11 kajian teori dan hipotesis -...

23
11 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Anggaran Sektor Publik Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta untuk melaksanakan tugas yang dibebaankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu rencana yang matang untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Rencana-rencana tersebut disusun secara matang yang nantinya dipakai sebagai pedoman dalam setiap langkah pelaksanaan tugas Negara. Oleh karena itu, maka rencana- rencana pemerintah untuk melaksanakan keuangan Negara/daerah perlu dibuat rencana dan dituangkan dalam bentuk anggaran (Halim, 2007: 142). Lebih lanjut Halim (2007: 142) menjelaskan pengertian anggaran berdasarkan profesi. Bagi seorang akuntan anggaran dipandang sebagai sebuah cara untuk menelusuri keuangan pemerintah, karena dari uraian yang terdapat dalam anggaran terlihat secara jelas penggunaan dari uang Negara sehingga dapat ditelusuri apa saja dan berapa banyak barang-barang yang dimiliki Negara sebagai kekayaan Negara, akibat adanya investasi pemerintah dalam anggaran Negara. Sedangkan bagi ahli ekonomi anggaran adalah suatu alat untuk memperlancar atau menghambat terhadap produksi barang dan jasa. Menurut pandangan ahli ekonomi bahwa peranan anggaran sangat menentukan bagi berkembangnya suatu organisasi perusahaan, yang berarti dapat meningkatkan keuntungan bagi pemiliknya. Lain halnya menurut ilmu administrasi Negara, 11

Upload: doandang

Post on 19-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Anggaran Sektor Publik

Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta untuk melaksanakan

tugas yang dibebaankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu rencana

yang matang untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Rencana-rencana

tersebut disusun secara matang yang nantinya dipakai sebagai pedoman dalam

setiap langkah pelaksanaan tugas Negara. Oleh karena itu, maka rencana- rencana

pemerintah untuk melaksanakan keuangan Negara/daerah perlu dibuat rencana

dan dituangkan dalam bentuk anggaran (Halim, 2007: 142).

Lebih lanjut Halim (2007: 142) menjelaskan pengertian anggaran

berdasarkan profesi. Bagi seorang akuntan anggaran dipandang sebagai sebuah

cara untuk menelusuri keuangan pemerintah, karena dari uraian yang terdapat

dalam anggaran terlihat secara jelas penggunaan dari uang Negara sehingga dapat

ditelusuri apa saja dan berapa banyak barang-barang yang dimiliki Negara

sebagai kekayaan Negara, akibat adanya investasi pemerintah dalam anggaran

Negara. Sedangkan bagi ahli ekonomi anggaran adalah suatu alat untuk

memperlancar atau menghambat terhadap produksi barang dan jasa. Menurut

pandangan ahli ekonomi bahwa peranan anggaran sangat menentukan bagi

berkembangnya suatu organisasi perusahaan, yang berarti dapat meningkatkan

keuntungan bagi pemiliknya. Lain halnya menurut ilmu administrasi Negara,

11

Page 2: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

12

anggaran Negara merupakan cara pengelolaan sumber-sumber pendapatan Negara

untuk membiayai program-program Negara, berbeda dari sudut pandang ahli

ekonomi yang berorientasi dengan keuntungan, para administrasi negara

memandang bahwa dengan anggaran maka program-program pemerintah akan

berjalan, demikian pula besar kecilnya anggaran mempengaruhi keberhasilan

program-program pemerintah.

Mahsun dkk (2006: 81) menjelaskan anggaran merupakan pernyataan

mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode

tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter. Dalam organisasi sektor publik

anggaran merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana public dan

pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran

dalam organisasi sektor public merupakan aktivitas yang penting karena berkaitan

dengan proses penentuan alokasi dan untuk setiap program maupun aktivitas.

Penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu

anggaran (Mardiasmo, 2004: 61). Dalam penyusunan anggaran diperlukan

komunikasi antara atasan dan bawahan untuk saling memberikan informasi

terutama yang bersifat informasi lokal karena bawahan lebih mengetahui kondisi

langsung pada bagiannya. Bagi organisasi yang besar dan telah matang (mature)

dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam jangka panjang, anggaran

merupakan dokumen formal yang sangat terperinci. Lebih jelas lagi Munandar

(2001) dalam Lubis (2009), mengungkapkan pengertian anggaran adalah “Suatu

rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk

Page 3: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

13

jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Anggaran adalah suatu rencana

kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter

standar dan satuan yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mursyidi,

2009: 14).

2.1.2 Anggaran Berbasis Kinerja

2.1.2.1 Pengertian anggaran Berbasis Kinerja

Sebelum berlakunya sistem anggaran berbasis kinerja, metode

penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget.

Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan

yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih

dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung

jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan

secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan

dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika

anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.

Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan

sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan

hasil dari pelayanan.( http://www.anggaran.depkeu.go.id).

Anggaran berbasis kinerja adalah merupakan metode penganggaran bagi

manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-

kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam

pencapaian hasil dan keluaran tersebut (Halim, 2007: 177). Ulum (2009)

mengemukakan bahwa anggaran berbasis kinerja pada dasarnya merupakan

Page 4: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

14

sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolok ukur kinerja

sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Anggaran kinerja

didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh sebab itu anggaran digunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Anggaran kinerja adalah sistem anggaran

yang mengutamakan kepada upaya penciptaan hasil kinerja atau output dari

perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan (Mardiasmo, 2004: 84).

Deputi IV BPKP (2005) mendefinisikan anggaran berbasis kinerja sebagai

berikut: Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi

manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-

kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam

pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan

dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Sedangkan bagaimana tujuan itu

dicapai, dituangkan dalam program, diikuti dengan pembiayaan pada setiap

tingkat pencapaian tujuan.

Kusnadi (2002:44) dalam Setya (2010) menyatakan bahwa dalam

anggaran berbasis kinerja orientasi tidak semata-mata pada objek pengeluaran

akan tetapi sudah mengarah pada berbagai rencana kegiatan, proyek apa yang

hendak digarap, apa saja yang harus dilakukan, serta berapa jumlah dana yang

diperlukan, dan bagaimana pula cara mengalokasikan dana agar dana yang

ditetapkan dapat dipakai secara efektif dan efisien. Bastian (2006) performance

budgeting adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada “output” organisasi

yang berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi.

Performance budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja)

Page 5: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

15

mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata

dan memakai output measurement (hasil pengukuran) sebagai indikator kinerja

organisasi.

Bappenas (2008) menjelaskan bahwa pengertian anggaran berbasis kinerja

(performance Based Budgeting) adalah penyusunan anggaran yang didasarkan

atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan serta indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran

(budget entity). Dengan kata lain anggaran harus memuat keterangan tentang

sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja, standar pelayanan yang

diharapkan dan perkiraan biaya suatu komponen kegiatan yang bersangkutan,

serta persentase dari jumlah pendapatan yang membiayai belanja administrasi

umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal/pembangunan.

Syarat anggaran berbasis kinerja sebagai berikut:

1. Kejelasan sasaran strategis,

2. Pengembangan dan ketersediaan indikator kinerja (specific, measurable,

attainable or achievable, result oriented, and timebound : SMART)

3. Keterkaitan yang jelas antara sasaran strategis dan indikator kinerja.

4. Kejelasan akuntabilitas kinerja dan laporan akuntabilitas kinerja yang lebih

menekankan pada outcome.

5. Perlu perencanaan lebih awal guna mencapai consensus,

6. Leadership untuk mempromosikan perubahan, dan

7. Kehati-hatian dalam implementasi.

Page 6: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

16

Kondisi yang diperlukan dalam penganggaran berbasis kinerja adalah

orientasi yang sama pada hasil, penerapan rencana kerja tahunan, pengembangan

indikator kinerja, dan sistem pengumpulan data. Fungsi anggaran yaitu sebagai

alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi

manajemen merupakan alat yang vital untuk proses pengalokasian dan

mendistribusikan sumber dana publik secara efektif, efisien, ekonomis, adil, dan

merata. (Mardiasmo,2004: 84).

2.1.2.2 Proses Penganggaran Anggaran Berbasis Kinerja

Menurut Akhmad Solikin (2006) dalam Setya (2010)

mengimplementasikan anggaran berbasis kinerja harus melibatkan empat tahap

yaitu :

1. Tahap persiapan

2. Tahap Ratifikasi (penetapan)

3. Tahap Implementasi

4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi

Berkaitan dengan proses penyusunan, anggaran pendapatan akan disusun

oleh unit kerja berdasarkan pada sasaran, target dan biaya yang rasional obyektif

serta sesuai dengan jenis dan fungsi alokasinya. Sasaran dan target merupakan

tolak ukur keberhasilan kinerja harus dipertanggungjawabkan kepada publik.

Besarnya biaya dan alokasi belanja untuk menilai apakah sasaran dan target dapat

dicapai secara optimal atau tidak. Dalam pengalokasian anggaran, apakah belanja

tersebut manfaatnya lebih banyak diterima oleh aparatur pemerintah atau oleh

Page 7: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

17

masyarakat, dan apakah alokasi tersebut ditujukan untuk administrasi umum

ataukah untuk belanja modal.

Semua kegiatan penyusunan rencana anggaran menjadi tanggung jawab

unit kerja, yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk rencana anggaran satuan

kerja (RASK). Berkaitan dengan pertanggungjawaban publik, APBD tersebut

secara etis harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan secara legal

kepada stakeholder.

Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun orientasi output.

Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka mindset

kita harus focus pada “apa yang ingin dicapai” Jika fokus ke “Output”, berarti

pemikiran tentang’ “tujuan” kegiatan harus sudah tercakup di setiap langkah kita

menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan

sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Dengan

membangun suatu system penganggaran yang dapat memudahkan perencanaan

kinerja dengan anggaran tahunan akan terlibat adanya keterkaitan antara dana

yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

Untuk dapat menyusun Anggaran Berbasis Kinerja terlebih dahulu harus

disusun perencanaan strategic (Renstra). Penyusunan Renstra dilakukan secara

obyektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada. Agar system dapat berjalan

dengan baik perlu ditetapkan beberapa hal yang sangat menentukan yaitu standar

harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pengukuran kinerja (tolak ukur) yang

digunakan utnuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Page 8: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

18

kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang ditetapkan

dalam mewujudkan visi dan misi suatu organisasi.

Menurut Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasisi Kinerja (Deputi IV

BPKP), kondisi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan

implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu :

1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.

2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.

3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut

(uang,waktu dan orang).

4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas.

5. Keinginan yang kuat untuk berhasil.

Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan pengungkapan masalah

implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas

kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektifitas dari suatu program/kegiatan. Cara

pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil terhadap

target (dari sisi efektivitas) dan realisasi terhadap pemanfaatan sumber daya

(dilihat dari sisi efisiensi). Hasil dari evaluasi kinerja merupakan umpan balik

(feed back) bagi suatu organisasi untuk memperbaiki kinerjanya.

Kurniawan (2011) yang dikutip dari Mahmudi (2010) mengatakan bahwa

proses perencanaan dan pengendalian anggaran berbasis kinerja didahului dengan

tujuan (objective) oleh manajemen puncak dan penetapan strategi untuk

mencapainya. Tujuan merupakan hasil yang diinginkan untuk mencapai

sedangkan strategi adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun proses

Page 9: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

19

penganggaran berbasis kinerja (pelaporan keuangan daerah) menurut Mahmudi

(2010) dalam Kurniawan (2011) terdiri dari beberapa tahap, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi

Tahap perumusan strategi merupakan tahap penting dalam proses

pengendalian organisasi, karena kesalahan dalam merumuskan strategi akan

berakibat kesalahan arah organisasi. Penentuan arah dan tujuan dasar

organisasi merupakan bentuk perumusan strategi. Dalam perumusan strategi,

organisasi merumuskan misi, visi, dan tujuan organisasi. Perumusan strategi

merupakan kegiatan untuk merancang atau menciptakan masa depan (creating

the future). Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan

menyangkut kemna instansi pemerintah harus dibawa dan di arahkan agar

dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta

produkif. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi adalah sesuatu yang harus diemban

atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang

telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seleruh anggota

organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal

keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan

pemerintahan Negara.

Page 10: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

20

2. Perencanaan Strategik

Perencanaan strategik adalah proses penentan program-program, aktivitas,

atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan

jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Perbedaan dengan

perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk

menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses

menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil dari

perencanaan srategik berupa rencana-rencana strategik (strategic plan).

Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki

prosedur dan skedul yang jelas. Organisasai yang tidak memiliki atau tidak

melakukan perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam

penganggaran, misalnya terjadi beban kerja anggaran (budget workload) yang

terlalu berat, alokasi sumberdaya yang tidak tepat sasaran, dan dilakukannya

pilihan strategi yang salah.

3. Penyusunan Program

Tahap pembuatan program merupakan tahap yang dilakukan setelah

perencanaan strategik. Rencana-rencana strategik, sasaran-sasaran strategik,

dan insentif strategik merupakan konseptual yang harus dijabarkan dalam

bentuk program-program. Program merupakan rencana kegiatan dan aktivitas

yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta sumberdaya

yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.

Page 11: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

21

4. Penganggaran

Program-program yang telah ditetapkan harus dikaitkan dengan biaya. Biaya

program tersebut merupakan gabungan dari biaya aktivitas untuk

melaksanakan program. Secara seluruh program tersebut akan diringkas dalam

bentuk anggaran. Secara agregatif biaya seluruh program tersebut akan

diringkas dalam bentuk anggaran. Selain anggaran biaya, juga dibuat anggaran

pendapatan dan anggaran investasi (modal) untuk pelaksanaan program.

5. Implementasi.

Selama tahap implementasi, pimpinan instansi bertanggungjawab untuk

memonitor pelaksanaan kegiatan dan bagian akuntansi melakukan pencatatan

atas penggunaan anggaran (input) dan output-nya dalam sistem akuntansi

keuangan. Pimpinan instansi dalam hal ini bertanggung jawab untuk

menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan

dan pengendalian anggaran yang telah disepakati, dan bahkan dapat

diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya. Sistem

akuntansi yang baik meliputi pula dibuatnya pengendalian intern yang

memadai.

6. Pelaporan Kinerja

Pada tahap implementasi, bagian akuntansi melakukan proses pencatatan,

penganalisaan, pengklasifikasian, peringkasan, dan pelaporan transaksi atau

kejadian ekonomi berkaitan dengan keuangan. Informasi akuntansi tersebut

akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan, yang merupakan salah satu

bentuk pelaporan kinerja sektor publik, terutama kinerja finansial. Pelaporan

Page 12: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

22

kinerja keuangan yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi harus

dilengkapi dengan informasi mengenai kinerja non-keuangan.

7. Evaluasi Kinerja

Pelaporan kinerja organisasi harus memiliki dua manfaat utama yaitu bagi

pihak internal dan eksternal. Bagi pihak internal, laporan kinerja digunakan

sebagai alat pengendalian manajemen untuk menilai kinerja manajer dan staf.

Laporan kinerja, bagi manajer memungkinkan untuk membandingkan antara

input dan output yang direncanakan dengan realisasinya. Bagi pihak eksternal,

laporan kinerja berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban organisasi.

Laporan kinerja, bagi pemimpin instansi memungkinkan untuk

membandingkan antara input dan output yang direncanakan dengan

realisasinya. Jika terdapat penyimpangan yang signifikan, pimpinan instansi

dapat melakukan tindakan koreksi sebagai umpan balik.

8. Umpan Balik

Tahap terakhir setelah evaluasi kinerja adalah pemberian umpan balik

(feedback). Tahap ini dilakukan sebagai sarana untuk melakukan tindak lanjut

(follow up) atas prestasi yang dicapai. Apabila berdasarkan penilaian kinerja

dinyatakan organisasi belum berhasil mencapai misi, visi, dan tujuan

organisasi yang ditetapkan, maka kemungkinan perlu dilakukan penetapan

ulang atas perumusan strategi organisasi.

Page 13: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

23

2.1.3 Kinerja Keuangan

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi orhanisasi yang tertuang dalam stragic planning suatu

organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat

keberhasilan individu maupun kelompok individu, (Mahsun, 2006: 145)

Menurut Lembaga Administrasi Negara (2003) Kinerja adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisas. menurut Mulyadi (2001),

ukuran kinerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu Ukuran kinerja keuangan dan

ukuran kinerja non-keuangan. Kinerja keuangan biasanya diukur berdasarkan

pada anggaran yang telah dibuat, yaitu dengan menganalisis varians (selisih atau

perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Sedangkan kinerja

non-keuangan dapat dilihat dari kualitas pelayanan, kedisiplinan, kepuasan

pelanggan dan sebagainya. Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa pengukuran

kinerja keuangan merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional

suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar, dan kriteria sebelumnya.

Akhmad Solikin (2006) menyatakan bahwa kinerja keuangan yaitu kinerja

kegiatan operasional yang berdimensi keuangan. Berdasarkan definisi-definisi di

atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah ukuran keberhasilan suatu

organisasi mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam anggarannya guna

mewujudkan visi dan misi perusahaan. Anggaran dan laporan keuangan

Page 14: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

24

merupakan sumber informasi dalam menilai kinerja keuangan suatu organisasi.

Dalam mengukur kinerja keuangan, Weston (2007) dalam Setya (2009)

mengklasifikasikan ukuran kinerja keuangan kedalam tiga kelompok yaitu: (1)

ukuran kinerja, (2) ukuran efisiensi operasi, (3) ukuran kebijakan keuangan.

Ukuran-ukuran kinerja mencerminkan keputusan-keputusan strategis, operasi, dan

pembiayaan. Ukuran efisiensi operasi mencerminkan pengelolaan penggunaan

berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya.

Sedangkan ukuran keuangan mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi

kewajibannya dan mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai oleh modal sendiri

dibandingkan dengan pembiayaan oleh kreditor.

Kinerja keuangan instansi pemerintah harus dinilai dari sisi output, input,

dan outcome secara bersama-sama. Agar dalam menilai kinerja keuangan instansi

pemerintah dapat dilakukan secara objektif, maka diperlukan indikator kinerja.

Menurut Mardiasmo (2002:127) “Value for money merupakan inti pengukuran

kinerja keuangan pada instansi pemerintah. Kinerja keuangan instansi pemerintah

harus dinilai dari sisi output, input, dan outcome secara bersama-sama.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu pemahaman

bahwa penggunaan indikator kinerja keuangan sangat penting untuk mengetahui

apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif,

karena indikator untuk tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe

pelayanan yang dihasilkan (Mardiasmo, 2002: 125).

Sehubungan dengan pengukuran kinerja tersebut menurut Mardiasmo

(2002: 130), bahwa pengembangan indikator kinerja keuangan sebaiknya

Page 15: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

25

memusatkan perhatian pada pelaksanaan konsep Value for money yang didasarkan

pada tiga elemen utama, yaitu: Ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan

alokasi sumber daya, Efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya

dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta

Efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

Menurut Mardiasmo (2002: 131), ekonomi adalah hubungan antara pasar

dan masukan (cost of input). Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian

barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang

dimungkinkan (spending less). Pengertian ekonomi (hemat / tepat guna) sering

disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat

(prudency) dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan

ekonomis bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.

Dengan demikian, pada hakekatnya ada pengertian yang sama antara efisiensi

dengan ekonomi, karena kedua-duanya menghendaki penghapusan atau

penurunan biaya (cost reduction). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait

dengan peningkatan manfaat yang lebih besar.

Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input

tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.

Efisiensi merupakan perbandingan output / input yang dikaitkan dengan standar

kinerja atau target yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002: 133),.

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan

antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output).

Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau

Page 16: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

26

hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang

serendah-rendahnya (spending well). Efisiensi diukur dengan menggunakan ratio

efisiensi yaitu antara output dengan input, semakin besar output dibanding input

maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

Sedangkan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan

target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan

outcome dengan output, yaitu yang diukur dengan menggunakan ratio efektivitas.

Pada dasarnya pengertian efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan atau

target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan

efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan

(spending wisely), Mardiasmo (2002: 134).

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak

(outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.

Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau

sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan

tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih

besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan.

Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002: 134).

Page 17: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

27

2.1.4 Keterkaitan antara anggaran berbasis kinerja dengan kinerja

keuangan pemerintah daerah

Anggaran berbasis kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja, oleh

karena itu anggaran berbasis kinerja digunakan sebagai alat pencapaian tujuan dan

pengendalian yang didasarkan pada efektivitas anggaran. Dengan anggaran

berbasis kinerja akan terlihat hubungan yang jelas antara input, output dan

outcome yang akan mendukung terciptanya sistem pemerintahan yang baik.

Dengan pendekatan kinerja akan terwujud tanggungjawab (akuntability) dan

keterbukaan (transparancy) dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

Halim (2007) mengatakan penganggaran berbasis kinerja merupakan

metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang

dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan

termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan

hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Dengan kata

lain, Halim (2007) mengatakan intergritas dari rencana kerja tahunan (Renja

SKPD) yang merupakan rencana operasional dari renstra dan anggaran tahunan

merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja. Mardiasmo (2002)

menjelaskan anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada

konsep ekonomis, efisien, efektif, dan pengawasan atas kinerja output, dan

mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta

pendekatan yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.

Senada dengan pernyataan diatas, Kusnadi (2002:44) menyatakan bahwa

dalam anggaran berbasis kinerja orientasi tidak semata-mata pada objek

Page 18: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

28

pengeluaran akan tetapi sudah mengarah pada berbagai rencana kegiatan, proyek

apa yang hendak digarap, apa saja yang harus dilakukan, serta berapa jumlah dana

yang diperlukan, dan bagaimana pula cara mengalokasikan dana agar dana yang

ditetapkan dapat dipakai secara efektif dan efisien. Anggaran berbasis kinerja

pada dasarnya merupakan sistem penganggaran yang mengkaitkan kinerja dengan

alokasi anggaran, yang terdiri dari berbagai indikator dan mekanisme kegiatan

pengelolaan keuangan publik yang mencakup kegiatan penyusunan anggaran

berdasarkan klasifikasi aktivitas dan ukuran kinerja.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Tabel 2: Mapping Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Penelitan Hasil penelitian 1. Julianto

(2009) Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja SKPD di Pemko Tebing Tinggi.

Anggaran Berbasis Kinerja dan Kinerja SKPD

Ada pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja SKPD di Pemko Tebing Tinggi.

2 Putra (2010)

Pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun.

penerapan anggaran berbasis kinerja, sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan kinerja SKPD

Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial penerapan anggaran berbasis kinerja dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun.

3 Lubis (2009)

Analisis pengaruh pemberlakuan anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten Deli Serdang

Pemberlakuan anggaran berbasis kinerja, kinerja keuangan pemda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang

4 Agustini (2009)

Pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian pada dinas pendidikan kabupaten sukabumi

Anggaran Berbasis Kinerja dan efektivitas pengendalian

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi sudah dapat diterapkan dengan baik dan efektivitas pengendalian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi sudah berjalan baik serta dapat disimpulkan bahwa anngaran berbasis kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian

Page 19: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

29

5 Kurniawan, Kiki. 2011

Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Di Wilayah Iv Priangan. Skripsi UPI.

Penganggaran Berbasis Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja

Hasil penelitian menunjukan bahwa penganggaran berbasis kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan persamaan regresi Y= 4,945 + 0,697X. Kata Kunci: Penganggaran berbasis kinerja, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

2.3 Kerangka pemikiran

Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

pengelolaan pemerintahan termasuk peningkatan kinerja dibidang pengelolaan

keuangan negara. Pada organisasi pemerintahan, pengukuran kinerja keuangan

sangat penting untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki

pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi

terwujudnya akuntabilitas publik oleh organisasi dalam menghasilkan pelayanan

publik yang lebih baik.

Seiring dengan adanya reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai

dengan munculnya era New Public Management (NPM), telah mendorong adanya

usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam

penganggaran sektor publik. Penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu

pendekatan dalam penyusunan anggaran yang didasarkan pada kinerja atau

prestasi kerja yang ingin dicapai. Penganggaran berbasis kinerja dapat dikatakan

merupakan hal baru karena pusat perhatian diarahkan pada outcome dan mencoba

untuk menghubungkan alokasi sumber daya secara eksplisit dengan outcome

yang ingin dicapai.

Page 20: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

30

Anggaran kinerja menghubungkan pengeluaran dengan hasil. Anggaran

berbasis kinerja mengalokasikan sumber daya didasarkan pada pencapaian

outcome yang dapat diukur secara spesifik. Outcome didefinisikan melalui proses

perencanaan strategis yang mempertimbangkan isu kritis yang dihadapi lembaga,

kapabilitas lembaga, dan masukan dari stakeholder.

Mardiasmo (2002) Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat

menekankan pada konsep ekonomis, efisien, efektif, dan pengawasan atas kinerja

output, dan mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan

serta pendekatan yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan

keputusan. Senada dengan pernyataan diatas, Kusnadi (2002:44) dalam

Kurniawan (2010) menyatakan bahwa dalam anggaran berbasis kinerja orientasi

tidak semata-mata pada objek pengeluaran akan tetapi sudah mengarah pada

berbagai rencana kegiatan, proyek apa yang hendak digarap, apa saja yang harus

dilakukan, serta berapa jumlah dana yang diperlukan, dan bagaimana pula cara

mengalokasikan dana agar dana yang ditetapkan dapat dipakai secara efektif dan

efisien.

Anggaran berbasis kinerja pada dasarnya merupakan sistem penganggaran

yang mengkaitkan kinerja dengan alokasi anggaran, yang terdiri dari berbagai

indikator dan mekanisme kegiatan pengelolaan keuangan publik yang mencakup

kegiatan penyusunan anggaran berdasarkan klasifikasi aktivitas dan ukuran

kinerja. Dengan memperhatikan klasifikasi aktivitas dari berbagai unit operasi

yang melakukan fungsi atau tanggung jawab bersama, dan memperhatikan ukuran

kinerja, selain mendorong organisasi sektor publik untuk menggunakan dana

Page 21: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

31

secara ekonomis, juga dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang ditetapkan

secara efisien dan efektif, atau dengan kata lain dapat mendorong tercapainya

kinerja keuangan yang optimal.

Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa Inti pengukuran kinerja keuangan

lembaga pemerintah adalah pengukuran Value for money, yaitu pengukuran

kinerja yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yang terdiri atas ekonomi,

efisiensi, dan efektivitas. Kinerja keuangan harus diukur dari sisi input, output,

dan outcome. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik

mampu meminimalisir input sumber daya yang digunakan dengan menghindari

pengeluaran yang tidak produktif. Efisiensi menunjukkan pencapaian output yang

maksimum dengan input tertentu, atau penggunaan input yang terendah untuk

mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input.

Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat pencapaian hasil dengan target yang

ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Input

merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu program.

Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program. Outcome adalah

dampak yang ditimbulkan dari suatu program atau aktivitas tertentu.

Tujuan pengukuran kinerja keuangan dengan konsep Value for money

yaitu untuk mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi

dalam penggunaan sumber daya dengan hasil yang optimal, serta efektivitas

dalam penggunaan sumber daya. Dalam hal ini, instansi pemerintah dituntut untuk

lebih ekonomis, efisien, dan efektif dalam menjalankan aktivitasnya.

Page 22: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

32

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang pernah

dilakukan maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 1: Kerangka Pikir

Dasar Teori:

A. Anggaran Berbasis Kinerja

1. Halim (2007), Anggaran berbasis kinerja adalah merupakan metode

penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan

yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil

yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut.

2. Ihyaul Ulum (2004) mengemukakan bahwa anggaran berbasis kinerja

pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan

program dan tolok ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai

tujuan dan sasaran program.

B. Kinerja Keuangan

1. Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa pengukuran kinerja

keuangan merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional

suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan

sasaran, standar, dan kriteria sebelumnya.

2. Akhmad Solikin (2006) menyatakan bahwa kinerja keuangan yaitu

kinerja kegiatan operasional yang berdimensi keuangan.

Penelitian Terdahulu:

1. Julianto (2010) Pengaruh

Penerapan Anggaran Berbasis

Kinerja terhadap Kinerja SKPD

di Pemko Tebing Tinggi

2. Putra (2010) Pengaruh

penerapan anggaran berbasis

kinerja dan sistem informasi

pengelolaan keuangan daerah

berpengaruh terhadap kinerja

SKPD di lingkungan

Pemerintah Kabupaten

Simalungun.

3. Lubis (2009) Analisis pengaruh

pemberlakuan anggaran

berbasis kinerja terhadap

kinerja keuangan pemerintah

daerah kabupaten Deli Serdang

Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Diduga Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan Pemda Kabupaten Gorontalo Utra

Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Kinerja Keuangan

Mardiasmo (2002) menjelaskan anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep ekonomis, efisien, efektif, dan pengawasan atas kinerja output, dan mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.

Page 23: 11 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/2045/5/2012-2-62201-241408010-bab2...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 61). Dalam penyusunan

33

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis yang penulis rumuskan

untuk penelitian ini adalah “Penerapan anggaran berbasis kinerja diduga

berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pemda” .