatan negative. Senyawa fenol pada pH rendah akan bermuatan
positif, sehingga senyawa fenol tidak akan terionisasi. Perbedaan muatan ini
akan terjadinya daya tarik menarik antara fenol dengan dinding sel sehingga
fenol secara keseluruhan dalam bentuk molekulnya akan lebih mudah melekat
atau melewati dinding sel gram positif. Tidak terdapatnya asam teikoat pada
dinding sel bakteri gram negative menyebabkan bakteri golongan ini lebih
tahan terhadap senyawa fenol disbanding gram positif.
c. Indikasi
Antibakteri, antifungi, antiinflamasi, dan dapat juga sebagai antikanker.
1.3 Tinjauan Farmasetik
a. Formula Acuan
I. Formula Mikrokapsul (Lee-fung ang et al, 2010)
R/ Zat akif 1 bagian
Gelatin 1 bagian
Aquades qs
II. Formula Standar Cream dari AJHP vol 26 Feb 1969 hal. 94
R/ Cetyl alkohol 20%
Mineral oil 20 %
Span 80 0,5 %
Tween 80 4,5 %
Metil Paraben (Nipagin) 0,4 %
Propil Paraben (Nipasol) 0,08 %
Aquades ad 100 %
5
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
b. Formula direncanakan
I. Formula mikrokapsul
No. Nama Bahan Fungsi Jumlah
1 Kurkumin Zat aktif 1
2 Gelatin penyalut 1
3 Aquadest Qs
II. Formula cream
No. Nama Bahan Fungsi Jumlah
1 Kurkumin Zat aktif 2 %
2 Cetyl alkohol Pengemulsi 20 %
3 Mineral oil Emolien 20 %
4 Span 80 Emulgator 0,5 %
5 Tween 80 Emulgator 4,5 %
6 Metil paraben Pengawet 0,4 %
7 Propil paraben Pengawet 0,08 %
8 Aquades ad Pelarut 100 %
c. Alasan pemilihan bahan tambahan
1. Gelatin
Sinonim : Byco, Cryogel, E441, gelatina, gelatine, instagel, kolatin,
solugel,vitagel.
Rumus empirik : -
Pemerian : lembaran, kepingan, butiran, tidak berwarna atau
kekuningan pucat, bau dan rasa lemah.
Kelarutan : jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak,
berangsur-angsur menyerap air 5-10 kali bobotnya, larut
dalam air panas dan jika didinginkan terbentuk gudir,
praktis tidak larut dalam etanol 95%P, dalam kloroform P
dan dalam eter P, larut dalam campuran gliserol P dan air,
6
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
jika dipanaskan lebih mudah larut, larut dalam asam
asetat P.
Kadar abu : tidak lebih dari 3,25%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
2. Cethyl alkohol
Sinonim : n- hexadecyl alcohol, palmityl alcohol
Rumus empirik : C16H34O
Berat molekul : 242,44
Struktur : CH3(CH2)14CH2OH
Fungsi : pembasah 5%, pengemulsi 2-5%, stiffening 2-10%,
emolient 2-5%.
Pemerian : bentuknya seperti lilin, lapisan putih, granul, bau
lemah.
OTT : pengoksidasi kuat.
3. Mineral oil ( FI ed III 1979 : 474)
Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama lain : paraffin cair, mineral uol
Pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna hampir tidak berbau, hampir tidak
empunyai rasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)
P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai emolien
Range : 1,0%-20%
Inkompatibilitas : tidak cocok untuk agen pengoksidai kuat
7
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
4. Span 80 (4:567)
Nama resmi : Sorbitan monooleat
Nama lain : Sorbitan atau span 80
RM : C3O6H27Cl17
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik
dari asam lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air
dan dapat bercampur dengan alkohol sedikit
larut dalam minyak biji kapas.
Kegunaan : Sebagai emulgator dalam fase minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB Butuh : 4,3
5. Tween 80 (4: 509)
Nama resmi : Polysorbatum 80
Nama lain : Polisorbat 80, tween
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,hampir
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dalam
etil asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam
parafin cair P dan dalam biji kapas.
Kegunaan : Sebagai emulgator fase air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB Butuh : 15
6. Methyl Paraben / Nipagin (Farmakope Indonesia III : 378)
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
punya rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.
Titik Lebur : 125○ – 128○ C
Fungsi : Zat Pengawet
8
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
7. Propyl Paraben / Nipasol (Farmakope Indonesia III : 535)
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Titik Lebur : 95○ – 98○ C
Fungsi : Zat Pengawet
8. Aquadest
Nama resmi : Aqua destilata
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai fase air
d. Alasan pemilihan bentuk sediaan
Kurkumin memiliki kestabilan yang rendah, dimana sensitive terhadap
cahaya, panas, pH, dan ion logam. Mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kestabilan dan efek pewarnaan
kurkumin tersebut. Sediaan krim merupakan sediaan topikal yang bertujuan
memberikan efek lokal di kulit.
9
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
III. FORMULASI
1. Formula Akhir
III.1.1 Formula mikrokapsul
No
.
Nama Bahan Fungsi Jumlah
1 Kurkumin Zat aktif 1
2 Gelatin penyalut 1
3 Aquadest qs
III.1.2 Formula cream
No
.
Nama Bahan Fungsi Jumlah
1 Kurkumin Zat aktif 2 %
2 Cetyl alkohol Pengemulsi 20 %
3 Mineral oil Emolien 20 %
4 Span 80 Emulgator 0,5 %
5 Tween 80 Emulgator 4,5 %
6 Metil paraben Pengawet 0,4 %
7 Propil paraben Pengawet 0,08 %
8 Aquades ad Pelarut 100 %
2. Perhitungan
a. Mikrokapsul
No
.Nama bahan Kadar
Jumlah yang
ditimbang
untuk 1 tube
(10 g)
Jumlah untuk 1
bets (100.000
tube)
1 Kurkumin 0,2 g 20.000g
2 Gelatin 0,2 g 20.000 g
3 Aquades 4 ml 400 L
0,4 g mikrokapsul mengandung 0,2 g kurkumin
10
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
b. Perhitungan untuk pembuatan krim (1 tube 10 g) :
1. Mikrokapsul Kurkumin = 0,4 g
2. Basis krim 10 g – 0,4 g = 9,6 g
a. Cetyl alkohol =20
100x 9,6 g=1,92 g
b. Mineral oil = 20
100x 9,6 g=1,92 g
c. Span 80 = 0,5100
x 9,6 g=0,048 g
d. Tween 80 =4,5100
x 9,6 g=0,432 g
e. Metil Paraben (Nipagin) =0,4100
x 9,6 g=0,0384 g
f. Propil Paraben (Nipasol) =0,08100
x 9,6 g=0,00768 g
g. Aquades = 9,6 g – (1,92 + 1,92 + 0,048 + 0,432 + 0,0384 + 0,00768) g =
4,83392 g ~ 5 ml
No. Nama bahanPenimbangan untuk
1 tube (10 g)
Penimbangan untuk
1 bets (100.000
tube)
1 Mikrokapsul kurkumin 0,4 g 40 kg
2 Cetyl alkohol 1,92 g 192 kg
3 Mineral oil 1,92 g 192 kg
4 Span 80 0,048 g 4,8 kg
5 Tween 80 0,432 g 43,2 kg
6 Metil paraben 0,0384 g 3,84 kg
7 Propil paraben 0,00768 g 0,768 kg
8 Aquades 5 ml 500 L
3. Cara pembuatan
a. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah
cemaran partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3
11
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
» 5 µm sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi
saringan 95%, pertukaran udara > 20 kali/jam, humidif < 30% pada 70 ⁰F (21,1
⁰C)
b. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75%
dan terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai
dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap
digunakan”.
c. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian,
karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan
antiseptic khusus, keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus
produksi, kenakan tutup kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus.
Karyawan masuk ke ruang produksi melalui airlock khusus karyawan yang telah
dilengkapi air shower. Hal ini untuk mencegah perpindahan mikroba dari luar ke
ruang produksi. Masuk ke ruang produksi, sebelah ujung tidak boleh dalam
keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar masuk ke ruang produksi
d. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan
kelas III mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh
kepala regu dan kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air
lock khusus bahan baku.
e. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan
master formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing
sekunder (black area). Cetak no batch dan tanggal ED sesuai master formula.
Cek oleh kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai
mengemas produk
f. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami QC terlebih dahulu pada masa karantina.
Bahan yang dipakai adalah yang telah lulus QC. Bila tidak memenuhi
spesifikasi standar, maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau
dirusak terlebih dahulu.
g. Ruang Produksi
Timbang semua bahan
12
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Mikrokapsul : Gelatin dilarutkan dalam air panas. Dispersikan kurkumin
kedalam larutan gelatin. Dicampur dalam alat homogenizer dengan
kecepatan 5000 rpm, selama 5 menit. Disemprot kering (fan 2,25
meter/detik, pompa 5 rpm, deblocker medium, suhu inlet 2000C dan
outlet920C).
Evaluasi mikrokapsul
Krim :
- Bahan yang larut minyak seperti cethyl alcohol, mineral oil, span
80, nipasol dicampur serta dileburkan pada suhu 700C menjadi
masa lemak
- Bahan yang larut air seperti tween 80, nipagin, aqudes dicampur
dan dipanaskan pada suhu 700C menjadi masa air
- Setelah kedua masa memiliki suhu 700C campurkan dengan
pengadukan dengan menambahkan masa minyak ke masa air
sampai terbentuk emulsi, pengadukan diteruskan hingga suhu
kamar
- Tambahkan mikroenkapsulasi kurkumin kedalam basis krim
aduk homogen.
Evaluasi krim
h. Bila produk sudah lulus uji, kemudian packing sekunder, wadah plastik
dimasukkan kedalam inner box lalu masukan ke outlet box (dus atau karton)
beri nomor registrasi batch dan expired date pada outbox checing terakhir.
i. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke
bagian logistic
j. Evaluasi sediaan
4. Evaluasi
A. Evaluasi Mikrokapsul
1. Evaluasi ukuran dan distribusi ukuran partikel
Mikrokapsul ditempatkan dalam ayakan dan mesin pengayak digetarkan
dengan kecepatan 15 rpm selama 10 menit, ditimbang.
2. Evaluasi morfologi partikel
13
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Mikrokapsul dilapisi Au dan Pd menggunakan fine coater (Polaron SC-
7610) kondisi vakum dan sampel diperiksa SEM.
3. Penentuan kadar air
Mikrokapsul dimasukkan moisture balance pada 1050C. Dilihat kadarairnya.
4. Penentuan kandungan kurkumin dalam mikrokapsul
5. Mikrokapsul digerus, dilarutkan dalam metanol dan diaduk dalam ultrasonik,
disaring. Filtrat diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV-VIS.
B. Evaluasi Krim
Evaluasi Fisik
1. Organoleptis
Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur
sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (dengan kriteria
tertentu) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (macam dan item),
menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan
keputusan dengan analisa statistik. Dilihat dengan adanya pemisahan fasa atau
pecahnya emulsi, bau tengik atau perubahan warna.
2. Homogenitas
Dengan cara meletakkan sedikit sediaan krim diantara 2 kaca objek dan
diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan.
3. Viskositas
Dengan menggunakan viscometer Brookfield RV.
4. Evaluasi daya sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala.
Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan
di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada
setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu
secara teratur).
5. Evaluasi penentuan ukuran droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel,
dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass,
14
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan
penyebarannya.
6. Uji aseptabilitas sediaan.
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat
suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan,
kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing-
masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.
7. Uji stabilitas Krim
Dilakukan uji percepatan dengan:
- Agitasi atau sentrifugasi (mekanik) (Lachman, 1994)
Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (+ 3000 RPM).Amati adanya
pemisahan atau tidak. Menurut Becher: Sentrifugasi 3750 rpm, radius 10 cm, 5
jam sebanding dengan efek gravitasi 1 tahun, ultrasentrifugasi 25000 rpm atau
lebih sebanding dengan efek yang diamati selama umur normal emulsi/krim
- Manipulasi suhu (termik) (Lachman, 1994)
Prosedur: krim dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30, 40, 50,
60 dan 70oC. amati dengan bantuan indicator (ex: Sudan merah) mulai suhu
berapa terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, krim makin stabil.
8. Penentuan tipe emulsi
- Uji kelarutan warna (Martin, 1993)
Sedikit zat warna larut air, missal metien biru atau biru brillian CFC diteteskan
pada permukaan emulsi. Jika zat warna terlarut dan berdifusi homoge pada fase
external yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A. Jika zat warna tampak
sebagai tetesan di fase internal, maka tipe emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi
sebaliknya jika digunakan zat warna larut minyak (Sudan III).
- Uji pengenceran (Martin, 1993)
Uji ini dilakukan dengan mengencerkan emulsi dengan air.Jika emulsi tercampur
baik dengan air, tanpa memperlihatkan ketidakcampuran, maka tipe emulsi adalah
M/A. hal ini dapat dilakukan dengan mikroskop untuk memberikan visualisasi
yang baik tentang tidak adanya ketidakcampuran.
9. Uji kebocoran Tube (depkes RI 1995)
15
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Pilih 10 tube krim, dengan segel khusus jika disebutkan.Bersihkan dan keringkan
baik-baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap.Letakkan tube pada
posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu diatur
pada 600+ 3o selama 8 jam.Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau
setelah pengujian selesai (abaikan bekas krim yang diperkirakan berasal dari
bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian luar dimana terdapat
lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube).Jika terdapat kebocoran pada
satu tube tidak lebih dari satu tube, ulangi pengujian dengan tambahan 20
tube.Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun kebocoran diamatai dari
10 tube pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube
yang diuji.
10. Isi minimum (depkes RI 1995)
Ambil contoh sebanyak 10 wadah berisi zat uji, hilangkan semua etiket yang
dapat mempengaruhi bobot pada waktu isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan
keringkan dengan sempurna bagian luar wadah dengan cara yang sesuai dan
timbang satu-persatu. Keluarkan isi secara kuantitatif dari masing-masing wadah,
potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan pelarut yang sesuai, hati-hati agar
tutup dan bagian wadah lain tidak terpisah. Keringkan dan timbang kembali
masing-masing wadah kosong beserta bagian-bagiannya.Perbedaan antara kedua
penimbangan adalah bobot bersih isi wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10
wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket, dan tidak satu wadahpun
yang bobot bersihnya isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket
untuk bobot 60 g atau kurang. Tidak kurang dari 95% dari bobot yang tertera pada
etiket untuk bobot lebih dari 60 g dan kurang dari 150 g. jika persyaratan ini tidak
dipenuhi, tetapkan bobot bersih isi 20 wadah tambahan. Bobot bersih rata-rata isi
dari 30 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket, dan hanya satu
wadah yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada
etiket untuk bobot 60 g atau kurang. Tidak kurang dari 95% dari bobot yang
tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 g dan kurang dari 150 g
Evaluasi Kimia
1. Evaluasi pH (depkes RI,1995)
16
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml
air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan
diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil
yang tertera pada alat pH meter.
2. Penetapan Kadar Zat aktif
Kadar zat aktif diukur dengan spektrofotometer UV Vis.
Evaluasi Biologi
Efektivitas anti mikroba
Lakukan penetapan angka lempeng total dengan menggunakan Metoda lempeng.
17
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
IV. ASPEK KEFARMASIAN
1. Aspek Industri
a. Perencanaan
Pihak pemasaran akan mengetahui keadaan pasar terhadap obat yang diproduksi dan
bila terjadi peningkatan permintaan maka unit pemasaran akan memberitahukan
kepada pihak atau unit produksi.
b. Pengadaan
Bila akan dilakukan produksi panitia pengadaan bagian gudang mempersiapkan
semua bahan yang diperlukan. Di gudang bahan baku disimpan di tempat yang
sesuai dengan kestabilan dan sifat dari zat aktif atau bahan tersebut. Dimana, tablet
propanolol disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
c. Produksi
Dalam produksi obat dilakukan oleh bagian PPIC kemudian bagian PPIC
mengeluarkan surat untuk memproduksi sediaan dan catatan pengelolaan batch ke
bagian produksi serta surat permintaan pemesanan barang ke gudang. Bagian
produksi akan memproduksi setelah semua bahan diperiksa QC dan dinyatakan
memenuhi syarat dan akan di produksi sesuai CPOB. Selama produksi dilakukan
IPC dan QC.
d. Pemasaran
Produksi yang telah jadi akan dikeluarkan berdasarkan permintaan PBF,
pengeluaran berdasarkan FIFO & FEFO.
2. Aspek Rumah Sakit
Pengadaan didasarkan berdasarkan perencanaan yang diusulkan ke IFRS, jika
produk pada gudang sudah berkurang jumlahnya maka dipesan ke PBF.Setelah barang
diterima, dilakukan pengecekan jumlah kemasan, No Reg dan ED. Produk disimpan di
gudang berdasarkan sistem FIFO & FEFO.Obat diserahkan ke tangan pasien disertai
informasi mengenai obat tersebut.
18
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
3. Aspek Apotek
Bila persediaan obat telah berkurang di gudang maka obat dipesan ke PBF. Barang
yang telah diterima akan dicek, dicatat, dan dilakukan pembukuan. Kemudian disimpan di
gudang dan dikeluarkan berdasarkan sistem FIFO & FEFO.
4. Aspek Undang-undang
1. Menurut Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000
Obat bebas (obat OTC : Over The Counter) merupakan obat yang ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa
analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di
Apotek, toko obat dan warung.
2. SK Menkes No. 193/kab/B.VII/71 tanggal 21 Agustus 1971 tentang Peraturan
Pembungkusan dan Penandaan Obat, disebutkan antara lain:
Pasal 3 (2) : pada bungkus luar dan wadah obat jadi atau obat paten dan bahan
kontras harus dicantumkan tanda atau etiket yang menyebutkan nama
atau nama dagang obat, bobot netto atau volume obat, komposisi obat,
dan susunan kuantitatif zat-zat berkhasiat, nomor pendaftaran, nomor
batch, dosis, cara penggunaan, indikasi sebagaimana telah disetujui pada
saat pendaftaran, kontraindikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
unutk dicantumkan, nama pabrik dan laamatnya (sedikitnya nama kota
dan negaranya, cara penyimpanan, batas kadaluarsa dan tanda-tanda lain
yang dianggap perlu.
(5) : Keterangan-keterangan yang dicantumkan pada pembungkus, etiket,
wadah dan brosur harus sesuai dengan kenyataan.
Pasal 5 (1) : Pada etiket dan aatu pembungkus obat yang hanya dapat dijual dengan
resep dokter, dokter gigi, atau dokter hewan harus dicantumkan :
“Hanya Dengan Resep Dokter”
5. ASPEK GMP
19
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu: manajemen
mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan hygiene, produksi,
pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan produk dan penarikan
kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan
kontrak, serta kualifikasi dan validasi.
1. Manajemen Mutu
Dalam pembuatan obat ini, industry farmasi harus menyesuaikan dengan tujuan
penggunaanya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak
menimbulkan resiko yang membahayakan pengguna.Manajemen mutu harus dapat
mencapai tujuan mutu secara konsisten yang didesain secara menyeluruh dan ditetapkan
secara benar.
Unsur dasar manajemen mutu adalah struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber
daya. Tindakan sistematis dilakukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Dalam aspek manajemen mutu terdapat hal-hal penting, yaitu:
a. Pemastian Mutu (QA)
Pemastian mutu merupakan totalitas semua pengukuran yang dibuat dengan tujuan
untuk memastikan bahwa tablet lepas lambat ini dihasilkan dengan mutu yang sesuai
dengan tujuan pemakaiannya.
b. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa tablet lepas lambat ini dibuat
dan dikehendaki secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan
penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup
semua produksi dan pengawasan mutu.
c. Pengawasan Mutu (QC)
Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan
pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahan yang belum diluluskan
tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dapat dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi pengawasan mutu
bersifat independen dari bagian lain.
20
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
d. Pengkajian Mutu Produk
Pengajian mutu produk dilakukan secara berkala terhadap semua obat terdaftar,
temasuk produk ekspor untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuain dari spesifikasi
bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, untuk melihat trend dan mengidentifikasi
perbaikan, ini dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan
kajian ulang sebelummya.
2. Personalia
Jumlah karyawan yang ditetapkan harus memiliki cukup pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik
sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara professional dan sebagaimana mestinya,
serta mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk melaksanakan sesuai CPOB.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab
Bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dalam struktur organisasi dipimpin
oleh apoteker yang berbeda agar tanggung jawab dan wewenang kedua bagian tersebut
jelas.Masing-masing bagian diberi wewenang penuh dan sarana yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kedua bagian tersebut tidak boleh
mempunyai kepentingan lain di luar organisasi pabrik, sehingga dapat menghambat,
membatasi tanggung jawab bagian tersebut, dan menimbulkan pertentangan kepentingan
pribadi atau financial. Selain itu, seorang manager produksi dan pengawasan mutu harus
seorang apoteker yang terampil, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai
dibidang industri farmasi dan keterampilan dalam kepemimpinan sehingga memungkinkan
melaksanakan tugas secara professional.
Seorang manager produksi memiliki wewenang serta tanggung jawab penuh untuk
mengelola produksi oabta, bertanggung jawab atas kualitas obat, baik dengan manager
pengawasan mutu maupun manager teknik. Seorang manager pengawasan mutu memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu dalam
penyusunan verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu. Selain itu,
seorang manager pengawasan mutu memiliki wewenang untuk meluluskan bahan awal,
21
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila produk itu sesuai dengan spesifikasinya,
atau menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai
dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang ditentukan.
Manager produksi dan manager pengawasan mutu bersama-sama bertanggung
jawab atau ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan pengesahan prosedur-prosedur
tertulis, pemantauan dan pengawasan lingkungan pembuatan obat, kebersihan pabrik dan
validasi proses produksi, kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian
persetujuan terhadap pemasok bahan dan kontraktor, pengamanan produk dan bahan
terhadap kerusakan dan kemunduran mutu dan dalam penyimpanan catatan-catatan.
Tenaga penunjang untuk membantu tenaga inti di atas, ditunjuk tenaga yang
terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan supervise langsung dibagian
produksi dan pengawasan mutu. Disamping staf tersebut diatas tersedia tenaga yang terlatih
secara teknis dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi dan
pengawasan mutu yang sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan, serta
memahami petunjuk kerja yang tertulis.Tanggung jawab diberikan kepada setiap karyawan
tidak boleh berlebihan sehingga dapat mecegah timbulnya resiko terhadap mutu obat.
b. Pelatihan
Pelatihan diberikan pada seluruh karyawan, baik yang berhubungan langsung
dengan proses produksi obat maupun tidak. Karyawan dilatih mengenai kegiatan yang
sesuai dengan tugasnya dan prinsip CPOB.Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli.
Latihan mengenai CPOB dilakukan secara berkesinambungan dan dengan frekuensi
yang memadai untuk menjamin agar para karyawan memahami dan mengerti betul dengan
persyaratan CPOB dilaksanakan menurut program tertulis yang telah disetujui oleh
manager produksi dan manager pengawasan.
3. Bangunan dan fasilitas
Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang bangunan, konstruksi
serta letak yang memadai sehingga memudahkan dalam pelasanaan kerja, pembersihan dan
pemeliharaan yang baik. Sarana kerja yang memadai diperlukan untuk meminimalkan
resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat
menurunkan mutu sehingga dapat dihindarkan dan dkendalikan.
Syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut:
22
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Lokasi bangunan dirancang untuk mencegah terjadinya pencemaran dari
lingkungan sekitar, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air.
Gedung dirancang dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir,
rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya hewan.
Pertimbangan dalam menentukan rancang bangunan dan tata letak bangunan adalah
sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan kegiatan lain, yang dilakukan dalam sarana yang sama atau
dalam sarana yang berdampingan.
b. Tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan kegiatan produksi
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit di desain licin,
bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan serta didesinfeksi.
Lantai dan dinding di daerah pengolahan dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata
dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan efisien. Sudut-sudut antara dinding dan
langit-langit dalam daerah-daerah kritis dibentuk lekungan. Bangunan mendapatkan
penerangan yang efektif dan memiliki ventilasi dengan fasilitas pengendali udara.
Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap bahan biologi aktif atau produk
obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang dalam jumlah sangat sedikit dapat
menyebabkan sfek fisiologis.
Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di dalam bangunan
produksi, seperti ruangan ganti pakaian, ruangan bahan baku dan ruangan pengolahan
produksi. Tersedianya sarana penyimpanan dengan kondisi khusus, seperti suhu,
kelembaban dan keamanan tertentu.Pembuatan saluran air limbah cukup besar dan
mempunyai bak control yang baik.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat ini memiliki
rancang bangunan dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditemparkan
dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang seragam dari batch ke batch serta untuk
memudahkan pembersihan dan peralatan.
23
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
a. Desain dan kontruksi
- Peralatan yang digunakan tidak bereaksi atau menimbulkan akibat bagi bahan
yang diolah.
- Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun bagian
luar serta peralatan tersebut menimbulkan akibat yang merugikan terhadap
produk.
- Peralatan yang digunakan dalam pengolahan bahan kimia yang mudah
terbakar, ditempatkan di daerah dimana digunakan bahan yang mudah
terbakar, dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta
dibumikan dengan sempurna.
- Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan
mencatat, dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.
b. Pemasangan dan penempatan
- Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
- Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang
sedemikian rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.
- Tiap peralatan utama diberi nomor pengenal yang jelas.
- Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin diberi isolasi yang
baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil
kehilangan energi.
- Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanasan, ventilasi, pengatur suhu,
udara, air minum, kemurnian air, penyulingan air dan fasilitas yang lainnya
divalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa
berfungsi sesuai dengan tujuan.
c. Pemeliharaan
- Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik
dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu
atau kemurnian produk.
- Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat dan dipatuhi.
- Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan
utama dicatat dalam buku catatan harian. Catatan untuk peralatan yang
24
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
digunakan khusus untuk satu produk saja, dimasukkan kedalam catatan
produksi batch produk tertentu.
-
5. Sanitasi dan Hygiene
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tingi diterapkan pada setiap aspek pembuatan
obat. Ruang lingkup santitasi dan hygiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan
perlengkapan, produksi serta wadahnya, setiap hal yang dapat merupakan sumber
pencemaran produk.Sumber pencemaran dihilangkan melalui suatu program sanitasi
dan hygiene yang menyeluruh dan terpadu.
a.Personalia
1. Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama
bekerja, dan pemeriksaan mata secara berkala.
2. Semua karyawan menerapkan hygiene perorangan yang baik.
3. Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan kualitas
produk dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali.
4. Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk.
5. Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung antara tangan
dengan bahan dan produk.
6.Karyawan menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri.
7.Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan fasilitas
daerah terbatas.
8.Karyawan diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki daerah
produksi.
9.Merokok, makan dan minum dilarang didaerah produksi, laboratorium, dan daerah
lain yang dapat merugikan produk
10.Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.
b. Bangunan dan fasilitas
- Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan
sanitasi yang baik.
-Toilet dengan ventilasi yang tersedia cukup
-Tempat penyimpanan pakaian memadai.
25
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
-Tempat pencucian diletakkan diluar daerah steril.
-Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi didaerah khusus dan
memenuhi standar kebersihan.
-Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan dalam wadah yang
sesuai.
-Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak boleh
mencemari peralatan dan bahan.
-Ada prosedur tertulis (SOP/ Standard Operation Prosedure) yang menunjukkan
penanggung jawab sanitasi dan hygiene.
c. Pembersihan dan Peralatan
-Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih serta
diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.
-Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat mungkin
dihindari pencemaran produk.
-Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan dalam ruangan
yang terpisah dari pengolahan.
-Prosedur yang tertulis untuk pembersihan dan sanitasi dibuat, dipatuhi dan
dilaksanakan.
- Catatatn pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi diri disimpan.
Prosedur sanitasi dan hygiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala
untukmemastikan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu memenuhi
persyaratan.
6. Produksi
Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang dapat menjamin
produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
a. Bahan Awal
Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan dicatat, meliputi keterangan
mengenai persediaan.
Setiap bahan awal ditetapkan memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan
nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
26
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang menunjukkan
identitas yang jelas.
Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual, dan contoh yang
diambil petugas, diuji terhadap spesifikasi bahan yang bersangkutan.
Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk
dipakai.
Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab
pengawasan mutu.
Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.
Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan dalam suhu
udara yang diatur.
Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan
dinyatakan batas umurnya.
Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang.
Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah adanya
kontaminasi silang.
Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang, disimpan
terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke pemasok.
b. Validasi proses
Semua proses produksi di validasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan
tepat menurut prosedur yang telah ditetapkan dan hasilnya disimpan.
Sebelum suatu proses pengolahan induk ditetapkan, dilakukan langkah-
langkah untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.
Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.
Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secra rutin.
c. Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi kualitas suatu produk,
tidak dapat diterima.
27
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
d. Sistem penomoran batch dan lot
Sistem penomoran dijabarkan secara rinci
Sistem penomoran saling berkaitan dengan produk yang dibuat.
Sistem penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan berulang dan
memudahkan penandaan suatu produk bila terjadi sesuatu.
Pemberiaan nomor dicatat dalam buku harian.
e. Penimbangan dan penerimaan
Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan dan
produk tercakup dalam prosedur tertulis.
Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.
Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan oleh
pengawasan mutu.
Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan terhadap
penandaan.
Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan jumlah
bahan.
Pada saat penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian kebenaran
ketepatan identitas dan jumlah bahan.
Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.
Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang cocok dan
bersih.
Bahan baku yang diserahkan diperiksa ulang untuk meminimalkan resiko
penyalahgunaan dan kesalahan bahan baku yang akan diproduksi.
f. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk yang memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditetapkan dan didokumentasikan dengan cara benar
serta direkonsiliasi.
28
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
g. Pengolahan
Semua bahan yang dipakai diperikasa dahulu.
Kondisi daerah pengolahan dipantau dan dikendalikan.
Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.
Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang telah ditentukan
dan penyimpanan dilaporkan dengan alasan dan penjelasan.
Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.
Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk diberi label yang
tepat.
Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu.
Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.
Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dengan hasil teoritis.
Dalam seluruh tahap pengolahan harus diperhatikan masalah pencemaran
silang.
7. Pengawasan mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB agar tiap bahan
obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Tugas pokok
pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur, penyiapan, instruksi, menyusun
rencana pengambilan seperti meluluskan atau menolak bahan-bahan produk, meneliti
catatan sebelum produk didistribusikan, menetapakan kadar kadaluarsa, mengevaluasi
pengujian ulang, menyetujui penunjukan pemasok, mengevaluasi keluhan, menyediakan
baku pembanding, menyimpan catatan, mengevaluasi obat kembalian, ikut serta pada
program inspeksi diri dan memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak
lain atas dasar kontrak.
Didalam pengawasan mutu, hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik.
Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang lengkap dan
memadai, personalia terlatih dan bertanggung jawab, peralatan instrument yang cocok
untuk prosedur dan kalibrasi secara berkala, pereaksi dan media pembiakan yang sesuai
dengan monografi yang bersangkutan, spesifikasi dan prosedur pengujian yang
29
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
divalidasi dengan fasilitas yang digunakan, catatan pengujian menyangkut seluruh aspek
yang diperlukan dan contoh tertinggal yang disimpan dipergunakan dalam pengujian
selanjutnya.
2. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi
Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah spesifikasi, cara pengambilan contoh
pengujian terhadap bahan baku, pengemasan, produk antara, produk ruahan dan obat
jadi, uji sterilisasi untuk produk steril, uji pirogenitas serta pengawasan lingkungan
secara berkala terhadap mutu kimiawi dan mikrobiologi dari air dan lingkungan
produksi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu, yang berisi:
spesifikasi, prosedur pengambilan sampel, prosedur pencatatan dan pengujian (termasuk
lembar kerja analisis dan atau buku catatan laboratorium) laporan dan atau sertifikat
analisis/ data pemantauan lingkungan (bila diperlikan), catatan validasi metoda analisis
(bila diperlukan), prosedur dan catatan kalibrasi instrument serta perawatan peralatan.
Semua dokumentasi yang terkait catatan bets disimpan selama 1 tahun setelah tanggal
daluarsa bets bersangkutan.
4. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel merupakan kegiatan yang penting dari sistem pemastian
mutu. Personil yang mengambil sampel harus memperoleh pelatihan awal dan pelatihan
secara berkala. Pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan awal dan bahan
pengemas. Jumlah sampel yang diambil hendaknya ditentukan secara statistic dan
dicantumkan dalam pola pengambilan sampel. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan
sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau efek lain yang
berpengaruh terhadap mutu.
Sampel pertinggal dengan identitas yang lengkap yang mewakili tiap bets bahan
awal. Untuk sampel produk jadi disimpan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
pemasaran sebagaimana yang tertera pada label. Jumlah sampel tertinggal minimal 2
kali dari jumlah yang dibutuhkan untuk pengujian, kecuali uji sterilitas. Sampel
tertinggal dari tiap bets hendaknya disimpan hingga 1 tahun setelah tanggal daluarsa,
untuk sampel bahan awal disimpan 2 tahun setelah tanggal pelulusan produk terkait, bila
stabilitasnya memungkinkan.
30
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
5. Persyaratan pengujian
Pengujian dilakukan terhadap bahan awal, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan dan produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pengendalian terhadap lingkungan dilakukan sebagai berikut: pemantauan
terhadap air untuk proses dilakukan secara berkala, pemantauan terhadap lingkungan
produksi dilakukan secara berkala, pemantauan terhadap lingkungan sekitar area
produksi untuk mendeteksi produk lain yang dapat mencemari produk yang dilakukan
secara berkala, dan pengendalian cemaran udara.
Semua bahan pengawasan selama proses dilakukan menurut metode yang
disetujui oleh badan pengawasan mutu dan hasilnya dicatat. Setelah batas waktu
penyimpanan untuk bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
tersebut habis dilakukan pengujian ulang.Berdasarkan hasil uji tersebut bahan atau
produk dapat diluluskan kembali untuk digunakan atau ditolak. Bila bahan disimpan
pada kondisi tidak sesuai, bahan tersebut diuji ulang dan dinyatakan lulus sebelum
digunakan selama proses.
Dilakukan pengujian bahan tambahan pada produk jadi hasil pengolahan
ulang.Bagian pengawasan muutu ikut serta dalam pembuatan prosedur pengolahan
induk dan prosedur pengemasan induk.
Studi stabilitas dirancang untukl mengetahui stabilitas dari produk, dan
program ini dipatuhi dan mencakup jumlah, kondisi penyimpanan, dan metode
pengujian. Penelitian stabiliatas dilakukan terhadap produk baru, kemasan baru,
perubahan formula dan batch yang diluluskan.
8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu
Tujuan dari audit diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah mecakup karyawan, bangunan, penyimpanan, bahan awal obat dan
obat jadi, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumetasi, pemeliharaan gedung dan
peralatan.
Tim inspeksi diri ditunjuk oleh pemimpin perusahaan sekurang-kurangnya tiga
orang dari bidang yang berlainan dan paham mengenai CPOB.Pelaksanaan dan selang
waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
31
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan usulan tindakan
perbaikan.Tindak lanjut inspeksi diri berdasarkan laporan dilakukan oleh pemimpin
perusahaan.
Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri, yang meliputi
pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem managemen mutu dengan
tujuan spesifikasi untuk meningkatkan mutu, dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau
independen atau tim khusus. Audit mutu diperluas terhadap pemasok dan penerima
kontrak. Daftar pemasok yang disetujui ditinjau ulang secara berkala dan dievaluasi
secara teratur.
9. Penanganan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk
Kembalian
Penarikan kembali produk jadi berupa penarikan kembali satu atau beberapa batch.
Hal ini dilakukan bila ada produk yang menimbulkan efek samping atau masalah medis
lainnya yang menyangkut fisik, reaksi-reaksi alergi, efek toksik. Penanganan keluhan
dan laporan dicatat dan secepatnya ditangani kemudian dilakukan penelitian dan
evaluasi.Tinjak lanjut dilakukan berupa tindakan perbaikan, penarikan obat dan
dilaporkan kepada pemerintah yang berwenang.
Obat kembalian dapat dikelompokkan sebagai berikut: yang masih memenuhi
spesifikasi yang dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan yang tidak dapat diolah
ulang. Prosedur penanganan produk kembalian mencakup jumlah, karantina, penelitian,
pengolahan kembali, pemeriksaan dan pengawasan mutu yang seksama.Obat kembalian
yang tidak dapat diolah ulang dimusnahkan dan dibuat prosedur. Pencatatan dilakukan
untuk penanganan obat kembalian dan dilaporkan dan setiap pemusnahan dibuat berita
acara yang ditanda tangani oleh pelaksana dan saksi.
10. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi dan
managemen yang meliputi spesifikasi bahan baku, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan dan obat jadi, dokumen dalam produksi, dokumen dalam pengawasan
mutu, dokumen penyimpanan dan distribusi, dokumen dalam pemeliharaan,
pembersihan dan pengendalian ruangan serta peralatan, dokumen dalam pengamanan
32
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
keluhan obat dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusus, prosedur dan catatan
tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan tentang pelatihan CPOB bagi karyawan.
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau
pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara pemberi dan
penerima kontrak dibuat secara jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban
masing-masing pihak. Kontrak menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets
produk yang menjadi tanggung jawab kabag pemastian mutu (QA).
12. Kualifikasi dan Validasi
a. Kualifikasi
a. Kualifikasi Desain (KD)
Merupakan unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem
atau peralatan yang baru.
b. Kualifikasi Instalasi (KI)
Dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang
dimodifikasi. Persyaratan minimal untuk melakukan KI adalah: instalasi
peralatan, pipa dan sarana penunjang dan instrument sesuai spesifikasi dan
gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan penyusunan dokumen
pengoperasian dan perawatan peralatan dari pemasok; ketentuan dan
persyaratan kalibrasi; dan verifikasi bahan konstruksi.
c. Kualifikasi Operasional (KO)
KO dapat dilakukan setelah KI. KO minimal mencakup: pengujian tentang
proses sistem dan peralatan; dan pengujian yang meliputi satu atau beberapa
kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah. Penyelesaikan
formal KO mencakup: kalibrasi, prosedur, pengoperasian dan pembersihan,
pemilihan operator dan perawatan preventif. Penyelesaian KO fasilitas, sistem
dan peralatan dilengkapi dengan persetujuian tertulis.
d. Kualifikasi Kinerja (KK)
KK dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam beberapa kasus KK
disatukan dengan KO. KK minimal mencakup: pengujian dengan
33
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi atau
produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses,
fasilitas, sistem dan peralatan; dan uji yang meliputi satu atau beberapa
kondisi yang mencakup batas atas dan bawah.
e. Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah operasional
Agar dapatmendukung dan memverifikasi parameter operasional dan batas
variable kritis pengoperasian alat. Kalibrasi, prosedur, pengoperasian dan
pembersihan, perawatan preventif serta prosedur dan catatan pelatihan
operator didokumentasikan.
b. Proses Validasi
Terdapat 3 macam cara untuk melakukan validasi proses:
1) Validasi Prospektif
Validasi proses sebelum produk dipasarkan
2) Validasi konkuren
Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin
3) Validasi Retrospektif
Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil dari data-
data sebelumnya). Validasi ini tidak berlaku jika terjadi perubahan formula,
peralatan dan prosedur pembuatan.
c. Validasi Perbersihan
Pembersihan dilakukan dengan metode analisis yang tervalidasi yang memiliki
kepekaan untuk mendeteksi residu atau cemaran serta memiliki batas deteksi yang
peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran. Prosedur pembersihan untuk
produk dan proses serupa dilakukan pembersihan pada rentang interval waktu
tertentu. Syarat metode tersebut telah tervalidasi adalah dengan melaksanakan
prosedur 3 kali secara berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan.
d. Pengendalian Perubahan
Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data pendukung cukup untuk
menunjukan bahwa proses yang diperbaiki akan menghasilkan suatu produk yang
34
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
sesuai mutu yang diinginkan dan konsisten dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.Dampak perubahan fasilitas, sistem dan peralatan terhadap produk
dievaluasi, termasuk analisis resiko, kemudian dikualifikasi dan validasi ulang
dengan berdasarkan kebutuhan dan cakupannya.
e. Validasi Ulang (revalidasi)
Fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan secara berkala
dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi yang telah dilakukan masih absah. Jika
terjadi perubahan maka dibutuhkan validasi ulang/revalidasi.
f. Validasi Metode Analisis
Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan
penggunaanya. Validasi proses analisis dilakukan 4 tahapan: uji identitas, uji
kuantitatif kemurnian kandungan, uji batas impuritas, dan uji kuantitatif zat aktif
dalam sampel bahan atau obat atau komponen obat tertentu.Karakteristik validasi
yang diperhatikan yaitu akurasi, presisi, repeatability, intermediate precision,
spesifikasi, batas deteksi/ LOD, batas kuantifikasi/LOQ, linieritas, dan rentang.
g. Perencanaan Validasi
Semua kegiatan validasi direncanakan dahulu dan didokumentasian sementara
secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana IndukValidasi). RIV mencakup:
kebijaksanaan validasi; struktur organisasi kegiatan validasi; ringkasan fasilitas,
sistem, peralatan dan proses yang akan divalidasi; format dokumen, protocol,dan
laporan validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian perubahan acuan
dokumen yang digunakan.
h. Dokumentasi
Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi yang akan
dilakukan, serta merinci langkah kritis dan criteria penerimaan. Protocol dikaji dan
disetujui oleh kabag QA.Laporan dibuat yang mengacu pada protocol kualifikasi dan
atau protocol validasi yang mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta
penyimpanan yang terjadi dan perbaikan yang telah dilakukan dan
35
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
didokumentasikan.Setelah kualifikasi selesai diberikan peretujuan tertulis untuk dapat
melanjutkan tahap kualifikasi dan validasi.
36
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
V. TINJAUAN BIOLOGI FARMASI
5.1 Biosintesis Kurkumin
Rute biosintesis kurkumin telah terbukti sangat sulit bagi para peneliti untuk
menentukan. Pada tahun 1973, Roughly dan Whiting mengusulkan dua mekanisme untuk
biosintesis kurkumin. Mekanisme pertama melibatkan reaksi berantai ekstensi oleh asam
sinamat dan 5 malonil-CoA molekul yang akhirnya menjadi kurkuminoid. Mekanisme
kedua melibatkan dua unit sinamat yang digabungkan bersama-sama oleh malonil-CoA.
Kedua mekanisme menggunakan asam sinamat sebagai titik awal, yang berasal dari asam
amino fenilalanin. Hal ini penting karena biosintesis tanaman menggunakan asam sinamat
sebagai titik awal jarang dibandingkan dengan penggunaan lebih umum dari asam p-
coumaric. Hanya beberapa senyawa diidentifikasi, seperti anigorufone dan pinosylvin,
gunakan asam sinamat sebagai molekul awal. Sebuah rute eksperimental didukung tidak
disajikan sampai 2008. Rute biosintesis diusulkan mengikuti mekanisme pertama dan
kedua yang disarankan oleh Roughly dan Whiting. Namun, data label mendukung model
mekanisme pertama di mana molekul 5 malonil-CoA bereaksi dengan asam sinamat untuk
membentuk kurkumin. Namun, urutan di mana gugus fungsi, alkohol dan metoksi
tampaknya mendukung lebih kuat mekanisme kedua. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
jalur kedua yang diusulkan oleh Roughly dan Whiting benar.
37
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
1. Kunyit (Curcuma domestica, Curcuma longa Linn)
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit
dikenal di berbagai daerah dengan berbagai daerah dengan beberapa nama lokal,
seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia),
kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).
Kandungan kimia
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid
yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin sebanyak 10%
dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat-zat bermanfaat lainnya
seperti minyak atsiri yang terdiri dari keton, sesquiterpen, turmeron,
38
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol, dan sineil. Kunyit
juga mengandung lemak sebanyak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%,
vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor dan kalsium.
Khasiat kunyit
Kunyit dapat mengobati,
Demam
Diare
Dispepsia
Eksim dan borok
Gatal akibat cacar air
Keputihan
Radang amandel, radang rahim, radang usus buntu, radang gusi
Hepatitis dan sakit kuning
Hipertensi
Terlambat haid
2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Nama daerah di Jawa
yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura
disebut temu labak.
Kandungan Kimia
39
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak
atsiri yang terdiri atas linelool, geraniol, kamfer, glukosida, turmerol,
dan kurkumin.
Khasiat temulawak
Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah
penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti
radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan
nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan
ASI, dan membersihkan darah.
Pembahasan Jurnal
1. Judul : Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.)
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Kesimpulan : Berdasarkan perhitungan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan
post hoct Tuckey test, seluruh kelompok perlakuan berbeda secara bermakna
dengan kontrol (p<0,05) dengan kata lain ekstrak etanol kunyit memiliki efek
antiinflamasi.
2. Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L.
Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan
Kesimpulan : Ekstrak etanol L. camara dosis 720 mg/kg BB mempunyai
aktivitas antiinflamasi yang paling efektif pada tikus putih (Rattus norvegicus
L.) jantan dibandingkan dosis lainnya yaitu sebesar 38,1%.
DAFTAR PUSTAKA
40
CASE INDUSTRI : CURCU® Krim
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia (Ed 3). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia (Ed 4). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients (6th Edition). USA: Pharmaceutical Press
Benita, S. 1991. Microencapsulation, methods and industrial application. Marcel Dekker, Inc,. New York.
Deasy,P.P,. 1984.Microencapsulation and related drug process. New york.
Garcea G, Jones DJL, Berry DP, Dennison AR, Farmer PB, Sharma RA, Steward WP, Gescher AJ.2001.Consumption of the putative chemopreventive agent curcumin by cancer patients generates pharmacodynamically active levels in the colorectumsubmitted for publication.New york. J clin pharm (4)435-437.
Ireson CR, Jones DJL, Orr S, Coughtrie MWH, Boocock D, Williams ML, Farmer PB, Steward WP, Gescher AJ. Metabolism of the cancer chemopreventive agent curcumin in human and rat intestine. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2002;11:97–104.
Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994.Teori dan praktek farmasi industry diterjemahkan oleh siti suyatmi. UI press: Jakarta.
Lee-fung ang, kok, khiang peh, Yvonne tze fung tan, yusrida darwis and hesham abdul azis. 2010. Formulation and evaluation of curcuminoids and quercetin microcapsules. malay J pharm Sci, Suppl.1.USM.
Martin, Alfred, James, Swardeick and Arthur cammarata. 1993. Farmasi fisik. UI press: Jakarta.
Sharma RA, McLelland HR, Ireson CR, Hill KA, Euden SA, Manson MM, Primohamde M, Marnett LJ, Gescher AJ, Steward WP. Pharmacodynamic and pharmacokinetic study of oral Curcuma extract in patients with colorectal cancer.Clin Cancer Res. 2001b;7:1894–1900.
41