bab ii kajian teori 2.1 morfologi morfologi adalah cabang ilmu

26
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuan- satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi memperlajari seluk- beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos yang berrarti ilmu. Menurut O’Grady (1993- 113) “Morphology is the system of categories and rules involved in word formation and interpretation”, yang berarti bahwa morfologi adalah sistem kategori dan aturan yang digunakan dalam pembentukan kata serta interpretasi kata tersebut. Menurut Bloomfield (1993- 207): “By the morphology of a language we mean the constructions in which bound forms or words, but never phrases. Accordingly, we may say that morphology includes the constructions of words and parts of words, ...” Pengertian morfologi yang tertulis sebelumnya bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata, pembentukan ini akan menghasilkan bentukan atau morfem, tetapi bukan frasa McManis, dkk (1987: 117) mengemukakan bahwa “morphology is the study of how words are structured and how they are put together from smaller part”. Sedangkan Trask (1999: 194) berpendapat bahwa “morphology is an approach which aims to describe and explain universal tendencies in word

Upload: lamtu

Post on 16-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuan-

satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi memperlajari seluk-

beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap

golongan dan arti kata. Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata

morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos.

Morphe berarti bentuk dan logos yang berrarti ilmu.

Menurut O’Grady (1993- 113) “Morphology is the system of categories

and rules involved in word formation and interpretation”, yang berarti bahwa

morfologi adalah sistem kategori dan aturan yang digunakan dalam pembentukan

kata serta interpretasi kata tersebut. Menurut Bloomfield (1993- 207): “By the

morphology of a language we mean the constructions in which bound forms or

words, but never phrases. Accordingly, we may say that morphology includes the

constructions of words and parts of words, ...” Pengertian morfologi yang tertulis

sebelumnya bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata,

pembentukan ini akan menghasilkan bentukan atau morfem, tetapi bukan frasa

McManis, dkk (1987: 117) mengemukakan bahwa “morphology is the

study of how words are structured and how they are put together from smaller

part”. Sedangkan Trask (1999: 194) berpendapat bahwa “morphology is an

approach which aims to describe and explain universal tendencies in word

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

8

formation (such as the preference to derive nouns from verbs, rather than the

reserve)”.

Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik. Menurut

Payne (1997: 20-21), definisi dari morfologi adalah “morphology is the study of

the internal structure of words”. Senada dengan Payne, Menurut Verhaar (1986:

52) morfologi adalah bidang kajian linguistic yang mempelajari susunan bagian-

bagian kata secara gramatikal.

Menurut Tarigan (1988: 4) morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan

bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dari bahasa inggris maupun

dalam bahasa Indonesia morfologi pada dasarnya adalah salah satu cabang ilmu

linguistik yang mempelajari pembentukan kata baik penyusunannya dalam kata

maupun penentuan kelas kata untuk tiap-tiap kata dalam suatu bahasa.

2.2 Morfem

Morfem menurut Payne (1997: 20-21) adalah “Morpheme is the smallest

meaningful unit in the grammar of a language.” Maksud dari pernyataan tersebut

bahwa, “morfem adalah unit terkecil yang memiliki makna dalam bahasa dari

suatu bahasa.” Menurut Robins (1970: 191-3) morfem merupakan unit gramatikal

terkecil yang dibentuk dan dibatasi dalam suatu bahasa dengan cara

membandingkan bentuk-bentuk kata yang satu dengan kata yang lain. Menurut

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

9

Bloomfield (1974: 6) morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung

bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun makna.

Dengan demikian pengertian morfem secara umum adalah satuan atau unit

terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan merupakan bagian dari atau

bentuk kata dalam tata bahasa dari suatu bahasa. Morfologi mempelajari morfem,

dan morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan

disesuaikan dengan aturan suatu bahasa.

2.3 Jenis-Jenis Morfem

Dalam bahasa inggris maupun bahasa Indonesia morfem memiliki dua

jenis, yaitu morfem bebas (free morpheme), dan morfem terikat (bound

morpheme).

Klasifikasi morfem menurut Yule dapat digambarkan sebagai berikut:

Morphemes

Free Morphemes Bound Morphemes

Content Functional Derivational Inflectional

Gambar 2.1 Klasifikasi Morfem

2.3.1 Morfem Terikat (Bound Morpheme)

Morfem terikat, yaitu morfem tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna.

Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem

lainnya. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

10

akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu unsur-unsur kecil seperti

klitika, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong

sebagai morfem terikat.

Kridalaksana (1993: 142) mengemukakan bahwa morfem terikat adalah

morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan selalu terikat

dengan morfem lain untuk membentuk ujaran. Senada dengan Kridalaksana,

O’Grady (1997: 134) “Bound morpheme is a morpheme that must be attached to

another element”. Maksud dari pendapat itu adalah morfem terikat adalah suatu

morfem yang harus dihubungkan dengan unsur lain.

Di dalam bound morpheme terdapat proses afiksasi. Menurut Williams

(1975), afiksasi adalah proses penambahan afiks pada suatu morfem bebas untuk

menghasilkan suatu bentukan kompleks. Ia membaginya ke dalam dua macam

diantaranya:

1. awalan (prefix) seperti contoh: un-, dis-, in-, pre-, dan lain sebagainya.

2. akhiran (suffix) seperti contoh: -ern, -er, -ity, -s,-ed,dan lain sebagainya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bound morpheme ialah

awalan dan akhiran yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus diikuti setidaknya

satu morfem lain sebagai kata yang utuh. Bound morpheme juga memiliki dua

macam sisipan yaitu awalan dan akhiran.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

11

Proses afiksasi menurut Sari (1988) di atas dibagi menjadi dua tipe yaitu

derivation dan inflection.

a. Derivation

Derivation menurut Sari (1988),“Morphemes which derive (create) new

words by either changing the meaning (happy vs. Unhappy, both adjectives) or

the part of speech (sytactic category, e.g., rip an adjective, vs. Ripen, a verb)”.

Ide yang muncul dari pengertian di atas bahwa, derivation adalah morfem yang

menciptakan kata baru sekaligus mengubah makna leksikalnya. Berikut adalah

afiks yang termasuk ke dalam derivation: dis-, un-, -able, -ness,-er, -ish, dan lain

sebagainya.

b. Inflection

Inflection menurut Sari (1988), adalah “Morphemes which serve a purely

grammatical function, never creating a different word, but only a different form of

the same word.” Sari berpendapat bahwa inflection ialah morfem yang tidak

menciptakan makna berbeda tetapi bentuk yang berbeda secara gramatikal.

Berikut adalah afiks yang termasuk ke dalam inflection:

a. Third person singular yaitu -s, contoh: She walks.

b. Bentuk past tense yaitu -ed, contoh: He jumped.

c.Bentuk present progressive yaitu -ing, contoh: She is talking to a

stranger.

d.Bentuk past participle yaitu -en, -ed, contoh: He has eaten.

e.Bentuk plural yaitu -s, contoh: I have two cats.

f. Bentuk possessive yaitu -’s, contoh: Cat’s eye.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

12

g. Bentuk comparative yaitu -er, contoh: They speak louder.

h. Bentuk superlative yaitu -est, contoh: Robby is the tallest in his class.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan di dalam bound

morpheme terdapat proses afiksasi yang dibagi menjadi dua macam, yaitu

derivation berupa afiks yang dapat mengubah makna leksikal morfem dan kelas

katanya, dan inflection berupa afiks yang hanya mengubah makna gramatikal

suatu morfem.

2.3.2 Morfem Bebas (Free Morpheme)

Salah seorang linguist yakni Yule (2006), menerangkan bahwa “Free

morpheme that can stand by themselves as single words, whereas „bound

morphemes are those forms that „cannot normally stand alone and are typically

attached to another form”. Ide yang muncul dari pernyataan tersebut mengenai

freemorpheme adalah morfemyang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata.

Pendapat lain dikemukakan oleh Crystal (1997), yang menyebutkan bahwa

“Free morpheme can occur as separated words”. Pengertian tersebut

menerangkan bahwa free morpheme dapat berlaku sebagai kata yang terpisah

dengan kata lain adalah kata tunggal yang dapat berdiri sebagai kata yang utuh.

Seperti pada contoh: Eat memiliki makna leksikalnya yaitu memasukkan sesuatu

ke dalam mulut sehingga dikategorikan sebagai free morpheme karena kata

tersebut dapat berdiri sendiri. Dengan demikian, free morpheme ialah morpheme

yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan memiliki makna leksikal.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

13

Menurut Yule, Free morpheme terbagi menjadi dua macam yaitu content

morpheme dan functional morpheme.

a. Content Morpheme

Content morpheme menurut Yule (2006), adalah “Set of ordinary nouns,

adjectives and verbs which we think of as the words which carry the content of

messages we convey”. Pengertian tersebut menggolongkan part of speech seperti

noun, adjective, verb dan lain sebagainya ke dalam content morpheme dengan

pesan yang terkandung di dalamnya.

b. Functional Morpheme

Functional morpheme menurut Yule (2006), adalah “Set consist largely of

the functional words in the language”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

functional morpheme mencakup functional word yang cakupannya luas dalam

kebahasaan. Beberapa contoh functional morpheme tersebut sebagai berikut:

a. prepositions: in, of, on

b. articles: a, an, the

c. pronouns: I, you, he

Dengan demikian, telah diketahui bahwa free morpheme terbagi menjadi dua

macam yaitu content morpheme dan functional morpheme. Content morpheme

adalah morfem utuh yang memiliki pesan yang dapat disampaikan dan dipahami,

sedangkan functional morpheme adalah kata yang memiliki fungsi khusus dan

memiliki cakupan yang luas.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

14

2.4 Afiksasi

Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan

mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal

maupun kompleks. Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam

pembentukan kata dan dalam lingistik afiksasi bukan merupakan pokok kata

melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Menurut Richards (1992) afiks

merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun

tengah kata.

Menurut Jackson (2002: 8), “affix is the general term for morphemes that

cannot be used by themselves as simple word; they only occur “bound” to

“another morpheme”. Dengan kata lain afiks (imbuhan) adalah istilah yang

umum untuk morfem yang tidak bisa digunakan dengan sendiri sebagai kata

sederhana; mereka hanya terjadi “morfem terikat” ke morfem yang lain. Menurut

Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English Language

(1985: 1520) afiksasi dibagi menjadi dua, yaitu

1. Preffixation : afiks yang ditempatkan pada awal kata dasar.

Contoh: dis + agree = disagree

2. Suffixation : afiks yang ditempatkan pada akhir kata dasar.

Contoh: hope + less = hopeless

2.5 Prefiks

Prefiks adalah afiks yang ditempatkan pada awal kata bentuk dasar.

Menurut Oxford Dictionaries “prefixes are added to the beginning of an existing

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

15

word in order to create a new word with a different meaning.” Menurut Abdul

Chaer (2012: 178) “prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar,

seperti me- pada kata bahasa indonesia memakan, un- pada kata bahasa inggris

unhappy”. Menurut O’Grady dan de Guzman (1989: 138) “prefix is an affix that is

to the front of its base is called prefix”.

Kemudian menurut Keraf (1984:94) “prefiks adalah suatu unsur yang

secara struktural diikatkan didepan sebuah kata dasar dan bentuk dasar (kata

dasar), prefiks juga disebut dengan awalan”. Selanjutnya menurut Kridalaksana

(2008: 198) “prefiks ialah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal”.

Berdasarkan beberapa pengertian prefiks menurut para pakar diatas dapat

disimpulkan bahwa prefiks adalah afiks yang ditambahkan diawal bentuk dasar

dan membentuk sebuah kata baru dengan makna yang berbeda. Contoh prefiks

dalam bahasa Inggris yaitu un-, dis-, re-, mis-, il-, yang misalnya terdapat dalam

kata unhealthy, dishonest, resend, misunderstanding, dan illegal.

2.5.1 Jenis-Jenis Prefiks

Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English

Language (1985:1540), Prefiks dibagi menjadi tujuh jenis antara lain:

2.5.1.1 Prefiks Negatif (Negative Prefixes)

Kata negatif memiliki ciri terdapat kata not didalam sebuah kalimat.

Menurut Teschner dan Evan (2007: 273), “negation is making an affirmative

statement negative by adding not”. Penanda negasi membuat kalimat affirmatif

menjadi negatif dengan menambahkan not. Seperti contoh:

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

16

(1) Affirmative : Cynthia likes an apple.

(2) Negative : Cynthia doesn not like an apple.

Dari kedua kalimat tersebut dapat dilihat bahwa dengan ditambahkannya

kata not pada sebuah kalimat, maka kalimat tersebut menjadi negatif. Namun

kalimat negatif tidak selalu ditandai dengan kata no atau not, melainkan dapat

juga dengan menggunakan kata yang berasal dari afiksasi prefiks. Menurut Quirk

dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English Language (1985:

1540), terdapat tujuh jenis prefiks negatif, antara lain:

a. Un- (not; the opposite of)

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan past participle, contohnya unhappy,

unlike, unable, unseen, unfair. Seperti kata unhappy yang terdiri dari prefiks un-

dan kata happy, maka bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan

membentuk kata unhappy yang memiliki kelas kata ajektiva.

b. Dis-

Prefiks ini melekat pada verba dan ajektiva. Prefiks dis- yang melekat

pada verba seperti disorder, disclosed. Kata disorder yang terdiri dari prefiks dis-

dan kata order, maka bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan

membentuk kata disorder yang memiliki kelas kata verba. Sedangkan prefiks dis-

yang melekat pada ajektiva seperti kata dishonest. Kata dishonest yang terdiri dari

prefiks dis- dan kata honest, maka bila kedua kata tersebut digabungkan maka

akan membentuk kata dishonest yang memiliki kelas kata ajektiva.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

17

c. Im-

Prefiks ini melekat pada ajektiva, contohnya immature, impossible,

impatient. Seperti kata immature yang terdiri dari prefiks im- dan kata mature,

bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata immature yang

memiliki kelas kata ajektiva.

d. il-

Prefiks ini melekat pada ajektiva, contohnya illegal, illiterate, illegible.

Seperti kata illegible yang terdiri dari prefiks il- dan kata legible, bila kedua kata

tersebut digabungkan maka akan membentuk kata illegible yang memiliki kelas

kata ajektiva.

e. ir-

Prefiks ini melekat pada nomina dan ajektiva. Prefiks ir- yang melekat

pada nomina contohnya irregular. Kata irregular terdiri dari prefiks ir- dan kata

regular, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata

irregular yang memiliki kelas kata nomina. Sedangkan prefiks ir- yang melekat

pada ajektiva contohnya irrelevant. Kata irrelevant terdiri dari prefiks ir- dan kata

relevant, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata

irrelevant yang memiliki kelas kata ajektiva.

f. in-

Prefiks ini melekat pada nomina dan ajektiva. Prefiks in- yang melekat

pada nomina contohnya infinite. Kata infinite terdiri dari prefiks in- dan kata

finite, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata infinite

yang memiliki kelas kata nomina. Sedangkan prefiks in- yang melekat pada

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

18

ajektiva contohnya incomplete. Kata incomplete terdiri dari prefiks in- dan kata

complete, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata

incomplete yang memiliki kelas kata ajektiva.

g. non-

Menurut Quirk (1985:1540) “Non- ‘not’, combines (usually hyphenated)

with nouns, adjectives, and adverb”. Maksud dari Quirk adalah prefiks non- yang

memiliki makna not melekat pada nomina, ajektiva, dan adverbia. Contohnya

non-smoker; non-perishable; non-trivially.

2.5.1.2 Prefiks Peyoratif (Pejoratif prefixes)

Menurut Oxford Dictionary “Pejorative is a word or remark that is

pejorative expresses disapproval or critism”. Menurut Quirk dalam bukunya A

comprehensive Grammar of The English Language (1985: 1541), terdapat tiga

jenis prefiks yang termasuk kedalam pejorative prefixes, antara lain:

a. Mis-

Prefiks ini melekat pada verba, contohnya misunderstanding, miscalculate.

Prefiks mis- mengandung makna bad or wrong; badly or wrongly. Seperti pada

contoh miscalculate. Kata tersebut terdiri dari prefiks mis- dan kata calculate, bila

kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata miscalculate yang

memiliki kelas kata verba.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

19

b. Pseudo-

Prefiks ini melekat pada nomina dan ajektiva, contohnya pseudo-

classicism, pseudo-intellectual, pseudo-scientific. Makna dari prefiks pseudo-

adalah false.

c. Mal-

Prefiks ini melekat pada verba, past participle, ajektiva, dan abstrak

nomina. Contohnya maltreat, malformed, malnutrition, malfunction. Makna dari

prefiks mal- adalah bad or badly.

2.5.1.3 Prefiks Tingkatan atau Ukuran (Prefixes of degree or size)

Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English

Language (1985:1542-1543), terdapat sepuluh jenis prefiks tingakatan atau

ukuran, antara lain:

a. Arch-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya arch-enemy, arch-fascist.

Makna dari prefiks arch- adalah supreme.

b. Hyper-

Prefiks ini melekat pada ajektiva, contohnya hypersensitive, hypercritical,

hyperactive. Makna dari prefiks hyper- adalah extreme.

c. Mini-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya mini-market, mini-skirt, mini-

cab. Makna dari prefiks mini- adalah little.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

20

d. Out-

Prefiks ini melekat pada nomina dan verba intransitif, contohnya

outnumber, outclass, outdistance, outgrow, outrun, outlive. Makna dari prefiks

out- adalah surpassing.

e. Over-

Prefiks ini melekat pada verba dan ajektifa, contohnya overeat,

overestimate, overplay, oversimplify. Makna dari prefiks over- adalah excessive.

f. Sub-

prefiks ini melekat pada ajektifa, contohnya subconscious, subnormal.

Makna dari prefiks sub- adalah below.

g. Super-

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan nomina, contohnya supernatural,

supersensitive, superman, supermarket. Makna dari prefiks super- adalah more

than; very special.

f. Sur-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya surcharge, surtax. Makna dari

prefiks sur- adalah over and above.

i. Ultra-

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan nomina, contohnya ultra-modern,

ultra-conservative, ultrasound, ultramicroscopic. Makna dari prefiks ultra- adalah

extreme; beyond.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

21

j. Under-

Prefiks ini melekat pada verba dan past participle –ed, contohnya

underestimate, underplay, underprovided, undercharge. Makna dari prefiks

under- adalah too little.

2.5.1.4 Prefiks Orientasi dan Sikap (Prefixes of Orientation and Attitude)

Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English

Language (1985:1544), terdapat empat jenis prefiks orientasi dan sikap, antara

lain:

a. Anti-

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan nomina, contohnya anti-social, anti-

clerical, anti-war. Makna dari prefiks anti- adalah against.

b. Contra-

Prefiks ini melekat pada nomina, verba, dan ajektiva, contohnya

contradistinction, contraindicate, contrafactual. Makna dari prefiks contra-

adalah opposite; contrasting.

c. Counter-

Prefiks ini melekat pada verba, nomina, dan ajektiva, contohnya

counteract, counterrevolution, countersink. Makna dari prefiks counter- adalah

against; in opposition to.

d. Pro-

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan nomina, contohnya pro-communist,

pro-student. Makna prefiks pro- adalah for; on the side of.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

22

2.5.1.5 Prefiks Waktu dan Perintah (Prefixes of time and order)

Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English

Language (1985:1545), jenis prefiks ini dibagi menjadi dua, yaitu prefiks waktu

dan prefiks perintah. Prefiks waktu dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Re-

Prefiks ini melekat pada verba. Prefiks re- mengandung makna again or

back. Contohnya rewrite, resend. Kata rewrite memiliki prefiks re- dan kata

write, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata rewrite

yang memiliki kelas kata verba.

b. Ex-

Prefiks ini melekat pada nomina. Prefiks ex- mengandung makna former.

Contohnya ex-husband, ex-president. Pada kata ex-husband memiliki prefiks ex-

dan kata husband, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk

kata ex-husband yang memiliki kelas kata nom

Prefiks perintah dibagi menjadi dua, yaitu:

c. Post-

Prefiks ini melekat pada nomina dan ajektiva. Prefiks post- mengandung

makna after. Prefiks post- yang melekat pada ajektiva contohnya postwar. Kata

postwar memiliki prefiks post- dan kata war, bila kedua kata tersebut

digabungkan maka akan membentuk kata postwar yang memiliki kelas kata

ajektiva. Sedangkan prefiks post- yang melekat pada nomina contohnya

postgraduate. Kata postgraduate memiliki prefiks post- dan kata graduate, bila

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

23

kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata postgraduate yang

memiliki kelas kata nomina.

d. Pre-

Prefiks ini melekat pada nomina dan verba. Prefiks pre- mengandung

makna before. Prefiks pre- yang melekat pada nomina contohnya precondition.

Kata precondition terdiri dari prefiks pre- dan kata condition, bila kedua kata

tersebut digabungkan maka akan membentuk kata precondition yang memiliki

kelas kata nomina. Sedangkan prefiks pre- yang melekat pada verba contohnya

preregister. Kata preregister terdiri dari prefiks pre- dan kata register, bila kedua

kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata preregister yang memiliki

kelas kata verba.

2.5.1.6 Prefiks Bilangan (Number Prefixes)

Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English

Language (1985:1546), terdapat tiga jenis prefiks bilangan, antara lain:

a. Semi-

Prefiks ini melekat pada verba dan nomina. Prefiks semi- memiliki makna

half; partly. Prefiks semi- yang melekat pada verba contohnya semifinish. Kata

semifinish terdiri dari prefiks semi- dan kata finish, bila kedua kata tersebut

digabungkan maka akan membentuk kata semifinish yang memiliki kelas kata

verba. Sedangkan prefiks semi- yang melekat pada nomina contohnya semifinal.

Kata semifinal terdiri dari prefiks semi- dan kata final, bila kedua kata tersebut

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

24

diganbungkan maka akan membentuk kata semifinal yang memiliki kelas kata

nomina.

b. Multi-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya multinational, multilanguage,

multicultural. Prefiks multi- memiliki makna more than one. Seperti kata

multilanguage, kata ini terdiri dari prefiks multi- dan kata language, bila kedua

kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata multilanguage yang

memiliki kelas kata momina.

c. Uni-, mono-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya unisex, unilateral, monorail,

monoplane, monologue. Makna dari prefiks uni- dan mono- adalah one.

2.5.1.7 Prefiks Klasik (Classical Prefixes)

Menurut Oxford Dictionary “Classical is widely accepted and used for a

long time”. Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The

English Language (1985:1546), terdapat tiga jenis prefiks yang dikategorikan

sebagai prefiks klasik, antara lain:

a. Extra-

Prefiks ini melekat pada ajektiva dan nomina. Prefiks extra- mengandung

makna very; more than usual. Prefiks extra- yang melekat pada ajektiva

contohnya extraordinary. Kata tersebut terdiri dari prefiks extra- dan kata

ordinary, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk kata

extraordinary yang memiliki kelas kata ajektiva. Sedangkan prefiks extra- yang

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

25

melekat pada nomina contohnya extra-time. Kata tersebut terdiri dari prefiks

extra- dan kata time, bila kedua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk

kata extra-time yang memiliki kelas kata nomina.

b. Auto-

prefiks ini melekat pada nomina dan ajektiva, contohnya autobiography,

automation, autocrat, autosuggestion. Makna dari prefiks auto- adalah self.

c. Tele-

Prefiks ini melekat pada nomina, contohnya telescope, telegram,

telephone. Makna dari prefiks tele- adalah distant.

2.6 Sufiks

Sufiks adalah afiks yang dibubuhkan diakhir bentuk kata dasar atau yang

sering disebut dengan akhiran. Menurut Kridalaksana sufiks adalah afiks yang

ditambahkan pada bagian belakang kata dasar. Menurut www.englishclub.com

“suffix is a goup of letters placed at the end of a word to make a new word”, yaitu

kumpulan kata yang ditempatkan di akhir kata untuk membuat sebuah kata yang

baru.

2.7 Kelas Kata

Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori

bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

26

yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai harus

mengenal jenis dan fungsi kelas kata. Adapun fungsi kelas kata sebagai berikut:

1. melambangkan gagasan atau pikiran yang abstrak menjadi konkret,

2. membentuk bermacam-macam struktur kalimat,

3. memperjelas makna gagasan kalimat,

4. membentuk satuan makna frase, klausa, atau kalimat,

5. membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat

dipahami dan dinikmati oleh orang lain.

2.7.1 Nomina

Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, benda,

dan konsep atau pengertian. Menurut Allsop (1989: 9), “nouns are used to

identify or put names to people, things and qualities in the world around us.”

Martin (2003: 5) membagi nomina menjadi dua tipe, yaitu common noun dan

proper noun.

a. Common noun adalah penggolongan kata benda untuk orang (person),

tempat (place), benda dan hal secara umum. Kata benda ini tidak menggunakan

huruf kapital di awal katanya, kecuali jika kata tersebut mengawali kalimat

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

27

atau menjadi judul sebuah tulisan. Contohnya house, sandals, apartment, children

& town.

b. Proper noun adalah penggolongan kata benda untuk orang (person),

tempat (place), dan benda secara spesifik. Kata benda ini antara lain digunakan

untuk nama institusi, organisasi, hari, bulan, bangsa, agama, dan tempat. Proper

noun selalu menggunakan huruf kapital di awal katanya. Contohnya Sea World,

Mohammad Hatta, Bandung, Gramedia, & Dagadu.

Jadi, dari pendapat Allsop dan Martin diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan nomina adalah kata yang digunakan untuk

mengidentifikasi atau menamai seseorang, suatu hal yang ada di sekeliling kita.

2.7.2 Verba

Verba berasal dari bahasa Latin yaitu verbum atau kata atau kata kerja

yang memiliki arti kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan,

proses, atau keadaan. Contohnya eat, drink, sleep, study, run, etc. Menurut

Richard (1984: 305) verba didefinisikan sebagai a word which (1) occurs as part

of the predicate of a sentence, (2) refers to an action. Maksud dari Richard bahwa

verba adalah kata yang (1) terjadi sebagai bagian dari kalimat predikat, (2)

mengacu pada tindakan. Menurut Kridalaksana (1993: 226) verba adalah kelas

kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

28

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa verba adalah salah satu kelas kata

yang memiliki arti perbuatan, tindakan, pekerjaan, namun dapat pula berfungsi

sebagai predikat.

2.7.3 Ajektiva

Ajektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau

pronomina, biasanya dengan menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih

spesifik. Ajektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas,

maupun penekanan suatu kata. Allsop (1998: 125) menjelaskan bahwa “adjective

describes the quality of noun.” Contoh ajektiva antara lain beautiful, soft, sweet,

long, hug, etc.

2.7.4 Adverbia

Adverbia atau kata keterangan berasal dari bahasa Latin yaitu ad, "untuk"

dan verbum, "kata". Adverbia atau kata keterangan adalah kelas kata yang

memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja)

dan ajektiva (kata sifat), yang bukan nomina (kata benda). Menurut Shertzer

(1986:5) “adverb is words that describes verbs, adjectives, and other adverbs.

They specify in what manner, when, where, and how much.” Menurut Martin

(2003: 4) “adverb is a word used to add something to the meaning of a verb, an

adjective, or another adverb.”

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

29

Dari dua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan adverbial adalah kata yang menjelaskan verba, ajektiva, atau adverbial

lainnya.

Berikut ini contoh-contoh dari adverbia:

1. Diakhiri dengan “ly”

Financially, Willfully, Abruptly, Endlessly, Firmly, Delightfully, Quickly,

Lightly, Eternally, Delicately, Wearily, Sorrowfully, Beautifully, Truthfully ,

Uneasily, Weirdly, Cheerfully, Expertly, Wholeheartedly, Randomly, Brutally,

Really, Briskly, Sloppily, Wickedly.

2. Menjelaskan dimana suatu kejadian itu terjadi

Here, There, Everywhere, Somewhere, In, Inside, Underground, Out, Outside,

Upstairs, Downstairs.

3. Menjelaskan kapan kejadian itu terjadi

Now, First, Last, Early, Yesterday, Tomorrow, Today, Later, Regularly,

Often, Never, Monthly, Always, Usually.

2.8 Semantik

Kata semantik dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani Sema

(nomina), yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’, dan Samaino (verba) ‘menandai’

atau ‘melambangkan’. Menurut Hudford dan Heasley (1983:1) “semantic is the

study of meaning in language”. Senada dengan Hudford dan Heasley, Saeed

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

30

(1997:3) mengemukakan bahwa “Semantic is the study of meaning of words and

sentences or semantic is study of meaning communicate through language”.

Menurutnya semantik merupakan ilmu yang mempelajari tentang makna kata dan

kalimat atau semantik adalah suatu ilmu tentang makna komunikasi dalam bahasa.

Istilah semantik ini digunakan oleh pakar bahasa untuk menyebut bagian

ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna. Djajasudarma menjelaskan bahwa:

“Semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mulaadanya makna sesuatu (misalnya Sejarah kita, dalam arti bagaimana kataitu muncul), bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadiperubahan makna dalam sejarah bahasa”. (1993: 14)

Saeed (2001: 5) mengatakan “Semantic is the study of meaning

communicated through language. Linguistic description has different levels of

analysis. Phonology is the study of what sounds a language has and how these

sounds combine to form words, and semantic is the study of the meaning of words

and sentences”. Sedangkan Kridalaksana (2001: 193) memberikan definisi

semantik sebagai berikut:

1. Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga

dengan struktur makna saat berbicara.

2. Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada

umumnya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa semantik adalah

ilmu yang mempelajari suatu makna dan makna tersebut merupakan objek utama

dalam penelitian semantik.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

31

2.9 Makna

Setelah dijelaskan mengenai morfem hingga semantik, semua itu tidak

lepas dari makna. Makna merupakan unsur utama yang terlibat dalam semantik.

Beberapa pengertian dan teori telah dibahas oleh para ahli linguistik mengenai apa

yang dimaksud dengan makna. Diantaranya adalah definisi makna menurut

Cartford (1974:35) makna adalah “the total network of reditions entered into by

any linguistics from text, item-in-text, structure element of structure, class, term in

system or whatever it maybe”. Menurutnya makna adalah hubungan atas bentuk

keseluruhan yang ada dalam linguistik seperti teks, unsur-unsur yang ada di dalam

teks, struktur, elemen struktur, kelas kata, istilah dalam sistem atau bentuk-bentuk

lain yang mungkin.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa makna merupakan

gagasan atau ide yang berasal dari pikiran penutur yang bisa diwujudkan dalam

bentuk ucapan atau tulisan dan hubungannya dengan bahasa dan lingkungan di

luar bahasa.

2.9.1 Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang atau

peristiwa dan lain sebagainya. Makna leksikal ini mempunyai unsur-unsur bahasa

lepas dari penggunaannya atau konteksnya. Menurut Chaer (1994) makna leksikal

adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu

32

observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan

kita. Menurut Pateda. M (2001:119) makna leksikal adalah makna kata ketika kata

itu berdiri sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang

maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca di dalam kamus bahasa

tertentu. Contoh kata easy (ajektiva) makna leksikalnya adalah not difficult, done

or obtained without a lot of effort or problem.

2.9.2 Makna Gramatikal

Berbeda dengan makna leksikal yang harus sesuai dengan referennya,

maka makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses

gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi

(Chaer, 1994). Menurut Butle (2005: 246) “Grammatical meaning is the some of

total of the meaning of the constituent words in a complex expression and the

result of the way the constituent are combined in the literal meaning”.

Maksudnya makna gramatikal adalah makna yang muncul akibat adanya unsur

bahasa dalam struktur atau berfungsinya sebuah kata dalam kalimat.

Contoh makna gramatikal adalah kata easy pada kata uneasy terjadi proses

afiksasi sehingga menimbulkan makna baru. Hal tersebut dapat dikatan bahwa

kata tersebut mengalami pergeseran makna gramatikal.