bab ii landasan teori - library & knowledge...

37
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini terangkum dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian No Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information Technology (IT) For Manufacturing : Where Has It Been, Where Is It Heading ? (Lawless, 2000) Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana keadaan dunia manufacturing pada saat ini dan bagaimana IT bisa berperan penting dalam operasi manufacturing serta peranan Literature review dan survey - Penjelasan mengenai peranan TI dalam dunia manufacturing

Upload: dinhnhan

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

  

7  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini terangkum

dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian

No Judul Jurnal Deskripsi Metodologi

Alat

Pengukura

n Hasil

1 Information

Technology

(IT) For

Manufacturing

: Where Has It

Been, Where Is

It Heading ?

(Lawless,

2000)

Artikel ini

menjelaskan

tentang

bagaimana

keadaan dunia

manufacturing

pada saat ini dan

bagaimana IT

bisa berperan

penting dalam

operasi

manufacturing

serta peranan

Literature

review dan

survey

- Penjelasan

mengenai

peranan TI

dalam dunia

manufacturing

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

8  

nya dalam

persaingan

bisnis

2 Research on

the Strategic

Management of

Informatiozatio

n Investment in

Small and

Medium Sized

Enterprises

(Liu & Tan,

2008)

Penelitian ini

menjelaskan

tentang apa saja

yang harus

dimiliki oleh

perusahaan

sebagai pondasi

dalam

penerapan ICT

serta bagaimana

melakukan

manajemen

strategis nya

Literature

review dan

survey

- Penjelasan

mengenai

bagaimana

pondasi yang

dibutuhkan

dalam

perusahaan

dalam penerapan

ICT serta

bagaimana cara

untuk mengolah

manajemen

strategisnya

3 A Strategic

Framework for

Technology

Evaluation

(Hou, Lu, &

Han, 2008)

Penelitian ini

menjelaskan

pembuatan

sebuah

framework

dalam

mengevaluasi

penggunaan

Literature

Review

- Sebuah

framework

dalam

pengelompokan

penggunaan

teknologi

menjadi 4

kriteria :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

9  

  

teknologi dalam

perusahaan

- Key

technolog

y

- Next star

technolog

y

- Technolo

gy being

passively

maintaine

d

- Technolo

gy to be

given up

4 A Diagnostic

for Exploring

IT alignment as

a Strategic

Weapon

(Weiss &

Thorogood,

2006)

Penelitian ini

mendifinisikan

apa itu strategic

weapon

alignment dan

bagaimana

tahapan proses

nya dilakukan

Literature

review dan

case study

- Penjelasan

mengenai apa itu

strategic weapon

dan bagaimana

tahapan proses

dalam

penggunaan nya

5 Strategic IT

Planning :

Penelitian ini

menjelaskan

Literature

review dan

- Sebuah

framework

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

10  

Assessing the

options –

Handling

Rapid Changes

in IT Systems

and

Availability

(Norris, 2003)

bagaimana

kebutuhan akan

IT yang terus

meningkat dan

berubah-ubah.

Oleh karena itu

diusulkan

sebuah

framework

dalam

mengadaptasi

nya

best

practices

dalam mengatasi

perubahan TI

6 Information

Strategic

Planning in

Construction :

Framework

and Processes

(Ryoo, Kim, &

Lee, 2009)

Penelitian ini

menjelaskan apa

saja yang

dibutuhkan

dalam tahapan

awal dalam

pembuatan

sebuah strategic

planning

Literature

review dan

case study

- Sebuah template

yang digunakan

sebagai tahapan

awal dari

pembuatan

sebuah strategic

planning

7 Information

Provision

Framework

Penelitian ini

menjelaskan

pembuatan

Literature

review dan

survey

- Sebuah

framework dan

template untuk

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

11  

  

For Strategic

Planning In

Public

Institutions

(Tunčikienė,

Raudeliūnienė,

&

Stankevičienė,

2010)

sebuah

framework

untuk

mendefinisikan

objective dari

pembuatan

strategic

planning

mendifinisikan

objectives dalam

pembuatan

strategic

planning

8 The IT

Strategic Plan

Step-By-Step

(Cullen &

Cecere, 2007)

Penelitian ini

menjelaskan

pembuatan

sebuah

framework

dalam

pembuatan

sebuah IT

Strategic

Planning

Literature

review

- Sebuah

framework

dalam

pembuatan IT

Strategic

Planning

9 Strategic

Planning for E-

Development in

Developing

Countries

Penelitian ini

menjelaskan

pembuatan

sebuah

framework

Literature

Review dan

survey

- Sebuah

framework

dalam

pembuatan

strategic

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

12  

(Zaied, 2008) dalam

pembuatan

sebuah strategic

planning dalam

proses e-

development

planning dalam

e-development

yang tebagi

menjadi 3 fase :

- Establish

National

Strategic

Council

for ICT

- develop

ICT

National

Strategy

- Develop

National

Strategy

Plan

10 The Importance

of IT Strategic

Demand

Management in

Achieving the

Objectives of

The Strategic

Penelitian ini

menjelaskan

tentang apa

teknik dan

kemampuan

yang harus

dimiliki seorang

Literature

review

- Penjelasan

mengenai

kemampuan apa

saja yang harus

dimiliki seorang

CIO dalam

membuat strategi

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

13  

  

Business

Planning

(Alonso,

Verdún, &

Caro, 2008)

CIO dalam

pembuatan

strategi-strategi

dan dalam

melakukan

alignment antara

IT dengan bisnis

dan apa peranan

seorang CIO

dalam

perumusan

sebuah strategic

planning

11 Framework

Model for

Strategic Plan

Using Dynamic

Workflow

(Naoum,

Hussain, &

Abu-Hamour,

2012)

Penelitian ini

menjelaskan

tentang

modeling sebuah

pembuatan

perencanaan

strategis dengan

menggunakan

workflow yang

dinamis

menggunakan

aplikasi berbasis

ICT dan

database system

Literature

review dan

pembuatan

algoritma

serta

kerangka

table

database

- Sebuah

workflow, design

database, dan

algoritma untuk

pembuatan

workflow

12 Merging

Project

Planning and

Penelitian ini

membahas

tentang

Literatur

review dan

pembuatan

- Aplikasi berbasis

web yang

mensupport

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

14  

Web-enabled

Dynamic

Workflow

Technologies

(Maurer, et al.,

2000)

pembuatan

aplikasi berbasis

web dengan

dynamic

workflow

didalam nya

untuk membantu

proses project

planning

aplikasi

berbasis

web

project planning

13 Application of

SWOT and

Principal

Component

Analysis in A

Textile

Company – A

Case Study

(Jeyaraj,

Muralidharan,

Senthilvelan, &

Deshmukh,

2012)

Sebuah case

study

penggunaan

analisa SWOT

dalam sebuah

perusahaan

textile untuk

membuat sebuah

perencanaan

strategis

Literatur

review,

case study

SWOT SWOT matriks

pada sebuah

perusahaan

textile untuk

membuat

perencanaan

strategis

14 Balanced

Scorecard; a

Penelitian ini

menjelaskan

Literature

review,

IT

Balanced

IT Balanced

Scorecard pada

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

15  

  

Tool for

Measuring and

Modifying IT

Governance in

Healthcare

Organization

(Borousan,

Hojabri,

Manafi, &

Hooman, 2011)

tentang

bagaimana

penggunaan IT

Balanced

Scorecard

dalam

healthcare

organization

untuk

menganalisa dan

mengukur

performa divisi

IT

case study Scorecard sebuah

organisasi

Healthcare

15 Implementasi

IT Balanced

Scorecard di

Perguruan

Tinggi

(Prabowo,

2007)

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana IT

Balanced

Scorecard

digunakan pada

perguruan tinggi

untuk mengukur

efektifitas dan

produktifitas

divisi IT

Literature

review,

case study,

observasi

IT

Balanced

Scorecard

IT Balanced

Scorecard pada

sebuah

perguruan tinggi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

16  

16 Analisis Model

IT

Menggunakan

Balanced

Scorecard

Untuk

Pengembangan

Sistem

Teknologi

Informasi

(Wijaya)

Penelitian ini

menjelaskan

perspektif yang

digunakan

dalam

pembuatan

sebuah IT

Balanced

Scorecard untuk

mengevaluasi IT

pada suatu

organisasi

Literature

review

IT

Balanced

Scorecard

Penjelasan

perspektif pada

IT balanced

Scorecard

17 Perencanaan

Arsitektur

Enterprise

Berbasis Web

Pada Institusi

Perguruan

Tinggi

(Kustiyahnings

ih, 2007)

Penelitian ini

menjelaskan

tentang

pembuatan

sebuah roadmap

EA dan

pembuatan EA

berbasis Web

Literature

review,

case study,

observasi

Enterprise

Architectu

re

Sebuah roadmap

EA dan aplikasi

EA berbasis web

pada sebuah

institusi

perguruan tinggi

18 Model

Arsitektur

Bisnis, Sistem

Penelitian ini

menjelaskan

tentang

Literature

review,

observasi,

Enterprise

Architectu

re

Sebuah EA

berbasis TOGAF

untuk

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

17  

  

Informasi dan

teknologi di

BAKOSURTAN

AL berbasis

TOGAF

(Supriyana,

2010)

bagaimana

pembuatan EA

pada

BAKOSURTAN

AL

pengambila

n data,

study case

BAKOSURTANA

L

19 Qualitative

Case Study

Methodology :

Study Design

and

implementation

for Novice

Researchsers

(Baxter & Jack,

2008)

Penelitian ini

menjelaskan

tentang

metodologi yang

dilakukan dalam

pembuatan

sebuah

qualitative case

study

Literature

review,

observasi,

pengambila

n data,

study case

Case

Study

Sebuah

Metodologi

dalam

melakukan

sebuah

qualitative case

study

20 A new

approach to

linking strategy

formulation

and strategy

implementation

an example

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana

hubungan antara

sebuah

arsitektur

strategi dengan

Literature

review,

study case

CSF, KPI Hubungan antara

strategi, CSF dan

KPI

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

18  

from the UK

banking sector

(Kevin Littler,

2000)

atribut critical

success dari

setiap factor

strategi nya dan

KPI sebagai alat

pengukurnya

21 The KPI

Development

Framework for

ICTSQ

Measurement

(Rozi Nor

Haizan, 2011)

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana

membuat KPI

sebagai

pengukuran dari

performa

penerapan ICT

services

Literature

review

CSF, KPI Membuat

beberapa contoh

KPI dari

pengukuran

penerapan ICT

services

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Strategi

Strategi berasal dari bahasa yunani stratēgos, yang diterjemahkan

sebagai ‘Komandan Militer’ pada jaman demokrasi Athena. Pada awal

mulanya, kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer namun pada

perkembangannya kata ini banyak digunakan dalam berbagai bidang,

seperti strategi ekonomi atau strategi bisnis.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

19  

  

Strategi adalah sebuah tingkat pemikiran secara luas tentang sistem

informasi pada sebuah perusahaan dan pengintegrasian nya dalam

perusahaan. Strategi harus jelas, konsisten dan terarah. (Cassidy, 2006)

“Strategy” was a very broad subject area with an incredible

amount of methodologies and practices.

“Strategy” merupakan sebuah subyek yang sangat luas dan

memiliki metodologi yang banyak serta memerlukan banyak sekali

pembelajaran dalam penerapan dan pembuatan nya. Banyak hal yang bisa

dimasukkan dalam pembuatan sebuah strategi, termasuk didalam nya

adalah logika dan nalar yang wajar. (Boar, 2001)

2.2.2. Visi

(Kantabutra, 2008) berpendapat bahwa visi adalah bentuk dari

sebuah leadership dimana seorang pimpinan mentransformasikan kultur

dari perusahaan untuk membuat semua anggota perusahaan mengerti,

menerima dan menjalakan rencana dari perusahaan.

Menurut (Rampersad, 2005) sebuah visi berisi tentang impian dari

sebuah organisasi yang paling ambisius. Visi memberikan sebuah

pandangan secara bersama tentang situasi masa depan yang diinginkan

beserta juga jalan untuk menuju kesana. Sebuah visi menunjukan apa yang

ingin dicapai oleh organisasi, apa yang penting bagi keberhasilan nya serta

factor-faktor penentu keberhasilan nya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

20  

2.2.3. Misi

Menurut (Rampersad, 2005) misi adalah identitas dari perusahaan

yang mengindikasikan alasan keberadaan nya : mengapa, sejauh mana, dan

untuk siapa perusahaan ini ada? Apa sasaran dan fungsi utama dari

perusahaan? Kebutuhan dasar mana yang disediakan? Dan siapa stake

holder terpenting nya.

2.2.4. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) mengacu pada teknologi, pada dasarnya

terdiri dari hardware, software dan jaringan. Termasuk yang berwujud

(tangible) seperti : server, PC, router, dan kabel jaringan maupun yang

tidak berwujud (intangible) seperti : software dan lain-lain. TI

memfasilitasi akusisi, pengolahan, penyimpanan, pengiriman dan sharing

informasi dan konten digital lainnya (Ward & Peppard, Strategic Planning

for Information Systems, 2002)

Menurut Bernard H. Boar (Boar, 2001) ada beberapa kelebihan IT,

yaitu:

1. IT merupakan suatu mekanisme penting untuk menurunkan biaya

(cost), mempersingkat waktu terhadap respon pasar, memeberikan nilai

tambah dan mempermudah interaksi antara customer dan supplier.

2. IT memberikan fungsionalitas yang tinggi terhadap produk yang

nantinya akan customer terima.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

21  

  

3. IT memberikan nilai bagi kepuasan pelanggan dan nilai tambah dalam

inovasi.

4. IT memudahkan dalam menciptakan suatu keunggulan baru yang

menjadi pembeda dengan kompetitor lain dari suatu perusahaan.

2.2.5. Definisi Perencanaan Strategis Teknologi Informasi

IT strategy lebih cenderung pada outline visi tentang bagaimana

kebutuhan akan informasi dan sistem yang di dukung oleh teknologi dalam

perusahaan tersebut atau yang biasa di namakan ‘IT supply’. Hal ini

mencakup tentang penyediaan kapabilitas dan sumber daya IT (termasuk

hardware, software, dan telekomunikasi) dan layanan seperti

pengembangan IT, sistem operasi dan user support (Ward & Peppard,

Strategic Planning for Information Systems, 2002).

Dalam perancangan nya, sebuah perencanaan strategis teknologi

informasi membutuhkan sebuah framework.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

22  

Berikut framework yang diajukan oleh (Cullen & Cecere, 2007)

Gambar 2.1 Phases of Strategic Plan Development and On-going Review

Fase 1 : Mendefinisikan Tujuan dari perencanaan

Dalam fase ini menjabarkan secara jelas tujuan dari perencanaan ini. Agar

jelas apa yang menjadi tujuan dari dibuatnya perencanaan ini

Fase 2 : Mendapatkan dan mengevaluasi kebutuhan bisnis

IT merupakan bagian dari organisasi. Strategi IT harus berdasarkan kepada

kebutuhan bisnis yang kemudian direspon. Dalam fase ini menjabarkan

segala kebutuhan bisnis, serta membentuknya kedalam sebuah pola /

bentuk

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

23  

  

Fase 3 : Melakukan assessment pada kemampuan IT dalam mensupport

kebutuhan perusahaan.

Dalam fase ini, harus dilakukan assessment dan pengukuran terhadap

kemampuan IT dalam mendukung dan memenuhi kebutuhan bisnis. Dalam

melakukan penilaian dan pengukuran ini, maka akan didapatkan “gaps”

atau ruang kosong dimana IT tidak berhasil memenuhi atau mendukung

kebutuhan bisnis.

Fase 4 : Membangun rencana untuk menutup Gap

Dalam fase ini disusunlah rencana-rencana yang akan direalisasikan untuk

menutup gap-gap yang ada. Sehingga akan ada keselarasan antara IT

dengan bisnis.

Fase 5 : Realisasi perencanaan stratgei dan Roll Out

Dalam fase ini dilakukan penutupan proses pembuatan perencanaan

strategis dengan cara merealisasikan rencana yang sudah dibangun.

2.2.6. Analisa SWOT

SWOT adalah sebuat alat untuk mendefinisikan kekuatan,

kelemahan, kesempatan dan ancaman sebuah perusahaan (Ward &

Peppard, Strategic Planning for Information Systems, 2002),.

Hubungannya adalah dengan faktor external dan internal perusahaan

dimana dapat menganalisa faktor internal (Strength dan Weakness)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

24  

sehingga dapat di maksimalkan kekuatannya dan meminimalkan

kelemahannya, dari faktor external (opportunity dan threat) dimana dapat

memaksimalkan peluang pasar dan memitigasi ancaman-ancaman dari

luar.

Gambar 2.2 SWOT Analysis

Matrix dari SWOT terdiri dari 4 buah kotak, yaitu 2 kotak atas

menampilkan internal factor (kekuatan dan kelemahan), sedangkan 2 buah

kotak di bawahnya menampilkan external factor (kesempatan dan

ancaman).

SWOT (Thompson, 2005)

1. Strength (kekuatan) : suatu hal yang dapat dilakukan dengan baik

oleh perusahaan atau suatu karakteristik yang dapat meningkatkan

kompetisi perusahaan, seperti :

• Keahlian/spesialisasi perusahaan

• Aset-aset fisik

• SDM yang handal

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

25  

  

• Produk yang berkualitas dan bervariasi

• Posisi/brand perusahaan dalam pasar

• Kerjasama dengan perusahaan lain

2. Weakness (kelemahan) : kekurangan yang ada dalam perusahaan

dibandingkan dengan perusahaan lainnya atau kondisi yang

menempatkan perusahaan pada suatu kerugian. Kelemahan internal

perusahaan seperti :

• Kurangnya kemampuan/keahlian

• Kurangnya aset-aset/ alat-alat yang mendukung

• Proses bisnis yang rumit dan tidak jelas

• Koordinasi yang tidak baik

• Minimnya strategi promosi dan pemasaran

3. Opportunity (peluang) : merupakan faktor penting yang perlu di

pertimbangkan dalam menyusun strategi perusahaan. Peluang

perusahaan dapat berupa:

• Banyaknya pihak yang memerlukan produk perusahaan

• Sedikitnya produk saingan di pasaran

• Trend yang sesuai dengan produk perusahaan

• Merger/kerja sama dengan perusahaan besar

4. Threat (ancaman) : merupakan ancaman yang perlu di waspadai dan

perlu di antisipasi, sebab jika tidak ancaman ini dapat membuat

perusahaan mengalami kekalahan dalam persaingan. Ancaman ini

dapat berupa:

• Munculnya teknologi baru yang lebih murah atau baik

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

26  

• Adanya produk baru dari pesaing

• Masuknya kompetitor baru

• Munculnya produk subtitusi

• Kenaikan harga barang baku

Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-

faktor strategis perusahaan. Matriks ini mengambarkan bagaimana peluang

dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat di

sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang di milikinya.

Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis

(Rangkuti F. , 2006)

Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor-

faktor strategi eksternal maupun internal, yaitu dengan mentransfer

peluang ancaman dari tabel EFAS serta mentranfer kekuatan dan

kelemahan dari tabel IFAS ke dalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT.

Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu di

buatkan 4 set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT)

(Rangkuti F. , 2006)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

27  

  

Tabel 2.2 Matriks SWOT

Penjelasan matriks SWOT :

• Strategi SO (Strength – opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

• Strategi WO (Weakness – Opportunities)

Strategi ini di terapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

• Strategi ST (Strength – Threats)

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang di miliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

• Strategi WT (Weakness – Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

28  

Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Setelah mengetahui faktor strategi eksternal, ada beberapa cara

menentukan faktor tersebut. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai

berikut :

• Susunlah dalam kolom satu peluang dan ancaman

• Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom dua, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

• Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkanpengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat

positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

peluangnya kecil, di beri rating +1). Pemberian nilai rating ancaman

adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,

rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

• Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

• Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh skor

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

29  

  

strategis eksternalnya. Total skor ini dapat di gunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan kelompok indurtri yang sama.

Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan di

identifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis

Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal

kedalam kerangkan strength and weakness perusahaan. Tahapan-tahapan

tersebut adalah sebagai berikut :

• Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

• Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua

bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

• Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) Sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang

termasuk kategori kekuatan) di beri nilai mulai dari +1 sampai dengan

+4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri

atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,

kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali

dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

30  

jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah

4.

2.2.7. IT Balanced Scorecard

Balanced scorecard bertujuan untuk mengidentifikasi informasi

yang di perlukan untuk mengukur kinerja terhadap tujuan bisnis (Ward &

Peppard, Strategic Planning for Information Systems, 2002).Balanced

Scorecard yang di kembangkan oleh Dr. Robert Kaplan dari Harvard

Business School dan Dr. David Norton, menjadi sebuat alat untuk

mengukur performa organisasi dan pembuatan strategi yang popular.

Terdapat beberapa perspektif dalam mengevaluasi kinerja IT yaitu

: (Wijaya)

a. Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution)

Perspektif kontribusi organisasi (corporate contribution) adalah

perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan pandangan dari

manajemen eksekutif, para direktur dan shareholder. Evaluasi IT dapat

dipisahkan menjadi dua macam :

- Jangka pendek berupa evaluasi secara finansial

- Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu

sendiri.

b. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientaiton)

Perspektif orientasi pengguna (user orientation) adalah perspektif yang

mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna bisnis

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

31  

  

(pelanggan kita) dan lebih jauh lagi adalah pelanggan dari unit bisnis

yang ada. Dalam perspektif ini organisasi melakukan identifikasi

pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Dan dengan

perspektif orientasi pengguna ini maka organisasi dapat menyelaraskan

berbagai ukuran pelanggan penting yaitu : kepuasan, loyalitas, retensi,

akuisisi dan profitabilitas, dengan pelanggan sendiri dan segmen pasar

sasaran. Selain itu perspektif ini juga memungkinkan organisasi

melakukan identifikasi dan pengukuran dimana secara eksplisit

menetapkan proposisi nilai (factor pendorong) yang akan organisasi

berikan kepada pelanggan dan pasar sasaran. Jadi jika pengguna tidak

merasa puas maka akan banyak keluhan atau bahkan akan menurunkan

kinerja pengguna di masa yang akan datang, walaupun kinerja mereka

saat ini terlihat baik. Secara umum, perspektif ini memiliki dua

kelompok pengukuran, yaitu :

- Kelompok pengukuran pelanggan utama

Merupakan ukuran generik yang digunakan hampir semua

organisasi, yang terdiri dari ukuran: pangsa pasar, retensi

pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan

profitabilitas pelanggan.

1. Pangsa pasar

Mencerminkan bagian yang dikuasai oleh organisasi atas

keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah

pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

32  

2. Retensi pelanggan

Mengukur tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan

hubungan yang baik dengan penggunanya.

3. Akuisisi pelanggan

Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik

pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

4. Kepuasan pelanggan

Menaksir tingkat kepuasaan pelanggan terkait dengan criteria

kinerja spesifik dalam value proposiiton.

5. Profitabilitas pelanggan

Berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama sebelumnya

bukanlah jaminan bahwa sebuah organisasi memiliki pelanggan

yang menguntungkan. Karena kepuasan pelanggan dan pangsa

pasar yang besar hanyalah sebuah alat untuk mencapai

pengembalian finansial yang tinggi, organisasi berharap untuk dapat

mengukur tidak hanya besaran bisnis yang dilakukan dengan

pelanggan tetapi juga profitabilitas dari bisnis ini, terutama dalam

segmen pelanggan sasaran. Organisasi tidak hanya menginginkan

pelanggan yang lebih dari sekedar terpuaskan dan senang tetapi

juga pelanggan yang memberikan keuntungan. Sebuah ukuran

finansial seperti profitabilitas pelanggan dapat membantu organisasi

untuk tetap berfokus pada pelanggan, dan di lain pihak

dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak

memberikan keuntungan.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

33  

  

- Kelompok pendorong kinerja

Kelompok pengukuran yang merupakan faktor pendorong kinerja

(pembeda) hasil pelanggan. Kelompok pengukuran ini menawarkan

proposisi nilai pelanggan yang diberikan organisasi. Proposisi nilai

ini menyatakan atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan

jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam

pasar sasaran.

1. Product/service attributes

Atribut produk atau jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa

tersebut, harga dan mutu. Pengguna memiliki preferensi yang

berbeda-beda atas produk yang ditawarkan.

2. Customer relationship

Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk

yang ditawarkan organisasi. Perasaan konsumen ini sangat

dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen organisasi terhadap

pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu

merupakan komponen yang penting dalam persaingan organisasi.

Pelanggan biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan

tepat waktu sebagai factor yang penting bagi kepuasan mereka.

3. Image and reputaiton

Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang

konsumen untuk berhubungan dengan organisasi. Membangun

image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga

kualitas seperti yang dijanjikan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

34  

c. Perspektif keunggulan operasional (operational excellence)

Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan

cara pandang manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak

yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan

yang digunakan.

Keunggulan operational suatu organisasi dapat dilihat pada operasi

bisnis internal yang terjadi, yang dapat dibagi ke dalam :

1. Inovasi

Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang

kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa

yang mereka butuhkan. Proses inovasi dilakukan dan setelah

melalui serangkaian tes dan telah memenuhi syarat-syarat

pemasaran dan dapat dikomersilkan maka produk atau jasa tersebut

diperkenalkan kepada pelanggan. Akitvitas ini merupakan akitvitas

penitng yang berlangsung untuk jangka panjang sehingga

menentukan kesuksesan organisasi dimasa sekarang dan dimasa

mendatang.

2. Operasional

Proses ini merupakan proses dalam pembuatan dan

penyampaian produk atau jasa. Dalam proses ini pengukuran yang

terkait dapat dikelompokkan pada waktu, kualitas dan biaya.

3. Pelayanan purna jual

Proses ini dimulai pada saat produk atau jasa sudah terjual

atau digunakan. Organisasi dapat mengukur apakah upayanya

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

35  

  

dalam proses ini telah sesuai dengan harapan pelanggan.

Pengukuran pada proses ini dapat menggunakan tolak ukur yang

bersifat kualitas, biaya dan waktu.

d. Perspektif orientasi dimasa depan (future orientation)

Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan

cara pandang dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para

praktisi dan profesional yang ada. Pada perspektif terakhir ini akan

menyiapkan infrastruktur organisasi yang memungkinkan tujuan-tujuan

dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Kemampuan organisasi

untuk dapat menghasilkan produk atau jasa di masa mendatang dengan

kemampuan layanan yang memuaskan harus dipersiapkan mulai dari

saat ini. Pihak manajemen harus dapat memperkirakan tren di masa

mendatang dan membuat langkah - langkah persiapan dalam

mengantisipasinya. Dalam perspektif ini terdapat tiga kategori yang

dapat diperhatikan secara khusus dalam penanganan di masa depan

yaitu :

- Kapabilitas pekerja

Salah satu perubahan yang dramatis dalam pemikiran manajer

selama tahun – tahun terakhir ini adalah peran pegawai dalam

organisasi. Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan kembali

(reskilling) pegawai yang dapat menjamin kecerdasan dan

kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

36  

Tiga pengukuran utama yang berlaku umum adalah :

a. Kepuasan pekerja : menyatakan bahwa moral pekerja dan

kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat

penting oleh sebagian besar organisasi. Pekerja yang puas

merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produkitvitas, daya

tanggap dan layanan pelanggan di masa kini maupun masa

mendatang.

b. Resensi pekerja : menyatakan lama tidaknya para pekerja yang

diminati organisasi dapat bertahan bekerja. Hal ini berdasarkan

teori bahwa pada dasarnya suatu organisasi membuat investasi

jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga seitap kali ada

pekerja yang berhenti dan bukan atas keinginan organisasi maka

itu merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi organisasi

tersebut.

c. Produktivitas pekerja : merupakan suatu ukuran hasil atau

dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian

pekerja, inovasi, proses internal dan kepuasan pelanggan.

Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh

para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk

menghasilkan keluaran tersebut.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

37  

  

Selain tiga pengukuran inti tersebut di atas, maka terdapat pula

faktor pendorong yang penting, yaitu :

a. Kompetensi staf

Dengan adanya transformasi organisasi maka para pekerja harus

mengambil tanggung jawab baru agar tujuan pelanggan dan

keunggulan operasional dapat tercapai. Oleh karena itu maka

dibutuhkannya pelatihan ulang dapat dipandang dalam dua dimensi

yaitu : tingkat pelatihan yang dibutuhkan dan persentase tenaga

kerja yang membutuhkan pelatihan ulang. Bila tingkat pelatihan

ulang pekerja rendah, latihan dan pendidikan normal sudah

mencukupi bagi organisasi untuk mempertahankan kapabilitas

kerja. Dalam hal ini pelatihan ulang bukan merupakan prioritas

untuk mendapat tempat dalam IT Balanced Scorecard. Hal yang

berbeda berlaku untuk situasi sebaliknya, dimana pekerja

membutuhkan latihan khusus.

b. Infrastruktur Teknologi

Mencerminkan kekuatan tepat guna dan sasaran dari teknologi

yang digunakan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.

Faktorfaktor yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara lain:

penggunaan teknologi strategis, penggunaan database strategis,

pengalaman yang dimiliki (experience capture), proprietary

aplikasi dan paten atau hak cipta.

c. Ilmu untuk bertindak

Faktor pendorong ini biasanya diakibatkan oleh situasi dan kondisi

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

38  

tertentu yang tercipta dalam pelaksanaan proses-proses bisnis

maupun dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor-

faktor yang termasuk dalam kategori ini antara lain : siklus

keputusan penting, fokus strategi, pemberdayaan staf, personal

aligment, moral pekerja dan kerjasama tim.

- Kapabilitas sistem informasi

Selain motivasi dan keahlian pekerja, jika ingin para pekerja dapat

bekerja secara lebih efektif dalam lingkungan yang kompetitif saat

ini dan di masa mendatang, maka diperlukan data dan informasi

yang lebih banyak, yang menyangkut pelanggan, keadaan pasar,

proses internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi.

2.2.8. Qualitative Case Study

Menurut Pamela Baxter dan Susan Jack (Baxter & Jack, 2008)

Sebuah case study secara qualitative dapat dilakukan ketika Focus dari

case study tersebut adalah untuk menjawab “bagaimana” atau “mengapa”.

Adapun ragam dari qualitative case study adalah :

Tabel 2.3 Ragam Qualitative Case Study

No Tipe Case Study Penjelasan

1 Explanatory Tipe studi kasus ini akan digunakan apabila studi

kasus yang dilakukan digunakan untuk mencari

jawaban dari pertanyaan mengenai bagaimana

menjelaskan bagaimana dugaan sebuah hubungan

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

39  

  

antara sebuah cara penyelesaian diterapkan dengan

efek diimplementasikan cara penyelesaian tersebut

2 Exploratory Tipe studi kasus ini digunakan untuk mengeksplor

keadaan dimana permasalahan yang terjadi masih

belum dievaluasi secara jelas

3 Descriptive Tipe studi kasus ini digunakan untuk

menggambarkan keadaan yang jelas dari suatu

permasalahan yang terjadi secara nyata

4 Multiple-Case

study

Tipe studi kasus ini dilakukan ketika seorang peneliti

ingin meneliti lebih dari 1 kasus yang sama ataupun

membandingkan antara kasus yang ada. Tujuan nya

adalah untuk memberikan penjelasan persamaan

antara kasus-kasus yang ada ataupun memberikan

point perbedaan yang bertolak belakang antara kasus

yang ada

5 Intrinsic Tipe studi kasus ini digunakan ketika sang peneliti

memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan studi

kasus dari dalam dirinya sendiri. Tujuan dari studi

kasus ini adalah untuk mengerti lebih dalam lagi

mengenai kasus yang diteliti dan bukanlah untuk

membangun sebuah teori baru

6 Instrumental Tipe studi kasus ini digunakan untuk mencapai hasil

yang lebih dari hanya sekedar mengerti dari kasus

yang terjadi. Dengan studi kasus ini, yang dihasilkan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

40  

merupakan wawasan yang mendalam atas kasus yang

diteliti yang bisa digunakan untuk membuat sebuah

teori baru.

7 collective Tipe Studi kasus ini digunakan untuk menganalisa

berbagai kasus yang memiliki permasalahan yang

sama yang hasil nya merupakan sebuah rangkuman

dari rangkaian kasus yang terjadi

2.2.9. KPI

KPI merupakan sebuah alat pengukuran yang bisa digunakan untuk

mengukur bagaimana sebuah tujuan dalam keempat perspektif dalam

balanced scorecard bisa direalisasikan dan relevan (Ward & Peppard,

Strategic Planning for Information Systems, 2002). KPI ini digunakan

sebagai alat untuk menilai performa sesuatu dilakukan berdasarkan factor

tertentu.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

41  

  

Dalam pembuatan KPI, harus didefinisikan terlebih dahulu critical

success factor (CSF) dari sebuah strategi dan kemudian dibuatlah

parameter pengukuran nya (KPI) yang terangkum dalam gambar berikut

(Kevin Littler, 2000) :

Gambar 2.3 Pembuatan KPI (Kevin Littler, 2000)

2.2.10 Company Profile PT MCM

PT MCM berdiri sejak tahun 1997, dengan Kantor Pusat di Jakarta

dan pabrik di purwakarta. Setelah lebih dari 15 tahun berjalan, PT MCM

terus mengembangkan kemampuan, penguasaan teknologi, dan

pengalaman. Bisnis yang telah dilakukan oleh PT MCM di antara lain

ekspor Bleaching Cotton, Sliver Cotton, Cotton Roll, dan Facial Cotton

(dengan menggunakan private label). MCM mulai menggarap pasar lokal

pada Agustus 2009 dengan memasarkan produk Facial Cotton.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

42  

Dengan penerapan teknologi dari Jepang dan pembaruan mesin-

mesin otomatis yang modern, MCM berkomitmen mengutamakan

kepuasan pelanggan dengan motto QII (Quality, Innovation,

Improvement).

Produk ekspor PT MCM secara umum dipasarkan ke negara

jepang, sedangkan untuk produk local sudah dipasarkan melalui beberapa

jaringan pemasaran sebagai berikut :

- Health & Beauty

- Supermarket

- Hotel

- Beauty Center

- Wholesale

PT MCM juga memiliki kebijakan mutu, yaitu bertekad menjadi

perusahaan pengolahan kapas yang terbaik dan mewujudkan kepuasan

pelanggan dengan menggunakan konsep QII (Quality, Innovation and

Improvement). Untuk mencapai hal tersebut, PT MCM akan melakukan :

- Menyediakan produk yang berkualitas dan memenuhi

persyaratan pelanggan serta ramah lingkungan

- Membuat produk dengan biaya yang efisien sehingga memiliki

harga jual yang kompetitif

- Memastikan bahwa proses pengiriman barang ke pelanggan

tepat waktu dan dengan jumlah yang tepat juga

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0069 2.pdfNo Judul Jurnal Deskripsi Metodologi Alat Pengukura n Hasil 1 Information

43  

  

- Mengembangkan dan menghargai karyawan sebagai asset

sumber daya perusahaan

- Menjalankan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO

9001:2008

VISI MCM

Menjadikan MCM sebagai Perusahaan besar pengolahan kapas yang

dikenal oleh dunia sebagai produk dasar maupun produk jadi yang

bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari dan perawatan kesehatan yang

produktif dan ramah lingkungan.

MISI MCM

1. Meningkatkan dan menjaga kualitas dan kuantitas produk

2. Melakukan inovasi terhadap produk

3. Memperluas jaringan pemasaran

4. Menghasilkan produk yang ramah lingkungan