bab iv hasil penelitian dan...

31
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian, pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian. 1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61 Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon. Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur

Upload: trankhuong

Post on 04-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari

dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas

hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan

dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian,

pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian

hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian.

1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan

merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah

empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA

Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61

Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah

negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia

57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran

meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk

menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon.

Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA

Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk

civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan

teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

2

serta siap bersaing dalam era global. Dengan tujuan sekolah sebagai

bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan,

pengetahuan, berprsetasi dalam bidang olahraga dan seni,

berkepribadian serta trampil untuk hidup mandiri dan dapat mengikuti

pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari visi dan tujuan tersebut, SMA

Kristen YPKPM Ambon sampai saat ini setia dalam melayani,

membina, dan mendidik putra putri daerah demi kemajuan bangsa dan

negara.

1.2. KARAKTERISTIK RESPONDEN

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 84 50%

Perempuan 84 50%

Total 168 100%

Berdasarkan Table 4.1 diatas, responden dalam penelitian ini

adalah siswa SMA Kristen YPKPM Ambon sebanyak 168, yang terdiri

dari 84 (54%) siswa laki-laki dan 84 (50%) siswa perempuan.

Responden diambil dari dua puluh delapan ruang kelas. Dari setiap

ruang kelas dipilih enam orang siswa yang terdiri dari tiga siswa laki-

laki dan tiga siswa perempuan. Responden diperoleh dengan cara

simple random sampling melalui nomer urut presensi dimana

responden diambil berdasarkan presensi dengan nomer urut genap.

Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

3

(4), enam (6) dan seterusnya sampai mencukupi total sampel pada

masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Persentase Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah %

16-17 96 57%

18-19 72 43%

Total 168 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, responden dalam penelitian ini

adalah 168, yang terdiri dari 96 (57%) siswa dengan rentang usia 16-17

tahun dan 72 (43%) siswa dengan rentang usia 18-19 tahun.

4.3 VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Tahap awal dari penelitian ini adalah peneliti melakukan tryout

angket dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri kepada 56 orang

siswa dari 28 ruang kelas di SMA Kristen YPKPM Ambon. Subjek

yang dipakai dalam tryout ini diperoleh dengan teknik simple random

sampling yakni dengan cara setiap ruang kelas diambil dua orang siswa

yang memiliki nomer presensi ganjil sebagai subjek. Hasil dari tryout

diperoleh data yang menyatakan bahwa seluruh item untuk kedua

angket tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Berikut ini hasil uji tryout

angket variabel penelitian:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

4

4.3.1. Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,

diperoleh 20 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang

nilai antara 0.327 sampai dengan 0.771. Koefisien alpha Cronbach 20

item valid adalah 0.857, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial

teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini

dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)

angket.

Tabel 4.3

Sebaran Item Valid dan Item Gugur

Uji Coba (Tryout) Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

No

Aspek

Jumlah

Item

Nomor Item

Valid

Nomor Item

Gugur

1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _

2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _

3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _

4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16

17,18,19,20

_

Jumlah20

4.3.2 Angket Kontrol Diri

Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,

diperoleh 36 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang

nilai antara 0.315 sampai dengan 0.640. Koefisien alpha Cronbach 36

item valid adalah 0.895, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial

teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini

dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)

angket.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

5

Tabel 4.4

Sebaran Item Valid dan Item Gugur

Uji Coba (tryout) Angket Kontrol Diri

No

Aspek

Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item

Gugur

1. Kontrol terhadap

pemikiran

8 1,2,3,4,5,6,7,8 _

2. Kontrol terhadap

impulse

13 9,10,11,12,

13,14,15,16,17,

18,19,20,21

_

3. Kontrol terhadap emosi 7 22,23,24,25,

26,27,28

_

4. Kontrol terhadap unjuk

kerja

8 29,30,31,32

33,34,35,36

_

Jumlah 36

Setelah peneliti melakukan uji coba (tryout) angket, maka

langkah selanjutnya yakni melakukan penelitian pada subjek yang

berjumlah 168 orang. Berikut ini adalah laporan hasil pengujian

validitas dan reliabilitas angket.

4.3.3 Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 20 item valid dan

tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.359 sampai

dengan 0.591. Koefisien alpha Cronbach 20 item valid adalah 0.742,

untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada

pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran

item valid dan item gugur.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

6

Tabel 4.5

Sebaran Item Valid dan Item Gugur

Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

No

Aspek

Jumlah

Item

Nomor Item

Valid

Nomor Item

Gugur

1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _

2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _

3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _

4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16

17,18,19,20

_

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh

item angket dukungan sosial teman sebaya yang berjumlah 20

dinyatakan valid dan tidak ada item yang gugur. Sehingga 20 item

tersebut digunakan dalam perhitungan lebih lanjut.

1.3.1 Angket Kontrol Diri

Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur

dan 34 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0.310 sampai

dengan 0.693. Koefisien alpha Cronbach dari 34 item valid adalah

0.753, untuk itu reliabilitas alat ukur kontrol diri berada pada kategori

dapat diandalkan. Di bawah ini akan dijelaskan penyebaran item valid

dan item gugur.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

7

Tabel 4.6

Sebaran Item Valid dan Item Gugur

Angket Kontrol Diri

No

Aspek

Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item

Gugur

1. Kontrol terhadap

pemikiran

8 1,2,3,4,5,6,7,8 -

2. Kontrol terhadap

impulse

13 9,10,11,12,

13,14,15,16,17,

18,19,20,21

-

3. Kontrol terhadap emosi 7 22,24,25,

26,28

23,27

4. Kontrol terhadap unjuk

kerja

8 29,30,31,32

33,34,35,36

-

Jumlah 36

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 36

item yang ada, terdapat dua item yang tidak valid yakni item nomer 23

dan 27. Sehingga sisanya 34 item dinyatakan valid dan digunakan

untuk perhitungan lebih lanjut.

1.4 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL

1.4.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya

Angket dukungan sosial teman sebaya menggambarkan persepsi

siswa terhadap dukungan yang diberikan oleh teman sebaya terhadap

diri mereka sendiri. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun

merespon sejauhmana tingkat dukungan sosial yang diberikan rekan

sebaya ke mereka. Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel

dukungan sosial teman sebaya, digunakan dua kategori yakni, rendah,

dan tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

8

dukungan sosial teman sebaya adalah 20 item valid, maka skor yang

mungkin diperoleh adalah:

Tabel 4.7

Deskripsi Pengukuran Variabel

Dukungan Sosial Teman Sebaya

Kategori Range N %

Tinggi 61-80 120 71,4%

Rendah 43-60 48 28,6%

Tabel 4.7 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi

bergerak dari 61-80 dan skor rendah bergerak dari 41-60. Hal ini

menunjukkan bahwa 71,4% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon

menunjukkan dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori

tinggi dan 28,6% berada pada kategori rendah.

4.4.2 Variabel Kontrol Diri

Angket kontrol diri menggambarkan persepsi siswa terhadap diri

mereka sendiri terkait dengan kontrol diri. Artinya responden diminta

untuk menilai ataupun merespon sejauh mana tingkat kontrol diri

mereka.Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel kontrol diri,

digunakan dua kategori yakni, rendah dan tinggi. Jumlah item yang

digunakan untuk mengukur variabel kontrol diri adalah 34 item valid,

maka skor yang mungkin diperoleh adalah:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

9

Tabel 4.8

Deskripsi Pengukuran Variabel Kontrol Diri

Kategori Range N %

Tinggi 96-136 113 67,3%

Rendah 54-95 55 32,7%

Tabel 4.8 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi

bergerak dari 95-136 dan skor rendah bergerak dari 53-94. Hal ini

menunjukkan bahwa 67,3% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon

menunjukkan kontrol diri berada pada kategori tinggi dan 32,7%

berada pada kategori rendah.

1.5 UJI STATISTIK

1.5.1 Uji Asumsi Klasik

1.5.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji one

sample kolmogorov smirnov yang terdapat pada tabel berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

10

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prestasi

N 168

Normal Parametersa Mean 78.5554

Std. Deviation 6.24517

Most Extreme Differences Absolute .057

Positive .049

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .736

Asymp. Sig. (2-tailed) .650

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa nilai p=0.650

(p>0.05). Hal ini berarti bahwa data terdistribusi normal.

1.5.1.2 Uji Homogeneity of Variance untuk Analisis of variance

(ANOVA)

Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi

klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA.

Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji homogeneity of variance yakni

variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori

variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai Levene test di

atas 5%. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

11

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Prestasi_Belajar

F df1 df2 Sig.

1.002 7 160 .432

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Dukungan_Sosial + Jenis_Kelamin + Dukungan_Sosial * Jenis_Kelamin

Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0,432.

Oleh karena nilai Levene’s test sebesar 0,432 > 0,05, maka data

dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama. Dengan

demikian asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan

ke uji Two Way ANOVA.

1.5.2 UJI HIPOTESIS

1.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat

Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk

melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau

lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil

perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar

variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan

hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam

Priyatno, 2013):

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

12

Tabel 4.11

Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel

Makna Koefisien Korelasi Besar Angka

Sangat rendah 0,00 – 0,199

Rendah 0,20 – 0,399

Sedang 0,340 – 0,599

Kuat 0,599 – 0,799

Sangat kuat 0,799 – 1,000

Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya

dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa

korelasi multivariate. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut,

maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis

nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Tidak ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya

dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

YPKPM Ambon.

H1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan

kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

YPKPM Ambon.

Tabel berikut menunjukkan hasil analisis korelasi multivariate:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

13

Tabel 4.12

Hasil Uji Korelasi Multivariate Dukungan Sosial Teman Sebaya

dan Kontrol Diri dengan Prestasi Belajar ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 303.500 2 151.750 4.032 .020a

Residual 6209.862 165 37.636

Total 6513.362 167

a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial

b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar

Tabel 4.13

Hasil Uji Regreasi Berganda (R Square)

Model R R Square Adjusted R Square

1 .216a .047 .035

a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial

b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa nilai F 4,032;

p<0,05 dan R Square (Tabel 4.13) sebesar 0,047 (4,7%). Hal ini

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial teman

sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

YPKPM Ambon. Hal ini berarti H1 diterima.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

14

4.5.2.2 Analisis Two-Way Anova

Analysis of variance merupakan metode untuk menguji

hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel

independent. Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga

variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk

hipotesis ke empat sampai ke enam menggunakan analisis two ways

anova.

Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya

dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

YPKPM Ambon.

Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

15

Tabel 4.14

Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial dan

Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:PRESTASI

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

Error 6089.870 160 38.062

Total 1043233.548 168

Corrected Total 6513.362 167

a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa hasil

interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis

kelamin memberikan nilai F sebesar 0,106; p > 0,05. Hal ini berarti

bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman

sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti

H0 diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

16

Gambar 4.1

Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Jenis

Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa

Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin

tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi dukungan

sosial dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian

dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan

rendah jika dukungan sosial teman sebayanya rendah. Sebaliknya siswa

laki-laki dan perempuan akan memiliki prestasi belajar yang tinggi bila

dukungan sosial teman sebaya yang diberikan tinggi. Dengan demikian

H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi dukungan sosial

teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

17

Hipotesis 3 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

Ambon.

Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

Ambon.

H1 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan

prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

Tabel 4.15

Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Kontrol Diri dan Jenis

Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:PRESTASI

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

Error 6089.870 160 38.062

Total 1043233.548 168

Corrected Total 6513.362 167

a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

18

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil

interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

nilai F sebesar 1,249; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada

pengaruh interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap

prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi ketiga

variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.2

Pola Interaksi Kontrol Diri dan Jenis Kelamin

Dengan Prestasi Belajar Siswa

Dari Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin

tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi kontrol diri

dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat

dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah

jika kontrol diri rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

19

akanmemiliki prestasi belajar yang tinggi bila kontrol diri tinggi.

Dengan demikian H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi

kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.

Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar

siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di

SMA Kristen YPKPM Ambon.

H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di

SMA Kristen YPKPM Ambon.

Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

20

Tabel 4.16

Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial

Teman Sebaya, Kontrol Diri dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:PRESTASI

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

Error 6089.870 160 38.062

Total 1043233.548 168

Corrected Total 6513.362 167

a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa hasil

interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan

jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini

berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial

teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi variabel dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

21

Gambar 4.3

Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri

dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa

Gambar A

Gambar B

Dari Gambar 4.3 di atas, dilihat bahwa terdapat interaksi antara

dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa yang

berjenis kelamin laki-laki (Gambar 1), walaupun hubungan interaksi

tersebut cukup kecil ditandai dengan perpotongan dua garis dengan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

22

jarak yang sangat kecil. Sedangkan pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa

tidak terdapat hubungan interaksi antara dukungan sosial teman sebaya

dan kontrol diri pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, yang

ditandai dengan tidak adanya perpotongan kedua garis tersebut.

4.5.2.3 Analisa Independen Sampel t-test

Hipotesis 5 :Adakah perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon?

Pengujian hipotesis yang ke enam dilakukan untuk mengetahui

perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Untuk melakukan pengujian ini, dibuat dua hipotesis yakni hipotesis

nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

H1 : Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

Dengan dilakukannya uji t, yang hasilnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.17

Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar

Berdasarkan Jenis Kelamin (One-Sample Statistics)

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi 168 78.5554 6.24517 .48183

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

23

Tabel 4.18

Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar

Berdasarkan Jenis Kelamin (Group Statistics) Group Statistics

Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi_Belajar

Laki-laki 84 77.2445 6.42118 .70061

Perempuan 84 79.8663 5.81071 .63400

Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki

rata-rata prestasi belajar lebih tinggi daripada laki-laki, dimana

perempuan memiliki rata-rata sebesar 79,8663 sedangkan laki-laki

sebesar 77,2445. Adanya perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-

laki dan perempuan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini:

Tabel 4.19

Hasil Uji Signifikansi Prestasi Belajar

Ditinjau dari Jenis Kelamin

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Prestasi_Belajar Equal

variances

assumed

1.917 .168 -2.775 166 .006

Equal

variances

not

assumed

-2.775 164.370 .006

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

24

Dari Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji t =-2,775

p < 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka

dapat dikatakan bahwa rata-rata populasi prestasi belajar pada siswa

laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Dengan demikian H1

diterima.

1.6 PEMBAHASAN

Dalam tulisan ini, pembahasan disusun sesuai urutan hipotesis.

Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya

dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ada hubungan

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan

prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Adanya

hubungan terlihat dari nilai F = 4,032; p < 0,05. Adanya hubungan

antara dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar siswa

diperkirakan pertama, bagi seorang yang memasuki usia remaja,

menganggap bahwa mereka telah mendapat dukungan sosial dan hal

tersebut dapat menjadikan kontrol dirinya lebih stabil sehingga prestasi

belajar siswa menjadi tinggi. Selain itu, kedua, adanya hubungan antara

dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar

disebabkan karena siswa ketika berada di lingkungan sekolah merasa

nyaman dengan adanya dukungan yang diberikan oleh teman.

Dukungan tersebut dapat berupa dukungan informasi, emosi, dan

dukungan instrumental. Dukungan yang diberikan oleh siswa ini

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

25

menjadikan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah.

Kenyamanan ini memunculkan adanya pengontrolan dari dalam diri

yang pada akhirnya memberikan pengaruh positif terhadap

meningkatnya prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Schneiders (dalam Maslihah, 2011) dan Hurlock

(2001) bahwa dengan adanya dukungan sosial, siswa saling

memberikan dukungan terhadap satu dengan yang lainnya berupa

nasehat, motivasi, atau saling memberikan masukan sehubungan

dengan pelajaran di sekolah. Dukungan yang diberikan ini, pada

akhirnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi

belajar. Lebih lanjut, dukungan sosial akan memberikan kontribusi

yang positif jika diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi dalam hal

prestasi belajar. Muammar (2011) menyatakan bahwa ketika kekuatan

dari dalam diri berupa kontrol diri ditingkatkan maka akan

mengimbangi setiap kekuatan-kekuatan yang berasal dari faktor

eksternal untuk memberikan sumbangan efektif terhadap peningkatan

hasil belajar siswa.

Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

Kristen YPKPM Ambon.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil

interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis

kelamin memberikan nilai F sebesar 0,355; p > 0,05. Hal ini berarti

bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

26

sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini

menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan meganggap bahwa dukungan sosial teman sebaya yang

mereka terima merupakan satu hal yang wajar untuk diterima karena

merupakan bagian dari kehidupan sosial yang juga diikuti dengan

hubungan mereka dengan teman-teman secara baik. Karena dianggap

merupakan satu hal yang wajar diterima oleh semua individu sebagai

makluk sosial, maka dukungan sosial tidak memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Rensi & Sugiarti (2010) yang menyatakan bahwa

setiap manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya membutuhkan

dukungan sosial baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sebaya.

Dukungan sosial ini jika diberikan secara terus menerus maka

akanmenjadi sesuatu hal yang biasa atau wajar-wajar saja sehingga

tidak memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa.

Kedua, pada tahun 2010 di SMA Kristen YPKPM Ambon

didirikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja. Berdirinya PIK

merupakan bagian dari kerjasama SMA Kristen YPKPM Ambon

dengan BKKBN Kota Ambon dengan salah satu tujuan utama yakni

adanya konseling sebaya di kalangan siswa. Dengan adanya konseling

sebaya, siswa dapat saling mengenal dan memberikan dukungan

terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Dengan hadirnya PIK

Remaja di SMA Kristen YPKPM Ambon memberikan kontribusi yang

besar bagi peningkatan dukungan sosial teman sebaya. Hal ini

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

27

menjadikan dukungan sosial teman sebaya meningkat. Dengan

meningkatkan prosentase dukungan sosial teman sebaya, maka hal ini

menjadi sebuah hal yang wajar dalam pandangan siswa.Karena

merupakan hal yang wajar, maka dukungan sosial teman sebaya tidak

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Kemungkinan ada

faktor-faktor lain selain teman sebaya yang dapat memengaruhi prestasi

belajar siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fuligni (1997), yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

dukungan sosial teman sebaya pada prestasi belajar keluarga immigrant

dari negara-negara Asia. Fuligni (1997) menemukan bahwa dukungan

sosial teman sebaya tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Selain itu

penelitian yang lain juga dilakukan oleh Cauce (1992) menyatakan

bahwa dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif

dengan kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi

untuk berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen & Landsheer

(2000), menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

28

Hipotesis 3 :Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

Ambon.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh

interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

nilai F sebesar 9,15; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh

interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

siswa. Hal ini menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis

kelamin laki-laki dan perempuan menganggap bawah kontrol diri

merupakan satu hal yang wajar ketika dimiliki oleh seorang siswa

dalam menjalani proses pendidikan. Dengan adanya anggapan bahwa

kontrol diri merupakan satu hal yang wajar jika dimiliki oleh setiap

siswa, maka hal inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak adanya

pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan

ungkapan yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu perlu

adanya kontrol dalam dirinya sehingga mampu mengontrol setiap

aktivitas, termasuk belajar (Tangney dkk, 2004).

Pandangan di atas jelas terlihat dalam pendapat yang

dikemukakan oleh Zhu, dkk (2011), dimana setiap siswa hendaklah

memiliki kontrol diri yang tinggi, yang dapat mengontrol proses

belajar. Tetapi ada kecenderungan bahwa individu yang sudah memiliki

kontrol diri yang tinggi, akan merasa wajar-wajar saja sehingga dalam

belajar, bukan lagi kontrol diri yang menjadi salah satu faktor pengaruh

tetapi ada kemungkinan faktor-faktor yang lain. Kedua, di SMA

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

29

YPKPM Ambon telah diadakan berbagai jenis kegiatan kerohanian

seperti ibadah buka dan tutup usbu, ibadah buka dan tutup hari, serta

salah satu ibadah yang dikenal dengan nama ibadah pergumulan tiap

bulan sekali. Dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan ini, sangat

diharapkan agar dapat membentuk kognitif, afektif, konatif, serta

psikomotorik siswa ke arah yang positif. Hal utama yang diharapkan

melalui kegiatan ini yakni terbentuknya kontrol diri (self control) siswa

yang akan memberikan kontribusi positif dalam perilaku siswa di

sekolah. Dengan adanya kontrol diri yang tinggi, kemungkinan siswa

akan beranggapan sebagai suatu hal yang wajar sehingga kontrol diri

tidak memberikan kontribusi terhadap naik turunnya prestasi belajar

siswa.

Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar

siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh

interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada

pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri

dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Tidak adanya

hubungan interaksi ini disebabkan oleh pertama, siswa menganggap

bahwa teman-teman yang mereka miliki saat ini telah mereka kenal

semenjak mereka berada di SMA dan diikuti dengan pemahaman

bahwa setiap siswa haruslah memiliki kontrol di dalam diri mereka,

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

30

sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kedua,

dukungan yang diberikan oleh teman sebaya telah dianggap sebagai

suatu hal yang wajar dan diikuti dengan penanaman nilai-nilai moral

yang baik guna peningkatan kontrol diri, sehingga kedua hal ini tidak

lagi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Hipotesis 5 :Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hasil uji t = -2,775; p <

0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka

dapat dikatakan bahwa varians populasi prestasi belajar pada siswa

laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lauzon (2001), Dronen,

dkk (2006), Arslan, Canl, dan Sabo (2012) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan, dan siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang

lebih tinggi dari siswa laki-laki.

Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang menjadi

pengamatan penulis selama ini di SMA Kristen YPKPM Ambon,

pertama, siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa laki-laki. Siswa perempuan terlihat lebih

serius dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sedangkan

siswa laki-laki lebih sering bolos (tidak masuk kelas) karena tidak

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kedua, hal yang menarik

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9022/5/T2_832012010_BAB IV.pdfnegeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun

31

untuk dilihat adalah keaktifan siswa ketika pelajaran sedang

berlangsung. Dalam hal ini, siswa perempuan lebih aktif dalam

mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan materi

pelajaran yang diberikan dibandingkan siswa laki-laki. Hal inilah yang

kemudian dapat menjadi acuan bagi pihak sekolah sebagai

penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar secara

khusus siswa laki-laki. Hal senada dinyatakan oleh Bassey, Joshua, & Alice (2008)

yang menyatakan bahwa wanita cenderung lebih berprestasi daripada

laki-laki dalam nilai mata pelajaran. Hasil kajiannya menunjukkan

bahwa terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat

pendidikan bagi wanita dibanding dengan laki-laki. Secara implisit

dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada laki-

laki. Penelitian senada dilakukan oleh Ngadiran, dkk., (1981 dalam

Nuryoto, 1998) yang meneliti perbedaan prestasi akademik antara

mahasiswa dan mahasiswi di FPIPS-IKIP Yogyakarta menunjukkan

bahwa perolehan nilai rata-rata mahasiswa lebih rendah secara

signifikan dibanding mahasiswi. Di pihak lain Brotokiswojo (1983,

dalam Nuryoto, 1998) melakukan penelitian dengan menunjukkan hasil

bahwa prestasi akademik mahasiswa lebih rendah dibanding

mahasiswi. Namun penelitian Naderi, Abdullah, Aizan, Sharir, dan

Kumar (2009) serta Fraine, Damme, dan Onghena (2007) menunjukkan

tidak adanya korelasi antara jenis kelamin dan prestasi akademik.