bab ii kajian teori dan hipotesis a. kajian teori · 5 bab ii kajian teori dan hipotesis a. kajian...

41
5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan cara memukul bola dalam permainan tenis. Pada permainan tenis ada tiga jenis pukulan yang harus dikuasai Loman (2008: 46-47) menyatatak bahwa “dalam olahraga tenis ada tiga jenis pukulan yakni: groundstroke, volley, dan overhead stroke”. 1. Hakikat Permainan Tenis Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari oleh kalangan masyarakat menengah ke atas. Permainan tenis lapangan dapat dilakukan dan dinikmati oleh berbagai usia dan jenis kelamin. Teknik pukulan bola adalah dasar yang harus dimiliki oleh pemain tenis. Pukulan- pukulan dalam permainan tenis digolongkan menjadi tiga, yaitu: Ground stroke, Volleys, dan Overhead Stroke (Yudoprasetio, 1981: 43). Pukulan groundstroke dapat dibedakan lagi menjadi beberapa antara lain: Forehand Drive, Drop Shot, Backhand Drive, Half Volley, (Scharff, 1981: 24). Salah satu pukulan drive yang paling mudah dipelajari dan sering dilakukan oleh petenis adalah forehand drive (Mottram, 1996: 37; Brown, 1996: 31). Hal ini karena dengan pukulan pola forehand pemain relatif mudah untuk mengembalikan bola karena kondisi raket bebas dari tubuh. Forehand merupakan pukulan yang ayunannya dari belakang badan menuju depan dan bagian depan raket atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola. Pukulan forehand selalu digunakan sebagai senjata utama pemain tenis dan pukulan forehand lebih keras dibandingkan dengan pukulan backhand, selain itu setengah dari seluruh pukulan tenis lapangan adalah forehand (Brown, 2007: 31; Handoyo, 2002: 20). Tidak menutup kemungkinan pukulan forehand drive lebih dominan digunakan dalam permainan maupun pertandingan tenis.

Upload: buikien

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis

dengan benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan cara memukul bola

dalam permainan tenis. Pada permainan tenis ada tiga jenis pukulan yang harus

dikuasai Loman (2008: 46-47) menyatatak bahwa “dalam olahraga tenis ada tiga jenis

pukulan yakni: groundstroke, volley, dan overhead stroke”.

1. Hakikat Permainan Tenis

Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

banyak digemari oleh kalangan masyarakat menengah ke atas. Permainan tenis

lapangan dapat dilakukan dan dinikmati oleh berbagai usia dan jenis kelamin.

Teknik pukulan bola adalah dasar yang harus dimiliki oleh pemain tenis. Pukulan-

pukulan dalam permainan tenis digolongkan menjadi tiga, yaitu: Ground stroke,

Volleys, dan Overhead Stroke (Yudoprasetio, 1981: 43). Pukulan groundstroke

dapat dibedakan lagi menjadi beberapa antara lain: Forehand Drive, Drop Shot,

Backhand Drive, Half Volley, (Scharff, 1981: 24).

Salah satu pukulan drive yang paling mudah dipelajari dan sering dilakukan

oleh petenis adalah forehand drive (Mottram, 1996: 37; Brown, 1996: 31). Hal ini

karena dengan pukulan pola forehand pemain relatif mudah untuk mengembalikan

bola karena kondisi raket bebas dari tubuh. Forehand merupakan pukulan yang

ayunannya dari belakang badan menuju depan dan bagian depan raket atau telapak

tangan kita berhadapan dengan bola. Pukulan forehand selalu digunakan sebagai

senjata utama pemain tenis dan pukulan forehand lebih keras dibandingkan dengan

pukulan backhand, selain itu setengah dari seluruh pukulan tenis lapangan adalah

forehand (Brown, 2007: 31; Handoyo, 2002: 20). Tidak menutup kemungkinan

pukulan forehand drive lebih dominan digunakan dalam permainan maupun

pertandingan tenis.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

6

1) Teknik Permainan Tenis Lapangan

Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan

tenis dengan benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan cara

memukul bola dalam permainan tenis. Pada permainan tenis ada tiga jenis

pukulan yang harus dikuasai Loman (2008: 46-47) menyatakan bahwa dalam

olahraga tenis ada tiga jenis pukulan yakni: groundstroke, volley,dan overhead

stroke. Dari ketiga jenis pukulan tersebut di dalamnya ada pukulan-pukulan

yang termasuk groundstroke, volley, dan overhead stroke. Ketiga jenis pukulan

(ground stroke, volley, dan overhead stroke) merupakan tiga perempat yang

menjadi dasar untuk mencapai nilai kemenangan. Seorang petenis akan bermain

baik jika dia menguasai teknik yang baik.

a. Pengertian Forehand Drive

Forehand drive adalah mengembalikan bola pada sisi badan sebelah

raket (sebelah kanan pada orang normal dan sebelah kiri pada orang yang

kidal), setelah bola memantul sekali (Yudoprasetio, 1981: 59; Scharff, 1981:

24). Pukulan forehand drive adalah pukulan yang paling penting bagi

seorang petenis (Scharff, 1981: 24). Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa forehand drive adalah suatu pukulan dalam permainan

tenis lapangan yang dilakukan dalam swing atau ayunan kesamping kanan

secara penuh, kemudian dengan raket diayunkan ke samping badan lalu

diayunkan ke depan untuk memukul bola secara datar di atas net setelah bola

memantul sekali di lapangan.

2) Macam-Macam Pegangan Raket

Sejak tenis mulai diperkenalkan kepada umum, cara-cara pemain

memegang raketnya diperhatikan dan akhirnya diketahui, bahwa garis besarnya

ada tiga cara memegang raket, yakni cara memegang di Amerika bagian timur

(eastern grip), cara memegang di Amerika bagian barat (western grip), dan cara

memegang di Eropa (continental grip) (Loman, 2008: 22-23; Scharff 1981: 24).

Dalam penelitian ini pegangan yang digunakan untuk melakukan pukulan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

7

forehand drive adalah Pegangan eastern (Eastern Grip), sebab pegangan

tersebut mempunyai keuntungan yaitu dapat dengan mudah melakukan pukulan

forehand, karena dalam permainan tenis pegangan inilah yang paling mudah

digunakan.

a. Cara Melakukan Teknik Pegangan Eastern

Cara melakukan teknik pegangan Eastern untuk pukulan forehand

sangat dianjurkan bagi para pemula. Hal ini cocok untuk pukulan tinggi,

setinggi pinggang atau pukulan-pukulan rendah (Scharff,1981: 24). Eastern

grip diperoleh dengan memegang leher (throat) dari raket dengan tangan kiri

dan merentangkannya ke depan badan dengan pangkal gagang ke jurusan

anda. Permukaan raket harus membentuk sudut siku-siku dengan tanah.

Peganglah raket dengan tangan kanan, sehingga ruas belakang dari ibu jari

berada dibagian atas dari raket. Ini berarti, bahwa letak telunjuk dan ibu jari

berada pada bagian atas dari bidang rata dari gagang. Ibu jari membalut

gagang, sedangkan jari-jari lain berada pada gagang. Telapak tangan harus

dekat pada bidang yang rata dari gagang itu. Seumpama kita berjabat tangan

dengan raket itu. Orang yang kidal seperti demikian juga, hanya raket

dipegang dengan tangan kanan, sedangkan gagangnya digenggam dengan

tangan kiri (Scharff, 1981: 24).

Gambar 2.1. Pegangan Eastern dilihat dari Samping (Scharff, 1981: 25).

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

8

Gambar 2.2.Pegangan Eastern dilihat dari Atas (Scharff, 1981: 25).

3) Macam Pukulan Forehand Drive

Tiga jenis forehand drive berkenaan dengan spin atau putaran: a)

Forehand flat-drive, b) Forehand topspin-drive, c) Forehand sliced-drive

(Katilli, 1948: 40).

a. Forehand Flat-Drive

Forehand Flat-Drive adalah pukulan forehand drive pada bola yang

mengandung sedikit top spin atau back spin. Bola yang dipukul dengan

teknik forehand flat drive, melayang dengan lurus, cepat serta tajam seolah-

olah rata dengan tanah. Cara melakukan forehand flat drive adalah ayunkan

raket lurus ke belakang, kemudian ke muka atau kearah bola tanpa membuat

lengkung yang berarti. Kaki kiri ke depan dan bahu miring kejaring, mata

mengawasi kearah bola dapat dilihat pada gambar 2.3 (Katilli, 1948: 40).

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

9

Gambar 2.3. Forehand Flat- Drive (Katilli, 1948: 40).

b. Forehand Topspin-Drive

Pelaksanaan teknik forehand topspin-drive ini bola dipukul ke atas

raketnya mengenai bola dibawah garis tengahnya sehingga akan

menghasilkan putaran bola kedepan (overspin). Kelebihan bola dipukul

dengan menggunakan dengan teknik forehand topspin-drive ini adalah hasil

bola yang dipukul lebih condong untuk jatuh ke tanah lebih cepat dari bola

tanpa spin. Oleh karena itu, maka forehand topspin–drive merupakan

“passing shot” yaitu pukulan yang dapat melewati penyerang jaring. Hal ini

disebabkan karena cepatnya bola menukik ke bawah akan mengakibatkan

lawan yang akan melakukan volli terhadap bola terpaksa memukul bola yang

rendah dan vollinya akan naik keatas (Katilli, 1948: 42).

Permukan raket terhadap bola betul-betul menghasilkan putaran ke

depan (overspin), maka forward swing harus dilakukan dari bawah ke atas

terhadap bola. Oleh karena itu, raket memukul bola harus dari tinggi bola

(ball level), yaitu titik pantulan tertinggi dari bola setelah memukul di

lapangan. Backswing bisa dilakukan tinggi, tetapi dalam hal ini pemain harus

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

10

membiasakan diri dengan swing melingkar sehingga raket akan berada di

bawah tinggi bola tepat sebelum kontak dengan bola. Permukaan raket bisa

terbuka membentuk sudut 45ᵒ atau tegak lurus terhadap tanah (lapangan),

akan tetapi kalau permukaan raket terlalu tertutup bola akan terlalu pendek

jatuhnya atau menyentuh net. Kalau permukaan raket terlalu terbuka, pemain

harus menggunakan ayunan raket untuk menghasilkan topspin yang

berlebihan untuk menjaga agar bola masuk dalam lapangan dapat dilihat

pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Forehand Topspin-Drive (Katilli, 1948: 44).

c. Forehand Sliced-Drive

Forehand slice-drive ini senar raket menggesek bola dari tengahnya

kebawah. Backswing pada forehand sliced-drive lebih tinggi dari pada

backswing pada forehand topspin-drive atau forehand flat-drive. Permukaan

raket terbuka, dalam posisi ini raket diayunkan kemuka pada forward swing

dan memukul bola ke bawah pada belakang bawahnya. Gerak raket ini

mengakibatkan putaran ke belakang dan menyebabkan bola mengambang di

udara lebih lama dari pada forehand topspin flat-drive. Karena bola

melayang di udara lebih lama atau lambat, maka pukulan forehand sliced-

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

11

drive mudah divolli oleh lawan. Oleh sebab itu, kalau lawan sudah tertarik

ke kanan, ke kiri atau dia tidak menduganya, pukulan forehand sliced-drive

kurang membawa hasil passing shot (Katilli, 1948: 46).

4) Teknik Pukulan Forehand Drive dilihat dari Biomekanika

Teknik pukulan forehand drive yang baik diperlukan teknik-teknik

pukulan yang benar. Menurut Scharff (1981: 29) forehand taraf pemulan dibagi

atas lima bagian : 1) Cara berdiri, 2) Ayunan kebelakang, 3) Ayunan depan, 4)

Saat pukulan, dan 5) Gerakan lanjutan. Setiap tahap sama pentingnya untuk

memperoleh pukulan yang keras dan berirama. Pukulan dari awal sampai akhir

harus lancar dan merupakan koordinasi dari gerak kaki, gerak badan, dan gerak

lengan, disebut koordinasi karena sulit untuk memukul tanpa gerak kaki yang

baik, sedangkan pukulan yang dilakukan dengan lengan saja akan kekurangan

tenaga dan kekuatan yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, maka akan

diuraikan kelima hal tersebut di atas sebagai berikut:

a. Posisi Siap (Ready Position)

Sebelum mampu mengeksekusi pukulan forehand yang pertama

harus mampu bergerak dari posisi siap. Beberapa cara untuk melakukan

pukulan forehand. Pada saat ini hanya sekilas penampilan akan diambil pada

bagaimana ketika bergerak keluar dari posisi siap ke posisi sikap menghadap

samping untuk mengeksekusi pukulan forehand (Yessis, 2000: 25).

Dalam posisi siap posisi badan menghadap ke depan dengan kedua

kaki di buka selebar bahu, tungkai sedikit ditekuk, badan condong ke depan

sekitar 20°-30°, sikap ini bertujuan untuk siap bergerak ke segala arah

dengan berat badan merata pada kedua kaki untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 2.5 (Yessis, 2000: 25).

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

12

Gambar 2.5. Posisi Siap (Ready Position) (Yessis, 2000:25).

Untuk perpindah dari sikap siap menghadap depan ke posisi

menghadap samping saat bola dipukul yang harus terlebih dahulu menggeser

adalah kaki kiri ke depan dengan berat badan berada di kaki kanan yang

berada di belakang.

b. Ayunan ke Belakang (Backswing)

Ayunan ke belakang merupakan faktor kunci dari keberhasilan dalam

tenis, banyak pemain tenis amatir menghabiskan banyak waktu dan usaha

penyempurnaan mekanika pukulan tenis mereka berharap untuk membuat

lebih akurat, konsistensi, dan kekuatan dalam ayunan. Untuk mencapai

tujuan tersebut secara efektif aspek independen teknik perlu ditangani,

termasuk membentuk pegangan raket yang benar, waktu menembak,

posisibiomekanika tubuh dan ayunan lanjutan (Philip Kelly and Noel E.

O’Connor: nd).

Masuk ke posisi sikap tertutup dari posisi siap dijelaskan dalam

gambaran umum dari forehand diperlukan seluruh tubuh berubah ke posisi

menghadap samping. Ketika melakukan posisi menghadap samping diikuti

juga mulai backswing. Lihat bingkai 2-5 untuk pukulan penuh pada gambar

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

13

2.6 dapat melihat bagaimana raket dibawa kebelakang tubuh masuk ke rotasi

untuk mencapai sikap tertutup (Yessis, 2000:41).

Gambar 2.6. Ayunan ke Belakang (Backswing), Yessis, 2000: 41).

Ketika mengubah tubuh berat badan harus bergeser ke kaki kanan

(belakang). Untuk memperoleh kekuatan yang lebih besar gerakan yang

harus dilakukan adalah memposisikan pinggang kanan tepat di atas kaki

kanan diakhir ayunan ke belakang (backswing). Ini berarti bahwa semua

berat badan di kaki belakang (kanan) dan berada dalam posisi yang baik

untuk memindahkan berat badan ke kaki depan (kiri) untuk memulai

pukulan (Yessis, 2000: 41-42). Lihat pada gambar 2.7 dan 2.8 bagaimana

penempatan pinggang yang baik (bingkai 5 dan 8 untuk ayunan penuh).

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

14

Gambar 2.7. Bagaimana Pinggang Telah Bergeser dari Kaki Belakang

ke Kaki Depan (Yessis, 2000: 42).

Gambar 2.8. Penempatan Pinggang Yang Baik

(Yessis, 2000: 42).

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

15

Pergerakan pinggang berputar ke belakang dan berat badan

menggeser ke kaki belakang juga membawa pergerakan lengan dengan raket

ke belakang dalam gerakan bersama yang dikenal sebagai bahu abduksi

horisontal dapat dilihat pada gambar 2.8 (Yessis, 2000: 42). Pada dasarnya

lengan bergerak tegak lurus dengan tubuh dari depan ke belakang. Otot-otot

yang terlibat dalam aksi ini termasuk deltoid posterior, teres minor, dan

infraspinatus. Mereka bertanggung jawab untuk membawa lengan bergerak

ke belakang, sementara trapezius tengah dan otot-otot rhomboid menarik

skapula di arah tulang belakang untuk memindahkan sendi bahu ke

belakang. Tindakan scapula ini memungkinkan untuk berbagai macam

gerakan lengan ke belakang (Yessis, 2000: 42-43).

Tindakan ini terjadi karena menempatkan pectoralis deltoid utama,

anterior otot-otot dada dan masing-masing bahu depan pada peregangan, ini

adalah otot-otot yang akan menarik lengan ke depan ketika kontraksi secara

konsentris. Pada peregangan otot-otot akan berkontraksi dengan kekuatan

yang lebih besar atau bahkan eksplosif jika digerakan dengan kecepatan

yang cukup (Yessis, 2000: 43).

c. Saat Perkenaan Raket Dengan Bola (Impact) Untuk Sikap Tertutup

Saat lengan bergerak ke belakang dan mendekati posisi akhir untuk

memulai pergeseran berat badan ke depan dan melangkah menuju bola.

Pergeseran berat badan ke depan harus terjadi pada dasarnya melalui

gerakan panggul ke depan melalui kontraksi gluteus medius dan minimus di

sendi pinggang kanan dapat dilihat pada gambar 2.9 (Yessis, 2000: 43).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

16

Gambar 2.9. Saat Perkenaan Raket dengan Bola (Impact)

Sikap Tertutup (Yessis, 2000: 43).

Sebagaimana pinggang bergerak maju bersama dengan tubuh, selain

itu melangkah maju dengan kaki kiri menuju bola. Jika langkah ini tidak

diambil maka setidaknya berat badan telah bergeser ke depan untuk

menciptakan lebih banyak kekuatan (Yessis, 2000: 43). Dalam gambar 2.10

dapat dilihat bagaimana pinggang telah jauh bergerak maju.

Gambar 2.10. Bagaimana Pinggang Telah Jauh Bergerak Maju

(Yessis, 2000: 44).

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

17

Gerakan maju dari kaki kiri dimungkinkan oleh kontraksi konsentris

otot pinggang, dan abduktor disendi pinggang kiri (gluteus medius dan

minimus). Hal ini menduga dengan melangkah maju ke samping ke arah

target (bola). Jika melangkah ke samping juga akan melibatkan sendi otot

pinggang fleksor. Dengan abduktor sendi pinggang memutar berperan

penting tidak hanya dalam tindakan pergeseran berat badan tetapi dalam

semua gerakan kaki di sisi lapangan. Setelah melangkah keluar dan ke depan

(kaki kiri) kaki ditempatkan di lapangan sebagian besar berat badan

kemudian bergeser ke kaki depan.

d. Saat Perkenaan Raket Dengan Bola (Impact) Sikap Terbuka

pukulan forehand sikap terbuka pada dasarnya adalah sama dengan

sikap tertutu hanya saja tidak ada pergeseran berat ke depan, tidak ada rotasi

pinggang. Hal ini menghemat waktu jika bola dipukul kembali dengan

begitu cepat, sehingga tidak memungkin lagi untuk masuk ke sikap tertutup.

Namun sikap terbuka tidak mendapatkan kekuatan dan akurasi dengan tetap,

karena pukulan tanpa beberapa tindakan penting yang menghasilkan

kekuatan terutama pergeseran berat badan dan rotasi sendi pinggang (Yessis,

2000: 53).

Pada gambar 2.11 dan 2.12 pemain memiliki sikap terbuka dan

sebagai mana bola mendekat dan mereka mulai backswing dengan cara

hanya memutar bahu ke belakang dalam rangka untuk mendapatkan rotasi

bahu penuh guna mengambil putar. Posisi kaki kanan ke samping sehingga

mampu berputar tidak hanya bahu tapi juga pinggang ke belakang. Hal ini

hampir sama dengan apa yang terjadi di sikap tertutup, tapi hal ini tanpa

pergeseran berat untuk memulai membangun kekuatan dan mengatasi rotasi.

Ketika mengubah kaki kanan berat badan juga bergeser ke kaki kanan

sehingga ini menjadi sumbu rotasi yang memungkinkan kaki kiri menjadi

tidak tertimbang. Lengan tidak dibawa jauh ke belakang seperti sikap

tertutup, akan tetapi sangat dekat dengan badan (Yessis, 2000: 54).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

18

Gambar 2.11. Memutar Bahu ke Belakang, (Yessis, 2000: 54)

Gambar 2.12. Memutar Bahu ke Belakang (Yessis, 2000: 54).

Pemain dengan sikap terbuka hanya mengandalkan rotasi bahu

bersama-sama dengan ayunan lengan untuk menghasilkan gaya ke depan.

Sebagian besar gaya lengan ini seperti dapat dilihat pada gambar 2.13 dan

gambar 2.14, dimana terdapat lengan di depan bahu (Yessis, 2000: 53).

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

19

Seluruh lengan dan raket lebih maju ke depan dari pada bahu yang belum

mencapai posisi depan. Jadi bahu tidak mungkin memberikan banyak

kekuatan dalam pukulan. Untuk melakukan hal ini harus mendahului

tindakan lengan dan diakhiri dengan menghadap depan pada saat posisi

pergerakan lengan berlangsung. Sebaliknya pemain menggunakan lengan

utama dan lengannya menarik sekitar bahu dapat dilihat pada gambar 2.13

dan 2.14 terutama pada bingkai 7 dan 10.

Gambar 2.13. Pemain Mengandalkan Rotasi Bahu

(Yessis, 2000: 55)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

20

Gambar 2.14. Pemain Mengandalkan Rotasi Bahu

(Yessis, 2000: 55)

Dalam kedua pemain melihat bahwa sebagai mana lengan dan raket

akan dibawa melalui lintasan kontak antara raket dengan bola. Pergelangan

tangan tetap santai untuk memastikan posisi muka raket tegak lurus pada

saat yang tepat untuk kontak (impact) dapat dilihat pada gambar 2.13

bingkai 9 dan gambar 2.14 bingkai 11. Tindakan pergelangan tangan

kemudian mengambil dengan beberapa fleksi dalam tindak lanjut (Yessis,

2000: 56).

Pada saat yang tepat dari kontak, dada berada dalam posisi

menghadap ke depan seperti halnya pinggang. Kebanyakan orang melihat ini

pada saat kontak dan meyakinkan bahwa pemain tidak pernah berputar dan

hanya tetap dalam posisi terbuka sambil memukul. Tapi sebagai mana

adanya untuk melihat ada 90° penuh dalam rotasi ini dan sikap terbuka

lainnya untuk menciptakan gaya yang dibutuhkan untuk memukul bola

dengan kekuatan yang cukup (Yessis, 2000:56).

e. Ayunan Lanjutan (Follow Through)

Setelah kontak, lengan dan raket terus bergerak maju disekitar tubuh

untuk membantu menghilangkan gaya. Setelah lengan, rotasi bahu

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

21

mengambil alih kemudia diikuti oleh rotasi pinggang dan langkah maju atau

geser ke depan dengan kaki belakang (kaki kanan) untuk mengambil

kembali posisi siap (ready position). Selain itu lengan membungkuk di siku

untuk memperpendek radius rotasi dan untuk menghilangkan gaya dapat

dilihat pada gambar 2.15 ini tidak tergantung seberapa kuat ayunan dan jenis

pukulan yang dijalankan yaitu topspin atau flat. Semakin besar kekuatan

yang dihasilkan, maka semakin lama ayunan lanjutannya. Meskipun bola

sudah dalam perjalanan dan tidak dapat mengubah jalur bola tindak lanjut

masih memainkan peran penting (Yessis, 2000:52).

Gambar 2.15. Menekuk Siku Selama Ayunan Lanjutan

(Follow Through), (Yessis, 2000: 52)

2. Latihan

Latihan adalah proses yang sintematis dari pada berlatih atau bekerja secara

berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan

(Harsono, 1982: 27). Setiap pelaksanaan gerak teknik dalam cabang olahraga

memerlukan keterampilan yang baik. Keterampilan merupakan kemampuan seseorang

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

22

dalam mempergunakan pengetahuannya secara efektif untuk menampilkan gerak.

Keterampilan yang didemonstrasikan dalam penampilan merupakan pertanda dari

segala sesuatu yang telah dipelajari (Singer, 1980: 29). Untuk dapat menguasai

keterampilan, khususnya teknik forehand drive diperlukan suatu proses latihan yang

didukung oleh pengalaman gerak-gerak yang dimiliki sebelumnya. Tanpa adanya

proses latihan serta pengalaman, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam

mempraktekkan satu keterampilan gerak dikarenakan belum mempunyai gambaran

gerak atau rencana pelaksanaan gerak. Untuk itu latihan keterampilan gerak harus

dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Agar mendapatkan hasil latihan yang efektif dan efisien, maka dalam proses

latihan perlu disertai dengan bimbingan dan evaluasi terhadap kesalahan yang

dilakukan serta diberitahukan cara-cara melakukan gerakan dengan benar. Dengan

demikian siswa selalu dalam keadaan terkontrol sehingga mengetahui apa dan

bagaimana seharusnya satu keterampilan gerak yang harus dilakukan. Andaikan terjadi

kesalahan gerak tidak segera dibetulkan akan tersimpan dalam memori siswa latih

suatu gerak yang salah. Hal ini merugikansiswa karena menghambat penguasaan

keterampilan gerak yang benar.

Belajar adalah bagian dari pengalaman dan sebagai fungsi dari perkembangan

(Keogh, 1985: 40). Grace, 1983: 41; Winkel, 1996: 42; Gagne 1985: 47,

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses aktivitas mental (psikis), yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang merupakan proses perubahan individu

sebagai hasil dari pengalaman dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

sikap melalui aktivitas yang berulang-ulang. latihan merupakan proses bertambahnya

perubahan yang relatif permanen meliputi pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi,

kemampuan, dan keterampilan individu melalui pengalamannya. Latihan dapat juga

didefinisikan sebagai suatu perubahan keadaan internal individu sebagai hasil dari

instruksi, pengalaman, belajar, dan latihan. Perubahan internal tersebut tidak dapat

dilihat, tetapi dapat diduga dari perilaku atau penampilan (Deborah, 1995: 43).

Awan, (2010: 10-22); Schmidt (1988:46) mendefinisikan belajar sebagai suatu

proses perolehan kapabilitas untuk menghasilkan keterampilan gerak, yang terjadinya

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

23

sebagai hasil langsung dari latihan atau pengalaman dan prosesnya tidak dapat diamati

secara langsung, serta diperkirakan menghasilkan perubahan yang relatif permanen

pada kemampuan perilaku keterampilan. Belajar atau latihan sebagai suatu usaha untuk

melakukan proses perubahan tingkah laku ke arah konsisten melalui pengalaman

individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Untuk itu terjadinya proses belajar

karena ada usaha atau aktivitas tertentu dari individu dalam kaitannya dengan belajar

dan perubahan tingkah laku.

Belajar dapat terjadi jika individu secara terus menerus melakukan sesuatu

setiap hari akan menambah pengetahuan atau kapabilitas (Schmidt, 1988: 48). Dari

beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan hasil dari belajar atau latihan yaitu

terjadinya perubahan dapat dikarenakan adanya peningkatan kapabilitas, keterampilan,

perubahan disposisi tentang sikap, minat atau nilai yang bersifat permanen. Belajar

atau latihan dapat dilihat sebagai suatu usaha untuk melakukan proses perubahan

tingkah laku ke arah yang konsisten sebagai pengalaman dari interaksi individu dengan

lingkungannya. Pengertian ini mengandung makna bahwa proses belajar atau latihan

ditunjukkan dengan adanya usaha atau kegiatan tertentu untuk mencapai perubahan

pada diri individu.

Seperti telah dikemukakan oleh beberapa ahli perubahan yang terjadi pada

individu peserta belajar atau latihan sebagai hasil dari proses belajar atau latihan

sifatnya relatif permanen. Adapun yang dimaksud dengan hasil perubahan yang

bersifat relatif permanen diantaranya mencakup hal-hal seperti pengertian, sikap,

pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan. Belajar atau latihan

keterampilan gerak akan menghasilkan satu perubahan perilaku yang akan nampak

sebagai hasil belajar atau latihan terutama pada perubahan keterampilan. Perubahan

individu sebagai hasil latihan keterampilan gerak antara lain ditandai dengan terjadinya

perubahan pada sistem syaraf dan sistem otot. Pada sistem syaraf, individu akan lebih

mengenal terhadap bentuk-bentuk stimulus yang serupa dengan yang pernah diterima

selama proses belajar atau latihan. Kondisi tersebut akan memudahkan dan

mempercepat individu dalam merespon setiap stimulus yang sama atau hampir sama.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

24

Dalam proses belajar keterampilan gerak, keadaan tersebut dikenal dengan

istilah carry over. Sedangkan perubahan pada sistem otot diantaranya akan menjadi

lebih kuat, tahan, dan cepat dalam merespons setiap stimulus yang berupa gerak.

Dengan adanya perubahan pada sistem syaraf dan sistem otot individu sebagai akibat

dari latihan, maka dalam belajar atau latihan keterampilan gerak terjadinya perubahan

akan lebih permanen bila dibandingkan dengan belajar yang bukan keterampilan gerak

(Miguel et al., 1998: 51). Artinya, individu yang pernah belajar atau latihan satu

keterampilan gerak akan membekas lebih lama daripada belajar yang non keterampilan

gerak. Latihan meningkatkan kemampuan untuk penampilan (performance), perubahan

hasil beiajar dapat diamati dari penampilan (performance) sebagai kesimpulan bahwa

telah terjadi proses belajar terutama belajar gerak yang peningkatannya melalui latihan.

Dengan demikian hasil belajar atau latihan yang bersifat (psikomotor) akan membekas

lebih lama daripada hasil belajar yang bersifat kognitif.

Menurut Beckett dalam Awan (2010: 10-22) kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan

kemampuan yang berbeda pula pada siswa. Selain itu tidak ada satu pendekatan

melatih yang paling mujarab. Pendekatan pembelajaran atau latihan yang efektif

merupakan perpaduan dari seni dan ilmu yang memerlukan perencanaan intensif dan

kemampuan pelatih dalam mengembangkannya sesuai dengan perubahan situasi.

Sesuai dengan pendapat Awan, (2010: 10-22) bahwa dalam proses pendidikan olahraga

tidak memiliki satu metode yang spesifik. Oleh karena itu, bagi guru atau pelatih

pendekatan latihan merupakan petunjuk strategi mengajar atau melatih yang didesain

dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran ata atihan.

Tujuan utama dalam latihan adalah untuk memperbaiki prestasi maupun

keterampilan gerak. Menurut Bompa (1990: 30) tujuan latihan adalah untuk mencapai

dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh, untuk menjamin dan

memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah

ditentukan untuk membentuk dan menyempurnakan teknik olahraga yang dipilih.

Lardner (2003: 153-159) ada beberapa jenis latihan untuk mempersiapkan seorang

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

25

petenis, yaitu: lari, lompat tali, latihan perut, latihan kaki, latihan tungkai, latihan

pergelangan tangan, jari, dan lengan bawah.

1) Metode Latihan

Penampilan keterampilan gerak melalui proses pembelajaran maupun latihan

dapat bersifat positif maupun negatif. Arti positif adalah keterampilan gerak yang

dimiliki akan bertambah baik dan benar. Sebaliknya yang negatif adalah

keterampilan gerak yang dimiliki tidak bertambah baik dan tidak benar. Hal ini

disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses latihan tidak

mendapatkan koreksi dan bimbingan tentang gerak yang baik dan benar. Oleh

karena itu diperlukan evaluasi dan bimbingan.

Meningkatkan prestasi petenis dibutuhkan pengetahuan khusus tentang

metode-metode latihan. Karena metode melatih merupakan kunci keberhasilan

seorang pelatih dalam meningkatkan prestasi petenis. Harsono (1993: 3) metode

kepelatihan adalah suatu ilmu yang mempelajari masalah cara-cara berlatih dan

melatih yang bersifat meningkatkan kualitas petenis dalam rangka mencapai prestasi

prima dan kemandirian. Menurut Suharno (1993: 6) ada beberapa azas dalam

berlatih dan melatih yaitu antara lain: 1) Motivasi adalah dorongan baik dari dalam

maupun dari luar untuk mencapai cita-cita juara petenis dalam proses pelatihan, 2)

Minat adalah perhatian, kosentrasi, dan semangat tinggi dalam proses pelatihan, 3)

Peragaan adalah ketrampilan olahraga dapat dikuasai dengan baik apabila benar-

benar diragakan atau dipraktikkan dilapangan, gerak dari yang mudah ke arah yang

sukar, berlatih dari gerak yang sederhana kearah gerak yang komplek, 4) Ulangan

adalah untuk mencapai gerak otomatis yang benar, perlu frekuensi gerak sebanyak-

banyaknya dilapangan.

Melatih teknik pukulan forehand drive diperlukan banyak latihan secara

efektif dan kontinu. Prestasi petenis akan menurun lagi apabila beban menjadi

ringan dan latihan tidak kontinu (Harsono, 1982: 10). Meningkatkan teknik

forehand drive dapat dilakukan dengan pendekatan latihan dengan sikap tertutup

dan terbuka. Disamping itu untuk melatih teknik diperlukan cara-cara khusus

antara lain: 1) melatih gerak tenik secara keseluruhan dan kasar, 2) melatih gerak-

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

26

gerak bagian dengan teliti dan benar, 3) melatih gerak keseluruhan secara cermat

dengan menitik beratkan kunci-kunci gerak yang dapat menjamin kebenaran

gerak, 4) Mengotomatisasi gerak yang benar secara keseluruhan dengan jalan

melakukan sebanyak mukin frekuensinya, 5) Dicobakan atau dipraktikkan dalam

permainan dengan pengontrolan secara cermat, 6) Penyempurnaan kesalahan-

kesalahan yang terdapat saat bermain atau bertanding, 7) Evaluasi hasil gerak

ketrampilan yang menjadi tujuan latihan (Harsono, 1982: 69).

2) Durasi Latihan

Durasi latihan menurut Djoko Pekik (2004: 21) durasi latihan atau time

adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Sedangkan menurut

Sharkey yang dikutip Suharjana (2007: 16) durasi menunjuk pada lama waktu

yang digunakan untuk latihan. Adapun lamanya latihan dalam penelitian ini adalah

6 minggu hal ini mengacu pendapat Sajoto (1988: 209) lamanya latihan adalah 6

minggu atau lebih.

3. Pendekatan Latihan Forehand Drive

Pendekatan latihan dapat dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan dalam

menyajikan pelatihan untuk tercapai suatu tujuan dalam latihan. Dengan kata lain

pendekatan merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses latihan sehingga tujuan

dapat tercapai (Awan, 2010). Dengan demikian pendekatan latihan adalah suatu cara

yang sistematis yang diterapkan dalam proses latihan untuk mencapai tujuan berupa

keterampilan gerak yang efektif dan efisien harus sesuai dengan kaidah biomekanika.

Dua isu biomekanika yang berkaitan dengan persiapan untuk sikap siap dalam

pukulan tenis, kesiapan sebuah sikap siap yang baik atau langkah yang tepat

mengambil peran penting karena memungkinkan pemain untuk bergerak cepat untuk

mengantisipasi tembakan lawan (Paul, 2013). Untuk menentukan langkah membuthkan

waktu yang singkat bertepatan dengan lawan memukul bola. Langkah ini melibatkan

fleksi lutut diikuti oleh gerak ekstensi pada lutut. Dengan menggunakan langkah split

bermanfaat bagi pemain untuk memperpendek peregangan, dengan menggunakan

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

27

langkah split pemain mampu meningkatkan kecepatan gerakan sekitar 15-20% (Paul,

2013; Knudson: 1990; 6: 415-421).

Sebagian banyak kekuatan yang digunakan untuk memukul bola ditransfer

melalui tubuh ke lengan dan raket, cara pemain menempatkan kaki akan

mempengaruhi bagaimana gaya yang dihasilkan dan kekuatan yang ditransfernya

(Paul, 2013). Posisi kaki untuk kedua sikap dapat dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16. Posisi Kaki Untuk Sikap Terbuka (A), dan Sikap Tertutup (C).

Dimodifikasi dari Paul Sandamas, 2013.

Selama proses latihan, ketepatan pelatih dalam menerapkan metode latihan

sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Artinya,

penggunaan metode latihan harus disesuaikan dengan kondisi anak latih dan ligkungan

yang dapat mempengaruhi proses latihan. Beberapa pendekatan yang biasa digunakan

selama dalam proses latihan khususnya kemampuan forehand drive adalah pendekatan

latihan dengan sikap tertutup dan dengan sikap terbuka.

1) Latihan Forehand Drive dengan Sikap Tertutup

Forehand sikap tertutup dapat digambarkan seperti forehand tradisional

bertentangan dengan sikap forehand modern (Crespo dan Reid 2001: 149). Untuk

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

28

melakukan forehand, langkah pemain mengambil salah satu kaki di belakang dan

salah satu kaki mengambil langkah kedepan menuju bola dengan demikian

menempatkan panggul dan kaki mereka tegak lurus terhadap arah yang dituju.

Gerakan ini mentransfer berat badan mereka dari kaki belakang ke kaki depan

hanya sebelum kontak dengan bola (Landlinger, 2010: 643-651). Sebuah contoh

dari forehand dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17. Perhatikan Forehand Sikap Tertutup Telah Memindahkan Berat

Badan ke Kaki Depan (Paul Sandamas, 2013).

Beberapa peneliti dan pengajar telah mengidentifikasi gerakan ekstremitas

bawah termasuk lutut sebagai komponen penting dari ayunan forehand drive sikap

tertutup (Steven, 2008: 114-124). Sayangnya penelitian resmi tentang peran lutut

dalam biomekanika secara keseluruhan dari ayunan forehand sangat terbatas.

Landlinger, (2010: 643-651) memberikan gambaran tentang teknik forehand sikap

tertutup yang tepat menggunakan urutan foto-foto yang menunjukkan bahwa

posisi lutut dan sebagaian dari gerak ayunan merupakan komponen penting. Sikap

dari tubuh juga menunjukkan pengaruh posisi lutut dan lengan untuk gerak pada

pergeseran berat badan, gerakan tubuh, gerakan pinggul, dan rotasi tubuh. Groppel

(1995) mencatat bahwa sikap tertutup membuat ayunan tangan diawali dari lutut,

pinggul, dan tubuh secara bertahap membangun kecepatan keseluruh rantai

kinematik gerak forehand drive. Selanjutnya produksi kekuatan di tenis menjadi

bagian dari pergerakan lutut dan ditransfer ke ekstremitas atas (Perry et al, 2004).

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

29

Iino dan Kojima (2001) menganalisis kinetika ekstremitas bawah pemain

tenis tingkat perguruan tinggi saat melaksanakan forehand drive sikap tertutup

(dengan kaki bergerak) dalam upaya untuk menentukan sumber putaran panggul

superior inferior. Hasil dari penelitian Iino dan Kojima (2001) ini adalah gambaran

umum dari gerakan lutut dan profil putaran lutut selama ayunan. Tidak ada

hubungan antara gerakan lutut, putaran dan kecepatan raket terhadap tingkat

keterampilan, atau gerakan tubuh yang lainnya dengan jelas. Paul (2013), transfer

berat badan telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis

stroke karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang

diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke depan.

Van Gheluwe dan Hebbelinck (1986) data gambar kekuatan yang

digunakan untuk mengidentifikasi gerakan maju dari tubuh yang telah dihasilkan

oleh gerakan lutut dalam mempercepat tubuh selama gerakan maju, maka

perlambatan itu hanya sebelum kontak. Karena peran penting dari lutut selama

membuat suatu ayunan tangan secara jelas belum secara resmi diteliti. Sebuah

penelitian mendalam mengenai biomekanika gerakan lutut dan efek biomekanika

terkait akan menambah pemahaman dari ayunan forehand drive dan memberikan

informasi yang sangat bermanfaat bagi pelatih, para ilmuwan olahraga, dan

pemain mengenai kinerja dan tenis khusus program latihan. Biasanya gaya gerak

ayunan forehand drive sikap tertutup untuk pemain yang berpengalaman, kaki dan

tangannya lebih rendah dari sikap terbuka. Selain itu gerakan kaki dan tangan

adalah penting untuk menghasilkan tenaga untuk forehand sikap tertutup dan

forehand sikap terbuka (Landlinger, 2010: 643-651).

Efek langsung dari posisi lutut untuk berbagai gerak pada kecepatan raket

selama forehand drive sikap tertutup mungkin minim sedikit terjadi gerakan raket

sejak dari gerakan lutut. Namun gerakan lutut telah berperan penting terhadap efek

biomekanika terkait gerakan yang mungkin secara langsung tidak berhubungan

dengan kecepatan raket dan karakteristik dari tingkat keterampilan pemain seperti

gerakan segmen tubuh, pusat massa tubuh secara keseluruhan, dan kerja yang

dilakukan oleh berbagai sendi (Steven, 2008).

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

30

Dapat di gambarkan gerakan lutut untuk forehand drive sikap tertutup

selama gereakan ayunan ke depan dibagi menjadi dua fase yang berbeda. Tahap

pertama disebut sebagai fase pengaturan: bagian dari ayunan yang terjadi mulai

dari loncatan gerak maju dari kaki depan sampai tumit membuat kontak dengan

tanah. Tahap kedua disebut sebagai fase ayunan: bagian setelah tumit kaki depan

membuat kontak dengan tanah segera diikuti dengan pergerakan lengan (Steven,.

et. al, 2008). Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subjek untuk

menghasilkan putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang

lebih besar pada sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang

lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar

(Landlinger, 2010: 643-651). Setiap metode yang diterapkan dalam proses

pembelajaran maupun latihan tidak mungkin dapat diterapkan secara optimal.

Menurut Singer (1980: 223) tidak ada satu metode yang terbaik untuk semua

tugas, kecuali situasi dan kondisi variabel sekitar tempat latihan relatif

mendukung. Artinya, setiap metode tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan.

Adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup

dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.1 Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Latihan Forehand Drive

Sikap Tertutup.

Kelebihan Kekurangan

1. Subjek dalam memukul bola tidak

memerlukan energi banyak dalam

memukul bola

1. Subjek dalam melakukan latihan

memerlukan energi yang lebih banyak

untuk koordinasi langkah kaki menuju

bola.

2. Pukulan yang dihasilkan lebih

keras.

2. Membutuhkan waktu yang lebih untuk

subjek yang memiliki kemampuan

awal rendah.

3. Meningkatkan daya pikir dan daya

kreativitas subjek latih.

3. Subjek yang memiliki kemampuan

awal rendah mengalami kesulitan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

31

4. Waktu istrirahat cukup, sehingga

anak tidak mengalami kelelahan.

2) Latihan Forehand Drive dengan Sikap Terbuka

Untuk melakukan forehand sikap terbuka, pemain menghadap lapangan

dengan panggul mereka sejajar dengan net dan bahu berputar menjauh dari

lapangan selama backswing dan menuju ke lapangan selama ayunan ke depan

(Crespo dan Reid 2003, 24). Kemungkinan pemanfaatan kedua momentum linear

dan angular selama pukulan forehand drive akan berkurang dari forehand sikap

tertutup (Paul, 2013). Contoh dari forehand ditunjukkan pada gambar 2.19 (a). Ini

adalah jenis forehand yang digunakan sebagian besar dalam tenis (Paul Sandamas,

2013).

Peningkatan kecepatan dalam bermain tenis saat ini banyak atlet yang

mengadopsi teknik forehand dengan sikap terbuka dibandingkan teknik forehand

sikap tertutup (Milano, 1993; Landlinger, 2010: 643-651). Yudoprasetio (1981:40)

“Dalam bermain tenis drive atau forehand drive merupakan pukulan yang

menjuruskan atau mengarahkan bola ke muka”. Dari pernyataan tersebut maka

cocok digunakan untuk mengembangkan forehand drive yaitu latihan dengan

mengarahkan atau menjuruskan bola kedepan.

Forehand dengan sikap terbuka telah diyakini sebagai teknik yang kurang

efektif, tapi sekarang banyak pelatih yang menganjurkan (Burwash, 1987). Selama

ini penelitian dari forehand dengan sikap terbuka dan forehand dengan sikap

tertutup hanya terbatas pada kinematika dari pukulan dan cenderung menunjukkan

signifikan dalam raket dan pantulan bola yang kecepatannya untuk keuntungan

teknik forehand sikap tertutup, walaupun telah ada data ilmiah yang tersedia pada

ilmu gerak forehand sikap terbuka, (Groppel, 1995; Harris, 1995). Landlinger,

(2010: 643-651) menyatakan bahwa forehand drive sikap terbuka tidak

memanfaatkan secara optimal rantai gerak dari ekstremitas tubuh bagian bawah.

Dengan demikian ketergantungan pada teknik ini mungkin berakhir dengan

ketegangan pada ekstremitas atas seorang atlet. Resiko cidera menggunakan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

32

forehand sikap terbuka secara berlebihan mungkin lebih besar untuk pemain

tingkat yang lebih rendah karena memiliki mekanika gerak yang tidak baik dan

kurangnya tingkat pengetahuannya.

Forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah

saat raket impac dengan bola yaitu (21.2 dan 15.8 m/s) dibandingkan dari forehand

drive sikap tertutup yang memiliki kecepatan (22,3 dan 16,4 m/s) untuk masing-

masing pemain profesional dan pelajaran (Landlinger, 2010: 643-651). Kinetika

ekstremitas atas dari forehand sikap terbuka dan sikap tertutp sangat mirip kecuali

untuk puncak torsi, komponen rotasi internal bahu, dan fleksi pergelangan tangan.

Selama ayunan maju semua subjek menghasilkan torsi rotasi bahu internal,

sedangkan lengan atas berputar eksternal (Landlinger, 2010: 643-651).

Gambar 2.18. Kerangka Acuan Anatomi Ekstremitas Atas

(Landlinger, 2010: 643-651).

Pada gambar 2.18 diatas menggambarkan sebagai tubuh berputar ke depan

dan lengan atas dipercepat dalam arah positif Z3. Kekuatan tindakan ini terpusat,

masa lengan yang cenderung menghasilkan rotasi bahu secara eksternal, karena

inersia dari lengan dan raket. Mekanisme rotasi eksternal mirip dengan rotasi

eksternal yang diamati dalam mengembalikan bola (Bahamonde, 1994.)

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

33

Selama ayunan ke depan dari akhir back swing untuk perkenaan raket

dengan bola dari pukulan forehand lengan atas bergerak dari posisi diputar secara

internal untuk sedikit diputar keposisi eksternal sekitar 50˚-60˚ (Groppel, 1995).

Pentingnya mekanisme ini adalah bahwa ketinggian inersia ini dimentahkan oleh

tindakan otot eksentrik dari internal yang menyiapkan putaran lengan memerlukan

sebuah siklus koordinasi untuk memperpendek lengan. Forehand drive sikap

terbuka memungkinkan subjek untuk menghasilkan putaran yang lebih besar yang

mengakibatkan terjadinya pembebanan lebih besar pada sendi. Peningkatan beban

dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin

penggunaan rotasi tubuh lebih besar dengan tindakan siklus koordinasi

memperpendek otot. Gerakan kaki dan tangan berperan penting untuk

menghasilkan tenaga untuk forehand sikap terbuka (Groppel, 1995). Dengan

demikian telah diyakini bahwa ayunan dan gerakan lutut pada tenis memiliki

peranan mendasar dalam gerak ayunan forehand drive dari sikap terbuka (Steven,

2008).

Terlepas dari jenis forehand drive sikap terbuka dan tertutup mungkin ada

potensi untuk pengembangan kekuatan tidak seimbang dan cidera berlebihan

karena penggunaan berulang dari forehand dalam bermain tenis (Landlinger, 2010:

643-651). Potensi cidera tubuh bagian ekstremitas atas dan potensi masalah pada

sikap terbuka. Todd (2006) memukul dengan sikap terbuka memerlukan perhatian

khusus dapat dilihat pada gambar 2.19 bingkai 4 dalam gambar ini dapat dilihat

bahwa tubuh diposisikan hampir sejajar dengan baseline. Untuk mencapai posisi

ini diperlukan membuka pinggul dan batang pinggul guna menghasilkan

ketinggian raket dimana lengan kanannya jauh di belakang terhadap bidang tubuh.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

34

Gambar 2.19 Posisi Forehand Sikap Terbuka (Todd, 2006).

Pembukaan awal tubuh mengakibatkan ketinggian lengan selama forehand

dapat menyebabkan stres pada bahu terutama alat pemutar spontan dan

menstabilkan struktur siku. Ini awalnya dapat menyebabkan tendonitis di bahu.

Hal ini menyebabkan bahu beresiko lebih besar untuk menjadi tidak stabil

sehingga lebih rentan terhadap cidera serius. Kegagalan untuk menggunakan

seluruh rantai kinetik yang benar untuk menghasilkan tenaga dan membantu

lengan ketika bola kontak dengan raket dapat menempatkan stres tambahan di

bagian siku, terutama ketika pemain mengkompensasi dengan menggunakan

pergelangan tangan dan lengan secara berlebihan (Todd, 2006).

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

35

Gambar 2.20 Forehand Sikap Terbuka Todd (2006).

Potensi cedera panggul saat sikap terbuka dapat dilihat pada gambar 2.20

melakukan forehand dengan sikap terbuka, saat beban memukul menggunakan

rotasi pinggul. Dalam forehand sikap terbuka otot dan struktur yang mencakup

pinggul kanan diperlukan untuk menyerap kekuatan besar dapat dilihat (bingkai1-

2). Ini diikuti dengan ledakan kontraksi konsentris dari otot-otot yang sama

(bingkai 3 dan 4), menghasilkan daya yang diperlukan dari matarantai gerakan

pertama dari rantai kinetik dari forehand sikap terbuka. Kekuatan dihasilkan oleh

kaki dan badan yang akhirnya ditransfer melalui rantai kinetik ke tubuh bagian

atas. Menariknya, sebagian besar berpendapat bahwa ini merupakan jalannya

pukulan yang benar. Namun bila dilakukan dengan benar proses dominan sisi

pinggul merupakan ciri yang melekat pada forehand sikap terbuka dan harus

dipertimbangkan ketika mencegah dan diperhatikan ketika berupaya mencegah

terjadinya cedera pada ekstremitas tubuh bagian bawah.

Pembebanan berulang dari pinggul kanan untuk pemain tangan kanan

dapat menyebabkan cedera pada sendi pinggul itu sendiri diakibatkan keterlibatan

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

36

pinggul menstabilkan struktur sendi kapsul, labrum, otot-otot, dan ligamen yang

mendukung sendi ini. Pemain yang memukul secara berulang-ulang

mengakibatkan beban pinggul dapat menambah cidera terutama ketika ketidak

seimbangan kekuatan dan kurang fleksibilitas yang ada di wilayah pinggul. Dari

penelitian Todd S (2006) telah menunjukkan bahwa bermain tenis memukul secara

berulang-ulang dapat membuat hilangnya gerak di sendi pinggul. Pemain

membutuhkan kekuatan yang sangat baik dan memiliki fleksibilitas dalam

pinggulnya untuk mengeksekusi tembakan dengan benar. Latihan dan peregangan

sangatlah perlu untuk membantu mempersiapkan pemain untuk menangani beban

dan mengurangi resiko cidera pinggul.

Pengunaan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran maupun

latihan tidak mungkin dapat diterapkan secara optimal pasti memiliki kelebihan

dan kekurangan. Menurut Singer (1980: 223) tidak ada satu metode yang terbaik

untuk semua tugas kecuali situasi dan kondisi variabel sekitar tempat latihan relatif

mendukung. Artinya setiap metode tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan.

Adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan latihan forehand drive sikap terbuka

dapat ditarik secara garis besar dari uraian di atas dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut ini:

Tabel 2.2 Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Latihan Forehand Drive Sikap

Terbuka.

Kelebihan Kekurangan

1. Subjek dalam melakukan latihan

tidak memerluka energi yang lebih

banyak untuk koordinasi langkah

kaki menuju bola.

1. Kemukinan cedera lebih besar.

2. Menghasilkan kecepatan yang

lebih rendah dari raket saat impac

dengan bola dengan kata lain

pemain memiliki waktu yang lebih

2. Pukulan yang dihasilkan kurang

keras.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

37

sikat dalam memukul bola dan

memiliki waktu lebih banyak untuk

bereaksi ke bola berikutnya.

3. Frekuensi pukulan lebih cepat dan

pemain tidak cepat lelah karena

tidak banyak mengalami

pergeseran pergerakan kaki.

3. Latihan forehand drive sikap

terbuka potensi untuk

pengembangan kekuatan tidak

seimbang.

4. Kemampuan Awal dalam Berlatih Forehand Drive

Kemampuan adalah sifat yang di bawa manusia sejak lahir atau dipelajari yang

memungkinkan seseorang menyelesaikan tugasnya (Gibson, 1997: 54). Kemampuan

menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan (Gibson, 1997:

215). Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia.

Tanpa keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia hanya

akan bersandar pada gerak-gerak reflek seperti binatang, termasuk dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Karena keistimewaan tersebut manusia mampu menguasai

keterampilan dalam berbagai banyak segi kehidupan, dari mulai keterampilan

vokasional hingga keterampilan berolahraga. Dalam bidang olahraga, termasuk dalam

sirkus, kita dapat menyaksikan bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang tersebut

kadang-kadang melampaui apa yang dapat dipikirkan. Bayangkan seorang pemain

tenis yang dapat melakukan pukulan terhadap bola yang cepat dengan sedemikian

tepatnya.

Kemampuan merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran dan

berlatih olahraga karena sebagai pendukung terbentuknya prestasi di berbagai cabang

olahraga. Menurut Robbins (2002: 67) kemampuan merupakan bawaan sejak lahir

atau merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat

kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal merupakan prasyarat untuk

mengikuti latihan, sehingga dapat melaksanakan proses latihan dengan baik.

Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya dan apa yang

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

38

dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Muhibbin (2006: 121)

yang mengemukakan bahwa kemampuan awal merupakan prasyarat awal untuk

mengetahui adanya perubahan.

Sugandi (2006:128) Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan

tes awal. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar atau pelatih agar dapat

memberikan dosis pelajaran dan latihan yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang

diperlukan. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1996: 158) menyatakan bahwa

kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran dan

latihan, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum

memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Jadi seorang

siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami

materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam

proses pembelajaran.

Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge. Kemampuan awal

merupakan langkah penting di dalam proses belajar dan berlatih, dengan demikian

setiap guru dan pelatih perlu mengetahui tingkat kemampuan awal yang dimiliki para

peserta didiknya. Dalam proses pemahaman, kemampuan awal merupakan faktor

utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar dan berlatih bagi para peserta

didik. Menurut Trianto (2009: 25) kondisi internal dan kondisi eksternal berperan

penting dalam proses pembelajaran. Salah satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kemampuan awal. Menurut Trianto (2009:

81) pengetahuan awal merupakan sekumpulan pengetahuan dan pengalaman individu

yang diperoleh selama hidup mereka, dan menjadi dasar dalam mempelajari hal yang

baru. Suyanik (2010) menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang

berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik

dibanding siswa berkemampuan awal rendah. Dengan kemampuan awal yang telah

dimiliki siswa menjadi dasar untuk lebih mengembangkan pengetahuannya, sehingga

kemampuan awal siswa perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena

berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran atau

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

39

latihan. Melihat hal tersebut maka sangat dimungkinkan bahwa kemampuan awal akan

berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat pencapaian hasil latihan. Peserta didik

dengan kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menerima pendekatan latihan yang

diberikan. Sebaliknya peserta didik yang memiliki mampuan awal rendah

dimungkinkan prestasinya kurang karena belum menguasai konsep-konsep dasar

sebagai acuan untuk mempelajari materi baru.

Dari berbagai penelitian terungkap bahwa lingkungan belajar dan latihan

memerlukan suasana stabil, nyaman, familiar dan menyenangkan. Lingkungan belajar

dan latihan dalam konteks kemampuan awal harus memberikan suasana yang

mendukung keingintahuan peserta didik, semangat untuk meneliti atau mencari sesuatu

yang baru, bermakna, dan menantang. Menciptakan kesempatan yang menantang para

peserta didik untuk memanggil kembali kemampuan awal merupakan upaya yang

esensial. Dengan cara-cara tersebut maka pengajar, instruktur atau fasilitator

mendorong peserta didik untuk mengubah pola pikir, dari mengingat informasi yang

pernah dimilikinya menjadi proses belajar dan latihan yang penuh makna dan memulai

perjalanan untuk menghubungkan berbagai jenis kejadian atau peristiwa dan bukan lagi

mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh proses

tadi, kemampuan awal merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar

dan latihan menjadi sesuatu yang bermakna.

Dalam proses belajar dan latihan, kemampuan awal merupakan kerangka di

mana peserta didik menyaring informasi baru dan mencari makna tentang apa yang

sedang dipelajarinya. Proses membentuk makna melalui membaca didasarkan atas

kemampuan awal dimana peserta didik akan mencapai tujuan belajar dan berlatihnya.

Dari uraian tersebut, maka kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah

didapat sebelum diberi pembelajaran dan latihan baru. Kemampuan awal dalam

penelitian ini diambil dari nilai tes forehand drive sebelum pendekatan latihan

forehand drive sikap terbuka dan tertutup diberikan. Kemampuan awal disini ada dua

yaitu kemampuan awal tinggi dan rwndah.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

40

1) Kemampuan Awal Tinggi

Kemampuan awal tinggi adalah kemampuan awal yang diperoleh dari tes

forehand drive sebelum diberi pembelajaran dan latihan memperoleh hasil yang

tinggi.

2) Kemampuan Awal Rendah

Kemampuan awal tinggi adalah kemampuan awal yang diperoleh dari tes

forehand drive sebelum diberi pembelajaran dan latihan memperoleh hasil yang

rendah.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Penelitian dari Yus Solihin (2009) yang meneliti tentang “pengaruh metode

mengajar dan koordinasi terhadap keterampilan ground stroke petenis pemula. Dari

penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil terdapat perbedaan hasil belajar

keterampilan forehand ground stroke tenis antara penggunaan metode mengajar

terbuka dan metode mengajar tertutup”.

2. Penelitian dari Andi Suntoda Situmorang (2008) yang meneliti tentang “gaya

mengajar dan kemampuan awal dalam pembelajaran keterampilan forehand ground

stroke petenis pemula. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan forehand ground stroke

antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal

rendah”.

3. Penelitian dari Bahamonde, R. dan Knudson, D. (1997) yang meneliti tentang

“investigation of the open stance and investigation of the open staince and close

staince forehand drives square stance forehand drives. Dari penelitian yang telah

dilakukan diperoleh hasil bahwa 1. Sikap tertutup dihasilkan kecepatan lebih cepat

daripada raket sikap terbuka, 2. Semua pemain dalam sikap tertutup mampu

menghasilkan rotasi tubuh yang lebih besar dari pada sikap terbuka, dengan pemain

profesional menghasilkan rotasi tubuh yang lebih daripada pemain intermediet

dengan teknik yang baik, 3. Jalannya raket melalui ayunan adalah sama untuk kedua

kelompok pemain”.

4. Penelitian dari Ganesh Narayanrao Kadam (2015) yang meneliti tentang “effect of

strength training programme on forehand and backhand drive skill performance on

lawn tennis player. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

Program latihan kekuatan tertentu mengembangkan akurasi forehand dan backhand

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

41

drive. Sedangkan kelompok kontrol tidak dapat mengembangkan akurasi forehand

dan backhand drive”.

5. Penelitian dari Milen Chalakov (2014) yang meneliti tentang “study of the ball

speed during forehand and backhand hit in tennis training of 12 years old players.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang tepat

dari dua pukulan utama dalam tenis memberikan signifikan keuntungan untuk

masing-masing pemain. Pukulan dilakukan dengan teknik yang tepat sering menjadi

faktor kunci dalam memenangkan permainan. Kinerja yang tepat dari setiap

pukulan menyebabkan peningkatan kecepatan. Menerapkan pukulan dengan teknik

yang benar dan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kesalahan bahkan dalam

pemain terbaik. Anak usia 12 tahun memerlukan latihan dimulai dengan belajar

teknik yang benar dan setelah itu bekerja untuk untuk peningkatan kecepatan”.

6. Penelitian dari Palmizal A (2011) yang meneliti tentang “pengaruh metode latihan

global terhadap akurasi ground stroke forehand dalam permainan tenis. Dari

penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil diketahui terjadi peningkatan rata-

rata antara tes awal dan tes akhir pada metode latihan, yaitu untuk metode latihan

global sebesar 4,92”.

C. Kerangka Berfikir

1. Perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap

terbuka terhadap hasil pukulan.

Mengingat bahwa dalam permainan tenis forehand drive adalah pukulan

yang paling mudah dipelajari dan sering dilakukan oleh petenis. Hal ini karena

pukulan forehand drive relatif mudah untuk mengembalikan bola karena kondisi

raket bebas dari tubuh. Memiliki forehand drive yang baik bisa dilatih dengan cara

memukul bola dengan sikap tertutup dan terbuka.

Sekarang ada dua pandangan yang berbeda mengenai bagaimana pukulan

forehand drive harus dilakukan. Banyak yang menganjurkan forehand dengan sikap

tertutup, ada juga yang menganjurkan forehand drive dengan sikap terbuka. Karena

banyak yang berpendapat sikap terbuka adalah yang terbaik sehingga telah

diasumsikan bahwa melatih forehand drive dengan sikap terbuka adalah yang

terbaik, tapi hal ini belum tentu benar. Instruktur maupun pelatih yang mengajarkan

dengan sikap terbuka belum meneliti alasan memukul dengan sikap terbuka,

mereka juga tidak membandingkan bagaimana sikap tertutup terkait dengan sikap

terbuka.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

42

Dua isu biomekanika yang berkaitan dengan persiapan untuk sikap siap

dalam pukulan tenis, kesiapan sebuah sikap siap yang baik atau langkah yang tepat

mengambil peran penting karena memungkinkan pemain untuk bergerak cepat

untuk mengantisipasi pukulan lawan. Untuk menentukan langkah membuthkan

waktu yang singkat bertepatan dengan lawan memukul bola. Langkah ini

melibatkan fleksi lutut diikuti oleh gerak ekstensi pada lutut. Dengan menggunakan

langkah split bermanfaat bagi pemain untuk memperpendek peregangan, dengan

menggunakan langkah split pemain mampu meningkatkan kecepatan

gerakan. Sebagian banyak kekuatan yang digunakan untuk memukul bola ditransfer

melalui tubuh ke lengan dan raket, cara pemain menempatkan kaki akan

mempengaruhi bagaimana gaya yang dihasilkan dan kekuatan yang ditransfernya.

Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subjek untuk menghasilkan

putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang lebih besar pada

sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien dari

rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar.

Untuk melakukan pukulan forehand,drive langkah pemain mengambil salah

satu kaki di belakang dan salah satu kaki mengambil langkah kedepan menuju bola

dengan demikian menempatkan panggul dan kaki mereka tegak lurus terhadap arah

yang dituju tembakan. Gerakan ini mentransfer berat badan mereka dari kaki

belakang ke kaki depan sebagai komponen penting dari sikap tertutup ayunan

forehand drive.

Pemain yang baik menggunakan forehand dengan sikap terbuka biasanya

setiap kali melakukan ada waktu yang relatif cukup untuk menghadap samping guna

memukul bola dengan ayunan penuh. Hal ini sering terlihat dalam mengembalikan

bola, dilain waktu digunakan untuk menyimpan langkah atau kembali keposisi siap

lebih cepat ketika dibutuhkan waktu yang sangat penting ketika terjadi kelelahan

atau terlalu lelah untuk menjalankan footwork seperti yang dibutuhkan untuk

forehand sikap tertutup. Forehand drive dengan sikap terbuka tidak belajar tentang

footwork yang tepat untuk masuk ke posisi gerakan yang penting saat di lapangan.

Ketika mereka hanya mengeksekusi dengan sikap terbuka, kaki mereka tetap datar

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

43

dan menunggu bola datang kepada mereka. Akibatnya sangat sulit bagi mereka

untuk berada di posisi terbaik utntuk memukul bola.

Forehand drive sikap terbuka memungkinkan subjek untuk menghasilkan

putaran yang lebih besar yang mengakibatkan terjadinya pembebanan lebih besar

pada sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien

dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar dengan

tindakan siklus koordinasi memperpendek otot. Gerakan kaki dan tangan berperan

penting untuk menghasilkan tenaga untuk forehand sikap terbuka. Dengan demikian

telah diyakini bahwa ayunan dan gerakan lutut pada tenis memiliki peranan

mendasar dalam gerak ayunan forehand drive dari sikap terbuka.

2. Perbedaan hasil pukulan antara yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan

kemampuan awal rendah.

Kemampuan adalah sifat yang di bawa manusia sejak lahir atau dipelajari

yang memungkinkan seseorang menyelesaikan tugasnya. Kemampuan

menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan

menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia. Tanpa

keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia hanya

akan bersandar pada gerak-gerak reflek seperti binatang, termasuk dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Kemampuan merupakan hal yang penting dalam proses

pembelajaran dan berlatih olahraga karena sebagai pendukung terbentuknya prestasi

di berbagai cabang olahraga. Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang

didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi, bahwa kemampuan awal

lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran dan latihan,

kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum

memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Jadi seorang

siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami

materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam

proses pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi

cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa

berkemampuan awal rendah. Dengan kemampuan awal yang telah dimiliki siswa

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

44

menjadi dasar untuk lebih mengembangkan pengetahuannya, sehingga kemampuan

awal siswa perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena berpengaruh

terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran atau latihan.

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap

hasil pukulan.

Pendekatan latihan dapat dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan

dalam menyajikan pelatihan untuk tercapai suatu tujuan dalam latihan. Dengan

kata lain pendekatan merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses latihan

sehingga tujuan dapat tercapai. Dengan demikian pendekatan latihan adalah suatu

cara yang sistematis yang diterapkan dalam proses latihan untuk mencapai tujuan

berupa keterampilan gerak yang efektif dan efisien harus sesuai dengan kaidah

biomekanika.

Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subjek untuk menghasilkan

putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang lebih besar pada

sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien dari

rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar. Gerakan ini

mentransfer berat badan mereka dari kaki belakang ke kaki depan sebagai

komponen penting dari sikap tertutup ayunan forehand drive.

Forehand drive dengan sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal

rantai gerak dari ekstremitas tubuh bagian bawah, hal ini berbeda dengan forehand

drive sikap tertutup yang memanfaatkan rantai kinematika gerak dari ekstremitas

tubuh bagian bawah. Gerakan mentransfer berat badan dari kaki belakang ke kaki

depan sebagai komponen penting dari sikap tertutup. Transfer berat badan ini

menyumbang kekuatan dari forehand drive sikap tertutup. Forehan drive sikap

terbuka dalam kinematika gerak tidak begitu komplek seperti halnya pada sikap

tertutup. Forehand drive sikap terbuka hanya memanfaatkan kinimatika gerakan

lengan tanpa adanya tranfer energi dari ekstremitas tubuh bagian bawah, sehingga di

sikap terbuka kemukinan cidera lebih besar.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori · 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan

45

Kemampuan awal memiliki peran penting bagi pengajar atau pelatih agar dapat

memberikan dosis pelajaran dan latihan yang tepat. Kemampuan awal lebih rendah dari

pada kemampuan baru dalam pembelajaran dan latihan. Jadi seorang siswa yang

mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi

dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses

pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung

memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah.

4. Hipotesis

Uraian dalam kerangka berfikir tentang perbedaan hasil latihan forehand drive

dengan sikap terbuka dan forehand drive sikap tertutup terhadap hasil pukulan

forehand drive tenis lapangan, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap

terbuka terhadap hasil pukulan.

2. Ada perbedaan pengaruh hasil pukulan antara mahasiswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah.

3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal

terhadap hasil pukulan.