bab 2 landasan teori 2.1 karakteristik mahasiswa 2.1.1

27
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1 Defenisi Mahasiswa Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005: 375). Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. 2.1.2 Karakteristik Mahasiswa Kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan karakter sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain (Poerwadarminta, 1976). Sejalan dengan itu, (Hornby, 1985) mengartikan karakter sebagai watak (mental), kekuatan moral (moral strength), kemampuan dan kualitas yang menjadikan pembeda seseorang atau benda dengan yang lainnya (abilities and qualities). Winkel, W.S. (1999:149) menyatakan bahwa karakter ialah keseluruhan hasrat-hasrat manusia yang terarah pada suatu tujuan yang mengandung nilai moralitas, mengacu pada gaya hidup seseorang, tingkah laku yang konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Pada tahap ini seseorang mempunyai sistem nilai yang dapat mengendalikan tingkah lakunya dalam kehidupan hingga dapat membentuk gaya yang luas, berbeda dengan orang lain. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik mahasiswa sangat erat kaitannya dengan sifat dasarnya dan menunjuk pada suatu Universitas Sumatera Utara

Upload: nguyenthu

Post on 31-Dec-2016

257 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Karakteristik Mahasiswa

2.1.1 Defenisi Mahasiswa

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu

ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang

setingkat dengan perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005: 375). Mahasiswa

dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan

keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan

tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang

merupakan prinsip yang saling melengkapi.

2.1.2 Karakteristik Mahasiswa

Kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan karakter sebagai tabiat, watak,

sifat-sifat kejiwaan, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain

(Poerwadarminta, 1976). Sejalan dengan itu, (Hornby, 1985) mengartikan

karakter sebagai watak (mental), kekuatan moral (moral strength), kemampuan

dan kualitas yang menjadikan pembeda seseorang atau benda dengan yang lainnya

(abilities and qualities).

Winkel, W.S. (1999:149) menyatakan bahwa karakter ialah keseluruhan

hasrat-hasrat manusia yang terarah pada suatu tujuan yang mengandung nilai

moralitas, mengacu pada gaya hidup seseorang, tingkah laku yang konsisten dan

lebih mudah diperkirakan. Pada tahap ini seseorang mempunyai sistem nilai yang

dapat mengendalikan tingkah lakunya dalam kehidupan hingga dapat membentuk

gaya yang luas, berbeda dengan orang lain.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik

mahasiswa sangat erat kaitannya dengan sifat dasarnya dan menunjuk pada suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

12

aspek dalam kepribadian yaitu keseluruhan sifat-sifat individual seseorang yang

dapat memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran.

Ditinjau dari sifat dasar ada lima karakteristik mahasiswa dalam proses

pembelajaran yaitu, intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi (Syah, 1996).

Namun untuk mencapai sukses, mahasiswa dituntut untuk bertekad dan berusaha

agar menjadi mahasiswa yang unggul, penuh semangat dan penuh gairah

mengikuti studi. Mengikuti studi secara sungguh-sungguh dengan penuh perhatian

untuk membina pengetahuan ilmiah seluas-luasnya.

2.2 Indeks Prestasi

2.2.1 Pengertian Indeks Prestasi

Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir

yang menggambarkan nilai proses belajar mengajar setiap semester atau dapat

diartikan juga sebagai besaran atau angka yang menyatakan prestasi keberhasilan

dalam proses belajar mengajar mahasiswa pada suatu semester. Indeks Prestasi

dibedakan menjadi Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK).

1. IP semester adalah indeks prestasi yang perhitungannya berdasarkan mata

kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu.

2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi mahasiswa yang

perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh.

Tabel 2.1 Predikat Indeks Prestasi Kumulatif

IPK Predikat

4,00 Summa Cumlaude

3,51-3,99 Cumlaude

2,76-3,50 Sangat Memuaskan

2,00-2,75 Memuaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

13

2.2.2 Prestasi Akademik

Prestasi pada hakikatnya merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang

dikerjakan. Definisi prestasi belajar dinyatakan sebagai penilaian hasil usaha

kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

(dalam hal ini adalah mahasiswa) dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro,

2001: 43). Dengan mengetahui prestasi belajar anak, maka dapat diketahui tingkat

penguasaan anak selama belajar dengan kata lain kita mampu mengetahui hasil

belajar anak. Oleh sebab itu, prestasi belajar dapat diartikan sama dengan hasil

belajar (Sutratinah Tirtonegoro, 2001: 44).

2.2.3 Indeks Prestasi Sebagai Indikator Prestasi Akademik

Prestasi belajar mahasiswa perlu diukur atau dinilai untuk mengetahui tingkat

keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Proses pengukuran atau penilaian prestasi

belajar ini bisa juga disebut dengan evaluasi hasil belajar. Penilaian prestasi

belajar, selain menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa juga bertujuan untuk

memberikan informasi kepada dosen dalam memberikan langkah-langkah

instruksional yang konstruktif guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa

kedepan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menilai prestasi belajar

mahasiswa sebagai berikut (Sardiman A.M. , 2009: 174-175):

1. Mengumpulkan data hasil belajar melalui:

- Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung.

- Pada akhir masa study /ujian akhir.

2. Menganalisis data hasil belajar lalu dosen pengajar dapat menentukan :

- Mahasiswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.

- Keberhasilan atau tidaknya mahasiswa dalam belajar.

3. Menggunakan data hasil belajar dalam hal ini menyangkut:

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

14

- Lahirnya feed back untuk masing-masing mahasiswa dan ini perlu

diketahui oleh dosen.

- Adanya feed back itu maka dosen akan menganalisis dengan tepat

follow- up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.

Prestasi belajar mahasiswa pada umumnya ditunjukkan dengan angka

yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meskipun terdapat berbagai

acuan lain untuk menjadi tolak ukur prestasi, mahasiswa tidak dapat

menghindarkan penilaian sekilas oleh lingkungan sekitarnya saat mengetahui

besarnya IPK yang diperoleh. Untuk mengetahui IPK dapat dilakukan

melaluievaluasi dengan menggunakan teknik tes dan teknik non-tes.

2.3 Ujian Nasional

2.3.1 Pengertian Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah di

Indonesia. Selain itu sebagai sarana untuk memetakan mutu berbagai tingkatan

pendidikan satu daerah dengan daerah lain (Syawal Gultom, 2013). Disisi lain,

defenisi Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang

bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata

pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi (Hari Setiadi).

Secara umum, banyak pihak yang mengartikan Ujian Nasional sebagai upaya

pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan

menetapkan standarisasi nasional pendidikan (H. A. R. Tilaar, 2006).

Hasil dari Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Negara adalah upaya

pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan

nasional. Berdasarkan pendapat tersebut tentang Ujian Nasional maka dapat

disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi atau penilaian standar

pendidikan dasar dan menengah secara nasional dengan menetapkan standarisasi

nasional pendidikan yang bertujuan sebagai pemetaan masalah pendidikan dalam

rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

15

Penyelenggara Ujian Nasional adalah Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) dalam rangka membantu tugas Menteri dan bekerjasama dengan

Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri,

Kepolisian Republik Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Daerah.

2.3.2 Ujian Nasional Tahun 2013

Untuk pertama kalinya Ujian Nasional diadakan tahun 2005 dalam satu kelas

semua siswa mendapatkan soal yang sama (1 paket). Selanjutnya, pada tahun

2008 dalam satu kelas siswa mendapatkan 2 paket dan pada tahun 2010 menjadi 5

paket. Sejak tahun 2013, setiap anak dalam satu kelas mendapat paket yang

berbeda. Artinya, dalam satu kelas terdapat 20 paket berbeda,(Ali Mukson, 2013).

Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari

semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap

mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol). Rumusan nilai akhir tersebut

diperoleh dari gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara

nasional dan nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah

dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai Ujian

Nasional.

Adapun ketentuan nilai sekolah antara lain pada tingkat SMA atau MA,

nilai sekolah diperoleh dari penggabungan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan

nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5, dengan pembobotan 60% untuk Ujian

Akhir Sekolah (UAS) dan 40% untuk nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5.

Keistimewaan Ujian Nasional tahun 2013 adalah hasil Ujian Nasional

dapat dijadikan paspor masuk perguruan tinggi negeri (PTN) setelah digabung

dengan nilai rapor semester 1-5 SMA/SMK/MA/MAK. Pola penerimaan

mahasiswa tanpa tes seperti ini, hanya menggunakan nilai Ujian Nasional, nilai

rapor dan nilai akademik disebut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN). Dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya, keberadaan

Ujian Nasional tahun 2013 mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

16

Diawali hanya sebatas ujian tertulis biasa bagi peserta didik, kemudian

Ujian Nasional menjadi salah satu penentu bagi peserta didik untuk masuk PTN

(Perguruan Tinggi Negri). Pada mekanisme Ujian Nasional sebelumnya, para

peserta didik harus menjalani Ujian Nasional di tingkat akhir untuk dapat lulus

dari SMA/SMK, dan sekolah sederajat lainnya. Kemudian, para peserta didik

mendaftar SNMPTN secara komputerisasi, dan menjalani tes ujian saringan

masuk lagi. Pasca integrasi, peserta didik akan melalui mekanisme pendaftaran

bertahap dan tentu saja terintegratif. PTN tidak perlu menjalankan proses

pendaftaran secara berulang-ulang sehingga efisiensi prosedur penerimaan dapat

diperoleh, (Mendikbud, 2013).

2.4 Status & Asal Daerah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

2.4.1 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

Secara umum, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 1990,

pendidikan menengah di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis yaitu,

pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendididkan

menengah keagamaan dan pendidikan menengah kedinasan. Pada Undang –

Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat, yang tentu memiliki desain pendidikan yang

berbeda.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 3, yang

dimaksud pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan

peningkatan keterampilan siswa, dalam hal ini yang termasuk pendidikan

menengah umum adalah SMA, sedangkan pendidikan menengah kejuruan adalah

pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

17

dalam hal ini SMK dan MAK, serta pendidikan menengah keagamaan adalah

pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penguasaan

pengetahuan khusus siswa tentang ajaran agama yang bersangkutan, dalam hal ini

MA merupakan jenis pendidikan

keagamaan yang mengutamakan penguasaan pengetahuan agama Islam yang

kemudian ketentuan pelaksanaannya diatur oleh Kementrian Agama.

Belajar dapat dilakukan di lembaga pendidikan formal maupun lembaga

pendidikan non formal. Pemisahan jenjang pendidikan ada dalam Undang -

undang tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undang-

undang ini merupakan pembaruan dari undang - undang sebelumnya, yakni

undang –undang No.2 tahun 1989. Sedikitnya ada tiga komponen dalam

pendidikan nasional kita meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jalur

pendidikan merupakan wahana yang dilalui peserta didik, dikenal ada jalur formal

(sekolah) dan jalur informal (luar sekolah). Sedangkan jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan

formal terbagi atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Terakhir, jenis

pendidikan merujuk pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,

keagamaan, dan khusus (Purnama,2010).

Menurut Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah Berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

sederajat.

Bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, Sekolah

Menengah Atas (SMA) adalah sekolah yang dapat menjadi masa persiapan yang

baik. Hal ini disebabkan program penjurusan biasanya dimulai di bangku Sekolah

Menengah Atas (Purnama, 2010). Jika dilihat dari struktur kurikulumnya,

kurikulum Sekolah Menengah Atas mencakup dua jenis yaitu struktur kurikulum

program studi dan struktur kurikulum program pilihan. Struktur kurikulum

program studi terdiri dari Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa. Sedangkan

struktur kurikulum program pilihan adalah dimaksudkan untuk memberikan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

18

kebebasan kepada peserta didik dalam memilih sejumlah mata pelajaran yang

sesuai potensi, bakat, dan minat peserta didik (Sanjaya,2005).

Keunggulan Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya adalah dalam

penguasaan konsep, cara berpikir, performance sebagai bekal ke pendidikan

berikutnya. Sekolah Menengah Atas (SMA) memang disiapkan untuk meneruskan

ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu bangku perkuliahan (Siswoyo, 2010).

2.4.2 Status SLTA

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang

pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi (anonim, 2014). Sekolah sendiri dirancang untuk pengajaran

bagi siswa dibawah pengawasan guru. Pendidikan seyogyanya difokuskan kepada

pemenuhan kebutuhan para siswa.

Indonesia memiliki banyak bentuk pendidikan diantaranya sekolah negeri

dan sekolah swasta. Setiap sekolah mempunyai wewenang untuk menyampaikan

mutu ataupun kualitas kepada siswanya karena mutu sekolah ini lah yang akan

membedakan output dari masing-masing sekolah. Keberhasilan siswa dalam

pembelajaran juga tak lepas dari fasilitas yang ditawarkan pada masing-masing

sekolah.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi,

intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.

Dalam pembelajaran akan terjadi proses perkembangan diberbagai aspek antara

lain moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi

dan pengalaman belajar. Dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh

mempengaruhi yang terjadi bukan hanya antara siswa dan guru saja tetapi juga

antara siswa dengan orang tua, masyarakat, dan juga interaksi dengan berbagai

media (Ibrahim dan syaudih, 2003). Pembelajaran ini menekankan pada siswa

dimana siswa inilah yang menjadi subyek sehingga proses dari perkembangan

pembelajaran dapat dirasakan secara langsung oleh siswa yang bersangkutan.

Selain proses belajar mengajar yang ada disekolah, masih ada beberapa hal

yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu status dari sekolah yang terdiri dari

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

19

sekolah negeri dan sekolah swasta. Kebanyakan dari masyarakat memilih sekolah

yang menyandang predikat sekolah negeri, dimana sekolah negeri kebanyakan

mempunyai kualitas yang lebih unggul dibanding dengan sekolah swasta, Selain

itu juga sekolah negeri biayanya lebih murah (Solopos, 2013). Kondisi sekolah

swasta cukup memprihatinkan, dengan kualitas sekolah yang belum bisa bersaing

dengan sekolah negeri terutama dalam hal kualitas dan fasilitas pendidikan yang

ditawarkan. Dilihat dari siswa yang masuk ke sekolah swasta adalah siswa yang

mempunyai nilai yang rendah, sehingga inilah yang mempengaruhi keberhasilan

siswa dalam belajar (Muslimin, 2012). Dengan alasan tersebut bagaimana

sekolah-sekolah swasta bisa berkembang dan bersaing dengan sekolah negeri.

Berbeda dengan sekolah negeri, setiap tahunnya yang mendaftar selalu bertambah.

Setiap tahunnya sekolah-sekolah negeri ini berlomba membangun ruang kelas

baru dan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan yang lainnya. Sehingga inilah

yang menjadi daya tarik sekolah negeri dengan peminat yang tidak sedikit.

2.4.3 Asal Daerah SLTA

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang

ada di Indonesia, tepatnya berada di kota Medan, propinsi Sumatera Utara. Seperti

layaknya sebuah universitas di Indonesia, USU menerima mahasiswa baru setiap

tahunnya. Mahasiswa yang melanjutkan studinya di USU adalah mahasiswa yang

berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pada umumnya mahasiswa USU

berasal dari daerah Propinsi Sumatera Utara. Diantara mahasiswa yang berasal

dari dalam provinsi Sumatera Utara adapula yang merupakan lulusan SLTA di

kota Medan dan diluar kota Medan seperti Pematang Siantar,Tebing,

Binjai,Kabanjahe, dan sekitarnya. Mahasiswa USU yang lainnya berasal dari luar

provinsi Sumatera Utara dan lulusan SLTA dari kota asalnya. Keberagamaan

mahasiswa USU, khususnya pada departemen Matematika, menarik untuk diteliti

mengenai pengaruhnya terhadap pencapaian (kinerja) di jenjang Perguruan

Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

20

2.5 Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa

2.5.1 Jenis Jalur Seleksi Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah Menengah

Atas. Untuk melanjutkan ke jenjang tersebut, pihak universitas menyediakan jalur

yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan minat dan bakat dan tes – tes yang lain

berdasarkan kebijakan setiap Perguruan Tinggi.

Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa

untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh

Indonesia. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau

yang dikenal dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan

pada pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranya melalui nilai

rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama

belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima

melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total

keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).

Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama

masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama

SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi

masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut

didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan

dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan

oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk

pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara

langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat

soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes

tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan

keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima

melalui jalur tersebut yaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara

presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri (Direktorat

Pendidikan Tinggi, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

21

Adapun pemaparan empat alasan utama mengapa perguruan tinggi

menyelenggarakan seleksi dalam penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu

(Amirulloh, 2013):

1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin

bangsa di masa yang akan datang, karen bahwa cara calon mahasiswa yang

akan belajar di perguruan tinggi memiliki kualitas yang baik.

2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang

langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia,

sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut

diberikan kepada calon yang paling potensial dan paling berhak

mendapatkannya.

3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa

yang bertalenta tinggi.

4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal,

sehingga harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh para calon

mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di

masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah

sistem ideal dan berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di

perguruan tinggi, sehingga mereka yang memperoleh kesempatan belajar di

perguruan tinggi merupakan orang-orang potensial yang memang berhak

mendapatkannya. Dalam (Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya

yaitu dengan mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi,

Efektivitas ekonomi, Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.

2.5.2 Jalur Seleksi di Universitas Sumatera Utara (USU)

Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara langsung

membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau perangkat

tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara setiap tahunnya

membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk. Jalur

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

22

masuk yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara terdiri dari tiga jalur

yaitu:

1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN

Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil

penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio

akademik.

2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012,

merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil tes tertulis/ujian

keterampilan. Seleksi ini dapat diikuti oleh semua lulusan

SMA/MA/SMK/MAK.

3. Seleksi Mandiri USU / UMB PT

Seleksi Mandiri USU merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang

diselenggarakan secara mandiri oleh USU di kampus USU. Seleksi ini

didasarkan pada tes tertulis dan ujian keterampilan khusus bagi yang memilih

program studi tertentu (misalnya seni). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 2.1. Bagan Jalur Masuk Universitas Sumatera Utara

2.6 Status Tinggal

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

23

Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat

tinggal. Domisili (tempat tinggal) atau tempat kediaman adalah tempat di mana

seseorang dianggap hadir mengenal hal dan melakukan hak - haknya dan

memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ (Sri

Soedewi Masjchoen Sofwan, 2006).

2.6.1 Tempat Tinggal Kos

Kos-kosan bisa juga disebut rumah penginapan, artinya adalah rumah yang

digunakan orang umtuk menginap selama 1 hari atau lebih, dan kadang-kadang

untuk periode waktu yang lebih lama misalnya, minggu, bulan atau tahunan

(Kamus Wikipedia, 2006). Dahulunya, para penginapnya menggunakan sarana

kamar mandi atau cuci, pantry dan ruang makan secara bersama-sama. Namun

tahun-tahun belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang

mempunyai ruang cuci dan fasilitas kamar mandi atau pantry sendiri dan dihuni

dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan.

Selain itu, menurut Dinas Perumahan Propinsi DKI Jakarta pengertian

tentang Rumah Kost adalah perumahan pemondokan / rumah yang

penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh

pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu)

bulan dengan memungut uang pemondoka.

Kos-kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat

sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang

berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kos-kosan

ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan

menginginkan berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Olehkarena itu, fungsi dari

kos-kosan dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada

umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya.

2. Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang

bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar

berdekatan dengan lokasi kerja.

3. Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

24

berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab.

4. Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain

dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.

2.6.2 Tinggal Bersama Orangtua

Perhatian orang tua, terutama dalam bidang pendidikan anak sangat diperlukan,

dan difokuskan lagi terhadap kegiatan belajar anak yang dilakukan sehari-hari.

Bentuk dari perhatian orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak

dapat berupa bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak,

pemberian penghargaan dan hukuman pemenuhan kebutuhan belajar,

menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram, memperhatikan kesehatan

anak (Slameto, 2003 dan M. dalyono, 2009). Makna dari perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas yang ditunjukkan pada suatu

objek atau sekumpulan objek (Walgito,2004). Berdasarkan pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa anak yang tinggal bersama orang tua akan lebih

mendapatkan pengawasan. Fenomena yang terjadi karena pengawasan yang

berasal dari komitmen orang tua memungkinkan pendidikan anak akan

berlangsung dengan kurang lancar. Pengawasan orang tua tersebut berarti

mengontrol semua kegiatan aktivitas yang akan dilakukan oleh anak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Disisi lain, pengawasan orang tua terhadap

anaknya dalam masalah belajar memudahkan orang tua agar dapat memenuhi

kebutuhan anaknya sehingga dapat meraih keberhasilan belajar yang maksimal.

2.6.3 Tinggal Bersama Keluarga / Family

Status tinggal mahasiswa dengan keluarga adalah salah satu pilihan yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya selama masa studi. Pada umumnya,

mahasiswa yang berasal jauh dari letak kampus memutuskan tinggal dengan

keluarga, baik dikarenakan arahan orangtua,kondisi ekonomi dan pertimbangan

lainnya. Keberadaan keluarga (diluar orangtua) juga dapat memberi perhatian

terhadap pencapaian hasil prestasi mahasiswa tersebut. Amanat yang diberikan

kepada keluarga (wali orangtua) menjadi beban bagi pihak keluarga untuk

mengawasi kegiatan perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

25

2.7 Jenis Kelamin (Gender)

Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas. Gender adalah

segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga

peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelaki-

lakian atau kewanitaan di budaya tertentu (Baron & Byrne,1979 dalam Hoang,

2008). Laki-laki lebih diharapkan lebih kuat, dominan, asertif, sementara

perempuan seharusnya mem punyai sifat merawat, sensitif, dan ekspresif (Wood,

1997 dalam Hoang, 2008). Beberapa ilmuwan behavioral berargumen bahwa

perempuan dan laki - laki dan sebenarnya membandingkan dua dimensi

kepribadian yang berdiri sendiri (Hoang, 2008). Laki-laki secara langsung

maupun tak langsung memuat self-assertion yang lebih besar dan juga agresivitas

mereka lebih mengekspresikan kepayahan dan ketidaktakutan, lebih kasar dalam

perbuatan, bahasa dan perasaan. Perempuan mengekspresikan diri sendiri lebih

mudah terharu dan simpatik, lebih malu-malu, lebih pemilih dan sensitive.

Selama ini mungkin ada beberapa anggapan yang membenarkan hal

tersebut, yaitu bahwa jenis gender dan tingkat kecerdasan memliki satu hubungan

yang erat. Ada beberapa pendapat yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki

tingkat kecerdasan lebih besar daripada perempuan, hal ini didukung juga oleh

sebuah survey yang dilakukan, dimana dari 10 orang yang memiliki gelar Doktor

hanya seorang yang berjenis kelamin wanita. Hal ini menunjukkan hubungan

yang erat antara tinggi rendahnya tingkat kecerdasan dengan gender.

Pada dasarnya gender itu tidak berpengaruh pada tingkat kecerdasan yang

dimiliki oleh seseorang, tetapi memang terjadi perbedaan antara wanita dan pria

dalam menstimulasi otak yang dimiliki baik itu otak bagian kiri maupun otak

bagian kanan. Pria biasanya lebih menstimulasi bagian otak kiri, dimana seperti

kita ketahui bagian otak kiri ini lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan

matematika, sains, logika. Sedangkan wanita biasanya lebih banyak menstimulasi

bagian otak sebelah kanan, yang lebih berfungsi pada hal-hal yang besifat

emosional, kemampuan berbicara, artistic, perasaan (Dr. Irawan M, konsultan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

26

Saraf Anak). Perbedaan stimulasi pada otak ini dapat disebabkan karena kodrat

yang berbeda dari pria dan wanita sehingga terdapat perbedaan perlakuan antara

pria dan wanita.

2.8 Uji Kelayakan Data

2.8.1 Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi normal merupakan sebaran

datanya berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola

seperti distribusi normal yaitu tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji Kolmogorv-Smirnov

dengan melihat data residualnya. Uji kolmogorv-smirnov diperpleh dengan

menggunakan software SPSS 20.

2.8.2 Homogenitas

Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians data bersifat

homogen atau heterogen berdasarkan faktor tertentu. Sama seperti pada

kenormalan, bahwa asumsi homogenitas juga diperlukan pada beberapa analisis

statistik parametrik. Uji homogen data univariate dapat dilakukan melalui uji

Bartlet dan Lavene. Secara visual, dapat dilakukan dengan membuat box-plot.

Seperti pada Gambar 2.2, box-plot (a) lebih homogen dibandingkan box-plot (b).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

27

Gambar 2.2 Perbandingan Homogenitas melalui Box-Plot

Uji Bartlett

Uji Bartlett merupakan metode pengujian homogenitas varian. Pada pengujian ini

terdapat syarat data harus berdistrbusi normal. Pengujiannya adalah sebagai

berikut :

H0 : 𝜎12 = 𝜎2

2 = ⋯ = 𝜎𝑘2 (data homogeny)

H1 : paling sedikit ada satu 𝜎𝑖2 yang tidak sama

Statistik uji :

2

/11212

2

121 ...

21

p

kNn

k

nn

s

sss

b

ki

Dengan :

kN

sn

s

k

i

ii

p

1

2

2

1

Kesimpulan : H0 ditolak jika );( nkbb (Walpole, 1995).

211719N =

Region or economic group

Latn AmericaMiddle EastAfrica

Average fem

ale

life e

xpecta

ncy

90

80

70

60

50

40

H aiti

211719N =

Region or economic group

Latn AmericaMiddle EastAfrica

Gro

ss d

om

estic p

roduct / capita

16000

14000

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0

-2000

Ba rba dos

So maliaBo ts w anaSo uth Africa

Gab on

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

28

Uji Levene

Uji Levene juga merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir

sama dengan uji Bartlet. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa

data yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus

kontinu dngan pengujian hipotesis sebagai berikut, yaitu (Walpole, 1995) :

H0 : 𝜎12 = 𝜎2

2 = ⋯ = 𝜎𝑘2 (data homogen)

H1 : paling sedikit ada satu 𝜎𝑖2 yang tidak sama

Statistik uji :

k

i

n

j

iij

k

i

i

i

ZZk

ZiZNkN

W

1 1

2

1

2

.

.)()1(

)...()(

Zi = median data pada kelompok ke-i

Z.. = median untuk keseluruhan data

Kesimpulan : Ho ditolak jika ),1,( kNkFW .

2.9 Analisis Crosstab

Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik

deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang

menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua

variabel atau lebih. Terdapat banyak kategori statistik yang tersedia di dalam

CROSSTABS prosedur. Beberapa statistik CROSSTABS digunakan untuk data

skala nominal, tetapi beberapa di antaranya juga skala interval. Dalam rangka

menggunakan hasil dari CROSSTABS, harus diketahui jenis data sehingga dapat

disesuaikan dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali tingkatan

pengukuran untuk skala yang sedang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

29

2.10 UJI BEDA RATA – RATA DAN UJI ANOVA

Terdapat tiga jenis analisis data : univariat, bivariat dan multivariat. Bivariat

berarti dua variabel. Dalam penelitian keberadaan dua variabel tersebut

menempati posisi sebuah variabel sebagai variabel independen (mempengaruhi)

dan variabel lainnya sebagai dependen variabel (variabel terpengaruh). Dalam

analisis dua sisi (2 side) tidak dapat ditentukan mana variabel independen dan

mana variabel dependen. Peneliti sendiri yang menterjemahkan variabel tersebut.

Untuk dianalisis menggunakan bantuan sotware untuk membuktikan kesamaan

hasil mesti kedua posisi variabel dipertukarkan.

Berdasarkan bentuk data (kategorik/numerik), maka ada 4 kemungkinan

pasangan variabel yang akan diuji dalam analisis bivariate, yaitu :

1. Kategorik - kategorik

2. Kategorik - numerik

3. Numerik - kategorik, dan

4. Numerik – numerik.

Oleh karena arah pengujian dalam analisis dua sisi tidak dapat ditentukan,

maka jenis ketentuan jenis uji adalah sama. Untuk uji kategorik-kategorik disebut

uji beda proporsi, untuk uji data kategorik – numerik dan sebaliknya disebut uji

beda rata-rata, dan uji data numerik – numerik menggunakan korelasi bivariat.

Uji beda rata-rata terbagi dua jenis, yaitu jika 2 rata-rata uji t-test dan apabila lebih

dari 2 rata uji Anova.

Analisis komparatif atau analisis komparasi atau uji beda adalah bentuk

analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data

(variabel) atau lebih. Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering disebut uji

signifikansi. Terdapat dua jenis komparatif, yaitu komparatif antara dua sampel

dan komparatif k sampel (komparatif antara lebih dari dua sampel). Kemudian

setiap model komparatif sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampel yang

berkolerasi (terkait) dan sampel yang tidak berkolerasi atau independen

(Misbahuddin, 2013).

Sampel dikatakan berkolerasi (terkait) apabila sampel-sampel tersebut satu

sama lain tidak terpisah secara tegas (nonmutually exclusive), artinya anggota

sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel-sampel

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

30

dikatakan independen (saling lepas) apabila sampel-sampel tersebut satu sama

lain terpisah secara tegas, artinya anggota sampel yang satu tidak menjadi anggota

sampel lainnya (Hasan, 2010).

Dalam kasus satu sampel, uji parametrik yang digunakan adalah t-test

untuk membedakan antara rata-rata nilai sampel pengamatan (observed) dengan

nilai rata-rata yang diharapkan (populasi). Uji t mengasumsikan bahwa populasi

teristribusi normal atau skore sampel berasal dari populasi yang terdistribusi

normal. Interpretasi dari uji t mengasumsikan bahwa variabel diukur paling tidak

dengan skala interval (Ghozali, 2006).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait.

Hipotesis nol (𝐻0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (𝑏𝑖) sama

dengan nol, dituliskan secara matematis :

𝐻0 ∶ 𝑏𝑖 = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (𝐻1), parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, ditulis secara matematis:

𝐻1 ∶ 𝑏𝑖 ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statitik t. Statistik t

dihitung dari formula sebagai berikut:

𝑡 = 𝑏𝑖

𝑆

Dengan 𝑆 merupakan deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians

(𝑆2) diperoleh dari SSE (Sum of Squares for Treatment) dibagi dengan jumlah

derajat kebebasan (degree of freedom), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

31

𝑆2 = 𝑆𝑆𝐸

𝑛 − 𝑘

Keterangan :

n : jumlah observsi

k : jumlah parameter dalam model

Analisis perbandingan satu variabel bebas dikenal dengan Uji t atau t test.

Tujuan Uji t adalah untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan

(Riduwan dan Sunarto, 2011).

2.10.1 Uji Beda 2-Rata-rata (t-test)

Uji beda rata-rata dikenal juga dengan nama uji-t (t-test ). Konsep dari uji beda

rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan

tertentu (confidenceinterval) dari dua populasi. Prinsip pengujian dua rata-rata

adalah melihat perbedaan variasikedua kelompok data. Oleh karena itu dalam

pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji

sama atau tidak. Varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar

error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.Dalam menggunakan

uji-t ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat/asumsi utama yang harus

dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah data harus berdistribusi normal.Jika

data tidak berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih

dahulu untuk menormalkan distribusinya. Jika transformasi yang dilakukan tidak

mampu. menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk

dipakai, sehingga disarankan untuk melakukan uji non-parametrik seperti

Wilcoxon (data berpasangan) atauMann-Whitney U (datindependen).

Berdasarkan karakteristik datanya maka uji beda dua rata-rata dibagi

dalam dua kelompok, yaitu uji beda rata-rata independen dan uji beda rata-rata

berpasangan.

1. Aplikasi Uji-t Dependen pada Data Berpasangan

Uji-t untuk data berpasangan berarti setiap subjek diukur dua kali. Misalnya

sebelum dan sesudah dilakukannya suatu intervensi atau pengukuran yang

dilakukan terhadap pasangan orang kembar.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

32

2. Aplikasi Uji-t pada Data Independen

Uji-t untuk data independen dilakukan terhadap dua kelompok data yang tidak

saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. Formulasi hipotesis

a. Ho : µ = µo

H1 : µ > µo

b. Ho : µ = µo

H1 : µ < µo

c. Ho : µ = µo

H1 : µ ≠ µo

2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα)

3. Kriteria Pengujian

a. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2

Ho di terima jika Zo ≤ Zα

Ho di tolak jika Zo > Zα

b. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2

Ho di terima jika Zo ≥ - Zα

Ho di tolak jika Zo < - Zα

c. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2

Ho di terima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2

Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2

4. Uji Statistik :

a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

33

b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :

5. Kesimpulan

Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan

kriteria pengujiannya).

a) Jika H0 diterima maka H1 di tolak

b) Jika H0 di tolak maka H1 di terima

2.10.2 Uji Analisis Variansi (ANOVA)

Analisis varians ( ANOVA ) merupakan salah satu teknik analisis multivariat

yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan

cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori

statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka untuk dapat

menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi

meliputi normalitas, heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali, 2009).

Secara ringkas asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova adalah:

1. Sampel berasal dari kelompok yang independen

2. Varian antar kelompok harus homogen

3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

34

Asumsi pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang

dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen,

yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain.

Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data

telah dimasukkan ke komputer, jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan

transformasi terhadap data.

Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari

berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan

pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu

menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok –

kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak

digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen.

Uji Anova pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data

menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok (within) dan variasi

antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai

perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada

perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang

dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih

besar dari variasi didalam kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek

yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan

adanya perbedaan.

Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Univariate

dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Analisis Variansi Univariate Satu Jalan

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan

satu variabel bebas

2. Analisis Variansi Univariate Dua Jalan

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan

dua variabel bebas

3. Analisis Variansi Univariate Tiga Jalan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

35

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan

tiga variabel bebas

Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Multivariate

juga dibagi menjadi 3 bagian , yaitu :

1. Analisis Variansi Multivariate Satu Jalan

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable

terikat dan satu variabel bebas

2. Analisis Variansi Multivariate Dua Jalan

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable

terikat dan dua variabel bebas

3. Analisis Variansi Multivariate Tiga Jalan

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable

terikat dan tiga variabel bebas

2.11 Analisis Korelasi

Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata

hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan

garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis

lurus ini dinamakan koefisien korelasi. Kegunaan analisis korelasi sederhana

untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas X (independent) dengan

variabel terikat Y (dependent).

2.11.1 Analisis Korelasi Sederhana

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (𝑟) adalah suatu ukuran arah dan

kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (𝑋) dan variabel terikat

(𝑌), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga −1 ≤ 𝑟 ≤ +1 . Teknik

hitung koefsien korelasi sederhana disebut juga koefesien korelasi Pearson

dengan formula sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

36

𝑟 = 𝑛 𝑥𝑦 − ( 𝑥)( 𝑦)

𝑥𝑦 𝑛 𝑥2 − 𝑥 2 𝑛 𝑦2 − 𝑦

2

Dalam hal ini :

𝑟x𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

𝑥 = deviasi dari mean untuk nilai variabel X

𝑦 = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y

𝑥𝑦 = jumlah perkalian antara nilai X dan Y

x2 = Kuadrat dari nilai 𝑥

𝑦2 = Kuadrat dari nilai y

Apabila 𝑟 = −1 ini berarti korelasinya negatif sempurna (menyatakan

arah hubungan antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), 𝑟 = 0 artinya

tidak ada korelasi, 𝑟 = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang

posotif. Sedangkan arti harga 𝑟 akan dikonsultasikan dengan tabel sebagai

berikut :

Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai 𝑟

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Kuat

0,600 - 0,799 Kuat

0,400 - 0,599 Cukup Kuat

0,200 - 0,399 Rendah

0,000 - 0,199 Sangat Rendah

Pengujian signifikansi berfungsi apabila penelitian ingin mencari makna

dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi tersebut diuji

signifikansi sebagai berikut :

Hipotesis :

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Mahasiswa 2.1.1

37

𝐻0 = Variable X berhubungan secara signifikan dengan variable Y

𝐻1 = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variable Y

Dasar Pengambilan Keputusan :

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 ≤ ),sigmaka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 ≥ ),sigmak/a 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, artinya signifikan.

Universitas Sumatera Utara