bab ii landasan teori - library & knowledge...

23
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Knowledge dalam lingkungan perusahaan maupun organisasi masih sangat minim karena tidak adanya kesadaran.Apabila adanya kesadaran untuk menerapkan penyebaran pengetahuan ke dalam strategi bisnis diperlukan, karena terbukti perusahaan maupun organisasi yang menjadikan knowledge sebagai aset utamanya senantiasa mampu mendorong perusahaan lebih inovatif yang bermuara kepada pemilikan daya saing perusahaan terhadap para pesaingnya. Menurut Bergeron (2003), yang dimaksud knowledge adalah informasi yang telah diorganisasi, disintesiskan untuk meningkatkan pengertian, kesadaran, atau pemahaman. Lain halnya menurut Turban (2005), pengetahuan adalah sebuah kumpulan informasi yang kontekstual, relevan dan dapat dipakai sebagai dasar dalam melakukan suatu aksi.Secara garis besar, knowledge dibagi menjadi dua jenis, yaitu Tacit knowledge (pengetahuan implisit) dan Explicit Knowledge (pengetahuan eksplisit). Menurut Laudon (2008), pengetahuan itu sendiri ada dua jenis yaitu: 1. Tacit Knowledge Suatu pengetahuan yang terekam dalam pikiran manusia dan belum terdokumentasi. 2. Explicit Knowledge Suatu pengetahuan yang sudah di dokumentasikan.

Upload: phungthien

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Knowledge

Knowledge dalam lingkungan perusahaan maupun organisasi masih sangat

minim karena tidak adanya kesadaran.Apabila adanya kesadaran untuk

menerapkan penyebaran pengetahuan ke dalam strategi bisnis diperlukan, karena

terbukti perusahaan maupun organisasi yang menjadikan knowledge sebagai aset

utamanya senantiasa mampu mendorong perusahaan lebih inovatif yang bermuara

kepada pemilikan daya saing perusahaan terhadap para pesaingnya. Menurut

Bergeron (2003), yang dimaksud knowledge adalah informasi yang telah

diorganisasi, disintesiskan untuk meningkatkan pengertian, kesadaran, atau

pemahaman.

Lain halnya menurut Turban (2005), pengetahuan adalah sebuah kumpulan

informasi yang kontekstual, relevan dan dapat dipakai sebagai dasar dalam

melakukan suatu aksi.Secara garis besar, knowledge dibagi menjadi dua jenis,

yaitu Tacit knowledge (pengetahuan implisit) dan Explicit Knowledge

(pengetahuan eksplisit). Menurut Laudon (2008), pengetahuan itu sendiri ada dua

jenis yaitu:

1. Tacit Knowledge

Suatu pengetahuan yang terekam dalam pikiran manusia dan belum

terdokumentasi.

2. Explicit Knowledge

Suatu pengetahuan yang sudah di dokumentasikan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

9

2.1.1Tacit Knowledge

Pada dasarnya tacitknowledge adalah Suatu pengetahuan yang

terekam dalam pikiran manusia dan belum terdokumentasi (Laudon (2008)

). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai

personal knowledge yang belum dimodifikasikan atau disusun dalam

bentuk tertulis atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari

karyawan (individu). Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan yang

masih aktif dan karyawan yang sudah mau pensiun tentunya berbeda-beda

berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Sedangkan

menurut Hall (2000), Tacit Knowledge adalah knowledge yang ada pada

diri seseorang, yang didapat dari pengalaman, sulit untuk di transfer ke

yang lain. Tacit Knowledge merupakan knowledge yang sebagian besar

ditemukan dalam suatu perusahaan perlu didistribusikan agar dapat

bermanfaat bagi seluruh anggota dalam sebuah perusahaan.

2.1.2 Explicit Knowledge

Pada dasarnya tacit knowledge adalah Suatu pengetahuan yang

sudah di dokumentasikan (Laudon,2008). (Carrillo et al., 2004).Penerapan

explicit knowledge ini lebih mudah didistribusikan karena pengetahuan

yang diperoleh sudah dalam bentuk tertulis dan disusun rapi yang efsien

dan efektif sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya serta

memahaminya. Sedangkan menurut Hall (2000), Explicit knowledge

adalah knowledge yang telah terformulasikan, atau terdokumentasi

sehingga lebih mudah ditransfer.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

10

2.2 Knowledge Management

Perusahaan perlu menciptakan nilai dengan menerapkantacit dan

explicitknowledge ke dalam proses bisnisnya. Knowledgemanagement merupakan

penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan menjadi metode yang

memungkinkan untuk mencapai tujuan dan strategi perusahaan dengan

mengembangkan inovasi yang terus-menerus (Forcadell, 2002).Knowledge

Management menurut (Amrit Tirwana,2000) merupakan pengelolaan pengetahuan

secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan

yang bersaing. Adapun arah atau target dari Knowledge Management itu sendiri

adalah keuntungan. Keuntungan akan berbeda arti jika didefinisikan dalam ilmu

ekonomi maupun ilmu akuntansi. Keuntungan dalam ilmu ekonomi murni

didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil

penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan

penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).Sementara

itu, keuntungan laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga

penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal

pendefinisian biaya.

Knowledge Management adalah sebagai melakukan apa yang perlu

dilakukan untuk mendapat hasil maksimal dari knowledge resources (Becerra-

Fernandez, Gonzales & Sabherwal (2004)). Dengan knowledgemanagement

sebagai integrasi dari people, processes, tools, dan strategy, untuk membuat,

menggunakan dan share knowledge , untuk mencapai tujuan perusahaan (Tirpak

(2005)). Sedangkan menurut Ringel-Bickelmaier & Ringel (2010) knowledge

management melibatkan aktifitas yang memiliki keterkaitan dengan capture,

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

11

usedan sharing of knowledge di dalam perusahaan. Tidak hanya sampai disitu

definisi knowledge managementyang ada, masih banyak definisi lainnya yang

dikemukakan oleh para knowledge management expert lainnya di dunia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa knowledge managementadalah sebuah konsep

mengelola dan memanfaatkan knowledge dimana knowledge dianggap sebagai

aset yang berharga.

Menurut Darroch (2003), knowledge management adalah sebuah proses

yang menciptakan atau menempatkan knowledgedan mengelola penyebaran dan

penggunaan knowledge pada perusahaan.

2.3 Komponen Knowledge Management

Model dari Collison dan Parcell menunjukkan kesuksesan Knowledge

Management dalam berinteraksi ada tiga elemen pokok.

Gambar 2.1 Three Fundamental Elements of Knowledge Management

(Ghalib,2004)

2.3.1People

Menurut Collison dan Parcell (2004), people adalah yang berarti

berasal dari orang.People merupakan bentuk dasar untuk membentuk

knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

12

2.3.2 Process

Menurut Collison dan Parcell (2004), process Terdiri dari

menangkap, menyaring, mengesahkan, mentransformasikan, dan

menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan

menjalankan prosedur dan proses tertentu.Knowledge management tidak

hanya sekedar teknologi, proses didalamnya lah yang menentukan

kesuksesan implementasi Knowledge Management.Sehingga dapat

dikatakan knowledge management Process yang menjadi kunci dari

kinerja knowledge management secara keseluruhan (Beliveau, Bernstein,

& Hsieh, 2011).

2.3.3Technology

Menurut Collison dan Parcell (2004), technology merupakan

infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan

dalam mendukung alat-alat perusahaan.

2.4 Model SECI

Model SECI dari Nonaka dapat digunakan untuk mengidentifikasi

knowledge dalam suatu perusahaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

13

Gambar 2.2 Diagram SECI

(Nonaka Takeuchi, 1995)

Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi membedakan antara Tacit

Knowledge dengan Explicit Knowledge, dan membagi model konversi

Knowledge menjadi 4 cara sebagai berikut :

1. Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge, disebut proses Socialization

Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge

melalui interaksi dan pengalaman langsung.

2. Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge, disebut prosesExternalization

Eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi

explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.

3. Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge, disebut proses Combination

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

14

Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi

explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian

explicit knowledge dan informasi.

4. Explicit Knowledge ke Tacit Knowledge, disebut proses Internalization

Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge

yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang

disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga

menjadi tacit knowledge anggota organisasi.

2.5 Knowledge Management System

Knowledge Management System (KMS) menurut Debowski S., (2006)

adalah suatu sistem teknologi yang didukung untuk mengatur knowledge pada

suatu organisasi. Knowledge Management System dapat diketahui dan di evaluasi

melalui komponen Knowledge Management yang meliputi People, Process, dan

Technology dalam knowledge management tersebut.Menurut Shelda Debowski

(2005) terdapat faktor-faktor The Five Ps, dilihat sisi people dalam knowledge

management, People adalah individu yang memiliki pengetahuan. Mereka juga

yang melakukan pengaturan sistem dan proses. People perlu diyakinkan

bahwa proses strategi knowledge management merupakan strategi yang sangat

berharga.Knowledge Management System saat ini dapat dikembangkan

menggunakan sistem yang berbasis teknologi informasi yang dikembangkan

untuk mendukung dan meningkatkan proses knowledge creation,

penyimpanan/pengambilan (storage/retrieval), transfer, dan aplikasi

knowledge pada suatu organisasi. Tujuan akhir dari Knowledge Management

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

15

Systemadalah mendukung knowledge dan OM creation.(Alavi and Leidner

(2001)).

2.6 Knowledge Management Solutions

Gambar 2.3Knowledge Management

(Becerra-Fernandez)

Dalam bukunya, Becerra-Fernandez menuliskan bahwa dalam membangun

sebuah knowledge management ada dua poin yang perlu diperhatikan yaitu

knowledge management solution (seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.2)

dan knowledge management system.Knowledge management solution merujuk

pada langkah untuk memfasilitasi suatu knowledge management. Langkah

tersebut dapat dibagi dalam empat level, yaitu

1. Knowledge management processes

2. Knowledge management Systems

3. Knowledge management Mechanisms and Technologies

4. Knowledge management infrastructure

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

16

Knowledge Management Processmelibatkandari awalpembentukanhingga

pemanfaatanknowledgedalam suatuorganisasi.Knowledge management process

merupakan sebuah proses didalamnya berisi proses penciptaan/create, proses

menangkap knowledge (capture), proses penempatan knowledge (refine),

pengaturan knowledge (manage),dan juga penyebaran knowledge (dissemination).

Keenam knowledge management process ini didukung oleh Siklus Knowledge

Management System menurut Turban dan Volovino (2009).Knowledge

Management Systems menggunakan Knowledge Management SystemsCycle yang

artinya menurut Turban dan Volonino (2010,p394)

2.7 Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakah hal penting dalam meningkatkan

produktivitas karyawan tersebut.Dalam meningkatkan kinerja karyawan

perusahaan harus dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja.Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pelatihan dan motivasi terhadap

karyawan. Menurut Raymond untuk memecahkan masalah terkait dengan

peningkatkan kinerja karyawan ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan

oleh perusahaan antara lain melalui pemberian motivasi dan pelatihan kerja.

(Raymond, 2010).

2.8 KMS Cycle

Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) Knowledge Management

memiliki suatu siklus yang terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar

2.3).Alasan sistem tersebut berada dalam siklus karena knowledge secara dinamik

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

17

disempurnakan dari waktu ke waktu.Knowledge dalam suatu sistem Knowledge

Management yang baik tidak akan pernah sempurna, karena seiring berjalannnya

waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus selalu update untuk

merepresentasikan perubahan tersebut. Fungsi siklus Knowledge Management

menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi :

a) Create Knowledge :knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam

melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external

knowledge termasuk di dalamnya.

b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu

yang bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.

c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna

sehingga dapat ditindaklanjuti.

d) Store Knowledge: knowledge yang berguna harus disimpan dalam

knowledge repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian

dalam organisasi dapat mengaksesnya.

e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review

untuk memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.

f) Disseminate Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang

berguna bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

18

Gambar 2.4Siklus Knowledge Management

Turban dan Volonino (2010).

2.9 Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset

untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses

komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Churchill, Gilbert A, 2005.).

Melalui kuesioner yang akan disebarkan khususnya kepada para staff yang

berinteraksi langsung dengan portal untuk knowledge sharing di internal

perusahaan, maka nantinya dapat terlihat apakah proses knowledge sharing yang

ada sudah efektif dan dapat mempengaruhi kinerja para karyawannya. Menurut

Churchill, Gilbert A, 2005), Pertanyaan dalam kuesioner antara lain :

1. Terstruktur Yang Terbuka

Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang

diterapkanpada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

19

dimana pertanyaan-pertanyaandiajukan dengan susunan kata-kata dan

urutan yang sama kepada semuaresponden ketika mengumpulkan data.

2. Kuesioner Tak Terstruktur Yang Terbuka

Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah

jelas tetapirespon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat

terbuka.

“Bagaimana pendapat anda mengenai knowledge management dan

perlunya lebih banyak lagi dalam pelaksanaan knowledge management?”

Pertanyaan diatas mempunyai tujuan yang jelas. Selanjutnya pewawancara

mencoba untuk membuat subjek berbicara dengan bebas mengenai

sikapnya terhadap knowledge management.Hal ini merupakan pertanyaan

dengan tujuan terbuka, dan seringkali berakhir dengan wawancara yang

sangat tidak terstruktur.

3. Kuesioner Tidak Terstruktur Yang Tersamar

Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset

motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan

responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara

mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan

keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode

proyektif.Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi

tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.

Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk

menggambarkankuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

20

subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-

nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau

respon. Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata,

kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.

4. Kuesioner Terstruktur Yang Tersamar

Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling

jarangdigunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan

sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam

mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan

struktur pengkodean serta tabulasi jawaban. Sebagai contoh, salah satu

teori menyatakan bahwa pengetahuan, persepsi, dan ingatan individu akan

suatu subjek disesuaikan oleh sikapnya terhadap subjek tersebut. Jadi

untuk mendapatkan informasi mengenai sikap seseorang apabila

pertanyaan langsung akan menghasilkan jawaban yang bisa, teori ini

menyarankan agar kita hanya menanyakan hal-hal yang mereka ketahui,

bukan apa pendapat mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

yang lebih banyak mungkin mencerminkan kekuatan dan arah dari suatu

sikap.

2.10 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2013) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.Sedangkan sampel adalah sebagian populasi itu.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

21

2.11 Teknik Pengambilan Sampling

Teknik sampling menurut Sugiyono (2013) merupakan teknik

pengambilan sampling. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan

Nonprobability Sampling.

2.11.1 Probability Sampling

Probability sampling menurut Sugiyono (2013) adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota. Teknik ini

meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random

sampling, disproportionate stratified random, dan area (cluster) sampling

(sampling menurut daerah).

2.11.2 Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2013) adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik

sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,

jenuh, snowball.

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan

adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

22

dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu

ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang

pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini

dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum

mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi

yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah

sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang

menggelinding, lama-lama menjadi besar.

2.12 Validitas dan Realibilitas

Validitas adalah pengukuran pengamatan yang berarti prinsip keandalan

instrumen dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006).Sedangkan Uji reliabilitas

adalah indeks yang mewujudkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya

atau dapat diandalkan (Arikunto, 2006).Reliabilitas adalah kesamaan hasil

pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau

diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.

2.13 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2004,p.86) Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

23

sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian.

Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa

kata – kata antara lain: sangat setuju ; setuju ; netral ; tidak setuju ;sangat tidak

setuju. Untuk analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor

misalnya:

1. Sangat setuju diberi skor 5;

2. Setuju diberi skor 4;

3. Netral diberi skor 3;

4. Tidak setujudiberi skor 2;

5. Sangat tidak setuju diberi skor 1;

2.14 Analisis Faktor

Proses analisis faktor menurut Singgih Santoso (2014) mencoba

menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variable-variabel yang

saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa

kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel Misalnya : jika ada 10

variabel yang independen satu dengan yang lain, dengan analisis faktor mungkin

bisa ringkas hanyamenjadi 3 kumpulan variabel baru (new set of variables)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

24

Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tersebut tetap

mencerminkan variabel-variabel aslinya.

Sedangkan menurut Wahyu Sardjono (2009) analisis faktor merupakan

suatu cabang dari analisis variabel ganda yang memperhatikan hubungan internal

dari sebuah himpunan variabel-variabel dimana hubungan linier atau mendekati.

Adapun tujuan dari analisis faktor adalah:

1. Data summarization, mengidentifikasikan adanya hubungan antar variabel

enggan melakukan uji korelasi. Jika uji korelasi dilakukan antar variabel

(dalam pengertian SPSS adalah ‘kolom’), analisis tersebut dinamakan R

Factor Analysis. Namun, jika korelasi dilakukan antar responden atau

sampel (dalam pengertian SPSS adalah ‘baris’), analisis disebut Q Factor

Analysis.

2. Data reduction, setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat

sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan

sejumlah variabel tertentu.

Untuk mendapatkan faktor baru maka harus mengetahui proses utamanya.

Berikut proses utama analisis faktor sebagai hal berikut:

1. Menetukan variabel apa saja yang akan dianalisis

2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan metode Bartlett

tes of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy)

untuk penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga didapat variabel-

variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

25

3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan

berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yakni factoring; proses ini

akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah

lolos pada uji variabel sebelumnya. Banyak metode untuk melakukan

ekstraksi, namun metode yang paling popular digunakan adalah

PrincipalComponent Analysis.

4. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama

atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-

variabel anggota faktor tersebut.

5. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk

telah valid

2.14.1 Cronbach’s Alpha

Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu

pengukuran.Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu

pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya

(reliabel).Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama

intrumen pengukuran yang baik.Kadang-kadang reliabilitas disebut juga

sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan,

dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor

hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement

error).

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh

suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

26

besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada

kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai

dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis

merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun

koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi

dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol

(0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu

kepada koefisien reliabilitas yang positif.

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini

adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

dimana: k adalah banyaknya belahan item

Si2 adalah varians dari item ke-i

S2total adalah total varians dari keseluruhan item

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat

4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

27

5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

2.14.2 Kaiser Meyer Oikin (KMO)

Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang

telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Dengan kata lain KMO

(Kaiser-Meyer Olkin) mengukur kecukupan pengambilan sampel secara

keseluruhan dan mengukur kecukupan pengambilan sampel untuk setiap

indikator. Hipotesis dari KMO adalah sebagai berikut :

Hipotesis

Ho : Jumlah data cukup untuk difaktorkan

H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan

Statistik uji :

KMO =

∑ ∑∑∑

∑∑

= = ==

= =

+p

1i

p

1i

p

1j

2ij

p

1j

2ij

p

1i

p

1j

2ij

ar

r

i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p

rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j

aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j

Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima Ho sehingga

dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

28

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, ada petunjuk yang bisa

digunakan untukmelihat homogenitas indikator seperti yang disarankan

oleh Kaiser, yaitu:

Tabel 2.1Rekomendasi Ukuran KMO

Sumber: Arikunto (2006), Manajemen Penelitian

Dengan demikian, apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka

terima Ho sehingga penelitian telah memenuhi syarat minimal kecukupan

data.Analisis Faktor konfirmatori merupakan salah satu metode analisis

multivariatyang dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah model

pengukuran yang dibangun sesuai dengan yang dihipotesiskan. Dalam

Analisis Faktor konfirmatori, peubah laten dianggap sebagai peubah

penyebab (peubah bebas) yang mendasari peubah-peubah indikator

(Ghozali, 2003).

Peubah-peubah terdiri dari peubah-peubah yang dapat diamati atau

diukur langsung disebut peubah manifest dan peubah-peubah yang tidak

dapat diukur secara langsung disebut peubah laten (latent variable).

Peubah laten tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat dibentuk dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

29

dibangun oleh peubah-peubah lain yang dapat diukur. Peubah-peubah

yang digunakan untuk membangun peubah laten disebut peubah indikator.

Analisis validitas merupakan analisis terhadap suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu kuesioner.Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.Validitas

dilakukan dengan analisis data reduction factor dengan melihat hasil dari

Keiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO – MSA).

2.14.3 Anti Image Correlation

Pembentukan Matrik Korelasi. Hasil uji korelasi antarvariabel

independen ada pada output KMO and Bartlett’s Test, sebagai berikut:

1. Nilai KMO and Bartlett’s Test untuk korelasi antarvariabel yang

diinginkan adalah > 0,5. Signifikansi penelitian adalah 0,05.

Sementara itu, signifikansi yang dihasilkan dari Bartlett’s Test of

Sphericity sebesar 0,000. Dengan hasil di atas, maka dapat

dikatakan bahwa variabel dan sampel yang digunakan

memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

2. Selanjutnya, untuk melihat korelasi antarvariabel independen dapat

diperhatikan tabel Anti-Image Matrices. Nilai yang diperhatikan

menurut Ari Kunto (2006) adalah MSA (Measure of Sampling

Adequacy). Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0102 2.pdf · penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan ... mengungkapkan

30

1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh

variabel yang lain

2. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa

dianalisis lebih lanjut

3. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa

dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari

variabellainnya.

Perhatikan baris Anti-Image Correlation, nilai MSA ditandai dengan huruf a.