bab ii landasan teori 2.1.sertifikasi 2.1.1 ... - uksw

27
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang sesuai dengan masalah yang terkait dengan penelitian tentang dampak sertifikasi dalam peningkatan mutu pembelajaran di SMK Diponegoro Salatiga. Landasan teori akan menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang akan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini : 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1.Pengertian Sertifikasi Proses sertifikasi dipandang sebagai bagian yang esensial dalam upaya memperoleh sertifikat pendidik. Pelaksanaan sertifikasi mencakupi adanya uji kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Uji kompetensi yang dilakukan dalam sertifikasi bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keprofesionalan guru yang diukur dari ketercapaian standar kompetensi guru. Menurut Mulyasa (2007:34) Sertifikasi merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai yang dipilihnya. Mulyasa (2007:33) Pengertian sertifikasi dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, mengemukakan bahwa Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Sedangkan Kunandar (2009:79) mengemukakan sertisikasi guru sebagai upayah peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan Indonesia secara berkelanjutan. Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan tersebut maka yang dimaksud dengan sertifikasi dalam penelitian ini adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi yang dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. 2.1.2.Dasar Hukum,Tujuan dan Manfaat Sertifikasi guru

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang sesuai dengan masalah yang

terkait dengan penelitian tentang dampak sertifikasi dalam peningkatan mutu pembelajaran di

SMK Diponegoro Salatiga. Landasan teori akan menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang akan

diuraikan dalam penjelasan dibawah ini :

2.1.SERTIFIKASI

2.1.1.Pengertian Sertifikasi

Proses sertifikasi dipandang sebagai bagian yang esensial dalam upaya

memperoleh sertifikat pendidik. Pelaksanaan sertifikasi mencakupi adanya uji

kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Uji kompetensi yang dilakukan

dalam sertifikasi bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keprofesionalan guru

yang diukur dari ketercapaian standar kompetensi guru.

Menurut Mulyasa (2007:34) Sertifikasi merupakan proses uji kompetensi bagi

calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan

kompetensi sesuai yang dipilihnya.

Mulyasa (2007:33) Pengertian sertifikasi dalam Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, mengemukakan bahwa

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat

pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen

sebagai tenaga professional.

Sedangkan Kunandar (2009:79) mengemukakan sertisikasi guru sebagai upayah

peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan mutu pembelajaran dan mutu

pendidikan Indonesia secara berkelanjutan.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan tersebut maka yang dimaksud

dengan sertifikasi dalam penelitian ini adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa

seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

satuan pendidikan tertentu,setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi yang dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.

2.1.2.Dasar Hukum,Tujuan dan Manfaat Sertifikasi guru

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru menurut

Dr.Marselus R.Payong,M.Pd (2011:84-85) dapat ditelusuri dari amanat Undang-Undang

RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 42 ayat 1 yang

berbunyi bahwa pendidikan guru harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi

sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,sehat jasmani dan rohani,serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Amanat ini kemudian dipertegas melalui Undang-Undang No.14 Tahun 2005

tetang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan pada tanggal 30 Desember 2005. Pasal

yang menyatakannya yaitu tercantum dalam pasal 8 yang berbunyi guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional selanjutnya Mentri

Pendidikan Nasional meminta Fatwa kepada Mentri Hukum dan Ham dan dikeluarkanlah

Fatwa No.IUM.01.02-253 tanggal 23 Maret 2007 tentang Fatwa hukum berdasarkan

Fatwa hukum menteri Pendidikan Nasional menetapkan Peraturan mentri Pendidikan

Nasional No.18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan, Pasal 2 ayat 1 dan 2

berbunyi”Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk

memperoleh serifikat pendidik dan pasal 2 ayat 4 dan 5 berbunyi bagi guru dalam jabatan

yang lulus penilaian Portofolio maka langsung mendapatka sertifikasi pendidik,sementara

guru yang belum lulus Portopolio diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi

guru (PLPG) yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi penyelenggaraan sertifikasi guru.

Tujuan sertifikasi guru menurut Dr.Marselus R.Payong M.Pd. (2011:76-77)

adalah sebagai berikut:

1.Sertifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakkan guru dalam melaksanakan

tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan

Pendidikan Nasional

2.Sertifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan.

3. Sertifikasi untuk meningkatkan martabat guru.

4.Sertifikasi untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Tujuan sertifikasi yang telah diungkapkan pada dasarnya sertifikasi bertujuan

untuk meningkatkan atau menstimuluskan agar kompetensi guru meningkat atau

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

mencapai standar yang telah ditetapkan sehingga dengan meningkatnya kompetensi guru

maka akan berdampak terhadap kualitas pendidikan.

Berkenaan dengan manfaat sertifikasi guru menurut Dr.Marselus R.Payong M.Pd.

(2011:77) dalam Undang-Undang No.14 sebagai berikut:

1.Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak

citra guru.

2.Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak

profesional.

3.Meningkatkan kesejahteraan guru.

Selanjunya manfaat sertifikasi menurut Mulyasa (2007:35-36) mengungkapkan

bahwa sertifikasi memiliki dua manfaat secara umum 1.Pengawasan Mutu

a.Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat

kompetensi yang bersifat unik

b.Untuk setiap jenis profesi dpat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan

tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.

c.Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pad waktu awal

masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir selanjutnya.

d.Proses seleksi yang baik program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar

secara memadai untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

2.Penjamin Mutu

a.Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi

akan menimbulkan presepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap

organisasi profesi beserta anggotanya.

b.Sertifikasi jaminan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau pengguna yang

ingin memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan ketrampilan tertentu.

2.2. Pelaksanaan Sertifikasi

Berdasarkan pelaksanaanya sertifikasi menurut Dr.Marselus R.Payong M.Pd. (2011:95-

101) dilaksanakan melalui Portofolio dan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).

Adapun penjelasan kedua cara tersebut ialah sebagai berikut:

a.Sertifikasi Melalui Penilaian Portofolio

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Para guru dalam jabatan yang akan mengikuti sertifikasi diharuskan

mengumpulkan dokumen-dokumen Portofolio yang mencakup

pencapaian,prestasi,pengalaman kerja atau pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti

sebelumnya. Portofolio adalah dokumen atau bukti-bukti fisik yang memperlihatkan

prestasi dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki guru dalam menjalankan tugas

profesinya sebagai guru. Terdapat sepuluh komponen yang dinilai dalam rangka uji

kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik melalui jalur portofolio yakni

meliputi:(1) Kualifikasi akademik (2)Pendidikan dan pelatihan (3)Pengalaman Mengajar

(4)Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (5)Penilaian dari atas dan pengawasan

(6)Prestasi akademik (7)Karya pengembangan profesi (8) Keikutsertaan dalam forum

ilmiah (9) Pengalaman organisasi dengan bidang pendidikan dan (10) Penghargaan yang

relevan dengan bidang pendidikan.

b.Sertifikasi Melalui Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)

Penyelenggaraan PLPG adalah LPTK penyelenggaraan sertifikasi guru dalam

jabatan yang telah ditetapkan pemerintah. PLPG dilaksanakan selama sekurang-

kurangnya 9 hari dengan bobot jam pertemuan (JP) 90 jam dengan alokasi 30 jam teori

dan 60 jam praktik (satu jam setara dengan 50 menit). Sertifikasi melalui jalur pendidikan

diorientasikan bagi guru yunior. Struktur kurikulum dibuat berdasarkan standar-standar

kompetensi yang telah ditetapkan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan

Nasional (2010:13-26) yaitu (1)Permendiknas No.16/2007 tentang Standr Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru(2) permendiknas No.12/2007 tentang Standar

Pengawasan Sekolah/Madrasah dan (3)Permendiknas No.27/2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi konselor. Program sertifikasi guru melalui jalur

PLPG dilaksanakan sekurang-kurangnya dua semester dan diakhiri dengan asesmen.

Hasil assesmen digunakan untuk menentukan kelayakkan peserta mengikuti ujian

kompetensi yang diselenggarakan oleh LPTK penyelenggara . Uji kompetensi terdiri dari

uji tertulis dan uji kinerja.

2.3.Standar Kompetensi

Kompetensi yang yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru

sebenarnya menurut Prof.Dr.Slameto (2013:3) menjelaskan tentang kompetensi diartikan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

spesifikasi dari pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerapannya didalam pekerjaan, sesuai standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.

Guru yang berkompeten dapat menghasilkan lulusan yang berkompetan pula.

Kompetensi dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 (2007:4) Tentang Guru dan

Dosen ialah Seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006:146) kompetensi ialah penampilan atau

unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan tersebut maka yang dimaksud

dengan kompetensi dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas

atau kerja dalam upaya mencapai suatu tujuan.

Guru professional harus memahami standar kompetensi guru yang menjadi dasar

pelaksanaan kompetensi dalam pembelajaran dan sertifikasi guru.Kompetensi merupakan

komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku

profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.

Kompetensi guru dapat di pahami dari penjelasan Mulyasa (2007:26) kompetensi

guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,

dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang

mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik pembelajaran yang

mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi dasar harus memiliki standar –standar kompetensi supaya pendidik

semakin berkompeten. Prof.Dr.Slameto.M.Pd.(2013:3) menjelaskan standar kompetensi

adalah suatu pernyataan tentang criteria yang dipersyaratkan,ditetapkan dan disepakati

bersama dalam bentuk penguasaan,pengetahuan,ketrampilan dan sikap bagi seorang

pendidik sehingga layak disebut kompeten.

Pendidik semakin berkompeten maka secara tidak langsung akan mengakibatkan

meningkatnya kualitas dalam pembelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan mutu

pembelajaran. Menurut Prof.Dr.Slameto,M.Pd (2013:3) tujuan standar kompetensi

jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan

dapat melakukan tugasnya secara profesional,dapat dibina secara efektif dan efisien serta

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

dapat melayani pihak yang berkepetingan terhadap proses pembelajaran dengan sebaik-

baiknya sesuai bidang tugasnya.

Standar kompetensi guru dimanfaatkan sebagai acuan pelaksanaan uji

kompetensi, penyelenggaraan diklat dan pembinaan selain itu juga sebagai acuan bagi

pihak yang berkepentingan untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar bagi

pendidik.

2.4.1.Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik. Menurut Mulyasa (2007:28) guru dikatakan telah

menguasai kompetensi pedagogik jika guru menguasai (1)Kemampuan mengelola

pembelajaran (2)Pemahaman terhadap peserta didik (3)Pengembangan kurikulum atau

silabus (4)Perancangan pembelajaran (5)Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

dan dialogis (6)Pemanfaatan teknologi pembelajaran (7)Evaluasi pembelajaran (EHB)

(8)Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Penjabaran lebih lanjut tentang indikator- indikator standar kompetensi

Pedagogik guru sebagaimana yang diterapkan dalam Undang-Undang No.14 tahun

2005, tentang guru dan dosen diatur melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru

kemudian dikutip oleh Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:28-43) terdapat 12

indikator kompetensi pedagogik yaitu:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,

kultural, emosional dan intelektual

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.Tugas

guru Menguasai teori belajar dan bagaimana teori tersebut diaplikasikan dalam

pembelajaran .

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:32-33) terdapat tiga teori

belajar yang berpengaruh sampai sekarang yaitu teori behaviour, teori

kongnitivisme dan teori humanistik-konstruktivis.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Teori pembelajaran behaviour adalah teori awal dalam pembelajaran yang

menekankan pentingnya stimulus-stimulus dari luar untuk mempengaruhi siswa bisa

belajar sehingga peserta didik adalah subyek pasif selanjutnya teori kongnitif

merupakan proses pengelolahan informasi yang tidak dapat diamatiterjadi ketika

mendapatkan informasi melalui panca indranya dan yang terakhir teori

kongnitivisme menempatkan peserta didik menjadi subyek yang aktif.

Menurut T.Raka Joni dalam yang dikutip Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.

(2011:33) menjelaskan pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang tidak

hanya berupa penerusan informasi melainkan pembelajaran yang lebih banyak

memberikan peluang bagi peserta didik untuk membentuk kecerdasan, pemerolehan

pengetahuan dan ketrampilan.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.Guru

diberi peluang untuk mengembangkan silabus dan RPP secara mandiri baik

individual maupun wadah Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru

Mata Pelajaran ( MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran yang optimal .

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.Pembelajaran yang mendidik

adalah pembelajaran yang memotivasi peserta didik untuk belajar, tidak hanya

belajar mentransfer pengetahuan dan ketrampilan karena itu kemasan pembelajaran

yang dibuat guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip motivasional yang baik

sehingga dapat mempengaruhi kemampuan belajar peserta didik.

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:34) yang menjelaskan bahwa

Salah satu pendekatan pembelajaran yang mendukung karakter pembelajaran yang

mendidik adalah pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan).

5.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2007:106) pemanfaatan teknologi pembelajaran

penggunaan Teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksud

untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran.

6.Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki artinya guru harus bisa memanfaatkan teknologi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

informasi dan komunikasi untuk memudahkan pembelajaran atau mengemas

pesan-pesan pembelajaran secara menarik sehingga dapat menggugah minat dan

motivasi belajar peserta didik.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik artinya

kegiatan pembelajaran adalah suatu bentuk komunikasi guru harus bisa

berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik supaya pesan-pesan

pembelajaran dapat dipahami diamalkan lalu guru harus berkomunikasi secara

empatik maksudnya guru mampu memahami kebutuhan peserta didik sehingga

dapat menyesuaikan pelayannya secara tepat.

Menurut Thomas Gordon yang dikutip Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:39)

hubungan guru dan peserta didik yang baik ditandai dengan beberapa ciri berikut:

(1)Adanya keterbukaan dan tranparan sehingga memungkinkan keterusterangan dan

kejujuran satu sama lain (2)Adanya saling perhatian (3)Adanya saling

ketergantungan satu sama lain (4)Adanya keterpisahan antara guru dan peserta didik

untuk mengembangkan kreativitas dan individualitas masing-masing (5)Adanya

pemenuhan kebutuhan bersama.

8.Menyelenggarakan penilaian dan evakuasi proses dan hasil belajar. Dan

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.Guru

harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat

mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar peserta didik.penilaian hasil dimaksud

untuk mengukur tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran pada akhir dari satu unit

pembelajaran tertentu.

Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:41) Hasil-hasil penilaian dimanfaatkan untuk

melakukan perbaikkan,mendiagnosis kelemahan-kelemahan atau kesulitan yang

dialami peserta didik atau menjadi bahan refleksi bagi guru atau sekolah untuk

meningkatkan kinerja pelayanannya.

Untuk melakukan penilaian yang baik guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip

berikut:

(1)Penilaian hendaknya dilakukan secara objektif yakni menilai apa yang seharusnya

dinilai serta terfokus pada kompetensi atau tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

(2)Penilaian hendaknya dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif yakni

mencakup semua aspek kemampuan atau kompetensi peserta didik

(kongnitif,afektif dan perilaku).

(3)Penilaian hendaknya menggunakan alat-alat ukur yang tepat dengan

mempertimbangkan validitas dan rentabilitasnya

(4)Penilaian hendaknnya bersifat mendidik artinya menjadi alat motivasi bagi peserta

didik untuk belajar.

(5)Penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dan memperhatikan

perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu

5. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.Tindakkan

reflektif untuk melihat kembali efektivitas penggunaan metode yang sudah

diterapkannya sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihannya.

Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:42-43) menjelaskan melakukan tindakan

reflektif guru mencatat secara teratur pengalaman- pengalaman pembelajarannya

seusainya pembelajaran secara terus menerus sehingga guru dapat memperoleh

pemahaman yang luas, meningkatkan tanggung jawab dan menemukan kekurangan

dan kelebihannya.

Guru melalui kompetensi pedagogik diharapkan dapat membimbing dan

mengarahkan pembelajaran secara efektif sehingga meningkatkan mutu pembelajaran.

2.4.2.Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian guru adalah panutan dan contoh bagi siswa-siswanya,

secara tidak langsung siswa akan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru, maka

berkepribadian baik adalah wajib bagi seorang guru.

Menurut Mulyasa (2007:117) berdasarkan Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pribadi peserta didik.

Pribadi guru juga berperan dalam keberhasilan pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran dan pribadi guru berperan membentuk kepribadian peserta didik karena

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh termasuk mencontoh pribadi

gurunya dalam membentuk pribadinya maka dari itu kompetensi kepribadian sangat

dibutuhkan peserta didik.

Penjabaran lebih lanjut tentang indikator- indikator standar kompetensi

Kepribadian guru sebagaimana yang diterapkan dalam Undang-Undang No.14 tahun

2005, tentang guru dan dosen diatur melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru

kemudian dikutip oleh Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:51-61) terdapat 5

indikator Kompetensi Kepribadian yaitu:

1.Bertindak sesuai norma Agama,Hukum,Sosial dan Kebudayaan Nasional

Indonesia.

2.Pribadi yang jujur,Berakhlak Mulia dan teladan bagi peserta dan masyarakat.

3.Pribadi yang mantap,Stabil,Dewasa,Arif dan Berwibawa.

4.Menunjukan Etos kerja,Tanggung jawab,Rasa bangga menjadi gur dan rasa

percaya diri

5.Menjunjung Tinggi Kode etik guru

Menurut Hermawan dalam buku Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:59-60)

menjelaskan bahwa, kode etik profesi apa saja pada umumnya memiliki beberapa

tujuan yaitu (1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi (2)Untuk menjaga dan

memelihara kesejahteraan para anggotanya (3)Untuk meningkatkan pengabdian

para anggota profesinya (4)Untuk meningkatkan Mutu profesinya (5)Untuk

meningkatkan mutu organisasi profesi.

Guru profesional terikat dengan kode etik profesionalnya karena sudah

menjadi kewajiban bagi guru untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan kode

etik profesional itu secara konsisten

Menurut Mulyasa (2007:119) kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan

fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak guna menyiapkan

dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) serta mansejahterakan

masyarakat,kemajuan negara dan bangsa pada umumnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang

memadai,bahkan kompetensi ini akan melandasi atau Kompetensi kepribadian

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

akan menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya maka dari itu guru

dituntut untuk memiliki kompetensi ini. Guru harus memiliki kompetensi

kepribadian yang baik untuk memperkuat tiga kompetensi dasar lain yang harus

dikuasai oleh guru.

2.4.3. Kompetensi Sosial

Menurut Mulyasa (2007:173) Berdasarkan standar nasional pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Sekolah merupakan kesatuan yang terdiri dari pengajar, pengurus sekolah dan

siswa. Sekolah tidak dapat berjalan jika tidak ada peserta didik, demikian juga

peserta didik tidak dapat belajar tanpa adanya guru, hal ini menjelaskan begitu

pentingnya interaksi sosial antara guru dan murid.

Penjabaran lebih lanjut tentang indikator- indikator standar kompetensi Sosial

guru sebagaimana yang diterapkan oleh Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen diatur melalui peraturan Menteri Pendidikan

Nasional(Permendiknas) No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan

kompetensi guru kemudian dikutip oleh Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:61-65)

terdapat 4 indikator kompetensi sosial yaitu:

1.Guru harus memiliki standar kualitas terdapat tujuh kompetensi sosial agar dapat

berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik disekolah maupun dimasyarakat .

2. Berkomunikasi secara efektif,empatik dan santun.

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd (2011:63-64) menjelaskan pengetahuan

multikulturalisme bagi guru sangatlah penting karena menjadi dasar bagi guru

untuk memupuk kemampuan komunikasinya dengan oranglain yang berasal dari

latar belakang yang berbeda-beda sehingga mutu pembelajaran tercapai dengan

baik.

Komunikasi secara efektif komunikasi yang menarik, membangkitkan minat dan

dapat dipahami orang lain sedangkan komunikasi secara empatik

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

merupakankomunikasi yang memungkinkan komunitor dapat merasakan apa yang

dirasakan oleh penerima pesan,berempati merupakan merasakan apa yang

dirasakan seseorang dan kesesuaian dengan adat istiadat atau komunikasi secara

santun

3.Beradaptasi ditempat tugas diseluruh Wilayah RI

4.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:66) menjelaskan komunikasi

dengan sejawat seprofesi maupun profesi lain,juga dapat dilakukan melalui

penyajian hasil penelitian atau pemikiran dalam forum-forum ilmiah sebagai

upayah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk memiliki kompetensi

yang memadai,bahkan kompetensi ini akan melandasi guru untuk berkomunikasi

dan bergaul dimasyarakat.

2.4.4. Kompetensi Professional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di

sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,serta penguasaan terhadap

struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki

indikator esensial sebagai berikut:

1) Menguasai substansi keilmuan memiliki indikator esensial: memahami materi

ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan

metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan keilmuan

dalam kehidupan sehari-hari.

2) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator

esensial: menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk

memperdalam pengetahuan / materi bidang studi.

Menurut Mulyasa1(2007:35) berdasarkan Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional

pendidikan.

Kompetensi professional menurut Mulyasa (2007:136) secara umum dapat

diidentifikasikan dan disarikan sebagai berikut:

a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan

peserta didik.

c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung

jawabnya.

d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber

belajar yang relevan.

f) Mampu mengoorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

Penjabaran lebih lanjut tentang indikator- indikator standar kompetensi

Profesional guru sebagaimana yang diterapkan oleh Undang-Undang No.14 tahun

2005 tentang guru dan dosen diatur melalui peraturan Menteri Pendidikan

Nasional(Permendiknas) No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan

kompetensi guru kemudian dikutip oleh Dr.Marselus R.Payong,M.Pd.(2011:43-50)

terdapat 12 indikator kompetensi profesional yaitu:

1.Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.Penguasaan terhadap materi menjadi salah satu prasyarat

melaksanakan pembelajaran secara efektif .

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:44) menjelaskan kesalahan

atau ketidakmampuan menguasai konsep-konsep dalam mata pelajaran dapat

berakibat fatal bagi para peserta didik,terlebih apabila konsep-konsep yang salah

diajarkan kepada para peserta didik.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

2.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu.Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi

prasyarat bagi guru untuk mengembangkan kurikulum ditingkat satuan

pendidiknya.Melalui penguasaan tersebut guru dapat menjabarkan,menganalisis

dan mengembangkan indikator-indikator pencapaian disesuaikan dengan situasi

dan kondisi sekolah serta kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang

dilayani.Kemampuan ini dapat dilihat pada bagaimana guru dapat

mengembangkan rencana pembelajarannya (Silabus dan RPP).

3.Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.Dalam

pengembangan materi pembelajaran ,guru dapat menggunakan model-model

pengembangan sebagaimana yang telah dikuasai dalam teori-teori pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2007:139-140) dalam mengembangkan materi,guru

perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:(1)validitas artinya

ketepatan materi terkait dengan konsep keilmuannya (2)keberartian artinya

signifikansi dari materi tersebut terhadap kebutuhan peserta didik (3)Relevan

artinya bahwa materi yang dikembangkan harus sesuai juga dengan kemampuan

siswa untuk menerimanya. (4) Kemenarikkan artinya hendaknya materi juga

dapat mendorong siswa untuk mendalami lebih jauh atau menimbulkan rasa

ingin tahu. (5)Kepuasan artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan

perasaan senang dan puas dalam diri siswa karena kebutuhan atau keinginannya

terpenuhi.

4.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

Menurut Dr.Marselus R.Payong, M.Pd.(2011:48) kegiatan pengembangan

profesional berkelanjutan dilakukan melalui kegiatan pelatihan dalam jabaran

yang dilaksanakan sekolah/dalam wadah kelompok guru (KKG atau MGMP),

penelitian kolaboratif, penelitian tindakkan kelas, mengikuti workshop atau

pelatihan-pelatihan fungsional lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut prinsip utama penguasaan kompetensi ini

adalah agar materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik menjadi

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

bermakna bagi mereka sehingga tidak hanya diketahui tetapi dapat dihayati dan

diamalkan oleh peserta didik.

Menurut David Hustler dkk., yang dikutip Dr.Marselus R.Payong,

M.Pd.(2011:47) menunjukkan bahwa (1)Pengembangan Profesional dilihat dari

sebagai hal yang penting dan bermanfaat bagi sebagian besar guru karena sebagai

alat untuk memperbaharui pengetahuan dan ketrampilan mereka demi siswa yang

dilayani (2)Kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan dapat memberikan

manfaat yang lebih baik,jika dilaksanakan secara terstuktur dan terfokus serta

kaitannya langsung dengan rencana pengembangan sekolah dan disajikan (3)

Pengembangan profesional juga dapat dilihat sebagai faktor yang membatasi

peluang-peluang guru untuk berkembang (4) Dukungan bagi guru dalam kegiatan

pengemabangan profesional berkelanjutan dirasakan penting khususnya dalam hal

dukungan pendanaan dan fasilitas yang dibutuhkan.

Selanjutnya menurut Bolam yang dikuti Sugue kemudian dikutip oleh

Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:48) menjelaskan tujuan akhir dari

pengembangan profesional berkelanjutan adalah disisi untuk meningkatkan

kinerja belajar siswa dan disisi lain untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah

secara menyeluruh.

Berkaitan dengan hal tersebut guru dituntut untuk melakukan melakukan

pengembangan tindakkan refleksi supaya tercapai tujuan meningkatkan mutu.

5.Memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Menurut Dr.Marselus R.Payong,M.Pd. (2011:48) pemanfaatan teknologi

informasi bagi guru diperuntukkan bagi pengembangan diri atau berkomunikasi

dengan kolega atau sejawat.

Berkaitan hal tersebut membuat guru dapat mengembangkan dirinya melalui internet dan

memudahkan untuk bertukar pikiran dengan kolega sehingga pemanfaatan teknologi dan informasi

sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Standar kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 yang dikutip Dr.Marselus

R.Payong,M.Pd. (2011:43-65) tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Tabel 2.1. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA dan SMK/MAK

No. Kompetensi Kompetensi Inti Guru 1. Kompetensi

Pedagogik 1.Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual

2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

3.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

4.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5.Memanfaatkan teknilogi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran. 6.Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7.Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

8.Menyelenggarakan penilaian dan evakuasi proses dan hasil belajar.

9.Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

1.Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.

2.Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3.Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

4.Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

5.Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

3. Kompetensi Sosial

1.Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

2.Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3.Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

1.Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3.Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

4.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5.Memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Dua puluh empat kompetensi inti guru ini merupakan penjabaran dari standar kompetensi

guru. Penjabaran ini juga dipergunakan untuk mengarahkan guru dalam mengartikan standar

kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri.

2.4.Mutu pembelajaran

2.4.1.Konsep Mutu

Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang

menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan oleh

pelanggan Mutu atau kualitas menitikberatkan fokusnya pada kepuasan pelanggan

(konsumen). Barang atau jasa yang dihasilkan diupayakan agar sesuai dengan

keinginan pelanggan.

Engkoswara (2010:304) mengemukakan bahwa mutu bukanlah konsep yang

mudah untuk didefinisikan apalagi untuk mutu jasa yang dapat dipersepsi secara

beragam. Mutu dapat didefinisikan beragam berdasarkan kriterianya sendiri seperti:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

1) Melebihi dari yang dibayangkan dan diingnkan

2) Kesesuaian antara keinginan dan keyataan

3) Sangat cocok dengan pemakaian

4) Selalu ada perbaikan dna penyempurnaan

5) Dari awal tidak ada kesalahan

6) Membahagiaan pelanggan

7) Tidak ada cacat atau rusak

Menurut Edward Deming yang dikutip Engkoswara (2010:306) menjelaskan

meskipun mutu mencakup kesesuaian atribut produk dengan tuntutan konsumen,

namun mutu harus lebih dari itu terdapat empatbelas poin penting yang dapat

membawa/membantu manager mencapai perbaikan dalam kualitas yaitu :

1) Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa

2) Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima

3) Berhenti tergantung pada inspeksi missal

4) Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja

5) Tetap dan continue memperbaiki system produksi dan jasa

6) Melembagakan metode pelatihan kerja modern

7) Melembagakan kepemimpinan

8) Menghilangkan rintangan antar departemen

9) Hilangkan ketakutan

10) Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja

11) Hilangkan managemen berdasarkan sasaran

12) Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman

13) Melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat

14)Menciptakan struktur dalam managemen puncak yang dapat melaksanakan

transformasi.

2.4.2.Konsep Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

aktivitas yang paling utama ,menurut Surya (2003:7) memaparkan bahwa

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Variasi model pembelajaran harus dikuasai oleh guru dan tentu saja disesuaikan

dengan materi pelajarannya. Surya (2003:7-10) memaparkan prinsip-prinsip

pembelajaran sebagai berikut:

1)Pembelajaran sebagai usaha memeperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini

mengandung makna bahwa ciri utama proses pemeblajaran ialah adanya

perubahan perilaku dalam diri individu. Perubahan perilaku tersebut mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

a) Perubahan yang disadari.

b) Perubahan yang bersipat kontinu.

c) Perubahan ynag bersipat fungsional.

d) Perubahan yang bersipat positif.

e) Perubahan yang bersipat aktif.

f) Perubahan yang bersipat permanen.

g) Perubahan yang bersipat terarah.

2)Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secar keseluruhan.

Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil

pemeblajaran adlah meliputi semua aspek perilaku dna bukan hanya satu

atau dua aspek saja. Perubahan ini meliputi aspek-aspek perilaku kogkitif,

konatif, afektif, dan motorik.

3)Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna

bahwa pembelajaran merupakan aktivitas yang berkesinambungan. Di dlam

aktivitas itu ada tahapan-tahapan aktivitas ynag sistematis dan terarah.

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dinamis dna saling

berkaitan. Pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari interaksi dengan

lingungan, jadi selama proses pemeblajaran itu berlangsung , individu akan

senantiasa berada dalm berbagai aktivitas yang tida terlepas drai

lngkungannya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

4) Proses pembelajaran terjadi karena danya sesuatu tujuan yang kan dicapai.

Prinsip ini menandung makna bahwa aktivitas pembelajaran terjadi karena

adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang hendak

dicapai. Pembelajarna kan terjadi apabila individu merasakan adanya

kebutuhan yang mendorong dan ada sesuatu yang peru dicapi untuk

memenuhi kebutuhanya.

5) Pembelajaran merupakan bentu pengalaman. Pengalaman pada dasranya

adalah kehidupa melalu situasi ang nyata. Dengan tujuan tertentu.

Pembelajran merupakn interaksi individidu dengan lingkungannya sehingga

banyak memberikan pengalaman yang nyata. Perubaha perilaku dalam

pembelajaran pada dasarnya merupkan pengalaman.

Proses interaksi antara pendidik dan peserta didik menjadi sangat penting dalam

pembelajaran karena tanpa adanya interaksi edukatif poses pembelajaran tidak akan

efektif. Hal ini karena komunikasi yang dihasilkan hanya satu arah yaitu dari pendidik

kepada peserta didik. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasonal

Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20). Proses

interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti

yang dikemukan oleh Corey dalam Syaiful Sagala (2003:61) dikatakan bahwa

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja

dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.

Selanjutnya Syaiful Sagala (2003:63) menyatakan bahwa pembelajaran

mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama,dalam proses pembelajaran melibatkan

proses berfikir.kedua,dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan

proses Tanya jawab menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berfikir siswa,yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat

membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut,proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan

oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas dan dengan karakteristik yang dimiliki

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

oleh siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-

temannya secara baik dan bijak.

Pembelajaran bukan hanya berati transfer informasi tetapi bagaimana membuat

peserta didik agar bisa belajar secara maksimal. Peran guru tentu saja bukan hanya

sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pembimbing dan pelayan siswa. Pembelajaran

merupakan upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau

mendorong seseorang (siswa) belajar.

Sedangkan menurut Sa’ud (2010:124) mengemukakan bahwa pembelajaran

merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya

proses belajar pada siswa.

Pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang, dikembangkan dan dikelola

secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi untuk menciptakan

suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Dalam hal ini guru

dituntut untuk kreatif dalam menyususn rencana pembelajaran yang akan

diaplikasikannya dlam proses pembelajaran.

2.4.3 Mutu Pembelajaran

Mutu sekolah ditentukan oleh tiga variabel, yakni kultur sekolah, proses belajar

mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-

kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang telah lama

terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik

secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini mempengaruhi perilaku seluruh

komponen sekolah, yaitu guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang

tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong perilaku

warga kearah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan

menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya

hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan

peserta didik dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem

selanjutnya tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

pembelajaran yang berlangsung hingga membuahkan hasil.Mutu pembelajaran

merupakan hal pokok yang harus dibenahi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

dalam hal ini guru menjadi titik fokusnya.

Berkenaan dengan ini Suhadan (2010:67) mengemukakan pembelajaran pada

dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi anatara

pendidik dan peserta didik proses ini merupakan sebuah tindakan professional yang

bertumpu pada kaidah-kaidah ilmiah. Aktivitas ini merupakan kegiatan guru dalam

mengaktifkan proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode

belajar.

Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Pudji Muljono (2006:29)

menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu

(1)Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan karakteristik peserta

didik, serasi dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan

masyarakat, sesuai dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan

sesuai dengan teori, prinsip, dan / atau nilai baru dalam pendidikan.(2)Pembelajaran

yang bermutu juga harus mempunyai daya tarik yang kuat, indikatornya meliputi:

kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu mudah dicapai dan diikuti, isi

pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian rupa, kesempatan yang

tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada setiap saat diperlukan, pesan yang

diberikan pada saat dan peristiwa yang tepat, keterandalan yang tinggi, terutama karena

kinerja lembaga clan lulusannya yang menonjol, keanekaragaman sumber baik yang

dengan sengaja dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih serta

dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, clan suasana yang akrab hangat dan

merangsang pembentukan kepribadian peserta didik.(3)Efektivitas pembelajaran sering

kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan

dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian ini mengandung

ciri: bersistem (sistematik), yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan

melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan,

sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pernbelajar, kejelasan

akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya, bertolak dari

kemampuan atau kekuatan mereka yang bersangkutan (peserta didik, pendidik,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

masyarakat dan pemerintah).(4)Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai

kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang

diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan benar. Ciri yang

terkandung meliputi: merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model mengacu

pada kepentingan, kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian kegiatan belajar

dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar belakang diperhatikan,

pemanfaatan berbagai sumber daya dengan pembagian tugas seimbang, serta

pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar sesuai keperluan, pemanfaatan

sumber belajar bersama, usaha inovatif yang merupakan penghematan, seperti misalnya

pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran terbuka yang tidak mengharuskan

pembangunan gedung dan mengangkat tenaga pendidik yang digaji secara tetap. Inti

dari efisiensi adalah mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal

(sistemik) untuk menyusun alternatif tindakan dan kemudian memilih tindakan yang

paling menguntungkan.(5) Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang

memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Produktivitas

pembelajaran dapat mengandung arti: perubahan proses pembelajaran (dari menghafal

dan mengingat ke menganalisis dan mencipta), penambahan masukan dalam proses

pembelajaran (dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar), peningkatan

intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar, atau gabungan ketiganya dalam

kegiatan belajar-pembelajaran sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik,

keikutsertaan dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan yang

lebih dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah.

Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses

pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu

kemampuan merencanakan pembelajaran, Proses pembelajaran, serta evaluasi

pembelajaran. Mutu pembelajaran adalah ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi

mutu interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka

pencapaian tujuan tertentu. Proses interaksi ini dimungkinkan karena manusia

merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehiduannya. Kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan dalam suasana tertentu dengan dukungan sarana

dan prasarana pembelajaran tertentu tertentu pula oleh karena itu, keberhasilan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

proses pembelajaran sangat tergantung pada: guru, siswa, sarana pembelajaran,

lingkungan kelas, dan budaya kelas. Semua indikator tersebut harus saling

mendukung dalam sebuah system kegiatan pembelajaran yang bermutu.

Dalam proses pembelajaran yang bermutu terlibat berbagai input

pembelajaran seperti: siswa (kognitif,afektif atau psikomotorik), bahan ajar,

metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan

administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan

suasana yang kondusif. Mutu proses pembelajaran ditentukan dengan metode,

input, suasana, dan kemampuan melaksan akan manajemen proses pembelaaran

itu sendiri. Mutu proses pembelajaran akan ditentukan dengan seberapa besar

mempuan memberdayakan sumberdaya yang ada untuk siswa belajar secara

produktif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensinkronkan

berbagai input tersebut atau mensinergik an semua komponen dalam interaksi

(proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas

maupun di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik

dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam

suasana yang mendukung proses pembelajaran.

Mengacu pada PP No. 19 tahun 2005, standar proses pembelajaran yang sedang

dikembangkan, maka lingkup kegiatan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Pembelajaran yang bermutu dihasilkan oleh guru yang bermutu pula. Kecakapan

guru dalam mengelola proses pembelajaran menjadi inti persoalannya. Tahapan-

tahapan dalam proses pembelajaran menurut W.Surakhmad (1986:45-46) sebagai

berikut:

1) Menetapkan tujuan pembelajaran yang kan dicapai.

2) Memilih dan melaksanakan metode yang tepat dan sesuai materi pelajaran

serta memperhitungkan kewajaran metode tersebut dengan metode-metode

yang lain.

3)Memilih dan mempergunakan alat bantu atau media guna membantu

tercapainya tujuan.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

GURU

4)Melakukan penilaian atau evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang efektif yang pada intinya

adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan mutu hasil

pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan tersebut maka yang dimaksud

dengan mutu pembelajaran dalam penelitian ini adalah baik-buruknya hasil yang dicapai

oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Adanya sertifikasi

guru sekolah seharusnya semakin meningkat mutu pembelajaran, Sekolah dianggap

bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik

dikaitkan dengan tujuan pendidikannya.

2.5.Kerangka Pemikiran

Kompetensi guru sesuai dengan standar kompetensi dalam undang-undang Nomor 14

tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial.

Pemerintah memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya agar menjadi guru

yang profesional dengan mengeluarkan kebijakkan sertifikasi guru. Kebijakkan ini

dikeluarkan sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 6

bahwa “guru wajib memiliki kualifikasi akademik,kompetensi,sertifikat pendidik,sehat

jasani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.”

Dalam setiap kegiatan mempunyai urutan langkah-langkah dari awal dan sampai selesai,

Penelitian ini memiliki urutan langkah-langkah penyelesaian.

Guru Sertifikasi

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Kepribadia

n

Kompetensi Sosial

Kompetensi Pedagogik

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Penelitian ini pada mulanya guru harus memiliki empat kompetensi kemudian akan di uji

kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi guru. Sertifikasi itu sendiri merupakan suatu

proses untuk memberikan penghargaan kepada guru dengan menyerahkan sertifikasi sebagai

bukti fisik guru tersebut memenuhi kompetensi,sebagai tenaga ahli dan proses

mensejahterahkan guru .

Guru yang memiliki sertifikasi dimata masyarakat sudah dianggap ahli dan dapat

dipercaya oleh teman, sesama pendidik atau tenaga kependidikan sebagai orang yang

mampu mengemban tanggung jawab yang besar dalam hal pendidikan sehingga memicu

guru untuk memperbaiki kompetensinya dan bertindak sesuai dengan profesi dan memacu

guru untuk memperbaiki kompetensinya dan bertindak sesuai kode etik.

Secara tidak langsung guru sertifikasi kualitas dalam mengajar akan semakin meningkat

dan selanjutnya akan meningkatkan mutu pembelajaran secara keseluruhan dan

berkelanjutan, jika hal ini tercapai maka tujuan dari sertifikasi guru terpenuhi.

2.6.Penelitian Terdahulu

Bachtiar Dwi Kurniawan (Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta). 2011. Judul skripsi Implementasi kebijakan sertifikasi guru dalam rangka

meningkatkan profesionalitas guru di kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan bertujuan

(1) untuk mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi guru dalam jabatan khususnya

jalur portofolio dalam rangka meningkatkan profesionalime guru.(2) Penelitian ini

dimaksud kan untuk melihat dampak dari kebijakan sertifikasi guru terhadap

profesionalitas guru di dalam melakukan proses belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan dari

analisa data yang ada, penelitian ini menemukan beberapa hal, diantaranya adalah: (1)

Bagaimana pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru? (2) dampak kebijakan, sertifikasi

belum ada peningkatan profesionalitas guru secara signifikan. Sikap para guru dalam

menjalankan sertifikasi terlihat hanya mengejar kesejahteraan semata, sementara mutu

pengajaran kurang mendapat perhatian.

Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.SERTIFIKASI 2.1.1 ... - UKSW

Hasil penelitian ini (1) Pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru sertifikasi di Kota

Yogyakarta menunjukkan performa yang sangat baik. Proses pelaksanaan berjalan

dengan lancar dan bisa dikatakan sukses. Sejak 2006 sampai 2009 tingkat partisipasi guru

mengikuti sertifikasisangat tinggi, tingkat kelulusan peserta sertifikasi guru melalui jalur

portofolio SDN di Kota Yogyakarta sejak 2006 sampai dengan 2009 rata-rata mencapai

98,65%. Sebuah capaian angka prosentase yang sangat tinggi sehingga dari segi ouput

kebijakan bisa dikatakan berhasil.(2) Dari segi dampak (impact), kebijakan sertifikasi

guru khususnya guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta, terjadi perubahan

peningkatan performa kinerja profesionalitas guru tetapi belum signifikan. Sertifikasi

belum memberikan dorongan yang berarti terhadap perubahan profesionalisme para guru

dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan sertifikasi yang terjadi pada fase awal ini

adalah baru sebatas pada perubahan kesejahteraan yang dalam hal ini adalah peningkatan

pendapatan para guru lantaran adanya tambahan 1 kali gaji pokok bagi guru yang sudah

tersertifikasi.