modul i. penting sekali

62
Modul I rofesi Keguruan Dalam Mengembangkan Siswa P Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A

Upload: aminudin-fhyon

Post on 22-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MODUL I. AMINUDIN

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL I. PENTING SEKALI

Modul I

rofesi Keguruan Dalam Mengembangkan SiswaP

Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A

Page 2: MODUL I. PENTING SEKALI

PENDAHULUAN

Perlu kalian ketahui, profesi keguruan merupakan profesi yeng

sedang berkembang. Pemikiran tentang bagaimana hakikat profesi

keguruan kerap kali diperbincangkan. Bagi seorang guru, pengetahuan

tentang profesi keguruan harus benar – benar dimiliki untuk dapat

meningkatkan profesionalitas anda dalam melaksanakan tugas. Pada

modul ini, anda akan diajak untuk mengkaji tentang profesi keguruan

dalam mengembangkan siswa, agar setelah membaca modul ini anda

dapat menjelaskan secara tepat dan benar mengenai profesi keguruan

dalam megembangkan siswa.

Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan

dapat menjelaskan sebagai berikut.

1. Ciri – ciri pekerjaan profesional

2. Pengertian profesi keguruan

3. Ciri – ciri profesi keguruan

4. Latar belakang profesi keguruan

5. Ruang lingkup profesi keguruan

Untuk mencapai tujuan tersebut, Modul I ini dibagi kedalam tiga

kegiatan belajar (KB), pertama, apa, mengapa, dan bagaimana pekerjaan

profesional. Kedua, pengertian dan ciri – ciri profesi keguruan, ketiga, latar

belakang dan Ruang lingkup profesi keguruan.

Untuk menguasai materi ini secara utuh, silahkan anda pelajari

setiap kegiatan dengan saksama kemudian kerjakan latihan yang telah

disiapkan. Setelah mengerkan latihan, kerjakan pula tes formatif yang ada

di setiap akhir kegiatan belajar, untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan anda terhadap materi yang telah anda pelajari.

Page 3: MODUL I. PENTING SEKALI

Apa, Mengapa, Dan Bagaimana

Pekerjaan Profesi

alam percakapan sehari – hari sering terdengar istilah profesi atau

profesional. Seseorang mengatakan bahwa profesinya sebagai

seorang dokter, yang lain mengatakan bahwa profesinya sebagai arsitek,

atau ada pula sebagai pengacara, guru, ada juga yang mengatakan

profesinya pedagang, penyanyi, petinju, penari, tukang koran, dan

sebagainya. Para staf dan karyawan instansi militer dan pemerintah juga

tidak henti –hentinya mengatakan akan meninggalkan profesinalannya.

Ini berarti bahwa jabatan mereka adalah suatu profesi juga.

D

Kalau diamati dengan cermat bermacam – macam profesi yang

disebutkan di atas, belum dapat dilihat dengan jelas apa yang

merupakan kriteria bagi suatu pekerjaan sehingga dapat disebut suatu

profesi itu. Kelihatannya kriterianya dapat bergerak dari segi pendidikan

formal yang diperlukan bagi seseorang untuk mendapatkan suatu

profesi, sampai kepada kemampuan yang dituntut seseorang dalam

melakukan tugasnya. Dokter dan arsitek harus melalui pendidikan yang

tinggi yang cukup lama, dan menjalankan pelatihan berupa pemagangan

yang juga memakan waktu yang tidak sedikit sebelu merekan diizinkan

memangku jabatannya. Mereka juga dituntut untuk selalu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan merekan dengan tujuan meningkatkan

kualitas layanannya kepada khalayak.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan

tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan

teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari

Lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan

kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan Belajar 1

Page 4: MODUL I. PENTING SEKALI

Ciri profesi yaitu :

1. Ada standar kerja yang baku dan jelas

2. Ada lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi

dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab

3. Organisasi profesi

4. Etika dan kode etik profesi

5. Sistem imbalan

6. Pengakuan dari masyarakat

Omstein dan Levine ciri-ciri profesi antara lain :

1. Melayani masyarakat, merupakan karier sepanjang hayat

2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan

khalayak ramai (tidak semua orang dapat melakukannya.

3. Menggunakan hasil penelitian dam aplikasi dari teori ke praktik

4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang

5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan

masuk.

6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja

tertentu.

7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan

unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang

diberikan.

8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien: dengan penekanan

terhadap layanan yang diberikan

9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif

bebas dari supervisi dalam jabatan

10.Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri

11.Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk

mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya

12.Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan

atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang

diberikan

Page 5: MODUL I. PENTING SEKALI

13.Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan

kepercayaan dari setiap anggotanya

14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi

Menurut Sanusi, et. al (1991) ciri-ciri utama suatu profesi antara lain :

1) Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikasi social yang

menentukan

2) Jabatan yag menuntut keahlian/keterampilan tertentu

3) Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui

pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metide ilmiah

4) Jabtan itu berdasarkan batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,

sistematik, dan eksplisit yang bukan anya pendapat khayalak umum

5) Jabatan itu memerluakan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu

yang cukup lama

6) Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan

sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri

7) Dalam memberikan layanan kepda masyarkat anggota profesi itu

berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi

8) Tiap anggota profess mempunyai kebebasan dalam judgment

terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya

9) Dalam praktiknya melayani masyarakat, anggota profess otonom dan

bebas dari campur tangan orang luar

10)Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan

karenanya memperoleh imabalan yang tinggi pula

Menurut Robert W. richey (1974) ciri-ciri profesi adalah :

a) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada

pelayanan pribadi

b) Seorang pekerja professional, secara relative memerlukan waktu yang

panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip

pengetahuan khusus untuk mendukung keahliannya

Page 6: MODUL I. PENTING SEKALI

c) Memiliki kialifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta

mampu mengikuti perembangan dalam pertumbuhan jabtan

d) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap

serta cara kerja

e) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi

f) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,

disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya

g) Memberi kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian

h) Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan

menjadi seorang anggota yang permanen

Menurut D. Westby Gibson (1965) ciri-ciri keprofesian adalah sebagai

berikut :

1. Pengakuan oleh massyarakat terhadap pelayanan tertentu yang

hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan

sebagai suatu profesi

2. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah

teknik dan prosedur yang unik

3. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang

mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional

4. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring sehingga mereka yang

dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja untuk lapangan

tertentu

5. Dimilikinya organisasi professional yang disamping melindungi

kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi

untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk

tindak etis professional pada anggotanya

RANGKUMAN

Page 7: MODUL I. PENTING SEKALI

Dari uraian yang telah dipaparkan pada kegiatan belajar I ini. Kita

akan dapat mengambil beberapa hal pokok sebagai berikut.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan

tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise),

menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian

diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu

dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Suatu pekerjaan

dapat dikatakan profesi jika memiliki beberapa syarat-syarat tertentu.

Ciri profesi adanya :

1) standar kerja yang baku dan jelas

2) Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi

dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab

3) Organisasi profesi

4) Etika dan kode etik profesi

5) Sistem imbalan

6) Pengakuan dari masyarakat

Kegiatan Belajar 2

Page 8: MODUL I. PENTING SEKALI

Pengertian dan Ciri-ciri Profesi

KeguruanA. PENGERTIAN PROFESI KEGURUAN

Pada kegiatan belajar 1 telah kita bahas pengertian profesi dan

ciri – cirinya. Berdasarkan uraian diatas tampaknya jabatan guru

belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai suatu profesi yang

utuh, dan bahkan banyak orang yang berpendapat hanya jabatan

semi profesional atau profesi yang baru muncul (emerging professional)

karena belum semua ciri – ciri diatas yang dapat dipenuhi.

Menurut Amitai Etzioni (1969:89) guru adalah jabatan

semiprofesional karena: “...The training (of teachers is shorter, their status

less legitimated (low or modera’e), their right to privileged communication

less established, there is less of a specialized knowledge, and they have less

autonomy from supervision or societal control than ‘the professions’...”

“...Pelatihan ( tentang para guru) lebih pendek, status mereka

lebih sedikit mengesyahkan ( rendah atau moderat), komunikasi yang

diistimewakan hak-hak untuk mereka lebih sedikit dibentuk/mapan,

ada lebih sedikit suatu pengetahuan khusus, dan mereka mempunyai

lebih sedikit otonomi dari pengawasan atau kendali bermasyarakat

dibanding ' profesi'...”

Guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan

karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan

semiprofesional, bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Pada saat

sekarang, seperti telah dijelaskan didepan, sebagai orang cenderung

menyatakan guru sebagai profesi, dan sebagian lagi tidak

mengakuinya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan jabatan guru sebagian,

tetapi bukan seluruhnya adalah jabatan profesional, namun sedang

bergerak kearah itu. Kita di indonesia dapat merasakan jalan kearah

itu mulai ditapaki, misalnya dengan adanya peraturan dari mentri

pendidikan dan kebudayaan bahwa yangf boleh yang menjadi guru

Page 9: MODUL I. PENTING SEKALI

hanya yang mempunyai akta mengajar yang dikeluarkan oleh

lembaga pendidikan tenaga pendidikan (LPTK). Selain itu juga guru

diberi penghargaan oleh pemerintah melalui keputusan Menpan No.

26 Tahun 1989, dengan memberikan tunjangan fungsional sebagai

pengajar dan dengan kemungkinan kenaikan pangkat yang terbuka.

Setelah kita bahas profesionalisasi secara panjang lebar,

mungkin dalam hati anda timbul pertanyaan, untuk apa dibicarakan

profesionalisasi dalam dunia kependidikan ? kalau dipahami secara

baik, kriteria profesional yang telah dibicarakan diatas, maka jelaslah

bahwa jabatan profesional sangat memperhatikan layanan ini secara

optimal serta menjaga agar masyarakat akan dirugikan oleh orang –

orang yang tidak bertanggung jawab tuntutan jabatan profesional

harus sangat tinggi. Profesi kependidikan, khususnya profesi

keguruan tugas utamanya melayani masyarakat dalam dunia

peendidikan sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa

profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan

segala daya dan usaha dalam rangka penyampaian secara optimal

layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan

tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise),

menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.

Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus

diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung

jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki

beberapa syarat-syarat tertentu.

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang

tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan

semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini

dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada

lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru,

Page 10: MODUL I. PENTING SEKALI

adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan

fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-

tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki

berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan

sosial.

Profesi guru adalah suatu profesi yang utuh, dan banyak orang

berpendapat bahwa guru hanya jabatan semiprofessional tau profesi

yang baru muncul (emerging profession) karena belum semua ciri-ciri

dapat memenuhi.

B. PERLUNYA PROFESIONALISASI DALAM PENDIDIKAN

Bersedia atau tidak setiap anggota profesi harus meningkatkan

kemampuannya, untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat.

Lebih khusus lagi Sanusi et. al. (1991:23) terdapat enam

asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan,

antara lain :

1. Subjek pendidikan adalah manusia yag memiliki kemauan,

pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan

sesuai dengan potensinya; pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai

kemanusiaan yang menghargai martabat manusia.

2. Pendidikan dilakukan secara internasional, yakni sadar bertujuan

maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma

dan nilai-nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal,

yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dalam

mengelola pendidikan

3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipoetesis

dalam menjawab permasalahan pendidikan

4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni

manusia mempunyai potensi yang baik untuk berkembang

Page 11: MODUL I. PENTING SEKALI

5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi

dialog antara peserta didik dengan pendidik yang memungkinkan

peserta didik tumbuh kearah yang dikehendaki oleh pendidik agar

selaras dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.

6. Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan yaitu

menjadikan manusia sebagai manusia yang baik (dimensi intrinsik)

dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat untuk

perubahan atau mencapai sesuatu.

C. SYARAT – SYARAT PROFESI GURU

Dari penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa guru

dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki pernyataan

dassar, keterampilan, teknik serta didukung oleh sikap kepribadian

yang mantap. Dengan demikian, berarti guru yang profesional harus

memiliki kompetensi berikut:

1. Kompetensi Profesional, memiliki pengetahuan yang luas serta

dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep

teoritik, mampu memilih metode dalam proses belajar yang tepat

serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar

mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang

landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik

(murid).

2. Kompetensi Personal, memiliki sikap kepribadian yang mantap

sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Dengan

kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani,

sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan yang dikemukakan

oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Madya

Mangun Karso, dan Ing Ngarso Sung Tuloda.

3. Kompetensi Sosial, memnunjukkan kemampuan berkomunikasi

sosial, baik dengan murid – muridnya maupun dengan sesama

Page 12: MODUL I. PENTING SEKALI

teman guru. Dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat

luas.

4. Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang

mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai material.

Apabila seorang guru telah memiliki kompetensi tersebut di atas,

maka guru tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah

dengan nyata memenuhi syarat-syarat berikut ini.

a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas

wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi

edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam

proses pengembangan pendidikan setempat.

c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan

yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-

hari.

d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap

usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang

pengabdiannya.

e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi

profesionalnya secara individual maupun institusional.

Dalam usaha membangun manusia indonesia seutuhnya, maka

para gurulah merupakan perangkat pelaksana yang terdepan. Kalu

bidang teknik kedokteran, pertanian, industri dan lain-lain adalah

untuk kepentingan manusia. Maka guru bertugas untuk membangun

manusianya. Hal ini tentu memerlukan persyaratan tertentu untuk

dapat melaksanakan tugas tersebut diatas yaitu guru sebagai suatu

profesi, sebagai perpaduan antara pengabdian dan sikap kepribadian

yang miulia.

D. CIRI-CIRI PROFESIONAL KEGURUAN

Page 13: MODUL I. PENTING SEKALI

Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak,

seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey (1974) sebagai

berikut.

1) Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan

pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan

pribadi.

2) Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai

persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta

persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.

3) Para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan

tinggi dalam hal bahan mengajar, metode, anak didik, dan

landasan kependidikan.

4) Para guru dalam organisasi professional, memiliki publikasi

professional yang daapat melayani para guru, sehingga tidak

ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

5) Para guru diusahakan untuk selalu mengikuti kursus, workshop,

seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai

kegiatan in servic.

6) Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu kareir hidup

7) Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional

maupun local.

Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang

mencoba menyusun ciri-cirinya. Menurut National Education

Assotiaon (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Jabatan yang melibatkan intelektual.

Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena

mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnyasangat didominasi

kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.

Mereka yang bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa

mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang

Page 14: MODUL I. PENTING SEKALI

sangat penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang.

Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa mengajar belum

mempunyai batang tubuh ilmu khusus yang dijabarkan secara

ilmiah. Kelompok pertama percaya bahwa mengajar adalah suatu

sains. Kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu

kiat. Namun, dalam karangan-karangan yang ditulis dalam

enclyclopedia of Educational Research, misalnya terdapat bukti-

bukti bahwa pekerjaan mengajar telah secara intensif

mengembangkan batang tubuh ilmu khususnya.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama

Yang membedakan jabatan profesional dan nonprofesional antara

lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum yaitu

ada yang di atur universitas/institut atau melalui pengalaman

praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah.

Yang pertama, yakni pendidikan melalui perguruan tinggi, di

serdiakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang ke dua yakni

pendidikan melalui pengalaman praktak dan pemagangan atau

campuran pemagangan dan kuliah di peruntukkan bagi jabatan

yang nonprofesional tetapi jenis kedua ini tidak ada lagi di

indonesia.

4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan.

Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai

jabatan prfesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan

berbagai kegiatan latihan profesional, baik yang mendapatkan

penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

5. Jabatan yang menjanjikan kareir hidup dan keanggotaan yang

permanen.

Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua

tahun pada profesi mengajar, setelah itu mereka pinda kerja ke

bidang lain, yang labih banyak menjanjikan bayaran yang lebih

Page 15: MODUL I. PENTING SEKALI

tinggi. Ada pula guru karena penghasilanya tidak memadai.

Kemudian mencari tambahan lain peda pekerjaan yang justru jauh

dengan pekerjaan mengajar (menjadi sopir, pedagang, penjahit, dll)

dengan demikian kriteria ini beuim dapat dipenuhi oleh jabatan guru

di indonesia.

6. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri

Di karenakan jabatan guru menyankut hajat hidup orang banyak,

maka pembakuan jabatan guru ini sering tidak di ciptakan oleh

anggota profesi sendiri terutama di negara kita. pembakuan jabatan

guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak

lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan

pendidikan swasta

7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pirbadi

Jabatan guru adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang

tinggi, tidak perlu di ragukan lagi. Guru yang baik akan sangat

berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari

warga negara masa depan. Jabatan guru talah terkenal secara

universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotifasi oleh

keinginan untuk membantu orang lain dan bukan di sebabkan oleh

keuntungan ekpnomi atau keuangan semata.

8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan

terjalin rapat

Semua profesi yang di kenal mempunyai organisasi profesional

yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi

anggotanya. Di indonesia telah ada persatuan guru republik

indonesia(PGRI)yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari

guru TK sampai denga guru SLTA, ada pula ikatan sarjana

pendidikan inoinesia (ISPI)yang mewadahi para sarjana indonesia,

ada juga kelompok-kelompok guru bidang studi.

E. PERKEMBANGAN PROFESI KEGURUAN DI INDONESIA

Page 16: MODUL I. PENTING SEKALI

dalam buku Sejarah Pendidikan Indonesia (1987) secara jelas

melukiskan sejarah pendidikan terutama dalam zaman kolonial

Belanda, termasuk profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya di

angkat dari orang yang tidak dididiksecara khusus menjadi guru yang

berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru lulusan

dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang didirikan pertama

kalidi Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang mendesak

pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni

sebagai berikut:

1) Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang

berwenang penuh.

2) Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang

diadakan untuk menjadi guru.

3) Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.

4) Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang

merupakan calon guru.

5) Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang

berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan.

Keadaan seperti itu berlangsung sampai akhir perang

kemerdekaan. Seiring berjalannya waktu sekolah guru makin

meningkatkan mutunya, sehinnga hanya ada satu Lembaga

Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan saat ini di Indonesia telah

ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam sejarahnya

guru pernah mempunyai staus yang tinggi d masyarakat. Namun saat

ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang tinggi terhadap

imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang

pendapatannya lebih baik.

F. KODE ETIK GURU

Setiap profesi, seperti yang telah di muka, memiliki kode etik

profesi. Menurut Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-

Page 17: MODUL I. PENTING SEKALI

pokok kepegawaian. Pasal 28 undang-undang ini menyimpulkan

bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan

perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari.

Kode Etik guru indonesia menurut PGRI (1973) adalah landasan

moral dan pedoman tingkat laku guru warga PGRI dalam

melaksanakan panggilan pengabdiannya bersama guru.

Berdasar pidato ketua umum PGRI kongres pendidikan XIII,

disimpulkan bahwa kode etik guru Indonesia terdiri dari 2 unsur pokok

yaitu sebagai pedoman moral dan sebagai pedoman tingkah laku.

a. Tujuan Kode etik

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu

profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi

profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik

sebagai berikut (R. Hermawan S,1979):

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari

pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai

memandang rendah atau remes terhadap profesi akan melarang.

Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan melarang

berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang

dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari

segin ini, kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan

lahir (atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau

mental).Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode

etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan

kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan

tarif-tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam

Page 18: MODUL I. PENTING SEKALI

melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan

tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan

rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota

profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para

anggotanya untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga sering

mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi

tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota

profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan

kegiatan pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat

dengan mudah megnetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian

dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik

merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para

anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-

norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha

untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan

kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam

membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang

organisasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung

tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para

anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan

meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.

Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan

organisasi profesi itu sendiri, yaitu anta lain untuk :

1) Menjunjung tinggi martabat profesi

Page 19: MODUL I. PENTING SEKALI

2) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

4) Meningkatkan mutu profesi

5) Meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode Etik ini ditetapkan oleh anggota profesi yang tergabung

dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak bagi

seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.

b. Penetapan kode etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi

yang berlaku dan mengikat para naggotanya.Penetapan kode etik

lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan

demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang

secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang

diutus untuk dan atas nama anggota-anggota yang bukan atau tidak

menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan

mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di

kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi

tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam organisasi profesi yang

bersangkutan.

Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara

otomatis tergabung di dalam suatu organisasi atau ikatan profesional,

maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan

seccara murini dan baik, karena setiap anggota profesi yang

melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat

dikenakan sanksi.

c. Sanksi pelanggaran kode etik

Sering ktia jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri

urusan profesi, seingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode

etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan

hukum atau undang-undang.

Page 20: MODUL I. PENTING SEKALI

Apabila hanya demikian, maka aturan yang mulanya sebagai

landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan

yang memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik

berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.

Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi

bersaing secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota

profesinya, dan jika dianggpakecurangan itu serius ia dapat dituntut di

muka pengadilan.

Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan

merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi

terhadap pelanggaran kode etik akan mendapat celaan dari rekan-

rekannya,sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah si

pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi tertentu, menandakan

bahwa organisasi profesi itu telah mantap

d. Kode etik guru Indonesia

Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan

nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik

dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi Kode

Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman

tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas

pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah

serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengan demikian,

maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting

untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.

Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru

Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh

utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh tanah air,

pertama dalam Kongres PGRI XVI tahun 1973, dan kemudian

disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta.

Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan

tersebut adalah:

Page 21: MODUL I. PENTING SEKALI

G. KODE ETIK GURU UNDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang

pengabdian terhdapa Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara,

serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa

Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut

bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdian

Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan

memedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untukmembentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

1. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik

sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

2. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya

yangmenunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

3. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa

tanggung jawab bersama terhdap pendidikan.

4. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

5. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,

dan kesetiakawanan sosial.

6. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu

organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

7. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang pendidikan

Page 22: MODUL I. PENTING SEKALI

RANGKUMAN

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang

tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan

semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini

dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada

Page 23: MODUL I. PENTING SEKALI

lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru,

adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan

fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-

tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki

berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan

sosial.

Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik

adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari (Undang-undang

nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik

dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan

kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama

(dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum

belaka).

4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan.

5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang

permanen.

6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan

pribadi.

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan

terjalin erat.

Page 24: MODUL I. PENTING SEKALI

Kegiatan Belajar 3

Latar Belakang dan Ruang Lingkup

Profesi Keguruanada bagian ini. Anda akan menyimak tentang latar belakang profesi

keguruan dengan melihat sejarah kualifikasi guru, fungsi organisasi P

Page 25: MODUL I. PENTING SEKALI

guru dan jenis-jenis organisasi profesi guru, selanjutnya anda menyimak

tentang ruang lingkup profesi keguruan.

A. SEJARAH KUALIFIKASI GURU

Kalau kita ikuti perkembangan profesi keguruan di Indonesia jelaslah

bahwa pada mulanya guru-guru indonesia diangkat dari orang-orang

yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru.

Dalam buku sejarah pendidikan di indonesia, Nasution (1987) secara

jelas melukiskan sejarah pendidikan di indonesia terutama dalam

zaman kolonial Belanda, termasuk juga sejarah profesi keguruan.

Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari orang-orang yang tidak

dididik secara khusus menjdi guru, secara berangsur-angsur

dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru yang lulus dari sekolah

Guru (Kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.

Karena kebutuhan guru yang mendesak maka pemerintah Hindia

Belanda mengangkat lima macam guru, yakni: (1) guru lulusan

sekolah guruyang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh, (2)

guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang

diadakan untuk menjadi guru, (3) guru bantu, yakni yang lulus ujian

guru bantu, (4) guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior,

yang merupakan calon guru, dan (5) guru yang diangkat karena

keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga yang pernah

mengecap pendidikan. Tentu saja yang terakhir ini sangat beragam

dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Walaupun sekolah guru telah dimulai dan kemudian juga didirikan

Sekolah Normal, namun pada mulanya bila dilihat dari kurikulumnya dapat

kita katakan hanya mementingkan pengetahuan yang akan diajarkan saja.

Kedalamnya belum dimasukkan secara khusus ke dalam kurikulum ilmu

mendidik dan spikologi. Sejalan dengan pendirian sekolah-sekolah yang

lebih tinggi-tinggnya dari sekolah umum seperti Holands Inlandse School

Page 26: MODUL I. PENTING SEKALI

(HIS), Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS),

dan Algemene School (AMS) maka secara berangsur-angsur didirikan pula

lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus untuk mempersiapkan guru-

gurunya, seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan kursus

Hooffdacte (HA) untuk calon kepala sekolah.

Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang

dan awal perang kemerdekaan, walaupun dengan nama dan bentuk

lembaga pendidikan guruyang disesuaikan dengan keadaan waktu itu.

Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru.

Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang

menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang professional.

Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang

menghasilkan guru.

PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945,

sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita

perjuangan bangsa (Hermawan S., 1989). Salah satu tujuan PGRI adalah

mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kegiatan profesi guru seta

meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya terdapat

4 misi uatama PGRI, antara lain :

1.      Misi politis/ideologis

2.      Misi persatuan/organisatoris

3.      Misi profesi

4.      Misi kesejahteraan

Selain PGRi ada organisasi resmi lain, antara lain :

1.      ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan)

2.      IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)

3.      HISAPIN (Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia)

4.      HSBI (Himpunan Sarjana Bahasa Indonesia)

Page 27: MODUL I. PENTING SEKALI

Secara konseptual dam umum, ruang lingkup kerja guru itu mencakup

aspek-aspek :

1.      Kemampuan professional

a.       Penguasaan materi pelajaran

b.      Penguasaan wawasan kependidikan dan keguruan

c.       Penguasaan proses pendidikan

2.      Kemampuan sosial, kemampuan menyesuaikan diri kepada tuntutan

kerja

3.      Kemampuan personal (pribadi)

Keandalan seorang yang professional dapat dilihat dari berbagai segi

berikut ini :

1.      Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan

2.      Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu

3.      Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenagan

profesinya dan menghormati profesi lain

4.      Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan

mendidik, mengajar dan melatih

Ruang lingkup profesi guru dibagi dalam 2 (dua) gugus, yaitu :

a.       Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional

b.      Gugus kemampuan professional

MODUL 2

Kompetensi Kepribadian, Sosial, dan Profesional Guru

Kegiatan Belajar 1 : Kompetensi Kepribadaian Guru

Kompetensi kepribaian adalah kompetensi yang berkaitan dengan

perilaku guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur

sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.

Fungsi utama seorang guru adalah sebagai teladan bagi murid-

muridnya dan hal ini dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem

Page 28: MODUL I. PENTING SEKALI

Amongnya yaitu Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun karso, Tut

wuri handayani artinya guru harus menjadi contoh dan teladan,

membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong/memberikan

motivasi dari belakang.

Beberapa kompetensi kepribadaian guru, antara lain sebagai

berikut :

1.      Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.      Percaya kepada diri sendiri

3.      Tenggang rasa dan toleran

4.      Bersikap terbuka dan demokratis

5.      Sabar dalam menjalani profesi keguruannya

6.      Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya

7.      Memahami tujuan pendidikan

8.      Mampu menjalin hubbungan insani

9.      Memahami kelebihan dan kekurangan diri

10.  Kreatif dan inovatif dalam berkarya

Kegiatan Belajar 2 : Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk

memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat

dan mampu mengambangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan

warga Negara.

Fungsi kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut :

1.      Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan

2.      Perintis dan Pelopor Pendidikan

3.      Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan

4.      Pengabdian

Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut

Cece Wijaya (1994) adalah sebagai berikut :

Page 29: MODUL I. PENTING SEKALI

1.      Terampil Berkomunikasi dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta

Didik

2.      Bersikap Simpatik

3.      Dapat Bekerja Sama dengan Dewan Pendidikan.Komite Sekolah

4.      Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan

5.      Memahami Dunia Sekitarnya (Lingkungan)

Kegiatan Belajar 3 : Komponen Kompetensi Profesional

Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu :

1.      Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia

2.      Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya

3.      Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat

dan bidang studi yang dibinanya

4.      Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar

Menurut Johnson ada 3 komponen kompetensi professional, yaitu :

1.      Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang

harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari

bahan yang diajarkan itu

2.      Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan

dan keguruan

3.      Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan pembelajaran siswa

Menurut Depdikbud ada 19 kompetensi professional guru adalah sebagai

berikut :

1.      Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep

2.      Pengelolaan program belajar mengajar

3.      Pengelolaan kelas

4.      Pengelolaan dan pengggunaan media serta sumber belajar

5.      Penguasaan landasan-landasan kependidikan

6.      Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar

Page 30: MODUL I. PENTING SEKALI

7.      Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan

di sekolah

8.      Menguasai metode berpikir

9.      Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional

10.  Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik

11.  Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan

12.  Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan

pengajaran

13.  Mampu memahami karakteristik peserta didik

14.  Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah

15.  Memiliki wawasan tentang inivasi pendidikan

16.  Berani mengambil keputusan

17.  Memahami kurikulum dan perkembangannya

18.  Mampu bekerja berencana dan terprogram

19.  Mampu menggunakan waktu secara tepat

Kegiatan Belajar 4 : Hubungan Penguasaan Materi dan Kemampuan

Mengajar

Menurut Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas

penguasaan bahan yang harus diajarkannya dan konsep-konsep dasar

keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.

Ada dua cara memandang materi atau bahan ajar, yaitu :

1.      Dari sudut isi bahan ajar, bahan ajar digolongkan menjadi 6 jenis

a.       Fakta

b.      Konsep

c.       Prinsip

d.      Keterampilan

e.       Pemecahan Masalah

f.       Proses

2.      Dari sudut cara pengorganisasian bahan ajarnya dibagi menjadi 4 jenis

a.       Bahan Bidang Studi Linier

Page 31: MODUL I. PENTING SEKALI

b.      Bahan Bidang Studi Kumulatif

c.       Bahan Bidang Studi Praktikal

d.      Bahan Bidang Studi Eksperensial

Alasan pengembangan dalam pemilihan bahan ajar adalah sebagai

berikut :

1.      Bahan bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan

kebutuhan

2.      Bahan bidang studi tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang

baru

3.      Bahan bidang studi yang makin bertambah itu harus dipelajari melalui

berbagai media komunikasi

4.      Bahan bidang studi yang makin bertambah itu dipelajari melalui berbagai

pendekatan, baik pendekatan metode penyampaian pelajaran maupun

melalui pembelajaran yang digunakannya

Kriteria dalam memilih bahan bidang studi antara lain sebagai berikut :

1.      Bahan bidang studi yang diajarkan adalah bersifat fundamental

2.      Bahan bidang studi yang hangat (current event)

3.      Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia

dalam kehidupan sehari-hari (persisten life situation)

4.      Bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah

Untuk memperoleh keterampilan kamampuan mengajar dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.      Latihan menganalisis tugas-tugas belajar

2.      Latihan merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran umum yang berpusat

pada hasil yang diharapkan

3.      Latihan menetapkan indikator-indikator tingkah laku yang spesifik dari

kata kerja yang dipakai oleh tujuan pembelajaran umum

4.      Latihan memilih indikator-indikator yang sesuai dengan tingkah laku

kemampuan siswa

5.      Latihan merumuskan tujaun pembelajaran khusus pada indikator-

indikator terpilih

Page 32: MODUL I. PENTING SEKALI

Hubungan antara penguasaan materi ajar dengan kemampuan

mengajar sebagai berikut :

1.      Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki

kemampuan mengajar

2.      Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan

lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas

3.      Guru yang sudah menguasai betul materi yang akan disampaikan kepada

siswa akan berusaha memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa

yang dihadapinya

4.      Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai

metode untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan situasi di kelas

dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah

dirumuskan sebelum memasuki kelas

5.      Guru yang meguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif

dalam menyampaikan materi ajarnya

Kegiatan Belajar 5 : Keputusan Situasional dan Transaksional

Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan

bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi.

Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis

dalam bentuk satuan pelajaran.

Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan

oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional

berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dari interaksinya dengan

siswa maupun dari interaksi dalam PBM yang sedang berlangsung.

Keputusan transaksional diambil karena adanya prubahan situasi dan

kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.

MODUL 3 : Berbagai Peran Guru dalam Pembelajaran

Page 33: MODUL I. PENTING SEKALI

Kegiatan Belajar 1 : Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar

Pembelajaran

Dalam pandangan lama, para ahlimembagii konsentrasi studi

tentang perkembangan anak dalam :

1.      Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang mencakup perubahan

hadaniah dan keterampilan motoric

2.      Perkembangan aspek kognitif yang mencakup persepsi, bahasa, belajar

dan berpikir

3.      Perkembangan psikososial yang mencakup perkembangan emosi,

kepribadian, dam hubungan antar pribadi

Apek-aspek perkembangan anak sekolah dasar antara lain :

1.      Perkembangan Motorik dan Persepsi

2.      Implikasi bagi Proses Pembelajaran

Piaget mendeskripsikan perkembangan kognitif ke dalam 4 periode

perkembangan, antara lain :

1.      Periode Sensomotorik (0 - 1 tahun)

2.      Periode Operasi Awal (1 – 7 tahun)

3.      Periode Operasi Konkret (7 – 12 tahun)

Good dan Brophy (1990) mengklarifikasikan sebagai berikut :

a.       Keterampilan klasifikasi

b.      Konsep konservasi

c.       Kemampuan mengurutkan

d.      Kemampuan negotiation

e.       Identitas

f.       Kompensaasi

4.      Periode Operasi Formal (12 tahun ke atas)

5.      Kesiapan Belajar dan Implikasi bagi Pembelajaran

Page 34: MODUL I. PENTING SEKALI

Piaget (Thomas L. Good dan Jere E. Brophy, 1990: 51-52) pikiran anak

merupakan struktur yang secara terus menerus berkembang kea rah

tingkat organisasi dan integrasi yang lebih tinggi

Proses pembelajaran di sekolah dasar bersifat terpadu dengan

perkembangan fisik kognitif, sosial, moral, dan emosional. Konsep

pendekatan perkembangan dalam pembelajaran ada dua dimensi, yaitu

dimensi umum dan individual.

Kegiatan Belajar 2 : Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan

Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yaitu :

a.       Inkuiri dalam pembelajaran mengandung makna mempertanyakan,

menjelajahi labih jauh dan memperluas pemahaman tentang situasi.

b.      Refleksi mengimplementasikan adanya dugaan, penilaian dalam

pertimbangan faktor-faktor signifikan untuk mencapai tujuan.

Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan

pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang

mencakup komponen-komponen sebagai berikut :

a.       Analisis kurikulum, yaitu kegitan untuk merumuskan rencana dan bahan

ajar yang lebih bermakna dan sesuai perkembangan peserta didik

b.      Tujuan pembelajaran; ada 4 tipe tujuan pembelajaran yaitu:

1)      Tujuan perilaku

2)      Tujuan pemecahan masalah

3)      Tujuan ekspresif

4)      Tujuan afektif

c.       Rencana kegiaan berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup

d.      Rencana evaluasi; terdiri dari kegiatan evaluasi sumatif dan evaluasi

formatif

Page 35: MODUL I. PENTING SEKALI

Kegiatan Belajar 3 : Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan

Manajemen

Kelas

Menurut hasil kajian literature terdapat 9 definisi gambaran

pendekatan manajemen kelas, yaitu :

1.      Pendekatan otoriter 6.      Pendekatan modifikasi perilaku

2.      Pendekatan intimidasi 7.      Menciptakan iklim sosio-emosional

3.      Pendekatan permisif 8.      Kelas sistem sosial kelompok utama

4.      Pendekatan buku masak 9.      Pendekatan jamak atau pendekatan

pluraistik (James M. Cooper,ed, 1990)5.      Pendekatan instruksional

Brophy dan Putnan (Good dan Brophy, 1990) menyebutkan sebagi

pendekatan optimal, yaitu sebagai proses pengembangan lingkungan

belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan-

pembatasan.

Fungsi-fungsi pokok manajemen kelas sebagai berikut :

1.      Fungsi preventif

2.      Fungsi kuratif

3.      Fungsi pemeliharaan

4.      Fungsi pengembangan

5.      Fungsi fasilitator

6.      Fungsi motivator

Kegitan Belajar 4 : Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk

judgment dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian ada 4 tahap

evaluasi yaitu :

1.      Tahap persiapan

2.      Tahap memperoleh informasi yang diperlukan

3.      Tahap membentuk judgment

4.      Tahap menggunakan judgment untuk mengambil keputusan

Tahapan yang perlu ditempuh dalam memilih teknik, antara lain :

Page 36: MODUL I. PENTING SEKALI

1.      Memilih teknik yang tepat, (Inkuiri, Observasi, Analisis, Tes)

2.      Memilih Instrumen yang Paling Baik (Tes, Daftar cek, Skala penilaian,

Kuesioner)

MODUL 4 : Peran Guru dalam Bimbingan/ Konseling dan Pengelolaan

Stres dalam Pekerjaan

Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling terjemahan dari “guidance” dan

“conseling” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to

pilot), (3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer).

Menurut Sherzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan

sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu

memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunaryo

Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai proses membantu individu

untuk mencapai perkembangan optimal.

Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu individu untuk

mencapai perkembangan optimal. Sedangkan Konseling diatikan sebagai

membantu indvidu secara perorangan dalam siituasi hubungan tatap

muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Fungsi bimbingan konseling, antara laing sebagai berikut :

1.      Fungsi Pemahaman, (membantu siswa agar memahami diri)

2.      Fungsi preventif, (mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi)

3.      Fungsi pengembangan, (bersifat lebih proaktif dari fungsi lain)

4.      Fungsi perbaikan, ( kuratif atau penyembuhan)

Asas-asas bimbingan dan konseling natara lain sebagai berikut :

1.      Asas kerahasiaan 7.      Asas kedinamisan

2.      Asas kesukarelaan 8.      Asas keterpaduan

Page 37: MODUL I. PENTING SEKALI

3.      Asass keterbukaan 9.      Asas kenormatifan

4.      Asas kegiatan 10.  Asas keahlian

5.      Asas kemandirian 11.  Asas alih tangan

6.      Asas kekinian 12.  Asas tut wuri handayani

Prinsip-prinsip bimbingan, antara lain :

1.      Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses

berkembang

2.      Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa

3.      Bimbingan dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi

perkembangan siswa

4.      Bimbingan berdasar kepada kemampuan individu untuk menentukan

pilihan

5.      Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses penilaian

6.      Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya

Hubungan bimbingan dengan pendidikan dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, Pasal 25, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Pasal 27 dikemukan bahwa :

1.      Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam

upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan

masa depan

2.      Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing

Kegiatan Belajar 2 : Peran Guru dalam Bimbigan dan Koseling

Peran Kepebimbingan Guru dalam Proses Pembelajaran (Pribadi,

Sosial, Karier) dapat jelaskan dalam :

1.      Bimbingan Belajar

2.      Bimbingan pribadi

a.       Bersikap peduli kepada anak

b.      Bersikap konsisten

c.       Mengembangkan lingkungan yang stabil

d.      Bersikap permisif

Page 38: MODUL I. PENTING SEKALI

3.      Bimbingan sosial

4.      Bimbingan karier

Beberapa guru yang dapat dilakukan untuk memperoleh belajar

yang sehat, antara lain :

1.      Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan

kelompok

2.      Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok dengan melakukan

bimbingan

3.      Mengadakan kenferensi kasus dengan melibatkan para guru da atau

orang tua siswa

4.      Menjadi segi kesehatan mental sebagai salah satu evaluasi

5.      Memasukan aspek-aspek hubungan nsaniah ke dalam kurikulum sebagai

bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru

6.      Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu

dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran

Teknik-teknik dalam membantu siswa yang kesulitan belajar, antara

lain yaitu :

1.      Pengajaran remedial

2.      Pengayaan

3.      Peningkatan motivasi belajar

4.      Peningkatan keterampilan belajar

5.      Pengembanagan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif

Kegiatan Belajar 3 : Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan

Guru

Walter Cannon (1932) mengemukakan bahwa manusia merespons

peristiwa stress baik dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan

dirinya (fight or flight response). Dadang Hawari (1997 : 44-45) stress

merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang

dialaminya, dan apabila fungsi organ tubuh terganggu dinamakan distress,

sedangkan depresi merupakan reksi iiwa terhadap stressor yang

Page 39: MODUL I. PENTING SEKALI

dialaminya. A. Baum (Sehlley E. Taylor, 2003) stress sebagai “perasaan

tdak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai

respons atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam,

mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan,

kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidupnya.”

Faktor pemicu strees (stressor) dalam diklasifikasikan dalam

beberapa kelompok, antara laian :

1.      Stressor Fisik – Biologik (penyakit, cacat, dsb)

2.      Stressor Psikologik (negative thingking, frustasi)

3.      Stressor Sosial (iklim kehidupan keluarga, pekerjaan)

Kegiatan Belajar 4 : Mengelola Stres dalam Pekerjaan

Pengelolaan stress disebut juga dengan istilah coping. Menurut R.

S. Lazarus dan Folkman (Taylor, 2003:219) coping adalah proses

mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban

karena diluar kemampuan diri individu.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Coping antara lain :

1.      Dukungan Sosial, menurut House (1981) memiliki 4 fungsi :

a.       Emotional support

b.      Appraisa support

c.       Informational support

d.      Instrumental support

2.      Kepribadian

a.       Hardiness (ketabahan, Daya Tahan), Seuzanne Kobasa (1979)

karakteristik :

1)      Commitment

2)      Internal Locus Control

3)      Challange

b.      Optimisme

Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa

pendekatan atau metode, diantaranya sebagai berikut :

Page 40: MODUL I. PENTING SEKALI

1.      Rational-Emotive Therapy (mengubah pola piker yang irrasional sehingga

mengurangi gangguan emosi atau perilaku maladaptif)

2.      Meditasi

3.      Relaksasi

4.      Mengamalkan ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan

MODUL 5 . Kode Etik Keguruan dan Penerapannya dalam Berbagai

Bidang Kehidupan Guru

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian dan Fungsi Kode Etik

Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda,

pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan

kata lain kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai

pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai, dan norma

yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.

Canadian Code of Ethics (CCE) mengemukakan 4 asas etis, yaitu :

1.      Respect for the dignity of persons (menghargai harkat dan martabat

manusia)

2.      Responsible caring (kepedulian yang bertanggung jawab)

3.      Integrity in relationship (integritas dalam hubungan)

4.      Responsibility to society (tanggung jawab kepada masyarakat)

Bigs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan 3 kode etik yaitu :

a.       to protect a profession from government interference (melindungi suatu

profesi dari campur tangan pemerintah)

b.      to prevent internal disgreements within a profession (mencegah terjadinya

pertentangan internal dalam suatu profesi)

c.       to protect practitioners in cases of alleged malpractice (melindungi para

praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi)

Sutan Zanti dan Syahnimar Syahrun (1992) mengemukakan 4

fungsi kode etik guru, antara lain sebagai berikut :

Page 41: MODUL I. PENTING SEKALI

1.      agar terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya

2.      untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,

masyarakat, dan pemerintah

3.      sebagi pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung

jawab pada profesinya

4.      pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang

menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas

Secara umum bahwa fungsi kode etik guru berfungsi sebagai :

a.       agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi

b.      agar guru bertanggung jawab atas profesinya

c.       agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal

d.      agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan,

sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan masyarakat

e.       agar profesi ini membantu dalam memecahkan maslah dan

mengembangkan diri

f.       agar profess guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan

pemerintah

Kegiatan Belajar 2 : Deskripsi Kode Etik Keguruan dalam Pelaksanaan

Tugas Berbagai

Bidang Kehidupan

Kode Etik Guru Indonesia berpedoman kepada dasar-dasar

sebagai berikut :

1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia yang berjiwa Pancasila

2.      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional

Page 42: MODUL I. PENTING SEKALI

3.      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan

melakukan bimingan dan pembinaan

4.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar

5.      Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk memina peran serta dan tanggung jawab

bersama terhadap pendidikan

6.      Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya

7.      Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

8.      Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya

9.      Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan

Penerapan Kode Etik Guru dalam pelaksanaan tugasnya antara

lain :

1.      Multi Peran dan Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran

Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:262) mengemukakan peran

guru sebagai manajer, pemandu, organisator, loordinator, komunikator,

fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. Abin Syamsuddin (1999)

mengemukakan 7 peran dan tugas guru dalam pembelajaran yaitu

konservator, innovator, transmitor, transformator, organisator, dan

planner.

2.      Penerapan Kode Etik Guru dalam Pelaksanaan Tugasnya

Penerapan kode etik guru dalam keluarga sedkitnya memiliki 4

fungsi, yaitu sebagai pedoman bagi guru dalam :

1.      Membentuk anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya berjiwa

Pancasila

2.      Menanamkan kejujuran pada anggota keluarga

Page 43: MODUL I. PENTING SEKALI

3.      Memupuk semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga

4.      Mendorong partisipasi anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya

pendidikan

MODUL 6 . Refleksi dalam Tugas dan Pengembangan Profesi melalui

Organisasi

Kegiatan Belajar 1 Refleksi dalam Tugas dan Berbagai Bentuknya

Refleksi professional kependidikan, pada hakikatnya mengacu

kepada kemampuan dan kesanggupan guru merenungkan, memahami

dan menyadari pengalaman diri selama menggeluti profesi kependidikan.

Agar ada kesuaian Tujuan Pendidikan Jangka Panjang (TPJP),

Tujuan Utuh Pendidikan (TUP) dengan Tugas Yang Dirancang (TYD)

diperlukan tindakan-tindakan yang sistematik. Tindakan tersebut dilakukan

pada :

1.      Tingkat structural (organisasi penyelenggara system pendidikan nasional

di tingkat pusat dan daerah)

2.      Tingkat institusional (satuan pelaksanaan penyelenggaraan system

pendidikan, baik jalur, jenjang, jenis persekolahan maupun luar sekolah)

3.      Tingkat operasional (satuan pelaksana kegiatan proses pembelajaran

dan pendidikan pada jalur, jenjang, jenis persekolahan dan pendidikan

luar sekolah)

Kegiatan Belajar 2 : Organisasi Profesi Guru