bab ii landasan teori - library & knowledge...

31
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut Ward (2002, p. 2), Teknologi Informasi secara khusus mengacu pada teknologi hardware, software dan jaringan telekomunikasi. Teknologi informasi memfasilitasi akuisisi, proses, penyimpanan, penyampaian dan pembagian informasi dan konten digital lainnya. Menurut Laudon dan Laudon (2004, p. 14), teknologi informasi adalah salah satu dari banyak peralatan yang digunakan oleh manajer untuk mengatasi perubahan. Berbeda dengan Sistem Informasi, Teknologi Informasi secara khusus mengacu pada bagian teknis yang meliputi hardware, software, database, network dan alat elektronik lainnya, sehingga dapat dilihat sebagai salah satu sub sistem dari Sistem Informasi (Turban,dkk, 2006, p. 21). Secara garis besar Teknologi Informasi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yakni hardware yang bersifat tangible (contoh: server, PC, router, kabel jaringan, memori, printer, dan keyboard) dan software yang bersifat intangible. Haag, dkk (2000) membagi Teknologi Informasi menjadi 6 kelompok yaitu: 1. Teknologi masukan (input technology). 2. Teknologi keluaran (output technology) 3. Teknologi perangkat lunak (software technology) 4. Teknologi penyimpan (strorage technology) 5. Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology)

Upload: vothien

Post on 30-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Information Technology

Menurut Ward (2002, p. 2), Teknologi Informasi secara khusus mengacu

pada teknologi hardware, software dan jaringan telekomunikasi. Teknologi

informasi memfasilitasi akuisisi, proses, penyimpanan, penyampaian dan

pembagian informasi dan konten digital lainnya. Menurut Laudon dan Laudon

(2004, p. 14), teknologi informasi adalah salah satu dari banyak peralatan yang

digunakan oleh manajer untuk mengatasi perubahan. Berbeda dengan Sistem

Informasi, Teknologi Informasi secara khusus mengacu pada bagian teknis yang

meliputi hardware, software, database, network dan alat elektronik lainnya,

sehingga dapat dilihat sebagai salah satu sub sistem dari Sistem Informasi

(Turban,dkk, 2006, p. 21).

Secara garis besar Teknologi Informasi dapat dikelompokan menjadi 2

bagian, yakni hardware yang bersifat tangible (contoh: server, PC, router, kabel

jaringan, memori, printer, dan keyboard) dan software yang bersifat intangible.

Haag, dkk (2000) membagi Teknologi Informasi menjadi 6 kelompok yaitu:

1. Teknologi masukan (input technology).

2. Teknologi keluaran (output technology)

3. Teknologi perangkat lunak (software technology)

4. Teknologi penyimpan (strorage technology)

5. Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

13  

  

6. Mesin pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan CPU.

Teknologi masukan adalah segala perangkat yang digunakan untuk

memasukan data/informasi dari sumber asalnya. Contohnya antara lain barcode

scanner dan keyboard. Kemudian untuk menciptakan informasi diperlukan

perangkat lunak atau sering disebut program. Program adalah sekumpulan

instruksi yang digunakan untuk mengendalikan perangkat keras komputer

sehingga informasi tersebut dapat diterima oleh pemakai yang membutuhkan,

informasi kemudian disajikan dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini teknologi

keluaran mempunyai andil yang cukup besar. Pada umumnya informasi disajikan

dalam monitor, namun kadang kala juga ditampilkan melalui kertas (hard copy).

Pada keadaan seperti ini, piranti printer menentukan kualitas cetakan. Di sisi lain

terdapat teknologi penyimpan menyangkut segala peralatan yang digunakan untuk

menyimpan data dan teknologi telekomunikasi yang memungkinkan hubungan

jarak jauh. Bagian penting lainnya adalah mesin pemroses yang berfungsi untuk

mengingat data/program (berupa komponen memori) dan mengeksekusi program

(berupa komponen CPU).

2.2 Information System

Menurut McLeod, Jr (2001, p. 4), sistem informasi adalah suatu kumpulan

yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mentransformasikan,

serta menyerbarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

14  

  

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001, p. 17), sistem informasi adalah

mengambil/mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan

menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan spesifik.

Jadi, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah suatu komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan,

memproses, menganalisis, sehingga dapat menghasilkan informasi bagi suatu

organisasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Sistem informasi dapat

membantu para manajer dan karyawan dalam menganalisis masalah,

menyederhanakan subjek yang kompleks dan menciptakan produk yang baru.

Menurut O’Brien (2003, p. 11-14), sumber daya sistem informasi

mencakup:

1. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia mencakup pengguna akhir dan spesialis IS.

Pengguna akhir adalah semua orang yang menggunakan sistem informasi

dalam melaksanakan kegiatan dan tugas mereka. Spesialis IS mencakup

system analyst, pengembang software dan orang yang mengoperasikan

sistem tersebut.

2. Sumber daya perangkat keras (hardware)

Hardware mencakup semua peralatan fisik dan material yang

digunakan dalam mengolah informasi termasuk di dalamnya mesin seperti

computer (baik itu merupakan komputer desktop, laptop, mainframe, dan

lain sebagainya) serta semua perlengkapan lainnya seperti media

penyimpanan, media untuk input dan output.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

15  

  

3. Sumber daya perangkat lunak (software)

Software mencakup program dan prosedur. Program adalah

serangkaian perintah yang mengontrol jalannya hardware. Prosedur adalah

serangkaian intruksi untuk mengolah informasi seperti prosedur input data,

prosedur untuk mengoreksi kesalahan.

4. Sumber daya data

Data di sini mencakup semua bentuk data termasuk data berupa angka,

alphabet, maupun karakter lain yang mendeskripsikan transaksi bisnis dan

kejadian lainnya. Termasuk juga di dalamnya adalah konsep penyimpanan

data seperti database.

5. Sumber daya jaringan

Sumber daya jaringan mencakup media komunikasi seperti teknologi

komunikasi wireless, microwave, kabel serat optik dan lain sebagainya

serta dukungan untuk jaringan seperti modem.

2.3 Strategic Information System

Di akhir tahun 1970-an, sejumlah organisasi telah mulai menggunakan

IS/IT untuk mengubah bisnis yang mereka adopsi, mengubah keseimbangan

kekuatan industri mereka dengan lebih menghormati kompetitor, customers

dan/atau supplier. Penggunaan IS/IT telah secara langsung terbukti

mempengaruhi posisi kompetitif mereka dan telah menjadi sebuah senjata baru

untuk meningkatkan kompetisi, pengimplementasian hubungan baru antara

investasi IS/IT dan pengembangan strategis (John Ward, 2002, p. 25).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

16  

  

Strategic Information System (SIS) merupakan bagian dari Sistem

Informasi yang dibangun dengan tujuan akhir menciptakan competitive advantage

atau memperkuat posisi persaingan sebuah organisasi. Lebih jauh lagi SIS

berperan untuk mendukung dan/atau membentuk strategi perusahaan dalam

bentuk pengembangan inovasi, penciptaan peluang bisnis yang baru, atau

pengembangan produk dan bisnis yang sudah ada dengan berdasar pada

Teknologi Informasi. Empat kunci dasar dalam pengembangan SIS dijabarkan

sebagai berikut:

1. Decision Support Systems (DSS) yang memungkinkan untuk membangun

pendekatan strategis dengan menyelaraskan IS/IT dengan strategi bisnis

2. Primarily Enterprise resource planning solutions yang mengintegrasikan

proses-proses bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

mengoptimalisasi sumber daya perusahaan

3. Database systems dengan kemampuan “data mining” untuk

memaksimalkan penggunaan informasi untuk marketing, produksi,

promosi, dan inovasi

4. Real time Information Systems yang memungkinkan penyediaan informasi

dengan respon yang cepat dan indikator kualitas

Dalam perkembangannya ada empat tipe dari sistem strategis yaitu:

1. Sistem yang membagi informasi melalui sistem berbasis teknologi dengan

customers/consumers dan/atau suppliers.

2. Sistem yang menghasilkan integrasi yang efektif dari penggunaan

informasi dalam suatu proses penambahan value pada organisasi.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

17  

  

3. Sistem yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan,

menghasilkan, memasarkan, dan menyampaikan perbaikan produk atau

produk baru atau layanan-layanan berbasis informasi.

4. Sistem yang menyediakan suatu informasi yang mendukung tahap

development dan implementation dari strategi bagi manajemen eksekutif

(khususnya, pada informasi eksternal dan internal bersangkutan dengan

analisis terintegrasi).

Dewasa ini peran SIS semakin penting dalam perusahaan dan turut menentukan

keberhasilan bisnis perusahaan. Dengan keberadaannya, SIS diharapkan dapat

memberikan arahan informasi yang lebih baik dan memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap pencapaian keseluruhan objektvitas perusahaan.

2.4 Business Intelligence (BI)

2.4.1 Definisi

Steve Williams dan Nancy Williams pada tahun 2007 melalui bukunya

yang berjudul “The Profit Impact of Business Intelligence” menyatakan bahwa BI

bukanlah sebuah single product, atau hanya sekedar sebuah teknologi, atau

bahkan sebuah metodologi. BI dinyatakan sebagai kombinasi utuh dari produk,

teknologi, dan metode yang digunakan untuk mengatur kunci-kunci informasi

yang diperlukan manajemen untuk meningkatkan profit dan performance. Lebih

luas lagi BI didefinisikan sebagai informasi bisnis dan analisa bisnis yang

berperan sebagai kunci proses bisnis dan digunakan dalam pengambilan

keputusan serta tindakan, dengan tujuan akhir meningkatkan performance bisnis.

Beberapa definisi senada mengenai BI dijabarkan sebagai berikut.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

18  

  

“Business Intelligence merupakan proses peningkatan keuntungan kompetitif

dari sebuah bisnis dengan penggunaan kemampuan intelijen data terhadap

pengambilan keputusan.”1

“Business Intelligence merupakan suatu proses mengumpulkan informasi

mengenai persoalan bisnis atau industri; representasi aplikasi dan teknologi

untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyediakan akses ke

data untuk membantu membuat keputusan bisnis.”2

Dari semua definisi di atas diketahui bahwa aktivitas Business Intelligence pada

intinya adalah melakukan transformasi data mentah menjadi informasi dengan

bantuan tools atau aplikasi, dengan tujuan utama untuk membantu proses

pengambilan keputusan bisnis sehingga menjadi lebih baik.

2.4.2 Karakteristik

Sistem Business Intelligence yang baik mempunyai berbagai karakteristik

[stev08], di antaranya:

1. Tujuan utama

Menyuguhkan beragam informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan

setiap user

2. Ketersediaan data yang relevan

Masalah ketersediaan data merupakan poin yang paling penting dalam

sistem business intelligence yang efektif. Dalam proses pembuat

keputusan sering terjadi penyampaian informasi yang tidak lengkap atau

                                                            1 http://www.cmis.csiro.au/bi/what-is-bi.htm#Decision 2 http://dictionary.reference.com/browse/business%20intelligence  

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

19  

  

bahkan yang tidak sebenarnya. Namun dengan dukungan BI, ketersediaan

data yang relevan dapat diatasi

3. Kemampuan

Dalam hal ini terdapat kemampuan BI yang paling utama yaitu dapat

memberikan kemudahan akses untuk informasi terbaru dari bisnis yang

berjalan serta peluang yang diproyeksikan, selain itu BI dapat memenuhi

kapabilitas untuk melakukan analisis dan memenuhi permintaan user

4. Struktur Pendukung

Dalam BI, sistem pendukung di dalamnya tidak hanya terdiri dari

hardware dan software, namun juga terdiri dari suatu proses yang dibuat

untuk pengambilan keputusan yang lebih baik serta untuk menentukan

strategi untuk misi dan tujuan ke depan.

Selain itu dalam Business Intelligence juga terdapat lima tahap kunci,

seperti yang dijabarkan berikut ini:

1. Data Sourcing

merupakan proses dari mengekstrak data dari berbagai sumber data yang

tersedia.

2. Data Analysis

merupakan proses menyeleksi informasi yang dibutuhkan dari data

source.

3. Situation Awareness

Situation awareness berarti bahwa BI harus dapat beradaptasi terhadap

lingkungan bisnis dengan mengatur konteks masalah dan menyaring

informasi sesuai konteksnya.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

20  

  

4. Risk Assessment

BI harus mampu membantu user dalam menghitung resiko saat ini dan

yang akan datang, ketika suatu keputusan diambil.

5. Decision Support

BI berperan sebagai pendukung pengambilan keputusan yang berarti

menyediakan informasi-informasi penting yang akan membantu user

untuk mengambil preventive decision yang akan terhindar dari bencana.

2.4.3 Istilah-Istilah yang Berhubungan dengan BI

Beberapa istilah yang penting untuk diketahui terkait dengan Business

Intelligence antara lain:

• Data Warehouse

Data warehouse adalah suatu tempat yang penyimpanan data-data digital

perusahaan yang akan digunakan untuk melakukan analisa dan reporting.

Gambar 2.1 menunjukkan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam

membangun sebuah data warehouse yang sekaligus mencakup komponen-

komponen pembentukan sebuah solusi BI.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

21  

  

Gambar 2.1 Data warehouse processes

• Data Mining

Merupakan ekstraksi dari informasi pemakai dari database dengan

mengutilisasi software yang dapat mengisolasi dan mengidentifikasikan

pattern yang sebelumnya tidak terdeteksi atau trend dari suatu data dari

keseluruhan data yang berjumlah besar

• OLTP (Online Transactional Processing)

OLTP merupakan metode yang memungkinkan sistem secara cepat

merespon dari respon dan input user.

• OLAP (Online Analytical Processing)

OLAP merupakan metode yang memungkinkan penyediaan jawaban yang

cepat. OLAP memiliki kemampuan manajemen, pengambil keputusan dan

sistem informasi eksekutif yang memberikan support untuk menganalisa

data yang interaktif dari data yang besar dalam berbagai perspektif.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

22  

  

2.5 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut McLeod (2001, p. 123) SDLC adalah pengaplikasian pendekatan

sistem untuk pengembangan sistem informasi dan subsistem berbasis komputer.

SDLC terdiri dari rangkaian tugas yang mengikuti pola tertentu dan dilakukan

secara top-down sehingga dikenal dengan pendekatan water fall.

SDLC dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses berkesinambungan

untuk menciptakan atau mengubah sebuah sistem. SDLC juga bisa diartikan

sebagai sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan

pengembangan sistem. Secara umum, satu siklus SDLC meliputi setidaknya lima

tahapan, yakni:

1. Perencanaan

Adalah tahap di mana sumber daya dialokasikan dan tim dibentuk. Pada

tahap ini juga dijabarkan secara jelas alasan mengapa sebuah sistem ingin

dibangun dan tujuan akhir yang ingin dicapai dari pengembangan sistem

tersebut. Tahap ini lazimnya menghabiskan 5% time frame proyek.

2. Analisis dan Desain

Adalah tahap menganalisa kebutuhan dan permintaan user secara detail,

sekaligus mentransformasikan seluruh detail kebutuhan tersebut ke dalam

rancangan sistem. Tahap ini lazimnya menghabiskan 25% waktu dari

keseluruhan time frame proyek.

3. Pengembangan Sistem (development) dan pengujian (testing)

Adalah tahap aktivitas pengembangan sistem seperti coding, penyediaan

database, persiapan test script, pengujian internal, dan pengujian oleh

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

23  

  

user. Tahap ini biasanya menghabiskan 40% waktu dari time frame

proyek.

4. Implementasi

Adalah tahap delivery aplikasi untuk penggunaan yang sebenarnya, yakni

di production environment. Tahap ini biasanya menghabiskan 10% time

frame proyek.

5. Maintenance

Adalah tahap Maintenance aplikasi di production environment yang

meliputi perbaikan bugs, penambahan dan/atau perubahan fitur aplikasi.

Untuk aktivitas ini bisa dilakukan dalam kesepakatan terpisah atau sebagai

bagian dari masa garansi.

Untuk lebih detailnya mengenai tahapan SDLC, ditampilkan pada gambar 2.2

berikut ini.

Gambar 2.2 Tahapan SDLC

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

24  

  

2.6 Efektivitas

Kinerja perusahaan merupakan hasil prestasi kerja suatu perusahaan.

Menurut Helfert (2000) mendefinisikan kinerja perusahaan sebagai hasil dari

banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.

Menurut Rusdin (2000), kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan

oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang

ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan sesuatu yang dapat diukur

dan menggambarkan kondisi empiric suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang

disepakati.

Atas dasar hal tersebut di atas, penilaian terhadap kinerja perusahaan perlu

dilakukan untuk mengetahui hasil usaha yang diperoleh selama satu periode

tertentu. Hasil penilaian kinerja tersebut bermanfaat untuk memprediksi kapasitas

perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber yang ada, serta berguna

untuk pertimbangan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya.

Untuk dapat mengetahui apakah kemampuan perusahaan meningkat atau

tidak, perusahaan harus melakukan pengukuran atau penilaian atas kinerja

perusahaan tersebut. Secara umum kinerja merupakan refleksi dari pencapaian

keberhasilan perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan. Keberhasilan

ditentukan oleh seberapa baik perusahaan memanfaatkan keuntungan yang

diperoleh dari skala dan ruang lingkup ekonomis. Penilaian kinerja perusahaan

yang baik adalah penilaian atas berbagai aktivitas dan berbagai level organisasi

perusahaan.

Menurut Atmosoeprapto (2001) produktivitas merupakan hasil dari

pendapatan manajemen yang efisien dan pencapaian tujuan yang efektif. Untuk

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

25  

  

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam rangka mencapai tingkat

produktivitas yang tinggi, sumber daya manusia haruslah lebih aktif, termotivasi

dan dilatih untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. Motivasi mendorong

manusia untuk bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan apa yang seharusnya

mereka lakukan. Para pekerja yang puas dengan pekerjaan mereka termotivasi

dengan menunjukkan performa kerja yang baik. Motivasi ini membuat mereka

untuk menyelesaikan dan mempercepat pekerjaan mereka dengan lebih baik.

2.7 Kepuasan User

Siapapun yang menggunakan Sistem Informasi atau informasi yang

dihasilkannya ialah end user. Kepuasan user umumnya mengacu pada

perbandingan ekspektasi dari user Sistem Informasi untuk merasakan kinerja atau

kemampuan dari Sistem Informasi tersebut (Remenyi, at all, 2007).

Bisnis dan organisasi lainnya membutuhkan orang-orang yang dapat

menggunakan jaringan komputer untuk memperbaiki produktivitas pribadi

mereka dan produktivitas dari workgoups, tim proses, departemen, dan organisasi.

(Remenyi, at all, 2007). Suatu hasil yang positif didapat jika kinerja dirasa di atas

perkiraan, di lain pihak suatu hasil yang negatif didapat jika kinerja dirasa di

bawah perkiraan. Peningkatan kinerja dibutuhkan untuk faktor layanan dari hasil

yang negatif sehingga akan menghasilkan hasil yang positif di masa depan.

Kepuasan user meliputi pendapat user mengenai isi informasi, ketepatan

informasi, format informasi, kemudahan penggunaan, akses dan waktu pemakaian

(timeliness), serta keamanan yang diperoleh dari performance sistem. Di luar itu,

kepuasan user juga meliputi pemeliharaan sistem, dokumentasi, dan pelatihan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

26  

  

penggunaan sistem sebagai sarana pendukung. Pada akhirnya kepuasan user

berhubungan dengan bagaimana sistem informasi dapat meningkatkan kinerja

mereka. Lebih penting lagi ialah perilaku manajer dalam mendapatkan informasi

yang dibutuhkan dari sesuatu yang tersedia dan menjadi puas terhadap hal

tersebut. Untuk mendapatkan kepuasan user, suatu sistem pertama-tama harus

mendapatkan penerimaan dari user sebagai suatu kunci utama dari kepuasan user.

Ini dapat berupa penerimaan sosial dan penerimaan praktek. Salah satu kunci

pengukuran untuk mendapatkannya yakni penggunaan sistem yang mudah untuk

dipelajari atau digunakan, aman, efektif dan efisien.

2.8 Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali

diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur

hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/

jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis (Brandt, 2000 dan Latu &

Everett, 2000). IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai

bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang

memudahkan usulan perbaikan kinerja (Martinez, 2003). IPA mempunyai fungsi

utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan

yang menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka,

dan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena

kondisi saat ini belum memuaskan.

IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan penjelasan data dan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

27  

  

mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA sangat mudah, dimana grafik

IPA dibagi menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran

sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis

Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran (Brandt, 2000):

• Kuadran Pertama, “Pertahankan Kinerja” (high importance & high

performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor

penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen

berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat

terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai.

• Kuadran Kedua, “Cenderung Berlebihan” (low importance & high

performance)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

28  

  

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting

sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang

terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang

mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan

peningkatan, semisal dikuadran keempat.

• Kuadran Ketiga, “Prioritas Rendah” (low importance & low performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan

yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen,

sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu

memberikan perhatian pada faktor –faktor tersebut.

• Kuadran Keempat, “Tingkatkan Kinerja” (high importance & low

performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang

sangat penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum

memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan

sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor

tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas

untuk ditingkatkan.

Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA (Martinez, 2003)

yaitu: Pertama, menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata

pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan

untuk mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa.

Pada bagian ini digunakan nilai rata-rata pada skala pengukuran tingkat kepuasan

dan prioritas penanganan sebagai garis pemisah antar kuadran. Kedua,

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

29  

  

menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan

pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan

untuk mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran

berapa. Pada bagian ini digunakan nilai rata-rata hasil pengukuran tingkat

kepuasan dan prioritas penanganan sebagai garis pemisah antar kuadran. Berikut

prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA:

• Penentuan faktor-faktor yang akan dianalisa,

• Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner,

• Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan,

• Membuat grafik IPA,

• Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-

masing.

2.9 Istilah-Istilah Perbankan

2.9.1 Account Profitability Ratio

Account Profitability Ratio atau yang disingkat APR adalah suatu ratio

pengukuran profit untuk setiap account yang dimiliki oleh setiap nasabah bank.

Perhitungan APR pada dasarnya sama dengan perhitungan Customer Profitabily

Ratio. Perbedaan keduanya hanya terletak pada level perhitungan profit yang

dilakukan, di mana pada APR profit yang dihitung mencapai level per nomor

rekening/account. Untuk lebih jelasnya, secara sederhana perhitungan APR

dilakukan sesuai dengan rumusan di bawah ini.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

30  

  

APR = (Pendapatan Bunga + Pendapatan lain di luar Bunga + Non‐related Loan) – 

Ongkos 

  = (Pendapatan Bunga dari Penyediaan Dana kepada Debitur + Pendapatan Bunga 

dari Penempatan Dana Debitur + Provisi + Trade Finance + Komisi Transaksi) – 

(PPAP + Over Head Cost)  

Saat ini seluruh Pendapatan Bunga baik dari Penyediaan Dana kepada

Debitur maupun dari Penempatan Dana Debitur diatur dan dikontrol melalui FTP

system yang running setiap hari. Untuk lebih jelasnya mengenai FTP system

dapat dilihat pada subbab berikutnya. Sedangkan untuk Pendapatan lain di luar

Bunga (fee based income) yang terdiri dari Provisi dan Trade Finance,

informasinya didapat dengan melibatkan unit lain di dalam bank seperti unit

Treasury sampai Bank Trade. Demikian halnya dengan ongkos-ongkos yang

dibebankan, seperti PPAP (Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif) dan

Over Head Cost didapat sebagai hasil kalkulasi sesuai dengan ketentuan dari

Bank Indonesia. Berdasarkan penjabaran rumusan tersebut dapat terlihat bahwa

perhitungan APR memang melibatkan banyak sekali sumber data dan informasi

yang tersebar pada masing-masing unit yang memegang peranan.

Perhitungan APR di atas idealnya perlu dilakukan mengingat cukup

banyak manfaat yang dapat diambil dari informasi tersebut, seperti yang

dijabarkan pada point-point berikut ini:

• Mengetahui kontribusi setiap account terhadap profit dan portofolio Bank

secara keseluruhan

• Memprediksi potensi pengembalian yang diharapkan dari setiap account

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

31  

  

• Sebagai bahan pertimbangan utama bagi pihak manajemen iinternal dalam

mengambil berbagai keputusan strategi bisnis baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang, seperti misalnya:

o Pricing strategy

o Cross selling product

o Keputusan pemberian kredit kepada nasabah

o Keputusan pemberian reward kepada nasabah

• Mempermudah pihak manajerial untuk mengetahui performance AO

dengan lebih transparan, yang berujung pada keputusan pemberian reward

yang tepat kepada setiap AO.

2.9.2 Fund Transfer Pricing (FTP) System

Dalam dunia perbankan, agar tetap dapat bertahan dalam persaingan, bank

harus terus berupaya untuk mencari tahu produk dan jasa apa saja pada bank

tersebut yang dapat memberikan nilai tambah ekonomis, artinya produk dan jasa

yang dapat memberikan imbal hasil atau return sesuai dengan risiko yang melekat

pada produk dan jasa tadi. Apabila bank dapat mengetahui kelompok produk atau

jasa yang memberikan nilai tambah pada bank, maka bank dapat mengalokasikan

sumber daya bank, termasuk modal, pada segmen produk atau jasa tersebut.

Masalahnya, untuk dapat mengetahui produk dan jasa unggulan tersebut bukan

pekerjaan yang sederhana. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang disebut dengan

FTP (Funds Transfer Pricing). 3FTP merupakan sistem yang bertugas menetapkan

nilai/tarif, baik nilai imbalan yang dapat diberikan pada unit dana yang

                                                            3 Setiawan, Eman A., 2005, “Fund Transfer Pricing”, http://hipmi.org/arsip‐blog/?cat=4&paged=2 

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

32  

  

menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK), maupun nilai berupa harga yang harus

dibayar oleh unit kredit atas dana yang digunakan untuk membiayai kredit yang

diberikan. Dengan FTP maka dimungkinkan bank dapat memperkirakan tingkat

profitabilitas dari masing-masing produk dan jasa, serta yang diberikan oleh setiap

nasabah bank, baik itu nasabah kredit ataupun nasabah dana.

Sistem FTP harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat diterima

dengan baik oleh unit dana maupun unit kredit dan tidak menyebabkan salah satu

pihak dirugikan. Apabila FTP ditentukan terlalu tinggi, maka unit dana yang

diuntungkan dan unit kredit dirugikan, sebaliknya juga terjadi apabila FTP

ditetapkan terlalu rendah. Selain hal tersebut, sistem FTP juga harus

memperhitungkan resiko pasar yang terjadi akibat perbedaan repricing bunga

kredit dengan repricing dana, atau yang disebut dengan risiko ‘mismatch’,

memperhitungkan biaya cadangan GWM (Giro Wajib Minimum), biaya premis

asuransi, biaya overhead dalam rangka penghimpunan dana dan proses

pengelolaan kredit, serta biaya modal yang dialokasikan untuk aktivitas tertentu

Dalam upaya menetapkan tingkat FTP yang ‘adil’ ini, sudah banyak cara

yang diusulkan. Cara yang tergolong tradisional adalah pertama metode “single

pool” di mana ditetapkan satu tarif FTP untuk kredit dan dana, yang cenderung

merugikan salah satu pihak; cara kedua adalah “double pool” di mana terdapat

dua tarif FTP untuk unit dana dan unit kredit. Pada cara ini kedua unit pada

umumnya dapat menerima, namun laba yang ditunjukan oleh sistim FTP menjadi

terlalu berlebihan. Cara ketiga adalah metode “multiple pool” di mana terdapat

banyak tarif FTP sesuai dengan karakteristik dana misalnya repricing, kandungan

opsi dan sebagainya. Cara keempat adalah menggunakan rata-rata biaya dana dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

33  

  

bunga kredit. Semua cara di atas belum memperhitungkan adanya ‘mismatch’ di

antara dana dan kredit. Cara yang lebih cermat dalam penetapan kurva FTP adalah

ketika sudah memperhitungkan risiko ‘mismatch’ dan membagi spread ke dalam

unit kredit, unit dana dan unit ALM atau treasury. Selain itu, sistem FTP yang

baik juga harus memperhitungkan risiko-risiko lain yang dapat teridentifikasi

selain risiko suku bunga, misalnya risiko likuiditas, risiko kandungan opsi, dan

basis risk.

2.9.3 Fee Based Income

Jenis pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan

kepada masyarakat dapat dibagi menjadi dua golongan (Kasmir, 2002), yaitu:

1. Pendapatan bunga (Interest Income)

Adalah pendapatan yang diperoleh dalam bentuk bunga atas pemberian

kredit sebagai penyalur dana kepada masyarakat, baik perorangan atau

badan usaha dan juga penempatan dana kepada bank lain.

2. Pendapatan non bunga (Fee Based Income)

Adalah pendapatan provisi, fee atau komisi yang diperoleh bank, yang

bukan merupakan pendapatan bunga, melainkan berasal dari suatu

kegiatan dengan mengandalkan pelayanan atas jasa. Pendapatan ini dapat

juga diperoleh dari pemasaran produk Perbankan.

Dewasa ini, pendapatan dari transakasi dalam jasa-jasa yang disebut fee

based income semakin diupayakan untuk ditingkatkan oleh bank-bank komersial.

Meskipun perolehannya relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian dan

sangat berperan besar dalam memperlancar transaksi simpan pinjam di dunia

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

34  

  

Perbankan. Hal ini disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika

dibandingkan dengan pendapatan bunga kredit. Adapun pendapatan yang

termasuk dalam kategori fee based income antara lain biaya administrasi, biaya

kirim, biaya tagih, biaya provisi dan komisi, biaya iuran, dan biaya sewa yang

dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa bank yang

dinikmatinya.

2.9.4 Pricing Strategy

Pricing strategy adalah suatu strategi penentuan harga atas produk-produk

yang dijual atau ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Dalam konteks bank,

berhubung produk yang dijual adalah produk-produk perbankan seperti loan,

deposit, saving, dan financial services lainnya, jadi harga jual/pricing yang

dimaksud adalah bunga yang dibebankan ke nasabah (untuk lending seperti

corporate loan, personal loan, microfinance, KPR, dan sebagainya) serta bunga

yang dijanjikan dari pengembalian investasi nasabah (untuk funding seperti

deposito, saving, giro, dan sebagainya). Sedangkan untuk konteks financial

services lainnya seperti layanan transaksi dan trade finance, penetapan harga atau

pricing yang dimaksud adalah besarnya komisi atau fee yang akan dibebankan

kepada nasabah.

2.9.5 Cross Selling Product

Cross selling product dalam konteks ini didefinisikan sebagai terms yang

biasa digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang dilakukan sales untuk

menjual produk-produk bank di luar produk yang menjadi tanggung jawab

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

35  

  

utamanya. Sebagai contoh, sales Business Banking memiliki tanggung jawab

utama untuk menjual produk-produk Business Banking. Namun ternyata

berdasarkan data dan informasi yang didapat bahwa nasabah di direktorat ini juga

memiliki potensi yang bagus sebagai target penjualan produk tertentu lainnya

seperti KPR, KPM, ataupun Credit Card. Maka juga menjadi tugas sales Business

Banking untuk menawarkan dan menjual produk-produk yang dirasa berpotensi

tersebut kepada nasabah Business Banking.

2.10 Pengujian Kelayakan

2.10.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang diperoleh

benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang ingin diukur (Agung,

1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil

pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis,

hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan

atau memberikan skor suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.

Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas

isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan

validitas konstruk.

Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel dengan

skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk salah satunya yaitu dengan

mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi “product moment” (Masri Singarimbun, et

al., 1989), yakni:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

36  

  

Keterangan:

r = Korelasi product momen

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total seluruh pertanyaan

XY = Skor pertanyaan dikalikan skor total

N = Jumlah responden

Kriteria validasi suatu pertanyaan dapat ditentukan jika:

• r hitung > r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid.

• r hitung < r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak valid.

2.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya

memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif yang konsisten

dari waktu ke waktu. Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengukur

reliabilitas adalah teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi

variabel-variabel yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian. Skor untuk

masing-masing variabel pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga diperoleh skor

total untuk masing-masing variabel belahan. Selanjutnya skor total belahan

pertama dan belahan kedua dicari korelasinya dengan menggunakan teknik

korelasi product moment. Angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada

angka korelasi yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Cara mencari

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

37  

  

reliabilitas untuk keseluruhan variabel adalah dengan mengkoreksi angka korelasi

yang diperoleh menggunakan rumus:

di mana, = angka reabilitas keseluruhan variabel

= angka reabilitas belahan pertama dan kedua

2.11 Teori Analisis Statistik

2.11.1 Pearson Correlation Coefficient (Pearson Product Moment)

Korelasi antara variabel satu dengan variabel lain pada dasarnya adalah

untuk menentukan apakah kedua variabel ini secara statistik independent/bebas.

Pearson Product Moment adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur

nilai korelasi dari satu faktor ke faktor lain. Formula koefisien kolerasi pearson

product moment ialah:

Nilai korelasi digunakan untuk mengetahui sedekat apa hubungan antara

dua faktor tersebut. Nilainya antara -1 dan +1. Nilai positif memperlihatkan

hubungan yang positif, yang artinya semakin tinggi nilai dari faktor X akan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

38  

  

menghasilkan nilai yang tinggi juga pada faktor Y, nilai negatif memperlihatkan

sebaliknya. Nilai -1 memperlihatkan hubungan negatif yang kuat, 0

memperlihatkan tidak adanya relasi, dan +1 memperlihatkan hubungan positif

yang kuat. “Hubungan antara kedua variabel adalah suatu ukuran dari derajat

asosiasi linear antara dua variabel” (Aczel, 1999).

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y,

digunakan rumus koefisien determinasi (R²) dengan cara ”mengkuadratkan nilai

koefisien korelasi (r) yang telah dihitung”, dengan rumus:

R² = r²

di mana,

R = Koefisien Determinasi; r = Koefisien Korelasi

2.11.2 Correlation Analysis

Analisis korelasi sering digunakan untuk mendeskripsikan tujuan sebagai

poin penilai dari koefisien populasi kolerasi ρ. Analisis ini digunakan untuk

menganalisa hubungan linear antara dua variabel. Untuk dilakukan pengetesan

dibutuhkan distribusi normal dari kedua variabel. Formulanya ialah:

 

di mana,

n = besar sampel

r = sample koefisien kolerasi ( koefisien kolerasi pearson product moment)

Hyphothesis statistik:

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

39  

  

H0: ρ = 0; H1: ρ ≠ 0

Tes hypothesis diselesaikan dengan nilai t-test pada tingkat kepercayaan 95%.

H0 diterima jika nilai t-value berada pada titik kritis (0.05;n-2) ≤ t-measure

H1 ditolak jika nilai t-value berada pada titik kritis (0.05;n-2) ≥ t-measure

2.11.3 Multiple Regression Analysis

Menurut Galliers (1991) multiple regression analysis merupakan metode

untuk menganalisa perubahan dari satu variabel (dependent variable) dengan

menggunakan satu set dari variabel lainnya yang sudah diketahui sebelumnya

(independent variables), untuk memprediksi atau meramalkan arti nilai dari

variabel bebas berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tidak bebas.

Hasil dari multiple regression analysis ialah R-kuadrat dan multiple

koefisien determinasi. Koefisien R-kuadrat mengukur bagaimana persamaan

regresi cocok dengan data. Multiple koefisien dari determinasi mendeskripsikan

bagaimana suatu set variabel menjelaskan variabel bebas (Aczel, 1999).

Analisis ini juga menggunakan F-test dan T-test. T-test digunakan untuk

menemukan korelasi antara masing-masing variabel bebas dengan sebuah variabel

tidak bebas. Aczel (1999) menjelaskan bahwa t-test ialah sebuah hypothesis

statistik yang penting untuk keberadaan dari hubungan yang linear antara variabel

bebas dan tidak bebas.

Hyphothesis statistik:

H0: ßi = 0

H1: ßi ≠ 0, dimana i = 1, 2, 3, …, i

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

40  

  

t-measure formula:

di mana,

n = besar sample, n-2 = derajat kebebasan

bi = estimasi least-square dari regression slope

= nilai dari di bawah null hypothesis = 0

S(bi) = standar error dari bi

H0 diterima jika t-measures lebih kecil dari t-value pada titik kritis, sebaliknya H0

ditolak.

F-test menjelaskan hypothesis statistic tes untuk keberadaan hubungan

yang linear antara variabel tidak bebas dan variabel bebas lainnya (Aczel, 1999).

Hyphothesis statistik untuk F-test:

H0: ß1 = ß2 = ß3 = … ßi = 0

H1: tidak semua ßi (i = 1,2,3,…,k) = 0

F-measure formula:

dimana,

MSR = mean square of regression

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

41  

  

MSE = mean square of error

SSR = sum square of regression

SSE = sum square of error

k = jumlah variabel tidak bebas

2.12 Teori Transformasi Interval

Metode transformasi yang digunakan yakni method of successive interval,

dikeluarkan oleh Hays (1976). Metode tersebut digunakan untuk melakukan

transformasi data ordinal menjadi data interval. Pada umumnya jawaban

responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (Lykert scale) diadakan

scoring yakni pemberian nilai numerikal 1, 2, 3, 4, dan 5. Setiap skor yang

diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerikal tersebut

dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan

ke dalam interval. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan

jawaban).

2. Berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya.

3. Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap

kategori.

4. Tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori.

5. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui

persamaan berikut:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2010-0048-bab2.pdf · 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Information Technology Menurut

42  

  

6. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui

persamaan:

score = scaleValue + | scaleValuemin | + 1