bab ii landasan teori - library & knowledge...

21
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Knowledge Management 2.1.1 Pengertian data, informasi, knowledge dan wisdom Sebelum munculnya manajemen pengetahuan (Knowledge Management) perbedaan antara data, informasi, knowledge dan wisdom tidak begitu nyata, sedangkan di Knowledge Management ketidakjelasan pembedaan dapat menimbulkan inefisiensi dan kesalahan dalam penerapan. Suatu organisasi bisa saja mengatakan telah menerapkan Knowledge Management, namun kenyataannya baru tahap manajemen data atau informasi (Tobing, 2007, p13). Penerapan KM harus lebih memperhatikan aspek manusia dan kulturnya, karena munculnya knowledge berasal dari intervensi manusia terhadap informasi melalui interpretasi dan judgment yang dipengaruhi oleh intelektualitas, mentalitas, pengalaman dan value yang dimiliki manusia. Untuk menghasilkan knowledge yang bernilai tinggi, suatu organisasi akan memerlukan sistem untuk melakukan strukturisasi seluruh data dan informasi yang dimiliki. Transisi dari data sampai ke wisdom digambarkan dalam bentuk hirarki seperti gambar 2.1.

Upload: dotu

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Knowledge Management

2.1.1 Pengertian data, informasi, knowledge dan wisdom

Sebelum munculnya manajemen pengetahuan (Knowledge Management)

perbedaan antara data, informasi, knowledge dan wisdom tidak begitu nyata, sedangkan di

Knowledge Management ketidakjelasan pembedaan dapat menimbulkan inefisiensi dan

kesalahan dalam penerapan. Suatu organisasi bisa saja mengatakan telah menerapkan

Knowledge Management, namun kenyataannya baru tahap manajemen data atau

informasi (Tobing, 2007, p13).

Penerapan KM harus lebih memperhatikan aspek manusia dan kulturnya, karena

munculnya knowledge berasal dari intervensi manusia terhadap informasi melalui

interpretasi dan judgment yang dipengaruhi oleh intelektualitas, mentalitas, pengalaman

dan value yang dimiliki manusia.

Untuk menghasilkan knowledge yang bernilai tinggi, suatu organisasi akan

memerlukan sistem untuk melakukan strukturisasi seluruh data dan informasi yang

dimiliki. Transisi dari data sampai ke wisdom digambarkan dalam bentuk hirarki seperti

gambar 2.1.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

7

Adapun pengertian tentang data, informasi, knowledge dan wisdom adalah :

• Data merupakan fakta-fakta, dapat berupa gambar, angka-angka tanpa konteks

ataupun lembar kerja dalam speadsheets tanpa disertai dengan analisis dan

interpretasi data. Menurut Tiwana (2000, p39), data merupakan kumpulan dari

transaksi-transaksi.

• Informasi adalah data yang tersusun dan disertai dengan hubungan (konteks) yang

mempunyai arti, untuk membantu pengambilan keputusan. Menurut Davenport dan

Prusak (Tobing, 2007, p15), Informasi adalah proses perubahan data yang melalui

beberapa tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu :

Contextualized : memahami manfaat data yang dikumpulkan.

Categorized : memahami unit analisis atau komponen kunci dari data.

Calculated : menganalisis data secara matematik atau secara statistik.

Corrected : menghilangkan kesalahan (error) dari data.

Condensed : meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas.

Connectednes

information

knowledge

wisdom

understanding data

Gambar 2.1 Hirarki DIKW dari data ke wisdom (Belinger, et al) dalam Tobing, 2007

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

8

• Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari

informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam organisasi dan

digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Menurut Davenport dan Prusak (Tobing,

2007, p18), proses transformasi informasi menjadi knowledge juga melalui empat

tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu :

Comparison : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi lain

yang telah diketahui

Consequences : menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat

untuk pengambilan keputusan dan tindakan.

Connections : menemukan hubungan-hubungan bagian kecil dari informasi

dengan hal lain.

Conversations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain

terkait informasi tersebut.

• Wisdom adalah knowledge yang digunakan dalam membuat keputusan-keputusan

yang menyangkut masa depan.

2.1.2 Siklus Transfer Knowledge Knowledge terdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge.

• Tacit knowledge merupakan knowledge yang ada di dalam diri manusia dalam bentuk

intuisi, judgement, skill, value dan belief. Knowledge ini sulit untuk diformalisasikan

dan dibagikan kepada orang lain.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

9

• Explicit Knowledge adalah knowledge yang dapat terkodifikasikan dalam bentuk

dokumen sehingga mudah ditransfer dan didistribusikan dengan berbagai media,

dapat berupa kaset/cd video, formula, dan audio

Oleh Nonaka dan Takeuchi (1995), kedua jenis knowledge tersebut digambarkan

dalam siklus transfer knowledge, yang disebut SECI Process (S: Socialization,

E: Externalization, C: Combination, dan I: Internalization), seperti gambar 2.2.

• Sosialisasi (Socialization) adalah konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit dan

proses sharing serta penciptaan pengetahuan tacit melalui interaksi dan pengalaman

langsung (Tobing, 2000, p22). Istilah sosialisasi ini digunakan untuk menekankan

pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan,

dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti rapat, diskusi dan pertemuan

bulanan.

• Eksternalisasi (externalization), yaitu transfer dari tacit knowledge ke explicit

knowledge melalui proses dialog dan refleksi (Tobing, 2000, p22). Melalui cara ini

Gambar 2.2 Empat model konversi knowledge. (SECI proces, Nonaka & takeuchi, 1995) dalam Tobing, 2007

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

10

pengetahuan terkristalisasikan sehingga dapat didistribusikan ke pihak lain dan

menjadi basis bagi pengetahuan baru. Pada tahap ini, pengetahuan tacit

diekspresikanan dan diterjemahkan menjadi metafora, konsep, hipotesis, diagram,

model atau prototipe sehingga dapat dimengerti oleh semua pihak. Misalnya,

penulisan buku, jurnal, majalah dan lain-lain.

• Kombinasi (Combination) adalah transfer dari explicit knowledge ke explicit

knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian explicit knowledge dan

informasi (Tobing, 2000, p22). Dengan cara ini pengetahuan ditukarkan dan

dikombinasikan melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat-rapat, percakapan

telepon dan komunikasi melalui jaringan komputer. Dalam praktiknya kombinasi

bergantung pada tiga proses. Pertama, pengetahuan eksplisit dikumpukan dari dalam

dan luar organisasi/perusahaan, kemudian dikombinasikan. Kedua, pengetahuan

eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi perusahaan. Ketiga

pengetahuan ekplisit tersebut disebarkan ke seluruh perusahaan melalui berbagai

media.

• Internalisasi (Internalization) adalah transfer dari explicit knowledge ke tacit

knowledge merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge yang dilakukan

oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang disebarkan ke seluruh

organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga menjadi tacit knowledge anggota

organisasi (Tobing, 2000, p22). Internalisasi pengetahuan digunakan untuk

memperluas, memperdalam serta mengubah pengetahuan tacit yang dimiliki oleh

setiap anggota organisasi/perusahaan. Bila pengetahuan berhasil diinternalisasikan ke

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

11

dalam pengetahuan tacit para individu dalam bentuk model mental bersama maka

pengetahuan ini akan menjadi aset yang luar biasa bagi perusahaan.

2.1.3 Pengertian Knowledge Management

Menurut para ahli, istilah knowledge management (KM) sebetulnya tidak tepat,

karena sesungguhnya organisasi tidak dapat mengelola pengetahuan. Yang dikelola oleh

organisasi adalah sumber dayanya, seperti keuangan dan barang. Sedangkan orang yang

memiliki pengetahuan sebaiknya dipimpin, bukan dikelola. Karena itu istilah yang tepat

adalah pengelolaan berbasis pengetahuan (knowledge-based management), namun karena

penggunaannya sudah meluas istilah KM tetap digunakan.

Menurut Tobing (2007, p23) definisi tentang knowledge management sangat

beragam dan kemungkinan besar akan bertambah seiring dengan semakin berkembang

dan beragamnya pemahaman tentang knowledge management. Biasanya dalam

perancangan knowledge management pada suatu perusahaan, faktor subjektif para

perancangnya turut mempengaruhi pemilihan definisi yang akan diadopsi, disamping

kesesuaian dengan strategi dan kerangka yang digunakan dalam implementasinya.

Menurut Amrit Tiwana (2001, p21), pengelolaan knowledge management

perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan menghasilkan keunggulan kompetitif

yang berkesinambungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian

dan pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan

bisnis.

Menurut Shelda (2006, p16), knowledge management merupakan suatu aktifitas

untuk mengidentifikasi, menciptakan, mengatur serta menyebarkan aset intelektual yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

12

kritikal dari suatu organisasi untuk jangka waktu yang panjang sehingga keberlangsungan

suatu organisasi terus berkesinambungan.

Menurut Widayana (2005, p31), knowledge management merupakan sistem yang

dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan menyebarkan

knowledge dalam perusahaan. Sehingga knowledge mudah digunakan setiap saat dan oleh

siapa saja yang sesuai dengan tingkat otoritas dan kopentensinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan upaya

terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang

dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja

organisasi. Aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya perolehan,

penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta

evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi. 

2.1.4 Komponen Knowledge Management

Menurut Collison dan Parcell yang dikutip Ghalib (2004, p.9) Knowledge

Management adalah wilayah yang kompleks, yang menjangkau batas-batas pembelajaran

dan perkembangan, teknologi informasi dan sumber daya manusia. Model yang dimiliki

menggambarkan wilayah kegiatan dimana usaha KM dapat menjadi kekuatan untuk

mengkomunikasikan apa yang tercakup dalam organisasi.

Model dari Collison dan Parcell menunjukkan kesuksesan KM dalam berinteraksi

diantara tiga elemen pokok, yaitu People, Process dan Technology.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

13

Menurut Dilip Bhatt seorang konsultan Knowledge Management, terdapat tiga

komponen dalam penerapan knowledge management yang terdiri dari yaitu People,

Process, dan Technology (Bhatt, 2000).Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.3

Gambar 2.3 Knowledge Management Components (Bhatt, 2000)

• People

Knowledge yang berada pada seseorang akan ditransfer ke orang lain juga, dan

people adalah faktor utama dalam penerapan keberhasilan knowledge management.

• Process

Proses membantu untuk mengeksternalisasi (tacit menjadi explicit) yang berhubungan

dengan perubahan proses kerja, organisasi dan lain sebagainya.

• Technology

Teknologi berperan sebagai enabler dalam knowledge management, dimana teknologi

mempunyai fungsi dalam capture, store, update, search dan reuse knowledge atau

yang sering kita kenal sebagai KMS (Knowledge Management System).

Keefektifan knowledge management bukan pilihan dari penggunaan software,

ruang kelas atau praktek langsung, formal atau informal, ataupun teknik dengan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

14

sosial, tetapi menggunakan semua pilihan yang dapat memotivasi karyawan untuk

menjadikan pengetahuan memiliki peranan. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan

setiap individu. Knowledge management terintegrasi pada strategi lembaga yang

dilakukan untuk menjaga kompetensi lembaga dalam jangka panjang dengan

membangun kompetensi organisasi.

2.1.5 Knowledge Management System

Menurut Maier (2007, p46), Knowledge Management System adalah sistem ICT

(Information and Communication Technology) yang mendukung fungsi dari knowledge

creation, konstruksi, identifikasi, menangkap (capture), akuisisi, seleksi, penilaian,

organisasi, linking, penataan, formalisasi, visualisasi, distribusi, penyimpanan,

pemeliharaan, perbaikan, evolusi, mengakses, mencari, dan aplikasi knowledge pada

suatu organisasi.

Menurut Turban (2005, p23), Knowledge management system adalah arsitektur

enterprise yang meliputi seluruh teknologi informasi dan aplikasi. Adapun aplikasi-

aplikasi yang mendukung Knowledge management system antara lain, document

management system, portal, forum, e-learning, email, massenger, social network,

wikipedia dan lain sebagainya.

2.2 Strategi Penerapan Knowledge Management System

Menurut Hansen, Nohria dan Tierney (Setiarso, 2009, p13) mengemukakan

bahwa pada dasarnya, strategi organisasi dalam pengetahuan yang dimiliki dibagi atas

dua ekstrim yaitu: strategi kodifikasi (codification strategy) dan strategi personalisasi

(personalization strategy). Bila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

15

berhati-hati (codified) dan disimpan dalam basis data sehingga pengguna yang

membutuhkan dapat mengakses pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti itu

dikatakan menganut strategi kodifikasi. Namun pengetahuan tidak hanya eksplisit saja,

melainkan juga pengetahuan yang terpikirkan (tacit). Pengetahuan tacit amat sangat sulit

diterjemahkan ke dalam bentuk eksplisit, oleh sebab itu pengetahuan dialihkan dari satu

pihak ke pihak lain melalui hubungan personal yang intensif, cara mengelola

pengetahuan seperti ini disebut strategi personalisasi. Jadi fungsi utama dari jaringan

komputer baik internet atau intranet, bukan saja untuk menyimpan atau

mendokumentasikan pengetahuan melainkan juga untuk memfasilitasi lalu lintas

komunikasi antar individu dalam suatu organisasi merupakan strategi personalisasi.

Strategi kodifikasi digunakan untuk menyimpan pengetahuan di dalam tempat

penyimpanan yang terstruktur dari pengetahuan sebagai database untuk penggunaan

yang berulang-ulang. Davenport dan Prusak, seperti dikutip oleh Tobing (2007 p19).

menyatakan bahwa tujuan kodifikasi adalah membuat pengetahuan organisasi ke dalam

suatu bentuk yang membuat pengetahuan organisasi tersebut dapat diakses oleh personil

yang membutuhkannya. Strategi yang kedua yaitu strategi personalisasi adalah strategi

yang diadopsi oleh organisasi untuk memberikan solusi dari masalah biasa sampai

masalah yang unik. Kedua strategi tersebut biasanya didetilkan menjadi empat strategi

pengetahuan yaitu :

• Intellectual Asset Management Strategy

• Personal Knowledge Asset Responsibility Strategy

• Knowledge Creation Strategy

• Knowledge Transfer Strategy

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

16

2.3 Menentukan Strategi Knowledge Management System

yang dibutuhkan Organisasi

Menurut Tobing (2007, p55), Strategi KM merupakan penjabaran dari strategi

bisnis perusahaan. Dalam strategi KM diformulasikan visi, misi dan objektif strategis dari

pengelolaan knowledge yang mendukung visi, misi, objektif perusahaan.

untuk menyusun suatu strategi perlu didukung dengan :

- Analisa terhadap kondisi lingkungan bisnis

- Menentukan faktor-faktor kunci sukses

- Menterjemahkan strategi perusahaan dalam rencana kegiatan ke depan

- Melakukan identifikasi knowledge yang sudah dimiliki.

a. Faktor keberhasilan Knowledge Management System (sucsess factor)

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan KMS yang sedang berjalan diperlukan

pengukuran terhadap penggunaannya. Dari sebuah riset yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan bernama Teleos menemukan bahwa ada delapan dimensi kinerja

pengetahuan dalam organisasi, yang menjadi kriteria Most Admired Knowledge

Enterprise (MAKE) Study. MAKE adalah salah satu ajang tempat individu dan

organisasi untuk mempelajari KM, sekaligus menjadi ajang pengakuan atas

kematangan dalam menjalankan KM dan komitmen pemimpin organisasi.

Delapan kriteria yang menjadi dasar penilaian MAKE dalam menentukan

keberhasilan suatu organisasi penerapkan KM adalah :

1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan

(Organizational Culture)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

17

a. Mengembangkan dan menyebarkan visi dan strategi organisasi berbasis

pengetahuan.

b. Menentukan dan menetapkan kompetensi inti organisasi (nilai/aset

pengetahuan)

c. Merancang struktur organisasi dan hubungan-hubungan antara bagian dalam

organisasi yang didasarkan pada optimalisasi aset pengetahuan

d. Mengembangkan dan mengelola nilai-nilai organisasi (core values) berbasis

pengetahuan

e. Mengembangkan dan mengelola perilaku-perilaku (budaya) yang berorientasi

pada pengetahuan

f. Mengembangkan dan mengelola sistem/proses pengetahuan organisasi

g. Menciptakan dan mengelola strategi sumber daya manusia berbasis

pengetahuan

2. Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen

(Leadership)

a. Mengembangkan dan menyebarkan gaya manajemen yang mendorong

perolehan, saling berbagi dan penerapan pengetahuan untuk penciptaan nilai

tambah bagi organisasi

b. Menyediakan dukungan perusahaan dalam bentuk finansial maupun

nonfinansial untuk mengelola pengetahuan

c. Mendorong dan mendukung implementasi strategi pengetahuan

d. Mengembangkan dan melatih knowledge leaders

e. Mengakui/menghargai knowledge leaders

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

18

3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan (Innovation)

a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi inovasi dan penciptaan

pengetahuan organisasi

b. Mengembangkan dan melatih para pekerja dalam inovasi dan pengembangan

ide

c. Melibatkan pelanggan dan supplier dalam pengembangan produk dan

pelayanan berbasis pengetahuan

d. Meningkatkan/memperluas pengetahuan organisasi

e. Mengelola perpindahan/penyebaran pengetahuan dan ide sampai pada

pengambilan tinadakan

f. Memberikan pengakuan/penghargaan kepada orang-orang yang melakukan

inovasi

g. Mengelola proses produksi dan atau pelayanan berbasis pengetahuan

h. Mengukur nilai tambah yang tercipta dari inovasi dan karya pengetahuan

4. Memaksimalkan modal intelektual perusahaan (Intelectual Capital Management)

a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi modal intelektual (Intelectual

Capital) organisasi

b. Mengembangkan dan melatih para karyawan berdasarkan konsep dan

perangkat modal intelektual

c. Mengembangkan perangkat dan teknik untuk mengelola dan mengukur modal

intelektual

d. Mengelola dan memperluas modal intelektual

e. Melindungi aset pengetahuan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

19

f. Mengakui/menghargai karyawan yang telah menambah modal intelektual

organisasi

5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif

(Knowledge Sharing & Collaboration)

a. Mengembangkan dan mengelola pemasukan/pengumpulan, pengkategorian,

dan penggunaan pengetahuan

b. Memetakan sumber daya pengetahuan di seluruh organisasi

c. Mengubah pengetahuan individu (tacit) menjadi pengetahuan organisasi

(explicit)

d. Menciptakan sistem mekanisme untuk saling berbagi pengetahuan dan best

practices internal dan eksternal

e. Menyediakan program informasi teknologi untuk berbagi pengetahuan

f. Mengembangkan communities of practice

g. Efektif dalam mengenali dan menemukan keahlian internal dan eksternal

h. Membentuk sistem pengakuan dan penghargaan berdasarkan pengetahuan

6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar (Organizational Learning)

a. Mengembangkan strategi pembelajaran organisasi

b. Mengembangkan kolaborasi/partnership untuk percepatan pembelajaran

c. Mengembangkan dan/atau mendapatkanberbagai perangkat, teknik dan

metodologi pembelajaran

d. Mengubah pengetahuan individu (tacit) menjadi pengetahuan perusahaan

(explicit)

e. Mengembangkan communities of practice

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

20

f. Learning by doing

g. Coaching dan mentoring

h. Mengembangkan infrastruktur perusahaan pembelajar, contohnya internet

prusahaan untuk tukar-menukar pengalaman belajar internal dan eksternal

7. Memberikan nilai berdasarkan pengetahuan tentang pelanggan (Customer

Knowledge)

a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi organisasi yang memberi nilai

tambah bagi pelanggan

b. Membuat dan mengelola profil/peta pelanggan berdasarkan nilai tambah

(value)

c. Membuat customer values chains

d. Mengembangkan dan/atau mendapatkan perangkat dan teknik untuk

mengumpulkan dan mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan pelanggan

e. Mengembangkan dan mengelola database pelanggan

f. Mengembangkan perangkat dan teknik untuk mendapatkan nilai tambah dari

pengetahuan pelanggan

g. Mengukur perubahan dalam rangkaian nilai tambah bagi pelanggan

8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai bagi pemegang saham

atau masyarakat bagi organisasi nirlaba (Organizational Value)

a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi organisasi berbasis pengetahuan

untuk memberi nilai tambah bagi pemegang saham

b. Memetakan dan mengembangkan rangkaian-rangkaian nilai tambah

pengetahuan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

21

c. Mengelola dan mengukur rangkaian-rangkaian nilai tambah pengetahuan

d. Mengukur perubahan nilai tambah pemegang saham organisasi

e. Mengkomunikasikan/melaporkan hasil nilai tambah berbasis pengetahuan

Model keberhasilan KMS menurut DeLone and McLean (1992, p42) terdapat

beberapa uraian penting pada tiap dimensi, yaitu:

1. System Quality: Kualitas sistem fokus pada pengukuran sistem dalam hal pemrosesan

informasi. Kualitas sistem merupakan karakteristik yang dibutuhkan oleh sistem

informasi. Karakteristik yang dibutuhkan antara lain:

- Akurasi Data (Data Accuracy)

- Kekinian Data (Data Currency)

- Isi-isi Basis Data (Database Contents)

- Kemudahan Penggunaan (Ease Of Use)

- Kemudahan Dipelajari (Ease Of Learning)

- Kenyamanan Akses (Convinience Of Access)

- Faktor Manusia (Human Factor)

- Integrasi dari Sistem-sistem (Integration Of Sistems)

- Realisasi dari kebutuhan-kebutuhan pemakai (Realization Of User Requirements)

- Kegunaan fitur-fitur dan fungsi-fungsi sistem (Userfulness Of Sistem Features

and Functions)

- Akurasi Sistem (Sistem Accuracy)

- Keluwesan Sistem (Sistem Flexibility)

- Keandalan Sistem (Sistem Reliability)

- Kecanggihan Sistem (Sistem Sophistication)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

22

- Pemanfaatan Sumber-sumber Daya (Resources Utilization)

- Waktu Respon (Response Time)

- Waktu Pembalikan (Turnaround Time)

2. Information Quality: Kualitas informasi fokus pada keluaran dari sistem informasi.

Kualitas informasi merupakan pemenuhan terhadap karakteristik yang diinginkan

seperti akurasi, ketepatan, kelengkapan, keringkasan, keterkaitan, kemudahan dalam

pemahaman, arti dari informasi, perbandingan dan format.

3. Use: Penggunaan sistem informasi fokus pada kuantitas penggunaan sistem oleh

pengguna.Hal ini merupakan ukuran yang paling banyak digunakan untuk mengukur

keberhasilan sistem informasi.

4. User Satisfaction: kepuasan pengguna, merupakan tanggapan pengguna terhadap

penggunaan sistem informasi.

5. Individual impact : dampak informasi terhadap kebiasaan individu.

6. Organizational impact: fokus pada dampak sistem informasi terhadap kinerja

organisasi.

b. Analisa SWOT

Knowledge management system yang akan dikembangkan harus selaras dengan

strategi organisasi agar benar-benar sesuai dengan kemampuan inti dari apa yang

diperlukan oleh organisasi. Untuk lebih mudah dalam memahaminya dapat dilihat pada

kerangka berpikir yang diadaptasi dari model Zack pada Gambar 2.5.

Penyelarasan dimulai dengan melakukan analisis SWOT pada organisasi dan

faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan organisasi sehingga dapat ditentukan

sasaran dan strategi organisasi untuk mencapai sasaran tersebut (Setiarso, p53-54).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

23

SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesses),

peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Analisa SWOT didasarkan pada asumsi

bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta

meminimalkan kelemahan dan ancaman.

• Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keunggulan terhadap pesaing dan

kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan

adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan

komparatif bagi perusahaan di pasar.

• Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan

dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.

• Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan. Trend penting merupakan salah satu sumber peluang. Identitas

segmen pasar yang sebelumnya terabaikan, perubahan situasi pesaing atau

peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pihak luar

dapat memberikan peluang bagi perusahaan.

• Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,

meningkatnya kekuatan tawar-menawar bisnis, perubahan teknologi, serta

peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan

perusahaan.

Adapun menurut Tiwana (2000) seperti dikutip oleh Setiarso, dalam menentukan

knowledge yang dibutuhkan oleh organisasi dapat digunakan kerangka berpikir Zack

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

24

sebagai alat bantu dalam usaha untuk mengetahui knowledge apa yang harus dimiliki dan

yang sudah dimiliki. Kerangka berpikir Zack digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Zack, (Setiarso, 2009)

Kemudian pada tahapan selanjutnya dilakukan identifikasi tentang langkah-

langkah apa yang harus diterapkan. Seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Penyelarasan KMS dengan strategi organisasi (Setiarso, 2003, p11)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

25

2.4 Pengertian Kinerja

Menurut Wirawan (2009, p5), Konsep Kinerja merupakan singkatan dari kinetika

energi kerja (performance). Istilah performance sering disebut sebagai performa. Kinerja

adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat digunakan

untuk menunjukkan keluaran perusahaan/lembaga, alat, fungsi-fungsi manajemen

(produksi, pemasaran, keuangan), atau keluaran seorang pegawai.

Menurut Gibson seperti dikutip Lestari (2007,p27-28), Kinerja

perusahaan/lembaga merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan

mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan/lembaga merupakan hasil

yang diinginkan perusahaan/lembaga dari perilaku orang-orang di dalamnya. Menurut

Govindarajan dan Fisher, kinerja perusahaan/lembaga mencakup kinerja perusahaan

secara keseluruhan sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif.

Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan/lembaga membutuhkan

sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan

juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. Salah

satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual

sebagai aset yang dikelola adalah knowledge management (Honeycutt, 2002) seperti

dikutip oleh Kosasih (2007). Dalam prakteknya knowledge management dapat menjadi

guidance tentang pengelolaan intangible asset yang menjadi pilar perusahaan/lembaga

dalam menciptakan nilai. Perusahaan/lembaga perlu mengetahui sejauh mana knowledge

management berperan di dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya di lembaga

litbang.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0069 2.pdf · • Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola

26

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

(Sugiyono, 2008, p93).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara People terhadap peningkatan kinerja

karyawan.

H1 : ada pengaruh signifikan antara People terhadap peningkatan kinerja

karyawan.

2. H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara Process terhadap peningkatan kinerja

karyawan.

H1 : ada pengaruh signifikan antara Process terhadap peningkatan kinerja

karyawan.

3. H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara Technology terhadap peningkatan

kinerja karyawan.

H1 : ada pengaruh signifikan antara Technology terhadap peningkatan kinerja

karyawan.