bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 kinerja 2

20
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Karyawan yang produktif dan handal adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan semua karyawannya memiliki kemampuan menghasilkan suatu kinerja yang tinggi yang akan membawa kepada keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, hal ini akan sangat sulit untuk dicapai apabila orang-orang yang ada didalamnya merupakan orang-orang yang tidak produktif. Setiap sumber daya yang ada di perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, termasuk Sumber Daya Manusia atau SDM nya. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur yaitu men, money, method, machines, dan market.Unsur men ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau disingkat MSDM. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh individu (Hasibuan,2009). Menurut Parlinda dan Wahyuddin (2001) sukses atau gagalnya organisasi atau perusahaan dalam

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Karyawan yang produktif dan handal adalah aset yang sangat berharga bagi

perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan semua karyawannya memiliki

kemampuan menghasilkan suatu kinerja yang tinggi yang akan membawa kepada

keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, hal ini akan sangat sulit untuk

dicapai apabila orang-orang yang ada didalamnya merupakan orang-orang yang

tidak produktif. Setiap sumber daya yang ada di perusahaan dituntut untuk

memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, termasuk Sumber Daya

Manusia atau SDM nya.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur yaitu men,

money, method, machines, dan market.Unsur men ini berkembang menjadi suatu

bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau

disingkat MSDM.

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki oleh individu (Hasibuan,2009). Menurut Parlinda dan

Wahyuddin (2001) sukses atau gagalnya organisasi atau perusahaan dalam

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

13

mencapai tujuannya tergantung pada sumber daya manusia yang dimilikinya.

Sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki tingkat kinerja yang tinggi

akan mengantarkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Lewa dan

Subowo (2005) menyatakan bahwa melalui kinerja SDM yang tinggi diharapkan

tujuan organisasi dapat terwujud.

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja karyawan, yakni sebuah proses

manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerjanya tersebut

harus dapat ditunjukkan buktinya secara kongkrit dan dapat diukur (Sedarmayanti,

2007). Menurut Mangkunegara (2009) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Untuk

mengetahui seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat

dilakukan dengan cara memberikan penilian kerja terhadap karyawan tersebut.

Kinerja menurut Robbins (2006) adalah prestasi kerja atau hasil kerja atau output

baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan persatuan periode

waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Untuk

mengetahui seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat

dilakukan dengan cara memberikan penilian kerja terhadap karyawan tersebut.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

14

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Menurut Tohardi (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

adalah pendidikan, ketrampilan, disiplin kerja, budaya, etika kerja, manajemen,

tingkat penghasilan, kesempatan berprestasi, beban pekerjaan, lingkungan kerja

dan teknologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, menurut

Mangkunegara (2009) yaitu :

1. Faktor Kemampuan

Yaitu kemampuan IQ dan skill artinya karyawan yng memiliki IQ yang tinggi

dan pendidikan yang memadai untuk jabatannya serta terampil dalam

mengerjakan tugasnya sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja

yang diharapkan.

2. Faktor Motivasi

Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah

untuk mencapai tujuan perusahaan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang

karyawan dalam menghadapi situasi kerja.

3. Sikap Mental

Adalah kondisi mental dari dalam diri karyawan untuk berusaha mencapai

prestasi kerja secara maksimal.

Menurut Prawiro Sentono (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan adalah efektivitas dan efisiensi, otoritas, dan disiplin. Sedangkan

menurut Rahmatullah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :

a. Faktor individual yng terdiri dari kemampuan dan keahlian latar belakang,

demografi, dan motovasi kerja serta disiplin kerja.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

15

b. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, personality, dan

pembelajaran.

c. Faktor organisasi terdiri dari sistem atau bentuk organisasi sumber daya,

kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja, budaya kerja, budaya

organisasi, penghargaan, struktur, diklat, dan desain pekerjaan.

2.1.1.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur atau menilai hasil kerja karyawan

untuk menetapkan seorang karyawan sukses atau gagal dalam melaksanakan

pekerjaannya. Kinerja selalu berkaitan dengan ukuran atau standar kerja yang

terkait dengan parameter-parameter tertentu atau dimensi yang dijadikan dasar

atau acuan oleh organisasi untuk mengukur kinerja. Pengukuran kinerja karyawan

sangat penting dilakukan. Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk mengetahui

apakah karyawan mampu menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan atau apakah karyawan menyimpang dari rencana yang telah

ditetapkan atau apakah hasil kinerja yang telah dicapai karyawan sesuai dengan

yang diharapkan. Suatu pekerjaan dapat diukur melalui kuantitas dan kualitas

pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan kerja sama (Wibowo,

2007).

Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Penilaian kinerja

bukanlah kegiatan yang mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan sangsi atau

hukuman melainkan untuk mengungkap kekurangan sehingga bisa dilakukan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

16

perbaikan. Menurut Rivai (2005) penilaian pekerja dapat efektif apabila instrumen

penilaian pekerja memenuhi syarat-syarat berikut ini :

1. Reliability, yaitu ukuran kinerja harus konsisten. Jika ada dua penilai

menilai pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hasil serupa

menyangkut hasil mutu pekerja.

2. Relevance, yaitu ukuran kinerja harus dihubungkan dengan output riil dari

suatu kegiatan yang secara logika itu mungkin.

3. Sensitivity, yaitu beberapa ukuran harus mencerminkan perbedaan antara

penampilan nilai tinggi dan rendah. Penampilan tersebut harus dapat

membedakan dengan teliti tentang pebedaan kinerja.

4. Practicality, yaitu kriteria harus dapat diukur, dan kekurangan

pengumpulan data tidak terlalu menggangu.

2.1.1.4 Indikator-Indikator Kinerja Karyawan

Robbins (2003) mengemukakan bahwa kinerja dapat dikatakan baik bila

karyawan memenuhi indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kualitas kerja, yaitu penilaian karyawan berdasarkan standar hasil kerja,

ketepatan, ketelitian, dan kebersihan. Diukur dari persepsi karyawan

terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap ketrampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas kerja, yaitu penilaian terhadap karyawan berdasarkan jumlah

hasil kerja disaat normal atau tidak normal. Dapat diukur dari persepsi

karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

17

3. Waktu produksi, yaitu penilaian karyawan berdasarkan penyelesaian

pekerjaan sesuai rencana, memenuhi target, berdasarkan tanggal yang

ditentukan dan waktu yang ditetapkan. Diukur dari persepsi karyawan

terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai

menjadi output.

4. Efektivitas kerja, yaitu penilaian kerja terhadap karyawan berdasarkan

pekerjaan yang direncanakan dengan baik.

5. Kemandirian, yaitu penilaian kerja terhadap karyawan dimana karyawan

dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan orang lain.

6. Komitmen kerja, yaitu penilaian kerja dengan melihat tekad karyawan

untuk melakukan sesuatu dengan niat yang sungguh-sungguh dalam

melakukan pekerjaan.

2.1.2 Lingkungan Kerja

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suatu sarana atau tempat yang sangat berperan

dalam suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Sedarmayanti (2001)

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,

lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerjanya serta pengaturan

kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. NitiSemito (2006)

menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan kondisi dari segala sesuatu yang

terdapat di sekitar tempat bekerja karyawan yang mampu memberikan pengaruh

bagi dirinya dalam melaksanakan pekerjaannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

18

Menurut parlinda (2003) lingkungan kerja adalah keadaan dimana tempat

kerja yang baik meliputi fisik atau non fisik yang dapat memberikan kesan

menyenangkan, aman, tentram, dan lain sebagainya. Apabila kondisi tempat kerja

baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas dalam diri karyawan

yang pada akhirnya dapat memberi pengaruh yang positif terhadap kinerja

karyawan, begitu pula sebaliknya, apabila kondisi kerja buruk maka karyawan

tidak akan mempunyai kepuasan dalam bekerja. Secara garis besar lingkungan

kerja dibagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non

fisik (sedarmayanti,2009). Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang

berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan lingkungan

kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan

hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama

rekan kerja.

Wursanto (2009) menyatakan bahwa lingkungan kerja terdiri dari dua jenis.

Pertama, lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik dan kedua, lingkungan

kerja yang menyangkut segi psikis. Sedarmayanti (2007) membagi lingkungan

kerja menjadi dua jenis lingkungan kerja fisik dan non fisik. Lingkungan kerja

fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat

kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan kerja fisik masih dibagi menjadi dua kategori, yaitu

lingkungan kerja yang berhubungan langsung dan berada di dekat karyawan,

contoh : kursi, meja, buku, komputer, dan sebagainya, dan lingkungan perantara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

19

contoh : sirkulasi udara, kelembaban, temperatur, pencahayaan, getaran mekanis,

bau yang tidak sedap, warna dan sebagainya. Lingkungan kerja non fisik adalah

semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan

dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja atau hubungan

dengan bawahan.

2.1.2.2 Indikator-indikator Lingkungan Kerja

Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti

(2001) adalah sebagai berikut :

1. Penerangan atau Cahaya

Penerangan atau cahaya merupakan hal yang sangat penting karena sangat

berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Tingkat cahaya pada ruangan kerja

yang tidak sesuai akan mengakibatkan karyawan mengalami kelelahan dan

ketegangan pada matanya dan akan berpengaruh pada fisiknya (Badri,2006).

Cahaya yang dibutuhkan didalam ruang kerja adalah cahaya yang terang tetapi

tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang terang berakibat kurang jelas pada

penglihatan, sehingga memperlambat pekerjaan dan menimbulkan potensi

kesalahan yang pada akhirnya menyebabkan pekerjaan menjadi kurang efektif dan

efisien.

2. Suhu udara

Suhu udara didalam ruang kerja menjadi salah satu hal yang sangat penting

untuk diperhatikan karena sebagian besar waktu akan dihabiskan oleh karyawan

didalam area kerjanya. Udara atau oksigen adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh

makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidupnya oleh sebab itu ruangan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

20

kerja harus didesain sedemikian rupa untuk memastikan adanya pertukaran udara

yang lancar didalamnya. Udara yang sejuk dan segar akan dapat membantu

mempercepat pemulihan tubuh akibat kelelahan dalam bekerja.

3. Hubungan karyawan

Hubungan karyawan meliputi hubungan antara atasan dengan bawahannya,

bawahan dengan atasannya, dan hubungan antar sesama karyawan. Hubungan

yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun dengan bawahan serta

didukung dengan sarana dan prasarana kerja yang memadai yang ada ditempat

kerja akan membawa dampak positif bagi karyawan sehingga kinerja karyawan

juga akan meningkat.

4. Penggunaan warna

Menurut Nitisemito (1996) pemilihan warna dapat mempengaruhi mood dan

semangat para karyawan. Pemilihan warna ruang kerja sebaiknya menggunakan

warna-warna yang dingin dan lembut dipandang. Komposisi warna ruang kerja

yang tidak tepat dapat mengakibatkan rasa yang tidak mengenakkan pada saat

memandang dan menempati ruangan tersebut. Pemilihan warna juga berlaku

untuk warna seragam, warna peralatan kerja, dan warna benda-benda yang berada

disekitar lingkungan kerja karyawan. Pewarnaan mempunyai dampak terhadap

psikologi yang positif maupun yang negatif bagi produktivitas, kelelahan, moral,

tingkah laku, dan ketegangan karyawan (Badri,2006).

5. Suara bising

Suara bising atau kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga

karena dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat menggangu ketenangan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

21

bekerja, merusak pendengaran, dan dapat menimbulkan kesalahan dalam

komunikasi. Kebisingan juga menggangu konsentrasi kerja sehingga suara bising

dalam ruang kerja sedapat mungkin harus dihilangkan atau diredam agar tidak

menggangu produktivitas kerja karyawan yang dapat menurunkan kinerja

karyawan.

6. Keamanan kerja

Keamanan kerja merupakan sesuatu yang mutlak harus didapatkan oleh para

pekerja atau karyawan dan menjadi sesuatu yang wajib diberikan oleh perusahaan

atau pengusaha. Komitmen perusahaan dalam menangani keamanan kerja akan

memberikan rasa aman dan tentram bagi karyawan dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya sehingga produktivitas karyawan juga akan meningkat.

2.1.3 Kepuasan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Terdapat berbagai macam aktivitas didalam kehidupan manusia, salah satunya

adalah bekerja. Bekerja adalah sebuah kebutuhan, karena dengan bekerja manusia

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya.Menurut Handoko (1995)

kepuasan kerja adalah keadaan emosional individu dimana pekerjaan tersebut

menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut persepsi dan pandangan

karyawan itu sendiri. Sedangkan Sunyoto (2012) mendefinisikan kepuasan kerja

sebagai cerminan perasan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak pada

sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi

dilingkungan kerjanya. Kepuasan kerja seseorang merupakan ungkapan dari

fenomena psikologis seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan berdasarkan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

22

persepsi yang bersangkutan terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaannya

antara lain tugas-tugas yang dilakukan, rekan sekerja, lingkungan kerja, dan

kompensasi pekerjaan (Gibson,1994).

Kepuasan kerja mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka

mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Kepuasan kerja memberikan

sumbangan yang besar terhadap keefektifan organisasi, serta merangsang

semangat kerja dan loyalitas karyawan. Kepuasan kerja merupakan faktor yang

mendorong karyawan untuk lebih giat dalam bekerja dan sekaligus sebagai

motivasi dalam bekerja.

Menurut pendapat Stephen Robbins (2003) istilah kepuasan kerja merujuk

pada sikap umum individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya dengan kerja

yang menentukan atau mendorong kepuasan kerja :

1. Kerja yang secara mental menantang

2. Ganjaran kerja yang pantas

3. Kondisi kerja yang mendukung

4. Rekan sekerja yang mendukung

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang penting karena sebagian

besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Menurut Wibowo (2009)

berpendapat bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi timbulnya kepuasan

kerja, yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan

2. Perbedaan

3. Pencapaian nilai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

23

4. Keadilan

5. Komponen genetik

Penyebab karyawan kurang puas yaitu karena kurang menerima timbal balik,

kemampuan mereka kurang dimanfaatkan secara optimal, hanya tersedia sedikit

kesempatan untuk berpartisipasi dan mendapat pujian dari pekerjaan yang telah

dilakukannya sehingga mereka akan mengalami kebosanan dalam bekerja.

Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan

prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

2.1.3.2 Indikator-Indikator Kepuasan Kerja

Menurut pendapat Robbins (2001) indikator dari kepuasan kerja adalah

sebagai berikut :

a. Karyawan merasa senang karena adanya tantangan dalam penyelesaian

pekerjaan.

b. Karyawan merasa senang atas penghargaan yang diberikan perusahaan

karena sesuai dengan keinginan.

c. Karyawan merasa senang atas kondisi kerja yang mendukung.

d. Karyawan merasa senang atas rekan kerja yang mendukung.

e. Karyawan merasa senang selama bekerja diperusahaan.

2.1.4 Disiplin Kerja

2.1.4.1 Pengertian Disiplin Kerja

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pengelolaan sumber daya

manusia adalah faktor kedisiplinan. Kedisiplinan dapat dilihat sebagai sesuatu

yang sangat besar manfaatnya, baik bagi kepentingan perusahaan maupun bagi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

24

kepentingan karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin

terpeliharanya tata tertib dan kelancaran dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan

bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan

dapat menambah semangat dalam bekerja untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penegakan kedisiplinan merupakan bentuk

riil dalam penerapan aturan-aturan perusahaan, jika perusahaan gagal

menghadapi karyawan yang bermasalah maka efek negatif pada karyawan yang

lain dan kelompok kerja yang lain akan timbul. Kedisiplinan adalah sesuatu yang

sifatnya menular, jika lingkungan kerja semuanya disiplin maka semua karyawan

akan ikut disiplin tetapi jika lingkungan kerja perusahaan tidak disiplin maka

semua karyawan juga akan ikut tidak disiplin.

Kedisiplinan menurut Hasibuan (2008) adalah keadaan dan kesediaan

seseorang manaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kedisiplinan adalah prosedur untuk mengoreksi atau menghukum bawahan

karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk

pengendalian diri karyawan. Tindakan disiplin yang efektif terpusat pada perilaku

karyawan yang salah, tidak pada karyawan sebagai pribadi (Simamora, 1997).

Menurut Mangkunegara (2007) ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin

preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk

menggerakkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-

aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk

menggerakkan karyawan berdisiplin diri dan memelihara dirinya terhadap

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

25

peraturan perusahaan. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan

pegawai atau karyawan dalam suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap

mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku di perusahaan.

Disiplin kerja yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan, sedangkan

disiplin kerja yang merosot akan menjadi penghalang meningkatnya kinerja

perusahaan. Ada tiga pendekatan disiplin menurut Anwar Prabu (2001 : 130) yaitu

pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.

Menurut Revai (2008) bentuk-bentuk disiplin kerja dibagi menjadi empat

perspektif yaitu :

1. Disiplin Retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

2. Disiplin Korektif, yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi perilaku

yang tidak tepat.

3. Perspektif hak-hak individu, yaitu berusaha melindungi hak-hak individu

selama tindakan-tindakan disiplin.

4. Perspektif Utilitarian, yaitu berfokus pada penggunaan disiplin hanya pada

saat konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak negatifnya.

Disiplin kerja memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan maupun bagi

para karyawan. Bagi perusahaan, adanya disiplin kerja akan menjamin

terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas sehingga diperoleh

hasil yang optimal. Bagi karyawan disiplin kerja akan menciptakan suasana kerja

yang menyenangkan dan menambah semangat kerja. Hal ini membuat karyawan

dapat melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kesadaran (Sutrisno, 2009).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

26

2.1.4.2 Indikator-Indikator Disiplin Kerja

Menurut Anwar Prabu (2001) indikator disiplin kerja adalah sebagai berikut :

a. Karyawan selalu menaati peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Karyawan selalu berusaha untuk memelihara standart prestasi kerja.

c. Karyawan selalu hadir tepat waktu.

d. Karyawan mampu melaksanakan prosedur kerja.

e. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel

2.2.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diah Indriani Suwondo dan Eddy

Madiono Sutanto (2015) bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Frida Nodia (2015)

yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kondisi fisik lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut juga mendukung hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yanti, Andi Tri Haryono dan Maria

Maghdalena Minarsih (2014) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja dan

disiplin kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pertama yang yang diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.2.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut hasil penelitian Sigit Santoso (2015) didapatkan bahwa variabel

kepuasan kerja mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

27

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja karyawan maka

kinerja karyawan tersebut akan semakin meningkat. Sedangkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Frida Nodia (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh

yang positif antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini

juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mega Arum Yuanda (2013)

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

meningkatnya kepuasan kerja karyawan mengakibatkan semakin meningkat pula

kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua yang yang diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.2.3 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Diah Indriani Suwondo dan

Eddy Madiono Sutanto (2015) didapatkan bahwa disiplin kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Frida

Nodia (2015) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut juga

mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yanti, Andi Tri

Haryono dan Maria Maghdalena Minarsih (2014) yang menyatakan bahwa

disiplin kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis ketiga yang yang diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

28

H3 : Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, oleh sebab itu pengembangan

hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini memerlukan justifikasi hasil-hasil

penelitian terdahulu dengan variabel-variabel penelitian yang terkait dengan

penelitian ini. Berikut ini hasil dari penelitian-penelitian terdahulu :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan

tahun

Judul, Populasi

dan Sampel

Variabel

penelitian

Metode

Analisis

Hasil penelitian

1

.

DiahIndrian

Suwondo

dan Eddy

Madiono

Sutanto,

2015

Hubungan

Lingkungan

Kerja, Disiplin

Kerja, Dan

Kinerja

Karyawan,

populasi

karyawan bank

di kota Malang

sebanyak 40

orang, sensus

sampling

Variabel

Bebas:

Lingkungan

Kerja,Disiplin

Kerja

Variabel

Terikat :

Kinerja

Karyawan

Regresi

Linear

Berganda

Lingkungan kerja

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan, Disiplin

kerja berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan.

2. Frida

Nodia, 2015

Pengaruh

Kedisiplinan,

Kondisi Fisik

Lingkungan

Kerja, Dan

Kepuasan

Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan PT.

Klima Anlage

Varibel Bebas

:

Kedisiplinan,

Kondisi Fisik

Lingkungan

Kerja,

Kepuasan

Kerja

Varabel

Terikat :

Regresi

Linear

Berganda

kedisiplinan,

kondisi

fisiklingkungan

kerja, dan kepuasan

kerja berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

kinerja karyawan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

29

Jaya

Magelang,

populasi 90

orang, simple

random

sampling 48

karyawan

Kinerja

Karyawan

3. Mega Arum

Yunanda,

2012

Pengaruh

Lingkungan

Kerja

Terhadap

Kepuasan

Kerja Dan

Kinerja

Karyawan,

populasi

karyawan

PERUM Jasa

Tirta I Malang

sebanyak 50

orang, sensus

sampling

Variabel

Bebas :

Lingkungan

Kerja,

Kepuasan

Kerja

Variabel

Terikat :

Kinerja

Regresi

Linear

Berganda

Lingkungan Kerja

dan kepuasan kerja

berpengaruh

signifikan terhadap

kinerja

4. Sigit

Santoso,

2015

Pengaruh

Kepuasan

Kerja,

Motivasi Kerja

Dan Disiplin

Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

Bagian

Produksi PT.

Wijaya Panca

Sentosa Food,

populasi 83

orang, sensus

sampling

Vribel Bebas

: Kepuasan

Kerja,

Motivasi

Kerja Dan

Disiplin Kerja

Variabel

Terikat :

Kinerja

Regresi

Linear

Berganda

Kepuasan Kerja,

Motivasi Kerja Dan

Disiplin Kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap kinerja

karyawan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

30

5. Yanti, Andi

Tri

Haryono,

Maria

Maghdalena

Minarsih,

2014

Pengaruh

Kompensasi,

Motivasi

Kerja,

Lingkungan

Kerja, Dan

Disiplin

Terhadap

Kinerja

Karyawan

Pada CV.

Koperasi Puri

Kencana Taxi

Semarang

Varibel Bebas

:

Kompensasi,

Motivasi

Kerja,

Lingkungan

Kerja,

Disiplin

Variabel

Terikat :

Kinerja

Karyawan

Regresi

Linear

Berganda

Ada pengaruh

positif signifikan

antara Kompensasi,

Motivasi Kerja,

Lingkungan Kerja,

Dan Disiplin

Terhadap Kinerja

Karyawan

2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, landasan teori yang

didapat, dan berbagai penelitian terdahulu maka dapat digambarkan sebuah

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Untuk Penelitian

Lingkungan Kerja

(X1)

Kinerja

(Y)

Kepuasan Kerja

(X2)

Disiplin Kerja

(X3)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja 2

31

2.5 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, landasan teori, perumusan masalah serta

penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengajukan hipotesis yang merupakan

jawaban sementara terhadap masalah yang harus diteliti. Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan.

H2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan.

H3 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan.