fs fix fix
TRANSCRIPT
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 1/34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia,
dimana setiap tahunnya kejadian kasus diare sekitar 4 miliar, dengan jumlah kematian
sebesar 2,2 juta per tahun (Arvelo et al., 2010). ebanyak !" kematian yang disebabkan
diare, sebagai akibat dari konsumsi air yang berasal dari sumber air yang tidak aman,
sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk, perilaku yang buruk dan praktek kebersihan
makanan (#asang$i et al.,2010). %i &ndonesia penyakit diare juga masih menjadi masalahdi bidang kesehatan. Angka kesakitan diare sekitar 1'4" tiap tahun. %ari jumlah tersebut
!0*0" diderita oleh anak balita. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai +aktor
penyebab antara lain virus, bakteri, parasit, jamur, alergi makanan, minuman maupun obat
obatan serta +aktor penyebab lainnya seperti keadaan gii, hiegine dan sanitasi, sosial
budaya, musim dan sosial ekonomi. (-inarno undari, 1//!). %i &ndonesia diare
merupakan salah satu penyebab kematian pada anak diantaranya karena in+eksi rotavirus
(mam, 2012). asil iskesdas 2003 bah$a diare merupakan penyebab kematian bayi
tertinggi yaitu 42 " dibanding Pneumonia sebesar 24 ". Pada golongan umur 14 tahun
sebanyak 2',2 " kasus kematian disebabkan diare dan 1',' " disebabkan oleh pneumonia.
ejadian diare pada setiap balita per tahunnya adalah 1,!2 kali kejadian. %iperkirakan
kejadian diare sebanyak 40 juta setiap tahunnya dengan jumlah kematian 200.000400.000
balita. Pada tahun 200* dilaporkan bah$a telah terjadi 56 diare di 1' provinsi dengan
penderita berjumlah *.44 orang, dengan jumlah kematian 20/ orang atau 7ase 8atality ate
(78) 2,4* " (ubagyo, 2012). %iare selalu masuk dalam 10 besar masalah kesehatan dan
penyakit yang terjadi pada seluruh puskesmas di &ndonesia bersama &n+eksi aluran
Perna+asan Akut (&PA) (A9hmadi, 200*). Penyakitpenyakit berbasis lingkungan masih 2
menjadi penyebab utama kematian dan menyumbangkan sekitar " total kematian semua
kelompok umur. #asalah ini disebabkan oleh ketidaktahuan dan ketidakmampuan
masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan misalnya pembuangan kotoran, air
1
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 2/34
limbah, pembuangan sampah dan penyediaan air bersih, yang akan berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan khususnya tingginya masalah penyakit in+eksi pen9ernaan diantaranya
penyakit diare (lamet, 2004). etiap hari lebih dari '000 balita meninggal dunia
dikarenakan in+eksi penyakit ini, penyebab utamanya yaitu tidak baiknya kondisi sanitasi.
%iare adalah penyakit berbasis lingkungan yang sering berhubungan dengan air, dan sering
disebut $ater borne disease atau penyakit ba$aan air. :ambaran dari transmisi penyakit ini
adalah siklus +ae9al oral dimana siklus ini dikenal dengan +ive +s yaitu +ingers, +ields, +luids,
+oods and +iles yang berhubungan dengan lingkungan (6artram, 200*). 7ara dan tempat
penyimpanan air bersih yang tidak benar di daerah sulit air dapat menyebabkan kontaminasi
dan berhubungan dengan kejadian diare. ebiasaan tidak melakukan 9u9i tangan sebelum
makan dan sesudah buang air besar dapat menjadi risiko diare dengan meningkatkan tingkat
kematian lebih dari 40 " (hrestha et al., 200!). 6erkembangnya penyakit diare berkaitan
dengan perilaku hidup sehat. ;ransmisi penularan diare se9ara +e9al oral melalui tangan, air,
tanah, makanan dan minuman dapat diputus dengan sanitasi lingkungan yang baik, perilaku,
peningkatan pengetahuan dan tersedianya sumber air yang memenuhi syarat kesehatan
(oemirat, 2011). Penyakit diare merupakan penyakit berpotensi terjadi penularan se9ara
besarbesaran dan menimbulkan 56. ;erjadinya penyakit yang diketahui atau diduga
disebabkan oleh in+eksi atau in+estasi parasit, melampaui jumlah $ajar atau tidak selayaknya
ada di tempat dan $aktu tertentu dikatagorikan sebagai 56. An9aman terjadinya 56
ter$ujud bila didukung populasi manusia yang rentan, penyebab penyakit dan adanya
mekanisme penularan penyakit se9ara besarbesaran misalnya kontaminasi sumber air dan
populasi vektor yang membengkak (6res, 1//').
#aka dari itu, penting dilakukan suatu upaya intervensi terhadap tingkat pengetahuan di
lini dasar terlebih dahulu, yakni lingkungan rumah. &ntervensi dilakukan dalam bentuk
promosi kesehatan. ebagaimana ter9antum dalam eputusan #enteri esehatan <omor
1114=#><>==?&&=200' tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi esehatan di %aerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri serta
2
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 3/34
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai so9ial budaya setempat
dan didukung kebijakan publi9 yang ber$a$asan kesehatan. (emenkes &, 2011).ami melakukan kegiatan fieldstudy tanggal 2 %esember 201', kami melakukan upaya
promosi kesehatan bertemakan Pencegahan dan Penanggulangan Diare dalam bentuk
penyuluhan kepada per$akilan ibuibu tiap - elurahan Pondok 7ina, e9amatan 6eji,
%epok.
1.2. Rumusan Masalah
%i &ndonesia penyebab diare terbanyak adalah +aktor in+eksi, hal ini disebabkan sanitasi
dan hygiene yang masih buruk, dikha$atirkan dapat menimbulkan berbagai ma9am penyakit,
oleh karena itu upaya preventi+ terhadap diare sangatlah dibutuhkan, dengan memberikan
promosi kesehatan pada masyarakat elurahan Pondok 7ina e9amatan 6eji, %epok, salah
satunya melalui penyuluhan. #asyarakat di kelurahan Pondok 7ina masih kurang dalammenjaga kebersihan, dinilai dari limbah rumah tangga yang tidak dibuang dengan baik
melainakan dialirkan ke sungai melalui pipa. al tersebut bias memi9u terjadinya in+eksi,
terutama diare pada anak yang mungkin saja diakibatkan oleh bermain sembarangan di
sungai yang sudah ter9emar, ataupun air sungai yang digunakan kembali untuk keperluan
rumah tangga. #elalui promosi kesehatan masyarakat, diharapkan meningkatkan
pengetahuan masyarakat sekitar kelurahan Pondok 7ina, sehingga in+ormasi yang telah
diberikan nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari untuk men9egah
terjadinya diare.
1.3. Tujuan Peneltan
1..1. ;ujuan mum
#emberikan laporan mengenai penyuluhan diare yang dilaksankan di elurahan Pondok
7ina untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai 9ara pen9egahan dan
penanggulangan diare.
1..2. ;ujuan husus
1..2.1. #engetahui tingkat pengetahuan masyarakat elurahan Pondok 7ina mengenai
diare sebelum dilakukan penyuluhan.
1..2.2. #engetahui tingkat pengetahuan masyarakat elurahan Pondok 7ina mengenai
diare setelah dilakukan penyuluhan.
1..2.. #engetahui sikap responden dalam pelaksanaan penyuluhan
1.!. Man"aat Peneltan
3
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 4/34
1.4.1. 6agi #ahasis$a=i
ebagai proses dalam menambah pengetahuan dan $a$asan peneliti tentang diare
serta penanganan diare dalam rumah tangga.
1.4.2. 6agi #asyarakat
Peneliti mengharapkan bah$a dari hasil penelitian ini masyarakat bisa mendapatkan
in+ormasi mengenai penyakit diare beserta penanganannya didalam rumah tangga
sehingga masyarakat bisa lebih siaga dan sigap apabila anggota keluarganya terkena
penyakit diare.
BAB II
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1. %&nse' (are
2.1.1. De"ns Dare
%iare menurut de+inisi ippo9rates adalah buang air besar dengan +rekuensi yang tidak
normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau 9air. (6agian ilmu
kesehatan anak 8 &, 1//*).%iare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya ditandai dengan peningkatan volume, keen9eran
serta +rekuensi lebih dari kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan
tanpa lender darah. (Ai, 200!).%iare dapat juga dide+inisikan sebagai suatu kondisi
dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja 9air dikeluarkan
4
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 5/34
tiga kali atau lebih perhari. (amaiah,2002).%iare merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pen9ernaan.
(<gastiyah, 200). @adi diare adalah buang air besar yang +rekuensinya lebih dari kali
sehari dengan konsistensi tinja yang en9er.
2.1.2. %las"kas Dare
lasi+ikasi diare berdasarkan lama $aktu diare terdiri dari
a. %iare akut
%iare akut yaitu buang air besar dengan +rekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja
yang lembek atau 9air dan bersi+at mendadak datangnya dan berlangsung dalam $aktu
kurang dari 2 minggu. #enurut %epkes (2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari tanpa diselangseling berhenti lebih dari 2 hari. 6erdasarkan
banyaknya 9airan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat
dibedakan dalam empat kategori, yaitu (1) %iare tanpa dehidrasi, (2) %iare dengan
dehidrasi ringan, apabila 9airan yang hilang 2'" dari berat badan, () %iare dengan
dehidrasi sedang, apabila 9airan yang hilang berkisar '*" dari berat badan, (4) %iare
dengan dehidrasi berat, apabila 9airan yang hilang lebih dari *10".
b. %iare persisten
%iare persisten adalah diare yang berlangsung 1'0 hari, merupakan kelanjutan dari
diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
9. %iare kronik
%iare kronis adalah diare hilangtimbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non
in+eksi, seperti penyakit sensiti+ terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang
menurun. 5ama diare kronik lebih dari 0 hari. #enurut (uharyono, 200*), diare kronik
adalah diare yang bersi+at menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.
2.1.3. Et&l&g
>tiologi diare dapat dibagi dalam beberapa +aktor, yaitu
a. 8aktor &n+eksi1. &n+eksi enteral
5
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 6/34
&n+eksi enteral yaitu in+eksi saluran pen9ernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. &n+eksi parenteral ini meliputi (a) &n+eksi bakteri Vibrio, E.coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya. (b) &n+eksi virus
Enteroovirus Virus EC!", Co#sac$ie, Poliomyelitis%, Adenovirus, &otavirus, Astrovirus
dan lainlain. (9) &n+estasi parasite 7a9ing Ascaris, 'richiuris, "#yuris, Strongyloides),
protooa ( Entamoeba histolytica, (iardia lamblia, 'richomonas hominis), jamur
(candida albicans).
2. &n+eksi parenteral
&n+eksi parenteral yaitu in+eksi dibagian tubuh lain diluar alat pen9ernaan, seperti Btitis
#edia akut (B#A), 'onsilofaringitis, )ron$opneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.
eadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur diba$ah 2 tahun.
b. 8aktor #alabsorbsi
#alabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, +ruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa.
#alabsorbsi lemak. #alabsorbsi protein
9. 8aktor makanan makanan basi, bera9un, alergi terhadap makanan.d. 8aktor psikologis rasa takut dan 9emas. -alaupun jarang dapat menimbulkan diare
terutama pada anak yang lebih besar.e. 8aktor Pendidikan
#enurut penelitian, ditemukan bah$a kelompok ibu dengan status pendidikan 5;P ke
atas mempunyai kemungkinan 1,2' kali memberikan 9airan rehidrasi oral dengan baik
pada balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan % ke ba$ah.
%iketahui juga bah$a pendidikan merupakan +aktor yang berpengaruh terhadap
morbiditas anak balita. emakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik
tingkat kesehatan yang diperoleh si anak.
+. 8aktor pekerjaan
Ayah dan ibu yang bekerja Pega$ai negeri atau $asta ratarata mempunyai pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani.
@enis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan. ;etapi
6
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 7/34
ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga
mempunyai risiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit.
g. 8aktor umur balita
ebagian besar diare terjadi pada anak diba$ah usia 2 tahun. 6alita yang berumur 1224
bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,2 kali dibanding anak umur 2''/ bulan.
h. 8aktor lingkungan
Penyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit yang berbasisi lingkungan. %ua
+aktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. edua +aktor ini akan
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila +aktor lingkungan tidak sehat
karena ter9emar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian
penyakit diare.
i. 8aktor :ii
%iare menyebabkan gii kurang dan memperberat diarenya. Bleh karena itu, pengobatan
dengan makanan baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut. 6ayi
dan balita yang giinya kurang sebagian besar meninggal karena diare. al ini
disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi. 8aktor gii dilihat berdasarkan status gii
yaitu baik C 100/0, kurang C D/030, buruk C D30 dengan 66 per ;6.
j. 8aktor sosial ekonomi masyarakat
osial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap +aktor+aktor penyebab diare.
ebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli
yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
k. 8aktor makanan dan minuman yang dikonsumsi
ontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak
dimasak dapat juga terjadi se9ara se$aktu mandi dan berkumur. ontak kuman pada
kotoran dapat berlangsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan
kemudian dimasukkan kemulut dipakai untuk memegang makanan. ontaminasi alatalat
7
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 8/34
makan dan dapur. 6akteri yang terdapat pada saluran pen9ernaan adalah bakteri
Etamoeba colli, salmonella, sigella. %an virusnya yaitu Enterovirus, rota virus, serta
parasite yaitu 9a9ing ( Ascaris, 'richuris), dan jamur (Candida albi$an).
l. 8aktor terhadap 5aktosa (susu kalemg)
;idak memberikan A& se9ara penuh 4! bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang
tidak diberi A& resiko untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi A&
penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. #enggunakan botol
susu ini memudahkan pen9emaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. %alam A&
mengandung antibody yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab
diare seperti Sigella dan V.Cholerae.
2.1.!. Pat&geness
#ekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah
a. :angguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau at yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmoti9 dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. &si rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
#ukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dile$ati air dan elektrolit dengan
9epat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan 9airan ekstraseluler.
%iare terjadi jika bahan yang se9ara osmoti9 dan sulit diserap. 6ahan tersebut berupa
larutan isotonik dan hipertonik. 5arutan isotonik, air dan bahan yang larut didalamnya
akan le$at tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. 6ila substansi yang diabsorbsi berupa
larutan hipertonik, air, dan elektronik akan pindah dari 9airan ekstraseluler kedalam
lumen usus sampai osmolaritas dari usus sama dengan 9airan ekstraseluler dan
darah,sehingga terjadi pula diare.
b. :angguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Akibat rangsangan mediator abnormal
8
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 9/34
misalnya enterotoksin, menyebabkan villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan
sekresi klorida disel epitel berlangsung terus atau meningkat. al ini menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. &si rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus mengeluarkannya sehingga timbul diare.
%iare mengakibatkan terjadinya (1) ehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
asidosis metabolik dan hypokalemia.(2) :angguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan sebagai
akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi jaringan berkurang
sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran menurun dan bila
tak 9epat diobati penderita dapat meninggal.
() :angguan gii yang terjadi akibat keluarnya 9airan yang berlebihan karena diare dan
muntah. adangkadang orang tuanya menghentikan pemberian makanan karena takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila makanan tetap diberikan dalam
bentuk dien9erkan. ipoglikemia akan sering terjadi pada anak yang sebelumnya telah
menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal bertambah berat badan, sehingga akibat
hipoglikemia dapat terjadi edema otak yang dapat menyebabkan kejang dan koma
(uharyono, 200*).
9. :angguan motilitas usus
iperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. ebaliknya bila peristalti9 usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula.Patogenesis diare akut adalah
(a) #asuknya jasad renik yang msih hidup kedalam usus halus setelah berhasil mele$ati
rintangan asam lambung. (b) @asad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus.
(9) Bleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin %iaregenik).
(d) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis %iare kronis 5ebih kompleks dan +aktor+aktor yang menimbulkannya ialah
in+eksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lainlain.
2.1.). Pat&"s&l&g
9
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 10/34
:astroenteritis akut (%iare) adalah masuknya ?irus ( &otavirus, Adenovirus enteritis),
bakteri atau toksin (Salmonella. E. colli), dan parasit ( )iardia, *ambia). 6eberapa
mikroorganisme pathogen ini me nyebabkan in+eksi pada selsel, memproduksi
enterotoksin atau 9ytotoksin Penyebab dimana merusak selsel, atau melekat pada
dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa melalui +ekal oral
dari satu klien ke klien lainnya. 6eberapa
kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
#ekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare). elain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. :angguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan
gii (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi.
ebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi
(a) ehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan asambasa (asidosis metabolik, hypokalemia dan sebagainya).
(b) :angguan gii sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah).
(9) ipoglikemia,
(d) :angguan sirkulasi darah.
2.1.*. Man"estas %lns
#ulamula bayi dan anak menjadi 9engeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
na+su makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. ;inja 9air dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. -arna tinja makin lama berubah menjadi kehijauhijauan
karena ter9ampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya le9et karena seringnya
de+ekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. :ejala muntah
dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut
meradang atau akibat gangguan keseimbangan asambasa dan elektrolit. 6ila penderita
10
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 11/34
telah banyak kehilangan 9airan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. 6erat
badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubunubun membesar menjadi 9ekung,
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. 6erdasarkan banyaknya 9airan
yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan
hipertonik. (#ansjoer, 200/)
Ta+le 2.1
Penentuan %erajat
%ehidrasi -B <o
;anda dan
:ejala
%ehidrasi
ingan
%ehidrasi
edang
%ehidrasi 6erat
1 eadaan
mum
adar, gelisah,
haus
:elisah,
mengantuk
#engantuk,
lemas, anggotagerak dingin,
berkeringat,
kebiruan,
mungkin koma,
tidak sadar.
2 %enyut nadi <ormal kurang
dari 120=menit
7epat dan lemah
120140=menit
7epat, haus,
kadangkadang
tak teraba,
kurang dari
140=menit
Perna+asan <ormal %alam, mungkin
9epat
%alam dan 9epat
4 bunubun
besar
<ormal 7ekung angat 9ekung
' elopak mata <ormal 7ekung angat 9ekung
! Air mata Ada ;idak ada angat kering
3 elaput lendir 5embab ering angat kering* >lastisitas kulit Pada pen9ubitan
kulit se9ara
elastis kembali
se9ara normal
5ambat angat lambat
(lebih dari 2
detik)
/ Air seni <ormal 6erkurang ;idak ken9ing
11
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 12/34
$arnanya tua
2.1.,. E'(em&l&g
Penyebab diare ditinjau dari host, agent dan environment , yang diuraikan sebagai berikut
a. !ost
#enurut -idjaja (2004), bah$a host yaitu diare lebih banyak terjadi pada balita, dimana
daya tahan tubuh yang lemah=menurun system pen9ernaan dalam hal ini adalah lambung
tidak dapat menghan9urkan makanan dengan baik dan kuman tidak dapat dilumpuhkan
dan betah tinggal di dalam lambung, sehingga mudah bagi kuman untuk mengin+eksi
saluran pen9ernaan. @ika terjadi hal demikian, akan timbul berbagai ma9am penyakit
termasuk diare.
b. Agent
Agent merupakan penyebab terjadinya diare, sangatlah jelas yang disebabkan oleh +aktor
in+eksi karena +aktor kuman, malabsorbsi dan +aktor makanan. Aspek yang paling banyak
terjadi diare pada balita yaitu in+eksi kuman e.colli, salmonella, vibrio chorela (kolera)
dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebih dan patogenik (meman+aatkan
kesempatan ketika kondisi lemah) pseudomonas. (-idjaja, 2004).
c. Environment
8aktor lingkungan sangat menentukan dalam hubungan interaksi antara penjamu (host)
dengan +aktor agent. 5ingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
lingkungan biologis (+lora dan +auna disekitar manusia) yang bersi+at biotik
mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir penyakit in+eksi (binatang, tumbuhan),
ve9tor pemba$a penyakit, tumbuhan dan binatang pemba$a sumber bahan makanan,
obat, dan lainnya. %an juga lingkungan +isik, yang bersi+at abioti9 yaitu udara, keadaan
tanah, geogra+i, air dan at kimia. eadaaan lingkungan yang sehat dapat ditunjang oleh
12
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 13/34
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan dan kebiasaan masyarakat untuk
Perilaku idup 6ersih dan ehat (P6). Pen9emaran lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan agent yang berdampak pada host (penjamu) sehingga mudah untuk timbul
berbagai ma9am penyakit, termasuk diare.
2.1.-. ara Penularan
#enurut junadi, purna$an dkk, (2002), bah$a penularan penyakit diare pada balita
biasanya melalui jalur +e9al oral terutama karena
(1) #enelan makanan yang terkontaminasi (makanan sapihan dan air).
(2) 6eberapa +aktor yang berkaitan dengan peningkatan kuman perut (a) ;idak
memadainya penyediaan air bersih, (b) kekurangan sarana kebersihan dan pen9emaran air
oleh tinja, (9) penyiapan dan penyimpanan makanan tidak se9ara semestinya.
7ara penularan penyakit diare adalah Air (+ater borne disease), makanan ( food bornedisease), dan susu (mil$ borne disease). #enurut 6udiarto (2002) bah$a se9ara umum
+aktor resiko diare pada de$asa yang sangat berpengaruh terjadinya penyakit diare yaitu
+aktor lingkungan (tersedianya air bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah,
pembuangan air limbah), perilaku hidup bersih dan sehat, kekebalan tubuh, in+eksi
saluran pen9ernaan, alergi, malabsorbsi, kera9unan, imunode+isiensi, serta sebabsebab
lain. edangkan menurut utono (200*) bah$a pada balita +aktor resiko terjadinya diare
selain +aktor intrinsi9 dan ekstrinsik juga sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dan
pengasuh balita karena balita masih belum bisa menjaga dirinya sendiri dan sangat
bergantung pada lingkungannya. %engan demikian apabila ibu balita atau ibu pengasuh
balita tidak bisa mengasuh balita dengan baik dan sehat maka kejadian diare pada balita
tidak dapat dihindari. %iakui bah$a +aktor+aktor penyebab timbulnya diare tidak berdiri
sendiri, tetapi sangat kompleks dan sangat dipengaruhi oleh berbagai +aktor yang
berkaitan satu sama lain, misalnya +aktor gii, sanitasi lingkungan,
keadaan so9ial ekonomi, keadaan so9ial budaya, serta +aktor lainnya. ntuk terjadinya
diare sangat dipengaruhi oleh kerentanan tubuh, pemaparan terhadap air yang ter9emar,
system pen9ernaan serta +aktor in+eksi itu sendiri. erentanan tubuh sangat dipengaruhi
oleh +aktor genetik, status gii, perumahan padat dan kemiskinan.
2.1./. Pen0egahan Dare
13
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 14/34
Pengobatan diare dengan upaya rehidrasi oral, angka kesakitan bayi dan anak balita yang
disebabkan diare makin lama makin menurun. #enurut uharti (2003), bah$a kesakitan
diare masih tetap tinggi ialah sekitar 400 per 1000 kelahiran hidup. alah satu jalan pintas
yang sangat ampuh untuk menurunkan angka kesakitan suatu penyakit in+eksi baik oleh
virus maupun bakteri. ntuk dapat membuat vaksin se9ara baik, e+isien, dan e+ekti+
diperlukan pengetahuan mengenai mekanisme kekebalan tubuh pada umumnya terutama
kekebalan saluran pen9ernaan makanan.
1. Pemberian A&
A& adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen at makanan tersedia dalam
bentuk yang ideal dan seimbang untuk di9erna dan diserap se9ara optimal oleh bayi. A&
saja sudah 9ukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4! bulan, tidak adamakanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. #enurut upariasa dkk (2002), bah$a
A& adalah makanan bayi yang paling alamiah, sesuai dengan kebutuhan gii bayi dan
mempunyai nilai proteksi yang tidak bisa ditiru oleh pabrik susu manapun. ;etapi pada
pertengahan abad ke1* berbagai pernyataan penggunaan air susu binatang belum
mengalami berbagai modi+ikasi. Pada permulaan abad ke20 sudah dimulai produksi
se9ara masal susu kaleng yang berasal dari air susu sapi sebagai pengganti A&. A& steril
berbeda dengan sumber susu lain, susu +ormula, atau 9airan lain disiapkan dengan air
atau bahanbahan yang terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian A& saja tanpa
9airan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya
bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. eadaan ini disebut disusui
se9ara penuh. #enurut ulastri (200/), bah$a bayibayi harus disusui se9ara penuh
sampai mereka berumur 4! bulan, setelah ! bulan dari kehidupannya, pemberian A&
harus diteruskan sambil ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih). A&
mempunyai khasiat preventi+ se9ara imunologik dengan adanya antibody dan atat lain
yang dikandungnya, A& turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang
baru lahir, pemberian A& se9ara penuh mempunyai daya lindung 4E lebih besar terhadap
diare daripada pemberian A& yang disertai dengan susu botol.
2. #akanan pendamping A&
14
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 15/34
Pemberian makanan pendamping A& adalah saat bayi se9ara bertahap mulai dibiasakan
dengan makanan orang de$asa. #enurut upariasa dkk (2002) bah$a pda masa tersebut
merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan
pendamping A& dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun
penyakit lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian makanan pendamping
A& yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan
pendamping A& diberikan. ntuk itu menurut hulman dkk (2004) bah$a ada beberapa
saran yang dapat meningkatkan 9ara pemberian makanan pendamping A& yang lebih
baik, yaitu (1) perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4! bulan tetapi teruskan
pemberian A&. ;ambahkan ma9am makanan se$aktu anak berumur ! bulan atau lebih.
6erikan makanan lebih sering (4E sehari), setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua
makanan yang dimasak dengan baik, 4 !E sehari, teruskan pemberian A& bila mungkin.
(2) ;ambahkan minyak, lemak, gula, kedalam nasi=bubur dan bijibijian untuk energy.
;ambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, ka9angka9angan, buahbuahan dan
sayuran ber$arna hijau kedalam makanannya. () 7u9i tangan sebelum menyiapkan
makanan dan menyuapi anak, suapi anak dengan sendok yang bersih. (4) #asak atau
rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan
dengan benar sebelum diberikan kepada anak.
. Perilaku idup 6ersih dan ehat
#enurut %epartemen esehatan & (2002) bah$a untuk melakukan pola perilaku hidup
bersih dan sehat dilakukan beberapa penilaian antara lain (1) penimbangan balita. Apabila ada balita pertanyaannya adalah apakah sudah ditimbang
se9ara teratur keposyandu minimal * kali setahun,
(2) :ii, anggota keluarga makan dengan gii seimbang, () Air bersih, keluarga menggunakan air bersih (PA#, sumur) untuk keperluan sehari
hari,
(4) @amban keluarga, keluarga buang air besar dijamban=-7 yang memenuhi syarat
kesehatan,
(') Air yang diminum dimasak terlebih dahulu,
(!) #andi menggunakan sabun mandi, (3) elalu 9u9i tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun,
(*) Pen9u9ian peralatan menggunakan sabun,
(/) 5imbah,(10) ;erhadap +aktor bibit penyakit
15
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 16/34
(a) #embrantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita maupun
9arrier atau dengan meniadakan reservoir penyakit,(b) #en9egah terjadinya penyebaran kuman, baik ditempat umum maupun dilingkungan
rumah,
(9) #eningkatkan tara+ hidup rakyat, sehingga dapat memperbaiki dan memeliharakesehatan,
(d) ;erhadap +aktor lingkungan, mengubah atau mempengaruhi +aktor lingkungan hidup
sehingga +aktor+aktor yang tidak baik dapat dia$asi sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan kesehatan manusia.
2.1.1. Penatalaksaan
Prinsip penatalaksanaan diare menurut & antara lain dengan rehidrasi, nutrisi,
medikamentosa, (a) %ehidrasi, diare 9air membutuhkan pengganti 9airan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. @umlah 9airan yang diberi harus sama dengan jumlah yang telah hilang
melalui diare dan atau muntah, ditambah dengan banyaknya 9airan yang hilang melalui
keringat, urin, perna+asan, dan ditambah dengan banyaknya 9airan yang hilang melalui
tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. @umlah ini tergantung pada derajat
dehidrasi serta berat masingmasing anak atau golongan umur,(b) <utrisi. #akanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindari e+ek buruk pada status gii. Agar pemberian diet pada anak dengan diare
akut dapat memenuhi tujuannya, serta memperhatikan +aktor yang mempengaruhi gii
anak, maka diperlukan persyaratan diet sebagai berikut yakni pasien segera diberikan
makanan oral setelah rehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan 9ukup energy dan protein,
makanan tidak merangsang, makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah
di9erna, makanan diberikan dalam porsi ke9il dengan +rekuensi sering. Pemberian A&
diutamakan pada bayi, pemberian 9airan dan elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian
vitamin dan mineral dalam jumlah yang 9ukup,
(9) #edikamentosa. Antobiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan se9ara rutin, obat
obat anti diare meliputi antimotilitas seperti loperamid, difeno$silat, $odein, opium,
adsorben seperti norit, $aolin, attapulgit, anti muntah termasuk prometain dan
$loropomain.
16
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 17/34
6erdasarkan derajat dehidrasi maka terapi pada penderita diare dibagi menjadi tiga yaitu
ren9ana pengobatan A, 6, dan 7 yang diuraikan sebagai berikut
a. en9ana pengobatan A
Ta+el 2.2
en9ana pengobatan A digunakan untuk mengatasi diare tanpa dehidrasi, meneruskan
terapi diare dirumah, memberikan terapi a$al bila anak terkena diare lagi. 7airan rumah
tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan 9air, air matang. :unakanlah larutan
untuk anak seperti dijelaskan dalam tabel berikut
b. en9ana pengobatan 6
%igunakan untuk mengatasi diare dengan derajat dehidrasi ringan dan sedang dengan
9ara jam pertama diberikan 3'ml=kg 66, berat badan anak tidak diketahui, berikan
oralit paling sedikit sesuai tabel berikut
Ta+el 2.3
mur D1
;ahun
1 F '
;ahun
G'
tahun
@umlah
oralit00 !00 1200
6erikan anak yang menginginkan lebih banyak oralit, dorong juga ibu untuk meneruskan
A&. 6ayi kurang dari ! bulan yang tidak mendapatkan A&, berikan juga 100200ml air
17
kebutuhan
Bralit Per
elompok
mur mur
(;ahun)
jam pertama
atau tidak
haus atau
sampai tidak
gelisah lagi
elanjutnya
tiap kali
men9ret
D1 1 H gelas H gelas
1' gelas 1 gelas
G' ! :elas 4 :elas
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 18/34
masak. etelah 4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian
pilih ren9ana A, 6, dan 7 untuk melanjutkan.
9. en9ana pengobatan 7
en9ana pengobatan 7 digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat berat. Pertama
tama berikan 9airan intravena, nilai setelah jam. @ika keadaan anak sudah 9ukup baik
maka berikan oralit. etelah 1 jam berikutnya nilai ulang anak dan pilihlah ren9ana
pengobatan yang sesuai.
2.1.11. Pemerksaan La+&rat&rum
Pemeriksaan laboratorium dari diare adalaha. Pemeriksaan tinja
b. #akroskopis dan mikroskopis
9. p dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest , bila diduga
terdapat intoleransi gula.
d. 6ila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
e. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asambasa dalam darah, dengan menentukan p
dan 9adangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut
A;P (bila memungkinkan).+. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui +aal ginjal.
g. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan +os+or dalam
serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
h. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasite
se9ara kualitati+ dan kuantitati+, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
2.1.12. Penanganan Dare
al pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare adalah masalah
kehilangan 9airan yang berlebihan (dehidrasi). %ehidrasi ini bila tidak segera diatasi
dapat memba$a bahaya terutama bagi balita dan anakanak. 6agi penderita diare ringan
diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan 9airan intravena
atau in+us. al yang tidak kalah penting dalam menanggulangi kehilangan 9airan tubuh
adalah pemberian makanan kembali refeeding% sebab selama diare pemasukan makanan
akan sangat kurang karena akan kehilangan na+su makan dan kehilangan makanan se9ara
18
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 19/34
langsung melalui tinja atau muntah dan peningkatan metabolisme selama sakit. (sitorus,
200*).
2.1.13. %&m'lkas
ebagai akibat kehilangan 9airan dan elektrolit se9ara mendadak, dapat terjadi berbagai
ma9am komplikasi seperti
a. %ehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotoni$, isotonic atau hipertoni$ ). b. enjatan hipovolemi$
9. ypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan pada elektrokardiogram).d. ipoglikemia.
e. &ntoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat de+isiensi enim la9tase karena kerusakan
vili mukosa usus halus.
+. ejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.g. #alnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami
kelaparan.
19
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 20/34
BAB III
METDLI PENELITIAN
%alam kegiatan +ieldstudy pada tanggal 2 %esember 201', kami melakukan serangkaian
kegiatan penyuluhan di elurahan Pondok 7ina, e9amatan 6eji, ota %epok. ami
melakukan penyuluhan di kantor elurahan selama satu jam dengan peserta sebanyak 2
orang. egiatan dimulai dengan perkenalan diri, kemudian kami lakukan bina suasana
dengan para peserta penyuluhan. etelah suasana kondusi+, kami memberikan lembar
kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum dilakukan penyuluhan.
etelah semua peserta sudah selesai menja$ab kuesioner, kami membagikan lea+let
kepada para peserta dan mempresentasikan materi dengan po$erpoint dan poster.etelah presentasi materi berakhir kami melakukan diskusi dan tanya ja$ab dengan para
peserta peyuluhan, kemudian, kami membagikan kuesioner yang sama kepada para
peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka setelah penyuluhan.
3.1. Pr&m&s %esehatan
3.1.1. Bna $uasana
untuk men9iptakan lingkungan sosial yang mendorong anggota penyuluhan untuk mau
menerapkan pengetahuan yang mereka dapat melalui penyuluhan, kami melakukan bina
suasana kelompok di kantor elurahan e9amatan 6eji, elurahan Pondok 7ina, %epok.
3.1.2. Pem+eran Mater
ami menyampaikan materi tentang pen9egahan dan penanggulangan diare dengan
menggunakan media poster, lea+let, po$erpoint dan video. ami menggunakan poster
dan lea+let dari %epartemen esehatan & tentang diare dan juga menampilkan video
pada akhir materi. elain itu kami juga melakukan interaksi dengan tanya ja$ab langsung
terhadap peserta penyuluhan.
3.1.3. %ues&ner
uesioner berisikan karakteristik responden berupa nama, umur, jenis kelamin dan
tingkat pendidikan respondenI dan sembilan pernyataan mengenai pengetahuan diare
dimana para peserta dapat memilih apakah pernyataan tersebut benar atau salah.3.1.!. Res'&n Res'&n(en
espon dari masyarakat elurahan Pondok 7ina saat mengikuti kegiatan penyuluhan
diare sangat antusias dan kondusi+, dinilai dari masyarakat yang mendengarkan dengan
baik dan menanggapi hal yang mereka tidak ketahui atau tidak dimengerti saat kami
memaparkan materi penyuluhan.
20
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 21/34
%ata yang kami dapatkan berupa data primer hasil kuesioner peserta. %ata tersebut kami
olah ke dalam P 13.0 untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pengetahuan para
peserta sebelum dan sesudah penyuluhan.
BAB I4
HA$IL DAN PEMBAHA$AN
!.1. Hasl Pre5Test (an P&st5Test
<ama esponden <ilai Pre;est <ilai Post;est
21
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 22/34
iti omariah / /
<apsiah 3
Amiyati ' 3
umyanih * *
usyanih 3 *ita <ingsih * /
iti albiah * /
;itin * /
usiyanah ! *
<urimah * /
<ini / /
%ede Armanih * '
uyati * *
5issy 3 3
#ariamah 3 3
Parisin * /iti <urseha * /
riyanti / *
7hoiriah / /
#ar$ani 3 *
;ati >la$ati ! 3
Junita * /
Ais ahayu ! 3
@#5A >PB<%><
2
;abel 4.1 asil nilai pretest dan posttest
!.2. $tatstk Deskr't"
!.2.1. Rata5rata
ntuk data tak berkelompok
atarata nilai pretest 3,/
atarata nilai posttest *,04
22
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 23/34
esimpulan terdapat peningkatan nilai ratarata dari hasil 3,/ pada pretest dan
*.04 pada posttest, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan nilai ataupun
pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan
!.2.2. Me(an
esponden berjumlah 2 (ganjil) sehingga rumus yang digunakan adalah rumus
median untuk data ganjil.
<ilai Pre;est <ilai Post;est
'
' 3
! 3
! 3! 3
3 3
3 3
3 *
3 *
* *
* *
* *
* *
* /
* /
* /
* /
* /
* /
/ /
/ /
23
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 24/34
/ /
/ /
;able 4.2 asil pretest dan posttest setelah data diurutkan dari terke9il ke
data terbesar.
#edian pada nilai pretest C *
#edian pada nilai posttest C *
!.2.3. M&(us
#odus C <ilai dengan +rekuensi terbanyak
<ilai Pre;est <ilai Post;est
'
' 3
! 3
! 3
! 3
3 3
3 3
3 *
3 ** *
* *
* *
* *
* /
* /
* /
* /
* /
* /
/ /
/ /
/ /
/ /
;abel 4. asil pretest dan posttest
#odus dari data pretest C *
24
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 25/34
#odus dari data posttest C /
esimpulan C terdapat perbedaan dan peningkatan nilai modus dari data nilai pre
test dan posttest, hal ini menandakan terjadi peningkatan pengetahuan setelah
dilakukan penyuluhan.
!.2.!. Hasl $P$$
!.2.). 6rekuens
25
$tatst0s
preKtest postKtest
< ?alid 2 2
#issing 1 1
Mean 3./ *.04
Me(an *.00 *.00
M&(e * /
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 26/34
%iagram pie memperlihatkan +rekuensi nilai terbanyak dari hasil pretest atau input
pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan adalah * yang berjumlah
10 responden dengan presentase 41"
26
pre_test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 1 4.2 4.3 4.3
5 1 4.2 4.3 8.7
6 3 12.5 13.0 21.7
7 4 16.7 17.4 39.1
8 10 41.7 43.5 82.6
9 4 16.7 17.4 100.0
Ttal 23 95.8 100.0
!i""in# $y"tem 1 4.2
Ttal 24 100.0
post_test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 5 1 4.2 4.3 4.3
7 6 25.0 26.1 30.4
8 6 25.0 26.1 56.5
9 10 41.7 43.5 100.0
Ttal 23 95.8 100.0
!i""in# $y"tem 1 4.2
Ttal 24 100.0
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 27/34
%iagram pie menunjukkan +rekuensi nilai terbanyak pada hasil posttest atau
output pengetahuan responden setelah dilakukan penyuluhan adalah / yang
berjumlah 10 responden dengan presentase 41.3"
!.3. $tatstk Analtk
!.3.1. Uj N&rmaltas
ipotesis
o C data berdistribusi normal
1 C data tidak berdistribusi normal
Asumsi
nilai signi+ikan = P?alue D 0,0' I maka o ditolak.nilai signi+ikan = P?alue G 0,0' I maka o diterima.
esponden berjumlah 2 maka table yang dilihat adalah hapiro-ilk.
ig. untuk pretest 0.002 D 0,0'I maka o ditolak
ig. untuk posttest 0.001 D 0.0'I maka o ditolak
esimpulan data tidak berdistribusi normal
arena data tidak normal, dilakukan trans+ormasi data.
27
Tests &" N&rmalt7
olmogorovmirnova hapiro-ilk
tatisti9 %+ ig. tatisti9 d+ ig.
preKtest .23 2 .000 .*/ 2 .002
postKtest .2'0 2 .001 .*0' 2 .000
a. 5illie+ors igni+i9an9e 7orre9tion
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 28/34
!.3.2. Trans"&rmas Data
Pre test Post ;est
/.00 /.00
.00 3.00
'.00 3.00
*.00 *.00
3.00 *.00
*.00 /.00
*.00 /.00
*.00 /.00
!.00 *.00
*.00 /.00
/.00 /.00
*.00 '.00
*.00 *.00
3.00 3.00
3.00 3.00
28
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 29/34
*.00 /.00
*.00 /.00
/.00 *.00
/.00 /.00
3.00 *.00
!.00 3.00
*.00 /.00
!.00 3.00
;able 4.4 asil trans+ormasi data
ji <ormalitas
ipotesis
o C data berdistribusi normal
1 C data tidak berdistribusi normal
Asumsi
nilai signi+ikan = P?alue D 0,0' I maka o ditolak.nilai signi+ikan = P?alue G 0,0' I maka o diterima.
asil uji normalitas data tidak berdistribusi normal
esimpulan %ata tetap tidak normal setelah ditrans+ormasi, sehingga tidak dapat
diuji dengan uji parametrik ( uji t dependen). #aka data akan diuji dengan uji non
parametrik ( uji $il9oEon ).
29
Tests &" N&rmalt7
olmogorovmirnova hapiro-ilk
tatisti9 %+ ig. tatisti9 d+ ig.
preKtest1 .23 2 .000 .*/ 2 .002
postKtest1 .2'0 2 .001 .*0' 2 .000
a. 5illie+ors igni+i9an9e 7orre9tion
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 30/34
!.3.3. Uj 8l0&9&n
ipotesis o C tidak terdapat perbedaan pengetahuan antara hasil nilai pretest dengan nilai
posttest
i C terdapat perbedaan pengetahuan antara hasil nilai pretest dengan nilai
posttest
Asumsi nilai signi+ikan = P?alue D 0,0' I maka o ditolak.
nilai signi+ikan = P?alue G 0,0' I maka o diterima.
Test $tatst0s+
postKtest
preKtest
L 2.'2/a
Asymp. ig. (2
tailed)
.011
a. 6ased on negative ranks.
b. -il9oEon igned anks ;est
igni+ikan = P?alue C 0.011 D 0,0'
H& (terma
esimpulan tidak terdapat perbedaan pengetahuan antara hasil nilai
pretest dengan nilai posttest
!.!. Pem+ahasan
asil input=pretest sebelum dilakukan penyuluhan dan hasil
output=posttest setelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan. <amun
peningkatan nilai tersebut tidak terlalu signi+ikan, dari ratarata nilai didapatkan
hasil pretest 3,/ dan ratarata hasil posttest *,04, terjadi peningkatan nilai sebesar
0,!'. ;erjadi peningkatan pengetahuan masyarakat dari sebelum dilakukan
penyuluhan dan setelah dilakuakan penyuluhan.
30
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 31/34
edangkan dari hasil analisis menggunakan uji -il9oEon, hasil uji
menyatkan bah$a tidak terdapat perbedaan pengetahuan antara hasil nilai pretest
dengan nilai posttest. al bisa terjadi karena tidak adanya peningakatan se9ara
signi+ikan nilai sebelum dilakukan penyuluhan dan nilai setelah dilakukan
penyuluhan.
@adi bisa dinilai bah$a pengetahuan masyarakat di kelurahan Pondok 7ina
sudah 9ukup baik jika kita lihat dari hasil nilai pretest dan posttest karena
$alaupun terjadi peningkatan nilai namun tidak terlalu tinggi atau signi+ikan, hal
ini berarti bah$a sebelum dilakukan penyuluhan pun masyarakat sudah
mengetahui atau sudah memiliki pengetahuan yang 9ukup mengenai materi
penyuluhan yaitu diare.
31
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 32/34
BAB 4
%E$IMPULAN DAN $ARAN
).1. %esm'ulan
asil nilai dari pretest dan posttest responden menunjukkan terjadinya sedikit
peningkatan pengetahuan jika dilihat dari nilai ratarata (mean) yaitu sebesaar 0.!'. ji ;
dependen tidak dapat dilakukan karena syarat tidak terpenuhi yaitu data tidak normal, sehingga
dilakukan uji -il9oEon dengan hasil menyatakan bah$a tidak ada perbedaan pengetahuan antara
nilai pretest dan posttest.
asil penyuluhan yang kami lakukan dapat meningkat pengetahuan dari masyarakat
elurahan Pondok 7ina .egiatan penyuluhan diare sangat antusias dan kondusi+, dinilai dari
masyarakat yang mendengarkan dengan baik dan menanggapi hal yang mereka tidak ketahui
atau tidak dimengerti saat kami memaparkan materi penyuluhan.
).2. $aran
• #eningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit diare dengan bantuan dokter atau
para kader puskesmas, tentang 9ara penularan, pen9egahan, gejala, dan 9ara
menanggulangi penyakit diare pada balita dengan tepat. Penyuluhan mengenai
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu ditingkatkan agar masyarakat
mengetahui perilaku umum kebersihan se9ara benar.
• Perlu ditingkatkan pengetahuan ibu dengan memasyarakatkan oralit atau pengganti oralit
se$aktu balita terkena penyakit diare dan memberikan penerangan tentang 9ara
32
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 33/34
pembuatan 9airan pengganti oralit yang dapat dilakukan dalam keadaan mendesak
(larutan gula dan garam).
• #eningkatkan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam penyediaan sarana air
bersih untuk keperluan masyarakat.
• Penulis juga menyarankan untuk tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini ketua -
atau ketua ; untuk mengatur kerja bakti lingkungan minimal diadakan seminggu satu
kali dan mengadakan kegiatan desin+eksi sumur bila terdapat sumur yang ter9emar.
• #engajak atau menganjurkan agar tokoh masyarakat setempat, pemuka agama, ketua -
dan ketua ; untuk meningkatkan penyebaran in+ormasi kepada masyarakat luas dan
pemberian 9ontoh perilaku hidup bersih agar masyarakat setempat dapat ikut
berpartisipasi dalam pen9egahan dan penanganan penyakit diare.
33
7/24/2019 FS fix fix
http://slidepdf.com/reader/full/fs-fix-fix 34/34
DA6TAR PU$TA%A
http==eprints.ung.a9.id='0!4='=201114201*4140/02'bab223032010''02'.pd+
http==eprints.ums.a9.id=20!4*=2=6A6K1.pd+
@u++rie, #ohammad, dkk. (2010). :astroenterologiepatologi @ilid &. @akarta &katan %okter
Anak &ndonesia.
uraatmaja, . (200') apita elekta :astroenterologi Anak. agung eto, @akarta.
ubagyo, 6., antoso, <.6. (2012) %iare Akut, 6uku Ajar :astroenterologiepatologi. &katan%okter Anak &ndonesia.