bab 2 landasan teori - bina nusantara | library & knowledge...
TRANSCRIPT
9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Data-Information-Intelligence-Knowledge-Wisdom
Ada beberapa pengertian data, informasi, dan knowledge menurut para ahli,
diantaranya adalah:
2.1.1 Pengertian Data
Data adalah sebuah koleksi fakta-fakta, hasil pengukuran, dan statistik.
Menurut Davenport, 1998, dalam konteks organisasi, data dijelaskan sebagai
rekaman-rekaman terstruktur dari transaksi-transaksi yang dilakukan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Holsapple, 2003, Informasi adalah data yang telah diorganisir dan
diproses, yang memiliki jangka waktu dan akurat.
2.1.3 Pengertian Intelligence
Menurut Amrit Tiwana, 1999, ketika knowledge dapat diaplikasikan,
dipakai ketika dan dimana dibutuhkan, dan membawa kearah pengambilan
keputusan, mengarahkan kepada hasil serta kinerja yang lebih baik, maka
knowledge dapat dikualifikasikan sebagai intelegensi.
2.1.4 Pengertian Knowledge
Pengertian knowledge dari Webster’s dictionary adalah sebagai berikut:
knowledge: 1. applies to facts or ideas acquired by study, investigation,
observation, or experience 2. rich in the knowledge of human nature 3. Learning
10
applies to knowledge acquired especially through formal, often advanced,
schooling 4. a book that demonstrates vast learning.
Menurut Roget’s Thesaurus adalah sebagai berikut:
Knowledge.—N. cognizance, cognition, cognoscence; acquaintance, experience,
ken, privity, insight, familiarity; comprehension, apprehension; recognition;
appreciation; judgment; intuition; conscience; consciousness; perception,
precognition.
Menurut Thomas Davenport dan Laurence Prusak, 1998, “Knowledge is a
fluid mix of framed experience, values, contextual information, expert insight and
grounded intuition that provides an environment and framework for evaluating
and incorporating new experiences and information. It originates and is applied
in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in
documents or repositories but also in organizational routines, processes,
practices, and norms.”
Menurut Turban, 2005, knowledge adalah informasi yang kontekstual,
relevan dan dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan suatu aksi.
2.1.5 Pengertian Wisdom
Menurut Complete and Unabridged, 2003, Wisdom adalah kemampuan atau
hasil dari kemampuan untuk berpikir dan bertindak menggunakan knowledge,
pengalaman, pemahaman, akal sehat dan wawasan.
11
2.2 People, Process, Technology
Gambar 2.1 People, Process, Technology
2.2.1 People
Thomas Davenport, 1995, dalam bukunya “Think Tank” berpendapat
bahwa transfer pengetahuan (knowledge transfer) yang sukses bukan ditentukan
oleh keterlibatan komputer atau dokumen-dokumen melainkan lebih pada
interaksi antar manusia dalam organisasi.
Berbicara mengenai people, pasti tidak akan terlepas daripada culture.
Dimensi terpenting yang mencakup struktur organisasi, culture, tanggung jawab
dan lainnya. Jenis dari knowledge worker adalah knowledge leader, knowledge
initiative manager, knowledge foot soldier, dan setiap orang lainnya. Knowledge
yang berorientasi kepada culture. Terbatas pada jarak dan waktu.
1. Knowledge Leader
Atribut dari knowledge leader diantaranya strategic visionary
(menyiapkan visi strategic perusahaan), motivator, communicator, change
12
age
con
dan
ber
2. Cu
kn
(m
han
sha
sem
kep
ent (sebaga
ntoh bagi o
n knowledg
Peranan
rbagai aspe
ulture
Mencipt
nowledge cu
mengingat b
nya menduk
aring, memb
mua anggot
Di sam
percayaan,
ai penggerak
orang lain),
ge executor
n dari know
k:
Gambar
takan kno
ulture adala
bahwa manu
kung proses
berikan sara
ta mendapat
mping itu,
toleransi da
k perubaha
learning fa
(dan pelaku
wledge leade
r 2.2 Knowled
owledge c
ah bahwa m
usia adalah
s lebih lanju
an dan men
tkan makna
harus ad
an kerja sam
an), coach, m
acilitator (p
u knowledg
er dalam or
dge Leader R
culture ya
manusia leb
h sumber d
ut), mendor
ndukung kno
a-makna dar
a komunik
ma dari para
mentor and
penyambung
e).
rganisasi, ya
Role
ang efekti
bih penting
dari knowle
rong tercipt
owledge pra
ri culture.
kasi secara
a anggotany
d model (se
g pembelaja
ang ditinjau
if. Dasar-
daripada s
edge dan s
tanya know
actice yang
a terbuka,
a.
ebagai
aran),
u dari
-dasar
sistem
sistem
wledge
baik,
rasa
13
Gambar 2.3 Collaborative Knowledge Culture
2.2.2 Process
Dari sisi proses, ditentukan hal-hal yang terbaik untuk organisasi dari sisi
bisnis proses, praktek dari bisnis proses tersebut serta kebijakan-kebijakan serta
prosedur yang mengikutinya. Penentuan hal-hal terkait proses ini tentu tidak
terlepas dari keterkaitan dengan efisiensi, keandalan, fleksibilitas, jaringan
komunikasi antar user serta partisipasi dan kolaborasi antar user.
2.2.3 Technology
Dari sisi teknologi, knowledge management akan mempertimbangkan
aplikasi yang akan digunakan sebagai knowledge management system, sebagai
suatu alat yang akan mempermudah anggota organisasi untuk melakukan
pembagian knowledge. Sistem akan menyimpan semua knowledge dan akan
menjadi pusat dari knowledge.
14
2.3 Knowledge Management
Menurut Brian Newman dan Kurt W. Conrad, 1999, knowledge
management adalah suatu disiplin ilmu yang mencari cara-cara peningkatan
performa individu dan organisasi dengan menjaga dan meningkatkan nilai saat ini
dan nilai masa depan dari aset-aset pengetahuan yang dimiliki.
Menurut Turban, Mc Lean dan Wetherbe, 2005, knowledge management
adalah sebuah proses yang membantu organisasi dalam mengidentifikasi,
memilih, mengorganisir, mencari dan memindahkan informasi penting dan
keahlian-keahlian baik yang sudah ada dalam memori organisasi itu maupun yang
masih tersimpan dalam organisasi tersebut dalam wujud tak terstruktur.
2.4 Core Knowledge
Menurut Debowski, 2006, Core knowledge adalah knowledge strategic atau
operational yang membantu proses atau hasil utama organisasi, seperti:
• mendukung fokus dan kegiatan utama dari bisnis
• punya nilai jangka panjang pada kegiatan organisasi
• memberikan performa lebih pada kegiatan utama organisasi
• menentukan biaya untuk mendapatkan dan mengelola knowledge
• meminimalkan usaha yang berulang, atau yang salah pada knowledge
worker.
Core knowledge merupakan konsep yang selalu berubah sesuai dengan
kebutuhan yang tercermin pada bisnis utama, knowledge domain dan kemampuan
pengguna pada saat itu.
15
2.4.1 Clarify Core Knowledge Scope
Mengeksplorasi jenis core knowledge dan bagaimana mereka digunakan
pada organisasi. Pertama, mengidentifikasikan bisnis utama yang mendukung
kegiatan organisasi dan prioritasnya dengan pengetahuan yang akurat dan
komprehensif. Memahami hubungan antara knowledge dan bisnis utama sebagai
dasar content management. Kedua, mengidentifikasi knowledge domain, yaitu
knowledge yang dijelaskan pada area bisnis yang mendukung. Ketiga,
menggunakan spesifikasi ini pada ruang lingkup core knowledge yang diinginkan,
dan meninjau kemampuan staff untuk membagikan dan menciptakan knowledge.
2.4.2 Define Core Knowledge Parameters
Menentukan batasan core knowledge yang harus mendukung kegiatan
bisnis. Hal ini membuat CMS (Content Management System) menjadi lebih baik,
knowledge user mendapat keuntungan dari petunjuk yang jelas dan siap
digunakan, serta mempermudah mereka untuk menggunakan sistem untuk
menciptakan knowledge dan mengembangkannya. Parameter core knowledge
harus flexible untuk memenuhi perubahan arah dan prioritas organisasi, dan
menawarkan content management yang dapat diprediksi dan diatur.
Ditinjau dari tiga kategori:
1. Basic core knowledge
Merupakan knowledge utama yang dapat diciptakan, dibagikan,
diakses atau dikelola oleh semua orang. Dengan memfokuskan kepada
knowledge tambahan dan pengayaan, basic core knowledge dapat
membangun dasar yang baik yang menggambarkan kebutuhan saat ini.
Knowledge ini biasanya didasarkan kepada obyek tertentu seperti
16
pelanggan, pasar, unit atau produk. Knowledge ini diperlukan oleh
sebagian besar karyawan untuk melakukan kegiatan rutin yang
dioperasikan pada wilayah masing-masing.
2. Strategic core knowledge
Knowledge yang penting bagi hasil bisnis dan terus berkembang
secara cepat dan memiliki akses yang terbatas pada anggota tertentu pada
komunitas. Knowledge ini lebih difokuskan kepada pembaharuan
knowledge daripada perkembangan knowledge, dan merupakan bentuk
core knowledge yang ditemukan pada organisasi.
Contohnya seperti ideas management, system understanding,
crateive work, akses kepada petunjuk ahli, manajemen proyek, atau
explorasi masalah teknis.
3. Developmental core knowledge
Terkait dengan knowledge yang memiliki potensi untuk
menguntungkan organisasi tetapi masih pada tahap uji coba. Pada
prakteknya, knowledge ini bisa dikembangkan oleh orang lain sehingga
menghasilkan output yang sangat berbeda dengan knowledge aslinya. Jika
dikembangkan terus, maka knowledge ini dapat menjadi strategic
knowledge dan bahkan bisa menjadi basic core knowledge.
2.4.3 Develop the Core Knowledge Structure
Merupakan sistem dan proses yang membantu memetakan dan
mengorganisir core knowledge dalam organisasi. Mencakup peta knowledge
dalam sebuah komunitas dan sistem yang terstruktur yang membantu
pengkategorian, indexing dan penamaan knowledge. Memetakan core knowledge
17
adalah langkah untuk mengidentifikasikan tacit dan explicit knowledge yang
penting dan menghubungkannya dalam sebuah sistem yang terpadu. Bisa juga
dengan mengembangkan knowledge repository untuk menggambarkan semua
sumber yang terkait ke dalam proses tunggal yang dapat dicari.
2.5 Knowledge Management Goals
Menurut (Probst, Raub, & Romhardt, 2000), goals merupakan tujuan untuk
memberikan arahan kepada proses-proses utama dalam perusahaan. Maka dari itu,
perilaku karyawan akan dipengaruhi ke arah tujuan ini. Visi dan misi biasanya
berisi mengenai informasi tentang kinerja pasar, finansial, dan fitur organisasi,
prinsip manajemen, dan arahan strategic dari kegiatan bisnis.
Goal adalah cara yang berbaik untuk menjelaskan sebuah keadaan yang
diinginkan. Penelitian menunjukkan bahwa goal biasanya terdiri dari beberapa
elemen dan secara ideal, harus memiliki seluruh karakteristiknya. Hauschildt
(1977, p9) menjelaskan goal sebagai suatu pernyataan normatif yang menjelaskan
keadaan yang diinginkan oleh orang yang membuat keputusan.
Tabel 2.1 Karakteristik goal perusahaan
Goals components Content of goals components Example Goal object General subject area of goal External relations Goal characteristics Variables for evaluating alternative
solutions Language competence
Goal measures Exact measurement instructions for evaluation
Language test
Contribution to achieving goal
Planned or required levels for goal achievement
600 points
Time frame Time frame for goal achivement By mid-1998 Target person Persons responsible for achieving
goal External relations leadership
18
2.6 Knowledge Assets
Menurut Tiwana, 1999, knowledge assets adalah semua hal yang terkait
dengan core knowledge suatu organisasi atau perusahaan yang merupakan
penunjang berjalannya bisnis atau kegiatan dari organisasi atau perusahaan
tersebut.
Sedangkan menurut LearnerFirst, 1999, knowledge assets adalah
pengetahuan atau keahlian manusia yang terkodifikasi, tersimpan dalam format
digital atau elektronik, dipakai untuk menciptakan nilai bagi organisasi atau
bisnisnya, dimiliki oleh organisasi dan tidak rentan terhadap kehilangan memori,
secara umum di deploy melalui intranet.
Knowledge assets bertumbuh dalam nilai, seiring dengan dipakainya mereka
sebagai standar oleh makin banyak orang. Pemakainya dapat secara simultan
mendapatkan keuntungan dari knowledge ini dan menaikkan nilainya begitu
mereka menambah, menyesuaikan, memperbaiki, memperkaya dan
memvalidasinya. Penyelesaian permasalahan secara kolaboratif, dialog, dan
kerjasama tim memberikan kontribusi yang signifikan pada knowledge assets di
suatu organisasi.
Knowledge assets memiliki karakteristik sebagai berikut (LearnerFirst,1999) :
1. Mendorong pemahaman.
2. Menyediakan panduan untuk pengambilan keputusan.
3. Merekam fakta-fakta tentang keputusan-keputusan penting.
4. Menciptakan metaknowledge tentang bagaimana suatu pekerjaan berubah.
19
2.6.1 Knowledge Map
Menurut Debowski, 2006, knowledge map adalah pemetaan dan
pengorganisasian dari pengetahuan inti organisasi. Meliputi pemetaan knowledge
yang ada dalam komunitas dan sistem-sistem, yang membantu memberikan
kategori, indeks dan label pada knowledge tersebut.
2.6.2 Knowledge Domain
Menurut Debowski, 2006, knowledge domain adalah wilayah knowledge
yang mendukung strategi bisnis utama organisasi. Knowledge domain memiliki
dua tingkatan yaitu elemen-elemen yang harus di-share oleh semua anggota
organisasi dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan, dan prioritas
strategic yang harus dikembangkan dan didukung dari waktu ke waktu.
Berbagai wilayah kegiatan akan digambarkan dalam domain, meliputi
knowledge professional, proyek, strategic dan penerapan yang diperlukan untuk
digunakan pada konteks yang tepat. Informasi pada knowledge domain dapat
digambarkan dari penjelasan dan spesifikasi pekerjaannya, proyek dan rencana
sectional, kerangka kerja yang dapat dipertanggungjawabkan dan indikator
kinerja, serta sumber lainnya.
2.6.3 Knowledge Policy
Menurut Debowski, 2006, knowledge policy adalah sekumpulan aturan yang
jelas dan tertulis yang mengatur dan menjadi panduan bagi jalannya proses inti
dari knowledge management dalam suatu organisasi.
20
2.6.4 Knowledge Requirement
Menurut Debowski, 2006, pada saat pertama kali kita melakukan analisa
core knowledge pada suatu organisasi harus didahului dengan mengetahui core
business dan knowledge requirements untuk bisnis tersebut. Knowledge
requirements adalah pengetahuan-pengetahuan inti yang diperlukan untuk
menunjang operasional suatu bisnis agar bisnis tersebut mampu berjalan.
2.6.5 Knowledge Capabilities
Menurut Debowski, 2006, knowledge capabilities adalah kemampuan
penyebaran knowledge dalam suatu organisasi. Hal ini berhubungan dengan
kemampuan para pekerja atau staf dalam melakukan penciptaan, manajemen dan
distribusi knowledge yang terkait dengan pekerjaan mereka.
2.7 Knowledge Management System
Menurut Turban, 2005, knowledge management system adalah arsitektur
enterprise dimana knowledge management dibangun diatasnya. Arsitektur
enterprise ini meliputi semua teknologi informasi dan aplikasi yang dipakai di
dalamnya. Aplikasi-aplikasi pendukung knowledge management antara lain :
document management system, portal, forum, e-learning, email, messenger,
aplikasi social network, wikipedia dan sebagainya.
Menurut Tiwana, 1999, knowledge management system adalah sistem
teknologi yang mendukung knowledge management yang efisien. Komponen-
komponen yang menjadi penyusun suatu knowledge management system adalah :
1. Repositories: Repositories memuat pengetahuan formal dan informal yang
telah dijelaskan dan aturan yang terkait dengan mereka untuk akumulasi,
21
memperbaiki, mengelola, mengesahkan, memelihara, menambahkan
konteks, dan mendistribusikan isinya.
2. Collaborative platforms: Platform kolaboratif mendukung pekerjaan
terdistribusi, menggabungkan petunjuk-petunjuk, database tentang
ketrampilan, pencari ahli-ahli yang dibutuhkan, dan saluran-saluran
komunikasi informal.
3. Networks: Networks atau jaringan mendukung komunikasi dan dialog.
Termasuk di dalamnya infrastruktur jaringan telekomunikasi dan
komputer.
4. Budaya: Faktor-faktor pendorong kultural yang mendorong pemakaian dan
sharing dari ketiga hal sebelumnya.
2.8 Knowledge Management Deployment Plan
Perencanaan dalam deployment suatu knowledge management system sangat
diperlukan karena banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesannya. Berangkat dari tiga inti dari knowledge management yaitu people,
proses dan teknologi, perencanaan dibuat secara menyeluruh melingkupi ketiga
aspek inti tersebut. Tiwana, (1999), mengatakan bahwa tahapan ini merupakan
tahapan yang vital karena niat dan teknologi terbaik pun tidak akan mampu
menyelamatkan suatu knowledge management system dari kegagalan jika tanpa
perencanaan deployment yang baik.
22
Gambar 2.4 Knowledge Management Deployment Plan
2.9 Balanced Scorecard
Balanced scorecard dapat didefinisikan sebagi sebuah alat manajemen
kinerja (performance management tool) yang membantu organisasi untuk
menterjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan
sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam
suatu hubungan sebab-akibat.
Norton dan Kaplan, 1996, mengibaratkan pengendalian bisnis atau
organisasi sama kompleksnya dengan mengendalikan pesawat. Kompetisi yang
semakin ketat diibaratkan sebagai angkasa yang ramai dengan pesawat terbang.
Dalam mengendalikan bisnis juga diperlukan instrumen-instrumen yang
mengukur parameter-parameter tertentu yang dapat menjadi umpan balik bagi
manajemen untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Balanced berarti seimbang, yang artinya keseimbangan dijaga antara :
a. Indikator finansial dan non-finansial.
b. Indikator kinerja masa lampau, masa kini dan masa depan.
c. Indikator internal dan eksternal.
23
d. Indikator yang bersifat leading (cause/driver) dan lagging
(effect/outcome).
Scorecard dapat diterjemahkan sebagai kartu nilai yang di dalamnya
terdapat berbagai penilaian atas usaha pencapaian tujuan dari strategi-strategi
yang telah digariskan.
Dalam balanced scorecard terdapat empat perspektif, antara lain :
1. Perspektif keuangan (financial)
Tujuan utama dari didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan modal seminimal
mungkin, sesuai dengan prinsip ekonomi. Karena itu strategi keuangan
diperlukan untuk memandu jalannya pengelolaan keuangan di
perusahaan. Keuangan perusahaan meliputi jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam pendekatan jangka pendek biasanya yang dipakai adalah
strategi peningkatan produktivitas yang bertujuan untuk
mengoptimalkan produktivitas perusahaan dengan melakukan perbaikan
struktur biaya dan maksimalisasi pemakaian aset. Untuk pendekatan
jangka panjang, biasanya menerapkan strategi pertumbuhan yang
mencakup peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai bagi
pelanggan. Peningkatan pendapatan dapat dicapai dengan
mengeksplorasi peluang-peluang baru, sedangkan peningkatan nilai bagi
pelanggan dicapai dengan meningkatkan layanan-layanan terhadap
pelanggan baik sebelum maupun sesudah terjadi penjualan.
24
2. Perspektif pelanggan (customer)
Pada bagian ini, kita diharuskan untuk melihat dari posisi
pelanggan yang menilai produk dan layanan dari perusahaan kita.
Perspektif ini membuat perusahaan mampu melihat efek dari produk dan
layanan yang diberikan terhadap pelanggan. Jika efeknya positif akan
mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan baik secara finansial
maupun sumber dayanya. Jika negatif akan menjadi umpan balik bagi
perusahaan untuk segera melakukan revisi pada strategi, produk maupun
layanannya.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai di
perspektif ini antara lain:
a. Product leadership
b. Operational excellence
c. Customer intimacy
3. Perspektif proses bisnis internal (internal business process)
Gambar 2.5 Porters generic value chain1
1 Sumber: http://blog.kitetail.com
25
Proses bisnis internal adalah rangkaian aktivitas yang dijalankan
dalam perusahaan yang memberikan pertambahan nilai terhadap layanan
maupun produk. Biasanya digambarkan dalam bentuk value chain.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth)
Dalam perusahaan modern tentu sangat memperhatikan kualitas
dari sumber daya manusianya. Manusia tetap merupakan faktor kunci
utama dalam industri. Industri pun sekarang sudah mulai menganggap
manusia sebagai aset kunci yang memiliki peran vital dalam operasional
perusahaan. Berbeda dengan aset-aset mesin, manusia mampu
berkembang dan belajar sehingga mencapai kemajuan terus menerus.
Pada perspektif ini dituangkan strategi-strategi yang dilakukan
perusahaan dalam mendukung pengembangan aset manusianya. Elemen-
elemen yang dapat diukur pada perspektif ini antara lain :
a. Kompetensi karyawan
b. Daya dukung teknologi
c. Budaya, motivasi dan penghargaan
Saat melakukan penyusunan balanced scorecard, yang biasanya didahului
dengan pembuatan peta strategi, keempat perspektif ini menjadi wilayah-wilayah
tempat kita meletakkan sasaran-sasaran strategis yang kita rancang.
2.9.1 Peta Strategi
Dalam tulisannya di Harvard Business Review yang berjudul “Having
Trouble with Your Strategy? Then Map It”, 2000, mengatakan bahwa peta strategi
adalah suatu kerangka kerja visual untuk sasaran-sasaran perusahaan yang
26
tercantum dalam ke-empat perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, pembelajaran dan pertumbuhan).
Peta strategi berfungsi untuk membantu dan memperjelas sasaran-sasaran
yang akan dicapai oleh perusahaan beserta skenario sebab-akibatnya.
Untuk menyusun peta strategi, kita cukup menjalankan dua langkah yang
dianjurkan oleh Norton dan Kaplan yaitu:
1. Menjelaskan misi dan visi strategis perusahaan.
2. Menentukan sasaran-sasaran pada keempat perspektif balanced scorecard
untuk mencapai visi perusahaan.
Gambar 2.6 Peta Strategi
2.9.2 Key Performance Indicator
Setelah peta strategi dibuat dan sasaran-sasaran strategis ditentukan, maka
langkah berikutnya adalam membuat tabel Key Performance Indicator (KPI)
untuk setiap sasaran strategis yang dicantumkan dalam setiap perspektif. KPI
berfungsi untuk membantu pihak manajemen dalam menentukan apakah suatu
sasaran strategis telah berhasil dicapai atau belum.
27
Tabel 2.2 Penentuan key performance indicator beserta objective dan targetnya.
Perspektif Objective KPI Target
Keuangan Peningkatan keuntungan
ROI 10% per annum
Pelanggan Peningkatan kepuasan pelanggan
Indeks kepuasan pelanggan
4 dari skala 1‐5
Proses bisnis internal Peningkatan kualitas dan efisiensi produksi
Kecepatan produksiMemenuhi standar SNI
3000 produk per jamMendapat sertifikasi SNI Jumlah keluhan = 0
Pembelajaran dan pertumbuhan
Peningkatan keahlian karyawan
Indeks kompetensi karyawan
4 dari skala 1‐5
L28