bab ii landasan teori - library & knowledge...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Knowledge
Knowledge dalam lingkungan perusahaan maupun organisasi masih sangat
minim karena tidak adanya kesadaran.Apabila adanya kesadaran untuk
menerapkan penyebaran pengetahuan ke dalam strategi bisnis diperlukan, karena
terbukti perusahaan maupun organisasi yang menjadikan knowledge sebagai aset
utamanya senantiasa mampu mendorong perusahaan lebih inovatif yang bermuara
kepada pemilikan daya saing perusahaan terhadap para pesaingnya. Menurut
Bergeron (2003), yang dimaksud knowledge adalah informasi yang telah
diorganisasi, disintesiskan untuk meningkatkan pengertian, kesadaran, atau
pemahaman.
Lain halnya menurut Turban (2005), pengetahuan adalah sebuah kumpulan
informasi yang kontekstual, relevan dan dapat dipakai sebagai dasar dalam
melakukan suatu aksi.Secara garis besar, knowledge dibagi menjadi dua jenis,
yaitu Tacit knowledge (pengetahuan implisit) dan Explicit Knowledge
(pengetahuan eksplisit). Menurut Laudon (2008), pengetahuan itu sendiri ada dua
jenis yaitu:
1. Tacit Knowledge
Suatu pengetahuan yang terekam dalam pikiran manusia dan belum
terdokumentasi.
2. Explicit Knowledge
Suatu pengetahuan yang sudah di dokumentasikan.
9
2.1.1Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacitknowledge adalah Suatu pengetahuan yang
terekam dalam pikiran manusia dan belum terdokumentasi (Laudon (2008)
). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai
personal knowledge yang belum dimodifikasikan atau disusun dalam
bentuk tertulis atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari
karyawan (individu). Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan yang
masih aktif dan karyawan yang sudah mau pensiun tentunya berbeda-beda
berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Sedangkan
menurut Hall (2000), Tacit Knowledge adalah knowledge yang ada pada
diri seseorang, yang didapat dari pengalaman, sulit untuk di transfer ke
yang lain. Tacit Knowledge merupakan knowledge yang sebagian besar
ditemukan dalam suatu perusahaan perlu didistribusikan agar dapat
bermanfaat bagi seluruh anggota dalam sebuah perusahaan.
2.1.2 Explicit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge adalah Suatu pengetahuan yang
sudah di dokumentasikan (Laudon,2008). (Carrillo et al., 2004).Penerapan
explicit knowledge ini lebih mudah didistribusikan karena pengetahuan
yang diperoleh sudah dalam bentuk tertulis dan disusun rapi yang efsien
dan efektif sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya serta
memahaminya. Sedangkan menurut Hall (2000), Explicit knowledge
adalah knowledge yang telah terformulasikan, atau terdokumentasi
sehingga lebih mudah ditransfer.
10
2.2 Knowledge Management
Perusahaan perlu menciptakan nilai dengan menerapkantacit dan
explicitknowledge ke dalam proses bisnisnya. Knowledgemanagement merupakan
penciptaan nilai yang dimaksud Kim(2002) dan menjadi metode yang
memungkinkan untuk mencapai tujuan dan strategi perusahaan dengan
mengembangkan inovasi yang terus-menerus (Forcadell, 2002).Knowledge
Management menurut (Amrit Tirwana,2000) merupakan pengelolaan pengetahuan
secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan
yang bersaing. Adapun arah atau target dari Knowledge Management itu sendiri
adalah keuntungan. Keuntungan akan berbeda arti jika didefinisikan dalam ilmu
ekonomi maupun ilmu akuntansi. Keuntungan dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).Sementara
itu, keuntungan laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal
pendefinisian biaya.
Knowledge Management adalah sebagai melakukan apa yang perlu
dilakukan untuk mendapat hasil maksimal dari knowledge resources (Becerra-
Fernandez, Gonzales & Sabherwal (2004)). Dengan knowledgemanagement
sebagai integrasi dari people, processes, tools, dan strategy, untuk membuat,
menggunakan dan share knowledge , untuk mencapai tujuan perusahaan (Tirpak
(2005)). Sedangkan menurut Ringel-Bickelmaier & Ringel (2010) knowledge
management melibatkan aktifitas yang memiliki keterkaitan dengan capture,
11
usedan sharing of knowledge di dalam perusahaan. Tidak hanya sampai disitu
definisi knowledge managementyang ada, masih banyak definisi lainnya yang
dikemukakan oleh para knowledge management expert lainnya di dunia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa knowledge managementadalah sebuah konsep
mengelola dan memanfaatkan knowledge dimana knowledge dianggap sebagai
aset yang berharga.
Menurut Darroch (2003), knowledge management adalah sebuah proses
yang menciptakan atau menempatkan knowledgedan mengelola penyebaran dan
penggunaan knowledge pada perusahaan.
2.3 Komponen Knowledge Management
Model dari Collison dan Parcell menunjukkan kesuksesan Knowledge
Management dalam berinteraksi ada tiga elemen pokok.
Gambar 2.1 Three Fundamental Elements of Knowledge Management
(Ghalib,2004)
2.3.1People
Menurut Collison dan Parcell (2004), people adalah yang berarti
berasal dari orang.People merupakan bentuk dasar untuk membentuk
knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
12
2.3.2 Process
Menurut Collison dan Parcell (2004), process Terdiri dari
menangkap, menyaring, mengesahkan, mentransformasikan, dan
menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan
menjalankan prosedur dan proses tertentu.Knowledge management tidak
hanya sekedar teknologi, proses didalamnya lah yang menentukan
kesuksesan implementasi Knowledge Management.Sehingga dapat
dikatakan knowledge management Process yang menjadi kunci dari
kinerja knowledge management secara keseluruhan (Beliveau, Bernstein,
& Hsieh, 2011).
2.3.3Technology
Menurut Collison dan Parcell (2004), technology merupakan
infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan
dalam mendukung alat-alat perusahaan.
2.4 Model SECI
Model SECI dari Nonaka dapat digunakan untuk mengidentifikasi
knowledge dalam suatu perusahaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
13
Gambar 2.2 Diagram SECI
(Nonaka Takeuchi, 1995)
Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi membedakan antara Tacit
Knowledge dengan Explicit Knowledge, dan membagi model konversi
Knowledge menjadi 4 cara sebagai berikut :
1. Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge, disebut proses Socialization
Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge
melalui interaksi dan pengalaman langsung.
2. Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge, disebut prosesExternalization
Eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi
explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.
3. Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge, disebut proses Combination
14
Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi
explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian
explicit knowledge dan informasi.
4. Explicit Knowledge ke Tacit Knowledge, disebut proses Internalization
Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge
yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang
disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga
menjadi tacit knowledge anggota organisasi.
2.5 Knowledge Management System
Knowledge Management System (KMS) menurut Debowski S., (2006)
adalah suatu sistem teknologi yang didukung untuk mengatur knowledge pada
suatu organisasi. Knowledge Management System dapat diketahui dan di evaluasi
melalui komponen Knowledge Management yang meliputi People, Process, dan
Technology dalam knowledge management tersebut.Menurut Shelda Debowski
(2005) terdapat faktor-faktor The Five Ps, dilihat sisi people dalam knowledge
management, People adalah individu yang memiliki pengetahuan. Mereka juga
yang melakukan pengaturan sistem dan proses. People perlu diyakinkan
bahwa proses strategi knowledge management merupakan strategi yang sangat
berharga.Knowledge Management System saat ini dapat dikembangkan
menggunakan sistem yang berbasis teknologi informasi yang dikembangkan
untuk mendukung dan meningkatkan proses knowledge creation,
penyimpanan/pengambilan (storage/retrieval), transfer, dan aplikasi
knowledge pada suatu organisasi. Tujuan akhir dari Knowledge Management
15
Systemadalah mendukung knowledge dan OM creation.(Alavi and Leidner
(2001)).
2.6 Knowledge Management Solutions
Gambar 2.3Knowledge Management
(Becerra-Fernandez)
Dalam bukunya, Becerra-Fernandez menuliskan bahwa dalam membangun
sebuah knowledge management ada dua poin yang perlu diperhatikan yaitu
knowledge management solution (seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.2)
dan knowledge management system.Knowledge management solution merujuk
pada langkah untuk memfasilitasi suatu knowledge management. Langkah
tersebut dapat dibagi dalam empat level, yaitu
1. Knowledge management processes
2. Knowledge management Systems
3. Knowledge management Mechanisms and Technologies
4. Knowledge management infrastructure
16
Knowledge Management Processmelibatkandari awalpembentukanhingga
pemanfaatanknowledgedalam suatuorganisasi.Knowledge management process
merupakan sebuah proses didalamnya berisi proses penciptaan/create, proses
menangkap knowledge (capture), proses penempatan knowledge (refine),
pengaturan knowledge (manage),dan juga penyebaran knowledge (dissemination).
Keenam knowledge management process ini didukung oleh Siklus Knowledge
Management System menurut Turban dan Volovino (2009).Knowledge
Management Systems menggunakan Knowledge Management SystemsCycle yang
artinya menurut Turban dan Volonino (2010,p394)
2.7 Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakah hal penting dalam meningkatkan
produktivitas karyawan tersebut.Dalam meningkatkan kinerja karyawan
perusahaan harus dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja.Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pelatihan dan motivasi terhadap
karyawan. Menurut Raymond untuk memecahkan masalah terkait dengan
peningkatkan kinerja karyawan ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan
oleh perusahaan antara lain melalui pemberian motivasi dan pelatihan kerja.
(Raymond, 2010).
2.8 KMS Cycle
Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) Knowledge Management
memiliki suatu siklus yang terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar
2.3).Alasan sistem tersebut berada dalam siklus karena knowledge secara dinamik
17
disempurnakan dari waktu ke waktu.Knowledge dalam suatu sistem Knowledge
Management yang baik tidak akan pernah sempurna, karena seiring berjalannnya
waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus selalu update untuk
merepresentasikan perubahan tersebut. Fungsi siklus Knowledge Management
menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi :
a) Create Knowledge :knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam
melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external
knowledge termasuk di dalamnya.
b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu
yang bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.
c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna
sehingga dapat ditindaklanjuti.
d) Store Knowledge: knowledge yang berguna harus disimpan dalam
knowledge repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian
dalam organisasi dapat mengaksesnya.
e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review
untuk memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.
f) Disseminate Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang
berguna bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.
18
Gambar 2.4Siklus Knowledge Management
Turban dan Volonino (2010).
2.9 Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset
untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses
komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Churchill, Gilbert A, 2005.).
Melalui kuesioner yang akan disebarkan khususnya kepada para staff yang
berinteraksi langsung dengan portal untuk knowledge sharing di internal
perusahaan, maka nantinya dapat terlihat apakah proses knowledge sharing yang
ada sudah efektif dan dapat mempengaruhi kinerja para karyawannya. Menurut
Churchill, Gilbert A, 2005), Pertanyaan dalam kuesioner antara lain :
1. Terstruktur Yang Terbuka
Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang
diterapkanpada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka
19
dimana pertanyaan-pertanyaandiajukan dengan susunan kata-kata dan
urutan yang sama kepada semuaresponden ketika mengumpulkan data.
2. Kuesioner Tak Terstruktur Yang Terbuka
Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah
jelas tetapirespon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat
terbuka.
“Bagaimana pendapat anda mengenai knowledge management dan
perlunya lebih banyak lagi dalam pelaksanaan knowledge management?”
Pertanyaan diatas mempunyai tujuan yang jelas. Selanjutnya pewawancara
mencoba untuk membuat subjek berbicara dengan bebas mengenai
sikapnya terhadap knowledge management.Hal ini merupakan pertanyaan
dengan tujuan terbuka, dan seringkali berakhir dengan wawancara yang
sangat tidak terstruktur.
3. Kuesioner Tidak Terstruktur Yang Tersamar
Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset
motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan
responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara
mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan
keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode
proyektif.Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi
tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk
menggambarkankuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para
20
subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-
nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau
respon. Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata,
kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.
4. Kuesioner Terstruktur Yang Tersamar
Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling
jarangdigunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan
sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam
mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan
struktur pengkodean serta tabulasi jawaban. Sebagai contoh, salah satu
teori menyatakan bahwa pengetahuan, persepsi, dan ingatan individu akan
suatu subjek disesuaikan oleh sikapnya terhadap subjek tersebut. Jadi
untuk mendapatkan informasi mengenai sikap seseorang apabila
pertanyaan langsung akan menghasilkan jawaban yang bisa, teori ini
menyarankan agar kita hanya menanyakan hal-hal yang mereka ketahui,
bukan apa pendapat mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
yang lebih banyak mungkin mencerminkan kekuatan dan arah dari suatu
sikap.
2.10 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2013) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Sedangkan sampel adalah sebagian populasi itu.
21
2.11 Teknik Pengambilan Sampling
Teknik sampling menurut Sugiyono (2013) merupakan teknik
pengambilan sampling. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling.
2.11.1 Probability Sampling
Probability sampling menurut Sugiyono (2013) adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota. Teknik ini
meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random, dan area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah).
2.11.2 Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2013) adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,
jenuh, snowball.
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan
adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah
22
dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang
pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini
dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum
mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi
yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah
sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang
menggelinding, lama-lama menjadi besar.
2.12 Validitas dan Realibilitas
Validitas adalah pengukuran pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006).Sedangkan Uji reliabilitas
adalah indeks yang mewujudkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan (Arikunto, 2006).Reliabilitas adalah kesamaan hasil
pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau
diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
2.13 Skala Likert
Menurut Sugiyono (2004,p.86) Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
23
sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian.
Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa
kata – kata antara lain: sangat setuju ; setuju ; netral ; tidak setuju ;sangat tidak
setuju. Untuk analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor
misalnya:
1. Sangat setuju diberi skor 5;
2. Setuju diberi skor 4;
3. Netral diberi skor 3;
4. Tidak setujudiberi skor 2;
5. Sangat tidak setuju diberi skor 1;
2.14 Analisis Faktor
Proses analisis faktor menurut Singgih Santoso (2014) mencoba
menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variable-variabel yang
saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa
kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel Misalnya : jika ada 10
variabel yang independen satu dengan yang lain, dengan analisis faktor mungkin
bisa ringkas hanyamenjadi 3 kumpulan variabel baru (new set of variables)
24
Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tersebut tetap
mencerminkan variabel-variabel aslinya.
Sedangkan menurut Wahyu Sardjono (2009) analisis faktor merupakan
suatu cabang dari analisis variabel ganda yang memperhatikan hubungan internal
dari sebuah himpunan variabel-variabel dimana hubungan linier atau mendekati.
Adapun tujuan dari analisis faktor adalah:
1. Data summarization, mengidentifikasikan adanya hubungan antar variabel
enggan melakukan uji korelasi. Jika uji korelasi dilakukan antar variabel
(dalam pengertian SPSS adalah ‘kolom’), analisis tersebut dinamakan R
Factor Analysis. Namun, jika korelasi dilakukan antar responden atau
sampel (dalam pengertian SPSS adalah ‘baris’), analisis disebut Q Factor
Analysis.
2. Data reduction, setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat
sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan
sejumlah variabel tertentu.
Untuk mendapatkan faktor baru maka harus mengetahui proses utamanya.
Berikut proses utama analisis faktor sebagai hal berikut:
1. Menetukan variabel apa saja yang akan dianalisis
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan metode Bartlett
tes of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy)
untuk penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga didapat variabel-
variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis.
25
3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan
berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yakni factoring; proses ini
akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya. Banyak metode untuk melakukan
ekstraksi, namun metode yang paling popular digunakan adalah
PrincipalComponent Analysis.
4. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama
atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-
variabel anggota faktor tersebut.
5. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid
2.14.1 Cronbach’s Alpha
Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu
pengukuran.Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu
pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya
(reliabel).Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama
intrumen pengukuran yang baik.Kadang-kadang reliabilitas disebut juga
sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan,
dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor
hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement
error).
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh
suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis,
26
besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada
kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai
dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis
merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun
koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi
dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol
(0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu
kepada koefisien reliabilitas yang positif.
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini
adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
dimana: k adalah banyaknya belahan item
Si2 adalah varians dari item ke-i
S2total adalah total varians dari keseluruhan item
Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan
hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :
1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)
3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat
4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
27
5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
6. 1,00 : Hubungan yang sempurna
2.14.2 Kaiser Meyer Oikin (KMO)
Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang
telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Dengan kata lain KMO
(Kaiser-Meyer Olkin) mengukur kecukupan pengambilan sampel secara
keseluruhan dan mengukur kecukupan pengambilan sampel untuk setiap
indikator. Hipotesis dari KMO adalah sebagai berikut :
Hipotesis
Ho : Jumlah data cukup untuk difaktorkan
H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan
Statistik uji :
KMO =
∑ ∑∑∑
∑∑
= = ==
= =
+p
1i
p
1i
p
1j
2ij
p
1j
2ij
p
1i
p
1j
2ij
ar
r
i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p
rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j
aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima Ho sehingga
dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan.
28
Dengan menggunakan aplikasi SPSS, ada petunjuk yang bisa
digunakan untukmelihat homogenitas indikator seperti yang disarankan
oleh Kaiser, yaitu:
Tabel 2.1Rekomendasi Ukuran KMO
Sumber: Arikunto (2006), Manajemen Penelitian
Dengan demikian, apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka
terima Ho sehingga penelitian telah memenuhi syarat minimal kecukupan
data.Analisis Faktor konfirmatori merupakan salah satu metode analisis
multivariatyang dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah model
pengukuran yang dibangun sesuai dengan yang dihipotesiskan. Dalam
Analisis Faktor konfirmatori, peubah laten dianggap sebagai peubah
penyebab (peubah bebas) yang mendasari peubah-peubah indikator
(Ghozali, 2003).
Peubah-peubah terdiri dari peubah-peubah yang dapat diamati atau
diukur langsung disebut peubah manifest dan peubah-peubah yang tidak
dapat diukur secara langsung disebut peubah laten (latent variable).
Peubah laten tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat dibentuk dan
29
dibangun oleh peubah-peubah lain yang dapat diukur. Peubah-peubah
yang digunakan untuk membangun peubah laten disebut peubah indikator.
Analisis validitas merupakan analisis terhadap suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu kuesioner.Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.Validitas
dilakukan dengan analisis data reduction factor dengan melihat hasil dari
Keiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO – MSA).
2.14.3 Anti Image Correlation
Pembentukan Matrik Korelasi. Hasil uji korelasi antarvariabel
independen ada pada output KMO and Bartlett’s Test, sebagai berikut:
1. Nilai KMO and Bartlett’s Test untuk korelasi antarvariabel yang
diinginkan adalah > 0,5. Signifikansi penelitian adalah 0,05.
Sementara itu, signifikansi yang dihasilkan dari Bartlett’s Test of
Sphericity sebesar 0,000. Dengan hasil di atas, maka dapat
dikatakan bahwa variabel dan sampel yang digunakan
memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
2. Selanjutnya, untuk melihat korelasi antarvariabel independen dapat
diperhatikan tabel Anti-Image Matrices. Nilai yang diperhatikan
menurut Ari Kunto (2006) adalah MSA (Measure of Sampling
Adequacy). Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan
ketentuan sebagai berikut:
30
1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain
2. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa
dianalisis lebih lanjut
3. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari
variabellainnya.
Perhatikan baris Anti-Image Correlation, nilai MSA ditandai dengan huruf a.