bab ii landasan teori - library & knowledge...

29
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Evaluasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Evaluasi adalah suatuproses penilaian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi,pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan yang ditemui. MenurutUmar (2005),evaluasiadalahsuatu prosesuntukmenyediakan informasitentangsejauhmanasuatukegiatantertentutelah dicapai,bagaimana perbedaanpencapaianitudengansuatustandartertentuuntukmengetahuiapakah adaselisihdiantarakeduanya,sertabagaimanamanfaatyangtelahdikerjakanitu biladibandingkandenganharapan-harapanyangingindiperoleh. Berdasarkan dua pergertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah sebuah proses yang sistematik, yang menyajikan informasi yang berguna untuk menilai tingkat keberhasilan dan efisiensi dari sebuah proses atau tindakan dan untuk menentukan alternatif keputsan atau tindakan. 2.2. Bisnis Menurut McLeod (2011:32) terdapat aliran sumber daya lingkungan (environmental resources flow) yang menghubungkan suatu perusahaan denganlingkungan di sekitarnya. Contoh dari aliran tersebut antara lain: aliran informasi dari pelanggan, aliran bahan baku dari pemasok, aliran uang dari

Upload: buinhu

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Evaluasi adalah

suatuproses penilaian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut,

apresiasi,pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan yang

ditemui.

MenurutUmar (2005),evaluasiadalahsuatu prosesuntukmenyediakan

informasitentangsejauhmanasuatukegiatantertentutelah dicapai,bagaimana

perbedaanpencapaianitudengansuatustandartertentuuntukmengetahuiapakah

adaselisihdiantarakeduanya,sertabagaimanamanfaatyangtelahdikerjakanitu

biladibandingkandenganharapan-harapanyangingindiperoleh.

Berdasarkan dua pergertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adalah sebuah proses yang sistematik, yang menyajikan informasi yang berguna

untuk menilai tingkat keberhasilan dan efisiensi dari sebuah proses atau tindakan

dan untuk menentukan alternatif keputsan atau tindakan.

2.2. Bisnis

Menurut McLeod (2011:32) terdapat aliran sumber daya lingkungan

(environmental resources flow) yang menghubungkan suatu perusahaan

denganlingkungan di sekitarnya. Contoh dari aliran tersebut antara lain: aliran

informasi dari pelanggan, aliran bahan baku dari pemasok, aliran uang dari

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

 

 

 

pelanggan, aliran uang ke pemasok, dan aliran barang ke pelanggan. Delapan

unsur yang melingkupi perusahaan dan menghubungkannya dengan lingkungan

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Delapan Unsur Lingkungan

Sumber: Sistem Informasi Manajemen(McLeod, 2011)

2.3. Proses Bisnis

Menurut Aguilar-Saven (2004) proses bisnis adalah kombinasi dari

serangkaian kegiatan dalam sebuah perusahaan untuk menggambarkan urutan dari

suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan sesuatu.Menurut Laguna dan

Marklund (2005) sebuah proses bisnis adalah jaringan yang saling terhubung

dengan aktifitas dan penyangga yang dengan baik menentukan batas dan membuat

sebuah hubungan, dimana memanfaatkan sumber daya untuk mengubah input

menjadi output dengan tujuan memberi kepuasan pada konsumen. Definisi bisnis

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

 

 

 

proses menurut Aalst dan Hee (2002) adalah suatu proses yang berfokus pada

produksi dari sebuah produk. Proses tersebut bisa berupa produk fisik yaitu

barang atau produk yang sifatnya tidak nyata yaitu jasa. Davenport dan Short

(1993) mendefinisikan bisnis proses sebagai sebuah kumpulan dari aktivitas yang

berhubungan secara logis untuk mencapai suatu tujuan bisnis. Sebuah proses

dianggap sebagai serangkaian kegiatan yang terstruktur dan terukur yang

dirancang untuk menghasilkan output yang ditentukan untuk konsumen atau pasar

tertentu. Kemudian Davenport (1998) mempertajam devinisi proses bisnis sebagai

suatu kegiatan pekerjaan tertentu dari awal hingga akhir dengan input dan output

yang jelas terdefinisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses bisnis adalah kegiatan

menghasilkan produk atau jasa untuk dapat mencapai tujuan bisnis perusahaan.

2.4. Sistem Informasi

Menurut McLeod (2011) informasi adalah data yang telah diproses

sehingga data tersebut mempunyai arti. Sedangkan menurut Turban (1995)

informasi adalah data yang mengandung arti dan konteks yang digunakan oleh

pengguna akhir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data

yang telah diolah sehingga mengandung arti dan berguna bagi pengguna terakhir.

Sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2006).

Sedangkan menurut Whitten, Bentley, & Dittman (2007) Sistem informasi adalah

suatu susunan dari informasi (data), proses, manusia dan teknologi informasi yang

saling berinteraksi untuk mengumpulkan, menyimpan dan menyediakan informasi

yang dibutuhkan sebagai keluarannya, untuk membantu suatu organisasi.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

 

 

 

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, pernagkat lunak, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang saling berkaitan untuk mengumpulkan,

memproses, dan menghasilkan informasi yang berguna untuk mencapai tujuan

organisasi.

2.5. Persediaan

2.5.1. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan untuk dijual dalam

kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam

pengolahan produk yang akan dijual. (Mulyadi, 1998). Sedangkan menurut

Niswonger (2000) persediaan digunakan untuk mengindikasikan:

1. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi

normal perusahaan.

2. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk

tujuan itu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan aktiva yang

dijual dalam kegiatan bisnis berupa barang dagang atau bahan yang

digunakan untuk melakukan proses produksi.

2.5.2. Klasifikasi Persediaan

Persediaan bisa kita klasifikasikan dengan berbagai cara (Pujawan, 2005).

Ada 3 jenis klasifikasi persediaan:

1. Berdasarkan bentuknya

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

10 

 

 

 

Persediaan bisa diklasifikasikan menjadi bahan baku (raw

materials), barang setengah jadi (work in progress), dan produk

jadi (finished product). Dalam konteks supply chain, produk jadi

adalah produk yang sudah tidak akan mengalai proses pengolahan

lagi dan siap untuk dijual ke konsumen.

2. Berdasarkan fungsinya

2.1. Pipeline/Transit Inventory. Persediaan ini muncul

karena lead time atau waktu tunggu pengiriman dari satu

tempat ke tempat lain. Contohnya adalah barang yang

tersimpan dalam kontainer selama proses pengiriman.

Persediaan ini akan banyak kalau jarak (dan waktu)

pengiriman panjang. Jadi, persediaan jenis ini bisa

dikurangi dengan mempercepat pengiriman.

2.2. Cycle stock adalah persediaan yang dilakukan dalam kurun

waktu tertentu untuk memenuhi skala ekonomi. Pada saat

pengiriman jumlahnya banyak, kemudian sedikit demi

sedikit berkurang dipakai atau dijual hingga habis atau

hampir habis, kemudian mulai dengan siklus baru lagi.

2.3. Safety stock. Fungsinya adalah untuk penjagaan terhadap

ketidakpastian permintaan dari konsumen.

Perusahaanbiasanyamenyimpanlebihbanyakdari

yangdiperkirakan dibutuhkanselamasuatu

periodetertentusupayakebutuhanyang lebih banyak bisa

dipenuhi tanpa harus menunggu.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

11 

 

 

 

2.4. Anticipation Stock adalah persediaan yang

dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan

akibat sifat musiman dari permintaan terhadap suatu

produk. Perusahaan bisa memprediksi adanya kenaikan

permintaan dalam jumlah besar selama kurun waktu

tertentu.

3. Berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan antara satu item

dengan item lainnya.

Persediaan bisa dibagi menjadi dependent item dan independent

item. Dependent item adalah item-item yang tergantung pada

kebutuhan item lain. Yang termasuk dependent item adalah barang

yang menjadi bahan baku.Ketergantungan ini bisa terlihat dalam

BOM (bill of materials). Independent item adalah item-item yang

tidak tergantung pada kebutuhan item lain. Yang termasuk

independent item adalah barang-barang yang termasuk produk jadi.

2.5.3. Metode Pengendalian Persediaan

Menurut Arman (1999) metode pengendalian persediaan dapat dibagi

menjadi:

1. Metode tradisional

Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat

bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem

persediaan. Metode ini bertujuan untuk mencari:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

12 

 

 

 

1. Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (Economic Order

Quantity).

2. Reorder point (titik pesan kembali).

3. Safety stock yang diperlukan.

Metode ini biasanya digunakan untuk mengendalikan barang yang

permintaannya bersifat bebas dan tidak saling bergantung.

Maksudnya adalah permintaan yang hanya dipengaruhi mekanisme

pasar sehingga bebas dari kegiatan produksi atau dengan kata lain

barang jadi.

2. Material Resource Planning (MRP)

Metode pengendalian tradisional tidak akan efektif bila digunakan

untuk permintaan yang bersifat tidak bebas. Permintaan tidak

bebas adalah permintaan yang tergantung kepada kebutuhan suatu

komponen atau material dengan komponen material lainnya.

Kebutuhan yang seperti ini adalah kebutuhan yang berkaitan

dengan fungsi operasi produksi. MetodeMRPini

berorientasipadakomputer,yangterdiridari

sekumpulanprosedur,aturan-aturankeputusandan

seperangkatmekanisme pencatatanyang

dirancanguntukmenjabarkanMasterProductionSchedule (MPS).

2.6. Sistem Informasi Persediaan

Siklus sistem informasi persediaan adalah sub sistem dari sebuah sistem

untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan (McLeod, 2001). Setelah dibuat

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

13 

 

 

 

keputusan untuk menerima pesanan, perlu ditentukan apakah pesanan tersebut

bisa dipenuhi dengan cara:

1. Memeriksa saldo persediaan

Ketika ada pesanan yang datang, maka akan dilakukan pengecekan

terhadap persediaan stok. Jika pesanan tersebut tidak dapat

dipenuhi, maka pesanan tersebut akan menjadi back order atau

pesanan yang tertunda. Pada titik inilah semua data yang

berhubungan dengan persediaan barang akan dibutuhkan. Data

seperti jenis barang, lokasi gudang, jumlah stok di gudang dan

sebagainya akan dibutuhkan apakah permintaan barang tersebut

dapat dipenuhi atau tidak.

2. Memeriksa reorder point

Reorder point (titik pesan kembali) adalah jumlah persediaan yang

memicu kegiatan pengisian kembali persediaan. Saat jumlah stok

barang turun mencapai reorder point maka tibalah waktunya untuk

melakukan pemesanan ulang. Reorder point sebaiknya ditetapkan

cukup tinggi sehingga pasokan baru akan diterima kembali

sebelum terjadinya stock out.

3. Menambahkan jenis barang yang diterima

Proses ini adalah proses untuk menambah stok barang ketika

menerima persediaan barang dari pemasok. Pada langkah ini

menggunakan arus data barang diterima dari sistem peneriman dan

memperbaharui stok barang persediaan.

4. Menyediakan data buku besar

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

14 

 

 

 

Data persediaan merupakan merupakan hal yang harus dicatat

dalam sistem buku besar. Nilai persediaan disertakan sebagai

aktiva di neraca. Langkah ini mengambil data yang diperlukan

sistem buku besar dari data persediaan dan meneruskannya ke

dalam sistem dalam bentuk arus data buku besar persediaan.

2.7. Supply Chain Management

2.7.1. Pengertian Supply Chain

Supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang

dengan menyediakan barang atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan

dan pendistribusian hingga sampai ke pelanggan. (Schroeder, 2007). Menurut

Pujawan (2005) supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara

bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan barang ke tangan

akhir pemakai. Supply chain bisa diartikan sebagai jaringan fisiknya, yaitu

perusahaan yang terlibat dalam proses memasok barang, memproduksi barang,

dan termasuk mengirimkannya hingga pemakai akhir.

Menurut Indrajid dan Djokopranoto (2005), supply chain adalah suatu

sistem dari organisasi untuk menyalurkan barang produksi ataupun jasa kepada

pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang

saling berhubungan dan mempunyai tujuan akhir yang sama, yaitu

menyelenggarakan pengadaan hingga barang tersebut sampai kepada konsumen.

Menurut Hugos (2003), perusahaan harus mengambil keputusan secara

individu dan kolektif untuk meningkatkan dan mencapai supply chain yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

15 

 

 

 

efektif. Sehubungan dengan aksi perusahaan dalam lima pendorong utama untuk

supply chain yaitu:

1. Production (produksi)

Perusahaan harus mengetahui barang apa yang diinginkan pasar,

seberapa banyak barang tersebut harus diproduksi, dan kapan

memproduksinya. Aktivitas ini adalah aktivitas pembuatan Master

Production Schedules (MPS) yang berhubungan dengan kapasitas

2. Inventory (persediaan)

Perusahaan perlu mengetahui persediaan apa yang harus distok di

setiap level supply chain, berapa banyak persediaan bahan baku,

barang setengah jadi, atau barang jadi. Persediaan bertujuan untuk

menjadi buffer (penyangga) dalam kegiatan supply chain yang tidak

pasti.

3. Location (lokasi)

Lokasi sangat menentukan dalam supply chain. Dimana lokasi yang

paling efektif, fasilitas apa yang harus dimiliki untuk produksi dan

penyimpanan barang tersebut sangat menentukan untuk mendorong

supply chain. Setelah lokasi yang strategis tersebut didapatkan maka

dapat ditentukan jalur yang memungkinkan untuk melakukan

distribusi.

4. Transportation (transportasi)

Transportasi menjadi hal yang penting untuk melakukan distribusi

barang dari lokasi supply chain yang satu ke lokasi yang lain.

5. Information (informasi)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

16 

 

 

 

Informasi yang tepat waktu dan akurat berperan penting dalam

koordinasi distribusi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Gambar 2.2. Kerangka Lima Pendorong Utama Supply Chain

Sumber: Essentials of Supply Chain Management (Hugos, 2003)

 

Kombinasi yang tepat dari kelima elemen tersebut akan mendorong

efisiensi dan meningkatkan kemampuan dari supply chain serta menurunkan biaya

persediaan dan operasional.

2.7.2. Pengertian Supply Chain Management

Supply chain management adalah suatu pendekatan untuk

mengintegrasikan berbagai organisasi dalam hal pengadaan dan penyaluran

barang, yaitu pemasok, perusahaan manufaktur, gudang, dan toko sehingga barang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

17 

 

 

 

dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat,

dan tujuan yang tepat dengan biaya seminimal mungkin (Simchi-Levi &

Kaminsky, 2004). Menurut Schroeder (2007)supply chain management adalah

suatu perancangan dan pengendalian arus informasi dan material dari suatu supply

chain untuk mencapai kepuasan konsumen saat ini dan masa yang akan datang.

Menurut Heizer dan Render (2000), supply chain management adalah

pengintegrasian aktivitas pengadaan barang dan jasa, proses mengubah bahan

baku menjadi barang setengah jadi dan produk akhir hingga penyampaiannya ke

pelanggan. Sedangkan menurut Pujawan (2005), supply chain management adalah

sebuah metode, alat, pendekatan untuk mengelola supply chain itu sendiri. Jadi

dapat disimpulkan bahwa supply chain management adalah suatu konsep sistem

persediaan barang atau inventori, meliputi uang, barang, dan informasi, mulai

dari bahan baku menjadi barang setengah jadi dan produk akhir ataupun barang

dari suplier hingga ke konsumen.

2.7.3. Tujuan Supply Chain Management

Supply chain management bertujuan untuk memaksimalkan hubungan

antar setiap bagian dalam supply chain guna menghasilkan suatu produk yang

terbaik bagi konsumen dan dapat mengurangi biaya-biaya pada produk akhir

(Chopra, 2001). Supply chain yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan

nilai yang dihasilkan dari supply chain tersebut. Sedangkan menurut Heizer dan

Render (2000) tujuan dari supply chain management adalah untuk membangun

sebuah rantai yang dimulai dari pemasok hingga ke konsumen yang memusatkan

perhatian untuk memaksimalkan nilai kepada konsumen tersebut. Sedangkan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

18 

 

 

 

menurut Dilworth (2000), tujuan dari supply chain management adalah

perencanaan dan koordinasi semua kegiatan yang terdapat dalam supply chain

sehingga pelayanan kepada pelanggan akan maksimal dan dengan biaya yang

rendah.

2.7.4. Elemen Supply Chain Management

Supply chain management adalah semua kegiatan yang terkait dengan

siklus material, informasi, dan uang dari sebuah supply chain (Pujawan, 2005).

Supply chain management melibatkan proses perencanaan, perancangan, dan

pengendalian atas arus informasi dan meterial di dalam supply chain dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara efisien. Segala aktivitas

dalam supply chain dikoordinasikan dengan menggunakan supply chain

management karena inti dari supply chain management adalah menerima

permintaan dari pelanggan dan memformulasikannya ke dalam aktivitas yang

berhubungan dengan aktivitas-aktivitas di dalam supply chain sehingga

memungkinkan perusahaan mencapai efisiensi ekonomi karena keseimbangan

baik dalam persediaan dan permintaan, serta menghindari ketidakpastian

permintaan dari siklus pemesanan.

Tabel 2.1. Fungsi Utama Supply Chain

Bagian Kegiatan Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru,

melibatkan pemasok dalam perancangan produk baru Pengadaan Memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok,

melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan pemasok.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

19 

 

 

 

Sumber: Supply Chain Managemen(Pujawan, 2005)

Tabel 2.1. Fungsi Utama Supply Chain (sambungan)

Bagian Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan perencanaan produksi dan persediaan.

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas. Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan

pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman,memonitor service level di tiap pusat distribusi

Sumber: Supply Chain Management, (Pujawan, 2005)

Sedangkan menurut Srevenson (2007), supply chain management terdiri

dari elemen-elemen kunci sebagai berikut:

Tabel 2.2. Elemen-Elemen Supply Chain Management

Elemen Kegiatan Customers (konsumen) Menentukan produk dan jasa apa yang diinginkan

konsumen. Forecasting (peramalan) Memprediksi jumlah dan waktu yang diinginkan

konsumen. Design (desain) Mengelompokkan pelanggan, keinginan, manufaktur,

dan waktu masuk pasar. Capacity Planning (perencanaan kapasitas)

Mencocokkan permintaan dan persediaan.

Processing (pemprosesan)

Mengontrol kualitas dan penjadwalan kerja.

Inventory (persediaan) Menghubungkan permintaan sambil mengontrol biaya untuk menahan inventori.

Purchasing (pembelian) Mengevaluasi potensi suplier, kebutuhan pendukung untuk operasi dari barang dan jasa.

Supplier (pemasok) Memonitor kualitas suplier, ketepatan waktu pengiriman, fleksibilitas, menjaga relasi dengan suplier.

Location (lokasi) Menentukan lokasi dari fasilitas. Logistics (logistik) Menentukan cara terbaik untuk memindahkan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

20 

 

 

 

informasi dan material.

Sumber: Operational Management (Stevenson, 2007)

2.8. Balanced Scorecard

2.8.1. Konsep Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan

Norton (1992) lewat artikelnya “Balanced Scorecard-Measures that Drive

Performance” . menurut Kaplan dan Norton, balanced scorecard paling sukses

ketika digunakan untuk mendorong proses perubahan. Sekarang balanced

scorecard bukan lagi hanya sebagai alat pengukuran kinerja, tetapi juga

berkembang masuk ke dalam sistem strategis manajemen. Balanced scorecard

digunakan untuk mempersempit jarak kesenjangan antara strategi dan aksi.

Caranya adalah dengan menterjemahkan balanced scorecard tersebut dengan

inisiatif strategis dan sasaran personal. Inisiatif strategis meliputi apa yang perlu

dilakukan untuk mencapai visi perusahaan, sedangkan sasaran personal adalah apa

yang harus dilakukan personal perusahaan untuk mencapai visi dari perusahaan

tersebut.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

21 

 

 

 

Gambar 2.3. Penerapan Balanced Scorecard

Sumber: The Strategy-Focused Organization : How Balanced Scorecard

Companies Thrive in the New Business Environment.(Kaplan, 2001)

Menurut Widjaja (2000:2), balanced scorecard merupakan sekumpulan

tools untuk mengukur kinerja yang terintegrasi, yang berasal dari strategi

perusahaan dan mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Balanced

scorecard memberikan suatu cara untuk menyampaikan strategi dari sebuah

perusahaan pada manajer-manajer di seluruh organisasi.

Balanced scorecard merupakan suatu konsep, sistem pengukuran kinerja

dalam perusahaan untuk melakukan investasi dengan customer atau pelanggan,

pembelajaran dan pertumbuhan bagi karyawan dan manajemen (learning and

growth), proses bisnis internal (system) demi memperoleh hasil–hasil finansial

yang memungkinkan perusahaan untuk berkembang (Kaplan, 2001). Terdapat

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

22 

 

 

 

empat perspektifbalanced scorecard yang terkait dengan visi dan strategi dari

suatu perusahaan, yaitu:

1. Financial Perspective (perspektif keuangan)

Perspektif keuangan adalah salah satu perspektif yang sangat penting

dalam perusahaan karena tidak ada satupun perusahaan yang ingin

mengalami kerugian dalam bisnisnya. Laba perusahaan menjadi tolok

ukur dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

2. Customer perspective (perspektif pelanggan)

Kualitas pelayanan yang baik (service excellence) menjadi prasyarat

utama untuk menunjang keberhasilan suatu bisnis.

3. Internal business process perspective (perspektif proses bisnis

internal)

Perspektif ini dapat dilihat dalam dua bagian, yaitu:

3.1. Proses inovasi. Merupakan proses menciptakan produk atau jasa

dengan nilai yang baru secara terus menerus untuk meningkatkan

pelayanan kepada pelanggan.

3.2. Proses operasi. Merupakan proses menciptakan nilai dari

perusahaan yang dimulai dari menerima pesanan dari pelanggan

dan menyelesaikannya dengan memberikan produk dengan

efisien, konsisten, dan tepat waktu.

4. Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan)

Tujuan dari perspektif ini adalah menghasilkan kinerja yang istimewa

karena dengan pembelajaran dan pertumbuhan dapat meningkatkan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

23 

 

 

 

infrastruktur dan kapabilitas pekerja yang memungkinkan tujuan dalam

tiga perspektif lainnya dapat tercapai.

Gambar 2.4. PerspektifBalanced Scorecard

Sumber: The Strategy-Focused Organization : How Balanced Scorecard

Companies Thrive in the New Business Environment. (Kaplan, 2001)

2.8.2. Keunggulan Balanced Scorecard

Terdapat beberapa keunggulan penggunaan balanced scorecard, yaitu

komrehensif, koheren, seimbang, dan terukur (Mulyadi, 2001).

1. Komprehensif

Komprehensif berarti bahwa balanced scorecard memiliki perspektif

yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja, sekarang menjadi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

24 

 

 

 

lebih luas dengan tambahan tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan,

proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Manfaat

dari perluasan tersebut yaitu:

1.1. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan

bisnis yang kompleks

1.2. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan

berjangka panjang.

2. Koheren

Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun

hubungan sebab akibat antara berbagai sasaran strategis yang

dihasilkan dalam perencanaan strategis. Hal ini akan memicu personel

untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang

menghasilkan sasaran strategis bagi perusahaan.

3. Seimbang

Seimbang berarti keempat perspektif yang ada di dalam balanced

scorecard mencerminkan keseimbangan antara fokus internal (proses

bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran) dan fokus eksternal

(kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan).

4. Terukur

Sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional, dapat diukur dan

dikelola dengan baik menggunakan balanced scorecard. Sasaran

strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal

serta pertumbuhan dan pembelajaran.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

25 

 

 

 

2.9. IT Balanced Scorecard

2.9.1. Konsep IT Balanced Scorecard

Pada tahun 1997, Martinsons, David, dan Tse mengadaptasi dan

memodifikasi konsep balanced scorecard yang biasa dan

mengimplementasikannya pada departemen TI suatu perusahaan, konsep tersebut

kemudian dikenal dengan IT balanced scorecard. Perubahan tersebut dilakukan

karena departemen TI adalah departemen yang unik dalam sebuah perusahaan.

Departemen TI biasanya melayani kebutuhan internal perusahaan dan proyek

yang dikerjakan biasanya untuk kepentinganend user dan perusahaan secara

keseluruhan (Keyes, 2005:94).

Keempat perspektif yang ada di balanced scorecard kemudian

dimodifikasi menjadi kontribusi bisnis, orientasi pengguna atau pelanggan,

kesempurnaan operasional, dan orientasi masa depan.

Gambar 2.5. Modifikasi Perspektif Balanced Scorecard Menjadi IT Balanced

Scorecard

Sumber: The Balanced Scorecard and IT Governance(Grembergen, 2000)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

26 

 

 

 

Tujuan dari IT balanced scorecard menurut Keyes (2005:22) antara lain:

1. Menyelaraskan perencanaan TI dengan tujuan dan kebutuhan bisnis.

2. Membangun pengukuran yang tepat untuk melakukan evaluasi

efektivitas dari TI.

3. Menyelaraskan usaha karyawan untuk mencapai sasaran TI.

4. Merangsang dan meningkatkan kinerja TI.

5. Memberikan hasil yang seimbang untuk seluruh stakeholder.

Kelebihan dari penggunaan IT balanced scorecard adalah:

1. Perusahaan dapat mengembangkan analisis kinerja TI mereka secara

luas dan spesifik dari perspektif-perspektif IT balanced scorecard.

2. Meningkatkan efektivitaas proyek TI untuk memenuhi kebutuhan

strategi perusahaan.

3. Memberikan pengertian yang lebih luas dan penerimaan inisiatif TI

melalui komunikasi yang jelas dan komprehensif.

4. Meningkatkan hubungan dan dialog antara TI dengan perusahaan dan

unit bisnisnya.

5. Teknologi diposisikan sebagai sesuatu yang dapat menjadi competitive

advantage (keunggulan bersaing).

2.9.2. Perspektif IT Balanced Scorecard

Menurut Keyes (2005) ada empat perspektif dari IT balanced scorecard

yang merupakan modifikasi dari perspektif balanced scorecard tradisional adalah:

1. Kontribusi perusahaan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

27 

 

 

 

Perspektif ini menggambarkan kemampuan TI untuk memberikan nilai

bisnis bagi perusahaan, apa kontribusi dari investasi TI bagi

perusahaan.

2. Orientasi pengguna (end user view)

Menggambarkan kemampuan TI untuk memberikan kepuasan dan

memenuhi kebutuhan pengguna TI dalam perusahaan.

3. Kesempurnaan operasional

Menggambarkan kemampuan TI dalam melakukan proses bisnis

perusahaan untuk mendukung keberhasilan perusahaan. Dengan

menggunakan teknologi dapat membuat proses operasional menjadi

lebih efektif dan efisien.

4. Orientasi masa depan

Menggambarkan kesiapan TI dalam perusahaan untuk menghadapi

tantangan masa depan. Pengukuran pada perspektif ini mencakup

kesiapan karyawan dalam mendukung TI di masa yang akan datang,

menyediakan portofolio aplikasi untuk masa yang akan datang,

seberapa baik posisi TI dalam menghadapi masa yang akan datang.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

28 

 

 

 

Tabel 2.3. Framework Umum IT Balanced Scorecard

Orientasi Pengguna Kontribusi Perusahaan Pertanyaan Bagaimana pandangan pengguna terhadap departemen TI ? Misi Untuk menjadi penyedia aplikasi pilihan. Sasaran • Penyedia aplikasi pilihan. • Kerjasama dengan pengguna. • Kepuasan pengguna.

Pertanyaan Bagaimana manajemen memandang divisi / sistem TI ? Misi Untuk mendapatkan kontribusi bisnis yang masuk akal terhadap investasi TI. Sasaran • Pengendalian biaya TI. • Nilai bisnis proyek TI. • Nilai bisnis fungsi TI.

Kesempurnaan Operasional Orientasi Masa Depan Pertanyaan Seberapa efektif dan efisien proses IT?

Misi Secara efektifdan efisien memberikan produk dan layanan IT.

Sasaran • Efisiensipengembangan

aplikasi. • Efisiensi operasional komputer. • Efisiensi fungsi help-desk.

Pertanyaan SeberapabaikposisiITdalammenghadapi tantanganmasadepan? Misi Mengembangkan kesempatanuntuk menjawabtantanganmasadepan. Sasaran • PelatihandanpendidikanstaffIT. • KeahlianstaffIT. • Penelitianterhadapperkembangan

teknologibaru.

Sumber: The Balanced Scorecard: a Foundation for the Strategic Management of

Information Systems (Martinsons, 1999)

2.10. Proses Cascading IT Balanced Scorecard

Proses cascading adalah proses dimana sasaran strategis di tingkat

perusahaan dipecah lebih detail dan dijabarkan di tingkat divisi, bahkan sampai

tingkat individu, dengan keterkaitan yang jelas (Suwardi, 2008). Dengan demikian

akan terjadi keselarasan antara strategi di tingkat perusahaan dan strategi di

tingkat divisi, bahkan di tingkat individu. Di dalam buku Step by Step in

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

29 

 

 

 

Cascading Balanced Scorecard to Functional Scorecards (Suwardi, 2008)

disebutkan sepuluh langkah untuk melakukan proses cascading, yaitu:

1. Analisis visi dan misi divisi

Pada langkah ini, perlu dilakukan studi atas visi dan misi dari divisi harus

sejalan dengan visi dan misi perusahaan dan harus lebih spesifik daripada

visi dan misi perusahaan.

2. Mengidentifikasi kontribusi dan pengaruh divisi terhadap peta strategi

perusahaan

Pada tahap ini dilakukan analisa hubungan atau keterkaitan antara Sasaran

Strategis (SS) yang ada di peta strategi perusahaan dengan tugas pokok

dan proses-proses inti dari divisi. Pada tahap ini dipilih SS mana yang

berkaitan dengan divisi.

3. Mengidentifikasi “pelanggan” divisi

Pelanggan yang dimaksud adalah pelanggan eksternal perusahaan maupun

pelanggan internal perusahaan. Pelanggan internal adalah pelanggan dalam

lingkup perusahaan tetapi diluar divisi yang bersangkutan.

4. Mengidentifikasi tugas pokok dari divisi

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap tugas pokok dari divisi,

kemudian dilakukan pula identifikasi atas output utama yang dihasilkan

dari setiap tugas pokok tersebut.

5. Identifikasi harapan pelanggan

Pada tahap ini, output yang dihasilkan dari langkah keempat dihubungkan

dengan “pelanggan” yang telah diidentifikasi dari langkah ketiga, serta

mencari tahu apa yang diharapkan oleh “pelangggan: tersebut.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

30 

 

 

 

6. Cascading SS perusahaan ke divisi

Pada tahap ini dilakukan penurunan atas sasaran strategis (SS) perusahaan

diturunkan ke peta strategi divisi. Pada saat diturunkan menjadi peta

strategi divisi ditentukan masuk ke perspektif yang mana dari IT Balanced

Scorecard.

7. Memperhatikan isu-isu lokal

Langkah ketujuh merupakan serangkaian proses untuk melengkapi peta

strategi. Pengembangan SS dilakukan dengan merumuskan ke dalam 4

perspektif kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, kesempurnaan

operasional, dan orientasi masa depan.

8. Menyusun peta strategi divisi

Pada langkah ini dilakukan proses identifikasi garis hubungan sebab-

akibat di antara SS yang telah disusun untuk membentuk peta strategi

divisi.

9. Mengidentifikasi dan mendefinisikan KPI untuk setiap SS

Setelah peta strategi beserta SS untuk tingkat divisi, dilakukan identifikasi

untuk menentukan Key Performance Indikator (KPI) utnuk setiap SS yang

diajukan. KPI adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja.

Ada empat cara dalam menentukan KPI:

9.1. KPI Eksak: merupakan ukuran yang ideal untuk mengukur hasil

pencapaian SS. Pengukuran dilakukan dengan frekuensi yang

tinggi (sering). Contoh KPI eksak adalah dengan melakukan

survei.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

31 

 

 

 

9.2. KPI Proksi: pengukuran dilakukan tidak secara langsung, tetapi

melalui sesuatu yang mewakili hasil tersebut. Contoh KPI proksi

adalah dengan melihat jumlah komplain yang diterima.

9.3. KPI Aktivitas: mengukur aktivitas berdasarkan output dari sebuah

kegiatan. Contoh KPI aktivitas adalah dengan melihat anggaran

untuk melakukan pelatihan.

9.4. KPI Proyek: mengukur progres dari sebuah proyek apakah sesuai

dengan anggaran, waktu, dan spesifikasi. Contoh KPI proyek

adalah dengan melihat progres penyelesaian dari sebuah proyek.

10. Menentukan target KPI

Target untuk suatu ukuran dalam IT Balanced Scorecard biasanya dibuat

dalam waktu satu tahun pengukuran. Penentuan target biasanya ditentukan

berdasarkan: pencapaian masa lalu, keinginan stakeholder, dan rujukan

kondisi internal dan eksternal preusahaan.

2.11. Analisa Faktor

Analisa faktor adalah salah satu pendekatan multi-variabel analisis.

Menurut Hair (1992) analisis faktor adalah pendekatan statistik yang dapat

digunakan untuk menganalisa hubungan antara banyak variabel dan untuk

menjelaskan variabel tersebut dalam dimensi dasar yang lebih umum, atau biasa

disebut dengan faktor.

Analisa faktor merupakan suatu metode analisis dari multi-variabel yang

memperhatikan hubungan internal dari sebuah himpunan variabel dimana

hubungan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan linier atau mendekati. Dalam

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

32 

 

 

 

analisa faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungannya (inter-

dependent among variables), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau

yang biasa disebut abstraction dari banyak variabel menjadi beberapa variabel

baru atau yang disebut faktor. Dengan sedikit faktor ini akan menjadi lebih mudah

untuk dikelola dan diinterpretasikan.

Tujuan utama dari analisa faktor adalah untuk menggambarkan keragaman

diantara banyak variabel yang sebenarnya dapat dibedakan dalam beberapa sifat

yang mendasar namun tidak dapat terobservasi kuantitasnya. Sifat yang mendasar

namun tak dapat terobservasi kuantitasnya ini disebut faktor.

Ada dua tahap dalam melakukan analisa faktor, yaitu :

1. Factor extraction, yaitu menemukan faktor atau dimensi yang sedikit

tapi mengandung sebanyak mungkin variabel atau indikator.

2. Factor rotation, yaitu teknik untuk memutar axis sehingga diperoleh

faktor yang dapat diinterpretasi.

2.11.1. Uji Reliabilitas

Dalam menguji realibilitas variabel yang ada, penelitian ini menggunakan

SPSS untuk mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha

mendekati lebih besar dari 0,7 maka data dapat dikatakan reliable

(Sugiyono,2007).

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

33 

 

 

 

Tabel 2.4. Kriteria Reliabilitas Cronbach’s Alpha

Cronbach's alpha 

Internal consistency 

α ≥ 0.9  Excellent (High‐Stakes testing)

0.7 ≤ α < 0.9  Good (Low‐Stakes testing) 

0.6 ≤ α < 0.7  Acceptable 

0.5 ≤ α < 0.6  Poor 

α < 0.5  Unacceptable 

Sumber: Reliabilitas dan Validitas (Azwar, 2012)

2.11.2. Kaiser Meyen Oikin (KMO)

Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah

diambil telah cukup untuk difaktorkan. Variabel dapat diterima sebagai instrumen

penelitian jika nilai KMO-nya lebih tinggi dari 0.5 dan signifikansi jauh di bawah

0.05. Semakin tinggi KMO semakin valid pernyataan yang diujikan. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Sharma (1996), KMO diatas 0.90 bernilai baik sekali,

sedangkan nilai KMO dibawh 0.50 ditolak untuk dilanjutkan sebagai instrumen

penelitian. Klasifikasi penilaian ukuran KMO adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5. Rekomendasi KMO

Ukuran KMO  Rekomendasi 

> 0.90  Baik sekali > 0.80  Baik > 0.70  Sedang > 0.60  Cukup > 0.50  Kurang < 0.50  Ditolak 

Sumber: Applied Multivariate Techniques (Sharma, 1996)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0123 2.pdf · Contoh dari aliran tersebut antara lain: ... Dalam konteks supply

34 

 

 

 

2.11.3. Anti-Image Correlation

Analisa anti-image correlation adalah analisa untuk mengecek apakah

variabel yang akan digunakan bisa diprediksi atau bisa dianalis lebih lanjut atau

dikeluarkan dari analisa. Penilaian apakah variabel tersebut dapat dianalisa lebih

lanjut adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy). Kriteria dari penilaian MSA

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6. Klasifikasi MSA

MSA  Penjelasan 

= 1 variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain 

> 0.5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut 

< 0.5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa diabalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya 

Sumber: Statistik Multivariat Edisi Revisi (Singgih Santoso, 2014)