bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. anemia...

28
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia dalam kehamilan a. Pengertian Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang berada dibawah normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010). Anemi dalam kehamilan adalah keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 gr/100 ml. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang (Wikjosastro, 2005). Anemi dalam kehamilan adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital ibu dan

Upload: vulien

Post on 03-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Anemia dalam kehamilan

a. Pengertian

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) yang berada dibawah normal. Di Indonesia

Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga

lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi

besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi

selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi

sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan

untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan

menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai

dibawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010).

Anemi dalam kehamilan adalah keadaan tubuh dimana kadar

hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 gr/100 ml. Hal ini

disebabkan karena dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan

bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan

sumsum tulang (Wikjosastro, 2005).

Anemi dalam kehamilan adalah kondisi dimana sel darah

merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas

daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital ibu dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

2

janin menjadi berkurang. Selama kehamilan indikasi anemia adalah

jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan

11,00 gr% (Varney, 2007).

b. Penyebab Anemia

Menurut Nugraheny (2010), Anemia umumnya disebabkan

oleh kurang gizi, kurang zat besi dalam diit, malabsorbsi,

kehilangan darah pada persalinan yang lalu, penyakit kronik seperti

TBC, paru, cacing usus, malaria.

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah

kekurangan besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap

hari dan diperlukan untuk pembentukan Hemoglobin. Wanita hamil

membutuhkan gizi lebih banyak daripada wanita tidak hamil,

dalam kehamilan Triwulan III, pada saat ini janin mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnya

nafsu makan ibu sangat baik dan ibu sering merasa lapar dan

jangan makan berlebihan yang mengandung hidrat arang dan

protein hingga mengakibatkan berat badan naik terlalu banyak, hal

ini untuk menghindari terjadinya perdarahan, indikasi awal

terjadinya keracunan kehamilan atau diabetes (Waryana, 2010).

Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya

unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan

penggunaan atau terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan

misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

3

meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah

sebesar 200-300%. Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan

selama hamil adalah 1040 mg. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke

janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450

mg untuk menambah jumlah sel darah merah dan 200 mg hilang

ketika melahirkan. Kebutuhan Fe selama kehamilan trimester 1

relatif sedikit yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam

selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari, jumlah sebanyak itu tidak

mungkin tercukupi hanya melalui makanan (Arisman, 2004).

c. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi menurut WHO dalam Waryana (2010)

1) Tidak anemia : 11 gr %

2) Anemia ringan : 9-10 gr %

3) Anemia sedang : 7-8 gr %

4) Anemia berat : < 7 gr %.

d. Pembagian Anemia dalam kehamilan

Menurut Waryana (2010) anemia digolongkan sebagai berikut :

1) Anemia defisiensi gizi besi

Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan

hipokromik serta keadaan tersebut paling banyak dijumpai pada

kehamilan.

2) Anemia megaloblastik

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

4

Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik, Penyebabnya

adalah karena kekurangan asam folat, dan jarang terjadi.

3) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang

dalam membentuk sel-sel darah merah baru

4) Anemia hemolitik

Anemia Hipolitik disebabkan oleh penghancuran atau

pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari

pembuatannya.

e. Tanda dan Gejala

Menurut Arisman (2007) Tanda dan gejala anemia defisiensi

besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas. Gejalanya berupa

keletihan, mengantuk, kelemahan, pusing, malaise, pica, nafsu

makan kurang, perubahan mood, perubahan kebiasaan tidur, dan

ditandai dengan keadaan yang berupa pucat, Ikterus, edeme perifer,

membran mukosa dan bantalan kuku pucat, lidah halus (Varney,

2007).

f. Dampak Anemia pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Menurut Manuaba (2002) pada wanita hamil, anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan

yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan

kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

5

persalinan (inertia uteri, atonia uteri, partus lama), gangguan pada

masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan

produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,

dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

g. Pencegahan Anemia

Pencegahan anemia terutama untuk wanita hamil, wanita

pekerja, maupun wanita yang telah menikah prahamil sudah

dilakukan secara nasional dengan pemberian suplemen pil zat besi.

Ibu hamil sangat disarankan minum pil ini selama 3 bulan yang

harus diminum setiap hari (Arief, 2008).

Pencegahan Anemia menurut Waryana (2010)

1) Selalu menjaga kebersihan

2) Istirahat yang cukup

3) Makan-makanan yang bergizi dam banyak mengandung Fe,

misalnya: daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan

susu.

4) Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya

minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan tablet Fe dan

vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan-

makanan yang bergizi 3 kali sehari dengan porsi 2 kali lipat

lebih banyak

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

6

2. Tablet Fe

a. Pengertian

Zat besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi

anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Disamping itu

kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah, janin, dan

plasenta. Makin sering seorang mengalami kehamilan dan

melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi

makin anemis (Manuaba, 2010). Tiap tablet mengandung FeS04 320

mg (zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg) (Salmah, dkk, 2006).

b. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat saat hamil dan

melahirkan. Ketika hamil, seorang ibu tidak saja dituntut

memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya, tetapi juga harus

memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Selain

itu perdarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang

ibu kehilangan lebih banyak lagi zat besi. Karena alasan tersebut,

setiap ibu hamil disarankan mengonsumsi tablet zat besi (Soebroto,

2009).

Menurut Arisman (2004) Kebutuhan akan zat besi selama

trimester I relatif sedikit, yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian

meningkat tajam selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg sehari.

Pada masa tersebut, kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

7

menu harian saja. Walaupun menu hariannya cukup mengandung

zat besi, ibu hamil tetap memerlukan tambahan tablet besi

(Prasetyono, 2010).

Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin,

cadangan zat besi janin, dan sebagainya. Bisa diperoleh dari daging

berwarna merah, bayam, kangkung, kacang-kacangan dan

sebagainya (Maulana, 2009).

Menurut Salmah, dkk (2006) Kebutuhan zat besi pada

kehamilan kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk

meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk

transportasi ke fetus dalam kehamilan 12 minggu, 300 mg lagi

untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil

perlu menyerap zat besi rata-rata 3,5 mg/hari, kebutuhannya

meningkat secara signifikan pada trimester akhir karena absorbsi

usus yang tinggi.

Kebutuhan zat besi menurut triwulan adalah sebagai berikut:

1) Pada Triwulan I zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu

untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan kebutuhan

janin dan red cell mass 30-40 mg.

2) Pada Triwulan II zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari

yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan

kebutuhan janin dan red cell mass 30-40 mg

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

8

3) Pada Triwulan III zat besi yang dibutuhkan adalah 5 mg/hari

yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan

kebutuhan red cell mass 150 mg dan conceptus 223 mg

(Waryana, 2010).

c. Pemberian tablet zat besi

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah

hilang yaitu memasuki usia kehamilan 16 minggu, dikonsumsi satu

tablet sehari selama minimal 90 hari (Salmah, dkk, 2006).

Pemerintah Indonesia mulai menerapkan dan terfokus pada

pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil

mendapatkan tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.

program ini dilaksanakan dengan harapan setiap ibu hamil secara

teratur memeriksakan diri ke Puskesmas atau Posyandu selama

masa kehamilannya (Depkes RI, 2010).

d. Efek samping

Efek samping tablet besi berupa pengaruh yang tidak

menyenangkan seperti rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah,

dan diare (terkadang juga konstipasi). Penyulit ini tidak jarang

menyusutkan ketaatan pasien selama pengobatan berlangsung

(Arisman, 2007).

Menurut Musbikin (2008) Untuk mengatasi agar tidak terjadi

konstipasi sebaiknya makan buah-buahan/makanan lain yang tinggi

serat, serta minum sedikitnya delapan gelas cairan perhari. Saat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

9

minum tablet Fe kadang timbul mual, nyeri lambung, konstipasi,

maupun diare sebagai efek sampingnya (Soebroto, 2009).

Ditoleransikan untuk meminum tablet Fe pada saat sebelum tidur

malam (Jordan, 2004), bisa mengurangi efek samping yang terjadi.

(Salmah, dkk, 2006).

Dalam konsumsi tablet Fe sebaiknya pada malam hari sebelum

tidur, biasakan pula menambahkan substansi yang memudahkan

penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk. Sebaliknya

subtansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi dan susu

yang patut dihindari (Arief, 2008).

e. Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat.

Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan

dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman,

2007). Kepatuhan terjadi bila aturan pakai obat yang diresepkan

serta pemberiannya diikuti dengan benar (Tambayong, 2002).

Menurut Tambayong (2002) faktor ketidakpatuhan terhadap

pengobatan yaitu:

1) Kurang pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan itu

2) Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan

pengobatan yang ditetapkan sehubungan dengan prognosisnya

3) Sukarnya memperoleh obat

4) Mahalnya harga obat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

10

5) Kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga

Menurut Niver (2002) cara-cara untuk meningkatkan

kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet Fe yaitu:

1) Petugas kesehatan memberikan informasi tujuan dari pemberian

tablet zat besi. seorang ibu hamil akan dengan senang hati

meminum tablet zat besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan

tujuan dari tablet zat besi, hal ini akan mempengaruhi kepatuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat Fe

2) Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk

mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari

3) Dukungan dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet

zat besi setiap hari

4) Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi

yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu

hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi yaitu :

1) Pengetahuan

Pengetahuan juga mempengaruhi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

zat besi (Fe) yang tinggi dapat membentuk siakap positif

terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tanpa

adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka ibu sulit

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

11

menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan

sumber zat besi yang penting bagi kesehatan ibu hamil.

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang

penting dalam masalah defisiensi zat besi. Hal ini dapat terjadi

karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi

tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi

pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) maka akan semakin

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Ibu hamil yang

berpengatahuan rendah tentang zat besi akan berperilaku kurang

patuh terhadap konsumsi tablet Fe serta dalam pemilihan

makanan yang bersumber zat besi juga rendah (Arisman, 2007).

2) Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Suhartono, 2006).

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka

peroleh. Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan

tingkat pengertian tentang tablet Fe serta kesadarannya tehadap

konsumsi tablet Fe untuk ibu hamil. Keadaan defisiensi Fe pada

ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor diantaranya

pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

12

rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga

pengetahuan tentang Fe menjadi terbatas dan berdampak pada

terjadinya defisiensi zat besi. Semakin baik pendidikan ibu

hamil, maka dalam menyerap informasi yang diterima semakin

baik khususnya tentang manfaat tablet Fe, hal ini berdampak

pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe karena

disitu ibu hamil mengetahui manfaat dari tablet Fe bagi ibu

hamil (Arisman, 2007).

3) Keteraturan ANC

Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 kali pelayanan

antenatal yaitu 1 kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II,

dan 2 kali untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa

dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai

apakah perkembangan berlangsung normal. Wanita yang tidak

pernah memeriksakan kehamilannya, diantara mereka tidak

pernah mendapatkan tablet Fe (Arisman, 2007).

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan melalui panca indra manusia yaitu

indra penglihat, pendengar, penciuman, rasa dan raba. Sebagai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

13

besar pengetahuan manusia diperolah melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan

perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan

perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat.

Pengetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat

tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah

kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi yang lebih positif,

selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan

(Notoatmodjo, 2007).

b. Pentingnya pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour).

Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri seseorang terjadi

proses yang berurutan yakni :

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui telebih dahulu terhadap stimulus (objek)

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

14

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus

5) Adoption, dimana subjek telah berpengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007).

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi

pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam

merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo,

2003).

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan (Notoatmdjo, 2007)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifikan dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

15

antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya terhadap

objek yang telah dipelajari, misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan yang bergizi.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil

(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diaplikasi atau penggunaan

hukuk-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan

rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

16

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam satu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu

suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dan

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

1) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman pribadi maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

17

2) Ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan

lebih tercukupi bila dibandingkan dengan keluarga dengan

status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kedalam

kebutuhan sekunder.

3) Lingkungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan

berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang ini

berinteraksi lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar dan

terpapar informasi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan merespon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir

sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan.

5) Paparan Media Massa atau informasi

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh

informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

18

tidak pernah terpapar informasi media massa (Notoatmodjo,

2003).

e. Cara untuk memperoleh pengetahuan

Untuk memperoleh kebenaran pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2010) dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Sebelum ditemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan

logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara

lain :

a) Cara coba salah (Trial and error)

Sebelum adanya kebudayaan, bahkan adanya peradaban,

cara coba salah dilakukan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil maka akan dicoba dengan

kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan atau otoriter

Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat

orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau

membuktikan kebenaran, bahkan berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

19

pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

dikemukakan sudah benar.

c) Berdasarkan pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan pada masa yang lalu. Namun

perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi

dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan

dengan benar, untuk dapat menarik kesimpulan dan

pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan

logis.

d) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi. Induksi adalah proses pembuatan

kesimpulan ini melalui pernyataan. Pernyataan khusus

kepada umum, Deduksi adalah proses pembuatan

kesimpulan pernyataan-pernyataan umum kepada khusus.

2) Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Dalam

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

20

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan cara mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua

fakta sehubungan dengan objek penelitiannya.

f. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara/angket yang menanyakan tentang isi materi yang

diukur dari subyek penelitian/responden.

Menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan dan Dewi M, 2010).

pengukuran pengetahuan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Pengetahuan baik = 76% - 100%

2) Pengetahuan cukup = 56% - 75%

3) Pengetahuan kurang = < 56%

4. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan

(Notoatmojo, 2007).

b. Klasifikasi perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :

1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintance)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

21

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara

atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit.

2) Perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior)

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tidakan seseorang

pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.

3) Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaiamana seseorang merespon lingkungan baik lingkungn

fisik maupun lingkungan sosial budaya. Dengan perkataan lain,

bilamana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak

mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakat.

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek.

Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green (1980)

dalam Notoatmodjo (2003) dipengaruhi oleh:

1) Faktor-faktor prediposisi (Predisposising factors)

Faktor-faktor yang mencakup pengetahuan, pendidikan dan

keteraturan ANC.

2) Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku

kesehatan, ketersediaan pelayanan kesehatan.

3) Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

22

Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong terjadinya

perilaku. Faktor ini meliputi dukungan keluarga dan dukungan

tenaga kesehatan.

5. Dukungan Keluarga

a. Dukungan sosial

Menurut Friedman (1998) yang dikutip oleh setiadi (2008)

dukungan keluarga terdiri dari :

1) Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

2) Dukungan Informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator.

(penyebar informasi).

3) Dukungan Penilaian (appraisal)

Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing

dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan

validator identitas keluarga.

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi.

Menurut Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan sosial keluarga

mempunyai ciri-ciri antara lain :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

23

1) Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat

digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-

persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,

pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan.

2) Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan

afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik

dan empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan

demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa

dirinya tidak menanggung beban sendiri, tetapi masih ada

orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang

dihadapinya.

3) Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya,

misalnya dengan menyediakan tablet tambah darah ataupun

obat lainnya yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

4) Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang

diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi

sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif

yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang,

contohnya seorang suami yang memuji istrinya yang teratur

minum tablet zat besi.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

24

b. Dukungan suami

Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang

ibu karena itu, ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai

pihak terutama suami, agar dapat menjalani proses kehamilan

sampai melahirkan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman.

Salah satu dukungan yang bisa diberikan pada ibu hamil yaitu

dukungan sosial, ini bisa diwujudkan dalam bentuk materi misal

kesiapan finansial, dukungan informasi, dukungan informasi

dengan mencaritahu informasi tentang kehamilan, juga dukungan

psikologis seperti menemani saat pergi memeriksakan kehamilan,

serta mengingatkan istri dalam meminum obat, terutama tablet Fe

untuk mencegah dari terjadinya anemia (Musbikin, 2008).

Keterlibatan suami semenjak awal akan sangat berguna untuk

menjaga ibu hamil secara emosional tetap merasa tenang dan yakin.

Usahakan dan doronglah suami untuk berperan aktif sebagai orang

tua sejak mulai kehamilan diketahui. Sebagian besar laki-laki, jika

mereka belum mengetahui seluk beluk kehamilan, akan menjadi

tertarik, terlibat memberi dukungan. Sebagai contohnya suami yang

beperan aktif dalam kehamilan istrinya mengantar istrinya saat

memeriksakan kehamilannya, selalu mengingatkan istri untuk

meminum obat. Lebih dari itu, dia akan cenderung untuk menjadi

ayah yang lebih penyayang dan peduli ketika bayi telah lahir

(Stoppards, 2007).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

25

6. Pengaruh pengetahuan terhadap perilaku

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjedi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Dari pengalaman dan

penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Mengkonsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping

yang mengganggu mual, muntah dan diare (kadang konstipasi)

sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan

tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa

selama kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar

mengerti para wanita hamil harus diberikan pengetahuan yang tepat

(Arisman, 2004).

7. Pengaruh dukungan keluarga terhadap perilaku

Perubahan-perubahan perilaku seseorang dapat diketahui melalui

persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi

diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Hasil dari motivasi dan gerakan ini diwujudkan dalam

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

26

bentuk perilaku. Perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan

berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya, terutama

lingkungan keluarga (Notoatmodjo, 2003).

Bahwa dukungan keluarga dalam upaya peningkatan kesehatan

keluarga adalah meliputi upaya untuk meningkatkan kesehatan

terhadap masalah kesehatan merupakan tantangan terbesar yang

bertujuan membantu keluarga dan masyarakat belajar bagaimana agar

bisa sehat (Bobak, dkk, 2005), sepertihalnya suami yang beperan aktif

dalam kehamilan istrinya mengantar istrinya saat memeriksakan

kehamilannya, selalu mengingatkan istri untuk meminum obat selama

kehamilan, terutama tablet Fe agar kepatuhan minum tablet Fe

meningkat dan terhindar dari anemia.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

27

B. Kerangka Teori

Gambar Kerangka Teori 2.1

Gambar Kerangka teori penelitian model Lawrence W Green (1980) dalam

Notoatmodjo (2003).

Faktor pemudah (Predisposing factor)

- Pengetahuan

- Pendidikan

- Keteraturan ANC

-

-

-

Faktor Pemungkin (Enabling factor)

- Ketersediaan pelayanan kesehatan

Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

- - Dukungan Keluarga

- - Dukungan tenaga Kesehatan

Perilaku Kesehatan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-malalutfia... · untuk metabolisme besi yang normal. ... daun pepaya, kangkung,

28

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Keterangan : Variabel pengganggu tidak diukur

Gambar kerangka konsep 2.2

D. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan

konsumsi tablet Fe.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III

dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe

Dukungan Keluarga

Pengetahuan ibu

hamil trimester III

Kepatuhan konsumsi tablet

Fe

Variabel Pengganggu

- Pendidikan

- Keteraturan ANC

- Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

- Dukungan petugas kesehatan