Pendidikan Mencerdaskan dan Membumikan

Editor:

Sudartomo Macaryrrs

Sid Anafiah

Desain Samoul : Ninda DianLayout : Olq SR

Cetalan Pertama, Okober 201 1

Diterbitlan perrama kali dalam bahasa lndonesia olehFakulras Kequruan dan llmu Pendidikan Universitas SariarrawivataTamansiswaYogyakarra bekerja sama dengan Kepel Press ' '

ISBN: 978- 602- 9374- 01- 8

Hak Cipta dilindungi undanq undangDiJarang memperbanyak karya nllls iil dalam benml dan denqancara rpa punr ranpa izin temiis dari penulis dan penerbit.

Di cetak oleh Percetakal Amara BooksIsi di luar tanggung javrab percetakan

iv I P."diditrn MdndatAn dznMNatrt iAan

DAITAN ISI

Bagian Satu

Lingkungan dal"n Pendiilikan HulranioraPemelajaran Bahasa Indonesia di Sd Kelas Ti"gS .............. 3(Sugilastuti)

Tipifrkasi Kesalahan Bahasa Media sebagai SaranaBeiajar Berbahasa sesuai dengan Norma 13(R. Kmjea tutardt

UngLapan Berunsur Nama Binatang

dalam Bahasa Indonesia ....-..-................... 23

(Nusffini)

Penggtnaan Media Lingkungan dalam PemelajaranBahasa dan Sastra lndonesia ................ 34

(PurMti Zisca Diam)

Pemelajaran Apresiasi Sastra Anakdi Sekolah Dasar 46

(Siti Ana6al)

Memfungsikan Bahasa Inggris dalam Kehidupan ............... 56

(sudartomo Mrcayx)

Local Culture and Wisdom

in EngJish Laaguage Teaching .........-...-..-.... 74

(Ridwm AJifNu8rcho)

Pendidikan Budi Pekerti

Lewat Kearifan BudalaJ"*" .............-..-..... 81(Basuli)

CandraJiwa Indonesia (C}I) Sebagai Dasr Pendalaman

Ajaran Ki Hajar Dewanta€ Mengenai Watak Manusia

Terkait dengan Tugas Siswa dalam Belajar

(Nrnik Suprimi dm SM. Dmastuti)

Memancasilakan Hidup, Kehidupan,

dar Penghidupan Diri ..............................

(Gunrwm)

Pendidikal Multikrltural danTeknologi Pendidikan ....-....

(Arif Bintoro Johm)

Pendidi kan Karakrer di Pergrruan Tinggi

(Tia Emawjtti)

Eiemen Lukisan Alak-Anak

sebagai dasar Konsep Penciptaan Seni

@ewobroto)

Pemanfaatan Karya Seni Sebagai Media Pembelajaran

dalam Diklat Guru Bahasa Indonesia Smk-Sb 151/Sup.rtun Widyri$m P4TK S(ni dr Buday, Djoko s. Pasdndutu )

Bagian Dua

Lingkungan dalam Peniliilikan Sosial

Pembel4aran Konstruktivis Melalui Lingkungan

sebagai SumberBelajar .................-...-.-.... 770(Aris Mumndr)

Pentingnya Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan

Untuk Sekolah Dasar 180

(Bencdictus Kusmmto)

Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Pembelajrran IPS

di Sekolah Dasar Ig3(Ika Kumia Yuliati)

94

105

113

1.28

135

i! P.n idit'a Mnnd^km dzn M,,]tL^itt

PENDIDTKAN IIT'LTIKT'LTI'f,ALI'AN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JPTK, FKrB univefsias r*,"ff'uf#ffiYogyaLarta

1. Pendahuluan

Dalam beberapa tahun teralihir pendidikan muttikulrural danteknologi teJah muncuJ sebagai isu utarna dalam pengajaran danpendidikan guru. A pakah ked u anyz merupa.kan p*"ttgrn y"-ig ".*pu-"dalam

.br dang ped agogi a tau pasangan yang aneh ma:ih diten tulan oleh

glru ch semua ongkat dengan mencari cara untu.l. menginregrasikankeduarya. Kondisi ini mencrma dan melihar basajma;a teLoloddapat mendukung upalz pendidikan multikulnrral: "

_Komplel<sitas keragaman budalz lzng terjalin ke dalam smrl-tursosial daerah, negara dan masyaralai nznsn-asionaL dan in; dipandangs5lagar wlah saiu ranrangan sosial-ekonomi yang pating signifika-idekade rerakhir ini. Menurut beberapa proyrki,"paa" 6f,ril ZOZO,populasi mahasiswa nasional akan diwakili oleh siswa dari latarbelakang etnis beragam.

_ Meskipun ioisiatif untuk membina hubuagan yang positif dan

produkifanrara budala peserra didik beragam, ada jarak-antara teorid an prakti k, dan ini diperparah ketika mempirti mbangkan pencsunaanreknologi informasi dar komunikasi(Tl K). Hal in; dilbuk;kantensanakes terhadap reknologi pendidilan dan dukungan r.rbrrar ,-"n kpengembangan pendidikan minoritas dan pelajar riigran.

Hemardez morgatalan (dalam lGaerudira 2008) pada awalrn"apndidilan muJtikrlrural d;pandang dalam pespel<:tif sebagai prcses (e)mengenai rea.liras politi( sosiaL dan ekonomi tang dirla*i ;di;d, y".gsecara kultural berbeda dan dalam interaksl mamiia yang kompleks;d;fu) cerminan pentingnl,z memperh-atikan budaya ras. periedaar seks dangender, emis, agam4 stans sosial dan ekonomi dalam proses pendidikaa.

P.nnidtknMltti*,1atut daaTitaow p.n4id*q | 113

Daiam sumber lain diketai:an bahwa pendtiikan nultikulturalpaiing tideh dipat C ihat dari tiga .isi, f.itu sebagi seburrh i..ic al:ukorrsep, sebagai gerakan pcrabaruao pendidilar,, dan sel ag:-i set,-raiproses. Pendldikan multik-ulturJ sebagai serruah icie diariil:an bahw.bagi semua siswa dengan tanpa neJihat gender, kclas sosial, etniLras, dan kankeristik budaya - harus mendapatkan kesempatan )angsama untuk belajar di sekolah-

Dari definisi ini disadari bahwa realitas lnng beragam yang ada

dalam konteks sekolah dan masyarakat memerlukan perhatian dariguru, karena pertama, kondisi ini berimplikasi pada tuntutan agar siswa

belajar berkomunikasi dan berinteralsi dengan orang lang berlatarbelakang budaya berbeda. Dalam kontels ini, pendidikan multikrlturaladalah suanr proses

'lrng membanflr individu mengembangkan cara

menerima, mengevaluasi, dan masuk ke dalam sistem budayz langberbeda dad yang mereka miliki.

Banyak ahli ilmu sosial saat ini memandang budalB terutamasebagai simbolit, ideasional, dan aspek lzng tidak dapat dijamah dalamLehidupan manusia. Jadi esensi budala adalah butan artefak, alat alarrtau elemen-elemen budala yang dapat disentuh, tetapi bagaimanaanggota kelompok menginterpretasi, menggunakan, dan meme$ePsi

semuanya itu. Budala adalah suatu nilai, simbol, intelpretasi, darpersepsi yang membedakan seseorang dari yang lainnya dalam suatumasyarakat modem. Ini bulan objek materi dan aspek lang dapaidisentuh dalam kehidupan manusia.

2. Pengertian Pen&dikan MuldlaiturilBanks dan Baols (1997) mendefinisikan pen&dikan multihr.ltur

sebagai berikut."Muui.ultual edxrati.n it afeu of studf Mn an ewei.ngd{t i?lifletutoe nojra;n i' to ieate eqlal edu.atinndl .??ara/nities Jnl !tudetts?an dtuerc ratinelhnn, saciataln$, ahd .tuhval gou?s. One a.f its in?oftaat Soals i\ la hel? ;tudeats to aq\ie the Antuhtg4 attitudes, atul skilk ne.led taf"'xnon efertivhin a Ftalittic denmatix e.iz/Jt a d to inte,act, ,LgDdate, and ca n&i le uit,?ea?tlxftun diwrv gal?s i oldd la aeatc a cioic and nordt .onnrniry thctufihtfotthe tu no" gaad."

Defnisi di atas menjelaskan bahwa pendidikan multikultu-merupakan bidang studi atau disiplin barr. Tujuan utarnanl,a adalaluntuk menciptalan kesempata.n pendidikan ]'ang sama urltui< semu;siswa dari berbagai ragam ras, suku, kelas sosial, dan Lelompok budar;-

114 | Pzndrlilan Mddd^ld d.a Menn ai|ti

Salah satu rujuannla membantu semua liswa menguasaj penqetahuan..r11p:-.dln. keterampilan yang diburuhkan (agar berfunfri secaraelekti{ ) dalam masvarakat demokra"i lang pluriJisris dan a'gal daoarberinreraksi. bernegosia.i, d^ b.rk ;;;["];;;;;;*; #;dari berbagai kalangan unruk menciptakan to.ti,r;r* r,r,"r'n, J#komurrirc. moraj j,ang bekerja unruJ< kibaikan. o

. Lehihjauh,Ba n ksseperridik u npolehTiJaari2004) mendefinisike npendidrk n -ultikulruralsebagai kon.ep. ide arau fajsr lai sehagai suatu-rngk :dn kepercayarn darl penjela"an yang mengakui dan-menilaioentingnla ker;gaman budaya dan ernis didalani memben ruk mvahrdup, FnBJJmxn sosial, idenriras p.ibadi. L<semparan k ..-pir*.ndividu, kelLrmpok. mrup,rn'egara.'Semcnr"- Ni;;;.;;;;i'L;oleh Vrlenzucla (2010) mend;6ni.;k?n pendidikan ,i

"l,iL"f.*rlsebagai berikut.

"Mutr irultural cdtcarion is d praas of c,mrrclcn"iv, ,rbool retarm andba"i, durorion fat a// sredent,. lr cbail"nyi nnJ rcta t, rarkn"nnt! athtrfmn, of distrin.nation in ,thaaL and taipry and arc"pfi anJ aJfmsrte lurali',,t !ct.4nL, m.ta/, lingui,rir, e/igiou., noooiir. uoa fi"ao.among o/t er,t /ha/ !tudcn/r. rb,;r rcnmunities, dnd ,eathn, reFretmtllluhialtural elhatian ?emftat$ the carriaium and institctiomlxrategies wed in schaob, ds ,rDell d: tlre interadiaru alaon& tea&ts,tu*nt,. -nd ?"ftnt". and /b? "rct t) ,u)at rbdl ,(haoL.;rcDn alir!the adlttr? E lparbtng and harniny- Becatae it use" dri.,t/ tedapasv asir: undah;ng phtarophy rndJarac, an i a u!?trge, t efa rian, ani itionQftL\L)as thc ba:i,Iar v(Ltl rhange, nutt iru/irdl iauration pronorothc d.nonati pi i/?t a[ ,o, iot just ic."Pendidikan multikultur merupakan reformasi sekolah

' rng. komJ'rehensjf dan juga pendidjkan da"ar bagi semua sis\,\.a.Pendidikan multikulrural mcncnrang dan menoh"k rasisme dan-gala bcntuk diskiminasi di selolah dan masyarakat. pendidikan'ul Lil( uJ rur n-encri.r:r drn menghargal plurafi.me (ern;i.. ras, bahasa,.i?'na. ekonomj. qencier, dan lain Lajn) si,wa, ma*yarakrr, dan srrru.

| ?-rdidikan multikulrural mera.uk ma,uk ke daiam kurikulLrm-do| .-rteg.pcmbelajaran lang digr,nakan di sekolah. juga ke dalam| -l.lq" anr,jrgxru. cisw? drn orang rua. dan .emui cara kcLika

I -iolah,mengonseprualisrsikan prose, belajar mcngajar pendidikra

I - ltikulrur mencrapkan pedagogi kriris, maka me"mfokuskan nada

I .toq1r1!uan. 'efrckri. da-n a|si sebagai dasar perubahan sisial.I

i=trdidikan multikultur mendorong prirsip demokrasi keadilan sosial.

IL*,""I

, tuuva v,ttur.Lat b r?hat st p.Ttddita1 | Lts

II

Sebagai sebuah oegara yang maspakatnya majemu\ Indooesiaterdiri atas berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan, kelompok danagama, dan strata sosial. Kondisi dan situasi seperti ini merupakan suatuk€rvajaran sejaull perbedaan perbedaan ini disadari keberadaannladan dihayati. Alan tetapi, manakala perbedaan tersebut menjadisebuah ancaman untuk kcrukunan hidup, perbedaan tersebut menjadimasalah yang perlu diselesaikan segera. Beberapa peristiwa amukmassa di beberapa daerah di lndonesia, terLihat jelas pemicunya adalahperbedaan-perbedaan yang salah satunya adalah perbedaar agama.

Pendidikanadalahprosespengubahansikapdantatalakuseseorangatau kelompok orang dalarn usaha mendewasakan maausia melaluiupa1,a pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidilcPendidikan adalah usaha sadar dan terencana unnrk mcwujudkansuasara belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirin)a untuk memiliki kekuatan spiritualkcagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklJaL mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyaralat, bangsa, dannegara ([IU Sisdiknas). Sedargkan multikultrualisme dapat diartikansebagai suatu gejala pada seseorrurg atau suatu ma-larakat lang ditandaioleh Lebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan.

Bila digeneralisasikan secara umum) pendidikan multikulturaldapat diartikao sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata lakuseseorang dalam kelompok sosial tertentu unflrk mer,ur.judkan suasanabelajar dao proses pembelajaran secara aktifagar mengembangkan aspekspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmu1ia, serta ketcrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan neglra dengan pola pembiasaan hidup dalam suaru perbedaan(agama, budaya, adat istiadat, suku bangsa, ras, dan sejeniinya) dantidak mempermasalahJ<al adanya unsur perbedaan dimaksud yzngbermuara pada pembiasaan hidup dengar menggunakan lebi} darisatu unsur l<ebudrvrrn

3. Karakteristik Pendidilsn Muftikultur

_ P_endidikan multikultural mengandung arti bahwa proses

pendidikan yang diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran disaruan pendidikan selalu menguramakan unsur perbedaan srb;gai hallzng biasa. Implikasinya pendidikan mulrikulturai mcmbawa teserradidik untul< terbiasa dar tidak mempermasalahlan adanya perbedaan

116 PmdidittaMddd^tn,1anM.hbt-itn

\ecara prinsip unrul< bergaul dan berreman dengan siapa saja ranpa-n€mbedakrn ldtar belalang budaya, suku bang.r, agama, ras, maupunadat istiadat yang ada.

Banks mengidentifkasi lima dimensi pendidikan multikulturalvang dipcrkirakan dapat membanru guru dalam mengimplemenrasi[a nbchcrrpa progmm )rng mdmpu mcrespon perbedirn pelajar ()iswa).Kelima dimensi yang dimaksud adalah scbagai berikut.

1) Dimensi integrasi isi/materi (rrntent inte&ration).Dimensiini digunakan olch guru untuk membeiikan keterangandengan 'poin kunci' pcmbeiajaran dcngan mercfliksimateri v ang berbeda-beda. Seera khusus, paia gurumenggabungkan kandungn materi pembelajaran kedalam kurikulum dengan beberapa caia pandeng yangberrgam. Selai ,aru pendek?ran umum adalai meng,rkr,;kontribusinya, yaitu guru-guru bekcrja ke dalarn kurikulummcreka dengan membatasi fakta tentang semaogatLepahl;wanan dari herbagai kelompok. Di

'amping itu.raniangan pcmbelajardn dan unir pembelajarannya ridakdiubah. Dengan bcberapa pendekaran. guru mendmbahbeberapa unit rtau topik secam khusus lang berkaitandengan materi multikultural.

2) Dimensi konstru*si pengetahuan (knaulerlge constructiax).Suaru dimensi ketita para guru membani-r siswa untulmemahami beberapa perspektif dan merumuskankesimpulan yang dipengaruhi oleh disiplin pengetahuanyang mereka miliki. Dirnensi ini juga berhubungan denganpemahanan para pcbjar terhadap perrhrhan pengerrhuanyang ada pada diri mereka sendiri.

3) Dimensi pengurangan prasargkc, Qtrejudice rutlu:tion).Guru melakukan banlzl usaha unnrl< membantusiswa dalam mengembangkan perilaku posirif tentangperbedaan kelompolc Sebagai conroh. kctika anak anJma.uk seLolah dengan perilaku negarif dan memitikikcsalahpehaman rerhadap ras arau ernik lang berbcdadan kcl.rmpok etnik !ainn1a. pcndidikan dapar membanrusiswa mengembangkan perilaku intcrgroup yang lebihpositif dan penyediaan kondisi yang mapan d".t pr.ti. Do"kondisi yang dimalsud adalah bahan pembelajaran langmemiliki citra yzng positif tentang perbedaan kelompof

knditiLa Mrttilaltsal dan |t*aotaei Pnnidian \17

dan menggunakan bahan pembelajaran te$ebut secara

konsisten dan terus-meflerus. Penelitian menunjukkanbahwa para pelajar lang datang ke sekolah dengan banyakstereotipe, cenderung berperilalu negatif dan banlzkmelakukan kesalahpahaman terhadap kelompok etnik danras dari luar kelompokrya. Penelitian juga menunjukkarbahwa penggunaaa teksbook multikultural atau bahanpengajaran lain dan strat%i pembelajaran yang kooperatifdapat membantu para pelajar untuk mengembangkanperilaku dan persepsi terhadap ras ;ang lebih positifJenis.traregi dan bahan dapat menghasilkan pilihan para pelajarurtul< lebih bersahabat dengan ras luar, etnik dan kelompokbudaya lain.

Dimeosi pendidikan yang sama/adil (eyitabk P?dagw).Dimensi ini memperhatikan cara-cara dalam mengubahfasfi tas pembelajaran sehingga mempermudah pencapaianhasil belajar pada sejumlah siswa dari berbagai kelompolcStrategi dan aktivitas belajar yzng dapat diguaaftan sebagai

upala memperlalarkan pendidikan secara adil, antara laindengan bentnk kerjasam^ (coo?eratbe leantizg), dan bukandengan ca:a cara yang kompetitif (competition learning).Dimensi ini juga meryangkut pendidikan lzng dirancanguntuk membentul< lingkungan sekolah menjadi banyakjcnis kelompok" termasul< kelompok etnil wanita, dan Parapelajar dengan kebutuhan khusus png akan memberikanpengalaman pendidikan persamaan hak dan persamaanmemperoleh kesempatan belajar.

Dimensi pemberdayaan budala sekolah dan struknr sosial(empauxring schoal culnre and saci.al strattare).Dimensi inipenting dalam mernperdayakan budaya siswa yang dibawake sekolah yang berasal d;-ri lrelompok yang berbeda. Disamping itu, dapat digunakan untuk menlusun struktursosiai (sekoiah) lzng rremanfaad<an pctensi budaya siswa

yzng beranekaragarn sebagai kerakteristik struLtur sekolahsetempat, misalnll* berkaitan dcng.rn praktik kelompok,iklim sosial,latihan{atihan,partisipasi ekstra kurikr:ler danpenghargaan staf dalam merespons berbagai perbedaanyang aria di sekolah.

4)

118 hidai*at Mffidz\tn dn M.nbn;Ah

4. Pendidikan Multilarkural dalam Dimensi Pen&dikan Nasional

- Lahir dan berkembangnyz multik otalisme serta praktik

pendidikan multikultural di beberapa negara yang telah melai<sanakanpendidikan multikultural, kini tibalah saatnya kita unh* mencobamen;,usun kooscp pendidikan multihrlnual yang sekiranla dapardikembangk n di ranah air kira se"uai dengan kond;,i sos;j. budaya,dan politik di tanah air

. Menurut Lubis (2007) pendidikan multikultural mempunyaidimensi sebagai berikut:

1) Rigbttoculturedanidentitasbudayalokal.Multikulturalismemeskipur didorong oleh pengakuan terhadap hak asasimanusia. nlmun akibat globalisasi pengakuan terseburdiarahhn juga kepada hal hak yang lain, yairu hak alsnU,eblrd^y^ n (rigbt to cutture). LahimJa identitas kesukuansebagai perkembangan budaya mikro di Indonesia, memangsemuanla itu memerlukan masa transisi, yaitu seakan-akanmclorotnF rasa kebalgsaan dan persatuan Indonesia.Hal ini dapat dimengerti karena apa ylang disebut budayaIndonesia sebagai budaF mainsteam belum lelas bagi kita.rmua. Jdencitas budaya mako, lairu budrya lndonesia

1,ang sedang menjadi memang harus terr,s menerus kjtabangun atau merupakan suaru proseb 1'ang lrnpn ujung.Namun demikian hal tersebut merupakan r..u"ru *rtiharus diwujdkan oleh setiap irxan Tnionesia dati gen'eraJke gener:asi. Upalz untut membangufl suatu mal]arakatmadani Indonesia yang berdasarkan kebudalaanlndonesia-

2) Kebudapan lndonesia lzng menjadi. Kebuday,aanTndone'ia lang menjadi adalah suatu pegangan dari sctiapinsan dan setiap identitas budayz mikro Indonesia. Haltercebut merupaka! suatu sistem nilai yang baru yang inikemudian mcmerlukan suatu proses yang perwuiudatrnyaanLara lcin melalui pendidikan nasiona.l. Oleh sebab iru,di rcn gal r- tengah maralnle identiras kcsukuan, se keligusditekrnl.an sisrem nilai baru lzng akan [ita wujudkar.]laitu sistem nilai ke Indonesiaan, Hal terscbut tidaLmudah karena memerl.akan paradigm slf dalam prosespendidikan bangsa Indonesia. Sebagai suatu paradig-abaru di dalam sistem pendidikan nasional- Perlu dirumus-kan

P.ndidita Mrtlildtml daa TrinataAr P.nlti$Aan | 119

3)

bagaimana sistem pen&dikan nasional diarahkan Lepadapemeliharaan dan pengembangao konsep negara-bangsa,yzitu negara Lesatuan republik Indonesia yang didasarkankepada kekayaan kebudayaan dari berbagai suku bangsa diIndonesia.

Konsep pendidikan multikrltuol lang normatif Tidakbisa menerima konsep pendidikan multikultural lzrgdeskriptif,

'Bitu hanya sekedar mengakui pluralitas budaya

dari sulu sulu bangsa di Indonesia. Di samping pengakuanakan pluralitas budaya Litajuga harus mampu mewujudkankebudalaan Indonesia lang dimiliki oleh suatu negara-bangsa. Adapun konsep pen&&kan multikultural normatifadalah konsep yang dapat digunakan unnrk rnewujudkancita-cila rersebut- Untul mewujudkan semuanya jangansampai Lonsep pendidikan multikultual normatif sebagaisuatu paksaan yang menghilangkan keanekaragamanbudala-budaya lokal. Akan tetapi konsep pendidikan.nultitultural normatilhans mampu memperlatatidentiatassuatu sul<u yzng kemudian dapat menyrrmbangkan bagiterwujudnl"a suatu kebudal'aan Indonesia 1'ang dimilikioleh seluruh bangsa Indonesia.

Pendidikan multikultural merupakan suatu rekontulsisosial. Rekontruksi sosial artinla, upala untuk melihatLembalai kehidupan sosial yang ada dewasa ini. Salahsatu masa1ah yang timbul akibat berkembangrya rasakedaerahan, identitas kesutuao, ciari perorangan maupunsuatu suku bangsa Indonesia, telah menimbulkan rasakelompok png beriebihao. Ini semua akan menlcbabkan

1)

pergeseran-pergesenn horisontal yang tidak dikenalsebelumnya.

5) Pendidikan multikultural di Indonesia memerlukanpedagogik baru. Untul melaksanakan konsep Pendidikanmultikultlual di dalam masyarakat pluralitas sekaligusdiarahkan kepada rerr,nrjudnya masyarakar Ind.rnesiabaru, pedagogik yang tradisional tidaL dapat digunakanJagi. Pedagogik tr.rdisional membarasi proses pendidikandi dalam ruangan sekolah yang s.uat dengan pendidikanirtelektualistik, sedengkan Lehidupan sosial-budayadi Indonesia nenuntut pelr{iidiltar' \ati (Pedagagy of

120 | Pd,tidiA." M,"*d.,A4 dan Mnbmitn

bert), yaitr dianhkan kepada rasa persatuan dari bangsaIndooesia yang plualis.

6) Pendidikan multikultunl bertujuan rnewujdkan visiIndonesia masa depar serta etika berbangsa. TA?.4\4PR RITahun 2001 No.VI dan \4I mengenai visi Indonesia masadepan serta etika kehidupan berbangsa perlu dijadikanpedoman lang sangat berharga dalam pengembangankonsep pendidikan multikultural. Dalam ha1 ini perludipertimbangkan menghidupkan kembali pendidikan budipekerti terutama di tingkat pendidikan dasar, melengkapipendidikan agama yang sudah ditangani dengan IIU No.20 Tahun 200J.

S.Kontibusi@didikan Multikultural

Disadari bahwa untuk membangul bangsa dengan beragamadat dan budaya yang tersebar di wilal'ah 1zng sangat luas danrerpencar, diperlukan suatu strategi dan upaya yang sistematis. Untutitu, pemerintah telah nenetapkan tujuan pembangunan pendidikannasional jangka menengah, yang di antaranla adalah meningkatkanpemeataan kesempatan belajar pada semua jalur, jenis, dan jenjangpendidikan bagi semua warga negara secara adi! tidak diskriminatif,dan demokratis tanpa membedakan tempat tinggal, staflrs sosialekonomi, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, dan kelainan fisik,emosi, mental serta intelektua! menurunkan secara signiflan jumlahpenduduk buta aksara; memperluas akscs pcodidikan nonformal bagipenduduk lfiJaki maupun perempuan yang belum sekolah, tidatoeroah sekolah, buta aksara, putus sekolah dalam dan antarjenjangserta pendudul lainnya yang ingin meningkatkan pengetahuan,kemampuan, dan keterampilan. Di samping iru, pemerataan dallperluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya mempetluas dayatampung sntuan pendidikan serta memberikan kesempatan yang sarnabagi semua peserta <iidik dari berbagai golongan maryarakat yangberbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggaldan tingkat kemampuan intclcktu,al serta kondisi fisiL Kebijakan iniditujukan unruk mcningkatkan kapasitas pcndudul Indonesia untui<dapat belajar sepanjang hayat rlalam rangka peningkara:r dala saingbangsa di era globa1.

P.n& ttt,t4 M),thtuh,at tnlih ka PnTditn | 121

, _ Uld mengoptimalkan proses dan pencapaian hasil yangdiharapkan, dikembangkan berbagai strategi dengan mempcrhatikanperkembangan teknologi. S alah satu strategi yang dipilih adjah denganmemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sar-anapembelajar;njarakjau-h \d^/a ne hd rn i ng) teruramz di pergur-uan tinggi,pendidikan for.nal. dan pc"didikan nonJormal. Tekrologi informasidan komunikasi akan dimanfaatlqn secara optimal dalam fungsinyasebagai media pembelajaran jarak jaul dan juga untuk memfasilitasimanajemen pendiciikan.

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakanganini bcrkembang dcngan cepat. Perkembangan iru mengubah paradigmarnaq'arakat cialam mencari dan mendapatlan informasi yang tidaklagiterbrtes pada informasi su-rat kabar, audio visual dan elektronik, tetatijuga sumber-sumber ioformasi lainnla larrg salah sanr di antaranyamelalui jaringan Intemet.

: a lalr setu bidang yang mendapad<an dampak yang cukup berartiCengzn pe.kembangan Lekrologi ini adalah bidang pendidikan. yang.i.la oxcarn)'a merupak n suatu pro.cs komunika.i Jan inlormasiari .rnoidik kepada peserra didik y,rng herisi info-masi pendidikan

r,ang memiliki unsur-unsur pendiCik sebagai sumber infonr-nsi, mediasebagai sarara penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan sertapeserta <iidik itu sendiri beberapa bagian unsur ini mcndapatkansentuian media teknologi informasi, sehingga mencetuskan laiirnyzide rcntang e-leaming (Sul-arrawi. 2001).

Banpl pendidik yang mengakui potensi maofaat penggabunganantara teknologi dan panggilan pendidikan multikulnrral untukmemperbarui infrastruktur 6sik sekolah. Di sekolah yang berteknologi,guru tela-h membuat dan menycbar meluaskan penggunaan intemitdar teknologi berbasis komputer Pengetahuan dir keterampilansiswa laog &peroleh di sekolah biasanya diperkuat oleh ketersediaankomputer dan atses inteffret di rumah mercL.

_ Kenwtaan ini kontras rajxm dengan kondi.i *i*wa dari kalanganmi.kin (menengah ke bawah) yzng mana kerika berangkat ke sekolahmelihat gagasan denga-o akses internet merasa tampak berlebihanmengingat dengar Letidakberdal'aannle drngan sunber daya _vangdimilikinla. Para sis$,a dari kalangar mencngah ke Ua*rh iidakmemiliki akses intemet di ruJnah.

122 | PerirlAtn Mtundatta, den Menn,nilaa

Daiam era cekarang ini, teknoloqi dapar memfasilirasi inteorrsikonten dalam proses belaja r mengaj ar. pin did iJ< harus menyada ri biil wadalam beberapa keadaa;r _diminsi pendidikan multikuirural perludjtangani deng?n cara lain karena klrangnyz alcses terhadap reknolosibagi siswa yang memiliJ<i larar betakang dari kalangan menengah k-ebawah

Situasi ini mencerminkaa fenomena .digital membagi". Jadi,sementara teknologi dapat memfasilitasi integr""l korrt ., d.l^io piose"

belajar mengajar, pendidik harus menyadari bahwa dalam beberr.,,keadaan dimensi pendidikan mulLikjtura.l perlu ditaneani denotcara lain karena kurangnla alaes terhadap teknologi.

6. Peranan Teknologi Informasi dalaa Kegiatan pembdajaran

_Perkembangan reknologi informasi dan komunikasi (T.tK) relahmemberikan pengaruh terhadap dunia pendidilan k}ususnr,a dalamproses pembelajaran. Menurut Rosenberg (dalam Farhui, 2005),dengan berkembangnla pengguraan TIK aida lima pergeseran dalarnproses pembelajaran Jairu: (l ) dari pelarihan he penim"pilan, (2) dariruang kelas ke dl mara dan kapan saja, iJ) dari keiras ke "on Jine'.atausaluran. (4) fasilitasfsiJr ke fasilitasjaringan kerja, (5) dari wakru sildu*ke wakru n1'"ra. Komunikasi sebagai media pendidikan dilalrulandengan menggrnalan media komunikari scpe;d relepon, komputer,internet,t-mail, dar sebagainyz. lnteraksi aniara guru dan si.wa'Lidakhanya dilakukan melalui hubungan tarap muj€ Gtapi iuga diJakukaodengan menggunalan media-media tersebur

,. .. Y.nry, Resnick (2002) ada tiga hal penting yang hanrsdipikirLan uJang terkair dengan modernisisi pendidikanil iba;ajmanakira belajar (bat: people leaml. (2) apa l,zns kira pelaiarj ltuhlr oeaolelrarz)r dan (3) kapan dan dj mana kjta-beliia, tzuih"ri ana aben'o"iohlean). Dengan mrncermari ja*aban aras leriga penanyaan ini, janpotensi I I yang bisa dimanlaarlon seperti relah diurajkan sebelumnr,:-peran Tl dalam modeminasi pendidilun bang,a dapar dirumuskan.'

Pertanyaan pertama. bagajmdna kira belajar, rerl,air densanTerode atau modrl J pembclajaran. Cara bcrinieral.i -r-* ei'rudeng?n sisv\ a sangar menenrukin model pembelajaran. Tertrair deiqanini, merurut Pannen_ (2005), saat ini terjadi perubahan paradifrnapembelajaran terkaii dengan kerergantungar reihadap guru'dan piranguru daiam prose. pembelajaran. Proses pembelaiaran-sJar-usnya ridak

E alitliAan Muttt tt, t r'tn fLnfubg pmd:dtloa 123

100% bergantung kepada guru lagr (inrtructor fupendent) tetapi lebihbanyak terpusat kcpada sisw (student-centeftd leaming ata.u i1?sttudar

independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu satunya mjukansenrua peogetahurn tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan(ltesnick ,2002).

Peranan yang bisa dilakukan TI da.lam model pembelajaran inisangat jclas. Hadimlz e lzaming dengan semua r,ariasi tingkatannlateiah memfasittasi perubahao ini. Secara umum, e-learning dapatdidefinisiLan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semuamcdia elektronik termasuk Intemet, intranct, e{tranet, stelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002).ivienunrt Kirkpatrick ( 2AOX), e I e am ing telzhmendorong demokatisasi;en;ajaran dan proses pembclajarzn dengan mcmberikan kendzliran1l iebih besar dalam pembelajaran kepada sisua. Hal ini sangat

sesuai dengan prinsip penl,elengaraan pendidikan nasional sepertr

iiraraktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003t.itang Sistem Pendidikan Nasi<;nal yang menlatai<ar bahwa'bendiriikan diselenggarakan secara der.lt,tis drn herkerdilrn serta

:idak diskriminatif dengan menjunjung tinggi h'ak asasi manusia, nilaii<eagarnaan, nilai ku1tura1, dan kemajemukan bangsa".

7. Penutup

Dari ruaian di depan tampak bahwa teknologi pendidikanriapat menjadr sarana unnrk mendorong terjadinya proses pendidikanmultikulnual yang berlangsung di Indonesia. Teknoiogi pen&dikaodengan berbagai inovasinya akan dapat melayani pendidikan bagi,cmta (edurationlar a14, tanpa harus tergarggu oleh perbedaan latarbelakang budala masyarakat lndonesia yang sangat betagam.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIIQ memiliki potensibesa: untul mengatasi pengecualian dan ketinpangan: "inklusi melaluiinovasi pembelajarao". Pendidikan inklusif langsung mendukungtantangan ini serta memungkinkan meialui pendidikan multikultural.Pendidikan multil:ultural dan teknologi ai<an mclakukan peran penting<ia1am mendukung perubehan pendidikan melalui pen;,.ediaan airses

untuk penelitian dan praktik dalam pendidikar multikultural danpembelajaran teknoiogi.

Sembo].an "Bhineka Tunggal Ika" tidak hrnya slogan, namunmasih riapat dipertahanlan. Fiai tersebut sampai saat ini sebagai

124 | tun'lidtrta MdEda'An d" Mnb,nilai

semangat 1ang dapat dan akan terus diperrahankan. Pcndidikanmuftikuftural. dirasakan penting untuk m;njaga integritas bangsaIndonesia dari perpecahan horisonraj,ebagalmana teriadi ridak ha;va.eka1i .epanjrng lndonc.ia merdeka. Pemahrman a'kan pentinenvaperbedaan .ebagai .sbuah anugrah mcrupakan ridk rolak p<ndidi[anberbasis multikultural-

Guru sebagai pendidik di satuan pendidikan memiliki peranstategis unnrt mengembangkan dan merencanakan suatu prosespembelajaran yang beraliliasi pada pendidikan berbasis mulLjkulruraldengan meng nt/udc materi pembeijaran )zng relevan dengan un"ur-unsur terkait dengan pendidikan multikultural. '

Pdt/mikan MlntiAult,ttl .tn ntiolagi pendidiAtn | 125

Daftar Pustaka

Banls, James A. Cherry A. M. Banks (Ed). 1997. MulticulturalEduution, Issues and Pergeirgf Boston: Alll'n and Bacon-

Wahid, Fathul.2005. "Peran Teknologi Informasi Dalam ModernisasiPendikan Bangsa'. Presentai ?ada s;m?oiun Nasianal PeduliPendiditun.Yogyal,an,i. q

I di 2005.

Govindasamy, T. 2002. "Successful Implementation of e-Learning:Pedagogical Considerations". Iztmet and H;Nher Education, 4,237 299.

f{airani. 20l1. "Kepemimpinan Pendidikan Multilmltural". http://. - r- ..,rrool.comr20l I 0 t i...t.:r nl nrn !e .d:di[arr

r rritiidrrral.html Diunduh 9 Juni 2011.

Hernandez, Hilda. 1989. Multiculturul Education, A Teatheri Gaidela L;nking Cante*t, Praress, and Cantent. New Jersey: MerriilPrentice Hall.

Khaerurlin. 1008. 'l(-onribu.; :: l-r,' .Br -krd-lilan :).,m|:kr{:a::gul leqdjdiltu-M'rltilu1t,lra1". htLr:,l,iwvvr,.'i .LL -.nc Cilan.net/:'rt,8 ,t5t1)/kor rr;h.r.i :er r .,or-.._a ',-'i d:',,n -c- ": : n ocrJiiik-n mllr. i: .l nhnDitnduh 9Juni 2011.

Kirkpatrick, D. 2001. "Who Ov,rs the Cuniculum? Dalam Brook" B.,dan Gilding A." 7he EtAics and Equitl af e Learning in HigherLducation. Mel\ourne: EqL^iry' "nd Sosial jrsrice, VicroriaUniversity,4l 48.

Lubis, Grafura. 2007. "Pembelajaran llerbasis Multikultural'. fo;1pllub i s grafura.to: r1trtrs. co m/200 7/09/ 10/p enb elaj arar-'. (". . nr:l11r.rl-,' a Diundu.frsJuni2011.

Pannen, P 2005. "Pemanfratan ICT dalam p err'beiajarai'. Presentasipaia Seminar Sun Cammitmelxt in Eduaiio?t and Researrh Industry.Iokltt 29 Jnnl 2005 .

126 1 Po'itlilai M.M,t^r^ dan MzdttdiAan

Resnicl<, I\1[. 200?. "]lethinking Learning in thc Digital Age". DalarnPo.icer, i\1.t. Sach'. J.D. da,r Nlc. fu'nrr. J.\t\1. lb. Ct'brtirforreatian 'lichnology Report 2001 - 2002: F-ealinus for tlteNetz.:arfted WorJd.

Sleeter, C. E. 1995. 'An analysis of the critiques of multiculturaleducation'. In J. A. Banks & C. A. McGce Banks (Eds.).HandbooA qf Research an Mult ultural Educatioz. (81 94). NewYork Macmillan Publishing Company-

Sukatawi. 2003. "E-Learningdi Indonesia dan Prospeknya di MasaMendatang'- Presentasi pada seminar e-Lcarning perlu e-Library,Unir'€rsitas Petra. SurabaJa, 3 Februari 2003:

T ilzar,H. L-R.200 4. M a b; l ltara li s ne tan tangan - tan t an gan glo b a I ma s adePan dalan trunformsi pendidikan nasional.Jakarta: Grasindo.

Undang-Undang.2003. Undang t lndang RepubliA Indanesia Namar 2OTahun 2003 tentang Sistem PendidiAan Nasional-Jakara.

Valenzuela, Julia Scherba. 2010. mengutip Nieto, S. 1996. "Affrmingdiversity: The sociopolitical cont€xt of multicultural education"(2nd ed.). NewYorlc Longman. http://www.unm.edu/-devaler,/handouts /nieto2.html Diunduh 6 Januari 2010.

t+tula/ilanMlltikntturatd,t'fitaok2iPddmia.n 127