bab ii konsep hiv

Upload: rusma-witwicky

Post on 10-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

konsep HIV

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAcquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. Lebih dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Tahun 2001, UNAIDS (United Nations Joint Program on HIV/AIDS) memperkirakan, jumlah Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) 40 juta.Dari hari ke hari, tahun demi tahun kasus HIV/AIDS di Dunia semakin meningkat, baik akibat seks bebas maupun akibat penyalahgunaan Napza khususnya Napza suntik. Dengan semakin banyaknya pengidap HIV atau ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), maka akan semakin banyak pula informasi yang dibutuhkan bagi mereka agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari dapat lebih baik. Untuk mengetahui penyakit akibat AIDS, penduduk dunia membutuhkan waktu lama sekali. Tahun 1926, beberapa ilmuwan menganggap, HIV menyebar dari monyet ke manusia sekitar tahun 1926-1946. HIV merupakan bagian dari kelompok virus yang disebut Lentivirus yang banyak ditemukan pada primata nonmanusia. Secara kolektif, Lentivirus diketahui sebagai virus monyet yang dikenal dengan nama Simian Immunodeficiency Virus (SIV).Penyebaran HIV Di Indonesia, kasus AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1987. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir tahun 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS. Sejak 1987 hingga Desember 2001, dari 671 pengidap AIDS, sebanyak 280 orang meninggal. Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2; Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama. Namun berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya perbedaan respon imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang berpengaruh, dan factor yang diduga sangat berpengaruh adalah stress. Oleh karena pentingnya HIV/ AIDS ini, pada makalah ini kami akan membahas mengenai konsep dasar HIV/AIDS dan konsep dasar infeksi oportunistik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian HIV/AIDS?2. Apakah perbedaan antara HIV dengan AIDS?3. Bagaimana stadium infeksi HIV/AIDS?4. Apa saja penyebab HIV/AIDS?5. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?6. Bagaimana klasifikasi HIV/AIDS?7. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS?8. Apakah pengertian infeksi oportunistik ?9. Apa saja jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi oportunistik?10. Bagaimana cara mencegah infeksi oportunistik ?

C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian HIV/AIDS.2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara HIV dengan AIDS.3. Mahasiswa dapat memahami stadium infeksi HIV/AIDS.4. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab HIV/AIDS. 5. Mahasiswa dapat memahami cara penularan HIV/AIDS.6. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi HIV/AIDS.7. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan HIV/AIDS.8. Mahasiswa dapat memahami pengertian infeksi oportunistik.9. Mahasiswa dapat mengetahui jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi oportunistik.10. Mahasiswa dapat memahami cara mencegah infeksi oportunistik.

BAB IIPEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR HIV/AIDS1. Pengertian HIV/AIDSHIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004). AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.

2. Perbedaan Antara HIV dengan AIDSSeorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah HIV- positif atau mempunyai penyakit HIV tanpa gejala. Apabila gejala mulai muncul, orang tersebut dikatakan mempunyai infeksi HIV bergejala atau penyakit HIV lanjutan. Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi oportunistik. AIDS merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang masuk pada stadium infeksi berat. AIDS didefinisikan sebagai jumlah sel CD4 di bawah 200 dan/atau terjadinya satu atau lebih infeksi oportunistik tertentu. Istilah AIDS terutama dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat sebagai patokan untuk laporan kasus. Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status kekebalan, kita dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita menjadi sehat kembali. Oleh karena itu, istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu. Orang terinfeksi HIV yang mempunyai semakin banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya akan lebih berhasil menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ART) yang sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV (Kannabus, 2008).

3. Stadium Infeksi HIV/AIDSWHO, organisasi kesehatan sedunia, membentuk sistem untuk menggolongkan tahap penyakit HIV berdasarkan tanda dan gejala dalam empat stadium:a. Stadium 1: tanpa gejalab. Stadium 2: penyakit ringanc. Stadium 3: penyakit lanjutand. Stadium 4: penyakit berat

4. Penyebab Penyebab dari AIDS adalah HIV (Human Imunodeficiency Virus) yang mana HIV merupakan sejenis retrovirus yang termasuk golongan virus RNA yaitu virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik. Virus HIV pertama kali ditemukan pada Januari 1983 oleh Luc Montaigner di Perancis pada seorang pasien limfadenopati. Oleh karena itu kemudian dinamakan LA (Lymph Adenopathy Virus) Kemudian pada bulan maret 1984, Robert Gallo di Amerika Serikat menemukan virus serupa pada penderita AIDS yang kemudian disebut HTLV-III. Pada bulan Mei 1986 Komisi Taksonomi Internasional memberi nama baru HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang sampai saat ini resmi digunakan.Sebagai retrovirus HIV memiliki sifat khas karena memiliki enzim reverse transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus mengubah informasi genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA yang kemudian diintegrasikan ke dalam bentuk informasi genetik sel limfosit yang diserang. Dengan demikian HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel limfosit untuk mengkopi dirinya menjadi virus baru yang memiliki ciri-ciri HIV. HIV dapat ditemukan dan diisolasikan dari sel limfosit T, limfosit B, sel makrofag ( di otak dan paru) dan berbagai cairan tubuh. Akan tetapi sampai saat ini hanya darah dan air mani yang jelas terbukti sebagai sumber penularan serta ASI yang mampu menularkan HIV dari ibu ke bayinya. Dengan analisis sekuens genetik dikenal 8 (delapan) varian utama HIV, yaitu subtype A, B, C, D, E, F, G, dan H. Kemudian ditemukan subtype O yang pertama kali ditemukan di Kamerun, Afrika. Kemudian ditemukan subtype J yang ditemukan pada tahun 1997, dan terakhir subtype N pada tahun 1998. Subtype ini terutama penting untuk diketahui sebarannya di dunia dan dinilai sifat dan perilaku virus, misalnya dalam hal kemungkinan menimbulkan resistensi obat dan kemampuan deteksi reagens tes antibodi HIV. Di Thailand misalnya subtype B dan E mendominasi infeksi baru HIV pada pengguna narkotika suntikan. Saat ini subtype A sampai H dapat dideteksi dengan reagensia yang biasa digunakan. Namun hanya kurang lebih 50% reagensia tersebut mampu mendeteksi subtype O. Oleh karena itu di daerah dimana prevalensi subtype O cukup tinggi seperti di Kamerun ( prevalensi 10%) strategi unutk mengetes HIV perlu dikaji ulang.

5. Cara Penularan HIV/AIDSa. Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya.b. Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.c. Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).

6. Tanda dan GejalaKetika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu 5-10 tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Biasanya, selama tahun-tahun ini tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi oleh HIV. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala seperti berikut :a. Kehilangan berat badan secara drastis. b. Diare yang berkelanjutan. c. Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak. d. Batuk terus menerus.

7. Klasifikasi HIV/AIDSStadiumGambaran KlinisSkala Aktivitas

I1. Asimptomatik2. Limpadenopati generalisata Asimtomatik, aktivitas normal

II3. Berat badan menurun < 10%4. Kelainan kulit dan mukosa seperti, dermatitis seboroik, prurigo, onikomikosis, ulkus oral yang rekuren, kheilitis angularis.5. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir.6. Infeksi saluran napas bagian atas seperti, sinusitis bakterialisSimptomatik, aktivitas Normal

III7. Berat badan menurun > 10%8. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.9. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.10. Kandidiasis orofaringeal11. Oral Hairy leukoplakia12. TB paru dalam tahun terakhir13. Infeksi bakterial yang berat seperti pneumonia, piomiositisPada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50%

IV14. HIV wasting syndrome seperti yang didefinisikan oleh CDC15. Pneumonia pneumocytis carinii16. Toksoplasmosis otak17. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan18. Kriptokokosis ekstrapulmonal19. Retinitis virus sitomegalo20. Herpes simpleks mukokutan > 1 bulan21. Leukoensefalopati multifokal progresif22. Mikosis diseminata seperti histoplasmosis23. Kandidiasis di esophagus, trakea, bronkus dan paru24. Mikobakteriosis atipikal diseminata25. Septisemia salmonelosis non typoid26. Tuberculosis di luar paru.27. Limfoma28. Sarcoma kaposi29. Ensefalopati HIVPada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur lebih dari 50%

8. Pencegahana. A (Abstinent): Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sahb. B (Be Faithful): Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang sahc. C (use Condom): Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko menularkan/tertular penyakitd. D (Dont use Drugs): Hindari penyalahgunaan narkobae. E (Education): Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam setiap kesempatan

B. KONSEP DASAR INFEKSI OPORTUNISTIK1. Pengertian dari infeksi oportunistik Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh . Infeksi ini dapat timbul karena mikroba ( bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar tubuh, aupun yang sudah ada dalam tbuh, namun dalam keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh. Pada umumnya kematian orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) disebabkan oleh infeksi oportunistik. Sebagian besar infeksi oprtunistik dapat diobati, namun jika kekebalan tubuh tetap rendah, infeksi oportunistik yang lain.Ada 6 prinsip dasar yang perlu diingat dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit infeksi pada penderita AIDS:1. Penyakit infeksi parasit, jamur dan virus pada penderita AIDS biasanya tidak dapat disembuhkan. Kadang - kadang penyakit infeksi tersebut dapat diatasi pada tahap akut, biasanya diperlukan pengobatan jangka panjang untuk mencegah kekambuhan. 2. Sebagaian besar penyakit infeksi pada penderita AIDS adalah akibat reaktivasi kuman yang sudah ada pada penderita, jadi bukan infeksi baru. Biasanya tidak menular kepada orang lain, kecuali tuberkolosis paru, Herpes Zoster dan salmonellosis.3. Frekuensi infeksi parasit atau jamur tergantungan dari prevalensi infeksi asimptomatik parasit/ jamur tersebut pada penduduk setempat. Di Amerika yang tersering (lebih dari 50 %) adalah pneumonia. Infeksi tunggal jarang terjadi. Seringkali terjadi beberapa kuman bersamaan, atau infeksi susulan 4. Jenis infeksi parasit atau jamur pada penderita AIDS di suatu daerah tergantung dari prevalensi parasite/ jamur tersebut pada penduduk setempat. 5. Infeksi pada penderita AIDS biasanya berat dan seringkali dalam bentik dissenminata.6. Beberapa jenis penyakit infeksi sekarang sudah dikenal berkaitan erat dengan AIDS.Beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin, khusunya sifilis dan kankroid yang menyebabkan luka ulseratif, terbukti membuat penularan HIV lebih efektif. Atas dasar alasan tersebut, maka diagnosis, pengobatan dan penyuluhan penyakit kelamin amat penting dalam upaya pencegahan infeksi HIV.Tabel 2.3 Infeksi Oportunistik yang dilaporkan hingga 31 September 2009NoInfeksi OportunistikJumlah (orang)

1Tuberkulosis10359

2Kandidiasis5604

3Pneumonia Pneumosistis Karinii626

4Sarkoma Kaposi80

2. Jenis Penyakit Yang Disebabkan Oleh Infeksi Oportunistik a. Tuberkolosis Tuberkolosi merupakan penyebab kematian utama pada orang dewasa di banyak Negara berkembang, tiga juta orang meninggal karena sakit tuberkolosis setiap tahun. Tuberkolosis adalah penyakit infeksi yang berkaitan erat dengan kerusakan pada immunitas selular, sedangkan orang yang terinfeksi HIV imunitis selularnya rusak. Infeksi tuberkolosis seringkali mendahului diagnosis AIDS.Respon pengobatan pada mulanya tidak berbeda dengan kasus tuberkolosis biasa, walaupun tuberkolosis pada orang yang terinfeksi HIV dapat menyerang susunan saraf pusat dan menyebabkan kematian. Pengobatan definitive seperti pengobatan standar tuberkolosis biasa, dengan sedikit perubahan. Banyak jenis virus dan bakteri hidup di tubuh anda. System kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan kuman ini agar mereka tidak menyebabkan penyakit. Jika HIV melemahkan system kekebalan, kuman ini dapat mengakibatkan infeksi oportunistik (IO). Angka TB pada odha sering kali 40 kali lebih tinggi disbanding angkauntuk orang yang tidak terinfeksi HIV. Angka TB diseluruh dunia meningkat karena HI. TB dapat merangsang HIV agar lebih cepat mengandalkan diri, dan memperburuk infeksi HIV. Karena itu, penting bagi orang dengan HIV untuk mencegah dan mengobati TB.b. Pneumoni pneumosistis kariniiPneumoni Pneumosistis Karinii merupakan infeksi oportunistik yang tersering ditemukan (80%) pada penderita AIDS, dan merupakan infeksi awal pada 60 % penderita. PPK disebabkan oleh organisme kecil yang termasuk golongan protozoa. Lebih dari 50 % manusia memp[unyai jasad renik ini di dalam paru. Walaupun demikian mereka tidak menjadi sakit atau dengan kata lain tidak menderita pneumoni. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh rusak berat sehingga organisme tersebut menyebabkan penyakit.PPK ternyata tidak selalu fatal, walaupun memang termasuk penyakit yang berat dan berbahaya karena obat-obat yang efektif sudah tersedia. Banyak kemajuan telah didapatkan di bidang diagnosis dan pengobatan. Sebagian besar penderita PPK yang diobati telah dapat disembuhkan dan mereka dapat aktif kembali dalam kehidupannya sehari-hari.Gejala awal PPK seringkali merupakan gejala umum AIDS, yaitu penurunan berat badan, keringat malam, pembesaran kelenjar getah bening, rasa lelah, kehilangan nafsu makan, diare kronik, dan sariawan yang hilang timbul. Kadang-kadang gejala ini tidak ada dan penderita PPK langsung merasakan gejala batuk kering, demam, dan sesak nafas terutama bila berjalan jauh atau naik tangga (Djoerban, 1999).c. Kaudidasi Infeksi yang sering kambuh pada mukosa mulut dan tenggorok yang disebabkan oleh jamur candida, sering menimbulkan masalah yang cukup berat pada pasien pasien AIDS ataupun yang masih dalam tahap infeksi HIV. Kandiidasi mulut sering mendahului infeksi oportunistik lainnya dan atau sarcoma Kaposi dalam waktu satu tahun atau lebih. Kandidiasis esophagus sering ditemukan pada pasien AIDS (Djoerban,1999).d. Sarcoma Kaposi Gejala klinik sarcoma Kaposi pada penderita AIDS amat bervariasi. Pada umunya didapatkan kelainan pada mulut dan kulit atau pembesarana kelenjar getah bening. Biasanya kelainan bermula dari daerah langit- langit mulut atau di muka. Seringkali sarcoma Kaposi juga menyerang kaki, lengan dan badan. Kelainan pada kulit akibat sarcoma Kaposi dapat dikenal oleh dokter yang diteliti, dapat diraba pada palpasi, tetapi jarang menonjol, berwarna ungu. Bila cepat berkembang, biasanya dikelilingi oleh ekimoses berwarna kuning kecoklatan. Bentuk lesi biasanya bulat lonjong, tetapi dapat berguna garis memanjang bila terkenal di lipatan kulit,seperti di leher. Pada tingkat penyakit awal tidak disertai rasa nyeri, tetapi pada tingkat lanjut disertai rasa sakit, terutama di kaki dan tungkai bawah.Sarcoma Kaposi yang menyerang saluran pencernaan tidak jarang ditemukan, biasanya gejalanya ringan dan jarang sekali disertai pendarahan. Sarcoma Kaposi juga dapat menyerang paru, gejalanya lebih berat, lebih progresif dari yang menyerang saluran cerna ( Djoerban,1999).

b. Pencegahan IOSebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, kita dapat mengurangi risiko infeksi baru dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui yang menyebabkan IO.Meskipun terinfeksi beberapa IO, kita dapat memakai obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah IO adalah untuk memakai ART. Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral (ARV). ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat melambatkan pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus dilambatkan, begitu juga penyakit HIV.

BAB IIIPENUTUP Simpulan HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS yaitu demam yang berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan sariwan yang terus menerus,berat badan turun dengan drastis, dsb, yang akan di akhiri dengan kematian.Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.

14